Download - Pedum PKH 270207 Final

Transcript
  • 7/24/2019 Pedum PKH 270207 Final

    1/97

  • 7/24/2019 Pedum PKH 270207 Final

    2/97

    PEDOMAN UMUM

    PROGRAM KELUARGA HARAPAN

    2007

    Disusun oleh:

    Tim Penyusun Pedoman Umum PKH

    Lintas Kementerian dan Lembaga

    Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

    Departemen Sosial

    Departemen Kesehatan

    Departemen Pendidikan Nasional

    Departemen Agama

    Departemen Komunikasi dan Informatika

    Badan Pusat Statistik

    Tim Tenaga ahli PKH

  • 7/24/2019 Pedum PKH 270207 Final

    3/97

    Sambutan Menteri Negara Perencanaan

    Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan

    Pembangunan Nasional

  • 7/24/2019 Pedum PKH 270207 Final

    4/97

  • 7/24/2019 Pedum PKH 270207 Final

    5/97

    Daftar Isi

    Sambutan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan

    Nasional/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional ii

    Daftar Isi iv

    Daftar Singkatan dan Istilah vi

    Daftar Tabel viii

    Daftar Gambar ix

    Daftar Lampiran x

    BAB I PENDAHULUAN 1

    1.1 1LATAR BELAKANG

    1.2 6PENGERTIAN

    1.3. TUJUAN 7

    1.4 7PELAKSANAAN PKH

    BAB II KETENTUAN BANTUAN 10

    2.1 KETENTUAN PENERIMA BANTUAN 10

    2.2 11KEWAJIBAN PENERIMA

    PKH2.3 14BESARAN BANTUAN 4

    2.4 16RESERTIFIKASI

    BAB III MEKANISME DAN PROSEDUR 18

  • 7/24/2019 Pedum PKH 270207 Final

    6/97

    BAB IV KERANGKA KELEMBAGAAN 35

    4.1 36KELEMBAGAAN PKHPUSAT

    4.2 KELEMBAGAAN PKHDAERAH 40

    BAB V PELATIHAN 45

    5.1 PESERTA PELATIHAN 455.2 MATERI PELATIHAN 46

    5.3 Pelaksana Pelatihan 47

    BAB VI KOMUNIKASI DAN SOSIALISASI 48

    6.1 KOMPONEN KOMUNIKASI 48

    6.2 Sasaran Sosialisasi 49

    6.3 Kerangka Disain Penyampaian Pesan 51

    6.4 Institusi Pelaksana 51

    BAB VII MONITORING DAN EVALUASI 53

    6.1 INDIKATOR MONITORING DAN EVALUASI 536.2 58METODE MONITORING DAN EVALUASI

    BAB VIII PENUTUP 63

  • 7/24/2019 Pedum PKH 270207 Final

    7/97

    Daftar Singkatan dan Istilah

    Askeskin Asuransi Kesehatan Keluarga Miskin

    ANC Antenatal Care (perawatan masa kehamilan)

    ART Anggota Rumah TanggaBappeda Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

    Bappenas Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

    BCG Baccilus Calmete Guerrin

    BOS Bantuan Operasional Sekolah

    BPS Badan Pusat StatistikBTB Bantuan Tunai Bersyarat

    CCT Conditional Cash Transfers

    Depag Departemen Agama

    Depdiknas Departemen Pendidikan Nasional

    Depkes Departemen KesehatanDepkominfo Departemen Komunikasi dan Informatika

    Depsos Departemen Sosial

    DPT Diphteri Pertusis Tetanus

    Fe Ferrum

    K1-K4 Kunjungan Ibu Hamil Trimester 1,2,3 danKunjungan Akhir

    KMS Kartu Menuju Sehat

    LSM Lembaga Swadaya Masyarakat

  • 7/24/2019 Pedum PKH 270207 Final

    8/97

    Polindes Pondok Bersalin Desa

    Posyandu Pos Pelayanan Terpadu

    PSM Pekerja Sosial Masyarakat

    Puskesmas Pusat Kesehatan Masyarakat

    Pusling Puskesmas Keliling

    Pustu Puskesmas Pembantu

    RTM Rumah Tangga Miskin

    RTSM Rumah Tangga Sangat Miskin

    SD/MI Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah

    SDKI Survai Dasar Kesehatan Indonesia

    SDM Sumber Daya Manusia

    SIM Sistem Informasi Manajemen

    SLT Subsidi Langsung Tunai

    SMP/MTS Sekolah Menengah Pertama/Madrasah

    Tsanawiyah

    SPM Sistem Pengaduan Masyarakat

    SUSENAS Survai Sosial Ekonomi Nasional

    TKSM Tenaga Kesejahteraan Sosial Masyarakat

    TOT Training of Trainers

    UCT Unconditional Cash Transfers

    UPPKH-D Unit Pelaksana Program Keluarga Harapan -

    Daerah (Kabupaten/Kota dan Kecamatan)

    UPPKH-P Unit Pelaksana Program Keluarga Harapan

    Pusat

  • 7/24/2019 Pedum PKH 270207 Final

    9/97

    Daftar Tabel

    Tabel 1. Persentase dan Jumlah Jam Kerja Pekerja Anak

    (20-17 Tahun) 5

    Tabel 2. Rencana Tahapan Cakupan Penerima PKH 9Tabel 3. Protokol Pelayanan Kesehatan bagi

    Peserta PKH 12

    Tabel 4. Skenario Bantuan PKH 14

    Tabel 5. Variasi Komposisi Anggota Keluarga

    dan Jumlah Bantuan 15

    Tabel 6. Jadual Proses Pembayaran dan

    Input Data Verifikasi Komitmen 28

    Tabel 7. Program Monitoring Rutin dan Berkala 61

  • 7/24/2019 Pedum PKH 270207 Final

    10/97

    Daftar Gambar

    Gambar 1. Lingkaran perangkap kemiskinan 3

    Gambar 2. Alur pembayaran PKH tahap awal 23

    Gambar 3. Alur kerja pembayaran PKH 3 bulanan 24Gambar 4. Struktur organisasi PKH 35

    Gambar 5. Kerangka disain penyampaian pesan 54

    Gambar 6. Kerangka pikir monitoring dan evaluasi

    PKH 65

  • 7/24/2019 Pedum PKH 270207 Final

    11/97

    Daftar Lampiran

    Lampiran 1. Kerangka Pikir Program Keluarga Harapan 66

    Lampiran 2. Proses Pemilihan Peserta PKH 70

    Lampiran 3. Format Surat Pernyataan Daerah 74

    Lampiran 4. Format validasi dan pemutakhiran data:

    Format validasi data dan kesediaan

    berpartisipasi dalam PKH 78

    Format pemutakhiran data peserta PKH 80

    Lampiran 5. Formulir verifikasi:Format P. Formulir verifikasi PKH

    komponen pendidikan 81

    Format H. Formulir verifikasi PKH

    komponen kesehatan 82

    Lampiran 6. Form pengaduan:

    Form C-1. Formulir pengaduan peserta

    PKH 85

    Form C-2. Formulir pengaduan bukan

    peserta PKH 84

    Lampiran 7. Formulir peserta di setiap Desa/Kelurahan 85

  • 7/24/2019 Pedum PKH 270207 Final

    12/97

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Dalam rangka percepatan penanggulangan kemiskinan

    sekaligus pengembangan kebijakan di bidang perlindungan

    sosial, Pemerintah Indonesia mulai tahun 2007 akan

    melaksanakan Program Keluarga Harapan (PKH). Programserupa di negara lain dikenal dengan istilah Conditional Cash

    Transfers (CCT) atau bantuan tunai bersyarat. Program ini

    bukan dimaksudkan sebagai kelanjutan program Subsidi

    Langsung Tunai (SLT) yang diberikan dalam rangka

    membantu rumah tangga miskin mempertahankan daya

    belinya pada saat pemerintah melakukan penyesuaian harga

    BBM. PKH lebih dimaksudkan kepada upaya membangun

    sistem perlindungan sosial kepada masyarakat miskin.

    Berdasarkan pengalaman negara-negara lain, program serupa

    sangat bermanfaat terutama bagi keluarga dengan kemiskinan

    kronis. Pelaksanaan PKH di Indonesia diharapkan akanmembantu penduduk termiskin, bagian masyarakat yang

    paling membutuhkan uluran tangan dari siapapun juga.

    Pelaksanaan PKH secara berkesinambungan setidaknya

    hi t h 2015 k t i T j

  • 7/24/2019 Pedum PKH 270207 Final

    13/97

    Dalam PKH, bantuan akan diberikan kepada rumah tangga

    sangat miskin (RTSM) dan sebagai imbalannya RTSM tersebut

    diwajibkan untuk menyekolahkan anaknya, melakukan

    pemeriksaan kesehatan termasuk pemeriksaan gizi dan

    imunisasi balita, serta memeriksakan kandungan bagi ibu

    hamil. Untuk jangka pendek, bantuan ini akan membantumengurangi beban pengeluaran RTSM, sedangkan untuk

    jangka panjang diharapkan akan memutus rantai kemiskinan

    antar generasi.

    Tingkat kemiskinan suatu rumah tangga secara umum terkait

    dengan tingkat pendidikan dan kesehatan. Rendahnyapenghasilan keluarga sangat miskin menyebabkan keluarga

    tersebut tidak mampu memenuhi kebutuhan pendidikan dan

    kesehatan, untuk tingkat minimal sekalipun. Pemeliharaan

    kesehatan ibu sedang mengandung pada keluarga sangat

    miskin sering tidak memadai sehingga menyebabkan

    buruknya kondisi kesehatan bayi yang dilahirkan atau bahkan

    kematian bayi. Angka kematian bayi pada kelompok

    penduduk berpendapatan terendah pada tahun 2003 adalah 61

    persen, sedangkan pada kelompok berpendapatan tertinggi

    tinggal 17 persen (SDKI 2003). Angka kematian ibu di

    Indonesia juga tinggi, yaitu sekitar 310 wanita per 100 ribukelahiran hidup, atau tertinggi di Asia Tenggara. Tingginya

    angka kematian ibu ini disebabkan oleh tidak adanya

    kehadiran tenaga medis pada kelahiran, fasilitas kesehatan

    id k di d dib hk i d k ih

  • 7/24/2019 Pedum PKH 270207 Final

    14/97

    terendah adalah 77 persen per 1000 kelahiran hidup,

    sementara pada kelompok penduduk berpendapatan tertinggi

    hanya 22 persen per 1000 kelahiran hidup (SDKI, 2003). Pada

    tahun 2000-2005, terdapat kecenderungan bertambahnya

    kasus gizi kurang yang meningkat dari 24,5 persen pada tahun

    2000 menjadi 29 persen pada tahun 2005. Gizi kurangberdampak buruk pada produktivitas dan daya tahan tubuh

    seseorang sehingga menyebabkannya terperangkap dalam

    siklus kesehatan yang buruk. Seringnya tidak masuk sekolah

    karena sakit dapat menyebabkan anak putus sekolah. Kondisi

    kesehatan dan gizi mereka yang umumnya buruk juga

    menyebabkan mereka tidak dapat berprestasi di sekolah.Sebagian dari anak-anak keluarga sangat miskin ada juga yang

    sama sekali tidak mengenyam bangku sekolah karena harus

    membantu mencari nafkah. Meskipun angka partisipasi

    sekolah dasar tinggi, namun masih banyak anak keluarga

    miskin yang putus sekolah atau tidak melanjutkan ke

    SMP/Mts. Kondisi ini menyebabkan kualitas generasi penerus

    keluarga miskin senantiasa rendah dan akhirnya terperangkap

    dalam lingkaran kemiskinan (Gambar 1).

  • 7/24/2019 Pedum PKH 270207 Final

    15/97

    Berbagai indikator di atas menunjukkan bahwa pemenuhan

    kebutuhan dasar, khususnya bidang pendidikan dan

    kesehatan, terutama bagi RTSM perlu ditingkatkan sejalan

    dengan upaya pemerintah membangun sarana dan prasarana

    pendidikan dan kesehatan serta meluncurkan program-program yang ditujukan bagi keluarga miskin.

    Masih banyaknya RTSM yang tidak dapat memenuhi

    kebutuhan dasar pendidikan dan kesehatan disebabkan oleh

    akar permasalahan yang terjadi baik pada sisi RTSM (demand)

    maupun sisi pelayanan (supply). Pada sisi RTSM, alasanterbesar untuk tidak melanjutkan sekolah ialah karena tidak

    adanya biaya, bekerja untuk mencari nafkah, merasa

    pendidikannya sudah cukup, dan alasan lainnya. Demikian

    halnya untuk kesehatan, RTSM tidak mampu membiayai

    pemeliharaan atau perawatan kesehatan bagi anggota

    keluarganya akibat rendahnya tingkat pendapatan.

    Sementara itu, permasalahan pada sisi supply yang

    menyebabkan rendahnya akses RTSM terhadap pendidikan

    dan kesehatan antara lain adalah belum tersedianya pelayanan

    kesehatan dan pendidikan yang terjangkau oleh RTSM. Biayapelayanan yang tidak terjangkau oleh RTSM serta jarak antara

    tempat tinggal dan lokasi pelayanan yang relatif jauh

    merupakan tantangan utama bagi penyedia pelayanan

    didik d k h

  • 7/24/2019 Pedum PKH 270207 Final

    16/97

    pendidikan bagi anak-anaknya. Perubahan perilaku tersebutdiharapkan juga akan berdampak pada berkurangnya anak

    usia sekolah RTSM yang bekerja. Sebaliknya hal ini menjadi

    tantangan utama pemerintah, baik pusat maupun daerah,

    untuk meningkatkan pelayanan pendidikan dan kesehatan

    bagi keluarga miskin, dimanapun mereka berada.

    Salah satu tujuan akhir dari PKH adalah meningkatkan

    partisipasi sekolah baik itu sekolah dasar maupun sekolah

    menengah. Menurut data BPS masih terdapat banyak anak

    usia sekolah yang tidak berada dalam sistem persekolahan.

    Untuk meningkatkan tingkat partisipasi sekolah makakeikutsertaan mereka yang berada di luar sistem persekolahan

    harus ditingkatkan. Sebagian besar dari mereka yang pada usia

    sekolah tidak berada dalam sistem persekolahan biasanya

    mereka menjadi pekerja anak dengan jumlah yang cukup

    besar (lihat tabel 1).

    Tabel 1

    1.284.7921.107.4051.186.6381.378.56135+

    -1.114.7831.367.0311.889.9861 - 34

    927.738803.901968.4811.182.60215 - 34

    376.368273.376350.509625.0581 - 14

    95.36237.50648.04182.3260 *)

    AGT 2006FEB 2006NOV 2005FEB 2005JUMLAH JAM

    KERJA

    Persentase Dan Jumlah Jam Kerja Pekerja Anak(10-17 tahun)

    Tahun 2005-2006

  • 7/24/2019 Pedum PKH 270207 Final

    17/97

    Untuk meningkatkan partisipasi sekolah PKH harus dapatmenjaring mereka yang berada di luar sistem persekolahan

    termasuk mereka yang menjadi pekerja anak. Pendamping

    PKH, terutama untuk daerah yang diduga banyak terdapat

    pekerja anaknya akan dibekali dengan pengetahuan berkaitan

    dengan bimbingan kepada pekerja anak dalam rangkamempersiapkan mereka kembali ke bangku sekolah.

    Dengan demikian, PKH membuka peluang terjadinya sinergi

    antara program yang mengintervensi sisi supplydan demand,

    dengan tetap mengoptimalkan desentralisasi, koordinasi antar

    sektor, koordinasi antar tingkat pemerintahan, serta antarpemangku kepentingan (stakeholders).

    Pada akhirnya, implikasi positif dari pelaksanaan PKH harus

    bisa dibuktikan secara empiris sehingga pengembangan PKH

    memiliki bukti nyata yang bisa dipertanggungjawabkan.

    Untuk itu, pelaksanaan PKH juga akan diikuti dengan

    program monitoring dan evaluasi yang optimal.

    1.2 Pengertian

    Program Keluarga Harapan adalah program yangmemberikan bantuan tunai kepada RTSM. Sebagai

    imbalannya RTSM diwajibkan memenuhi persyaratan

    yang terkait dengan upaya peningkatan kualitas

    b d i (SDM) i didik d

  • 7/24/2019 Pedum PKH 270207 Final

    18/97

    kemasyarakatan lainnya) yang direkrut oleh UPPKHmelalui proses seleksi dan pelatihan untuk melaksanakan

    tugas pendampingan masyarakat penerima program dan

    membantu kelancaran pelaksanaan PKH.

    1.3 Tujuan

    Tujuan utama dari PKH adalah untuk mengurangi kemiskinan

    dan meningkatkan kualitas sumberdaya manusia terutama

    pada kelompok masyarakat miskin. Tujuan tersebut sekaligus

    sebagai upaya mempercepat pencapaian target MDGs.

    Secara khusus, tujuan PKH terdiri atas:

    Meningkatkan kondisi sosial ekonomi RTSM;

    Meningkatkan taraf pendidikan anak-anak RTSM;

    Meningkatkan status kesehatan dan gizi ibu hamil, ibu

    nifas, dan anak di bawah 6 tahun dari RTSM;

    Meningkatkan akses dan kualitas pelayanan pendidikan

    dan kesehatan, khususnya bagi RTSM.

    Kerangka logis PKH di Indonesia lebih lanjut dapat dilihat

    pada Lampiran 1.

    1.4 Pelaksanaan PKH

    Untuk tahun 2007, PKH akan dilaksanakan pada beberapa

    daerah uji coba dengan sasaran sebanyak 500 ribu RTSM.

    T j ji b i i d l h k ji b b i i

  • 7/24/2019 Pedum PKH 270207 Final

    19/97

    sebagian indikatornya juga diupayakan melalui PKH. Selamaperiode tersebut, target peserta secara bertahap akan

    ditingkatkan hingga mencakup seluruh RSTM dengan anak

    usia pendidikan dasar dan ibu hamil/nifas (tabel 1).

    Peserta PKH akan menerima bantuan selama maksimal 6tahun. Hal ini berdasar pada pengalaman pelaksanaan

    program serupa di negara-negara lain yang menunjukan

    bahwa setelah 5-6 tahun peserta dapat meningkat kualitas

    hidupnya. Untuk itu, setiap 3 tahun akan dilakukan

    resertifikasi terhadap status kepesertaan. Apabila setelah 6

    tahun kondisi RTSM masih berada di bawah garis kemiskinan,maka untuk exit strategyPKH memerlukan koordinasi dengan

    program lain yang terkait seperti antara lain ketenagakerjaan,

    perindustrian, perdagangan, pertanian, pemberdayaan

    masyarakat, dan sebagainya.

  • 7/24/2019 Pedum PKH 270207 Final

    20/97

    Pedoman Umum Program Keluarga Harapan-2007 9

    Tabel 2. Rencana Tahapan Cakupan Penerima PKH 2007-2015

    Tahap 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015

    Tahap I 0,5 juta 0,5 juta 0,5 juta 0,5 juta 0,5 juta 0,5 juta Exit

    Tahap II 1,25 juta 1,25 juta 1,25 juta 1,25 juta 1,25 juta 1,25 juta Exit

    Tahap III 2,25 juta 2,25 juta 2,25 juta 2,25 juta 2,25 juta 2,25 juta ExitTahap IV 2,5 juta 2,5 juta 2,5 juta 2,5 juta 2,5 juta 2,5 juta

    Total 0,5 juta 1,75 juta 4,0 juta 6,5 juta 6,5 juta 6,5 juta 6,0 juta 4,75 juta 2,5 juta

    Biaya

    Rp triliun

    1,0 3,0 6,7 11,0 11,0 11,0 10,1 8,0 4,2

    Catatan:1) Menggunakan asumsi rumah tangga sangat miskin dan miskin sebesar 6,5 juta RTSM yang memiliki

    anak usia 0-15 tahun (data diolah dari Susenas 2005).

    2) Biaya dihitung berdasarkan rata-rata bantuan tunai sebesar Rp. 1.390.000/RTSM/tahun serta kegiatanadministrasi dan pendukung (survey, sosialisasi, pelatihan pendamping, dan sebagainya).

  • 7/24/2019 Pedum PKH 270207 Final

    21/97

    BAB II

    KETENTUAN BANTUAN

    Sebagaimana dijelaskan pada Bab I, PKH memberikan bantuan

    tunai kepada RTSM dengan mewajibkan RTSM tersebut

    mengikuti persyaratan yang ditetapkan program. Pada bab ini

    akan dijelaskan mengenai ketentuan penerima bantuan,

    persyaratan bantuan, besaran bantuan, dan resertifikasi.

    2.1 Ketentuan Penerima Bantuan

    Penerima bantuan PKH adalah RTSM yang memiliki anggota

    keluarga yang terdiri dari anak usia 0-15 tahun dan/atau ibu

    hamil/nifas. Bantuan tunai hanya akan diberikan kepada

    RTSM yang telah terpilih sebagai peserta PKH dan mengikuti

    ketentuan yang diatur dalam program.

    Agar penggunaan bantuan dapat lebih efektif diarahkan untuk

    peningkatan kualitas pendidikan dan kesehatan, bantuanharus diterima oleh ibu atau wanita dewasa yang mengurus

    anak pada rumah tangga yang bersangkutan (dapat nenek,

    tante/bibi, atau kakak perempuan). Untuk itu, pada kartu

    k t PKH k t t ib / it

  • 7/24/2019 Pedum PKH 270207 Final

    22/97

    Kepesertaan PKH tidak menutup keikutsertaan RTSMpenerima pada program-program lainnya.

    2.2 Kewajiban Penerima PKH

    Kewajiban RTSM penerima PKH adalah sebagai berikut:

    2.2.1 Berkaitan Dengan Kesehatan

    RTSM yang ditetapkan sebagai peserta PKH

    diwajibkan melakukan persyaratan berkaitan dengankesehatan jika terdapat anggota keluarga yang terdiri

    dari anak usia 0-6 tahun dan/atau ibu hamil/nifas.

    Apabila terdapat anak usia 6 tahun yang telah masuk

    sekolah dasar, maka RTSM tersebut mengikuti

    persyaratan berkaitan dengan pendidikan. Peserta

    PKH dengan anak usia 0-6 tahun dan/atau ibu hamil

    akan menerima bantuan uang tunai dan anggota

    keluarga RTSM diwajibkan mengikuti persyaratan

    seluruh protokol pelayanan kesehatan yang telah

    ditetapkan. Rincian rincian protokol pelayanan

    kesehatan dan rincian besarnya uang tunai disajikanpada tabel 3 dan tabel 4 berikut.

  • 7/24/2019 Pedum PKH 270207 Final

    23/97

    Tabel 3. Protokol Pelayanan Kesehatan bagi Peserta PKH

    Anak usia 0-6 tahun:

    Anak usia 011 bulan harus mendapatkan imunisasi

    lengkap (BCG, DPT, Polio, Campak, Hepatitis B) dan

    ditimbang berat badannya secara rutin setiap bulan.

    Anak usia 6-11 bulan harus mendapatkan Vitamin Aminimal sebanyak 2 (dua) kali dalam setahun yaitu

    bulan Februari dan Agustus.

    Anak usia 1259 bulan perlu mendapatkan imunisasi

    tambahan dan ditimbang berat badannya secara rutin

    setiap 3 (tiga) bulan.

    Anak usia 5-6 tahun ditimbang berat badannya secararutin setiap 3 (tiga) bulan untuk dipantau tumbuh

    kembangnya dan atau mengikuti Program

    Pendidikan dan Perawatan Anak Usia Dini

    (PPAUD/Early Childhood Care Education) apabila di

    lokasi/posyandu terdekat terdapat fasilitas PPAUD.

    Ibu hamil dan ibu nifas:

    Selama kehamilan, ibu hamil harus melakukan

    pemeriksaan kehamilan di fasilitas kesehatan

    sebanyak 4 (empat) kali dan mendapatkan suplemen

    tablet Fe.

    Ibu melahirkan harus ditolong oleh tenaga kesehatan. Ibu nifas harus melakukan pemeriksaan/diperiksa

    kesehatannya setidaknya 2 (dua) kali sebelum bayi

    berusia 28 hari.

  • 7/24/2019 Pedum PKH 270207 Final

    24/97

    (termasuk SMP/MTs terbuka) dan mengikutikehadiran di kelas minimal 85 persen dari hari

    sekolah dalam sebulan selama tahun ajaran

    berlangsung.

    Jika dalam RTSM terdapat anak antara usia 15 sampai

    dengan 18 tahun namun belum menyelesaikan

    pendidikan dasar, maka RTSM tersebut dapat

    menjadi peserta PKH apabila anak tersebut

    didaftarkan ke sekolah terdekat atau mengambil

    pendidikan kesetaraan (Paket A setara SD/MI, Paket

    B setara SMP/MTs, atau Pesantren Salafiyah yangmenyelenggarakan program Wajar Pendidikan Dasar

    9 tahun) dengan mengikuti ketentuan yang berlaku.

    Apabila anak yang bersangkutan bekerja/pekerja

    anak, maka sekolah terdekat memfasilitasi program

    remedial untuk mempersiapkannya mengikuti

    pelajaran. Apabila anak dengan usia tersebut di atas

    masih buta aksara, maka diwajibkan untuk mengikuti

    pendidikan keaksaraan fungsional di fasilitas

    terdekat.

    Apabila dalam RTSM peserta PKH terdapat ibuhamil/nifas dan/atau anak dengan usia kurang dari 15

    tahun (atau antara usia 15-18 tahun namun belum

    menyelesaikan pendidikan dasar) tetap dapat

    i i i k b l k

  • 7/24/2019 Pedum PKH 270207 Final

    25/97

    2.3 Besaran Bantuan

    Besaran bantuan untuk setiap RTSM peserta PKH mengikuti

    skenario bantuan yang disajikan pada tabel 4 berikut:

    Tabel 4. Skenario Bantuan PKH

    Skenario Bantuan Bantuan per RTSM

    per tahun

    Bantuan tetap Rp. 200.000

    Bantuan bagi RTSM yang

    memiliki:a. Anak usia di bawah 6 tahun

    b. Ibu hamil/menyusui

    c. Anak usia SD/MI

    d. Anak usia SMP/MTs

    Rp. 800.000

    Rp. 800.000

    Rp. 400.000

    Rp. 800.000

    Rata-rata bantuan per RTSM Rp. 1.390.000

    Bantuan minimum per RTSM Rp. 600.000

    Bantuan maksimum per RTSM Rp. 2.200.000

    Catatan:

    - Bantuan terkait kesehatan berlaku bagi RTSM dengan

    anak di bawah 6 tahun dan/atau ibu hamil/nifas.Besar bantuan ini tidak dihitung berdasarkan jumlah

    anak.

    - Besar bantuan adalah 16% rata-rata pendapatan

    RTSM per tahun

  • 7/24/2019 Pedum PKH 270207 Final

    26/97

    keluarga dapat dilihat pada tabel 5. Apabila besar bantuanyang diterima RTSM melebihi batas maksimum yang

    ditetapkan sebagaimana digambarkan pada contoh 7 tabel 5,

    maka untuk dapat menjadi peserta PKH seluruh anggota

    RTSM yang memenuhi persyaratan harus mengikuti

    ketentuan PKH.

    Apabila peserta tidak memenuhi komitmennya dalam satu

    triwulan, maka besaran bantuan yang diterima akan

    berkurang dengan rincian sebagai berikut:

    a. Apabila peserta PKH tidak memenuhi komitmen dalam

    satu bulan, maka bantuan akan berkurang sebesar Rp50,000,-

    b. Apabila peserta PKH tidak memenuhi komitmen dalam

    dua bulan, maka bantuan akan berkurang sebesar Rp

    100,000,-

    c. Apabila peserta PKH tidak memenuhi komitmen dalam 3

    bulan berturut-turut, maka tidak akan menerima bantuan

    dalam satu periode pembayaran.

    Ketentuan di atas berlaku secara tanggung renteng untuk

    seluruh anggota keluarga penerima bantuan PKH.

    Tabel 5. Variasi Komposisi Anggota Keluarga dan Jumlah Bantuan

    Contoh Komposisi Anggota RTSM Jumlah

    bantuan

    maksimum

    Jumlah

    bantuan

    maksimum

  • 7/24/2019 Pedum PKH 270207 Final

    27/97

    Contoh Komposisi Anggota RTSM Jumlahbantuan

    maksimum

    per tahun

    (Rp)

    Jumlahbantuan

    maksimum

    per triwulan

    (Rp)

    Contoh 5 anak usia 0-6 tahun dan 3 anak SD 2,200,000 550,000

    Contoh 6 anak usia 0-6 tahun dan 1 anak SDdan 1 anak SMP

    2,200,000 550,000

    Contoh 7 anak usia 0-6 tahun, 2 anak SMP;

    atau 1 anak SMP dan lebih dari 4

    anak SD; atau anak usia 0-6 tahun

    dan 2 anak SD dan 1 anak SMP; atau

    kombinasi lain yang melebihi batasmaksimum bantuan

    2,200,000 550,000

    Besaran bantuan dan berbagai ketentuan di atas akan

    dievaluasi dan disesuaikan terhadap perkembangan yang ada.

    2.4 Resertifikasi

    Kepesertaan RTSM dalam PKH diharapkan akan membawa

    perbaikan pendapatan dan kualitas anak-anak RTSM tersebut.

    Dengan demikian, RTSM tersebut tidak akan selamanya

    menjadi peserta atau penerima bantuan PKH. Untuk itu,

    dalam rancangan PKH disusun exit strategy yang dilakukanmelalui resertifikasi.

    Resertifikasi adalah proses evaluasi status kepesertaan PKH

  • 7/24/2019 Pedum PKH 270207 Final

    28/97

    anggota keluarga (orang tua dan anak-anak), kondisi tempattinggal dan sebagainya. Data yang diperoleh dari hasil

    resertifikasi akan digunakan sebagai bahan pertimbangan

    untuk menetapkan keberlanjutan kepesertaan dalam PKH.

    Proses resertifikasi dilakukan setiap tiga tahun, sebanyak-

    banyaknya 2 (dua) kali selama kepesertaan suatu RTSM dalam

    PKH. Tahap resertifikasi tersebut adalah sebagai berikut:

    Resertifikasi pertama dilakukan ketika kepesertaan

    PKH berlangsung selama 3 tahun. Apabila hasil

    resertifikasi tahap ini menunjukan bahwa suatuRTSM masih berstatus miskin, maka RTSM tersebut

    akan tetap menerima bantuan. Namun apabila hasil

    resertifikasi mengindikasikan bahwa RTSM sudah

    mampu, maka status kepesertaan PKH akan

    dihentikan. Pengalaman negara lain menunjukkan

    bahwa pada resertifikasi pertama baru sekitar 15

    persen dari total penerima bisa keluar dari program.

    Resertifikasi tahap kedua dilakukan ketika

    kepesertaan PKH berlangsung sampai dengan 6

    tahun. Jika dalam resertifikasi tahap kedua suatuRTSM masih dalam status miskin, maka rumah

    tangga tersebut akan dikoordinasikan untuk

    bergabung dengan program perlindungan sosial

    l i i l i i k j h

  • 7/24/2019 Pedum PKH 270207 Final

    29/97

    BAB III

    MEKANISME DAN PROSEDUR

    Keseluruhan mekanisme dan prosedur PKH terdiri atas

    kegiatan sebagai berikut:

    3.1 Keikutsertaan Daerah dalam PKH

    Keikutsertaan daerah dalam PKH untuk tahun anggaran 2007dilakukan melalui dua tahap, yaitu:

    Tahap pertama adalah pemilihan provinsi yang dilakukan

    atas dasar kesediaan pemerintah provinsi pada saat

    Musrenbang tahun 2006 dan keberagaman karakteristik

    daerah (tingkat kemiskinan tinggi/sedang/rendah, daerah

    perkotaan/perdesaan, daerah kepulauan/pesisir, daerahdengan aksesibilitas relatif mudah/sulit, dll). Sebanyak 7

    provinsi telah dipilih sebagai daerah uji coba pelaksanaan

    PKH, yaitu Sumatera Barat, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa

    Timur, Sulawesi Utara, Gorontalo, dan Nusa Tenggara

    Timur.

    Tahap kedua adalah pemilihan kabupaten/kota dan

    kecamatan. Dari ke 7 (tujuh) provinsi yang telah terpilih,

    selanjutnya dipilih sejumlah kabupaten/kota dan

    kecamatan dengan kriteria: (i) tingginya angka

  • 7/24/2019 Pedum PKH 270207 Final

    30/97

    Hal ini dimaksud untuk menjamin ketersediaan pelayanankesehatan dan pendidikan yang merupakan salah satu

    kunci keberhasilan pelaksanaan program. Untuk itu,

    sebelum pelaksanaan dimulai, pimpinan daerah (Bupati)

    harus menandatangani surat pernyataan dengan format

    sebagaimana pada lampiran 3.

    Penjelasan lebih rinci tentang pemilihan lokasi uji coba PKH

    untuk tahun 2007 tersebut di atas disajikan pada lampiran 2.

    Keikutsertaan daerah dalam PKH untuk tahun-tahun

    selanjutnya akan diperluas, melalui prosedur yang akan

    ditentukan kemudian.

    3.2 Pemilihan Peserta PKH

    Target penerima bantuan PKH adalah rumah tangga sangat

    miskin (RTSM). Penetapan rumah tangga sebagai RTSM

    dilakukan dengan menggunakan metodologi dan indikator

    yang transparan. Lampiran 2 buku pedoman ini menyajikan

    informasi lebih rinci mengenai: (i) proses pemilihan lokasi uji

    coba; (ii) proses penentuan RTSM sebagai calon peserta PKH;

    dan (iii) proses penetapan calon peserta PKH sebagai pesertaPKH. Secara umum, proses penetapan RTSM sampai menjadi

    peserta PKH adalah sebagai berikut:

  • 7/24/2019 Pedum PKH 270207 Final

    31/97

    demografi dan sosio-ekonomi. Indikator-indikator inilebih lanjut dikembangkan ke dalam kuesioner yang

    digunakan untuk memverifikasi status kemiskinan

    rumah tangga.

    Rumah tangga yang berpotensi dipilih sebagai calon

    peserta PKH pada tahun 2007 adalah rumah tangga

    dengan kategori sangat miskin, dan terdapat anggota

    keluarga yang terdiri dari: (i) ibu hamil, (ii) ibu nifas,

    dan atau (iii) anak-anak yang berusia dibawah 15

    tahun atau lebih dari 15 tahun namun belum

    menyelesaikan pendidikan dasar.

    Verifikasi status kemiskinan rumah tangga dilakukan

    melalui survey terhadap calon peserta. Untuk tahun

    2007, verifikasi dilakukan oleh BPS dengan data dasar

    penerima diambil dari data SLT kategori sangat

    miskin dan miskin, dan data pendukung lainnya

    untuk memasukkan rumah tangga pada kedua

    kategori tersebut namun bukan merupakan penerima

    SLT. Dalam melakukan verifikasi, petugas terdiri atas

    unsur BPS, non BPS, dan pengawas.

    3.2.2 Penetapan Peserta PKH

    I f i di l h d i i di

  • 7/24/2019 Pedum PKH 270207 Final

    32/97

    UPPKH pusat dapat berkoordinasi dengan Tim TeknisPKH Pusat, Tim Koordinasi PKH provinsi, dan Tim

    Koordinasi PKH Kabupaten/Kota.

    3.2.3 Data Dasar Peserta PKH

    Seluruh data peserta PKH yang telah ditetapkan akan

    menjadi Data Dasar Utama Master Data Base)

    UPPKH dan merupakan daftar resmi peserta PKH.

    Seluruh informasi tersebut dapat diakses pada website

    program dan media publik lainnya. Berdasarkan

    Master Data Base tersebut, program akan mencetakkartu peserta, dan format-format lainnya yang

    diperlukan untuk verifikasi, pembayaran,

    pemutakhiran, dan sebagainya.

    3.3 Pertemuan Awal

    Tahap awal pelaksanaan PKH dimulai dengan pengiriman

    pemberitahuan terpilihnya RTSM sebagai peserta PKH, yang

    disertai format perbaikan data RTSM, pernyataan persetujuan

    memenuhi ketentuan PKH, dan undangan untuk menghadiripertemuan awal oleh PT POS. Pertemuan awal

    dikoordinasikan oleh UPPKH Kecamatan dengan

    mengundang petugas puskesmas dan sekolah di kecamatan

  • 7/24/2019 Pedum PKH 270207 Final

    33/97

    Menjelaskan komitmen yang perlu dilakukan oleh pesertaPKH untuk dapat menerima bantuan;

    Menjelaskan sangsi dan implikasi apabila peserta PKH

    tidak memenuhi komitmen yang ditetapkan dalam

    program;

    Menjelaskan mekanisme dan prosedur keluhan dan

    pengaduan atas pelaksanaan PKH;

    Memfasilitasi pembentukan kelompok ibu peserta PKH,

    termasuk penunjukan ketua kelompok;

    Menjelaskan hak dan kewajiban ibu peserta PKH dalam

    PKH.

    Menerima pengaduan.

    Apabila terdapat RTSM terpilih yang tidak hadir, maka

    pendamping berkewajiban menemui RTSM tersebut setelah

    pertemuan awal dan melakukan proses sebagaimana di atas.

    Penjelasan lebih lanjut tentang pelaksanaan pertemuan awal

    dijelaskan dalam buku Pedoman Operasional UPPKH Daerah.

    3.4 Pembayaran

    Bantuan tunai hanya akan diberikan kepada RTSM yang telahterpilih sebagai peserta PKH dan mengikuti ketentuan yang

    diatur dalam program. Bukti kepesertaannya adalah

    kepemilikan kartu PKH yang tercantum nama ibu/wanita

    k K PKH diki i k i

  • 7/24/2019 Pedum PKH 270207 Final

    34/97

    Gambar 2. Alur pembayaran PKH tahap awal

    Klarifikasi ART

    penerima

    Informasi pada RT

    ttg persyaratan

    Peserta mendapat

    fomulir komitmen

    dan menandatangani

    form tersebut

    Pos mengirim form partisipasi

    anak yang terdaftar kesekolah

    Pos mengirim formpartisipasi anak/ibu hamil yg

    terdaftar kepuseksmas

    Form Jadwal pemeriksaan

    sesuai Kondisi ART

    Sekolah

    Laporan klarifikasi RTSM

    dari puskesmas & daftar

    anak di sekolah

    Menghitung pembayaran

    pertama untuk penerima

    Kirim ke kantor Pos

    Jadual pembayaran

    ART miskin; TanggalLahir; Pelayanan

    pendidikan(Sekolah);

    Pelayanankesehatan(Puskesmas); Variabelsosial, ekonomi

    Pendataan

    penduduksangat

    miskin

    Database PKH Database di

    DataCenter/Pos

    Pertemuan

    dikoordinasikan

    PSM/Fasilitator

    Puskesmas

    Laporan

    Daftar Partisipasi

    Penerima ke

    Kantor Pos

    Seleksi RT dari sisi

    kesehatan & pendidikan

    Menyusun daftar/kodepuskesmas dan sekolah

    Mengirimsurat keRTSM

    penerimauntuk informasi

    bahwamerekaterseleksi

    danmengundangmerekahadir dalampertemuan

    Pos mencetakdaftarRTSM

    terpilihpesertaPKH yang

    selanjutnyadikirim ke

    kantor PKH Kecamatan

  • 7/24/2019 Pedum PKH 270207 Final

    35/97

    Gambar 3.

    Alur Kerja Untuk Pembayaran 3 Bulanan

    Data base

    BTB

    Data base

    Kantor Pos Sekolah

    Sekolah hanya

    melaporkan anak ygTIDAK hadir

    Puskesmas hanya

    melaporkan

    penerima yg TIDAK

    hadir memeriksa

    kesehatan

    Laporan

    Pembaharuan

    Keluhan

    Permohonan

    Puskesmas

    BTB

    UNIT DAERAH

    Form berisi namayg terdaftar di sekolah

    Ybs dikirim ke sekolah

    oleh kantor pos

    Formulir u/ laporanKehadiran pemeriksaan

    3

    3

    3Tgl 15 setiap

    bln

    Tgl 15 setiap bln

    Tgl 15 setiap bln

    Kantor POS kab:

    Menginput data &informasi

    Memeriksa

    kualitas data

    Mengirimkan kpd

    BTB data base

    4 Minggu 3

    Pembaharuan

    info

    Periksa kondisi

    Menghitung

    pembayaran

    per 3 bulanan

    5

    Melakukan pembayaran

    6

    Awal bulan b erikutnya

    1 Minggu 1 2 Minggu 1

    Minggu 4

  • 7/24/2019 Pedum PKH 270207 Final

    36/97

    berlangsung. Ketua kelompok dipilih secara terbuka untukmenjaring kandidat yang secara sukarela memiliki komitmen

    tinggi untuk mensukseskan pelaksanaan PKH. Ketua

    kelompok terpilih tidak diperkenankan memungut bayaran

    apapun dari peserta PKH, tetapi dapat menerima insentif

    seperti antara lain mengikuti sosialisasi, pelatihan,

    penyuluhan dan sebagainya yang dilaksanakan oleh program.

    Mekanisme pembentukan kelompok dijelaskan lebih rinci

    pada pedoman operasional UPPKH Kecamatan.

    3.6 Verifikasi Komitmen

    Verifikasi komitmen peserta PKH pada prinsipnya dilakukan

    terhadap pendaftaran (enrollment) dan kehadiran

    (attendance) baik di sekolah untuk komponen pendidikan

    maupun puskesmas dan jaringannya untuk komponenkesehatan. Kepada pihak pelaksana pelayanan pendidikan,

    baik sekolah/madrasah/penyelenggara Paket A/Paket B sangat

    diharapkan peran aktifnya untuk dapat menarik kembali

    anak-anak RTSM, khususnya yang belum menyelesaikan

    pendidikan dasar namun telah meninggalkan bangku sekolahatau bekerja, untuk kembali ke sekolah.

    Verifikasi dilaksanakan setiap 3 bulan, dan hasil verifikasi

    j di d b b di i k

  • 7/24/2019 Pedum PKH 270207 Final

    37/97

    peserta PKH. Daftar yang berdasar pada master data baseprogram ini akan didistribusikan ke sekolah/madrasah

    /penyelenggara Paket A/Paket B dan puskesmas oleh PT POS.

    Verifikasi selanjutnya adalah terhadap kehadiran yang

    dilakukan oleh pihak penyedia layanan, yaitu sekolah/

    madrasah/penyelenggara paket A/Paket B dan puskesmas

    beserta jaringannya dengan menggunakan format-format pada

    lampiran 5. Informasi yang diperlukan dalam verifikasi

    adalah:

    3.6.1 Komponen Pendidikan

    Di sekolah/madrasah/penyelenggara Paket A/Paket B,

    guru hanya mencatat siswa yang tidak memenuhi

    komitmen kehadiran yang telah ditentukan yaitu

    setidaknya 85 persen dari hari sekolah atau ketentuan

    tatap muka Paket A/Paket B/SMP terbuka/keaksaraan

    fungsional, setiap bulannya. Pengecualian

    diberlakukan pada siswa yang absen karena sakit

    paling lama 3 hari atau terjadinya bencana alam di

    daerah tersebut. Jika absen karena sakit lebih dari 3

    hari secara berturut-turut, siswa tersebut diwajibkanmemberikan surat keterangan sakit yang dikeluarkan

    oleh dokter atau petugas kesehatan yang diakui.

    Secara periodik, petugas pos akan mengirim dan

  • 7/24/2019 Pedum PKH 270207 Final

    38/97

    3.6.2 Komponen kesehatan

    Verifikasi sebagai bukti terdaftar bagi peserta PKH

    komponen kesehatan dilakukan dengan melakukan

    kunjungan ke puskesmas terdekat paling lambat

    seminggu setelah ibu/wanita rumah tangga penerima

    mendapatkan kartu PKH. Pada kunjungan tersebut,

    peserta harus memeriksakan anak/kandungannya

    untuk dibuatkan catatan status kondisi kesehatan

    pada awal program dan jadual kunjungan

    pemeriksaan berikutnya. Pemeriksaan awal ini

    merupakan dasar untuk pembayaran pertama.

    Verifikasi untuk kehadiran dilakukan pada

    pemeriksaan berikutnya yang dilakukan di pusat

    layanan kesehatan terdekat dengan tempat tinggal

    peserta, baik puskesmas maupun jaringannya seperti

    Posyandu, Pustu, Polindes dan Pusling. Khusus untuk

    kelahiran bayi, jika peserta tidak memungkinkan

    mendatangi fasilitas kesehatan, kelahiran bayi bisa

    ditolong dengan cara mengundang tenaga kesehatan

    terlatih (misalnya bidan desa) untuk membantu

    proses kelahiran. Verifikasi dilakukan oleh petugaskesehatan untuk peserta PKH yang tidak memenuhi

    komitmenkehadiran/pemeriksaan.

  • 7/24/2019 Pedum PKH 270207 Final

    39/97

    Pedoman Umum Program Keluarga Harapan-2007 28

    Tabel 6. Jadual Proses Pembayaran dan Input Data Verifikasi Komitmen

    2 0 0 7 2 0 0 8

    AKTIFITASJUN JUL AGT SEP OKT NOV DES JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGT SEP OKT NOV DES

    Proses Pembayaran I

    Proses Pembayaran II

    Proses Pembayaran III

    Proses Pembayaran I

    Proses Pembayaran II

    Proses Pembayaran III

    Proses Pembayaran IV

    Proses Input Data Verifikasi I

    Proses Input Data Verifikasi II

    Proses Input Data Verifikasi III

    Proses Input Data Verifikasi I

    Proses Input Data Verifikasi II

    Proses Input Data Verifikasi III

    Proses Input Data Verifikasi IV

  • 7/24/2019 Pedum PKH 270207 Final

    40/97

    3.7 Penangguhan dan Pembatalan

    3.7.1 Penangguhan dan Pembatalan Peserta PKH

    Penangguhan dan pembatalan peserta PKH melalui

    tahapan sebagai berikut:

    a. Penangguhan Sementara

    Apabila rumah tangga yang bersangkutan ingin

    menjadi peserta PKH kembali, mereka harus

    mendaftar kembali ke UPPKH kecamatan atau

    melalui perwakilan ketua kelompok ibu yang sudah

    terbentuk. Selanjutnya, petugas UPPKHKabupaten/Kota dan Kecamatan akan mengunjungi

    rumah keluarga tersebut untuk menilai kelayakannya.

    Dasar penilaian kelayakan menggunakan indikator

    di k d ilih PKH

    Penangguhan sementara berlaku apabila:

    Peserta PKH tidak memenuhi komitmen yangtelah ditentukan untuk 1 kali siklus pembayaran

    (3 bulan berturut-turut);

    Peserta PKH tidak mengambil pembayaran

    untuk 1 kali siklus pembayaran (3 bulan

    berturut-turut).

  • 7/24/2019 Pedum PKH 270207 Final

    41/97

    Dalam 3 kali siklus pembayaran berturut-turut(9 bulan) RTSM tidak memenuhi komitmen dan

    melakukan klaim terhadap bantuan.

    RTSM yang telah dibatalkan kepesertaannya tidak

    dapat diajukan kembali sebagai penerima bantuan.

    3.7.2 Penangguhan Program bagi Kabupaten/Kota

    Penangguhan program bagi kabupaten/kota dapat

    terjadi apabila kabupaten/kota yang bersangkutan

    tidak melaksanakan/ memberikan pelayanankesehatan dan pendidikan sebagaimana telah

    ditetapkan pada saat awal pelaksanaan program

    melalui proses berikut:

    Terdapat pengaduan terkait pelayanan

    pendidikan dan kesehatan seperti antara lain

    ketidaktersediaan guru, tenaga kesehatan, dan

    vaksin, hingga melebihi 20 persen dari total

    jumlah peserta PKH di kabupaten/kota tersebut

    dalam waktu 3 bulan berturut-turut;

    Dalam 3 bulan tersebut di atas belum ada

    penyelesaian terhadap indikasi permasalahanpenyediaan pelayanan kesehatan dan pendidikan;

    Kabupaten/Kota menyatakan keluar dari

    program.

  • 7/24/2019 Pedum PKH 270207 Final

    42/97

    Perubahan tempat tinggal, Kelahiran anggota keluarga,

    Penarikan anak-anak dari program (kematian,

    keluar/pindah sekolah, dan sebagainya),

    Masuknya anak-anak baru ke sekolah,

    Ibu hamil,

    Perbaikan nama atau dokumen-dokumen,

    Perubahan nama ibu/perempuan penerima PKH

    (menikah/cerai, meninggal, pindah/bekerja di luar

    domisili),

    Perubahan fasilitas kesehatan yang diakses,

    Hal-hal lain yang ditentukan kemudian.

    Pemutakhiran data dilaporkan oleh peserta di UPPKH

    Kecamatan. Pendamping PKH bekerjasama dengan ketua

    kelompok ibu peserta PKH akan memverifikasi perubahan

    data terkait. Format pemutakhiran data dapat dilihat pada

    lampiran 4. Data yang telah diverifikasi selanjutnyaditeruskan ke UPPKH Kabupaten/Kota setiap minggu kedua

    setiap bulan untuk diproses lebih lanjut dengan mekanisme

    sebagai berikut:

    Untuk UPPKH yang memiliki fasilitas on-line dengan

    UPPKH pusat, proses pemutakhiran dilakukan di UPPKH

    kabupaten/kota tersebut.

    Untuk UPPKH yang tidak memiliki fasilitas on-line

    dengan UPPKH pusat, proses pemutakhiran dilakukan di

    k k b /k

  • 7/24/2019 Pedum PKH 270207 Final

    43/97

    3.9 Pengaduan

    Mengingat Pelaksanaan suatu program tidak selalu dapat

    diharapkan berjalan sempurna, maka pada UPPKH pusat dan

    seluruh UPPKH kabupaten/kota dibentuk Unit Pengaduan

    Masyarakat (UPM) PKH. UPM-PKH berfungsi memfasilitasi

    segala jenis pengaduan terkait dengan pelaksanaan PKH dan

    penyelesaiannya. Fasilitasi ini dilakukan dengan cara:

    1. Memberikan informasi kepada masyarakat tentang

    keberadaan UPM-PKH serta mekanisme pengaduan dan

    penyelesaiannya;

    2.

    Menyelesaikan pengaduan dengan cepat antara lainmelalui :

    Upaya pengendalian penyelesaian pengaduan di

    tingkat kecamatan, kabupaten/kota, provinsi, pusat

    sesuai dengan tingkatan masalahnya;

    Penerusan pengaduan kepada UPPKH mulai dari

    tingkat kecamatan hingga pusat sesuai dengan

    tingkatan masalahnya;

    Penanganan dan penyelesaian pengaduan, termasuk

    proses penyelidikan dan verifikasi;

    Koordinasi penyelesaian pengaduan dengan aparat

    terkait; Koordinasi dengan pihak yang berwenang sesuai

    dengan peraturan perundangan yang berlaku, apabila

    ada pengaduan yang berhubungan dengan

  • 7/24/2019 Pedum PKH 270207 Final

    44/97

    sistem penanganan lebih lanjut apabila penangananpengaduan oleh PKH dianggap tidak memuaskan.

    5. Menciptakan sistem pengaduan yang menjamin

    kerahasiaan pelapor.

    Peserta PKH dan seluruh masyarakat, termasuk media, LSM,

    dan sebagainya dapat menyampaikan pengaduan baik

    langsung di UPPKH maupun tidak langsung melalui surat

    (kotak pos), telepon/fax, email, dan media lainnya. Formulir

    pengaduan dari peserta PKH dan bukan peserta PKH dapat

    dilihat pada lampiran 6.

    Ada beberapa jenis pengaduan dan tingkat kewenangan

    penanganannya, yaitu:

    1. Pengaduan yang kewenangan penanganannya di

    UPPKH-Kabupaten/Kota, seperti antara lain:

    Permasalahan terkait data peserta PKH;

    Permasalahan terkait data pemenuhan komitmen danverifikasi;

    Permasalahan terkait pelayanan UPPKH daerah

    (kabupaten/kota dan kecamatan, termasuk fasilitator

    dan UPM), kantor pos, dan penyedia pelayanan yaitu

    sekolah dan puskesmas;

    Permasalahan pembayaran (keterlambatan, antrian

    yang panjang, perubahan jumlah bantuan, dan

    sebagainya);

    P l h k i k di l di

  • 7/24/2019 Pedum PKH 270207 Final

    45/97

    2. Jenis pengaduan yang perlu penanganan UPPKH-Pusat,antara lain adalah:

    Permasalahan ketersediaan pelayanan pendidikan dan

    kesehatan yang tidak dapat diselesaikan di tingkat

    daerah;

    Permasalahan terkait data peserta, verifikasi, dan

    pembayaran yang memerlukan perubahan padaMaster Data Base di pusat;

    Permasalahan terkait berbagai mekanisme dan

    prosedur yang dapat memberikan dampak negatif

    terhadap pelaksanaan program;

    Kasus KKN berskala besar; Permasalahan yang melibatkan pemerintah daerah

    (seperti antara lain penggunaan dana untuk

    kepentingan politik, dsb); dan

    Permasalahan lain yang kiranya dapat berdampak

    pada ketidakpuasan masyarakat luas

    Mekanisme lebih lanjut akan dijabarkan dalam Pedoman

    Operasional UPM-PKH.

  • 7/24/2019 Pedum PKH 270207 Final

    46/97

    BAB IV

    KERANGKA KELEMBAGAAN

    Kelembagaan PKH terdiri atas lembaga terkait baik di tingkatpusat, provinsi maupun kabupaten/kota, serta UPPKH yang

    dibentuk di tingkat pusat, kabupaten/kota dan kecamatan.

    Kerangka kelembagaan PKH adalah sebagai berikut:

    STRUKTUR ORGANISASI

    DepsosBappenas, Depsos, Depdiknas,

    BPS, Depkes, Kominfo

    Pusat

    Din Sos

    PT POS INDONESIA

    UPPKH Pusat

    Depsos

    Tim Teknis Pusat

    Tim Pengarah Pusat

    Tim Koordinasi Teknis Provinsi/TKPKD

    Pusat

    Tim Koordinasi Teknis Kabupaten/Kota

    /TKPKDDin Sos

    KANTOR POS

    KABUPATEN/KOTAUPPKH Kabupaten/Kota

    Provinsi

    Kabupaten

    Kecamatan

    Pendamping PKHKANTOR /PETUGAS

    POS

    Tim Pengendali PKH/TKPK

  • 7/24/2019 Pedum PKH 270207 Final

    47/97

    Koordinasi PKH dengan TKPK daerah, apabila telah dibentuk,diharapkan dapat mengikuti pola koordinasi yang dilakukan

    di tingkat Pusat.

    4.1 Kelembagaan PKH Pusat

    Kelembagaan PKH di pusat terdiri atas:

    Tim Pengarah Pusat,

    Tim Teknis Pusat dan

    Unit Pelaksana PKH Pusat (UPPKH-P).

    4.1.1 Tim Pengarah Pusat

    Tim pengarah pusat adalah pejabat Eselon 1 dari:

    Kementerian Koordinasi Bidang Kesejahteraan Sosial

    Kementerian PPN/Bappenas Departemen Sosial

    Departemen Kesehatan

    Departemen Pendidikan

    Departemen Keuangan

    Departemen Agama

    Departemen Komunikasi dan Informatika

    Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi

    Departemen Dalam Negeri

    B d P S i ik (BPS)

  • 7/24/2019 Pedum PKH 270207 Final

    48/97

    Mengkaji laporan perkembangan program setiap 6bulan sekali;

    Mengkaji dan memberikan arahan tindak lanjut

    laporan audit;

    Mengkaji dan memberikan arahan tindak lanjut

    laporan evaluasi;

    Mengkaji dan menyetujui perubahan yang kiranyadiperlukan dalam pedoman umum PKH;

    Memecahkan berbagai masalah lintas sektor yang

    telah teridentifikasi oleh Tim Teknis Pusat;

    Meningkatkan kolaborasi antar departemen dalam

    pencapaian tujuan PKH; Memberikan rekomendasi strategi pengembangan

    PKH baik kepada pemerintah maupun legislatif.

    Tim Pengarah Pusat mengadakan rapat koordinasi

    setidaknya setiap 6 bulan sekali. Ketua tim pengarah

    pusat (Pejabat Eselon 1), bersama-sama dengan anggotatim pengarah pusat, berkewajiban memberikan laporan

    tertulis kepada Pemerintah atas tugas dan tanggang

    jawab seperti tertulis diatas setiap 6 (enam) bulan sekali.

    4.1.2 Tim Teknis Pusat

    Anggota Tim Teknis Pusat terdiri atas pejabat eselon 2

  • 7/24/2019 Pedum PKH 270207 Final

    49/97

    Tugas dan tanggung jawab Tim Teknis Pusat adalah: Mengkaji berbagai rencana operasional yang

    disiapkan oleh UPPKH pusat;

    Mengkoordinasikan berbagai kegiatan sektoral terkait

    agar tujuan dan fungsi program dapat berjalan baik;

    Membentuk tim lintas sektor yang bertugas untuk

    menentukan peserta PKH; Memonitor perkembangan pelaksanaan program

    termasuk pengaduan masyarakat dan

    penanganannya, dan mengajukan perbaikan apabila

    diperlukan;

    Mengkaji laporan perkembangan yang akandipresentasikan kepada Tim Pengarah;

    Mengkaji laporan evaluasi yang akan dipresentasikan

    kepada Tim Pengarah;

    Mengkaji laporan audit yang akan dipresentasikan

    kepada Tim Pengarah;

    Tim Teknis Pusat mengadakan rapat koordinasi

    setidaknya setiap 3 bulan sekali. Ketua tim teknis pusat,

    bersama-sama dengan anggota tim teknis lainnya,

    berkewajiban memberikan laporan tertulis kepada Tim

    Pengarah Pusat setiap 3 (tiga) bulan sekali.

    4.1.3 Unit Pelaksana PKH Pusat UPPKH-P)

  • 7/24/2019 Pedum PKH 270207 Final

    50/97

    Tugas dan tanggung jawab UPPKH Pusat adalah: Mengelola dan melaksanakan registrasi peserta PKH;

    Mengelola dan melaksanakan pembayaran peserta

    PKH. Untuk tahun 2007 dilakukan melalui kontrak

    kerjasama dengan PT POS;

    Memverifikasi kelayakan peserta PKH berdasarkan

    ketentuan yang ada dengan bekerjasama dengan PTPOS melalui suatu proses informasi yang transparan,

    adil, akurat, tepat waktu;

    Mengkoordinasikan secara aktif dengan pemerintah di

    tingkat provinsi, kabupaten/kota, dan kecamatan

    tentang berbagai aspek PKH serta menyakinkan

    bahwa pelayanan kesehatan dan pendidikan tersedia

    bagi peserta PKH sehinga mereka dapat memenuhi

    komitmen persyaratan yang ditetapkan dalam

    program;

    Mengelola sistem informasi manajemen untuk

    menyediakan informasi yang diperlukan untukmonitoring pelaksanaan program;

    Mengelola keuangan program;

    Mengembangkan mekanisme dan pengelolaan

    penyelesaian pengaduan terkait dengan pelaksanaan

    program;

    Memonitor pelaksanaan program dan memecahkan

    berbagai permasalahan yang teridentifikasi;

    Menyusun berbagai laporan untuk Tim Pengarah,

    Ti T k i d ih k ih k l i l k

  • 7/24/2019 Pedum PKH 270207 Final

    51/97

    dan regional, khususnya staf lokal kantor UPPKH,penyedia layanan kesehatan dan pendidikan, berbagai

    kelompok sosial kemasyarakatan, dan sebagainya;

    Melaksanakan rencana strategis komunikasi;

    Melakukan pemutakhiran data peserta PKH;

    Hal-hal lain yang ditentukan kemudian.

    4.2

    Kelembagaan PKH Daerah

    Kelembagaan PKH Daerah terdiri dari:

    Tim Koordinasi PKH Provinsi Tim Koordinasi PKH Kabupaten/Kota

    Unit Pelaksana PKH Daerah (UPPKH-D)

    4.2.1 Tim Koordinasi PKH Provinsi

    Tim koordinasi PKH provinsi terdiri atas:

    Gubernur sebagai pembina

    Sekretaris Daerah, sebagai ketua tim pengarah

    Bappeda Provinsi, sebagai ketua Tim Teknis

    Kepala Dinas Sosial, sebagai sekretaris Anggota terdiri atas unsur:

    - Dinas Pendidikan

    - Dinas Kesehatan

  • 7/24/2019 Pedum PKH 270207 Final

    52/97

    Nama-nama pejabat yang ditunjuk sebagai anggota timkoordinasi PKH tingkat provinsi ditetapkan dalam SK

    Gubernur.

    Tugas dan tanggung jawab Tim Koordinasi PKH Provinsi

    antara lain adalah:

    Mengkoordinasikan, mensosialisasikan danmenyediakan informasi mengenai ketentuan

    keikutsertaan dan komitmen kabupaten/kota untuk

    berpartisipasi dalam program;

    Membantu koordinasi penyediaan pelayanan

    kesehatan dan pendidikan di daerahnya;

    Mengkoordinasikan kegiatan program di provinsi

    dengan tingkat pusat;

    Mengkaji laporan kemajuan penyediaan pelayanan

    kesehatan dan pendidikan;

    Mengkaji laporan kemajuan dan verifikasi komitmen

    di daerahnya; Membantu penyelesaian pengaduan masyarakat yang

    membutuhkan koordinasi tingkat propinsi;

    Mensosialisasikan hasil monitoring proses dan

    evaluasi dampak program PKH di daerahnya;

    Melakukan supervisi pelaksanaan PKH pada

    kabupaten/kota-kabupaten/kota yang berada dalam

    wilayah kerjanya.

  • 7/24/2019 Pedum PKH 270207 Final

    53/97

    Anggota terdiri atas unsur:- Dinas Pendidikan

    - Dinas Kesehatan

    - Dinas Ketenagakerjaan

    - BPS Kabupaten/Kota

    - Kantor Wilayah Agama

    -

    Badan/Kantor Komunikasi dan Informatika- Instansi/lembaga lain yang dianggap perlu

    (antara lain PMD, PPK, LSM dan sebagainya

    sesuai dg kondisi dan kebutuhan daerah).

    Nama-nama pejabat yang ditunjuk sebagai anggota tim

    koordinasi tingkat kabupaten/kota ditetapkan dalam SK

    Bupati/Walikota.

    Tugas dan tanggung jawab Tim Koordinasi PKH

    Kabupaten/Kota antara lain adalah:

    Mengkoordinasikan dinas teknis terkait untukmenjaga ketersediaan pelayanan kesehatan dan

    pendidikan bagi peserta PKH selama program

    dilaksanakan;

    Ikut mensosialisasikan program di tingkat kabupaten;

    Mengkaji laporan perkembangan verifikasi untuk

    menjaga komitmen terhadap ketersediaan pelayanan

    selama program berlangsung;

    Membantu penyelesaian pengaduan masyarakat yang

  • 7/24/2019 Pedum PKH 270207 Final

    54/97

    Membantu kelancaran tugas UPPKH Kabupaten/Kotaterutama yang memerlukan koordinasi lintas

    instansi/lembaga di tingkat kabupaten/Kota.

    4.2.3 Unit Pelaksana PKH Daerah UPPKH-D)

    Unit pelaksana PKH Daerah terdiri dari:

    a. Unit Pelaksana PKH Kabupaten/Kota (UPPKH

    Kabupaten/Kota)

    b. Unit Pelaksana PKH Kecamatan (UPPKH

    Kecamatan)

    UPPKH Kabupaten/Kota dibentuk di setiap

    kabupaten/kota lokasi PKH di bawah koordinasi Dinas

    Sosial. Fungsi UPPKH Kabupaten/Kota antara lain

    adalah:

    Menyediakan seluruh informasi terkait program

    kepada peserta PKH dan masyarakat umum; Menerima pengaduan dan permintaan terkait dengan

    program dan membantu penyelesaian yang dapat

    dilakukan di tingkat kecamatan dan kabupaten/kota;

    Menerima dan mengirim proses pemutakhiran data

    peserta PKH, seperti antara lain informasi kelahiran,

    kematian, perubahan alamat, perubahan nama

    penerima, dan sebagainya yang ditetapkan;

    Hal-hal lain yang ditentukan kemudian.

  • 7/24/2019 Pedum PKH 270207 Final

    55/97

    pendamping. UPPKH Kecamatan berfungsi antara lainuntuk:

    Menyelenggarakan pertemuan awal dengan seluruh

    peserta PKH;

    Memfasilitasi pemilihan ketua kelompok ibu-ibu

    peserta PKH;

    Memfasilitasi peserta PKH untuk melakukankunjungan awal ke Puskesmas;

    Memfasilitasi peserta PKH untuk mendaftarkan anak

    ke sekolah;

    Menerima pemutahiran data peserta PKH (proses

    kelahiran, kematian, dll);

    Menginformasikan seluruh informasi program

    kepada RTSM;

    Menerima pengaduan dari peserta PKH dan

    menindaklanjuti pengaduan tersebut ke unit

    pelaksana PKH Kabupaten/Kota;

    Hal-hal lain yang akan ditentukan kemudian.

    Penjelasan lebih rinci mengenai kelembagaan, fungsi

    dan tanggung jawab UPPKH daerah akan diatur lebih

    lanjut dalam Pedoman Operasional UPPKH Daerah.

  • 7/24/2019 Pedum PKH 270207 Final

    56/97

    BAB V

    PELATIHAN

    Pelatihan PKH merupakan pelatihan yang diberikan kepadaseluruh Pengelola (Pelaksana) PKH, pendamping PKH,

    Penyedia pelayanan kesehatan & pendidikan, dan penerima

    manfaat PKH. Pelatihan PKH bertujuan untuk:

    (i) mempersiapkan peserta pelatihan untuk melakukan

    tindakan-tindakan tertentu yang terkait dengan

    pelaksanaan PKH;

    (ii) membantu peserta pelatihan dalam memperbaiki prestasi

    kegiatannya terutama mengenai kemampuan dan

    keterampilan dalam menjalankan tugas sebagai

    pelaksana PKH.

    Pada bab ini dijelaskan mengenai peserta pelatihan, materi

    pelatihan, dan pelaksana pelatihan.

    5.1 Peserta Pelatihan

    Peserta pelatihan terdiri atas beberapa komponen sebagaiberikut:

    a. Pengelola Pelaksana), seperti antara lain petugas

  • 7/24/2019 Pedum PKH 270207 Final

    57/97

    c. Peserta Diklat

    Training Of Trainer

    TOT), yang terdiridari pejabat/staf dari instansi terkait di tingkat

    pusat/provinsi seperti antara lain dari Bappenas,

    Depdiknas, Depkes, BPS, Depkominfo, Depsos,

    termasuk di dalamnya widyaiswara Pusdiklat Depsos

    dan Balai Besar Diklat Kesejahteraan Sosial

    5.2 Materi Pelatihan

    UPPKH Pusat bertanggung jawab menyiapkan materi

    pelatihan. Materi pelatihan secara garis besar terdiri

    atas:

    Program pelatihan umum, yaitu pelatihan yang

    diberikan kepada seluruh pelaksana, pendamping

    serta penyedia pelayanan masyarakat pendidikan,

    kesehatan dan pos). Materi pelatihan antara lain

    adalah pengetahuan tentang PKH aspekpelayanan kesehatan dan pendidikan, serta

    pembelajaran (best practices) seperti antara lain

    pentingnya pendidikan dan kesehatan bagi

    masyarakat miskin, strategi menarik pekerja anak

    untuk kembali sekolah dan persiapannya, pola

    hidup sehat, menyusui (ASI), dan sebagainya.

    Program pelatihan khusus, yaitu pelatihan yang

    dib ik i d f i d l

  • 7/24/2019 Pedum PKH 270207 Final

    58/97

    5.3 Pelaksana Pelatihan

    Seluruh kegiatan pelatihan beserta pengembangan kurikulum,

    penetapan fasilitator pelatihan, dan evaluasi pelatihan PKH

    dikoordinasikan oleh Badan Pendidikan dan Penelitian

    Departemen Sosial (Badiklit Depsos). Penjelasan lebih rinci

    mengenai pelatihan PKH dapat dilihat pada Dokumen Strategi

    dan Kurikulum Pelatihan PKH yang disusun oleh Badiklit

    Depsos.

  • 7/24/2019 Pedum PKH 270207 Final

    59/97

    BAB VI

    KOMUNIKASI DAN SOSIALISASI

    Pemahaman program oleh semua pihak, baik yang terkaitlangsung maupun tidak langsung, merupakan kunci

    kesuksesan PKH. Untuk itu disusun strategi komunikasi dan

    sosialisasi PKH yang komprehensif dan melalui pendekatan

    multi pihak. Strategi Komunikasi dan sosialisasi ini tidak

    hanya memfokuskan pada aspek implementasi dan

    keberhasilan pelaksanaan, tetapi juga aspek pengembangan

    kebijakan, khususnya dalam membanguan dukungan dan

    komitmen untuk melembagakan PKH dalam bentuk Sistim

    Jaminan Sosial.

    Secara umum, sosialisasi dan komunikasi PKH dirancanguntuk terjadinya proses komunikasi, aliran informasi, dan

    pembelajaran pada berbagai tingkat pelaksana di pusat dan

    daerah, kalangan media, LSM, akademisi dan masyarakat,

    termasuk penerima bantuan, terutama di daerah uji coba PKH.

    6.1 Komponen Komunikasi dan Sosialisasi

    Ada tiga komponen strategi komunikasi dan sosialisasi dalam

  • 7/24/2019 Pedum PKH 270207 Final

    60/97

    kontinu akan membangun kesadaran dan kepedulianbersama. Sosialisasi juga merupakan sarana untuk

    mendapatkan masukan melalui format-format

    kegiatan yang bersifat konsultatif.

    b. Edukasi tekanan pada proses perubahan pola pikir

    (mind set) dan perilaku (behavior) dari penerimainformasi yang terjadi melalui proses sosialisasi yang

    terus menerus dalam jangka waktu yang lebih

    panjang.

    c. Advokasi tekanannya juga pada perubahan pola

    pikir dan perilaku tetapi lebih diarahkan pada

    pengambil kebijakan. Tujuan akhir dari kegiatan

    advokasi adalah membangun kesadaran dan

    kepedulian, hingga komitmen. Khusus untuk

    pembangunan komitmen ini, advokasi secara

    terfokus dan intensif akan ditujukan pada aparatpemerintah pusat dan daerah serta legislatif sehingga

    diharapkan akan terjadi peningkatan dukungan dan

    komitmen guna kelanjutan dan perluasan jangkauan

    program.

    6.2 Sasaran Sosialisasi

    S i b k l k i li i PKH d l h

  • 7/24/2019 Pedum PKH 270207 Final

    61/97

    keluarga. Di samping itu, perlu dipahami bahwaanak-anak yang menerima bantuan dan kepala

    keluarga dalam keluarga RTSM juga merupakan

    sasaran kegiatan komunikasi agar tercipta

    pemahaman dan kerjasamanya sehingga kelancaran

    pelaksanaan PKH dapat terjamin.

    b. Kelompok pendukung yang potensial menunjang

    pelaksanaan program

    Dukungan dari kelompok-kelompok strategis sangat

    penting, baik untuk penyebarluasan informasi

    maupun untuk mendukung PKH sekaligus dapat

    dilibatkan secara aktif sebagai agen sosialisasi dan

    edukasi. Dalam komponen ini, termasuk media, LSM

    dan Ormas, jaringan dalam masyarakat, kelompok

    professional, Perguruan Tinggi dan lembaga-lembaga

    yang berada pada tingkat masyarakat penerima.

    Mengingat keterkaitan tujuan dan sasaran PKH dalam

    pencapaian MDGs, maka dukungan lembaga donor

    dan dunia usaha melalui Corporate Social

    Responsibility juga diperlukan seperti antara lain

    membantu pemerintah daerah menjamin ketersediaan

    pelayanan pendidikan dan kesehatan, khususnya bagi

    masyarakat miskin terutama di daerah-daerah

    il d b l k

  • 7/24/2019 Pedum PKH 270207 Final

    62/97

    perangkat sosialisasi bagi masyarakat umum agarmereka dapat berperan mendukung RTSM untuk

    mengakses pusat-pusat pelayanan pendidikan dan

    kesehatan. Masyarakat sekitar secara positif dapat

    berperan sebagai agen kontrol sosial, baik bagi

    penerima bantuan maupun pelaksana program (a.l

    pendamping dan pelaksana pelayananPuskesmas dansekolah).

    6.3 Kerangka Disain Penyampaian Pesan

    Penyampaian pesan dimaksudkan untuk mencapai suatu

    tujuan atau harapan. Oleh karenanya, penyampaian pesan

    harus benar, tepat, jelas dan sesuai sasaran. Gambaran umum

    kerangka disain penyampaikan pesan PKH dalam dilihat pada

    Gambar 5.

    6.4 Institusi Pelaksana

    Secara organisasional, Departemen Komunikasi dan

    Informatika akan menjadi Koordinator untuk kegiatan

    Komunikasi dan Sosialisasi PKH. Namun, mengingatberagamnya sasaran dan metoda komunikasi dengan tujuan

    yang berbeda-beda, maka pelaksanaan kegiatan komunikasi

    d i li i j lib k b b i ih k d i i

    Gambar 5.Kerangka Disain Penyampaian Pesan

    TINGKAT KELOMPOK SASARAN TEKANAN ISI PESAN

  • 7/24/2019 Pedum PKH 270207 Final

    63/97

    Pedoman Umum Program Keluarga Harapan-2007 52

    1. Pemahaman penuh mengenai PKH dan kesepahaman antar instansi tentang tugas dan fungsi

    masing-masing2. Kepemilikan program.3. Dukungan Kebijakan dalam pengembangan PKH ke depan sebagai sistin jaminan sosial.

    1.Pemahaman penuh mengenai PKH dengan tujuan membangun suasana kondusif dandukungan politis dan menegasi kemungkinan adanya resistensi.

    2. Ke edulian atas masalah kemiskinan dan enca aian sasaran MDG di Indonesia.

    KECAMATAN

    PUSAT

    PROPINSI &

    KABUPATEN

    Tim Pengarah danTeknis Pusat, UPPKH

    Instansi lain terkaiit,termasuk seluruhanggota Kabinet

    DPR, Media, KelompokStrategis (LSM. Ormas.Lembaga Donor,

    Kelom ok rofessional

    DPRD Media, KelompokStrategis (LSM. Ormas.

    Universitas lokal)

    Tim Pengarah danTeknis Propinsi danKabupaten, UPPKH

    1. Pemahaman penuh mengenai PKH dan kesepahaman antar instansi dan antara Pro[insi danKabupaten tentang tugas dan fungsi masing-masing

    2. Kepemilikan program serta komitmen menjamin bahkan meningkatkan supply side.

    Aparat kecamatan danService Providers

    PUSKESMAS,

    Beneficiaries/RTSMRumah Tan al San at

    Pemahaman akan tujuan PKH dengan tujuan membangun suasana kondusif, menghilangkan rasa

    tidak adil, dan menjadi agen kontrol sosial dalam pelaksanaan PKH

    Tokoh masyarakat, danmasyarakat sekitar

    penerima bantuan

    MASYARAKAT UMUM

    Pemahaman atas tujuan, prosedur dan mekanisme PKH serta tanggung-jawab masing-masingdalam pelaksanaan PKH

    Pemhaman atas tujuan, prosedur dan mekanisme PKH serta hak dan tanggung-jawab, ketaatanpada prasyarat, serta manfaat PKH atas kehidupan keluarga.

    Pemahaman atas tujuan PKH sebagai salah satu jalan memutusrantai kemiskinan serta kepedulian sosial.

    ay

    1. Pemahaman penuh mengenai PKH dengan tujuan membangun suasana kondusif dan

    dukungan politis dan menegasi kemungkinan adanya resistensi.

    2. Kepedulian dan komitmen mendukung pelaksanaan PKH serta pencapaian MDG di daerahn

  • 7/24/2019 Pedum PKH 270207 Final

    64/97

    BAB VII

    MONITORING DAN EVALUASI

    Pengembangan pelaksanaan PKH di daerah lain akandilakukan jika hasil monitoring dan evaluasi mengindikasikan

    tanda-tanda positif terhadap pencapaian tujuan. Oleh

    karenanya, monitoring dan evaluasi merupakan bagian

    penting yang tidak terpisahkan dari pelaksanaan PKH.

    Monitoring PKH bertujuan untuk memantau pelaksanaanPKH pada sisi masukan (inputs) dan luaran (outputs). Program

    monitoring ini akan mengidentifikasi berbagai hal yang

    muncul dalam pelaksanaan PKH sehingga memberi

    kesempatan kepada pelaksana program untuk melakukan

    perbaikan yang diperlukan. Sedangkan evaluasi bertujuanuntuk melihat hasil dan dampak pelaksanaan PKH. Kerangka

    fikir program monitoring dan evaluasi PKH adalah

    sebagaimana digambarkan pada Gambar 6.

    7.1 Indikator Monitoring dan Evaluasi

    7.1.1 Indikator Monitoring

  • 7/24/2019 Pedum PKH 270207 Final

    65/97

    Kerangka pikir program monitoring dan evaluasi PKH

    Inputs

    Outputs

    Outcomes

    Impacts

    Sumber daya(Fisik & Rp)

    Produk yang

    dihasilkan

    Akses, penggunaan,

    dan kepuasan

    thd produk

    Dampak thd

    kesejahteraan

    MONITORING

    EVALUASI

    Indikator

    Gambar 6. Kerangka pikir program monitoring dan evaluasi

    PKH

    a. Komponen Kesehatan:

    Persentase anak penerima bantuan usia 0-

    6 tahun yang tidak dapat memenuhi

    komitmen sesuai protokol kesehatan yangditentukan setiap bulan, berdasarkan

    kabupaten/kota dan kecamatan;

    Persentase ibu hamil yang tidak dapat

  • 7/24/2019 Pedum PKH 270207 Final

    66/97

    b. Komponen Pendidikan:

    Persentase siswa yang tidak dapat

    memenuhi komitmen kehadiran,

    berdasarkan kelas, sekolah, kecamatan,

    dan kabupaten/kota;

    Persentase siswa yang keluar dariprogram, berdasarkan sekolah,

    kecamatan, dan kabupaten/kota;

    Jumlah dan jenis keluhan/pengaduan

    terkait komponen pendidikan setiap

    bulan, berdasarkan sekolah, kecamatan,

    dan kabupaten/kota;

    Hal lain yang ditentukan kemudian.

    c. Aspek Pembayaran:

    Persentase pembayaran yang

    dilaksanakan tepat waktu; Persentase pembayaran yang

    dilaksanakan dalam 10 hari setelah waktu

    yang ditentukan;

    Persentase pembayaran yang

    dilaksanakan antara 11-20 hari setelah

    waktu yang ditentukan; Persentase pembayaran yang

    dilaksanakan setelah 20 hari setelah

    k di k

  • 7/24/2019 Pedum PKH 270207 Final

    67/97

    d. Aspek Administrasi:

    Jumlah hari keterlambatan pembayaran

    yang disebabkan keterlambatan transfer

    dana dari Departemen Keuangan;

    Jumlah pembayaran yang mengalami

    keterlambatan di kantor pos;

    Rata-rata waktu tunggu ketika pesertaPKH mengambil bantuan;

    Biaya administrasi yang diperlukan setiap

    pembayaran (apabila ada);

    Jumlah dan persentase penerima bantuan;

    Jumlah hari penanganan klaim dan

    pengaduan;

    Hal lain yang ditentukan kemudian.

    7.1.2 Indikator Evaluasi

    Indikator yang digunakan dalam program evaluasiPKH meliputi indikator hasil (outputs) dan indikator

    dampak (outcomes) pelaksanaan PKH.

    Indikator hasil PKH:

    Cakupan imunisasi bagi anak usia kurang dari 1

    tahun peserta PKH menurut kabupaten/kota,

    kecamatan dan puskesmas;

    Cakupan distribusi tablet Vitamin A bagi anak

  • 7/24/2019 Pedum PKH 270207 Final

    68/97

    Cakupan distribusi tablet Fe bagi ibu hamil

    peserta PKH menurut kabupaten/kota,

    kecamatan dan puskesmas;

    Cakupan pelayanan antenatal care (K1-K4) bagi

    ibu hamil menurut kabupaten/kota, kecamatan

    dan puskesmas;

    Cakupan proses persalinan ibu peserta PKH yangdibantu oleh tenaga kesehatan terlatih menurut

    kabupaten/kota, kecamatan dan puskesmas;

    Cakupan pelayanan postnatal care bagi ibu

    peserta PKH menurut kabupaten/kota,

    kecamatan dan puskesmas;

    Persentase anak RTSM yang bersekolah;

    Persentase anak RTSM yang putus sekolah.

    Indikator dampak PKH:

    Berkurangnya tingkat kemiskinan peserta PKH

    setelah 2-4 tahun pelaksanaan program; Berkurangnya kasus gizi buruk pada anak-anak

    usia balita setelah 4 tahun pelaksanaan program;

    Meningkatkan konsumsi makanan berenergi dan

    berprotein setelah 2 tahun pelaksanaan program;

    Meningkatnya rata-rata lama sekolah anak RTSM

    setelah 2-4 tahun pelaksanaan program; Meningkatnya angka partisipasi sekolah anak

    RTSM setelah 2-4 tahun pelaksanaan program;

    B k j b k j k id k

  • 7/24/2019 Pedum PKH 270207 Final

    69/97

    7.2 Metode Monitoring dan Evaluasi

    7.2.1 Metode Monitoring

    Program monitoring PKH dilakukan secara rutin dan

    berkala (Tabel 7). Monitoring rutin dilaksanakan

    dengan mengoptimalkan data yang diperoleh dariSIM PKH. UPPKH Pusat bertanggung jawab dalam

    menganalisis data SIM PKH. Hasil analisisnya adalah

    berbagai indikator monitoring (seperti tertulis pada

    bagian 6.1), yang selanjutnya perlu diinformasikan ke

    UPPKH Daerah. Metode ini akan memberi

    kesempatan bagi UPPKH Daerah untuk melakukan

    perbaikan-perbaikan yang diperlukan.

    Sedangkan untuk program monitoring berkala,

    sumber data yang digunakan bukan hanya diperoleh

    dari SIM PKH namun juga dari hasil survai yang akandilakukan ke berbagai pemangku kepentingan yang

    terlibat dalam program. Untuk itu, instrumen survai

    akan dikembangkan lebih lanjut untuk menangkap

    berbagai variabel yang ingin diteliti. Desain sampel

    juga akan memperhatikan berbagai aspek, antara lain,

    tujuan, unit analisis, metode estimasi, presisi, dll.Monitoring ini diharapkan dapat memberikan

    jawaban atas berbagai pertanyaan yang terkait dengan

    l k PKH i l i

  • 7/24/2019 Pedum PKH 270207 Final

    70/97

    ditetapkan? jika ada, sampai sejauh mana

    variasinya?

    Bagaimana tingkat kepuasan peserta terhadap

    program? apakah mereka menerima benefit

    sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan?

    Bagaimana pelaksana program manangani

    keluhan dan permasalahan yang teridentifikasi?

    Tabel 7. Program Monitoring Rutin dan Berkala

    Program Monitoring

    Rutin Berkala

    Sumber

    data

    SIM PKH -SIM PKH

    -

    SurvaiPelaksana Internal

    PKH

    (UPPKH

    Pusat)

    -External PKH/ Institusi

    independen (Perguruan

    Tinggi, LSM)

    Pendekatan Analisis data

    rutin

    -Rapid assesments

    -

    Spot checksLuaran Indikator

    monitoring

    (bagian 6.1)

    - Indikator monitoring

    (bagian 6.1);

    -Efektifitas organisasi;

    -Pemanfaatan sumber-

    sumber daya;

    -

    Akurasi pencatatan danpelaporan;

    -Kualitas pelayanan

    pendidikan dan

  • 7/24/2019 Pedum PKH 270207 Final

    71/97

    independen (misalnya, Perguruan Tinggi, LSM) yang

    dipilih melalui pemilihan yang transparan.

    Spot check

    Spot check dilakukan secara bertahap. Untuk tahap

    pertama, spot check dilaksanakan segera setelahpembayaran pertama bantuan dilakukan. Spot check

    dalam tahap ini dititikberatkan untuk mengkaji tiga

    hal berikut:

    Proses pemilihan peserta (targeting),

    Proses pembayaran bantuan, dan

    Efektivitas program sosialisasi serta pelatihan

    Spot check tahap berikutnya dilaksanakan setelah

    pembayaran bantuan tahap kedua dan tahap-tahap

    berikutnya diberikan kepada peserta. Hal-hal yang

    perlu dikaji antara lain adalah: tingkat pemahaman peserta, ketua kelompok

    wanita, pemberi layanan pendidikan dan

    kesehatan, fasilitator/pendamping, serta

    pemangku kepentingan lainnya terhadap aturan-

    aturan PKH yang ditetapkan;

    akurasi pencatatan dan pelaporan kehadiransiswa peserta PKH di sekolah;

    akurasi pencatatan dan pelaporan pemanfaatan

    l k h PKH di f ili

  • 7/24/2019 Pedum PKH 270207 Final

    72/97

    komitmen pemerintah daerah dalam

    menyediakan berbagai sarana dan prasarana

    (supply) pendidikan dan kesehatan;

    performa proses pemutakhiran data;

    performa pendamping/fasilitator;

    performa program pengaduan PKH;

    Hal lain yang ditentukan kemudian.

    Kajian cepat rapid assesment)

    Kajian cepat dapat dilakukan dengan pendekatan

    kualitatif maupun kuantitatif. Pendekatan kualitatif

    yang bisa digunakan, misalnya, adalah: (i) wawancara

    dengan pelaku kunci (ii) kelompok diskusi terarah;

    (iii) observasi proses pelaksanaan PKH; (iv) observasi

    alur kerja; (v) kajian kualitas pelaksanaan PKH.

    Sedangkan pendekatan kuantitatif dapat dilakukan

    melalui: (i) analisis statistik data SIM PKH, (ii) survaiRT; (iii) survai fasilitas; (iv) kajian dokumen (laporan

    program PKH).

    Rincian metode monitoring akan dikembangkan lebih

    lanjut oleh UPPKH Pusat.

    7.2.2 Metode Evaluasi

    l d k d l k k l l

  • 7/24/2019 Pedum PKH 270207 Final

    73/97

    Evaluasi dampak PKH dilakukan melalui riset

    operasional yang difokuskan pada karangka studi

    demand, yang meliputi:

    Untuk jangka pendek (

  • 7/24/2019 Pedum PKH 270207 Final

    74/97

    BAB VIII

    PENUTUP

    Pedoman umum PKH disusun untuk menjadi acuanpengembangan kebijakan PKH dan penyusunan

    pedoman/panduan yang diperlukan bagi pelaksanaan PKH.

    Persyaratan, ketentuan, mekanisme dan prosedur lebih lanjut

    dari yang telah diatur dalam pedoman umum PKH ini akan

    diatur di dalam pedoman operasional PKH. Pedoman

    Operasional PKH antara lain terdiri atas:a. Pedoman Operasional PKH bagi Pemberi Pelayanan

    Pendidikan;

    b. Pedoman Operasional PKH bagi Pemberi Pelayanan

    Kesehatan;

    c. Pedoman Operasional Unit Pelaksana PKH Daerah;

    d.

    Pedoman Operasional Sistem Informasi dan Manajemen

    PKH;

    e. Pedoman Operasional Unit Pengaduan Masyarakat (UPM)

    PKH;

    f. Panduan Peserta PKH.

    Apabila dikemudian hari diperlukan perubahan terhadap

    pedoman umum ini, maka perubahannya perlu mendapat

    persetujuan Tim Pengarah PKH Pusat

  • 7/24/2019 Pedum PKH 270207 Final

    75/97

    LAMPIRAN

  • 7/24/2019 Pedum PKH 270207 Final

    76/97

    64

    LAMPIRAN 1: KERANGKA PIKIR PROGRAM KELUARGA HARAPAN

    Ringkasan Indikator Metode Asumsi-asumsi

    Tujuan akhir

    Membantu memutus matarantai kemiskinan melalui

    upaya peningkatan kualitas

    SDM dari anak RTSM di

    Indonesia

    Bagi kelompok penerima program peserta PKH)

    dibandingkan dengan kelompok kontrol bukan

    kelompok peserta PKH)

    Turunnya tingkat kemiskinan rumah tangga

    peserta PKH setelah 2 sampai 4 tahun

    pelaksanaan program;

    Turunnya status gizi buruk bagi anak balita

    setelah 2 sampai 4 pelaksanaan program; Meningkatkan konsumsi makanan berenergi

    dan berprotein setelah 2 tahun pelaksanaan

    program;

    Meningkatnya rata-rata lama sekolah anak

    RTSM setelah 2 sampai 4 tahun pelaksanaan

    program;

    Meningkatnya angka partisipasi sekolah anakRTSM setelah 2-4 tahun pelaksanaan program;

    Berkurangnya jumlah jam bekerja anak atau

    tidak adanya anak yang bekerja setelah 2

    Survai dasar (baselinesurvey)

    Survai lanjutan (follow up

    survey) setelah 2 tahun

    pelaksanaan program,

    Survai lanjutan (follow up

    survey) setelah 5 tahun

    pelaksanaan program

    Rancanganevaluasi dampak

    terbentuk dan

    rencana

    pelaksanaan

    disetujui serta

    dilaksanakan

  • 7/24/2019 Pedum PKH 270207 Final

    77/97

    Ringkasan Indikator Metode Asumsi-asumsi

    sampai 4 tahun pelaksanaan program;

    Setidaknya 60 persen manfaat program

    dinikmati oleh 20% penduduk termiskin.

    Maksud :

    Menurunkan status

    kemiskinan melalui upaya

    peningkatan pola konsumsi

    RTSM dan peningkatan akses

    terhadap layanan pendidikan

    dan kesehatan bagi RTSM

    Indikator luaran menurut komponen (lihat

    berikut).

    .

    Komponen :

    Meningkatnya akses dan

    pemanfaatan upaya kesehatan

    bagi anak usia 0-6 tahun, ibu

    hamil serta ibu menyusui.

    Bagi penerima program peserta PKH):

    1.1 Persentase cakupan imunisasi lengkap bagi

    anak usia < 1 tahun mencapai 95% setelah 2

    tahun pelaksanaan program,

    1.2 Persentase cakupan monitoring berat badan

    anak mencapai (paling sedikit) 95% setelah

    2 tahun pelaksanaan program,

    1.3 Persentase anak usia < 1 tahun yang

    mendapatkan tablet Vitamin A mencapai

    Evaluasi dampak,

    Laporan verifikasi yang

    dilakukan oleh PT Pos

    setiap tiga bulan,

    Spot checks

    Fasilitas

    kesehatan

    mampu

    mengantisipasi

    meningkatnya

    jumlah

    permintaan oleh

    peserta program.

    65

  • 7/24/2019 Pedum PKH 270207 Final

    78/97

    Ringkasan Indikator Metode Asumsi-asumsi

    95% setelah 2 tahun pelaksanaan program,

    1.4 Persentase ibu hamil yang mendapatkan

    pelayanan antenatal care sebanyak 4 kali

    selama masa kehamilannya mencapai paling

    sedikit 80% setelah 2 tahun pelaksanaan

    program dan 90% setelah 4 tahunpelaksanaan program,

    1.5 Persentase ibu hamil yang mendapatkan

    tablet Fe mencapai 90% setelah 2 tahun

    pelaksanaan program, atau 100% setelah 4

    tahun pelaksanaan program

    1.6

    Persentase ibu melahirkan yang ditolongoleh tenaga kesehatan terlatih mencapai

    90% setelah 2 tahun pelaksanaan program,

    atau 100% setelah 4 tahun pelaksanaan

    program,

    1.7 Persentase ibu yang mendapatkan

    pelayananpostnatal care mencapai 90%

    setelah 2 tahun pelaksanaan program, atau100% setelah 4 tahun pelaksanaan program

    66

  • 7/24/2019 Pedum PKH 270207 Final

    79/97

    Ringkasan Indikator Metode Asumsi-asumsi

    Meningkatnya status

    pendidikan anak dari rumah

    tangga peserta PKH

    Bagi penerima program peserta PKH):

    2.1 Paling sedikit 80% anak usia 6-15 tahun

    hadir disekolah sebanyak 85% dari hari

    sekolah setelah 2 tahun pelaksanaan

    program

    2.2

    Meningkatnya angka transisi anak sekolahkelas 6 dan 7 sebanyak xx % setelah 2

    sampai 4 tahun pelaksanaan program.

    2.3 Turunnya angka drop out sebanyak xx%

    setelah 2 sampai 4 tahun pelaksanaan

    program

    Berdasarkan hasil evaluasi

    dampak

    Berdasarkan laporan

    verifikasi yang dilakukan

    oleh PT Post setiap tigabulan

    Hasil spot checks

    Fasilitas

    pendidikan

    mampu merespon

    permintaan

    peserta program,

    Para guru sekolahhadir di kelas

    dengan anak-

    anak penerima

    program paling

    sedikit 90%.

    Terbentuknya kerangka

    institusi program jaminan

    sosial

    3.1 Dilakukannya perjanjian kerja dengan

    pemerintah provinsi dan kabupaten/kota

    (misal; Kantor PKH Kabupaten/Kota

    terbentuk) sebelum pembayaran awal,

    3.2

    Tersusunnya strategi sosialisasi dankomunikasi (berkoordinasi dengan

    UPPKH-Daerah) sebelum pembayaran

    awal,

    Penandatanganan surat

    perjanjian

    Tertulisnya strategi

    sosialisasi

    Tersedianya bahan-bahansosialisasi (poster, booklet,

    video) dan

    terdistribusikannya bahan-

    67

  • 7/24/2019 Pedum PKH 270207 Final

    80/97

    Indikator Metodeingkasan Asumsi-asumsi

    3.3 Tersusunnya strategi pelatihan dan

    dilaksanakannya pelatihan bagi pemberi

    layanan pendidikan (sekolah) dan kesehatan

    (puskesmas) sebelum pembayaran awal,

    bahan sosialiasi tsb ke

    provinsi, kabupaten/kota,

    ibu-ibu, LSM, dll,

    Tersedianya bahan-bahan

    sosialisasi dan pelatihan ke

    sekolah, puskesmas danlainnya,

    Kontrak & rencana

    sosialisasi yang dilakukan

    LSM, atau yang lainnya.

    Tersusunnya rancangan

    program monitoring danevaluasi, dan rancangan

    tersebut siap untuk

    dilaksanakan

    4.1 Sebelum pembayaran awal dilaksanakan,

    rancangan evaluasi dampak PKH terbentukdan survai dasar sudah dilaksanakan,

    4.2 Ketika pembayaran kedua dilakukan,

    rancangan sistem pemantauan sudah

    tersusun dalam kerangka kerja proses

    evaluasi.

    Rancangan evaluasi

    dokumen Instrumen (kuesioner) dan

    instruksi survai dasar,

    Kontrak dengan pihak

    ketiga untuk melakukan

    evaluasi,

    Dokumen indikator-

    indikator pemantauan

    Disetujuinya

    desain evaluasidan biaya untuk

    survai dasar

    68

  • 7/24/2019 Pedum PKH 270207 Final

    81/97

    Ringkasan Indikator Metode Asumsi-asumsi

    Terbentuk dan berfungsinya

    sistem kapasitas administratif

    dan SIM

    5.1 Total biaya administrasi seperti penetapan

    peserta, pembayaran, verifikasi, dan biaya

    kantor tidak melebihi 10% dari total biaya

    uji coba program,

    5.2 Sebanyak 100% pembayaran tahap ketiga

    dilakukan atas dasar pemenuhan komitmenoleh RTSM penerima program,

    5.3 Paling sedikit 80% pembayaran tahap kedua

    dilakukan dalam periode waktu 30 hari,

    5.4 Ketika pembayaran tahap kedua dilakukan,

    SIM Kantor Pos sudah beroperasi dengan

    maksimum dan verifikasi komitmen

    peserta PKH dapat diketahui oleh programPKH serta lainnya sesuai dengan perjanjian

    yang ditetapkan

    Audit laporan anggaran

    Laporan verifikasi

    komitmen,

    Laporan pembayaran,

    Laporan auditor luar

    tentang sistem informasidan laporan oleh PT Pos.

    Unit pelaksana

    program yang

    efisien terbentuk,

    PT Pos sudah

    dikontrak untuk

    melakukanpembayaran &

    verifikasi

    komitmen

    peserta

    PT Pos

    disyaratkan

    mendisain danmengembangkan

    SIM untuk

    pelaksanaan

    program

    pembayaran &

    verifikasi dengan

    master Data Base-

    69

  • 7/24/2019 Pedum PKH 270207 Final

    82/97

    LAMPIRAN 2: PROSES PEMILIHAN PESERTA

    PKH

    Pemilihan peserta PKH dilakukan oleh BPS dengan bantuan

    teknis dari Bank Dunia. Proses pemilihan peserta secara

    umum dilakukan dalam tiga tahap. Tahap pertama adalahpenentuan rumah tangga sangat miskin (RTSM), tahap kedua

    adalah pemilihan lokasi dan tahap ketiga adalah pemilihan

    peserta PKH.

    Tahap pertama : Penentuan Rumah Tangga Sangat Miskin

    RTSM)

    Dengan menggunakan data Susenas 2002 - 2005 dan Podes

    2005, dilakukan analisis awal untuk mengidentifikasi variable

    sosio-ekonomi yang dapat digunakan sebagai pendekatan

    untuk mengukur tingkat kesejahteraan atau kondisi ekonomisuatu rumah tangga. Prosesnya adalah sbb:

    a. Menentuan tingkat konsumsi per kapita rumah tangga

    dengan menggunakan model sebagai berikut:

    Z = iXi +i Y i

    dimana: Z = konsumsi per kapita

    Xi = variabel demografik dan sosio-

    ekonomi dari Susenas 2002-2005

    survey rumah tangga,

    yang dibuat secara nasional dipandang tidak cukup baik

  • 7/24/2019 Pedum PKH 270207 Final

    83/97

    menangkap kondisi kemiskinan di tingkat lokal.

    c. Menentukan titik cut-off kemiskinan untuk masing-

    masing kabupaten/kota sehingga didapat rumah tangga di

    bawah (miskin) dan di atas garis kemiskinan (tidak

    miskin). Penentuan cut-off ini mempertimbangkankesalahan perhitungan yang terjadi akibat inklusi maupun

    ekslusi (inclusion and exclusion errors), yang selalu

    dihasilkan pada setiap model. Exclusion error adalah

    persentase masuknya penduduk miskin yang semula tidak

    diperhitungkan oleh model, sementara inclusion error

    adalah persentase masuknya penduduk tidak miskin yangsemula diperhitungkan sebagai penduduk miskin.

    Proses yang dilakukan pada tahap (a) sampai (c) diatas

    menghasilkan informasi tentang determinan atau faktor-

    faktor yang berhubungan dengan kejadian kemiskinan.

    Berdasarkan informasi ini, selanjutnya dikembangkan

    kuesioner pengumpulan data yang digunakan untuk

    melakukan verifikasi RTSM yang telah mendapat program

    SLT.

    Tahap Kedua : Pemilihan Lokasi Pelaksanaan Uji Coba

    P l k i d h ji b dil k k b d k

    3. Menentukan titik cut-off kemiskinan dengan

  • 7/24/2019 Pedum PKH 270207 Final

    84/97

    mengkombinasikan peta kemiskinan dan tingkat

    nutrisi untuk mendapatkan kuota jumlah penerima

    manfaat di tingkat kecamatan.

    4. Menengidentifikasi ketersediaan fasilitas kesehatan

    (misal jumlah puskesmas, jumlah posyandu, jumlah

    bidan) dan pendidikan (misal jumlah sekolah SD/MI,jumlah sekolah SMP/MTs, jumlah penyelenggara

    Paket A/Paket B) di tingkat Kecamatan atas informasi

    yang diperoleh dari data Podes 2005.

    5. Mengidentifikasi output program kesehatan (misal

    angka cakupan imunisasi, angka persalinan dengan

    bantuan tenaga kesehatan) dan pendidikan (misal;angka partisipasi sekolah, angka transisi sekolah dari

    SD/MI ke SMP/MTS) di tingkat Kecamatan

    6. Membentuk score ketersediaan fasilitas. Score ini

    merupakan komposit dari ketersediaan fasilitas

    kesehatan dan pendidikan yang diperoleh dari tahap

    4 diatas dan dilakukan pembobotan untuk tingkat

    kabupaten/kota.

    7. Membentuk score output program pendidikan dan

    kesehatan. Score ini merupakan komposit dari

    ketersediaan fasilitas kesehatan dan pendidikan yang

    diperoleh dari tahap 5 diatas dan dilakukanpembobotan untuk tingkat kabupaten/kota.

    P dih ilk d i h 1 i 7 di

  • 7/24/2019 Pedum PKH 270207 Final

    85/97

    Tahap Ketiga : Pemilihan peserta Penerima PKH

    Tahap akhir adalah pemilihan peserta penerima PKH. Proses

    pemilihannya adalah sebagai berikut:

    1. Melakukan persiapan (seperti pelatihan, materi, dan

    sebagainya) di tingkat kabupaten/kota dan kecamatanuntuk survai verifikasi tingkat kemiskinan dan

    penyusunan data keluarga

    2. Melaksanakan survai verifikasi tingkat kemiskinan

    rumah sebuah rumah tangga dan penyusunan data

    keluarga (family roster) di setiap kecamatan yang

    telah terpilih sebagai daerah uji coba.3. Verifikasi tingkat kemiskinan rumah tangga

    dilakukan dengan menggunakan instrumen

    (kuesioner) yang telah dikembangkan pada tahap

    pertama diatas (lihat hasil tahap pertama: penentuan

    RTSM)

    4.

    Mendesain software untuk memasukkan data sebagai

    data dasar program

    5. Meranking data tersebut berdasarkan tingkat

    kemiskinan

    6. Memilih peserta PKH yaitu rumah tangga yang

    masuk dalam katagori sangat miskin dan anggotakeluarganya terdiri dari anak dibawah usia 15 tahun

    atau lebih dari 15 tahun tapi belum menyelesaikan

    didik d d ib h il

  • 7/24/2019 Pedum PKH 270207 Final

    86/97

    LAMPIRAN 3: FORMAT SURAT PERNYATAAN DAERAH

    Kop Surat Kabupaten/Kota

    SURAT KESEPAKATAN DAERAH

    UNTUK BERPARTISIPASI

    DALAM PROGRAM KELUARGA HARAPAN

    Dalam rangka pengembangan kebijakan di bidang jaminan

    sosial sekaligus sebagai upaya penanggulangan kemiskinan,

    Pemerintah Indonesia akan melaksanakan Program Keluarga

    Harapan (PKH) mulai tahun 2007. Pencapaian berbagai

    indikator dalam program ini juga sejalan dengan Tujuan

    Pembangunan Milenium (Millennium Development Goals

    atau MDGs).

    Dalam PKH, bantuan tunai akan diberikan kepada rumah

    tangga sangat miskin dengan persyaratan yang dikaitkan

    d i k t b d i ti

    kasus gizi buruk, angka putus sekolah dari SD ke SMP,

    k i f ili did