PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI NYERI
PUNGGUNG BAWAH MIOGENIK
DI RSUD SRAGEN
Naskah Publikasi
Diajukan Guna Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Sebagai
Persyaratan Menyelesaikan Progam Pendidikan Diploma III Fisioterapi
Disusun Oleh:
Anisa Candra Perwitasari
J100141052
PROGRAM STUDI DIII FISIOTERAPI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
PHYSIOTHERAPY MANAGEMENT IN CONDITIONS LOWER BACK PAIN
MYOGENIK IN HOSPITALS SRAGEN
(Anisa Candra P, 2015, 57 pages)
ABSTRACT
Background: Low back pain miogenik is a sensory and emotional experience which
is not pleasant in the area between thorakal 12 to the bottom of the hip or lumbar 5,
which arise as a result of damage or potential tissue damage, among others, the
damage to the blood vessels, fascia, muscles, tendons, cartilage, ligament, meniscus
and exchanges (Paliyama, 2003).
Objective: To determine the benefit of Short Wave Diathermy (SWD) and Core
Stability Exercises for the reduction of pain, muscle spasm of the vertebrae, increase
range of motion, increase muscle strength and functional activity due to increased
lower back pain miogenik.
Results: After the implementation of the action physiotherapy for six times the results
obtained are, decrease the degree of pain, an increase in LGS and increase muscle
strength flexor and extensor trunk as follows: painful motion of T1 on a scale of 6 to
T6 scale 3, tenderness of T1 scale 4 to T6 scale 1, painful silence of T1 scale 3 to T6
scale 1, LGS on that trunk flexors T1 trunk of 3cm into T6 8 cm, trunk extensor of T1
T6 2cm into 6cm, side flexion of T1 10cm dekstra be T6 12 cm, side The left flexion of
T1 12cm fixed 12 cm, increase muscle strength of the trunk flexors T1 is 3 to 4 T6,
trunk extensor of T1 T6 3 to 4, side flexion dekstra of T1 T6 3 to 4, and flexion of the
left side of the T1 3 to 4.
Conclusion: In mitigate problems arising from lower back pain miogenik,
physiotherapy with modalities Short Wave Diathermy (SWD) and Core Stability
Exercise can reduce pain, reduce muscle spasms in the vetrebra, increase range of
motion (LGS) in the trunk, increase muscle strength so that the functional activity of
the patient can return to normal.
Keywords: NPB Miogenik, Short Wave Diathermy, Core Stability Exercise
1
PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS NYERI
PUNGGUNG BAWAH MIOGENIK DI RSUD SRAGEN
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Nyeri punggung bawah miogenik adalah Suatu pengalaman sensorik dan
emosional yang tidak menyenangkan di daerah antara thorakal 12 sampai dengan
bagian bawah pinggul atau lumbal 5 yang timbul akibat adanya potensi kerusakan
ataupun adanya kerusakan jaringan antara lain, yaitu kerusakan pada pembuluh
darah, fasia, otot, tendon, kartilago, ligament, meniscus dan bursa (Paliyama,
2003). Sindroma Miofasial merupakan bagian terbesar dalam kasus nyeri
pinggang bawah, diagnosa sindroma ini didasarkan pada anamnesis yang teliti
terhadap kemungkinan adanya trauma atau penggunaan berlebihan dan
pemeriksaan sistemik dengan memperhatikan anatomi fungsional otot tubuh.
Nyeri punggung bawah terjadi pada 60-90% sepanjang kehidupan manusia, pada
kasus nyeri pinggang bawah membutuhkan waktu 6-12 minggu tanpa pengobatan,
kasus ini akan meningkat pada usia > 45 tahun (Kieth, 2013)
Adanya keterbatasan dalam berbagai hal akibat nyeri punggung bawah,
seperti timbulnya nyeri, adanya spasme pada otot para vetebra, dan penurunan
aktivitas fungsional, maka fisioterapi mempunyai peranan yang sangat penting
dalam penanganan kasus nyeri punggung bawah untuk mengatasi dan
memulihkan gangguan aktivitas pasien sehari-hari akibat dari nyeri punggung
bawah.
Solusi yang diberikan penulis pada kasus nyeri punggung bawah miogenik
yaitu tindakan fisioterapi dengan modalitas Short Wave Dyathermy (SWD) dan
Core Stabilty Exercises untuk mengatasi masalah yang timbul akibat nyeri
punggung bawah. Tujuan dari tindakan fisioterapi pada kasus nyeri punggung
bawah dengan modalitas tersebut agar mengembalikan aktivitas fungsional pasien
secara baik.
2
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas maka
rumusan masalah dalam Karya Tulis Ilmiah (KTI) sebagai berikut: Apakah Short
Wave Diathermy (SWD) dan Core Stability Exercise dapat mengurangi nyeri
gerak, mengurangi spasme pada otot-otot para vertebra, dapat meningkatkan
lingkup gerak sendi pada trunk, meningkatkan kekuatan otot dan meningkatkan
aktivitas fungsional pada kasus nyeri punggung bawah miogenik ?
Tujuan Penulisan
Tujuan yang ingin dicapai penulis pada kasus nyeri punggung bawah
miogenik dengan modalitas Short Wave Diathermy (SWD) dan Core Stability
Exercises sebagai berikut: Untuk mengetahui manfaat Short Wave Diathermy
(SWD) dan Core Stability Exercises terhadap pengurangan nyeri, spasme otot
para vertebra, peningkatan lingkup gerak sendi, peningkatan kekuatan otot dan
terhadap peningkatan aktivitas fungsional akibat nyeri punggung bawah
miogenik.
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi Nyeri Punggung Bawah Miogenik
Nyeri punggung bawah (NPB) miogenik berhubungan dengan strain otot -
otot punggung bawah, tendon, ligament yang bisa menimbulkan nyeri yang
bersifat lokal (Keith, 2013). Gangguan yang terjadi pada nyeri punggung bawah
miogenik yaitu, nyeri lokal pada daerah lumbal, spasme pada otot-otot punggung
bawah sehingga terjadi potensial keterbatasan gerak, akibatnya terjadi gangguan
aktivitas sehari-hari (Meliala & Pinzon, 2004)
Etiologi
Penyebab yang paling ditemukan yang dapat mengakibatkan nyeri
punggung bawah miogenik adalah kekuatan otot dan spasme otot pinggang bawah
oleh karena aktivitas tubuh kurang baik, ogerak berlebih saat beraktivitas serta
tegangnya tubuh. Postur yang buruk juga dapat salah satu penyebab dari nyeri
punggung bawah miogenik (Kim Devis, 2002)
3
Patologi
Nyeri punggung bawah miogenik, terjadi sebabkan oleh rangsangan
mekanik, yaitu penggunaan otot yang berlebihan (Bernard,2003). Penggunaan
otot yang berlebihan dapat terjadi pada saat tubuh dalam posisi statik atau posisi
yang salah dalam jangka waktu yang cukup lama, dimana otot daerah pinggang
akan berkontaksi untuk mempertahankan. (Keith, 2013).
Tanda dan gejala klinis
Tanda dan gejala pada umumnya pada nyeri punggung bawah
miogenik adalah (1) nyeri yang bersifat lokal, (2) spasme otot-otot daerah
punggung, (3) terjadi penurunan lingkup gerak sendi pada daerah lumbal,
sehingga aktivitas fungsional mengalami penurunan. (Keith, 2013).
Penggunaan otot yang berlebihan akan menimbulkan iskemia atau
inflamasi, hingga terjadi peningkatan berbagai mediator inflamasi seperti
histamine, bradikinin, seratonin dan prostaglandin (Meliala & Pinzon,
2004).
PENATALAKSANAAN STUDI KASUS
Identitas Pasien
Berisi tentang data-data umum pasien (1) nama: Tn.Surdadi, (2) umur: 35
tahun, (3) agama: Islam, (4) pekerjaan: PNS, (5) alamat: Jl. Jambu 9 Kebonroma,
Ngrampal, Sragen, Jawa Tengah. No.RM: 193490
Keluhan Utama
Dari hasil pemeriksaan yang didapatkan, pasien mengeluhkan nyeri
pinggang, saat pinggang digunakan untuk bergerak dan ditekan terasa sakit.
Kesulitan untuk membungkuk saat untuk sholat.
Pemeriksaan Fisioterapi
4
Pemeriksaan fisioterapi pada kasus nyeri punggung bawah miogenik
meliputi, inspeksi, palpasi, perkusi, pemeriksaan gerak, pemeriksaan nyeri,
pemeriksaan kekuatan otot, pemeriksaan lingkup gerak sendi (LGS), dan
pemeriksaan aktivitas fungsional.
Problematika Fisioterapi
Dari kasus nyeri punggung bawah miogenik pada pemeriksaan di dapatkan
problematika fisioterapi sebagai berikut, Nyeri pada punggung bawah, Spasme
otot para vertebra, Adanya penurunan lingkup gerak sendi pada trunk, Adanya
penurunan kekuatan otot para vertebra
Pelaksanaan Tindakan Fisioterapi
Pelaksanaan terapi dimulai pada tanggal 4 febuari 2015 sampai tanggal 21
febuari 2015. Modalitas fisioterapi yang diberikan kepada pasien yaitu Short
Wave Diathermy dan Core Stability Exercise.
Tujuan yang hendak dicapai pada kondisi ini adalah untuk mengurangi
nyeri, mengurrangi spasme otot fleksor dan ekstentor lumbal, meningkatkan
lingkup gerak sendi dan meningkatkan kekuatan otot serta meningkatkan aktivitas
fungsional dari pasien.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
1. Penurunan derajat nyeri
Hasil penurunan derajat nyeri sebagai berikut, setelah dilakukan
tindakan fisioterapi selama 6 kali, didapatkan hasil sebagai berikut: (1) Nyeri
diam T1=3 dan T6= 1 (2) Nyeri tekan T1= 4 dan T6= 1 (3) Nyeri gerak T1= 6
dan T6= 3. Dari permasalahan pada pasien nyeri punggung bawah miogenik
terdapat penurunan derajat nyeri.
5
Grafik 1. Hasil Penurunan Derajat Nyeri
2. Lingkup Gerak Sendi trunk
Hasil peningkatan lingkup gerak sendi pada trunk sebagai berikut
setelah dilakukan tindakan fisioterapi selama 6 kali, didapatkan hasil: Fleksor
trunk, T1= 3cm dan T6= 8cm. Ekstensor trunk, T1= 2cm dan T6= 6cm. Slide
fleksi dekstra, T1= 10cm dan T6= 12cm. Slide fleksi sinistra, T1= 12cm dan
T6= 12cm. dari hasil tindakan fisioterapi yang sudah dilakukan didapatkan
hasil penambahan lingkup gerak sendi pada trunk.
0
1
2
3
4
5
6
7
NYERI DIAM NYERI TEKAN NYERI GERAK
T1
T2
T3
T4
T5
T6
6
Grafik 2. Peningkatan Lingkup Gerak Sendi Trunk
3. Kekuatan otot
Hasil peningkatan kekuatan otot pada trunk sebagai berikut, setelah
dilakukan 6 kali tindakan fisioterapi. Peningkatan kekuatan otot pada fleksor
trunk , T1=3 dan T6= 4, Ekstensor trunk , T1= 3 dan T6= 4, Slide fleksi
dekstra, T1= 3 dan T6= 4, Slide fleksi sinistra, T1= 3 dan T6= 4. Selain
permasalahan nyeri, penurunan lingkup gerak sendi pada trunk , penderita
nyeri punggung bawah miogenik juga mempunyai permasalahan penurunan
kekuatan otot trunk, dari hasil yang diperoleh selama 6 kali tindakan
fisioterapi didapatkan hasil peningkatan kekuatan otot pada trunk.
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
FLEKSORTRUNK
EKSTENSORTRUNK
SLIDE FLEKSIDEKSTRA
SLIDE FLEKSISINISTRA
T1
T2
T3
T4
T5
T6
7
Grafik 3. Hasil Peningkatan Kekuatan Otot
Pembahasan
Nyeri
Dapat diketahui bahwa setelah dilakukan tindakan fisioterapi selama 6 kali
diperoleh hasil pengurangan derajat nyeri baik nyeri diam, nyeri tekan maupun
nyeri gerak. Hal ini karena pengaruh Short Wave Diathermy (SWD) dan Core
Stability Exercises yang diberikan selama 6 kali terapi. Pengaruh dari Short Wave
Diathermy (SWD) yang memberi efek panas sehingga mempunyai pengaruh
terhadap jaringan ikat yang akan terjadi penurunan viskositas matrik sehingga
elastisitas akan meningkat, dengan adanya peningkatan elastisitas otot maka tonus
otot akan turun melalui normalisasi nocisensoris pada nociseptor sehingga
eksitabilitas reseptor menurun dan menghilangkan faktor perangsang reseptor
dengan memperlancar pembuangan melalui peredaran darah serta menurunkan
aktivitas gamma motor neuron sehingga nyeri akan berkurang (Yasmeen, 2013).
Peningkatan Lingkup Gerak Sendi
Peningkatan lingkup gerak sendi (LGS) pada trunk, hal ini dipengaruhi
oleh Pengaruh dari Short Wave Diathermy (SWD) yang memberi efek panas
0
1
2
3
4
5
FLEKSORTRUNK
EKSTENSORTRUNK
SLIDE FLEKSIDEKSTRA
SLIDE FLEKSISINISTRA
T1
T2
T3
T4
T5
T6
8
sehingga mempunyai pengaruh terhadap jaringan ikat yang akan terjadi
penurunan viskositas matrik sehingga elastisitas akan meningkat, dengan adanya
peningkatan elastisitas otot maka tonus otot akan turun melalui normalisasi
nocisensoris pada nociseptor sehingga eksitabilitas reseptor menurun dan
menghilangkan faktor perangsang reseptor dengan memperlancar pembuangan
melalui peredaran darah serta menurunkan aktivitas gamma motor neuron
sehingga nyeri akan berkurang, ketika nyeri berkurang dan spasme berkurang
pasti lingkup gerak sendi akan bertambah (Yasmeen, 2013).
Kekuatan Otot
Dari hasil 6 kali tindakan fisioterapi dapat dilihat bahwa adanya
peningkatan otot, hal ini merupakan efek dari Short Wave Diathermy (SWD) dan
Core Stability Exercises efek yang diberikan SWD yaitu menurunkan tingkat
derajat nyeri, memberi efek panas sehingga mempunyai pengaruh terhadap
jaringan ikat yang akan terjadi penurunan viskositas matrik sehingga elastisitas
akan meningkat, dengan adanya peningkatan elastisitas otot maka tonus otot akan
turun melalui normalisasi nocisensoris pada nociseptor sehingga eksitabilitas
reseptor menurun dan menghilangkan faktor perangsang reseptor dengan
memperlancar pembuangan melalui peredaran darah serta menurunkan aktivitas
gamma motor neuron sehingga nyeri akan berkurang, ketika nyeri berkurang dan
spasme berkurang pasti lingkup gerak sendi akan bertambah, perbaikan pada
jaringan ikat akan mampu meningkatkan kekuatan otot (Yasmeen, 2013)
Core Stability Exercises yang diberikan mempunyai pengaruh terhadap
peningkatan kekuatan otot peningkatan level tension pada otot, merupakan suatu
hasil kerja dari kontraksi otot. Kontraksi otot tersebut disertai pula dengan adanya
peningkatan motor rekuitment yang selanjutnya akan menghasilkan output tenaga
yang bersal dari kontraksi otot yang meningkat.Peningkatan rekuitment motor unit
terdepolarisasi selama latihan. Hal ini merupakan neuralmechanism selama 2-6
minggu. Minggu pertama disertai peningkatan rekuitment dan motor unit
9
excitability, dengan banyaknya jumlah motor unit yang terdepolarisasi akan
menghasilkan kekuatan otot yang besar (Yuliana, 2014)
Saat latihan terjadi kerja pada otot berupa peningkatan besarnya tegangan
(panjangnya sarcomer otot) yang menimbulkan adanya perubahan otot saat
terjadinya kontraksi yang kemudian dilanjutkan dengan adanya perubahan ukuran
otot berupa hipertropi, semakin besar diameter serabut otot akan semakin besar
kontraksi otot. Peningkatan hipertropi otot merupakan restrukturisasi pada
jaringan otot sebagai peningkatan fungsional pada masa otot. Latihan memberikan
peningkatan kerjasama atau koordinasi intermusculer antara group otot yang
berbeda sehingga terjadi peningkatan efisiensi gerakan koordinasi yang terjadi
pada 2 sampai 3 minggu pertama setelah latihan rutin. Kemudian, dihasilkan
berupa meningkatnya kerjasama serabut otot untuk meningkatkan produksi
tenaga, perubahan ini terjadi selama 4 – 6 minggu waktu latihan. (Kibler, 2006)
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Dari hasil tindakan fisioterapi selama 6 kali di RSUD Sragen dengan kasus
nyeri punggung bawah miogenik dapat disimpulkan bahwa pasien atas nama Tn.
Surdadi usia 35 tahun dengan diagnosa nyeri punggung bawah miogenik, dapat
diperoleh hasil melalui evaluasi akhir berupa: (1) adanya penurunan nyeri gerak,
nyeri tekan dan nyeri diam, (2) adanya peningkatan lingkup gerak sendi (LGS)
pada trunk (3) adanya peningkatan kekuatan otot fleksor dan ekstensor trunk serta
(4) aktivitas fungsionalnya meningkat.
Proses fisioterapi tidak hanya dilihat dari hasil akhir yang dicapai selama
tindakan, yang terpenting adalah bagaimana proses pencapaian hasil itu. Apabila
pencapaian hasil sudah diusahakan semaksimal mungkin, namun hasil akhir
evaluasi belum menunjukkan hasil yang memuaskan, maka terapis harus
memikirkan program ke depan agar tujuan fisioterapi dapat memaksimalkan dan
mengembalikan kondisi pasien secara optimal.
Saran
10
Tindakan fisioterapi yang diberikan sebanyak 6 kali pada kondisi nyeri
punggung bawah miogenik tentu hasilnya belum maksimal. Untuk itu perlu
adanya saran-saran dalam hal pencegahan dan peningkatan kualitas hidup
sehingga pasien dapat beraktivitas secara optimal, saran yang diberikan pada
pasien nyeri punggung bawah adalah: (1) menganjurkan untuk melakukan bentuk-
bentuk latihan tang telah diberikan secara rutin dan teratur setiap hari, (2)
menganjurkan untuk memakai korset lumbal saat beraktivitas karena sebagai
upaya pencegahan dan mengurangi gerakan yang berlebihan, (3) menyarankan
saat mengangkat benda dengan benar yaitu dari posisi jongkok terlebih dahulu, (4)
menyarankan saat bangun tidur dimulai dari posisi miring terlebih dahulu.
DAFTAR PUSTAKA
Albert dan Vaccaro. 2005. Physical Examination of the Spine. New York. The Maple
Manufacturing Group.
Bernard TN, 2003. Managing Low Back Pain a challenge for the next millennium.
Tanggal akses: 26 Mei 2015. http:/www.Hughston.com
Evelyn CP, 2009. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta. Gramedia
Pustaka Utama.
Fitriana, 2001. Aspek Anatomi dan Biomekanikal Lumbosacral dalam Hubungan
Nyeri Punggung Bawah. Bandung. FK UNPAD.
Hills, E.C. 2006. Mechanical Low Back Pain.
Tanggal akses 4 Mei 2015. http://www.emendice.com.
Keith, 2013. Clinical Oriented Anatomy. Dialihbahasakan oleh Hartanto
Huriawati.
Jakarta. Erlangga
Kibler, B.W., Press, J., & Sciascia, A. 2006. The role of core stability in athletic
function.Sports Medicine, 36 (3), 189-198.
Meliala L, Pinzon R. 2003. Patofisiologi dan Penatalaksanaan Nyeri Punggung
Bawah; Dalam: Meliala L, Rusdi I, Gofir A, editor. Pain Symposium:
Toward
11
Mechanism Based Treatment, Jogjakarta, Hal. 109-116.
Paul, 2003. Core Stability Exercise In Chronic Low Back Pain the of Queensland.
Australia.
Pramita Indah, Alex Pangkahila dkk. 2015. Core Stability Exercise Lebih Baik
Meningkatkan Aktivitas Fungsional daripada William’s Flexion Exercise
pada Nyeri Punggung Bawah Miogenik. Sport and Fitnes Journal. Vol: 3,
Nomer 1
Januari 2015: 35-49
Robeth, D. 2001. Classification, Epidemiology and Natural History of Myofasial
Pain Syndrome. Departemen University of Neurology Bethesda.
Samreeh Yaseen & Syeda Amool. 2013. EFFECTS Effect of Short Wave
Diathermy
and Hot Pack with Back Strengthening Exercise In The Management of
Accute Low Back Pain. Pakistan Journal of Rehabilotation. Volume 2.
Hal
15-22.
Trisnowiyanto, Bambang. 2012. Instrumen Pemeriksaan Fisioterapi dan
Penelitian Kesehatan. Jogjakarta: Nuha Medika
Yanuar, A. 2002. Anatomi, Fisiologi dan Biomekanik Tulang Belakang;
Simposium,
Solo.
Yuliani. 2014. Pelatihan Kombinasi Core Stability Exercise dan Ankle Strategy
Exercise Tidak Lebih Meningkatkan dari Core Stability Exercise Untuk
Keseimbangan Statis Pada Mahasiswa S1 Fisioterapi Stikes Jogjakarta.