Download - Pedoman Teknis Bangunan & Sarana RS.pdf

Transcript
  • KEMENTERIAN KESEHATAN RIDIREKTORAT JENDERAL BINA UPAYA KESEHATAN

    DIREKTORAT BINA PELAYANAN PENUNJANG MEDIK DAN SARANA KESEHATAN

    TAHUN 2012

    KEM

    ENTER

    IAN

    KESEH

    ATAN

    RI

    DIR

    EKTO

    RAT JEN

    DER

    AL B

    INA U

    PAYA KESEH

    ATAN

    DIR

    EKTO

    RAT B

    INA PELAYA

    NA

    N PEN

    UN

    JAN

    G M

    EDIK

    D

    AN

    SAR

    AN

    A KESEH

    ATAN

    TAH

    UN

    2012

    PEDOMAN-PEDOMAN TEKNISDI BIDANG BANGUNAN DAN SARANA RUMAH SAKIT

    PEDOMAN-PEDOM

    AN TEKNISDI BIDANG BANGUNAN DAN SARANA RUM

    AH SAKIT

  • KEMENTERIAN KESEHATAN RIDIREKTORAT JENDERAL BINA UPAYA KESEHATAN

    DIREKTORAT BINA PELAYANAN PENUNJANG MEDIK DAN SARANA KESEHATAN

    TAHUN 2012

    PEDOMAN-PEDOMAN TEKNISDIBIDANG BANGUNAN DAN

    SARANA RUMAH SAKIT

  • Pedoman-Pedoman Pedoman Teknis Dibidang Bangunan dan Sarana Rumah Sakit | iii

    DAFTAR ISI

    PEDOMAN PENYUSUNAN STUDI KELAYAKAN (FEASIBILITY STUDY) RUMAH SAKIT

    PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA INDUK (MASTER PLAN) RUMAH SAKIT

    PEDOMAN BANGUNAN SARANA DAN PRASARANA RUMAH SAKIT KELAS B

    PEDOMAN BANGUNAN RS : RUANG OPERASI RUMAH SAKIT RUANG PERAWATAN INTENSIF RUMAH SAKIT RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT

    PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIANOMOR 2306/MENKES/PER/XI/2011 TENTANG PERSYARATAN TEKNIS PRASARANA INSTALASI ELEKTRIKAL RUMAH SAKIT

    PEDOMAN TEKNIS PRASARANA RS : SISTEM INSTALASI GAS MEDIK DAN VAKUM MEDIK RUMAH SAKIT

    INSTALASI TATA UDARA PADA BANGUNAN RUMAH SAKIT

    BANGUNAN RUMAH SAKIT YANG AMAN DALAM SITUASI DARURAT DAN BENCANA

    SARANA KESELAMATAN JIWA PADA BANGUNAN RUMAH SAKIT

    SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN AKTIF RUMAH SAKIT

  • PEDOMAN PENYUSUNANSTUDI KELAYAKAN (FEASIBILITY STUDY)

    RUMAH SAKIT

    DIREKTORAT BINA PELAYANAN PENUNJANG MEDIK DAN SARANA KESEHATANSUB DIREKTORAT BINA SARANA DAN PRASARANA KESEHATAN

    TAHUN 2012

  • Pedoman-Pedoman Pedoman Teknis Dibidang Bangunan dan Sarana Rumah Sakit | iii

    DAFTAR ISI

    BAB - I PENDAHULUAN 1.1 Umum

    Dijelaskan mengenai hasil-hasil survey (kesimpulan) 1.2 Maksud dan Tujuan 1.3 Ruang Lingkup 1.4 Pengertian BAB - II PERSIAPAN 2.1. Pengumpulan Data Primer2.2. Pengumpulan Data Sekunder BAB - III ANALISIS SITUASI 3.1. Aspek Eksternal 3.2. Aspek Internal BAB - IV ANALISIS PERMINTAAN 4.1. Lahan dan Lokasi 4.2. Klasifikasi Kelas RS BAB - V ANALISIS KEBUTUHAN BAB - VI ANALISIS KEUANGAN BAB - VII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI KELAYAKAN BAB - VIII PENUTUP

  • Pedoman-Pedoman Pedoman Teknis Dibidang Bangunan dan Sarana Rumah Sakit | 1

    BAB I PENDAHULUAN

    1.1. UMUM

    Perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 Pasal 28 Bagian H ayat (1) telah menegaskan bahwa setiap orang berhak memperoleh pelayanan kesehatan, kemudian dalam Pasal 34 ayat (3) dinyatakan negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak. Undang Undang nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan pada pasal 19 menyebutkan bahwa Pemerintah bertanggung jawab atas ketersediaan segala bentuk upaya kesehatan yang bermutu, aman, efisien dan terjangkau.

    Dalam Undang-Undang nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit pasal 7 ayat (1) menyebutkan Rumah Sakit harus memenuhi persyaratan lokasi, bangunan, prasarana, sumber daya manusia, kefarmasian, dan peralatan. Pada pasal 8 ayat (1) disebutkan bahwa persyaratan lokasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) harus memenuhi ketentuan mengenai kesehatan, keselamatan lingkungan, dan tata ruang, serta sesuai dengan hasil kajian kebutuhan dan kelayakan penyelenggaraan Rumah Sakit, demikian juga pada ayat (3) disebutkan bahwa ketentuan mengenai tata ruang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan peruntukan lokasi yang diatur dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota, Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan dan/atau Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan. Kemudian dalam Bagian Ketiga tentang Bangunan, pasal 9 butir (b) menyebutkan bahwa persyaratan teknis bangunan Rumah Sakit, sesuai dengan fungsi, kenyamanan dan kemudahan dalam pemberian pelayanan serta perlindungan dan keselamatan bagi semua orang termasuk penyandang cacat, anak-anak, dan orang usia lanjut. Hal ini sejalan dengan Undang Undang nomor 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung dimana pada pasal 7 ayat (3) disebutkan bahwa persyaratan teknis bangunan gedung meliputi persyaratan tata bangunan dan persyaratan keandalan bangunan yang meliputi persyaratan keselamatan, kesehatan, kenyamanan dan kemudahan.

    Rencana membangun atau mengembangkan suatu Rumah Sakit akan dilakukan setelah mengetahui Jenis layanan Kesehatan Rumah Sakit serta kapasitas Tempat Tidur (TT) yang akan dilakukan dan disediakan untuk masyarakat sesuai dengan Hasil Kajian Studi Kelayakan (Feasibility Study).

    Dalam mendirikan atau mengembangkan rumah sakit diperlukan suatu proses atau langkah-langkah yang sistematis dengan melakukan suatu penelitian atau studi yang benar, karena setiap proses saling berkaitan satu sama lainnya dan dilakukan secara bertahap.

    Studi Kelayakan (Feasibility Study) adalah Hasil Analisis dan Penjelasan Kelayakan dari segala aspek yang akan mendasari pendirian atau pengembangan suatu Rumah Sakit, terkait dengan penentuan Rencana Kerja Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit yang baru akan dilakukan maupun lanjutan dari yang sudah ada dalam melakukan rencana pengembangan atau peningkatan kelas dari suatu Rumah Sakit.

    Dari kondisi Laju Pertumbuhan Demografi, Pengembangan Pembangunan dan Peningkatan Kehidupan di suatu wilayah, Pola Penyakit dan Epidemiologi, dan lain-lain, dapat dipahami bahwa suatu Rumah Sakit itu secara relatif akan berada di daerah Urban atau Semi-Urban. Dimana hal ini pula yang dapat menentukan bahwa Sarana dan Prasarana suatu Rumah Sakit akan berbeda sesuai dengan Layanan Kesehatan Rumah Sakit yang akan diberikannya kepada masyarakat dimana Rumah Sakit tersebut berada.

  • 2 | Pedoman-Pedoman Teknis Dibidang Bangunan dan Sarana Rumah Sakit

    1.2. MAKSUD DAN TUJUAN

    Pedoman Studi Kelayakan (Feasibility Study) Rumah Sakit ini dimaksudkan agar dalam mendirikan atau mengembangkan rumah sakit dapat mendeterminasi fungsi layanan yang tepat dan terintegrasi sehingga sesuai dengan kebutuhan pelayanan kesehatan yang diinginkan (;health needs), kebudayaan daerah setempat (;cultures), kondisi alam daerah setempat (;climate), lahan yang tersedia (;sites) dan kondisi keuangan manajemen RS (;budget).

    Pedoman Studi Kelayakan (Feasibility Study) Rumah Sakit ini akan dijadikan dasar acuan dalam mewujudkan Rencana Pembangunan dan Pengembangan suatu Rumah Sakit agar baik dan benar yang akan menjadi acuan bagi pengelola rumah sakit maupun bagi konsultan perencana sehingga masing-masing pihak dapat memiliki persepsi yang sama. Pedoman ini akan menjelaskan langkah-langkah atau proses yang perlu dilakukan dalam menyusun suatu Studi Kelayakan (Feasibility Study) Rumah Sakit.

    1.3. RUANG LINGKUP

    Ruang Lingkup Studi Kelayakan (Feasibility Study) suatu Rumah Sakit meliputi pembahasan Analisis Lingkungan/ Situasi Kecenderungan Aspek Internal dan Eksternal, Analisis Permintaan terkait Kelayakan dari Aspek-aspek yang dapat mempengaruhinya, Analisis Kebutuhan dan Analisis Keuangan serta Rekomendasi Kelayakan dari Rencana Pendirian atau Pengembangan Rumah Sakit tersebut.

    Pelaksanaan Penyusunan Studi Kelayakan (Feasibility Study) sesuai lingkupnya akan dilakukan dalam suatu proses atau langkah-langkah secara bertahap yang akan diuraikan selanjutnya sesuai Tahapannya dan dapat dilihat pada bagan sebagai berikut:

  • Pedoman-Pedoman Pedoman Teknis Dibidang Bangunan dan Sarana Rumah Sakit | 3

    PROSES PENYUSUNNAN STUDI

    KELAYAKAAN

  • 4 | Pedoman-Pedoman Teknis Dibidang Bangunan dan Sarana Rumah Sakit

    1.4 PENGERTIAN

    1.4.1 Rumah sakit

    adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

    mengembangkan Rumah Sakit.

    1.4.2. Rencana Bisnis/ Rencana Strategi

    Sebuah alat manajemen yang digunakan untuk mengelola kondisi saat ini untuk melakukan proyeksi kondisi pada masa depan, sehingga rencana strategis adalah sebuah petunjuk yang dapat digunakan organisasi dari kondisi saat ini untuk menuju tahun-tahun tertentu di masa mendatang. Untuk mencapai strategi ini. Berbagai teknik analisis bisnis dapat digunakan, termasuk analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats).

    1.4.3. Zonasi

    Membagi wilayah/area, gedung-gedung maupun ruangan-ruangan yang ada di Rumah Sakit kedalam area yang memiliki kesamaan sifat dan fungsi kedalam satu wilayah/area yang berdekatan dan saling berhubungan. Tujuan nya adalah untuk memudahkan kendali pencegahan infeksi nasokomial di rumah sakit, memudahkan identifikasi serta klasifikasi wilayah/area, gedung, lantai-lantai dan ruangan serta memudahkan operasional dan pemeliharaan.

    1.4.4. Studi Kelayakan

    Hasil Analisis dan Penjelasan Kelayakan dari segala aspek yang akan mendasari pendirian atau pengembangan suatu Rumah Sakit, terkait dengan penentuan Rencana Kerja Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit yang baru akan dilakukan maupun lanjutan dari yang sudah ada dalam melakukan rencana pengembangan atau peningkatan kelas dari suatu Rumah Sakit.

  • Pedoman-Pedoman Pedoman Teknis Dibidang Bangunan dan Sarana Rumah Sakit | 5

    BAB II PERSIAPAN

    Persiapan pada Penyusunan Studi Kelayakan (Feasibility Study) adalah Tahapan melakukan Kompilasi Data dari seluruh Data yang didapat dari hasil Pengumpulan Data yang terdiri dari Data Primer dan Data Sekunder.

    2.1. PENGUMPULAN DATA PRIMER

    Pengumpulan Data Primer, dapat dilakukan dengan melalui proses Pengamatan atau Observasi langsung / Pengamatan atau Observasi Lapangan sehingga akan didapat seluruh Informasi atau Data secara visual pada wilayah Perencanaan. Pengumpulan Data Primer dapat pula dilakukan dengan cara Wawancara atau Tanya Jawab kepada Instansi-instansi dan pihak-pihak lain yang berkaitan dengan pekerjaan penyusunan ini dan atau dengan langsung kepada masyarakat umum selaku salah satu Pelanggan dari Rumah Sakit. Sifat wawancara bersifat terbuka artinya pengambilan data tidak terpatok pada kuesioner namun dapat dikembangkan secara lisan dengan responden.

    Secara garis besar Data yang didapat dari Pengumpulan Data Primer adalah :

    1. Kondisi Potensi Lahan/ Lokasi

    2. Informasi langsung lainnya yang terkait dengan Kondisi dan Potensi yang ada terkait dengan Standar/ Pedoman dan Ketentuan yang berlaku serta Sasaran dari Rencana Pembangunan/ Pengembangan Rumah Sakit serta informasi keinginan yang ada

    2.2. PENGUMPULAN DATA SEKUNDER

    Pengambilan Data Sekunder, dapat dilakukan dengan mendatangi pula masing-masing Instansi lainnya yang berkaitan sesuai dengan data yang dibutuhkan dalam pekerjaan penyusunan ini. Jika pada salah satu Instansi ternyata Data tidak dipunyai, atau sedang dalam proses pembuatan, atau sedang digunakan untuk keperluan lain maka konsultan dapat mencari pada Instansi lain yang terkait sesuai dengan kebutuhan data atau mencarinya pada Literatur mengenai KeRumah Sakitan lainnya.

    Untuk melaksanakan pekerjaan ini diperlukan Data Internal/ Data Dalam dari rumah sakit yang ada dan atau rumah sakit di wilayah sekitarnya, yang terdiri dari :

    1. Data Kesehatan pada Rumah Sakit yang ada, meliputi :

    - Angka Kesakitan (Morbiditas) Utama Rawat Inap Angka Kematian (Mortalitas)

    - Angka Kelahiran

    - Angka Pasien Rujukan

    - Data Asal Pasien Rawat Jalan, Rawat Gawat Darurat dan Rawat Inap

    - Jumlah Pasien Rawat Jalan

    - Jumlah Pasien Rawat Inap

    - Jumlah Hari Rawat

    - Angka Rata-rata Hari Rawat secara keseluruhan

  • 6 | Pedoman-Pedoman Teknis Dibidang Bangunan dan Sarana Rumah Sakit

    - Jumlah dan Jenis Pelayanan Kesehatan

    - Jumlah dan jenis Tenaga Kesehatan

    - Jumlah dan Jenis Layanan Spesialistik Rumah Sakit

    - Jumlah dan Jenis Layanan Penunjang Medik Rumah Sakit

    - Struktur Organisasi Manajemen Rumah Sakit

    2. Data Lokasi

    - Data Kondisi Lahan Rumah Sakit yang ada dan pengembangannya

    - Bentuk dan Luas Lahan serta Lantai Bangunan yang ada serta rencana perluasannya

    - Kondisi Lingkungan menurut ketentuan daerah setempat.

    - Batas lokasi lahan sekelilingnya

    - Jaringan Listrik, Air Minum, Telkom, Air Kotor/Limbah, Pemadam Kebakaran, Jaringan Gas dan Pembuangan Sampah

    - Data Penggunaan dan ketinggian Bangunan serta Dokumen Perencanaan Bangunan yang ada (Arsitektur, Struktur, Elektrikal dan Mekanikal Bangunan).

    3. Data Finansial/Keuangan

    - Data Tarif Perawatan yang ada di Rumah Sakit

    - Cash Flow Rumah Sakit yang ada

    - Data Kinerja Tahunan Rumah Sakit yang ada

    4. Data Luar/ Data Eksternal Rumah Sakit dan Lingkungan

    a. Data Kesehatan

    - Angka Kesehatan (Morbiditas), Penyakit Utama Rawat Jalan di Puskesmas dan Rumah Sakit

    - Angka Kesakitan (Mortalitas), Penyakit Utama Rawat Inap di Puskesmas dan Rumah Sakit

    - Jumlah Posyandu, Puskesmas Pembantu, Puskesmas dengan Tempat Tidur dan Puskesmas Keliling

    - Jumlah dan Jarak merata Puskesmas Pembantu, Puskesmas DTP dan Puskesmas Keliling dengan Rumah Sakit di wilayah kerja.

    - Jumlah Rumah Sakit di wilayah kerja termasuk Rumah Sakit Swasta.

    - Jarak Antar Rumah Sakit di wilayah Kerja

    - Jumlah Tempat Tidur Rumah Sakit di Wilayah Jangkauan Rumah Sakit.

    - Jumlah dan Jenis tenaga dokter umum dan Spesialis di wilayah kerja.

    - Jumlah tenaga kesehatan lainnya diwilayah kerja

    b. Data Keadaan Lingkungan Sekitar

    - Jalan Pencapaian dan Kondisinya serta Klasifikasi Jalan Lingkungan berupa Jalan Utama maupun Jalan Penghubung lainnya.

  • Pedoman-Pedoman Pedoman Teknis Dibidang Bangunan dan Sarana Rumah Sakit | 7

    - Utilitas bangunan sesuai yang ada apakah wilayah ini sudah memiliki jaringan telepon, listrik, air bersih dan saluran pembuangan serta data kondisinya.

    - Kondisi Topografi wilayah perencanaan.

    - Rencana peruntukkan tanah di sekitar wilayah perencanaan yang terkait dengan Rencana Tata Ruang Kota yang ada (RTBL, RUTR, RDTR, RTRW).

    - Iklim dan cuaca setempat diwilayah ini.

    5. Data Kesehatan Kota/ Kabupaten

    - Data Tarif Perawatan di Rumah Sakit lain sekitar lokasi

    - Sebaran Rumah Sakit sekitar wilayah

    - Pola penyakit daerah setempat.

    6. Data Kebijakan, Pedoman dan Peraturan Pemerintah

    - Kebijakan dan pedoman terkait layanan Kesehatan Rumah Sakit.

    - Peruntukan Tanah diwilayah setempat.

    - Rencana Detail Tata Ruang.

    - Peraturan Teknis yang berlaku setempat , antara lain:

    1) Garis Sempadan Bangunan (;GSB)

    2) Jarak bebas Bangunan

    3) Koefisien Lantai Bangunan (;KLB)

    4) Tinggi maksimal lantai bangunan

    5) Koefisien Dasar Bangunan (;KDB)

    6) Koefisien Daerah Hijau (;KDH)

    7. Data Demografi

    - Luas Wilayah

    - Jumlah Penduduk

    - Angka Kepadatan

    - Laju Pertumbuhan Penduduk

    8. Data Sosial Dan Budaya

    - Agama

    - Peranan Masyarakat

    - Suku Bangsa

    9. Data Ekonomi

    - Mata Pencarian

    - Tingkat Pendapatan

    - Penghasilan setempat berupa Pendapatan Asli Daerah (;PAD)

    - Produk Domestik Regional Bruto (;PDRB) daerah setempat.

  • 8 | Pedoman-Pedoman Teknis Dibidang Bangunan dan Sarana Rumah Sakit

    BAB III ANALISIS SITUASI

    Analisis Situasi dalam Studi Kelayakan (Feasibility Study) dilakukan suatu analisis dari seluruh aspek-aspek baik dari aspek Eksternal sebagai peluang ataupun ancaman maupun aspek Internal yang dapat menjadi kekuatan ataupun kelemahan sehingga aspek-aspek tersebut dapat menjadikan Kecenderungan suatu Rumah Sakit dalam melakukan pembangunan baru atau melakukan pengembangan berupa peningkatan status layanan Rumah Sakit tersebut.

    Untuk menganalisis aspek Ekternal dan aspek Internal perlu dilakukan proyeksi berupa forcasting, kecuali data-data yang tidak memungkinkan tetap disajikan dalam bentuk tabel, diagram batang atau pun diagram pie untuk melihat kecenderungannya.

    Aspek-aspek yang dikaji sebagai analisis situasi diharapkan mendapatkan suatu kecenderungan Rumah Sakit setelah melakukan segmentasi dan posisioning, aspek-aspek tersebut antara lain:

    3.1. Aspek Esternal

    Aspek Eksternal yang akan dianalisis guna melihat peluang yang dapat menjadikan Rumah Sakit untuk terus berkembang di masa mendatang serta melihat ancaman yang perlu diantisipasi oleh Rumah Sakit agar tidak menjadi suatu hambatan di dalam operasional Rumah Sakit kedepannya.

    1. Kebijakan

    Melakukan kajian berupa menganalisis kebijakan dan Pedoman serta Peraturan baik kebijakan dan pedoman yang terkait dengan pendirian atau pengembangan suatu Rumah Sakit dari berbagai aspek Ekternal maupun Peraturan - peraturan Daerah setempat dimana lokasi Rumah Sakit tersebut berada.

    2. Demografi

    Pertumbuhan Demografi suatu wilayah dimana lokasi Rumah Sakit tersebut berada dapat merupakan segmentasi pasar dari layanan kesehatan yang akan diberikan oleh Rumah Sakit tersebut. Untuk melihat kecenderungan demografi perlu diproyeksikan hingga maksimum 20 tahun mendatang dengan dasar data series minimal 3 tahun sebelumnya. Proyeksi demografi yang dimaksud berupa proyeksi :

    a. Jumlah penduduk secara kesuluruhan pada wilayah tertentu berdasarkan kecamatan.

    b. Jumlah penduduk secara kesuluruhan pada wilayah tertentu berdasarkan jenis kelamin.

    c. Jumlah penduduk secara kesuluruhan pada wilayah tertentu berdasarkan usia.

    3. Geografi

    Letak Rumah Sakit secara Geografis sangat berpengaruh tehadap posisioning suatu Rumah Sakit. Posisi lahan Rumah Sakit terhadap Kondisi Wilayah disebelah Utara, Selatan, Barat dan Timur beserta Kondisi Sarana Prasarananya baik sarana kesehatan, perumahan, pendidikan, aksesibilitas dll, yang merupakan penentu posisioning Rumah Sakit yang akan dibangun maupun dalam melakukan pengembangan peningkatan layanan kesehatan.

  • Pedoman-Pedoman Pedoman Teknis Dibidang Bangunan dan Sarana Rumah Sakit | 9

    4. Sosial Ekonomi dan Budaya

    a. Sosial Ekonomi

    Pada kajian ini melihat proyeksi Sosial Ekonomi pada wilayah dimana lokasi Rumah Sakit berada dengan memproyeksikan hingga maksimal 20 tahun mendatang dengan dasar data series minimal 3 tahun sebelumnya terkait dengan kondisi perekonomian penduduk dan perekonomian daerah setempat, berupa proyeksi :

    1) Jumlah penduduk secara kesuluruhan pada wilayah tertentu berdasarkan mata pencaharian

    2) Jumlah penduduk secara kesuluruhan pada wilayah tertentu berdasarkan pendidikan

    3) Jumlah sarana pendidikan di wilayah tertentu dimana lokasi Rumah Sakit berada.

    4) Laju pertumbuhan ekonomi daerah setempat.

    b. Sosial Budaya

    Kajian ini melihat proyeksi Sosial Budaya pada wilayah dimana lokasi Rumah Sakit berada dengan memproyeksikan hingga maksimal 20 tahun mendatang dengan dasar data series minimal 3 tahun sebelumnya terkait, berupa proyeksi Jumlah penduduk secara keseluruhan pada wilayah tertentu berdasarkan agama, serta kajian terhadap kebiasaan atau budaya wilayah terkait dengan pola hidup masyarakat sekitar.

    5. Sumber Daya Manusia/ Ketenaga Kerjaan Kesehatan

    Kajian terhadap ketersediaan SDM/ Ketenagakerjaan di bidang kesehatan pada wilayah dimana Rumah Sakit tersebut berada merupakan pertimbangan yang harus diperhatikan dalam membuat suatu layanan kesehatan Rumah Sakit terutama dikaitkan dengan layanan unggulan. Ketersediaan Sumber Daya Manusia/ Ketenagakerjaan di Bidang Kesehatan antara lain :

    a. Tenaga medis dan penunjang medis

    b. Tenaga keperawatan

    c. Tenaga kefarmasian

    d. Tenaga manajemen Rumah Sakit

    e. Tenaga nonkesehatan

    6. Derajat Kesehatan

    Derajat Kesehatan dalam Penyusunan Studi Kelayakan (Feasibility Study) perlu dilakukan kajian dengan tujuan melihat kecenderungan derajat kesehatan pada wilayah tertentu sehingga dalam menyiapkan fasilitas kesehatan Rumah Sakit sesuai dengan kecenderungan di wilayah dimana lokasi Rumah Sakit berada. Kajian derajat kesehatan yang dimaksud adalah sebagai berikut :

    a. Angka Kematian

    b. Angka Kelahiran

    c. Angka Kesakitan

    d. Jumlah Sarana Kesehatan di wilayah tertentu

    e. Jumlah Tempat Tidur tersedia di wilayah tertentu

    f. Indikator Kinerja Rumah Sakit di wilayah tertentu

  • 10 | Pedoman-Pedoman Teknis Dibidang Bangunan dan Sarana Rumah Sakit

    3.2. Aspek Internal

    Aspek Internal yang akan dianalisis guna melihat kekuatan bagi Rumah Sakit untuk dapat survive dalam melaksanakan operasional yang akan mengurangi ancaman yang terjadi, serta melihat kelemahan yang perlu diantisipasi oleh Rumah Sakit agar tidak menjadi suatu hambatan di dalam operasional Rumah Sakit kedepannya.

    1. Sarana Kesehatan

    Kajian Sarana Kesehatan di sekitar wilayah jangkauan pelayanan Rumah Sakit yang akan dibangun atau pengembangan dimaksud untuk mendapatkan kecenderungan dalam hal pangsa pasar serta pola penentuan Sistim Tarif di wilayah tertentu.

    2. Pola Penyakit dan Epidemiologi

    Kajian Pola Penyakit di Rumah Sakit dimaksudkan untuk melihat kecederungan Pola Penyakit yang banyak terjadi pada Rumah Sakit tersebut dengan memproyeksikan kencenderungan Pola Penyakit guna menentukan unggulan Rumah Sakit.

    3. Teknologi

    Kajian terhadap Kemajuan Teknologi berupa peralatan kesehatan yang terus menerus mengalami perkembangan tentunya sangat berpengaruh terhadap Layanan Kesehatan serta kesiapan SDM Rumah Sakit tersebut.

    4. SDM/ Ketenaga Kerjaan Rumah Sakit

    Kajian terhadap SDM di Rumah Sakit dimaksudkan mengkaji kesiapan SDM di Rumah Sakit terhadap Jenis Layanan Kesehatan yang akan diberikan kepada masyarakat sesuai dengan segmentasi dan posisioning dari Rumah Sakit tersebut.

    5. Organisasi

    Organisasi di Rumah Sakit tentunya akan berpengaruh terhadap Kegiatan Operasional Rumah Sakit yang berdampak kepada Kinerja suatu Rumah Sakit. Bentuk Organisasi akan disesuaikan dengan Jenis Layanan dan Klasifikasi Rumah Sakit.

    6. Kinerja dan Keuangan

    Kondisi Kinerja Rumah Sakit dan Kondisi Keuangan Rumah Sakit berupa Pendapatan dan Pengeluaran Rumah Sakit akan dikaji dan diproyeksikan yang diharapkan dapat melihat kecenderungan dan potensi perkembangan kinerja dan pendapatan Rumah Sakit dimasa mendatang sehingga mendapatkan gambaran kekuatan atau kelemahan rencana pengembangan Rumah Sakit tersebut.

  • Pedoman-Pedoman Pedoman Teknis Dibidang Bangunan dan Sarana Rumah Sakit | 11

    BAB IV ANALISIS PERMINTAAN

    Analisis Permintaan dalam Penyusunan Studi Kelayakan (Feasibility Study) akan membahas tentang Analisis Posisi Kelayakan Rumah Sakit dari 5 (lima) aspek. Berdasarkan Analisis Aspek Eksternal dan Aspek Internal yang telah dilakukan pada Analisis Situasi maka dilakukan analisis yang bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang menjadi kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman yang secara sistematis akan menjadi pertimbangan tehadap kelayakan pembangunan Rumah Sakit tersebut. Hasil analisis tersebut selanjutnya digunakan sebagai acuan untuk menentukan langkah-langkah selanjutnya dalam upaya memaksimalkan Kekuatan (strength) dan memanfaatkan Peluang (opportunity) serta secara bersamaan berusaha untuk meminimalkan Kelemahan (weakness) dan mengatasi Ancaman (threat).

    Aspek-aspek Kelayakan pada Analisis Permintaan ini akan diuraikan berikut ini.

    4.1. LAHAN DAN LOKASI

    Kelayakan lahan dan lokasi tentunya terkait dengan kecenderungan Letak Geografis yang terletak pada wilayah dimana kondisi wilayah disekitarnya sangat mendukung dari aspek penggunaan lahan, infrastruktur dan aksesibilitas serta kecenderungan demografi di wilayah dimana Rumah Sakit berada.

    4.2. KLASIFIKASI KELAS RS

    Kelayakan Klasifikasi Kelas Rumah Sakit akan ditinjau dari kecenderungan data penyakit sehingga dapat memperoleh gambaran Klasifikasi Kelas Rumah Sakit sesuai dengan jenis layanannya serta kesiapan SDM yang dimiliki.

    1. Kapasitas Tempat Tidur (TT)

    Perhitungan Kapasitas Tempat Tidur/ TT, berupa jumlah TT yang harus disiapkan oleh Rumah Sakit tersebut. Prakiraan kebutuhan jumlah TT dapat menggunakan rasio minimal 1/1.000 artinya dari jumlah penduduk pada wilayah jangkauan Rumah Sakit sejumlah 1.000 orang akan dibutuhkan 1 TT. Kecenderungan fasilitas pelayanan kesehatan berupa jumlah total TT pada fasyankes di wilayah tersebut dapat menjadikan dasar sebagai perhitungan kebutuhan kapasitas TT yang selanjutnya akan dibagi berdasarkan klasifikasi kelas perawatan sesuai dengan Analisis Daya Beli masyarakat sekitar sebagai Pangsa Pasar Rumah Sakit serta pemenuhan Pedoman dan Ketentuan yang berlaku.

    2. Jenis Layanan

    Jenis layanan yang akan diberikan kepada masyarakat tentunya akan disesuaikan dengan klasifikasi kelas Rumah Sakit yang akan disiapkan. Jenis layanan tersebut berupa pelayanan medik, penunjang medik, administrasi dan servis.

    3. Layanan Unggulan

    Dari jenis layanan yang akan diberikan tentunya perlu adanya suatu layanan unggulan yang akan disiapkan atas dasar kecenderungan pola penyakit yang terjadi di Rumah Sakit dan di wilayah tempat Rumah Sakit tersebut berada.

  • 12 | Pedoman-Pedoman Teknis Dibidang Bangunan dan Sarana Rumah Sakit

    BAB V ANALISIS KEBUTUHAN

    Analisis kebutuhan merupakan analisis mengenai kebutuhan yang harus disediakan oleh Rumah Sakit secara keseluruhan yang disesuaikan berdasar analisis permintaan yang telah dilakukan.

    Analisis kebutuhan ini dapat memberikan gambaran mengenai rencana pengembangan dari Rumah Sakit tersebut dilihat dari aspek :

    1. KEBUTUHAN LAHAN

    Kebutuhan lahan Rumah Sakit dapat dihitung berdasarkan Program Ruang Rumah Sakit serta kebijakan Pemerintah Daerah setempat mengenai Intensitas Bangunan berupa Koefisien Dasar bangunan (KDB), Koefisien Lantai bangunan (KLB), Garis Sempadan Bangunan (GSB) dan Koefisien Dasar Bangunan (KDH), serta Peruntukan Lahan yang mengizinkan digunakan sebagai Lahan yang dapat dibangun Rumah Sakit.

    2. KEBUTUHAN RUANG

    Kebutuhan Ruang secara keseluruhan dari Rumah Sakit dapat dihitung 1TT sebesar 80 m2 110 m2 disesuaikan dengan Bentuk dan Klasifikasi Rumah Sakitnya.

    3. PERALATAN MEDIS & NON MEDIS

    Peralatan Medis dan Non Medis akan disesuaikan dengan Kapasitas dan Jenis Layanan dari Rumah Sakit tersebut.

    4. SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)

    Dalam hal pemenuhan ketenagaan atau Sumber Daya Manusia (SDM) perlu mempertimbangkan/ memperhitungkan tenaga seefisien dan seefektif mungkin agar menjadikan suatu Manajemen Pengelolaan Rumah Sakit yang optimal.

    5. ORGANISASI & URAIAN TUGAS

    Organisasi dan Uraian Tugas akan disusun sesuai dengan Bentuk dan Klasifikasi Rumah Sakit.

  • Pedoman-Pedoman Pedoman Teknis Dibidang Bangunan dan Sarana Rumah Sakit | 13

    BAB VI ANALISIS KEUANGAN

    Analisis Keuangan memberikan gambaran tentang rencana penggunaan sumber anggaran yang dimiliki, sehingga dapat diketahui tingkat pengembalian biaya yang akan diinvestasikan. Dengan demikian maka pihak pemilik/ investor dapat melihat tingkat keuntungan yang mungkin akan diperoleh.

    Adapun aspek keuangan yang akan dianalisis terdiri dari:

    1. Rencana Investasi dan Sumber Dana

    2. Proyeksi Pendapatan dan Biaya

    3. Proyeksi Cash Flow

    4. Analisis Keuangan : Break Event Point (BEP), Internal Rate of Return (IRR), dan Net Present Value (NPV)

  • 14 | Pedoman-Pedoman Teknis Dibidang Bangunan dan Sarana Rumah Sakit

    BAB VII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI KELAYAKAN

    7.1. KESIMPULAN Bagian kesimpulan dari studi kelayakan (;feasibility study) akan memberikan perspektif dari 4 sudut pandang, yaitu analisis situasi, analisis permintaan, analisis kebutuhan dan analisis keuangan.

    1. Analisis Situasi

    Analisis situasi memberikan informasi tentang aspek eksternal dan aspek internal sebagai suatu kecenderungan Rumah Sakit. Aspek eksternal terdiri dari Kebijakan, Demografi, Geografi, Sosial Ekonomi dan Budaya, SDM Kesehatan, Derajat Kesehatan sedangkan aspek internal terdiri dari Sarana kesehatan, Pola penyakit dan Epidemiologi, Teknologi, SDM Kesehatan di RS, Organisasi, Kinerja dan keuangan

    2. Analisis Permintaan

    Analisis permintaan menggambarkan posisi kelayakan rumah sakit dari berbagai aspek berdasarkan analisis aspek eksternal dan aspek internal yang telah dilakukan pada analisis situasi maka dilakukan analisis yang bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang menjadi kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman yang secara sistematis akan menjadi pertimbangan tehadap kelayakan pembangunan Rumah Sakit tersebut. Hasil analisis tersebut selanjutnya digunakan sebagai acuan untuk menentukan langkah-langkah selanjutnya dalam upaya memaksimalkan kekuatan (strength) dan memanfaatkan peluang (opportunity) serta secara bersamaan berusaha untuk meminimalkan kelemahan (weakness) dan mengatasi ancaman (threat).

    3. Analisis Kebutuhan

    Analisis kebutuhan menggambarkan mengenai kebutuhan yang harus disediakan oleh Rumah Sakit secara keseluruhan yang disesuaikan berdasar analisis permintaan yang telah dilakukan.

    Analisis kebutuhan ini dapat memberikan gambaran mengenai rencana pengembangan dari rumah sakit tersebut dilihat dari aspek kebutuhan lahan, kebutuhan ruang, peralatan medis & non medis, SDM, organisasi & uraian tugas.

    4. Analisis Keuangan

    Mengetahui secara keseluruhan analisis keuangan dari segi :

    a. Rencana Investasi dan Sumber Dana

    b. Proyeksi Pendapatan dan Biaya

    c. Proyeksi Cash Flow

    d. Analisis Keuangan : BEP, Internal Rate of Return, dan Net Present Value

    7.2. REKOMENDASI

    Memberikan gambaran berupa rekomendasi langkah-langkah yang harus ditempuh berdasarkan hasil dari 4 analisis dan dapat pula dijadikan rencana strategi dari manajemen Rumah Sakit tersebut.

  • Pedoman-Pedoman Pedoman Teknis Dibidang Bangunan dan Sarana Rumah Sakit | 15

    BAB VIII PENUTUP

    8.1 Pedoman Studi Kelayakan (Feasibility Study) Rumah Sakit ini diharapkan dapat digunakan sebagai rujukan oleh pengelola fasilitas pelayanan kesehatan, penyedia jasa perencanaan, Pemerintah Daerah, dan instansi yang terkait dengan kegiatan pengaturan dan pengendalian penyelenggaraan pembangunan bangunan fasilitas pelayanan kesehatan, guna menjamin kesehatan penghuni bangunan dan lingkungan terhadap bahaya penyakit.

    8.2 Persyaratan-persyaratan yang lebih spesifik dan atau yang bersifat alternatif, serta penyesuaian Pedoman Studi Kelayakan (Feasibility Study) Rumah Sakit ini oleh masing-masing daerah disesuaikan dengan kondisi daerah.

    8.3. Dalam penyusunan Studi Kelayakan (Feasibility Study) Rumah Sakit dapat berkoordinasi dan berkonsultansi dengan Sub Direktorat Bina Sarana dan Prasarana Kesehatan Direktorat Bina Pelayanan Penunjang Medik dan Sarana Kesehatan.

  • 16 | Pedoman-Pedoman Teknis Dibidang Bangunan dan Sarana Rumah Sakit

  • PEDOMAN PENYUSUNANRENCANA INDUK (MASTER PLAN)

    RUMAH SAKIT

    DIREKTORAT BINA PELAYANAN PENUNJANG MEDIK DAN SARANA KESEHATANSUB DIREKTORAT BINA SARANA DAN PRASARANA KESEHATAN

    TAHUN 2012

  • Pedoman-Pedoman Pedoman Teknis Dibidang Bangunan dan Sarana Rumah Sakit | iii

    DAFTAR ISI

    BAB - I PENDAHULUAN 11.1 Umum 1 Dijelaskan mengenai hasil-hasil survey (kesimpulan)1.2 Maksud dan Tujuan 21.3 Ruang Lingkup 21.4 Pengertian 4

    BAB - II PERSIAPAN 5

    2.1. Pengumpulan Data Primer 52.2. Pengumpulan Data Sekunder 5

    BAB - III ANALISIS KONDISI UMUM 9

    3.1. Aspek Eksternal 93.2. Aspek Internal 11

    BAB - IV MASTER PROGRAM 12 BAB - V PROGRAM FUNGSI 14

    5.1. Aktivitas Kerja 145.2. Hubungan Fungsional 155.3. Pengelompokan/ Zonasi 165.4. Pola Sirkulasi Kegiatan Rumah Sakit 165.5. Kebutuhan Pembiayaan 19

    BAB - VI RENCANA BLOK BANGUNAN DAN KONSEP UTILITAS RUMAH SAKIT 20

    6.1. Perencanaan Blok Plan 206.2. Perencanaan Konsep Utilitas 20

    BAB - VII RENCANA INDUK/ MASTER PLAN RS 21 BAB - VIII PENUTUP 22

  • Pedoman-Pedoman Pedoman Teknis Dibidang Bangunan dan Sarana Rumah Sakit | 1

    BAB I PENDAHULUAN

    1.1. UMUM

    Perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 Pasal 28 Bagian H ayat (1) telah menegaskan bahwa setiap orang berhak memperoleh pelayanan kesehatan, kemudian dalam Pasal 34 ayat (3) dinyatakan negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak. Undang Undang nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan pada pasal 19 menyebutkan bahwa Pemerintah bertanggung jawab atas ketersediaan segala bentuk upaya kesehatan yang bermutu, aman, efisien dan terjangkau.

    Dalam Undang-Undang nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit pasal 7 ayat (1) menyebutkan Rumah Sakit harus memenuhi persyaratan lokasi, bangunan, prasarana, sumber daya manusia, kefarmasian, dan peralatan. Pada pasal 8 ayat (1) disebutkan bahwa persyaratan lokasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) harus memenuhi ketentuan mengenai kesehatan, keselamatan lingkungan, dan tata ruang, serta sesuai dengan hasil kajian kebutuhan dan kelayakan penyelenggaraan Rumah Sakit, demikian juga pada ayat (3) disebutkan bahwa ketentuan mengenai tata ruang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan peruntukan lokasi yang diatur dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota, Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan dan/atau Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan. Kemudian dalam Bagian Ketiga tentang Bangunan, pasal 9 butir (b) menyebutkan bahwa persyaratan teknis bangunan Rumah Sakit, sesuai dengan fungsi, kenyamanan dan kemudahan dalam pemberian pelayanan serta perlindungan dan keselamatan bagi semua orang termasuk penyandang cacat, anak-anak, dan orang usia lanjut. Hal ini sejalan dengan Undang Undang nomor 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung dimana pada pasal 7 ayat (3) disebutkan bahwa persyaratan teknis bangunan gedung meliputi persyaratan tata bangunan dan persyaratan keandalan bangunan yang meliputi persyaratan keselamatan, kesehatan, kenyamanan dan kemudahan.

    Rencana membangun atau mengembangkan suatu Rumah Sakit akan dilakukan setelah mengetahui Jenis layanan Kesehatan Rumah Sakit serta kapasitas Tempat Tidur (TT) yang akan dilakukan dan disediakan untuk masyarakat sesuai dengan Hasil Kajian Studi Kelayakan/ Feasibility Study.

    Rencana ini selanjutnya akan disusun dalam suatu Kajian berupa Penyusunan Rencana Induk/ Master Plan yang menggambarkan Rencana Pembangunan dan atau Pengembangan serta Rencana Pentahapan Pelaksanaannya yang dilihat dari semua aspek secara komprehensif dan berkesinambungan serta utuh sebagai satu kesatuan Fasilitas Sarana dan Prasarana Rumah Sakit.

    Pembangunan Fasilitas Sarana Prasarana Rumah Sakit diperlukan adanya suatu perencanaan yang terpadu secara keseluruhan dalam jangka waktu maksimal 20 tahun mendatang dan dapat dilakukan pengkajian ulang sesuai kebutuhan, yang walaupun dilaksanakan secara bertahap perencanaan ini akan menjadi dasar acuan penyusunan perencanaan detail desain bangunan Rumah Sakit tersebut, yang selanjutnya akan digunakan dalam pelaksanaan pembangunan konstruksi fisik guna memperoleh hasil yang maksimal nantinya dalam satu kesatuan yang terpadu dan berkesinambungan.

    Pekerjaan Penyusunan Rencana Induk/ Master Plan adalah salah satu tahapan atau bagian dari pekerjaan yang dilakukan pada Tahap Awal Pekerjaan Perencanaan dan Perijinan, yang disusun

  • 2 | Pedoman-Pedoman Teknis Dibidang Bangunan dan Sarana Rumah Sakit

    dengan berdasarkan hasil Studi Analisis terhadap Kondisi Potensi, Kebijakan dan Batasan yang ada sehingga dapat dihasilkan suatu perencanaan Rencana Induk/ Master Plan yang terintegrasi.

    1.2. MAKSUD DAN TUJUAN

    Pedoman Master Plan Rumah Sakit ini dimaksudkan agar dalam menyusun rencana secara keseluruhan yang berkesinambungan dan terpadu untuk melaksanakan fungsi sepenuhnya sebagai Rumah Sakit yang terus berkembang dalam peningkatan layanannya secara terinci dalam tahapan-tahapan pengadaan sumber daya manusia, pembiayaan, maupun prasarana dan sarana fisik bangunannya, yang tersusun dalam suatu Rencana Induk/ Master Plan Rumah Sakit.

    Pedoman Master Plan Rumah Sakit ini akan dijadikan dasar acuan dalam mewujudkan Rencana Pembangunan dan Pengembangan suatu Rumah Sakit agar baik dan benar yang akan menjadi acuan bagi pengelola rumah sakit maupun bagi konsultan perencana sehingga masing-masing pihak dapat memiliki persepsi yang sama. Pedoman ini akan menjelaskan langkah-langkah atau proses yang perlu dilakukan dalam menyusun suatu Rencana Induk/ Master Plan Rumah Sakit.

    1.3. RUANG LINGKUP

    Ruang lingkup Penyusunan Rencana Induk/ Master Plan ini meliputi Pembahasan Kecenderungan Eksternal dan Internal, Master Program, Program Fungsi, Rencana Block Plan dan Konsep Utilitas serta Rencana Pentahapan Pelaksanaan Pembangunan Fisik Sarana dan Prasarana Rumah Sakit dari semua aspek secara komprehensif dan berkesinambungan, yang Tahapan prosesnya dapat dilihat pada bagan dibawah ini:

  • Pedoman-Pedoman Pedoman Teknis Dibidang Bangunan dan Sarana Rumah Sakit | 3

    PROSES PENYUSUNAN MASTER PLAN

  • 4 | Pedoman-Pedoman Teknis Dibidang Bangunan dan Sarana Rumah Sakit

    1.4. PENGERTIAN

    1.4.1 Rumah sakit

    adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

    1.4.2. Rencana Induk/ Master Plan

    Rencana dan langkah-langkah dari tahapan yang harus dilakukan oleh pihak Penentu (Pemilik/Penyandang Dana ataupun Pengelola Rumah Sakit) dalam rangka mewujudkan target dan sasarannya dalam membangun dan mengembangkan Rumah Sakit.

    1.4.3. Rencana Blok (Block Plan)

    Peletakan massa-massa bangunan dengan bentuk rencana atapnya yang ditempatkan pada permukaan suatu tapak, dimana konsep tata letak memperhatikan hubungan (pola aktifitas) antar massa bangunan tersebut.

    1.4.4. Rencana Bisnis/ Rencana Strategi

    Sebuah alat manajemen yang digunakan untuk mengelola kondisi saat ini untuk melakukan proyeksi kondisi pada masa depan, sehingga rencana strategis adalah sebuah petunjuk yang dapat digunakan organisasi dari kondisi saat ini untuk menuju tahun-tahun tertentu di masa mendatang. Untuk mencapai strategi ini. Berbagai teknik analisis bisnis dapat digunakan, termasuk analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats).

    1.4.5. Zonasi

    Membagi wilayah/area , gedung-gedung maupun ruangan-ruangan yang ada di Rumah Sakit kedalam area yang memiliki kesamaan sifat dan fungsi kedalam satu wilayah/area yang berdekatan dan saling berhubungan. Tujuan nya adalah untuk memudahkan kendali pencegahan infeksi nasokomial di rumah sakit, memudahkan identifikasi serta klasifikasi wilayah/area, gedung, lantai-lantai dan ruangan serta memudahkan operasional dan pemeliharaan.

    1.4.6. Studi Kelayakan

    Hasil Analisis dan Penjelasan Kelayakan dari segala aspek yang akan mendasari pendirian atau pengembangan suatu Rumah Sakit, terkait dengan penentuan Rencana Kerja Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit yang baru akan dilakukan maupun lanjutan dari yang sudah ada dalam melakukan rencana pengembangan atau peningkatan kelas dari suatu Rumah Sakit.

  • Pedoman-Pedoman Pedoman Teknis Dibidang Bangunan dan Sarana Rumah Sakit | 5

    BAB II PERSIAPAN

    Persiapan pada Penyusunan Rencana Induk/ Master Plan adalah suatu Tahapan pekerjaan dimana dilakukan Kompilasi Data yang didapat dari hasil Pengumpulan Data, yang terdiri dari Data Primer maupun Data Sekunder. Pengumpulan Data untuk penyusunan Rencana Induk Pembangunan Rumah Sakit Baru dan Rencana Induk Pengembangan Rumah Sakit disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi.

    2.1. PENGUMPULAN DATA PRIMER

    Pengumpulan Data Primer, dilakukan dengan pengamatan atau observasi langsung/ pengamatan lapangan sehingga akan didapat informasi atau data secara visual pada wilayah perencanaan. Pengumpulan Data Primer dapat pula dilakukan dengan cara Wawancara atau Tanya Jawab kepada Instansi terkait, Pihak yang berkaitan dengan pekerjaan penyusunan ini dan atau dengan Masyarakat Umum selaku Pelanggan dari Rumah Sakit. Sifat wawancara yang dilakukan terbuka, dimana pengambilan data tidak terpatok hanya pada kuesioner saja namun dapat dikembangkan secara lisan dengan responden.

    Secara garis besar data yang didapat dari Data Primer adalah :

    1. Kondisi Lahan/ Lokasi yang akan dibangun atau dikembangkan sebagai Fasilitas Sarana dan Prasarana Rumah Sakit.

    2. Informasi lainnya yang terkait dengan rencana dari Manajemen Rumah Sakit.

    3. Informasi keinginan masyarakat sekitar terkait Layanan Kesehatan Rumah Sakit

    2.2. PENGUMPULAN DATA SEKUNDER

    Pengumpulan Data Sekunder, dilakukan dengan mendatangi masing-masing Instansi terkait sesuai dengan Data yang dibutuhkan dalam pekerjaan penyusunan ini. Jika pada salah satu Instansi ternyata Data tidak dipunyai, atau sedang dalam proses pembuatan, atau sedang digunakan untuk keperluan lain maka Data dapat mencari pada instansi lain yang terkait sesuai dengan kebutuhan data tersebut.

    Untuk melaksanakan pekerjaan ini diperlukan data-data:

    2.2.1. Data Dalam/Internal dari Rumah Sakit

    1. Data Kesehatan

    - Angka Kesakitan (Morbiditas) Utama Rawat Inap Rumah Sakit

    - Angka Kematian (Mortalitas) pada Rumah Sakit.

    - Angka Kelahiran

    - Angka Pasien Rujukan

    - Data Asal Pasien Rawat Jalan, Rawat Gawat Darurat dan Rawat Inap di Rumah Sakit

    - Jumlah Pasien Rawat Jalan pada Rumah Sakit

  • 6 | Pedoman-Pedoman Teknis Dibidang Bangunan dan Sarana Rumah Sakit

    - Jumlah Pasien Rawat Inap pada Rumah Sakit

    - Jumlah Hari Rawat pada Rumah Sakit

    - Angka Rata-rata Hari Rawat di Rumah Sakit secara keseluruhan

    - Jumlah dan Jenis Pelayanan Kesehatan pada Rumah Sakit

    - Jumlah dan jenis Tenaga Dokter pada Rumah Sakit

    - Jumlah Tenaga Paramedik Perawatan di Rumah Sakit

    - Jumlah Tenaga Peramedik Non Perawatan di Rumah Sakit

    - Jumlah Tenaga Non medik di Rumah Sakit

    - Jumlah dan Jenis Layanan Spesialistik di Rumah Sakit

    - Jumlah dan Jenis Layanan Penunjang Medik di Rumah Sakit

    - Struktur Organisasi Manajemen Rumah Sakit

    2. Data Lokasi

    - Data Kondisi Lahan Rumah Sakit yang ada dan rencana pengembangannya

    - Bentuk dan Luas Lahan dan Lantai Bangunan yang ada serta rencana perluasannya

    - Kondisi Lingkungan menurut ketentuan Pemerintah Daerah setempat pada Lahan yang ada dan sekitarnya

    - Batas lokasi lahan sebelah Utara/ Selatan/ Timur/ Barat atau Depan/ Belakang/ Kiri/ Kanan lokasi Lahan

    - Jaringan Listrik, Air Minum, Telepon, Air Kotor / Limbah, Pemadam Kebakaran, Jaringan Gas dan Pembuangan Sampah

    - Data Penggunaan dan Ketinggian Bangunan serta Dokumen Perencanaan Bangunan yang ada (Arsitektur, Struktur, Elektrikal dan Mekanikal Bangunan)

    3. Data Studi Terdahulu

    - Studi Kelayakan Rumah Sakit terdahulu yang masih berlaku

    - Rencana Bisnis atau Rencana Strategi Rumah Sakit

    2.2.2. Data Eksternal Rumah Sakit dan Lingkungan

    1. Data Kesehatan

    a. Angka Kesehatan (Morbiditas) penyakit utama Rawat Jalan di Puskesmas dan Rumah Sakit

    b. Angka Kesakitan (Morbilitas) penyakit utama Rawat Inap di Puskesmas dan Rumah Sakit

    c. Jumlah Posyandu, Puskesmas Pembantu, Puskesmas dengan tempat tidur dan Puskesmas Keliling

    d. Jumlah dan Jarak merata Puskesmas Pembantu, Puskesmas DTP dan Puskesmas Keliling dengan Rumah Sakit di wilayah kerja

    e. Jumlah Rumah Sakit di wilayah kerja termasuk Rumah Sakit Swasta

    f. Jarak Antar Rumah Sakit di wilayah Kerja

  • Pedoman-Pedoman Pedoman Teknis Dibidang Bangunan dan Sarana Rumah Sakit | 7

    g. Jumlah Tempat Tidur Rumah Sakit di Wilayah Jangkauan Rumah Sakit

    h. Jumlah dan Jenis Tenaga Dokter Umum dan Spesialis di wilayah kerja

    i. Jumlah Tenaga Para Medik Perawatan, Para Medik Non Perawatan dan Tenaga Non Medik diwilayah kerja

    2. Data Keadaan Lingkungan Sekitar

    a. Jalan Pencapaian dan Kondisinya serta Klasifikasi Jalan Lingkungan berupa Jalan Utama maupun Jalan Penghubung lainnya.

    b. Utilitas Bangunan sesuai yang ada apakah wilayah ini sudah memiliki Jaringan Telepon, Listrik, Air Bersih dan Saluran Pembuangan serta data kondisinya.

    c. Kondisi Topografi wilayah perencanaan.

    d. Rencana peruntukkan tanah di sekitar wilayah perencanaan yang terkait dengan Rencana Tata Ruang Kota yang ada (RTBL, RUTR, RDTR, RTRW).

    e. Iklim dan Cuaca setempat diwilayah ini.

    3. Data Kesehatan Kota/Kabupaten

    a. Data Tarif Perawatan di Rumah Sakit lain sekitar lokasi

    b. Sebaran Rumah Sakit sekitar wilayah

    c. Pola penyakit Kota/ Kabupaten

    4. Data Kebijakan dan Pedoman serta Peraturan Pemerintah Setempat

    a. Kebijakan dan Pedoman terkait Layanan Kesehatan Rumah Sakit

    b. Peruntukan Tanah diwilayah setempat

    c. Peraturan Teknis yang berlaku setempat , antara lain:

    1) Garis Sempadan Bangunan (;GSB)

    2) Jarak bebas Bangunan

    3) Koefisien Lantai Bangunan (;KLB)

    4) Tinggi maksimal lantai bangunan

    5) Koefisien Dasar Bangunan (;KDB)

    6) Koefisien Daerah Hijau (;KDH)

    5. Data Demografi

    a. Luas Wilayah

    b. Jumlah Penduduk berdasarkan usia, jenis kelamin, pendidikan, dll

    c. Angka Kepadatan

    d. Laju Pertumbuhan Penduduk

    6. Data Sosial Dan Budaya

    a. Agama

    b. Peranan Masyarakat

    c. Suku Bangsa

  • 8 | Pedoman-Pedoman Teknis Dibidang Bangunan dan Sarana Rumah Sakit

    7. Data Ekonomi

    a. Mata Pencarian

    b. Tingkat Pendapatan

    c. Penghasilan setempat berupa Pendapatan Asli Daerah (;PAD)

    d. Produk Domestik Regional Bruto (;PDRB) daerah setempat.

  • Pedoman-Pedoman Pedoman Teknis Dibidang Bangunan dan Sarana Rumah Sakit | 9

    BAB III ANALISIS KONDISI UMUM

    Analisis Kondisi Umum dalam Pekerjaan Penyusunan Rencana Induk/ Master Plan adalah melakukan analisiis dari seluruh aspek-aspek baik dari aspek Eksternal maupun aspek Internal sehingga aspek-aspek tersebut dapat menjadikan rumusan Kecenderungan suatu Rumah Sakit dalam melakukan pembangunan baru atau melakukan pengembangan berupa peningkatan status layanan Rumah Sakit, yang disebut Perumusan Kecenderungan atau Master Program.

    Analisis ini dilakukan untuk mengkaji ulang Data yang ada walaupun di dalam Analisis Situasi pada Studi Kelayakan telah dilakukan, dan hasil dari Analisis Kondisi Umum pada penyusunan Rencana Induk/ Master Plan adalah untuk perumusan Master Program.

    Untuk menganalisis Aspek Ekternal dan Aspek Internal perlu dilakukan proyeksi berupa forcasting, kecuali data yang tidak memungkinkan tetap disajikan dalam bentuk tabel, diagram batang atau pun diagram pie untuk melihat kecenderungannya.

    Aspek-aspek yang dikaji sebagai Analisis Kondisi Umum diharapkan mendapatkan suatu kecenderungan Rumah Sakit, aspek-aspek tersebut antara lain:

    3.1. ASPEK EKSTERNAL

    Aspek Eksternal yang akan dianalisis guna melihat peluang yang dapat menjadikan Rumah Sakit untuk terus berkembang di masa mendatang serta melihat ancaman yang perlu diantisipasi oleh Rumah Sakit agar tidak menjadi suatu hambatan di dalam operasional Rumah Sakit kedepannya.

    1. Kebijakan

    Melakukan Kajian berupa menganalisis Kebijakan dan Pedoman serta Peraturan, baik Kebijakan dan Pedoman yang terkait dengan pembangunan baru atau pengembangan suatu Rumah Sakit dari berbagai aspek ekternal maupun peraturan-peraturan Pemerintah Daerah setempat dimana lokasi Rumah Sakit tersebut berada.

    2. Geografi

    Letak Rumah Sakit secara geografis sangat berpengaruh tehadap posisioning suatu Rumah Sakit. Posisi lahan Rumah Sakit terhadap kondisi wilayah disebelah utara, selatan, barat dan timur beserta kondisi sarana prasarananya baik sarana kesehatan, perumahan, pendidikan, aksesibilitas dll, merupakan penentu posisioning Rumah Sakit yang akan dibangun maupun melakukan pengembangan peningkatan Layanan Kesehatan Rumah Sakit.

    3. Demografi

    Pertumbuhan Demografi suatu wilayah dimana lokasi Rumah Sakit tersebut berada dapat merupakan segmentasi pasar dari layanan kesehatan yang akan diberikan oleh Rumah Sakit tersebut. Untuk melihat kecenderungan Demografi perlu diproyeksikan hingga maksimal 20 tahun mendatang dengan dasar data series minimal 3 tahun sebelumnya. Proyeksi Demografi yang dimaksud berupa proyeksi:

    a. Jumlah penduduk secara kesuluruhan pada wilayah tertentu berdasarkan kecamatan.

    b. Jumlah penduduk secara kesuluruhan pada wilayah tertentu berdasarkan jenis kelamin.

    c. Jumlah penduduk secara kesuluruhan pada wilayah tertentu berdasarkan usia.

  • 10 | Pedoman-Pedoman Teknis Dibidang Bangunan dan Sarana Rumah Sakit

    4. Sosial Ekonomi dan Budaya

    a. Sosial Ekonomi

    Pada Kajian ini melihat proyeksi Sosial Ekonomi pada wilayah dimana lokasi Rumah Sakit berada dengan memproyeksikan hingga maksimal 20 tahun mendatang dengan dasar data series minimal 3 tahun sebelumnya terkait dengan kondisi perekonomian penduduk dan perekonomian daerah terkait, berupa proyeksi:

    1) Jumlah penduduk secara kesuluruhan pada wilayah tertentu berdasarkan mata pencaharian

    2) Jumlah penduduk secara keseluruhan pada wilayah tertentu berdasarkan pendidikan

    3) Jumlah sarana pendidikan di wilayah tertentu dimana lokasi Rumah Sakit berada.

    4) Laju pertumbuhan ekonomi daerah setempat.

    b. Sosial Budaya

    Kajian ini melihat proyeksi Sosial Budaya pada wilayah dimana lokasi Rumah Sakit berada dengan memproyeksikan hingga maksimal 20 tahun mendatang dengan dasar data series minimal 3 tahun sebelumnya terkait, berupa proyeksi Jumlah penduduk secara kesuluruhan pada wilayah tertentu berdasarkan agama, serta kajian terhadap kebiasaan atau budaya wilayah terkait dengan pola hidup masyarakat sekitar.

    5. Sumber Daya Manusia/Tenaga Kesehatan

    Kajian terhadap ketersediaan Sumber Daya Manusia (SDM)/ Ketenagakerjaan di Bidang Kesehatan pada wilayah dimana Rumah Sakit tersebut berada merupakan pertimbangan yang harus diperhatikan dalam membuat suatu Layanan Kesehatan Rumah Sakit terutama dikaitkan dengan Layanan Unggulan.

    Ketersediaan SDM/ Ketenagakerjaan di bidang Kesehatan antara lain :

    a. Tenaga medis dan penunjang medis

    b. Tenaga keperawatan

    c. Tenaga kefarmasian

    d. Tenaga manajemen Rumah Sakit

    e. Tenaga nonkesehatan

    6. Derajat Kesehatan

    Derajat kesehatan dalam penyusunan Rencana Induk/ Master Plan perlu dilakukan Kajian, dengan tujuan melihat kecenderungan derajat kesehatan pada wilayah tertentu sehingga dalam menyiapkan Fasilitas Kesehatan Rumah Sakit sesuai dengan kecenderungan di wilayah dimana lokasi Rumah Sakit tersebut berada.

    Kajian Derajat Kesehatan yang dimaksud adalah sebagai berikut:

    a. Angka Kematian

    b. Angka Kelahiran

    c. Angka Kesakitan

    d. Jumlah Fasilitas Pelayanan Kesehatan

    e. Jumlah Tempat Tidur tersedia

    f. Indikator Kinerja Rumah Sakit

  • Pedoman-Pedoman Pedoman Teknis Dibidang Bangunan dan Sarana Rumah Sakit | 11

    3.2. ASPEK INTERNAL

    Aspek Internal yang akan dianalisis guna melihat kekuatan bagi Rumah Sakit untuk dapat melaksanakan operasional secara berkesinambungan dengan mengantisipasi ancaman yang kemungkinan terjadi, serta melihat kelemahan yang perlu diantisipasi oleh Rumah Sakit agar tidak menjadi suatu hambatan di dalam operasional Rumah Sakit kedepannya.

    1. Bangunan Kesehatan

    Kajian bangunan kesehatan di sekitar wilayah jangkauan pelayanan Rumah Sakit yang akan dibangun atau pengembangan dimaksud untuk mendapatkan kecenderungan dalam hal pangsa pasar serta pola tarif di wilayah tertentu.

    2. Pola Penyakit Di Rumah Sakit

    Kajian Pola Penyakit di Rumah Sakit dimaksudkan untuk melihat kecederunagn Pola Penyakit yang banyak terjadi pada Rumah Sakit tersebut dengan memproyeksikan kencenderungan Pola Penyakit guna menentukan Unggulan Layanan Kesehatan Rumah Sakit serta penyiapan Fasilitas Sarana dan Prasarananya.

    3. Teknologi

    Kajian terhadap kemajuan Teknologi berupa Peralatan Kesehatan/ Sumber Daya Alat (SDA) yang terus menerus mengalami perkembangan tentunya sangat berpengaruh terhadap Layanan Kesehatan serta kesiapan SDM Rumah Sakit tersebut.

    4. Sumber Daya Manusia/Tenaga Kesehatan Di Rumah Sakit

    Kajian terhadap Sumber Daya Manusia (SDM)/ Ketenagakerjaan di Rumah Sakit dimaksudkan mengkaji kesiapan SDM di Rumah Sakit terhadap Jenis Layanan Kesehatan Rumah Sakit yang akan diberikan kepada masyarakat sesuai dengan segmentasi dan posisioning dari Rumah Sakit tersebut.

    5. Organisasi

    Organisasi di Rumah Sakit tentunya akan berpengaruh terhadap kegiatan operasional Rumah Sakit yang berdampak kepada kinerja suatu Rumah Sakit. Bentuk organisasi akan disesuaikan dengan jenis layanan dan tipe Rumah Sakit.

    6. Kinerja dan Keuangan

    Kondisi kinerja Rumah Sakit dan kondisi keuangan Rumah Sakit berupa pendapatan dan pengeluaran Rumah Sakit akan dikaji dan diproyeksikan yang diharapkan dapat melihat kecenderungan dan potensi perkembangan kinerja dan pendapatan Rumah Sakit dimasa mendatang sehingga mendapatkan gambaran kekuatan atau kelemahan rencana pengembangan Rumah Sakit tersebut.

  • 12 | Pedoman-Pedoman Teknis Dibidang Bangunan dan Sarana Rumah Sakit

    BAB IV MASTER PROGRAM

    Dalam melaksanakan pembangunan baru atau pengembangan suatu Layanan Kesehatan Rumah Sakit, tentunya dilakukan dengan melalui berbagai macam tahapan baik mulai dari Studi Kelayakan, Studi Lingkungan, Penyusunan Master Plan, Perencanaan Fisik hingga Pelaksanaan Pembangunan Fisik. Pada Tahap Awal Studi yang telah dilakukan adalah Penyusunan Studi Kelayakan (;Feasibility Study) Rumah Sakit, dimana pada tahap ini telah dapat menentukan Master Program Rumah Sakit. Namun Master Program juga dapat ditentukan melaui Analisis Kondisi Umum yang dilakukan pada Analisis Rencana Induk/ Master Plan ini.

    Master Program merupakan perumusan kecenderungan Rumah Sakit yang menggambarkan secara umum Layanan Kesehatan Rumah Sakit yang akan dapat diberikan kepada masyarakat.

    Hasil Studi Kelayakan ataupun Analisis Kondisi Umum pada Analisis Rencana Induk/ Master Plan ini sangat menentukan Master Program berupa perumusan kecederungan karena telah mengkaji seluruh aspek baik Aspek Eksternal yaitu yang telah memberi gambaran mengenai segmentasi baik dari aspek geografi, demografi, sosesbud, derajat kesehatan dan ketenagakerjaan serta Aspek Internal yang memberikan gambaran mengenai kondisi Rumah Sakit dilihat dari aspek lahan, lokasi, SDM dan organisasi, Teknologi hingga kemampuan dari Pendanaan/ Pembiayaan.

    Master Program dalam Rencana Induk/ Master Plan, dapat terdiri dari:

    1. Jenis Layanan dan Unggulan Rumah Sakit

    Jenis layanan yang akan diberikan kepada masyarakat tentunya akan disesuaikan dengan klasifikasi kelas Rumah Sakit yang akan disiapkan. Jenis layanan tersebut berupa Pelayanan Medik dan Perawatan, Penunjang Medik dan Operasional, Penunjang Umum dan Administrasi. Dari jenis layanan yang akan diberikan tentunya perlu adanya suatu Layanan Unggulan yang akan disiapkan atas dasar kecenderungan pola penyakit yang terjadi di Rumah Sakit dan di wilayah tempat Rumah Sakit tersebut berada.

    2. Penetapan Kelas Rumah Sakit

    Penetapan Kelas Rumah Sakit akan ditinjau dari kecenderungan data penyakit sehingga dapat memperoleh gambaran Kapasitas Kualitas dan Kuantitas Layanan Kesehatan yang akan dilakukan, atau klasifikasi kelas Rumah Sakit sesuai dengan Jenis layanannya serta kesiapan SDM yang dimiliki dan Fasilitas Sarana dan Prasarana yang akan disediakan (al. Bangunan, Peralatan dan Jumlah Tempat Tidur/ TT).

    3. Kapasitas Tempat Tidur/ TT dan Klasikfikasi Kelas Perawatan

    Perhitungan Kapasitas Tempat Tidur/ TT, berupa jumlah TT yang harus disiapkan oleh Rumah Sakit tersebut. Perkiraan kebutuhan jumlah TT dapat menggunakan rasio minimal 1/1.000 artinya dari jumlah penduduk pada wilayah jangkauan Rumah Sakit sejumlah 1.000 orang akan dibutuhkan 1 TT. Kecenderungan fasilitas pelayanan kesehatan berupa jumlah total TT pada fasyankes di wilayah tersebut dapat menjadikan dasar sebagai perhitungan kebutuhan kapasitas TT yang selanjutnya akan dibagi berdasarkan klasifikasi kelas perawatan sesuai dengan Analisis Daya Beli masyarakat sekitar sebagai Pangsa Pasar Rumah Sakit serta pemenuhan Pedoman dan Ketentuan yang berlaku.

  • Pedoman-Pedoman Pedoman Teknis Dibidang Bangunan dan Sarana Rumah Sakit | 13

    4. Perhitungan SDM dan Struktur Organisasi

    Dalam hal pemenuhan ketenagaan atau Sumber Daya Manusia (SDM) perlu mempertimbangkan/ memperhitungkan tenaga seefektif mungkin agar menjadikan suatu Manajemen Rumah Sakit yang baik. Dalam membentuk suatu Struktur Organisasi dan uraian tugas akan disusun sesuai dengan klasifikasi kelas Rumah Sakit dan Standar atau Ketentuan yang berlaku.

    5. Kebutuhan Ruang Bangunan Rumah Sakit

    Kebutuhan Ruang Bangunan Rumah Sakit akan desesuaikan dengan Jenis dan Kapasitas Layanan serta Aktifitas yang akan diberikan oleh Rumah Sakit kepada masyarakat. Perhitungan besaran ruangan masing-masing ruangan pada bangunan berdasarkan fungsi akan dihitung sesuai dengan standar Arsitektur serta Pedoman Teknis di Bidang Sarana dan Prasarana Rumah Sakit. Secara perhitungan kasar Standar Luas Lantai Bangunan total Rumah Sakit dapat dihitung sebesar 80 110 m2 / TT.

  • 14 | Pedoman-Pedoman Teknis Dibidang Bangunan dan Sarana Rumah Sakit

    BAB V PROGRAM FUNGSI

    Program Fungsi merupakan suatu penjelasan secara rinci dari Master Program atau Perumusan Kecenderungan Rumah Sakit dalam bentuk-bentuk kegiatan pada Rumah Sakit, berupa :

    5.1. AKTIVITAS KERJA

    Aktivitas Rumah Sakit sangat dipengaruhi oleh Kinerja Rumah Sakit. Aktivitas Rumah Sakit dapat dipengaruhi oleh penempatan fungsi-fungsi ruangan yang harus berkaitan atau berhubungan dengan akses yang mudah dan cepat antara fungsi-fungsi yang berkaitan.

    Secara umum Pola akitifitas di Rumah Sakit terdiri dari aktivitas-aktivitas:

    1. Dalam Bangunan Rumah Sakit

    Pola aktivitas dan sirkulasi yang terbentuk dari adanya pergerakan yang timbul dari kegiatan - kegiatan yang berlangsung di dalam bangunan Rumah Sakit, yang terdiri atas kegiatan perawatan medik, pelayanan penunjang medik dan non medik, Administrasi dan rekam medik, servis dan utilitas, serta pelayanan perawatan gawat darurat, dapat diuraikan sebagai berikut :

    a. Pola yang terbentuk dari adanya kegiatan Pelayanan Medis baik alur pasien, Tenaga Medis dan Penunjang Medis, Tenaga Non Medis serta Pengunjung atau Pengantar/ Keluarga pasien serta alur peralatan.

    b. Pola sirkulasi aktivitas seluruh kegiatan Rumah Sakit dengan pengaturan alur tersebut diatas memenuhi ketentuan dalam upaya pencegahan dan pengendalian infeksi di Rumah Sakit.

    c. Pelayanan Penunjang Medis dan Non Medis yang terbentuk akibat adanya kegiatan Medis dan penunjangnya.

    d. Pelayanan dan Asuhan Keperawatan yang terbentuk adanya kegiatan Tenaga, Peralatan Medis dan Non Medis, Pasien dan keluarganya serta pengunjung lainnya pada rawat Jalan dan Rawat Inap.

    e. Pelayanan Rujukan yang terbentuk akibat adanya persyaratan dari yang melakukan perujukan terhadap Rumah Sakit dalam pelayanan Medis dan Non Medis

    f. Pelaksanaan Administrasi Umum dan Keuangan terjadi dengan adanya kegiatan Administrasi Umum dan Keuangan guna tercapainya Tertib Administrasi dan percepatan pelayanan, dimana terjadi kegiatan petugas, pasien dan keluarganya serta berkas/ file.

    2. Luar Bangunan Rumah Sakit

    Pola aktifitas yang terbentuk dari adanya kegiatan-kegiatan yang terjadi di luar bangunan Rumah Sakit, yang terdiri atas pergerakan kendaraan: pengunjung, pasien rawat jalan dan rawat inap, dokter/ staf Rumah Sakit, servis dan gawat darurat. Selain itu faktor yang mempengaruhi aktifitas di luar bangunan adalah ketersediaan sarana parkir untuk Pasien, pengunjung, dokter/ staf Rumah Sakit dan Servis, pola pengiriman barang dan servis, dan aktifitas unit gawat darurat terutama yang dikaitkan dengan pola sirkulasi dan perletakan titik pencapaian/ pintu keluar masuk agar tidak saling silang menggangu antar kegiatan dan jelas serta mudah pencapaiannya, dapat diuraikan sebagai berikut:

  • Pedoman-Pedoman Pedoman Teknis Dibidang Bangunan dan Sarana Rumah Sakit | 15

    a. Pola yang terbentuk dari adanya arus bolak-balik pasien baik yang menggunakan kendaraan pribadi maupun ambulans.

    b. Pola yang terbentuk dari adanya arus bolak-balik pasien yang berjalan kaki.

    c. Pola yang terbentuk dari jumlah pengunjung yang harus setara dengan penyediaan fasilitas parkir.

    d. Pola yang terbentuk dari adanya aktifitas staf/karyawan Rumah Sakit yang dalam pelaksanaannya membutuhkan fasilitas parkir.

    e. Menyediakan fasilitas yang aksesibel.

    f. Mengendalikan pertambahan dan penurunan jumlah pegawai berkaitan dengan ketersediaan parkir.

    g. Pengiriman barang kebutuhan operasional Rumah Sakit.

    h. Pola aktifitas pasien rawat jalan.

    Rencana Pola Aktifitas Dalam Bangunan di Rumah Sakit dikelompokan dengan kegiatan dari masing-masing pihak dan persyaratan bangunan dan prasarananya. Konsep dasar untuk pengelompokkan dan pola aktifitas di Rumah Sakit adalah dengan cara menyusun sistem Zonasi berdasarkan tingkat resiko terjadinya penularan penyakit, zonasi berdasarkan privasi, zonasi berdasarkan pelayanan yang saling berkaitan dan saling mendukung untuk menghasilkan Pelayanan Kesehatan yang memenuhi persyaratan Medis dan Lingkungan serta aman, nyaman dan mudah bagi pengguna Rumah Sakit.

    Masalah yang dapat terjadi dari pola aktifitas ini adalah kejelasan Pintu Utama, Pintu IGD dan Pintu Servis Rumah Sakit yang dibuat secara terpisah dengan mengutamakan keamanan dan fungsinya. Selain itu pengelompokan aktifitas tetap harus memperhatikan perletakannya agar kegiatan dapat dilakukan dengan cepat dan nyaman bagi pelaku dan penerima layanan, disamping persyaratan dari lokasi dan lingkungan lokasinya.

    Rencana Pola Aktifitas Luar Bangunan di Rumah Sakit dikelompokan dengan kegiatan dari masing-masing pihak dan persyaratan sarana dan prasarananya serta lingkungan sekitar lokasi/lahan. Pengelompokan kegiatan dari masing-masing pihak dan persyaratan sarana dan prasarananya serta lingkungan pada lokasi lahan dikelompokan atas: Bangunan Utama Rumah Sakit, Bangunan Sarana Prasarana Penunjang dan Pelayanan Rumah Sakit serta Jalan, Parkir dan Taman. Perletakannya perlu mendapat perhatian terhadap Jalan Raya dan kondisi lingkungan sekitarnya di sekeliling lokasi dari faktor keamanan dan kemudahan serta pencemaran lingkungan.

    5.2. HUBUNGAN FUNGSIONAL

    Hubungan Fungsional Rumah Sakit adalah hubungan antar Fungsi kegiatan dalam memberikan pelayanan kesehatan yang saling berkaitan satu sama lain guna menghasilkan pelayanan yang sesuai dengan standar dan dengan memperhatikan faktor efisiensi dan efektifitas dalam segala bidang. Rencana Fisik Bangunan dari sebuah Rumah Sakit pada dasarnya menjelaskan segala hal yang terkait dengan upaya penetapan lokasi kerja setiap unit pekerjaan dalam bentuk Rencana Zonasi / Rencana Kelompok Peruntukan Ruang dan atau Rencana Blok Bangunan Rumah Sakit sesuai dengan luasan lantai dan fungsinya bangunan guna memenuhi kebutuhan utama dan penunjangnya.

  • 16 | Pedoman-Pedoman Teknis Dibidang Bangunan dan Sarana Rumah Sakit

    5.3. PENGELOMPOKKAN/ ZONASI

    Pengelompokkan/ zonasi rumah sakit pengkategoriannya yaitu zonasi berdasarkan tingkat risiko terjadinya penularan penyakit, zonasi berdasarkan privasi dan zonasi berdasarkan pelayanan.

    (1) Zonasi berdasarkan tingkat risiko terjadinya penularan penyakit terdiri dari:

    area dengan risiko rendah, yaitu ruang kesekretariatan dan administrasi, ruang komputer, ruang pertemuan, ruang arsip/rekam medis.

    area dengan risiko sedang, yaitu ruang rawat inap non-penyakit menular, rawat jalan.

    area dengan risiko tinggi, yaitu ruang isolasi, ruang ICU/ICCU, laboratorium, pemulasaraan jenazah dan ruang bedah mayat, ruang radiodiagnostik.

    area dengan risiko sangat tinggi, yaitu ruang bedah, IGD, ruang bersalin, ruang patologi.

    (2) Zonasi berdasarkan privasi kegiatan terdiri dari :

    area publik, yaitu area yang mempunyai akses langsung dengan lingkungan luar rumah sakit, misalkan poliklinik, IGD, apotek).

    area semi publik, yaitu area yang menerima tidak berhubungan langsung dengan lingkungan luar rumah sakit, umumnya merupakan area yang menerima beban kerja dari area publik, misalnya laboratorium, radiologi, rehabilitasi medik.

    area privat, yaitu area yang dibatasi bagi pengunjung rumah sakit, umumnya area tertutup, misalnya seperti ICU/ICCU, instalasi bedah, instalasi kebidanan dan penyakit kandungan, ruang rawat inap.

    (3) Zonasi berdasarkan pelayanan terdiri dari :

    Zona Pelayanan Medik dan Perawatan yang terdiri dari : Instalasi Rawat Jalan (IRJ), Instalasi Gawat Darurat (IGD), Instalasi Rawat Inap (IRNA), Instalasi Perawatan Intensif (ICU/ICCU/PICU/NICU), Instalasi Bedah, Instalasi Rehabilitasi Medik (IRM), Instalasi Kebidanan dan Penyakit Kandungan, Unit Hemodialisa, Instalasi Radioterapi, Instalasi Kedokteran Nuklir, Unit Transfusi Darah (Bank Darah).

    Zona Penunjang dan Operasional yang terdiri dari : Instalasi Farmasi, Instalasi Radiodiagnostik, Laboratorium, Instalasi Diagnostik Terpadu (IDT), Instalasi Sterilisasi Pusat (;Central Sterilization Supply Dept./CSSD), Dapur Utama, Laundri, Pemulasaraan Jenazah dan Forensik, Instalasi Sanitasi, Instalasi Pemeliharaan Sarana (IPS).

    Zona Penunjang Umum dan Administrasi yang terdiri dari : Bagian Kesekretariatan dan Akuntansi, Bagian Rekam Medik, Bagian Logistik/ Gudang, Bagian Perencanaan dan Pengembangan (Renbang), Sistem Pengawasan Internal (SPI), Bagian Pendidikan dan Penelitian (Diklit), Bagian Sumber Daya Manusia (SDM), Bagian Pengadaan, Bagian Informasi dan Teknologi (IT).

    5.4. POLA SIRKULASI KEGIATAN RUMAH SAKIT

    Pada dasarnya jalur sirkulasi adalah jalur yang menjadi titik hubung antara satu pola aktifitas dengan aktifitas lainnya, baik itu kegiatan yang berhubungan dengan pelayanan medis, penunjang medis dan administrasi.

    Sirkulasi dalam Bangunan, kemudahan dalam mencapai lokasi layanan perlu mendapatkan perhatian sepenuhnya baik secara horizontal maupun vertikal secara langsung maupun tidak langsung dengan pemakaian petunjuk arah yang dapat membantu. Terjadi sirkulasi silang antara

  • Pedoman-Pedoman Pedoman Teknis Dibidang Bangunan dan Sarana Rumah Sakit | 17

    fungsi-fungsi di dalam bangunan tidak terjadi dengan baik, untuk pemecahan masalah sirkulasi di dalam bangunan dapat diatasi dengan cara pengelompokan fungsi secara baik dan teratur.

    Kondisi sirkulasi di luar bangunan dilihat dari besaran, kenyamanan, dan pencapaian serta jarak pencapaian antar fungsi perlu diatur dengan baik untuk pejalan kaki, maupun untuk kendaraan. Hal ini bertujuan untuk menghindari terjadinya konflik sirkulasi pencapaian ke dalam fungsi layanan.

    Fungsi-fungsi layanan tertentu memerlukan akses cepat dan mudah ditemukan sehingga perlu dipertimbangkan :

    - Peletakkan pintu dan besarannya.

    - Tata letak fungsi bangunan, jarak antar massa bangunan dan luasannya.

    - Pengaturan sirkulasi, jarak, dan besaran baik untuk pejalan kaki dan kendaraaan.

    - Jarak Pencapaian dari halte kendaraan umum menuju ke pintu utama lokasi Rumah Sakit harus dekat dan aman bagi pejalan kaki.

    Perencanaan jalur sirkulasi dari dan menuju bangunan harus memperhatikan hal sebagai berikut:

    - Mencegah terjadinya sirkulasi silang

    - Pintu Masuk Utama harus mudah terlihat dan dicapai.

    - Tersedia fasilitas parkir yang memadai dan parkir khusus bagi penyandang cacat.

    - Pintu Masuk RS minimal 3 pintu, yaitu pintu utama, pintu khusus ke Instalasi Gawat Darurat dan pintu ke area servis.

    Komponen-komponen yang membentuk jalur sirkulasi dalam dan luar bangunan, yaitu:

    1. Akses Horisontal yaitu Koridor/Selasar, terdiri dari koridor/Selasar yang beratap dan tidak yang harus dapat memberikan kenyamanan bagi penggunanya, khusus untuk lantainya digunakan material bangunan yang tidak licin. Koridor/ Selasar juga harus mempertimbangkan aksesibilitas untuk evakuasi, orang yang berkebutuhan khusus, termasuk penyandang cacat. Ukuran koridor/selasar yang aksesibilitas minimal 2,4 meter.

    2. Akses Vertikal

    a. Tangga

    Tangga merupakan fasilitas bagi pergerakan vertikal yang dirancang dengan mempertimbangkan ukuran dan kemiringan pijakan dan tanjakan dengan lebar yang memadai.

    Persyaratan tangga adalah sebagai berikut :

    (1) Harus memiliki dimensi pijakan dan tanjakan yang berukuran seragam Tinggi masing-masing pijakan/tanjakan adalah 15 17 cm.

    (2) Harus memiliki kemiringan tangga kurang dari 600.

    (3) Lebar tangga minimal 120 cm untuk membawa usungan dalam keadaan darurat, untuk mengevakuasi pasien dalam kasus terjadinya kebakaran atau ancaman bom

    (3) Tidak terdapat tanjakan yang berlubang yang dapat membahayakan pengguna tangga.

    (4) Harus dilengkapi dengan pegangan rambat (handrail).

  • 18 | Pedoman-Pedoman Teknis Dibidang Bangunan dan Sarana Rumah Sakit

    (5) Pegangan rambat harus mudah dipegang dengan ketinggian 65 cm ~ 80 cm dari lantai, bebas dari elemen konstruksi yang mengganggu, dan bagian ujungnya harus bulat atau dibelokkan dengan baik ke arah lantai, dinding atau tiang.

    (6) Pegangan rambat harus ditambah panjangnya pada bagian ujung-ujungnya (puncak dan bagian bawah) dengan 30 cm.

    (7) Untuk tangga yang terletak di luar bangunan, harus dirancang sehingga tidak ada air hujan yang menggenang pada lantainya.

    b. Ramp

    Ramp adalah jalur sirkulasi yang memiliki bidang dengan kemiringan tertentu, sebagai alternatif bagi orang yang tidak dapat menggunakan tangga. Fungsi dapat digantikan dengan lift (fire lift). Persyaratan ramp adalah sebagai berikut :

    (1) Kemiringan suatu ramp di dalam bangunan tidak boleh melebihi 70, perhitungan kemiringan tersebut tidak termasuk awalan dan akhiran ramp (curb ramps/landing).

    (2) Panjang mendatar dari satu ramp (dengan kemiringan 70) tidak boleh lebih dari 900 cm. Panjang ramp dengan kemiringan yang lebih rendah dapat lebih panjang.

    (3) Lebar minimum dari ramp adalah 120 cm dengan tepi pengaman.

    (4) Muka datar (bordes) pada awalan atau akhiran dari suatu ramp harus bebas dan datar sehingga memungkinkan sekurang-kurangnya untuk memutar kursi roda/ stretcher, dengan ukuran minimum 160 cm.

    (5) Permukaan datar awalan atau akhiran suatu ramp harus memiliki tekstur sehingga tidak licin baik diwaktu hujan.

    (6) Lebar tepi pengaman ramp (low curb) 10 cm, dirancang untuk menghalangi roda dari kursi roda atau stretcher agar tidak terperosok atau ke luar dari jalur ramp.

    (7) Ramp harus diterangi dengan pencahayaan yang cukup sehingga membantu penggunaan ramp saat malam hari. Pencahayaan disediakan pada bagian ramp yang memiliki ketinggian terhadap muka tanah sekitarnya dan bagian-bagian yang membahayakan.

    (8) Ramp harus dilengkapi dengan pegangan rambatan (handrail) yang dijamin kekuatannya dengan ketinggian yang sesuai.

    c. Lift (;elevator)

    Lift merupakan fasilitas lalu lintas vertikal baik bagi petugas RS maupun untuk pasien. Oleh karena itu harus direncanakan dapat menampung tempat tidur pasien. Persyaratan lift adalah sebagai berikut :

    (1) Ukuran lift rumah sakit minimal 1,50 m x 2,30 m dan lebar pintunya tidak kurang dari 1,20 m untuk memungkinkan lewatnya tempat tidur dan stretcher bersama-sama dengan pengantarnya.

    (2) Lift penumpang dan lift service dipisah bila dimungkinkan.

  • Pedoman-Pedoman Pedoman Teknis Dibidang Bangunan dan Sarana Rumah Sakit | 19

    (3) Jumlah, kapasitas, dan spesifikasi lif sebagai sarana hubungan vertikal dalam bangunan gedung harus mampu melakukan pelayanan yang optimal untuk sirkulasi vertikal pada bangunan, sesuai dengan fungsi dan jumlah pengguna bangunan RS.

    (4) Setiap bangunan RS yang menggunakan lift harus tersedia lift kebakaran yang dimulai dari lantai dasar bangunan (ground floor).

    (5) Lift kebakaran dapat berupa lift khusus kebakaran/lift penumpang biasa/lift barang yang dapat diatur pengoperasiannya sehingga dalam keadaan darurat dapat digunakan khusus oleh petugas kebakaran.

    5.5. KEBUTUHAN PEMBIAYAAN

    Perhitungan Kebutuhan Pembiayaan pembangunan Rumah Sakit diperhitungkan dengan rincian item pembiayaan sebagai berikut:

    1. Biaya Jasa Konsultansi

    - Biaya Penyusunan Studi Kelayakan, Rencana Induk dan UPL/UKL

    - Biaya Perencanaan Konstruksi Bangunan (DED)

    - Biaya Pengawasan/Manajemen Konstruksi Pembangunan Konstruksi Fisik

    2. Biaya Pembangunan/Renovasi Bangunan

    - Persiapan

    - Pekerjaan Standar

    - Pekerjaan Non Standar

    3. Biaya Furnitur dan Peralatan Kesehatan

    4. Biaya Manajemen Proyek, Perizinan dan Pra Operasional

    - Pengadaan dan Penyiapan SDM

    - Operasional Awal

    - Perijinan-perijinan

  • 20 | Pedoman-Pedoman Teknis Dibidang Bangunan dan Sarana Rumah Sakit

    BAB VI RENCANA BLOK BANGUNAN

    DAN KONSEP UTILITAS RUMAH SAKIT

    6.1. PERENCANAAN BLOK PLAN

    Perencanaan Blok Plan Rumah Sakit di rencanakan secara keseluruhan sesuai dengan kebutuhan Rumah Sakit mendatang atas dasar jenis layanan, jumlah SDM, Struktur Organisasi, Kapasitas TT, kelas Rumah Sakit yang telah dihitung dalam peritungan kebutuhan luas ruang bangunan Rumah Sakit dengan mempertimbangkan pedoman serta kebijakan Daerah setempat.

    Perencanaan Blok Plan secara keseluruhan ini dapat dibangun secara bertahap sesuai dengan kebutuhan berdasarkan kemampuan Sumber Daya (Keuangan, Manusia dan Peralatan) yang tersedia.

    6.2. PERENCANAAN KONSEP UTILITAS

    Kebutuhan Pelayanan Jaringan Utilitas bagi kawasan Rumah Sakit merupakan suatu keharusan, karena keberadaannya akan sangat mempengaruhi kelancaran kegiatan Rumah Sakit. Kebutuhan Jaringan Utilitas di kawasan Rumah Sakit ini meliputi:

    - Air bersih

    - Telepon/Komunikasi

    - Listrik

    - Gas

    - Saluran drainase

    - Saluran pembuangan air kotor dan limbah

    - Tempat pembuangan sampah

    - Pemadam kebakaran

    Rencana penataan jaringan utilitas di kawasan Rumah Sakit pada dasarnya mengikuti pola jaringan yang telah ada. Penyediaan ini akan berkaitan langsung dengan beberapa instansi yang berwenang menangani permasalahan ini. Secara teknis, pembangunan jaringan utilitas tersebut dilakukan secara hirarkis sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

  • Pedoman-Pedoman Pedoman Teknis Dibidang Bangunan dan Sarana Rumah Sakit | 21

    BAB VII RENCANA INDUK/ MASTER PLAN

    RUMAH SAKIT

    Pentahapan pembangunan Rumah Sakit ini adalah bagian utama dari Rencana Induk/ Master Plan Rumah Sakit, karena pada bagian ini akan didapat bagaimana rencana dan langkah-langkah dari tahapan yang harus dilakukan oleh pihak Penentu (Pemilik/Penyandang Dana ataupun Pengelola Rumah Sakit) dalam rangka mewujudkan target dan sasarannya dalam membangun dan mengembangkan Rumah Sakit dari aspek-aspek penentunya.

    Perencanaan dan Pentahapan pembangunan Rumah Sakit ini diuraikan dalam suatu Rencana Induk/ Master Plan Rumah Sakit yang mencakup aspek-aspek penentunya, yaitu:

    1. Rencana Pentahapan Penyediaan Fisik Rumah Sakit

    2. Rencana Pentahapan Penyediaan Sumber Daya Manusia/ SDM Rumah Sakit

    3. Rencana Pentahapan Penyediaan Sumber Daya Alat/ SDA Rumah Sakit

    4. Rencana Pentahapan Penyediaan Pembiayaan Pembangunan Rumah Sakit

    Yang disusun dengan mengkaitkannya kepada kesiapan dana/ keuangan/ pembiayaan dan target waktu serta sasaran Rencana Strategi dan Rencana Bisnis yang akan dicapai.

  • 22 | Pedoman-Pedoman Teknis Dibidang Bangunan dan Sarana Rumah Sakit

    BAB VIII PENUTUP

    8.1 Pedoman ini diharapkan dapat digunakan sebagai rujukan oleh pengelola fasilitas pelayanan kesehatan, penyedia jasa perencanaan, Pemerintah Daerah, dan instansi yang terkait dengan kegiatan pengaturan dan pengendalian penyelenggaraan pembangunan bangunan fasilitas pelayanan kesehatan, guna menjamin kesehatan penghuni bangunan dan lingkungan terhadap bahaya penyakit.

    8.2 Persyaratan-persyaratan yang lebih spesifik dan atau yang bersifat alternatif, serta penyesuaian Pedoman Master Plan Rumah Sakit oleh masing-masing daerah disesuaikan dengan kondisi dan kesiapan kelembagaan daerah.

    8.3 Dalam penyusunan Master Plan Rumah Sakit dapat berkoordinasi dan berkonsultansi dengan Sub Direktorat Bina Sarana dan Prasarana Kesehatan Direktorat Bina Pelayanan Penunjang Medik dan Sarana Kesehatan.

  • PEDOMAN BANGUNAN DAN PRASARANARUMAH SAKIT KELAS B

    DIREKTORAT BINA PELAYANAN PENUNJANG MEDIK DAN SARANA KESEHATANSUB DIREKTORAT BINA SARANA DAN PRASARANA KESEHATAN

    TAHUN 2012

  • Pedoman-Pedoman Pedoman Teknis Dibidang Bangunan dan Sarana Rumah Sakit | iii

    Kata Pengantar

    Rumah sakit umum (RSU) diklasifikasikan menjadi 4 kelas yang didasari oleh beban kerja dan fungsi rumah sakit yaitu rumah sakit kelas A, kelas B, Kelas C dan Kelas D. Dari ke 4 kelas tersebut yang akan dibahas dalam pedoman ini adalah rumah sakit kelas B yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medis sekurang-kurangnya 11 spesialistik dan sub spesialistik terbatas. Dalam rangka mencapai kualitas dan kemampuan pelayanan medis pada Rumah Sakit Kelas B ini, maka harus didukung dengan sarana dan prasarana rumah sakit yang terencana, baik dan benar. Oleh karena itu lingkup dari pedoman teknis ini meliputi sarana (gedung),dan prasarana rumah sakit kelas B.

    Rumah sakit harus memenuhi, persyaratan teknis sarana dan prasarana rumah sakit yang menunjang pelayanan kesehatan secara paripurna. Keseluruhan persyaratan tersebut harus direncanakan sesuai dengan standard dan kaidah-kaidah yang berlaku. Adapun secara umum yang dimaksud dengan sarana adalah segala sesuatu hal yang menyangkut fisik gedung/ bangunan serta ruangan. Sedangkan prasarana adalah segala sesuatu yang membuat sarana tersebut dapat berfungsi seperti pengadaan air bersih, listrik, instalasi air limbah dan lain-lain.

    Persyaratan rumah sakit disarankan memenuhi kriteria pemilihan lokasi rumah sakit dengan mempertimbangkan aspek sosio-ekonomi masyarakat, aksesibilitas dan luas lahan untuk bangunan rumah sakit; serta persyaratan teknis lainnya.

    Persyaratan teknis sarana rumah sakit meliputi persyaratan atap, langit-langit, dinding, lantai, struktur dan konstruksi, pintu dan toilet.

    Persyaratan teknis prasarana rumah sakit meliputi persyaratan, ventilasi, listrik, air bersih, drainase, pengolahan limbah, sistem proteksi terhadap bahaya kebakaran, sistem komunikasi, sistem tata suara, pencahayaan, sistem gas medis, sarana transportasi vertikal (ramp dan tangga serta lift),dan sebagainya.

    Penyusunan Pedoman Teknis Fasilitas Rumah Sakit Kelas B ini diharapkan dapat digunakan sebagai rujukan oleh pengelola fasilitas pelayanan kesehatan setingkat rumah sakit kelas B, para pengelola rumah sakit, para pengembang rumah sakit (Yayasan, Badan Usaha maupun Konsultan Perencanaan dan Perancangan) yang akan merencanakan, sehingga masing-masing pihak dapat mempunyai kesamaan persepsi mengenai fasilitas rumah sakit.

    Kami mengucapkan terima kasih kepada tim penyusun dan semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan pedoman ini.

    Jakarta, Desember 2010 KEPALA PUSAT SARANA, PRASARANA DAN PERALATAN KESEHATAN Sukendar Adam DIM. M.Kes NIP. 195706191981031003

  • Pedoman-Pedoman Pedoman Teknis Dibidang Bangunan dan Sarana Rumah Sakit | v

    DAFTAR ISI

    Kata Pengantar iiiPendahuluan xi

    BAGIAN - I KETENTUAN UMUM 1.1 Latar Belakang 11.2 Tujuan 21.3 Pengertian 2

    BAGIAN - II PENGERTIAN DAN KLASIFIKASI RUMAH SAKIT KELAS B

    2.1 Umum 52.2 Pengelompokan Area Fasilitas RS Kelas B 72.3 Alur Sirkulasi Pasien 82.4 Uraian Fasilitas Rumah Sakit 9

    BAGIAN - III PERSYARATAN UMUM BANGUNAN RUMAH SAKIT

    3.1 Lokasi Rumah Sakit 663.2 Perencanaan bangunan rumah sakit 71

    BAGIAN - IV PERSYARATAN TEKNIS SARANA RUMAH SAKIT

    4.1 Atap 744.2 Langit-langit 744.3 Dinding dan Partisi 744.4 Lantai 754.5 Struktur Bangunan 764.6 Pintu 814.7 Toilet (Kamar Kecil) 82

    BAGIAN - V PERSYARATAN TEKNIS PRASARANA RUMAH SAKIT

    5.1 Sistem Proteksi Kebakaran 845.2 Sistem Komunikasi Dalam Rumah Sakit 855.3 Sistem Proteksi Petir 945.4 Sistem Kelistrikan 955.5 Sistem Penghawaan (Ventilasi) dan Pengkondisian Udara (;HVAC) 985.6 Sistem Pencahayaan 1005.7 Sistem Fasilitas Sanitasi 1015.8 Sistem Instalasi Gas Medik 1035.9 Sistem Pengendalian Terhadap Kebisingan dan Getaran 1055.10 Sistem Hubungan Horisontal dalam rumah sakit 1075.11 Sistem Hubungan (Transportasi) Vertikal dalam rumah sakit 1075.12 Sarana Evakuasi 1135.13 Aksesibilitas Penyandang Cacat 1135.14 Sarana/Prasarana Umum 114

    BAGIAN - VI PENUTUP 115

    KEPUSTAKAAN 116DAFTAR TABELDAFTAR GAMBARLampiran Gambar

  • Pedoman-Pedoman Pedoman Teknis Dibidang Bangunan dan Sarana Rumah Sakit | vii

    DAFTAR GAMBAR

    1 Gambar 2.3 Alur sirkulasi pasien di dalam rumah sakit umum

    2 Gambar 2.4.1.1 Alur Kegiatan pada Instalasi Rawat Jalan

    3 Gambar 2.4.1.2 Alur Kegiatan pada Instalasi Gawat Darurat

    4 Gambar 2.4.1.3 Alur Kegiatan pada Instalasi Rawat Inap

    5 Gambar 2.4.1.4 Alur Kegiatan pada Instalasi Perawatan Intensif (ICU)

    6 Gambar 2.4.1.5 Alur Kegiatan pada Instalasi Bedah Sentral (COT)

    7 Gambar 2.4.1.6 Alur Kegiatan pada Instalasi Kebidanan dan Penyakit

    Kandungan (Obstetri dan Ginekologi)

    8 Gambar 2.4.1.7 Alur Kegiatan pada Instalasi Rehabilitasi Medik

    9 Gambar 2.4.1.8 Alur Kegiatan pada Unit Hemodialisa

    10 Gambar 2.4.2.1 Alur Kegiatan pada Instalasi Farmasi

    11 Gambar 2.4.2.2 Alur Kegiatan pada Instalasi Radiodiagnostik

    12 Gambar 2.4.2.3 Alur Kegiatan pada Instalasi Laboratorium

    13 Gambar 2.4.2.4 Alur Kegiatan pada Bank Darah/UTDRS

    14 Gambar 2.4.2.5 Alur Kegiatan pada Instalasi Instalasi Diagnostik Terpadu (IDT)

    15 Gambar 2.4.2.6 Alur Kegiatan pada Instalasi Pemulasaraan Jenazah dan

    Forensik.

    16 Gambar 2.4.2.7 Alur Kegiatan pada Instalasi Sterilisasi Pusat (;CSSD)

    17 Gambar 2.4.2.8 Alur Kegiatan pada Instalasi Dapur Utama dan Gizi Klinik

    18 Gambar 2.4.2.9 Alur Kegiatan pada Instalasi Pencucian Linen (;Laundry).

    19 Gambar 2.4.2.10 Alur Kegiatan pada Instalasi Sanitasi

    20 Gambar 2.4.2.11 Alur Kegiatan pada Instalasi Pemeliharaan Sarana

    21 Gambar 2.4.3 Alur Kegiatan pada Area Penunjang Umum & Administrasi RS

    22 Gambar 3.1.3.a Zoning Rumah Sakit Berdasarkan Pelayanan Pada RS Pola

    Pembangunan Horisontal

    23 Gambar 3.1.3.b Zoning Rumah Sakit Berdasarkan Pelayanan Pada RS Pola

    Pembangunan Vertikal

    24 Gambar 3.2.3-a Contoh gambar akses pintu masuk RS. 25 Gambar 3.2.3-b Contoh Model Aliran Lalu Lintas dalam RS. 26 Gambar 3.2.3-c Contoh Model Perletakan Instalasi-instalasi pada Site RS

    (Rencana Blok).

    27 Gambar 4.6.1 Pintu kamar mandi pada ruang rawat inap harus terbuka ke luar.

    28 Gambar 4.7.2 Ruang gerak dalam Toilet untuk Aksesibel.

    29 Gambar 5.11.1.a Tipikal ramp

    30 Gambar 5.11.1.b Bentuk-bentuk ramp

    31 Gambar 5.11.1.c Kemiringan ramp

    32 Gambar 5.11.1.d Pegangan rambat pada ramp

    33 Gambar 5.11.1.e Kemiringan sisi lebar ramp

  • viii | Pedoman-Pedoman Teknis Dibidang Bangunan dan Sarana Rumah Sakit

    34 Gambar 5.11.1.f Pintu di ujung ramp

    35 Gambar 5.11.2.a Tipikal tangga

    36 Gambar 5.11.2.b Pegangan rambat pada tangga

    37 Gambar 5.11.2.c Desain profil tangga

    38 Gambar 5.11.2.d Detail pegangan rambat tangga

    39 Gambar 5.11.2.e Detail pegangan rambat pada dinding

  • Pedoman-Pedoman Pedoman Teknis Dibidang Bangunan dan Sarana Rumah Sakit | ix

    DAFTAR TABEL

    1 Tabel 2.4.1.1 Kebutuhan Ruang, Fungsi, dan Luasan Ruang serta Kebutuhan Fasilitas pada Instalasi Rawat Jalan.

    2 Tabel 2.4.1.2 Kebutuhan Ruang, Fungsi, dan Luasan Ruang serta Kebutuhan Fasilitas pada Instalasi Gawat Darurat.

    3 Tabel 2.4.1.3 Kebutuhan Ruang, Fungsi, dan Luasan Ruang serta Kebutuhan Fasilitas pada Instalasi Rawat Inap.

    4 Tabel 2.4.1.4 Kebutuhan Ruang, Fungsi, dan Luasan Ruang serta Kebutuhan Fasilitas pada Instalasi Perawatan Intensif (ICU).

    5 Tabel 2.4.1.5 Kebutuhan Ruang, Fungsi, dan Luasan Ruang serta Kebutuhan Fasilitas pada Instalasi Bedah Sentral (COT).

    6 Tabel 2.4.1.6 Kebutuhan Ruang, Fungsi, dan Luasan Ruang serta Kebutuhan Fasilitas pada Instalasi Kebidanan dan Penyakit Kandungan.

    7 Tabel 2.4.1.7 Kebutuhan Ruang, Fungsi, dan Luasan Ruang serta Kebutuhan Fasilitas pada Instalasi Rehabilitasi Medik.

    8 Tabel 2.4.1.8 Kebutuhan Ruang, Fungsi, dan Luasan Ruang serta Kebutuhan Fasilitas pada Unit Hemodialisa.

    9 Tabel 2.4.1.9 Kebutuhan Ruang, Fungsi, dan Luasan Ruang serta Kebutuhan Fasilitas pada Instalasi Radioterapi.

    10 Tabel 2.4.1.10 Kebutuhan Ruang, Fungsi, dan Luasan Ruang serta Kebutuhan Fasilitas pada Instalasi Kedokteran Nuklir.

    11 Tabel 2.4.2.1 Kebutuhan Ruang, Fungsi, dan Luasan Ruang serta Kebutuhan Fasilitas pada Instalasi Farmasi.

    12 Tabel 2.4.2.2 Kebutuhan Ruang, Fungsi, dan Luasan Ruang serta Kebutuhan Fasilitas pada Instalasi Radiodiagnostik.

    13 Tabel 2.4.2.3 Kebutuhan Ruang, Fungsi, dan Luasan Ruang serta Kebutuhan Fasilitas pada Instalasi Laboratorium.

    14 Tabel 2.4.2.4 Kebutuhan Ruang, Fungsi, dan Luasan Ruang serta Kebutuhan Fasilitas pada Bank Darah/Unit Transfusi Darah Rumah Sakit.

    15 Tabel 2.4.2.5 Kebutuhan Ruang, Fungsi, dan Luasan Ruang serta Kebutuhan Fasilitas pada Instalasi Diagnostik Terpadu (IDT).

    16 Tabel 2.4.2.6 Kebutuhan Ruang, Fungsi, dan Luasan Ruang serta Kebutuhan Fasilitas Instalasi Pemulasaraan Jenazah dan Forensik.

    17 Tabel 2.4.2.7 Kebutuhan Ruang, Fungsi, dan Luasan Ruang serta Kebutuhan Fasilitas pada Instalasi Sterilisasi Pusat (;CSSD)

    18 Tabel 2.4.2.8 Kebutuhan Ruang, Fungsi, dan Luasan Ruang serta Kebutuhan Fasilitas pada Instalasi Dapur Utama dan Gizi Klinik.

    19 Tabel 2.4.2.9 Kebutuhan Ruang, Fungsi, dan Luasan Ruang serta Kebutuhan Fasilitas pada Instalasi Pencucian Linen (;Laundry).

  • x | Pedoman-Pedoman Teknis Dibidang Bangunan dan Sarana Rumah Sakit

    20 Tabel 2.4.2.10 Kebutuhan Ruang, Fungsi, dan Luasan Ruang serta Kebutuhan

    Fasilitas pada Instalasi Sanitasi.

    21 Tabel 2.4.2.11 Kebutuhan Ruang, Fungsi, dan Luasan Ruang serta Kebutuhan Fasilitas pada Instalasi Pemeliharaan Sarana.

    22 Tabel 2.4.3 Kebutuhan Ruang, Fungsi, dan Luasan Ruang serta Kebutuhan

    Fasilitas pada Area Penunjang Umum dan Administrasi RS.

    23 Tabel 3.1.4 Kebutuhan ruang minimal untuk rumah sakit umum.

    24 Tabel 5.5.2 Tabel Standar Suhu, Kelembaban, dan Tekanan Udara Menurut Fungsi Ruang atau Unit.

    25 Tabel 5.6 Tabel Indeks Pencahayaan Menurut Jenis Ruang atau Unit.

    26 Tabel 5.9 Tabel Indeks Kebisingan Menurut Jenis Ruang atau Unit.

    27 Tabel 5.6 Tabel Indeks Pencahayaan Menurut Jenis Ruang atau Unit.

  • Pedoman-Pedoman Pedoman Teknis Dibidang Bangunan dan Sarana Rumah Sakit | xi

    Pendahuluan

    Rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat de