Download - PENANGGULANGAN KORUPSI

Transcript
Page 1: PENANGGULANGAN KORUPSI

KORUPSI DALAM PRESPEKTIF PANCASILA DAN UPAYA PENCEGEHANNYA

MAKALAH

UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH

Pendidikan Pancasila

yang dibina oleh Bapak Fajaruddin

Oleh :

Kelompok 5

Kelas A/ Offering A

Rido Sigit Wicaksono (150341603332)

Najatul Ubadati (150341603634)

Aushofusy Syarifah Agustin (150341606815)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

JURUSAN BIOLOGI

TAHUN 2015

Page 2: PENANGGULANGAN KORUPSI

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah

melimpahkan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul

“Penanggulangan Korupsi Dalam Prespektif Pancasila”. Makalah ini diselesaikan untuk

memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan Pancasila. Pada kesempatan ini penulis

mengucapkan terima kasih kepada :

1. Dr. Fajaruddin, S.Pd., M.H., M.Phil. selaku dosen pengampu mata kuliah Pendidikan

Pancasila yang banyak membantu dan membimbing penulis,

2. Kedua orang tua penulis yang telah memberikan dukungan materi, moral dan spiritual,

3. Seluruh teman seperjuangan Pendidikan Biologi kelas A tahun 2015, yang banyak

membantu dan memberi masukan dalam penyempurnaaan makalah penulis, dan

4. Semua pihak yang telah berkontribusi membantu penyelesaian makalah ini yang tidak

dapat penulis sebutkan satu persatu.

Tidak ada gading yang tidak retak. Maka demikianlah makalah ini yang masih jauh

dari kesempurnaan. Untuk itu penulis berharap adanya masukan yang bersifat inovatif dan

konstruktif agar makalah ini menjadi lebih sempurna. Disamping itu, penulis berharap agar

makalah ini dapat digunakan dengan baik.

Malang, September 2015

Penulis

i

Page 3: PENANGGULANGAN KORUPSI

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ................................................................................................. i

DAFTAR ISI ............................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 1

A. Latar Belakang ....................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .................................................................................. 2

BAB II TELAAH ....................................................................................................... 3

A. Definisi, Penyebab, dan Dampak Korupsi ............................................. 3

B. Korupsi Dalam Prespektif Pancasila ..................................................... 4

C. Upaya Pencegahan Korupsi ................................................................... 6

BAB III PENUTUP ..................................................................................................... 8

A. Kesimpulan ............................................................................................. 8

B. Saran ....................................................................................................... 8

DAFTAR RUJUKAN .................................................................................................. 10

ii

Page 4: PENANGGULANGAN KORUPSI

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia adalah negara berkembang. Sebagai negara berkembang, Indonesia masih

memiliki sedikit kelemahan dalam pembangunan negara. Pembangunan sebagai suatu

proses perubahan hyang direncanakan mencakup semua aspek kehidupan masyarakat.

Efektivitas dan keberhasilan pembangunan terutama ditentukan oleh dua faktor hyaittu

sumber daya manusia dan pembiayaan (Setiadi Ary, 2014). Sumber daya manusia adalah

faktor yang sangat penting dalam mendukung keberhasilan suatu pembangunan negara.

Indonesia dengan kekayaan sumber daya alam yang sangat melimpah seharusnya bisa

menjadi negara maju, namun lemahnya kualitas sumber daya manusia Indonesia

menyebabkan pembangunan negara sedikit terhambat. Rendahnya kulaitas sumber daya

manusia itu meliputi kualitas pengetahuan, intelektual, moral dan kepribadiannya.

Rendahnya kulitas terutama kualitas moral itulah yang menyebabkan banyaknya

penyimpangan hukum termasuk korupsi.

Dewasa ini, korupsi sudah sangat mendarah daging di negara Indonesia. Banyak

media baik media cetak, media elektronik ataupun media sosial yang memberritakan

tentang korupsi. Hasil survey (2004) Political and Economic Risk Consultancy Ltd.

(PERC) menyatakan bahwa korupsi di Indonesia menduduki skor 9,25 di atas India (8,90),

Vietnam (8,67), dan Thailand (7,33). Artinya, Indonesia masih menempati status negara

dengan tingkat korupsi yang tinggi di ASEAN. Sehingga, dengan semakin meningkatnya

kasus korupsi di Indonesia maka semakin tinggi pula upaya untuk mengatasi atau

memberantas kasus korupsi. Hal ini terbukti dengan terbentuknya KPK, LSM, kepolisian,

dan perangkat negara yang lain. Namun demikian, upaya penanggulangan ini belum

mendapatkan titik temu yang direncanakan.

Dalam makalah ini, akan dibahas tentang pemberantasan korupsi sesuai konsepsi

pancasila sebagai dasar Negara Indonesia.

1

Page 5: PENANGGULANGAN KORUPSI

B. Rumusan Masalah

1. Apa definisi, penyebab, dan dampak yang ditimbulkan korupsi?

2. Apa prespektif pancasila terhadap Korupsi?

3. Bagaimana upaya pemberantasan Korupsi?

2

Page 6: PENANGGULANGAN KORUPSI

BAB II

TELAAH

A. Definisi, Penyebab, dan Dampak Korupsi

Korupsi berasal dari bahasa latin coruptio cartumpere = yang berarti busuk, rusak,

menggoyahkan, memutar balik, menyogok. Menurut Transparency Internasional adalah

perlaku jabatan publik, baik politikus atau politisi maupun pegawai negeri yang secara wajar

dan tidak legal memperkaya diri atau memperkaya mereka yang dekat dengannya, dengan

menyalah gunakan kekuasaan publik yang dipercayakan kepada mereka, ini adalah salah

satu tindak korupsi. Dari segi hukum, korupsi mempunyai arti: melawan hukum,

menyalahgunakan kekuasaan, memperkaya diri dan merugikan keuangan negara (Junaidi,

2013:94).

Menurut Kartono (1983), memberi batasan korupsi sebagai tingkah laku individu

yang menggunakan wewenang dan jabatan guna mengeruk keuntungan pribadi, merugikan

kepentingan umum dan negara. Jadi korupsi merupakan gejala salah pakai dan salah urus dari

kekuasaan, demi keuntungan pribadi, salah urus terhadap sumber-sumber kekayaan negara

dengan menggunakan wewenang dan kekuatan-kekuatan formal (misalnya dengan alasan

hukum dan kekuatan senjata) untuk memperkaya diri sendiri. Dari pendapat-pendapat yang

telah dituliskan di atas, korupsi memiliki definisi suatu sikap yang buruk dan merugikan.

Korupsi memiliki dampak yang buruk terhadap kelangsungan proses pemerintahan negara.

Korupsi terjadi karena beberapa sebab, menurut Syed Hussein Alatas penyebab

korupsi antara lain :

a.       Kelangkaan lingkungan yang subur untuk perilaku antikorupsi

b.      Kemiskinan

c.       Kurangnya pendidikan

d.      Tiadanya tindak hukum yang tegas

e.       Struktur pemerintah

f.        Perubahan radikal

g.       Kelemahan pengajaran-pengajaran agama dan etika

h.       Keadaan masyarakat

Kondisi yang mendukung terjadinya korupsi adalah konsentrasi kekuasan berpusat

di pengambil keputusan yang tidak bertanggung jawab langsung kepada rakyat, seperti yang

3

Page 7: PENANGGULANGAN KORUPSI

sering terlihat di rezim-rezim yang bukan demokratik. Kondisi lainnya adalah kurangnya

transparansi di pengambilan keputusan pemerintah; kampanye-kampanye politik yang mahal,

dengan pengeluaran lebih besar dari pendanaan politik yang normal; proyek yang melibatkan

uang rakyat dalam jumlah besar; Lingkungan tertutup yang mementingkan diri sendiri dan

jaringan "teman lama"; lemahnya ketertiban hukum; lemahnya profesi hukum; kurangnya

kebebasan berpendapat atau kebebasan media massa; gaji pegawai pemerintah yang sangat

kecil; dan rakyat yang cuek, tidak tertarik, atau mudah dibohongi (Hamzah, 2007).

Korupsi sebagai tindak pidana yang sangat merugikan, disebabkan oleh beberapa

hal diantaranya rendahnya iman dan taqwwa pada pelaku korupsi, rendahnya tingkat

penegakan hukum pada pelaku korupsi, serta rendahnya pengamalan nilai sila-sila dari

pancasila di kehidupan bernegara.

Korupsi secara sistemik menimbulkan berbagai dampak negatif dalam sendi-sendi

kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara; antara lain dalam aspek demokrasi

(politik), ekonomi, sosial (kesejahteraan umum), dan budaya (moral). Nye (dalam Revida,

2003: 3) menyatakanan bahwa akibat-akibat korupsi adalah pemborosan sumber-sumber,

modal yang lari, gangguan terhadap penanaman modal, terbuangnya keahlian, dan bantuan

yang lenyap.

Korupsi juga mengakibatkan ketidak-stabilan, revolusi sosial, pengambilan alih

kekuasaan oleh militer, dan menimbulkan ketimpangan sosial budaya. Korupsi juga

mengakibatkan pengurangan kemampuan aparatur pemerintah, pengurangan kapasitas

administrasi, dan hilangnya kewibawaan administrasi.

B. Korupsi Dalam Perspektif Pancasila

Tindakan-tindakan korupsi merupakan bentuk penyelewengan dari butir-butir

Pancasila, dijelaskan sebagai berikut :

a.  Sila Ketuhanan Yang Maha Esa

Nilai-nilai ketuhanan merupakan sumber moralitas dan spiritualitas (yang bersifat

vertikal-transendental) bagi Bangsa Indonesia. Ini sudah merupakan kenyataan hakiki di

mana Tuhan telah “hadir” dalam relung jiwa manusia Indonesia sejak lampau, meski usaha-

usaha untuk mencabutnya terus menerus dilakukan oleh para kolonialis. Hal demikian

menunjukkan bahwa sejarah panjang perjuangan mencapai dan mempertahankan

kemerdekaan Indonesia, banyak dilandasi oleh semangat keberagamaan.

4

Page 8: PENANGGULANGAN KORUPSI

Manusia Indonesia percaya dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dalam hal ini

jelas perilaku tindakan pidana korupsi ini  tidak mencerminkann perilaku tersebut karena

perilaku tindak pidana korupsi adalah perilaku yang tidak percaya dan takwa kepada Tuhan.

Hal ini mengindikasikan bahwa pelaku tindak pidana korupsi menafikan Tuhan itu Maha

Melihat dan Maha Mendengar.

Selanjutnya untuk membawanya dalam taraf implementasi, pernyataan Ludigdo

(2012) ini patut untuk diperhatikan:

“Nilai-nilai ketuhanan merupakan sesuatu yang fundamental dan alamiah terdapat dalam

kehidupan akuntan (manusia) Indonesia untuk menjalankan tugas mulia menuntaskan visi

hidupnya. Di alam Indonesia, Tuhan dianggap mempunyai peran penting untuk

mempromosikan sikap dan perilaku etis. Untuk itu akuntan (manusia) Indonesia harus selalu

didorong untuk menjaga komitmen dirinya kepada Tuhan dan kemudian menghasilkan sikap

dan perilaku menghindari perbuatan yang dilarang oleh Tuhan, serta sekaligus menyebarkan

rahmat kepada semesta. Seharusnyalah dengan disemangati oleh nilai-nilai ketuhanan seperti

ini, akuntan (manusia) Indonesia akan merealisasikan visi mulia kehidupannya melalui

profesinya.”

B.  Sila Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab

Pemaknaan sila yang kedua ini, bukanlah adanya hasrat keamanusiaan yang

menyebabkan manusia serakah kepada orang lain maupun serakah kepada alam semesta.

Namun, dalam memaknai sila kedua ini perlu landasan yaitu sila pertama. Dengan kesadaran

akan keyakinan bertuhan, maka manusia harus mampu memiliki sifat adil dan beradab. Adil

kepada diri sendiri, adil kepada orang lain, maupun adil kepada alam semesta. Sifat adil

itulah yang akan membawa manusia menjadi manusia yang beradab.

Sesuai prespektif sila ini, perilaku tindak pidana korupsi sangat melanggar bahkan

sama sekali tidak mencerminkan perilaku yang sesuai dengan sila pancasila yang kedua,

seperti mengakui persamaan derajat, saling mencintai, sikap tenggang rasa, gemar melakukan

kegiatan kemanusiaan serta membela kebenaran dan keadilan.

c.  Sila Persatuan Indonesia

Aktualisasi nilai-nilai kemanusian dalam kerangka Pancasila harus berakar kuat pada

visi kebangsaan yang kokoh oleh karena kemajemukan masyarakat Indonesia. Visi

kebangsaan yang kokoh ini berupa komitmen untuk membangun kebersamaan menuju

tercapainya cita-cita bersama. Membangun kebersamaan yang dilakukan dalam wadah

5

Page 9: PENANGGULANGAN KORUPSI

Persatuan Indonesia, tidak mengharuskan tercerabutnya akar tradisi dan kesejarahan masing-

masing komunitas suku, ras dan agama (Ludigdo, 2012).

Tindak pidana korupsi bila dilihat dalam sila ini, pelakunya itu hanya  mementingkan

pribadi, tidak ada rasa rela berkorban untuk bangsa dan Negara, bahkan bisa dibilang tidak

cinta tanah air karena perilakunya cenderung mementingkan nafsu, kepentingan pribadi atau

kasarnya kepentingan perutnya saja.

d.  Sila Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam

Permusyarawatan / Perwakilan

Dalam praktik kehidupan bangsa kita saat ini, kedaulatan rakyat telah tergadaikan

dengan supremasi uang dalam berbagai manifestasinya. Berbagai kasus tindak kecurangan

sebagaimana dipaparkan di atas menunjukkan hal ini. Permufakatan jahat telah sedemikian

telanjang dilakukan dengan mengorbankan kepentingan rakyat (Amelia,Ade Rezi,dkk:2015)

Dalam sila ini perilaku yang mencerminkannya seperti, mengutamakan kepentingan

Negara dan masyarakat, tidak memaksakan kehendak, keputusan yang diambil harus

dipertanggungjawabkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, serta menjunjung tinggi harkat

martabat manusia dan keadilannya. Sangat jelaslah bahwa tindak pidana korupsi tidak pernah

sejalan dengan sila ini.

e.  Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Rata-rata bahkan sebagian besar pelaku tindak pidana korupsi itu, tidak ada perbuatan

yang luhur yang mencerminkan sikap dan suasana gotong royong, adil, menghormati hak-hak

orang lain, suka memberi pertolongan, menjauhi sikap pemerasan terhadap orang lain, tidak

melakukan perbuatan yang merugikan kepentingan umum, serta tidak ada rasa bersama-sama

untuk berusaha mewujudkan kemajuan yang merata dan keadilan sosial.

Jadi semua perilaku tindak pidana tersebut melanggar dan tidak mencerminkan sama

sekali perilaku pancasila sebagai ideologi bangsa ini. Selain bersifat mengutamakan

kepentingan pribadi, juga tidak adanya rasa kemanusiaan, keadilan, saling menghormati,

saling mencintai sesama manusia, dan yang paling riskan adalah tidak adanya rasa percaya

dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

6

Page 10: PENANGGULANGAN KORUPSI

C. Upaya Pencegahan Korupsi

Beberapa upaya pencegahan tindak pidana korupsi adalah :

1.    Menanamkan semangat nasional yang positif dengan mengutamakan pengabdian pada

bangsa dan negara melalui pendidikan formal, informal dan agama.

2.    Melakukan penerimaan pegawai berdasarkan prinsip keterampilan teknis.

3.    Para pejabat dihimbau untuk mematuhi pola hidup sederhana dan memiliki tanggung

jawab yang tinggi.

4.    Para pegawai selalu diusahakan kesejahteraan yang memadai dan ada jaminan masa

tua.

5.    Menciptakan aparatur pemerintahan yang jujur dan disiplin kerja yang tinggi.

6.    Sistem keuangan dikelola oleh para pejabat yang memiliki tanggung jawab etis tinggi

dan dibarengi sistem kontrol yang efisien.

7.    Melakukan pencatatan ulang terhadap kekayaan pejabat yang mencolok.

8.    Berusaha melakukan reorganisasi dan rasionalisasi organisasi pemerintahan melalui

penyederhanaan jumlah departemen beserta jawatan di bawahnya.

Selain upaya-upaya yang telah disebutkan di atas beberapa upaya yang bisa dilakukan

adalah upaya dalam bidang edukasi pada masyarakat atau mahasiswa yaitu :

1.    Memiliki tanggung jawab guna melakukan partisipasi politik dan kontrol sosial terkait

dengan kepentingan publik.

2.        Tidak bersikap apatis dan acuh tak acuh.

3.    Melakukan kontrol sosial pada setiap kebijakan mulai dari pemerintahan desa hingga

ke tingkat pusat/nasional.

4. Membuka wawasan seluas-luasnya pemahaman tentang penyelenggaraan

pemerintahan negara dan aspek-aspek hukumnya.

5. Mampu memposisikan diri sebagai subjek pembangunan dan berperan aktif dalam

setiap pengambilan keputusan untuk kepentingan masyarakat luas.

7

Page 11: PENANGGULANGAN KORUPSI

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

a. Dari telaah yang telah dilakukan di atas, korupsi memiliki definisi suatu sikap

yang buruk dan merugikan. Korupsi memiliki dampak yang buruk terhadap

kelangsungan proses pemerintahan negara. Kondisi yang mendukung terjadinya

korupsi adalah konsentrasi kekuasan berpusat di pengambil keputusan yang tidak

bertanggung jawab langsung kepada rakyat.

Korupsi sebagai tindak pidana yang sangat merugikan, disebabkan oleh

beberapa hal diantaranya rendahnya iman dan taqwwa pada pelaku korupsi,

rendahnya tingkat penegakan hukum pada pelaku korupsi, serta rendahnya

pengamalan nilai sila-sila dari pancasila di kehidupan bernegara.

Korupsi mengakibatkan pengurangan kemampuan aparatur pemerintah,

pengurangan kapasitas administrasi, dan hilangnya kewibawaan administrasi.

Dampak nyata korupsi adalah semakin rendahnya ekonomi negara dan turunnya

kesejahteraan masyarakat.

b. Tindak pidana korupsi tersebut melanggar dan tidak mencerminkan sama

sekali perilaku pancasila sebagai ideologi bangsa ini. Selain bersifat

mengutamakan kepentingan pribadi, juga tidak adanya rasa kemanusiaan, keadilan,

saling menghormati, saling mencintai sesama manusia, dan yang paling riskan

adalah tidak adanya rasa percaya dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

c. Beberapa upaya pemberantasan korupsi adalah senantiasa meningkatkan

semangat nasionalisme dan senantiasa mengamalkan nilai dari sila-sila pancasila.

B. Saran

a. Pemerintah lebih tegas terhadap terpidana korupsi. Undang-undang yang adapun

dapat dipergunakan dengan sebaik-baiknya. Agar korupsi tidak lagi menjadi

budaya di negara ini.

b. Semua kalangan masyarakat harus meningkatkan pengamalan nilai-nilai dari

pancasila.

8

Page 12: PENANGGULANGAN KORUPSI

c. Mahasiswa sebagai tonggak bangsa harus meningkatkan perannya sebagai The

Agent of Change dengan senantiasa menerapkan nilai-nilai pancasila dalam setiap

lini kehidupan.

d. Mengkaji lebih dalam tentang tindak pidana korupsi dan penanganannya.

9

Page 13: PENANGGULANGAN KORUPSI

DAFTAR RUJUKAN

Setiadi, Ary.2014.Makalah Korupsi di Indonesia.Jakarta: Universitas Mercubuana.

Amelia, Ade Rezi, dkk.2015. Pancasila Sebagai Paradigma Implementasi Dalam

Pemberantasan KKN.Malang: Universitas Negeri Malang.

Komisi Pemberantasan Korupsi, 2006, Memahami Untuk Membasmi:Buku Saku Untuk Memahami Tindak Pidana Korupsi, Jakarta: KPK

Budiyanto, Drs. MM. 2006. Pendidikan Kewarganegaraan untuk SMA Kelas X. Jakarta: Erlangga

Hamzah, Andi. 1991. Korupsi Di Indonesia Masalah dan Pemecahannya.Jakarta:

PT. Gramedia Pustaka Utama.

10