Download - pembahasan pbl

Transcript
Page 1: pembahasan pbl

Pendahuluan

Problem Based Learning adalah proses pembelajaran yang titik awal

pembelajaran berdasarkan masalah dalam kehidupan nyata dan lalu dari masalah ini

mahasiswa dirangsang untuk mempelajari masalah ini berdasarkan pengetahuan dan

pengalaman yang telah mereka punyai sebelumnya (prior knowledge) sehingga dari

prior knowledge ini akan terbentuk pengetahuan dan pengalaman baru. Diskusi

dengan menggunakan kelompok kecil merupakan poin utama dalam penerapan PBL.

Penerapan PBL di pendidikan kedokteran pertama kali di Mc Master

University Canada pada dekade 1960 akhir. PBL berkembang dengan pesat hingga

sampai juga di Indonesia.

Page 2: pembahasan pbl

Kendala & solusi

Unsur – Unsur dan

Peranannya

Langkah – Langkah

PBL

Kelbihan dan Kekurangan

Perbedaan Dengan

Kurikulum Lain

Tujuan & Manfaat

Latar Belakang dan

Definisi

Mengapa PBL dilaksanakan di FK untan?

BAB I

Pemicu I

Problem Based Learning

Pemicu I

Program Studi Pendidikan Dokter UNTAN sejak didirikan tahun 2005 telah

menerapkan kurikulum dengan Pembelajaran Berdasarkan Masalah (PBM) / Problem

Based Learning (PBL). Saudara sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan

Dokter UNTAN akan menjalani pendidikan Saudara menggunakan Pembelajaran

Berdasarkan Masalah.

Klarifikasi dan Identifikasi

PBL

Rumusan masalah

Mengapa PBL dilaksanakan di Program Studi Pendidikan Dokter UNTAN?

Analisis Masalah

Hipotesis

Page 3: pembahasan pbl

Fakultas Kedokteran UNTAN melaksanakan PBL karena metode ini

memiliki keunggulan untuk meningkatkan mutu pendidikan.

Learning Issue

Apa itu PBL?

Bagaimana latar belakang munculnya PBL?

Apa tujuan dan manfaat PBL?

Apa kelebihan dan kekurangan PBL?

Bagaimana langkah – langkah pelaksanaan PBL

Apa saja unsur – unsur dalam PBL dan peranannya?

Apa kendala dan solusinya dalam pelaksanaan PBL?

Bagaimana sistem penilaian PBL?

Apa perbedaan PBL dengan kurikulum lain?

Pengertian PBL menurut para ahli

PBL adalah suatu model pembelajaran yang melibatkan mahasiswa untuk

memecahkan suatu masalah melalui tahap-tahap metode ilmiah sehingga

mahasiswa dapat mempelajari pengetahuan yang berhubungan dengan

masalah tersebut dan sekaligus memiliki keterampilan untuk memecahkan

masalah. (Ward, 2002; Stepien, dkk.,1993).

Metode belajar yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam

mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru.(Suradijono,2004)

Latar Belakang

Tahun 1920, Celestine Freinet, seorang guru SD yang kembali dari PD I.

Akibat perang tersebut, ia mengalami luka yang mengganggu pernafasannya

sehingga sulit untuk berbicara.Oleh karena itu ia menciptakan metode

pembelajaran baru yang merupakan ide awal terbentuknya PBL.Setelah

Page 4: pembahasan pbl

Celestine Freinet meninggal, idenya dengan sangat cepat menyebar ke seluruh

dunia. (David, dkk., 2003)

Tahun 1966, program inovatif PBL pertama kali diperkenalkan oleh

McMaster University di Kanada

Tahun 1976, Maastrich Faculty of Medicine di Belanda menyusul sebagai

institusi pendidikan kedokteran yang kedua yang mengadopsi PBL.

Dalam perkembangannya, PBL telah diadopsi baik secara keseluruhan atau

sebagian oleh banyak fakultas kedokteran didunia.

Tujuan PBL

Mendapatkan pengetahuan dasar:

- Pengaturan hal-hal yang berguna dalam aplikasi kerja klinik

- Mempermudah mengingat kembali konteks klinik

- Mudah untuk mengembangkan masalah

Mengembangkan kemampuan berargumentasi secara analitis dan ilmiah

dalam mempergunakan pengetahuan

Mengembangkan kemampuan belajar mandiri sebagai kebiasaan

Mendorong pemikiran yang bebas dan kritis

Mendorong kepekaan terhadap keperluan pasien

Mendorong pengintegrasian masalah dari variasi pengetahuan

Manfaat PBL

Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah

Meningkatkan kemampuan pembelajaran secara langsung

Meningkatkan kemampuan belajar dalam kelompok dan berkomunikasi

Membangun keterampilan dalam berpikir kritis

Meningkatkan kemampuan menganalisis dan menimbang masalah

Meningkatkan kemampuan mengatur waktu

Page 5: pembahasan pbl

Kelebihan PBL

Membantu mahasiswa belajar yang lebih aktif

Mengajarkan keterampilan memecahkan masalah

Memadukan materi dan lebih terstruktur sehingga materi yang didapatkan

padu atau tidak terkotak-kotak

Belajar secara mendalam sehingga mendapatkan pengetahuan yang lebih

banyak

Melalui diskusi kelompok dapat meningkatkan kerjasama antar individu

Kekurangan PBL

Dosen kurang dapat memberikan informasi atau pengetahuan

Membutuhkan biaya yang lebih banyak dan menyita waktu mahasiswa

Pengetahuan yang diperoleh melalui PBL cenderung tidak terstruktur karena

informasi yang berlebihan

PBL memerlukan sarana perpustakaan, komputer, ruang diskusi, dan lain-lain

yang memadai

Langkah-Langkah PBL

1. Klarifikasi dan definisi masalah

2. Analisis masalah

3. Hipotesis

4. Learning Issue/Isu Pembelajaran

5. Identifikasi masalah yang sudah diketahui

6. Identifikasi sumber yang tepat

7. Pengumpulan informasi secara mandiri

8. Penggabungan informasi yang baru dengan yang lama

9. Pengulangan langkah-langkah sebelumnya jika diperlukan

10. Identifikasi apa yang tidak dipelajari

11. Menarik kesimpulan

Page 6: pembahasan pbl

12. Pengujian pemahamanan

Unsur-Unsur dalam PBL dan Peranannya

Unsur subjektif

1. Narasumber

Menyusun trigger problem

Sebagai sumber pembelajaran untuk informasi yang tidak ditemukan dalam

sumber pembelajaran bahan cetak atau elektronik

Melakukan evaluasi hasil pembelajaran

2. Fasilitator

Mendorong berpartisipasi

Mendampingi ketua

Mengatur waktu diskusi

Memeriksa catatan sekretaris

Mencegah beralihnya masalah

Memastikan ketepatan sasaran belajar

Memeriksa pemahaman dan menilai

3. Ketua

Memimpin kelompok

Mendorong anggota agar berpartisipasi

Mengatur dinamika kelompok

Mengatur waktu diskusi

Menjamin untuk mengerjakan tugas

Menjamin sekretaris supaya membuat data yang akurat

4. Sekretaris

Mencatat hasil diskusi

Menolong kelompok mengatur ide

Berpartisipasi dalam diskusi

Mencatat sumber yang digunakan

Page 7: pembahasan pbl

5. Anggota

Mengikuti proses diskusi

Berpartisipasi dalam diskusi

Menghargai dan mendengar pendapat teman

Mengajukan pertanyaan

Meneliti sasaran pembelajaran

Berbagi informasi

Unsur Objektif

1. Teknologi informasi:

Internet sebagai sumber informasi

Komunikasi dan interaksi baik secara langsung maupun via internet (email,

chatroom, dan lain-lain)

2. Pustaka:

Perpustakaan

Jurnal, dan lain-lain

Perbedaan PBL dengan Kurikulum Lain

Teacher centere Student Centered Learning

Pengetahuan ditransfer dari dosen ke mahasiswa

Mahasiswa secara aktif mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang dipelajarinya

Mahasiswa-mahasiswa menerima pengetahuan secara pasif

Mahasiswa secara aktif terlibat dalam mengelola pengetahuan

Lebih menekankan pada penguasaan secara materi

Tidak hanya menekankan pada materi, tetapi juga dalam mengembangkan karakter mahasiswa (life-long learning)

Biasa memanfaatkan media tunggal Memanfaatkan banyak media (multimedia)

Fungsi dosen atau pengajar sebagai Fungsi dosen sebagai fasilitator dan

Page 8: pembahasan pbl

pemberi informasi utama dan evaluator evaluasi dilakukan secara bersama dengan mahasiswa

Proses pembelajaran dan penilaian dilakukan secara terpisah

Proses pembelajaran dan penilaian dilakukan saling berkesinambungan dan terintegrasi

Menekankan pada jawaban yang benar saja

Penekanan pada proses pengembangan pengetahuan.Kesalahan dinilai dapat menjadi salah satu sumber belajar

Sesuai untuk mengembangkan ilmu dalam satu disiplin saja

Sesuai untuk pengembangan ilmu dengan cara pendekatan interdisipliner

Iklim belajar lebih individualis dan kompetitif

Iklim yang dikembangkan lebih bersifat kolaboratif, suportif, dan kooperatif

Hanya mahasiswa yang dianggap melakukan proses pembelajaran

Mahasiswa dan dosen belajar bersama di dalam mengembangkan pengetahuan, konsep, dan keterampilan

Perkuliahan merupakan bagian terbesar dalam proses pembelajaran

Mahasiswa dapat belajar tidak hanya dari perkuliahan saja, tetapi dapat menggunakan berbagai cara dan kegiatan

Sistem Penilaian

Kehadiran 10%

Tugas terstruktur (Catatan Mahasiswa) 20%

Ujian pertengahan (Penilaian Diskusi 30% Kelompok)

Ujian Tulis

Kendala dalam PBL

Mahasiswa gagal menghubungkan atau menggabungkan informasi lama

(pengetahuan yang ada sebelumnya) dan informasi baru.

Kegagalan dalam diskusi karena tidak menggali masalah secara dalam

Dinamika antar perorangan

Page 9: pembahasan pbl

Keterbatasan sarana dan fasilitas untuk mendukung kerjasama, komunikasi,

dan pencarian informasi

Perubahan paradigma bagi mahasiswa dan dosen

Kesimpulan

Program Studi Kedokteran UNTAN menerapkan kurikulum Problem Based

Learning, karena dapat meningkatkan mutu pendidikan dengan lebih efektif dan

memiliki lebih banyak keunggulan daripada kurikulum lain.

Pleno I

1. Annissa Ratna Darmila (kelompok 3) : apakah setiap hipotesis harus

menampilkan alasan?

Jawaban : Karena hipotesis hanyalah sebuah dugaan sementara. Alasan

yang kita berikan adalah hasil pemikiran kita semata. Oleh

karena itu, dengan pengetahuan yang kita miliki pada saat

menyusun hipotesis, kita berusaha menduga-duga jawaban dari

rumusan masalah.

2. Rendika Banitriono (kelompok 3) : mengapa di dalam sebagian slide tidak

ditampilkan sumbernya?

Jawaban : Karena ada beberapa kelompok yang lupa mencantumkan

sumber data dalam slide. Ada kelompok yang salah persepsi

bahwa mencantumkan sumber tersebut tidak terlalu penting.

3. Devi Novirianti (kelompok 1): mengapa dosen yang kurang memberikan

informasi dijadikan kekurangan, bukankah itu menjadi kelebihan PBL itu

sendiri?

Jawaban : Sebenarnya dalam hal ini tergantung dari setiap orang, yaitu dari

mana ia melihat pandangan tersebut. Ada pihak yang

berangggapan hal tersebut menjadi kelemahan PBL karena dosen

kurang dapat memberikan informasi. Namun, di lain pihak ini

Page 10: pembahasan pbl

juga dapat menjadi kelebihan karena lewat hal ini mahasiswa

dituntut untuk lebih aktif dalam mencari informasi atau

pengetahuan.

BAB II

Pemicu II

Fasilitator

Pemicu II

Page 11: pembahasan pbl

Kendala

Defenisi

aturan

kriteria

fungsi

Peran dan tugas

Mengapa fasilitator

diperlukan di dalam PBL?

Dalam program pendidikan yang menggunakan Pembelajaran Berdasarkan

Masalah, salah satu peran pengajarnya adalah sebagai fasilitator yang tentunya

dengan berbagai fungsi yang terkait dengan perannya itu.

Klarifikasi dan definisi

Fasilitator

Rumusan Masalah

Mengapa fasilitator diperlukan didalam PBL?

Analisis Masalah

Hipotesis

Fasilitator diperlukan di dalam PBL karena memiliki peranan penting dalam

membimbing dan mengarahan alanya diskusi kelompok.

Learning Issue

Page 12: pembahasan pbl

1. Apa yang dimaksud fasilitator?

2. Apa sajakah peran fasilitator?

3. Apa saja fungsi fasilitator?

4. Bagaimana kriteria fasilitator yang baik?

5. Apa saja aturan-aturan untuk fasilitator?

6. Apa sajakah kendala yang dihadapi fasilitator?

7. Apa perbedaan fasilitator dan narasumber?

Definisi Fasilitator

Fasilitator berasal dari bahasa Latin “fasilis” yang artinya mempermudah.

Maksudnya, seorang fasilitator pembelajaran bertugas untuk mempermudah

peserta dalam belajar.

An individual who enables groups and organizations to work more

effectively; to collaborate and achieve synergy. She or he is a 'content neutral'

party who by not taking sides or expressing or advocating a point of view

during the meeting, can advocate for fair, open, and inclusive procedures to

accomplish the group's work. (Doyle)

Seseorang yang memberi masukan struktur dan proses untuk berinteraksi

sehingga kelompok dapat menjalankan fungsinya dengan efektif dan membuat

keputusan yang berkualitas; Seorang penolong dan pemberi ijin yang

bertujuannya untuk mendukung yang lain agar mencapai performa yang

sangat baik. (Bens)

Peran Fasilitator

Mengatur kelompok dan menciptakan suasana yang nyaman.

Memastikan bahwa sebelum mulai setiap kelompok telah memiliki seorang

anggota yang bertugas membaca materi, sementara teman-temannya

Page 13: pembahasan pbl

mendengarkan, dan seorang anggota yang bertugas mencatat informasi yang

penting sepanjang jalannya diskusi.

Memberikan arahan pada saat yang tepat, sesuai dengan perkembangan

kelompok.

Memastikan bahwa setiap sesi diskusi kelompok diakhiri dengan self-

evaluation.

Menjaga agar kelompok terus memusatkan perhatian pada pencapaian tujuan.

Memonitor jalannya diskusi dan membuat catatan tentang berbagai masalah

yang muncul dalam proses belajar, serta menjaga agar proses belajar terus

berlangsung.

Menjaga motivasi pelajar dengan mempertahankan unsur tantangan dalam

penyelesaian tugas dan juga memberikan pengarahan untuk mendorong

pelajar keluar dari kesulitannya.

Membimbing proses belajar pelajar dengan mengajukan pertanyaan yang

tepat pada saat yang tepat.

Mengevaluasi kegiatan belajar pelajar, termasuk partisipasinya dalam proses

kelompok.

Mengevaluasi penerapan PBL yang telah dilakukan

Fungsi Fasilitator

Memfasilitasi dan memberikan bantuan untuk memperlancar proses komunikasi

sekelompok orang yang melakukan kegiatan bersama

Kriteria Fasilitator

Harus memahami penilaian belajar baik dasar penilaian, dan metode penilaian

Harus memiliki dasar pendidikan baik berupa prinsip-prinsipnya ataupun

pelaksanaannya

Dapat mengarahkan dan memacu belajar individual di luar waktu tutorial.

Dapat mengarahkan peran kelompok sehingga lebih efisien

Page 14: pembahasan pbl

Aturan Fasilitator

Harus mendengarkan dan menyimak ide-ide yang dikemukakan setiap

anggota kelompok.

Tidak memihak terhadap salah satu anggota diskusi

Menyadari bahwa setiap anggota kelompok mempunyai asumsi berbeda dan

semua asumsi tersebut sangat penting

Tidak menghakimi pendapat yang dikemukakan

Harus lebih banyak mencermati dan observasi

Kendala Fasilitator

Apabila terjadi perbedaan pendapat antar anggota kelompok

Solusi

Berusaha tetap netral, sebisa mungkin tidak berpihak pada salah satu pihak

Berusaha memberikan energi positif pada kelompok dan menjaga hubungan

dengan baik pihak bersengketa dengan cara memberikan sudut pandang yang

baik dari satu pihak terhadap pihak lainnya

Mengubah sengketa menjadi proses berunding dengan cara mengerucutkan

ide-ide yang sangat berbeda menjadi satu daftar yang terstruktur

Mengubah perbedaan pendapat menjadi alternatif pemecahan masalah,

sehingga masing-masing pihak tidak merasa dimenangkan atau dikalahkan

Perbedaan Fasilitator dengan Narasumber

Fasilitator Narasumber

pemandu proses jalan diskusi Mempunyai solusi sendiri dalam menghadapi masalah

sebagai pengamat jalannya diskusi mempunyai pengalaman yang sangat luas

Page 15: pembahasan pbl

tentang masalah yang akan dihadapi

Sebagai pendamping saat diskusi kelompok

mempunyai kecakapan dan keahlian dalam menyampaikan informasi

sebagai sumber informasi

Kesimpulan

Fasilitator diperlukan dalam PBL karena memiliki peranan penting dalam

mengarahkan dan membimbing jalannya diskusi, sehingga diskusi berjalan dengan

efektif dan efisien.

Pleno II

1. Agung Satria Radisu (kelompok 1): Apa yang harus dilakukan oleh fasilitator

yang tidak menguasai masalah tersebut bila ada anggota kelompok diskusi

berbeda pendapat yang sudah memuncak?

Jawaban : Pada kelompok kami (kelompok 2), kami telah mencantumkan

solusi tersebut. Berdasarkan sumber yang kami dapatkan, hal

yang terpenting adalah fasilitator harus tetap bersifat netral.

Karena fasilitator tidak dapat memihak pada salah satu pihak

yang bersengketa. Fasilitator menjembatani dalam penyelesaian

perbedaan pendapat tersebut, dan perbedaan pendapat tersebut

haruslah dikembalikan kepada forum diskusi/anggota diskusi

yang lain, pilihan mana yang mereka pilih. Tetapi hal yang

paling penting adalah pendapat yang dikemukakan harus

berdasarkan sumber yang jelas dan dapat

dipertanggungjawabkan.

2. Siti Aisyah (kelompok 5): Apa perbedaan fungsi dan peran fasilitator? Apa

yang seharusnya mahasiswa lakukan jika fasilitator melakukan pelanggaran?

Apa yang dimaksud dengan transformatif?

Page 16: pembahasan pbl

Jawaban : Pada hasil diskusi kelompok 2 kami mebedakan antara fungsi

dan peran fasilitator. Sebenarnya hal tersebut sangat mirip dan

agak sulit dibedakan. Namun, berdasarkan sumber yang kami

dapatkan fungsi dan peran tersebut ternyata berbeda. Oleh karena

itu, kami memutuskan untuk membedakan kedua hal tersebut.

Yang seharusnya dilakuka oleh mahasiswa bila fasilitator

melakukan pelanggaran adalh dengan memberikan evaluasi pada

setiap akhir modul. Karena pada setiap akhir modul akan

diberikan evaluasi oleh setiap mahasiswa kepada setiap

fasilitator yang telah mendampingi selama diskusi dijalankan.

Transformatif adalah perubahan ke arah yang lebih baik. Dalam

hal ini apabila diadakan evaluasi, maka akan didapatkan hasil

yang menunjukkan kemampuan seseorang apakah dia berhasil

atau gagal. Jika seseorang mengalami kegagalan, maka ada

dorongan dalam dirinya untuk berubah ke arah yang lebih baik.

Inilah tujuan evaluasi sebagai transformator.

3. Solafide B. H. L. (kelompok 6): Apakah fasilitator hanya berbicara untuk

memecah kesunyian?

Jawaban : Peran seorang fasilitator bukan hanya sebagai pemecah

kesunyian saja, bahkan mengatur dinamika kelompok ketika

dalam tegang dengan membimbing menuju diskusi yang baik.

Artinya, ketika diskusi dalam keadaan buntu, maka fasilitator

mengarahkan agar jalan diskusi tidak menyimpang dari inti

pokok pembahasan. Keadaan buntu yang dimaksud disini adalah

ketegangan yang memuncak dan keadaan yang diam sama sekali.

Page 17: pembahasan pbl

4. Riskawati (kelompok 5) Apa perbedaan subjek dan objek evaluasi ? Apa

yang dimaksud dengan pureoutcome ?

Jawaban:

BAB III

Pemicu III

Evaluasi

Pemicu III

Dalam setiap proses pendidikan tentu dilakukan evaluasi, baik atas peserta

didik (mahasiswa), maupun atas pengajar. Dalam proses evaluasi selalu ada aspek

siapa yang dievaluasi, siapa yang mengevaluasi, apa yang dievaluasi, apa instrumen

evaluasinya, dan apa tujuan masing-masing evaluasi itu.

Klarifikasi dan Definisi

Evaluasi

Instrumen Evaluasi

Rumusan masalah

Mengapa evaluasi perlu dilaksanakan dalam setiap proses pendidikan?

Analisis Masalah

Page 18: pembahasan pbl

Hipotesis

Evaluasi diperlukan sebagai tolok ukur keberhasilan dalam proses pendidikan

Learning Issue

1. Apa yang dimaksud dengan evaluasi?

2. Apa saja tujuan dari evaluasi?

3. Apa fungsi dari evaluasi?

4. Apa saja objek yang dievaluasi?

5. Apa sajakah instrumen evaluasi?

6. Prinsip-prinsip pada evaluasi

7. Apa sajakah jenis-jenis evaluasi?

8. Bagaimana posisi evaluasi dalam sistem pendidikan?

9. Langkah-langkah dalam evaluasi

Definisi

Menurut Joint Committee (1981), evaluasi ialah penelitian yang sistematik

atau yang teratur tentang manfaat atau guna beberapa obyek.

Menurut Purwanto dan Atwi Suparman (1999), evaluasi adalah proses

penerapan prosedur ilmiah untuk mengumpulkan data yang valid dan reliabel

untuk membuat keputusan tentang suatu program.

Menurut Rutman dan Mowbray (1983), evaluasi adalah penggunaan metode

ilmiah untuk menilai implementasi dan outcomes suatu program yang berguna

untuk proses membuat keputusan.

Page 19: pembahasan pbl

Prinsip-prinsip Evaluasi

Keterpaduan

Keterlibatan peserta didik

Koherensi

Pedagogis

Akuntabel

Tujuan Evaluasi

Tujuan evaluasi adalah untuk melihat dan mengetahui proses yang terjadi

dalam proses pembelajaran.

Evaluasi bertujuan untuk menemukan kesulitan pembelajaran dalam

mengikuti pelajaran, yang selanjutnya akan diberikan perlakuan yang tepat,

sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai. Tagliante (1996)

Mendeskripsikan kemampuan belajar siswa

Menentukan tindak lanjut hasil penilaian

Memberikan pertanggungjawaban

Jenis-Jenis Evaluasi

Evaluasi formatif, yakni evaluasi yang dilaksanakan setiap selesai dipelajari

suatu unit pelajaran tertentu.

Evaluasi sumatif, yakni evaluasi yang dilaksanakan setiap akhir pengajaran

suatu program atau sejumlah unit pelajaran tertentu.

Evaluasi diagnostik, yakni evaluasi yang dilaksanakan sebagai sarana

diagnose untuk meneliti atau mencari penyebab kegagalan, dimana letak

kelemahan yang terjadi dalam proses pembelajaran.

Evaluasi penempatan, yakni evaluasi yang dilaksanakan untuk menempatkan

warga belajar pada suatu program pendidikan dan pelatihan yang sesuai

dengan kemampuannya.

Page 20: pembahasan pbl

Instrumen Evaluasi

Tes (Kuis, Formatif,  Sub Sumatif, Sumatif; Lisan, Tulisan, Perbuatan;

Objektif   (Benar-Salah,  Pilihan  Jamak,  Memasangkan,  Isian Singkat),

Subjektif (Uraian Bebas, Uraian Terstruktur).

Non-tes (Angket, Jurnal,  Rubrik, Observasi,  Wawancara, Portofolio)

Objek Evaluasi

1. Input

Mahasiswa

Dosen

Sarana perkuliahan

Materi perkuliahan

Kurikulum

2. Proses

Strategi perkuliahan

Media instruksional

Cara mengajar dosen

Cara belajar mahasiswa

3. Output

hasil belajar mahasiswa

Fungsi Evaluasi

Prognostik:

Page 21: pembahasan pbl

Posisi evaluasi

Langkah-langkah Evaluasi

a. Perencanaan (mengapa perlu evaluasi, apa saja yang hendak dievaluasi, tujuan

evaluasi, teknik apa saja yang hendak dipakai, siapa yang hendak dievaluasi,

kapan, dimana, penyusunan instrument, indikator, data apa saja yang hendak

digali, dsb)

b. Pengumpulan data ( tes, observasi, kuesioner, dan sebagainya sesuai dengan

tujuan)

c. Verifiksi data (uji instrument, uji validitas, uji reliabilitas, dsb)

d. Pengolahan data ( memaknai data yang terkumpul, kualitatif atau kuantitatif,

apakah hendak di olah dengan statistik atau non statistik, apakah dengan

Page 22: pembahasan pbl

parametrik atau non parametrik, apakah dengan manual atau dengan software

(misal : SAS, SPSS )

e. Penafsiran data, ( ditafsirkan melalui berbagai teknik uji, diakhiri dengan uji

hipotesis ditolak atau diterima, jika ditolak mengapa? Jika diterima mengapa? Berapa

taraf signifikannya?) interpretasikan data tersebut secara berkesinambungan dengan

tujuan evaluasi sehingga akan tampak hubungan sebab akibat. Apabila hubungan

sebab akibat tersebut muncul maka akan lahir alternatif yang ditimbulkan oleh

evaluasi itu.

Kesimpulan

Evaluasi menjadi hal yang penting dalam proses pendidikan karena menjadi tolok

ukur kemampuan seseorang ataupun proses pendidikan dalam keberhasilan maupun

kegagalannya dan dapat dijadikan sebagai perbaikan untuk pengembangan ketingkat

selanjutnya.

Pleno III

1. Andreas Haryono (kelompok 6): Apakah yang dimaksud dengan double blind,

intervensi, randomisasi. Mengapa mengambil sumber dari blog, padahal blog

tersebut berisi argumen-argumen pribadi yang tidak valid?

Jawaban : Double blind adalah studi yang sekurang-kurangnya ada dua

kelompok yang secara terpisah melakukan percobaan medikasi

di waktu yang berbeda, di mana tidak ada satu pun dari

kelompok tersebut yang menyadari percobaan medikasi yang

diberikan.

Intervensi yang dimaksud disini adalah campur tangan dari

fasilitator dalam diskusi kelompok mahasiswa dengan memberi

masukan yang atau kuliah yang mengacu kepada materi.

Page 23: pembahasan pbl

Randomisasi adalah pengacakan yang bertujuan untuk

meminimkan kerugian akibat subjektivitas.

Pengambilan sumber data dari blog adalah karena kelompok tersebut

kurang teliti dalam menyeleksi informasi yang hendak

Page 24: pembahasan pbl

DAFTAR PUSTAKA