Download - PEMILIHAN GIGI TIRUAN PADA PENDERITA EPILEPSIunmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/06/SKRIPSI2.pdf · i pemilihan gigi tiruan pada penderita epilepsi i gede andy kumbara putra

Transcript
Page 1: PEMILIHAN GIGI TIRUAN PADA PENDERITA EPILEPSIunmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/06/SKRIPSI2.pdf · i pemilihan gigi tiruan pada penderita epilepsi i gede andy kumbara putra

i

PEMILIHAN GIGI TIRUAN PADA PENDERITA EPILEPSI

I Gede Andy Kumbara Putra

NPM : 10.8.03.81.41.1.5.003

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR

2014

Page 2: PEMILIHAN GIGI TIRUAN PADA PENDERITA EPILEPSIunmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/06/SKRIPSI2.pdf · i pemilihan gigi tiruan pada penderita epilepsi i gede andy kumbara putra

ii

PEMILIHAN GIGI TIRUAN PADA PENDERITA EPILEPSI

Skripsi ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan

gelar Sarjana Kedokteran Gigi pada Fakultas Kedokteran Gigi

Universitas Mahasaraswati Denpasar

Oleh:

I Gede Andy Kumbara Putra

NPM : 10.8.03.81.41.1.5.003

Menyetujui

Dosen Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Dewi Farida Nurlitasari,drg., Sp.Pros. Kadek Sugianitri, drg., M.Biomed.

NIP : 1970029 200501 2 000 NPK : 826 494 195

Page 3: PEMILIHAN GIGI TIRUAN PADA PENDERITA EPILEPSIunmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/06/SKRIPSI2.pdf · i pemilihan gigi tiruan pada penderita epilepsi i gede andy kumbara putra

iii

Tim Penguji skripsi Sarjana Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran Gigi

Universitas Mahasaraswati Denpasar telah meneliti dan mengetahui cara

pembuatan skripsi dengan judul: “PEMILIHAN GIGI TIRUAN PADA

PENDERITA EPILEPSI‟ yang telah dipertanggung jawabkan oleh calon sarjana

yang bersangkutan pada tanggal

Maka atas nama Tim Penguji skripsi Sarjana Kedokteran Gigi Fakultas

Kedokteran Gigi Universitas Mahasaraswati Denpasar dapat mengesahkan.

Denpasar, 26 Februari 2014

Tim Penguji Skripsi

FKG Universitas Mahasaraswati Denpasar

K e t u a ,

Dewi Farida Nurlitasari,drg., Sp.Pros

NIP : 1970029 200501 2 000

Anggota : Tanda Tangan

1. Kadek Sugianitri, drg., M.Biomed 1. . . . . . . . . . . .

2. Ria Koesoemawati, drg., M.FOr 2. . . . . . . . . . . .

Mengesahkan,

Dekan Fakultas Kedokteran Gigi

Universitas Mahasaraswati Denpasar

P.A Mahendri Kusumawati, drg., M.Kes., FISID

NIP : 19590512 198903 2 001

Page 4: PEMILIHAN GIGI TIRUAN PADA PENDERITA EPILEPSIunmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/06/SKRIPSI2.pdf · i pemilihan gigi tiruan pada penderita epilepsi i gede andy kumbara putra

iv

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena hanya

dengan anugerah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Pemilihan Gigi Tiruan pada Penderita Epilepsi” ini tepat pada waktunya.

Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk mencapai gelar

Sarjana Kedokteran Gigi (SKG) di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas

Mahasaraswati Denpasar. Skripsi ini juga merupakan kesempatan berharga bagi

penulis untuk dapat menghasilkan sebuah karya ilmiah yang diharapkan akan

bermanfaat di bidang kedokteran gigi.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis banyak mendapat petunjuk, arahan,

serta bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis

ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. drg. Dewi Farida Nurlitasari, Sp.Pros, selaku dosen pembimbing I dan drg.

Kadek Sugianitri, M.Biomed, selaku dosen pembimbing II yang telah bersedia

meluangkan waktu untuk membimbing, membantu dan mengarahkan penulis

sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu.

2. drg. Ria Koesoemawati, M.FOr, karena sudah bersedia meluangkan waktu

untuk menjadi dosen penguji dan membimbing penulis sehingga membuat

skripsi ini menjadi semakin baik.

3. Seluruh staf pengajar di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Mahasaraswati,

Khususnya staf pengajar di lab. Prostodonsia.

Page 5: PEMILIHAN GIGI TIRUAN PADA PENDERITA EPILEPSIunmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/06/SKRIPSI2.pdf · i pemilihan gigi tiruan pada penderita epilepsi i gede andy kumbara putra

v

4. Orangtua dan adik tercinta terimakasih atas doa, dukungan baik secara moril

dan material serta nasehatnya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan

baik.

5. drg. Ode Putra Arguna dan drg. Tri Dewi Kumara, karena sudah bersedia

meluangkan waktu untuk membimbing penulis sehingga membuat skripsi ini

menjadi semakin baik.

6. Teman-teman penulis, khususnya Riscapy, Arik Dharma, Cahya Pradnyana,

Muhammad Dio, Nanda Pradana, Kresnanda dan seluruh teman-teman

angkatan CRANTER 2010 yang namanya tidak dapat disebutkan satu persatu,

yang juga telah banyak membantu penulis secara langsung dalam doa serta

semangat yang diberikan.

Penulis menyadari sepenuhnya akan kekurangan dan keterbatasannya,

untuk itu penulis mohon maaf apabila terdapat kesalahan dan kekurangan. Semua

saran dan kritik akan menjadi masukan yang sangat berarti.

Akhirnya penulis mengharapkan semoga hasil karya atau skripsi ini dapat

memberikan manfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan mahasiswa

Kedokteran Gigi dan dokter gigi di fakultas, klinik dan masyarakat.

Denpasar, 26 Februari 2014

Penulis

Page 6: PEMILIHAN GIGI TIRUAN PADA PENDERITA EPILEPSIunmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/06/SKRIPSI2.pdf · i pemilihan gigi tiruan pada penderita epilepsi i gede andy kumbara putra

vi

PEMILIHAN GIGI TIRUAN PADA PENDERITA EPILEPSI

Abstrak

Epilepsi merupakan gangguan paroksismal akibat cetusan neuron korteks

serebri mengakibatkan serangan penurunan kesadaran, perubahan fungsi motorik

atau sensorik, perilaku atau emosional yang intermiten dan stereotipik. Penderita

epilepsi memiliki risiko kehilangan gigi lebih tinggi sehingga harus dibuatkan gigi

tiruan untuk mengembalikan fungsionalnya. Permasalahannya adalah pada

penderita epilepsi dengan gangguan – gangguan tertentu apabila terjadi serangan

dapat menyebabkan kerusakan pada gigi tiruannya yang akan dapat

membahayakan penderita. Tujuan penulisan adalah untuk mengetahui pemilihan

dan penentuan jenis gigi tiruan pada penderita epilepsi. Pemilihan gigi tiruan pada

penderita epilepsi yang ideal adalah gigi tiruan cekat, gigi tiruan dengan dukungan

implan dan gigi tiruan lepasan dengan dasar gigi tiruan yang tahan terhadap

kerusakan selama serangan epilepsi. Pemilihan jenis gigi tiruan pada penderita

epilepsi merupakan hal yang penting agar tidak membahayakan penderita epilepsi

saat terjadi serangan. Gigi tiruan cekat dan gigi tiruan dengan dukungan implan

merupakan pilihan utama, sedangkan gigi tiruan lepasan merupakan alternatif

pilihan terakhir.

Kata kunci : Epilepsi, Gigi tiruan

Page 7: PEMILIHAN GIGI TIRUAN PADA PENDERITA EPILEPSIunmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/06/SKRIPSI2.pdf · i pemilihan gigi tiruan pada penderita epilepsi i gede andy kumbara putra

vii

DAFTAR ISI

Halaman Judul ........................................................................................... i

Halaman Persetujuan Pembimbing ............................................................ ii

Halaman Persetujuan Penguji dan Pengesahan Dekan .............................. iii

KATA PENGANTAR ............................................................................... iv

ABSTRAK ................................................................................................. vi

DAFTAR ISI .............................................................................................. vii

1. PENDAHULUAN .................................................................................. 1

A. Latar Belakang ................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .............................................................................. 3

C. Tujuan ................................................................................................ 3

D. Manfaat .............................................................................................. 3

2. EPILEPSI ................................................................................................ 4

A. Pengertian .......................................................................................... 4

B. Etiologi .............................................................................................. 5

C. Gejala klinis dan klasifikasi ............................................................... 6

D. Penatalaksanaan ................................................................................ 8

E. Pengobatan ......................................................................................... 9

F. Manifestasi epilepsi di dalam rongga mulut ..................................... 11

G. Etiologi pembesaran gingiva ............................................................ 12

H. Patogenesis pembesaran gingiva ...................................................... 12

I. Pengobatan pembesaran gingiva ........................................................ 13

J. Penatalaksanaan kasus rongga mulut ................................................. 13

3. GIGI TIRUAN PADA PENDERITA EPILEPSI ................................. 15

A. Gigi tiruan cekat ............................................................................... 15

Page 8: PEMILIHAN GIGI TIRUAN PADA PENDERITA EPILEPSIunmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/06/SKRIPSI2.pdf · i pemilihan gigi tiruan pada penderita epilepsi i gede andy kumbara putra

viii

B. Gigi tiruan dengan dukungan implan ............................................... 18

C. Gigi tiruan Lepasan ........................................................................... 20

4. PEMBAHASAN .................................................................................... 25

5. SIMPULAN DAN SARAN ................................................................... 28

A. Simpulan ........................................................................................... 28

B. Saran ................................................................................................. 28

DAFTAR PUSTAKA

Page 9: PEMILIHAN GIGI TIRUAN PADA PENDERITA EPILEPSIunmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/06/SKRIPSI2.pdf · i pemilihan gigi tiruan pada penderita epilepsi i gede andy kumbara putra

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kehilangan gigi geligi dapat menimbulkan dampak emosional dan

fungsional serta dapat mempengaruhi estetis. Perawatan dengan pemakaian gigi

tiruan sebagai pengganti daerah yang kehilangan gigi geligi sangat penting.

Namun, tidak semua orang yang kehilangan gigi memakai gigi tiruan. Salah satu

keputusan seseorang dalam menentukan kebutuhan pemakaian gigi tiruan adalah

persepsi individu terhadap status kesehatan gigi.

Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar 2007, prevalensi penggunaan gigi

tiruan di Indonesia sebesar 4,6% karena pada kenyataannya tidak semua orang

yang mengalami kehilangan gigi menggantikannya dengan gigi tiruan atau

melakukan perawatan Prostodontik (2007 cit. Pongsibidang , Wowor , Supit

2013).

Pemilihan gigi tiruan dapat dipengaruhi oleh keadaan lokal dan keadaan

umum penderita. Faktor lokal yang mempengaruhi pemilihan gigi tiruan adalah

kebersihan mulut yang buruk, kehilangan gigi dan karies. Keadaan umum yang

dapat mempengaruhi pemilihan gigi tiruan misalnya diabetes militus, leukimia,

anemia aplastik, epilepsi. Tidak menutup kemungkinan pasien yang memiliki

penyakit sistemik tertentu seperti epilepsi membutuhkan gigi tiruan apabila

mengalami kehilangan gigi (Karolyhazy dkk. 2003).

Penderita epilepsi memiliki resiko lebih tinggi kehilangan gigi dari pada

bukan penderita epilepsi, mereka juga sulit beradaptasi dengan pemakaian gigi

Page 10: PEMILIHAN GIGI TIRUAN PADA PENDERITA EPILEPSIunmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/06/SKRIPSI2.pdf · i pemilihan gigi tiruan pada penderita epilepsi i gede andy kumbara putra

2

tiruan. (Mehmet dkk., 2012). Pada penderita epilepsi selama kejang-kejang bisa

jatuh tanpa disadari dan mungkin mengalami cedera patah tulang termasuk

tertelannya gigi tiruan (Akeredolu dkk. 2005).

Pada penderita epilepsi yang mendapat terapi fenitoin hampir semua aspek

kesehatan mulut dan status gigi menunjukkan adanya hiperplasia gingiva disertai

kondisi mulut yang jauh lebih buruk (Akeredolu dkk. 2005). Basis gigi tiruan

yang terlalu panjang dan gigi tiruan yang longgar pada jangka waktu yang lama

dapat juga menyebabkan hiperplasia (Viyanti 2011).

Epilepsi memiliki efek negatif langsung umumnya pada kondisi gigi dan

kebersihan mulut yang buruk. Epilepsi adalah penyakit yang sering dihadapi di

bagian mulut dan praktek bedah maxillofacial. Hal ini diduga mempengaruhi

jutaan orang di seluruh dunia dan memiliki prevalensi 0,5% - 0,9% pada populasi

umum. Serangan epilepsi merupakan kejadian medis yang paling umum kedua di

perawatan gigi (Mehmet dkk. 2012).

Tujuan pembuatan gigi tiruan adalah memperbaiki fungsi mastikasi,

memulihkan fungsi estetik, meningkatkan fungsi fonetik, pencegahan migrasi

gigi, peningkatan distribusi beban kunyah, serta mempertahankan jaringan mulut

yang masih ada agar tetap sehat. Gigi yang hilang dapat diganti dengan salah satu

dari tiga gigi tiruan berikut : gigi tiruan cekat, gigi tiruan dengan dukungan implan

dan gigi tiruan lepasan. Terdapat beberapa faktor yang harus dipertimbangkan

dalam memilih tipe gigi tiruan yang tepat (Gunadi dkk. 1991).

Page 11: PEMILIHAN GIGI TIRUAN PADA PENDERITA EPILEPSIunmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/06/SKRIPSI2.pdf · i pemilihan gigi tiruan pada penderita epilepsi i gede andy kumbara putra

3

B. Rumusan Masalah

Permasalahan yang dapat dirumuskan berdasarkan uraian latar belakang diatas

adalah : “Bagaimanakah cara menentukan pemilihan gigi tiruan pada penderita

epilepsi ?”

C. Tujuan

Untuk mengetahui cara pemilihan jenis gigi tiruan pada penderita epilepsi dan

untuk menentukan jenis gigi tiruan yang dipilih pada penderita epilepsi.

D. Manfaat

Memberikan informasi ilmiah tentang bagaimana cara pemilihan gigi tiruan pada

penderita epilepsi dan bermanfaat bagi dokter gigi dalam menentukan pemilihan

gigi tiruan pada penderita epilepsi.

Page 12: PEMILIHAN GIGI TIRUAN PADA PENDERITA EPILEPSIunmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/06/SKRIPSI2.pdf · i pemilihan gigi tiruan pada penderita epilepsi i gede andy kumbara putra

4

BAB II

EPILEPSI

A. Pengertian

Epilepsi, berasal dari bahasa Yunani (Epilepsia) yang berarti ‟serangan‟.

Perlu diketahui, epilepsi tidak menular, bukan penyakit keturunan, dan tidak

identik dengan orang yang mengalami ketebelakangan mental. Bahkan, banyak

penderita epilepsi yang menderita epilepsi tanpa diketahui penyebabnya. Epilepsi

ialah manifestasi gangguan fungsi otak dengan berbagai etiologi, namun dengan

gejala tunggal khas, yakni serangan berkala yang disebabkan oleh cetusan neuron

kortek serebri otak secara berlebihan dan paroksismal (Harsono 2011).

Epilepsi merupakan gangguan paroksismal akibat cetusan neuron korteks

serebri mengakibatkan serangan penurunan kesadaran, perubahan fungsi motorik

atau sensorik, perilaku atau emosional yang intermiten dan stereotipik (Ginsberg

2007).

Epilepsi adalah suatu gangguan pada sistem syaraf otak manusia karena

terjadinya aktivitas yang berlebihan dari sekelompok sel neuron pada otak

sehingga menyebabkan berbagai reaksi pada tubuh manusia mulai dari bengong

sesaat, kesemutan, gangguan kesadaran,dan atau kontraksi otot yang ditandai

dengan kejang yang berulang akibat lepasnya muatan listrik neuron kortikal

secara berlebihan (Godam 2010).

Page 13: PEMILIHAN GIGI TIRUAN PADA PENDERITA EPILEPSIunmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/06/SKRIPSI2.pdf · i pemilihan gigi tiruan pada penderita epilepsi i gede andy kumbara putra

5

B. Etiologi

Penyakit epilepsi merupakan penyakit yang dapat terjadi pada siapa pun

walaupun dari garis keturunan tidak ada yang pernah mengalami epilepsi. Epilepsi

tidak bisa menular ke orang lain karena hanya merupakan gangguan otak yang

tidak dipicu oleh suatu kuman virus dan bakteri (Godam 2010).

Epilepsy terbagi atas dua kelompok besar:

1. Epilepsi primer adalah epilepsi yang disebabkan karena gangguan ketidak

seimbangan zat kimiawi dalam sel-sel saraf pada area jaringan otak yang

abnormal.

2. Epilepsi sekunder berarti bahwa gejala yang timbul ialah sekunder, atau akibat

dari adanya kelainan pada jaringan otak. Biasanya dengan pemeriksaan tertentu

atau CT-scan otak atau padaautopsi dapat dilihat adanya kelainan strukturan

pada otak. Kelainan ini dapat disebabkan karena dibawa sejak lahir atau adanya

jaringan parut sebagai akibat kerusak otak pada waktu lahir atau pada masa

perkembangan anak (Harsono 2011).

Terdapat beberapa penyebab spesifik epilepsi:

a) Kelainan yang terjadi selama perkembangan janin/kehamilan ibu, seperti ibu

menelan obat-obat tertentu yang dapat merusak otak janin, menglami infeksi,

minum alkohol, mengalami cedera(trauma) atau mendapat penyinaran

(radiasi).

b) Kelainan yang terjadi pada saat kelahiran, seperti kurang oksigen yang

mengalir ke otak (hipoksia), kerusakan karena tindakan (forsep), atau trauma

lain pada otak bayi.

c) Cedera kepala yang dapat menyebabkan kerusakan pada otak.

Page 14: PEMILIHAN GIGI TIRUAN PADA PENDERITA EPILEPSIunmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/06/SKRIPSI2.pdf · i pemilihan gigi tiruan pada penderita epilepsi i gede andy kumbara putra

6

d) Tumor otak merupakan penyebab epilepsy yang tidak umum terutama pada

anak-anak.

e) Penyumbatan pembuluh darah otak atau kelainan pembuluh darah otak.

f) Radang atau infeksi pada otak dan selaput otak.

g) Penyakit keturunan seperti fenilketonuria (FKU), sclerosis tuberose dan

neurofibromatosis dapat menyebabkan kejang-kejang yang berulang.

h) Kecerendungan timbulnya epilepsi yang diturunkan. Hal ini disebabkan karena

ambang rangsang serangan yang lebih rendah dari normal diturunkan pada

anak (Harsono 2011).

C. Gejala Klinis dan Klasifikasi

Gejala klinis dari epilepsi dapat ditentukan berdasarkan jenis klasifikasinya,

yaitu sebagai berikut :

A. Epilepsi Umum

1. Epilepsi Petit Mal adalah epilepsi yang menyebabkan gangguan kesadaran

secara tiba-tiba, di mana seseorang menjadi seperti bengong tidak sadar tanpa

reaksi apa-apa, dan setelah beberapa saat bisa kembali normal melakukan

aktivitas semula (Godam 2010).

2. Epilepsi Grand Mal adalah epilepsi yang terjadi secara mendadak, di mana

penderitanya hilang kesadaran lalu kejang-kejang dengan napas berbunyi

ngorok dan mengeluarkan buih/busa dari mulut (Godam 2010).

3. Epilepsi Myoklonik Juvenil adalah epilepsi yang mengakibatkan terjadinya

kontraksi singkat pada satu atau beberapa otot mulai dari yang ringan tidak

Page 15: PEMILIHAN GIGI TIRUAN PADA PENDERITA EPILEPSIunmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/06/SKRIPSI2.pdf · i pemilihan gigi tiruan pada penderita epilepsi i gede andy kumbara putra

7

terlihat sampai yang menyentak hebat seperti jatuh tiba-tiba, melemparkan

benda yang dipegang tiba-tiba, dan lain sebagainya (Godam 2010).

4. Epilepsi Klonik adalah kejang klonik dapat berbentuk fokal, unilateral, bilateral

dengan pemulaan fokal dan multifokal yang berpindah-pindah. Kejang klonik

fokal berlangsung 1-3 detik, terlokalisasi , tidak disertai gangguan kesadaran

dan biasanya tidak diikuti oleh fase tonik. Bentuk kejang ini dapat disebabkan

oleh kontusio cerebri akibat trauma fokal pada bayi besar dan cukup bulan atau

oleh ensepalopati metabolik (Sutan 2012).

5. Epilepsi Tonik adalah Berupa pergerakan tonik satu ekstrimitas atau pergerakan

tonik umum dengan ekstensi lengan dan tungkai yang menyerupai deserebrasi

atau ekstensi tungkai dan fleksi lengan bawah dengan bentuk dekortikasi

(Sutan 2012).

6. Epilepsi Atonik adalah gangguan kejang ini jarang terjadi. Biasanya penderita

tiba-tiba kehilangan kekuatan otot sehingga jatuh, tapi bisa segera pulih

kembali (Sutan 2012).

B. Epilepsi Parsial (Sebagian)

1. Epilepsi Parsial Sederhana adalah epilepsi yang tidak disertai hilang kesadaran

dengan gejala kejang-kejang, rasa kesemutan atau rasa kebal di suatu tempat

yang berlangsung dalam hitungan menit atau jam (Godam 2010).

2. Epilepsi Parsial Kompleks adalah pada awalnya berupa epilepsi parsial

sederhana tetapi diikuti dengan hilangnya kesadaran namun ditambah dengan

halusinasi, terganggunya daya ingat, seperti bermimpi, kosong pikiran, dan lain

sebagainya. Epilepsi jenis ini bisa menyebabkan penderita melamun, lari tanpa

tujuan, berkata-kata sesuatu yang diulang-ulang. (Sutan 2012 ; Godam 2010).

Page 16: PEMILIHAN GIGI TIRUAN PADA PENDERITA EPILEPSIunmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/06/SKRIPSI2.pdf · i pemilihan gigi tiruan pada penderita epilepsi i gede andy kumbara putra

8

D. Penatalaksanaan

Hingga kini belum diketahui obat yang sungguh-sungguh mujarab untuk

menyembuhkan penyakit epilepsi. Usaha terpenting adalah menghilangkan dulu

faktor penyebab yang dapat mengakibatkan serangan epilepsi, misalnya sisa-sisa

penyakit raja singa, stroke, penyakit-penyakit otak, racun alkohol, cacing-cacing

dalam perut dan lain-lain. Untuk usaha dalam mengurangi timbul serangan

epilepsi dan memperkecil bahaya-bahaya bagi penderita epilepsi adalah antara

lain:

1. Si penderita menjaga dalam kehidupan sehari-hari, badan dan pikirannya

jangan terlampau berat dalam bekerja agar tidak menjadi tegang. Si penderita

dilarang minum minuman keras, kopi atau teh yang pekat dan jangan terlalu

banyak makan daging. Si penderita harus banyak makan sayur-sayuran dan

cukup istirahat serta usahakan dapat buang air besar dengan teratur.

2. Si penderita jangan melakukan sesuatu perbuatan yang sekiranya dapat

membahayakan dirinya seperti memanjat pohon atau tangga, meniti jembatan

sempit, berdiri dipinggir sungai atau kolam ataupun api, berenang, bersepeda,

berjalan sendiri di jalan besar dan berdiri di dekat mesin yang sedang berputar

dan lain sebagainya. Karena itu semua, membahayakan si penderita apabila

epilepsi sedang kambuh.

3. Tampak tanda-tanda bahwa si penderita akan terserang epilepsi, segera

menelan 1 atau 2 sendok teh garam dan menghirup bau bawang putih yang

sudah ditumbuk halus. Dan juga kaki dan tangannya bisa juga diikat dengan

erat, boleh pakai kain atau tali yang besar. Dengan cara demikian, biasanya

serangan epilepsi dapat dihindarkan.

Page 17: PEMILIHAN GIGI TIRUAN PADA PENDERITA EPILEPSIunmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/06/SKRIPSI2.pdf · i pemilihan gigi tiruan pada penderita epilepsi i gede andy kumbara putra

9

4. Si penderita sudah jatuh pingsan, hendaklah dibaringkan terlentang dan

pakaiannya agak dilonggarkan, jika perlu disela-sela gigi atas dan bawah

dimasuki kain bersih yang sudah dilipat atau sendok, untuk menghindari lidah

tergigit dan biarkan sampai ia sadar kembali.

E. Pengobatan

Tujuan utama dari terapi epilepsi adalah tercapainya kualitas hidup

penderita yang optimal. Ada beberapa cara untuk mencapai tujuan tersebut antara

lain menghentikan bangkitan, mengurangi frekuensi bangkitan tanpa efek

samping ataupun dengan efek samping seminimal mungkin serta menurunkan

angka kesakitan dan kematian.

Perawatan Epilepsi dapat dibagi menjadi :

A. Non Farmakologis

Amati faktor pemicu

Menghindari faktor pemicu (jika ada), misalnya : stress, OR, konsumsi

kopi atau alkohol, perubahan jadwal tidur, terlambat makan, dll. 2,3

B. Farmakologi

Prinsip pelaksanaannya adalah sebagai berikut :

1. Obat anti epilepsi (OAE) mulai diberikan apabila diagnosis epilepsi sudah

dipastikan, terdapat minimum 2 kali bangkitan dalam setahun. Selain itu

pasien dan keluarganya harus terlebih dahulu diberi penjelasan mengenai

tujuan pengobatan dan efek samping dari pengobatan tersebut.

Page 18: PEMILIHAN GIGI TIRUAN PADA PENDERITA EPILEPSIunmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/06/SKRIPSI2.pdf · i pemilihan gigi tiruan pada penderita epilepsi i gede andy kumbara putra

10

2. Terapi dimulai dengan monoterapi

3. Pemberian obat dimulai dari dosis rendah dan dinaikan secara bertahap

samapai dengan dosis efektif tercapai atau timbul efek samping obat.

Apabila dengan penggunakan OAE dosis maksimum tidak dapat mengontrol

bangkitan, maka ditambahkan OAE kedua dimana bila sudah mencapai dosis

terapi, maka OAE pertama dosisnya diturunkan secara perlahan.Adapun

penambahan OAE ketiga baru diberikan setelah terbukti bangkitan tidak

terkontorl dengan pemberian OAE pertama dan kedua (Sutan 2012).

Tabel 2.1 Obat-obatan yang digunakan untuk mengobati kejang (Harsono 2011).

Obat

Jenis

Seranga

n

Dosis

mg/kg/hari

Kadar dalam

serum:

ug/ml

Waktu

paruh

(jam)

Efek samping

Fenobarbital P &KU 2 – 4

15 – 40 96 Mengantuk, Hiperaktivitas,

bingung, perubahan perasaan hati

Fenitoin P &KU 3 – 8

10 – 30

24

Ataksia, ruam kulit, perubahan

kosmetika, hiperplasia gingiva,

osteomalasia

Karbamazepin P &KU 15 -25

8 – 12 12 Ataksia, gangguan

gastrointestinal, pandangan

kabur, gangguan fungsi hepar,

perubahan darah

Valproat Semua 15 – 60 gangguan gastrointestinal,

Page 19: PEMILIHAN GIGI TIRUAN PADA PENDERITA EPILEPSIunmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/06/SKRIPSI2.pdf · i pemilihan gigi tiruan pada penderita epilepsi i gede andy kumbara putra

11

50 – 100 14 hepatitis, diskrasia darah, ataksia,

alopesia, mengantuk

Klonazepam A & M 0.03 – 0.30

0.01 – 0.05

30

Mengantuk, gangguan

gastrointestinal, diskrasia darah,

ruam kulit, pengeluaran air liur

Primidon A & M 10 - 20

5 – 15 12 Mengantuk, hiperaktivitas,

perubahan perasaan hati

P = pasrsial, KU = kejang umum, A = absence, M = Myoklonik

F. Manifestasi Epilepsi di dalam Rongga Mulut

Pemeriksaan terhadap manifestasi klinis pada penderita epilepsi di dalam

rongga mulut seperti : Hiperplasia gingiva pada bagian anterior maxilla dan

mandibula (paling sering), Gigi patah, Luka pada lidah, lips scar, traumatic

stomatitis –> ulcer, Erythema multiform (Sutan 2012).

Pembesaran gingiva gigi disertai dengan penambahan jumlah sel terutama di

interpapilla gingiva. Sedangkan di daerah jaringan keras yaitu terjadi gigi

mengalami karies, jaringan periodontal resorbsi. Pembesaran gingiva

didefenisikan sebagai suatu keadaan dimana ukuran gingiva bertambah dari

ukuran normal yang dapat menimbulkan masalah estetis di daerah anterior

(Nayyar 2013).

G. Etiologi Pembesaran Gingiva

Pembesaran pada interpapilla gingiva dan marginal jelas merupakan

temuan umum yang ada pada manusia yang sehat dan mamalia lainnya.

Page 20: PEMILIHAN GIGI TIRUAN PADA PENDERITA EPILEPSIunmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/06/SKRIPSI2.pdf · i pemilihan gigi tiruan pada penderita epilepsi i gede andy kumbara putra

12

Pembengkakan adalah salah satu dari lima gejala kardinal peradangan.

Pembengkakan gingiva hampir secara universal hasil akumulasi cairan dalam

jaringan: edema. jaringan gingiva membesar biasanya memiliki konsistensi lunak,

biasanya lebih atau kurang eritema, dan berdarah pada saat dilakukan probing.

Pembesaran gusi yang edematous dapat benar-benar reversibel pada orang sehat,

jika plak mikroba penyebab lokal (Jacobsen dkk. 2008).

Obat anti-epilepsi yang paling sering digunakan adalah pemberian fenitoin,

yang salah satu efek samping yang paling umum terkait dengan pembesaran

gingiva pada penderita epilepsi. Dalam hubungannya dengan fenitoin, pertama

kali dijelaskan pada tahun 1939, dengan beberapa penulis berikutnya lain

melaporkan pertumbuhan berlebih terkait dengan phenobarhital, asam valporic

dan vigabatrin (Sanjaya 2012).

H. Patogenesis Pembesaran Gingiva

Terjadinya pertambahan besar gingiva yang diinduksi oleh obat-obatan ini

tidak terlepas dari pengaruh faktor genetik sehingga hanya pada individu tertentu

saja bisa terjadi hiperplasia. Para pakar menghipotesakan bahwa terjadinya

pertambahan besar gingiva tersebut adalah karena obat atau metabolisme obat

yang menyebabkan :

1. Peningkatan sintesa/produksi kolagen oleh fibroblast gingiva.

2. Pengurangan degradasi kolagen akibat diproduksinya enzim kolagenase yang

inaktif.

Page 21: PEMILIHAN GIGI TIRUAN PADA PENDERITA EPILEPSIunmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/06/SKRIPSI2.pdf · i pemilihan gigi tiruan pada penderita epilepsi i gede andy kumbara putra

13

3. Pertambahan matriks non-kolagen, sebagai contoh glikosaminoglikans dan

proteoglikans dalam jumlah yang lebih banyak dari matriks kolagen (Sutan,

2012).

I. Pengobatan Pembesaran Gingiva

Obat antiepilepsi yang sangat berpengaruh pada keadaan rongga mulut

adalah penggunaan fenitoin. Prevalansinya sekitar 25-50%, dan tak ada hubungan

yang jelas antara dosis obat dan keparahan pertumbuhan yang berlebih.

Pembesaran jaringan secara tipikal terjadi antara 1-3 bulan setelah terapi obat

diinisiasi dan dimulai di jaringan gusi superfisial di antara gigi (papila

interdental). Bagian anterior lebih sering mengalami pembesaran dibandingkan

daerah posterior, tapi keterlibatan yang sama rata tidak umum. Oral hygiene yang

baik secara tipikal tidak mencegah pembesaran gingiva pada individu tertentu,

pemakaian fenitoin jika terjadi penghentian atau penggantian obat tersebut dapat

menimbulkan penurunan pembengkakan gingiva (Leonidrain, 2010).

J. Penatalaksanaan Kasus Rongga Mulut

Dari kasus dirongga mulut penderita, ditemukan adanya hiperplasia gingiva.

Maka yang pertama sekali dilakukan adalah :

1. Kunjungan Pertama (Fase I)

a) Dokter gigi mengkonsultasikan ke dokter sebelumnya dan

memberitahukan bahwa obat tersebut merupakan faktor penyebab

hiperplasia gingiva pada penderita serta menggantikan obat anti

epilepsinya.

Page 22: PEMILIHAN GIGI TIRUAN PADA PENDERITA EPILEPSIunmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/06/SKRIPSI2.pdf · i pemilihan gigi tiruan pada penderita epilepsi i gede andy kumbara putra

14

b) Scaling pada supragingiva karena gingiva yang bengkak.

c) Kontrol plak penderita diajarkan cara pembersihan gigi dengan dental

floss.

2. Kunjungan Kedua (Fase II) -> Evaluasi Fase I : Kondisi gingiva dan plak

a) Sekiranya kondisinya baik dan sudah terkontrol maka dapat dilakukan

scaling subgingiva.

b) Kontrol plak.

3. Kunjungan Ketiga (Fase III / Fase Bedah)

Dilakukan sekiranya kontur dan tektur gingiva tidak dapat kembali ke normal

di mana bagi hiperplasia gingiva yang belum terlalu parah dilakukan

gingivektomi dan bagi hiperplasia gingiva yang sudah parah dilakukan bedah

flep modifikasi.

4. Kunjungan Keempat (Fase IV)

Kunjungan berkala, evaluasi plak dan kalkulus dan kondisi gingival (Sutan,

2012).

Page 23: PEMILIHAN GIGI TIRUAN PADA PENDERITA EPILEPSIunmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/06/SKRIPSI2.pdf · i pemilihan gigi tiruan pada penderita epilepsi i gede andy kumbara putra

15

BAB III

GIGI TIRUAN PADA PENDERITA EPILEPSI

Gigi tiruan merupakan suatu pengganti buatan dari satu atau beberapa gigi

serta struktur yang terkait (Nallaswamy Ramalingan dan Bhat 2009).Pada

penderita epilepsi dapat dilakukan pembuatan gigi tiruan namun penyakit epilepsi

harus terkontrol dan perlu kerja sama yang baik dengan dokter yang menangani

penyakit epilepsi tersebut. Beberapa pilihan gigi tiruan pada penderita epilepsi

yaitu: gigi tiruan cekat, gigi tiruan dengan dukungan implan dan gigi tiruan

lepasan (Gunadi dkk. 1991).

Gangguan epilepsi dapat mempengaruhi perawatan prostodontik. Gigi

yang hilang harus diganti untuk mencegah lidah masuk dalam ruang edentulous

agar tidak terluka. Pertimbangan perencanaan pemilihan gigi tiruan dibuat untuk

meminimalkan resiko pergeseran gigi atau kerusakan lebih lanjut. Gigi tiruan

cekat atau gigi tiruan dengan dukungan implan menjadi pilihan utama (Gurbuz

2011).

A.Gigi Tiruan Cekat

Gigi Tiruan Cekatadalah gigi tiruan yang menggantikan satu atau lebih

gigi yang hilang yang dilekatkan dengan bahan semen pada gigi asli (gigi

penyangga atau abutment), dimana gigi asli tersebut yang memberikan dukungan

primer kepada gigi tiruan (Nallaswamy Ramalingan dan Bhat 2009). Gigi tiruan

cekat memiliki beberapa komponen inti yaitu retainer (bagian gigi tiruan cekat

yang melekat pada gigi asli),Konektor (bagian gigi tiruan cekat yang

Page 24: PEMILIHAN GIGI TIRUAN PADA PENDERITA EPILEPSIunmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/06/SKRIPSI2.pdf · i pemilihan gigi tiruan pada penderita epilepsi i gede andy kumbara putra

16

menghubungkan antara retainer dengan pontik), dan pontik (bagian gigi tiruan

cekat yang menggantikan gigi asli yang hilang) biasanya digunakan dengan pontik

yang didisain untuk memenuhi fungsi dan juga estetika dari gigi yang

hilangtersebut (Inayati 2005)

Sebelum menentukan suatu perawatan prostetik gigi tiruan pada penderita

epilepsi sangat penting dilakukan pemeriksaan X-ray, mengetahui jenis epilepsi

dan setiap faktor pencetus, tingkat kontrol kejang dan pengunaan nitrous oxide

atau sedasi sadar mungkin diperlukan untuk menghindari terjadinya kejang dan

memberikan perawatan gigi yang aman dan efektif dengan tidak terlepas dari

konsultasi dari tim para dokter anestesi dan dokter ahli saraf yang menangani

penderita epilepsi tersebut (Gurbuz 2011).

Gambar 3.1 : Gigi Tiruan Cekat (Taqwim, 2011).

Gigi tiruan cekat dapat dibuatkan pada penderita yang mempunyai

riwayat medis seperti pada penderita dengan penggunaan obat antikonvulsan

(Rosenstiel dkk. 2001).Jika penderita dengan penggunaan obat antikonvulsan

Page 25: PEMILIHAN GIGI TIRUAN PADA PENDERITA EPILEPSIunmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/06/SKRIPSI2.pdf · i pemilihan gigi tiruan pada penderita epilepsi i gede andy kumbara putra

17

membutuhkan perawatan prostetik, dokter gigi harus mempertimbangkan

perencanaan pembuatan restorasi prostetik yang tahan terhadap kerusakan selama

serangan epilepsi. (Gurbuz 2011).Jenis gigi tiruan cekat yang paling ideal yaitu

dengan gigi tiruan tiruan cekat dengan berbahan logamatau yang berbahan

porcelain fused to metal dengan kualitas yang baikkarena kecil kemungkinan

patah dari pada digunakan restorasi porselen atau keramik dapat menimbulkan

lebih besar resiko fraktur.Oleh karena itu, all porcelain atau restorasi keramik

bukan merupakan pilihan yang ideal. Penderita harus diberitahu tentang pilihan

restorasi dan manfaat resiko masing-masing (Jacobsen 2008).

Gambar 3.2 : Gigi tiruan cekat bahan logam(Rosenstiel dkk. 2006).

Page 26: PEMILIHAN GIGI TIRUAN PADA PENDERITA EPILEPSIunmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/06/SKRIPSI2.pdf · i pemilihan gigi tiruan pada penderita epilepsi i gede andy kumbara putra

18

Gambar 3.3 : Gigi tiruan cekat berbahan porselen fused to metal(Rosenstiel

dkk. 2006).

Gambar 3.4 : Gigi tiruan cekat bahan All Porcelain dan gigi tiruan cekat bahan

keramik(Freedman 2012).

3.2Gigi Tiruan dengan Dukungan Implan

Implan gigi merupakan suatu perangkat prostetik berbahan titanium yang

ditanamkan secara bedah ke dalam jaringan mulut di bawah mukosa, lapisan

periosteal, atau ke dalam tulang alveolar yang nantinya berfungsi seperti akar gigi

All Porcelain

Keramik

Page 27: PEMILIHAN GIGI TIRUAN PADA PENDERITA EPILEPSIunmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/06/SKRIPSI2.pdf · i pemilihan gigi tiruan pada penderita epilepsi i gede andy kumbara putra

19

asli yaitu memberikan retensi dan dukungan untuk gigi tiruan cekat atau gigi

tiruan lepasan (Misch 2005).

Bagian implan gigi yang tertanam dalam tulang rahang dan bagian implan

gigi yang menonjol pada jaringan mukosa digunakan untuk menghasilkan

penjangkaran yang dapat meningkatkan retensi dan stabilitas pada gigi tiruan

diatasnya (McKinney 1991 cit. Karasutisna 2004).Menurut Branemark (1987 cit.

Karasutisna 2004), implan gigi dengan metoda oseointegrasinya dapat digunakan

untuk mengatasi pasien tidak bergigi pada semua tingkatan resorbsi, bahkan pada

keadaan resorpsi yang ekstrim dan diskontinuitas rahang atas dan rahang bawah

dengan bantuan grafting pada tempat implan gigi dipasang.

Penggunaan restorasi implan gigi sangat ideal pada penderita epilepsi

karena pembuatan restorasi prostetik tahan terhadap kerusakan atau pergeseran

selama serangan epilepsi tetapi dengan catatan kebersihan mulut harus di pelihara

dan sebelum pemasangan implan gigi perlu diperhatikan keadaan jaringan

periodontal harus baik (Jacobsen 2008).Keberhasilan implan gigi sangat tergantung

pada integrasi antara implangigi dengan jaringan rongga mulut(Humphrey 2006).

Gambar 3.5 : Gigi Tiruan dengan dukungan Implan (Taqwim2011).

Page 28: PEMILIHAN GIGI TIRUAN PADA PENDERITA EPILEPSIunmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/06/SKRIPSI2.pdf · i pemilihan gigi tiruan pada penderita epilepsi i gede andy kumbara putra

20

3.3 Gigi Tiruan Lepasan

Gigi tiruan lepasan merupakan suatu pengganti buatan dari satu atau

beberapa gigi serta struktur yang terkait dimana piranti ini dapat dilepaskan dan

dipasang kembali di dalam rongga mulut. Gigi tiruan lepasan dibagi menjadi 2

yaitu gigi tiruan penuh dan gigi tiruan sebagian lepasan. Gigi tiruan penuh adalah

suatu restorasi bila satu atau kedua lengkung rahang sudah tidak ada giginya lagi

dan gigi tiruan sebagian lepasan adalah perawatan untuk penggantian satu atau

lebih, tetapi tidak semua gigi yang hilang dari satu atau dua lengkung

gigi(Nallaswamy Ramalingan dan Bhat 2009).

Gigi tiruan dengan basis akrilik merupakan gigi tiruan yang sering dan

umum dibuat pada saat ini, baik untuk kehilangan satu atau seluruh gigi. Bahan

akrilik merupakan campuran bahan sejenis plastik yang manipilasinya mudah,

murah, ringan dan bisa diwarnai sesuai dengan warna gigi dan warna gusi. Akan

tetapi mudah menyerap cairan dan juga mudah kehilangan komponen airnya

sehingga bila tidak dipakai gigi tiruan akrilik harus direndam dengan air dingun

agar tidak mengalami bentuk (Arfani 2010).

Nilon termoplastik adalah basis gigi tiruan yang bebas monomer, bersifat

hipoalergenik sehingga dapat menjadi alternatif yang berguna bagi penderita yang

sensitif terhadap resin akrilik konvensional, nikel atau kobalt. Nilon termoplastik

yang disebut juga nylon injection molded adalah basis gigi tiruan yang ideal untuk

gigi tiruan sebagian dan restorasi unilateral. Termoplastik merupakan bahan yang

akan menjadi plastik di bawah tekanan dan panas, tetapi sangat kuat pada suhu

ruangan. Kerugian mengenai bentuk awal nilon termoplastik termasuk kerentanan

warna basis bahan untuk berubah, mengalami stain, penyerapan air yang tinggi

Page 29: PEMILIHAN GIGI TIRUAN PADA PENDERITA EPILEPSIunmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/06/SKRIPSI2.pdf · i pemilihan gigi tiruan pada penderita epilepsi i gede andy kumbara putra

21

dan pembentukan permukaan yang kasar setelah jangka waktu yang pendek

(Taqwim 2011).

Gambar 3.6 : Gigi Tiruan Sebagian Lepasandengan bahan akrilik dan Nilon

termoplastik (Taqwim2011).

Gambar 3.7 : Gigi Tiruan Penuh (Arfani 2010).

Pada penderita epilepsi jika menggunakan gigi tiruan

lepasandikhawatirkan nantinya pada saat pasien mengalami serangan epilepsigigi

tiruantersebut terlepas, bahkan bisa tertelan tanpa disadari karena sistem saraf

tidak terkontrol. Jika penggunaangigi tiruan sebagian lepasan tidak dapat

dihindari, disarankanpenggunaan basis logam untuk gigi tiruan penuh dan retensi

GTSL Aklirik GTSL Nilon Termoplastik

Page 30: PEMILIHAN GIGI TIRUAN PADA PENDERITA EPILEPSIunmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/06/SKRIPSI2.pdf · i pemilihan gigi tiruan pada penderita epilepsi i gede andy kumbara putra

22

teleskopik dengan gigi tiruan yang terbuat dari basis logam atau diperkuat dengan

logam untuk penderitaedentulous sebagian (Gurbuz 2011).

Gigi tiruan lepasan sebagian dengan kerangka logam memiliki kualitaas

mekanik sangat baik dan memberikan kemungkinan desain gigi tiruan yang

mempertimbangkan kesehatan jaringan periodonsium gigi penyangga, estetis dan

kenyamanan penderita. Hasil ini dapat dicapai dengan membuat desain kerangka

sesederhana mungkin, untuk mencegah atau mengurangi efek negatif dari

kebersihan mulut yang buruk (Taqwim 2011).

Gambar 3.8 : Gigi tiruan sebagian lepasan kerangka logam (Rosenstiel dkk.

2006).

Konsep overdenture meliputi sejumlah kemungkinan pemecahan untuk

pasien-pasien dengan kehilangan hampir seluruh giginya. Dukungan biasanya

diperoleh dari jaringan periodontal dan mukosa serta bentuk luarnya mirip dengan

gigi tiruan lengkap. Tujuannya adalah untuk menghambat atau mencegah resorpsi

linggir tersisa yang tidak dapat dihindari selalu mengikuti setelah pencabutan gigi.

Overdenture lebih unggul daripada gigi tiruan konvensional dalam kemampuan

Page 31: PEMILIHAN GIGI TIRUAN PADA PENDERITA EPILEPSIunmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/06/SKRIPSI2.pdf · i pemilihan gigi tiruan pada penderita epilepsi i gede andy kumbara putra

23

menggigit, efisiensi pengunyahan dan penerimaan daya yang berbeda.

Proprioseptik melalui reseptor periodontal memegang peranan penting dalam

fungsi neuromuskular.Mahkota teleskopik pada umumnya digunakan dalam

perawatan sebagai penghubung antara gigi tiruan dengan gigi yang tersisa.

Dibandingkan dengan penggunaan gigi tiruan cekat dengan dukungan implan,

perawatan overdenture ini lebih baik dalam meningkatkan estetika dan akses

dalam menjaga kesehatan mulut, mengurangi kebutuhan untuk implan, dan

memberikan dukungan gigi tiruan yang cukup dalam kasus di mana gigi

penyangga tunggal tidak dapat digunakan. Selain itu, dengan retensi yang kuat

dari mahkota teleskopik akan menghasilkan pengunyahan dan fonetik yang

baik(Damayanti 2009).

.

Gambar 3.9 : Gigi Tiruan Teleskopik Overdenture (Damayanti 2009).

Penggunaan gigi tiruan sebagian lepasan dengan retensi teleskopik

dipandang sebagai terapi yang paling tepat pada penderita epilepsi dengan

kehilangan gigi sebagian jika gigi tiruan cekat dan gigi tiruan dengan dukungan

implan tidak memungkinkan lagi untuk menjadi pilihan terapi, hal tersebut

Page 32: PEMILIHAN GIGI TIRUAN PADA PENDERITA EPILEPSIunmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/06/SKRIPSI2.pdf · i pemilihan gigi tiruan pada penderita epilepsi i gede andy kumbara putra

24

didasarkan atas pendapat dari Gurbuz (2011) yang menyatakan bahwa jika

menggunakan gigi tiruan sebagian lepasan denganbahan aklirik atau bahan nilon

termoplastik dikhawatirkan pada saat terjadinya serangan epilepsi gigi tiruan akan

patah dan bahkan bisa tertelan.

Page 33: PEMILIHAN GIGI TIRUAN PADA PENDERITA EPILEPSIunmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/06/SKRIPSI2.pdf · i pemilihan gigi tiruan pada penderita epilepsi i gede andy kumbara putra

25

BAB IV

PEMBAHASAN

Epilepsi adalah gangguan paroksismal akibat cetusan neuron korteks

serebri mengakibatkan serangan penurunan kesadaran, perubahan fungsi motorik

atau sensorik, perilaku atau emosional yang intermiten dan stereotipik (Ginsberg

2007). Epilepsi menyebabkan berbagai reaksi pada tubuh manusia mulai dari

bengong sesaat, kesemutan, gangguan kesadaran,dan atau kontraksi otot yang

ditandai dengan kejang yang berulang akibat lepasnya muatan listrik neuron

kortikal secara berlebihan (Godam 2010).

Penderita epilepsi memiliki kecenderungan untuk menjadi endentulous

dan selama kejang sering menyebabkan cedera mulut minor seperti cedera pada

gigi dan gigi tiruan. Perawatan gigi harus dilakukan oleh dokter gigi yang

memiliki pengetahuan tentang gangguan epilepsi dan harus mempertimbangkan

perencanaan pembuatan restorasi prostetik yang tahan terhadap kerusakan selama

serangan epilepsi (Gurbuz 2011).

Salah satu efek samping yang paling umum pada penderita epilepsi adalah

pembesaran gingiva yang terkait dengan pemberian fenitoin, yaitu obat anti-

epilepsi paling sering digunakan (Sanjaya 2012). Riwayat obat harus ditinjau

dengan cermat dan diperbarui pada setiap kunjungan bertujuan untuk mengurangi

pembesaran gingiva, menghindari kambuhnya serangan epilepsi dan pemilihan

pemakaian gigi tiruan (Gurbuz 2011).

Pemilihan gigi tiruan pada penderita epilepsi yang ideal adalah gigi tiruan

dengan dukungan implan, gigi tiruan cekat dengan berbahan logam atau yang

Page 34: PEMILIHAN GIGI TIRUAN PADA PENDERITA EPILEPSIunmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/06/SKRIPSI2.pdf · i pemilihan gigi tiruan pada penderita epilepsi i gede andy kumbara putra

26

berbahan metal porselen dengan kualitas yang baik. Pada penderita epilepsi yang

menggunakan gigi tiruan dengan berbahan metal porselen pada saat selama

serangan epilepsi kecil kemungkinan terjadi patah dibandingkan menggunakan

restorasi berbahan porselen atau keramik karena dapat menimbulkan lebih besar

resiko fraktur (Jacobsen dkk. 2008). Sedangkan kelebihan dari pemakaian gigi

tiruan dengan dukungan implan adalah tidak harus memerlukan gigi penyangga

seperti pada gigi tiruan jembatan, karena terdapat bagian implan yang menonjol di

atas jaringan mukosa digunakan untuk menghasilkan penjangkaran yang dapat

meningkatkan retensi dan stabilitas pada gigi tiruan di atasnya, sehingga tahan

terhadap kerusakan atau pergeseran gigi tiruan (Triharsa 2013).

Penggunakan gigi tiruan lepasan menjadi alternatif pilihan terakhir. Pada

penderita epilepsi jika menggunakan gigi tiruan lepasan potensi yang

dikhawatirkan pada saat serangan epilepsi gigi tiruan akan terlepas bahkan bisa

tertelan tanpa disadari karena neurik dan akson tidak terkontrol. Jika gigi tiruan

lepasan tidak dapat dihindari, disarankan penggunaan basis logam untuk gigi

tiruan penuh dan retensi teleskopik dengan gigi tiruan yang terbuat dari basis

logam atau diperkuat dengan logam untuk penderita edentulous sebagian (Gurbuz

2011).

Penggunaan gigi tiruan sebagian lepasan dengan retensi teleskopik

dipandang sebagai terapi yang paling tepat pada penderita epilepsi dengan

kehilangan gigi sebagian jika gigi tiruan cekat dan gigi tiruan dengan dukungan

implan tidak memungkinkan lagi untuk menjadi pilihan terapi, hal tersebut

didasarkan atas pendapat dari Gurbuz (2011) yang menyatakan bahwa jika

menggunakan gigi tiruan sebagian lepasan dengan bahan aklirik atau bahan nilon

Page 35: PEMILIHAN GIGI TIRUAN PADA PENDERITA EPILEPSIunmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/06/SKRIPSI2.pdf · i pemilihan gigi tiruan pada penderita epilepsi i gede andy kumbara putra

27

termoplastik dikhawatirkan pada saat terjadinya serangan epilepsi gigi tiruan akan

patah dan bahkan bisa tertelan, lain halnya dengan mahkota teleskopik yang

didukung oleh gigi penyangga yang sudah dipreparasi dengan mahkota berlapis

logam sebagai retainernya sehingga gigi tiruan lepasan ini memiliki retensi yang

kuat dibandingkan dengan gigi tiruan lepasan konvensiaonal yang retainernya

berupa cengkram.

Selama kunjungan ke dokter gigi penting bagi dokter gigi untuk

menjelaskan kepada penderita epilesi menjaga kesehatan gigi mulut yang baik dan

gizi yang cukup untuk kesehatan fisik, tujuannya adalah untuk mengurangi dan

mencegah perkembangan penyakit gigi dan jaringan periodontal (Jacobsen dkk.

2008). Kemajuan teknologis diagnostik, farmakoterapi dan pemahaman proses

neurologis memungkinkan dokter gigi untuk memahami dan mengelola penderita

epilepsi lebih baik. Penderita epilepsi dapat aman diobati di praktek gigi umum

dan harus menerima perawatan fungsional dan estetis yang memadai (Gurbuz

2011).

Page 36: PEMILIHAN GIGI TIRUAN PADA PENDERITA EPILEPSIunmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/06/SKRIPSI2.pdf · i pemilihan gigi tiruan pada penderita epilepsi i gede andy kumbara putra

28

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Pemilihan jenis gigi tiruan pada penderita epilepsi merupakan hal yang

penting agar tidak membahayakan penderita epilepsi saat terjadi serangan. Gigi

tiruan cekat dan gigi tiruan dengan dukungan implan merupakan pilihan utama,

sedangkan gigi tiruan lepasan merupakan alternatif pilihan terakhir.

B. Saran

1. Dokter gigi dapat memanfaatkan kemajuan teknologis diagnostik,

farmakoterapi dan pemahaman proses neurologis untuk perawatan gigi pada

pasien epilepsi.

2. Dokter gigi perlu memahami jenis – jenis gigi tiruan yang dapat digunakan

untuk pasien epilepsi beserta keterbatasan - keterbatasannya.

3. Dokter gigi perlu menjelaskan kepada pasien epilesi pentingnya menjaga

kesehatan gigi mulut yang baik serta asupan gizi yang cukup dan perlu

dilakukan kontrol berkala ke dokter gigi.

Page 37: PEMILIHAN GIGI TIRUAN PADA PENDERITA EPILEPSIunmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/06/SKRIPSI2.pdf · i pemilihan gigi tiruan pada penderita epilepsi i gede andy kumbara putra

24

DAFTAR PUSTAKA

Akeredolu, P.A., Temisanren, O.T., Danesi, M.A. 2005, „Prosthetic management of an

epileptic patient‟, Nigerian Journal of Clinical Practice, vol. 82, no. 2, hlm. 125-127.

Arfani, A. 2010, Desember las update, Gigi tiruan sebagian lengkap (full denture)

[Homepage of Blogspot], [Online]. Available:

http://www.asnuldentist.blogspot.com/search/label/Prostodontik [12 Februari 2014].

Damayanti, L. 2009, „Overdenture untuk menunjang perawatan prostetik‟, J FKG Univ.

Padjadjaran Bandung, vol. 1, no.3, hlm. 1-29.

Freedman, G. 2012, Contemporary esthetic dentistry, Ed. ke-1, Mosby Inc., Philadelphia.

Ginsberg, L. 2007, Lecture notes: neurologi, Ed. Ke-8, Penerjemah : dr. I. R. Wardhani, A.

Safitri S.Tp,Msi dan R. Astikawati S.Si., Apt, Penerbit Buku EMS, Jakarta. hlm. 79-

88.

Gunadi, H.A., Margo A., Burhan, L.K., Suryatenggara, F., Setiabudi I. 1991, Buku ajar ilmu

geligi tiruan sebagian lepasan, Jilid 1, Hipokrates, Jakarta. hlm. 4-15.

Gurbuz, T. 2011, Epilepsy and Oral Health, Dalam Novel aspects on epilepsy, Prof.

Humberto Foyaca-Sibat, Ed. Ke-1, Intech, Rijeka.

Godam 2010, December 30-last update, Pengertian, jenis/macam, dan pengobatan penyakit

Epilepsi (Ayan/Sawan) [Homepage of Organisasi], [Online]. Avaible:

http://organisasi.org/pengertian-jenis-macam-dan-pengobatan-penyakit-epilepsi-ayan-

sawan [11 Mei 2013].

Harsono. 2011, Buku ajar neurologi klinis, Ed. Ke-5, Gadjah mada university press,

Yogyakarta. hlm. 119-157.

Humphrey, S., 2006, „Implant maintenance‟, J Dent Clin N Am, vol. 50, no. 3, hlm 463-478.

Inayanti, E. 2005, „Disain pontik pada gigi tiruan tetap pasca pencabutan gigi‟, J FKG Univ.

Airlangga Surabaya, vol. 1,no. 3, hlm. 1-7.

Jacobsen, P.L., dan Eden, O. 2008, „Epilepsy and the dental management of the epileptic

patient‟, J Contemp Dent Pract, vol. 9, no. 1, hlm 054-062.

Karasutisna, T. 2004, „Implan gigi untuk dokter gigi umum‟, FKG Univ. Padjadjaran

(Bandung), 12 November, hlm 1-38.

Karolyhazy, K., Kovacs, E., Kivovics, P., Fejendy, P., dan Aranyi, Z. 2003, „Dental status

and oral health of patients with epilepsy : an epidemiologic study‟, J Epilepsia, vol.

44, no. 8, hlm 1103–1108.

Page 38: PEMILIHAN GIGI TIRUAN PADA PENDERITA EPILEPSIunmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/06/SKRIPSI2.pdf · i pemilihan gigi tiruan pada penderita epilepsi i gede andy kumbara putra

25

Leonidrain 2010, January last update, Epilepsi dan manifestasi di rongga mulut [Homepage

of Blogspot], [Online]. Avaible: http://leonidrain.blogspot.com/2010/01/epilepsi-dan-

manifestasi-di-rongga.html [15 Mei 2013].

Mehmet, Y., Senem, O., Sulun, T., dan Humeyra, K. 2012, „Management of epileptic patients

in dentistry‟, J SciRes, vol. 1, no. 3, hlm 47-52.

Misch, C.E. 2005, Dental implant prosthetics, Ed. Ke-2, Mosby, Philadelphia. Hlm. 1-31.

Nayyar, A.S. 2013, „Gingival enlargement in epileptic patients on phenytoin therapy-an

overview of possible etiologies and studies‟, Oral Maxillofacial Pathology Journal,

vol. 4, no. 1, hlm. 326-333.

Pongsibidang. H., Wowor , V. N S., Supit, A. 2013, „Alasan masyarakat kelurahan sario

tumpaan tidak menggunakan gigi tiruan‟, J FKG Univ. Sam Ratulangi Manado, vol.

1,no. 2, hlm. 1 – 7.

Rosenstiel, S.F., Land, M.F., dan Fujimoto, J. 2001, Contemporary fixed prosthodontics, Ed.

Ke- 3, Mosby Inc., United States Of America. hlm 1-7.

Rosenstiel, S.F., Land, M.F., dan Fujimoto, J. 2006, Contemporary fixed prosthodontics, Ed.

Ke- 4, Mosby Inc., United States Of America. hlm 774-803.

Sanjaya, A. 2012, February 10-last update, Etiologi pembesaran gingiva [Homepage of

Blogspot], [Online]. Avaible: http://arif-

healthy.blogspot.com/2012_02_10_archive.html [ 10 Mei 2013].

Sutan, A. 2012, February 22-last update, Pasien epilepsi dan hiperplasia gingiva [Homepage

of Blogspot], [Online]. Avaible: http://chakraproject.blogspot.com/2012/02/file-06-

pasien-epilepsi-dan-hiperplasia.html [11 Mei 2013].

Taqwim, A. 2011, Juni 20-last update, Aplikasi valplast pada gigi tiruan sebagian lepasan

[Homepage of den to sca notes], [Online]. Available:

http://dentosca.wordpress.com/2011/06/20/aplikasi-valplast-pada-gigi-tiruan-

sebagian-lepasan/ [12 Februari 2014].

Triharsa, S. 2013, April 7-last update, Perawatan saraf pada gigi {Homepage of Blogspot],

[Online]. Avaible: http://suryatriharsa.blogspot.com/2013/04/endodonti-implan.html

[16 maret 14].

Viyanti, H. 2011, Juli 11-last update, Hiperplasia akibat penggunaan gigi tiruan [Homepage

of blogspot], [Online]. Avaible:

http://vizweinpinxhazni.blogspot.com/2011/07/hiperplasia-akibat-penggunaan-

gigi.html [6 Maret 2014].