Download - PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE - repository.fisip …repository.fisip-untirta.ac.id/1297/1/PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE DI... · 2.1.3 Pengertian Pemerintahan ... Tabel 2.1 Perbedaan

Transcript
Page 1: PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE - repository.fisip …repository.fisip-untirta.ac.id/1297/1/PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE DI... · 2.1.3 Pengertian Pemerintahan ... Tabel 2.1 Perbedaan

PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE

DI KECAMATAN MAJASARI KABUPATEN PANDEGLANG

TAHUN 2018

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Administrasi Publik Pada Konsentrasi Manajemen Publik

Program Studi Administrasi Publik

Oleh:

ALGI FIRMANSAH

6661132381

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PUBLIK

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

SERANG, 2019

Page 2: PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE - repository.fisip …repository.fisip-untirta.ac.id/1297/1/PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE DI... · 2.1.3 Pengertian Pemerintahan ... Tabel 2.1 Perbedaan
Page 3: PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE - repository.fisip …repository.fisip-untirta.ac.id/1297/1/PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE DI... · 2.1.3 Pengertian Pemerintahan ... Tabel 2.1 Perbedaan
Page 4: PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE - repository.fisip …repository.fisip-untirta.ac.id/1297/1/PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE DI... · 2.1.3 Pengertian Pemerintahan ... Tabel 2.1 Perbedaan
Page 5: PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE - repository.fisip …repository.fisip-untirta.ac.id/1297/1/PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE DI... · 2.1.3 Pengertian Pemerintahan ... Tabel 2.1 Perbedaan

ABSTRAK

Algi Firmansah. NIM. 6661132381. Skripsi. Pelaksanaan Good Governance di

Kecamatan Majasari Kabupaten Pandeglang. Pembimbing I: DR. Dirlanuddin,

M.Si dan Pembimbing II: Rahmawati, M.Si

Fokus penelitian adalah penerapan good governance di Kecamatan Majasari Kabupaten

Pandeglang. Permasalahan pada penelitian adalah pihak Kecamatan Majasari kurang

informatif terkait pelayanan-pelayanan yang disediakan, pihak swasta masih kurang

berpartisipasi dalam pelayanan pembuatan izin usaha yang disediakan oleh pihak

Kecamatan Majasari, respon terhadap permohonan masyarakat untuk pembuatan Kartu

Keluarga dan Kartu Tanda Penduduk dinilai lamban, pihak Kecamatan Majasari masih

terbilang diskriminatif dalam pemberian pelayanan pembuatan Kartu Keluarga dan Kartu

Tanda Penduduk. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana

pelaksanaan good governance di Kecamatan Majasari. Teori yang digunakan dalam

penelitian ini adalah Teori UNDP dan Teori Pelayanan Parasurman. Metode penelitian

yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan survey. Analisis data yang

digunakan dengan prosedur reduksi data, penyajian data, dan menarik kesimpulan oleh

Matthew B. Milles dan Michael Huberman. Hasil penelitian, dapat diketahui bahwa

pelaksanaan good governance di Kecamatan Majasari belum optimal karena pihak

Kecamatan Majasari masih melakukan pelanggaran dalam menerapkan prinsip-prinsip

good governance. Berkaitan dengan hasil penelitian yang didapat, peneliti memberikan

beberapa saran diantaranya, pihak Kecamatan Majasari agar lebih memahami kebutuhan

masyarakat, pihak Kecamatan Majasari agar lebih mendisiplinkan para pegawai, dan

pihak Kecamatan Majasari agar lebih mempersiapkan diri dalam memberikan

pelayananan.

Kata Kunci : Good Governance, Kecamatan Majasari, Pelayanan

Page 6: PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE - repository.fisip …repository.fisip-untirta.ac.id/1297/1/PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE DI... · 2.1.3 Pengertian Pemerintahan ... Tabel 2.1 Perbedaan

ABSTRACT

Algi Firmansah. NIM. 6661132381. Research Paper. Implementation of Good

Governance at Majasari Subdistrict Pandeglang Regency. First Supervisor: DR.

Dirlanuddin, M.Si and Second Supervisor: Rahmawati, M.Si.

The focus of the research is the implementation of good governance in Majasari Subdistrict,

Pandeglang Regency. The research problems are that the Majasari Subdistrict was less

informative regarding the services provided, the private sector still lacked participation in the

service of making business licenses provided by the Majasari Subdistrict, the response to the

community's request for Family Cards and Identity Cards is considered slow, Majasari

Subdistrict is still discriminative in providing services for making Family Cards and Identity

Cards. The purpose of this study is to find out how the implementation of good governance in

Majasari District. The theory used in this study is the UNDP Theory and Parasurman Service

Theory. The research method used is a qualitative method with a survey approach. Analysis of

data used with data reduction procedures, data presentation, and drawing conclusions by

Matthew B. Milles and Michael Huberman. The results of the study, it can be seen that the

implementation of good governance in Majasari Subdistrict is not optimal because the Majasari

District still violates the implementation of good governance principles. In connection with the

results of the research obtained, the researcher gave several suggestions, namely, the Majasari

Subdistrict in order to understand the needs of the community quite better, the Majasari

Subdistrict in order to discipline employees quite further, and the Majasari Subdistrict to prepare

themselves for providing services quite better.

Keywords: Good Governance, Majasari Subdistrict, Services

KATA PENGANTAR

Page 7: PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE - repository.fisip …repository.fisip-untirta.ac.id/1297/1/PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE DI... · 2.1.3 Pengertian Pemerintahan ... Tabel 2.1 Perbedaan

Puji dan syukur peneliti ucapkan kehadirat Allah Swt atas segala rahmat

hidayah dan karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan penyusunan skripsi

yang berjudul Pelaksanaan Good Governance di Kecamatan Majasari Kabupaten

Pandeglang. Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi syarat untuk memperoleh

Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Administrasi Publik pada Konsentrasi Manajemen Publik

Program Studi Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Sultan Ageng Tirtayasa.

Terimakasih atas dukungan dari berbagai pihak yang telah membantu secara

moril maupun materiil dalam melakukan penelitian untuk kelancaran penyusunan skripsi

ini. Sehubungan dengan hal itu maka peneliti juga menyampaikan ucapan terima kasih

yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat:

1. Bapak Prof. Dr. Soleh Hidayat, M.Pd., Rektor Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

2. Bapak Dr. Agus Sjafari, S.Sos., M.Si., Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sultan Ageng Tirayasa.

3. Ibu Rahmawati S.Sos., M.Si., Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

4. Bapak Iman Mukhroman, M.Si., Wakil Dekan II Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

5. Bapak Kandung Sapto Nugroho S.Sos., M.Si., Wakil Dekan III Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dan juga sebagai Dosen

Pembimbing Metodologi Penelitian Administrasi.

6. Ibu Listyaningsih, S.Sos., M.Si., Ketua Program Studi Administrasi Publik Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

Page 8: PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE - repository.fisip …repository.fisip-untirta.ac.id/1297/1/PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE DI... · 2.1.3 Pengertian Pemerintahan ... Tabel 2.1 Perbedaan

7. Ibu Dr. Arenawati, S.Sos., M.Si.,Wakil Ketua Program Studi Administrasi Publik

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

8. Bapak Dr. Dirlannudin, M.Si., Dosen Pembimbing I yang selalu memberikan arahan

dan masukan dalam penyusunan skripsi.

9. Ibu Rahmawati, M.Si., Dosen Pembimbing II yang juga selalu memberikan arahan,

masukan dan kritik yang membangun serta semangat dalam penyusunan skripsi.

10. Kepada seluruh Dosen Program Studi Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa yang telah mendidik dan membekali

penulis dengan ilmu-ilmu pengetahuan yang bermanfaat selama perkuliahan.

11. Para Staff Tata Usaha Program Studi Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa atas segala bantuan administrasi dan

informasi selama perkuliahan.

12. My Love, Fitri Choirunnisa, selaku supporter dalam pembuatan skripsi ini. Tanpamu

aku bukan apa-apa.

13. Terima kasih kepada seluruh kawan-kawan Administrasi Publik Angkatan 2013,

yang tidak dapat disebutkan satu persatu namun telah memberikan kesan, tawa, serta

dukungan agar kelak sukses bersama.

Atas segala bantuan dan bimbingan serta kerjasama yang baik yang telah

diberikan selama penyusunan skripsi, maka peneliti ucapkan terimakasih dan hanya

dapat memanjatkan doa semoga kebaikan tersebut dibalas dengan pahala yang berlipat

ganda dan merupakan suatu amal kebaikan di sisi Allah SWT.

Page 9: PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE - repository.fisip …repository.fisip-untirta.ac.id/1297/1/PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE DI... · 2.1.3 Pengertian Pemerintahan ... Tabel 2.1 Perbedaan

Peneliti juga menyadari bahwa dalam penyususnan skripsi ini masih terdapat

kekurangan-kekurangan, maka dengan segala kerendahan hati penulis menerima kritik

dan saran yang membangun dari semua pihak.

Akhir kata penulis berharap agar upaya ini dapat mencapai maksud yang

diinginkan dan dapat menjadi tulisan yang berguna bagi semua pihak.

Serang, Januari 2019

Peneliti

Algi Firmansah

Page 10: PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE - repository.fisip …repository.fisip-untirta.ac.id/1297/1/PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE DI... · 2.1.3 Pengertian Pemerintahan ... Tabel 2.1 Perbedaan

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ORISINALITAS

LEMBAR PERSETUJUAN

LEMBAR PENGESAHAN

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

ABSTRAK

ABSTRACT

KATA PENGANTAR ..................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................... iv

DAFTAR TABEL ........................................................................................... vii

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... viii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................ 1

1.2 Identifikasi Masalah ................................................................... 13

1.3 Batasan Masalah ........................................................................ 13

1.4 Rumusan Masalah ...................................................................... 14

1.5 Tujuan Penelitian ....................................................................... 14

1.6 Manfaat Penelitian ..................................................................... 14

1.7 Sistematika Penulisan ................................................................ 15

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA BERFIKIR DAN ASUMSI

DASAR

2.1 Tinjauan Pustaka ....................................................................... 18

Page 11: PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE - repository.fisip …repository.fisip-untirta.ac.id/1297/1/PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE DI... · 2.1.3 Pengertian Pemerintahan ... Tabel 2.1 Perbedaan

2.1.1 Konsep Good Governance ............................................... 19

2.1.2 Prinsip-prinsip Good Governance ................................... 26

2.1.3 Pengertian Pemerintahan .................................................. 31

2.1.4 Pengertian Apartur Sipil Negara ...................................... 36

2.1.5 Konsep Pelayanan ........................................................... 40

2.2 Penelitian Terdahulu .................................................................. 42

2.3 Kerangka Berfikir ...................................................................... 46

2.4 Asumsi Dasar ............................................................................. 48

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Pendekatan dan Metode Penelitian ........................................... 49

3.2 Ruang Lingkup/Fokus Penelitian .............................................. 49

3.3 Lokasi Penelitian ........................................................................ 50

3.4 Instrumen Penelitian .................................................................. 50

3.5 Informan Penelitian .................................................................... 51

3.6 Teknik Pengumpulan Data ......................................................... 54

3.7 Teknik Pengolahan dan Analisis Data ....................................... 58

3.8 Uji Keabsahan Data ................................................................... 62

3.9 Jadwal Penelitian ....................................................................... 66

BAB IV PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Objek Penelitian ........................................................ 67

4.2 Deskripsi Data Penelitian .......................................................... 68

4.3 Deskripsi Hasil Penelitian ......................................................... 71

4.4 Pembahasan ................................................................................ 99

Page 12: PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE - repository.fisip …repository.fisip-untirta.ac.id/1297/1/PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE DI... · 2.1.3 Pengertian Pemerintahan ... Tabel 2.1 Perbedaan

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan ................................................................................ 115

5.2 Saran .......................................................................................... 115

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 13: PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE - repository.fisip …repository.fisip-untirta.ac.id/1297/1/PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE DI... · 2.1.3 Pengertian Pemerintahan ... Tabel 2.1 Perbedaan

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Daftar Pihak Swasta yang Terdaftar Memiliki Izin Usaha ............. 9

Tabel 2.1 Perbedaan Government dan Governance ........................................ 21

Tabel 3.1 Informan Penelitian ......................................................................... 53

Tabel 3.2 Pedoman Wawancara ...................................................................... 56

Tabel 3.3 Jadwal Penelitian ............................................................................ 66

Tabel 4.1 Informan Penelitian ......................................................................... 71

Tabel 4.2 Fasilitas Operasional di Kantor Kecamatan Majasari ..................... 91

Tabel 4.3 Perkembangan Penyediaan Fasilitas Operasional ........................... 98

Page 14: PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE - repository.fisip …repository.fisip-untirta.ac.id/1297/1/PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE DI... · 2.1.3 Pengertian Pemerintahan ... Tabel 2.1 Perbedaan

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Mekanisme PATEN di Kecamatan Majasari ................................ 11

Gambar 2.1 Interaksi Antar Pelaku dalam Kepemerintahan ............................. 26

Gambar 2.2 Kerangka Berfikir .......................................................................... 47

Gambar 3.1 Teknik Analisis Data ..................................................................... 59

Gambar 3.2 Triangulasi Teknik ........................................................................ 64

Gambar 3.3 Triangulasi Sumber ...................................................................... 64

Gambar 4.1 Informasi Pelayanan di Kecamatan Majasari ................................ 76

Gambar 4.2 Informasi Pembangunan di Kecamatan Majasari.......................... 78

Gambar 4.3 Sarana dan Prasaranan di Kecamatan Majasari............................. 90

Page 15: PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE - repository.fisip …repository.fisip-untirta.ac.id/1297/1/PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE DI... · 2.1.3 Pengertian Pemerintahan ... Tabel 2.1 Perbedaan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pemerintahan yang baik (good governance) merupakan isu yang mengemuka

dalam pengelolaan administrasi publik. Hal ini antara lain tercermin dari tuntutan

yang masiv dari masyarakat kepada para penyelenggara negara, baik di

pemerintahan, dewan perwakilan maupun yudikatif untuk menyelenggarakan

pemerintahan yang baik. Artinya, terselenggaranya good governance merupakan

cita-cita dan harapan bagi setiap bangsa. Secara umum, good governance dapat

diartikan sebagai proses pengelolaan pemerintahan melalui keterlibatan stakeholders

yang luas dalam bidang ekonomi, sosial dan politik suatu negara dan pendayagunaan

sumberdaya alam, keuangan dan manusia menurut kepentingan semua pihak dengan

cara yang sesuai dengan prinsip-prinsip keadilan, kejujuran, persamaan, efisiensi,

transparansi dan akuntabilitas. Soffian Effendi dalam Azhari, (2002: 187)

mendefinisikan good governance sebagai penyelenggaraan pemerintahan secara

partisipatif, efektif, jujur, adil, transparan dan bertanggungjawab kepada semua level

pemerintahan. Pada akhirnya, good governance akan menghasilkan birokrasi yang

handal, profesional, efisien, produktif, serta memberikan pelayanan prima kepada

masyarakat.

Indonesia adalah salah satu negara yang sedang berjuang demi terciptanya good

governance. Namun faktanya, keadaan Indonesia saat ini belum menunjukkan

bahwa harapan tersebut sudah tercapai. Hal ini dibuktikan dengan mencuatnya

Page 16: PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE - repository.fisip …repository.fisip-untirta.ac.id/1297/1/PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE DI... · 2.1.3 Pengertian Pemerintahan ... Tabel 2.1 Perbedaan

kasus-kasus yang melibatkan kalangan birokrasi akhir-akhir ini. Salah satunya

adalah kasus korupsi Political and Economic Risk Consultancy (PERC)

mengumumkan hasil surveinya mengenai peringkat korupsi negara-negara di dunia,

dimana Indonesia merupakan salah satu negara yang masuk dalam pemeringkatan

tingkat korupsinya. Menurut data Indonesia Corruption Watch (ICW), sepanjang

priode 1 Januari hingga 31 Juli 2012. Penegak hukum seperti Komisi Pemberantasan

Korupsi (KPK), kepolisian RI dan kejaksaan agung telah menetapkan 597 orang

sebagai tersangka dalam kasus korupsi. Kasus sepanjang semester pertama 2012

tersebut mencapai 285 kasus dengan potensi kerugian aset Negara yang yang

ditimbulkan akibat korupsi sebesar Rp 1,22 trilliun. Keadaan ini berbanding jauh

dengan Singapura di mana pihak pemerintah berperan aktif di masyarakat dalam

mengelola dan mengembangkan ekonomi, kemudian pegawai negeri memiliki

prestise yang tinggi sehingga pelayanan publik hampir seluruhnya bebas dari korupsi

(Romdon: 2013). Pada awal tahun 2017, Indonesia dihebohkan dengan kasus

korupsi proyek pembangunan Hambalang yang melibatkan nama-nama tokoh

politik tenar seperti Andi Mallarangeng dan Anas Urbaningrum.Azzam, dkk. (2013:

2) menjelaskan bahwa kasus korupsi proyeksi Hambalang sudah mulai bergulir sejak

Agustus 2011 lalu. Pada tanggal 1 Agustus, KPK mulai menyelidiki kasus korupsi

proyek Hambalang senilai Rp 2,5 triliun. Nama-nama elit politik pun mulai

bermunculan dan terseret kasus proyek Hambalang. Pada 3 Desember 2012, KPK

menjadikan tersangka Andi Alfian Mallarangeng dalam posisinya sebagai Menpora

dan pengguna anggaran. Setelah Andi, nama Ketua Umum Partai Demokrat Anas

Arbaningrum masuk dalam pusaran korupsi Hambalang. Arjamudin (2012)

Page 17: PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE - repository.fisip …repository.fisip-untirta.ac.id/1297/1/PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE DI... · 2.1.3 Pengertian Pemerintahan ... Tabel 2.1 Perbedaan

menyatakan bahwa kepentingan politik, KKN, peradilan yang tidak adil, bekerja di

luar kewenangan, dan kurangnya integritas dan transparansi adalah beberapa

masalah yang membuat pemerintahan yang baik masih belum bisa tercapai.

Pelaksanaan good governance di Indonesia sendiri mulai benar–benar dirintis

sejak munculnya era reformasi. Era tersebut menuntut proses demokrasi yang bersih

sehingga good governance menjadi salah satu alat reformasi yang mutlak diterapkan

dalam pemerintahan baru. Febrian (2009) mengemukakan bahwa masih banyak

ditemukan kecurangan dan kebocoran dalam pengelolaan anggaran dan akuntansi

yang merupakan dua produk utama good governance. Artinya, penerapan good

governance di Indonesia belum dapat dikatakan berhasil sepenuhnya sesuai dengan

cita–cita reformasi sebelumnya.

Berkaitan dengan good governance, salah satu hal yang harus diperhatikan

adalah pelayanan yang diberikan kepada masyarakat atau pelayanan publik. Karena

pada dasarnya peran pokok dari pemerintah memberikan pelayanan publik antara

lain dalam hal-hal yang berkaitan dengan memelihara keamanan, ketertiban,

mewujudkan keadilan, memenuhi kepentingan umum, mewujudkan kesejahteraan

sosial, perekonomian, pemeliharaan sumber-sumber daya alam dan lingkungan.

Dalam keterkaitan tersebut pembentukan berbagai instansi pemerintahan dengan

tugas dan fungsinya masing-masing berperan sebagai perangkat utama dalam

memberikan pelayanan kepada masyarakat, yang sesuai dengan peraturan menteri

pendayagunaan aparatur Negara Nomor 15 Tahun 2014 bahwa setiap penyelenggara

pelayanan publik wajib menyusun, menetapkan, dan menerapkan standar pelayanan

Page 18: PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE - repository.fisip …repository.fisip-untirta.ac.id/1297/1/PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE DI... · 2.1.3 Pengertian Pemerintahan ... Tabel 2.1 Perbedaan

serta menetapkan maklumat pelayanan dengan memperhatikan kemampuan

penyelenggara, kebutuhan masyarakat, dan kondisi lingkungan.

Pelayanan publik menjadi tolak ukur keberhasilan pelaksanaan tugas dan

pengukuran kinerja pemerintah melalui birokrasi. Pelayanan publik sebagai

penggerak utama juga dianggap penting oleh semua aktor dari unsur good

governance. Para pejabat publik, unsur-unsur dalam masyarakat sipil dan dunia

usaha sama-sama memiliki kepentingan terhadap perbaikan kinerja pelayanan

publik. Ada tiga alasan penting yang melatarbelakangi bahwa pembaharuan

pelayanan publik dapat mendorong praktik good governance di Indonesia. Pertama,

perbaikan kinerja pelayanan publik dinilai penting oleh stakeholders, yaitu

pemerintah, warga, dan sektor usaha. Kedua, pelayanan publik adalah ranah dari

ketiga unsur governance melakukan interaksi yang sangat intensif. Ketiga, nilai-nilai

yang selama ini mencirikan praktik good governance diterjemahkan secara lebih

mudah dan nyata melalui pelayanan publik.

Fenomena pelayanan publik oleh birokrasi pemerintah syarat dengan

permasalahan, misalnya prosedur pelayanan yang berbelit-belit, ketidakpastian

waktu dan harga yang menyebabkan pelayanan menjadi sulit dijangkau secara wajar

oleh masyarakat. Hal ini menyebabkan terjadi ketidakpercayaan kepada pemberi

pelayanan dalam hal birokrasi sehingga masyarakat mencari jalan alternatif untuk

mendapatkan pelayanan melalui cara tertentu yaitu dengan memberikan biaya

tambahan.

Selain permasalahan di atas, juga tentang cara pelayanan yang diterima oleh

masyarakat yang sering dilecehkan martabatnya sebagai warga negara. Masyarakat

Page 19: PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE - repository.fisip …repository.fisip-untirta.ac.id/1297/1/PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE DI... · 2.1.3 Pengertian Pemerintahan ... Tabel 2.1 Perbedaan

ditempatkan sebagai klien yang membutuhkan bantuan pejabat birokrasi, sehingga

harus tunduk pada ketentuan birokrasi dan kemauan dari para pejabatnya. Hal ini

terjadi karena budaya yang berkembang dalam birokrasi selama ini bukan budaya

pelayanan, tetapi lebih mengarah kepada budaya kekuasaan. Untuk mengatasi

kondisi tersebut perlu dilakukan upaya perbaikan kualitas penyelenggaraan

pelayanan publik yang berkesinambungan demi mewujudkan pelayanan publik yang

prima sebab pelayanan publik merupakan fungsi utama pemerintah yang diberikan

sebaik-baiknya oleh pejabat publik. Salah satu upaya pemerintah adalah dengan

melakukan penerapan prinsip-prinsip good governance, yang diharapkan dapat

memenuhi pelayanan yang prima terhadap masyarakat. Terwujudnya pelayanan

publik yang berkualitas merupakan salah satu ciri good governance. Untuk itu,

aparatur negara harus melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya secara efektif dan

efisien, karena diharapkan dengan penerapan good governance dapat

mengembalikan dan membangun kembali kepercayaan masyarakat terhadap

pemerintah.

Pada penelitian ini, analisa pelaksanaan good governance difokuskan pada

pelayanan publik di Kecamatan Majasari. Kecamatan Majasari sendiri merupakan

Kecamatan dengan swadaya tertinggi dibandingkan dengan kecamatan-kecamatan

lainnya di Kabupaten Pandeglang. Kecamatan Majasari adalah pemekaran dari

Kecamatan Pandeglang berdasarkan peraturan daerah Kabupaten Pandeglang No.26

Tahun 2007 tentang pembentukan Kecamatan Majasari dan Kecamatan Sobang tanggal

17 Juli 2007. Secara administratif, Kecamatan Majasari merupakan salah satu bagian dari

Kabupaten Pandeglang dengan luas wilayah 19, 41 KM2 yang berbatasan dengan:

Page 20: PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE - repository.fisip …repository.fisip-untirta.ac.id/1297/1/PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE DI... · 2.1.3 Pengertian Pemerintahan ... Tabel 2.1 Perbedaan

Sebelah Utara : Kecamatan Pandeglang/Karang Tanjung

Sebelah Selatan : Kecamatan Kaduhejo

Sebelah Timur : Kecamatan Banjar

Sebelah Barat : Kecamatan Kaduhejo

Secara Geografis, Kecamatan Majasari terletak di antara 6.173,2o Bujur Timur

dengan luas daerah 20, 09 KM2, atau sebesar 0,73% dari luas Kabupaten Pandeglang.

Kecamatan Majasari ditempati oleh 46.041 jiwa penduduk yang tersebar di 5 kelurahan;

Sukaratu, Karaton, Selaja, Saruni, Pager Batu. Sebuah Kecamatan dipimpin oleh seorang

Camat yang berada di bawah tanggung jawab Bupati melalui Sekretaris Daerah.

Kecamatan Majasari merupakan wilayah kerja Camat sebagai perangkat daerah

Kabupaten dengan visi “mendorong, meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui

agrobisnis, pertanian, wisata, dan home industry” serta misi sebagai berikut:

1. Terwujudnya pelayanan masyarakat yang berkualitas, transparan, dan akurat.

2. Terwujudnya budaya tertib hukum dan tertib lingkungan dalam masyarakat.

3. Mewujudkan usaha-usaha guna mendukung penerimaan pendapatan daerah yang

optimal.

4. Mewujudkan pelaksanaan pembangunan yang berbasis partisipasi masyarakat.

Berdasarkan peraturan Bupati Pandeglang nomor 66 tahun 2016, Kecamatan

Majasari mempunyai tugas pokok untuk melaksanakan kewenangan pemerintahan yang

dilimpahkan oleh Bupati untuk menangani sebagian urusan otonomi daerah dan

menyelenggarakan tugas umum pemerintahan. Proses pelayanan melibatkan 28 pegawai

yang terdiri dari 15 pegawai pegawai ASN, 6 pegawai TKK, dan 17 pegawai TKS.

Page 21: PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE - repository.fisip …repository.fisip-untirta.ac.id/1297/1/PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE DI... · 2.1.3 Pengertian Pemerintahan ... Tabel 2.1 Perbedaan

Berbagai macam pelayanan bagi masyarakat disediakan oleh pihak Kecamatan Majasari,

diantaranya:

1. Pengantar Kartu Keluarga (KK)

2. Pengantar Kartu Tanda Penduduk (KTP)

3. Pengantar Akta Kelahiran

4. Pengantar Surat Pindah

5. Rekomendasi Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) dibawah 100 M²

6. Rekomendasi Ijin Keramaian

7. Rekomendasi Ijin Gangguan (HO)

8. Pengantar Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK)

9. Rekomendasi Dispensasi Nikah dibawah 10 Hari

10. Rekomendasi Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM)

11. Legalisir Surat Kematian

12. Legalisir KTP/KK

13. Pengantar Permohonan SPPT Baru

14. Pengantar Permohonan Mutasi/Balik Nama SPPT

Di Kecamatan Majasari, masalah good governance menjadi masalah yang hangat di

bicarakan. Guna mengetahui secara singkat tentang pelaksanaan good governance di

Kecamatan Majasari, peneliti melakukan pre-observasi melalui wawancara semi struktur

dengan Sekretaris Camat Majasari. Dari hasil wawancara tersebut, dapat diketahui

bahwa beberapa dari prinsip-prinsip good governance belum berhasil diterapkan secara

optimal, seperti transparansi, partisipasi, responsivitas, dan keadilan.

Berkaitan dengan misi yang diemban oleh Kecamatan Majasari yaitu “Terwujudnya

pelayanan masyarakat yang berkualitas, transparan, dan akurat, transparansi” dalam

pelaksanaan good governance seharusnya sudah diterapkan secara optimal. Namun,

faktanya, pihak Kecamatan Majasari masih dianggap kurang informatif terkait

Page 22: PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE - repository.fisip …repository.fisip-untirta.ac.id/1297/1/PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE DI... · 2.1.3 Pengertian Pemerintahan ... Tabel 2.1 Perbedaan

pelayanan-pelayanan publik yang disediakan oleh pihak kecamatan sehingga berpotensi

untuk mengurangi partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan pelayanan tersebut.

Contohnya saja dalam pelayanan pembuatan surat IMB dan surat izin keramaian.

Menurut Soni Azhari (25); masyarakat di Kecamatan Majasari, ketika ingin mengajukan

pembuatan rekomendasi IMB, ia tidak mengetahui secara jelas tentang persyaratan-

persayaratan yang harus dipenuhi sehingga harus kembali lagi ke kecamatan ketika

semua persyaratan sudah lengkap. Selain itu, Agus Arif Rahman (37); masyarakat di

Kecamatan Majasari, ia sama sekali tidak mengetahui bahwa Kecamatan Majasari

menyediakan pelayanan surat izin keramaian. Agus menambahkan, ia juga tidak

memahami apa fungsi dan kapan harus meminta surat izin keramaian kepada pihak

Kecamatan Majasari.

Kurangnya informasi terkait pelayanan-pelayanan yang disediakan oleh pihak

Kecamatan Majasari berdampak signifikan terhadap partisipasi masyarakat dalam

pelaksanaan pelayanan-pelayanan tersebut. Terbukti dengan prinsip partisipasi yang

dinyatakan belum optimal karena pihak swasta yang berperan sebagai salah satu pilar

dari good governance belum berpartisipasi dalam pelayanan yg disediakan oleh pihak

Kecamatan Majasari seperti surat izin usaha. KASI pemerintahan Kecamatan Majasari

menyatakan bahwa masih ada beberapa tempat usaha di Kecamatan Majasari yang belum

memiliki surat izin. Dari sekian banyak pihak swasta yang mendirikan usaha di daerah

pemerintahan Kecamatan Majasari, hanya beberapa yang terdaftar memiliki izin usaha

di Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten

Pandeglang, berikut daftarnya:

Page 23: PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE - repository.fisip …repository.fisip-untirta.ac.id/1297/1/PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE DI... · 2.1.3 Pengertian Pemerintahan ... Tabel 2.1 Perbedaan

Tabel 1.1

Daftar Pihak Swasta yang Terdaftar Memiliki Izin Usaha

No Nama Pihak Swasta Alamat

1 Toko Gugun Nugraha Kp. Cipacung, Kel. Saruni, Kec.

Majasari

2 CAS Water Park Kp. Cikole, Kel. Sukaratu, Kec.

Majasari

3 Toko Kholid Kp. Cikole, Kel. Sukaratu, Kec.

Majasari

4 Dr. H Gatot Supriadi Kp. Maja Mesjid Rt/Rw. 001/005

Kel. Sukaratu Kecamatan

Majasari

5 Apotek Hana Perintis Farma Jl. Raya Labuan Km.4 Kp.

Cipacung, Kel.saruni, Kec.

Majasari

6 Apotek Central Farma 2 Jl. Raya Labuan, Kp. Ciekek, Kel.

Karaton, Kec. Majasari

7 Tempat Penampungan Limbah Bekas

“Limbah Rezeki”

Kp. Wakap, Kel.Sukaratu,

Kec.Majasari

(Sumber: DPMPTSP Kab.Pandeglang, 2014)

Kuswanto (2012) menjelaskan bahwa dengan melaksanakan prinsip-prinsip good

governance, maka tiga pilarnya yaitu pemerintah, swasta, dan masyarakat sipil

hendaknya saling menjaga, saling dukung dan berpatisipasi aktif dalam penyelenggaraan

Page 24: PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE - repository.fisip …repository.fisip-untirta.ac.id/1297/1/PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE DI... · 2.1.3 Pengertian Pemerintahan ... Tabel 2.1 Perbedaan

pemerintahan yang sedang dilakukan. Dalam pemberian pelayanan publik, respon pihak

kecamatan adalah salah satu faktor penilaian masyarakat terhadap pelayanan yang

diberikan. Pada pelaksanaan good governance di Kecamatan Majasari, khususnya dalam

pemberian pelayanan publik prinsip responsivitas dinyatakan belum optimal karena

respon yang diberikan oleh pihak Kecamatan untuk pelayanan permohonan pembuatan

Kartu Keluarga dan Kartu Tanda Penduduk masih terbilang lamban. Formulir untuk

pembuatan Kartu Keluarga dan Kartu Tanda Penduduk seringkali tidak tersedia sehingga

proses pembuatan harus diundur selama beberapa jam atau bahkan ke lain hari. Hal ini

juga menunjukkan bahwa penguluran waktu masih ditemukan dalam proses pelayanan

sehingga mengharuskan masyarakat untuk kembali ke kantor kecamatan dua sampai tiga

kali. Keadaan tersebut terbilang tidak efisien karena merugikan masyarakat dari segi

waktu dan biaya. Terlebih lagi, prosedur dan waktu pelayanan seringkali ditemukan tidak

sesuai dengan SOP Kecamatan Majasari. Berikut ini Standar Operasional Pelayanan

yang ada di Kecamatan Majasari terlampir pada Gambar 1.1 di bawah ini:

Gambar 1.1

Mekanisme Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan

( PATEN ) Kecamatan Majasari

Page 25: PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE - repository.fisip …repository.fisip-untirta.ac.id/1297/1/PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE DI... · 2.1.3 Pengertian Pemerintahan ... Tabel 2.1 Perbedaan

(Sumber : Kecamatan Majasari)

Santosa dalam Mawarni (2014) mengatakan bahwa responsivitas merupakan

kemampuan lembaga publik dalam merespon kebutuhan masyarakat terutama yang

berkaitan dengan basic needs (kebutuhan dasar) dan HAM (hak sipil, hak politik, hak

ekonomi, hak social, dan hak budaya). Selanjutnya, dalam pemberian pelayanan publik,

pihak Kecamatan Majasari dituntut untuk adil kepada seluruh masyarakat; tanpa

membeda-bedakan status sosial dan ekonomi. Keadilan dalam pelaksanaan good

governance di Kecamatan Majasari khususnya dalam pemberian pelayanan publik, juga

dinilai belum optimal. Pihak Kecamatan masih diskriminatif dalam memberikan

pelayanan permohonan pembuatan Kartu Keluarga dan Kartu Tanda Penduduk. Dalam

hal ini, pelayanan yang diberikan oleh pihak Kecamatan Majasari terkesan pandang bulu.

LOKET 1

PENERIMAAN /

PEMERIKSAAN BERKAS

PERIZINAN

LOKET 2 PENERIMAAN

/ PEMERIKSAAN BERKAS NON

PERIZINAN

PROSES PEMBUATAN

BERKAS

PENANDA-TANGANAN

BERKAS

LOKET 3 PENYERAHAN

BERKAS

RUANG TUNGGU

PEMOHON

PEMOHONPETUGAS

PIKET ( INFORMASI )

Page 26: PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE - repository.fisip …repository.fisip-untirta.ac.id/1297/1/PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE DI... · 2.1.3 Pengertian Pemerintahan ... Tabel 2.1 Perbedaan

Masyarakat yang memiliki kenalan dengan pegawai Kecamatan Majasari atau

memberikan upah pengerjaan, prosesnya akan di percepat. Menurut Aristoteles, keadilan

berasal dari kata “Adil” yangberarti tidak berat sebelah, tidak memihak; memihak pada

yang benar, berpegang pada kebenaran; sepatutnya, dan tidak sewenang-wenang.

Terkait dengan penjelasan dalam Undang Undang 23 Tahun 2014 Tentang

Pemerintahan Daerah pasal 221 ayat (1) bahwa good governance diperlukan agar

Kecamatan dapat meningkatkan koordinasi penyelenggaraan pemerintahan, pelayanan

publik, dan pemberdayaan masyarakat Desa/Kelurahan. Menyadari akan pentingnya

good governance bagi Kecamatan Majasari, peneliti bermaksud melakukan penelitian

ini guna menganalisa masalah-masalah yang menghambat terlaksananya good

governance.

1.2 Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah merupakan proses untuk mengenali asumsi-asumsi berdasarkan

observasi maupun studi pendahuluan pada fokus penelitian. Maka berdasarkan pra

penelitian yang dilakukan oleh peneliti, berikut masalah-masalah good governance yang

teridentifikasi di Kecamatan Majasari:

1. Pihak Kecamatan Majasari kurang informatif terkait pelayanan-pelayan yang

disediakan.

2. Pihak swasta masih ada yang tidak berpartisipasi dalam pelayanan pembuatan izin

usaha yang disediakan oleh pihak Kecamatan Majasari.

3. Respon terhadap permohonan masyarakat untuk pembuatan Kartu Keluarga dan

Kartu Tanda Penduduk dinilai lamban.

Page 27: PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE - repository.fisip …repository.fisip-untirta.ac.id/1297/1/PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE DI... · 2.1.3 Pengertian Pemerintahan ... Tabel 2.1 Perbedaan

4. Pihak Kecamatan masih terbilang diskriminatif dalam pemberian pelayanan

pembuatan Kartu Keluarga dan Kartu Tanda Penduduk.

1.3 Batasan Masalah

Batasan masalah dalam penelitian ini ditujukan agar penelitian tetap fokus dan tidak

melebur. Hal ini dikarenakan konsep good governance yang begitu luas. Adapun

penelitian ini difokuskan pada batasan tematik, yaitu:

1. Analisa tentang pelaksanan good governance di Kecamatan Majasari difokuskan

pada pelayanan publik; permohonan pembuatan Kartu Keluarga, permohonan

pembuatan Kartu Tanda Penduduk, pembuatan surat Izin usaha, dan izin keramaian

2. Analisa tentang pelaksanaan good governance dalam pelayanan publik di

Kecamatan Majasari difokuskan pada prinsip-prinsip yang ditetapkan pada misi

Kecamatan Majasari; transparansi, partisipasi, responsivitas, dan keadilan.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, adapun rumusan masalah yang menjadi

fokus kajian dalam penelitian ini adalah Bagaimana pelaksanaan good governance di

Kecamatan Majasari Kabupaten Pandeglang?

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk

mengetahui pelaksanaan good governance di Kecamatan Majasari Kabupaten

Pandeglang.

1.6 Manfaat Penelitian

Terdapat dua aspek manfaat penelitian yang diharapkan oleh peneliti yaitu:

a. Aspek Akademis

Page 28: PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE - repository.fisip …repository.fisip-untirta.ac.id/1297/1/PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE DI... · 2.1.3 Pengertian Pemerintahan ... Tabel 2.1 Perbedaan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang bermanfaat bagi

pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya mengenai pelaksanaan good

governance yang dapat dijadikan referensi pembelajaran bagi mahasiswa fakultas

ilmu sosial dan politik.

b. Aspek Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan informasi bagi pemerintah

Kecamatan Majasari agar lebih maksimal dalam melaksanakan good governance

di Kecamatan Majasari.

1.7 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam penelitian ini yaitu:

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini terdiri dari :

a. Latar belakang masalah, menjelaskan mengenai ruang lingkup dan kedudukan

peramasalahan yang akan menjadi alasan dilakukannya penelitian tersebut.

b. Identifikasi masalah, menjelaskan mengenai identifikasi masalah yang

ditemukan oleh peneliti dan dikaitkan dengan topik/judul penelitian.

c. Batasan Masalah, menjelaskan batasan yang akan dibahas dalam penelitian ini.

d. Rumusan masalah, menjelaskan mengenai penetapan masalah yang dianggap

paling penting yang berkaitan dengan fokus penelitian.

e. Tujuan penelitian, menjelaskan mengenai sasaran yang diinginkan peneliti dalam

penelitiannya dan harus sejalan dengan rumusan masalah yang ada.

f. Manfaat penelitian, menjelaskan manfaat teoritis dan praktis dari hasil penelitian.

g. Sistematika penulisan.

Page 29: PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE - repository.fisip …repository.fisip-untirta.ac.id/1297/1/PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE DI... · 2.1.3 Pengertian Pemerintahan ... Tabel 2.1 Perbedaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR DAN ASUMSI

DASAR

Terdiri dari :

a. Deskripsi teori, pada bagian ini peneliti mengkaji berbagai teori dan konsep-

konsep yang relevan dengan permasalahan penelitian yang kemudian akan

menjadi pisau analisis untuk mendapatkan jawaban dari penelitian yang

dilakukan.

b. Penelitian sebelumnya, berisi ringkasan penelitian yang serupa yang telah

dilakukan sebelumnya sebagai bahan referensi dan masukan hal-hal yang perlu

ditambahkan atau dihilangkan.

c. Kerangka berfikir, pada bagian ini peneliti akan menggambarkan alur pikiran

peneliti sebagai kelanjutan dari kajian teori untuk memberikan penjelasan kepada

pembaca.

d. Asumsi dasar, merupakan penjelasan atau kesimpulan awal dari peneliti.

BAB III METODE PENELITIAN

Pada bab ini mencakup :

a. Desain penelitian, dalam bagian ini peneliti menjelaskan mengenai metode yang

digunakan dalam penelitian, fokus dan lokus dalam penelitian yang dilakukan,

dan menjelaskan definsi konsep dan definisi operasional.

b. Instrumen penelitian, akan menjelaskan mengenai alat yang digunakan sebagai

pencarian data yang diperlukan dalam penelitian.

c. Teknik pengumpulan data, menjelaskan cara-cara yang ditempuh atau digunakan

peneliti dalam mencari informasi mengenai penelitian yang dilakukan.

Page 30: PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE - repository.fisip …repository.fisip-untirta.ac.id/1297/1/PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE DI... · 2.1.3 Pengertian Pemerintahan ... Tabel 2.1 Perbedaan

d. Informan penelitian, bagian ini menjelaskan siapa saja yang menjadi sumber

informasi dalam penelitian.

BAB IV HASIL PENELITIAN

a. Deskripsi lokasi penelitian, akan menjelaskan mengenai keadaan lokasi

penelitian yang kemudian dikaitkan dengan permasalahan.

b. Deskripsi informan dan data lapangan, menjelaskan mengenai informan sebagai

sumber informasi dan mendeskripsikan informasi dan data yang didapat dari

informan.

c. Pembahasan, menyusun jawaban yang didapat dari informan dan diselaraskan

dengan teori yang peneliti gunakan.

BAB V PENUTUP

a. Kesimpulan, merupakan jawaban dan simpulan dari rumusan masalah yang ada.

b. Saran, merupakan rekomendasi yang diberikan peneliti dari kesimpulan dalam

penelitian.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 31: PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE - repository.fisip …repository.fisip-untirta.ac.id/1297/1/PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE DI... · 2.1.3 Pengertian Pemerintahan ... Tabel 2.1 Perbedaan

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN

DAN ASUMSI DASAR PENELITIAN

2.1 Tinjauan Pustaka

Deskripsi teori yakni menjabarkan penggunaan berbagai teori dan konsep yang

relevan dengan permasalahan dan fokus penelitian untuk kemudian disusun dengan

teratur dan rapi untuk dapat membuat suatu asumsi dasar dalam penelitian. Dengan

mengkaji berbagai teori dan konsep, maka peneliti memiliki konsep penelitian yang jelas

sehingga dapat menyusun pertanyaan yang rinci untuk penyelidikan, serta dapat

menemukan hasil penelitian yang tepat dan akurat. Selain itu, untuk meningkatkan

kualitas deskripsi teori, pembahasannya perlu dikaitkan dengan hasil-hasil penelitian

yang akan dilakukan peneliti. Dengan demikian, maka memungkinkan hasil penelitian

tentang “Pelaksanaan Good Governance di Kecamatan Majasari Kabupaten Pandeglang”

menjadi lebih optimal. Penelitian yang dilakukan peneliti sangat erat hubungannya

dengan teori-teori yang digunakan para ahli ilmu administrasi negara, ilmu

pemerintahan, ilmu sosial dan ilmu-ilmu lainnya.

Safiani (2012) menyatakan bahwa dalam administrasi publik, teori didefinisikan

sebagai rangkaian ide mengenai bagaimana dua variabel atau lebih berhubungan. Teori

menurut F.M Kerlinger (dalam Rakhmat, 2004 : 6) merupakan himpunan konstruk

(konsep), definisi, dan preposisi yang mengemukakan pandangan sistematis tentang

gejala dengan menjabarkan relasi di

Page 32: PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE - repository.fisip …repository.fisip-untirta.ac.id/1297/1/PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE DI... · 2.1.3 Pengertian Pemerintahan ... Tabel 2.1 Perbedaan

antara variabel, untuk menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut. Jadi,

berdasarkan pengertian-pengertian di atas, peneliti menyimpulkan bahwa teori

merupakan seperangkat proposisi yang menggambarkan bagaimana suatu gejala

terjadi.

Frayogi (2015: 44) menjelaskan bahwa terdapat beberapa kelompok teori

dalam administrasi negara, antara lain, teori deskriptif eksplanatif, teori normatif,

teori asumtif, dan teori instrumental. Teori deskriptif eksplanatif merupakan teori

yang bersifat memberi penjelasan secara abstrak realitas administrasi negara,

misalnya teori yang menjelaskan tentang ketidakmampuan administratif.

Selanjutnya, teori normatif merupakan teori yang bertujuan menjelaskan situasi

masa mendatang, idealnya dari suatu kondisi, misalnya teori tentang kepemimpinan

ideal masa depan. Selanjutnya, teori asumtif yaitu terori-teori yang menekankan

pada prakondisi, anggapan adanya suatu realitas sosial dibalik teori atau proposisi,

misalnya teori x dan y dari McGregor yang menyatakan manusia mempunyai

kemampuan baik (y) dan kurang baik (x). Selanjutnya, teori instrumental, yaitu

teori-teori yang memfokuskan pada “bagaimana dan kapan”, lebih pada penerapan

atau aplikasi dari teori, misalnya teori tentang kebijakan, bagaimana kebijakan

dijalankan dan kapan waktunya.

2.1.1 Konsep Good Governance

Konsep dari pemerintahan (governance) pada dasarnya merujuk kepada

suatu proses interaksi sosial-politik antara pemerintah dengan masyarakat dan

proses berfungsinya pemerintahan dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat

sesuai aspirasi dan kepentingan masyarakat di berbagai bidang, baik ekonomi,

Page 33: PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE - repository.fisip …repository.fisip-untirta.ac.id/1297/1/PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE DI... · 2.1.3 Pengertian Pemerintahan ... Tabel 2.1 Perbedaan

sosial, politik, dan sebagainya (Frayogi, 2015: 44). Dengan demikian terdapat tiga

stakeholders kepemerintahan yaitu pemerintah, pihak swasta, dan masyarakat, yang

senantiasa berinteraksi untuk kemajuan ekonomi, sosial dan politik suatu negara.

Dalam hal ini, negara menciptakan lingkungan politik dan hukum yang kondusif,

sektor swasta menciptakan pekerjaan dan pendapatan, serta kelompok masyarakat

turut berpartisipasi dalam aktivitas ekonomi, sosial, dan politik tersebut.

Terdapat beberapa perbedaan antara konsep “government” dan

“governance”. Istilah pemerintah atau “government” berarti pengarahan dan

administrasi yang berwenang atas kegiatan orang-orang dalam sebuah negara,

negara bagian kota dan sebagainya. Selain itu “government” juga dapat diartikan

sebagai lembaga atau badan yang menyelenggarakan pemerintahan negara, negara

bagian kota dan sebagainya. Sedangkan istilah kepemerintahan atau “governance”

merupakan tindakan, fakta, pola, dan kegiatan atau penyelenggaraan pemerintahan.

Istilah “governance” tidak hanya berarti kepemerintahan sebagai suatu kegiatan,

tetapi juga mengandung arti pengurusan, pengelolaan, pengarahan, pembinaan

penyelenggaraan dan bisa juga diartikan pemerintahan (Sedarmayanti, 2012: 2-3).

Dari pengertian tersebut dapat diperoleh gambaran bahwa governance dapat

dimaknai sebagai suatu cara bagaimana kekuasaan negara digunakan untuk

mengelola sumberdaya-sumberdaya ekonomi dan sosial guna pembangunan

masyarakat. Cara di sini lebih menunjukkan pada hal-hal yang bersifat teknis.

Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan oleh ahli di atas, kita dapat

melihat perbedaan-perbedaan yang terdapat antara istilah “government” dan

“governance”. Perbedaan-perbedaan ini dapat memudahkan kita untuk

Page 34: PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE - repository.fisip …repository.fisip-untirta.ac.id/1297/1/PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE DI... · 2.1.3 Pengertian Pemerintahan ... Tabel 2.1 Perbedaan

memisahkan penggunaan konsep “government” dan “governance” dalam

kehidupan bernegara. Perbedaan-perbedaan istilah tersebut disajikan pada tabel di

bawah ini yang didasarkan pada penjelasan yang telah dikemukakan di atas:

Tabel 2.1

Perbedaan antara Government dan Governance

No

Unsur

Perbandingan

Government

Governance

1.

Pengertian

Dapat berarti badan atau

lembaga atau fungsi yang

dijalankan oleh suatu

organ tertinggi dalam

suatu Negara.

Dapat diartikan cara,

penggunaan atau

pelaksanaan

2.

Sifat Hubungan

Hierarki, dalam arti

memerintah berada di

atas, sedangkan warga

Negara yang diperintah

ada di bawah

Hitarakis, dalam arti

ada kesetaraan

kedudukan dan hanya

berbeda dalam fungsi.

3.

Komponen

Hubungan

Sebagai subyek hanya ada

satu yaitu institusi

pemerintah

Ada tiga komponen

yaitu: sektor publik,

sektor swasta dan

masyarakat.

4. Pemegang Peran

Dominan

Sektor pemerintah Semua memegang

peran sesuai dengan

fungsinya masing-

masing.

5. Efek yang

Diharapkan

Kepatuhan warga Negara Partisipasi serta

kontribusi dari sektor

publik, sektor swasta

dan masyarakat.

6. Hasil Akhir yang

Diharapkan

Pencapaian tujuan Negara

melalui kepatuhan warga

Negara

Pencapaian tujuan

Negara dan tujuan

masyarakat melalui

partisipasi sebagai

warga Negara maupun

sebagai warga

masyarakat.

(Sumber: Wasistiono (2002: 31-32), 2014)

United Nations Development Program (UNDP) (dalam Sedarmayanti, 2012: 3)

mendefinisikan kepemerintahan (governance) sebagai berikut:

Page 35: PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE - repository.fisip …repository.fisip-untirta.ac.id/1297/1/PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE DI... · 2.1.3 Pengertian Pemerintahan ... Tabel 2.1 Perbedaan

“Kepemerintahan adalah pelaksanaan kewenangan atau kekuasaan di bidang

ekonomi, politik, dan administratif untuk mengelola berbagai urusan negara

pada setiap tingkatannya dan merupakan instrumen kebijakan negara untuk

mendorong terciptanya kondisi kesejahteraan integritas, dan kohesivitas sosial

dalam masyarakat”.

Berdasarkan Dokumen Kebijakan UNDP dalam “Tata Pemerintahan

Menunjang Pembangunan Manusia Berkelanjutan”, Januari 1997, yang dikutip dari

buletin informasi Program Kemitraan untuk Pembaharuan Tata Pemerintahan di

Indonesia (Partnership for Governance Reform in Indonesia), 2000, disebutkan:

Tata pemerintahan adalah penggunaan wewenang ekonomi, politik dan

administrasi guna mengelola urusan-urusan negara pada semua tingkat. Tata

pemerintahan mencakup seluruh mekanisme, proses dan lembaga-lembaga

di mana warga dan kelompok-kelompok masyarakat mengutarakan

kepentingan mereka menggunakan hak hukum.

UNDP merekomendasikan beberapa karakteristik governance yaitu: legitimasi

politik, kerjasama dengan institusi masyarakat sipil, kebebasan berasosiasi

dan partisipasi, akuntabilitas birokratis dan keuangan (finansial), manajemen

sektor publik yang efisien, kebebasan informasi dan ekspresi, sistem yudisial yang

adil dan dapat dipercaya. Tetapi UNDP kurang menekankan pada asumsi mengenai

superioritas majemuk, multi-partai, sistem orientasi pemilihan umum, dan

pemahaman bahwa perbedaan bentuk kewenangan politik dapat dikombinasikan

dengan prinsip efisiensi dan akuntabilitas dengan cara-cara yang berbeda. Hal-hal

tersebut juga berkaitan terhadap argumentasi mengenai nilai-nilai kebudayaan yang

relatif; sistem penyelenggaraan pemerintahan yang mungkin bervariasi mengenai

respon terhadap perbedaan kumpulan nilai-nilai ekonomi, politik, dan hubungan

sosial, atau dalam hal-hal seperti: partisipasi, individualitas, perintah dan

kewenangan. UNDP menganggap bahwa good governance dapat diukur dan

Page 36: PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE - repository.fisip …repository.fisip-untirta.ac.id/1297/1/PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE DI... · 2.1.3 Pengertian Pemerintahan ... Tabel 2.1 Perbedaan

dibangun dari indikator-indikator yang komplek dan masing-masing menunjukkan

tujuannya.

Sebagaimana dikemukakan di atas bahwa good governance awalnya digunakan

dalam dunia usaha (corporate) dan adanya desakan untuk menyusun sebuah konsep

dalam menciptakan pengendalian yang melekat pada korporasi dan manajemen

professionalnya maka diterapkan good corporate governance. Sehingga dikenal

prinsip- prinsip utama dalam governance korporat yaitu: transparansi, akuntabilitas,

fairness, responsibilitas dan responsivitas. (Nugroho, 2004: 216).

Good governance menurut Andrianto (2007:24), secara sederhana diartikan

sebagai pengelolaan yang baik. Dalam hal ini, yang dimaksud dengan kata “baik”

di sini adalah mengikuti kaidah-kaidah tertentu sesuai dengan prinsip-prinsip dasar

good governance. Sebagian kalangan mengartikan good governance sebagai

penerjemah konkret demokrasi dengan meniscayakan adanya civic culture sebagai

penopang sustainabilitas demokrasi tersebut.

Berdasarkan pemaparan dari beberapa ahli di atas, maka dapat diketahui

konsep dari tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) itu sendiri. Good

governance dapat diartikan sebagai suatu konsep tata kelola pemerintah yang baik

dan bersih dari segala praktek-praktek Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN)

sesuai dengan prinsip-prinsip dasar good governance untuk terciptanya

kesejahteraan integritas dan kohevisitas sosial dalam masyarakat.

Frayogi (2015: 48) menjelaskan bahwa good governance sendiri hanya

bermakna bila keberadaannya ditopang oleh lembaga yang melibatkan kepentingan

publik. Dengan demikian, pada dasarnya unsur-unsur dalam kepemerintahan

Page 37: PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE - repository.fisip …repository.fisip-untirta.ac.id/1297/1/PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE DI... · 2.1.3 Pengertian Pemerintahan ... Tabel 2.1 Perbedaan

(governance) mencakup pilar-pilar yang membangun dan bersifat saling berkaitan

satu sama lain. Pilar-pilar dalam good governance tersebut adalah sebagai berikut:

1. Negara atau pemerintahan (The State):

Konsepsi kepemerintahan pada dasarnya adalah kegiatan kenegaraan,

dengan melibatkan sektor swasta dan masyarakat. Negara dalam konsep

good governance berperan sebagai:

a. Menciptakan kondisi politik, ekonomi, dan sosial yang stabil

b. Membuat peraturan yang efektif dan berkeadilan

c. Menyediakan public service yang efektif dan accountable

d. Menegakkan Hak Asasi Manusia (HAM)

e. Melindungi lingkungan hidup

f. Mengurus standar kesehatan dan standar keselamatan publik

2. Sektor Swasta (Private Sector)

Pelaku sektor swasta mencakup perusahaan swasta yang aktif dalam

interaksi dalam sistem pasar, seperti: industri pengolahan perdagangan,

perbankan, dan koperasi, termasuk kegiatan sektor informal. Adapun dalam

konsep good governance, sektor swasta memiliki peran tersendiri yaitu

sebagai berikut:

a. Menjalankan Industri

b. Menciptakan Lapangan Kerja

c. Menyediakan Insentif Bagi Karyawan

d. Meningkatkan Standar Hidup Masyarakat

e. Memelihara Lingkungan Hidup

Page 38: PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE - repository.fisip …repository.fisip-untirta.ac.id/1297/1/PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE DI... · 2.1.3 Pengertian Pemerintahan ... Tabel 2.1 Perbedaan

f. Menaati Peraturan

g. Transfer Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Kepada Masyarakat

h. Menyediakan Kredit Bagi Pengembangan Usaha Kecil dan Menengah

3. Masyarakat Madani (Civil Society)

Kelompok masyarakat dalam konteks kenegaraan pada dasarnya berada

diantara atau di tengah-tengah antara pemerintah dan perseorangan, yang

mencakup baik perseorangan maupun kelompok masyarakat yang

berinteraksi secara sosial, politik, dan ekonomi. Adapun dalam konsep good

governance, masyarakat memiliki peran, diantaranya:

a. Menjaga Hak

b. Memengaruhi Kebijakan Publik

c. Sebagai Sarana

d. Mengawasi Penyalahgunaan Kewenangan Sosial Pemerintah

e. Mengembangkan Sumber Daya Manusia (SDM)

f. Sarana Berkomunikasi antar Masyarakat

(Andriano, 2007: 26-27 )

Page 39: PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE - repository.fisip …repository.fisip-untirta.ac.id/1297/1/PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE DI... · 2.1.3 Pengertian Pemerintahan ... Tabel 2.1 Perbedaan

Gambar 2.1

Interaksi antar Pelaku dalam Kerangka Kepemerintahan

(Sumber:Sedarmayanti, 2012:38)

Gambar di atas menggambarkan adanya interaksi antara pelaku pilar-pilar good

governance dalam konsep kepemerintahan, yaitu Negara atau pemerintah, sektor

swasta dan masyarakat yang mana adanya keterkaitan hubungan dan saling

menguatkan satu sama lain. Keberhasilan penyelanggaraan good governance sangat

ditentukan oleh keterlibatan dan sinergi dari ketiga pilar tersebut.Negara dalam hal

ini tidak lagi menjalankan peran yang dominan dalam pemerintahan, namun peran

serta sektor swasta dan masyarakat menjadi sangat penting berkesinambungan. Hal

ini ditujukan dalam rangka menciptakan suatu tata kelola pemerintahan yang baik

(good governance).

2.1.2. Prinsip-Prinsip Good Governance

Prinsip dasar yang melandasi perbedaan antara konsepsi kepemerintahan

(governance) dengan pola pemerintahan yang tradisional, adalah terletak pada

adanya tuntutan yang demikian kuat agar peranan pemerintah dikurangi dan

peranan masyarakat (termasuk dunia usaha dan Lembaga Swadaya Masyarakat

(LSM) atau organisasi non pemerintah) semakin ditingkatkan dan semakin terbuka

Page 40: PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE - repository.fisip …repository.fisip-untirta.ac.id/1297/1/PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE DI... · 2.1.3 Pengertian Pemerintahan ... Tabel 2.1 Perbedaan

aksesnya. Gambir Bhatta (dalam Sedarmayanti 2012:5), mengungkapkan bahwa

unsur utama good governance, yaitu akuntabilitas (accountability), transparansi

(transparency), keterbukaan (openness), dan aturan hukum (rule of law) ditambah

dengan kompetensi manajemen (management competence) dan hak-hak asasi

manusia (human right). Prinsip-prinsip good governance juga dikemukakan oleh

United Nations Development Program (UNDP) (dalam Andrianto 2007: 24-26)

yang dapat dijadikan tolak ukur kinerja suatu pemerintahan. Karakteristik dan

prinsip-prinsip harus dianut dan dikembangkan dalam praktek penyelenggaraan

kepemerintahan yang baik (good governance), meliputi:

1. Partisipasi Masyarakat (Participation)

Sebagai pemilik kedaulatan, setiap warga negara mempunyai hak dan

kewajiban untuk mengambil bagian dalam proses bernegara,

berpemerintahan serta bermasyarakat. Partisipasi tersebut dapat dilakukan

secara langsung maupun melalui institusi intermediasi, seperti Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), Lembaga Swadaya Masyarakat

(LSM), dan lain sebagainya. Partisipasi yang diberikan dapat berbentuk

buah pikiran, dana, tenaga maupun bentuk-bentuk lainnya yang bermanfaat.

Partisipasi warga negara dilakukan tidak hanya pada tahapan implementasi,

tetapi secara menyeluruh mulai dari tahapan penyusunan kebijakan,

pelaksanaan, evaluasi serta pemanfaatan hasil- hasilnya. Syarat utama

warga negara disebut berpartisipasi dalam kegiatan berbangsa, bernegara

dan berpemerintahan, yaitu: (i) Ada rasa kesukarelaan (tanpa paksaan); (ii)

Page 41: PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE - repository.fisip …repository.fisip-untirta.ac.id/1297/1/PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE DI... · 2.1.3 Pengertian Pemerintahan ... Tabel 2.1 Perbedaan

Ada keterlibatan secara emosional; (iii) Memperoleh manfaat secara

langsung maupun tidak langsung dari keterlibatannya.

2. Tegaknya Supermasi Hukum (Rule of Law)

Good governance dilaksanakan dalam rangka demokratisasi kehidupan

berbangsa dan bernegara. Salah satu syarat kehidupan demokrasi adalah

adanya penegakan hukum yang adil dan dilaksanakan tanpa pandang bulu.

Tanpa penegakkan hukum, orang secara bebas berupaya mencapai

tujuannya sendiri tanpa mengindahkan kepentingan orang lain, termasuk

menghalalkan segala cara. Oleh karena itu, langkah awal penciptaan good

governance adalah membangun sistem hukum yang sehat, baik perangkat

lunaknya, perangkat kerasnya maupun sumber daya manusia yang

menjalankan sistemnya.

3. Transparansi (Transparency)

Salah satu karakteristik good governance adalah keterbukaan. Karakteristik

ini sesuai dengan semangat zaman yang serba terbuka akibat adanya

revolusi informasi. Keterbukaan tersebut mencakup semua aspek aktivitas

yang menyangkut kepentingan publik mulai dari proses pengambilan

keputusan, penggunaan dana-dana publik sampai pada tahapan evaluasi.

4. Daya Tanggap (Responsiveness)

Sebagai konsekuensi dari keterbukaan, maka setiap komponen yang terlibat

dalam proses pembangunan good governance perlu memiliki daya tanggap

terhadap keinginan maupun keluhan para pemegang saham (stakeholder).

Upaya peningkatan daya tanggap tersebut terutama ditujukam pada sektor

Page 42: PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE - repository.fisip …repository.fisip-untirta.ac.id/1297/1/PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE DI... · 2.1.3 Pengertian Pemerintahan ... Tabel 2.1 Perbedaan

publik yang selama ini cenderung tertutup, arogan serta berorientasi pada

kekuasaan. Untuk mengetahui kepuasan masyarakat terhadap pelayanan

yang berikan oleh sektor publik, secara periodik perlu diperlukan survei

untuk mengetahui tingkat kepuasan masyarakat.

5. Berorientasi pada Konsensus (Consensus Orientation)

Kegiatan bernegara, berpemerintahan dan bermasyarakat pada dasarnya

adalah aktivitas politik, yang berisi dua hal utama yaitu konflik dan

konsensus. Di dalam good governance, pengambilan keputusan maupun

pemecahan masalah bersama lebih diutamakan berdasarkan konsensus yang

dilanjutkan dengan kesediaan untuk konsisten melaksanakan konsensus

yang telah diputuskan bersama. Konsensus bagi bangsa Indonesia

sebenarnya bukanlah hal baru, karena nilai dasar kita dalam memecahkan

masalah persoalan bangsa adalah melalui musyawarah untuk mufakat.

6. Keadilan (Equity)

Melalui prinsip good governance, setiap warga negara memiliki kesempatan

yang sama untuk memperoleh kesejahteraan. Akan tetapi, karena

kemampuan masing-masing warga negara yang berbeda-beda, maka sektor

publik perlu memainkan peranan agar kesejahteraan dan keadilan dapat

berjalan sesuai dengan seiring sejalan.

7. Efektivitas dan Efesiensi (Effectiveness and Efficiency)

Agar mampu berkompetisi secara sehat dalam percaturan dunia, kegiatan

ketiga domain dalam governance perlu mengutamakan efektivitas dan

Page 43: PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE - repository.fisip …repository.fisip-untirta.ac.id/1297/1/PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE DI... · 2.1.3 Pengertian Pemerintahan ... Tabel 2.1 Perbedaan

efesiensi dalam setiap kegiatan. Tekanan perlunya efektivitas dan efesiensi

terutama ditujukan pada sektor publik karena sektor publik ini menjalankan

aktivitasnya secara monopolistic. Tanpa adanya kompetisi tidak akan

tercapai efektivitas dan efesiensi itu sendiri.

8. Akuntabilitas (Accountability)

Setiap aktivitas yang berkaitan dengan kepentingan publik perlu

dipertanggungjawabkan kepada publik. Tanggung gugat dan tanggung

jawab tidak hanya sekedar diberikan atasan saja melainkan juga pada para

pemegang saham (stakeholder), yakni masyarakat luas. Dan akuntabilitas

sendiri dapat dibedakan menjadi lima macam, yaitu akuntabilitas

organisasional atau administratif, akuntabilitas legal, akuntabilitas politik,

akuntabilitas profesional, dan akuntabilitas moral.

9. Visi Strategis (Strategic Vision)

Para pemimpin dan masyarakat memiliki prespektif yang luas dan jauh ke

depan atas tata pemerintahan yang baik dan pembangunan manusia, serta

kepekaan akan apa saja yang dibutuhkan untuk mewujudkan perkembangan

tersebut. Selain itu, mereka juga harus memiliki pemahaman atas

kompleksitas kesejarahan, budaya dan sosial yang menjadi dasar bagi

prespektif tersebut. Dalam era yang berubah secara dinamis seperti sekarang

ini, setiap domain dalam good governance perlu memiliki visi yang

strategis. Tanpa adanya visi semacam itu, maka dapat dipastikan bahwa

suatu bangsa dan negara akan mengalami ketertinggalan. Visi itu sendiri

dapat dibedakan antara visi jangka panjang (long-term vision) antara dua

Page 44: PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE - repository.fisip …repository.fisip-untirta.ac.id/1297/1/PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE DI... · 2.1.3 Pengertian Pemerintahan ... Tabel 2.1 Perbedaan

puluh sampai dua puluh lima tahun (satu generasi) serta visi jangka pendek

(short-term vision) sekitar lima tahun (Wasistiono, 2002: 32-35)

Berdasarkan Bagian Kedua mengenai Asas Penyelenggaraan Pemerintahan

pasal 58 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan

Daerah, setidaknya terdapat sembilan asas yang harus dipenuhi dalam

penyelenggaraan pemerintahan di daerah. Pada pelaksanaanya sembilan

asas inilah yang dijadikan sebagai dasar dalam penyelenggaraan

pemerintahan yang baik (good governance).

2.1.3.Pengertian Pemerintahan

Dikatakan oleh Koswara (2001 : 29) bahwa yang dimaksud

pemerintahan adalah:(1) dalam arti luas meliputi seluruh kegiatan pemerintah,

baik menyangkut bidang legislatif, eksekutif maupun yudikatif, (2) dalam arti

sempit meliputi kegiatan pemerintah yang hanya menyangkut bidang

eksekutif. Selanjutnya, Koswara (2001 : 5) menjelaskan bahwa ilmu

pemerintahan adalah ilmu pengetahuan yang secara mandiri

menyelenggarakan studi tentang cara-cara bagaimana pemerintahan negara

disusun dan difungsikan, baik secara internal maupun eksternal dalam upaya

mencapai tujuan negara.Ilmu pemerintahan merupakan ilmu terapan karena

mengutamakan segi penggunaan dalam praktek, yaitu dalam hal hubungan

antara yang memerintah (penguasa) dengan yang diperintah (rakyat).

Obyek material ilmu pemerintahan secara kebetulan sama dengan objek

material ilmu politik, ilmu administrasi negara, ilmu hukum tata negara dan

ilmu negara itu sendiri, yaitu negara. Objek forma ilmu pemerintahan bersifat

Page 45: PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE - repository.fisip …repository.fisip-untirta.ac.id/1297/1/PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE DI... · 2.1.3 Pengertian Pemerintahan ... Tabel 2.1 Perbedaan

khusus dan khas, yaitu hubungan-hubungan pemerintahan dengan sub-subnya

(baik hubungan antara Pusat dengan Daerah, hubungan antara yang diperintah

dengan yang memerintah, hubungan antar lembaga serta hubungan antar

departemen), termasuk didalamnya pembahasan output pemerintahan seperti

fungsi-fungsi, sistem-sistem, aktivitas dan kegiatan, gejala dan perbuatan serta

peristiwa-peristiwa pemerintahan dari elit pemerintahan yang berkuasa.

Asas adalah dasar, pedoman atau sesuatu yang dianggap kebenaran,

yang menjadi tujuan berpikir dan prinsip-prinsip yang menjadi pegangan. Ada

beberapa asas pemerintahan, antara lain : asas aktif, asas ‘mengisi yang

kosong” atau Vrij Bestuur, asas membimbing, asas Freies Ermessen, asas

“dengan sendirinya”, asas historis, asas etis, dan asas de tournament de

pouvoir.

Menurut Taliziduhu Ndraha, pemerintahan dapat digolongkan menjadi

2 golongan besar yaitu pemerintahan konsentratif dan dekonsentratif.

Pemerintahan dekonsentratif terbagi atas pemerintahan dalam negeri dan

pemerintahan luar negeri. Pemerintahan dalam negeri terbagi atas

pemerintahan sentral dan desentral. Pemerintahan sentral dapat diperinci atas

pemerintahan umum dan bukan pemerintahan umum.Yang termasuk ke dalam

pemerintahan umum adalah pertahanan keamanan, peradilan, luar negeri dan

moneter.

Ermaya (1998: 6-7) membedakan secara tajam antara pemerintah dan

pemerintahan. Pemerintah adalah lembaga atau badan-badan politik yang

mempunyai fungsi melakukan upaya untuk mencapai tujuan

Page 46: PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE - repository.fisip …repository.fisip-untirta.ac.id/1297/1/PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE DI... · 2.1.3 Pengertian Pemerintahan ... Tabel 2.1 Perbedaan

negara.Pemerintahan adalah semua kegiatan lembaga atau badan-badan publik

tersebut dalam menjalankan fungsinya untuk mencapai tujuan negara.Dari

pengertian tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa pemerintah pada

hakekatnya adalah aspek statis, sedangkan pemerintahan adalah aspek

dinamikanya.

Selanjutnya, Ermaya (1998: 6-7) menyebutkan, bahwa suatu pengertian

tentang pemerintahan, dapat dibedakan dalam pengertian luas dan dalam

pengertian sempit. Pemerintahan dalam arti luas adalah “segala kegiatan

badan-badan publik. Yang meliputi kekuasaan legislatif, eksekutif dan

yudikatif dalam usaha mencapai tujuan Negara.” Dalam arti sempit, adalah

segala kegiatan badan-badan publik yang meliputi kekuasaan eksekutif”.

Karakteristik pemerintahan yang orientasinya kepada Anglo Saxon

menurut Koswara (2003: 3) lebih memperhatikan kemandirian masyarakat

regional dan lokal, antara lain:

1) Partisipasi masyarakat yang luas dalam kegiatan pemerintahan

2) Tanggung jawab sistem administrasi kepada badan legislatif

3) Tanggung jawab pegawai peradilan biasa

4) Sifatnya lebih desentralistik

Menurut Koswara (2003: 3), karakteristik pemerintahan yang

orientasinya kepada sistem kontinental, antara lain:

1) Pemusatan kekuasaan ditangan eksekutif

2) Terdapat dominasi otorisasi nasional

3) Profesionalisme aparat pemerintah

Page 47: PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE - repository.fisip …repository.fisip-untirta.ac.id/1297/1/PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE DI... · 2.1.3 Pengertian Pemerintahan ... Tabel 2.1 Perbedaan

4) Memisahkan secara psikologis dari rakyat biasa dan tanggungjawab

pemerintah kepada Peradilan Administratif

5) Kecenderungan sentralistik

C.F Strong dalam Koswara (2003: 247) memberikan makna

pemerintahan sebagai berikut: Pemerintahan menunjukkan bahwa pemerintah

mempunyai kewenangan yang dapat digunakan untuk memelihara kedamaian

dan keamanan Negara baik kedalam maupun keluar. Untuk melaksanakan

kewenangan itu, pemerintah harus mempunyai kekuatan tertentu, antara lain

kekuatan di bidang militer atau kemampuan untuk mengendalikan angkatan

perang, kekuatan legislatif, atau pembuatan undang-undang serta kekuatan

finansial atau kemampuan mencukupi keuangan masyarakat dalam rangka

membiayai keberadaan negara bagi penyelenggaran peraturan. Semua

kekuatan tersebut harus dilakukan dalam rangka penyelenggaraan kepentingan

negara. Sementara itu, Finer dalam Pamudji (1993: 24-25) mengemukakan

bahwa istilah “government” paling sedikit mempunyai 4 (empat) arti yaitu:

1. Menunjukan kegiatan atau proses pemerintah, yaitu melaksanakan

kontrol atas pihak lain (the activity or the process of governing).

2. Menunjukan masalah-masalah (hal ikhwal) negara dalam mana kegiatan

atau proses di atas dijumpai (states of affairs).

3. Menunjukan orang-orang (pejabat-pejabat) yang dibebani tugas-tugas

untuk memerintah (people charge width the duty of governing).

Page 48: PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE - repository.fisip …repository.fisip-untirta.ac.id/1297/1/PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE DI... · 2.1.3 Pengertian Pemerintahan ... Tabel 2.1 Perbedaan

4. Menunjukan cara, metode atau sistem dengan mana suatu masyarakat

tertentu diperintah (the manner, method or system by which a particular

society is governed).

Pemerintahan dalam konteks penyelenggaraan negara menunjukkan

adanya badan pemerintahan (institutional), kewenangan pemerintah

(authority), cara memerintah (technique to govern), wilayah pemerintahan

(state, local, rural and urban) dan sistem pemerintahan (government system)

dalam menjalankan fungsi pemerintahannya.

Bayu Suryaningrat dalam Supriatna (2007 : 2) bahwa unsur yang

menjadi ciri khas atau karakteristik mendasar pemerintah menunjukkan :

1. Adanya keharusan, menunjukkan kewajiban apa yang diperintahkan.

2. Adanya dua pihak, yaitu yang member perintah dan yang menerima

perintah.

3. Adanya hubungan fungsional antar yang memberi dan menerima perintah.

4. Adanya wewenang atau kekuasaan untuk memberi perintah.

Sedangkan Rasyid dalam Supriatna (2007: 2) mengatakan bahwa

pemerintahan mengandung makna mengatur (UU), mengurus (mengelola) dan

memerintah (memimpin) dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan bagi

kepentingan rakyat.

Pemerintahan mengandung unsur yang secara filosofis berkaitan erat

dengan : Badan pemerintahan (pemerintah) yang sah secara kontitusional;

Kewenangan untuk melaksanakan pemerintahan ; cara dan sistem pemerintahan

; Fungsi sesuai dengan kekuasaan pemerintahan, dan Wilayah pemerintahan.

Page 49: PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE - repository.fisip …repository.fisip-untirta.ac.id/1297/1/PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE DI... · 2.1.3 Pengertian Pemerintahan ... Tabel 2.1 Perbedaan

2.1.4. Pengertian Aparatur Sipil Negara (ASN)

Romdon (2016) mendefinisikan ASN (Aparatur Sipil Negara) sebagai

profesi bagi Pegawai Negeri Sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian

kerja yang bekerja pada instansi pemerintah. Pegawai ASN terdiri dari Pegawai

Negeri Sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang diangkat

oleh pejabat pembina kepegawaian dan diserahi tugas dalam suatu jabatan

pemerintahan atau diserahi tugas negara lainnya dan digaji berdasarkan

peraturan perundang-undangan. ASN terbagi ke dalam beberapa jabatan, di

antaranya: jabatan administrasi, jabatan fungsional, dan jabatan pimpinan

tinggi. Jabatan administrasi adalah sekelompok jabatan yang berisifungsi dan

tugas berkaitan dengan pelayanan publik serta administrasi pemerintahan dan

pembangunan.Setiap jabatan administrasi ditetapkan sesuai dengan kompetensi

yang dibutuhkan. Jabatan administrasi terdiri atas:

1. Jabatan Administrator:

Bertanggung jawab memimpin pelaksanaan seluruh kegiatan pelayanan

publik serta administrasi pemerintahan dan pembangunan;

2. Jabatan Pengawas :

Bertanggung jawab mengendalikan pelaksanaan kegiatan yang dilakukan

oleh pejabat pelaksana, dan;

3. Jabatan Pelaksana:

Bertanggung jawab melaksanakan kegiatan pelayanan publik serta

administrasi pemerintahan dan pembangunan.

Page 50: PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE - repository.fisip …repository.fisip-untirta.ac.id/1297/1/PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE DI... · 2.1.3 Pengertian Pemerintahan ... Tabel 2.1 Perbedaan

Sedangkan, jabatan fungsional adalah sekelompok jabatan yang berisi

fungsi dan tugas berkaitan dengan pelayanan fungsional yang berdasarkan pada

keahlian dan keterampilan tertentu. Jabatan fungsional dalam ASN terdiri atas:

1. Jabatan fungsional Keahlian:

Terdiri dari 4 (empat) tingkatan yakni ahli utama, ahli madya, ahli muda,

dan ahli pertama.

2. Jabatan fungsional Keterampilan:

Terdiri dari 4 (empat) tingkatan yakni penyelia, mahir, terampil, dan

pemula.

Dan, jabatan pimpinan tinggi adalah sekelompok jabatan tinggi pada

instansi pemerintah. Jabatan pimpinan tinggi terdiri atas:

1. Jabatan Pimpinan Tinggi Utama

2. Jabatan Pimpinan Tinggi Madya

3. Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama

Sebagai pegawai yang bekerja di instansi pemerintahan, ASN

mempunyai hak dan kewajiban.ASN berhak memperoleh:

1. Gaji, Tunjangan dan Fasilitas

2. Cuti

3. Jaminan Pensiun dan Jaminan Hari Tua

4. Perlindungan

5. Pengembangan Kompetensi

6. Gaji, Tunjangan dan Fasilitas

7. Cuti

Page 51: PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE - repository.fisip …repository.fisip-untirta.ac.id/1297/1/PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE DI... · 2.1.3 Pengertian Pemerintahan ... Tabel 2.1 Perbedaan

8. Jaminan Pensiun dan Jaminan Hari Tua

9. Perlindungan

10. Pengembangan Kompetensi

Sedangkan PPPK berhak memperoleh:

1. Gaji dan Tunjangan;

2. Cuti;

3. Perlindungan;

4. Pengembangan kompetensi.

Di bawah ini adalah beberapa kewajiban yang harus dilaksanakan oleh

ASN:

1. Setia dan taat kepada Pancasila, UUD Tahun 1945, NKRI, dan pemerintah

yang sah

2. Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa

3. Melaksanakan kebijakan yang dirumuskan pejabat pemerintah yang

berwenang

4. Menaati ketentuan peraturan perundang-undangan

5. Melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian, kejujuran,

kesadaran, dan tanggung jawab

6. Menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku, ucapan dan

tindakan kepada setiap orang, baik di dalam maupun di luar kedinasan

7. Menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat mengemukakan rahasia

jabatan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan

Page 52: PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE - repository.fisip …repository.fisip-untirta.ac.id/1297/1/PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE DI... · 2.1.3 Pengertian Pemerintahan ... Tabel 2.1 Perbedaan

8. Bersedia ditempatkan di seluruh wilayah NKRI

Untuk sistem kelembagaan, Presiden selaku pemegang kekuasaan

pemerintahan tertinggi dalam kebijakan, pembinaan profesi, dan Manajemen

Aparatur Sipil Negara (ASN). Untuk menyelenggaraan kekuasaan dimaksud,

Presiden mendelegasikan kepada:

1. Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi

Birokrasi (PAN-RB) berkaitan dengan kewenangan perumusan dan

penetapan kebijakan, koordinasi dan sinkronisasi kebijakan, serta

pengawasan atas pelaksanaan kebijakan ASN

2. Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN) berkaitan dengan kewenangan

monitoring dan evaluasi pelaksanaan kebijakan dan Manajemen ASN

untuk menjamin perwujudan Sistem Merit serta pengawasan terhadap

pelaksanaan asas kode etik dan kode perilaku ASN

3. Lembaga Administrasi Negara (LAN) berkaitan dengan kewenangan

penelitian, pengkajian kebijakan Manajemen ASN, pembinaan, dan

penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan ASN

4. Badan Kepegawaian Negara (BKN) berkaitan dengan kewenangan

penyelenggaraan Manajemen ASN, pengawasan dan pengendalian

pelaksanaan norma, standar, prosedur, dan kriteria Manajemen ASN.

2.1.5. Konsep Pelayanan

Definisi kualitas pelayanan terpusat pada pemenuhan kebutuhan dan

keinginan konsumen. Menurut Wyckof yang di kutif Arif (2007:118), kualitas

jasa adalah tingkat keunggulan yang di harapkan dan pengendalian atas tingkat

Page 53: PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE - repository.fisip …repository.fisip-untirta.ac.id/1297/1/PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE DI... · 2.1.3 Pengertian Pemerintahan ... Tabel 2.1 Perbedaan

keunggulan tersebut untuk memenuhi keinginan pelanggan.Dengan kata lain

Parasuraman (1985) yang di kutif Arif (2007:118) mengatakan ada dua faktor

utama yang mempengaruhi kualitas jasa/pelayanan yaitu expected service dan

perceived service apabila jasa yang diterima sesuai dengan yang di harapkan

maka kualitas jasa dipersepsikan baik atau memuaskan. Jika jasa yang diterima

melampaui harapan pelanggan maka kualitas dipersepsikan ideal.

Sementara itu menurut Gronroos yang di kutif Arif (2007:118-119).

Menyatakan bahwa kualitas total suatu jasa terdiri atas tiga komponen utama,

yaitu :

1. Tehnical Quality

Komponen yang berkaitan dengan kualitas output (keluaran) jasa yang

diterima pelanggan. Menurut Parasuraman, et al., tehnical quality dapat

diperinci lagi sebagai berikut:

a. Search quality, yaitu kualitas yang dapat dievaluasi pelanggan sebelum

membeli, misalnya harga.

b. Experience quality, yaitu kualitas yang hanya dievaluasi pelanggan

setelah membeli atau mengkonsumsi jasa. Contohnya, ketepatan waktu,

kecepatan pelayanan, dan kerapihan hasil.

c. Credence quality, yaitu kualitas yang sukar dievaluasi pelanggan

meskipun telah mengkonsumsi suatu jasa. Misalnya, kualitas operasi

jantung.

2. Functional Quality

Komponen yang berkaitan dengan kualitas cara penyampaian suatu jasa.

Page 54: PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE - repository.fisip …repository.fisip-untirta.ac.id/1297/1/PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE DI... · 2.1.3 Pengertian Pemerintahan ... Tabel 2.1 Perbedaan

3. Corporate Image

Profil, reputasi, citra umum dan daya tarik khusus suatu perusahaan.

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa apabila jasa yang

diterima oleh pelanggan sesuai dengan yang di harapkan, maka kualitas

pelayanan akan dipersepsikan baik. Dan sebaliknya, jika pelayanan yang

dirasakan lebih rendah dari yang diharapkan konsumen, maka kualitas

dipersepsikan sangat jelek atau tidak baik, sehingga konsumen merasa bahwa

kebutuhan dan keinginannya belum terpenuhi atau belum memuaskan.

Menurut Parasuraman yang dikutip Fandy Tjiptono (2002: 70)

mengemukakan lima dimensi pokok pelayanan, di antaranya:

1. Bukti langsung (Tangibles), meliputi fasilitas fisik, perlengkapan,

pegawai, dan sarana komunikasi.

2. Kehandalan (Reliability), yakni kemampuan memberikan pelayanan yang

dijanjikan dengan segera, akurat, dam memuaskan.

3. Daya tanggap (Responsiveness), yaitu keyakinan para staf untuk

membantu para pelanggan dan memberikan layanan dengan tanggap.

4. Jaminan (Assurance), mencangkup pengetahuaan, kemampuan,

kesopanan, dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki para staf ; bebas dari

bahaya, resiko atau keragu-raguaan.

5. Empati (Emphaty), meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan,

komunikasi yang baik, perhatian pribadi, dan memahami kebutuhan para

pelanggannya.

Page 55: PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE - repository.fisip …repository.fisip-untirta.ac.id/1297/1/PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE DI... · 2.1.3 Pengertian Pemerintahan ... Tabel 2.1 Perbedaan

2.2. Penelitian Terdahulu

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan 2 penelitian serupa yang

telah dilakukan sebelumnya sebagai referensi. Penelitian pertama dilakukan

oleh Wiro Oktavius Ginting (120903133), FISIP, Universitas Sumatera Utara,

2016 dengan judul “Pengaruh Pelaksanaan Prinsip-Prinsip Good

governance Terhadap Kepuasan Kerja Pegawai (Studi Pada Kantor

Bupati Dairi Provinsi Sumatera Utara)” yang berisikan sebagai berikut :

Good governance merupakan proses penyelenggaraan kekuasaan

negara dalam melaksanakan penyediaan public good and service disebut

governance (pemerintahan/kepemerintahan) sedangkan praktek terbaiknya

adalah ‟good governance‟ (kepemerintahan yang baik). Good governance

yang diterapkan di dalam suatu instansi pada akhirnya akan mempengaruhi

kepuasan kerja. Untuk itu good governance yang diterapkan oleh organisasi

merupakan faktor yang amat penting dan perlu diterapkan dengan baik dan

benar sehingga kepuasan kerja pegawai dalam menjalankan tugasnya terhadap

organisasi dapat semakin tumbuh. Pelaksanaan good governance oleh

organisasi Pemerintah Daerah akan optimal pencapaiannya apabila setiap

organisasi/instansi memperhatikan kepuasan pegawainya dalam upaya

menerapkan prinsip-prinsip good governance tersebut.

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui dan

menganalisis pengaruh pelaksanaan prinsip-prinsip good governance terhadap

kepuasan kerja pegawai di kantor Bupati dari Provinsi Sumatera Utara dengan

bentuk penelitian metode penelitian kuantitatif. Data yang digunakan adalah

Page 56: PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE - repository.fisip …repository.fisip-untirta.ac.id/1297/1/PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE DI... · 2.1.3 Pengertian Pemerintahan ... Tabel 2.1 Perbedaan

data primer dan data sekunder.Penelitian ini menggunakan data penelitian

selama 3 bulan dan penentuan hipotesis yang merupakan pernyataan yang

bersifat sementara mengenai dua variabel.Pengolahan analisis data

menggunakan software pengolahan data statistik yaitu SPSS 20 for windows

yang data sebelumnya ordinal dirubah menjadi data interval dengan program

Metode Successive Interval (MSI).

Berdasarkan hasil analisis data menggunakan analisis data linear

sederhana terdapat koefisien regresi variabel good governance sebesar

0,630; artinya setiap penambahan 1 nilai good governance (X), maka

Kepuasan Kerja (Y) akan mengalami peningkatan sebesar 0,630. Pengaruh

good governance terhadap Kepuasan Kerja Pegawai di Kantor Bupati Dairi

Provinsi Sumatera Utara berdasarkan hasil uji hipotesis pada responden adalah

0,630. Signifikan korelasi diketahui lebih kecil dari 0,05 (0,000 < 0,05) yang

menunjukkan kedua variabel berkorelasi secara signifikan.

Penelitian kedua dilakukan oleh Gerry Katon Mahendra

(20090520110), FISIP, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, 2013 dengan

judul “Penerapan Prinsip- Prinsip Good Governance dalam Pelayanan

Publik” (Studi Kasus Penerapan Prinsip Transparansi dan Partisipasi

dalam Pelayanan Publik di Kecamatan Samigaluh Kabupaten Kulon

Progo Tahun 2011) yang berisikan sebagai berikut:

Good governance atau tata kelola pemerintahan yang baik merupakan

sebuah paradigma baru yang berk embang di Indonesia saat ini. Good

governance muncul dari berbagai tuntutan masyarakat agar bisa mendapatkan

Page 57: PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE - repository.fisip …repository.fisip-untirta.ac.id/1297/1/PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE DI... · 2.1.3 Pengertian Pemerintahan ... Tabel 2.1 Perbedaan

pelayanan yang prima, transparan, akuntabel, dan efisien. Pelaksanaan good

governance harus dimulai dari jenjang pemerintahan loka l hingga jenjang

pemerintahan nasional.

Skripsi ini merupakan studi deskriptif di Kecamatan Samigaluh,

Kabupaten Kulon Progo. Kecamatan merupakan Satuan Kerja Perangkat

Daerah (SKPD) yang memberikan pelayanan publik dan administratif dengan

menerapkan prinsip good governance. Dalam skripsi ini peneliti akanmeneliti

tentang “Bagaimana Penerapan Prinsip Good Governance, Khususnya Prinsip

Transparansi dan Partisipasi dalam Pelayanan Publik di Kecamatan Samigaluh

pada Tahun 2011?” Dalam penelitian ini penulis mengguna kan metode

penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif analisis dengan mengukur,

memberikan gambaran atau deskripsi mengenai pelaksanaan penerapan prinsip

transparansi dan partisipasi dalam pelayanan publik di Kecamatan Samigaluh

pada tahun 2011. Pengumpulan data yang dilakukan dilapangan tidak hanya

dengan menggunakan teknik wawancara dan dokumentasi, namun juga

digabungkan dengan menggunakan teknik kuesioner guna memperkuat

keabsahan data yang diperoleh.

Hasil penelitian yang didapat menunjukkan bahwa penerapan prinsip

transparansi dan partisipasi dalam pelayanan publik di Kecamatan Samigaluh

sudah berjalan dengan baik. Hasil ini didapat dari hasil kuesioner yang

dibagikan kepada masyarakat dan hasil dari wawancara dengan beberapa

aparatur Kecamatan, tokoh masyarakat, dan masyarakat Kecamatan

Samigaluh.dari hasil penelitian tersebut diketahui indeks transparansi sebesar

Page 58: PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE - repository.fisip …repository.fisip-untirta.ac.id/1297/1/PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE DI... · 2.1.3 Pengertian Pemerintahan ... Tabel 2.1 Perbedaan

2,78 atau dalam kategori baik dan indeks partisipasi sebesar 2,79 atau dalam

kategori baik. Selain itu juga diketahui faktor-faktor dominan yang

mempengaruhi pelaksanaan prinsip transparansi dan partisipasi. Faktor-faktor

tersbut secara berurutan adalah sebagai berikut: faktor kepemimpinan, faktor

pendidikan, faktor sosial budaya, faktor penerapan kebijakan, faktor pers dan

media massa.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah penerapan prinsip transparansi

dan partisipasi di Kecamatan Samigaluh sudah berjalan dengan baik dan

mengarah kepada perkembangan yang lebih baik lagi Saran bagi pihak aparatur

Kecamatan Samigaluh adalah pihak Kecamatan sebagai penyedia layanan

harus lebih mampu meningkatkan kualitas layanan kepada masyarakat dengan

menciptakan inovasi baru dan lebih memberdayakan masyarakat dan pihak

swasta.

2.3. Kerangka Pemikiran Penelitian

Good governance adalah suatu konsep pendekatan yang berorientasi

kepada pembangunan sektor publik oleh pemerintahan yang baik. Disini dapat

dilihat bahwa arah kedepan dari good governance adalah membangun the

professional government, bukan dalam arti pemerintah yang dikelola para

teknokrat, namun oleh siapa saja yang mempunyai kualifikasi professional,

yaitu mereka yang mempunyai ilmu dan pengetahuan yang mampu

mentransfer ilmu dan pengetahuan menjadi skill dandalam melaksanakannya

berlandaskan etika dan moralitas yang tinggi.

Page 59: PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE - repository.fisip …repository.fisip-untirta.ac.id/1297/1/PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE DI... · 2.1.3 Pengertian Pemerintahan ... Tabel 2.1 Perbedaan

Berkaitan dengan dengan pelaksanaan good governance pada

pemerintahan di Kecamatan Majasari Kabupaten Pandeglang yang menjadi

indikator dari pelaksanaan good governance yaitu Prinsip-prinsip good

governance menurut UNDP melaui LAN yang dikutip Tangkilisan (2005:115)

partisipasi, pelaksanaan hukum, transparansi, responsivitas, orientasi,

keadilan, efektifitas, akuntabilitas, strategi visi.

Dari uraian diatas, yaitu mengenai pelaksanaan good governance pada

pemerintahan di Kecamatan Majasari Kabupaten Pandeglang, maka peneliti

ingin menjawab apakah pelaksanaangood governance di Kecamatan Majasari

Kabupaten Pandeglang sudah optimal atau sebaliknya. Adapun kerangka

berfikir yang di gambarkan adalah:

Page 60: PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE - repository.fisip …repository.fisip-untirta.ac.id/1297/1/PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE DI... · 2.1.3 Pengertian Pemerintahan ... Tabel 2.1 Perbedaan

Gambar 2.2.

Kerangka Berfikir

Prinsip-Prinsip Good Governance Menurut

UNDP Diantaranya :

1. Partisipasi (Participation)

2. Tegaknya Supermasi Hukum (Rule of

Law)

3. Transparansi (Transparency)

4. Daya Tanggap (Responsiveness)

5. Orientasi (Consencus Orientation)

6. Keadilan (Equity)

7. Efektifitas& efesiensi (Effectiveness&

Efficiency)

8. Akuntabilitas (Accountability)

9. Visi Strategis (Strategic Vision)

Pelayanan Menurut

Parasurman:

1. Tangibles

2. Reliability

3. Responsiveness 4. Assurance 5. Emphaty

Permasalahan Penelitian

a. Pihak Kecamatan Majasari kurang informatif terkait pelayanan-

pelayan yang disediakan

b. Pihak swasta masih ada yang tidak berpartisipasi dalam pelayanan

pembuatan surat izin usaha yang disediakan oleh pihak Kecamatan

Majasari. c. Respon terhadap permohonan masyarakat untuk pembuatan Kartu

Keluarga dan Kartu Tanda Penduduk dinilai lamban.

d. Pihak Kecamatan masih terbilang diskriminatif dalam pemberian

pelayanan pembuatan Kartu Keluarga dan Kartu Tanda Penduduk.

Terlaksananya good governance di Kecamatan Majasari dengan optimal

Page 61: PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE - repository.fisip …repository.fisip-untirta.ac.id/1297/1/PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE DI... · 2.1.3 Pengertian Pemerintahan ... Tabel 2.1 Perbedaan

2.4.Asumsi Dasar

Peneliti berasumsi bahwa pelaksanaan good governance di Kecamatan

Majasari belum optimal, karena beberapa dari prinsip-prinsip good governance

seperti responsivitas, partisipasi, dan keadilan belum terlaksana. Dalam hal

responsivitas, pelayanan yang di berikan oleh Kecamatan Majasari masih

terbilang lamban. Prinsip partisipasi masih dinilai belum optimal, terlihat dari

adanya pihak swasta yang masih tidak berpartisipasi dalam pembuatan

permohonan izin seperti izin usaha. Terlebih lagi pada prinsip keadilan,

beberapa pegawai masih mengutamakan pelayanan kepada kerabat.

Page 62: PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE - repository.fisip …repository.fisip-untirta.ac.id/1297/1/PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE DI... · 2.1.3 Pengertian Pemerintahan ... Tabel 2.1 Perbedaan

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Pendekatan dan Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan

tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2012: 1-2). Dalam penelitian ini, peneliti

menggunakan metode survey dengan pendekatan kualitatif. Melalui penelitian ini,

peneliti mencoba menganalisa tentang bagaimana pelaksanaan good governance di

Kecamatan Majasari Kabupaten Pandeglang, di mana data tersebut berasal dari

hasil wawancara, catatan lapangan, foto atau duokumen lainnya.David William

(Moleong, 2010: 5) menyatakan bahwa pendekatan kualitatif adalah pengumpulan

data dari suatu latar ilmiah dengan menggunakan metode ilmiah dan dilakukan oleh

orang atau peneliti yang tertarik secara ilmiah. Jelas definisi ini memberi gambaran

bahwa penelitian kualitatif mengutamakan latar ilmiah, dan dilakukan oleh orang

yang mempunyai perhatian ilmiah.

3.2 Ruang Lingkup atau Fokus Penelitian

Fokus penelitian tentunya menjadi suatu aspek penting guna memfokuskan

serta mengadakan batasan yang jelas dalam penelitian. Batasan bukan berarti

mengkotak-kotakan obyek penelitian namun berfungsi untuk menjaga sasaran

penelitian sehingga memudahkan peneliti dalam melakukan penelitian, penentuan

informan, pengumpulan data hingga analisis data dan hasil penelitian nantinya akan

tepat sasaran. Dalam penelitian ini peneliti berfokus pada Pelaksanaan Good

Governance di Kecamatan Majasari Kabupaten Pandeglang.

Page 63: PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE - repository.fisip …repository.fisip-untirta.ac.id/1297/1/PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE DI... · 2.1.3 Pengertian Pemerintahan ... Tabel 2.1 Perbedaan

3.3 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Majasari, Kabupaten Pandeglang,

Banten, Indonesia.

3.4 Instrumen Penelitian

Dalam penelitian kualitatif yang menjadi instrumen penelitian adalah peneliti

sendiri. Nasution (Sugiyono, 2005: 60) menyatakan, bahwa dalam penelitian kualitatif

tidak ada pilihan lain daripada menjadikan manusia sebagai instrumen penelitian

utama. Alasannya ialah bahwa, segala sesuatu belum mempunyai bentuk yang pasti.

Masalah, fokus penelitian, bahan hasil yang di harapkan, itu semuanya tidak dapat di

tentukan secara pasti dan jelas sebelumnya. Segala sesuatu masih perlu dikembangkan

sepanjang penelitian itu. Dalam keadaan yang serba tidak pasti dan tidak jelas itu, tidak

ada pilihan lain dan hanya peneliti itu sendiri sebagai alat satu-satunya yang dapat

mencapainya.

Menurut Nasution (Sugiyono, 2005: 61-62) peneliti sebagai instrumen

penelitian serasi untuk penelitian serupa karena memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

• Peneliti sebagai alat peka dan dapat bereaksi terhadap segala stimulus dari

lingkungan yang harus diperkirakannya bermakna atau tidak bagi penelitian.

• Peneliti sebagai alat dapat menyesuaikan diri terhadap semua aspek keadaan

dan dapat mengumpulkan aneka ragam data sekaligus.

• Tiap situasi merupakan keseluruhan. Tidak ada sesuatu instrumen berupa test

atau angket yang dapat menangkap keseluruhan situasi, kecuali manusia.

Page 64: PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE - repository.fisip …repository.fisip-untirta.ac.id/1297/1/PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE DI... · 2.1.3 Pengertian Pemerintahan ... Tabel 2.1 Perbedaan

• Suatu situasi yang melibatkan interaksi manusia, tidak dapat difahami dengan

pengetahuan semata. Untuk memahaminya kita perlu sering merasakannya,

menyelaminya berdasarkan pengetahuan kita.

• Peneliti sebagai instrumen dapat segera menganalisis data yang diperoleh. Ia

dapat menafsirkannya, melahirkan hipotesis dengan segera untuk menentukan

arah pengamatan, untuk menguji hipotesis yang timbul seketika.

• Hanya manusia sebagai instrumen dapat mengambil kesimpulan berdasarkan

data yang dikumpulkan pada suatu saat dan menggunakan segera sebagai

balikan untuk memperoleh penegasan, perubahan, perbaikan, atau pelaksanaan.

• Dalam penelitian dengan menggunakan test atau angket yang bersifat

kuantitatif yang diutamakan adalah respon yang dapat dikuantifikasi agar dapat

diolah secara statistik, sedangkan yang menyimpang dari itu tidak diharapkan.

Dengan manusia sebagai instrumen, respon yang aneh, yang menyimpang

justru diberi perhatian. Respon yang mempertinggi tingkat kepercayaan dan

tingkat pemahaman mengenai aspek yang diteliti.

3.5 Informan Penelitian

Dalam sebuah penelitian sosial dengan metode kualitatif, informan menjadi

salah satu hal yang sangat penting, informan sebagai sumber data kualitatif. Dalam

penelitian ini yang akan menjadi informan adalah pegawai Kecamatan Majasari

Kabupaten Pandeglang, dan masyarakat selaku pengguna jasa pelayanan di Kecamatan

Page 65: PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE - repository.fisip …repository.fisip-untirta.ac.id/1297/1/PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE DI... · 2.1.3 Pengertian Pemerintahan ... Tabel 2.1 Perbedaan

Majasari tersebut. Dengan pendekatan teknik pengumpulan data yaitu dengan

purposive sampling dan snowball sampling. Kedua teknik itu, termasuk teknik

sampling nonprobability sampling, yang teknik pengambilan sempelnya tidak

memberi peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk

dipilih menjadi sampel. Dimana purpossive sampling adalah teknik pengambilan

sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu ini, misalnya

orang tersebut yang dianggap paling tahu tentang apa apa yang kita harapkan, atau

mungkin dia sebagai penguasa sehingga akan memudahkan peneliti menjelajahi obyek

atau situasi sosial yang diteliti.

Snowball sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data, yang pada

awalnya jumlahnya sedikit, lama-lama menjadi besar. Hal ini dilakukan karena jumlah

sumber data yang sedikit itu belum mampu memberikan data yang memuaskan, maka

mencari orang lain lagi yang dapat digunakan sebagai sumber data. Dengan demikian

jumlah sampel sumber data akan semakin besar, seperti bola salju yang menggelinding,

lama-lama menjadi besar. Maka peneliti akan menggunakan dengan dua teknik tersebut

diatas, dimana peneliti mengambil sumber data dari beberapa orang yang dianggap

mempunyai informasi yang relevan dengan obyek atau situasi penelitian yang diteliti

tersebut diantaranya:

Page 66: PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE - repository.fisip …repository.fisip-untirta.ac.id/1297/1/PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE DI... · 2.1.3 Pengertian Pemerintahan ... Tabel 2.1 Perbedaan

Tabel 3.1

Informan Penelitian

No. Kategori Informan Kode

Informan Keterangan

1.

Instansi

• Sekretaris Camat

KecamatanMajasari I1-1 Key Informan

• Kasi Pemerintahan I1-2 Key Informan

• Kasi Trantib dan

Kebersihan I1-3 Secondary Informan

• Kasi Pelayanan I1-4 Secondary Informan

2. Masyarakat

• Masyarakat I2-1-6 Secondary Informan

3. Swasta

• Pemilik CAS Water Park I3-1 Secondary Informan

• Pemilik Mas Bro Cutting

Sticker I3-2 Secondary Informan

Sumber : Peneliti, 2017

Untuk dapat memfokuskan sumber data yang diperlukan oleh peneliti, peneliti

menggunakan teknik sampling bertujuan (purposive sampling). Maka, dalam

penelitian ini diambil sampel dari para Pegawai Kecamatan Majasari Kabupaten

Pandeglang dimana pemilihannya berdasarkan sampel bertujuan. Sehingga yang

menjadi sampel hanya orang-orang yang menguasai data atau informasi saja.Kemudian

wilayah sampel kedua yaitu masyarakat pengguna jasa pelayanan Kecamatan Majasari

Kabupaten Pandeglang.

Page 67: PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE - repository.fisip …repository.fisip-untirta.ac.id/1297/1/PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE DI... · 2.1.3 Pengertian Pemerintahan ... Tabel 2.1 Perbedaan

3.6 Teknik Pengumpulan Data

a. Observasi

Nasution (dalam Sugiyono, 2012:226) menyatakan bahwa, observasi adalah

dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuwan hanya dapat bekerja berdasarkan data,

yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi. Data itu

dikumpulkan dan sering dengan bantuan berbagai alat yang sangat canggih, sehingga

benda-benda yang sangat kecil (proton dan elektron) maupun yang sangat jauh (benda

ruang angkasa) dapat diobservasi dengan jelas.

Sanafiah Faisal (dalam Sugiyono, 2012:226) mengklasifikasikan observasi

menjadi observasi berpartisipasi (participant observation), observasi yang secara

terang-terangan dan tersamar (overt observation dan covert observation), dan observasi

yang tak berstruktur (unstructured observation).Selanjutnya Spradley (dalam

Sugiyono, 2012: 226) membagi observasi berpartisipasi menjadi empat, yaitu observasi

partisipasi yang pasif (pasive participation), observasi partisipasi yang moderat

(moderate participation), observasi partisipasi yang aktif (active participation) dan

observasi partisipasi yang lengkap (complete participation).

Dalam penelitian ini, peneliti melakukan observasi nonpartisipatoris dimana

peneliti tidak terlibat langsung di lapangan peneliti dan hanya menjadi pengamat yang

independen. Kemudian peneliti ini juga menggunakan observasi terus terang atau

tersamar, dimana peneliti dalam melakukan pengumpulan data menyatakan terus

terang kepada sumber data, bahwa ia akan melakukan penelitian. Jadi mereka yang

diteliti mengetahui sejak awal sampai akhir tentang aktifitas peneliti. Tetapi dalam

Page 68: PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE - repository.fisip …repository.fisip-untirta.ac.id/1297/1/PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE DI... · 2.1.3 Pengertian Pemerintahan ... Tabel 2.1 Perbedaan

suatu saat peneliti juga tidak harus terang atau tersamar dalam observasi, hal ini untuk

menghindari kalau suatu data yang dicari merupakan data yang masih di rahasiakan.

Kemungkinan kalau dilakukan terus terang, maka peneliti tidak akan diijinkan untuk

melakukan observasi.

a. Studi Dokumentasi dan Literatur

Dokumen merupakan salah satu sumber data sekunder yang diperlukan dalam

sebuah penelitian. Menurut Guba dan Lincoln (dalam Moleong, 2010:126) dokumen

adalah setiap bahan tertulis atau film, gambar dan foto-foto yang dipersiapkan karena

adanya permintaan seorang penyidik. Studi dokumentasi dapat diartikan sebagai teknik

pengumpulan data melalui bahan-bahan tertulis yang ditertibkan oleh lembaga-

lembagayang menjadi objek penelitian, baik berupa prosedur peraturan-peraturan,

gambar, laporan hasil pekerjaan serta berupa foto ataupun dokumen elektronik

(rekaman).

a. Wawancara

Esterberg (dalam Sugiyono, 2012:231) mendefinisikan interview sebagai

berikut: “a meeting of two persons to exchange information and idea through question

and responses, resulting in communication and joint construction of meaning about a

particular topic”. Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar

informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam

suatu topik tertentu. Esterberg (dalam Sugiyono, 2012: 233) mengemukakan beberapa

macam wawancara yaitu wawancara terstruktur (peneliti telah mengetahui dengan pasti

informasi apa yang akan diperoleh sehingga peneliti menyiapkan instrumen penelitian

Page 69: PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE - repository.fisip …repository.fisip-untirta.ac.id/1297/1/PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE DI... · 2.1.3 Pengertian Pemerintahan ... Tabel 2.1 Perbedaan

berupa pertanyaan tertulis yang alternatif jawabannya pun telah disiapkan), wawancara

semi terstruktur (pelaksanan wawancara lebih bebas, dan bertujuan untuk menemukan

pemasalahan secara lebih terbuka dimana responden dimintai pendapat dan ide-

idenya), dan wawancara tidak terstuktur (merupakan wawancara yang bebas dimana

peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis

dan lengkap untuk pengumpulan datanya). Pedoman wawancara yang digunakan hanya

berupa garis-garis besar permasalahan yang ditanyakan.

Dalam penelitian ini, peneliti melakukan wawancara semistruktur di mana

peneliti hanya menyiapkan pertanyaan pertanyaan tanpa menyediakan jawaban

alternatif. Wawancara mendalam ini digunakan untuk mencari data yang akan

digunakan dalam mencari jawaban atas perumusan masalah pertama mengenai

bagaimana penerapan good governance pada pemerintahan di Kecamatan Majasari

Kabupaten Pandeglang. Kemudian wawancara mendalam juga dilakukan untuk

mendapatkan data yang akan digunakan dalam menjawab rumusan masalah kedua

mengenai upaya yang dilakukan untuk meningkatkan good governance pada

pemerintahan di Kecamatan Majasari Kabupaten Pandeglang. Berikut pedoman

wawancara yang telah disusun oleh peneliti:

Page 70: PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE - repository.fisip …repository.fisip-untirta.ac.id/1297/1/PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE DI... · 2.1.3 Pengertian Pemerintahan ... Tabel 2.1 Perbedaan

Tabel 3.2

Pedoman Wawanca

Fokus Sub-Sub Fokus Kisi-Kisi Pertanyaan

Pelaksanaan

Good

Governance di

Kecamatan

Majasari

Kabupaten

Pandeglang

• Partisipasi pilar

swasta dalam

melaksanakan

program kerja

Kecamatan

• Partisipasi dalam pembuatan

permohonan izin usaha

• Tegaknya

supremasi hukum

dalam pemberian

pelayanan

• Ketegasan pihak Kecamatan dalam

menindak lanjuti pelanggaran yang

ada

• Bentuk

transparansi dalam

pelaksanaan good

governance

• Kemudahan dalam memperoleh

informasi

• Adanya kejelasan dalam proses-

proses pelaksanaan good

governance

• Membuka akses seluas-luasnya bagi

publik mengenai aktivitas

pemerintah

• Responsifitas

terhadap aspirasi

dan keluhan

masyarakat

• Kecepatan pihak Kecamatan dalam

menanggapi aspirasi dan keluhan

masyarakat

• Waktu yang di berikan dalam

memberikan pelayanan

• Tanggapan Kecamatan Majasari

terhadap keluhan, aspirasi, masukan

dari masyarakat dan sektor swasta

• Orientasi

Kecamatan

Majasari pada

konsensus

• Mengedepankan keputusan

bersama

• Konsisten terhadap consensus yang

telah diputuskan

• Keadilan pihak

Kecamatan dalam

pemberian

pelayanan

• Upaya pegawai dalam memberikan

pelayanan secara adil

Page 71: PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE - repository.fisip …repository.fisip-untirta.ac.id/1297/1/PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE DI... · 2.1.3 Pengertian Pemerintahan ... Tabel 2.1 Perbedaan

• Bentuk efektivitas

dan efisiensi

Kecamatan

Majasari dalam

pemberian

pelayanan

• Pelayanan yang diberikan sesuai

dengan kebutuhan masyarakat

• Pelaksanaan pelayanan sesuai

dengan perencanaan.

• Mekanisme

akuntabilitas

birokrasi

pemerintahan

Kecamatan

Majasari

• Adanya mekanisme

pertanggungjawaban yang jelas

dari pemerintah

• Kegiatan organisasi pemerintah

merepresentasikan kepentingan

rakyat

• Strategi visi

Kecamatan

Majasari

• Tercapainya visi Kecamatan

Majasari

• Upaya Kecamatan Majasari demi

terwujudnya good governance

• Penerapan

tangibles dalam

pemberian

pelayanan

• Sarana dan prasarana yang sudah

tersedia untuk menunjang

pelayanan

• Penerapan

reliability dalam

pemberian

pelayanan

• Keakuratan pegawai dalam

memberikan pelayanan

• Kepuasan pengguna pelayanan

terhadap pelayanan yang diberikan

• Penerapan

assurance dalam

pemberian

pelayanan

• Kesopanan pegawai dalam

memberikan pelayanan

• Kejujuran pegawai dalam

memberikan pelayanan

• Penerapan

emphaty dalam

• Tanggapan/Perhatian terhadap

kebutuhan masyarakat ketika

Page 72: PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE - repository.fisip …repository.fisip-untirta.ac.id/1297/1/PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE DI... · 2.1.3 Pengertian Pemerintahan ... Tabel 2.1 Perbedaan

pemberian

pelayanan

mengurus administrasi di

Kecamatan

Sumber : Peneliti, 2017

3.7 Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Menurut Sugiyono (2005: 89) mengemukakan bahwa analisi data adalah proses

mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara,

catatan lapangan dan dokumentasi, dengan cara mengorganisir data ke dalam kategori,

menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih

mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga

mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain. Dalam sebuah penelitian,

kualitatif analisis data dilakukan sejak sebelum peneliti memasuki lapangan, selama

dilapangan dan setelah selesai dilapangan. Namun faktanya analisis data kualitatif

berlangsung selama proses pengumpulan data daripada setelah proses pengumpulan

data. Model interaktif dalam analisis data kualitatif dipakai untuk menganalisis data

selama di lapangan.

Menurut Miles and Huberman (Sugiyono, 2005: 91) aktifitas dalam analisis

data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus pada

setiap tahapan penelititan sehingga sampai tuntas, dan datanya sampai jenuh. Aktifitas

dalam analisis data, yaitu dara reduction, data display, dan conclusion drawing atau

verivication. Langkah-langkah analisis ditunjukan pada gambar berikut:

Page 73: PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE - repository.fisip …repository.fisip-untirta.ac.id/1297/1/PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE DI... · 2.1.3 Pengertian Pemerintahan ... Tabel 2.1 Perbedaan

Gambar 3.1.

Analisis Data Model Interaktif Miles & Haberman (1984)

3.7.1 Reduksi Data

Data yang di peroleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu

perlu dicatat secara teliti dan rinci. Mereduksi data berarti merangkum, memilih

hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan

polanya. Dengan demikian data yang telah di reduksi akan memberikan gambaran

yang jelas kepada peneliti, dan mempermudah peneliti untuk melakukan

pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan. Kemudian untuk

mereduksi data yang digunakan oleh peneliti yaitu dengan peralatan elektronik

seperti komputer, dengan memberikan kode pada aspek-aspek tertentu.

Page 74: PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE - repository.fisip …repository.fisip-untirta.ac.id/1297/1/PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE DI... · 2.1.3 Pengertian Pemerintahan ... Tabel 2.1 Perbedaan

Dalam mereduksi data setiap peneliti akan dipandu oleh tujuan yang akan

dicapai. Tujuan utama dari penelitian kualitatif adalah pada temuan baru. Oleh

karena itu, kalau peneliti dalam melakukan penelitian, menemukan segala sesuatu

yang dipandang asing, tidak dikenal, belum memiliki pola, dan itu yang dijadikan

perhatian oleh peneliti dalam melakukan reduksi data.

Reduksi data merupakan proses berfikir sensitif yang memerlukan

kecerdasan dan keleluasan dan kedalam wawasan yang tinggi. Maka peneliti dalam

melakukan reduksi data dilakukan dengan dosen pembimbing dan orang yang

dipandang ahli. Sehingga dalam hal ini peneliti dapat mereduksi data-data yang

memiliki nilai temuan dan pengembangan teori yang signifikan.

3.7.2 Penyajian Data

Setelah data di reduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan

data. Kalau dalam penelitian kuantitatif penyajian data ini dapat dilakukan dalam

bentuk tabel, grfik, phie chard, pictogram dan sejenisnya. Melalui penyajian data

tersebut sehingga akan semakin mudah dipahami. Dalam penelitian kualitatif,

penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan

antara kategori, flowchat dan sejenisnya. Dengan mendisplaykan data, maka akan

memudahkan peneliti memahami apa yang terjadi, dan merencanakan kerja

selanjutnya berdasarkan apa yang telah di pahami oleh peneliti tersebut.

Selanjutnya peneliti dalam melakukan display data selain dengan teks yang naratif,

Page 75: PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE - repository.fisip …repository.fisip-untirta.ac.id/1297/1/PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE DI... · 2.1.3 Pengertian Pemerintahan ... Tabel 2.1 Perbedaan

juga dengan grafik, matrik, network (jaringan kerja) dan chart. Kemudian untuk

mengecek apakah peneliti telah memahami apa yang didisplaykan, maka peneliti

membuat pertanyaan isi tentang semua yang telah di displaykan.

3.7.3 Verifikasi Data

Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan Huberman

adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi data. Kesimpulan awal yang di

kemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan

bukti-bukti yang kuat mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya.

Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh

bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan

mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan

yang kreadibel.

Dengan demikian, kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat

di menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga

tidak, karena seperti telah di kemukakan bahwa masalah dan rumusan masalah

dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah

penelitian berada di lapangan. Jadi analisis data verifikasi data ini membantu

peneliti dalam penelitian ini, untuk penarikan kesimpulan dan virifikasi, dan

menjadikan data yang dianalisis lebih bisa dipertanggungjawabkan

kredebilitasnya.

Selanjutnya, menurut Spradley (Sugiyono, 2005: 99-101) teknik analisis

data disesuaikan dengan tahapan dalam penelitian. Pada tahap penjelajahan dengan

Page 76: PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE - repository.fisip …repository.fisip-untirta.ac.id/1297/1/PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE DI... · 2.1.3 Pengertian Pemerintahan ... Tabel 2.1 Perbedaan

teknik pengumpulan data grand tour question, analisis data dilakukan dengan

analisis dominan.Pada tahap menentukan fokus analisis data dilakukan dengan

analisis taksonomi.Pada tahap selection, analisis data dilakukan dengan

kompenensial.Selanjutnya untuk sampai menghasilkan judul dilakukan dengan

analisis tema. Analisis data model Miles and Huberman, yang meliputi data

reduction, data display, dan verification dilakukan pada setiap tahapan penelitian

menurut Spradkey. (penjelajahan, focus, dan selection).

3.8 Uji Keabsahan Data

Susan Stainback (Sugiyono, 2005: 199) menyatakan pengujian keabsahan

data dalam penelitian kualitatif lebih menekankan pada aspek reabilitas, yang

artinya, berkenaan dengan derajad konsistensi dan stabilitas data atau temuan.

Pengujian data yang akan dilakukan dalam penelitian ini meliputi: uji kredibilitas

data (validitas internal), uji dependabilitas (reabilitas) data, uji transferbalitas

(validitas eksternal/generalisasi) dan uji komfirmabilitas (obyektifitas), yang akan

di uraikan dibawah ini:

3.8.1 Uji Kreadibilitas Data (Validitas Internal)

Cara pengujian kreadibilitas data yang dilakukan dalam penelitian ini

adalah triangulasi.Triangulasi merupakan teknik pengumpulan data yang

digunakan pada penelitian dengan pendekatan kualitatif.Denzin (2012)

mendefinisikan triangulasi sebagai gabungan atau kombinasi berbagai metode

yang digunakan untuk mengkaji fenomena yang saling terkait dari sudut pandang

dan perspektif yang berbeda.Artinya, triangulasi diartikan sebagai teknik

Page 77: PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE - repository.fisip …repository.fisip-untirta.ac.id/1297/1/PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE DI... · 2.1.3 Pengertian Pemerintahan ... Tabel 2.1 Perbedaan

pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik

pengumpulan data dan sumber data yang telah ada.Bila peneliti melakukan

pengumpulan data dengan triangulasi, maka sebenarnya peneliti mengumpulkan

data yang sekaligus menguji kredibilitas data, yaitu mengecek kredibilitas data

dengan berbagai teknik pengumpulan data dan berbagai sumber data.

Triangulasi teknik berarti peneliti menggunakan teknik pengumpulan data

yang berbeda-beda untuk mendapat data dari sumber yang sama. Peneliti

menggunakan observasi partisipatif, wawancara mendalam, dan dokumentasi

untuk sumber data yang sama secara serempak. Triangulasi sumbe berarti, untuk

mendapatkan data dari sumber yang bebeda-beda dengan teknik yang sama.

Selanjutnya, Mathison (Sugiyono, 2005: 85) mengemukakan bahwa nilai dari

teknik pengumpulan data dengan triangulasi adalah untuk mengetahui data yang

diperoleh convergent (meluas), tidak konsisten atau kontradiksi. Oleh karena itu

dengan menggunakan teknik triangulasi dalam pengumpulan data, maka data yang

diperoleh akan lebih konsisten, tuntas dan pasti.

Gambar 3.2

Triangulasi “Teknik” Pengumpulan Data

(Bermacam-Macam Cara Pada Sumber Yang Sama)

Page 78: PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE - repository.fisip …repository.fisip-untirta.ac.id/1297/1/PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE DI... · 2.1.3 Pengertian Pemerintahan ... Tabel 2.1 Perbedaan

Gambar 3.3

Triangulasi “Sumber” Pengumpulan Data

(Satu Teknik Pengumpulan Data

Pada Bermacam-Macam Sumber Data A, B, C)

3.8.2 Uji Dependabilitas (Reabilitas) Data

Dalam penelitian kualitatif, uji dependabilitas dilakukan dengan melakukan

audit terhadap keseluruhan proses penilaian. Sanafiah faisal (Sugiyono, 2005: 131)

mengatakan, jika peneliti tidak mempunyai dan tidak dapat menunjukan “jejak aktifitas

lapangan”, maka dependabilitas penelitian dapat diragukan. Dalam uji ini, peneliti

melakukannya dengan cara auditor oleh independen, atau pembimbing untuk

mengaudit keseluruhan aktifitas peneliti dalam melakukan penelitian.

3.8.3 Uji Transferbilitas (Validitas Eksternal)

Transferbilitas ini merupakan validitas eksternal dalam penelitian kualitatif.

Validitas eksternal menunjukan derajat ketetapan atau dapat diharapkan hasil

Page 79: PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE - repository.fisip …repository.fisip-untirta.ac.id/1297/1/PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE DI... · 2.1.3 Pengertian Pemerintahan ... Tabel 2.1 Perbedaan

penelitian ke populasi dimana sempel informan tersebut diambil. Maka agar orang lain

dapat memahami hasil penelitian yang diteliti oleh peneliti, maka peneliti dalam

membuat laporannya dengan memberikan uraian yang rinci, jelas, sistematis, dan dapat

dipercaya.

3.8.4 Uji Konfirmabilitas (Obyektifitas)

Pengujian konfirmabilitas dalam penelitian kuantitatif disebut dengan uji

obyektivitas penelitian. Dalam penelitian kualitatif, uji konfirmability mirip dengan uji

dependability, sehingga pengujian dilakukan secara bersamaan. Dalam uji ini peneliti,

berarti menguji hasil penelitian, yang dilakukan dengan proses penelitian, dikaitkan

dengan proses yang dilakukan.

Page 80: PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE - repository.fisip …repository.fisip-untirta.ac.id/1297/1/PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE DI... · 2.1.3 Pengertian Pemerintahan ... Tabel 2.1 Perbedaan

3.9 Jadwal Penelitian

Tabel 3.3

Jadwal Penelitian

Kegiatan

WaktuPelaksanaan Penelitian

Des

2017

Jan

2018

Feb

2018

Nov

2018

Des

2018

Pengajuan Proposal

Seminar Proposal

Revisi Proposal

Pengolahan dan Analisis

Data

Sidang Skripsi

Revisi Skripsi

Page 81: PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE - repository.fisip …repository.fisip-untirta.ac.id/1297/1/PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE DI... · 2.1.3 Pengertian Pemerintahan ... Tabel 2.1 Perbedaan

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Objek Penelitian

Sub bab ini akan menjelaskan tentang objek penelitian yang meliputi lokasi

penelitian dan gambaran umum tentang Kecamatan Majasari. Hal tersebut dipaparkan

di bawah ini.

4.1.1 Gambaran Umum Kecamatan Majasari

Kecamatan Majasari adalah pemekaran dari Kecamatan Pandeglang;

berdasarkan peraturan daerah Kabupaten Pandeglang No.26 Tahun 2007 tentang

pembentukan Kecamatan Majasari dan Kecamatan Sobang tanggal 17 Juli 2007.

Secara adiministratif, Kecamatan Majasari merupakan salah satu bagian dari

Kabupaten Pandeglang dengan luas wilayah 19, 41 KM2 yang berbatasan dengan:

• Sebelah Utara : Kecamatan Pandeglang/Karang Tanjung

• Sebelah Selatan : Kecamatan Kaduhejo

• Sebelah Timur : Kecamatan Banjar

• Sebelah Barat : Kecamatan Kaduhejo

Secara Geografis, Kecamatan Majasari terletak di antara 6.173,2o Bujur Timur

dengan luas daerah 20, 09 KM2, atau sebesar 0,73% dari luas Kabupaten Pandeglang.

Kecamatan Majasari ditempati oleh 46.041 jiwa penduduk yang tersebar di 5

kelurahan; Sukaratu, Karaton, Selaja, Saruni dan Pager Batu. Sebuah kecamatan

dipimpin oleh seorang Camat yang berada di bawah tanggung jawab Bupati melalui

Page 82: PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE - repository.fisip …repository.fisip-untirta.ac.id/1297/1/PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE DI... · 2.1.3 Pengertian Pemerintahan ... Tabel 2.1 Perbedaan

Sekretaris Daerah. Kecamatan Majasari merupakan wilayah kerja camat sebagai

perangkat daerah Kabupaten.

4.1.1.1 Visi dan Misi Kecamatan Majasari

A. Visi

“Mendorong, meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui agrobisnis, pertanian,

wisata, dan home industry”

B. Misi

1. Terwujudnya pelayanan masyarakat yang berkualitas, transparan, dan akurat.

2. Terwujudnya budaya tertib hukum dan tertib lingkungan dalam masyarakat.

3. Mewujudkan usaha-usaha guna mendukung penerimaan pendapatan daerah

yang optimal.

4. Mewujudkan pelaksanaan pembangunan yang berbasis partisipasi.

4.1.1.2 Keadaan Sosial Ekonomi Kecamatan Majasari

Pada umumnya mata pencaharian penduduk sesuai dengan keadaan geografis

yang bervariasi; sebagian besar berbukit sawah, tadah hujan dan kebun, yaitu sebagai

petani, dan yang lain berupa wiraswasta, pegawai negeri atau swasta. Keadaan

ekonomi penduduk sangat bervariasi, hal ini didukung berbagai faktor diantaranya

sarana transportasi dan jarak.

4.2 Deskripsi Data Penelitian

Deskripsi data merupakan penjelasan mengenai data yang telah didapatkan dari

hasil penelitian di lapangan. Dalam penelitian yang digunakan untuk melihat sejauh

mana pelaksanaan good governance di Kecamatan Majasari. Data yang peneliti

Page 83: PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE - repository.fisip …repository.fisip-untirta.ac.id/1297/1/PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE DI... · 2.1.3 Pengertian Pemerintahan ... Tabel 2.1 Perbedaan

dapatkan lebih banyak berupakata-kata, yang peneliti dapatkan melalui proses

wawancara. Dalam penelitian ini, kata– kata yang diamati, dan diwawancarai

merupakan sumber data utama. Sumber data utama dicatat dalam catatan tertulis, atau

melalui alat perekam yang peneliti gunakan selama proses wawancara berlangsung.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pisau bedah berupa teori yang

dikemukakan oleh UNDP di antaranya adalah:

• Partisipasi (Participation)

• Tegaknya Supermasi Hukum (Rule of Law)

• Transparansi (Transparency)

• Daya Tanggap (Responsiveness)

• Orientasi (Consencus Orientation)

• Keadilan (Equity)

• Efektifitas& Efisiensi (Effectiveness& Efficiency)

• Akuntabilitas (Accountability)

• Visi Strategis (Strategic Vision)

Selain itu, peneliti juga menganalisa data yang sudah didapatkan melalui 5

dimensi pokok pelayanan yang dikemukakan oleh Parasuraman, di antaranya:

• Bukti langsung (Tangibles)

Page 84: PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE - repository.fisip …repository.fisip-untirta.ac.id/1297/1/PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE DI... · 2.1.3 Pengertian Pemerintahan ... Tabel 2.1 Perbedaan

• Kehandalan (Reliability)

• Daya tanggap (Responsiveness)

• Jaminan (Assurance)

• Empati (Emphaty)

Dari kesembilan prinsip-prinsip tersebut, peneliti memfokuskan analisa pada

hanya empat prinsip, yaitu transparansi, partisipasi, responsibilitas, dan keadilan.

Dalam proses analisis data, peneliti menggunakan teknik analisis yang dilakukan oleh

Miles dan Huberman. Ini bertujuan agar terjadi peningkatan pemahaman pada peneliti,

serta membantu untuk mempresentasikannya kepada orang lain. Huberman

menjelaskan bahwa langkah-langkah yang harus diambil adalah reduksi data,

penyajian data, dan verifikasi data.

Kegiatan pertama yang dilakukan adalah mereduksi data (data reduction), yaitu

merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal yang penting, dicari tema,

dan polanya. Untuk mempermudah peneliti dalam mereduksi data, penelitian

memberikan kode pada aspek tertentu, yaitu:

1. Kode Q1, 2, 3 dst. untuk menandakan daftar urutan pertanyaan

2. Kode I1, 2, 3 dst. untuk menandakan daftar urutan informan

Langkah selanjutnya adalah melakukan penyajian data (data display). Dalam

penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat atau

sejenisnya. Namun dalam penelitian ini, peneliti menyajikan data dalam bentuk teks

narasi.Langkah ketiga adalah penarikan kesimpulan (verification) setelah data bersifat

Page 85: PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE - repository.fisip …repository.fisip-untirta.ac.id/1297/1/PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE DI... · 2.1.3 Pengertian Pemerintahan ... Tabel 2.1 Perbedaan

jenuh, artinya telah ada pengulangan informasi, maka kesimpulan tersebut dapat

dijadikan jawaban atas masalah penelitian.

4.2.1 Daftar Informan Penelitian

Seperti yang telah peneliti paparkan pada bab 3, bahwa dalam penelitian ini,

informan penelitiannya ditentukan dengan menggunakan teknik purposive sampling,

yakni suatu teknik pengambilan informan dengan penetapan sampel berdasarkan

kriteria-kriteria tertentu disesuaikan dengan informasi yang dibutuhkan dalam

penelitian.

Adapun informan dalam penelitian ini adalah informan yang dianggap

mempunyai sumber data atau informasi yang dapat menjawab permasalahan yang

diteliti. Beberapa informan pada penelitian ini antara lain sebagai berikut:

Tabel 4.1

Informan Penelitian

No. Kategori Informan Kode

Informan Keterangan

1.

Instansi

• Sekretaris Camat

KecamatanMajasari I1-1 Key Informan

• Kasi Pemerintahan I1-2 Key Informan

• Kasi Trantib dan

Kebersihan I1-3 Secondary Informan

• Kasi Pelayanan I1-4 Secondary Informan

2. Masyarakat

• Masyarakat I2-1-6 Secondary Informan

Page 86: PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE - repository.fisip …repository.fisip-untirta.ac.id/1297/1/PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE DI... · 2.1.3 Pengertian Pemerintahan ... Tabel 2.1 Perbedaan

3. Swasta

• Pemilik CAS Water Park I3-1 Secondary Informan

• Pemilik Mas Bro Cutting

Sticker I3-2 Secondary Informan

Sumber : Peneliti, 2017

4.3 Deskripsi Hasil Penelitian

Deskripsi hasil penelitian ini merupakan suatu data dan fakta yang peneliti

dapatkan langsung dari lapangan serta disesuaikan dengan teori yang peneliti gunakan

yaitu menggunakan teori UNDP dan teori pelayanan menurut Parasurman. Analisis

pertama adalah analisis data menggunakan teori UNDP, berikut analisisnya:

4.3.1 Deskripsi Hasil Penelitian Berdasarkan Teori UNDP

4.3.1.1 Aspek Partisipasi

Dalam aspek ini, peneliti menganalisa partisipasi pihak swasta dalam

menjalankan program kerja dari pihak Kecamatan Majasari, khususnya pada

pembuatan surat Izin Usaha. Beberapa data mengenai penerapan prinsip partisipasi

di Kecamatan Majasari berhasil didapatkan oleh peneliti melalui wawancara

dengan beberapa informan, berikut hasil wawancaranya:

“Sejauh ini partisipasi swasta dalam pembuatan izin usaha sudah cukup

baik. Namun yang harus diingat adalah bahwa pihak kecamatan hanya

berperan sebagai pengantar untuk membuat izin usaha, kemudian

pembuatan izin usaha dibuat oleh Dinas Badan Penanaman Modal dan

Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Pandeglang.”

(Wawancara dengan Bapak Mahmudi Karya, pada Jumat, 16 Maret 2018)

Menurut Bapak Mahmudi Karya, mayoritas dari pihak swasta yang ada di

daerah pemerintahan Kecamatan Majasari sudah berpartisipasi baik dalam

Page 87: PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE - repository.fisip …repository.fisip-untirta.ac.id/1297/1/PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE DI... · 2.1.3 Pengertian Pemerintahan ... Tabel 2.1 Perbedaan

pembuatan surat izin usaha. Senada dengannya, Bapak Agus Lukmanto selaku

Sekretaris Camat menyatakan:

“Sejauh ini, mayoritas dari pihak swasta sudah mengajukan surat izin usaha.

Tapi, masih ada beberapa yang belum mengajukan, mungkin karena berfikirnya

sudah ada uang keamanan ya, jadi ya aman.”

(Wawancara dengan Bapak Agus Lukmanto, pada Jumat, 16 Maret 2018)

Pernyataan di atas senada dengan apa yang disampaikan oleh Pemilik

Mas Bro Cutting Sticker:

“Ya memang belum ada izin usahanya, tapi kan tetep memenuhi kewajiban, itu

ada uang keamanan ko. Usaha saya juga aman insyaAllah, mas, jadi ya ga perlu

kali ya izin izin gitu, ribet ngurusnya.”

(Wawancara dengan Pemilik Mas Bro Cutting Sticker, pada Sabtu, 17 Maret

2018)

Dari hasil wawancara tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa sebagian

besar pihak swasta di Kecamatan Majasari sudah mengajukan surat izin usaha;

sebagian kecil lainnya belum mengajukan surat izin usaha, diduga karena merasa

sudah memenuhi kewajiban dengan membayar uang keamanan.

“Sejauh ini, saya sudah memiliki surat izin usaha. Saya pribadi tidak

merasa disulitkan dengan keharusan membuat surat izin usaha.”

(Wawancara dengan Pemilik CAS Water Park, pada hari Minggu, 18 Maret

2018)

Dari pernyataan di atas, dapat diketahui bahwa sebenarnya, pembuatan

surat izin usaha tidaklah membutuhkan proses yang rumit. Jadi, seharusnya, semua

pihak swasta dapat memenuhi kewajiban tersebut.

Sedangkan Bapak H. Rano selaku Staf Tantrib mengemukakan bahwa:

Page 88: PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE - repository.fisip …repository.fisip-untirta.ac.id/1297/1/PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE DI... · 2.1.3 Pengertian Pemerintahan ... Tabel 2.1 Perbedaan

“Sejauh ini, pihak swasta sudah cukup berpartisipasi dalam menjaga

kebersihan di sekitar lingkungan usahanya. Namun, masih ada beberapa

dari pihak swasta yang melanggar tata tertib dengan mendirikan tempat

usaha terlalu dekat dengan jalan raya sehingga mengganggu arus jalan dan

di atas trotoar sehingga menghilangkan fungsinya untuk para pejalan kaki.”

(Wawancara dengan H.Rano, pada hari Senin, 19 Maret 2018)

Berdasarkan pernyataan di atas, dapat diketahui bahwa selain pada

perizinan mendirikan bangunan, pihak swasta di Kecamatan Majasari juga

berpartisipasi dalam ketertiban penempatan bangunan usaha.

“Kami berkontribusi terhadap Kecamatan Majasari dengan membuka

lowongan pekerjaan bagi masyarakat sekitar, sehingga meningkatkan

kesejahteraan masyarakat. Selain itu, saya juga menyediakan kios-kios

usaha gratis bagi masyarakat yang ingin membuka usaha.”

(Wawancara dengan Pemilik CAS Water Park, pada hari Minggu, 18 Maret

2018)

Sebagaimana diketahui bahwa pihak swasta merupakan salah satu dari

ketiga pilar good governance. Maka dari itu, partisipasi pihak swasta dalam

menjalankan program-program Kecamatan Majasari sangat diperlukan demi

terciptanya good governance di Kecamatan Majasari.

4.3.1.2 Aspek Tegaknya Supermasi Hukum

Dalam aspek tegaknya supermasi hukum, peneliti menganalisa kesetaraan

pelayanan yang diberikan oleh pihak Kecamatan Majasari kepada masyarakat

sekitar dari berbagai jenis kalangan. Prinsip aturan hukum merupakan sebuah

keadaan yang bertujuan untuk menciptakan kondisi bahwa hukum mengikat siapa

saja tidak terkecuali kepala negara, penegak hukum harus tanpa diskriminasi, adil

dan pasti. Dalam kaitannya dengan prinsip ini, peneliti menemukan bahwa prinsip

Page 89: PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE - repository.fisip …repository.fisip-untirta.ac.id/1297/1/PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE DI... · 2.1.3 Pengertian Pemerintahan ... Tabel 2.1 Perbedaan

ini belum diterapkan dengan baik dalam pelayanan publik yang ada di Kecamatan

Majasari ini. Suatu aturan hukum atau peraturan dibuat untuk terciptanya suatu

organisasi yang baik dan terarah. Sebab, bila tidak ada aturan hukum maka setiap

pegawai dapat bertindak sesuka hati mereka. Maka, Kecamatan Majasari dalam

melaksanakan good governance perlu berpegang pada aturan hukum yang berlaku.

Untuk mengumpulkan data mengenai penerapan prinsip supermasi hukum dalam

pelaksanaan pemerintahan Kecamatan Majasari, peneliti mewawancarai beberapa

informan yang memiliki andil dalam penerapannya. Berikut hasil wawancara yang

didapatkan:

“Kalau menurut saya, Kecamatan Majasari sudah cukup baik dalam

penegakan hukum, tidak pandang bulu terhadap siapa saja yang melanggar

hukum, seperti yang tidak memiliki izin usaha tapi sudah mendirikan usaha,

maka pihak Kecamatan Majasari segera mengurus hal tersebut dengan

memberikan peringatan awal dan tindak lebih lanjut apabila tidak ada itikad

baik dari pihak pengusaha tersebut.”

(Wawancara dengan Pemilik CAS Water Park, pada hari Minggu, 18 Maret

2018)

Hal yang serupa juga disampaikan oleh salah satu masyarakat, bahwa:

“Sudah cukup baik, banyak juga yang belum ada izin usaha langsung diberi

sanksi. Biasanya kalo yang susah dikasih tau yang kena sanksi.”

(Wawancara dengan Ibu Hj. Een, pada Minggu, 11 Maret 2018)

Dari kutipan di atas memberikan penjelasan bahwa pemerintah dalam hal ini

pihak Kecamatan Majasari telah bertindak tegas dalam penegakan hukum. Hal

ini juga sempat disampaikan oleh Sekretaris Camat sebagai berikut:

“Iya, kami tegas pada siapa saja yang memang melanggar. Salah satunya

seperti usaha-usaha swasta yang tidak berizin. Kami akan urus untuk

mereka segera menyelesaikan perizinan usaha mereka dan akan kami

Page 90: PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE - repository.fisip …repository.fisip-untirta.ac.id/1297/1/PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE DI... · 2.1.3 Pengertian Pemerintahan ... Tabel 2.1 Perbedaan

sanksi kalau tidak ada tindakan baik dari pemilik usaha. Bukan hanya pada

surat izin usaha juga, tapi yang lainnya juga.”

(Wawancara dengan Bapak Agus Lukmanto, pada Jumat, 16 Maret 2018)

Berdasarkan beberapa pernyataan di atas, dapat diketahui bahwa penerapan

supremasi hukum dalam pemberian pelayanan sudah cukup optimal. Pihak

Kecamatan Majasari sudah tegas dalam menindak lanjuti pelanggaran-

pelanggaran yang terjadi di Kecamatan Majasari, khususnya pada pembuatan

izin pihak swasta dalam mendirikan usaha.

4.3.1.3 Aspek Transparansi

Dalam aspek ini, peneliti menganalisa penerapan prinsip transparansi pada

pemberian informasi kepada masyarakat terkait dengan pelayanan-pelayan yang

disediakan oleh Kecamatan Majasari. Untuk mendapatkan data mengenai aspek

transparasi tersebut, peneliti melalukan wawancara dengan beberapa informan.

Berikut hasil wawancaranya:

“Kami sudah memudahkan masyarakat dalam mendapatkan informasi,

khususnya terkait pelayanan-pelayanan yang disediakan dengan

menempel papan informasi di pintu kasi pelayanan. Jadi, ketika datang

ke kantor kecamatan, masyarakat bisa melihat langsung daftar pelayanan

yang ada.”

(Wawancara dengan Bapak Agus Lukmanto, pada Jumat, 16 Maret 2018)

Page 91: PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE - repository.fisip …repository.fisip-untirta.ac.id/1297/1/PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE DI... · 2.1.3 Pengertian Pemerintahan ... Tabel 2.1 Perbedaan

Gambar 4.1

Informasi Pelayanan

Page 92: PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE - repository.fisip …repository.fisip-untirta.ac.id/1297/1/PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE DI... · 2.1.3 Pengertian Pemerintahan ... Tabel 2.1 Perbedaan

Hal ini senada dengan apa yang disampaikan oleh Bapak Mahmudi Karya

selaku KASI Pemerintahan adalah sebagai berikut:

“Transparansi informasi disini telah ada spanduk mengenai jenis

pelayanan apa saja yang ada di Kecamatan Majasari. Namun, masyarakat

beranggapan bahwa sekarang jamannya era digital jadi mereka menuntut

untuk mendapatkan informasi secara online. Untuk itu, saya mohon maaf

karena belum bisa menyediakan sistem informasi desa. Insya allah akan

kami sediakan tapi masih tahap perencanaan.”

(Wawancara dengan Bapak Mahmudi Karya, pada Jumat, 16 Maret 2018).

Dari kedua informan tersebut, dapat disimpulkan bahwa pihak Kecamatan

Majasari sudah menerapkan prinsip transparansi terkait informasi tentang

pelayanan-pelayanan yang disediakan, namun belum secara maksimal. Bentuk

transparansi yang diterapkan adalah dengan menampilkan banner atau spanduk

Page 93: PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE - repository.fisip …repository.fisip-untirta.ac.id/1297/1/PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE DI... · 2.1.3 Pengertian Pemerintahan ... Tabel 2.1 Perbedaan

yang berisi daftar pelayanan yang disediakan oleh pihak Kecamatan. Dikatakan

belum maksimal karena penerapan transparansi belum bisa memenuhi permintaan

masyarakat terkait sistem informasi desa yang berbasis online, sehingga dapat

memudahkan masyarakat untuk mengakses informasi di manapun dan kapanpun.

“Sebagai upaya memperbaiki penerapan prinsip transparansi dalam

pelaksanaan pemerintahan Kecamatan Majasari, kami sedang berusaha

untuk meningkatkan kinerja website, agar masyarakat dapat mengakses

informasi dengan lebih mudah; tanpa perlu datang langsung ke kantor

kecamatan.”

(Wawancara dengan Bapak Agus Lukmanto, pada Jumat, 16 Maret 2018)

Berkaitan dengan ketidakmaksimalan penerapan transaparansi dalam

pelaksanaan pemerintahan di Kecamatan Majasari, Bapak Agus Lukmanto selaku

Sekretaris Camat menyatakan bahwa pihak Kecamatan Majasari sendiri sedang

berupaya meningkatkan penerapan prinsip transaparansi dengan memperbaiki

website yang sudah ada dan mulai merencanakan sistem informasi desa.

Selanjutnya, mengenai kemudahan yang diberikan kepada masyarakat

untuk mengakses informasi terkait aktifitas yang dilakukan kecamatan, Bapak

Mahmudi Karya selaku KASI Pemerintahan menyatakan:

“Kami dari Kecamatan Majasari membuka akses kepada masyarakat secara

luas mengenai aktifitas di Kecamatan Majasari. Karena masyarakat selain

berperan sebagai pengguna pelayanan, mereka juga berperan sebagai

pengawas kinerja dari kecamatan ini.”

(Wawancara dengan Bapak Mahmudi Karya, pada Jumat, 16 Maret 2018).

Gambar 4.2

Page 94: PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE - repository.fisip …repository.fisip-untirta.ac.id/1297/1/PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE DI... · 2.1.3 Pengertian Pemerintahan ... Tabel 2.1 Perbedaan

Infromasi Pembangunan Kecamatan Majasari

Berdasarkan pernyataan dari Bapak Mahmudi Karya, peneliti

mengetahui bahwa pihak Kecamatan Majasari sama sekali tidak menyulitkan

masyarakat untuk mendapatkan informasi mengenai segala aktifitas yang ada

di Kecamatan Majasari. Pernyataan ini didukung dengan apa yang disampaikan

oleh Ibu Hj. Een selaku perwakilan dari masyarakat sekitar, adalah sebagai

berikut:

“Menurut saya sih mudah. Tidak ditutup tutupi. Kalau ada informasi terkait

aktifitas yang harus masyarakat tau, biasanya disampaikan lewat RT/RW.”

(Wawancara dengan Ibu Hj. Een, pada Minggu, 11 Maret 2018)

Atas apa yang disampaikan oleh Ibu Hj. Een, dapat diketahui bahwa pihak

Kecamatan sudah cukup transparan dalam melakukan aktifitas pemerintahan.

Page 95: PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE - repository.fisip …repository.fisip-untirta.ac.id/1297/1/PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE DI... · 2.1.3 Pengertian Pemerintahan ... Tabel 2.1 Perbedaan

Bentuk transparansinya adalah dengan cara menyampaikan informasi yang

diperlukan masyarakat melalui RT/RW setempat. Dari penjabaran hasil-hasil

wawancara dengan beberapa informan, dapat dinyatakan bahwa prinsip

transparansi dalam penyampaian informasi terkait pelayanan-pelayanan yang

disediakan oleh Kecamatan Majasari sangat penting untuk diterapkan secara

optimal. Dalam penerapannya, diperlukan kerjasama antara pihak Kecamatan

dengan RT/RW setempat untuk menyampaikan informasi tersebut secara jelas dan

rinci kepada masyarakat.

4.3.1.4 Aspek Daya Tanggap

Dalam aspek ini, peneliti menganalisa bentuk responsivitas pihak

Kecamatan Majasari terhadap aspirasi serta keluhan masyarakat. Terlebih lagi,

peneliti juga menganalisa kesesuaian SOP dengan pelayanan yang diberikan;

khususnya pada pembuatan Kartu Keluarga (KK) dan Kartu Tanda Penduduk

(KTP).

“Kami secara sigap menanggapi keluhan dan aspirasi masyarakat bahkan

telah disediakan kotak aspirasi dan keluhan untuk masyarakat. Namun ada

berapa aspirasi atau keluhan yang harus di rapat kan secara bersama.”

(Wawancara dengan Bapak Mahmudi Karya, pada Jumat, 16 Maret 2018)

Berdasarkan pernyataan di atas, dapat diketahui bahwa pihak Kecamatan

Majasari sudah cukup berinovasi guna memaksimalkan penerapan responsifitas.

Ini merupakan tindakan yang sangat baik, karena melalui kotak aspirasi dan

keluhan tersebut, masyarakat bisa bebas menyuarakan aspirasi dan keluhannya

tanpa perlu takut dikehaui identitasnya oleh pihak Kecamatan Majasari.

Page 96: PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE - repository.fisip …repository.fisip-untirta.ac.id/1297/1/PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE DI... · 2.1.3 Pengertian Pemerintahan ... Tabel 2.1 Perbedaan

“Aspirasi dan keluhan dari masyarakat selalu kami pertimbangkan. Setelah

masyarakat menyampaikan aspirasi maupun keluhan, disampaikan dulu

kepada bagian yang berhubungan. Sesegera mungkin diatasi. Kalau yang

dikeluhkan adalah masalah yang lumayan besar, maka nanti akan

dirapatkan pada rapat bulanan, sehingga semua pihak dari Kecamatan

Majasari bisa berpendapat dan memberikan solusi.

(Wawancara dengan Bapak Agus Lukmanto, pada Jumat, 16 Maret 2018)”

Berdasarkan apa yang disampaikan oleh KASI Pelayanan, peneliti dapat

mengetahui bahwa pihak Kecamatan cukup berupaya menanggapi keluhan dan

aspirasi masyarakat. Hal itu terlihat dari adanya pembahasan terkait hal-hal

tersebut pada rapat rutin bulanan. Merupakan langkah awal yang cukup baik dari

pihak Kecamatan guna menerapkan prinsip responsivitas dalam pelaksanaan good

governance itu sendiri. Terkait waktu Kecamatan Majasari dalam menanggapi

aspirasi dan keluhan yang disampaikan oleh masyarakat, peneliti melakukan

wawancara dengan beberapa informan. Berikut hasil wawancara yang peneliti

dapatkan:

“Dalam menanggapi keluhan dan aspirasi masyarakat, kami upayakan

sesegera mungkin. Tapi, kalau untuk menanggapi aspirasi dan keluhan

masyarakat yang membutuhkan anggaran, seperti perbaikan jalan, mungkin

sedikit membutuhkan waktu, karena harus menyusun anggaran terlebih

dahulu.”

(Wawancara dengan Bapak Agus Lukmanto, pada Jumat, 16 Maret 2018)

Berdasarkan pernyataan di atas, peneliti mengetahui bahwa pihak

Kecamatan memang memberikan tanggapan yang cukup baik terhadap keluhan

dan aspirasi yang disampaikan oleh masyarakat, namun masih lamban dalam

menindak lanjuti hal-hal tersebut. Prinsip responsifitas juga merujuk pada

Page 97: PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE - repository.fisip …repository.fisip-untirta.ac.id/1297/1/PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE DI... · 2.1.3 Pengertian Pemerintahan ... Tabel 2.1 Perbedaan

pemberian pelayanan yang tidak lamban; sesuai dengan SOP yang sudah

ditentukan. Untuk mengetahui hal tersebut, peneliti melakukan wawancara dengan

beberapa informan dengan hasil sebagai berikut:

“Pelayanan yang diberikan oleh pihak Kecamatan Majasari belum

sepenuhnya sesuai dengan SOP. Karena beberapa kendala ya, seperti dalam

pembuatan KTP itu, belangko sering tidak tersedia, jadi prosesnya bisa jadi

lebih lama dari SOP yang ditentukan.”

(Wawancara dengan Bapak Agus Lukmanto, pada Jumat, 16 Maret 2018)

Mengacu pada pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa pihak

Kecamatan Majasari belum bisa memenuhi SOP yang sudah ditentukan dalam

pemberian pelayanan kepada masyarakat. Hal ini senada dengan apa yang

disampaikan oleh Ibu Ratna sebagai perwakilan dari masyarakat:

“Mengenai responsifitas, Kecamatan Majasari sih lambat mas, saya kesana

pas jam setengah 2, eh pegawainya masih belum ada di tempat. Padahal jam

istirahat sudah habis. Terpaksa saya harus nunggu, lumayan lah sekitar 15

menitan baru ada pegawainya. Terlebih, pas saya ke kecamatan mau bikin

pengantar ktp itu belangkonya engga ada. terus ga ada kepastian kapan

adanya.”

(Wawancara dengan Ibu Hj. Een, pada Minggu, 11 Maret 2018)

Dari pernyataan yang disampaikan oleh Ibu Hj een, dapat diketahui bahwa

adanya indikasi ketidakdisiplinan dari pegawai Kecamatan yang akan berdampak

kepada mengulurnya waktu pelayanan. Hal ini menjadi salah satu kendala dalam

pemberian pelayanan yang sesuai dengan SOP, sehingga, prinsip renponsifitas

dalam hal pemberian pelayanan belum diterapkan secara maksimal.

Page 98: PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE - repository.fisip …repository.fisip-untirta.ac.id/1297/1/PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE DI... · 2.1.3 Pengertian Pemerintahan ... Tabel 2.1 Perbedaan

4.3.1.5 Aspek Orientasi Pada Konsensus

Dalam aspek orientasi, peneliti memfokuskan pengumpulan data mengenai

orientasi pihak Kecamatan Majasari dalam mengambil suatu keputusan;

mengedepankan kepentingan bersama, bermusyawarah dalam mengambi

keputusan. Selain itu, peneliti juga meneliti konsistensi yang dimiliki pihak

Kecamatan Majasari terhadap keputusan yang telah dibuat. Peneliti telah

melakukan wawancara dengan beberapa informan, dengan hasil sebagai berikut:

“Insya Allah di kecamatan majasari sendiri lebih mementingkan keputusan

bersama. Jadi ga ada yang dirugikan atara masyarakat dan pihak

kecamatan. Jadi fleksibel kita mah. Yang penting keputusan itu sesuai

dengan SOP.”

(Wawancara dengan Bapak Mahmudi Karya, pada Jumat, 16 Maret 2018)

Berdasarkan pernyataan yang disampaikan di atas, dapat disimpulkan

bahwa dalam mengambil keputusan, pihak Kecamatan Majasari bukan hanya

mempertimbangkan kepentingan Kecamatan, tetapi juga kepentingan masyarakat.

Meskipun demikian, keputusan yang diambil tetap mengacu kepada SOP yang

berlaku di Kecamatan Majasari. Hal ini juga disampaikan oleh Bapak Agus

Lukmanto selaku sekretaris camat, adalah sebagai berikut:

“Mengedepankan keputusan bersama sudah pasti. Karena segala hal yang

ada di Kecamatan bukan hanya melibatkan pihak Kecamatan, tetapi ada

masyarakat, dan pihak pihak lainnya. Contohnya, dalam menanggapi

aspirasi dan keluhan masyarakat yang tidak bisa diatasi oleh bagiannya

sendiri, maka akan dirapatkan untuk mencari solusi atau penanganan

terbaik.”

(Wawancara dengan Bapak Agus Lukmanto, pada Jumat, 16 Maret 2018)

Dari pernyataan di atas, peneliti dapat mengetahui bahwa Kecamatan

Majasari bermusyarah dalam mengambil keputusan. Seperti dalam mengambil

Page 99: PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE - repository.fisip …repository.fisip-untirta.ac.id/1297/1/PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE DI... · 2.1.3 Pengertian Pemerintahan ... Tabel 2.1 Perbedaan

keputusan mengenai tindakan yang akan diambil untuk menanggapi aspirasi dan

keluhan masyarakat, pihak Kecamatan Majasari melibatkan seluruh pihak guna

mendapatkan solusi yang terbaik.

“Setiap pengamanan yang dilaksanakan oleh kami selaku trantib harus

dimusyawarahkan terlebih dahulu. Faktanya, kecamatan majasari

merupakan salah satu daerah yang memiliki banyak pondok pesantren,

sehingga, untuk mengadakan acara semacam dangdutan, harus

dirundingkan dulu dengan pihak pondok pesantren.” (Wawancara dengan

H.Rano, pada hari Senin, 19 Maret 2018)

Pernyataan di atas menunjukkan bahwa dalam mengambil keputusan, pihak

Kecamatan Majasari tetap menghargai norma yang ada di lingkungan Majasari

sehingga nantinya, keputusan tersebut dapat diterima oleh semua pihak; baik pihak

Kecamatan maupun pihak masyarakat.

Aspek orientasi dalam penelitian ini juga merujuk kepada konsistensi

Kecamatan Majasari terhadap keputusan yang telah disepakati. Untuk itu, peneliti

melakukan wawancara dengan Bapak Agus Lukmanto selaku sekretaris camat,

berikut pernyataannya:

“Terhadap keputusan yang telah disepakati, kami belum sepenuhnya

konsisten, karena ada saja hal hal yang harus diubah demi menyesuaikan

dengan kondisi dan kebutuhan terkini. Tetapi, keputusan yang disepakati

dijalankan sesuai yang telah diputuskan sebelum ada tuntutan perubahan.”

(Wawancara dengan Bapak Agus Lukmanto, pada Jumat, 16 Maret 2018)

Dari yang disampaikan di atas, dapat diketahui bahwa Kecamatan Majasari

belum sepenuhnya konsisten terhadap keputusan yang telah disepakati. Keputusan

tersebut bisa saja berubah sewaktu-waktu mengingat kebutuhan masyarakat yang

Page 100: PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE - repository.fisip …repository.fisip-untirta.ac.id/1297/1/PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE DI... · 2.1.3 Pengertian Pemerintahan ... Tabel 2.1 Perbedaan

juga terus berubah. Di samping itu, selama keputusan tersebut sesuai dengan

kebutuhan masyarakat, akan dijalankan sebagaimana telah disepakati.

4.3.1.6 Aspek Keadilan

Dalam aspek keadilan, peneliti meneliti apakah pelayanan publik yang

dilaksanakan di Kecamatan Majasari sudah berlaku baik bagi seluruh masyarakat,

adil dalam penelitian ini berarti pelayanan dapat diterima dan dirasakan oleh

seluruh lapisan masyarakat tanpa memandang status sosial dari masyarakat

tersebut. Dalam penelitian ini peneliti sudah mendapatkan data terkait dengan

aspek keadilan yang terjadi pada kegiatan pelayanan di Kecamatan Majasari,

sebagai berikut:

“Kami selaku pegawai Kecamatan Majasari telah memberikan hak

masyarakat selaku pengguna jasa pelayanan secara merata tanpa

membedakan siapa dia. Contohnya kalau ada sodara maupun kerabat yang

mau membuat izin maka akan kami layani sesuai dengan SOP yang ada.”

(Wawancara dengan Bapak Mahmudi Karya, pada Jumat, 16 Maret 2018)

Menurut pernyataan dari Bapak Mahmudi Karya selaku KASI

Pemerintahan, pihaknya sudah menyamaratakan bentuk pelayanan yang diberikan

kepada semua masyarakat, tanpa membeda-bedakan dari segi apapun. Hal ini juga

dinyatakan oleh Bapak Agus Lukmanto selaku Sekretaris Camat, adalah sebagai

berikut:

“Pihak kecamatan Majasari tidak pernah membedakan pelayanan kepada

siapa-pun. Semua masyarakat berhak mendapatkan perlakuan yang sama

dalam menerima pelayanan. Jadi, InsyaAllah tidak ada istilah pilih kasih

atau mengutamakan orang terdekat gitu.”

(Wawancara dengan Bapak Agus Lukmanto, pada Jumat, 16 Maret 2018)

Page 101: PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE - repository.fisip …repository.fisip-untirta.ac.id/1297/1/PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE DI... · 2.1.3 Pengertian Pemerintahan ... Tabel 2.1 Perbedaan

Bapak Agus menambahkan bahwa pihak Kecamatan Majasari tidak

memberikan pelayanan yang berbeda; sekalipun kepada kerabat dari pegawai

Kecamatan. Namun, hal berbeda disampaikan oleh Ibu Ratna selaku perwakilan

dari masyarakat:

“Terkait keadilan dalam pemberian pelayanan, belum bisa ternilai adil,

masih ada dikriminatif. Yang punya saudara atau kenalan di Kecamatan

Majasari biasanya lebih dimudahkan.”

(Wawancara dengan Ibu Ratna, pada Minggu, 11 Maret 2018)

Menurut Ibu Ratna, dirinya sering mendapati pegawai Kecamatan yang

memudahkan warga; kerabatnya dalam proses pemberian pelayanan. Contohnya,

ketika warga lain harus menunggu lumayan lama untuk pengecekan berkas

persyaratan pembuatan KK ataupun KTP, warga yang memiliki kerabat pegawai

hanya datang untuk menitipkan berkas tersebut tanpa harus menunggu. Fakta di

lapangan menunjukkan bahwa beberapa dari pihak Kecamatan mungkin sudah

berupaya menerapkan prinsip tegaknya supermasi hukum dalam pemberian

pelayanan dengan tidak mendahulukan siapapun dan menyamaratakan bentuk

pelayanan yang diberikan. Namun, beberapa lainnya masih mementingkan kerabat

dalam pemberian pelayanan.

4.3.1.7 Aspek Efektifitas dan Efisiensi

Pada aspek efektifitas dalam pelayanan yang dilakukan di Kecamatan

Majasari peneliti mencari tahu apakah kegiatan pelayanan sudah mencapai tujuan

yang telah ditentukan, pelayanan yang dilakukan sudah memenuhi kebutuhan dari

masyarakat dan sesuai dengan visi dan misi Kecamatan Majasari. Berbicara

Page 102: PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE - repository.fisip …repository.fisip-untirta.ac.id/1297/1/PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE DI... · 2.1.3 Pengertian Pemerintahan ... Tabel 2.1 Perbedaan

mengenai efisien, lebih banyak mengarahkan kepada biaya dan waktu yang

dihabiskan untuk mencapai tujuan yang hendak dicapai. Dalam penelitian ini,

peneliti menggali apakah pelayanan yang dilakukan di Kecamatan Majasari sudah

sesuai dengan tujuan dan pelaksanaan tujuan dilakukan dengan baik. Berdasarkan

data dan hasil wawancara yang didapatkan oleh peneliti, pelayanan publik atau

penerapan good governance di Kecamatan Majasari belum diterapkan dengan

baik, berikut beberapa kutipan wawancara yang dikemukaan.

“Untuk pelayanan yang kami berikan sudah kami coba sebaik mungkin, agar

apa yang diinginkan masyarakat sebagai tujuan pelayanan dapat tercapai dan

sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Dan kami jalankan sebaik-baiknya.

(Wawancara dengan Kasi Pelayanan pada Jumat, 16 Maret 2018)

Berdasarkan apa yang disampaikan oleh Kasi Pelayanan di atas, pihak

Kecamatan Majasari sudah berusaha semaksimal mungkin untuk memberikan

pelayanan sesuai dengan yang dibutuhkan oleh masyarakat setempat. Hal

sebaliknya disampaikan oleh masyarakat:

“Menurut ibu sih, kalo pelayanan disini belum efektif dan efisien ya, karena

kan kalau ngurus-ngurus disini itu suka lama, ngabisin waktu."

(Wawancara dengan Ibu Ratna pada Minggu, 11 Maret 2018)

Menurut Ratna, dirinya belum mendapati pelayanan yang diberikan oleh

pihak Kecamatan Majasari efektif dan efisien. Pasalnya, pihak Kecamatan

Majasari menghabiskan waktu yang cukup lama untuk memproses berkas yang

diserahkan oleh masyarakat, sehingga masyarakat harus menunggu cukup lama.

Hal ini senada dengan apa yang disampaikan oleh Ibu Hj. Een:

Page 103: PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE - repository.fisip …repository.fisip-untirta.ac.id/1297/1/PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE DI... · 2.1.3 Pengertian Pemerintahan ... Tabel 2.1 Perbedaan

“Pelayanan belum bisa dikatakan efektif dan efisien. Saya pernah sampe bolak

balik ke Kecamatan karena waktu itu petugasnya lagi ga ada. Kan harus

ngeluarin uang lagi buat ongkos, ga efisien.”

(Wawancara dengan Ibu Hj. Een pada Minggu, 11 Maret 2018)

Berdasarkan pernyataan yang disampaikan oleh Ibu Hj. Een, dapat diketahui

bahwa pelayanan yang diberikan belum bisa dinyatakan efektif dan efisien.

Ketidak disiplinan pegawai menyebabkan waktu pelayanan tidak sesuai dengan

SOP sehingga masyarakat harus kembali lagi di lain hari dengan mengeluarkan

biaya yang lebih besar.

Dapat disimpulkan bahwa pihak Kecamatan mungkin sudah berupaya optimal

untuk memberikan pelayanan sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh masyarakat

namun beberapa faktor seperti ketidak disiplinan pegawai dan waktu pelayanan

menjadikan pelayanan belum bisa dinyatakan efektif dan efisien.

4.3.1.8 Aspek Akuntabilitas

Akuntabilitas merujuk pada pengembangan tanggung jawab publik bagi

pembuat atau pelaksanan kebijakan publik di pemerintahan, sektor privat atau

organisasi kemasyarakatan sebagaimana hasilnya kepada para stakeholders.

Aspek akuntabilitas dalam penelitian ini berkaitan dengan tersedianya mekanisme

pertanggung jawaban yang jelas oleh Kecamatan Majasari kepada masyarakat.

Untuk mendapatkan informasi terkait hal tersebut, peneliti mewawancarai

beberapa informan di antaranya Bapak Agus Lukmanto sebagai sekretaris Camat

dan beberapa masyarakat. Bapak Agus Lukmanto menyatakan bahwa:

Page 104: PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE - repository.fisip …repository.fisip-untirta.ac.id/1297/1/PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE DI... · 2.1.3 Pengertian Pemerintahan ... Tabel 2.1 Perbedaan

“Untuk skema pertanggung jawaban bahwa kecamatan di pimpin oleh

seorang camat yang bertanggung jawab kepada bupati melaui sekertaris

daerah. Hal ini merujuk pada ketentuan ayat (1) pasal 224 undang-

undang nomor 23 tahun 2014 tentang pemerintahan daerah.”

(Wawancara dengan Bapak Agus Lukmanto pada Jumat, 16 Maret

2018)

Berdasarkan pernyataan yang disampaikan oleh Bapak Agus Lukmanto,

dapat diketahui bahwa pertanggung jawaban pihak Kecamatan dengan merujuk

kepada ayat (1) pasal 224 UU No.23 Tahun 2014 tentang pemerintah daerah yang

artinya bahwa kedudukan Camat berada di bawah dan bertanggung jawab kepada

bupati melalui sekretaris daerah. Selanjutnya, Bapak Rojali sebagai perwakilan

dari masyarakat menyampaikan bahwa:

“Sejauh ini pertanggung jawaban dari pihak kecamatan majasari sudah

lumayan baik. Dimana para pegawai menjelaskan mengenai pelayanan-

pelayanan yang ada. Namun ada hal yang harus di perbaiki. Saya pernah

kesini untuk pengurusan KK tapi pegawainya belum ada, pas saya tanya

sama yang piket pegawainya masih pada istirahat, padahal waktu itu

pukul setengah dua.”

(Wawancara dengan Bapak Rojali pada Rabu, 23 Mei 2018)

Dari apa yang dijelaskan oleh Bapak Rojali, dapat diketahui bahwa pegawai

Kecamatan Majasari sudah cukup bertanggung jawab terkait pelayanan yang ada

di Kecamatan dengan memberikan penjelasan kepada masyarakat tentang

pelayanan-pelayanan yang tersedia. Namun, masyarakat berharap agar pihak

Kecamatan Majasari meningkatkan kedisiplinan para pegawainya.

Page 105: PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE - repository.fisip …repository.fisip-untirta.ac.id/1297/1/PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE DI... · 2.1.3 Pengertian Pemerintahan ... Tabel 2.1 Perbedaan

4.3.9 Aspek Visi Strategis

Aspek visi strategis adalah pembahasan mengenai ketercapaian visi

Kecamatan Majasari dan upaya yang dilakukan oleh pihak Kecamatan untuk

mencapai visi tersebut. Berikut hasil wawancara peneliti dengan beberapa

informan terkait hal tersebut:

“Untuk saat ini, visi kecamatan majasari belum sepenuhnya tercapai,

namun kita berupaya agar kedepannya visi dan misi kecamatan Majasari

dapat terwujud.” (Wawancara dengan Bapak Mahmudi Karya, pada Jumat,

16 Maret 2018)

Berdasarkan pernyataan di atas, dapat diketahui bahwa Kecamatan

Majasari belum bisa mewujudkan visi Kecamatan. Hal tersebut juga disampaikan

oleh Bapak Agus Lukmanto selaku sekretaris camat:

“Visi Kecamatan Majasari sampai saat ini belum sepenuhnya tercapai.

Karena masih banyak kendala yang ditemukan di lapangan. Tapi,

insyaAllah, kami sedang berupaya untuk mewujudkan visi tersebut, salah

satunya dengan memperbaiki penerapan-penerapan good governance pada

pelaksanaan pemerintahan. Seperti pada transparansi tadi, sedang

meningkatkan kinerja website, untuk pelayanan juga diperbaiki, kami

berkoordinasi dengan RT dan RW, kira-kira pelayanan apa yang butuh

diperbaiki menurut masyarakat.”

(Wawancara dengan Bapak Agus Lukmanto, pada Jumat, 16 Maret 2018)

Bapak Agus Lukmanto juga menyatakan hal yang sama; bahwa pihaknya

belum sepenuhnya berhasil dalam mewujudkan visi yang telah dibuat.

Menanggapi hal tersebut, pihak Kecamatan Majasari sedang berupaya untuk lebih

memaksimalkan penerapan prinsip-prinsip good governance, salah satunya

dengan meningkatkan kualitas website yang sudah ada yang ditujukan agar

Page 106: PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE - repository.fisip …repository.fisip-untirta.ac.id/1297/1/PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE DI... · 2.1.3 Pengertian Pemerintahan ... Tabel 2.1 Perbedaan

masyarakat bisa mengakses informasi terkait pelayanan-pelayanan dengan lebih

mudah. Selanjutnya, demi memperbaiki efektifitas dan efisiensi pelayanan, pihak

Kecamatan Majasari juga mengkomunikasikan hal terkait dengan pelayanan-

pelayanan yang sekiranya dibutuhkan masyarakat dengan RT dan RW setempat.

Hal serupa juga disampaikan oleh Bapak Mahmudi Karya, berikut pernyataannya:

“Salah satu upaya yang kita lakukan adalah meningkatkan pelayanan yang

diberikan kepada masyarakat selaku pengguna jasa pelayanan. InsyaAllah

kedepannya, kita akan menerapkan sistem informasi desa (SID) yang bisa

diakses secara online jadi masyarakat bisa mengakses informasi terkait

persayaratan-persyaratan pelayanan melalui system tersebut tanpa harus

bolak-balik kantor kecamatan.”

(Wawancara dengan Bapak Mahmudi Karya, pada Jumat, 16 Maret 2018)

Dari pernyataan di atas, dapat diketahui bahwa pihak Kecamatan tidak

hanya memperbaiki kualitas website Kecamatan, tetapi juga berencana untuk

menerapkan SID (Sistem Informasi Desa) guna memaksimalkan penerapan

transparansi dalam pelaksanaan pemerintahan.

4.3.2 Deskripsi Hasil Penelitian Berdasarkan Teori Pelayanan Parasurman

Selanjutnya, analisa data dilakukan oleh peneliti berdasarkan dimensi pokok

pelayanan yang dikemukakan oleh Parasurman, berikut analisisnya:

4.3.2.1 Penerapan Tangibles

Menurut Parasuraman (2013), ketampakan fisik (tangible) berkenaan

dengan apakah fasilitas operasional sesuai dengan kebutuhan dalam pelaksanaan

tugas, apakah fasilitas tersebut cukup mudah didapat dan dioperasionalkan serta

Page 107: PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE - repository.fisip …repository.fisip-untirta.ac.id/1297/1/PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE DI... · 2.1.3 Pengertian Pemerintahan ... Tabel 2.1 Perbedaan

dapat menghasilkan output yang berkualitas, dan apakah infrastruktur pendukung

selalu memenuhi standar kualitas dan memenuhi perubahan kebutuhan konsumen

atau masyarakat. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka indikator ketampakan

fisik (tangible) berpotensi untuk mengakibatkan pemberian pelayanan tidak sesuai

dengan SOP (Standar Operasional Pelayanan) yang telah ditentukan, yaitu seperti

yang dijelaskan oleh Bapak Rojali, selaku masyarakat yang mengatakan bahwa:

“Menurut saya, terkait fasilitas di Kecamatan Majasari ini sudah dapat

membuat masyarakat cukup nyaman, seperti ada televisi, kipas angin, kursi

tunggu, dll. Namun, dirasa belum cukup kondusif kalau masyarakat yang

datang sedang ramai karena hanya ada 1 kipas angin di ruang tunggu, jadi

akan terasa gerah kalau banyak orang. Terlebih, kursi tunggu hanya

disediakan di depan loket pelayanan yang ruangannya cukup sempit,

sehingga akan berdesak desakan.”

(Wawancara dengan Bapak Rojali, pada Rabu, 23 Mei 2018)

Pernyataan sama dinyatakan oleh Ibu Ida Rosidah selaku masyarakat

yang mengemukakan bahwa:

“Sarana prasarana di Kecamatan Majasari masih kurang, seperti kursi, ini

saya tidak kebagian tempat duduk dari awal masuk sampai sekarang karena

memang masyarakat sedang banyak yang datang.”

(Wawancara dengan Ibu Ida Rosidah, pada Rabu, 23 Mei 2018)

Pendapat mengenai kurangnya fasilitas yang tersedia di Kecamatan

Majasari juga dikemukakan oleh Ibu Imaswati, selaku masyarakat yang memberi

pendapat bahwa:

“Gini yah mas, menurut Ibu, kalau untuk fasilitas di Kecamatan Majasari

ini masih kurang, seperti tidak adanya meja untuk menulis, jadi masyarakat

yang harus mengisi formulir atau yang lainnya akan merasa kesulitan.”

(Wawancara dengan Ibu Imaswati, pada Rabu, 23 Mei 2018)

Page 108: PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE - repository.fisip …repository.fisip-untirta.ac.id/1297/1/PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE DI... · 2.1.3 Pengertian Pemerintahan ... Tabel 2.1 Perbedaan

Pendapat lain muncul dari KASI Pelayanan Kecamatan Majasari yang

menyatakan bahwa:

“Jadi, terkait fasilitas, pihak Kecamatan Majasari sendiri sudah berusaha

semaksimal mungkin untuk melengkapi dan memenuhi apa yang

dibutuhkan oleh masyarakat. Sampai saat ini kami sudah menyediakan

kursi tunggu, kipas angina, dan televisi, jadi, masyarakat yang menunggu

giliran di loket pelayanan bias merasa nyaman. Selain itu, kami juga

menyediakan toilet pria dan wanita yang selalu dijaga kebersihannya.

Lahan parkir luas, jadi, masyarakat yang asalnya agak jauh dan membawa

mobil tidak perlu merasa khawatir kesulitan parkir. Yang tidak kalah

penting, kami juga menyediakan ruangan khusus untuk ibu menyusui, jadi,

ibu-ibu menyusui tidak akan merasa risih ketika harus menyusui”

(Wawancara dengan KASI Pelayanan, pada, Kamis, 24 Mei 2018)

Page 109: PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE - repository.fisip …repository.fisip-untirta.ac.id/1297/1/PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE DI... · 2.1.3 Pengertian Pemerintahan ... Tabel 2.1 Perbedaan

Gambar 4.3

Sarana dan Prasarana di Kecamatan Majasari

Berkaitan dengan akibatnya terhadap pemberian pelayanan yang tidak

sesuai dengan SOP (Standar Operasional Pelayanan, Ibu Imaswati menyatakan

pendapat sebagai berikut:

“Menurut saya, fasilitas operasional pelayanan di Kecamatan Majasari ini

masih kurang, ya, mas. Contohnya saya, ketika saya ingin membuat KK

(Kartu Keluarga) harus terhambat karena formulir habis dan belum

tersedia.”

(Wawancara dengan Ibu Imaswati, pada, Rabu, 23 Mei 2018)

Page 110: PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE - repository.fisip …repository.fisip-untirta.ac.id/1297/1/PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE DI... · 2.1.3 Pengertian Pemerintahan ... Tabel 2.1 Perbedaan

Pendapat yang serupa juga disampaikan oleh Bapak Rojali seperti sebagai

berikut:

“(Terkait fasilitas operasional pelayanan) Masih belum optimal,

pembuatan KTP (Kartu Tanda Penduduk) masih sering terkendala dengan

belangko yang tidak tersedia di Kecamatan Majasari. Sehingga, waktu

pembuatan KTP jadi ngulur dan tidak sesuai dengan SOP (Standar

Operasional Pelayanan) yang ada.”

(Wawancara dengan Bapak Rojali, pada, Rabu, 23 Mei 2018)

Selanjutnya, berdasarkan data observasi, peneliti sudah merangkum daftar

fasilitas operasional yang terdapat di kantor Kecamatan Majasari, adalah sebagai

berikut:

Tabel 4.2

Fasilitas Operasional di Kantor Kecamatan Majasari

Tahun 2017-2018

No. Nama Barang Jumlah Tahun Pembelian

1. Kursi 10 2010

2. Komputer 3 2013

3. Lemari berkas 2 2010

4. Meja 4 2010

5. Kipas Angin 1 2014

6. Papan Informasi 2 2016

Sumber: Bagian Pelayanan Kecamatan Majasari

Berdasarkan data yang disebutkan pada tabel di atas, diketahui bahwa

fasilitas operasional di kantor Kecamatan Majasari terdiri dari fasilitas kursi

tunggu sebanyak sepuluh buah yang terletak di depan loket pelayanan; di dalam

Page 111: PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE - repository.fisip …repository.fisip-untirta.ac.id/1297/1/PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE DI... · 2.1.3 Pengertian Pemerintahan ... Tabel 2.1 Perbedaan

ruangan yang cukup sempit, komputer sebanyak empat buah yang terletak di

bagian pelaksana pelayanan masing – masing satu, lemari berkas ada dua buah

yang terletak di bagian pelaksana pelayanan, meja ada empat buah yang terletak

hanya pada petugas pelaksana pelayanan masing – masing satu, kipas angin satu

buah yang terletak di ruang tunggu, dan terdapat papan informasi sebanyak dua

buah yang terletak di bagian pelayanan satu disisi depan dan satunya di sisi

samping ruang pelayanan.

Selanjutnya, berdasarkan hasil analisis dari wawancara dan observasi yang

sudah dilakukan oleh peneliti merujuk kepada penjelasan dari indikator

ketampakan fisik (tangible) oleh Parasuraman terkait pemberian pelayanan di

Kecamatan Majasari dan hasil wawancara serta observasi di atas, dapat diketahui

bahwa fasilitas operasional dan sarana prasarana di kantor Kecamatan Majasari

belum memenuhi fasilitas pelayanan yang memadai untuk memberikan pelayanan

kepada masyarakat seperti masih sedikitnya kursi diruang tunggu pelayanan,

keterbatasan komputer yang sering mengalami gangguan, dan tidak adanya meja

untuk masyarakat menulis karena meja hanya terdapat pada petugas pelayanan

yang masing – masing satu meja. Dari pernyataan tersebut, diketahui bahwa

Kecamatan Majasari perlu meningkatkan fasilitas operasional serta melengkapi

sarana prasarana demi pemberian pelayanan yang lebih optimal.

Page 112: PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE - repository.fisip …repository.fisip-untirta.ac.id/1297/1/PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE DI... · 2.1.3 Pengertian Pemerintahan ... Tabel 2.1 Perbedaan

4.3.2.2 Penerapan Reliability

Parasuraman (2013) menjelaskan bahwa kehandalan (Reliability) adalah

tentang sejauh mana informasi yang diberikan kepada masyarakat tepat dan dapat

dipertanggungjawabkan, serta apakah masyarakat segera mendapatkan perbaikan

apabila terjadi kesalahan. Berkaitan dengan hal tersebut, Bapak Rojali selaku

masyarakat mengatakan:

“Kalau berdasarkan pengalaman saya, Kecamatan Majasari belum dirasa

optimal dalam penerapan kehandalan (reliability) contohnya, ketidak

sesuaian waktu pemberian pelayanan dengan SOP (Standar Operasional

Pelayanan yang ada”.

(Wawancara dengan Bapak Rojali, pada Rabu, 23 Mei 2018)

Pernyataan sama juga muncul dari Ibu Ida Rosidah yang mengemukakan bahwa:

“Jadi gini nih, menurut Saya, untuk informasi yang disampaikan terkait

waktu pelayanan di Kecamatan Majasari sendiri belum tepat. Contohnya,

pada saat saya datang ke Kecamatan di jam 12.30, saya ditolak karena

katanya sedang jam istirahat dan akan buka kembali jam 13.00. Tetapi,

kenyataannya, sampai jam 13.30 pun petugas pelayanan belum juga

kembali ke loket.”

(Wawancara dengan Ibu Ida Rosidah, pada Rabu, 23 Mei 2018)

Selanjutnya, pernyataan serupa juga disampaikan oleh Bapak Apep Saprudin,

adalah sebagai berikut:

“Sebelumnya, saya datang ke sini untuk mengurus KTP (Kartu Tanda

Penduduk) anak saya, namun, petugas mengatakan bahwa belangko belum

tersedia. Setelahnya, petugas meminta kontak saya dan mengatakan akan

menghubungi ketika nantinya belangko sudah tersedia. Nyatanya, sampai

hari ini saya kembali ke Kecataman saya sama sekali tidak dihubungi

dengan alasan lupa, padahal belangko sudah tersedia semenjak 3 hari

setelah kedatangan saya sebelumnya”.

(Wawancara dengan Apep Saprudin, pada Rabu, 23 Mei 2018)

Page 113: PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE - repository.fisip …repository.fisip-untirta.ac.id/1297/1/PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE DI... · 2.1.3 Pengertian Pemerintahan ... Tabel 2.1 Perbedaan

Berikut pernyataan dari KASI Pelayanan terkait penerapan keandalan

(reliability) dalam pemberian pelayanan di Kecamatan Majasari:

“Jadi, untuk masalah kesesuaian informasi yang kami berikan, sebenarnya

kamipun selalu mengusahakan yang terbaik untuk meningkatkan

pelayanan adapun kesalahan – kesalahan yang terdapat dalam bentuk

penulisan dan ketidak sesuaian waktu yang kami informasikan itu karena

kekurangan sumber daya pelaksana pelayanan yang berakibat pada sering

terjadinya keterlambatan waktu atau masih sering terjadi kesalahan dalam

pemberian pelayanan maupun informasi.”

(Wawancara dengan KASI Pelayanan, pada Kamis, 24 Mei 2018)

Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan oleh peneliti merujuk

kepada penjelasan dari indikator keandalan (Reliability) yang disampaikan oleh

Parasuraman (2013) dapat diketahui bahwa pihak Kecamatan Majasari seringkali

menyampaikan informasi kepada masyarakat yang tidak sesuai dengan fakta yang

ada di lapangan.

4.3.2.3 Penerapan Responsiviness

Menurut Parasuraman (2013) daya tanggap (Responsiviness) berkenaan

dengan bagaimana respon provider jika ada masyarakat yang komplain, dan apakah

provider atau pihak pelaksana pelayanan segera memberi penyelesaian secara tepat.

Berdasarkan penjelasan tersebut, maka indikator daya taggap (Responvines)

difokuskan pada pemberian penyelesaiaan secara tepat oleh pihak Kecamatan

Majasari terhadap keluhan masyarakat. Guna mendapatkan informasi terkait hal

tersebut, peneliti melakukan wawancara dengan beberapa informan. Bapak Rojali

selaku masyarakat mengatakan:

Page 114: PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE - repository.fisip …repository.fisip-untirta.ac.id/1297/1/PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE DI... · 2.1.3 Pengertian Pemerintahan ... Tabel 2.1 Perbedaan

“Kalo legowo ya legowo. Masyarakat menyampaikan keluhan ya

didengarkan dengan baik. Tetapi, untuk penyelesaiannya kayanya belum

optimal ya. Contohnya aja, masyarakat udah banyak complain tentang kursi

tunggu yang kurang, kalo lagi rame tuh suka pada ngga kebagian kursi trus

berdiri.”

(Wawancara dengan Bapak Rojali, pada, Rabu, 23 Mei 2018)

Pernyataan tersebut juga di kemukakan oleh Ibu Imaswati, selaku masyarakat yang

mengatakan:

“Respon ya respon. Bilangnya iya iya nanti disampein ke atasan. Tapi ngga

ditindak lanjuti dengan cepet gitu loh. Kaya ini kan, kipas angina Cuma ada

1 di tempat pelayanan itu. Kalo lagi banyak yang antri ya panas banget itu

Mas”.

(Wawancara dengan Ibu Imaswati, pada, Rabu, 23 Mei 2018)

Selanjutnya, peneliti melakukan wawancara dengan sekretaris camat, Bapak Agus

Lukmanto. Terkait hal tersebut, Bapak Agus Lukmanto menyatakan bahwa:

“Kecamatan Majasari selalu membuka diri untuk keluhan, saran, dan kritik

dari masyarakat. Saat ini, kami sudah memudahkan masyarakat dengan

menyediakan kotak saran. Jadi, masyarakat bisa menyampaikan keluhan,

saran, maupun kritik tanpa sungkan. Keluhan, saran, maupun kritik tersebut

nantinya akan segera disampaikan kepada bagian yang bersangkutan.

Misalnya, keluhan tersebut berkaitan dengan pelayanan, maka akan

langsung disampaikan kepasa KASI pelayanan. Nantinya, keluhan, saran,

maupun kritik tersebut akan dibahas di rapat rutin bulanan, agar semua

pegawai Kecamatan juga mengetahuinya dan ikut andil dalam memberikan

solusi penyelesaian. Namun, untuk penyelesaian terhadap masing-masing

keluhan itu kan memang butuh waktu. Kita ga bisa semena-mena langsung

ambil tindakan tanpa rencana dan anggaran. Jadi ya mudah-mudahan

masyarakat mau ngerti.”.

(Wawancara dengan Bapak Agus Lukmanto, pada, Kamis, 24 Mei 2018)

Berdasarkan hasil wawancara yang didapat oleh peneliti, pihak Kecamatan

Majasari sudah membuka akses seluas-luasnya terhadap keluhan, saran, maupun

Page 115: PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE - repository.fisip …repository.fisip-untirta.ac.id/1297/1/PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE DI... · 2.1.3 Pengertian Pemerintahan ... Tabel 2.1 Perbedaan

kritik yang disampaikan oleh masyarakat. Terlihat dari disediakannya kotak saran di

kantor Kecamatan. Namun, untuk penyelesaian terhadap keluhan-keluhan yang

diterima memang terlihat belum optimal. Hal tersebut dapat diketahui dari belum

adanya penambahan kipas angin dan kursi tunggu di ruang pelayanan yang

merupakan beberapa yang dikeluhkan oleh masyarakat.

4.3.2.4 Penerapan Assurance

Prinsip assurance adalah dimensi pokok pelayanan yang mana pada

penelitian ini difokuskan pada kesopanan dan kejujuran pegawai dalam pemberian

pelayanan. Guna mengetahui tentang penerapan prinsip assurance dalam pemberian

pelayanan di Kecamatan Majasari, peneliti melakukan wawancara dengan KASI

Pelayanan, berikut hasil wawancaranya:

“Insya Allah kita memberikan pelayanan secara amanah kepada masyarakat.

Namun terkadang masih ada masyarakat yang menganggap pelayanan disini

kurang baik, hal itu tergantung dari masyarakat menilainya, kita

mengupayakan yang terbaik untuk masyarakat.”

(Wawancara dengan KASI Pelayanan, pada Kamis, 24 Mei 2018)

Berdasarkan pernyataan di atas, dapat diketahui bahwa menurut KASI

Pelayanan, pihaknya sudah amanah dalam memberikan pelayanan kepada

masyarakat; memberikan sesuai hak dan wewenangnya. Pendapat lain disampaikan

oleh Ibu Imaswati:

"Kalo kejujuran sih kayanya udah pada jujur, mas. Udah ga ada yang minta

pungli pungli gitu. Jadi kalo emang layanannya gratis ya ga dimintain dana

pelayanan gitu."

(Wawancara dengan Ibu Imaswati, pada Rabu, 23 Mei 2018)

Page 116: PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE - repository.fisip …repository.fisip-untirta.ac.id/1297/1/PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE DI... · 2.1.3 Pengertian Pemerintahan ... Tabel 2.1 Perbedaan

Menurut Imaswati, pegawai Kecamatan Majasari sudah bersikap jujur dalam

memberikan pelayanan. Masyarakat tidak lagi menemukan pegawai yang

melakukan pungli (pungutan liar) dengan dalih biaya pelayanan. Hal senada juga

disampaikan oleh Ibu Ida Rosidah:

“Pegawai Kecamatan ya pada jujur, pada sopan juga. Kalo menyampaikan

sesuatu ke warga ya dengan baik-baik.”

(Wawancara dengan Bapak Rojali, pada Rabu, 23 Mei 2018)

Berdasarkan pernyataan di atas, dapat diketahui bahwa pegawai Kecamatan

sudah bersikap baik dalam melayani masyarakat. Hal ini membuktikan bahwa pihak

Kecamatan Majasari sudah cukup baik dalam menerapkan teori pelayanan

assurance.

4.3.2.5 Penerapan Emphaty

Menurut Parasuraman (2013), Emphaty berkenaan dengan apakah provider

atau pihak pelaksana pelayanan tanggap terhadap kebutuhan klien atau masyarakat.

Bapak Rojali, selaku masyarakat dan pengguna pelayanan meyatakan pendapatnya

terkait hal tersebut, adalah sebagai berikut:

“Kalau masalah tanggap ga tanggap tentang kebutuhan, jelas kurang tanggap.

Dari kursi saja contohnya, keliatan masih kurang, banyak yang berdiri, tetapi

tidak ada penambahan kursi. Juga, ruangan panas ga ada penambahan kipas

angin, banyak yang antri tapi ga ditambah loketnya.”

(Wawancara dengan Bapak Rojali, pada, Rabu, 23 Mei 2018)

Pernyataan sama juga muncul dari Ibu Ida Rosidah selaku masyarakat yang

mengemukakan bahwa:

Page 117: PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE - repository.fisip …repository.fisip-untirta.ac.id/1297/1/PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE DI... · 2.1.3 Pengertian Pemerintahan ... Tabel 2.1 Perbedaan

“Tanggapan dari Kecamatan Majasari terhadap kebutuhan masyarakat sih

gitu – gitu aja. Saya tadi butuh meja sama pulpen buat nulis formulir tapi tidak

disediakan, jadi, terpaksa harus keluar untuk membeli pulpen.”

(Wawancara dengan Ibu Ida Rosidah, pada, Rabu, 23 Mei 2018)

Pendapat lain muncul dari KASI Pelayanan Kecamatan Majasari, yaitu

menyatakan bahwa:

“Untuk kebutuhan masyarakat yang mengurus administrasi kependudukan

di sini, kami selaku penyedia sudah sangat berusaha untuk memenuhi segala

kebutuhan masyarakat dengan baik.”

(Wawancara dengan KASI Pelayanan, pada, Kamis, 24 Mei 2018)

Pendapat serupa juga dinyatakan oleh Bapak Agus Sukmanto selaku

Sekretaris Camat, yang menyatakan bahwa:

“Kecamatan Majasari sudah cukup baik dalam melaksanakan tugasnya yaitu

memberikan fasilitas yang dibutuhkan seperti sarana prasarana yang

digunakan masyarakat pada saat mengurus administrasi kependudukan.”

(Wawancara dengan Bapak Agus Lukmanto, pada, Kamis, 24 Mei 2018)

Selanjutnya, berikut adalah data yang didapatkan oleh peneliti mengenai

perkembangan penyediaan fasilitas operasional di Kecamatan Majasari:

Tabel 4.3

Perkembangan Penyediaan Fasilitas Operasional Di Kecamatan Majasari

2013-2017

No. Nama Barang Tahun

2013 2014 2015 2016 2017

1. Kursi 6 10 10 10 10

2. Komputer 3 3 3 3 3

3. Lemari berkas 2 2 2 2 2

4. Meja 4 4 4 4 4

5. Pendingin Ruangan 1 1 1 1 1

Page 118: PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE - repository.fisip …repository.fisip-untirta.ac.id/1297/1/PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE DI... · 2.1.3 Pengertian Pemerintahan ... Tabel 2.1 Perbedaan

6. Papan Informasi 2 2 2 2 2 Jumlah 18 22 22 22 22

(Sumber:Bagian Pelayanan Kecamatan Majasari: 2016)

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa dari tahun 2014 sampai

tahun 2017, jumlah fasilitas operasional yang ada ruang pelayanan Kecamatan

Majasari tidak mengalami peningkatan jumlah. Adapun untuk jumlah dari tahun

2014 sampai 2017 yaitu berjumlah 24 fasilitas operasional.

Berdasarkan data yang didapatkan peneliti melalui wawancara dan merujuk

pada penjelasan dari indikator pengertian (Emphaty) oleh Parasuraman (2013)

bahwa penerapan emphaty dalam pemberian pelayanan masih kurang optimal.

Dikatakan kurang optimal karena fasilitas yang dibutuhkan oleh masyarakat pada

saat melakukan atau mengurus administrasi di Kecamatan Majasari belum bisa

dirasakan oleh seluruh masyarakat yang datang. Hal tersebut dikarenakan masih

terbatasnya fasilitas yang ada di Kecamatan Majasari sedangkan jumlah

masyarakat yang datang untuk mengurus administrasi kependudukan tidak sedikit.

Berdasarkan pernyataan tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa pihak Kecamatan

Majasari perlu meningkatan jumlah fasilitas operasional sebagai bentuk

pemenuhan kebutuhan terhadap masyarakat demi peningkatan pelayanan

administrasi kependudukan.

Page 119: PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE - repository.fisip …repository.fisip-untirta.ac.id/1297/1/PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE DI... · 2.1.3 Pengertian Pemerintahan ... Tabel 2.1 Perbedaan

4.4 Pembahasan

Pembahasan dan analisis hasil penelitian adalah isi dari hasil analisis

data dan fakta yang peneliti kumpulkan di lapangan serta disesuaikan dengan

teori yang digunakan. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pisau bedah

berupa teori yang dikemukakan oleh UNDP di antaranya adalah:

1. Partisipasi (Participation)

2. Tegaknya Supermasi Hukum (Rule of Law)

3. Transparansi (Transparency)

4. Daya Tanggap (Responsiveness)

5. Orientasi (Consencus Orientation)

6. Keadilan (Equity)

7. Efektifitas& efesiensi (Effectiveness& efficiency)

8. Akuntabilitas (Accountability)

9. Visi Strategis (strategic vision)

Dari kesembilan prinsip-prinsip tersebut, peneliti memfokuskan analisa

pada hanya empat prinsip, yaitu transparansi, partisipasi, responsibilitas, dan

keadilan. Selain itu, peneliti juga menganalisa data yang sudah didapatkan

melalui 5 dimensi pokok pelayanan yang dikemukakan oleh Parasuraman, di

antaranya:

1. Bukti langsung (Tangibles)

2. Kehandalan (Reliability)

Page 120: PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE - repository.fisip …repository.fisip-untirta.ac.id/1297/1/PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE DI... · 2.1.3 Pengertian Pemerintahan ... Tabel 2.1 Perbedaan

3. Daya tanggap (Responsiveness)

4. Jaminan (Assurance)

5. Empati (Emphaty)

4.4.1 Hasil Analisa Berdasarkan Teori UNDP

4.4.1.1 Partisipasi (Participation)

Sebagai pemilik kedaulatan, setiap warga negara mempunyai hak dan

kewajiban untuk mengambil bagian dalam proses bernegara, berpemerintahan

serta bermasyarakat. Partisipasi tersebut dapat dilakukan secara langsung

maupun melalui institusi intermediasi, seperti Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah (DPRD), Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), dan lain sebagainya.

Partisipasi yang diberikan dapat berbentuk buah pikiran, dana, tenaga maupun

bentuk-bentuk lainnya yang bermanfaat. Partisipasi warga negara dilakukan

tidak hanya pada tahapan implementasi, tetapi secara menyeluruh mulai dari

tahapan penyusunan kebijakan, pelaksanaan, evaluasi serta pemanfaatan hasil-

hasilnya. Syarat utama warga negara disebut berpartisipasi dalam kegiatan

berbangsa, bernegara dan berpemerintahan, yaitu: (i) Ada rasa kesukarelaan

(tanpa paksaan); (ii) Ada keterlibatan secara emosional; (iii) Memperoleh

manfaat secara langsung maupun tidak langsung dari keterlibatannya.

Berdasarkan data yang peneliti dapatkan melalui wawancara, dapat

diketahui bahwa partisipasi swasta dalam membuat surat izin usaha sudah

terbilang cukup baik. Mayoritas dari pihak swasta sudah memiliki surat izin

Page 121: PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE - repository.fisip …repository.fisip-untirta.ac.id/1297/1/PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE DI... · 2.1.3 Pengertian Pemerintahan ... Tabel 2.1 Perbedaan

usaha; sebagian kecil tidak memiliki surat izin usaha karena merasa sudah

memenuhi kewajiban dengan membayar uang keamanan. Di samping

partisipasinya dalam pembuatan surat izin usaha, mayoritas dari pihak swasta

juga berkontribusi dalam menjalankan program kerja Trantib dan Kebersihan

dengan mendirikan tempat usahanya di tempat-tempat yang memang

diperbolehkan; sebagian kecil dari pihak swasta belum berkontribusi dalam

menjalankan program Trantib dan Kebersihan dengan mendirikan tempat

usahanya di pinggir jalan, atau di tempat-tempat yang dapat menghambat

aktivitas masyarakat. Terlebih lagi, pihak swasta juga memberikan

kontribusinya dengan membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar

dengan menyediakan kios-kios yang bisa digunakan oleh masyarakat sekitar

untuk membuka usaha tanpa memungut biaya apapun. Hal ini sangat baik

karena bisa membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar.

4.4.1.2 Tegaknya Supermasi Hukum (Rule of Law)

Good governance dilaksanakan dalam rangka demokratisasi kehidupan

berbangsa dan bernegara. Salah satu syarat kehidupan demokrasi adalah adanya

penegakan hukum yang adil dan dilaksanakan tanpa pandang bulu. Tanpa

penegakkan hukum, orang secara bebas berupaya mencapai tujuannya sendiri

tanpa mengindahkan kepentingan orang lain, termasuk menghalalkan segala

cara. Oleh karena itu, langkah awal penciptaan good governance adalah

Page 122: PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE - repository.fisip …repository.fisip-untirta.ac.id/1297/1/PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE DI... · 2.1.3 Pengertian Pemerintahan ... Tabel 2.1 Perbedaan

membangun sistem hukum yang sehat, baik perangkat lunaknya, perangkat

kerasnya maupun sumber daya manusia yang menjalankan sistemnya.

Dari data yang terkumpul mengenai penerapan prinsip tegaknya

supermasi hukum dalam pelaksanaan pemerintahan di Kecamatan Majasari,

peneliti dapat menyimpulkan bahwa beberapa pihak dari Kecamatan sudah

bersikap adil dalam pemberian pelayanan. Beberapa pihak tersebut tidak

membedakan atau mengutamakan pelayanan sekalipun kepada kerabat yang

membutuhkan pelayanan di Kecamatan Majasari. Pelayanan yang diberikan

tetap disesuaikan dengan prosedur dan SOP. Namun, beberapa lainnya masih

terbilang diskriminatif dengan mendahulukan kerabat dalam pemberian

pelayanan. Kerabat cenderung dimudahkan dalam proses pelayanan sehingga

adanya kesenjangan antar masyarakat dalam mendapatkan pelayanan dari

Kecamatan Majasari.

4.4.1.3 Transparansi (Transparency)

Salah satu karakteristik good governance adalah keterbukaan.

Karakteristik ini sesuai dengan semangat zaman yang serba terbuka akibat

adanya revolusi informasi. Keterbukaan tersebut mencakup semua aspek

aktivitas yang menyangkut kepentingan publik mulai dari proses pengambilan

keputusan, penggunaan dana-dana publik sampai pada tahapan evaluasi.

Page 123: PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE - repository.fisip …repository.fisip-untirta.ac.id/1297/1/PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE DI... · 2.1.3 Pengertian Pemerintahan ... Tabel 2.1 Perbedaan

Di Kecamatan Majasari sendiri, prinsip transparansi sudah diterapkan,

namun belum secara maksimal. Pihak Kecamatan bersikap transparan terkait

pelayanan-pelayanan yang disediakan dengan memasang banner yang berisi

daftar pelayanan tersebut di Kecamatan, sehingga dapat diketahui langsung

oleh masyarakat yang datang ke Kecamatan. Dikatakan belum maksimal karena

pihak Kecamatan Majasari belum bisa memenuhi tuntutan masyarakat untuk

menyediakan informasi kepemerintahan Kecamatan Majasari yang berbasis

online. Harapan masyarakat adalah agar mereka tetap bisa mengakses hal-hal

yang berkaitan dengan kepemerintahan Majasari di mana-pun dan kapan-pun

tanpa harus datang langsung ke kantor Kecamatan. Sebagai upaya menanggapi

tuntutan masyarakat tersebut, pihak Kecamatan Majasari sedang berusaha

menerapkan Sistem Informasi Desa online dan memfungsikan kembali website

Kecamatan.

4.4.1.4 Daya Tanggap (Responsiveness)

Sebagai konsekuensi dari keterbukaan, maka setiap komponen yang

terlibat dalam proses pembangunan good governance perlu memiliki daya

tanggap terhadap keinginan maupun keluhan para pemegang saham

(stakeholder). Upaya peningkatan daya tanggap tersebut terutama ditujukam

pada sektor publik yang selama ini cenderung tertutup, arogan serta berorientasi

pada kekuasaan. Untuk mengetahui kepuasan masyarakat terhadap pelayanan

Page 124: PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE - repository.fisip …repository.fisip-untirta.ac.id/1297/1/PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE DI... · 2.1.3 Pengertian Pemerintahan ... Tabel 2.1 Perbedaan

yang berikan oleh sektor publik, secara periodik perlu diperlukan survei untuk

mengetahui tingkat kepuasan masyarakat.

Dalam penelitian ini, aspek daya tanggap adalah tentang respon pihak

Kecamatan terhadap aspirasi dan keluhan masyarakat, lama waktu yang

dibutuhkan pihak Kecamatan Majasari dalam menindak lanjuti aspirasi dan

keluhan masyarakat, dan respon pihak Kecamatan Majasari terhadap

permohonan pembutan KK dan KTP. Menurut hasil wawancara, dapat

diketahui bahwa pihak Kecamatan Majasari sudah cukup tanggap dalam

menanggapi aspirasi dan keluhan masyarakat. Aspirasi dan keluhan masyarakat

akan selalu dipertimbangkan dengan terlebih dahulu menyerahkannya kepada

bagian yang bersangkutan. Namun, apabila bagian yang bersangkutan tidak

berhasil menemukan titik terang, maka aspirasi dan keluhan tersebut akan

disuarakan kepada seluruh pihak Kecamatan pada rapat bulanan guna

mendapatkan solusi yang terbaik.

Dalam menindak lanjuti aspirasi dan keluhan yang disampaikan oleh

masyarakat, pihak Kecamatan akan segera menindak lanjuti apabila hal tersebut

bisa diselesaikan tanpa teknis atau prosedur tertentu. Namun, apabila hal

tersebut merupakan hal yang membutuhkan prosedur tertentu; contohnya

membutuhkan anggaran dan membutuhkan proposan untuk mencairkan dana

yang diperlukan, maka penindak lanjutan akan memakan waktu yang lumayan

lama.

Page 125: PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE - repository.fisip …repository.fisip-untirta.ac.id/1297/1/PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE DI... · 2.1.3 Pengertian Pemerintahan ... Tabel 2.1 Perbedaan

Berkaitan dengan daya tanggap, pihak Kecamatan Majasari juga

dituntut untuk cepat tanggap dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat,

termasuk dalam pembuatan KK dan KTP. Namun, fakta yang ditemukan di

lapangan bahwa masih terdapat beberapa kendala yang menjadikan pembuatan

KK dan KTP melebihi atau tidak sesuai dengan SOP yang telah ditentukan.

Salah satu kendala yang paling sering ditemukan adalah ketidak tersediaan

belangko sebagai salah satu persyaratan pembuatan KTP di kantor Kecamatan,

sehingga masyarakat harus kembali ke rumah tanpa mendapatkan hasil dan

kembali ke kantor Kecamatan ketika belangko sudah tersedia. Hal ini sangat

bertentangan dengan efisiensi waktu dan biaya yang juga harus diperhatikan

untuk masyarakat.

4.4.1.5 Berorientasi pada Konsensus (Consensus Orientation)

Kegiatan bernegara, berpemerintahan dan bermasyarakat pada dasarnya

adalah aktivitas politik, yang berisi dua hal utama yaitu konflik dan konsensus.

Di dalam good governance, pengambilan keputusan maupun pemecahan

masalah bersama lebih diutamakan berdasarkan konsensus yang dilanjutkan

dengan kesediaan untuk konsisten melaksanakan konsensus yang telah

diputuskan bersama. Konsensus bagi bangsa Indonesia sebenarnya bukanlah hal

baru, karena nilai dasar kita dalam memecahkan masalah persoalan bangsa

adalah melalui musyawarah untuk mufakat.

Page 126: PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE - repository.fisip …repository.fisip-untirta.ac.id/1297/1/PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE DI... · 2.1.3 Pengertian Pemerintahan ... Tabel 2.1 Perbedaan

Terkait penerapan prinsip berorientasi pada konsensus, peneliti dapat

menarik beberapa kesimpulan melalui wawancara yang sudah dilakukan. Pihak

Kecamatan Majasari sudah baik dalam menerapkan prinsip tersebut dengan

selalu mengutamakan keputusan bersama. Seperti dalam kasus memutuskan

tindakan terhadap aspirasi dan keluhan masyarakat, pihak Kecamatan majasari

memilih untuk mendiskusikannya pada rapat bulanan guna mendapatkan solusi

bersama. Dalam bidang trantib; pengamanan acara keramaian, pihak trantib

juga mendiskusikan pemberian izin pengamanan tersebut dengan berbagai

pihak. Seperti dalam kasus pemberian izin pengamanan acara dangdutan, pihak

trantib akan bermusyarah dengan petinggi-petinggi pondok pesantren sekitar

dengan tujuan tidak akan ada pihak yang merasa terganggu dengan keputusan

yang nanti disepakati.

Prinsip berorientasi pada konsensus juga berkaitan dengan konsistensi

pihak Kecamatan Majasari terhadap keputusan yang telah dibuat. Dari hasil

wawancara dengan beberapa pihak Kecamatan, dapat diketahui bahwa pihak

Kecamatan Majasari belum sepenuhnya konsisten menjalankan keputusan yang

telah diputuskan. Keputusan tersebut mungkin untuk dirubah guna

menyesuaikan kondisi dan kebutuhan terkini masyarakat. Namun, apabila

masih bisa memenuhi kondisi dan kebutuhan masyarakat, keputusan akan

dijalankan sesuai dengan yang telah disepakati.

Page 127: PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE - repository.fisip …repository.fisip-untirta.ac.id/1297/1/PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE DI... · 2.1.3 Pengertian Pemerintahan ... Tabel 2.1 Perbedaan

4.4.1.6 Keadilan (Equity)

Dalam aspek keadilan, peneliti meneliti apakah pelayanan publik yang

dilaksanakan di Kecamatan Majasari sudah berlaku baik bagi seluruh

masyarakat, adil dalam penelitian ini berarti pelayanan dapat diterima dan

dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat tanpa memandang status sosial dari

masyarakat tersebut.

Pihak Kecamatan menyatakan bahwa seluruh pegawai Kecamatan

Majasari sudah berupaya untuk menyamaratakan bentuk pelayanan yang

diberikan kepada seluruh masyarakat tanpa membeda-bedakan status sosial.

Namun, pernyataan tersebut bertolak belakang dengan apa yang disampaikan

oleh masyarakat. Berdasarkan pernyataan dari masyarakat, masih terdapat

beberapa pegawai yang diskriminatif dalam memberikan pelayanan.

Masyarakat yang memiliki kerabat atau saudara yang bekerja di Kecamatan

Majasari biasanya lebih dimudahkan proses pemberian pelayanan.

Berdasarkan pernyataan di atas, dapat diketahui bahwa penerapan

prinsip keadilan di Kecamatan Majasari belum optimal. Hal tersebut dibuktikan

dengan adanya ketidak setaraan pelayanan yang diberikan kepada masyarakat

sebagai pengguna jasa pelayanan.

Page 128: PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE - repository.fisip …repository.fisip-untirta.ac.id/1297/1/PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE DI... · 2.1.3 Pengertian Pemerintahan ... Tabel 2.1 Perbedaan

4.4.1.7 Efektivitas dan Efesiensi (Effectiveness and Efficiency)

Agar mampu berkompetisi secara sehat dalam percaturan dunia,

kegiatan ketiga domain dalam governance perlu mengutamakan efektivitas dan

efesiensi dalam setiap kegiatan. Tekanan perlunya efektivitas dan efesiensi

terutama ditujukan pada sektor publik karena sektor publik ini menjalankan

aktivitasnya secara monopolistic. Tanpa adanya kompetisi tidak akan tercapai

efektivitas dan efesiensi itu sendiri.

Pada aspek efektifitas dalam pelayanan yang dilakukan di Kecamatan

Majasari peneliti mencari tahu apakah kegiatan pelayanan sudah mencapai

tujuan yang telah ditentukan, pelayanan yang dilakukan sudah memenuhi

kebutuhan dari masyarakat dan sesuai dengan visi dan misi Kecamatan

Majasari. Berbicara mengenai efisien, lebih banyak mengarahkan kepada biaya

dan waktu yang dihabiskan untuk mencapai tujuan yang hendak dicapai. Dalam

penelitian ini, peneliti menggali apakah pelayanan yang dilakukan di

Kecamatan Majasari sudah sesuai dengan tujuan dan pelaksanaan tujuan

dilakukan dengan baik.

Menurut pihak Kecamatan, pihaknya sudah berusaha secara optimal

untuk memberikan pelayanan sesuai dengan yang masyarakat perlukan dengan

tujuan agar pelayanan berjalan secara efektif.

Hal lain disampaikan oleh pihak Masyarakat bahwa pelayanan masih

dirasa kurang efektif karena proses pelayanan masih terbilang lamban. Hal

tersebut menyebabkan masyarakat harus menunggu lama di Kantor Kecamatan.

Page 129: PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE - repository.fisip …repository.fisip-untirta.ac.id/1297/1/PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE DI... · 2.1.3 Pengertian Pemerintahan ... Tabel 2.1 Perbedaan

Bahkan, masyarakat ada yang harus bolak-balik di hari yang berbeda sehingga

harus mengeluarkan biaya lebih.

Berdasarkan hasil wawancara dari beberapa informan terkait penerapan

prinsip efektifitas dan efisiensi, dapat diketahui bahwa pihak Kecamatan sudah

berupaya memberikan pelayanan seefektif dan seefisien mungkin kepada

masyarakat, namun beberapa faktor seperti ketidak disiplinan pegawai menjadi

kendala untuk mewujudkan usaha pihak Kecamatan tersebut.

4.4.1.8 Akuntabilitas (Accountability)

Setiap aktivitas yang berkaitan dengan kepentingan publik perlu

dipertanggungjawabkan kepada publik. Tanggung gugat dan tanggung jawab

tidak hanya sekedar diberikan atasan saja melainkan juga pada para pemegang

saham (stakeholder), yakni masyarakat luas. Dan akuntabilitas sendiri dapat

dibedakan menjadi lima macam, yaitu akuntabilitas organisasional atau

administratif, akuntabilitas legal, akuntabilitas politik, akuntabilitas

profesional, dan akuntabilitas moral.

Di Kecamatan Majasari, beberapa dari pihak Kecamatan Majasari

belum bisa menerapkan prinsip akuntabilitas dengan baik. Pihak-pihak tersebut

terbilang tidak disiplin dalam melaksanakan tugas. Pihak masyarakat sering

menemukan pegawai Kecamatan yang belum berada di tempat; ketika jam

istirahat sudah habis atau sudah meninggalkan kantor; ketika jam kerja belum

habis. Hal ini menunjukkan adanya ketidak tanggung jawaban dari beberapa

Page 130: PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE - repository.fisip …repository.fisip-untirta.ac.id/1297/1/PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE DI... · 2.1.3 Pengertian Pemerintahan ... Tabel 2.1 Perbedaan

pihak tersebut dalam menjalankan tugas sesuai dengan aturan kerja yang

berlaku.

4.4.1.9 Visi Strategis (Strategic Vision)

Para pemimpin dan masyarakat memiliki prespektif yang luas dan jauh

ke depan atas tata pemerintahan yang baik dan pembangunan manusia, serta

kepekaan akan apa saja yang dibutuhkan untuk mewujudkan perkembangan

tersebut. Selain itu, mereka juga harus memiliki pemahaman atas kompleksitas

kesejarahan, budaya dan sosial yang menjadi dasar bagi prespektif tersebut.

Dalam era yang berubah secara dinamis seperti sekarang ini, setiap domain

dalam good governance perlu memiliki visi yang strategis. Tanpa adanya visi

semacam itu, maka dapat dipastikan bahwa suatu bangsa dan negara akan

mengalami ketertinggalan. Visi itu sendiri dapat dibedakan antara visi jangka

panjang (long-term vision) antara dua puluh sampai dua puluh lima tahun (satu

generasi) serta visi jangka pendek (short-term vision) sekitar lima tahun

(Wasistiono, 2002: 32-35) Berdasarkan Bagian Kedua mengenai Asas

Penyelenggaraan Pemerintahan pasal 58 Undang-Undang Nomor 23 Tahun

2014 tentang Pemerintahan Daerah, setidaknya terdapat sembilan asas yang

harus dipenuhi dalam penyelenggaraan pemerintahan di daerah. Pada

pelaksanaanya sembilan asas inilah yang dijadikan sebagai dasar dalam

penyelenggaraan pemerintahan yang baik (good governance).

Page 131: PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE - repository.fisip …repository.fisip-untirta.ac.id/1297/1/PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE DI... · 2.1.3 Pengertian Pemerintahan ... Tabel 2.1 Perbedaan

Dari hasil penelitian yang didapat, dapat disimpulkan bahwa visi

Kecamatan Majasari belum berhasil tercapai. Beberapa kendala; seperti

prinsip-prinsip good governance yang belum sepenuhnya diterapkan menjadi

hambatan bagi pihak Kecamatan Majasari untuk mewujudkan visi tersebut.

Sebagai upaya dalam mewujudkan visi tersebut, pihak Kecamatan

Majasari sedang berusaha memperbaiki pelayanan yang diberikan kepada

masyarakat. Pasalnya, pelayanan merupakan tolak ukur terhadap kinerja

instansi pemerintahan oleh masyarakat sebagai pengguna pelayanan.

4.4.2 Hasil Analisa Berdasarkan Teori Pelayanan Parasuraman

4.4.2.1 Tangibles

Bukti langsung (Tangibles), meliputi fasilitas fisik, perlengkapan

pegawai, dan sarana komunikasi. Menurut Parasuraman (2013), ketampakan

fisik (tangible) berkenaan dengan apakah fasilitas operasional sesuai dengan

kebutuhan dalam pelaksanaan tugas, apakah fasilitas tersebut cukup mudah

didapat dan dioperasionalkan serta dapat menghasilkan output yang berkualitas,

dan apakah infrastruktur pendukung selalu memenuhi standar kualitas dan

memenuhi perubahan kebutuhan konsumen atau masyarakat.

Untuk fasilitas operasional dalam pelaksanaan tugas, beberapa pegawai

masih merasa kurang cukup. Hal tersebut dapat dilihat dari tidak adanya

penambahan jumlah komputer sejak beberapa tahun yang lalu.

Page 132: PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE - repository.fisip …repository.fisip-untirta.ac.id/1297/1/PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE DI... · 2.1.3 Pengertian Pemerintahan ... Tabel 2.1 Perbedaan

Terkait infrastruktur pendukung yang ada di Kantor Kecamatan,

mayoritas dari masyarakat merasa cukup dengan adanya lahan parkir yang luas,

tersedianya ruang menyusui, kursi tunggu, dll. Namun, ketika Kantor

Kecamatan sedang ramai dikunjungi oleh masyarakat, ruang pelayanan akan

terasa sempit dan panas karena ruang pelayanan yang dirasa kurang luas.

Berdasarkan pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa penerapan

prinsip pelayanan tangibles sudah cukup namun belum optimal. Dikatakan

cukup karena fasilitas operasional dan infrastruktur sudah tersedia, namun

belum optimal karena belum bisa memenuhi perubahan kebutuhan konsumen.

4.4.2.2 Reliability

Kehandalan (Reliability), yakni kemampuan memberikan pelayanan

yang dijanjikan dengan segera, akurat, dam memuaskan. Parasuraman (2013)

menjelaskan bahwa keandalan (Reliability) adalah tentang sejauhmana

informasi yang diberikan kepada masyarakat tepat dan dapat

dipertanggungjawabkan, serta apakah masyarakat segera mendapatkan

perbaikan apabila terjadi kesalahan.

Dari beberapa masyarakat yang diwawancara oleh peneliti, dapat

diketahui bahwa pihak Kecamatan belum mampu memberikan pelayanan yang

dijanjikan dengan segera ataupun sesuai dengan SOP (Standar Operasional

Pelayanan). Beberapa kendala seperti tidak tersedianya blangko untuk

Page 133: PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE - repository.fisip …repository.fisip-untirta.ac.id/1297/1/PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE DI... · 2.1.3 Pengertian Pemerintahan ... Tabel 2.1 Perbedaan

pembuatan KTP, pegawai yang belum ada di tempat ketika jam istirahat sudah

habis menyebabkan adanya penguluran waktu dalam pemberian pelayanan.

Menanggapi pernyataan masyarakat di atas, pihak Kecamatan

menyampaikan, adanya ketidak sesuaian antara informasi waktu pelayanan

yang disampaikan dengan fakta di lapangan disebabkan oleh kurangnya sumber

daya pelaksana pelayanan sehingga menyebabkan waktu pelayanan mundur

bahkan terjadi kesalahan-kesalahan dalam pemberian pelayanan.

Dari pembahasan di atas, dapat diketahui bahwa pihak Kecamatan

belum bisa dikatakan handal dalam memberikan pelayanan, karena pelayanan

yang diberikan terkadang tidak selesai sesuai dengan waktu yang dijanjikan.

4.4.2.3 Responsiveness

Menurut Parasuraman (2013) daya tanggap (Responsiviness) berkenaan

dengan bagaimana respon provider jika ada masyarakat yang komplain, dan

apakah provider atau pihak pelaksana pelayanan segera memberi penyelesaian

secara tepat. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka indikator daya taggap

(Responvines) difokuskan pada pemberian penyelesaiaan secara tepat oleh

pihak Kecamatan Majasari terhadap keluhan masyarakat.

Berdasarkan data yang didapatkan oleh peneliti melalui wawancara

dengan beberapa informan sebagai perwakilan dari masyarakat, dapat diketahui

bahwa pihak Kecamatan Majasari sudah membuka akses seluas-luasnya bagi

masyarakat untuk menyampaikan keluhan maupun kritik. Hal tersebut dapat

dilihat dari pihak Kecamatan yang menyediakan kotak saran di Kantor

Page 134: PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE - repository.fisip …repository.fisip-untirta.ac.id/1297/1/PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE DI... · 2.1.3 Pengertian Pemerintahan ... Tabel 2.1 Perbedaan

Kecamatan yang ditujukan agar masyarakat bisa menyampaikan keluhan,

aspirasi, maupun kritik tanpa perasaan sungkan. Namun, terkait penyelesaian

atau tindak lanjut terhadap keluhan yang diterima, pihak Kecamatan Majasari

masih dinilai lamban. Masyarakat menyampaikan bahwa pihaknya sudah

menyampaikan keluhan tentang kurangnya kipas angin dan kursi tunggu yang

tersedia di ruang tunggu sehingga ketika Kantor Kecamatan sedang ramai

dikunjungi, beberapa harus menunggu sambil berdiri dan ruangan akan terasa

panas.

Menanggapi pernyataan yang disampaikan oleh masyarakat, pihak

Kecamatan Majasari menjelaskan bahwa pihaknya memang tidak bisa

menindak lanjuti keluhan-keluhan yang diterima dari masyarakat secara

langsung karena harus adanya perencanaan tindakan dan anggaran terlebih

dahulu. Pihak Kecamatan Majasari juga berharap agar masyarakat setempat

mau mengerti keadaan tersebut.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa pihak

Kecamatan Majasari sudah cukup baik dalam menerima keluhan-keluhan dari

masyarakat, namun, belum optimal dalam menindak lanjuti keluhan-keluhan

tersebut dikarenakan keharusan untuk menyusun perencanaan tindakan dan

anggaran.

Page 135: PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE - repository.fisip …repository.fisip-untirta.ac.id/1297/1/PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE DI... · 2.1.3 Pengertian Pemerintahan ... Tabel 2.1 Perbedaan

4.4.2.4 Assurance

Jaminan (Assurance), mencangkup pengetahuaan, kemampuan,

kesopanan, dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki para staf; bebas dari bahaya,

resiko atau keragu-raguaan. Prinsip assurance adalah dimensi pokok pelayanan

yang mana pada penelitian ini difokuskan pada kesopanan dan kejujuran

pegawai dalam pemberian pelayanan.

Menurut beberapa masyarakat yang diwawancara oleh peneliti, para

pegawai Kecamatan Majasari sudah berlaku jujur dalam memberikan

pelayanan. Dapat dikatakan demikian karena masyarakat tidak pernah lagi

menemukan pegawai Kecamatan yang melakukan pungutan liar. Pegawai

Kecamatan Majasari juga sudah berlaku sopan dengan menyampaikan hal-hal

atau informasi kepada masyarakat dengan baik.

Hal tersebut senada dengan apa yang disampaikan oleh KASI Pelayanan.

Berdasarkan data yang didapatkan, dapat diketahui bahwa menurut KASI

Pelayanan, pihaknya sudah berusaha optimal untuk bersikap amanah dalam

memberikan pelayanan kepada masyarakat; memberikan sesuai hak dan

wewenangnya.

Dari penjelasan di atas, dapat diketahui bahwa penerapan prinsip

pelayanan assurance di Kecamatan Majasari sudah optimal. Dikatakan optimal

karena pihak Kecamatan Majasari sudah bersikap jujur/amanah dan sopan.

Terlihat dari tidak adanya lagi pegawai Kecamatan yang melakukan pungutan

Page 136: PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE - repository.fisip …repository.fisip-untirta.ac.id/1297/1/PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE DI... · 2.1.3 Pengertian Pemerintahan ... Tabel 2.1 Perbedaan

liar ketika memberikan pelayanan kepada masyarakat. Terlebih lagi, para

pegawai Kecamatan Majasari juga menyampaikan informasi kepada

masyarakat dengan sikap yang baik.

4.4.2.5 Emphaty

Empati (Emphaty), meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan,

komunikasi yang baik, perhatian pribadi, dan memahami kebutuhan para

pelanggannya. Menurut Parasuraman (2013), Emphaty berkenaan dengan

apakah provider atau pihak pelaksana pelayanan tanggap terhadap kebutuhan

klien atau masyarakat. Dalam penelitian ini, emphaty difokuskan apakah pihak

Kecamatan cukup tanggap dalam memenuhi kebutuhan masyarakat ketika

mengurus administrasi di Kantor Kecamatan.

Menurut pernyataan yang disampaikan oleh beberapa masyarakat,

pihak Kecamatan Majasari dinilai masih kurang optimal dalam memperhatikan

kebutuhan masyarakat. Contohnya, pihak Kecamatan Majasari tidak

menyediakan alat tulis dan meja yang cukup untuk masyarakat ketika

diharuskan mengisi formulir, dll. Pihak Kecamatan Majasari juga belum

menambah jumlah kipas angina dan kursi tunggu yang ada di ruang pelayanan.

Berdasarkan data yang didapatkan peneliti melalui wawancara dan

merujuk pada penjelasan dari indikator pengertian (Emphaty) oleh Parasuraman

(2013) bahwa penerapan emphaty dalam pemberian pelayanan masih kurang

optimal. Dikatakan kurang optimal karena fasilitas yang dibutuhkan oleh

Page 137: PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE - repository.fisip …repository.fisip-untirta.ac.id/1297/1/PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE DI... · 2.1.3 Pengertian Pemerintahan ... Tabel 2.1 Perbedaan

masyarakat pada saat melakukan atau mengurus administrasi di Kecamatan

Majasari belum bisa dirasakan oleh seluruh masyarakat yang datang. Hal

tersebut dikarenakan masih terbatasnya fasilitas yang ada di Kecamatan

Majasari sedangkan jumlah masyarakat yang datang untuk mengurus

administrasi kependudukan tidak sedikit. Berdasarkan pernyataan tersebut,

peneliti menyimpulkan bahwa pihak Kecamatan Majasari perlu meningkatan

jumlah fasilitas operasional sebagai bentuk pemenuhan kebutuhan terhadap

masyarakat demi peningkatan pelayanan administrasi kependudukan.

Page 138: PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE - repository.fisip …repository.fisip-untirta.ac.id/1297/1/PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE DI... · 2.1.3 Pengertian Pemerintahan ... Tabel 2.1 Perbedaan

BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan data yang diperoleh peneliti, dapat disimpulkan bahwa prinsip-prinsip

good governance belum berhasil diterapkan secara maksimal pada pelaksanaan

pemerintahan di Kecamatan Majasari. Faktor-faktor internal seperti ketidak disiplinan

pegawai, terhambatnya pengadaan belangko sebagai syarat pembuatan KTP, juga faktor-

faktor eksternal seperti kurangnya kesadaran masyarakat atas pentingnya pembuatan

surat izin usaha dan ketidak disiplinan dalam mendirikan tempat usaha menjadi beberapa

kendala bagi pihak Kecamatan Majasari untuk menerapkan kesembilan prinsip-prinsip

good governance secara maksimal.

5.2. Saran

Berkaitan dengan hasil penelitian yang didapat, peneliti menyampaikan beberapa

saran kepada pihak Kecamatan Majasari dengan harapan agar prinsip-prinsip good

governance bisa diterapkan dengan jauh lebih baik:

a. Pihak Kecamatan Majasari agar lebih memahami kebutuhan masyarakat

b. Pihak Kecamatan Majasari agar lebih mendisiplinkan para pegawai

c. Pihak Kecamatan Majasari agar lebih mempersiapkan diri dalam memberikan

pelayanan.

Page 139: PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE - repository.fisip …repository.fisip-untirta.ac.id/1297/1/PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE DI... · 2.1.3 Pengertian Pemerintahan ... Tabel 2.1 Perbedaan

DAFTAR PUSTAKA

Andrianto, Nico. 2007. Good E-Government: Transparansi dan Akuntabilitas Publik

melalui E-Government. Malang: Bayumedia Publishing.

Azhari.2002. Konsep Good Governance. Yogyakarta: Pembaruan.

Denzin, Norman K. &Yvonna S. Lincoln (eds.). 2009. Handbook of Qualitative

Research.Terj.Dariyatno dkk. Jogjakarta: Pustaka Pelajar.

Ermaya, Suradinata.1998. Manajemen Pemerintahan dan Otonomi Daerah.Bandung

:Ramadan

Koswara, E. 2001.Teori Pemerintahan Daerah. Jakarta: Institut Ilmu Pemerintahan

Press.

Moleong Lexy J. 2010.Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya.

Nugroho, Riant. 2012. Public Policy (Dinamika Kebijakan, Analisis Kebijakan,

Manajemen Kebijakan). Jakarta: PT.Gramedia.

Rakhmat, Jalaluddin, 2004. Metode Penelitian Komunikasi: Dilengkapi Contoh Analisis

Statistik, Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sedarmayanti. 2012. Good Governance: Kepemerintahan yang Baik. Bandung: Mandar

Maju.

Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta

Sugiyono. 2012.Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Wasistono, Sadu. 2002. Kapita Selekta Penyelenggaraan Pemerintah Daerah.Bandung:

Alqaprint Jatinangor.

Jurnal Penelitian:

Azzam, Pawito & Kandyawan. 2013. (Studi Analisis isi Kuantitatif TentangPemberitaan

Kasus KorupsiHambalang Yang Melibatkan Mantan Ketua Umum Partai

Demokrat AnasUrbaningrum Pada Harian Kompas Edisi 1 Februari - 31 Maret

2013). Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Frayogi, Muhammad. 2015. Implementasi Prinsip-Prinsip Good Governance di Dinas

Kesehatan Kabupaten Provinsi Banten. Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Serang.

Sumber Lain

Arjamudin. 2012. Penerapan Konsep Good Governance di Indonesia. Melalui

http://arjaenim.blogspot.co.id/2012/11/penerapan-konsep-good-governance-

di.html[08/07/2017]

Febrian. 2009. Penerapan Good Governance di Indonesia. Melalui

http://beritagratis.blogspot.co.id/2009/10/penerapan-good-governance-di-

indonesia.html[06/07/2017]

Page 140: PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE - repository.fisip …repository.fisip-untirta.ac.id/1297/1/PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE DI... · 2.1.3 Pengertian Pemerintahan ... Tabel 2.1 Perbedaan

Kuswanto. 2012. Pelaksanaan Good Governance di Indonesia. Melalui

http://www.banyumaskab.go.id/read/15538/pelaksanaan-good-governance-di-

indonesia [11/09/2017]

Dokumen

Kecamatan Majasari. 2016. Profil Kecamatan Majasari Kabupaten Pandeglang.

Kabupaten Pandeglang: Kecamatan Majasari.

Bagian Organisasi SETDA Kabupaten Pandeglang Tahun 2016. 2016. Peraturan Bupati

Pandeglang Nomor 66 Tahun 2016 Tentang Kedudukan, Susunan Organisasi,

Rincian Tugas dan Fungsi Serta Tata Kerja Kecamatan dan Kelurahan.

Kabupaten Pandeglang: Bagian Organisasi SETDA Kabupaten Pandeglang

Tahun 2016.

Kecamatan Majasari. 2017. Standar Operasional Prosedur. Kabupaten Pandeglang:

Kecamatan Majasari.

E-Journal

Mawarni (2014).“Responsivitas Pelayanan Publik di Puskesmas Berstandar Iso

9001:2008 (Studi Pada Puskesmas Jeruk Kecamatan Lakarsantri, Kota

Surabaya)”.E-Journal UNESA, Vol. 2.

http://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.php/publika/article/view/8592(diakses

25 September 2017).

Page 141: PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE - repository.fisip …repository.fisip-untirta.ac.id/1297/1/PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE DI... · 2.1.3 Pengertian Pemerintahan ... Tabel 2.1 Perbedaan

LAMPIRAN

Page 142: PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE - repository.fisip …repository.fisip-untirta.ac.id/1297/1/PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE DI... · 2.1.3 Pengertian Pemerintahan ... Tabel 2.1 Perbedaan

MATRIKS WAWANCARA

Sekertaris Camat Kecamatan Majasari Bapak Agus Lukmanto (I1)

Partisipasi

Q1 Bagaimana partisipasi pihak swasta dalam izin usaha ?

Sejauh ini, mayoritas dari pihak swasta sudah mengajukan surat izin usaha.

Tapi, masih ada beberapa yang belum mengajukan, mungkin karena

berfikirnya sudah ada uang keamanan ya, jadi ya aman.

Supremasi Hukum

Q1 Apakah pihak Majasari tegas dalam menegakkan hukum ?

Iya, kami tegas pada siapa saja yang memang melanggar. Salah satunya

seperti usaha-usaha swasta yang tidak berizin. Kami akan urus untuk mereka

segera menyelesaikan perizinan usaha mereka dan akan kami sanksi kalau

tidak ada tindakan baik dari pemilik usaha. Bukan hanya pada surat izin usaha

juga, tapi yang lainnya juga.

Trasnparansi

Q1 Bagaimana kemudahan dalam memperoleh informasi, kejelasan pelaksanaan good

governance dan akses bagi publik mengenai pemerintahan ?

Kami sudah memudahkan masyarakat dalam mendapatkan informasi,

khususnya terkait pelayanan-pelayanan yang disediakan dengan menempel

papan informasi di pintu kasi pelayanan. Jadi, ketika datang ke kantor

kecamatan, masyarakat bisa melihat langsung daftar pelayanan yang ada.

Q2 Upaya apa yang dilakukan untuk memperbaiki penerapan transparansi di

Kecamatan Majasari ?

Sebagai upaya memperbaiki penerapan prinsip transaparansi dalam

pelaksanaan pemerintahan kecamatan Majasari, kami sedang berusaha untuk

Page 143: PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE - repository.fisip …repository.fisip-untirta.ac.id/1297/1/PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE DI... · 2.1.3 Pengertian Pemerintahan ... Tabel 2.1 Perbedaan

meningkatkan kinerja website, agar masyarakat dapat mengakses informasi

dengan lebih mudah; tanpa perlu datang langsung ke kantor kecamatan

Responsifitas

Q1 Bagaimana proses dalam menanggapi keluhan masyarakat ?

Aspirasi dan keluhan dari masyarakat selalu kami pertimbangkan. Setelah

masyarakat menyampaikan aspirasi maupun keluhan, disampaikan dulu

kepada bagian yang berhubungan. Sesegera mungkin diatasi. Kalau yang

dikeluhkan adalah masalah yang lumayan besar, maka nanti akan dirapatkan

pada rapat bulanan, sehingga semua pihak dari Kecamatan Majasari bisa

berpendapat dan memberikan solusi.

Q2 Berapa lama proses untuk menanggapi aspirasi dan keluhan masyarakat ?

Dalam menanggapi keluhan dan aspirasi masyarakat, kami upayakan sesegera

mungkin. Tapi, kalau untuk menanggapi aspirasi dan keluhan masyarakat

yang membutuhkan anggaran, seperti perbaikan jalan, mungkin sedikit

membutuhkan waktu, karena harus menyusun anggaran terlebih dahulu

Q3 Apakah pelayanan pembuatan KTP sudah sesuai dengan SOP ?

Pelayanan yang diberikan oleh pihak Kecamatan Majasari belum sepenuhnya

sesuai dengan SOP. Karena beberapa kendala ya, seperti dalam pembuatan

KTP itu, belangko sering tidak tersedia, jadi prosesnya bisa jadi lebih lama

dari SOP yang ditentukan.”

Orientasi Konsensus

Q1 Apakah Kecamatan Majasari mengedepankan keputusan bersama ?

Mengedepankan keputusan bersama sudah pasti. Karena segala hal yang ada

di Kecamatan bukan hanya melibatkan pihak Kecamatan, tetapi ada

masyarakat, dan pihak pihak lainnya. Contohnya, dalam menanggapi aspirasi

dan keluhan masyarakat yang tidak bisa diatasi oleh bagiannya sendiri, maka

akan dirapatkan untuk mencari solusi atau penanganan terbaik

Page 144: PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE - repository.fisip …repository.fisip-untirta.ac.id/1297/1/PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE DI... · 2.1.3 Pengertian Pemerintahan ... Tabel 2.1 Perbedaan

Q2 Apakah Kecamatan Majasari konsisten dengan hasil keputusan bersama ?

Terhadap keputusan yang telah disepakati, kami belum sepenuhnya

konsisten, karena ada saja hal hal yang harus diubah demi menyesuaikan

dengan kondisi dan kebutuhan terkini. Tetapi, keputusan yang disepakati

dijalankan sesuai yang telah diputuskan sebelum ada tuntutan perubahan

Keadilan

Q1 Apakah pihak Kecamatan Majasari membeda-bedakan dalam pemberian

pelayanan ?

Pihak kecamatan Majasari tidak pernah membedakan pelayanan kepada

siapa-pun. Semua masyarakat berhak mendapatkan perlakuan yang sama

dalam menerima pelayanan. Jadi, InsyaAllah tidak ada istilah pilih kasih atau

mengutamakan orang terdekat gitu

Akuntabilitas

Q1 Bagaimana mekanisme pertanggung jawaban Kecamatan Majasari ?

Untuk skema pertanggung jawaban bahwa kecamatan di pimpin oleh seorang

camat yang bertanggung jawab kepada bupati melaui sekertaris daerah. Hal

ini merujuk pada ketentuan ayat (1) pasal 224 undang-undang nomor 23 tahun

2014 tentang pemerintahan daerah

Visi strategis

Q1 Apakah visi dan misi Kecamatan Majasari sudah tercapai ?

Visi Kecamatan Majasari sampai saat ini belum sepenuhnya tercapai. Karena

masih banyak kendala yang ditemukan di lapangan. Tapi, insyaAllah, kami

sedang berupaya untuk mewujudkan visi tersebut, salah satunya dengan

memperbaiki penerapan-penerapan good governance pada pelaksanaan

pemerintahan. Seperti pada transparansi tadi, sedang meningkatkan kinerja

Page 145: PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE - repository.fisip …repository.fisip-untirta.ac.id/1297/1/PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE DI... · 2.1.3 Pengertian Pemerintahan ... Tabel 2.1 Perbedaan

website, untuk pelayanan juga diperbaiki, kami berkoordinasi dengan RT dan

RW, kira-kira pelayanan apa yang butuh diperbaiki menurut masyarakat

Responsiviness

Q1 Upaya apa yang dilakukan pihak Kecamatan Majasari dalam menangani

keluhan masyarakat ?

Kecamatan Majasari selalu membuka diri untuk keluhan, saran, dan kritik

dari masyarakat. Saat ini, kami sudah memudahkan masyarakat dengan

menyediakan kotak saran. Jadi, masyarakat bisa menyampaikan keluhan,

saran, maupun kritik tanpa sungkan. Keluhan, saran, maupun kritik tersebut

nantinya akan segera disampaikan kepada bagian yang bersangkutan.

Misalnya, keluhan tersebut berkaitan dengan pelayanan, maka akan langsung

disampaikan kepasa KASI pelayanan. Nantinya, keluhan, saran, maupun

kritik tersebut akan dibahas di rapat rutin bulanan, agar semua pegawai

Kecamatan juga mengetahuinya dan ikut andil dalam memberikan solusi

penyelesaian. Namun, untuk penyelesaian terhadap masing-masing keluhan

itu kan memang butuh waktu. Kita ga bisa semena-mena langsung ambil

tindakan tanpa rencana dan anggaran. Jadi ya mudah-mudahan masyarakat

mau ngerti.

Q1 Apakah kebutuhan masyarakat sudah terpenuhi saat melakukan administrasi

?

Kecamatan Majasari sudah cukup baik dalam melaksanakan tugasnya yaitu

memberikan fasilitas yang dibutuhkan seperti sarana prasarana yang

digunakan masyarakat pada saat mengurus administrasi kependudukan.

Page 146: PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE - repository.fisip …repository.fisip-untirta.ac.id/1297/1/PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE DI... · 2.1.3 Pengertian Pemerintahan ... Tabel 2.1 Perbedaan

Wawancara Dengan Bapak Mahmudi Karya (I1-2)

Partisipasi

Q1 Bagaimana partisipasi pihak swasta dalam izin usaha ?

Sejauh ini partisipasi swasta dalam pembuatan izin usaha sudah cukup baik.

Namun yang harus diingat adalah bahwa pihak kecamatan hanya berperan

sebagai pengantar untuk membuat izin usaha, kemudian pembuatan izin usaha

dibuat oleh Dinas Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu

Satu Pintu Kabupaten Pandeglang

Transparansi

Q1 Jenis transparansi pelayanan apa saja yang ada di Kecamatan Majasari ?

Transparansi informasi disini telah ada spanduk mengenai jenis pelayanan apa

saja yang ada di Kecamatan Majasari. Namun, masyarakat beranggapan bahwa

sekarang jamannya era digital jadi mereka menuntut untuk mendapatkan

informasi secara online. Untuk itu, saya mohon maaf karena belum bisa

menyediakan sistem informasi desa. Insya allah akan kami sediakan tapi masih

tahap perencanaan

Q2 Apakah pihak kecamatan memberikan akses yang luas bagi masyarakat ?

Kami dari Kecamatan Majasari membuka akses kepada masyarakat secara luas

mengenai aktifitas di Kecamatan Majasari. Karena masyarakat selain berperan

sebagai pengguna pelayanan, mereka juga berperan sebagai pengawas kinerja

dari kecamatan ini

Responsifitas

Q1 Apakah pihak pelayanan sigap dalam menanggapi aspirasi atau keluhan

masyarakat ?

Kami secara sigap menanggapi keluhan dan aspirasi masyarakat bahkan

telah disediakan kotak aspirasi dan keluhan untuk masyarakat. Namun ada

berapa aspirasi atau keluhan yang harus di rapat kan secara bersama

Page 147: PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE - repository.fisip …repository.fisip-untirta.ac.id/1297/1/PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE DI... · 2.1.3 Pengertian Pemerintahan ... Tabel 2.1 Perbedaan

Orientasi Pada Konsensus

Q1 Apakah Kecamatan Majasari mengedepankan keputusan bersama ?

Insya Allah di Kecamatan Majasari sendiri lebih mementingkan keputusan

bersama. Jadi ga ada yang dirugikan atara masyarakat dan pihak kecamatan.

Jadi fleksibel kita mah. Yang penting keputusan itu sesuai dengan SOP

Keadilan

Q1 Apakah masyarakat mendapatkan haknya dalam pelayanan yang disediakan

?

Kami selaku pegawai Kecamatan Majasari telah memberikan hak masyarakat

selaku pengguna jasa pelayanan secara merata tanpa membedakan siapa dia.

Contohnya kalau ada sodara maupun kerabat yang mau membuat izin maka

akan kami layani sesuai dengan SOP yang ada

Q2 Apakah pelayanan yang di berikan sudah sesuai dengan kebutuhan

masyarakat.

Untuk pelayanan yang kami berikan sudah kami coba sebaik mungkin, agar

apa yang diinginkan masyarakat sebagai tujuan pelayanan dapat tercapai dan

sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Dan kami jalankan sebaik-baiknya

Visi Strategis

Q1 Apakah visi dan misi Kecamatan Majasari sudah tercapai ?

Untuk saat ini, visi kecamatan majasari belum sepenuhnya tercapai, namun

kita berupaya agar kedepannya visi dan misi kecamatan Majasari dapat

terwujud

Q2 Upaya apa yang akan dilakukan agar visi misi bisa tercapai?

Salah satu upaya yang kita lakukan adalah meningkatkan pelayanan yang

diberikan kepada masyarakat selaku pengguna jasa pelayanan. InsyaAllah

kedepannya, kita akan menerapkan sistem informasi desa (SID) yang bisa

diakses secara online jadi masyarakat bisa mengakses informasi terkait

Page 148: PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE - repository.fisip …repository.fisip-untirta.ac.id/1297/1/PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE DI... · 2.1.3 Pengertian Pemerintahan ... Tabel 2.1 Perbedaan

persayaratan-persyaratan pelayanan melalui system tersebut tanpa harus

bolak-balik kantor kecamatan

Reliability

Q1 Bagaimana kehandalan pihak Kecamatan dalam memberikan informasi ?

Jadi, untuk masalah kesesuaian informasi yang kami berikan, sebenarnya

kamipun selalu mengusahakan yang terbaik untuk meningkatkan pelayanan

adapun kesalahan – kesalahan yang terdapat dalam bentuk penulisan dan

ketidak sesuaian waktu yang kami informasikan itu karena kekurangan

sumber daya pelaksana pelayanan yang berakibat pada sering terjadinya

keterlambatan waktu atau masih sering terjadi kesalahan dalam pemberian

pelayanan maupun informasi

Assurance

Q1 Apakah pelayanan yang diberikan sudah amanah?

Insya Allah kita memberikan pelayanan secara amanah kepada masyarakat.

Namun terkadang masih ada masyarakat yang menganggap pelayanan disini

kurang baik, hal itu tergantung dari masyarakat menilainya, kita

mengupayakan yang terbaik untuk masyarakat

Emphaty

Q1 Apakakah kebutuhan masyarakat sudah terpenuhi ?

Untuk kebutuhan masyarakat yang mengurus administrasi kependudukan di

sini, kami selaku penyedia sudah sangat berusaha untuk memenuhi segala

kebutuhan masyarakat dengan baik

Page 149: PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE - repository.fisip …repository.fisip-untirta.ac.id/1297/1/PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE DI... · 2.1.3 Pengertian Pemerintahan ... Tabel 2.1 Perbedaan

Wawancara dengan H. Rano (I1-3)

Partisipasi

Q1 Bagaimana Partisipasi swasta dalam keamanan dan ketertiban ?

Sejauh ini, pihak swasta sudah cukup berpartisipasi dalam menjaga

kebersihan di sekitar lingkungan usahanya. Namun, masih ada beberapa dari

pihak swasta yang melanggar tata tertib dengan mendirikan tempat usaha

terlalu dekat dengan jalan raya sehingga mengganggu arus jalan dan di atas

trotoar sehingga menghilangkan fungsinya untuk para pejalan kaki.

Orientasi Pada Konsensus

Q1 Apakah dalam proses pengamanan selalu di musyawarahkan terlebih dulu ?

Setiap pengamanan yang dilaksanakan oleh kami selaku trantib harus

dimusyawarahkan terlebih dahulu. Faktanya, kecamatan majasari

merupakan salah satu daerah yang memiliki banyak pondok pesantren,

sehingga, untuk mengadakan acara semacam dangdutan, harus dirundingkan

dulu dengan pihak pondok pesantren.

Page 150: PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE - repository.fisip …repository.fisip-untirta.ac.id/1297/1/PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE DI... · 2.1.3 Pengertian Pemerintahan ... Tabel 2.1 Perbedaan

Wawancara Dengan Ibu Hj Een (I2-1)

Partisipasi

Q1 Apakah pihak kecamatan cukup baik dan tegas dalam memberikan sanksi ijin

usaha ?

Sudah cukup baik, banyak juga yang belum ada izin usaha langsung diberi

sanksi. Biasanya kalo yang susah dikasih tau yang kena sanksi

Transparansi

Q1 Menurut Ibu, apakah informasi yang ada di kecamatan majasari mudah di

akses ?

Menurut saya sih mudah. Tidak ditutup tutupi. Kalau ada informasi terkait

aktifitas yang harus masyarakat tau, biasanya disampaikan lewat RT/RW.

Efektifitas dan Efisiensi

Q1 Bagaimana menurut ibu mengenai pelayanan sudah efektif dan efisien ?

Pelayanan belum bisa dikatakan efektif dan efisien. Saya pernah sampe bolak

balik ke Kecamatan karena waktu itu petugasnya lagi ga ada. Kan harus

ngeluarin uang lagi buat ongkos, ga efisien

Page 151: PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE - repository.fisip …repository.fisip-untirta.ac.id/1297/1/PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE DI... · 2.1.3 Pengertian Pemerintahan ... Tabel 2.1 Perbedaan

Wawancara dengan Ibu Ratna (12-2)

Keadilan

Q1 Bagaimana pelayanan yang di berikan oleh Kecamatan Majasari sudah adil?

Terkait keadilan dalam pemberian pelayanan, belum bisa ternilai adil, masih

ada dikriminatif. Yang punya saudara atau kenalan di Kecamatan Majasari

biasanya lebih dimudahkan.

Efektifitas dan Efisiensi

Q1 Bagaimana menurut Ibu mengenai pelayanan, apakah sudah cukup efektif dan

efisien?

Menurut ibu sih, kalo pelayanan disini belum efektif dan efisien ya, karena

kan kalau ngurus-ngurus disini itu suka lama, ngabisin waktu

Page 152: PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE - repository.fisip …repository.fisip-untirta.ac.id/1297/1/PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE DI... · 2.1.3 Pengertian Pemerintahan ... Tabel 2.1 Perbedaan

Wawancara dengan Bapak Rojali (I2-3)

Q1 Bagaimana menurut Bapak terkait pertanggung jawaban yang diberikan oleh

pihak Kecamatan dalam proses pembuatan KK?

Sejauh ini pertanggung jawaban dari pihak Kecamatan Majasari sudah

lumayan baik. Dimana para pegawai menjelaskan mengenai pelayanan-

pelayanan yang ada. Namun ada hal yang harus di perbaiki. Saya pernah

kesini untuk pengurusan KK tapi pegawainya belum ada, pas saya tanya sama

yang piket pegawainya masih pada istirahat, padahal waktu itu pukul setengah

dua.

Tangibles

Q1 Bagaimana menurut bapak mengenai fasilitas yang ada di Kecamatan

Majasari?

Menurut saya, terkait fasilitas di Kecamatan Majasari ini sudah dapat

membuat masyarakat cukup nyaman, seperti ada televisi, kipas angin, kursi

tunggu, dll. Namun, dirasa belum cukup kondusif kalau masyarakat yang

datang sedang ramai karena hanya ada 1 kipas angin di ruang tunggu, jadi

akan terasa gerah kalau banyak orang. Terlebih, kursi tunggu hanya

disediakan di depan loket pelayanan yang ruangannya cukup sempit, sehingga

akan berdesak desakan

Q2 Apakah ada kendala dengan oprasional pelayanan?

(Terkait fasilitas operasional pelayanan) Masih belum optimal, pembuatan

KTP (Kartu Tanda Penduduk) masih sering terkendala dengan belangko yang

tidak tersedia di Kecamatan Majasari. Sehingga, waktu pembuatan KTP jadi

ngulur dan tidak sesuai dengan SOP (Standar Operasional Pelayanan) yang

ada

Page 153: PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE - repository.fisip …repository.fisip-untirta.ac.id/1297/1/PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE DI... · 2.1.3 Pengertian Pemerintahan ... Tabel 2.1 Perbedaan

Reliability

Q1 Menurut Bapak, apakah pelayanan di Kecamatan Majasari sudah optimal?

Kalau berdasarkan pengalaman saya, Kecamatan Majasari belum dirasa

optimal dalam penerapan kehandalan (reliability) contohnya, ketidak

sesuaian waktu pemberian pelayanan dengan SOP (Standar Operasional

Pelayanan yang ada

Responsiviness

Q1 Bagaimana respon pegawai dalam menyelesaikan masalah maupun complain

dari masyarakat khususnya yang bapak rasakan?

Kalo legowo ya legowo. Masyarakat menyampaikan keluhan ya didengarkan

dengan baik. Tetapi, untuk penyelesaiannya kayanya belum optimal ya.

Contohnya aja, masyarakat udah banyak complain tentang kursi tunggu yang

kurang, kalo lagi rame tuh suka pada ngga kebagian kursi trus berdiri

Assurance

Q1 Bagaimana menurut Bapak mengenai kesopanan dan kejujura para pegawai?

Pegawai Kecamatan ya pada jujur, pada sopan juga. Kalo menyampaikan

sesuatu ke warga ya dengan baik-baik.

Emphaty

Q1 Apakah pegawai Kecamatan Majasari sudah cukup tanggap terhadap

kebutuhan masyarakat?

Kalau masalah tanggap ga tanggap tentang kebutuhan, jelas kurang tanggap.

Dari kursi saja contohnya, keliatan masih kurang, banyak yang berdiri, tetapi

tidak ada penambahan kursi. Juga, ruangan panas ga ada penambahan kipas

angin, banyak yang antri tapi ga ditambah loketnya.

Page 154: PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE - repository.fisip …repository.fisip-untirta.ac.id/1297/1/PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE DI... · 2.1.3 Pengertian Pemerintahan ... Tabel 2.1 Perbedaan

Wawancara dengan Ibu Ida Rosidah (I2-4)

Tangibles

Q1 Bagaimana menurut Ibu mengenai sarana dan prasarana yang ada di

Kecamatan Majasari?

Sarana prasarana di Kecamatan Majasari masih kurang, seperti kursi, ini saya

tidak kebagian tempat duduk dari awal masuk sampai sekarang karena

memang masyarakat sedang banyak yang datang.

Reliability

Q1 Apakah informasi yang disampaikan oleh pihak Kecamatan Majasari sudah

akurat dengan apa yang ditemukan di lapangan?

Jadi gini nih, menurut Saya, untuk informasi yang disampaikan terkait waktu

pelayanan di Kecamatan Majasari sendiri belum tepat. Contohnya, pada saat

saya datang ke Kecamatan di jam 12.30, saya ditolak karena katanya sedang

jam istirahat dan akan buka kembali jam 13.00. Tetapi, kenyataannya, sampai

jam 13.30 pun petugas pelayanan belum juga kembali ke loket

Responsiveness

Q1 Apakah pegawai tanggap terhadap kebutuhan masyarakat?

Tanggapan dari Kecamatan Majasari terhadap kebutuhan masyarakat sih gitu

– gitu aja. Saya tadi butuh meja sama pulpen buat nulis formulir tapi tidak

disediakan, jadi, terpaksa harus keluar untuk membeli pulpen

Page 155: PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE - repository.fisip …repository.fisip-untirta.ac.id/1297/1/PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE DI... · 2.1.3 Pengertian Pemerintahan ... Tabel 2.1 Perbedaan

Wawancara dengan Ibu Imaswati (I2-5)

Q1 Bagaimana menurut ibu mengenai sarana dan prasarana yang ada di

kecamatan?

Gini yah mas, menurut Ibu, kalau untuk fasilitas di Kecamatan Majasari ini

masih kurang, seperti tidak adanya meja untuk menulis, jadi masyarakat yang

harus mengisi formulir atau yang lainnya akan merasa kesulitan.

Q2 Bagaimana dengan oprasional pelayanan yang ada di Kecamatan Majasari?

Menurut saya, fasilitas operasional pelayanan di Kecamatan Majasari ini

masih kurang, ya, mas. Contohnya saya, ketika saya ingin membuat KK

(Kartu Keluarga) harus terhambat karena formulir habis dan belum tersedia.”

Responsiviness

Q1 Bagaimana respon pegawai dalam menyelesaikan masalah maupun complain

dari masyarakat khususnya yang Ibu rasakan ?

Respon ya respon. Bilangnya iya iya nanti disampein ke atasan. Tapi ngga

ditindak lanjuti dengan cepet gitu loh. Kaya ini kan, kipas angina Cuma ada

1 di tempat pelayanan itu. Kalo lagi banyak yang antri ya panas banget itu,

Mas.

Assurance

Q1 Bagaimana menurut anda mengenai kesopanan dan kejujura para pegawai?

Kalo kejujuran sih kayanya udah pada jujur, mas. Udah ga ada yang minta

pungli pungli gitu. Jadi kalo emang layanannya gratis ya ga dimintain dana

pelayanan gitu

Page 156: PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE - repository.fisip …repository.fisip-untirta.ac.id/1297/1/PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE DI... · 2.1.3 Pengertian Pemerintahan ... Tabel 2.1 Perbedaan

Wawancara dengan Bapak Apep Saprudin (I2-6)

Reliability

Q1 Apakah informasi yang disampaikan oleh pegawai Kecamatan Majasari

sudah tepat dengan apa yang dilakukan atau diberikan?

Sebelumnya, saya datang ke sini untuk mengurus KTP (Kartu Tanda

Penduduk) anak saya, namun, petugas mengatakan bahwa belangko belum

tersedia. Setelahnya, petugas meminta kontak saya dan mengatakan akan

menghubungi ketika nantinya belangko sudah tersedia. Nyatanya, sampai hari

ini saya kembali ke Kecataman saya sama sekali tidak dihubungi dengan

alasan lupa, padahal belangko sudah tersedia semenjak 3 hari setelah

kedatangan saya sebelumnya

Page 157: PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE - repository.fisip …repository.fisip-untirta.ac.id/1297/1/PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE DI... · 2.1.3 Pengertian Pemerintahan ... Tabel 2.1 Perbedaan

Wawancara dengan Bapak H. Emul (I3-1)

Partisipasi

Q1 Apakah Bapak sudah memiliki ijin usaha? Apakah bapak merasa disulitkan

dengan keharusan membuat izin usaha?

Sejauh ini, saya sudah memiliki surat izin usaha. Saya pribadi tidak merasa

disulitkan dengan keharusan membuat surat izin usaha

Q2 Apa konstribusi anda terhadapa Kecamatan Majasari?

Kami berkontribusi terhadap Kecamatan Majasari dengan membuka

lowongan pekerjaan bagi masyarakat sekitar, sehingga meningkatkan

kesejahteraan masyarakat. Selain itu, saya juga menyediakan kios-kios usaha

gratis bagi masyarakat yang ingin membuka usaha

Tegaknya Supermasi Hukum

Q1 Apakakah pihak Majasari tegas dalam menegakkan hukum?

Kalau menurut saya, Kecamatan Majasari sudah cukup baik dalam penegakan

hukum, tidak pandang bulu terhadap siapa saja yang melanggar hukum,

seperti yang tidak memiliki izin usaha tapi sudah mendirikan usaha, maka

pihak Kecamatan Majasari segera mengurus hal tersebut dengan memberikan

peringatan awal dan tindak lebih lanjut apabila tidak ada itikad baik dari pihak

pengusaha tersebut

Page 158: PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE - repository.fisip …repository.fisip-untirta.ac.id/1297/1/PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE DI... · 2.1.3 Pengertian Pemerintahan ... Tabel 2.1 Perbedaan

Wawancara dengan Bapak heri hermawan (I3-2)

Partisipasi

Q1 Apakah bapak sudah memiliki ijin usaha?

Ya memang belum ada izin usahanya, tapi kan tetep memenuhi kewajiban,

itu ada uang keamanan ko. Usaha saya juga aman insyaAllah, mas, jadi ya ga

perlu kali ya izin izin gitu, ribet ngurusnya.

Page 159: PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE - repository.fisip …repository.fisip-untirta.ac.id/1297/1/PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE DI... · 2.1.3 Pengertian Pemerintahan ... Tabel 2.1 Perbedaan

FOTO DOKUMENTASI WAWANCARA

Page 160: PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE - repository.fisip …repository.fisip-untirta.ac.id/1297/1/PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE DI... · 2.1.3 Pengertian Pemerintahan ... Tabel 2.1 Perbedaan
Page 161: PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE - repository.fisip …repository.fisip-untirta.ac.id/1297/1/PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE DI... · 2.1.3 Pengertian Pemerintahan ... Tabel 2.1 Perbedaan
Page 162: PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE - repository.fisip …repository.fisip-untirta.ac.id/1297/1/PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE DI... · 2.1.3 Pengertian Pemerintahan ... Tabel 2.1 Perbedaan
Page 163: PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE - repository.fisip …repository.fisip-untirta.ac.id/1297/1/PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE DI... · 2.1.3 Pengertian Pemerintahan ... Tabel 2.1 Perbedaan
Page 164: PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE - repository.fisip …repository.fisip-untirta.ac.id/1297/1/PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE DI... · 2.1.3 Pengertian Pemerintahan ... Tabel 2.1 Perbedaan
Page 165: PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE - repository.fisip …repository.fisip-untirta.ac.id/1297/1/PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE DI... · 2.1.3 Pengertian Pemerintahan ... Tabel 2.1 Perbedaan
Page 166: PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE - repository.fisip …repository.fisip-untirta.ac.id/1297/1/PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE DI... · 2.1.3 Pengertian Pemerintahan ... Tabel 2.1 Perbedaan
Page 167: PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE - repository.fisip …repository.fisip-untirta.ac.id/1297/1/PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE DI... · 2.1.3 Pengertian Pemerintahan ... Tabel 2.1 Perbedaan
Page 168: PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE - repository.fisip …repository.fisip-untirta.ac.id/1297/1/PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE DI... · 2.1.3 Pengertian Pemerintahan ... Tabel 2.1 Perbedaan
Page 169: PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE - repository.fisip …repository.fisip-untirta.ac.id/1297/1/PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE DI... · 2.1.3 Pengertian Pemerintahan ... Tabel 2.1 Perbedaan
Page 170: PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE - repository.fisip …repository.fisip-untirta.ac.id/1297/1/PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE DI... · 2.1.3 Pengertian Pemerintahan ... Tabel 2.1 Perbedaan
Page 171: PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE - repository.fisip …repository.fisip-untirta.ac.id/1297/1/PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE DI... · 2.1.3 Pengertian Pemerintahan ... Tabel 2.1 Perbedaan
Page 172: PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE - repository.fisip …repository.fisip-untirta.ac.id/1297/1/PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE DI... · 2.1.3 Pengertian Pemerintahan ... Tabel 2.1 Perbedaan