STUDI KASUS I
PENCEMARAN AIR SUNGAI OLEH LIMBAH RUMAH TANGGA
(Kelurahan Bangsal, Kecamatan Pesantren, Kota Kediri)
I. Pendahuluan
Pencemaran sungai adalah tercemarnya air sungai yang disebabkan oleh limbah
industri, limbah penduduk, limbah peternakan, bahan kimia dan unsur hara yang terdapat
dalam air serta gangguan kimia dan fisika yang dapat mengganggu kesehatan manusia.
Pencemar sungai dapat diklasifikasikan sebagai organik, anorganik, radioaktif, dan
asam/basa. Saat ini hampir 10 juta zat kimia telah dikenal manusia, dan hampir 100.000 zat
kimia telah digunakan secara komersial. Kebanyakan sisa zat kimia tersebut dibuang ke
badan air atau air tanah. Pestisida, deterjen, PCBs, dan PCPs (polychlorinated phenols),
adalah salah satu contohnya. Pestisida digunakan di pertanian, kehutanan dan rumah
tangga. PCB, walaupun telah jarang digunakan di alat-alat baru, masih terdapat di alat-alat
elektronik lama sebagai insulator, PCP dapat ditemukan sebagai pengawet kayu, dan
deterjen digunakan secara luas sebagai zat pembersih di rumah tangga.
Gambar 1 Limbah Rumah Tangga
Pencemaran sungai yang terjadi di Kelurahan Bangsal, Kecamatan Pesantren, Kota
Kediri ini termasuk pencemaran air yang disebabkan oleh limbah rumah tangga.
Pencemaran air bisa terjadi dimana saja apabila manusia tidak memiliki kepedulian yang
besar terhadap lingkungan. Penyebabnya adalah pembuangan sampah yang sembarangan
baik itu sampah basah, kering, alami ataupun bahan kimia. Kurangnya pendidikan dan
pengetahuan masyarakat mengenai kebersihan lingkungan hidup menjadi penyebab
terjadinya pencemaran air.
II. Penyebab Pencemaran Limbah
Penyebab terjadinya pencemaran air di sungai yang terdapat pada Kelurahan Bangsal,
Kecamatan Pesantren, Kota Kediri adalah kurangnya pengetahuan, pendidikan dan
kesadaran dari masyarakat akan pentingnya kebersihan lingkungan hidup disekitar mereka
sehingga mereka seenaknya membuang sampah sembarangan di sungai. Sumber limbah
rumah tangga tersebut dapat berupa limbah organik (berdasarkan pengertian secara kimiawi
limbah organik merupakan segala limbah yang mengandung unsur Karbon (C), sehingga
meliputi limbah dari mahluk hidup (misalnya kotoran hewan dan manusia seperti tinja
(feaces) bepungsi mengandung mikroba potogen, air seni (urine) umumnya mengandung
Nitrogen dan Posfor) sisa makanan (sisa-sisa sayuran, wortel, kol, bayam, salada dan lain-
lain) kertas, kardus, karton, air cucian, minyak goreng bekas dan lain-lain.), dan limbah
anorganik, (berdasarkan pengertian secara kimawi, limbah yang tidak mengandung unsur
karbon, seperti logam (misalnya besi dari mobil bekas atau perkakas dan almunium dari
kaleng bekas atau peralatan rumah tangga), kaca dan pupuk anorganik (misalnya yang
mengandung unsure nitrogen dan fospor)).
Tidak hanya masyarakat menengah ke atas yang memiliki pendidikan yang tinggi juga
sering kali bersikap egois saat membuang sampah sembarangan. Mereka tidak memikirkan
dampak buruk yang akan terjadi kelak apabila sampah- sampah tersebut tertimbun, menjadi
penyakit, bahkan menenggelamkan kita semua dalam lautan dan gunungan sampah seperti
yang pernah terjadi di beberapa tempat penampungan sampah beberapa tahun yang lalu di
Indonesia. Hal tersebut bukanlah hal yang mudah untuk ditanggulangi karena kebersihan
bukan datang secare tiba- tiba, melainkan datang dari kesadaran umat manusia untuk
senantiasa menjaga alam dan lingkungan hidup agar terjaga kelestariannya. Masyarakat
Indonesia harus terlebih dahulu disadarkan secara moral dan spiritual untuk memelihara
alam yang kita tinggal ini dengan baik.
III. Dampak - Dampak Pencemaran Limbah
Beberapa dampak yang dirasakan warga Kelurahan Bangsal, Kecamatan
Pesantren, Kota Kediri akibat pencemaran air pada sungai tersebut adalah sebagai
berikut :
a Timbunan sampah dalam jumlah besar akan menimbulkan pemandangan yang tidak
sedap, kotor, dan kumuh dan bisa mempengaruhi psikis penduduk sekitar
Gambar 2 Timbunan Sampah
b Pembuangan sampah organik maupun yang anorganik yang dibuang kesungai terus-
menerus, selain mencemari air, terutama dimusim hujan ini akan menimbulkan banjir.
Belakangan ini musibah karena polusi air datang seakan tidak terbendung lagi disetiap
musim hujan. Sebenarnya air hujan adalah rahmat. Akan tetapi rahmat dapat menjadi
ujian apabila kita tidak mengelolanya dengan benar.
Gambar 3 Daerah sekitar sungai
c Air tidak dapat di gunakan lagi untuk keperluan rumah tangga, air yang sudah tercemar
dan kemudian tidak dapat di gunakan lagi sebagai penunjang kehidupan manusia, akan
menimbulkan dampak sosial yang sangat luas dan akan memakan waktu lama untuk
memulihkannya, padahal air yang di butuhkan untuk keperluan rumah tangga sangat
banyak.
Gambar 4 Sungai terletak disekitar rumah penduduk
d Air tidak dapat di gunakan untuk keperluan pertanian, karna airnya sudah tercemar
maka tidak bisa digunakan lagi sebagai irigasi, untuk pengairan di persawahan dan
kolam perikanan, karena adanya senyawa anorganik yang mengakibatkan perubahan
drastis pada pH air.
Gambar 4 Sungai terletak disekitar daerah pertanian
e Dampak dari pembungan limbah padat organik yang berasal dari kegiatan rumah
tangga, limbah padat organik yang didegradasi oleh mikroorganisme akan menimbulkan
bau yang tidak sedap (busuk) akibat penguraian limbah tersebut menjadi yang lebih
kecil yang di sertai dengan pelepasan gas yang berbau tidak sedap. Limbah organic
yang menghasilkan yang mengandung protein akan menghasilkan bau yang tidak
sedap lagi (lebih busuk) karena protein yang yang mengandung gugus amin itu akan
terurai menjadi gas ammonia.
f Dampak dalam kesehatan yaitu dapat menyebabkan dan menimbulkan penyakit,
potensi bahaya kesehatan yang dapat di timbulkan adalah: penyakit diare dan tikus,
penyakit ini terjadi karena virus yang berasal dari sampah dengan pengelolaan yang
tidak tepat. Penyakit kulit seperti kudis dan kurap.
g Plastik, yang menjadi masalah terbesar dan paling berbahaya. Banyak hewan yang
hidup pada atau di laut mengkonsumsi plastik karena kesalahan, Karena tidak jarang
plastik yang terdapat di laut akan tampak seperti makanan bagi hewan laut. Plastik tidak
dapat di cerna dan akan terus berada pada organ pencernaan hewan ini, sehingga
menyumbat saluran pencernaan dan menyebabkan kematian melalui kelaparan atau
infeksi. Plastik terakumulasi karena tidak mudah terurai, plastik akan photodegrade
(terurai oleh cahaya matahari) pada paparan sinar matahari, tetepi hanya dapat terjadi
dalam kondisi kering. Sedangkan dalam air plastik hanya akan terpecah menjadi
potongan-potongan yang lebih kecil, namun tetap tetep polimer, bahkan sampai ke Pe
tingkat molekuler. Ketika pertikel-pertikel plastik mengambang hingga seukuran
zooplankton dan di konsumsi oleh hewan lain yang lebih besar, dengan cara inilah
plastik kedalam rantai makanan. Banyak dari potongan plastik ini berakhir di perut
burung-burung laut dan hewan laut lain termasuk penyu. Bahan beracun yang
digunakan dalam pembuatan bahan plastik dapat terurai dan masuk ke lingkungan
ketika terkena air. Racun ini bersifat hidrofobik (berkaitan dengan air) dan menyebar di
permukaan laut. Dengan demikian plastik jauh lebih mematikan di laut dari pada di
darat. Kontaminan hidrifobik juga dapat terakumulasi pada jarak lemak, sehingga racun
pelasti diketahui mengganggu system endokrin ketika di konsumsi, serta dapat
menekan system kekebalan tubuh atau menurun tingkat reproduksi.
h Eutrofikasi, penyebab terbesar adalah sungai yang bermuara di laut, limbah yang
terbawa salah satu adalah bahan kimia yang di gunakan sebagai pupuk alam pertanian
maupun limbah dari perternakan dan manusia, salahsatu yang paling sering di temukan
adalah detergen. Eutropikasi adalah perairan menjadi terlalu subur sehingga terjadi
ledakan junlah alga dan fitoplankton yang saling berebut mendapat cahaya untuk
fotosintesis. Karena terlalu banyak maka alga dan fitoplankton di bagian bawah akan
mengalami kematian secara massal, serta terjadi kompetensi dalam mengkonsumsi
O2 karena terlalu banyak organisme pada tempat tersebut. Sisa respirasi menghasilkan
banyak CO2 sehingga kondisi perairan menjadi anoxic dan menyebabkan kematian
massal pada hewan-hewan di perairan tersebut.
IV. Cara Pencegahan Pencemaran Limbah
Menurut kelompok kami , pencemaran air bisa terjadi dimana saja apabila manusia
tidak memiliki kepedulian yang besar terhadap lingkungan. Oleh sebab itu yang terpenting
adalah bisa memulainya dari diri sendiri, dan disebarkan kepada lingkungan keluarga dan
orang lain. Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah penccaraemaran air di
sungai karena limbah rumah tangga diantaranya :
1. Minimalisasi penggunaan barang-barang kimia apalagi jika barang tersebut mudah
mencemari air, seperti bahan bakar, sabun, deterjen, dan zat- zat lain yang berbahaya
bagi kesehatan.
2. Mengadakan kegiatan penyuluhan masyarakat untuk meningkatkan kesadaran
terhadap pentingnya kelestarian alam.
3. Pengembangan teknologi untuk pengolahan limbah rumah tangga yang ramah
lingkungan
4. Pemerintah mengeluarkan program tentang kelestarian hidup di berbagai daerah yang
akan memotivasi masyarakat untuk saling menjaga kelestarian hidup mereka
5. Pentingnya kesadaran akan adanya air bersih untuk kelangsungan hidup manusia.
6. Penegakan hukum terhadap pencemar air
7. Menyadarkan masyarakat untuk tidak membuang limbah rumah tangga di sungai.
V. Cara Penanggulangan Pencemaran Limbah
Menurut kelompok kami, masih banyak hal yang dapat dilakukan untuk
penanggulangan limbah rumah tangga di sungai tersebut yang efektif supaya tidak merusak
pada lingkungan dan menjadikan lingkungan tetap bersih dan terhindar dari bibit penyakit
yakni dengan cara diantaranya:
a. Mengajak seluruh warga Kelurahan Bangsal, Kecamatan Pesantren, Kota Kediri untuk
membersihkan sungai tersebut dari sampah yang berasal dari limbah rumah tangga.
b. Melakukan penyulingan air dengan menggunakan bahan-bahan alam yang sederhana
seperti injuk, kerikil, dan tawas
c. Dengan cara di daur ulang
Di jual ke pasar loak atau tukang rongsokan yang bisa lewat di depan rumah-rumah.
Cara ini bisa menjadikan limbah atau sampah yang semula bukan apa-apa sehingga
bisa menjadi barang yang ekonomis dan bisa menghasilkan uang. Dapat juga di jual
kepada tetangga kita yang menjadi tukang loak atau pemulung. Barang-barang yang
dapat di jual antara lain kertas-kertas bekas, Koran bekas, majalah bekas, ban bekas,
radio tua, TV tua dan sepeda yang using.
d. Dengan cara pembakaran
Cara ini adalah cara yang paling mudah untuk di lakukan karena tidak membutuhkan
usaha yang keras. Cara ini bisa di lakukan dengan cara membakar limbah-limbah padat
misalnya kertas-kertas dengan menggunakan minyak tanah lalu di nyalakan apinya.
Kelebihan cara membakar ini adalah: mudah dan tidak membutuhkan usaha keras,
membutuhkan tempat atau lokasi yang cukup kecil, dapat di gunakan sebagai sumber
energy baik untuk pembangkit uap air panas, listrik dan pencairan logam.
e. Dengan cara pengomposan
Merupakan proses biokimia, yaitu zat organik dalam limbah di pecah, menghasilkan
humas yang bermanfaat untuk memperbaiki strutur tanah. Limbah dapur seperti sisa
memasak di dapur bisa langsung diproses menjadi kompos. Caranya potong lebih kecil,
lalu tempatkan pada tong plastik, dengan bantuan EM4 yang bisa anda beli di toko
pertanian. Maka limbah rumah tangga tadi berubah nilai ekonomisnya menjadi
penyubur tanaman. Namun seperti sisa sayuran segar bisa lebih bernilai ekonomis
sebagai pakan ternak, seperti ternak jangkrik atau kelinci. Dan jauh lebih bermanfaat
daripada dibuang seenaknya di sungai atau dipinggir jalan, karena mencemari
lingkungan.
f. Pemisahan
Disini anda akan menentukan nilai ekonomis dari limbah rumah tangga. Cara
sederhana pilah antara sampah basah dan sampah kering. Sampah basah bisa secara
langsung diolah menjadi kompos, tapi jika anda jeli, sampah basah seperti sisa sayuran
segar bisa dimanfaatkan untuk pakan ternak. Dan ini akan memiliki nilai lebih daripada
dijadikan kompos. Sedang sampah kering, pilah antara sampah plastik, kertas, botol,
dan bisa ditempatkan pada tempat yang berbeda, sebelum diolah lebih lanjut.
g. Dengan cara pembusukan
Limbah tersebut untuk mendapatkan kompos, pada proses ini, akan ada energi organik
yang terbuang dalam bentuk panas dan gas polusi yang terjadi mencakup udara, tanah,
dan air yang terjadi dari proses pembusuksn bahan organik, karena aktivitas dari
mikroorganisme potogen yang berbahaya bagi hewan dan manusia. Pencemaran
secara kimia terjadi karena pelapisan ion negatif dari pembusukan yang membuat gas-
gas dan senyawa beracun.
STUDI KASUS II
PENCEMARAN AIR DAN UDARA OLEH PABRIK GULA
(PG Djombang, desa Pulo kec. Jombang kab. Jombang)
I. Pendahuluan
Gula sebagai bahan perasa manis berasal dari olahan tebu. Banyak cara
pengolahan tebu sampai menjadi gula. Salah satunya adalah melalu beberapa proses dari
pabrik. PG Djombang Baru adalah salah satu pabrik gula yang ada di kabupaten Jombang.
PG Djombang baru terletak di tengah kabupaten jombang, tepatnya di desa Pulo
Kecamatan Jombang. Pabrik ini terletak di daerah pemukiman padat penduduk.
Gambar 1 Pabrik Gula Djombang Baru
Karena letaknya yang berada di daerah pemukiman penduduk yang padat, banyak
masalah yang terjadi. Salah satunya adalah pencemaran. Pencemaran yang dihasilkan
oleh PG Djombang Baru, diantaranya adalah pencemaran tanah, pencemaran air dan
pencemaran udara. Pencemaran tanah disebabkan oleh limbah berupa pucuk tebu, ampas
tebu, blotong, dsb. Pencemaran udara disebabkan oleh limbah berupa asap yang
dikeluarkan oleh cerobong pabrik hasil dari pengolahan tebu, sementara pencemaran air,
berasal dari limbah cair hasil dari pengolahan tebu menjadi gula. Pada makalah ini akan
hanya dibahas tentang pencemaran air dan pencemaran udara.
II. Penyebab Pencemaran Limbah
Menurut kelompok kami, penyebab pencemaran baik limbah cair maupun limbah
udara adalah sebagai berikut :
a. Pencemaran air :
1. Hasil dari pengolahan tebu menjadi gula. Limbah cair yang dihasilkan mengandung
tetes atau molasses (sisa sirup terakhir dari masakan / massecuite yang telah
dipisahkan gulanya melalui kristalisasi berulangkali sehingga tak mungkin lagi
menghasilkan gula dengan kristalisasi konvensional), sehingga menyebabkan air
bersuhu diatas normal dan mengandung senyawa lain sehingga air menjadi keruh
dan berbau tidak sedap.
2. Kurangnya tindakan dari pabrik untuk mengolah limbah terlebih dahulu sebelum
dibuang ke sungai.
3. Kurangnya upaya dari pemerintah daerah untuk menanggulangi pencemaran hasil
limbah tebu tersebut.
4. Aliran air yang kurang deras, sehingga limbah kebanyakan mengendap di sekitar
aliran sungai tersebut. Akibatnya bau sungai menjadi tidak sedap.
b. Pencemaran udara :
1. Hasil dari pengolahan tebu menjadi gula. Limbah gas yang dikeluarkan berupa asap
dan debu dimana asap tersebut bersumber dari gas cerobong ketel dan gas SO2 dari
cerobong reaktor pemurnian cara sulfitasi saat proses pembuatan gula.
2. Kurangnya tindakan dari pabrik untuk mengolah limbah terlebih dahulu sebelum
dibuang ke udara.
III. Dampak – Dampak Pencemaran Limbah
Menurut kelompok kami, dampak-dampak yang ditimbulkan dari pencemaran limbah
pabrik gula adalah sebagai berikut:
a. Pencemaran air :
1. Dari segi lingkungan, pencemaran limbah cair pabrik gula dapat merusak ekosistem
sungai. Suhu air yang diatas normal dan kandungan bahan kimia yang ada di limbah
tersebut dapat merusak ekosistem sungai tempat limbah tersebut mengalir.
Gambar 2 Limbah cair Pabrik Gula Djombang Baru
2. Dari segi kesehatan, pencemaran limbah cair sangat mengganggu. Air yang
dihasilkan limbah pabrik gula mengandung tetes sehingga air tidak jernih atau bersih
dan bau yang tidak sedap, pastinya banyak terdapat sumber penyakit yang dibawa
limbah tersebut karena walaupun masih mengandung gula, tetes sangat tidak layak
untuk dikonsumsi karena mengandung kotoran-kotoran bukan gula yang
membahayakan kesehatan.
Gambar 3 Sungai tercemar limbah Pabrik Gula Djombang Baru
3. Dari segi ekonomi, air yang seharusnya bisa dimanfaatkan untuk mencuci, pengairan
sawah, dan lain-lain menjadi tidak bisa dimanfaatkan karena adanya limbah tersebut.
Gambar 4 Daerah sungai sekitar Pabrik Gula Djombang Baru
b. Pencemaran udara :
1. Dari segi lingkungan, pencemaran udara dari pabrik gula yang berupa asap dan
debu dapat mengganggu jarak jangkau pandang karena udara menjadi cukup gelap
karena pengaruh warna dari asap pabrik gula tersebut.
Gambar 5 Pencemaran udara sekitar Pabrik Gula Djombang Baru
2. Dari segi kesehatan, asap dan debu dapat menyebabkan sejumlah penyakit
pernafasan seperti infeksi saluran pernafasan dan juga dapat menyebabkan iritasi
mata karena terdapat butiran-butiran debu yang dapat terjangkit pada masyarakat
yang tinggal di sekitar pabrik.
Gambar 5 Cerobong udara Pabrik Gula Djombang Baru
IV. Cara Pencegahan Pencemaran Limbah
Menurut kelompok kami, baik pencemaran air maupun pencemaran udara bisa terjadi
dimana saja apabila manusia tidak memiliki kepedulian yang besar terhadap lingkungan.
Oleh sebab itu yang terpenting adalah bisa memulainya dari diri sendiri, dan disebarkan
kepada lingkungan keluarga dan orang lain. Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk
mencegah pencemaran air dan udara dari limbah pabrik gula diantaranya :
a. Pencemaran air :
1. Mengefisiensikan pemakaian air dan penangkap minyak (oil trap) serta pembuatan
bak penangkap abu bagasse.
2. Pihak pabrik gula sebaiknya melakukan pengembangan teknologi untuk pengolahan
limbah cair yang lebih ramah lingkungan.
3. Pemerintah mengeluarkan aturan tentang standarisasi pengolahan-pengolahan
limbah untuk tiap-tiap pabrik-pabrik produksi seperti pabrik gula.
4. Pentingnya kesadaran akan adanya air bersih untuk kelangsungan hidup manusia.
b. Pencemaran udara :
1. Pabrik gula dapat mengelola asap dan debu dengan jalan memisahkan partikel
padatanya yang berada di asap. Nantinya partikel-partikel ini dalam jumlah yang
cukup, bisa diolah menjadi pupuk. Karenanya suatu pabrik gula seharusnya
dilengkapai dengan alat-alat pemisah debu untuk memisahkan debu dari alirah gas
buang.
2. Untuk jalan keluar asap (cerobong) di beri semacam filter yang sanggup mengikat
logam berat dengan proses eletrolisis
V. Cara Penanggulangan Pencemaran Limbah
Menurut kelompok kami, masih banyak hal yang dapat dilakukan untuk
penanggulangan limbah pabrik gula yang efektif supaya tidak merusak pada lingkungan dan
menjadikan lingkungan tetap bersih dan terhindar dari bibit penyakit yakni dengan cara
diantaranya:
a. Pencemaran air :
1. penanganan setelah limbah keluar dari pabrik, melalui Instalasi Pengolahan Air
Limbah (IPAL)
2. Limbah dari pabrik gula yaitu tetes, sebagian besar untuk industri fermentasi seperti
alcohol, pabrik MSG, pabrik pakan ternak dll. Karena tetes kaya akan karbohidrat
yang mudah larut (48-68)%, kandungan mineral yang cukup dan disukai ternak
karena baunya manis.
b. Pencemaran udara :
1. Limbah gas cerobong, khususnya gas CO2, dapat dimanfaatkan kembali untuk
keperluan pemurnian nira sebagai pengganti gas SO2 atau dimanfaatkan dalam
pemurnian defekasi remelt karbonatasi. Dengan proses tersebut, di samping dapat
mengurangi cemaran lingkungan, juga dapat memproduksi gula mutu tinggi
sehingga dapat mengatasi masalah pergulaan nasional yang sedang mengalami
kendala dalam persaingan global.
MAKALAH REKAYASA LINGKUNGAN
“Pencemaran Limbah”
PERIODE SEMESTER GANJIL 2012/2013
Disusun Oleh:
Athif Naufal A. 115060700111019
Norma Fatmawati 115060700111024
Nisa Isrofi 115060700111030
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS TEKNIK
MALANG
2012
DAFTAR ISI
STUDI KASUS I
PENCEMARAN AIR SUNGAI OLEH LIMBAH RUMAH TANGGA
(Kelurahan bangsal, Kecamatan Pesantren, Kota Kediri)
I. Pendahuluan............................................................................................................. 1
II. Penyebab pencemaran Limbah............................................................................... 1
III. Dampak - Dampak Pencemaran Limbah................................................................ 2
IV. Cara Pencegahan Pencemaran Limbah................................................................. 5
V. Cara Penanggulangan Pencemaran Limbah.......................................................... 5
STUDI KASUS II
PENCEMARAN AIR DAN UDARA OLEH PABRIK GULA
(PG Djombang, desa Pulo kec Jombang kab. Jombang)
I. Pendahuluan............................................................................................................. 7
II. Penyebab pencemaran Limbah............................................................................... 7
III. Dampak - Dampak Pencemaran Limbah................................................................ 8
IV. Cara Pencegahan Pencemaran Limbah................................................................. 10
V. Cara Penanggulangan Pencemaran Limbah.......................................................... 11
Top Related