Pemuda, Politik dan Keterlibatan Sosial di Indonesia Kontemporer Nurman Nowak
Pemuda, Politik dan Keterlibatan Sosial di Indonesia Kontemporer
Imprint©2021 Friedrich-Ebert-StiftungKantor Perwakilan IndonesiaJalan Kemang Selatan II No. 2 A | Jakarta 12730INDONESIA
Penanggung jawab:Sergio Grassi | Resident Director
Phone : +62-21-7193711Fax : +62-21-71791358Email : [email protected]: www.fes-indonesia.org
Materi publikasi yang diterbitkan oleh Friedrich-Ebert-Stiftung (FES) tidak dapat dipergunakan untuk tujuan komersial tanpa persetujuan tertulis dari FES.
Tentang penulis: Nurman Nowak memiliki gelar Master Kajian Asia Tenggara dan merupakan kandidat PhD di Universitas Göttingen, saat ini melakukan penelitian lapangan di komunitas miskin perkotaan di Jakarta. Sebelumnya dia bekerja untuk FES Indonesia di mana dia berpartisipasi dalam program pendidikan politik yang berfokus pada pemuda dan telah banyak menulis tentang perkembangan politik dan masyarakat sipil di Indonesia dan Malaysia kontemporer.
Pandangan dalam tulisan ini tidak mencerminkan pendapat dari Friedrich-Ebert-Stiftung.
Friedrich-Ebert-Stiftung (FES) adalah Yayasan politik tertua di Jerman.Nama Yayasan ini diambil dari nama presiden Jerman pertama yang terpilih secara demokratis, Friedrich Ebert. Yayasan Friedrich Ebert memiliki jaringan internasional di lebih dari 100 negara dan memiliki misi untuk mendorong penerapan nilai-nilai demokrasi sosial, yaitu kebebasan, solidaritas, dan keadilan sosial.
FES mendirikan Kantor Perwakilan Indonesia pada tahun 1968 dan sejak 2012 telah bekerja sama dengan Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) Republik Indonesia dalam rangka mewujudkan keadilan sosial di bidang politik, ekonomi dan masyarakat, sebagai salah satu prinsip pokok FES di seluruh dunia. FES di seluruh dunia. FES Indonesia dalam beberapa tahun terakhir telah melakukan berbagai kegiatan untuk mendukung Reformasi Jaminan Sosial, Negara Kesejahteraan, dan Pembangunan Sosial Ekonomi di Indonesia serta mempromosikan Indonesia sebagai rujukan ke negara lain di kawasan dan di tingkat internasional untuk tema demokratisasi, sosial ekonomi dan pembangunan yang damai.
www.fes-indonesia.org
Pemuda, Politik dan Keterlibatan Sosial di Indonesia Kontemporer
Imprint©2021 Friedrich-Ebert-StiftungKantor Perwakilan IndonesiaJalan Kemang Selatan II No. 2 A | Jakarta 12730INDONESIA
Penanggung jawab:Sergio Grassi | Resident Director
Phone : +62-21-7193711Fax : +62-21-71791358Email : [email protected]: www.fes-indonesia.org
Materi publikasi yang diterbitkan oleh Friedrich-Ebert-Stiftung (FES) tidak dapat dipergunakan untuk tujuan komersial tanpa persetujuan tertulis dari FES.
Pandangan dalam tulisan ini tidak mencerminkan pendapat dari Friedrich-Ebert-Stiftung.
Friedrich-Ebert-Stiftung (FES) adalah Yayasan politik tertua di Jerman.Nama Yayasan ini diambil dari nama presiden Jerman pertama yang terpilih secara demokratis, Friedrich Ebert. Yayasan Friedrich Ebert memiliki jaringan internasional di lebih dari 100 negara dan memiliki misi untuk mendorong penerapan nilai-nilai demokrasi sosial, yaitu kebebasan, solidaritas, dan keadilan sosial.
FES mendirikan Kantor Perwakilan Indonesia pada tahun 1968 dan sejak 2012 telah bekerja sama dengan Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) Republik Indonesia dalam rangka mewujudkan keadilan sosial di bidang politik, ekonomi dan masyarakat, sebagai salah satu prinsip pokok FES di seluruh dunia. FES di seluruh dunia. FES Indonesia dalam beberapa tahun terakhir telah melakukan berbagai kegiatan untuk mendukung Reformasi Jaminan Sosial, Negara Kesejahteraan, dan Pembangunan Sosial Ekonomi di Indonesia serta mempromosikan Indonesia sebagai rujukan ke negara lain di kawasan dan di tingkat internasional untuk tema demokratisasi, sosial ekonomi dan pembangunan yang damai.
www.fes-indonesia.org
Pemuda, Politik dan Keterlibatan Sosial di Indonesia Kontemporer
Friedrich-Ebert-Stiftung Indonesia - 2021
Daftar Isi
Pemuda, Politik dan Keterlibatan Sosial di Indonesia
Kontemporer ................................................................. 1
Pendahuluan ........................................................................2
Peran dan warisan aktivisme pemuda di Indonesia .........3
Aktivisme pemuda dan munculnya arena perjuangan baru ..................................................................5
Pemuda dan aktivisme mahasiswa di era Jokowi: Masyarakat yang terpolarisasi ..........................................8
Pemuda dan politik formal di era Jokowi ..........................9
Melampaui politik formal – Bentuk baru cara berpartisipasi .................................................................... 11
Kebijakan pemuda, pemerintah dan krisis Covid-19 ...... 14
Menyongsong sebuah titik waktu baru ........................... 16
Daftar Bacaan ........................................................................ 19
Daftar Singkatan ..................................................................23
Pemuda, Politik dan Keterlibatan Sosial di Indonesia Kontemporer
Friedrich-Ebert-Stiftung Indonesia - 2021
1
Ringkasan Eksekutif:
• (Pemuda Indonesia mencakup seper-
empat dari masyarakat Indonesia dan
perkembangan pemuda sangat menentu-
kan perkembangan sosial ekonomi masa
depan negara saat bonus demografis ter-
capai.Merekaadalahpendorongdigitalisa-
sikehidupansehari-hari,karena lebihdari
80%merekaterhubungkeinternet.Media
sosialdigunakansecaraluas,terutamaun-
tukberhubungandenganrekan-rekanmer-
eka, tetapi jugaberfungsi sebagaisumber
informasipentingtentangkeadaanumum.)
• Pemuda memainkan peran yang menen-
tukan di semua persimpangan sejarah
perkembangan politik Indonesia, khusus-
nyagerakanmahasiswa.Namun,transfor-
Pemuda, Politik dan Keterlibatan Sosial di Indonesia Kontemporer
Nurman Nowak, Universitas of Göttingen14 Januari 2021
masisistempolitikdiawal tahun2000-an
telah membuat kemerosotannya menjadi
marginalisasi danmenyebabkan polarisasi
yangditentukanolehkelompokIslamkon-
servatifkanandankelompokkiriprogresif
yangdemokratisdanliberalyangmendefi-
nisikan politik Indonesia selama sebagian
besardarimasaduadekadeterakhir.
• Dominasi demografis kelompok pemuda
membuatmereka berpotensimenjadi fak-
toryangmenentukandalampemilukarena
mereka mencakup sekitar 50% dari pemi-
lih.Namun,generasimilenialdanGenZdi-
anggapengganberpartisipasidalampolitik
formal, meskipun (atau mungkin karena
mereka)lebihtahutentangpolitikdaripada
kelompoklain.Bentuk-bentukaktivismeal-
ternatifbarutelahmuncul,baikituaktivisme
2
Pemuda, Politik dan Keterlibatan Sosial di Indonesia Kontemporer
politik atau sosial, daring dan luring, yang
menyangkalklaimsikapapatismereka ter-
hadappolitik.Namun,keterlibatanmereka
terbataspadaurusan lokaldankelemahan
struktural masyarakat sipil Indonesia yang
menghambat perkembangan kerja sama
yangdilembagakandaninternasional.
• Dampak pandemi COVID19 telah menim-
bulkandampakyangmenghancurkanterh-
adapgenerasimuda.Kaumpemuda telah
diidentifikasi sebagai kelompok yang pal-
ing rentan terhadap pengangguran, dan
karena akses internet tidak terdistribusi
secarameratadisepanjanggarissosialdan
geografis (kesenjangan perkotaan / pede-
saan), langkah-langkahbelajardari rumah
(penutupansekolahdanuniversitas),sema-
kin mengkonsolidasikan ketidaksetaraan
sosialdanberdampakjangkapanjangbagi
perkembanganpemudayangberadadipo-
sisiyangkurangmampu.
• Dalam dua tahun terakhir, gerakan ma-
hasiswa tampaknya bangkit kembali dan
menunjukkan tanda-tanda untuk menga-
tasipolarisasiyangtelahterjadidalambe-
berapadekadeterakhirketikapemerintah
dikritiktelahterperosokkembalikedalam
polapemerintahanotoriteryangpadagil-
irannyamendorongtimbulnya tujuanber-
samayangbarudanpanggilanmoraluntuk
mempertahankan pencapaian demokrasi
danliberaldarigerakanreformasi.Namun,
momentum populisme sayap kanan yang
diwarnai Islam mengancam untuk meng-
kooptasi agitasi mahasiswa dan pemuda
yangmulaidihidupkankembali ini,ditam-
bahdengandampakdestruktifakibatkebi-
jakanterkaitCovid-19.
Pendahuluan
Masa depan adalah pemuda! adalah
ungkapanyangseringdidengarolehparapoliti-
sidanaktivis,danjikamerujuksekilaskesejarah
masalalu,katakanlah100tahunyanglalu,me-
mangmenunjukkanbahwajikapemudameng-
aturenergipemberontakannyadanmengambil
sikapdalamurusanbangsaataubahkandunia,
perubahanyangtidakterpikirkanmungkinsaja
terjadi.Gejolaksosial,kemajuanteknologi,tran-
sisi ekonomi dan politik serta realisasi utopia
seringkalidiluncurkandandisambutbaikoleh
generasimuda.Namun,merekamungkin juga
dapatmenjadipihakpertamayangmengalami
efek samping dan krisis destruktif yang me-
nentukanmasadepankomunitas,masyarakat,
bangsa,ataubahkandunia.
Undang-UndangRepublikIndonesiaNo.40
tahun 2009 mendefinisikan pemuda sebagai
warga negara Indonesia yang berusia antara
16 hingga 30 tahun. Wacana kontemporer
membagi mereka menjadi generasi mile-
nial, yang lahir antara tahun 1981 dan 1997,
danGenZ, yang lahir antara tahun 1998dan
2010. Menurut angka-angka resmi, terdapat
64,19jutapemudadiIndonesiakontemporer
seperti yang didefinisikan oleh negara, yaitu
seperempat dari seluruh jumlah penduduk
(BPS2019).Nasibpembangunanmasadepan
Indonesia berada di pundakmereka, dengan
perkembanganpendudukmendekatiapayang
disebut bonus demografis, suatu kondisi de-
mografisdimanajumlahpendudukyangpro-
Friedrich-Ebert-Stiftung Indonesia - 2021
3
duktif melebihi jumlah penduduk yang tidak
produktif.Jikadikeloladenganbaik,bonusde-
mografiinidapatmemberikandampakpositif
bagipertumbuhanekonomiyangberkelanjut-
an,namundibutuhkanupayabesarnegarada-
lamhalmenyediakanpendidikandankesem-
patan kerja bagi mereka untukmenciptakan
kondisi yang mendukung agar hal tersebut
dapat terwujud (BPS 2019). Sementara itu,
sektorkomersiallahyangberusahakerasun-
tukmerebuthatikonsumendarikelompokini
denganmaraknyakonsumerisme,terutamadi
kalangananakmudakelasmenengahkeatas
di perkotaan. Sebagai generasi pertama da-
lam sejarah yang lahir sepenuhnyadi eradi-
gital,pemudaadalahmotorpenggerakdibalik
digitalisasi kehidupan sehari-hari. Menurut
laporan pemuda terbaru yang dikeluarkan
oleh lembaga survei Alvara, 88,4% generasi
milenialdan93,9%GenZ terhubungke inter-
net dengan GenZ menghabiskan lebih dari
tujuh jam daring setiap hari, yangmemberi-
kanbuktiklaimbahwapemudaIndonesiabe-
nar-benarpahamteknologi(AlidanPurwandi
2020).
Selain itu, artikel ini jugamembahas ten-
tang peran pemuda Indonesia dalam politik
dan masyarakat sipil. Bab-bab selanjutnya
akanmenjelaskanperkembanganpolitikIndo-
nesiadariperspektifpemudadanmahasiswa.
Seperti yang akan kita lihat, kontribusi me-
reka sangatmenentukandalammewujudkan
keadaanpolitiksaatinidankarenamassade-
mografismereka,merekaberpotensimenjadi
kekuatan politik yang kuat. Dengan menan-
tang klaim bahwa kaum milenial dan GenZ
apatisterhadappolitik,bentukdancarabaru
atasketerlibatanpolitikdansosialakandipa-
parkan dan akhirnya, efek pandemi Covid-19
sehubungan dengan perkembangan politik
terbaruakandikemukakan.
Peran dan warisan aktivisme pemuda di Indonesia
Penulis terkenal Indonesia Pramoedya
Ananta Toerpernahmenyatakanbahwa “se-
jarahdunia adalah sejarahorangmuda”dan
memang, pemuda danmahasiswa telahme-
mainkan peran yangmenentukan di persim-
pangan sejarah penting dalam perkembang-
an politik negara sebagai latar belakang dari
perubahan-perubahansosialdanpolitikyang
merekaalami.
Pemudaberadadigarisdepangerakanna-
sionalis yang muncul pada awal abad ke-20
untuk melawan dan akhirnya menyingkirkan
kolonialisme.Dalamsebuahpertemuanpada
tahun 1926 di Batavia, sekarang kota Jakar-
ta,parapemudayanghadirpadapertemuan
tersebut mengikrarkan kesetiaan kepada
Bangsa Indonesia berdasarkan prinsip satu
tanahpersatuan,satubangsadansatubaha-
sa.Setiaptahunpadatanggal28Oktober,apa
yangdinamakansumpahpemudadiperingati
denganhari liburnasional.Tujuhbelastahun
kemudianpadaAgustus1945,pemerintahJe-
pang,yangpasukannyamendudukikepulauan
Indonesia saat itu,menyerah kepada sekutu.
Dengan kekuatan penjajah dikalahkan dan
mantan junjungan kolonial masih berada di
luarwilayah,euforianasionalispunberkobar.
Kelompok pemuda nasionalis radikal fana-
4
Pemuda, Politik dan Keterlibatan Sosial di Indonesia Kontemporer
tik,PemudaIndonesia,beradadigarisdepan
untuk menuntut kemerdekaan segera. Tidak
sabar menunggu lebih lama lagi, sekelom-
pok pemuda menculik Sukarno, pemimpin
utama perjuangan nasionalis, untuk memak-
sanya agar akhirnya memproklamasikan ke-
merdekaan keesokan paginya, pada tanggal
17Agustus1945.Padaperjuangan revolusi In-
donesiaberikutnya,pemudadarisemualatar
belakangmenjaditulangpunggungtentarare-
publikindonesiadalammelawanpasukanIng-
grisdanBelanda. JenderalSoedirmansendiri
baruberusia29 tahunketika terpilih sebagai
panglima tertinggi. Pemuda dipandang se-
bagai aktor utama dalam revolusi nasional
Indonesia dan digembar-gemborkan sebagai
pahlawandimasyarakatumumhinggasaatini.
Duapuluhtahunkemudian,pada1965,In-
donesiatibapadatitik laindalamsejarahnya
di mana protagonis muda akan memainkan
peran kunci,mendorongmunculnya gerakan
pemuda terpenting di Indonesia - gerakan
mahasiswa.Padapertengahan1960-an,iklim
politikdi Indonesiaberadapadatitikgenting
ketikahubunganPresidenSukarnodanPartai
Komunis Indonesia (PKI)semakindekat,yang
mengkhawatirkan kelompok konservatif da-
lam tubuhmiliter dan kelompokmasyarakat
Islam. Ketegangan akhirnya meningkat pada
tahun1965danmendorongmahasiswaanti-
komunisuntukmendirikanKesatuanAksiMa-
hasiswaIndonesia-KAMIyangmengorganisir
demonstrasimassamenuntutpelaranganPKI,
pembersihankelompokkiri dari kabinet,dan
akhirnyapembubaranpemerintahanSukarno.
Kemudian,yangterjadiditahun-tahunberi-
kutnya adalah pembentukan negara otoriter
dengan kelompok militer sebagai pilar uta-
manyadanJenderalSuhartosebagaiPresiden
di pucuk pimpinan. Hak-hak sipil yang men-
dasardilucutidansetiapagitasipolitikdiluar
institusiyangdikontrolketatolehpemerintah
ditekan,meskipundengansatupengecualian:
Setelah kampus dibersihkan dari unsur kiri,
mahasiswa yang telah berperan dalam pem-
bentukanrezimOrdeBaruhampirsecaraek-
sklusifmenjadisatu-satunyakelompokdalam
masyarakat Indonesia yang dianugerahi hak
istimewauntukmengkritikpemerintahsecara
terbuka.Sebuahgagasanbarudikembangkan,
gagasanyangakanmembingkaiaktivismema-
hasiswa hingga hari ini: mahasiswa sebagai
kekuatanmoral.Dalampemahamanini,agitasi
politikmahasiswa“dilatarbelakangiolehprin-
sipmoraldanetikayangtidaktercemaroleh
dunia politik yang kotor dan korup” (Aspinal
2012).Mahasiswadapatmengambiltindakan
untukmenyelamatkanbangsapadasaatkrisis,
dankarenaituparaaktivismahasiswamemo-
sisikan diri mereka sebagai pengkritik rezim
Suharto yang teguh namun setia, menuntut
integritas,mengkritikrezimpembangunande-
struktifyangtidakterkendali,namundengan
tujuan untuk melanggengkankan rezim yang
memperoleh kekuasaan antara lain dengan
bantuanmereka.
Pada 1970-an, demonstrasi mahasiswa
besar-besaran melanda jalan-jalan, yang
mendorong diberlakukannya Normalisa-
si Kehidupan Kampus (NKK), kebijakan yang
menekan agitasi politik di kampus-kampus.
Kebijakan ini memang membatasi aktivisme
mahasiswaselamaperiodeyangcukup lama,
Friedrich-Ebert-Stiftung Indonesia - 2021
5
tetapi jugamendorongmahasiswa yang leb-
ihvokaldanradikalkebawahtanahdimana
merekamengembangkanstrukturklandestin.
Sementaraitu,konsolidasiekonomimemper-
luaskelasmenengahIndonesiadanparaanak
mudanya berbondong-bondong masuk ke
kampus. Kalau pada tahun 1970 jumlahma-
hasiswabaruadasekitar255.000,padatahun
1990 jumlah ini meningkat menjadi 1,6 juta
dankemudianmeningkatlagimenjadi3,6juta
mahasiswapadaakhirtahun1990-an(Aspinall
2012),menjadikanmahasiswa sebagaimassa
sosial yang cukup besar. Dengan peningka-
tan ini, struktur aktivisme mahasiswa yang
klandestinakhirnyameluaspadaakhir1990-
an. Ketika krisis keuangan Asia tahun 1997
melandanegaraitu,persimpangansejarahlain
yangmenentukan semakinmendekat. Aktiv-
ismahasiswamemobilisasimassamahasiswa
danmenyiapkanpanggunguntukpemberon-
takanpopulerberikutnya - gerakan reforma-
si-yangmenuntutdanakhirnyamewujudkan
Indonesiayangdemokratis.
Aktivisme pemuda dan munculnya arena perjuangan baru
Hak-hak sipil antara lain kebebasan pers,
berbicara, berkumpul dan berorganisasi di-
pulihkan dan pemilihan anggota parlemen
pertamayangbebasdanadildengan48partai
pesertaberlangsungpada tahun1999. Peru-
bahan yang luar biasa berlangsung selama
lima tahun berikutnya, dengan pemberlaku-
kandesentralisasi kekuasaandari tingkatna-
sional hingga tingkat kabupaten. Sementara
pada tahun1998 - 2001 terjaditiga kali per-
gantianpresiden yangdatangdanpergi, yai-
tuHabibie (1998-1999),AbdurrahmanWahid
(1999-2001) dan Megawati Sukarnoputeri
(2001-2004), sementara faseberikutnya rela-
tiftenangdibawahkepresidenanSusiloBam-
bangYudhoyono(2004-2014),presidenterpi-
lihpertamadalamsejarahIndonesia.
Pada1999-2004, yangmerupakanperiode
reorganisasistrukturkekuasaan,gerakanmaha-
siswamenunjukkan tanda-tanda pembubaran
seiringdengankesadaranbahwagagasangera-
kanmahasiswayangbersatuyangsemata-ma-
tadimotivasiolehprinsip-prinsipmoraladalah
mitosbelaka.Sebagaimanadikemukakanoleh
YatunSastramidjaja,keberhasilangerakanma-
hasiswamenggalangdukungandarimasyarakat
luasdalammenggulingkan rezimSuhartome-
rupakan hasil dari keberagaman ideologisnya
sehingga memungkinkanmenjangkau seluruh
lapisan masyarakat Indonesia (Sastramidjaja
2019a). Begitu alasan untuk bersatu lenyap,
perbedaan ideologis dan loyalitas pribadi ke-
pada elit politik muncul ke permukaan, yang
mengadudombaantarakelompokmahasiswa
yang satu dengan yang lain, mengakibatkan
proses perpecahan yang berlangsung sejak
saatitu.Pembagianutamasecarakasardapat
didefinisikansebagaiduaaliranpolitik-budaya,
aliranIslamdanaliranmahasiswakiri.
Banyakpeneliti tentang transisi Indonesia
menuju demokrasi setuju bahwa pada akhir-
nyajatuhnyaOrdeBarusebagianbesaradalah
karyaaktivismahasiswakiri, karenamereka-
lahyangpertamakalimenuntutpenghapusan
posisisupremasimiliterdanpengundurandiri
Presiden Suharto, dengan demikian berawal
6
Pemuda, Politik dan Keterlibatan Sosial di Indonesia Kontemporer
sedikit banyak dari gagasan kekuatan moral
juga. Pandangan ideologis mereka didasar-
kanpadagagasan(neo-)marxisdariKiriBaru,
aliranfilsafat Frankfurt, danaliranpemikiran
kiri lainnya. Seperti yang terjadi di belahan
laindunia,mahasiswakiripadadasarnyadari
dulu sampai sekarang selalu terpecah secara
ideologis, tetapi mereka berbagi visi umum
dalammelihat negaramereka, yaitu sebagai
suatu masyarakat terbuka dengan distribusi
kekayaanyangadil,sistembudayadanpolitik
yanginklusifuntuksemuawarganegaraterle-
pas dari latar belakang agama, kelompok et-
nis,kelas,dll.,sertastrukturyangdemokratis
disemuabidangpemerintahandanekonomi.
Banyakorganisasimahasiswa sayapkiri yang
ada pada tahun-tahun transisi yang panjang
(awal 1989 - 2004) kemudianmengalami ke-
mundurankemerosotanyangdiakibatlanoleh
perpecahan dan pindahnya jaringan aktivis
pentingkedalampolitikformal(ibid).
Namunitusamasekalibukanberartibahwa
strukturpemudayangprogresifdalamlanskap
politikIndonesiatelahberakhir.Demokratisasi
sistemdi Indonesia telahmenyebabkanpen-
ingkatan besar-besaran dan perluasan mas-
yarakatsipilindependendimanaparaaktorn-
yaberoperasidisemuabidangdaritingkatka-
bupatenhingganasional.Sementarabeberapa
mantanaktivismenjadipolitisi,banyaklainnya
yangbergabungdenganataumendirikanOr-
ganisasiMasyarakatSipil(OMS)barudibidang
hak asasimanusia, bantuanhukum, perjuan-
gan hak atas tanahmasyarakat adat, petani,
kaummiskinkota,buruh,gerakanlingkungan,
pemberdayaan perempuan dan pemuda, dll.
Struktur-struktur ini jelas dan menarik bagi
mahasiswadanpemudadenganpolapikiride-
alisdanyangcenderungprogresifdiIndonesia
kontemporer(ibid).
Organisasi-organisasi ini sering kali ter-
hubungsecara longgarantarasatusama lain
dalam bentuk jaringan aktivis di tingkat per-
sonal,yaitubanyakyangsalingmengenalsatu
samalaindarikampusataukonferensi,namun
kerja sama yang dilembagakan terhambat
olehkelemahanstrukturalsepertipersaingan
untuk pendanaan dan afiliasi dengan jaring-
an patronase yang berlawanan. Sementara
banyakOMSmerupakanbagiandari jaringan
internasional dengan agenda yang mengacu
pada program-program PBB-TPB (UN-SDGs),
kebanyakandarimerekaberfokuspadaisu-isu
yanglebihlokal(Aspinall2012).
Sisi laindari spektrum inididominasioleh
politik Islamyangsejaksaat itumenjadipilar
penting dalam lanskap politik dan sosial bu-
dayaIndonesia,sertamemperolehdayatarik
barudenganapayangdisebutkebangkitanIs-
lam,yaitupeningkatankesalehanberagamadi
kalanganpemudadanmasyarakatyang lebih
luas.Kemunculannyadipicuolehagitasipara
mahasiswa yang kembali pulang dari Timur
Tengah,yangterinspirasiolehkelompokdak-
wah Islam yang mereka temui di sana. Me-
reka berkhotbah di komunitas-komunitas di
seluruh nusantara danmendapatkan pende-
ngaryangreseptifkarenaagamamemberikan
orientasidalammenghadapiperubahansosial
mendasaryangdipicuolehpembangunanpe-
satdanurbanisasiyangmerajalela.Organisasi
Islam termasuk yang paling aktif dan berpe-
ngaruh secara sosial. Saat ini mereka dapat
Friedrich-Ebert-Stiftung Indonesia - 2021
7
dibagimenjadiduakubu,yaitukubuarusuta-
ma dan kubu konservatif, dan keduanya di-
wakiliolehbanyakorganisasimahasiswadan
pemuda,diluardandidalamkampus.
Kubu Islam arus utama antara lain diwa-
kiliolehHMI(HimpunanMahasiwaIndonesia)
yang berakar padamasa pra-Orde Baru dan
memilikipengikutsekitar500.000mahasiswa.
Organisasi ini mempertahankan hubungan
dengansemuapartaiIslamdierapasca-refor-
masisaatini,tetapibersikerasuntukindepen-
den.Banyakalumninyayangsudahmenempa-
tiposisi-posisipentingdilayanansipil,parlem-
endanmasyarakat sipil (Wawancaradengan
FajarIman).BersamadenganorganisasiIslam
lainnya,HMItetapmenjadiprotagonisutama
kegiatandakwahIslamdikampus.
Kebangkitan Islam juga memunculkan
kelompok-kelompokIslamkonservatifdengan
dakwah tarbiyah sebagai protagonis terpen-
ting, yang menumbuhkan bentuk studi dan
tafsirkitabsuci Islamsecara literal,danmer-
upakan landasan teologis fundamentalisme
agama.PenganutIkhwanulMusliminyangber-
basisdiMesirtetapiberorientasipadatransisi
jugatelahmenyusupkekampus-kampusIndo-
nesiapadatahun-tahun1980-andan1900-an
melaluisalurantarbiyah,denganmemopuler-
kan ajaran para pemikir Islam seperti Sayyd
Qubt.Padatahun1998,aktivisdarijaringanini
bersamadengankelompokmahasiswaberori-
entasikonservatiflainnyamendirikanKAMMI
(KesatuanAksiMahasiswaMuslimIndonesia).
KAMMImenjalinhubungankuatdenganPKS
(Partai Keadilan Sejahtera), sebuah partai Is-
lam konservatif dan cabang dari Ikhwanul
Muslimin(Laskowska2019).
Berbeda dengan gerakan mahasiswa kiri,
gerakan Islamtelahmengembangkanpijakan
ideologisyangkuatdi Indonesiadenganper-
wakilandiparlemenmelaluiPKSsertastrategi
agitasipolitikjangkapanjangberkatsosialisasi
ideologis selama puluhan tahun yang dilaku-
kanparapenganut senior dan juniornya.Or-
ganisasi Islam konservatif adalah organisasi
palingpopulerdansuksesdikalanganmaha-
siswaMuslimyangdiwakiliolehberbagaior-
ganisasididalamdandiluarkampus(Sastrami-
djaja 2019a). Banyak yang mempertahankan
pandanganinternasionaldalamseruanmere-
katentangsolidaritasIslam,misalnyadengan
mendukung intifada Palestina atauUighur di
China,sertamengadakanpertemuandengan
kelompokIslamdinegaralain.
Kekuatan gerakan Islam konservatif yang
dipimpin oleh para aktivis muda dengan sa-
ngat baik ditampilkan lewat keberhasilan
merekadalampenaklukanhegemoni atas Is-
lamIndonesiapadapertengahantahun2000-
an.Padaakhirabadke-20,IslamdiIndonesia
memilikireputasiyangsangattoleransebagai
akibat dari pengaruh para intelektual Islam
yang berpikiran liberal yang memimpin dua
ormas IslamterkemukaNahdlatulUlamadan
Muhammadiyah. Namun, dua kelompok itu
akhirnya tersingkir olehgenerasi baruaktivis
muda Islam, yang disosialisasikan dan dibe-
sarkan dalam jejaring tarbiyah, dan berhasil
menempatkanulamakonservatifdiposisi-po-
sisi strategis. Kemudian, fatwa, yaitu opini
hukum yang tidak mengikat, bahwa plural-
isme, sekularisme dan liberalisme tidak se-
suaidenganajaranIslamsegeradiberlakukan,
yang merupakan serangan berat terhadap
8
Pemuda, Politik dan Keterlibatan Sosial di Indonesia Kontemporer
perkembangan progresif sejak reformasi di-
hantarkan(vanBruinessen2012).
Sebagai dampak dari “perubahan konser-
vatif” (ibid) dalam Islam Indonesia ini kemu-
dian terjadi peningkatan intoleransi, penga-
niayaan,danberbagaitindakankekerasanter-
hadapkelompokagamadankelompokseksual
minoritas.Kemudianmunculwacana-wacana
yangmenyarankanbahwamenempatkanpe-
rempuan dan non-Muslim di posisi-posisi
penting yang menggunakan kekuasaan atas
mayoritas pendudukMuslimmerupakan pe-
langgaran terhadap ajaran Islam. Gerakan
Islam konservatif ini mencerminkan adanya
suatu gerakan balasan yang bertujuan untuk
menyirnakan pencapaian-pencapaian pro-
gresif sejak jatuhnya Suharto. Gerakan ini
dapatmemperjuangkandanmemaksakanpe-
ngaruhnyaterhadapmasyarakatIndonesiaan-
taralainjugakarenapendekatan laissez-faire
daninklusifselamapemerintahanSBY(2004-
2014),yanglebihmelakukankooptasidaripa-
da menantang kekuatan konservatif. Seperti
antipodeprogresifnya,sebagianbesaranggo-
ta dari gerakan balasan yangtidak liberal ini
berasaldarikelompokmahasiswadankelom-
pokpemudalaindalammasyarakatIndonesia
yanglebihluas.
Pemuda dan aktivisme mahasiswa di era Jokowi: Masyarakat yang terpolarisasi
Polarisasi ini merupakan pendorong ag-
itasi politik yang signifikan di era Indonesia
kontemporer.Ketikagerakanbalasaninimer-
encanakan serangan lain terhadap institusi
progresif,pihaklainakanmemobilisasipengi-
kutnyauntukmempertahankanprestasiyang
telahmerekaperjuangkandansebaliknya.
Pada2014,polarisasiinimencapaiklimaks
pertama dalam konteks pemilihan presiden.
KelompokIslamisbergabungdenganPrabowo
Subianto,mantanmenantu Suharto,mantan
jenderal angkatan bersenjata Indonesia yang
dianggap bertanggung jawab atas kekerasan
terhadap gerakan reformasi dan kini men-
jadi calon presiden. Pesaingnya adalah Joko
Widodo (atau Jokowi), yangmenampilkanci-
trasebagaipendatangbaruyangprogresif,ti-
dakternodaolehkorupsiyangtetapmarakdi
kalanganelitpolitik, yang secara radikalber-
tolakbelakangdenganPrabowo, seorang jen-
deraldarimasaOrdeBaru.Pada2012,Jokowi
memenangkanPilkada Jakarta,yangmenjad-
ikannyagubernuribukotaIndonesiasebelum
partai PDI-P merangkulnya dan menjadikan-
nyacalonpresidenpada2014.
Pemilihan presiden 2014 dianggap me-
nentukanmasa depan perkembangan politik
Indonesia,yangmemobilisasibanyakmantan
aktivisreformasimahasiswa.Merekabersatu
di belakang Jokowi dan membentuk jaring-
an yang disebut Seknas Jokowi. Jejaring ini
berhasil memobilisasi ribuan relawan muda
dari segudang gerakan sosial progresif yang
kemudianmendongkrak citra Jokowi sebagai
kandidat berjiwa muda, bebas korupsi, yang
ternyata sangatmenentukan dalammembu-
juk pemilih generasi milenial agar memihak
Jokowi.(Sastramidjaja2019b)
Era Jokowi yang berlangsung hingga saat
Friedrich-Ebert-Stiftung Indonesia - 2021
9
initernyatamenjadimasayangpenuhgejolak
danmemantapkanpolarisasiyangmemuncak
padaakhirtahun2016ketikaunjukrasaterbe-
sardalampuluhantahunmerebakdiJakarta.
MantanwakilgubernurBasukiTjahjaPurnama
(atauAhok),seorangTionghoaIndonesiadan
beragama Kristen, telah mengambil alih ja-
batangubernursetelahJokowimenjadipres-
iden. Pada bulan September, sebuah video
dengantekshasilrekayasamenjadiviral,yang
menunjukkan bahwa Ahok diduga menghina
Islam dalam pidatonya. Pada tanggal 2 De-
sember 2016, protes besar-besaran dengan
500.000pesertadenganmengusunggagasan
membela Islam, yang dipimpin oleh ulama
kontroversialRizieqShihab,dilancarkanuntuk
menuntutagarAhokdiadili(GrassidanNowak
2017).Sebagianbesarpengunjukrasaadalah
generasimilenial,siswaseniorsekolahmenen-
gah Islam,mahasiswa, dan pemudamandiri,
yang turun ke jalan mengikuti seruan untuk
“membelaagamamereka”.Gerakananti-Ahok
bercorakIslaminimemilikiefeksampingyang
pahit karenaperistiwa tersebutmenjadi tan-
tangan bagi budaya nasional Indonesia yang
pluralisdaninklusif.Halinikemudianmemicu
demonstrasi tandingandengan ribuanpeser-
ta, terutama dari kelas menengah dan atas
perkotaanuntukmendukungAhok,danuntuk
membela narasi pembangunan bangsa Indo-
nesiayangpluralisdaninklusif.Tapiaktivisme
mereka sia-sia. Dalam pemilihan gubernur
padaFebruari2017,AniesBaswedan,yangse-
jakitudirangkulolehPKSdanPartaiGerindra
dibawahpimpinanPrabowo,menangdengan
memanfaatkan sentimen agama, sementara
Ahoksegerasetelahitudijatuhihukumanpen-
jaraduatahun.
Pemuda dan politik formal di era Jokowi
Perkembangan demografis Indonesia tel-
ahmenganugerahkan pemuda Indonesia de-
nganposisistrategislainnya–ketegasansuara
pemuda yang mewakili hampir 50% pemilih
dalampemilihanpresiden.
Pemilu 2014 umumnya dianggap sebagai
pemilu Indonesiapertamadengankampanye
pemiludaring yang khususmembidik kelom-
pok pemuda di media sosial dan kanal You-
Tube. Pada 2019, kedua kubu yang bersaing
menghabiskan jutaandolaruntukmembiayai
kampanyedaringdiberbagaiplatformmedia
sosialdanberusahakerasuntukmenciptakan
citramudapadakandidatpemilumasing-ma-
sing(Sastramidjaja2019b).
KetikaPresiden Jokowimemasuki Stadion
GBK Senayan untuk membuka Asian Games
2018, dia mengendarai sepeda motor besar
yang dimodifikasi, mengenakan jaket Den-
im dan sepatu kets putih - pakaian kampa-
nye pemilihannya. Tak lama kemudian, dia
menyampaikan capaian pembangunan infra-
strukturpemerintahannyadengangaya yang
sama, dengan berkeliling Papua naik sepeda
motor bersama beberapa anggota kabinet-
nya. Instagram,Twitter,danFacebooksegera
dibanjiridengangambardanvideoini,menge-
sankan para milenial dan GenZ seperti yang
disarankan oleh komentar tersebut. Sebalik-
nya, timPrabowomemilih SandiagaUno se-
bagaicawapres,yaituseorangpolitisiberusia
40-an yang meraup kekayaan sebagai peng-
usahadiASdansegeramembanguncitranya
dengan meniru wirausahawan terkemuka
10
Pemuda, Politik dan Keterlibatan Sosial di Indonesia Kontemporer
sepertiElonMusk-modelpanutanbarubagi
milenialdanGenZ.Parainfluencerdenganju-
taan pengikut dipekerjakan untuk berbicara
mendukungnya,berkontribusipadakampanye
#gantipresiden.Selainitu,keduakubumende-
sak pendukungmereka untukmenjadi pasu-
kan cyber yang akan berkomentar, berbagi
postingan,danmembuatmeme.Namun, se-
lainsimbolismeini,hanyasedikityangsejalan
dengan masalah aktual yang dihadapi oleh
pemuda, yaitu pendidikan, biaya hidup yang
terjangkausertapeningkatan“fasilitaspemu-
da”ditempat-tempatumum(Irwanto2020).
Sementarapemilihanpresiden2014diang-
gap menentukan arah perkembangan politik
Indonesia dimasa depan dan suara pemuda
diidentifikasisebagaikuncikemenanganJoko-
wi,namunperludicatatbahwamerekayang
benar-benarmemberikansuarajumlahnyaku-
rangdari50%.Selainitu,walaupunpartisipa-
sipemilupada2019mencapai level tertinggi
baru,yaitu80%,suarapemudalagi-lagitetap
relatifrendah.
Hal ini membuktikan klaim banyak studi
tentang pemuda bahwa kaum milenial dan
GenZbersikapapatisterhadappolitikformal,
dan pada saat yang sama mereka memiliki
informasi yang lebihbaikdaripadakelompok
generasilainnyatentangurusanpolitiksaatini
(ChendanSyailendra2014,Tumenggungdan
Nugroho 2005). Berita politik biasanyamun-
culdi feed Facebook,Twitter,atau Instagram
disuatu tempatantaravideokucingdansel-
fie.Namun, sikapapatistidak selalumencer-
minkanketidaktertarikan.Pada2019,sebuah
videopengecekanfaktaolehvloggerVincent
Ricardotentangklaimyangdibuatdalamde-
batpemilumembuatnyamendapatkanjutaan
penayangan (Insani 2019). Oleh karena itu,
banyakpengamatmenyarankanuntukmenaf-
sirkansikapapatisinisebagaireaksiterhadap
arah transisi demokrasi yang sangat disadari
olehkaummuda.
Meskipun secara nominal rekam jejak
demokratisasi tampak mengesankan, sejum-
lahstudimenyimpulkanbahwalembaga-lem-
bagademokrasibarutelahditelikungolehelit
ekonomi dan politik lama. Sebagai contoh,
ada banyak partai politik baru yang muncul
mewakilikendaraanpolitikmantankroni-kro-
ni yangdekat dengan keluarga Suharto yang
mengukuhkandirisebagaitokohberpengaruh
yangkuat(RobisondanHadiz2004).Politikdi-
anggapsebagaiurusanelit,dimanakepentin-
gan umumdikebelakangkan.Masalah terkait
lainnyaadalahmaraknyaskandalkorupsi.Ba-
ru-baruiniseoranganggotakabinetditangkap
karena keterlibatannya dalam kasus korupsi
terkait barang bantuan COVID-19 (Fachri-
nasyah 2020). Korupsi, kolusi dan nepotisme
terusyangmerajaleladisistembarusepertidi
masalalu,dandenganlatarbelakanginisikap
apatisgenerasimudaterhadappolitik formal
dapatdipahami.
Menanggapi hal ini, beberapa wartawan
danmantanaktiviskemudianmendirikanPar-
taiSolidaritasIndonesia(PSI)padatahun2013,
sebuahpartaimilenialyangmemproklamirkan
dirimerekasebagaipartaiyang“tidaklagiter-
sanderaolehkepentinganpolitiklama,rekam
jejak buruk, warisan sejarah dan citra buruk
partai-partai lama”. Untuk memperoleh dan
Friedrich-Ebert-Stiftung Indonesia - 2021
11
menduduki jabatan di partai tersebut, usia
anggota partai tidak boleh lebih dari 45 ta-
hun,dan50persenpenguruspartaiharusdiisi
olehperempuan.Agendamerekadikemasda-
lamretorikaanti-intoleransi,anti-korupsidan
pro-pluralisyangprogresif,namunkeanggota-
anindividuyangdiketahuitelahterlibatdalam
kasus korupsi dan politik transaksional serta
dukungan tanpa syarat terhadap undang-un-
dang kontroversial telah sangat mencoreng
citraini(Sastramidjaja2019b).
Organisasi-organisasi kemahasiswaan
di kampus-kampus yang terkait dengan sa-
yap pemuda partai politik telah mencoba
menampilkan diri mereka dengan cara-cara
non-partisan yang tidak berpolitik, seperti
yang ditunjukkan oleh studi tentang organi-
sasi kemahasiswaandiUniversitas Indonesia.
TIDAR, yang terkait dengan Gerindra (partai
Prabowo) misalnya, mempromosikan “filo-
sofi lima cinta” berdasarkan “cinta diri, cinta
timbalbalik,cintabelajar,cintasopansantun
dancinta Indonesia“, sementaraGMNIyang
terkait dengan PDI-P (partai Jokowi) memi-
liki daya darik “non-partisan, non-konform-
is” bagi pelajar yangberpikiran sekuler, suka
pada indie-rock, dan peduli dengan keadaan
aslirepublikditingkatakarrumput”(Chendan
Syailandra2014).
Apatisme terhadap politik juga terlihat di
bidang ekstra-parlementer, yang mungkin
paling baik diilustrasikan denganmarjinalisa-
si gerakan mahasiswa. Selain itu, meskipun
partisipasipemudacukupkuatdalamgerakan
sosiallainnya,apakahgerakanitukonservatif,
progresif atau sebaliknya, hal tersebut tidak
mewakili pemuda Indonesia pada umumnya.
Ditambah lagi, gerakan-gerakan ini bukan-
lah gerakan pemuda dalam arti literal, yaitu
menuntuthakdanmenyuarakankeluhanbagi
dankepadagenerasimudasepertiFridays for
Future di Barat, tetapimewakili kepentingan
partikularistik atau bagian di mana pemuda
melakukanagitasibersamaaktivisdarigene-
rasilain.
Sejauh menyangkut marjinalisasi gerakan
mahasiswa, ada juga faktor struktural yang
harus dipertimbangkan yang menghantui
seluruh lanskap sosial. Tren baru privatisa-
si dalam kebijakan pendidikan tinggi telah
mengeksklusipemudayangberasaldari latar
belakang kurang mampu dari universitas
karena tidak mampu membayar biaya kuli-
ah,yangpadagilirannyamenghambatagitasi
politik.Mahasiswa jugamengeluhkan jadwal
perkuliahanyanglebihketatsertabebanker-
jayanglebihberat,fitur-fituryangmenyertai
kebijakan tersebut hanyamenyisakan sedikit
waktudanruanguntukketerlibatansosial.De-
mikianpula,otoritaskampusmenjadisemakin
tidaktoleranterhadapaktivismemahasiswadi
kampus(Sastramidjaja2019a).
Melampaui politik formal – Bentuk baru cara berpartisipasi
Meskipun demikian, sikap apatis pemu-
da terhadappolitikbukanberartibahwaada
penolakan umum terhadap keterlibatan so-
sial. Setiap kali terjadi bencanamelanda ne-
gerimereka,mahasiswa dan pemuda segera
mengorganisasi sumbangan dan dana untuk
12
Pemuda, Politik dan Keterlibatan Sosial di Indonesia Kontemporer
mendukung upaya bantuan. Ada juga per-
mintaan yang kuat untuk kegiatan sukare-
la, misalnya sebagai guru di sekolah-sekolah
yangdikelolaLSMbagianak-anakyangkurang
mampu, yang seringkali berbasis di wilayah-
wilayahyangdisebutsebagaikampungperko-
taan,tempattinggalkaummiskinkotaataudi
tempat-tempat yang jauh di kabupaten dan
kota yang telantar, yang tidak terjangkau in-
frastruktursosialpemerintah.Upayabantuan
untukmelawandampaksosialkrisisCovid-19
adalahsalahsatucontohlainnya.Selamabe-
berapabulanparapemudadanmahasiwater-
lihatmembagikanmakanan,cairanpembersih
tangandanmasker.Merekamembantudalam
mengatur dan menyiapkan bak cuci tangan
sementaradanmelancarkankampanyepeng-
galangandanasecaradaringuntukmembiayai
upaya mereka. Namun, bentuk keterlibatan
sosial ini kegiatan seringdisebut sebagai ‘ak-
tivismeamal’dandianggapmelampauiranah
politik(Sastramidhaja2019b).
Klaimbahwapemudaapolitismenjadi se-
makinrapuhbegituorangmelihatdibalikper-
bedaanantaraformaldaninformal.Faktanya,
kurang dari 7% pemuda yang benar-benar
menjadianggotaresmidariorganisasiapapun
(Dewi, 2020). Dr. Muhammad Faisal, pendiri
Youth Lab Indonesiadantimpenelitinyayang
berdedikasi telahbanyakmempelajaripemu-
daIndonesiamelaluipendekatanetnografi.
Narasinya tentang keterlibatan pemuda
kontemporer menekankan hubungan antara
aktivisme politik dengan budaya pemuda al-
ternatifyangindependen.DimulaidiBandung
pada awal 2000-an, sebuah gerakan yang
mencampurkanaktivismedenganmusikrock
indie,budayapop,dangayabusanatertentu
mulaidigemariolehkaummudadikota-kota
laindiIndonesia.Contohdariaktivismepemu-
da semacam ini adalah kelompokbandpunk
rock,yaituSuperman is DeaddariBalidanko-
munitaspenggemarnyayangluas.Padatahun
2015,kelompokbandinimenyatakansolidari-
tasnyaterhadapmasyarakatpesisiryangakan
kehilangan mata pencaharian akibat proyek
reklamasidipantaiBaliuntukmembangunho-
tel dan resormewah jenisbaru.Mereka ter-
libatdalamupayamenggalanggerakansosial
denganmengusung gagasan tolak reklamasi!
dankelompokbandinimenyanyikanlagu-lagu
perlawanansertamemobilisasiribuanpemu-
dadariBalidansekitarnya.Budayapopindie
yangterjalineratdenganaktivisme(sporadis)
seperti ituadadimana-manadikota-kotadi
Indonesiadanterjadisecarainformal,sering-
kali di sekitar musisi dan kelompok band di
bawahtanah.Jejaringdanikatanpertemanan
yangberkembangdalamkonteksinikemudian
memenuhijalan-jalanjikaadamasalahpolitik
yang menarik perhatian mereka atau dalam
aktivitas yang lebih langsung,misalnyamen-
dukungpembuatanproyekberkebunperkota-
andilingkungansekitar,ataupendiriankedai
kopiyangmenjualkopilokal(Wawancara,No-
vember2020).
Aktivisme daring adalah bentuk lain di
mana generasi milenial dan GenZ dominan.
Meskiseringdisebutsebagai‘kliktivisme’tan-
pa dampak nyata dalam kehidupan yang se-
benarnya,bentuk iniseringdianggapsebagai
pseudoaktivisme,namun label inimenyesat-
kan, karena upaya oleh banyak pemuda,mi-
Friedrich-Ebert-Stiftung Indonesia - 2021
13
salnya dalam membangun prakarsa pencari-
an faktayangmenyanggahdanmengungkap
berita-beritapalsumerupakankontribusiyang
bermaknadanpentingbagiliterasidaring.
Contoh-contoh ini menunjukkan bahwa
sebagianbesaragitasipolitikdan sosial yang
dilakukanolehgenerasimudaterlewatbegitu
saja,tidakdiperhatikankarena terjadi secara
informal dan sering dikaitkan dengan ranah
lain.
Seperti yang terjadi di tempat lain di du-
nia,aktivismepolitikpemudadidominasioleh
anggotakelasmenengah.Selainitu,meskipun
jumlah mahasiswa telah mencapai jutaan,
mereka hanya mencakup sekitar 10 persen
daripopulasipemuda(BPS2019). Inimenun-
jukkan adanya masalah dengan gagasan
umum tentang ‘pemuda’ karena istilah itu
mengesampingkankeragamankompleksyang
ditimbulkanolehkelompok(semu)ini.Pemu-
dadibagiberdasarkantempat(perkotaandan
pedesaan), jenis kelamin, kelas sosial, etnis
dan agama, yang bukan hanya berpengaruh
padaorientasi ideologisdan identitas,tetapi,
pada kenyataannya, juga berpengaruh pada
kemampuanmerekauntukberpartisipasi.
DalamduniaperkotaanJakarta,ketimpang-
an sosial memanifestasikan dirinya dalam
segregasi sosial. Sementara kaummuda dari
kelasmenengahmenghabiskan sebagian be-
sar waktunya di banyak pusat perbelanjaan,
generasimudadari kaummiskin kotaberke-
liaran di kampung-kampung perkotaan dan
jalanankotauntukmencaripekerjaandisek-
tor informal. Anggota kelompok pemuda ini
jumlahnya tidak diketahui pasti tetapi men-
capai jutaan, contohnyadi Jabodetabek, dan
merekamenjadi targetperekrutanorganisasi
preman seperti ForumBetawi Rempug (FBR)
atauormassepertiFrontPembelaIslam(FPI).
Absennyakekuasaannegaramembuatkelom-
pok-kelompok ini menguasai bagian-bagian
duniainformal,sepertipasarjalananinformal
danterminalbusdimanamerekamemungut
uang perlindungan dari pedagang kaki lima
dan mengontrol tempat parkir. FPI terkenal
karenaserangannyaterhadaptempat-tempat
“tidak bermoral” seperti kedai alkohol dan
bar.Keduaorganisasitersebuttelah“dipeker-
jakan” di masa lalu sebagai centeng jalanan
olehinvestorataupolitisidalamkontekskon-
flik atas penguasaan dan penggunaan lahan
perkotaan,danselamapemilumerekasering
berfungsi sebagaibankpemungutansuaradi
manapenawartertinggidapatmembeliribuan
surat suaradandapatmenyediakanpengun-
juk rasa untuk demonstrasi jalanan. Sebagai
contoh, FPI memainkan peran penting da-
lam pengorganisasian demonstrasi anti-Ahok
pada tahun2016.Namun, organisasi ini juga
dikenalkarenaketerlibatanmerekadalamke-
giatan amal dan upaya bantuanmasyarakat,
dan mungkin melindungi kampung-kampung
perkotaan yang terkena bencana dari pen-
jarahan, atau sering dimintamenjadi tenaga
kerjadalamupayauntukmembangunkembali
kampung-kampung kota yang hancur akibat
penggusuran.Bagibanyakpemudamiskin,or-
ganisasi-organisasiinimenawarkanpekerjaan
danpengalihanyangdisambutbaikdaribeban
hidupsehari-hariyangmerekahadapi,semen-
taraketerlibatanmerekadalamupayabantu-
anjugamembuatmerekamemperolehpeng-
14
Pemuda, Politik dan Keterlibatan Sosial di Indonesia Kontemporer
hargaan dan rasa hormat (IanWilson 2019).
Namun,yanglebihpentinglagi,HabibRizieq,
pendiridanpemimpinFPItelahbangkitmenja-
diaktorpolitik,menyelaraskandirinyadengan
kubuanti-Jokowi,dansebagaiakibatnyaseba-
gianbesarpremandanorganisasimasyarakat
danjejaringyangberbasisdiperkotaanterkait
denganFPIsekarangmewakilikekuatanopo-
sisi.Walaudemikian,mereka lebihdariseka-
darobyekdalampermainanpolitikpelindung
mereka.Dalampercakapanpribadi,anggota-
anggota organisasi tersebut mengemukakan
alasanyanglengkapdansahatasketerlibatan
mereka, denganmenyatakanbahwagerakan
tersebut telahmemberimereka kesempatan
untuk menyampaikan keluhan mereka ter-
hadap pemerintah. Anggota-anggota pemu-
danya kemudian menjadi aktor dalam arena
politikdanranahsipil itusendiri,tidakdalam
semua kasus ini terjadi secara tidak disadari
danterkadangmenentukandalamperebutan
kekuasaanyangberlaku1.
Kebijakan pemuda, pemerintah dan krisis Covid-19
Sejauh ini telah menjadi jelas bahwa da-
lamproseskonsolidasipolitikelit,isu-isuyang
menyangkut kepentingan bersama, telah
tergeser ke belakang dan agenda neoliberal
yangberpihakpadakepentinganbisnisbesar
tetap menjadi norma yang berlaku. Hal ini
juga telah terbukti dalam pelaksanaan pro-
gram-programpembangunanpemudapeme-
rintah, walaupun kebijakan dan undang-un-
1 Riset Lapangan, Jan. 2020 – Des. 2020
dang resmi negara menekankan pentingnya
pemudauntukpembangunanbangsaIndone-
siadimasadepan.
Kebijakan-kebijakandalamduadekadeter-
akhirinimenekankankewirausahaanpemuda
dan mendorong usaha mikro, kecil dan me-
nengah(UMKM)sebagaibidangstrategisun-
tukmeningkatkankesejahteraanpemudada-
lammenghadapi stagnasi industrialisasi yang
memungkinkanpendekatanyangberbeda.Di
tingkatdaerah, instansipemerintahkota ter-
kaitdengankoordinasiUMKM(DinasUMKM)
menawarkan berbagai program pendidikan
dan skema pendanaan untuk merealisasikan
kebijakanini.Kebijakaninijugacukupsejalan
dengan aspirasi kaum muda karena banyak
penelitian mengungkapkan bahwa menjadi
wirausahaadalahpekerjaanyangpalingdimi-
natiolehparamilenialdananggotaGenZ(Fais-
al2019).
Masalah mendesak di kalangan pemuda,
bagaimanapun,adalahpendidikan,kesehatan
(reproduksi), pekerjaan, ketahanan pangan
danpenyebaranideologiekstremis.Rangkum-
anhasil penelitian SMERUResearch Institute
(Dewi2020)mengenaikondisianakmudasaat
ini (2018/2019) mengungkapkan antara lain
kualitaspendidikandi Indonesiayangberada
padakondisiyangsangatmemprihatinkanjika
dibandingkandenganperingkatinternasional,
yaitu berada di peringkat ke-72 dari 78 ne-
gara pesertamenurut studi PISA pada 2018.
Dalam hal tingkat pengangguran, statistik
menunjukkan bahwa tiga dari empat warga
yangmenganggur adalah pemuda,meskipun
sebagianbesardarimerekaberpendidikanse-
Friedrich-Ebert-Stiftung Indonesia - 2021
15
kolahmenengahatas.Stunting,suatukondisi
kesehatan yangmenghambat perkembangan
awal anak karena gizi dan pola makan yang
burukmasihterusmerajalela,yangbukanha-
nyamenjadimasalahketahananpangantetapi
jugaberkontribusipadagangguanpendidikan,
masalah yang sangat umum terjadi pada ibu
remaja.
Menurut studi yang dikoordinasi oleh
UNESCO, sejak 2013 (Ramadhan 2013) tidak
ada implementasi kebijakan yang terkoordi-
nasi, karena ada delapan program berbeda
yang dikoordinasikan oleh kementerian yang
berbeda dengan maksud yang berbeda dan
bahkanmengikutidefinisi yangberbeda ten-
tangpemuda.Kondisiini,menurutFajarIman
Hasanie, peneliti pemuda dari Merial Insti-
tute, belum banyak membaik sejak saat itu
(Wawancara, November 2020) meski sudah
adakeputusanpresidentahun2017yangme-
netapkan tujuan tersebut. Laporan UNESCO
lebihlanjutmenyesalkanbahwapemuda,ter-
lepasdarikeberagamanyangmelekat,diang-
gap sebagai kategori homogen, yang sebagai
akibatnya mengabaikan masalah-masalah
yangspesifikdihadapiolehsubkelompokter-
tentusepertiiburemajaataupemudadengan
kebutuhankhusus.Olehkarenaitu,banyakke-
bijakan pemuda pada akhirnya tidakmenan-
gani masalah yang ada. Alasan lainnya ada-
lah kurangnya pelibatan organisasi kepemu-
daandalampenyusunanundang-undangdan
pengembangan kebijakan. Beberapa tokoh
pemudayangdimintaipendapatnyamelapor-
kanbahwasuaramerekadalampertemuanti-
dakdidengarataudiabaikan,yangmerupakan
warisan budaya paternalisme era orde baru,
yangmemandangmasyarakatsebagaisebuah
keluargabesardimanaanak-anakataupemu-
da harus patuh pada orang yang lebih tua,
yaitu pegawai negeri sipil senior, dan tidak
menuntut kelonggaran atau menyampaikan
keluhan. Laporan tersebut lebih jauh meng-
akui karya serta dampak keberhasilan LSM
danorganisasipemuda,terutamayangmem-
perhitungkankondisispesifiklingkunganlokal
atausektoral,tetapimengkritikbahwabanyak
dari LSM dan organisasi pemuda tersebut
yangtidakmemenuhisyaratuntukmenerima
pendanaan dari anggaran program pemuda
karena tidakmemenuhi persyaratan sebagai
organisasipemudasebagaimanadidefinisikan
oleh ketentuan proses pendaftaran yang su-
dahketinggalanjaman.
Namun, masalah ini mewakili status quo
sebelum pandemi Covid-19 melanda negeri
itu.Padasaatpenulisanmakalahini,padaawal
Desember2020,sudahadalebihdari586.000
kasus positif Covid-19 dan 18.000meninggal
-danangkatersebutterusmeningkat.Semen-
tara pemuda kurang rentan terhadap kasus
penyakityangparah,merekatetapterdampak
dengancaralainakibatpandemiini.
Dilatarbelakangi oleh langkah-langkah
penanggulangan virus Covid-19, perekonomi-
an Indonesia telah jatuhkedalamresesiyang
menyebabkan hilangnya 2,76 Juta pekerjaan.
Secaratotal9,77jutaorangmenganggurpada
Agustus 2020, naik 37,61 persen dari Agustus
2019sepertidiberitakanpadaawalNovember
(Akhlas 2020a). Pemuda telah dihantam jauh
lebihkerasdaripadakelompokgenerasi lainn-
ya. Menurut statistik Kementerian Ketenaga-
16
Pemuda, Politik dan Keterlibatan Sosial di Indonesia Kontemporer
kerjaan,67,7%pemudaberusiaantara15dan
19,27,7%berusiaantara20dan24tahundan
11,65% berusia antara 24 dan 29 telah kehil-
anganpekerjaan(Dewi2020).Angka-angkaini
hanya menunjukkan situasi di sektor formal.
Sektor informal, tempat sebagianbesar kaum
muda miskin perkotaan mendapatkan peker-
jaantelahterhantambahkanlebihparahlagi.
Demikianpula,akanadaefek jangkapan-
jang dalam perkembangan pemuda di ta-
hun-tahun mendatang. Pada Juni 2020, pe-
merintahmenggelontorkananggaranstimulus
COVID-19sebesar695,2triliunRupiah(sekitar
49,3miliarDolarAS)untukmendukungpere-
konomiandanmendanaiprogrambantuanso-
sialdanperawatanmedis(Akhlas2020b).Per-
ombakan anggaran negara untukmembiayai
upayainimembutuhkanbiayadalamanggaran
kementerianlainyangakanberdampakjangka
panjangpadapelaksanaanprogramkebijakan,
termasukyangdiperuntukkanbagipemuda.
Di ibu kota dan di beberapa daerah di
seluruhIndonesia,sekolahdanuniversitastel-
ahditutupselamaberminggu-minggu,bahkan
berbulan-bulan yang mana para pelajar dan
mahasiswadidesakuntukbelajardarirumah.
Kesenjangan struktural akan semakin mem-
perlebar jarak antara mereka yang memiliki
hakistimewadanmerekayangkurangmampu
karenaakses internet yangtidakmerata, se-
mentarakondisibelajardirumahsangatber-
beda, sehinggamenjadi tantangan tersendiri
bagipemudayanglebihmiskindandipedes-
aanuntukmengikutinya.
Menyongsong sebuah titik waktu baru
PemerintahJokowi,meskisibukmenangani
situasiCovid-19,sejakituterusmelaksanakan
agenda ramah investasi dalam beberapa bu-
lan terakhir dengan tabir yang dinamakan
RUUOmnibus,reformasiundang-undangyang
dirancanguntukmenarik investasi asing.Na-
mun, langkah itu dikritik karenamemangkas
hak-hak pekerja dan upaya-upaya perlindun-
ganterhadaplingkungan.
Pada Oktober 2020, setelah pembatasan
sosial parsial kedua di Jakarta berakhir,
serangkaiandemonstrasimassadigelaruntuk
memprotespengesahanRUUOmnibus.Massa
yang dimobilisasi tersebut mewakili seluruh
spektrum lanskap politik ekstra-parlement-
er Indonesia.Serikatburuh,anggotagerakan
sosial perkotaan dan kelompok lingkungan
berbarisbersamakelompokIslamdarisemua
aliran, menghidupkan kembali gerakan ma-
hasiswa yang diwakili oleh sedikitnya 6000
anggotaBEMSI (Badan EksekutifMahasiswa
Seluruh Indonesia), lembaga kemahasiswaan
yangnon-partisan,sekuler,sertanetralpolitik
yang secara resmihadir di semuakampusdi
Indonesia,yangikutturunkejalanbergabung
bersama sesama mahasiswa dari sayap kiri
serta kubu Islam (Wawancara dengan Ketua
BEM SI, Desember 2020, Catatan Penelitian
Lapangan).
Tren kebangkitan gerakan mahasiswa
yang bersatu menjadi semakin jelas pada
November 2019 ketika gelombang pertama
demonstrasi massa melanda seluruh negeri,
Friedrich-Ebert-Stiftung Indonesia - 2021
17
memprotes sejumlah undang-undang yang
sangatkontroversialyangtelahdiberlakukan:
KUHPyangdireformasi,yangmenjadikantin-
dakan mengkritik terhadap lembaga negara
danpresidendapatdihukum,danmengekang
kekuasaan Komisi Pemberantasan Korupsi
(KPK), sebuah undang-undang Ormas baru
yang memberi kekuasaan bagi pemerintah
untuk membubarkan organisasi yang diang-
gapmengancampersatuannasionaldanyang
dinamakan Undang-undang Informasi dan
Transaksi Elektronik (ITE), yangmemungkink-
an penuntutan kritik disiarkan secara online.
Undang-undang ini secara resmi dibenarkan
untukmembelalembaga-lembagademokrasi,
mengekangujarankebenciandanpenyebaran
berita palsu secara daring dan luring, tetapi
sejakdiberlakukannyaparapengkritikmenaf-
sirkanpemberlakuan ini sebagai kebangkitan
otoriterisme negara (Amnesty International
2019). Sejumlah aktivis yang menggunakan
mediasosialuntukmemobilisasidemonstrasi
dankritiktelahdituntutberdasarkanketentu-
anundang-undangbaruini(Warburton2019,
Aspinall2020).Selainitu,kabinetJokowitelah
menjadicerminanpolitikelityangmerajalela
ketikaUlamaMa’arufAminyangkonservatif,
yangmemainkan peran penting dalammen-
gobarkan sentimen anti-Ahok,menjadi wakil
presiden, dan terlebih lagi ketika Prabowo
Subiantodikooptasidandiberiposisi sebagai
menterisetelahpemilu.Inibukanhanyamen-
jauhkanparapendukungprogresif dari Joko-
wi,tetapijugamenghilangkanpemimpinuta-
makelompokoposisikonservatif.
Sentimen anti-otoriterisme yang tersebar
luasitumengusungtujuanbersamayangbaru
dan memulihkan gagasan tentang aktivisme
mahasiswa dan pemuda sebagai panggilan
moralyangsetidaknyatelahmengatasiseba-
gianpolarisasidalamdekade terakhir.Hal ini
berpotensi melahirkan gerakan sosial baru
yangmenuntutkeadilansosial,kebebasandan
integritas. Terlebih lagi, pemuda berpotensi
untukmenjadi aktor yangmenentukan kare-
namerekamewakilimassasosialyangsangat
besar yang diperbesar lagi dengan dampak
ekonomidarikrisiskorona.
Inidapatmenjadijendelakesempatanbagi
pemudadanmahasiswaprogresif untukber-
satu sekali lagi untukmempertahankanpen-
capaian demokrasi yang telah diperjuangkan
oleh generasi sebelumnya. Namun, momen-
tumpopulismesayapkananyangdiwarnaiIs-
lammengancam untukmengkooptasi agitasi
mahasiswadanpemuda yangbangkit ini, di-
tambahdenganefekdestruktifdarikebijakan
Covid-19.Memang,tampaknyatitikwaktulain
dalamsejarahIndonesiasedangdisongsong,di
managerakanpemudadanmahasiswadapat
memainkan peran yangmenentukan dengan
mengikutipanggilanmoralnya-kearahmana
yangakandiambil?
18
Pemuda, Politik dan Keterlibatan Sosial di Indonesia Kontemporer
Friedrich-Ebert-Stiftung Indonesia - 2021
19
Daftar Bacaan
Ali, H. dan Purwandi, L., 2020. INDONESIA
GEN Z AND MILLENNIAL REPORT 2020:
The Battle Of Our Generation. [ebook] Ja-
karta: Alvara Research Center. Tersedia
di: <http://alvara-strategic.com/indone-
sia-gen-z-and-millenial-report-2020/>
[Diaksespada11November2020].
Amnesty.org. 2019. Everything You Need To
Know About Human Rights In Indonesia.
[online] Available at: <https://www.am-
nesty.org/en/countries/asia-and-the-pacif-
ic/indonesia/report-indonesia/> [Diakses
pada13Januari2021].
Akhlas, A., 2020a. Unemployment Surges To
Decade High As COVID-19 Causes Millions
To Lose Jobs.[online]www.thejakartapost.
com. Tersedia di: <https://www.thejakar-
tapost.com/news/2020/11/05/unemploy-
ment-surges-to-decade-high-as-covid-19-
causes-millions-to-lose-jobs.html> [Diak-
sespada9Desember2020].
Akhlas,A.,2020b.Indonesiatospendlessthan
expectedofCOVID-19budgetbyyear-end.
[online] www.thejakartapost.com. Terse-
diadi:<https://www.thejakartapost.com/
news/2020/12/01/indonesia-to-spend-
less-than-expected-of-covid-19-budget-
by-year-end.html [Diaksespada9Decem-
ber2020].
Aspinall, E., 2020. Indonesian Protests Point
To Old Patterns - New Mandala. [on-
line] New Mandala. Tersedia di: <https://
www.newmandala.org/indonesian-pro-
tests-point-to-old-patterns/> [Diakses
pada9December2020].
Aspinall, E., 2019. Conclusion: Social Move-
ments,PatronageDemocracy,andPopulist
BacklashinIndonesia.In:T.DibleyandM.
Ford,ed.,Activists In Transition - Progres-
sive Politics In Democratic Indonesia. Itha-
ca:CornellUniversityPress,hlm.187-201.
Aspinall,E.,2012.Indonesia:MoralForcePoli-
ticsandtheStruggleagainstAuthoritarian-
ism. In:M.Weiss,ed.,Student Activism in
Asia: Between Protest and Powerlessness,
1st ed.Minneapolis:University ofMinne-
sotaPress,hlm.153-180.
20
Pemuda, Politik dan Keterlibatan Sosial di Indonesia Kontemporer
BadanPusatStatistik,2020.Statistik Pemuda
Indonesia 2019. Badan Pusat Statistik Re-
publikIndonesia.
v. Bruinessen, M. (2013). Introduction: Con-
temporary Developments in Indonesian
Islam and the “Conservative Turn” of the
EarlyTwenty-firstCentury.In:M.VanBru-
inessen(Ed.),Contemporary Developments
in Indonesian Islam: Explaining the “Conser-
vative Turn” (hlm.1-20).SingaporeISEAS–
YusofIshakInstitute.
Dewi,R.,2020.Situasi Pemuda Indonesia Kini.
[Makalahyangdipresentasikan]December
2020. Jakarta: Friedrich-Ebert-Stiftung In-
donesia.
Fachriansyah,R.,2020.Observers Call For In-
dependent Investigation Into Killing Of Six
FPI Members In Alleged Clash With Police.
[daring] www.thejakartapost.com. Terse-
dia di: <https://www.thejakartapost.com/
news/2020/12/07/observers-call-for-inde-
pendent-investigation-into-killing-of-six-
fpi-members-in-alleged-clash-with-police.
html>[Diaksespada10December2020].
Grassi, S. dan Nowak, N. (2017). Der Ahok-
Fall-UnheilvolleAllianzenalsWeckruffür
Indonesiens Demokratie. Internationale
Politikanalyse, [daring] Juli 2017. Tersedia
di:http://library.fes.de/pdf-files/iez/13531.
pdf[Diaksespada12Jul.2017].
Insani, W., 2019. Commemorate 2019 Inod-
nesianPresidentialElections:PoliticalClout
in Identity, Milennials, and Propaganda.
Dalam:F.Pratiwi,M.Salleh,M.Raga,I.Al-
fiansyahdanN.Putri,ed.,The Role of Iden-
tity In Politics and Policy Making.Surabaya:
CV.REVKAPRIMAMEDIA,hlm.121-132.
Irawanto,B.,2020.YoungandFaithless:Woo-
ingMillennials in Indonesia’s 2019
Presidential Election. ISEAS-Persepctive,
1(2019).
Laskowska,N.,2019.The Radicalization Of Stu-
dents And How To Deal With Them.[daring]
https://sr.sgpp.ac.id. Tersedia di: <https://
sr.sgpp.ac.id/post/the-radicalization-of-
students-and-how-to-deal-with-them>
[Diaksespada5December2020].
Nowak, N., 2021. The pursuit of power in
theurbankampungsofKotaTua:AnEth-
nography of Politics, pluralism and place.
[Catatan penelitian lapangan] Feb. 2020
– Jan. 2021. Jakarta/Göttingen: GISCA –
Georg-August-UniversitätGöttingen.
Ramadhan, A., 2013. Capacity Building For
The Empowerment And Involvement Of
Youth In Indonesia. [Laporan] Tersedia di:
<https://www.youthpolicy.org/national/In-
donesia_2013_Youth_Policy_Review.pdf>
[Diaksespada1December2020].
Robison, R. dan Hadiz, V. (2004). Reorganis-
ingpowerinIndonesia.London:Routledge
Curzon.
Sastramidjaja,Y.,2019a.StudentMovements
and Indonesia’sDemocraticTransition. In:
T.DibleydanM.Ford,ed.,Activists In Tran-
sition - Progressive Politics In Democratic
Indonesia.Ithaca:CornellUniversityPress,
hlm.23-40.
Sastramidjaja, Y., 2019b. Youth “Alienation”
Friedrich-Ebert-Stiftung Indonesia - 2021
21
and New Radical Politics: Shifting Trajec-
tories in YouthActivism. In:M. Lane, ed.,
Continuity and Change after Indonesia’s Re-
forms: Contributions to an Ongoing Assess-
ment.Singapore:ISEASYusoffIshakHouse,
hlm.238-257.
Sebastian, L., Chen, J. andAdi Syailendra, E.,
2014.Pemuda Rising.Singapore:S.Rajarat-
namSchoolofInternationalStudies.
Setiawan, R., 2015. Superman Is Dead:
Men teri Susi Dukung “Bali Tolak Rekla-
masi”. [daring] suara.com. Tersedia
di: <https://www.suara.com/enter-
tainment/ 2015/04/13/073600/super-
man-is-dead-menteri-susi-dukung-bali-to-
lak-reklamasi>[Diakses8December2020].
Tumenggung, A. danNugroho, Y., 2005.Ma-
rooned in the junction: Indonesian Youth
participation inpolitics. In:B.Martin,ed.,
Go! Young progressives in Southeast Asia,
2nd ed. [daring] Manila: Kantor Fried-
rich-Ebert-StiftungFilipina,hlm.27-57. Ter-
sedia di: <http://library.fes.de/pdf-files/
bueros/philippinen/04526-toc.html>[Diak-
sespada26Oktober2020].
Warburton,E.,2019. Indonesia’S Pro-Democ-
racy Protests Cut Across Deep Political
Cleavages - New Mandala. [online] New
Mandala. Tersedia pada: <https://www.
newmandala.org/indonesias-pro-democ-
racy-protests/>[Diaksespada9Desember
2020].
Wilson,I.,2019.UrbanPoorActivismandPo-
litical Agency in Post–NewOrder Jakarta.
In: T.DibleydanM. Ford, ed.,Activists In
Transition - Progressive Politics In Demo-
cratic Indonesia. Ithaca:CornellUniversity
Press,hlm.99-116.
22
Pemuda, Politik dan Keterlibatan Sosial di Indonesia Kontemporer
Friedrich-Ebert-Stiftung Indonesia - 2021
23
Daftar Singkatan
BEM – SI Badan Eksekutif Mahasiswa – Seluruh Indonesia
BPS Badan Pusat Statistik
DPR Dewan Perwakilan Rakyat
FBR Forum Betawi Rempug
FPI Front Pembela Islam
Golkar Partai Golongan Karya
GMNI Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia
HMI Himpunan Mahasiswa Indonesia
ITE Electronic Information and Transaction Law
KAMI Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia
KAMMI Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia
24
Pemuda, Politik dan Keterlibatan Sosial di Indonesia Kontemporer
KPK Komisi Pemberantasan Korupsi
NGO Non-Governmental Organization
NKK Normalisasi Kehidupan Kampus
PDI-P Partai Demokrasi Indonesia – Perjuangan
PKI Partai Komunis Indonesia
PSI Partai Solidaritas Indonesia
PKS Partai Keadilan Sejahtera
UMKM Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
Top Related