PEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA
DINAS SOSIAL Jl. Gunung Sahari II / 6 Jakarta Pusat
1. Meningkatkan harkat, martabat serta kualitas hidup manusia
2. Mengembangkan prakarsa serta peran aktif masyarakat dalam
pembangunan
3. Mencegah dan mengendalikan serta mengatasi masalah sosial
4. Meningkatkan ketahanan dan pemberdayaan sosial masyarakat
5. Menigkatkan pelayanan dan rehabilitasi sosial
6. Mengembangkan sistem perlindungan dan jaminan sosial
7. Mengembangkan sistem dan sarana serta prasarana UKS
VISI DINAS SOSIAL
Masyarakat Jakarta yang mandiri dan sejahtera
MISI DINAS SOSIAL
VISI DAN MISI DINAS SOSIAL PROVINSI
DKI JAKARTA
1
DINAS SOSIAL
PROVINSI DKI JAKARTA
TUGAS melaksanakan urusan sosial
FUNGSI
a. penyusunan, dan pelaksanaan rencana kerja dan anggaran Dinas Sosial;
b. perumusan kebijakan teknis pelaksanaan urusan sosial; c. pelaksanaan usaha kesejahteraan sosial; d. pencegahan timbulnya penyandang masalah sosial; e. pembinaan, pengembangan dan pengawasan usaha kesejahteraan
sosial dan partisipasi masyarakat dibidang kesejahteraan sosial; f. pembinaan dan pengembangan tenaga fungsional dibidang
kesejahteraan sosial; g. Pelayanan, pembinaan, dan pengendalian rekomendasi, standarisasi
dan/atau perizinan lembaga dan usaha dibidang kesejahteraan sosial;
h. Pelayanan, pembinaan dan pengendalian perizinan pengasuhan anak serta rekomendasi pengangkatan anak;
i. Penyelenggaraan rehabilitasi, resosialisasi, pemberdayaan penyandang masalah kesejahteraan sosial;
j. Pelayanan dan perlindungan korban tindak kekerasan, orang terlantar, korban bencana, dan musibah sosial lainnya;
k. Pelayanan kepada perintis, pahlawan kemerdekaan dan keluarganya, serta pelestariaan dan pengembangan nilai kepatriotan;
l. Penegakan peraturan perundang-undangan di bidang sosial; m. Penyediaan, penatausahaan, penggunaan, pemeliharaan, dan
perawatan prasarana dan sarana kerja kesejahteraan sosial; n. Pemberiaan dukungan teknis kepada masyarakat dan perangkat
daerah; o. Pengelolaan kepegawaian, keuangan, barang, dan
ketatausahaan Dinas Sosial; dan p. Pelaporan, dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan
fungsi.
TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS SOSIAL
PROVINSI DKI JAKARTA
2
GAMBARANG UMUM
3
Daya tarik Ibukota Jakarta dan implikasi belum meratanya pembangunan di daerah mendorong terjadinya urbanisasi yang tidak
terkendali. Sebagian dari mereka yang datang mempunyai pendidikan yang rendah dan tidak mempunyai bekal keterampilan sehingga
tidak mampu bersaing yang pada akhirnya menjadi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) yang hidup di jalanan dan
pemukiman kumuh.
Salah satu permasalahan PMKS yang cukup menonjol adalah permasalahan anak jalanan. Permasalahan anak jalanan di DKI Jakarta
merupakan permasalahan yang komplek. Banyak faktor yang menyebabkan anak hidup di jalanan seperti Faktor ekonomi/kemiskinan
yang menimpa keluarga anak jalanan, anak jalanan menganggap mencari uang di jalanan lebih mudah. Hal ini disebabkan
masyarakat belum sepenuhnya sadar bahwa memberikan sedekah di jalanan membuat anak jalanan semakin merasa nyaman di jalan
tanpa menghiraukan kesemalatan dan masa depan mereka. Berdasarkan hasil identifikasi terhadap anak jalanan yang terkena
penjangkauan sosial diketahui bahwa sebagian besar mereka bukan penduduk DKI Jakarta melainkan pendatang dari daerah lain yang
sengaja dibawa oleh orang tuanya merantau di Jakarta.
Permasalahan lain yang muncul akibat urbanisasi adalah permasalahan kemiskinan perkotaan. Permasalahan kemiskinan yang
berkembang dewasa ini menunjukkan bahwa ada sebagian warga DKI Jakarta yang belum terpenuhi kebutuhan dasarnya secara
mandiri dan hidup dalam kondisi kemiskinan dan ketidakberdayaan. Mereka hidup di permukiman kumuh dan sebagian tidak
mempunyai identitas kependudukan sehingga mereka menghadapi kendala dalam mendapatkan akses pelayanan sosial dasar seperti
kesehatan, pendidikan, dan kebutuhan sosial dasar lainnya.
Selain permasalahan PMKS jalanan dan kemiskinan tersebut DKI Jakarta juga menghadapi permasalahan lain yaitu masalah
perlindungan dan pelayanan sosial penyandang cacat dan lanjut usia. Penyandang cacat masih menghadapi kendala dalam hal
kemandirian, produktivitas dan hak untuk hidup normal yang meliputi antara lain pelayanan umum untuk mempermudah kehidupan
mereka, dan keterbatasan jumlah dan kualitas tenaga pelayanan sosial untuk berbagai jenis kecacatan. Tidak memadainya aksebilitas
yang dibutuhkan penyandang cacat mengakibatkan akses lapangan kerja menjadi terbatas.
Jumlah lanjut usia di DKI Jakarta yang terus meningkat menambah daftar permasalahan di DKI Jakarta. Lanjut usia non potensial
khususnya dari keluarga miskin tidak mendapatkan pemenuhan kebutuhan dasar yang memadai seperti permakanan sesuai standar
gizi, pemeliharaan kesehatan dan pengisian waktu luang (hiburan). Sedangkan lanju usia potensial sulit untuk mendapatkan
pekerjaan lagi sehingga mereka tidak mampu lagi memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari.
Permasalahan lain yang setiap tahun dihadapi oleh DKI Jakarta adalah permasalahan banjir. Secara topografis dan geografis DKI
Jakarta rawan bencana banjir, baik banjir yang berasal dari luapan suangai maupun banjir akibat air laut pasang (ROB). Selain itu
seringnya terjadi kebakaran di DKI Jakarta terutama di pemukiman kumuh.
1. Penanganan Anak Jalanan dan Anak Terlantar
Komitmen Gubernur Provinsi DKI Jakarta untuk mewujudkan Jakarta Bebas Anak Jalanan Tahun 2011 perlu kerja sama semua pihak baik itu Pemerintah, Masyarakat dan Dunia Usaha. Upaya keras yang dilakukan oleh Pemprov DKI Jakarta harus diimbangi langkah yang sama dari daerah penyangga DKI Jakarta karena mobilitas anak jalanan cukup tinggi.
Adapun kegiatan yang dilaksanakan adalah :
Penyuluhan dan Assesmen Anak Jalanan
Penjangkauan sosial
Pemberdayaan anak jalanan dan orang tua anak jalanan
Pemenuhan kebutuhan dasar bagi anak jalanan di Rumah Singgah
Pemberdayaan Rumah Singgah melalui Usaha Ekonomi Produktif
Program Kesejahteraan Sosial Anak (PKSA) yaitu program kerjasama antara Kementerian Sosial dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Program ini berupa pemberian buku tabungan bagi anak jalanan di rumah singgah untuk digunakan sesuai kebutuhan sehingga mereka tidak kembali ke jalan
Untuk penanganan anak terlantar dimaksudkan agar mencegah anak terlantar turun ke jalanan untuk mencari nafkah menjadi anak jalanan
Kegiatan yang dilaksanakan antara lain
Pemenuhan kebutuhan dasar bagi anak terlantar di non panti sosial asuhan anak (NPSAA) yang dikelola oleh masyarakat
Pemberian santunan sosial
HASIL PELAKSANAAN KEGIATAN DINAS SOSIAL
TAHUN 2007 - 2012
4
HASIL PENANGANAN ANAK JALANAN DAN ANAK TERLANTAR
KEGIATAN BENTUK KEGIATAN
JUMLAH HASIL PENANGANAN
2007 2008 2009 2010 2011 Target 2012
Pemenuhan kebutuhak
dasar bagi anak di NPSAA
Bantuan permakanan dan
peningkatan gizi
600 anak 1.430 anak 1 500 anak 2.496 anak 3.394 anak 3.173 anak
Penguatan kemandirian
anak terlantar dan anak
jalanan
Pelatihan keterampilan
dan bantuan usaha
ekonomi produktif
100 anak 100 anak 150 anak 200 anak 375 anak 390 anak
Pelayanan dan
Rehabilitasi Sosial di panti
sosial
Penampungan,
Permakanan, Perawatan
kesehatan, Bimbingan
Sosial, Mental dan
Keterampilan dan
Pendidikan Formal
700 anak 700 anak 700 anak 750 anak 750 anak 750 anak
Pemenuhan Kebutuhan
Dasar bagi Anak Jalanan
di Rumah Singgah
Bantuan permakanan bagi
anak di rumah singgah
- - - - 364 anak 927 anak
Pemberdayaan Rumah
Singgah
Pemberian bantuan usaha
ekonomi produktif bagi
rumah singgah
- - - - 30 rumah
singgah
-
Pemberdayaan Orang Tua
Anak Jalanan
Pelatihan keterampilan
dan bantuan modal usaha
bagi orang tua anak
jalanan
- - - 150 orang 390 orang
5
2. Penanganan PMKS jalanan (Gelandangan, Pengemis, WTS, Waria)
Arus urbanisasi yang belum terkendali karena belum meratanya pembangunan di daerah-daerah di luar DKI Jakarta mendorong populasi PMKS jalanan belum mengalami penurunan yang signifikan. Sampai saat ini masih ada PMKS yang berkeliaran untuk mencari nafkah. Pemprov DKI Jakarta terus mengadakan penjangkauan sosial PMKS jalanan dan penyaluran PMKS ke daerah asal.
Kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka penanganan PMKS jalanan adalah :
Pengendalian, Perlindungan dan Penyaluran PMKS Jalanan/Penjangkauan PMKS di Jalanan
Pemantauan, Penjangkauan dan Pelayanan PMKS jalanan Tk. Kota
Penyalaluran PMKS ke Daerah Asal
Bantuan Pemulangan Orang Terlantar ke Daerah Asal
Penempatan Petugas di Posko-posko Rawan PMKS Jalanan (dimulai pada tahun 2011)
Hasil Penanganan PMKS Jalanan
Adanya penurunan titik rawan PMKS dari 53 titik pada tahun 2009, menjadi 48 titik pada tahun 2010 dan 44 titik pada tahun 2011
Sedangkan hasil penjangkauan dan pemulangan PMKS ke daerah asal adalah sebagai berikut :
KEGIATAN BENTUK KEGIATAN JUMLAH HASIL PENANGANAN
2007 2008 2009 2010 2011 Target 2012
Pengendalian, Perlindungan dan Penyaluran PMKS Jalanan
Penertiban PMKS Jalanan 6.233 orang
7.043 orang 11.338 orang 10.088 orang 10.292 orang 11.000 orang
Penyaluran PMKS Jalanan ke Daerah
600 orang 600 orang 1.200 orang 1200 orang 1200 orang 1600 orang
Bantuan Sosial Orang Terlantar
Pemulangan Orang Terlantar ke Daerah Asal
4.873 orang 5.100 orang 4.869 orang 5.117 orang 4.985 orang 5.000 orang
Upaya Pemerintah DKI Jakarta untuk menurunkan populasi PMKS jalanan tidak hanya dilakukan melalui penjangkauan tetapi juga dilakukan melalui pendekatan persuasif. Dinas Sosial bekerjasama dengan pilar-pilar sosial melakukan penyuluhan sosial di lokasi-lokasi strategis rawan PMKS jalanan. Melalui penyuluhan tersebut diharapkan PMKS jalanan khususnya anak jalanan bersedia untuk dibina di panti sosial dan tidak kembali ke jalanan. Hal lain yang dilakukan adalah melakukan sosialisasi Perda No.8 Tahun 2007 dan pemberian pemahaman kepada masyarakat untuk menyalurkan bantuan kepada panti-panti sosial atau lembaga-lembaga yang tepat dan tidak memberikan bantuan kepada PMKS Jalanan. Sosialisasi tersebut dilaksanakan melalui Televisi, Radio, Media Massa serta pembagian sticker kepada pengguna jalanan di DKI Jakarta.
6
3. Penanggulangan Kemiskinan
Penduduk mikin perlu diberdayakan agar mereka mampu hidup mandiri dan sejahtera sehingga Program MDGs di DKI Jakarta dapat tercapai.
Adapun kegiatan yang dilaksanakan terdiri dari :
Memberikan bimbingan kewirausahaan Usaha Ekonomi Produktif serta memberikan bantuan stimulant/bantuan modal usaha kepada keluarga miskin yang telah mempunyai usaha
Pembinaan dan pemberdayaan melalui Kelompok Usaha Bersama (KUBE) agar dapat tumbuh dan berkembang
Pembinaan dan pemberdayaan melalui Lembaga Keuangan Mikro Sosial (LKMS) serta kepada penerima pemberdayaan UEP dan KUBE agar dapat berkembang dan mandiri
Melakukan pembinaan kepada pendamping KUBE dan LKMS
Pembinaan dilakukan dalam bentuk kelompok melalui LKMS dengan pelatihan peningkatan keterampilan manajemen pelayanan kesejahteraan sosial bagi keluarga miskin
7
HASIL PENANGANAN KELUARGA MISKIN
KEGIATAN BENTUK KEGIATAN
JUMLAH HASIL PENANGANAN
2007 2008 2009 2010 2011 Terget
2012
Penguatan Kemandirian
UEP Keluarga Miskin
Pelatihan keterampilan
dan bantuan stimulan
modal usaha
100
keluarga
200
keluarga
280
keluarga
835
keluarga
1.165
keluarga
1.200
keluarga
Pemberdayaan sosial
keluarga miskin melalui
KUBE LKMS
Penguatan Kelompok
Usaha Bersama melalui
Lembaga Keuangan Mikro
Sosial
- - 600 KUBE 750 KUBE 960 KUBE 960 KUBE
Perlindungan Sosial
Keluarga Miskin
Pemberian santunan sosial
sebmbako
800
keluarga
500
keluarga 600
keluarga
600
keluarga
1.000
keluarga
750
keluarga
8
4. Penanganan Penyandang Cacat
Tahun 2011 DPRD Provinsi DKI Jakarta telah menetapkan PERDA Perlindungan Disabilitas untuk memberikan perlindungan dan akses kepada penyandang cacat sehingga penyandang cacat dapat hidup normal dan mandiri serta dapat menikmati pelayanan/fasilitas sosial dan fasilitias umum. Kegiatan lain yang dilaksanakan oleh Pemerintah adalah :
Perlindungan Sosial Penyandang Cacat Pemberian Jaminan Sosial bagi Penyandang Cacat Berat Pengembangan UEP bagi penyandang cacat Potensial Pemberian alat penunjang fisik bagi penyandang cacat
KEGIATAN BENTUK KEGIATAN
JUMLAH HASIL PENANGANAN
2007 2008 2009 2010 2011 Target 2012
Perlindungan Sosial Penyandang Cacat
Santunan Sosial 431 orang 685 org 1.560 org 1.540 orang 1.140 orang
2.163 orang
Pemberian Jaminan Sosial bagi Penyandang Cacat Berat
Pemberian bantuan uang jaminan hidup sebesar Rp.300.000,- per bulan per orang
- - - - 27 orang 50 orang
Pengembangan UEP bagi penyandang cacat Potensial
Pelatihan Keterampilan dan bantuan modal usaha
50 orang 50 orang 76 orang 210 orang 625 orang 150 orang
Pemberian alat penunjang fisik bagi penyandang cacat
Bantuan penunjang fisik untuk membantu aktivitas sehari-hari
50 orang 50 orang 100 orang 200 orang 250 orang 250 orang
Pembinaan Penyandang Cacat di Panti Sosial
Penampungan, Permakanan, Perawatan kesehatan, Bimbingan Sosial, Mental dan Keterampilan
500 orang 500 orang 500 orang 560 orang 560 orang 560 orang
9
5. Penanganan Lanjut Usia
Penanganan lanjut usia yang dilaksanakan oleh Dinas Sosial melalui 2 sistem yaitu :
Sistem panti sosial
Saat ini Dinas Sosial mengelola 5 Panti Sosial Tresna Werdha dengan jumlah Warga Binaan Sosial (WBS) 795
orang. Pelayanan sosial yang diberikan oleh panti sosial tersebut adalah Permakanan sesuai standar gizi,
perawatan kesehatan, pemeliharaan keebersihan, bimbingan sosial, mental, dan spiritual, bimbingan kesenian,
dan bimbingan keterampilan serta pemulasaraan jika lanjut usia meninggal dunia.
Sistem Non panti sosial
Setiap tahun Dinas Sosial memberikan bantuan pemenuhan kebutuhan dasar kepada lanjut usia tidak mampu
yang ada di masyarakat melalui Pusat Santunan Keluarga (PUSAKA) sebesar Rp.3.000 per orang per hari.
Jumlah lansia yang mendapat bantuan 1.500 orang di seluruh wilayah DKI Jakarta.
Bagi lanjut usia potensial diberi pelatihan keterampilan dan selanjutnya diberikan bantuan uang untuk modal
usaha. Pada tahun 2011 Dinas Sosial memberikan bantuan UEP kepada 400 orang lanjut usia sebesar
Rp.1.000.000,- per orang
KEGIATAN BENTUK KEGIATAN
JUMLAH HASIL PENANGANAN
2007 2008 2009 2010 2011 Target 2012
Pemenuhan kebutuhan dasar bagi lanjut usia melalui Pusaka
Pemberian bantuan permakanan dan peningkatan gizi
1.500 orang
1.500 orang
1.500 orang
2.200 orang
3.164 orang
3.157 orang
Pengembangan UEP Lanjut Usia
Pelatihan keterampilan dan bantuan modal usaha bagi lanjut usia potensial
200 orang 200 orang 300 orang 100 orang 400 orang 250 orang
Pembinaan Lanjut Usia di Panti Sosial
Penampungan, Permakanan, Perawatan kesehatan, Bimbingan Sosial, Mental dan Keterampilan mengisi waktu luang
600 orang 600 orang 600 orang 635 orang 795 orang 850 orang
10
6. Penanggulangan Bencana Alam
Seringnya bencana alam banjir dan kebakaran. Bantuan sosial bagi korban bencana yang terus meningkat baik dari segi kualitas bantuan
maupun responstime penanganan bencana. Untuk bantuan makanan siap saji Pemprov DKI Jakarta telah menaikan standar biaya
permakanan bagi korban bencana yang sebelum tahun 2009 sebesar Rp.12.000 sedangkan mulai tahun 2009 dinaikan menjadi Rp.20.000,-
per orang per hari.
Respontime penanganan bencana juga selalu ditingkatkan. Pada tahun 2008 responstime penanganan bencana selama 10 jam, tahun 2009
menjadi 6 jam, tahun 2010 selama 3 jam dan tahun 2011 Dinas Sosial berhasil mempertahankan responstime penanganan bencana selama
3 jam. Adapun kegiatan yang dilaksanakan adalah :
Pelayanan Sosial Penanggulangan Bencana (penyediaan makanan siap saji)
Pengadaan Peralatan Dapur Umum Mandiri untuk pelayanan Sosial Penanggulangan Korban Bencana
Peningkatan kinerja Tenaga Penanggulangan Bencana (Tagana)
Pelatihan dapur umum mandiri bagi pilar-pilar sosial seperti Karang Taruna, PSM dan PKK
KEGIATAN BENTUK KEGIATAN JUMLAH HASIL PENANGANAN
2007 2008 2009 2010 2011 Target 2012
Pelayanan Sosial Penanggulangan Bencana
penyediaan makanan siap saji 716.542 box 502.332 box 1.500.000 box 1.498.000 box
1.455.484 box
1.400.000 box
Pengadaan Peralatan Dapur Umum Mandiri untuk pelayanan Sosial Penanggulangan Korban Bencana
Penyediaan peralatan dapur umum mandiri di lokasi rawan bencana (Jumlah titik lokasi rawan bencana yang sudah tersedia dapur umum mandiri)
44 titik 44 titik 66 titik 86 titik 106 titik 126 titik
Peningkatan kinerja Tenaga Penanggulangan Bencana (Tagana)
Pelatihan Penanganan Bencana bagi Taruna Siaga Bencana
200 orang 200 orang 350 orang 200 orang 450 orang 500 orang
Pelatihan Dapur Umum bagi Anggota PKK, Karang Taruna dan PSM
Pelatihan Penanganan Bencana bagi masyarat
- - - 100 orang 100 orang 100 orang
Responstime penanganan bencana 10 jam 6 jam 3 jam 3 jam 3 jam 3 jam
Persentase kelengkapan sarana dan prasarana penanganan bencana 50% 50% 50% 50% 50% 50%
11
7. Peningkatan Pelayanan Sosial Panti Sosial
Salah satu bentuk tanggung jawab Pemerintah terhadap PMKS adalah memberikan pelayanan dan rehabilitasi sosial di panti
sosial. Saat ini Dinas Sosial Prov. DKI Jakarta mengelola 27 panti sosial. Pada tahun 2011 jumlah warga binaan sosial 4.970
sebelumny tahun 2010 WBS yang dibina sebanyak 4.800 dan pada tahun 2009 sebanyak 4.530 orang. Target tahun 2012 WBS
yang ditampung di panti sosial sebanyak 5.200 orang
12
No. Jumlah WBS (Orang)
1 PSAA Balita Tunas Bangsa Cipayung 160
2 PSAA Putra Utama 1 Klender 100
3 PSAA Putra Utama 2 Plumpang 100
4 PSAA Putra Utama 3 Tebet 100
5 PSAA Putra Utama 4 Ceger 100
6 PSAA Putra Utama 5 Duren Sawit 110
7 PSAA Putra Utama 6 Cengkareng 125
8 PSBR Taruna Jaya Tebet 120
9 PSTW Budi Mulia 1 Cipayung 110
10 PSTW Budi Mulia 2 Cengkareng 240
11 PSTW Budi Mulia 3 Ciracas 125
12 PSTW Budi Mulia 4 Margaguna 160
13 PSTW Usada Mulia 5 150
14 PSBN Cahaya Bathin 100
15 PSBG Belaian Kasih Pegadungan 100
16 PSBL Harapan Sentosa 1 Cengkareng 650
17 PSBL Harapan Sentosa 2 Cipayung 430
18 PSBL Harapan Sentosa 3 Ceger 350
19 PSBL Harapan Sentosa 4 Ceger 280
20 PS Parmadi Putra Khusnul Khotimah 120
21 PSBK Harapan Jaya Balaraja 150
22 PSBK Wanita Harapan Mulia Kedoya 100
23 PSBI Bangun Daya 1 Kedoya 250
24 PSBI Bangun Daya 2 Ceger 150
25 PSBI Bangun Daya 3 Pondok Bambu 150
26 PS Perlindungan Bhakti Kasih Kebon Kosong 100
27 PSBD Budi Bhakti Cengkareng 340
Jumlah Keseluruhan 4970
Panti Sosial
Untuk meningkatkan pelayanan dan rehabilitasi sosial kepada WBS Dinas Sosial selalu mengupayakan
peningkatan sarana dan prasarana baik gedung, peralatan dan perlengkapan maupun SDM panti sosial.
KEGIATAN JUMLAH HASIL PENANGANAN
2007 2008 2009 2010 2011 2012
Jumlah Panti Sosial yang direhab
3 panti sosial, 1 sasana, 2 LBK
6 panti sosial dan 1 Sasana
5 panti sosial dan 1 LBK
Perencanaan Rehab Panti (Penyusunan X-1)
11 Panti Sosial dan 2 Taman Asuhan
10 panti sosial, 1 Rumah Perlindungan dan 1 LBK
1. Rehab Berat PSBL HS 1 Cengkareng
2. Rehab Pagar Komplek PS Cipayung
3. Rehab PSBL Harapan Sentosa 3 Ceger
4. Rehab Loka Bina Karya Jagakarsa
5. Rehab Loka Bina Karya Lagoa
6. Rehab Sasana Bina Laras Daan Mogot
1. Rehab PSBL Harapan Sentosa 2
2. Rehab PSTW Budi Mulya 3
3. Rehab PSBN Cahaya Bathin
4. Rehab PSBG Belain Kasih
5. Rehab PSBL Harapan Sentosa 1
6. Rehab PSAA Putra Utama 1
7. Rehab Sasana Bina Daksa Budi Bhakti Pondok Bambu
1. Rehab Total PSBL Harapan Sentosa 1
2. Rehab Berat PSBN Cahaya Bathin
3. Rehab PSAA PU 2
4. Rehab PSBK Harapan Jaya
5. Rehab PSAA PU 1
6. Rehab LBK Duren Sawit
1. Rehab Total PSTW Budi Mulia 1
2. Rehab PSBD Budi Bhakti 3. Rehab PSPP Khusnul
Khotimah 4. Rehab PSBG Belaian Kasih 5. Rehab Total PSAA Putra
Utama 4 6. Rehab PSTW Budi Mulia 4 7. Rehab PSTW Budi Mulia 3 8. Rehab PSTWBudi Mulia 2 9. Rehab Total PSBI Bangun
Daya 2 10. Rehab PSBI Bangun Daya 1 11. Rehab PSTW Usada Mulia 5 12. Rehab Gedung Taman
Asuhan Anak Sangaji 13. Rehab Gedung Taman
Asuhan Anak Tat Twan Asih
1. Rehab Total Gedung PSBL Harapan Sentosa 4
2. Rehab Total PSAA Putra Utama 6
3. Rehab Berat PSAA Putra Utama 2
4. Rehab Berat PSAA Balita Tunas Bangsa
5. Rehab Berat PSBL Harapan Sentosa 2
6. Rehab Lanjutan Panti Sosial Tresna Werdha Usada Mulia 5
7. Rehab Rumah Tuna Wisma dan Tuna Karya Harapan Jaya
8. Rehab Lanjutan PSBI Bangun Daya 2
9. Rehab Lanjutan PSPP Khusnul Khotimah
10. Rehab lanjutan gedung PSTW Budi Mulia 4
11. Rehab lanjutan gedung PSTW Budi Mulia 2
12. Rehab berat gedung Loka Bina Karya Pondok Bambu
13
8. PEMBINAAN PERANSERTA PILAR-PILAR SOSIAL
Upaya Pemerintah dalam pembangunan kesejahteraan sosial dan penanganan PMKS tidak mungkin dapat dilakukan tanpa adanya
partisipasi aktif masyarakat dan pilar-pilar sosial. Untuk itu Pemerintah senantiasa melakukan pembinaan kepada pilar-pilar sosial seperti
PSM, Karang Taruna, Organisasi Sosial dan pilar-pilar sosial lainya.
- Adanya peningkatan pembinaan terhadap lembaga kesos dari 480 lembaga pada tahun 2009 menjadi 600 lembaga pada tahun 2010
dan menjadi 700 lembaga pada tahun 2011. Pembinaan tersebut terkait dengan manajemen pengelolaan lembaga dan pelayanan
sosial terhadap klien/WBS. Target tahun 2011 lembaga yang mendapat pembinaan kesos sebanyak 800 lembaga
- Jumlah Lembaga Kesos yang mendapat bantuan dukungan operasional sebanyak 392 lembaga dari 812 lembaga sosial yang terdaftar
di Dinas Sosial
- Adanya peningkatan pembinaan terhadap Pekerja Sosial Masyarakat dari 285 orang pada tahun 2009 menjadi 460 orang pada tahun
2010 dan menjadi 650 orang pada tahun 2011. Target tahun 2012 PSM yan mendapat pembinaan sebanyak 399 orang
14
9. PENINGKATAN SARANA DAN PRASARANA SASANA KRIDA KARANG TARUNA
SKKT merupakan sarana bagi pemuda dalam menunjang pelaksanaan kegiatan sosial. Saat ini jumlah SKKT yang tersebar di seluruh DKI
Jakarta sebanyak 134 SKKT. Pada tahun 2011 Pemerintah DKI Jakarta melaksanakan rehab 27 SKKT dan pembangunan SKKT sebanyak 3
SKKT yaitu di Kelurahan Tugu, Kelurahan Warakas dan Kelurahan Lagoa.
Top Related