Download - Pendekatan Model Pengembangan Kurikulum

Transcript

Pendekatan Model Pengembangan Kurikulum

8. Model Miller-Sellerpengembangannya dianut dari model transmisi (Gagne) dan model transaksi (Tabas & Robison), langkahnya:

1. Klarifikasi orientasi kurikulum2. Pengembangan tujuan3. Identifikasi model mengajar4. Implementasi7. Model Dynemic SkilbeckPengembangan kurikulum sesuai kebutuhan sekolah.Langkah-langkah dalam mengembangkan kurikulum menurut model ini adalah sebagai berikut:1. Menganalisis situasi2. Memformulasikan tujuan3. Menyusun program4. Interpretasi dan implementasi, dan5. Monitoring, feedback, penilaian dan rekonstruksi.

WHAT IS PENDEKATAN and MODEL PENGEMBANGAN KURIKULUM??OUTlineWHAT KIND of MODEL PENGAMBANGAN KURIKULUM??OUTlineOUTlineHOW ABOUT PREPARATION of the CURRICULUM EXECUTOR to IMPLEMENT KURIKULUM 2013 using MODEL PENGEMBANGAN ADMINISTRATOR??CHAPTER 1CHAPTER 1CHAPTER 1Faktor Pengaruh Pengembangan Kurikulum :CHAPTER IIApa yang dilakukan dalam Pengembangan Kurikulum??CHAPTER IIKind of Pendekatan KurikulumCHAPTER IITop Down (administratif)

Langkah Pengembangan Kurikulum berdasarkan pendekatan administratifCHAPTER IIKelemahanKind of Pendekatan KurikulumCHAPTER IIGrassroot

CHAPTER II(curriculum improvement)guru sebagai implementator memberikan inisiatif dalam pengembangan kurikulumnya lalu dikembangkan ke lingkungan yang lebih luasLangkah pengembangan kurikulum berdasarkan pendekatan grassroot\KelemahanAdanya persaingan antar sekolah untuk menjadi yang setinggi-tingginyaMODELabstrasi dunia nyata atau representasi peristiwa kompleks atau system, dalam bentuk naratif, matematis, grafis serta lambing-lambang lainnyaMenurut Good (1972) dan Trvaers (1973), Rancangan untuk menterjemahkan sesuatu ke dalam realitas yang lebih praktis untuk mempermudah komunikasi, sebagai petunjuk prespektif untuk mengambil keputusan atau sebagai petunjuk perencanaan untuk kegiatan pengelolaanCHAPTER IIIManfaat Modeldapat menjelaskan beberapa aspek perilaku dan interaksi manusia,.

dapat mengintegrasikan seluruh pengetahuan hasil observasi dan penelitian,

dapat digunakan sebagai pedoman untuk melakukan kegiatan, dandapat menyederhanakan suatu proses yang kompleks.

CHAPTER IIICHAPTER IIICHAPTER III

Langkah untuk mengembangkan kurikulummenurut Taba adalah:1. Mengadakan unit-unit hasil eksperimen

2. Menguji unit eksperimen

3. Merevisi dan mengkonsolidasi

2.Model Taba(Inverted Model)4. Pengembangan keseluruhan kerangka kurikulum

5. Implementasi dan DesiminasiLangkah untuk mengembangkan kurikulummenurut Taba adalah:2.Model Taba(Inverted Model)CHAPTER III

Kurikulum harus bersifat simple, komprehensif dan sistematik.

3. Model Oliva (curriculum improvement) 9. studi awal penilaian10. implementasi strategi pembelajaran dan penyempurnaan alat dan teknik11&12. evaluasi terhadap pembelajaran dan kurikulum.CHAPTER IIICHAPTER IIICHAPTER IIICHAPTER IIICHAPTER III8. Model Miller-Seller1. guru melakukan mengujicoba kurikulum dengan penelitian dan pengembangan kurikulum2. guru yang kurang puas kurikulum yang sudah ada mengadakan eksperimen, ujicoba dan mengadakan pengembangan sebagai perbaikan kurikulumMenurut Smith, Stanley, dan Shores, model ini terdiri dari dua tipe yakni:8. Model Miller-Sellerlebih nyata dan ilmiah, perubahan kurikulumnya dalam skala kecil (kemungkinan ditolak kecil) menghindari kesenjangan dokumen meningkatkan kreatifitas dan inisiatif guru.

Keuntungannya:CHAPTER IVStudi kasus :Kesiapan Pelaksana Kurikulum dalam Menerapkan Kurikulum 2013 dengan Model Pengembangan Administrator (Pendekatan Top Down)Studi kasus :Pengadaan kurikulum 2013 menggunakan model pengembangan kurikulum administrator (Top Down). Pengembangn kurikulum muncul atas inisiatif pejabat pendidikan. Selanjutnya, melalui komando akan disebarluaskan ke bawah atau disebut sebagai line staff model. Diterapkan dalam sistem pendidikan sentralisasiStudi kasus:Implementasi Kurikulum membutuhkan kesiapan para pelaksana kurikulum yang terdiri dari pendidik, tenaga kependidikan, dan satuan pendidikanMasalah:Kurikulum 2013 berasal dari pemerintah sehingga para pelaksana kurikulum di seluruh wilayah Indonesia harus mengacu kurikulum ini tanpa dapat merevisinya, dikhawatirkan tidak sesuai dengan apa yang dibutuhkan para pelaksana kurikulumStudi kasus :Sebelum kurikulum 2013 diujicobakan, 300.000 guru dibina untuk persiapan implementasi kurikulum. Namun, para guru sebenarnya merasa terdesak jika kurikulum baru diimplementasikan pada tahun ajaran 2013/2014, mereka berpendapat bahwa waktu yang ideal untuk implementasi Kurikulum 2013 adalah tahun ajaran 2014/2015.Studi kasus :Pembinaan guru dinamakan dengan supervisi dan praktik supervisi mengarah pada inspeksi, dan kepengawasan. Pembinaan dengan model inspeksi bisa menyebabkan guru merasa takut,tidak bebas dalam melaksanakan tugas, dan tidak menjadi dorongan untuk menjadi maju. Sehingga adanya perganian kurikulum hayalah menjadi sia-siaStudi kasus :Sebelum kurikulum 2013 diujicobakan, 300.000 guru dibina untuk persiapan implementasi kurikulum. Namun, para guru sebenarnya merasa terdesak jika kurikulum baru diimplementasikan pada tahun ajaran 2013/2014, mereka berpendapat bahwa waktu yang ideal untuk implementasi Kurikulum 2013 adalah tahun ajaran 2014/2015.Studi kasus :Para guru dibuat kebingungan dan tidak memahami kurikulum baru karena sangat berbeda dengan kurikulum sebelumnya. Kebingungan dan ketidaktahuan untuk menerapkan kurikulum baru akan berpengaruh terhadap peserta didikSolusi :dibutuhkan sosialisasi dan pembinaan yang sangat intensif untuk para guru di seluruh Indonesia. Dibutuhkan waktu dan dana yang cukup agar dapat menghasilkan guru yang siap melaksanakan kurikulum baru. Sosialisasi dan pembinaan dilakukan jauh-jauh hari .

Solusi :Perumusan kurikulum walaupun menggunakan model adminstratif (pelaksana kurikulum tidak diikutsertakan dalam perumusan) tetap harus mengumpulkan aspirasi dari guru karena gurulah yang mengetahui bagaimana kondisi dan seluk beluk di lapangan.

TERIMAKASIH