Download - Pendidikan anti Korupsi

Transcript
Page 1: Pendidikan anti Korupsi

PENDIDIKAN ANTIKORUPSI(Suatu Pengantar)Dr. Arnie Fajar

Kementerian Pendidikan NasionalDirektorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Kegiatan Pembinaan Pendidikan Kewarganegaraan dan Kepribadian 2010

Page 2: Pendidikan anti Korupsi

TUJUAN KEMERDEKAAN

Ω MELINDUNGI SEGENAP BANGSA DAN SELURUH …Ω MEMAJUKAN KESEJAHTERAAN UMUMΩ MENCERDASKAN KEHIDUPAN BANGSA Ω MASYARAKAT YANG AMAN, DAMAI & TENTERAMΩ MENGGERAKAN LAHIRNYA KETERTIBAN DUNIA

MASYARAKAT

MADANI

Sistem; Hajat hidup;

Kualitas masyarakat

Page 3: Pendidikan anti Korupsi

SUPRA & INFRA STRUKTUR

INFRA STRUKTUR

PERUNDANG-UNDANGAN EKSEKUTIF, LEGISLATIF, YUDIKATIF & TNI LEMBAGA PENDIDIKAN LEMBAGA POLITIK & KEMASYARAKATAN

GOOD GOVERNANCE

SUPRA STRUKTUR

LANDASAN IDIILLANDASAN KONSTITUSIONALLANDASAN OPERASIONALTATA KELEMBAGAAN NEGARA

Page 4: Pendidikan anti Korupsi

PENEGAKAN HUKUM & PEMBERANTASAN KORUPSI

1. Pendekatan Preventif

a. Membangun sistem pemerintahan dan kenegaraan yang melahirkan masyarakat Madani: 1) Lahir good governance dalam organisasi pemerintahan 2) Lahir good corporate governance di sektor swasta 3) Tumbuh good civil society governance dalam masyarakat b. Pembaharuan Tata Kelola Pemerintahan: 1) Perampingan instansi pemerintah dan lembaga negara 2) Perbaikan manajemen pemerintahan, meliputi: SDM; Keuangan; IT; dan Pengelolaan aset negara

Page 5: Pendidikan anti Korupsi

2. Pendekatan Represifa. Tindakan represif yang berdampak terhadap proses pencegahan, dimulai dari aparat penegak hukum,

lembaga pelayanan publik dan lembaga yang mendatangkan pemasukan bagi negara b. Tindakan represif yang menimbulkan efek jera c. Tindakan represif yang menimbulkan efek diteran terhadap masyarakat luas d. Penjatuhan hukuman yang berat, meliputi:

Hukuman mati Hukuman badan Hukuman kerja bakti Hukuman denda Uung pengganti Hukuman ganti kerugian keuangan egara/perekonomian

negara Hukuman masyarakat

Page 6: Pendidikan anti Korupsi

INDEKS PERSEPSI KORUPSI 10 NEGARA ASEAN TAHUN 2009

NO NEGARA IPK

1 Myanmar 1.4

2 Laos 2.0

3 Kamboja 2.0

4 Philifina 2.4

5 Vietnam 2,7

6Indonesia 2.8

7 Thailand 3.4

8 Malaysia 4.5

9 Brunei Darussalam 5.5

10 Singapura 9.2

Indek Korupsi:0 = Paling Korup 10 = Paling Bersih

Sumber :Tranparansi International Indonesia (TII), 2009

Page 7: Pendidikan anti Korupsi

Data Indeks Persepsi Korupsi (IPK) Indonesia (Hasil Survei Tranparancy International )

TahunTahun IPKIPK UrutanUrutan Keterangan Keterangan

20042004 2.02.0 137 dari 146 137 dari 146 negaranegara

20052005 2.22.2 140 dari 159 140 dari 159 negara negara

MeningkatMeningkat 0.2 0.2

20062006 2.42.4 130 dari 163 130 dari 163 negaranegara

MeningkatMeningkat 0.2 0.2

20082008 2.62.6 126 dari 180 126 dari 180 negaranegara

Meningkat Meningkat 0.20.2

20092009 2.82.8 111 dari 180 111 dari 180 negaranegara

Indek Korupsi:0 = Paling Korup 10 = Paling Bersih

Page 8: Pendidikan anti Korupsi

Walaupun IPK korupsi di Indonesia mengalami peningkatan (membaik), Indonesia tetap dipersepsikan sebagai negara terkorup di Asia, disusul Thailand. Sementara itu, Singapura dianggap sebagai negara paling bebas dari korupsi alias terbersih mengenai korupsi.

Corruption Perception Index/Indeks Persepsi Korupsi (IPK) bukan hanya merupakan gambaran tentang tingkat korupsi yang terjadi di Indonesia, tetapi juga merupakan gambaran buruknya pelayanan publik.

Page 9: Pendidikan anti Korupsi

INDEKS SUAP 15 INSTITUSI PUBLIK

NoNo InstitusiInstitusi %%

11 Polisi Polisi 4848

22 Bea CukaiBea Cukai 4141

33 ImigrasiImigrasi 3434

44 DLLAJRDLLAJR 3333

55 PemdaPemda 3333

66 BPNBPN 3232

77 PelindoPelindo 3030(Survei TI Indonesia Tahun 2008)

Page 10: Pendidikan anti Korupsi

INDEKS SUAP 15 INSTITUSI PUBLIK

10

No Institusi %

88 PengadilanPengadilan 3030

99 DephumkamDephumkam 2121

1010 Angkasa PuraAngkasa Pura 2121

1111 Pajak DaerahPajak Daerah 1717

1212 DepkesDepkes 1515

1313 Pajak NasionalPajak Nasional 1414

1414 BPOMBPOM 1414

1515 MUIMUI 1010(Survei TI Indonesia Tahun 2008)

Page 11: Pendidikan anti Korupsi

11

• Meski pengadilan tidak termasuk dalam lima besar insitusi publik yang indeks suap-nya besar, angka spektakuler nilai transaksi suap di institusi tersebut justru hampir 50 kali lipat dibanding institusi lainnya yakni sebesar Rp.102.412.000. Sementara nilai transaksi kepolisian hanya Rp. 2.273.000 dan Bea Cukai hanya Rp. 3.272.000.

• Hal itu memberi gambaran mengenai buruknya situasi suap-menyuap di institusi penegak hukum tersebut.

• Seluruh responden bahkan meminta supaya institusi hukum (pengadilan dan kejaksaan) diprioritaskan dalam upaya pemberantasan korupsi, kemudian disusul polisi dan legislatif.

(Survei TI Indonesia Tahun 2008)

Page 12: Pendidikan anti Korupsi

KOTA TERBERSIH HINGGA TERKORUP

05/26/1012

10 Kota Terbersih dari korupsi:

NoNo KotaKota Skor Skor

11 Yogyakarta Yogyakarta 6.436.43

22 Palangkaraya Palangkaraya 6.106.10

33 Banda AcehBanda Aceh 5.875.87

44 JambiJambi 5.575.57

55 MataramMataram 5.415.41

66 SurakartaSurakarta 5.355.35

77 TasikmalayaTasikmalaya 5.125.12

88 BanjarmasinBanjarmasin 5.115.11

99 SamarindaSamarinda 5.035.03

1010 Pangkal PinangPangkal Pinang 5.035.03

Page 13: Pendidikan anti Korupsi

05/26/1013

10 Kota Terkorup:

NoNo KotaKota Skor Skor

11 KupangKupang 2.72.7

22 TegalTegal 3.323.32

33 ManokwariManokwari 3.393.39

44 KendariKendari 3.433.43

55 PurwokertoPurwokerto 3.543.54

66 PekanbaruPekanbaru 3.553.55

77 Padang SidempuanPadang Sidempuan 3.663.66

88 BandungBandung 3.673.67

99 PontianakPontianak 3.813.81

1010 CirebonCirebon 3.82 3.82

Page 14: Pendidikan anti Korupsi
Page 15: Pendidikan anti Korupsi

DELAPAN ARENA KORUPSI

15

Menurut Presiden SBY:1. Pendapatan negara2. Pos anggaran pada APBN dan APBD3. Kemungkinan kolusi antara penguasa

dan pengusaha4. Bisnis pejabat keluarga pada proyek

di APBN/APBD5. Pengadaan barang dan jasa6. Penerimaan pajak dan bea cukai7. Pendaftaran pegawai, TNI/Polri8. Pengurusan izin.

(Sumber: Kompas, 9-12-2008)

Page 16: Pendidikan anti Korupsi

10 POLA KORUPSI

16

1. Pengurusan izin yang panjang dan berbelit-belit;

2. Kolusi-korupsi melalui pembayaran Pajak;

3. Kewenangan pejabat eselon untuk memutuskan proyek-proyek investasi pemerintah;

4. Korupsi pada birokrasi5. Korupsi pemanfaatan tanah

negara

Page 17: Pendidikan anti Korupsi

17

6. Izin investasi-investasi asing berskala besar;7. Izin eksplorasi hutan milik negara atau tanah negara yang kaya mineral;8. Mekanisme penjualan aset-aset negara;9. Privatisasi BUMN dan regulasi industri;10. Monopoli ekspor, impor, atau kegiatan ekonomi lainnya.

Page 18: Pendidikan anti Korupsi

PENGERTIAN KORUPSI

18

Pada prinsipnya korupsi merupakan suatu tindakan memperkaya diri, kelompok, atau orang lain dengan cara menyalahgunakan jabatan dan wewenangnya yang karena tindakannya menyebabkan kerugian bagi negara atau masyarakat umum.

Pasal 2 ayat 1 UU No. 31/1999:Korupsi adalah setiap orang yang secara melawan hukum melakukan perbuatan memperkaya diri atau suatu korporasi yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara.

Page 19: Pendidikan anti Korupsi

KORUPSI DAN KEKUASAAN

19

Lord Acton:“ power tends to corrupt, …. absolut power corrupt absolutely…”

(Kekuasaan cenderung untuk menyimpang, …semakin lama seseorang berkuasa, maka penyimpangan yang dilakukannya akan semakin menjadi-jadi)

Page 20: Pendidikan anti Korupsi

JENIS-JENIS KORUPSI

20

Korupsi karena kebutuhan (needy corruption). Penghasilan lebih kecil daripada kebutuhan.

Korupsi karena

keserakahan (greedy corruption). Walaupun sudah hidup berkecukupan, tetapi tidak puas dengan apa yang telah dimiliki dan didapatkan.

Korupsi karena

kesempatan (opportunity corruption). Adanya kesempatan mendorong melakukan.

Page 21: Pendidikan anti Korupsi

PENYEBAB KORUPSI1. Aspek Individu

a. Sifat Tamak corruption by greedb. Moral yang kurang kuat tidak tahan

godaan;c. Penghasilan yang kurang memadai

corruption by need;d. kebutuhan hidup yang mendesak

corruption by need;e. Gaya hidup yang konsumtif corruption

by greedf. Malas atau tidak mau kerjag. Ajaran agama yang kurang diterapkan

Imtaq

Page 22: Pendidikan anti Korupsi

1. Aspek Organisasia. Kurangnya keteladanan pemimpinb. Tidak adanya kultur organisasi yang benar;c. Tidak memadainya sistem akuntabilitas

yang benar di lingkungan instansi;d. Kelemahan sistem pengendalian

manajemen;e. Manajemen cenderung menutupi kasus

korupsi dalam organisasi

Page 23: Pendidikan anti Korupsi

1. Aspek Tempat Individu dan organisasia. Masyarakat “toleran: terhadap perilaku

korupsi;b. Masyarakat kurang menyadari sebagai

korban utama korupsi;c. Masyarakat kurang menyadari bila dirinya

terlibat korupsi;d. Kelemahan dalam peraturan perundang-

undangan.

Page 24: Pendidikan anti Korupsi

PENYEBAB KORUPSIMenurut Sarlito W. Sarwono:1. Dorongan dari dalam diri sendiri (seperti

keinginan, hasrat, kehendak, dan lain-lain);2. Rangsangan dari luar (sepeti dorongan

keluarga (?), teman, adanya kesempatan, kurang kontrol, dan lain-lain);

Menurut Andi Hamzah:1. Gaji lebih kecil dibandingkan dengan

kebutuhan ;2. Latar belakang budaya;3. Manajemen yang kurang baik,4. Kontrol yang kurang efektif dan efisien;5. Modernisasi pengembangan korupsi (cara-

cara baru korupsi)

Page 25: Pendidikan anti Korupsi

JENIS-JENIS KORUPSI1. Korupsi terkait dengan kerugian keuangan

negara;2. Korupsi terkait dengan suap menyuap;3. Korupsi yang berkaitan dengan penggelapan

dalam jabatan;4. Korupsi yang terkait dengan perbuatan

pemerasan5. Korupsi yang terkait dengan perbuatan

curang;6. Korupsi yang terkait dengan benturan

kepentingan dalam pengadaan;7. Korupsi yang berkaitan dengan gratifikasi;8. Tindak pidana lain yang berkaitan dengan

tindak pidana korupsi.

Page 26: Pendidikan anti Korupsi

HUKUM YANG BISA DIBELI

Page 27: Pendidikan anti Korupsi

PERLAKUAN TERHADAP KORUPTOR DI CINA

Koruptor dihukum mati

Page 28: Pendidikan anti Korupsi

Dialektika

Perlukah hukuman mati diterapkan di

Indonesia bagi koruptor?

Page 29: Pendidikan anti Korupsi

CIRI-CIRI KORUPSI

29

1. Biasanya melibatkan lebih dari satu orang (korupsi berjamaah)

Hidayat Nurwahid; Otonomi Daerah Otonomi Korupsi1. Pelaku tidak terbatas pada oknum pegawai pemerintah,

tetapi juga pegawai swasta;2. Sering menggunakan bahasa “sumir” untuk menerima

uang sogok, seprti; uang kopi, uang rokok, uang pulsa, uang administrasi, uang dengar, uang semir, uang pelancar, uang jalan. Bentuknya bisa dalam bentuk uang, kendaraan, voucher, fasilitas, bahkan wanita.

3. Umumnya bersifat rahasia, kecuali sudah membudaya.Setujukah korupsi disebut budaya?1. Melibatkan elemen kewajiban dan keuntungan timbal

balik yang selalu tidak berupa uang.2. Mengandung unsur penipuan yang biasanya ada pada

badan publik atau masyarakat umum.

Page 30: Pendidikan anti Korupsi

AKIBAT KORUPSI

30

1.Pemerintah yang kurang atau tidak dipercaya lagi oleh masyarakat

2.Tersendatnya kegiatan pembangunan masyarakat karena uangnya banyak disalahgunakan

3.Melahirkan kemiskinan, karena dana pembangunan yang harusnya untuk meningkatkan kesejahteraan, justru masuk ke kantong oknum atau segelintir orang dan dipakai untuk kepentingan pribadi

Page 31: Pendidikan anti Korupsi

31

1. High cost economy, karena pengurusan segala sesuatu jika ingin lancar harus membayar sejumlah uang kepada oknum aparat;

2. Larinya investasi ke luar negeri. Perizinan yang mahal lama dan harus menggunakan uang pelicin, ditambah dengan setoran-setoran kepada oknum pejabat dan preman menyebabkan investor tidak berminat menanamkan modalnya di Indonesia dan lebih memilih negeri yang lebih mudah dalam izin investasi

3. Sedikitnya investasi menyebabkan sulitnya lapangan pekerjaan dan tingginya angka pengangguran yang berpotensi meningkatkan angka kriminalitas

Page 32: Pendidikan anti Korupsi

KORUPSI DAN POTRET KEMISKINAN

32

Page 33: Pendidikan anti Korupsi

PEMBERANTASAN DAN PENCEGAHAN KORUPSI

33

Landasan Hukum Pemberantasan Korupsi:1. UU Nomor 28 tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang

bersih dari KKN;

2. UU No. 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi;

3. UU No. 20 tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi;

4. UU No. 30 tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi;

5. UU No. 15 tahun 2002 tentang Pencucian Uang;

6. PP Tentang Tata Cara Pelaksanaan Peranserta Masyarakat dan Pemberian Penghargaan dalam Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

Page 34: Pendidikan anti Korupsi

PEMERINTAHAN YANG BERSIH (GOOD GOVERNANCE)

34

Pemerintahan yang baik (good governance) : pemerintahan yang mengembangkan dan menerapkan prinsip-prinsip profesionalitas, akuntabilitas, transparansi, pelayanan prima, demokrasi, efisiensi, efektivitas, supremasi hukum, dan dapat diterima oleh seluruh masyarakat. (PP No. 101 Tahun 2000)

Page 35: Pendidikan anti Korupsi

PERANG TERHADAP KORUPSI

35

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada tanggal 9 Desember 2004 mencanangkan Gerakan Pemberantasan Korupsi dengan menandatangani Inpres No. 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi.

Page 36: Pendidikan anti Korupsi

PRAHARA KPK

(

Mantan Ketua KPK, Antasari Azhar divonos 18 tahun penjara karena terbukti terlibat dalam

pembunuhan Nasruddin Zulkarnaen. Atas vonis tersebut, Antasari Azhar menyatakan

banding.

Motif pembunuhan Nasruddin diduga berkaitan dengan statusnya sebagai

tersangka sekaligus saksi korupsi yang diduga melibatkan

pejabat negara.

Dugaan lain kasus pembunuhan Nasruddin

adalah masalah cinta segitiga antara Antasari, Nasruddin, dan seorang

perempuan bernama Rani

Antasari AzharNasruddin Zulkarnaen

Rani Juliani

Page 37: Pendidikan anti Korupsi

PERMASALAHAN DALAM PENGUNGKAPAN KASUS KORUPSI1. Sulitnya menemukan bukti adanya

persekongkolan para pelaku korupsi dan semakin canggihnya modus korupsi.

2. Perlindungan saksi dan korban para saksi dan korban tidak mau melapor karena takut diintimidasi dan dilaporkan balik.

3. Pembuktian terbalik belum dilaksanakan dalam pengungkapan kasus korupsi.

Page 38: Pendidikan anti Korupsi

SULITNYA MENCARI BARANG BUKTIUntuk mengantisipasi masalah ini, maka

Presiden menerbitkan Keppres No. 8/2006 jo. Keppres 80/2003 Ttg Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang dan Jasa

1. Pengadaan barang dan jasa di atas 50 juta harus ditenderkan/ lelang.

2. Pengadaan barang harus diumumkan di media cetak yang memiliki tiras nasional yang ditetapkan oleh Menkominfo dan Gubernur.

3. Mereka yang terlibat lelang harus memiliki sertifikat

4. Para pejabat yang dilibatkan dalam lelang harus menandatangani fakta integritas tidak melakukan KKN.

Page 39: Pendidikan anti Korupsi

PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN

UU No. 13/2006 Ttg Perlindungan Saksi dan Korban

1. Hak-hak Saksi dan Korbana. Memperoleh perlidungan atas keamanan pribadi,

keluarga, dan harta bendanya, serta bebas dari ancaman yang berkenaan dengan kesaksian yang akan, sedang, atau telah diberikan.

b. Ikut serta dalam proses memilih dan menentukan bentuk perlindungan dan dukungan keamanan.

c. Memberikan keterangan tanpa tekanand. Mendapat penerjemahe. Bebas dari pertanyaan menjerat

Page 40: Pendidikan anti Korupsi

Hak-hak saksi dan korban (lanjutan)a. Mendapatkan informasi mengenai perkembangan kasus.b. Medapatkan informasi mengenai putusan pengadilan.c. Mengetahui dalam hal terpidana dibebaskan.d. Mendapat identitas baru.e. Mendapatkan kediaman baru.f. Memperoleh penggantian biaya transportasi sesuai

dengan kebutuhan.g. Mendapatkan nasihat hukum.h. Memperoleh bantuan biaya hidup sementara sampai batas

waktu perlindungan berakhir

Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) bertugas untuk melindungi saksi dan korban dari berbagai ancaman dan intimidasi yang mungkin muncul.

Page 41: Pendidikan anti Korupsi

PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN

Agus Condro

Agus Condro Mantan Anggota DPR dari FPDI-P melaporkan kepada KPK tentang adanya suap dalam pemilihan Deputi Gubernur BI di DPR. Sebagai pelapor, dia berhak untuk mendapatkan perlindungan hukum.

Page 42: Pendidikan anti Korupsi

PEMBUKTIAN TERBALIKPs. 37 UU No. 31/1999 Ttg

PembuktianTerbalik:1. Terdakwa mempunyai hak untuk

membuktikan bahwa ia tidak melakukan tindak pidana korupsi;

2. Dalam hal terdakwa dapat membuktikan bahwa ia tidak melakukan tindak pidana korupsi, maka keterangan tersebut dipergunaka sebagai hal yang menguntungkan baginya;

3. Terdakwa wajib memberikan keterangan tentang seluruh harta bendanya dan harta benda istri atau suami, anak, dan harta benda setiap orang atau korporasi yang diduga mempunyai hubungan dengan perkara yang bersangkutan.

Page 43: Pendidikan anti Korupsi

PEMBUKTIAN TERBALIK (LANJUTAN)1. Dalam hal terdakwa tidak dapat

membuktikan tentang kekayaan yang tidak seimbang dengan penghasilannya atau sumber penambah kekayaannya, maka keterangan tersebut dapat digunakan untuk memperkuat alat bukti yang sudah ada bahwa terdakwa telah melakukan tindak pidana korupsi.

2. Dalam keadaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat (2), ayat (3) dan ayat (4), penuntut umum tetap berkewajiban untuk membuktikan dakwaannya.

Page 44: Pendidikan anti Korupsi

Pembuktian terbalik yang dianut di Indonesia menganut pembuktian terbalik yang TERBATAS karena kalaupun terdakwa dapat membuktikan bahwa ia tidak melakukan tindak pidana korupsi, penuntut umum masih tetap berkewajiban untuk membuktikan dakwaannya.

Page 45: Pendidikan anti Korupsi

PERANG GLOBAL MELAWAN KORUPSIRatifikasi Konvensi PBB Anti Korupsi;

United Nations Convention Againts Corruption (UNCAC), Tahun 2003.

UNCAC menuntut setiap anggota PBB untuk mereformasi setiap peraturan/kebijakan yang menyangkut pelayanan publik, termasuk di dalamnya ketentuan-ketentuan yang menyangkut masalah-masalah perekrutan dan penggajian, seluruhnya harus dilakukan secara terbuka dan bertanggung jawab.

Page 46: Pendidikan anti Korupsi

Indonesia ikut meratifikasi UNCAC dengan UU No. 7/2006.

UNCAC juga menjadi aturan hukum terhadap ekstradisi para buronan koruptor yang lari ke luar negeri. Misalnya buronan koruptor Indonesia yang lari ke Singapura atau Cina.

Page 47: Pendidikan anti Korupsi

UPAYA PENCEGAHAN KORUPSI

47

1. Peningkatan Imtaq;2. Budaya malu;3. Sosialisasi antikorupsi4. Pembinaan Pendidikan anti korupsi;5. Membangun sistem yang antisipatif terhadap perilaku korupsi;6. Menunjuk atau memilih pemimpin atau pelaksana kegiatan yang jujur, amanah, dan bertanggung jawab;7. Transparansi dan akuntabilitas dalam pembuatan, penggunaan, dan pelaporan anggaran;8. Pengawasan dalam pelaksanaan kegiatan / proyek dan penggunaan anggaran;

Page 48: Pendidikan anti Korupsi

STRATEGI PERCEPATAN ANTI KORUPSI

1. Tekad yang kuat;2. Konsep pemberantasan korupsi yang

jelas;3. Keberanian untuk menindak pelaku

korupsi dengan segala konsekuensinya;4. Perbaikan kesejahteraan pegawai;5. Perbaikan kecakapan manajerial.

Page 49: Pendidikan anti Korupsi

05/26/10Setditjenmandik@arfdoc-0949

Mari mulai saat ini:

say no to corrupt

untuk eksistensi Indonesia tercinta …

Page 50: Pendidikan anti Korupsi

KANTIN KEJUJURAN

Page 51: Pendidikan anti Korupsi

KOMITMEN

51

Marilah kita menanamkan nilai anti-korupsi:

Mulai dari:• diri sendiri• saat ini• hal yang kecil• lingkungan paling kecil

Page 52: Pendidikan anti Korupsi

Terima Terima KasihKasih

52

Page 53: Pendidikan anti Korupsi

53