Download - Pembahasan SISMIOP

Transcript

SISMIOP1. Saat ini administrasi dari obyek PBB dikenal dengan sismiop. Jelaskan apa saja yang anda ketahui tentang SISMIOP dengan unsur pokok SISMIOP Sismiop (Sistem Manajemen Informasi Objek Pajak) merupakan suatu system yang terintegrasi untuk mengolah informasi/ data objek dan subyek Pajak Bumi bangunan dengan bantuan komputer, sejak dari pengumpulan data (melalui pendaftaran, pendataan dan penilaian), pemberian identitas Objek pajak (nomor Objek pajak) , perekaman data, pemeliharaan basis data, pencetakan hasil keluaran, (berupa SPPT , STTS, DHKP, dan sebagainya), pemantauan penerimaan dan pelaksanaan penagihan pajak, sampai dengan pelayanan kepada wajib pajak melalui Pelayanan satu tempat. Sismiop terdiri dari 5 unsur yaitu: 1. NOP (Nomor Objek Pajak), adalah Nomor Identitas Objek PBB yang diberikan oleh Direktorat jenderal Pajak Pada saat dilakukan Pendaftaran dan atau Pendataan objek PBB dan digunakan dalam administrasi perpajakan serta menjadi sarana bagi Wajib Pajak dalam melaksanakan hak dan kewajiban perpajakannya. 2. Blok, zona geografis yang terdiri dari sekelompok objek pajak yang dibatasi oleh batas alam dan/atau buatan manusia yang bersifat permanen/tetap, seperti jalan, selokan, sungai, dan sebagainya untuk kepentingan pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan dalam suatu wilayah administrasi pemerintahan desa/ kelurahan. Penentuan batas blok ini tidak terkait dengan batas RT/RW dan sejenisnya dalam suatu desa/kelurahan. 3. ZNT, zona geografis yang terdiri atas kelompok objek pajak yang mempunyai satu Nilai Indikasi Rata-rata yang dibatasi oleh batas penguasaan/pemilikan objek pajak dalam satu satuan wilayah administrasi pemerintahan desa/kelurahan tanpa terikat pada batas blok.

4. DBKB, daftar yang dibuat untuk memudahkan perhitungan nilai bangunan berdasarkan pendekatan biaya yang terdiri dari biaya komponen utama dan/atau biaya komponen material bangunan dan biaya komponen fasilitas bangunan. 5. Program computer, adalah aplikasi yang dibangun untuk dapat mengolah dan menyajikan basis data SISMIOP yang telah tersimpan dalam basis data digital.

2. Sebutkan latar belakang, maksud dan tujuan SISMIOP? Latar belakang; 1. Sesuai pasal 6 dan 9 UU PBB nomor 12 tahun 1985 sebagaimana telah diubah dengan UU nomor 12 tahun 1994. 2. Asas perpajakan nasional adalah self assessment (memberikan kepercayaan kepada WP dalam melaksanakan kewajiban serta memenuhi haknya dibidang perpajakan), memeberikan kesempatan kepada wajib pajak untuk mendaftarkan sendiri objek pajak PBB yang dikuasai/dimiliki/dimanfaatkan (self assessment dibidang pelaporan) 3. Mengingat besarnya jumlah objek pajak dan beragamnya tingkat pendidikan dan pengetahuan wajib pajak, maka belum seluruhnya wajib pajak dapat melaksanakan kewajiban untuk mendaftarkan objek pajak yang dikuasai/dimiliki/dimanfaatkannya. Oleh karena itu untuk memberikan pelayanan yang lebih baik, maka Direktorat Jenderal Pajak mengadakan kegiatan pendataan Objek dan Subjek Pajak Bumi dan Bangunan. 4. Semakin pentingnya NJOP sebagia acuan dalam berbagai jenis kegiatan sehingga kegiatan pendaftaran, pendataan, dan penilaian harus semakin ditingkatkan baik kualitas maupun kuantitasnya. 5. Basis data SISMIOP yang telah terbentuk, yaitu data seluruh objek dan subyek PBB yang telah diberi NOP, kode ZNT dan DBKB dalam suatu wilayah administrasi pemerintahan tertentu yang disimpan dalam media computer sehingga perlu dipelihara dan disesuaikan dengan keadaan di lapangan. Maksud dan tujuan;

Menciptakan suatu basis data yang akurat dan up to date . Untuk menjaga akurasi data objek dan subjek pajak yang memenuhi unsur relevan, tepat waktu, andal, dan mutakhir, maka basis data tersebut diatas perlu dipelihara dengan baik dengan mengintegrasikan seluruh aktivitas administrasi PBB dalam satu wadah sehingga diharapkan pelaksanaannya dapat lebih seragam, sederhana, cepat dan efisien. Dengan demikian diharapkan akan dapat tercipta: pengenaan pajak yang lebih adil dan merata, peningkatan realisasi potensi/pokok ketetapan, peningkatan tertib administrasi dan peningkatan penerimaan PBB serta dapat memberikan pelayanan yang lebih baik kepada WP. 3. Dasar hokum pelaksanaan dan atau pembentukan basis data sismiop kep 533/PJ/2000. Dalam peraturan tersebut diatur tentang tata cara pembentukan dan pemutakhiran data objek dan subjek pajak PBB , jelaskan secara ringkas a. pembentukan data objek dan subyek pajak PBB b. pemeliharaan basis data secara aktif dan pasif.

a. Pembentukan data objek dan subyek pajak PBB Suatu rangkaian kegiatan untuk membentuk suatu basis data (objek maupun subjek) yang sesuai dengan ketentuan SISMIOP yaitu pendaftaran, pendataan dan penilaian, serta pengolahan data objek dan subjek Pajak Bumi dan Bangunan) dengan bantuan komputer pada suatu wilayah tertentu, yang dilakukan oleh kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan atau pihak lain yang ditentukan oleh Direktorat Jenderal Pajak. b. Pemeliharaan basis data secara aktif dan pasif Pemeliharaan secara aktif; dilaksanakan untuk tahun berjalan, digunakan untuk ketetapan tahun pajak yang akan dating, dan pada umumnya secara masal atas dasar rencana kerja yang telah disusun oleh Kantor Pelayanan PBB sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan dalam rangka pembentukan basis data SISMIOP. Terdiri atas, a. Pemeliharaan basis data untuk penyempurnaan ZNT b. Pemeliharaan basis data objek dan atau subjek pajak

c. Pemeliharaan basis data peta digital. Pemeliharaan secara pasif, dilaksanakan pada tahun yang sedang berjalan, digunakan untuk ketetapan tahun pajak berjalan dan/atau yang akan datang. Pemeliharaan basis data dapat dilakukan baik secara sebagian maupun sekelompok karna permohonan/ pengajuan laporan dari WP dan atau laporan pejabat instansi yang terkait, sesuai dengan proseduryang telah ditetapkan dalam Sistem Pelayanan Satu Tempat (PST), pendaftaran, dan atau pemeliharaan basis data kolektif. Disini DJP tidak berperan secara aktif sehingga penggalian potensi pajak sangat rendah. 4. Jelaskan pengrtian dari; SISMIOP ; Sismiop (Sistem Manajemen Informasi Objek Pajak) merupakan suatu system yang terintegrasi untuk mengolah informasi/ data objek dan subyek Pajak Bumi bangunan dengan bantuan komputer, sejak dari pengumpulan data (melalui pendaftaran, pendataan dan penilaian), pemberian identitas Objek pajak (nomor Objek pajak) , perekaman data, pemeliharaan basis data, pencetakan hasil keluaran, (berupa SPPT , STTS, DHKP, dan sebagainya), pemantauan penerimaan dan pelaksanaan penagihan pajak, sampai dengan pelayanan kepada wajib pajak melalui Pelayanan satu tempat. NOP : Adalah Nomor Identitas Objek PBB yang diberikan oleh Direktorat jenderal Pajak pada saat dilakukan Pendaftaran dan atau Pendataan objek PBB dan digunakan dalam administrasi perpajakan serta menjadi sarana bagi Wajib Pajak dalam melaksanakan hak dan kewajiban perpajakannya : , zona geografis yang terdiri dari sekelompok objek pajak yang dibatasi oleh batas alam dan/atau buatan manusia yang bersifat permanen/tetap, seperti jalan, selokan, sungai, dan sebagainya untuk kepentingan pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan dalam suatu wilayah administrasi pemerintahan desa/ kelurahan. Penentuan batas blok ini tidak terkait dengan batas RT/RW dan sejenisnya dalam suatu desa/kelurahan : zona geografis yang terdiri atas kelompok objek pajak yang mempunyai satu Nilai Indikasi Rata-rata yang dibatasi oleh batas penguasaan/pemilikan objek pajak dalam satu satuan wilayah administrasi pemerintahan desa/kelurahan tanpa terikat pada batas blok.

Blok

ZNT

DBKB

: daftar yang dibuat untuk memudahkan perhitungan nilai bangunan berdasarkan pendekatan biaya yang terdiri dari biaya komponen utama dan/atau biaya komponen material bangunan dan biaya komponen fasilitas bangunan. : (surat pemberitahuan objek pajak) surat yang ditentukan oleh DJP beserta lampiranya dan digunakan oleh subyek/wajib pajak untuk melaporkan data objek pajaknya

SPOP

LSPOP : (lampiran surat pemberitahuan objek pajak), merupakan lampiran yang berisi tentang informasi mengenai data Objek Pajak lebih lanjut. LSPOP secara garis besar terdiri atas beberapa bagian yaitu, (1). Identitas Objek pajak (2). Data komponen utama (3). Data Komponen Material (4). Data komponen Fasilitas (5). Data tambahan untuk bangunan selain gedung (6), Penilaian individual (7). Identitas pendata/ pejabat yang berwenang. SPPT DHKP : (surat pemberitahuan pajak terutang) surat yang ditentukan oleh DJP untuk menetapkan besarnya pajak terutang. : (daftar himpunan ketetapan pajak) daftar himpunan yang memuat data nama wajib pajak, letak objek pajak, NOP, besar serta pembayaran pajak terutang yang dibuat per desa/kelurahan. : (daftar hasil rekaman) daftar yang memuat rincian data tentang objek dan subjek pajak serta besarnya nilai objek pajak sebagai hasil dari perekaman data.

DHR

5. SIG PBB adalah merupakan suatu system aplikasi data yang selama ini dikembangkan untuk mendukung pelaksanaan analisis data yang selama ini tidak dapat dilakukan oleh sismiop , jelaskan secara ingkat tentang SIG, serta informasi apa saja yang dapat dianalisa dan ditampilkan dalam SIG. SIG merupakn suatu sistem berdasarkan komputer yang mempunyai kemampuan untuk menangani data yang bereferensi geografi yang mencakup input, manajemen data, manipulasi dan analisis, dan pengembangan produk dan pencetakan. SIG ini berintikan pada data spasial (data peta geografis dsb) yang tidak bisa dikerjakan oleh SISMIOP. Selain itu SIG juga mengintegrasikan data atribut (data Sismiop) dng data spasialnya serta mendukung fungsi administrasi PBB yg mencakup kegiatan

pemantauan operasional, manajemen pengambilan keputusan, dan evaluasi kerja. Informasi yang didapat dari SIG adalah; 1. Informasi rinci OP 2. Jenis Penggunaan Bangunan 3. Informasi status pembayaran 4. Status pemilik OP, 5. Status penilaian individu, 6. Informasi kelas tanah 6. Sebut dan jelaskan masing-masing komponen penyusun bangunan.1. Komponen Utama , yaitu komponen penyusun struktur rangka bangunan baik struktur atas maupun struktur bawah, contohnya: pondasi, kolom, balok, tangga dll 2. Komponen material, yaitu komponen pelapis (kulit) struktur rangka bangunan. Komponen material bangunan dibedakan menjadi tujuh jenis yaitu; (a). Material Dinding Dalam(b). Material Dinding Luar(c). Pelapis Dinding Dalam (d). Pelapis Dinding Luar (e) Penutup lantai(f) Langit-Langit (g) penutup Atap 3. Komponen fasilitas; yaitu merupakan komponen pelengkap fungsi bangunan. Komponen fasilitas ini dibedakan menjadi 22 jenis, yaitu: AC, Elevator, Eskalator,Pagar, Sistem Proteksi Api, Genset, Sistem PABX, sumur artesis, system air panas, system kelistrikan, system perpipaan, system penangkal petir, system pengolah limbah, system tata suara, system video interkomSistem pertelevisian, kolam renang, perkerasan halaman, lapangan tenis, reservoir, system sanitasi.

7. Sebut dan jelaskan alternative kegiatan pendataan tanah dalam rangka pengadaan data atribut, Alternatifnya adalah; 1. Pendataan dengan penyampaian dan pemantauan pengembalian SPOP

Hanya dapat dilaksanakan pada daerah/ wilayah yang pada umumnya belum/tidak mempunyai peta, terletak di daerah terpencil, atau mempunyai potensi PBB relatif kecil. Pelaksanaanya dilakukan sebagai berikut a. Penyampaian dan pemantauan pengembalian SPOP Perorangan Penyampaian dan pemantauan pengembalian SPOP perorangan dilakukan dengan menyebarkan SPOP langsung kepada subjek pajak atau kuasanya dengan berpedoman pada sket/peta blok yang telah ada; b. Penyampaian dan pemantauan pengembalian SPOP Kolektif Untuk daerah yang potensi PBB-nya relatif lebih kecil, cakupan wilayah dan objek pajaknya luas. SPOP Kolektif disebarkan melalui aparat desa/kelurahan setelah terlebih dahulu membuat sket/peta blok.

2. Pendataan dengan identifikasi objek pajak Dilaksanakan pada daerah/wilayah yang sudah mempunyai peta garis/peta foto yang dapat menentukan posisi relatif objek pajak, tetapi tidak mempunyai data administrasi pembukuan Pajak Bumi dan Bangunan, data tersebut merupakan hasil pendataan lengkap selama tiga tahun. 3. Pendataan dengan Verifikasi data objek pajak Dilaksanakan pada daerah/wilayah yang sudah mempunyai peta garis/peta foto dan sudah mempunyai data administrasi pembukuan Pajak Bumi dan Bangunan hasil pendataan tiga tahun terakhir secara lengkap. 4. Pendataan dengan pengukuran bidang objek pajak Dilaksanakan pada daerah/wilayah yang hanya mempunyai sket peta desa/kelurahan (misalnya dari Biro Pusat Statistik atau instansi lain) dan/atau peta garis/peta foto tetapi belum dapat digunakan untuk menentukan posisi relatif objek pajak.

8. Sebut dan jelaskan mengenai metode dan pendekatan penilaian a. Pendekatan data pasar dilakukan dengan cara membandingkan objek pajak yang akan dinilai dengan objek pajak lain yang sejenis yang nilai jualnya telah diketahui dengan melakukan penyesuaian yang dipandang perlu. Persyaratan utama yang harus dipenuhi dalam penerapan pendekatan ini adalah tersedianya data jual-beli atau harga sewa yang wajar. Pendekatan data pasar terutama diterapkan untuk penetuan NJOP bumi, dan untuk objek tertentu dapat juga dipergunakan untuk penentuan NJOP bangunan. b. Pendekatan Biaya digunakan untuk penilaian bangunan yaitu dengan cara memperhitungkan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk membuat suatu bangunan baru objek yang dinilai, dikurangi penyusutan. Perkiraan biaya dilakukan dengan cara menghitung biaya setiap komponen utama bangunan, material dan fasilitas lainnya. c. Pendekatan kapitalisasi pendapatandilakukan dengan cara menghitung atau memproyeksikan seluruh pendapatan sewa/ penjualan dalam satu tahun dari objek pajak yang dinilai dikurangi dengan kekosongan, biaya operasi dan/atau hak pengusaha. Selanjutnya dikapitalisasikan dengan suatu tingkat kapitalisasi tertentu. Pendekatan ini pada umumnya diterapkan untuk objek-objek komersial yang dibangun untuk usaha/menghasilkan pendapatan seperti hotel , apartemen, gedung perkantoran yang disewakan, pelabuhan udara, pelabuhan laut, tempat rekrasi dan lain sebagainya. 9. Apa yang anda ketahui mengenai cara menghitung PBB terhadap satuan rumah susun? Perhitungan NJOP Tanah dan atau Bangunan untuk setiap hunian dilakukan secara proporsional berdasarkan luas masing-masing hunian. Untuk setiap Unit Hunian Rumah Susun yang dibangun PERUMNAS diberi keringanan 50% dari PBB yang seharusnya dibayar Pemberian keringanan 50% ini berlaku juga untuk Rumah Susun Sederhana yang dibangun oleh selain PERUMNAS dengan syarat : 1. Setiap Unit Rumah Susun yang mempunyai luas lantai tak lebih dari 54 m2

2. Biaya untuk setiap m tak lebih dari Rp. 275.000,- m2 10. apa yang anda ketahui mengenai tata cara pembayaran dan penagihan PBB Tata cara pembayaran dan penagihan PBB, diatur dalam UU No. 12 Tahun 1985 Bab 8 (pasal 11-14) Setelah SPPT diterima oleh Wajib Pajak SPPT tersebut harus dilunasi selambatlambatnya 6 (enam) bulan sejak tanggal diterimanya SPPT oleh WP. Perihal Pajak yang terutang diperoleh karena terbitnya SKP ( karena (1) setelah terbitnya SPPT kemudian setelah dilakukan pemeriksaan ternyata tidak benar (2) setelah mendapat teguran tertulis karena tidak megembalikan SPOP) SKP tersebut harus dilunasi selambat-lambatnya 1 bulan sejak terbitnya SKP. Pajak yang terutang pada saat jatuh tempo pembayaran tidak/ kurang dibayar, dikenakan denda administrasi sebesar 2% sebulan, yang dihitung dari saat tanggal jatuh tempo sampai dengan pembayaran untuk jangka waktu paling lama 24 bulan SPPT harus dilunasi selambat-lambatnya 6 (enam) bulan sejak tanggal diterimanya SPPT oleh WP. Pajak yang terutang pada saat jatuh tempo pembayaran tidak/ kurang dibayar, dikenakan denda administrasi sebesar 2% sebulan, yang dihitung dari saat tanggal jatuh tempo sampai dengan pembayaran untuk jangka waktu paling lama 24 bulan. Dasar penagihan PBB adalah SKP, SPPT, dan STP. Jumlah pajak yang terutang berdasarkan STP yang tidak dibayar pada waktunya dapat ditagih dengan surat paksa (pasal 13), sesuai dengan prosedur UU penagihan pajak dengan surat paksa. 11. sebut dan jelaskan mengenai ruang lingkup pengawasan pekerjaan lapangan. Ruang lingkup pengawasan pekerjaan lapangan terdiri atas hal-hal berikut;

1.Pengawasan pengumpulan data fisik a) Petugas mengetahui dengan pasti batas blok. b) Ukuran tanah dan bangunan dicantumkan dengan jelas dan benar pada peta kerja. c) SPOP diisi dengan jelas, benar, dan lengkap.

d) Memberikan arahan dan bimbingan kepada petugas apabila menghadapi kesulitan. e) SPOP ditandatangani petugas lapangan dan subjek pajak atau yang mewakilinya. f) SPOP yang telah diterima dari petugas diperiksa 2. Pengawasan pelaksanaan pemberian NOP 1) Pengumpulan data dan pemberian NOP dimulai dari barat laut (kiri atas peta) pada tiap blok 2) Penempelan stiker NOP ditempat yang mudah terlihat. 3) Penempelan stiker NOP serta pengisian NOP ke dalam SPOP dilakukan pada saat yang bersamaan di lapangan. 4) Pemberian NOP pada objek PBB dan pada SPOP harus sama dengan penomoran pada peta kerja. 3. Pengawasan pengumpulan data harga jual 1) Pengecekan langsung ke lapangan terhadap data yang diragukan kebenarannya. 2) Penyesuaian terhadap data yang diragukan kebenarannya sehingga mendekati nilai pasar yang sebenarnya.

12. Sebelum dilaksanakan kegiatat pendataan dan penilaian, perlu diadakan kegiatan persiapan yang bersifat administrative. Dalam rencana kerja tersebut ada beberapa materi. Sebutkan dan jelaskan materi apa saja yang dituangkan dalam rencana kerja. Materi yang perlu dituangkan dalam rencana kerja : 1) Sasaran dan volume pekerjaan; Sasaran atau tujuan yang ingin dicapai serta volume pekerjaan yang dirncanakan dapat dikerjakan 2) Alternatif kegiatan

Menuangkan beberapa alternative kegiatan untuk menangani berbagai kondisi dan situasi 3) Standar prestasi petugas Menentukan standar prestasi dari petugas, ini sangat penting sebagai sasaran dan tolak ukur yang harus dicapai seorang petugas. 4) Jadwal pelaksanaan pekerjaan Jadwal pelaksanaan kegiatan meliputi batas waktu dan jenis pekerjaan yang harus disediakan, dari mulai kegiatan pendataan, penilaian dsb. 5) Organisasi dan jumlah pelaksana Berisi organisasi dan jumlah pelaksana di setiap kegiatan 6) Jumlah biaya yang diperlukan Merupakan estimasi anggaran dari kegiatan 7) Perkiraan peningkatan pokok ketetapan pajak Berisi perkiraan peningkatan pokok ketetapan pajak berkaitan dengan pajak bumi bangunan 8) Hasil akhir Berisi tentang hasil akhir yang direncanakan 13. Ada gambar sket data peta blok PBB sebagaimana terlampir, diperoleh 3 informasi data harga jual tanah per meter persegi. Setelah dianalisa sebagai berikut: a. Data bidang Objek pajak A Harga jual tanah = 1,5 jt /m2 b. Data bidang objek pajak B Harga jual tanah = 4 jt/m2 c. Data bidang objek pajak C harga jual tanah = 1,8 jt/m2

berdasarkan data diatas dan melihat peta blok terlampir, buatlah konsep peta ZNT dan analisa NIR pada denah kode ZNT yang anda buat. Berilah penjelasan dan alasan. Buat asumsi seperlunya berdasarkan data yang ada.

C

A

B

C

A

B

ZNT AA ZNT AB

ZNT AC

Alasan membuat ZNT; pada daerah C dan A mempunyai harga jual yang hampir sama, dan letaknya segaris dan agak berdekatan sehingga sangat mungkin merupakan satu kawasan ZNT,

Untuk ZNT ke dua terdiri dari B karena memiliki harga jual yang jauh menyimpang maka dimisalkan merupakan daerah ZNT yang berbeda. Asumsi-asumsi data pasar dalam satu ZNT; -data relative baru -data merupakan transaksi yang wajar -jenis penggunaan tanah/bangunan yang relative sama -memperoleh fasilitas umum dan social yang relative sama Asumsi ; data pasar yang tersedia dan memenuhi kriteria untuk analisis ZNT hanya terbatas pada tiga data pasar di atas dan tidak dimungkinkan untuk mencari data pasar lain. Daerah AA karena data harga jual untuk analisa NIR . menurut ketentuan SISMIOP jika data lebih dari satu maka NIR diperoleh dengan merata-rata data pasar tersebut. 1,8 + 1,5 = 3,3 3,3/3= 1,65 juta. Jadi NIR untuk ZNT AA adalah 1,65 juta Kita misalkan daerah ZNT ke 2 adalah Daerah AB , karena data untuk daerah AB hanya 1 menurut ketentuan dalam SISMIOP untuk ZNT yang hanya memiliki satu data transaksi. NIR ditentukan dengan cara mempertimbangkan data transaksi dari ZNT lain yang terdekatsetelah melakukan penyesuaian seperlunya. Data B= 4 jta dengan mempertimbangkan ZNT terdekat dan dilakukan penyesuaian data pasar ZNT terdekat didapat data pasar yang telah disesuaikan sebesar 3,8 jta maka NIR AB= 3,9 jt Untuk ZNT AC karena tidak terdapat data transaksi, penentuan NIR dapat mengacu pada data NIR ZNT terdekat dengan melakukan penyesuaian factor lokasi, jenis penggunaan tanah dsb. Missal; setelah dilakukan penyesuaian, NIR ZNT AA sebesar 2,6 dan NIR ZNT AB yang disesuaikan 2,9 maka dengan pertimabangan NIR yang disesuaikan tersebut NIR ZNT AC adalah; 2,75 juta.

14. Sebagai seorang WP PBB bpk. Thomas terlihat kaget ketika melihat SPPT PBB yang diterimanya untuk tahun pajak 2011. Ternyata NJOP bumi per m2 berbeda dengan NJOP bumi per m2 tanah milik pak Eko yang lokasi OP nya masih bertetangga. Bpk, Thomas juga mempertanyakan mengapa NJOP bangunan per m2 nya naik dari tahun sebelumnya, padahal menurut bapak Thomas rumahnya belum pernah direnovasi. Anda sebagai pegawai di KPP diminta menjelaskan :

tom eko

a. kenapa bisa terjadi perbedaan NJOP bumi milik pak Thomas dan pak eko? Karena meskipun letaknya berdekatan belum tentu merupakan satu lokasi ZNT. ZNT( zona nilai tanah) yang berbeda akan menyebabkan berbedanya NIR sehingga nilai jual objek pajak bumi antara rumah pak Thomas dan pak eko berbeda. Kemungkinan daerah ZNT

tom eko

b. kenapa bisa terjadi kenaikan NJOP bangunan per m2 walaupun tidak dilakukan renovasi?Karena setiap tahun sources data di up date, sehingga menyebabkan berubahnya harga-harga. Mengingat harga-harga itu setiap tahun akan semakin naik maka dalam perhitungan NJOP bangunan menggunakan metode biaya akan ikut naik meski telah dikurangi penyusutan.

15. Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis pelayanan di SISMIOP Jenis pelayanan dalam SISMIOP 1 PENDAFTARAN DATA BARU Permohonan dari Wajib Pajak untuk mendaftarkan objek pajak yang dimiliki/dikuasainya. Dokumen yang dihasilkan : 1. Surat Pemberitahuan Pajak Terutang (SPPT) 2 MUTASI OBJEK/SUBJEK Permohonan dari Wajib Pajak untuk melakukan perubahan atas data objek pajaknya akibat terjadinya mutasi atas subyek dan objek pajak tersebut. Dokumen yang dihasilkan : 1. Surat Pemberitahuan Pajak Terutang (SPPT) 3 PEMBETULAN SPPT/SKP/STP Proses penyelesaian permohonan dari Wajib Pajak untuk melakukan pembetulan atas SPPT/SKP/STP. Dokumen yang dihasilkan : 1. Surat Keputusan Pembetulan SPPT 2. SPPT 3. Surat Penolakan Permohonan 4 PEMBATALAN SPPT/SKP Permohonan dari Wajib Pajak untuk melakukan pembatalan atas SPPT/SKP/STP atau pembatalan secara jabatan Dokumen yang dihasilkan : 1. Surat Keputusan Pembatalan 2. Surat Penolakan Permohonan 5 SALINAN SPPT/SKP Permohonan dari Wajib Pajak untuk mengajukan salinan SPPT/SKP/STP. Dokumen yang dihasilkan : 1. Salinan SPPT/SKP/STP 6 KEBERATAN PENUNJUKAN WAJIB PAJAK 7 KEBERATAN ATAS PAJAK TERHUTANG Proses penyelesaian terhadap permohonan dari Wajib Pajak yang mengajukan keberatan atas PBB yang terutang. Dokumen yang dihasilkan :

1. Surat Keputusan Keberatan 2. Surat Penolakan Permohonan 8 PENGURANGAN ATAS BESARNYA PAJAK TERHUTANG Permohonan dari Wajib Pajak untuk mengajukan pengurangan atas PBB yang terutang. Dokumen yang dihasilkan : 1. Surat Keputusan Pengurangan. 2. Surat Penolakan Permohonan 9 RESTITUSI DAN KOMPENSASI KOMPENSASI Proses penyelesaian permohonan Wajib Pajak atas kompensasi (pemindahbukuan) PBB. Dokumen yang dihasilkan : 1. Surat Permintaan Kelengkapan 2. Nota Penghitungan 3. Surat Keputusan Kompensasi Hutang PBB RESTITUSI Proses penyelesaian permohonan Wajib Pajak atas pengembalian pembayaran PBB. Dokumen yang dihasilkan : 1. Nota Penghitungan 2. Surat Keputusan Kelebihan Pembayaran PBB (SKKP PBB) 3. Surat Pemberitahuan (SPb) 4. Surat Ketetapan Pajak PBB(SKP PBB) 5. Surat Permintaan Kelengkapan 10 PENGURANGAN DENDA ADMINISTRASI Proses penyelesaian permohonan Wajib Pajak atas Pengurangan atau Penghapusan Sanksi Administrasi (Pasal 36 ayat (1) huruf a). Dokumen yang dihasilkan : 1. Keputusan Pengurangan atau Penghapusan atas Sanksi Administrasi PBB 2. Keputusan Pengurangan atau Penghapusan atas Sanksi Administrasi BPHTB 3. Surat Penolakan Permohonan atas 36 KUP 4. Surat Pengantar 11 PENENTUAN KEMBALI TANGGAL JATUH TEMPO Permohonan dari Wajib Pajak untuk melakukan pembetulan tanggal jatuh tempo SPPT. Dokumen yang dihasilkan : 1. Surat Keputusan Penentuan Kembali Tanggal Jatuh Tempo Pembayaran 2. SPPT 3. Surat Penolakan permohonan

12 PENUNDAAN TANGGAL JATUH TEMPO SPOP Proses penyelesaian permohonan Wajib Pajak atas penundaan pengembalian SPOP. Dokumen yang dihasilkan : 1. Surat Persetujuan Penundaan Pengembalian SPOP 2. Surat Penolakan 13 PEMBERIAN INFORMASI PBB Proses penyelesaian permohonan Wajib Pajak atas Surat Keterangan Nilai Jual Objek Pajak (NJOP). Dokumen yang dihasilkan : 1. Surat Keterangan NJOP 14 PEMBETULAN SK KEBERATAN Proses penyelesaian pembetulan Surat Keputusan Keberatan atas permohonan Wajib Pajak atau secara jabatan. Dokumen yang dihasilkan : 1. Surat Keputusan Pembetulan atas SK Keberatan PBB 2. Surat Pengantar

16. Apa yang anda ketahui mengenai definisi, latar belakang, maksud dan tujuan SIG Definisi; SIG PBB adalah suatu system yang dirancang terintegrasi dengan aplikasi SISMIOP dengan menekankan pada analisis secara spasial ( keruangan) yang selama ini tidak dapat ditangani oleh SISMIOP. Latar belakang; 1. Pemeliharaan basis data yang selama ini dilaksanakan masih ditemukan kekurangselarasan antara data alfanumeris dengan data grafis 2. Pemutakhiran data alfanumeris dilakukan melalui update pada basis data di computer, sedangkan data grafis dilaksanakan secara manual, sehingga seringkali data grafis selalu ketinggalan dengan data non grafis 3. Dengan SIG PBB maka updating data grafis dan alfanumeris dapat dilakukan secara bersamaan sehingga pengelolaan PBB dan pelayanan kepada wajib pajak akan lebih meningkat.

Maksud dan tujuan 1. Menyediakan informasi grafis secara cepat yang berhubungan dengan seluruh fungsi dalam administrasi pasda semua tingkat organisasi PBB, khususnya bagi kegiatan pemantauan operasional, manajemen, pengambilan keputusan dan evaluasi kinerja. 2. Menyelenggarakan pemeliharaan basis data antara data alfanumeris SISMIOP dengan data grafis SIG PBB, disertai modul-modul aplikasi SIG PBB yang siap pakai dan dapat disajikan secara grafis dengan waktu yang cepat, maka sangat membantu bagi perencana, pelaksana, dan pengawas dalam pengelolaan PBB.