Download - PELAFALAN SURAH AL-FATIHAH IMAM MESJID DI …

Transcript
Page 1: PELAFALAN SURAH AL-FATIHAH IMAM MESJID DI …

PELAFALAN SURAH AL-FATIHAH IMAM MESJID DI

KECAMATAN MANGGALA MAKASSAR

(Suatu pendekatan ilmu fonologi)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat ujian

guna memperoleh gelar Sarjana Sastra

pada Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Hasanuddin

OLEH:

HAJERATI KUMALASARI

Nomor Pokok: F411 2912

MAKASSAR

2018

Page 2: PELAFALAN SURAH AL-FATIHAH IMAM MESJID DI …
Page 3: PELAFALAN SURAH AL-FATIHAH IMAM MESJID DI …
Page 4: PELAFALAN SURAH AL-FATIHAH IMAM MESJID DI …

i

Page 5: PELAFALAN SURAH AL-FATIHAH IMAM MESJID DI …

ii

KATA PENGANTAR

تس الله ارد ارد

في الله اصلاج اسلا ػى أشرلا ا الا الله اشد أ ذدا رسأ ، اشد ااذدلله رب اؼ

ػى آ أصذات أجؼ، اا تؼد. الأثاء ارس ذد

Alhamdulillah rabbil „alamin, segala puja dan puji hanya untuk Allah

(s.w.t) Rabb semesta alam, yang telah memberikan anugrah akal kepada manusia

untuk menuntut ilmu serta memberikan nikmat dan hidayah-Nya sehingga

penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan. Shalawat dan salam semoga senantiasa

tercurah kepada Rasulullah Muhammad (s.a.w) beserta keluarga beliau, para

sahabat beliau dan siapa saja yang mengikuti beliau hingga akhir zaman. Berkat

perjuangan beliaulah Islam sebagai rahmat bagi seluruh alam dapat dirasakan oleh

umat manusia di seluruh penjuru dunia.

Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan

akademik guna memperoleh sarjana pada Fakultas Ilmu Budaya Universitas

Hasanuddin Makassar. Selama penulis menyusun skripsi ini, tentu banyak

kesulitan, rintangan dan cobaan, namun dengan niat yang tulus, usaha, kerja keras,

do‟a serta dukungan dari berbagai pihak seperti almarhum bapak Prof. Dr.

Muhammad Nur latif, M.Hum. Memberikan motivasi agar mencari judul skripsi

yang membuat peneliti penasaran untuk meneliti judul tersebut agar mengerjakan

tanpa mengeluh. Kepada bapak Haeruddin, S.S., M.A. Selaku pembimbing

akademik selama perkuliahan berlangsung telah banyak membantu dan

Page 6: PELAFALAN SURAH AL-FATIHAH IMAM MESJID DI …

iii

memudahkan dalam pengurusan kartu rencana studi (KRS) penulis. Kepada bapak

Fadlan Ahmad, S. S, M.Si. Selaku pengganti pembimbing akademik yang telah

memudahkan penulis untuk ujian meja. Kepada ibu Dra. Farida Rahman, M. A.

Selama menjabat ketua jurusan sebelumnya selalu mengingatkan dan

menghubungi agar skripsi cepat diselesaikan. Kedua pembimbing yaitu bapak Dr.

Yusring Sanusi Baso, M.App.Ling. dan ibu Zuhriah, S.S., M.Hum, masing-

masing selaku pembimbing I dan pembimbing II, yang telah sabar meluangkan

waktu dalam mengajarkan ilmunya, guna memberikan bimbingan sehingga skripsi

ini dapat penulis rampungkan serta penulisan dapat diselesaikan.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini terdapat banyak

kesalahan dan kekurangan. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan

pengalaman penulis sendiri. Oleh sebab itu, penulis dengan senang hati menerima

kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak sebagai bentuk

penyempurnaan skripsi ini.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak menerima

bantuan/dukungan dan dorongan semangat dari berbagai pihak. Oleh sebab itu,

selayaknya dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih dan

penghargaan yang sebesar-besarnya kepada :

1. Ibu Prof. Dr. Dwia Aries Tina Palubuhu, M.A. selaku Rektor

Universitas Hasanuddin.

2. Bapak Prof. Dr. Akin Duli MA. Selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Hasanuddin.

Page 7: PELAFALAN SURAH AL-FATIHAH IMAM MESJID DI …

iv

3. Bapak Haeruddin, S.S., M.A. Selaku Ketua Departemen Sastra Asia

Barat/Arab Fakultas Ilmu Budaya Universitas Hasanuddin.

4. Ibu Haeriyyah., S.Ag.M.Pd.I, Sekretaris Departemen Sastra Asia

Barat/Arab Fakultas Ilmu Budaya Universitas Hasanuddin.

5. Para Dosen yang telah membimbing dan mengajarkan ilmu

pengetahuan maupun pengalaman untuk penulis tekuni pada berbagai

mata kuliah dari awal hingga akhir studi di Departemen Sastra Asia

Barat/Arab Fakultas Ilmu Budaya Universitas Hasanuddin.

6. Seluruh staf karyawan Universitas Hasanuddin baik di tingkat

Departemen maupun Fakultas yang telah melayani penulis dengan

ikhlas dan baik.

7. Saudara-saudara penulis, Muhammad Fattahuddin, Mega Putri

Indah, Nurrahma Jayanti, Muhammad Rihardin, Ahmad

Mufakkir Rofif, Miftahul Jannah, dan Farhana Ramadhani yang

senantiasa memberikan dukungan demi tercapainya cita-cita penulis.

8. Teman-teman serta sahabat dunia dan akhirat MHT UNHAS yang

senantiasa merangkul penulis dalam berbagai kebaikan, memberikan

dukungan dan motivasi tatkala penulis dilanda masalah dalam

kehidupan, serta lantunan doa-doa mereka yang mendoakan penulis

agar skripsinya dimudahkan. Jazakumullah khairan katsiran.

9. Musyrifah/pembina yang membina dalam bidang ilmu agama penulis

dan mendoakan penulis agar skripsinya dimudahkan yaitu : kakak

Page 8: PELAFALAN SURAH AL-FATIHAH IMAM MESJID DI …

v

Ermawati, kakak Eni, kakak Ade Nihayah, kakak Rosdiani Aziz,

kakak Asma Mukhlisah. Jazakumullah khairan katsiran.

10. Sahabat yang senantiasa mengingatkan penulis untuk menyelesaikan

skripsi yaitu : Nur Miya Yaseen, Umy Kalsum Hasbie, Sitti

Rahmia, Nurul Mutmainnah.

Teristimewa kepada kedua orang tua penulis, ayah tercinta Jamaluddin dan ibu

terkasih Nurhasiah yang tak pernah lelah untuk membimbing, mendukung, dan

mencurahkan kasih sayangnya serta senantiasa mendoakan kebaikan penulis

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan baik dan tepat. Kepada

suami tercinta Muhammad Afdhal Ramadhan yang selalu menemani dalam

keadaan senang maupun susah dalam menyelesaikan skripsi penulis.

Semoga dari berbagai pihak yang penulis sebutkan di atas senantiasa

diberikan imbalan pahala yang berlipat ganda di sisi Allah (s.w.t), diberikan

kesehatan, dimudahkan segala urusan di dunia maupun di akhirat. Semoga Allah

mempertemukan kita di syurga-Nya Aamiin.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh

karena itu penulis menerima kritik dan saran bagi kesempurnaan analisis ini, dan

semoga skripsi ini memberikan manfaat yang berkah bagi pembaca.

Makassar, September, 2018

Penyusun

Hajerati Kumalasari

Page 9: PELAFALAN SURAH AL-FATIHAH IMAM MESJID DI …

vi

TRANSLITERASI ARAB LATIN

Huruf Arab Huruf Latin Contoh Asal Contoh Transliterasi

Qara‟a لرأ ‟ ا

Baḥaṡa تذس B ب

Taḥafa ذذف T خ

Ṡabata شثد Ṡ ز

Jama„a جغ J ض

Ḥasana دس Ḥ ح

Khalaqa سك Kh ر

Dakhala دس D د

Żakara ذور Ż ذ

Rafa„a رفغ R ر

Zanada زد Z ز

Saqaṭa سمط S س

Shabi‟a شثغ Sh ش

Ṣana‟a صغ Ṣ ص

Ḍaraba ضرب Ḍ ض

Ṭabakha طثز Ṭ ط

Ẓa‟aba ظؤب Ẓ ظ

Araḍa„ ػرض „ ع

Page 10: PELAFALAN SURAH AL-FATIHAH IMAM MESJID DI …

vii

Ghasala غس Gh ؽ

Fataḥa فرخ F ف

Qamara لر Q ق

Kataba ورة K ن

La„iba ؼة L ي

M سخ Masaḥa

N ظر Naẓara

H جر Hajara

W ص Waṣala

Y Yamana ي

A. Konsonan

Konsonan rangkap (tashdid) ditulis rangkap, contoh:

Rattaba : رذة

ح Makkah al-Mukarramah : ىح اىر

B. Vokal Pendek

kataba = ورة : ditulis a contoh (fathah) : ـ

fariha = فرح : ditulis i contoh (kasrah) : ـ

: ditulis u contoh (dammah) : ـ sahula = س

C. Vokal Panjang

qāla = لآي : ditulis ā contoh = آ

: ditulis i contoh = اي qila = ل

ي : ditulis ū contoh = ا yaqūlu = م

Page 11: PELAFALAN SURAH AL-FATIHAH IMAM MESJID DI …

viii

D. Diftong

ف : ditulis ay contoh = اي kayfa = و

ي : ditulis aw contoh = ا hawla = د

E. Ta Marbūtah (ج)

Huruf ta marbūtah (ج) pada kata yang berᾹlif lam (اي) dan bersambung

ditransliterasi dengan huruf “h”. Akan tetapi, pada kata yang tidak

bersambung dengan Ᾱlif lam (اي) ditransliterasi dengan huruf “t”, contoh:

دح dāḥiyat al-madīnah = ضادح ا

F. Hamzah (ء)

a. Huruf hamzah (ء) pada awal kata ditransliterasi dengan a, bukan ‟a,

contoh:

akbar bukan ‟akbar = أوثر

amal bukan ‟amal = أ

b. Huruf hamzah (ء) ditransliterasi dengan lambang koma di atas a (‟a), jika

ia terdapat di tengah atau di akhir kata, contoh:

سؤح = mas‟alat

لأ = mala‟a

G. Kata sandang Ᾱlif lam (اي)

a. Ditransliterasi dengan huruf kecil diikuti tanda sempang/garis mendatar (-)

baik yang disusuli dengan huruf شسح maupun لرح, contoh:

al-Risāla = ارساح

al-Adāb = الأداب

Page 12: PELAFALAN SURAH AL-FATIHAH IMAM MESJID DI …

ix

b. Ᾱlif lam pada lafaz al-Jalalah (الله) yang berbentuk frase nomina

ditransliterasi tanpa hamzah, contoh:

abdullāh„= ػثدالله

jārullāh = جارالله

Page 13: PELAFALAN SURAH AL-FATIHAH IMAM MESJID DI …

x

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN .............................................. Error! Bookmark not defined.

HALAMAN PERSETUJUAN ............................................. Error! Bookmark not defined.

HALAMAN PENERIMAAN .............................................. Error! Bookmark not defined.

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i

TRANSLITERASI ARAB LATIN ................................................................................... vi

DAFTAR ISI...................................................................................................................... x

ABSTRAK ....................................................................................................................... xii

BAB I ................................................................................................................................. 1

PENDAHULUAN ............................................................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah...................................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ............................................................................................. 4

C. Batasan Masalah .................................................................................................. 5

D. Rumusan Masalah ................................................................................................ 5

E. Tujuan Penelitian ................................................................................................. 6

F. Manfaat Penelitian ............................................................................................... 6

BAB II ............................................................................................................................... 8

TINJAUAN PUSTAKA..................................................................................................... 8

A. Pembahasan Teori ................................................................................................ 8

1. Linguistik .......................................................................................................... 8

2. Fonologi ........................................................................................................... 10

3. Makhraj Bunyi ................................................................................................ 12

4. Makhraj Bunyi Bahasa Arab ......................................................................... 13

5. Vokal ............................................................................................................... 15

6. Konsonan ........................................................................................................ 20

7. Analisis kesalahan (Error analysis) ............................................................... 24

B. Hasil Penelitian Relevan .................................................................................... 28

C. Kerangka pemikiran .......................................................................................... 29

Page 14: PELAFALAN SURAH AL-FATIHAH IMAM MESJID DI …

xi

BAB III ............................................................................................................................ 31

METODE PENELITIAN ................................................................................................. 31

A. Jenis penelitian ................................................................................................... 31

B. Pendekatan penelitian ........................................................................................ 32

C. Sumber data dan jenis data ............................................................................... 33

D. Metode pengumpulan data ................................................................................ 33

E. Metode analisis data ........................................................................................... 37

F. Prosedur penelitian ............................................................................................ 40

BAB IV ............................................................................................................................ 41

PEMBAHASAN .............................................................................................................. 41

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ................................................................ 41

B. Cara Imam Mesjid Melafalkan Surah al-Fatihah di Kecamatan Manggala

Makassar..................................................................................................................... 46

C. Kesalahan Pelafalan Surah al-Fatihah Imam Mesjid Kecamatan Manggala

Makassar..................................................................................................................... 50

D. Penyebab Kesalahan Pelafalan Surah al-Fatihah Imam Mesjid di Kecamatan

Manggala Makassar ................................................................................................... 62

BAB V ............................................................................................................................. 66

PENUTUP ....................................................................................................................... 66

A. Kesimpulan ............................................................................................................. 66

B. Saran ........................................................................................................................ 66

LAMPIRAN 1 .................................................................................................................. 68

LAMPIRAN 2 .................................................................................................................. 69

LAMPIRAN 3 .................................................................................................................. 70

LAMPIRAN 4 .................................................................................................................. 71

LAMPIRAN 5 .................................................................................................................. 72

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 74

Page 15: PELAFALAN SURAH AL-FATIHAH IMAM MESJID DI …

xii

ABSTRAK

Penelitian ini memaparkan kasus kesalahan “Pelafalan Surah al-Fatihah

Imam mesjid di Kecamatan Manggala Makassar. Penelitian ini dilakukan

bagaimana cara imam mesjid melafalkan surah al-fatihah, kesalahan yang

dilakukan, penyebab kesalahan dalam melafalkan surah al-fatihah. Kemudian

mendeskripsikan cara melafalkan surah al-fatihah, mengidentifikasi kesalahan,

serta menganalisis penyebab kesalahan dalam melafalkan surah al-fatihah.

Metode penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan penelitian

lapangan. Jika dilihat dari sumber datanya, dilihat dari metode analisisnya,

penelitian ini yang termasuk penelitian deskriptif, maka langka yang dilakukan

yaitu dengan memberi penjelasan fenomena secara detail tentang proses fonologi

bahasa Arab dari pelafalan surah al-fatihah Imam mesjid Kecamatan Manggala

Makassar.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa di dalam pelafalan surah al-fatihah

20 imam mesjid ada yang mengalami Error dan lapses. Hasil dari penelitian

empat imam tidak mengalami kesalahan maupun kekeliruan, enam imam yang

mengalami error dan sepuluh imam yang mengalami lapses.

Page 16: PELAFALAN SURAH AL-FATIHAH IMAM MESJID DI …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Al-Qur‟an adalah kalām Allah yang diturunkan kepada Rasulullah

(s.a.w) dalam bentuk wahyu melalui perantaraan Jibril (a.s). Membacanya

adalah ibadah, yang diriwayatkan kepada manusia secara mutawātir. Al-

Qur‟an adalah kalam yang berbahasa Arab. Setelah al-Qur‟an diturunkan

kepada Rasulullah (s.a.w), kemudian diperintahkan agar dijaga (dihafalkan) di

dalam benak, dan mencatatnya pada lembaran-lembaran yang terbuat dari

kulit, daun, kaghid (Khalil, 2008).

Al-Qur‟an dijadikan sebagai pedoman hidup bagi umat Islam hingga

akhir zaman. Untuk memahami al-Qur‟an secara baik dan benar, maka

dilakukanlah pelafalan dengan baik dan benar agar sesuai dengan isi al-Qur‟an

itu sendiri. Hal ini disebabkan bahasa diciptakan untuk mengungkapkan apa

yang ada di dalam benak. (khalil, 2008)

Sejak pertengahan abad XII Hijriyah (ke-18 Masehi), Islam mengalami

kemunduran dan kemerosotan. Kondisi ini berawal tatkala bahasa Arab mulai

diremehkan peranannya untuk memahami Islam, sehingga kekuatan yang

dimiliki bahasa Arab dengan kharisma Islam terpisah, ditambah lagi dengan

kelalaian umat terhadap penguasaan bahasa Arab dalam pengembangan Islam

Page 17: PELAFALAN SURAH AL-FATIHAH IMAM MESJID DI …

2

yang terjadi pada abad VII Hijriyah. Faktor-faktor ini yang mendorong

kemunduran kaum muslim (al-Nabhani, 2001).

Persoalannya, bahasa Arab tidak sekedar alat komunikasi tetapi juga

bahasa al-Qur‟an dan al-Hadits yang keduanya merupakan sumber dan dasar

ajaran Islam. Selama bahasa Arab tidak digunakan oleh kaum muslimin maka

masyarakat mengalami kemunduran. Salah satu kemunduran kaum muslimin

adalah meremehkan bahasa Arab, sehingga lalai dalam hal memahami

pelafalan al-Qur‟an dengan baik dan benar. Oleh karena itu bagi masyarakat

muslim mempelajari bahasa Arab sangat penting dan dianjurkan.

Bahasa Arab bagi masyarakat Indonesia adalah bahasa asing sehingga

mengalami kelalaian dalam hal memahami al-Qur‟an dengan baik dan benar

pelafalan mengalami banyak persoalan, sementara bahasa Arab dikenal

sebagai bahasa yang menekankan pelafalan yang baik dan benar. Beberapa

Imam mesjid yang pelafalannya tidak sesuai dengan kaedah-kaedah yang

berlaku. Mereka melakukan kesalahan dalam pengucapan dan pelafalan surah

al-fatihah. Kesalahan pengucapan dan pelafalan ini terjadi bukan hanya faktor

kurangnya pengetahuan, namun bisa saja adanya pengaruh logat-logat bahasa

daerah setempat.

Selain itu, alat artikulasi yang tidak sempurna seperti cadel, gigi yang

ompong dan lain-lain, menjadi penyebab terjadinya kesalahan dalam

pelafalan. Akibat kesalahan tersebut menjadikan makna dari surah al-fatihah

berubah.

Page 18: PELAFALAN SURAH AL-FATIHAH IMAM MESJID DI …

3

Terjadinya kesalahan dalam pelafalan surah al-fatihah juga disebabkan

tidak diberlakukannya kriteria tertentu untuk menjadi seorang Imam mesjid.

Islam telah menetapkan kriteria untuk menjadi seorang pemimpin, seperti

memimpin dalam shalat berjamaah di mesjid, kriteria tersebut di antaranya

beragama Islam, baligh (bukan anak-anak), laki-laki, hafalan al-Qurannya

banyak, selain itu tajwid serta makhrajnya sesuai dengan kaedah-kaedah

bahasa Arab yang benar. Hal tersebut senada dengan pendapat (al-zuhaili,

2013) yang menyatakan syarat utama menjadi imam shalat antara lain : Islam,

berakal, baligh, laki-laki, suci dari hadats, baik bacaan dan rukunnya, bukan

makmum, sehat dan belum tua, lidahnya fasih dapat mengucapakan lafal Arab

dengan baik dan benar, serta yang paling banyak hafalan al-Qur‟annya. Di

antara syarat-syarat tersebut, bacaan yang baik dan banyak hafalannya

merupakan syarat terpenting sebagaimana Sabda nabi Muhammad (s.a.w).

Yang berbunyi:

ي الله ص ال أ ي رس أدد ئ ا شلاشح ف ى الله ػ س )اذ وا ح ألرإ ا تالإ دم

)را س(

Artinya:

Rasulullah Shallallahu „alaihi wa sallam bersabda : “Apabila mereka tiga

orang, maka hendaklah seorang dari mereka menjadi imam shalat

mereka,dan yang paling berhak menjadi imam adalah yang paling baik

bacaan al Qur`annya” (al-Hajjaj a.-Q. a.-N., Juz V).

Selain syarat tersebut, Rasulullah (s.a.w) juga menambah syarat-syarat

lain untuk menjadi seorang Imam sebagaimana hadits berikut ini:

Page 19: PELAFALAN SURAH AL-FATIHAH IMAM MESJID DI …

4

ىراب الله صى الله الله لاي ا رسي ألرإ م ا ئ س س ػ واد لراءذ لراءج فب ألد اء

لا ذئ سا أوثر ئ اء ف جرج س واا ف ا جرج فب ألد ئ لا ف ف ف أ ج ار

ه أ ؤذ الا أ ر ف ت ر لا ذجس ػى ذىر طا س .)را س( تبذ

Artinya:

Rasulullah Shallallahu „alaihi wa sallam berkata kepada kami:

“Hendaknya yang menjadi imam shalat suatu kaum adalah yang paling

hafal al-Qur`an dan paling baik bacaannya. Apabila dalam bacaan mereka

sama, maka yang berhak menjadi imam adalah yang paling dahulu

hijrahnya. Apabila mereka sama dalam hijrah, maka yang berhak menjadi

imam adalah yang paling tua. Janganlah kalian menjadi imam atas

seseorang pada keluarga dan kekuasaannya, dan jangan juga menduduki

permadani di rumahnya, kecuali ia mengizinkanmu atau dengan izinnya”

(al-Hajjaj a.-Q. a.-N., Juz I)

Imam-Imam mesjid menjadi pemimpin yang berbakat serta tokoh bagi

masyarakat setempat dalam melaksanakan shalat berjamaah, sehingga

memiliki tanggung jawab yang sangat besar di hadapan Allah (s.w.t). Oleh

karena itu Imam mesjid wajib mengetahui bahasa Arab sehingga tidak keliru

dalam melafalkan fonem yang ada dalam surah al-fatihah itu sendiri. Efek dari

kekeliruan pelafalan tersebut sangat berbahaya karena para makmum

cenderung mengikuti cara pelafalan Imam mesjid.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan dari latar belakang serta pengamatan yang telah dilakukan

pada beberapa imam mesjid di sekitar tempat tinggal penulis, maka penulis

mengidentifikasi masalah yang terdapat di dalamnya yaitu :

Page 20: PELAFALAN SURAH AL-FATIHAH IMAM MESJID DI …

5

1. Kurangnya pengetahuan Imam-Imam mesjid terkait kaedah-kaedah

pengucapan bahasa Arab yang benar merupakan salah satu faktor

terjadinya kesalahan pelafalan fonem.

2. Pengaruh alat-alat ucap (artikulasi) mengakibatkan kesalahan

dalam pelafalan fonem bahasa Arab.

3. Kesalahan pelafalan fonem dalam surah al-fatihah mengakibatkan

kesalahan makna.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah, maka penulis membatasinya pada

pelafalan surah al-fatihah Imam mesjid di Kecamatan Manggala Makassar.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas dan dari hasil pengamatan peneliti

pada imam mesjid di kecamatan manggala Makassar, maka penulis

merumuskan sejumlah masalah yang terdapat di dalamnya sebagai berikut :

1. Bagaimanakah cara Imam mesjid melafalkan surah al-fatihah di

Kecamatan Manggala Makassar.

2. Kesalahan apa yang dilakukan oleh Imam mesjid dalam melafalkan

surah al-fatihah.

3. Apa penyebab kesalahan Imam mesjid dalam melafalkan surah al-

fatihah di Kecamatan Manggala Makassar.

Page 21: PELAFALAN SURAH AL-FATIHAH IMAM MESJID DI …

6

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan di atas, maka saran

penelitian ini bertujuan untuk :

1. Mendeskripsikan cara Imam mesjid melafalkan surah al-fatihah di

Kecamatan Manggala Makassar.

2. Mengidentifikasi kesalahan yang dilakukan oleh Imam mesjid

dalam melafalkan surah al-fatihah di Kecamatan Manggala

Makassar.

3. Menganalisis penyebab kesalahan Imam mesjid dalam melafalkan

surah al-fatihah di Kecamatan Manggala Makassar.

F. Manfaat Penelitian

Pada prinsipnya penelitian ini diharapkan dapat berhasil mencapai

tujuan penelitian secara optimal, menghasilkan laporan yang sitematis dan

dapat bermanfaat secara umum. Manfaat diperoleh dalam penelitian ini terbagi

menjadi dua yaitu manfaat secara teoritis dan praktis.

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini dapat bermanfaat bagi pengembangan keilmuan

linguistik terutama ilmu tentang fonologi bahasa Arab.

Page 22: PELAFALAN SURAH AL-FATIHAH IMAM MESJID DI …

7

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini dapat menambah ilmu pengetahuan akan

pentingnya membaca al-Qur‟an dengan baik dan benar terkhusus pada

pembacaan surah al-fatihah.

Page 23: PELAFALAN SURAH AL-FATIHAH IMAM MESJID DI …

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pembahasan Teori

Landasan teori menjelaskan hubungan yang berkaitan dengan

penelitian yang akan dikakukan. Menurut (Sugiyono, 2014), teori adalah

seperangkat pemikiran dan pengalaman yang telah teruji secara empiris,

sehingga dapat digunakan untuk menjelaskan, memprediksikan dan

mengendalikan fenomena. Dengan demikian fungsi teori dalam penelitian ini

adalah untuk menjelaskan setiap variabel yang diteliti, melalui pemberian

defenisi dan ruang lingkup yang diteliti.

Berdasarkan hal tersebut, ada beberapa teori yang berhubungan dengan

penelitian ini yaitu: 1. Linguistik, 2. Fonologi, 3. Makhraj bunyi, 4. Makhraj

bunyi bahasa Arab. 5. Vokal 6. Konsonan 7. Analisis kesalahan (Error

Analysis).

1. Linguistik

Linguistik adalah ilmu yang berkaitan dengan bahasa atau dapat

disebut sebagai induk ilmu bahasa, seperti fonologi, morfologi, sintaksis dan

semantik. Sebagai ilmu bahasa, kata linguistik sering juga dipasangkan

bersama kata umum sehingga menjadi linguistik umum, yaitu ilmu yang

membahas tentang hal-hal yang berkaitan dengan bahasa secara umum.

Istilah linguistik umum adalah sebagai bidang ilmu yang tidak hanya

Page 24: PELAFALAN SURAH AL-FATIHAH IMAM MESJID DI …

9

menyelidiki suatu bahasa tertentu, tetapi juga memerhatikan ciri-ciri bahasa

lain (Suhardi, 2013)

Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan

oleh para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan

mengidentifikasi diri (Chaer, 1994). Bahasa memiliki aturan atau pola.

Aturan tersebut dapat dilihat melalui dua hal, yaitu sistem bunyi dan sistem

makna. Pada awalnya, bahasa memang manasuka, akan tetapi perkembangan

sudah berurat dan berakar maka yang manasuka menjadi kebiasaan kemudian

menjadi aturan yang tetap atau menjadi sebuah sistem. Contoh binatang

tertentu di Indonesia disebut anjing, di Inggris, disebut dog, di Makkah ة و

(Suhardi, 2013)

Kata bunyi, sering sukar dibedakan dengan kata suara. Secara teknik,

menurut Kridalaksana dalam (Chaer, 1994), bunyi adalah kesan dari pusat

saraf sebagai akibat dari getaran gendang telinga yang bereaksi karena

perubahan-perubahan dalam tekanan udara. Lalu yang dimaksud dengan

bunyi pada bahasa adalah bunyi-bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap

manusia, akan tetapi tidak semua bunyi yang dihasilkan oleh manusia

termasuk bunyi bahasa, seperti teriak, bersin, batuk-batuk, dan sebagainya.

Para ahli linguistik mengelompokkan salah satu cabang bidang studi yang

mempelajari tentang bunyi-bunyi suatu bahasa yakni ilmu fonologi.

Page 25: PELAFALAN SURAH AL-FATIHAH IMAM MESJID DI …

10

2. Fonologi

Ilmu bunyi yang membahas tentang bunyi bahasa tertentu dengan

mempertimbangkan fungsi dan makna yang dikandungnya dinamakan

fonologi. Menurut ahli fonologi bahasa Arab, istilah fonologi juga disebut

sebagai Ilm al-aṣwāt yang mendefenisikan sebagai ilmu yang mempelajari

tentang pembentukan, perpindahan, dan penerimaan bunyi bahasa. Ilmu ini

pada mulanya merupakan ilmu yang luas dan utuh, di dalamnya terdapat

beberapa cabang yang mempunyai bidang bahasa yang lebih fokus.

Kemudian berkembanglah ilmu tersebut menjadi cabang-cabang ilmu yang

berdiri sendiri. Oleh sebab itu terdengarlah istilah seperti ilmu bunyi murni,

ilmu bunyi standar. Lalu kemudian ilmu tersebut menetapkan pembagiannya

menjadi dua bagian, yaitu fonetik dan fonemik (Nasution A. S., 2012).

a. Fonetik

Fonetik adalah cabang ilmu linguistik yang meneliti dasar “fisik”

bunyi-bunyi bahasa. Ada dua segi dasar “fisik” tersebut, yaitu: segi alat-

alat bicara dan penggunaannya dalam menghasilkan bunyi-bunyi bahasa

dan sifat-sifat akustik bunyi yang telah dihasilkan (Verhaar, 2012)

1) Fonetik artikulatoris

Fonetik artikulatoris adalah fonetik yang mempelajari

bagaimana mekanisme alat-alat bicara yang ada dalam tubuh manusia

menghasilkan bunyi bahasa (Marsono, Fonetik, 1999). Menghasilkan

bunyi-bunyi bahasa dengan alat-alat bicara, yaitu dengan mulut dan

Page 26: PELAFALAN SURAH AL-FATIHAH IMAM MESJID DI …

11

bagian-bagiannya, dengan kerongkongan dan pita-pita suara di

dalamnya, semuanya itu dengan mempergunakan udara yang

dihembuskan dari paru-paru (Verhaar, 2012)

2) Fonetik akustik

Fonetik akustik adalah ilmu bahasa yang menyelidiki bunyi

bahasa menurut aspek fisisnya sebagai getaran udara, contohnya, bila

mengetik gitar, udara akan bergetar dan senar yang di petik

mengeluarkan bunyi yang dapat di nikmati keindahannya. Begitu juga

bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia, alat artikulator (lidah),

dan alat artikulasi (titik sentuh lidah, seperti gigi, langit-langit) seperti

bait-bait lagu yang disenandungkan oleh penyanyi (Suhardi, 2013)

3) Fonetik auditoris

Fonetik auditoris mempelajari bagaimana mekanisme telinga

menerima bunyi bahasa sebagai getaran udara (Marsono, 1999).

b. Fonemik

Fonemik adalah kajian bunyi bahasa yang berkaitan dengan

bagaiman satu bunyi bahasa dilambangkan oleh satu fonem atau satu

lambang bunyi bahasa. Kajian fonemik dapat juga dikatakan sebagai

kajian yang berkaitan dengan lambang-lambang bunyi bahasa (abjad).

Fonemik melakukan studi bahasa berkaitan dengan fungsinya sebagai

pembeda makna (fonem, huruf = lambang bahasa), seperti lambang-

Page 27: PELAFALAN SURAH AL-FATIHAH IMAM MESJID DI …

12

lambang atau huruf yang terdapat pada alfabetis. Contoh bahasa Indonesia:

a, b, c, d,......z (Suhardi, 2013)

Contoh dalam bahasa Arab dapat dilihat pada kata لة dan وة.

Kata-kata tersebut terdiri dari tiga huruf, dan salah satu hurufnya berbeda.

Perbedaan huruf tersebut mengakibatkan keduanya memiliki makna yang

berbeda, seperti لة berarti hati dan وة berarti anjing.

3. Makhraj Bunyi

Dalam mendefenisikan makhraj bunyi, terdapat perbedaan pendapat

antara dua pihak. Pihak pertama yaitu ulama tajwid dan fonetik Arab dan

pihak kedua, yaitu ulama fonetik asing termasuk Indonesia. Perbedaan

mereka terjadi akibat titik pandang berbeda.

Ulama tajwid dan fonetik Arab membuat titik pandang pendefenisian

makhraj dari tempat di organ bicara yang mendapat pengejaan ketika

menuturkan sebuah bunyi. Oleh karena itu, mereka mendefenisikan makhraj

dengan tempat tertentu di saluran udara yang mengalami pengejaan lebih

keras dari yang lain dan merupakan tempat penuturan konsonan. Biasanya

konsonan tersebut dijuluki dengan nama area itu.

Sementara ulama fonetik asing dalam mendefenisikan makhraj

menitiberatkan pada organ bicara aktif yang difungsikan dalam menghambat

atau menekankan saluran udara ketika mengartikulasikan sebuah konsonan.

Oleh sebab itu, makhraj mereka defenisikan dua organ bicara bekerja sama,

yang satu aktif dan yang satu pasif (Nasution A. S., 2012)

Page 28: PELAFALAN SURAH AL-FATIHAH IMAM MESJID DI …

13

Berdasarkan pemaparan di atas, maka penulis berpendapat bahwa

kedua pihak tersebut meskipun berbeda sudut pandang tentang makhraj

huruf, namun pada dasarnya mereka sepakat.

Kesepakatan ini bahwa makhraj huruf adalah tempat keluarnya bunyi

atau suara dengan menggunakan organ bicara.

4. Makhraj Bunyi Bahasa Arab

Menurut (Nasution A. S., 2012)pembagian makhraj bunyi bahasa Arab

adalah:

a. Konsonan Bilabial ( شفراح) terdiri atas , , dan ب

Bilabial artinya dua bibir. Untuk memproduksi konsonan ini, bibir atas

bekerja sama dengan bibir bawah menghambat udara yang datang dari paru-

paru.

b. Konsonan Labio-dental ( ح أساح ف terdiri atas (شف

Labio artinya bibir, sedangkan dental artinya gigi. Konsonan ini

diproduksi dengan cara bibir bawah bekerja sama dengan gigi atas

menghambat udara yang datang dari paru-paru.

c. Konsonan Apiko-Interdental ( الأساح طرف اسا ت ), yang terdiri atas ظ ,

ز dan , ذ

Page 29: PELAFALAN SURAH AL-FATIHAH IMAM MESJID DI …

14

Apiko artinya ujung lidah, sedangkan interdental artinya antara dua

gigi (bawah dan atas). Ujung lidah bekerja sama dengan tengah-tengah gigi

agar menghambat udara yang datang dari paru-paru.

d. Konsonan Apiko-Dental ( ي طرف اسا أص الأسا ) terdiri atas , د , ض , ي ,

dan , ط خ

Dental artinya gigi. Konsonan ini diproduksi dengan cara ujung lidah

bekerja sama dengan gigi atas menghambat udara yang datang dari paru-paru.

e. Konsonan Apiko-Alveolar ( اصح ر dan , س , ص , ز terdiri atas (طرف اسا

Alveolar artinya gusi. Konsonan dihasilkan oleh ujung lidah bekerja

sama dengan gusi untuk menghambat udara yang datang dari paru-paru

f. Konsonan Apiko-Palatal ( ا ثطرف اسا ذه اص ) terdiri atas ض dan ش

Palatal artinya langit-langit keras. Konsonan ini terjadi karena ujung

lidah bekerja sama dengan lagit-langit keras menghambat udara yang datang

dari paru-paru.

g. Konsonan Mediopalatal (ث ذه اص ا سط اسا ) terdiri atas ي

Medio berarti tengah lidah. Bagian tengah lidah bekerjua sama dengan

langit-langit keras untuk menghambat udara yang datang dari paru-paru,

dengan cara ini konsonan terjadi.

h. Konsonan Dorso-Velar ( ئسر اسا اذه ا ) terdiri atas ؽ , ر , dan ن

Page 30: PELAFALAN SURAH AL-FATIHAH IMAM MESJID DI …

15

Dorso berarti bagian belakang lidah, sedangkan velar berarti langit-

langit lunak. Konsonan ini diproduksi dengan cara bagian belakang lidah

bekerja sama dengan langit-langit lunak menghambat udara yang datang dari

paru-paru.

i. Konsonan Dorso-Uvular ( ئسر ا ااج سا ) terdiri atas ق

Uvular berarti tekak atau anak lidah. Proses konsonan ini terjadi

dengan cara, bagian belakang lidah bekerja sama dengan anak lidah

menghambat udara yang datang dari paru-paru

j. Konsonan Faringal ( مح ع dan , ح terdiri atas (اذ

Faringal berarti tenggorokan. Untuk memproduksi konsonan ini,

bagian belakang lidah bekerja sama dengan tenggorokan menghambat udara

yang datang dari paru-paru

k. Konsonan Glotal ( اذجرح) terdiri atas dan ء

Glotal berarti kerongkongan. Konsonan ini terjadi karena pita suara

kanan bekerja sama dengan pita suara kiri untuk menghambat udara yang

datang dari paru-paru.

5. Vokal

Vokal ( termasuk bunyi yang bersuara. Bunyi ini ( اخ و ر / اذ د ئ ا اص

terjadi melalui tekanan yang dibuat untuk menerobos klep pita suara. Dalam

pengucapannya, udara yang datang dari paru-paru tidak mendapat hambatan

Page 31: PELAFALAN SURAH AL-FATIHAH IMAM MESJID DI …

16

di kerongkongan dan rongga mulut, sekaligus tidak terjadi penyempitan di

saluran udara yang mengakibatkan geseran. Vokal dasar dalam bahasa Arab

adalah fathah [a], kasrah [i], dan dhammah [u].

Vokal bahasa Arab dibagi menjadi beberapa macam, sesuai dengan

sudut pandang yang berbeda-beda.

a. Pembagian vokal menurut panjang pendeknya

1) Vokal panjang

Vokal panjang (mad) adalah vokal yang waktu mengucapkannya

memerlukan tempo dua kali tempo mengucapkan vokal pendek. Ulama

fonetik menanamkan vokal panjang ini dengan huruf mad yang terdiri atas

tiga huruf pertama, alif (ا) yang didahului huruf fathah (a). Seperti لاي dan عتا

kedua, waw () yang didahului oleh dhammah, seperti ر dan ر سر . Ketiga,

ya (ي) yang didahului oleh kasrah (i), seperti ل dan ج .

2) Vokal pendek

Vokal pendek (Harakat) dalam bahasa Arab juga terbagi tiga, yaitu

fathah, dhammah, dan kasrah. Ulama fonetik Arab termasuk Ibnu Jinni dalam

Nasution, menamakan vokal pendek dengan sebutan harakat, sebagaimana

mereka menamakan vokal panjang dengan sebutan mad. Dalam hal ini Ibnu

Jinni mengatakan, “harakat merupakan bagian dari huruf mad”. Apabila

huruf mad ada tiga yaitu alif, waw, dan ya; maka harakat juga ada tiga, yaitu

fathah, dhammah, dan kasrah. Fathah adalah bagian dari alif, dhammah

adalah bagian dari waw, dan kasrah bagian dari ya (Nasution A. S., 2012)

Page 32: PELAFALAN SURAH AL-FATIHAH IMAM MESJID DI …

17

Berdasarkan keterangan di atas, penulis berpendapat bahwa bahasa

Arab memiliki tiga vokal pendek, yaitu fathah, dhammah, dan kasrah; serta

tiga vokal panjang, yaitu fathah panjang, dhammah panjang, dan kasrah

panjang. Vokal panjang dan pendek itu sama, kecuali panjang pendeknya saja.

Dengan demikian, terdapat enam vokal bahasa Arab, yaitu fathah pendek,

dhammah pendek, dan kasrah pendek, fathah panjang, dhammah panjang, dan

kasrah panjang.

3) Vokal diftong

وف : ditulis ay contoh = (اي ) = kayfa

( hawla = دي : ditulis aw contoh = (ا

b. Pembagian vokal menurut tebal tipisnya

Dari sudut pandang ini, vokal Arab dapat dibagi menjadi tiga, yaitu

vokal tebal, vokal semitebal, dan vokal tipis.

1) Sebuah vokal dikatakan tebal (mufakhkhamah) apabila vokal itu terdapat

pada konsonan palatal yang empat, yaitu ض ص , , seperti dalam ط dan , ظ ,

ظ dan , طة , ضرب , صثر .

2) Sebuah vokal dikatakan semitebal, apabila vokal tersebut terdapat pada

konsonan velar, yaitu ر , ق dan ؽ seperti dalam, ر ر , س ر لث , غ .

3) Sementara itu vokal tipis adalah semua vokal yang terdapat dalam

konsonan selain konsonan yang telah disebut di atas, seperti سفر

Page 33: PELAFALAN SURAH AL-FATIHAH IMAM MESJID DI …

18

Dari pembagian di atas, maka dapat dicatat ada delapan belas vokal

dalam bahasa Arab.

Tabel 1 : Delapan belas vokal bahasa Arab

Jenis vokal Tipis Semitebal Tebal

Kasrah pendek I I I

Kasrah panjang Ii Ii II

Fathah pendek A A Æ

Fathah panjang Aa Aa Ææ

Dhammah pendek U U C

Dhammah panjang Uu Uu Cc

Berdasarkan tabel 1 di atas menunjukkan bahwa delapan belas vokal

ini dalam kata ر ث س ر ث غ dan صثر , tidak semua mempunyai fungsi pembeda arti.

Vokal yang berfungsi membedakan arti hanya enam yaitu, enam vokal

semitebal dan enam vokal tebal tidak berfungsi membedakan arti dalam kata.

Oleh sebab itu, dapat dikatakan bahwa enam vokal tipis adalah fonem

sedangkan dua belas vokal lainnya adalah alofon dari keenam vokal tipis

tersebut. Berdasarkan tiga contoh di atas, dapat menunjukkan bahwa tebal

tipisnya vokal tidak berpengaruh terhadap perbedaan arti kata, tetapi

berpengaruh terhadap konsonan yang terdapat dalam contoh tersebut, yaitu ؽ ,

(Nasution A. S., 2012) ص dan , س

Page 34: PELAFALAN SURAH AL-FATIHAH IMAM MESJID DI …

19

c. Klasifikasi vokal

1) Lidah sebagai artikulator

Berdasarkan bagian lidah yang bergerak vokal dapat dibedakan

menjadi :

a) Vokal depan, yaitu vokal yang dihasilkan oleh gerakan peranan turun

naiknya lidah bagian depan ; misalnya (i / ي).

b) Vokal tengah/pusat, yaitu vokal yang dihasilkan oleh gerakan peranan

lidah bagian tengah ; misalnya (a / أ ).

c) Vokal belakang, yaitu vokal yang dihasilkan oleh gerakan peranan

turun naiknya lidah bagian belakang (pangkal lidah) ; misalnya (u / إ).

2) Tinggi rendahnya lidah

Gerak rahang dan kelenturan lidah, menyebabkan jarak antara lidah

dan langit-langit adakalanya sangat dekat atau agak jauh dan sangat jauh.

Dengan demikian bunyi vokal diklasifikasikan sebagai berikut :

a) Vokal tinggi, yaitu jarak antara bagian lidah tertentu dan langit-langit

sangat dekat. Lidah terangkat tinggi mendekati langit-langit. Bunyi

yang dihasilkan adalah kasrah (i) juga ḍammah (u).

b) Vokal tengah, yaitu jarak antara langit-langit dan lidah dalam posisi

belah dua atau lidah berada di posisi tengah. Bunyi vokal yang

tergolong ke dalamnya adalah fathah (a).

Page 35: PELAFALAN SURAH AL-FATIHAH IMAM MESJID DI …

20

3) Bentuk bibir

Berdasarkan bentuk bibir waktu vokal diucapkan, maka vokal dapat

dibedakan atas :

a) Vokal bulat, yaitu vokal yang diucapkan dengan bentuk bibir bulat.

Bunyi yang dihasilkan adalah ḍammah (u).

b) Vokal tidak bulat, yaitu vokal yang diucapkan dengan bentuk bibir

tidak bulat atau terbentang lebar. Bunyi yang dihasilkan adalah fathah

(a) serta kasrah (i) (Marsono, 1999)

6. Konsonan

Konsonan ( ص ف ر / د د ا ) adalah bunyi yang udaranya keluar dari

hidung ketika diartikulasikan atau bunyi yang udaranya keluar dari samping

kiri atau kanan mulut. Konsonan dapat berupa bunyi letupan, bunyi geseran,

bunyi bersuara, bunyi tidak bersuara. Konsonan selalu mendapatkan hambatan

kuat maupun lemah, sehingga mengakibatkan adanya letupan dan geseran.

Sebagian ulama fonetik mengatakan bahwa bahasa Arab terdiri atas 28

konsonan dan sebagian yang lain mengatakan 26 konsonan. Ulama yang

mengatakan 28 konsonan, memasukkan semivokal ي dan ; sedangkan yang

mengatakan 26 konsonan, tidak memasukkan semivokal (Nasution A. S.,

2012).

Yang telah dikatakan bahwa semivokal ialah bunyi yang secara praktis

termasuk konsonan tetapi karena pada waktu diartikulasikan belum

membentuk konsonan murni, maka bunyi-bunyi itu disebut semivokal atau

Page 36: PELAFALAN SURAH AL-FATIHAH IMAM MESJID DI …

21

semikonsonan, namun istilah semikonsonan jarang dipakai. Misalnya, bunyi

(w) bilabial, (w) labiodental, masing-masing tempat artikulasinya adalah bibir

atas dengan bibir bawah dan gigi atas dengan bibir bawah (Marsono, 1999).

Perbedaan semivokal dan konsonan adalah teori, sedangkan dalam

praktek, banyak orang cenderung menganggapnya sama. Oleh karena itu,

tidak terlalu salah orang memasukkan semivokal ke dalam bagian konsonan.

Berikut ini deskripsi masing-masing konsonan Arab :

a. Konsonan hambat letup (Stop, plosives)

Konsonan hambat letup ialah konsonan yang terjadi dengan

hambatan penuh arus udara kemudian hambatan itu lepaskan secara tiba-

tiba. Jadi, strikturnya rapat kemudian dilepaskan tiba-tiba. Striktur rapat

yang pertama disebut hambatan, sedangkan striktur pelepasan yang kedua

disebut letupan (Marsono, 1999)

1) Bilabial ب

2) Apiko-dental ض د ط , خ

3) Dorsovelar ن

4) Uvular ق

5) Glotal ء.

b. Konsonan geseran atau frikatif (Fricatives, friction)

Konsonan geseran atau frikatif ialah konsonan yang dibentuk

dengan menyempitkan jalannya arus udara yang dihembuskan dari paru-

Page 37: PELAFALAN SURAH AL-FATIHAH IMAM MESJID DI …

22

paru, sehingga jalannya udara terhalang dan keluar dengan bergeser. Jadi

strukturnya tidaka rapat seperti pada konsonan letup tetapi renggang

(Marsono, 1999)

1) Labiodental ف

2) Labio-interdental ز ذ ظ

3) Apiko-alveolar س ص ز

4) Apiko-palatal ش

5) Dorso-velar ر ؽ

6) Faringal ح ع

7) Glotal .

c. Konsonan sampingan (Laterals)

Konsonan sampingan dibentuk dengan menutup arus udara di

tengah rongga mulut sehingga udara keluar melalui kedua samping atau

sebuah samping saja. Jadi, strikturnya adalah renggang lebar (Marsono,

1999). Contoh : Apikodental ي.

d. Konsonan berulang

Konsonan berulang adalah konsonan yang terjadi dengan menutup

dan membuka saluran udara secara berkali-kali, sehingga bunyi yang

keluar terasa seperti terputus-putus atau berulang-ulang. Contoh : Apiko-

alveolar ر.

Page 38: PELAFALAN SURAH AL-FATIHAH IMAM MESJID DI …

23

e. Konsonan nasal

Konsonan nasal atau (sengau) ialah konsonan yang dibentuk

dengan menghambat rapat (menutup) jalan udara dari paru-paru melalui

rongga mulut, jadi strikturnya rapat (Marsono, 1999)

1) Bilabial

2) Apiko-dental .

f. Semi vokal

Bunyi semi-vokal secara praktis termasuk konsonan tetapi karena

pada waktu diartikulasikan belum membentuk konsona murni, maka

bunyi-bunyi itu disebut semi-vokal (Marsono, 1999)

1) Bilabial

2) Medio-palatal ي.

g. Konsonan paduan (Affricates) / Gabungan

Konsonan paduan adalah konsonan hambat jenis khusus. Proses

terjadinya dengan menghambat penuh arus udara dari paru-paru, kemudian

hambatan itu dilepaskan secara bergeser pelan-pelan. Jadi strikturnya ialah

rapat kemudian dilepaskan pelan-pelan (Marsono, 1999). Contoh : Apiko-

palatal ض.

Page 39: PELAFALAN SURAH AL-FATIHAH IMAM MESJID DI …

24

7. Analisis kesalahan (Error analysis)

Istilah kesalahan (Error) dan kekeliruan (Mistake) dalam pengajaran

bahasa dibedakan yakni penyimpangan dalam pemakaian bahasa. Kekeliruan

umumnya disebabkan oleh faktor performansi. Keterbatasan dalam

mengingat sesuatu atau kelupaan menyebabkan kekeliruan dalam melafalkan

bunyi bahasa, kata, urutan kata, tekanan kata atau kalimat, dan sebagainya

(Sugiarto, 2004)

a. Pengertian kesalahan berbahasa

1) Lapses adalah kesalahan berbahasa akibat penutur beralih cara untuk

menyatakan sesuatu sebelum seluruh tuturan (kalimat) selesai dinyatakan

selengkapnya. Untuk berbahasa lisan, jenis kesalahan ini diistilahkan

dengan “ slip of the tongue” sedang untuk berbahasa tulis, jenis kesalahan

ini diistilahkan “ slip of the pen”. Kesalahan ini terjadi akibat

ketidaksengajaan dan tidak disadari oleh penuturnya.

2) Error adalah kesalahan berbahasa akibat penutur melanggar kaidah atau

aturan tata bahasa (breaches of code). Kesalahan ini terjadi akibat penutur

sudah memiliki aturan (kaidah) tata bahasa yang berbeda dari tata bahasa

yang lain, sehingga itu berdampak pada kekurangsempurnaan atau

ketidakmampuan penutur. Hal tersebut berimplikasi terhadap penggunaan

bahasa, terjadi kesalahan berbahasa akibat penutur menggunakan kaidah

bahasa yang salah.

3) Mistake adalah kesalahan berbahasa akibat penutur tidak tepat dalam

memilih kata atau ungkapan untuk suatu situasi tertentu. Kesalahan ini

Page 40: PELAFALAN SURAH AL-FATIHAH IMAM MESJID DI …

25

mengacu kepada kesalahan akibat penutur tidak tepat menggunakan

kaidah yang diketahui benar (Inhadi D. , 2016)

Untuk membedakan antara kesalahan (Error) dan kekeliruan

(Mistake), menurut Tarigan (1997) seperti disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 3 : Perbandingan antara Kesalahan dan Kekeliruan Berbahasa

Kategori Sudut Pandang Kesalahan Berbahasa Kekeliruan Berbahasa

1. Sumber Kompetensi Performasi

2. Sifat Sistematis, berlaku

secara umum

Acak, tidak sistematis,

secara individual

3. Durasi Permanen Temporer/sementara

4. Sistem Linguistik Sudah dikuasai Belum dikuasai

5. Produk Penyimpangan kaidah

bahasa

Penyimpangan kaidah

bahasa

6. Solusi Dibantu oleh guru

melalui latihan pengajar

remedial

Diri sendiri, mawas diri,

pemusatan perhatian

b. Jenis kesalahan berbahasa

Linguistik mengklasifikasikan kesalahan berdasarkan komponen

bahasa, dan linguistik konstituen. Komponen bahasa terdiri dari fonologi

(pengucapan), sintaksis dan morfologi (tata bahasa), semantik dan leksikon

Page 41: PELAFALAN SURAH AL-FATIHAH IMAM MESJID DI …

26

(makna dan kosakata), dan wacana (gaya). Contoh kesalahan berdasarkan

linguistik dapat dilihat di bawah ini (Sugiarto, 2004)

Dalam kategori strategi performasi, tataran kesalahan bahasa dapat

dibedakan menjadi 4 (empat) kesalahan. Berikut adalah keempat kesalahan

kategori strategi performasi:

1) Penanggalan (omission), penutur bahasa menanggalkan satu atau lebih

unsur-unsur bahasa yang diperlukan dalam suatu frase atau kalimat.

Akibatnya terjadi penyimpangan konstruksi frase atau kalimat.

2) Penambahan (addition), penutur bahasa menambahkan satu atau lebih

unsur-unsur bahasa yang tidak diperlukan dalam suatu frase atau kalimat.

Akibatnya terjadi penyimpangan konstruksi frase atau kalimat.

3) Kesalahbentukan (misformation), penutur membentuk suatu frase atau

kalimat yang tidak sesuai kaidah bahasa itu. Akibatnya konstruksi frase

atau kalimat menjadi salah (penyimpangan) kaidah bahasa.

4) Kesalah urutan (misordering), penutur menyusun atau mengurutkan unsur-

unsur bahasa dalam suatu konstruksi frase atau kalimat di luar kaidah

bahasa itu. Akibatnya frase atau kalimat itu menyimpang dari kaidah

bahasa (Inhadi, 2016)

c. Sumber kesalahan berbahasa dalam tataran fonologi

Menurut Inhadi (Inhadi, 2016) sumber kesalahan berbahasa dalam

tataran fonologi bahasa Indonesia antara lain: fonem, diftong, kluster dan

pemenggalan kata. Sumber kesalahan itu terdapat pada tataran berikut:

Page 42: PELAFALAN SURAH AL-FATIHAH IMAM MESJID DI …

27

1) Fonem /a/ diucapkan menjadi /e/.

2) Fonem /i/ diucapkan menjadi /e/.

3) Fonem /e/ diucapkan menjadi /é/.

4) Fonem /é/ diucapkan menjadi /e/.

5) Fonem /u/ diucapkan menjadi /o/.

6) Fonem /o/ diucapkan menjadi /u/.

7) Fonem /c/ diucapkan menjadi /se/.

8) Fonem /f/ diucapkan menjadi /p/.

9) Fonem /k/ diucapkan menjadi /?/ bunyi hambat glotal.

10. Fonem /v/ diucapkan menjadi /p/.

11. Fonem /z/ diucapkan menjadi /j/.

12. Fonem /z/ diucapkan menjadi /s/.

13. Fonem /kh/ diucapkan menjadi /k/.

14. Fonem /u/ diucapkan/dituliskan menjadi /w/.

15. Fonem /e/ diucapkan menjadi /i/.

16. Fonem /ai/ diucapkan menjadi /e/.

17. Fonem /sy/ diucapkan menjadi /s/.

18. Kluster /sy/ diucapkan menjadi /s/.

19. Penghilangan fonem /k/.

20. Penyimpangan pemenggalan kata.

Model-model analisis kesalahan berbahasa yang dikembangkan oleh

Tarigan dalam (Inhadi, 2016) adalah kesalahan berbahasa karena perubahan

pengucapan fonem, penghilangan fonem, penambahan fonem, salah

Page 43: PELAFALAN SURAH AL-FATIHAH IMAM MESJID DI …

28

meletakkan penjedaan dalam kelompok kata dan kalimat. Di samping itu

kesalahan berbahasa dalam bidang fonologi dapat pula disebabkan oleh

perubahan bunyi diftong menjadi bunyi tunggal atau fonem tunggal.

Ada berbagai kesalahan berbahasa Indonesia dalam bidang fonologi.

Dalam setiap kesalahan berbahasa itu tersirat sebab atau penyebab kesalahan

berbahasa tersebut. Misalnya, kata akan diucapkan aken menunjukkan

penyebab kesalahan fonem /a/ diucapkan /e/. Kata keliru diucapkan keleru

menunjukkan penyebab kesalahan fonem /i/ diucapkan /e/. Kata kalau

diucapkan kalo menunjukkan bahwa kesalahan berbahasa itu disebabkan

bunyi diftong /au/ diucapkan sebagai /o/.

d. Langkah-langkah analisis kesalahan

Menurut (Sugiarto, 2014) ada beberapa ahli dalam pengajaran bahasa

mengusulkan bahwa analisis kesalahan memiliki beberapa langkah-langkah,

mereka adalah sebagai berikut :

1) Pengumpulan sampel

2) Mengidentifikasi kesalahan

3) Penjelasan dari kesalahan

4) Klasifikasi kesalahan

5) Evaluasi kesalahan

B. Hasil Penelitian Relevan

Penelitian sebelumnya yang ada hubungannya dengan penelitian ini

adalah penelitian yang berjudul :

Page 44: PELAFALAN SURAH AL-FATIHAH IMAM MESJID DI …

29

(Alfis, 2013)“Kesalahan Pelafalan Huruf-huruf Hijaiyyah Dalam

Ayat-ayat Suci Al-Qur‟an Pada Masyarakat Desa Bonto Bahari. Kecamatan

Bontoa. Kabupaten Maros (suatu tinjauan fonetik) : 2013” penelitian ini di

lakukan oleh Harmin Alfis (2013). Dalam penelitian yang dilakukan Harmin

Alfis terdapat kesamaan dan perbedaan penelitian ini. Kesamaannya adalah

masing-masing terdapat pada aspek kajian yang dilakukan dengan

menggunakan kajian fonologi, lalu perbedaannya jika dilihat dari

permasalahan dan objeknya, beliau membahas tentang fonetik beserta

pelafalan huruf-huruf hijaiyyah dan objek yang diambil adalah para

masyarakat desa bonto bahari, sementara pada penelitian ini akan membahas

mengenai fonetik serta pelafalan Surah al-Fatihah dan objek penelitian ini

dilakukan kepada Imam-imam mesjid kecamatan. Manggala Makassar,

tentunya membatasi hanya beberapa Imam yang dijadikan objek.

C. Kerangka pemikiran

Kerangka berfikir adalah sintesa dari berbagai teori dan hasil

penelitian yang menunjukkan lingkup satu variabel atau lebih yang diteliti,

perbandingan nilai satu variabel atau lebih pada sampel atau waktu yang

berbeda, hubungan dua variabel atau lebih, perbandingan pengaruh antar

variabel pada sampel yang berbeda dan bentuk hubungan struktural

(Sugiyono, 2014)

Page 45: PELAFALAN SURAH AL-FATIHAH IMAM MESJID DI …

30

Imam Mesjid.

Kecamatan Manggala,

Makassar

Merekam pelafalan

Surah Al-fatihah Vokal Konsonona

n

Analisis Data

Kesimpulan

Page 46: PELAFALAN SURAH AL-FATIHAH IMAM MESJID DI …

31

BAB III

METODE PENELITIAN

Pemilihan metode penelitian dapat dilihat dari berbagai sudut pandang.

Penelitian dilihat dari outputnya atau hasilnya dapat dibagi atas 4, yaitu

metode penelitian kualitatif, kuantitatif, Research dan Development serta

penelitian tindakan.

Metode penelitian kualitatif digunakan untuk mendeskripsikan atau

memaparkan fenomena secara detail dan komprehensif. Metode penelitian

kuantitatif digunakan untuk mendukung, mengembangkan atau menolak suatu

teori, Krena itu, metode ini syarat dengan hipotesa. Metode research dan

development dipilih untuk menghasilkan produk, model atau jasa. Sedangkan

penelitian tindakan dipilih dalam rangka untuk mengubah suatu kebijakan

(Yusring Sanusi, 2016)

A. Jenis penelitian

Merujuk ke pengantar bab ini, penelitian ini menggunakan metode

penelitian kualitatif. Metode penelitian kualitatif dapat diartikan sebagai

metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang

alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti sebagai

instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi

(gabungan), analisis data bersifat induktif / kualitatif, dan hasil penelitian

kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi (Sugiyono, 2014)

Page 47: PELAFALAN SURAH AL-FATIHAH IMAM MESJID DI …

32

Ditinjau segi tempat penelitian, maka penelitian ini dilakukan di

beberapa mesjid dalam wilayah Kecamatan Manggala Makassar. Selain itu

dari segi data penelitian, menggunakan metode kualitatif.

Defenisi di atas sejalan dengan defenisi (Djajasudarma, 2010) yang

menyatakan penelitian kualitatif jelas menggunakan metode kualitatif

sehubungan dengan pertimbangan : (1) penyesuaian metode kualitatif lebih

mudah dibandingkan dengan kenyataan yang kompleks, (2) metode ini

menyajikan secara langsung hakikat hubungan antara peneliti dengan

responden, (3) metode ini lebih peka dan lebih dapat menyesuaikan diri

dengan penajaman-penajaman pengaruh bersama terhadap pola-pola nilai

yang dihadapi. Metode kualitatif menjadi titik tolak penelitian kualitatif, yang

menekankan kualitas (ciri-ciri data yang alami) sesuai dengan pemahaman

deskriptif dan alamiah itu sendiri.

Sejalan dengan hal itu penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam

ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada

pengamatan manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan

masyarakat tersebut melalui bahasanya, serta peristilahan.

B. Pendekatan penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan fonologi. Pendekatan fonologi

yang dilakukan adalah fonologi al-qur‟an. Pengajaran al-qur‟an menggunakan

analisis dalam memaparkan kesalahan pelafalan. Alwasilah dalam (Suhardi,

2013) fonologi adalah ilmu bahasa yang membicarakan bunyi-bunyi bahasa

tertentu dan mempelajari fungsi bunyi untuk membedakan atau

mengidentifikasi kata-kata tertentu.

Ilmu bunyi yang memfokuskan pembahasan pada ilmiah murni tanpa

membicarakan aplikasinya dalam tataran praktis dengan tujuan mengetahui

Page 48: PELAFALAN SURAH AL-FATIHAH IMAM MESJID DI …

33

sifat-sifat artikulasi dan fisik suatu bunyi tersebut dengan ilmu bunyi murni

atau ilmu bunyi teoritis (Nasution S. , 2012)

C. Sumber data dan jenis data

Sumber data dalam penelitian diperoleh dari beberapa imam tetap di

mesjid kecamatan Manggala Makassar. Jenis data yang terkumpul adalah data

primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang secara langsung

didapatkan dalam penelitian. Data tersebut berupa tulisan, hasil observasi,

rekaman suara yang berkaitan langsung dengan topik pembahasan. Data hasil

rekaman yang dimaksud adalah hasil rekaman yang dilakukan dengan pihak-

pihak terkait seperti Imam mesjid setempat. Sedangkan data sekunder adalah

tingkatan kedua yang dilakukan oleh peneliti yakni menganalisis data-data

yang sudah terkumpul.

D. Metode pengumpulan data

1. Metode dan teknik pengumpulan data

a. Wawancara

Peneliti mengumpulkan data dengan melakukan wawancara yang

terstruktur dengan membuat daftar pertanyaan wawancara sebanyak 16

pertanyaan. Wawancara itu dilakukan dengan cara menanyakan nama

imam mesjid, usia, latar belakang pendidikan, dari mana mengetahui ilmu

tajwid, asal daerah, sejak kapan jadi imam mesjid, bagaimana bisa jadi

imam mesjid, mengapa mau menjadi imam mesjid, apakah jadi imam

Page 49: PELAFALAN SURAH AL-FATIHAH IMAM MESJID DI …

34

mesjid di seleksi, atas dasar apa jadi imam mesjid, apa pekerjaan yang lain

selain jadi imam mesjid.

Wawancara ini digunakan untuk mendapatkan informasi yang

lebih dalam tentang responden. Peneliti menetapkan respondennya yaitu

Imam mesjid. Teknik ini digunakan untuk menganalisis penyebab

kesalahan dalam melafalkan surah al-fatihah. Defenisi di atas sejalan

dengan pendapat (Soewadji, 2012 ) wawancara adalah cara atau teknik

untuk mendapatkan informasi atau data dari interviewee atau responden

dengan wawancara secara langsung face to face, antara interviewer dengan

interviewee.

b. Rekaman

Rekam adalah teknik pengumpulan data di lapangan berdasarkan

metode simak. Teknik ini digunakan untuk merekam suara imam mesjid

saat memimpin shalat pada umumnya tiga kali (3 x), dan mendapatkan

hasil yang valid atau memastikan terdapat kekeliruan atau kesalahn dalam

memimpin shalat berjamaah.

Penelitian ini dilakukan dengan melakukan perekaman

menggunakan handpone yang di dalamnya ada aplikasi Tape Recorder.

sebagai alat penerima bunyi dari hasil pelafalan surah al-fatihah imam

mesjid. Pengambilan sampel dilakukan secara tersembunyi tanpa

memberitahu imam mesjid sebelumnya. Dengan maksud bahwa hasil

Page 50: PELAFALAN SURAH AL-FATIHAH IMAM MESJID DI …

35

penelitian dilakukan lebih alami dan tidak dibuat-buat serta hasil

penelitian lebih maksimal dan akurat.

c. Observasi (Pengamatan)

Peneliti melakukan observasi kepada imam mesjid Kecamatan

Manggala Makassar. Observasi ini bertujuan untuk melengkapi data

peneliti. Observasi dilakukan setelah peneliti merekam imam mesjid

bersamaan disaat melakukan wawancara. Hal demikian ini dilakukan

kepada 20 imam mesjid Kecamatan Manggala Makassar, kecuali satu

orang yaitu Dg. Sewu karean yang bersangkutan tidak ada di tempat saat

observasi dilakukan

d. Dokumentasi

Metode dokumentasi dilakukan dengan cara mengumpulkan data

dengan menggunakan media atau sarana dokumentasi seperti kamera.

Dokumentasi dilakukan saat peneliti melakukan wawancara dengan

meminta tolong kepada saudara yang menemani melakukan penelitian

tersebut. Dalam metode ini peneliti juga menjaring data yang berkenaan

dengan imam mesjid dan data-data lain yang berkenaan dengan penelitian

ini.

Page 51: PELAFALAN SURAH AL-FATIHAH IMAM MESJID DI …

36

2. Populasi dan sampel

a. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek

yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,

2014) Defenisi di atas senada dengan pendapat (Mahsun, 2014) yang

menyatakan bahwa populasi adalah keseluruhan individu yang menjadi

anggota masyarakat tutur bahasa yang akan diteliti dan menjadi sasaran

penarikan generalisasi tentang seluk-beluk bahasa tersebut. Adapun

populasi pada penelitian ini adalah Imam tetap mesjid Kecamatan

Manggala Makassar, sebanyak kurang lebih 60 orang.

b. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2014) Pemilihan sebagian dari

keseluruhan penutur atau wilayah pakai bahasa yang menjadi objek

penelitian sebagai wakil yang memungkinkan untuk membuat generalisasi

terhadap populasi (Mahsun, 2014). Adapun sampel pada penelitian ini

adalah 20 Imam mesjid tetap di Kecamatan Manggala Makassar, pada

waktu yang ditentukan dalam shalat Magrib dan Isya.

Page 52: PELAFALAN SURAH AL-FATIHAH IMAM MESJID DI …

37

3. Instrumen penelitian

a. Pedoman wawancara

Digunakan sebagai acuan bagi peneliti dalam melaksanakan kegiatan

wawancara.

b. Balpoin

Digunakan untuk menulis data-data yang diperoleh dari penelitian.

c. Kertas

Digunakan sebagai sarana dari hasil menulis data-data penelitian.

d. Komputer / laptop

Digunakan untuk menyimpan data-data yang telah dilakukan di

lapangan penelitian

e. Kamera

Digunakan untuk mendokumentasikan data dalam bentuk file elektrik.

f. Tape recorder

Digunakan untuk merekam pada saat wawancara dan saat pengujian

penelitian.

g. Rekaman surah al-Fatihah oleh qori‟ Syeikh Sudais digunakan sebagai

pembanding bacaan imam mesjid Kecamatan Manggala Makassar.

E. Metode analisis data

Teknik analisis data pada penulisan skripsi ini adalah analisis

deskriptif. Menurut (Sugiyono, 2009) deskriptif adalah untuk menganalisis

data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah

terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang

Page 53: PELAFALAN SURAH AL-FATIHAH IMAM MESJID DI …

38

berlaku untuk umum atau generalisasi. Defenisi di atas senada dengan

pendapat (Nasution S. , 2012) yang menyatakan bahwa penelitian deskriptif ,

mengadakan deskripsi untuk memberi gambaran yang lebih jelas tentang

situasi-situasi sosial seperti kehidupan mahasiswa di rumah kontrakan,

perusahaan tranpor lokal di suatu kota, sistem penerimaan pegawai baru pada

perusahaan swasta, dan sebagainya.

Dengan analisis deskriptif peneliti melakukan langkah-langkah

strategis guna mendapatkan hasil yang maksimal sebagai berikut :

1) Reduksi data

Peneliti memeriksa data yang sudah terkumpul. Ada beberapa data

yang diambil dan dibuang. Data yang diambil berupa tulisan dari

mewawancarai 20 imam mesjid, pertanyaan wawancara beberapa imam

mesjid tidak semua dimasukkan, karena hanya sebagai penguatan say. Di

samping itu peneliti melakukan observasi serta rekaman suara imam

mesjid. Agar data yang diambil jelas dan akurat, maka peneliti

menganalisis dari data-data yang ada, guna untuk memperjelas tujuan

penelitian di lapangan.

Peneliti mereduksi segala informasi yang telah diperoleh pada

tahap deskripsi. Pada proses reduksi ini, peneliti mereduksi data yang

ditemukan pada tahap deskripsi untuk memfokuskan pada masalah

tertentu. Data-data tersebut selanjutnya dikelompokkan menjadi berbagai

Page 54: PELAFALAN SURAH AL-FATIHAH IMAM MESJID DI …

39

kategori yang ditetapkan sebagai fokus penelitian. Memilih di antara yang

telah dideskripsikan (Sugiyono, 2014)

2) Klasifikasi data

Dalam rangka pengklasifikasian data tentu harus didasarkan pada

tujuan penelitian. Tujuan penelitian itu sendiri adalah memecahkan

masalah yang memang menjadi fokus penelitian. Jika dalam penelitian itu

terdapat kesalahan, maka penelitian itu memerlukan pembuktian dengan

menganalisis kesalahan serta penyebab kesalahan. Tujuan penelitian

merupakan suatu kesatuan yang membimbing ke arah mana analisis data

itu dilakukan. oleh karena itu peneliti haruslah benar-benar fokus. Dengan

dasar itulah pengklasifikasian data dapat dilakukan (Mahsun, 2014)

3) Analisis data

Peneliti menganalisis data dengan menggunakan error analysis,

untuk mengetahui kesalahan pelafalan beberapa imam mesjid, maka

peneliti mendengarkan rekaman berulang-ulang dan menjumlahkan total

rekaman, total kesalahan, lalu menganalisis apakah terjadi kesalahan

(error) atau salah ucap (lapses) hal demikian ini dilakukan agar tidak ada

kesalahan pada data.

Analisis merupakan proses mencari dan menyususn secara

sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan,

dokumentasi dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah difahami, dan

temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain (Sugiyono, 2009)

Page 55: PELAFALAN SURAH AL-FATIHAH IMAM MESJID DI …

40

F. Prosedur penelitian

Sebagai upaya untuk mendapatkan hasil yang maksimal dari

penelitian, maka peneliti menyusun beberapa tahapan prosedur penelitian,

diantaranya :

1. Menentukan objek penelitian

2. Mengumpulkan data terkait dengan penelitian

3. Menandai data yang telah diperoleh

4. Mencatat data yang diperlukan

5. Menganalisis data yang diperoleh

6. Memberikan kesimpulan hasil penelitian.

Page 56: PELAFALAN SURAH AL-FATIHAH IMAM MESJID DI …

41

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Kondisi geografis Kecamatan Manggala Makassar

Data Kecamatan Manggala Makassar menerangkan dalam sebuah

buku yang berjudul “Kecamatan Manggala dalam Angka 2014” menjelaskan

kondisi geografis Kecamatan Manggala Makassar sebagai berikut:

a. Batas Wilayah

Kecamatan Manggala Makassar merupakan salah satu 14 Kecamatan

di kota Makassar yang berbatasan dengan beberapa wilayah. Adapun batas-

batas wilayah yaitu:

Bagian Utara : Kecamatan Tamalanrea

Bagian Timur : Kabupaten Maros

Bagian Selatan : Kabupaten Gowa

Bagian Barat : Kecamatan Panakkukang

b. Luas Wilayah

Kecamatan Manggala Makassar terdiri dari 6 kelurahan dengan luas

wilayah 24,14 km. Dari luas wilayah tersebut tampak bahwa kelurahan

Tamangapa memiliki wilayah terluas yaitu 7,62 km, kedua adalah kelurahan

Page 57: PELAFALAN SURAH AL-FATIHAH IMAM MESJID DI …

42

Manggala dengan luas wilayah 4,44 km, sedangkan yang paling kecil luas

wilayahnya adalah kelurahan Borong dan kelurahan Batua dengan luas

masing-masing 1,92 km.

c. Keadaan topografi

Kecamatan Manggala Makassar merupakan daerah bukan pantai,

dengan topografi ketinggian wilayah sampai dengan 46 meter dari permukaan

laut.

2. Pemerintahan

a. Perkembangan Desa/Kelurahan

Klasifikasi Desa/Kelurahan di Kecamatan Manggala Makassar tahun

2013 terdiri dari 6 kelurahan, 367 RT dan 66 RW, dengan kategori kelurahan

swasembada. Dengan demikian tidak ada lagi kelurahan yang termasuk

swadaya dan swakarya.

b. Lembaga/Organisasi Tingkat Desa/Kelurahan

Lembaga dan organisasi tingkat desa/kelurahan yang terbentuk di

Kecamatan Manggala Makassar dengan sejumlah anggotanya diharapkan

dapat menunjang kegiatan pemerintah dan pembangunan. Organisasi atau

lembaga pemberdayaan masyarakat (LPM) di Kecamatan Manggala terdapat 1

unit di setiap kelurahan.

Page 58: PELAFALAN SURAH AL-FATIHAH IMAM MESJID DI …

43

3. Penduduk

Menurut hasil proyeksi penduduk menyatakan bahwa pada tahun 2013,

jumlah penduduk Kecamatan Manggala Makassar sebanyak 127,915 jiwa,

dibandingkan data pada tahun 2012 penduduk Kecamatan Manggala Makassar

berjumlah sebanyak 122,838 jiwa, hal ini menunjukkan bahwa selama setahun

terakhir terjadi pertumbuhan penduduk di Kecamatan Manggala Makassar.

Berdasarkan jenis kelamin tampak bahwa jumlah penduduk laki-laki

sekitar 63,997 jiwa dan perempuan sekitar 63,918 jiwa. Dengan demikian

rasio jenis kelamin adalah sekitar 99,70 persen yang berarti bahwa jumlah

penduduk laki-laki hampir sama dengan jumlah penduduk perempuan.

4. Sosial

a. Pendidikan

Pada tahun ajaran 2013/2014 jumlah TK di Kecamatan Manggala

Makassar sebanyak 39 sekolah dengan 1,448 orang murid dan 181 orang guru.

Pada tingkat Sekolah Dasar negeri berjumlah sebanyak 33 sekolah dengan

11,650 orang murid dan 495 0rang guru. Untuk tingkat SMP baik negeri

maupun swasta sebanyak 11 sekolah dengan 5,199 orang murid dan 373 orang

guru. Sedangkan untuk tingkat SMA negeri dan swasta terdapat 9 sekolah

dengan 3,565 orang murid dan 274 orang guru.

b. Kesehatan

Jumlah sarana kesehatan tahun 2013 di Kecamatan Manggala

Makassar tercatat 4 puskesmas, 4 pustu, 2 rumah bersalin dan 81 posyandu.

Page 59: PELAFALAN SURAH AL-FATIHAH IMAM MESJID DI …

44

Disamping itu terdapat pula 3 buah balai pengobatan, 15 buah tempat praktek

dokter, 12 buah apotik, 16 buah bidan praktek Swasta dan 6 buah toko khusus

jamu/obat. Masing-masing tersebar di 6 kelurahan di Kecamatan Manggala

Makassar.

c. Agama

Ditinjau dari agama yang dianut, tercatat bahwa mayoritas penduduk

Kecamatan Manggala Makassar adalah beragama islam. Jumlah tempat ibadah

di Kecamatan Manggalah Makassar cukup memadai karena terdapat 77 buah

mesjid dan 4 buah gereja.

5. Perdagangan

Sarana perdagangan yang terdapat di Kecamatan Manggala Makassar

antara lain kelompok pertokoan sebanyak 6 buah, pasar umum sebanyak 3

buah dan mini market sebanyak 3 buah (Pusat, 2016)

Page 60: PELAFALAN SURAH AL-FATIHAH IMAM MESJID DI …

45

6. Struktur Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah Kecamatan

Manggala Kota Makassar

--

CAMAT

ANSHAR UMAR, S.Sos., M.Si

Pangkat : Pembina

Nip. 19720528 199202 1 002 SEKRETARIS CAMAT

Drs. ABD RACHMAN KUBA, M.Si

Pangkat : Pembina

Nip.19631211 199403 1 008

SUB BAGIAN UMUM

DAN KEPEGAWAIAN

ANDI MULFARIANTI,

S.STP., M.AP

Pangkat : Penata

Nip. 198 60415 2004 12 2

001

SUB BAGIAN

KEUANGAN DAN

PERLENGKAPAN

Hj. ST. ROSLING, S.Ip

Pangkat : Penata

Nip. 19630717 199012 2

001

KELURAHAN

SEKSI

KESEJAHRETAAN

SOSIAL

Drs. PUTRIANI ETNA

Pangkat : Penata Tk.I

Nip. 19610824 199603 2

001

SEKSI PENGELOLAAN

KEBERSIHAN

Drs. MUHAMMAD

SALEH

Pangkat : Penata Tk.I

Nip. 19640201 198709 1

003

SEKSI

PEREKONO

MIAN DAN

PEMBANGU

NAN

Drs. DG.

MAMONE

Pangkat :

Penata Tk.I

Nip.

19580525

198103 1

019

SEKSI

PEMBERDA

YAAN

MASYARAK

AT

ABDUL

RASYID, SE

Pangkat :

Penata

Nip. 19640410

198603 1 009

SEKSI

PEMERINTAHAN

KETENTRAMAN

DAN

KETERTIBAN

UMUM

Drs. H. AHMAD

Pangkat : Penata

Tk.I

Nip. 19620326

198511 1 001

Page 61: PELAFALAN SURAH AL-FATIHAH IMAM MESJID DI …

46

B. Cara Imam Mesjid Melafalkan Surah al-Fatihah di Kecamatan

Manggala Makassar.

NO

IMAM MESJID

Q.S

KATA

FONEM

PERUBAHAN

VOKAL

PERUBAHAN

KONSONAN

1. H. ABDUL HAKIM

- Umur 65 tahun

- Asal daerah Makassar

- Jadi Imam mesjid

sejak remaja dan

Imam tetap pada umur

40 tahun

- Berprofesi wiraswasta

الفاتحة

اطرالص

a→o

تقيمسالم

S→Sh

ليهمع ʻa→a

2. MUHAMMADONG

- Umur 43 tahun

- Asal daerah Sumatra

lama di Bone

- Jadi Imam mesjid

sejak tahun 2001

- Berprofesi mengajar

di sekolah Atirah

Baruga (guru agama)

الفاتحة

ليهمع ʻa→a

3. ADZKAH FIKRI

- Umur 40 tahun

- Asal daerah Joyakarta

- Jadi Imam mesjid

sejak tahun 1998

- Berprofesi guru

agama SMP Islam

Atirah

الفاتحة

_

_

_

4. ZAINUDDIN ABDULLAH

- Umur 23 tahun

- Asal daerah Masamba

(luwu utara)

- Jadi Imam mesjid

sejak kuliah

- Berprofesi mengajar

privat mengaji serta

kuliah

الفاتحة

_

_

_

Page 62: PELAFALAN SURAH AL-FATIHAH IMAM MESJID DI …

47

5. H. NOMPO

- Umur 70 tahun

- Asal daerah Makassar

- Jadi Imam mesjid

sejak tahun 1980-

2009

- Berprofesi petani

الفاتحة

ينعنست

ʻa→a

راطص ال

ṣ → s

را طالص

Ṭ → T

يرغ a → o

6. HENDRI

- Umur 27 tahun

- Asal daerah Bau-Bau

- Jadi Imam mesjid ± 2

tahun

- Berprofesi mengajar

SMA Wahdah

الفاتحة

راطص ال

ṣ → s

7. DG. SEWU

- Umur 55 tahun

- Asal daerah Makassar

- Jadi Imam mesjid

sejak 3 tahun yang

lalu

- Berprofesi buruh

harian

الفاتحة

لمينعال ʻa→a

بدعن ʻa→a

ينعنست ʻa→a

راطص ال ṣ → s

اطرالص a→o

متعان ʻa→a

ليهمع ʻa→a

8. SUMARLIN

- Umur 23 tahun

- Asal daerah Mandar

(Sulawesi Barat)

- Jadi Imam mesjid

sejak tahun 2010

- Berprofesi guru TPA

الفاتحة

مهليع H → Ḥ

9. MUH. AHYAT

- Umur 24 tahun

- Asal daerah Makassar

- Berprofesi mengajar

di JILC

الفاتحة

راطص ال ṣ<s

مهليع H→Ḥ

Page 63: PELAFALAN SURAH AL-FATIHAH IMAM MESJID DI …

48

10. MUH. ASMARIYADI

- Umur 23 tahun

- Asal daerah Kolaka

- Jadi Imam mesjid ± 1

tahun serta Imam

tetap

- Berprofesi mahasiswa

STIBA

الفاتحة

_

_

_

11. MUFLI EL-HABIB

- Umur 25 tahun

- Asal daerah

Bulukumba

- Jadi imam mesjid ± ¾

tahun

- Berprofesi mahasiswa

al-Bir, mengajar di

lembaga bimbingan

belajar al-insan, dan

privat matematika

serta fisika

الفاتحة

_

_

_

12. KAMALUDDIN

- Umur 36 tahun

- Asal daerah Makassar

- Jadi Imam mesjid 7

tahun sejak 2009

- Berprofesi Kariawan

الفاتحة

بدعن ʻa→a

يمقالمست Q → K

متعان ʻa→a

مهليع H→Ḥ

13. Dr. H. ABDUL RASYID

KHUDAIBAH

- Umur 51 tahun

- Asal daerah Bone

- Jadi Imam mesjid ±

sudah 2 tahun

- Berprofesi wiraswasta

الفاتحة

لمينعال ʻa→a

بدعن ʻa→a

ينعنست ʻa→a

دناها H→Ḥ

مهليع H→Ḥ

14. ABU AQILAH

- Umur 37 tahun

- Asal daerah Makassar

- Jadi Imam mesjid

sejak tahun 2002 - Berprofesi mengajar

الفاتحة

ينعنست ʻa→a

Page 64: PELAFALAN SURAH AL-FATIHAH IMAM MESJID DI …

49

di pesantren

15. RUSTAM

- Umur 26 tahun

- Asal daerah Makassar

- Jadi imam mesjid

tahun 2016

- Berprofesi barasanji

(pembaca)

الفاتحة

بدعن ʻa→a

راطص ال ṣ→s

قيمتالمس Ṭ → T

16. ABIDIN

- Umur 23 tahun

- Asal daerah Jeneponto

- Jadi Imam mesjid

sejak kelas 1 SMA

- Berprofesi mahasiswa

di STIBA

الفاتحة

راطص ال ṣ→s

17. SYAMSUL ALAM YUSUF

- Umur 51 tahun

- Asal daerah Sengkang

- Jadi Imam mesjid

sejak tahun 1998-

2000-2001. Mulai

terangkat Imam tetap

tahun 2007

- Berprofesi

Wiraswasta

الفاتحة

بدعن ʻa→a

18. SUPARMAN

- Umur 33 tahun

- Asal daerah Makassar

- Jadi Imam mesjid ± 3

tahun

- Berprofesi pesantren

di STIBA dan

mengajar TPA

الفاتحة

بدعن ʻa→a

راطص ال ṣ → s

19. AMIRULLAH

- Umur 27 tahun

- Asal daerah Sinjai

- Jadi imam mesjid

sejak tahun 2011

- Berprofesi guru

mengaji / pelajar

الفاتحة

يمقالمست Q → K

Page 65: PELAFALAN SURAH AL-FATIHAH IMAM MESJID DI …

50

20. ABD. RAHMAN DG.

NYONYO

- Umur ± 70 tahun,

lahir 1942

- Asal daerah Takalar

- Jadi imam mesjid

sejak tahun 1988/1989

- Berprofesi imam

mesjid

الفاتحة

طالصرا

Ṭ → T

C. Kesalahan Pelafalan Surah al-Fatihah Imam Mesjid Kecamatan

Manggala Makassar

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di lokasi, yakni imam

mesjid Kecamatan Manggala Makassar. Peneliti mengambil beberapa sampel

dari penelitian ini dengan syarat imam tetap di mesjid.

Penelitian dilakukan pada waktu bulan ramadhan, dan sulit

menemukan imam mesjid tetap, maka penulis menjadikan sampel pada bulan

ramadhan, serta imam tetap sebelum ramadhan, dikontrak menjadi imam tetap

pada bulan ramadhan.

No Nama Imam Total Rekaman Total Kesalahan Analisis

1. H. Abdul Hakim 6x 3x Error

2. Muhammadong 9x 1x Lapses

3. Adzkah Fikrih 3x

4. Zainuddin Abdullah 4x

5. H. Nompo 4x 4x Error

6. Hendri 2x 1x Lapses

Page 66: PELAFALAN SURAH AL-FATIHAH IMAM MESJID DI …

51

7. Dg. Sewu 6x 7x Error

8. Sumarlin 7x 1x Lapses

9. Muh. Akhyat 8x 2x Lapses

10. Muhammad Asmariyadi 9x

11. Mufli El Habib 4x

12. Kamaluddin 8x 4x Error

13. Dr H. Abdul Rasyid 4x 5x Error

14. Abu Aqilah 2x 1x Lapses

15. Rustam 4x 3x Error

16. Abidin 3x 1x Lapses

17. Syamsul Alam Yusuf 6x 1x Lapses

18. Suparman 6x 2x Lapses

19. Amirullah 4x 1x Lapses

20. Abdul Rahman Dg. Nyonyo 4x 1x Lapses

a. Imam mesjid NURUL IMAN PANNARA atas nama H. Abdul Hakim,

berusia 65 tahun. Riwayat pendidikan SD umum tello baru, SMP Kariwisi

Muallimin. Mengetahui ilmu tajwid sejak umur 10 tahun, berasal dari

Makassar, menjadi Imam mesjid sejak remaja dan Imam tetap pada umur

40 tahun, dengan kepercayaan yang diberikan oleh masyarakat ditawarkan

untuk menjadi Imam mesjid.

Page 67: PELAFALAN SURAH AL-FATIHAH IMAM MESJID DI …

52

Peneliti mendeskripsikan kesalahan-kesalahan yang terdapat saat

imam mesjid melafalkan surah al-fātihah ذحذافا adapun kesalahannya

sebagai berikut :

- Penyebutan huruf [ر] „Ro‟ pada kata [اصراط] “ṣirōṭo” ayat ke 6 pada surah

al-fatihah. Peserta menyebutnya sama dengan huruf [ر] „Ra‟.

- Penyebutan huruf [س] „s‟ pada kata [اسرم] “mustaqym” ayat ke 6 surah

al-fatihah. Peserta menyebutnya sama dengan huruf [ش] „sh‟.

- Penyebutan huruf [ع] „„a‟ pada kata [ػ] “‟alayhm” ayat ke 7 surah al-

fatihah. Peserta menyebutnya sama dengan huruf [ء] „a‟.

b. Imam mesjid BARUGA atas nama Muhammadong, berusia 43 tahun.

Riwayat pendidikan SD umum di Sumatra, SMP umum di Makassar, SMA

di Makassar, Kuliah di UIN ALAUDDIN jurusan PAI di Makassar,

mengetahui ilmu tajwid sejak tamat SD, berasal dari Sumatra pernah

tinggal di Bone, menjadi imam mesjid sejak tahun 2001 dan sejak itu

menjadi imam tetap hingga sekarang, dengan bermodalkan bacaan dan

suara yang merdu masyarakat meminta untuk dijadikan imam mesjid.

Peneliti mendeskripsikan kesalahan-kesalahan yang terdapat saat

imam mesjid melafalkan surah al-fātihah افاذذح adapun kesalahannya

sebagai berikut :

- Penyebutan huruf [ع] „‟a‟ pada kata [ػ] “‟alayhm” ayat ke 7 surah al-

fatihah. Peserta menyebutnya sama dengan huruf [ء] „a‟.

Page 68: PELAFALAN SURAH AL-FATIHAH IMAM MESJID DI …

53

c. Imam mesjid ATIRAH atas nama Adzkah Fikri, berusia 40 tahun.

Riwayat pendidikan SD, SMP dan SMA pesantren di Jogja, Kuliah di UIN

ALAUDDIN jurusan syariah peradilan. Mengetahui ilmu tajwid sejak SD

di pesantren, berasal dari Jogja, menjadi Imam mesjid sejak tahun 1998

sebanyak tiga mesjid, karena masyarakat menganggap bacaan bagus.

Maka ditawari langsung oleh saudara Wakil Presiden RI ke untuk menjadi

imam mesjid.

Peneliti tidak mendapatkan kesalahan dalam pelafalan surah al-

fatihah.

d. Imam mesjid KAYU AGUNG atas nama Zainuddin Abdullah, berusia

23 tahun. Riwayat pendidikan SDN 147 labbu (Luwu utara), SMP MTSN

Model Makassar, SMA Malangke jurusan komputer, Kuliah di UMI (KPI

Agama, dan Bahasa asing/Inggris). Mengetahui ilmu tajwid sejak umur 10

tahun secara otodidak, mendalami tajwidnya ikut dengan guru dan teman

di Makassar, berasal dari Masamba, menjadi Imam mesjid sejak

menginjak bangku perkuliahan.

Peneliti tidak mendapatkan kesalahan dalam pelafalan surah al-

fatihah.

e. Imam mesjid AN-NUR atas nama H. Nompo, berusia 70 tahun. Tidak

pernah menginjak bangku sekolah, mengetahui ilmu tajwid sejak tahun

80an, berasal dari Makassar, menjadi imam mesjid tetap sejak tahun 80an

mesjid pertama dan tahun 2009 mesjid kedua.

Page 69: PELAFALAN SURAH AL-FATIHAH IMAM MESJID DI …

54

Peneliti mendeskripsikan kesalahan-kesalahan yang terdapat saat

imam mesjid melafalkan surah al-fātihah افاذذح adapun kesalahannya

sebagai berikut :

- Penyebutan huruf [ع] „‟a‟ pada kata [سرؼ] “nasta‟ayn” ayat ke 5 surah

al-fatihah. Peserta menyebutnya sama dengan huruf [ء] „a‟.

- Penyebutan huruf [ص] „ṣ‟ pada kata [اصراط] “ṣirōṭo” ayat ke 6 surah al-

fatihah. Peserta menyebutnya sama dengan huruf [س] „s‟.

- Penyebutan huruf [ط] „ṭ‟ pada kata [اصراط] “ṣirōṭo” ayat ke 7 surah al-

fatihah. Peserta menyebutnya sama dengan huruf [خ] „t‟.

- Penyebutan huruf [ؽ] „gh‟ pada kata [غر] “ghyri” ayat ke 7 surah al-

fatihah. Peserta menyebutnya sama dengan huruf [ؽ] „gha‟.

f. Imam mesjid JABAL RAHMAH atas nama Hendri, berusia 27 tahun.

Riwayat pendidikan SD, SMA dan Kuliah di Bau-Bau sekolah umum,

mengetahui ilmu tajwid dari TPA, berasal dari Bau-Bau, menjadi Imam

mesjid sudah 2 tahun.

Peneliti mendeskripsikan kesalahan-kesalahan yang terdapat saat

imam mesjid melafalkan surah al-fātihah افاذذح adapun kesalahannya

sebagai berikut :

- Penyebutan huruf [ص] „ṣ‟ pada kata [اصراط] “ṣirōṭo” ayat ke 6 pada surah

al-fatihah. Peserta menyebutnya sama dengan huruf [س] „s‟.

Page 70: PELAFALAN SURAH AL-FATIHAH IMAM MESJID DI …

55

g. Imam mesjid LAILATUL QADAR atas nama Dg. Sewu, berusia 55

tahun. Tidak pernah menginjak bangku sekolah, mengetahui ilmu tajwid

sejak kecil, berasal dari Makassar, menjadi Imam mesjid sudah 3 tahun.

Peneliti mendeskripsikan kesalahan-kesalahan yang terdapat saat

imam mesjid melafalkan surah al-fātihah افاذذح adapun kesalahannya

sebagai berikut :

- Penyebutan huruf [ع] „‟a‟ pada kata [اؼ] “‟alamyn” ayat ke 2 pada

surah al-fatihah. Peserta menyebutnya sama dengan huruf [ء] „a‟.

- Penyebutan huruf [ع] „‟a‟ pada kata [ؼثد] “na‟budu” ayat ke 5 pada surah

al-fatihah. Peserta menyebutnya sama dengan huruf [ء] „a‟.

- Penyebutan huruf [ع] „‟a‟ pada kata [سرؼ] “nasta‟ayn” ayat ke 5 pada

surah al-fatihah. Peserta menyebutnya sama dengan huruf [ء] „a‟.

- Penyebutan huruf [ص] „ṣ‟ pada kata [اصراط] “ṣirōṭo” ayat ke 6 pada surah

al-fatihah. Peserta menyebutnya sama dengan huruf [س] „s‟.

- Penyebutan huruf [ر] „Ro‟ pada kata [اصراط] “ṣirōṭo” ayat ke 7 pada surah

al-fatihah. Peserta menyebutnya sama dengan huruf [ر] „Ra‟.

- Penyebutan huruf [ع] „‟a‟ pada kata [اؼد] “an‟amta” ayat ke 7 pada

surah al-fatihah. Peserta menyebutnya sama dengan huruf [ء] „a‟.

- Penyebutan huruf [ع] „‟a‟ pada kata [ػ] “‟alayhim” ayat ke 7 pada

surah al-fatihah. Peserta menyebutnya sama dengan huruf [ء] „a‟.

h. Imam mesjid NURUL IMAN KASSI atas nama Sumarlin, berusia 23

tahun. Riwayat pendididkan SDN 8 Soppeng (Mamuju), SMP MTS guppi

Samata Gowa, SMA Samata, Kuliah di UIN ALAUDDIN MAKASSAR,

Page 71: PELAFALAN SURAH AL-FATIHAH IMAM MESJID DI …

56

mengetahui ilmu tajwid dari orang tua dan pada waktu SMA, berasal dari

Mandar, menjadi Imam mesjid sejak 2010 dalam 4 mesjid.

Peneliti mendeskripsikan kesalahan-kesalahan yang terdapat saat

imam mesjid melafalkan surah al-fātihah افاذذح adapun kesalahannya

sebagai berikut :

- Penyebutan huruf [] „h‟ pada kata [ػ] “‟alayhim”ayat ke 7 pada surah

al-fatihah. Peserta menyebutnya sama dengan huruf [ح] „ḥ‟.

i. Imam mesjid NUR TAKWA atas nama Muh. Akhyat, berusia 24 tahun.

Riwayat pendididkan SDN Bontoa, SMP Gombara, SMA Gombara,

Kuliah di UIN bahasa inggris, mengetahui ilmu tajwid dari pesantren,

berasal dari Makassar.

Peneliti mendeskripsikan kesalahan-kesalahan yang terdapat saat

imam mesjid melafalkan surah al-fātihah افاذذح adapun kesalahannya

sebagai berikut :

- Penyebutan huruf [ص] „ṣ‟ pada kata [اصراط] “ṣirōṭo” ayat ke 6 pada surah

al-fatihah. Peserta menyebutnya sama dengan huruf [س] „s‟.

- Penyebutan huruf [] „h‟ pada kata [ػ] “‟alayhim” ayat ke 7 pada surah

al-fatihah. Peserta menyebutnya sama dengan huruf [ح] „ḥ‟.

j. Imam mesjid HIJRATUL KADRI atas nama Muhammad Asmariyadi,

berusia 23 tahun. Riwayat pendidikan SDN 1 Kolaka, SMP dan SMA

Kolaka, Kuliah di Palu (Ekonomi) dan di STIBA Makassar, mengetahui

Page 72: PELAFALAN SURAH AL-FATIHAH IMAM MESJID DI …

57

ilmu tajwid dari stiba sejak tahun 2013, berasal dari Kolaka, menjadi

Imam mesjid kurang lebih 1 tahun.

Peneliti tidak mendapatkan kesalahan dalam pelafalan surah al-

fatihah.

k. Imam mesjid USWATUN HASANAH atas nama Mufli el habib, berusia

25 tahun. Riwayat pendidikan SD, SMP dan SMA di Bulukumba Herland,

Kuliah di UNM jurusan fisika dan saat ini melanjutkan di al-Bir,

mengetahui ilmu tajwid dari SAINS (Studi al-Qur‟an intensif/halaqah

tahsin), berasal dari Bulukumba, menjadi Imam mesjid kurang lebih ¾

tahun di mesjid kampus UNM.

Peneliti tidak mendapatkan kesalahan dalam pelafalan surah al-

fatihah.

l. Imam mesjid UMAR BIN KHATHAB atas nama Kamaluddin, berusia

36 tahun. Riwayat pendidikan SDN Paccinang, SMP tsanawiyah, SMA

aliyah darul arqam, Kuliah di UNHAS jurusan politik pemerintahan,

mengetahui ilmu tajwid sejak SMP, berasal dari Makassar, menjadi Imam

mesjid sejak tahun 2009 / 7 tahun (29 tahun jadi Imam mesjid).

Peneliti mendeskripsikan kesalahan-kesalahan yang terdapat saat

imam mesjid melafalkan surah al-fātihah افاذذح adapun kesalahannya

sebagai berikut :

Page 73: PELAFALAN SURAH AL-FATIHAH IMAM MESJID DI …

58

- Penyebutan huruf [ع] „‟a‟ pada kata [ؼثد] “na‟budu” ayat ke 5 pada surah

al-fatihah. Peserta menyebutnya sama dengan huruf [ء] „a‟.

- Penyebutan huruf [ق] „q‟ pada kata [اسرم] “mustaqym” ayat ke 6 pada

surah al-fatihah. Peserta menyebutnya sama dengan huruf [ن] „k‟.

- Penyebutan huruf [ع] „‟a‟ pada kata [اؼد] “an‟amta” ayat ke 7 pada surah

al-fatihah. Peserta menyebutnya sama dengan huruf [ء] „a‟.

- Penyebutan huruf [] „h‟ pada kata [ػ] “‟alayhim” ayat ke 7 pada surah

al-fatihah. Peserta menyebutnya sama dengan huruf [ح] „ḥ‟.

m. Imam mesjid AL-MUNAWARAH atas nama Dr H. Abdul rasyid

khudaidah, berusia 51 tahun. Riwayat pendidikan SD pesantren madrasah

ibtidaiyyah negeri, SMP 7 Makassar, SMA madrasa aliyah negeri, Kuliah

di IKIP (manajemen perkantoran), mengetahui ilmu tajwid dari seorang

kiyai pesantren, berasal dari Bone, menjadi Imam mesjid kurang lebih 2

tahun.

Peneliti mendeskripsikan kesalahan-kesalahan yang terdapat saat

imam mesjid melafalkan surah al-fātihah افاذذح adapun kesalahannya

sebagai berikut :

- Penyebutan huruf [ع] „‟a‟ pada kata [اؼ] “‟alamyn” ayat ke 2 pada

surah al-fatihah. Peserta menyebutnya sama dengan huruf [ء] „a‟.

- Penyebutan huruf [ع] „‟a‟ pada kata [ؼثد] “na‟budu” ayat ke 5 pada surah

al-fatihah. Peserta menyebutnya sama dengan huruf [ء] „a‟.

- Penyebutan huruf [ع] „‟a‟ pada kata [سرؼ] “nasta‟ayn” ayat ke 5 pada

surah al-fatihah. Peserta menyebutnya sama dengan huruf [ء] „a‟.

Page 74: PELAFALAN SURAH AL-FATIHAH IMAM MESJID DI …

59

- Penyebutan huruf [] „h‟ pada kata [ادا] “‟ihdina” ayat ke 6 pada surah al-

fatihah. Peserta menyebutnya sama dengan huruf [ح] „ḥ‟.

- Penyebutan huruf [] „h‟ pada kata [ػ] “‟alayhim” ayat ke 7 pada surah

al-fatihah. Peserta menyebutnya sama dengan huruf [ح] „ḥ‟.

n. Imam mesjid RAHMATULLAH atas nama Abu aqilah, berusia 37

tahun. Riwayat pendidikan SD, SMP dan SMA pesantren, Kuliah di Jawa

Timur, mengetahui ilmu tajwid dari orang tua, berasal dari Makassar,

menjadi Imam mesjid sejak tahun 2002 di UNHAS mesjid khaerunnisa.

Peneliti mendeskripsikan kesalahan-kesalahan yang terdapat saat

imam mesjid melafalkan surah al-fātihah افاذذح adapun kesalahannya

sebagai berikut :

- Penyebutan huruf [ع] „‟a‟ pada kata [سرؼ] “nasta‟ayn” ayat ke 5 pada

surah al-fatihah. Peserta menyebutnya sama dengan huruf [ء] „a‟.

o. Imam mesjid JAMI’ NURUL AMIN atas nama Rustam, berusia 26

tahun. Riwayat pendidikan SD inpres, SMPN 19 Makassar, SMA 13

Makassar, Kuliah di UNM, mengetahui ilmu tajwid sejak SMP dari guru

mengaji, berasal dari Makassar, menjadi Imam mesjid sejak tahun 2016.

Peneliti mendeskripsikan kesalahan-kesalahan yang terdapat saat

imam mesjid melafalkan surah al-fātihah افاذذح adapun kesalahannya

sebagai berikut :

- Penyebutan huruf [ع] „‟a‟ pada kata [ؼثد] “na‟budu” ayat ke 5 pada surah

al-fatihah. Peserta menyebutnya sama dengan huruf [ء] „a‟.

Page 75: PELAFALAN SURAH AL-FATIHAH IMAM MESJID DI …

60

- Penyebutan huruf [ص] „ṣ‟ pada kata [اصراط] “ṣirōṭo” ayat ke 6 pada surah

al-fatihah. Peserta menyebutnya sama dengan huruf [س] „s‟.

- Penyebutan huruf [ط] „ṭ‟ pada kata [اسرم] “mustaqym” ayat ke 6 pada

surah al-fatihah. Peserta menyebutnya sama dengan huruf [خ] „t‟.

p. Imam mesjid AMIRUL MUKMININ atas nama Abidin, berusia 23

tahun. Riwayat pendidikan SD umum Jeneponto, SMA tsanawiyyah

Jeneponto, SMA aliyah Jeneponto, Kuliah di STIBA bahasa arab,

mengetahui ilmu tajwid dari tsanawiyyah, berasal dari Jeneponto, menjadi

Imam mesjid sejak SMA.

Peneliti mendeskripsikan kesalahan-kesalahan yang terdapat saat

imam mesjid melafalkan surah al-fātihah افاذذح adapun kesalahannya

sebagai berikut :

- Penyebutan huruf [ص] „ṣ‟ pada kata [اصراط] “ṣirōṭo” ayat 6 ke pada surah

al-fatihah. Peserta menyebutnya sama dengan huruf [س] „s‟.

q. Imam mesjid AL-MUHAJIRIN atas nama Syamsul alam yusuf, berusia

51 tahun. Riwayat pendidikan SDAM. Assadiyah (sekolah arab), tidak

menginjak bangku SMP, SMA dan Kuliah, mengetahui ilmu tajwid dari

TPA waktu SD, berasal dari Sengkang, menjadi Imam mesjid sejak tahun

1998 dan terangkat jadi Imam tetap tahun 2007.

Peneliti mendeskripsikan kesalahan-kesalahan yang terdapat saat

imam mesjid melafalkan surah al-fātihah افاذذح adapun kesalahannya

sebagai berikut :

Page 76: PELAFALAN SURAH AL-FATIHAH IMAM MESJID DI …

61

- Penyebutan huruf [ع] „‟a‟ pada kata [ؼثد] “na‟budu” ayat ke pada surah al-

fatihah. Peserta menyebutnya sama dengan huruf [ء] „a‟.

r. Imam mesjid NURUL BADAR atas nama Suparman, berusia 33 tahun.

Riwayat pendidikan SD inpres antang 1, SMP Malassar mulya, SMKN 1,

Kuliah di STIBA, mengetahui ilmu tajwid dari tarbiyah waktu SMA,

berasal dari Makassar, menjadi Imam mesjid kurang lebih 3 tahun.

Peneliti mendeskripsikan kesalahan-kesalahan yang terdapat saat

imam mesjid melafalkan surah al-fātihah افاذذح adapun kesalahannya

sebagai berikut :

- Penyebutan huruf [ع] „‟a‟ pada kata [ؼثد] “na‟budu” ayat ke 5 pada surah

al-fatihah. Peserta menyebutnya sama dengan huruf [ء] „a‟.

- Penyebutan huruf [ص] „ṣ‟ pada kata [اصراط] “ṣirōṭo” ayat ke pada surah

al-fatihah. Peserta menyebutnya sama dengan huruf [س] „s‟.

s. Imam mesjid BABUSSALAM BORONG atas nama Amirullah, berusia

27 tahun. Riwayat pendidikan SDN 49 sompong Sinjai, SMPN 4 Sinjai

selatan, SMA darul huffadh, tuju kujuarn Bone, Kuliah di UIN

ALAUDDIN Makassar, mengetahui ilmu tajwid dari SMP, berasal dari

Sinjai, menjadi Imam mesjid sejak tahun 2011.

Peneliti mendeskripsikan kesalahan-kesalahan yang terdapat saat

imam mesjid melafalkan surah al-fātihah افاذذح adapun kesalahannya

sebagai berikut :

Page 77: PELAFALAN SURAH AL-FATIHAH IMAM MESJID DI …

62

- Penyebutan huruf [ق] „q‟ pada kata [اسرم] “mustaqym” ayat ke 6 pada

surah al-fatihah. Peserta menyebutnya sama dengan huruf [ن] „k‟.

t. Imam mesjid BABUL KHAIR atas nama Abdul rahman Dg. Nyonyo,

berusia 75 tahun. Riwayat pendidikan SD Takalar, SMP/PGA, tidak

menginjak bangku SMA dan Kuliah, mengetahui ilmu tajwid dari 62 tahun

lalu (SMP), berasal dari Takalar, menjadi Imam mesjid sejak tahun

1998/1999.

Peneliti mendeskripsikan kesalahan-kesalahan yang terdapat saat

imam mesjid melafalkan surah al-fātihah افاذذح adapun kesalahannya

sebagai berikut :

Penyebutan huruf [ط] „ṭ‟ pada kata [اصراط] “ṣirōṭo” ayat ke 7 pada

surah al-fatihah. Peserta menyebutnya sama dengan huruf artikulasi

t‟. Berdasarkan hasil observasi artikulasi imam ini tidak lengkap„[خ]

(ompong), akan tetapi bacaannaya tidak semua salah.

D. Penyebab Kesalahan Pelafalan Surah al-Fatihah Imam Mesjid di

Kecamatan Manggala Makassar

Peneliti melakukan penelitian dengan menggunakan Imam tetap

diwaktu bulan ramadhan. Hal ini dilakukan peneliti lebih mudah mendapat

data yang diperlukan seperti pelafalan surah al-fatihah yang dilakukan pada

waktu subuh dua kali (2x), maghrib dua kali (2x), isya sebelas kali (11x)

bahkan sampai dua puluh dua kali (22x) dalam mesjid. Peneliti juga

Page 78: PELAFALAN SURAH AL-FATIHAH IMAM MESJID DI …

63

melakukan wawancara untuk mendapatkan data lebih akurat terhadap Imam-

Imam mesjid.

Adapun kesalahan-kesalahan yang terjadi dalam pelafalan imam

mesjid, jika dilihat dari penelitian, pengamatan serta wawancara di lapangan,

maka peneliti mendeskripsikan beberapa faktor yang mempengaruhinya, di

antaranya sebagai berikut :

1. Kurangnya pemahaman tentang tajwid

Setelah melakukan penelitian di lapangan dalam satu rekaman

tentunya peneliti mendengarkan secara berulang-ulang, serta wawancara

kepada imam-imam mesjid. Ada yang mengetahui ilmu tajwidnya sejak

pesantren, kuliah, SMA, SMP, lewat study al-Qur‟an intensif (tahsin), ada

secara otodidak ngaji Makassar, bahkan kebanyakan mereka belajar sejak

kecil baik dengan orangtua, tetangga, guru, serta beberapa yang sudah

berpengalamam menjadi imam mesjid, tapi masih ada yang tidak sesuai

dengan fonologi dan pelafalan surah al-fatihah yang benar.

Pelafalan yang baik dan benar tentunya menggunakan tajwid yang

benar serta kaedah-kaedah bahasa Arab yang tepat. Berpendidikan yang

tinggi, apalagi terkenal di kalangan masyarakat tidak berpengaruh. Beberapa

imam mesjid tidak pernah menginjak pendidikan hanya mempelajari sejak

kecil secara otodidak mampu menghafalkan surah al-fatihah dengan baik,

namun tidak semuanya benar dalam tajwid. Ada yang berpendidikan, serta

mengetahui ilmu tajwid sejak kuliah, namun tidak ada kesalahannya dalam

Page 79: PELAFALAN SURAH AL-FATIHAH IMAM MESJID DI …

64

melafalkan surah al-fatihah. Terdapat juga yang pendidikannya sangat tinggi

masih ada kesalahan dalam melafalkan surah al-fatihah. Ini bukti bahwa untuk

mengetahui ilmu tajwid, serta membaca al-Qur‟an dengan baik dan benar

tidak dilihat dari seberapa tinggi pendidikannya bahkan tidak berpengaruh.

2. Penempatan makhraj tidak sesuai

Dalam membaca al-Qur‟an. Jika makhraj tidak sesuai dalam pelafalan

surah al-fatihah maka lebih besar kesalahannya, kemudian jika makhraj yang

dibaca dan membuktikan dalam rekaman pertama hingga rekaman ke lima

berbeda-beda, (ada yang sesuai serta tidak sesuai makhraj-makhraj surah al-

fatihah) terdapat kekeliruan dalam melafalkan. Maka dari itu pentingnya

mengetahui makhraj dan menempatkan tempat keluarnya bunyi dan suara. Hal

ini dilakukan karena dapat membedakan antara satu huruf dengan huruf yang

lainnya, sehingga tidak terdapat kesalahan maupun kekeliruan dalam

melafalkan surah al-fatihah.

Berbicara atau melafalkan dengan baik dan benar, tidak terdapat

kesalahan harus menggunakan alat-alat ucap sesuai tempat keluarnya bunyi

bahasa. Agar tempat keluarnya bunyi sesuai dengan fungsi dan makna yang

sebenarnya. Setelah peneliti melakukan penelitian ini. Maka ditemukan

kekeliruan yang lebih besar daripada kesalahan, karena dalam penelitian

Imam-Imam mesjid tidak semua menggunakan alat-alat ucap yang benar.

Beberapa Imam mesjid juga banyak berpengalaman menjadi Imam mesjid,

Page 80: PELAFALAN SURAH AL-FATIHAH IMAM MESJID DI …

65

tapi hanya melafalkan surah. Tidak memperhatikan fonologi dan makhraj

surah al-fatihah.

3. Gangguan artikulasi

Gangguan artikulasi akan menyebabkan kesalahan berbahasa. Adanya

kelainan atau kerusakan pada bentuk lidah atau gigi yang terjadi pada

artikulasi sangat mempengaruhi tempat keluarnya bunyi bahasa. Hal ini

menyebabkan kesalahan berbicara atau melafalkan dengan baik dan benar.

Lidah pendek terjadi kesulitan menjulurkan lidah sehingga kesulitan

mengucapkan huruf “t”, “n”, dan “l”. Kelainan bentuk gigi akan mengalami

kesalahan penyebutan huruf, contonya yaitu huruf [ط] “ṭ” menyebutnya sama

dengan huruf [خ] “t”.

Page 81: PELAFALAN SURAH AL-FATIHAH IMAM MESJID DI …

66

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan pada penelitian, maka peneliti dapat

menyimpulkan sebagai berikut :

1. Peneliti melakukan perekaman pelafalan surah al-fatihah imam mesjid

dalam keadaan shalat, melakukan wawancara kemudian ditemukan beberapa

kata atau makhraj kemudian menganalisis perubahan vokal dan konsonan arab.

2. Hasil penelitian yang dilakukan dilokasi. Peneliti menjumlahkan total

rekaman, total kesalahan setiap imam mesjid kemudian manganalisis apakah

terjadi error dan lapses.

3. Penyebab kesalahan pelafalan surah al-fatihah yakni kurangnya

pemahaman tentang tajwid serta penempatan makhraj tidak sesuai.

B. Saran

1. Agar tidak terjadi kesalahan, perlu kesadaran dari diri sendiri untuk

menerapkan metode-metode yang telah diperkenalkan oleh beberapa ulama

fonologi Arab, yang begitu banyak kitab yaitu, kitab „ilm al-ashwat, tajwid,

tahsin tilawah, serta para ilmuan lain sampai sekarang

2. Setelah penelitian ini. Maka peneliti berharap kepada Imam-Imam

mesjid Kecamatan Manggala Makassar, agar kiranya memperhatikan dan

Page 82: PELAFALAN SURAH AL-FATIHAH IMAM MESJID DI …

67

mementingkan pelafalan surah al-fatihah dengan baik dan benar, bukan hanya

sekedar jadi qori atau penghafal saja. Mengingat dampak kesalahan

pengucapan dapat mengakibatkan perubahan makna atau arti dari surah al-

fatihah itu sendiri.

3. Dengan ilmu yang dimiliki, tidak menjadikan berpuas hati untuk

menuntut ilmu. Dalam menuntut ilmu tidak akan mengenal usia serta dengan

adanya fasilitas kitab-kitab yang mendukung untuk belajar menjadi lebih baik.

Page 83: PELAFALAN SURAH AL-FATIHAH IMAM MESJID DI …

68

LAMPIRAN 1

BAGAN ALAT UCAP

Page 84: PELAFALAN SURAH AL-FATIHAH IMAM MESJID DI …

69

LAMPIRAN 2

Page 85: PELAFALAN SURAH AL-FATIHAH IMAM MESJID DI …

70

LAMPIRAN 3

Page 86: PELAFALAN SURAH AL-FATIHAH IMAM MESJID DI …

71

LAMPIRAN 4

Page 87: PELAFALAN SURAH AL-FATIHAH IMAM MESJID DI …

72

LAMPIRAN 5

FOTO-FOTO WAWANCARA IMAM-IMAM MESJID

Page 88: PELAFALAN SURAH AL-FATIHAH IMAM MESJID DI …

73

Page 89: PELAFALAN SURAH AL-FATIHAH IMAM MESJID DI …

74

DAFTAR PUSTAKA

Alfis, H. (2013). Kesalahan Pelafalan Huruf- Huruf Hijaiyyah dalam Ayat-Ayat Suci al-

Qur'an Pada Masyarakat Desa Bonto Bahari Kecamatan Bontoa Kabipaten

Maros. Makassar: Skripsi Fakultas Sastra Universitas Hasanuddin.

al-Hajjaj, a.-Q. a.-N. (Juz I). al-Musnad al-Sahiih al-Mukhtashar Binaql al-'adl 'an 'adl.

Beirut: Daar Ihyaa a-Turaats.

al-Hajjaj, a.-Q. a.-N. (Juz V). al-Musnad al-Sahiih al-Mukhtashar Binaql al-'adl 'an 'adl.

Beirut: Daar Ihya a-Turaats.

al-Nabhani, T. (2001). Mafahim Hizbut Tahrir (Edisi Mu'tamadah). Jakarta: HTI Pres.

al-zuhaili, S. W. (2013). Syarat-Syarat Imam Mesjid. Dipetik April Kamis, 2016, dari

http://rukun-islam.com/syarat-menjadi-imam-mesjid-shalat.

Chaer, A. (1994). Linguistik Umum. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Djajasudarma, F. (2010). Metode Linguistik. Bandung: Pt Refika Aditama.

Inhadi. (2016). Analysis Kesalahan Berbahasa. Dipetik Februari Ahad, 2016, dari

http://file.upi.edu.

Khalil, '. b. (2008). Ushul Fiqih Kajiam Ushul Fiqih Mudan dan Praktis. Bogor: Pustaka

Thariqul Izzah.

Mahsun. (2014). Metode Penelitian Bahasa . Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Marsono. (1999). Fonetik. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Nasution, A. S. (2012). Fonetik dan Fonologi al-Qur'an. Jakarta: Amzah.

Nasution, S. (2012). Metode Research . Jakarta: PT Bumi Aksara.

Pusat, S. B. (2016). Kecamatan Manggala Dalam Angka 2014. Kota Makassar:

Kecamatan Manggala Makassar.

Soewadji, J. (2012). Pengantar Metodologi Penelitian. Jakarta: Mitra Wacana Media.

Sudais, S. (2010). Surah al-Fatihah. Dipetik Oktober Rabu, 2016, dari Web Youtube.

Sugiarto. (2004). Error Analysis Sekolah Tinggi Bahasa Asing. Dipetik Februari Selasa,

2016, dari http://sugiarto, Dr.M.A.www.ac.id.

Page 90: PELAFALAN SURAH AL-FATIHAH IMAM MESJID DI …

75

Sugiyono. (2014). Cara Mudah Menyusun Skripsi Tesis dan Disertasi. Bandung: cv

Alfabeta.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R& D. Bandung: cv

Alfabeta.

Suhardi. (2013). Pengantar Linguistik Umum. Yogyakarta: Ar-ruzz Media.

Verhaar, J. (2012). Asas Asas Linguistik Umum. Yogyakarta: Gadjah Mada University

Press.

Yusring Sanusi, B. (2016). Model Pembelajaran Bahasa Arab Online Berbasis Learning

Management System. Makassar: Pogram Studi Sastra Arab Universitas

Hasanuddin.