Download - Pedoman Penilaian Hasil Belajar

Transcript
Page 1: Pedoman Penilaian Hasil Belajar

Page 1

KATA PENGANTAR

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 2013 tentang Perubahan atas

Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan,

dijelaskan bahwa Standar Penilaian Pendidikan adalah kriteria mengenai mekanisme,

prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar Peserta Didik.

Penilaian merupakan bagian penting dari perangkat kurikulum yang dilakukan

untuk mengukur dan menilai tingkat pencapaian kompetensi, mendiagnosis dan

memperbaiki proses pembelajaran, serta mengetahui kekuatan dan kelemahan dalam

proses pembelajaran. Oleh sebab itu, di samping kurikulum yang baik dan proses

pembelajaran yang bermakna diperlukan sistem penilaian yang baik, terencana dan

berkesinambungan pada setiap satuan pendidikan.

Sejalan dengan akan diberlakukannya Kurikulum 2013, maka untuk menunjang

kualitas hasil belajar yang akan dilaksanakan diperlukan acuan yang dapat digunakan

oleh pendidik dan satuan pendidikan dalam merencanakan, melaksanakan dan

menindaklanjuti hasil penilaian sesuai dengan ketentuan dan komponen di dalam

Kurikulum 2013, khususnya pada komponen penilaian yang lebih menekankan pada

penilaian yang sesungguhnya (Authentikc Assesment) dengan menitikberatkan pada

penilaian pengetahuan, keterampilan dan sikap .

Berdasarkan hal tersebut, maka diperlukan Pedoman Standarisasi Penilaian

Hasil Belajar yang dapat digunakan sebagai acuan bagi pendidik dan satuan pendidikan

dalam melaksanakan penilaian hasil belajar agar dapat meningkatkan kualitas hasil

pelaksanaan pendidikan sebagai bagian dari penjaminan mutu pendidikan baik di

tingkat kabupaten/kota, propinsi maupun tingkat nasional.

Jakarta, Mei 2013

Kepala Pusat,

Dr. Ir. Bastari, M.A

Page 2: Pedoman Penilaian Hasil Belajar

Page 2

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………….………………………………………………........................................................... I

DAFTAR ISI …………...…………..………………………………………….............................................................. 2

BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………….................................................... 3

A. Latar Belakang ……………………………....................................................................... 3

B. Landasan Pengembangan Standarisasi Penilaian ............................................... 4

C. Standar Penilaian ................................................................................................. 10

D. Tujuan Pedoman Standarisasi Penilaian ............................................................. 12

E. Sasaran Pedoman Standarisasi Penilaian Hasil Belajar....................................... 13

F. Dasar Hukum Penyusunan Pedoman Penilaian ………......................................... 13

BAB II PENILAIAN HASIL BELAJAR BERBASIS KURIKULUM 2013 .................................... 15

BAB III

A. Penilaian Hasil Belajar Berbasis Kurikulum 2013.................................................

B. Komponen Penilaian Hasil Belajar Berbasis Kurikulum 2013 ..............................

JENIS, PRINSIP, PENDEKATAN DAN KARAKTERISTIK PENILAIAN HASIL BELAJAR KURIKULUM 2013 30

A. Jenis Penilaian Hasil Belajar Kurikulum 2013………………………………....................... 30

B. Prinsip Penilaian Hasil Belajar Kurikulum 2013……….…………................................. 31

C. Pendekatan Penilaian Hasil Belajar Kurikulum 2013 …………………........................ 32

D. Karakteristik Penilaian Hasil Belajar di SD/SMP/SMA .............. ........................... 34

BAB IV TEKNIK PENILAIAN HASIL BELAJAR KURIKULUM 2013........................................... 39

A. Metode Penilaian Hasil Belajar Kurikulum 2013...........……………………………………. 39

B. Teknik dan Instrumen Penilaian Hasil Belajar Kurikulum 2013 ………………........... 40

BAB V PEMANFAATAN DAN PELAPORAN PENILAIAN HASIL BELAJAR KURIKULUM 2013 45

A. Pemanfaatan Hasil Penilaian ..........……………………………………............................... 38

B. Pelaporan Hasil Penilaian ...................................... ...................................... 38

BAB VI PROSEDUR DAN MEKANISME PELAKSANAAN PENILAIAN HASIL BELAJAR............ 39

A. Prosedur Penilaian Hasil Belajar......…………………………………….............................

B. Mekanisme Pelaksanaan Penilaian Hasil Belajar ...............................................

41

BAB VII PENUTUP 42

43 LAMPIRAN-LAMPIRAN

1 Petunjuk Teknik Pengembangan Instrumen Penilaian 44

2

Model Pengembangan Instrumen Penilaian Mata Pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, IPA (SD/SMP/SMA)

49

Page 3: Pedoman Penilaian Hasil Belajar

Page 3

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Standar Nasional Pendidikan merupakan kriteria minimal tentang sistem

pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia (Undang

-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 poin (1)

dan Peraturan Pemerintah Nomor. 32 Tahun 2013 tentang perubahan atas

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan).

Lingkup Standar Nasional Pendidikan meliputi: (a) standar isi, (b) standar proses, (c)

standar kompetensi lulusan, (d) standar pendidik dan tenaga kependidikan, (e)

standar sarana dan prasarana, (f) standar pengelolaan, (g) standar pembiayaan, dan

(h) standar penilaian pendidikan .

Standar Penilaian pendidikan sebagai salah satu dari 8 (delapan) standar

nasional merupakan kriteria minimal mengenai mekanisme, prosedur, dan

instrumen hasil belajar peserta didik. Penilaian hasil belajar dilakukan oleh

pendidik, satuan pendidikan dan pemerintah. Penilaian hasil belajar yang dilakukan

oleh pendidik dan satuan pendidikan merupakan penilaian internal (internal

assessment), sedangkan penilaian yang diselenggarakan oleh pemerintah

merupakan penilaian eksternal (external assessment). Penilaian internal adalah

penilaian yang direncanakan dan dilakukan oleh pendidik pada saat proses

pembelajaran berlangsung dalam rangka penjaminan mutu melalui perbaikan

kualitas pembelajaran secara terus-menerus. Penilaian eksternal merupakan

penilaian yang dilakukan oleh pemerintah melalui Ujian Nasional dalam rangka

pengendalian mutu pendidikan nasional.

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional Pasal 58 Ayat 1 dinyatakan bahwa evaluasi hasil belajar peserta didik

dilakukan oleh pendidik untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil

belajar peserta didik secara berkesinambungan. Dengan demikian, pada hakikatnya

penilaian terhadap pembelajaran peserta didik dimulai dan dititikberatkan pada

penilaian hasil belajar oleh pendidik di kelas. Kegiatan penilaian dilakukan untuk

Page 4: Pedoman Penilaian Hasil Belajar

Page 4

memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar

peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan sehingga

menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan.

Oleh karena itu, dalam penilaian perlu diperhatikan beberapa kriteria

seperti: (1) ditujukan untuk mengukur pencapaian kompetensi, (2) menggunakan

acuan kriteria, (3) dilakukan secara keseluruhan dan berkelanjutan, (4) hasil

penilaian digunakan untuk menentukan tindak lanjut berupa: perbaikan proses

pembelajaran, program remedial bagi peserta didik yang pencapaian

kompetensinya di bawah kriteria ketuntasan minimal, dan program pengayaan bagi

memenuhi kriteria ketuntasan minimal lebih cepat serta (5) disesuaikan dengan

pengalaman belajar yang ditempuh dalam proses pembelajaran. Oleh sebab itu

kurikulum yang baik dan proses pembelajaran yang benar perlu didukung oleh

sistem penilaian yang baik, terencana dan berkesinambungan

B. Landasan Pengembangan Standarisasi Penilaian

1. Landasan Filosofis

Filosofi pendidikan dalam pengembangan Kurikulum 2013 didasarkan nilai-

nilai luhur, nilai akademik, serta kebutuhan peserta didik dan masyarakat .

Pendidikan bertujuan untuk membangun sumberdaya manusia Indonesia yang

beriman, berkemanusiaan, berpengetahuan, dan berketerampilan dengan

berbasis pada nilai-nilai luhur, nilai akademik, kebutuhan peserta didik dan

masyarakat. Kerangka filosofis ini harus menjadi kerangka berpikir (mindset)

pendidik (guru) dalam menyelenggarakan pendidikan (termasuk didalamnya

kurikulum, tujuan pendidikan, isi pendidikan dan penilaian proses dan hasil

pendidikan).

Kurikulum 2013 berorientasi pada pengembangan kompetensi, pembelajaran

yang berpusat pada aktivitas belajar peserta didik serta penilaian berbasis proses dan

hasil belajar. Untuk membentuk kompetensi tersebut, guru perlu menjadikan aktivitas

peserta didik sebagai fokus pembelajaran melalui kegiatan mengamati berbagai

Page 5: Pedoman Penilaian Hasil Belajar

Page 5 DRAFT 2

gejala alam dan problema sosial di lingkungan sekitar, menyajikan data sebagai

hasil pengamatan, membangun konsep dan prinsip ilmu yang dipelajari,

mengkomunikasikan berbagai ide dan pengetahuan kepada orang lain, terampil

menggunakan konsep, aturan, dan teknologi dalam pemecahan masalah

kehidupan, serta melatih peserta didik berpikir kritis dan kreatif dengan

kesadaran akan strategi berpikir yang dimiliki.

Implikasi dari penggunaan filosofi itu pada praktik pembelajaran dan

manajemen sekolah adalah dalam rangka membangun kompetensi peserta

didik, yang menjadi bahan pertimbangan adalah aspirasi dan keinginan

pemangku kepentingan (stakeholders) harus diperhitungkan. Selain itu, semua

faktor yang terkait dengan proses pembelajaran harus dikelola sedemikian rupa

sehingga menjamin kompetensi yang dihasilkan memenuhi bahkan melebihi

keinginan dan harapan pemangku kepentingan. Penerapan pendekataan

manajemen itu tidak lagi memerlukan pengendalian mutu setelah lulusan

dihasilkan, melainkan semua sumber daya dan faktor yang terkait dengan proses

pembelajaran dikelola agar terjamin dihasilkannya lulusan yang bermutu, yakni

lulusan yang sesuai atau melebihi keinginan, harapan, dan kebutuhan

masyarakat. Sistem manajemen mutu semacam ini dikenal dengan penjaminan

mutu atau Quality Assurance.

Dalam penjaminan mutu pendidikan diperlukan standar mutu dan manual

mutu. Mutu tidak dapat diketahui tanpa ada pengukuran. Pengukuran tidak akan

bermakna tanpa ada penilaian dan penilaian tidak dapat mengendalikan mutu

proses dan hasil pembelajaran, apabila tanpa standarisasi dan tindak lanjut hasil

penilaian. Untuk meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran, perlu

dilakukan penilaian terhadap proses dan hasil belajar peserta didik. Dengan

demikian, penilaian ditujukan untuk mengukur seberapa efektif dan efisiennya

proses pembelajaran yang dilakukan untuk membangun kompetensi yang

seharusnya dimiliki peserta didik. Untuk mengukur keefektifan dan keefisienan

proses pembelajaran tersebut, maka di dalam pelaksanaan penilaian diperlukan

Page 6: Pedoman Penilaian Hasil Belajar

Page 6

indikator mutu, instrumen pengukuran, kriteria, dan pedoman penskoran yang

standar. Standarisasi penilaian ini mencakup kesesuaian, kecukupan,

keakuratan, dan kebermaknaan penilaian yang dilakukan terhadap pencapaian

kompetensi yang ditetapkan dalam kurikulum.

Seorang pendidik profesional selalu menginginkan umpan balik atas proses

pembelajaran yang telah dilakukannya. Proses penilaian bagi pendidik dapat

menjadi sebagai tolak ukur keberhasilan proses pembelajaran yang dapat

dijadikan sebagai umpan balik bagi pendidik untuk secara arif dan kreatif

memperbaiki proses pembelajaran yang telah dilakukan.

2. Landasan Yuridis

Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional Pasal 57 Ayat (1) dinyatakan bahwa evaluasi dilakukan dalam rangka

pengendalian mutu pendidikan secara nasional sebagai bentuk akuntabilitas

penyelenggara pendidikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Dalam

Pasal 58 Ayat (1) dinyatakan bahwa evaluasi hasil belajar peserta didik dilakukan

oleh pendidik untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil belajar

peserta didik secara berkesinambungan. Dalam Pasal 58 ayat (2) dinyatakan

bahwa evaluasi peserta didik, satuan pendidikan, dan program pendidikan

dilakukan oleh lembaga mandiri secara berkala, menyeluruh, transparan, dan

sistemik untuk menilai pencapaian standar nasional pendidikan. Dalam PP

Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Standar Nasional Pendidikan Pasal 63

Ayat (1) dinyatakan bahwa penilaian pendidikan pada jenjang pendidikan dasar

dan menengah terdiri atas: (a) penilaian hasil belajar oleh pendidik (b) penilaian

hasil belajar oleh satuan pendidikan dan (c) penilaian hasil belajar oleh

pemerintah.

Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan untuk memantau proses,

kemajuan belajar, dan perbaikan hasil belajar peserta didik secara

berkesinambungan (Pasal 64 Ayat 1 PP 32 Tahun 2013). Penilaian digunakan

Page 7: Pedoman Penilaian Hasil Belajar

Page 7 DRAFT 2

untuk (a) menilai pencapaian kompetensi peserta didik, (b) bahan penyusunan

laporan kemajuan hasil belajar, dan (c) memperbaiki proses pembelajaran.

Penilaian dilakukan dalam bentuk ulangan harian, ulangan tengah semester,

ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas dengan menggunakan

berbagai instrumen, baik tes maupun nontes, atau penugasan yang

dikembangkan sesuai dengan karateristik kompetensi dasar setiap mata

pelajaran.

3. Landasan Konseptual

Evaluasi merupakan salah satu sarana penting untuk menilai keberhasilan

proses pembelajaran melalui penilaian pencapaian kompetensi yang menjadi

tujuan pembelajaran. Melalui evaluasi, guru sebagai pengelola kegiatan

pembelajaran dapat mengetahui kemampuan yang dimiliki peserta didik,

ketepatan metode pembelajaran yang digunakan dan keberhasilan peserta didik

dalam mencapai kompetensi sebagai tujuan pembelajaran yang telah

ditetapkan.

Penilaian merupakan pengumpulan informasi mengenai perubahan

kualitas dan kuantitas di dalam diri peserta didik atau grup (Johnson and

Johnson, 2002: 27). Blaustein (dalam Ibrahim, 2001:5) mengatakan bahwa

penilaian (asesmen) adalah proses mengumpulkan informasi dan membuat

keputusan berdasarkan informasi itu. Arends (1997:17) menjelaskan, penilaian

biasanya mengacu pada seluruh informasi penilaian oleh guru untuk membuat

keputusan tentang peserta didik dan kelasnya. Informasi tentang siswa, dapat

diperoleh secara informal melalui observasi dan perubahan verbal dan dapat

pula secara formal dengan tes, pekerjaan rumah, dan laporan secara tertulis.

Linn & Gronlund (1995:5) mendefinsikan penilaian kelas sebagai suatu istilah

umum meliputi prosedur yang digunakan untuk memperoleh informasi tentang

pembelajaran peserta didik (pengamatan, tingkat performans; tes tertulis) dan

terjadi pertimbangan pemberian nilai dengan memperhatikan kemajuan

pembelajaran.

Page 8: Pedoman Penilaian Hasil Belajar

Page 8

Penilaian hasil pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan

menengah menggunakan berbagai teknik penilaian sesuai dengan kompetensi

dasar yang harus dikuasai. Dalam implementasi Kurikulum 2013, teknik-teknik

penilaian untuk mengukur aktivitas-aktivitas kognitif, sikap, dan keterampilan

peserta didik, bersifat lentur serta lebih bervariasi. Dalam hal ini, penilaian lebih

ditujukan pada mengakses proses pembelajaran. Oleh sebab itu, lebih banyak

digunakan data subjektif untuk menilai pertumbuhan peserta didik. Data

subyektif tersebut diperoleh dari hasil pengamatan penugasan, unjuk kerja

peserta didik (aktivitas aktif siswa), lembar observasi, angket, kuesioner,

penilaian tentang jurnal metakognisi yang dikonstruksi peserta didik, hasil

ringkasan dan laporan proyek (presentasi hasil kerja), tes, dan lain-lain.

Sejumlah aspek unjuk kerja peserta didik yang perlu diamati selama

pembelajaran adalah: (1) apakah peserta didik mencoba memecahkan masalah,

(2) apakah mereka bekerja secara kooperatif dalam kelompok, (3) apakah

mereka tetap menunjukkan ketekunan walaupun terkadang menemui kegagalan

dalam mencoba pemecahan masalah pertama, dan (4) apakah mereka

menunjukkan rasa percaya diri. Penilaian dapat dilakukan dengan menggunakan

daftar cek (check list) yang mendeskripsikan kualitas unjuk kerja serta

membantu para peserta didik berpikir tentang apa yang mereka pikirkan dan

membuat perubahan dalam cara bagaimana mereka berpikir adalah esensi dari

metakognisi.

Metakognisi merupakan dasar menuju pada aktivitas problem solving dan

reasoning. Metakognisi sangat penting untuk membantu peserta didik

memikirkan proses tindakan yang mereka lakukan dalam belajar. Tindakan

tersebut misalnya mengkonstruksi jurnal. Jurnal metakognisi adalah hasil

pekerjaan peserta didik berupa pengkonstruksi masalah berikut solusi yang

ditampilkan terhadap masing-masing masalah. Jurnal metakognisi juga dapat

diwujudkan berupa hasil elaborasi terhadap bacaan tertentu. Penilaian dilakukan

Page 9: Pedoman Penilaian Hasil Belajar

Page 9

dengan menggunakan rubrik yang berisi deskripsi kualitatif dan kuantitatif

tentang jurnal yang dikonstruksi.

Penggunaan model tes juga merupakan alternatif cara penilaian dalam

implementasi Kurikulum 2013. Peserta didik dilibatkan mengamati,

mengumpulkan informasi dalam penemuan konsep dan aturan-aturan ilmu yang

dipelajari, pemecahan masalah, dan proses berpikir divergen dikembangkan.

Untuk mengakses proses berpikir divergen, tidak cukup dengan tes pilihan ganda

yang hanya menuntut satu jawaban benar, tetapi diperlukan tes yang bertipe

extended respons dan asesmen yang dapat mengaskes secara komprehensif

bagaimana para peserta didik mengorganisasi, menstrukturisasi, dan

menggunakan informasi yang dipelajari dalam konteks memecahkan masalah

serta berpikir tentang aktivitas belajar mereka di kelas atau di dunia nyata.

Tes dan asesmen semacam itu dapat menantang peserta didik untuk

mengeksplorasi jawaban secara terbuka, memecahkan masalah kompleks, dan

melukiskan kesimpulan sendiri. Untuk maksud tersebut, terdapat enam

karakteristik asesmen, yaitu: (1) menanyakan pebelajar untuk menampilkan,

menciptakan, menghasilkan, atau mengerjakan sesuatu, (2) merangsang berpikir

tingkat tinggi dan keterampilan-keterampilan pemecahan masalah, (3)

menggunakan tugas-tugas yang mewakili aktivitas-aktivitas pembelajaran

bermakna, (4) meminta penerapan-penerapan dunia nyata, dan (5) membuat

pedoman penskoran dengan penggunaan pertimbangan secara manusiawi dan

karakteristik soal. Keseluruhan aktivitas ini ternilai saat peserta didik

memecahkan masalah untuk menemukan konsep dan prinsip yang akan

dikuasai, mengerjakan lembar kerja peserta didik dan berdasarkan tes hasil

belajar (tes uraian).

Apabila para peserta didik mengkonstruksi informasi dalam belajar mereka

dan menerapkan informasi tersebut dalam seting kelas, maka asesmen

hendaknya menyediakan peluang kepada para peserta didik untuk

mengkostruksi respon-respon dan menerapkan belajar mereka dalam

Page 10: Pedoman Penilaian Hasil Belajar

Page 10

memecahkan masalah dan berpikir secara kompleks yang mencerminkan

aktivitas-aktivitas kelas dalam cara-cara yang otentik.

Dengan kata lain, asesmen otentik sangat diperlukan dalam penilaian

proses dan hasil belajar. Asesmen otentik sangat relevan dan bermakna untuk

para peserta didik, kontekstual, penekanan pada keterampilan-keterampilan

kompleks, menyediakan tidak hanya satu jawaban benar, memiliki standar

umum, dan fleksibel (Santyasa, 2003a). Tes tipe extended respons, asesmen

kinerja, dan asesmen portofolio adalah alternatif-alternatif asesmen autentik.

Tes tipe extended respons merupakan perangkat butir open-ended

questions (Krulik & Rudnick, 1999). Dalam menjawab tes dengan tipe open-

ended questions, peserta didik dipicu melakukan interpretation, direction,

solution, dan mengomunikasikan pemikirannya secara tertulis atau verbal dalam

suatu extended response. Dalam proses penyelesaian masalah, tipe tes esai

semacam ini dapat merangsang peserta didik untuk berpikir divergen dan

melibatkan proses mental cukup tinggi. Pertanyaan-pertanyaan esai yang

menuntut extended response menuntut para peserta didik mendemonstrasikan

kemampuannya untuk (1) memanggil pengetahuan faktual, (2) melakukan

evaluasi pengetahuan faktualnya, (3) mengorganisasi ide-ide dan pengetahuan

konseptualnya, (4) menerapkan pengetahuan prosedural melalui

mempresentasikan ide-idenya secara bebas, terbuka, dan disertai pemberian

alasan dengan cara yang rasional (masuk akal).

C. Standar Penilaian

Standar penilaian pendidikan adalah kriteria mengenai mekanisme,

prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik. Penilaian yang

dilakukan berkenaan dengan pendidikan formal, sehingga harus memenuhi

standar tertentu, agar hasil penilaian dapat mengungkap kemampuan peserta

didik yang sesungguhnya. Oleh karena itu dalam penyusunan indikator mutu,

Page 11: Pedoman Penilaian Hasil Belajar

Page 11

instrumen pengukuran, kriteria, dan pedoman penilaian harus standar, tidak ada

ketergantungan pada kemampuan kelompok maupun faktor lainnya. Standar-

standar penilaian tersebut meliputi: kegunaan (utility), fisibilitas (feasibility),

legalitas/etis (propriety), dan akurasi (accuracy).

1. Standar Kegunaan (Utility Standards)

Standar kegunaan menjamin bahwa suatu penilaian yang dilakukan

memberikan informasi praktis yang dibutuhkan peserta didik. Beberapa

aspek yang harus diperhatikan agar informasi hasil penilaian yang diperoleh

dapat menjadi informatif (informative), tepat (timely), dan mempunyai

pengaruh (influential), meliputi: (a) identifikasi peserta didik, (b) kredibilitas

evaluator, (c) pemilihan dan ruang lingkup informasi, (d) dimaksudkan bahwa

dalam melakukan penilaian perlu dipilih dan jelas ruang lingkup, (e)

interpretasi penilaian, (f) kejelasan laporan, (f) diseminasi laporan, (g) dan

dampak penilaian.

2. Standar Fisibilitas (Feasibility Standards)

Standar fisibilitas, merujuk kepada pengertian bahwa dalam melakukan

penilaian harus mengacu kepada prosedur yang mempermudah pelaksanaan,

yakni praktis, realistis, efektif dan efisien dalam pembiayaan (menghasilkan

informasi yang cukup bernilai untuk menjustifikasi aspek yang diukur), dan

mampu mengantisipasi posisi-posisi yang berbeda dari kelompok-kelompok

kepentingan yang bervariasi. Dengan demikian, dapat diperoleh hasil

penilaian yang akurat sehingga dapat mengurangi bias terhadap hasil

penilaian.

3. Standar Legalitas dan Etis (Propriety Standards)

Standar legalitas dan etis berarti bahwa hasil penilaian dapat

mempengaruhi atau berdampak terhadap berbagai kalangan, yaitu

Page 12: Pedoman Penilaian Hasil Belajar

Page 12 Document Title

masyarakat dan pihak-pihak terkait. Penilaian harus dilakukan secara legal

dan etis karena menyangkut hak atas peserta didik yang dinilai dan harus

dihargai sebagai individu yang mempunyai privasi.

4. Standar Akurasi (Accuracy Standards)

Standar akurasi mengandung arti bahwa informasi yang diperoleh

berdasarkan hasil penilaian pendidik atau satuan pendidikan,secara teknis

harus tepat (adquate) dan kesimpulan (conclusion) yang dimbil harus terkait

secara logis dengan data yang diperoleh di lapangan.

D. Tujuan Pedoman Standarisasi Penilaian Hasil Belajar

Tujuan umum Pedoman Standarisasi Penilaian Hasil Belajar di satuan

pendidikan (SD/SMP/SMA) adalah sebagai acuan/referensi bagi pendidik dan

satuan pendidikan dalam menstandarkan mutu penilaian proses dan hasil

belajar peserta didik dan digunakan Pusat Penjaminan Mutu Pendidikan untuk

mengukur, memantau, menganalisis dan memetakan hasil pelaksanaan standar

penilaian hasil belajar di satuan pendidikan (SD/SMP/SMA) secara nasional.

Tujuan khusus pedoman ini, adalah sebagai berikut :

1. Menyediakan acuan standar pemahaman konsep penilaian proses dan hasil

belajar bagi pendidik dan satuan pendidikan (SD/SMP/SMA);

2. Memberikan acuan standar bagi pendidik dan satuan pendidikan dalam

mengembangkan indikator mutu, kisi-kisi, instrumen, kriteria yang

bersesuaian dengan aspek penilaian proses dan hasil belajar peserta didik.

3. Menyediakan acuan standar bagi pendidik dan satuan pendidikan (SD/

SMP/SMA) dalam merencanakan, melaksanakan, mengolah dan

melaporkan hasil penilaian, serta menindaklanjuti hasil penilaian untuk

meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran.

Page 13: Pedoman Penilaian Hasil Belajar

Page 13 Document Title

4. Menyediakan tolok ukur bagi pendidik dan satuan pendidikan untuk menguji

kesesuaian, kecukupan, dan kebermaknaan penilaian proses dan hasil

belajar peserta didik.

E. Sasaran Pedoman Standarisasi Penilaian Hasil Belajar

Sasaran Pedoman Standarisasi Penilaian Hasil Belajar ini adalah sebagai berikut :

1. Para pendidik di satuan pendidikan SD/SMP/SMA.

2. Pengawas dan Kepala Sekolah di satuan pendidikan SD/SMP/SMA untuk

merancang program supervisi penilaian pendidikan di satuan pendidikan

yang menjadi tanggung jawabnya.

3. Para penentu kebijakan di tingkat daerah (Dinas Pendidikan Kabupaten/

Kota & LPMP) serta Pemerintah Pusat untuk membuat kebijakan dalam

pengembangan pendidikan yang sesuai untuk satuan pendidikan di

wilayahnya.

F. Dasar Hukum Pedoman Standarisasi Penilaian Hasil Belajar

Dasar hukum pedoman Standarisasi Penilaian Hasil Belajar meliputi

Undang-Undang dan Peraturan sebagai berikut :

1. Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional;

2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2013 tentang

Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 tentang Standar Nasional

Pendidikan ;

3. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 Tahun 2013

tentang Standar Kompetensi Lulusan;

4. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 69 Tahun 2013

tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SMA;

Page 14: Pedoman Penilaian Hasil Belajar

Page 14 Document Title

5. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 68 Tahun 2013

tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SMP

6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 67 Tahun 2013

tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SD

7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013

tentang Standar Proses;

8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66 tahun 2013

tentang Standar Penilaian Pendidikan;

9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1 tahun 2012

tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan.

Page 15: Pedoman Penilaian Hasil Belajar

Page 15 Document Title

BAB II PENILAIAN HASIL BELAJAR BERBASIS KURIKULUM 2013

A. Penilaian Hasil Belajar Berbasis Kurikulum 2013

Penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk

menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik. Berdasarkan pada

Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang perubahan atas Peraturan

Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan bahwa

penilaian pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri

atas: penilaian hasil belajar oleh pendidik; penilaian hasil belajar oleh satuan

pendidikan; dan penilaian hasil belajar oleh Pemerintah.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 yang

dijelaskan bahwa penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan secara

berkesinambungan untuk memantau proses, kemajuan belajar dan perbaikan

hasil belajar peserta didik secara berkelanjutan yang digunakan untuk menilai

pencapaian kompetensi peserta didik, bahan penyusunan laporan

kemajuan hasil belajar, dan memperbaiki proses pembelajaran. Adapun fungsi

penilaian hasil belajar adalah sebagai berikut:

1. bahan pertimbangan dalam menentukan kenaikan kelas.

2. umpan balik dalam perbaikan proses belajar mengajar.

3. meningkatkan motivasi belajar siswa.

4. evaluasi diri terhadap kinerja siswa

Untuk mencapai tujuan dan fungsi tersebut, maka berbagai upaya terus

dilakukan pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan melalui pembaharuan

sistem pendidikan, salah satunya adalah pembaharuan dalam bidang kurikulum.

Terkait dengan hal tersebut, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

(Kemendikbud) sedang melakukan penyempurnaan kurikulum nasional untuk

jenjang pendidikan dasar dan menengah yang akan diberlakukan mulai tahun

Page 16: Pedoman Penilaian Hasil Belajar

Page 16 Document Title

pelajaran 2013. Perubahan Kurikulum 2013 hendaknya dipahami tidak hanya

sekedar penyesuaian substansi materi dan format kurikulum dengan tuntutan

perkembangan, tetapi juga dipahami dalam konteks pergeseran dan penguatan

paradigma pendidikan yang berorientasi hasil atau standar (outcome-based

education).

Secara lebih sederhana, perubahan kurikulum ini mempertegas pergeseran dari

apa yang harus diajarkan ke pertanyaan tentang apa yang harus dikuasai peserta

didik pada tingkatan dan jenjang pendidikan tertentu. Paradigma ini membawa

implikasi, bahwa penilaian tidak sekedar upaya memperoleh informasi untuk

mengkategorikan peserta didik, namun lebih dari itu harus dipandang sebagai

bagian dari pembelajaran untuk membantu peserta didik mencapai standar

kompetensi lulusan (SKL).

B. Komponen Penilaian Hasil Belajar Berbasis Kurikulum 2013

Terdapat beberapa komponen penting yang perlu dipahami tentang kurikulum

2013, komponen yang dimaksud meliputi : kompetensi, standar kompetensi,

kompetensi inti, kompetensi dasar, silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran,

standar penilaian pendidikan, dan standar penilaian.

1. Kompetensi adalah kemampuan bersikap, berpikir, dan bertindak secara

konsisten sebagai perwujudan dari pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang

dimiliki oleh peserta didik.

2. Standar Kompetensi Lulusan (SKL) merupakan kualifikasi kemampuan lulusan

yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan sebagaimana yang telah

ditetapkan dalam kurikulum.

3. Kompetensi Inti adalah kemampuan bersikap, berpikir, dan bertindak secara

konsisten sebagai perwujudan dari pengetahuan, sikap, dan/atau keterampilan

yang dimiliki oleh peserta didik yang telah menyelesaikan pendidikan pada

satuan atau jenjang pendidikan tertentu. Kompetensi Inti (KI) merupakan

gambaran secara kategorial mengenai kompetensi utama dalam aspek sikap,

pengetahuan, dan ketrampilan yang harus dipelajari dan dimiliki peserta didik

Page 17: Pedoman Penilaian Hasil Belajar

Page 17 Document Title

untuk suatu jenjang sekolah, kelas, dan mata pelajaran tertentu.

4. Kompetensi Dasar adalah kemampuan bersikap, berpikir, dan bertindak secara

konsisten sebagai perwujudan dari pengetahuan, sikap dan atau keterampilan

yang dimiliki pserta didik setelah pokok bahasan tertentu.

5. Silabus adalah rencana pembelajaran pada semester tertentu yang mencakup

kompetensi inti, kompetensi dasar, materi pembelajaran, kegiatan

pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, alokasi waktu, dan

sumber belajar.

6. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana pembelajaran detil

pada suatu materi pokok atau tema tertentu yang mencakup kompetensi inti,

kompetensi dasar, materi pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi,

tujuan, kegiatan pembelajaran, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar.

7. Standar penilaian pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan

dengan mekanisme, prosedur, instrumen, dan kriteria penilaian proses dan hasil

belajar peserta didik.

8. Standar Penilaian untuk satuan pendidikan dasar dan menengah mencakup

perencanaan, pelaksanaan, dan tindak lanjut penilaian proses dan hasil belajar

peserta didik.

Hakikat Penilaian dalam Kurikulum 2013

Terdapat tiga kegiatan yang saling terkait dalam kegiatan penilaian hasil

belajar peserta didik, yakni pengukuran (measurement), penilaian (assessment)

dan evaluasi (evaluation). Ketiga istilah tersebut memiliki makna yang berbeda,

walaupun memang saling berkaitan. Pengukuran adalah kegiatan membandingkan

hasil pengamatan dengan suatu kriteria atau ukuran. Penilaian adalah proses

mengumpulkan informasi/bukti melalui pengukuran, menafsirkan,

mendeskripsikan, dan menginterpretasi bukti-bukti hasil pengukuran. Evaluasi

adalah proses mengambil keputusan (judgment) berdasarkan hasil-hasil penilaian.

Dari sisi kemampuan yang dinilai, cakupan penilaian meliputi aspek

Page 18: Pedoman Penilaian Hasil Belajar

Page 18 Document Title

pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Pada Kurikulum 2013, aspek yang dinilai

tergantung pada Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Kompetensi Inti (KI), dan

Kompetensi Dasar (KD).

1. SKL mencakup aspek sikap (attitude), pengetahuan (knowledge), dan

keterampilan (skills).

2. KI mencakup aspek kompetensi sebagai berikut:

KI-I: aspek sikap peserta didik terhadap Tuhan.

KI-II: aspek sikap peserta didik terhadap diri sendiri dan terhadap

lingkungannya.

KI-III: aspek pengetahuan peserta didik.

KI-IV:aspek keterampilan peserta didik.

3. Untuk setiap KI terdapat rumusan KD yang berbeda dengan pemberian materi

pokok tertentu. Jadi, untuk suatu materi pokok tertentu, muncul 4 KD sebagai

berikut:

KD pada KI-I: aspek sikap terhadap Tuhan (untuk mata pelajaran tertentu

bersifat generik, artinya berlaku untuk seluruh materi pokok).

KD pada KI-II: aspek sikap terhadap diri sendiri dan lingkungannya (untuk

mata pelajaran tertentu bersifat relatif generik, namun beberapa materi

pokok tertentu ada KD pada KI-II yang berbeda dengan KD lain pada KI-II).

KD pada KI-III: aspek pengetahuan

KD pada KI-IV: aspek keterampilan

Berbagai metode dan instrumen, baik formal maupun non formal dapat

digunakan dalam penilaian untuk mengumpulkan informasi.

Informasi yang dikumpulkan menyangkut semua perubahan yang terjadi

baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Penilaian dapat dilakukan selama

pembelajaran berlangsung (penilaian proses) dan setelah pembelajaran usai

dilaksanakan (penilaian hasil/produk).

Penilaian informal bisa berupa komentar-komentar guru yang diberikan/

Page 19: Pedoman Penilaian Hasil Belajar

Page 19 Document Title

diucapkan selama proses pembelajaran, saat seorang peserta didik menjawab

pertanyaan guru, saat seorang peserta didik atau beberapa peserta didik

mengajukan pertanyaan kepada guru atau temannya, atau saat seorang peserta

didik memberikan komentar terhadap jawaban guru atau peserta didik lain, guru

telah melakukan penilaian informal terhadap performansi peserta didik

tersebut. Penilaian proses formal, sebaliknya, merupakan suatu teknik

pengumpulan informasi yang dirancang untuk mengidentifikasi dan merekam

pengetahuan dan keterampilan peserta didik. Berbeda dengan penilaian proses

informal, penilaian proses formal merupakan kegiatan yang disusun dan

dilakukan secara sistematis dengan tujuan untuk membuat suatu simpulan

tentang kemajuan peserta didik.

Beberapa hal penting yang mendasari penilaian hasil belajar pada kurikulum

2013, antara lain adalah sebagai berikut :

1. Penilaian Berdasarkan Standar

Sebuah standar diperlukan karena ia berperan sebagai patokan dan sekaligus

pemicu untuk memperbaiki aktivitas hidup. Dalam konteks pendidikan,

standar diperlukan sebagai acuan minimal (dalam hal kompetensi) yang

harus dipenuhi oleh seorang lulusan dari suatu lembaga pendidikan sehingga

setiap calon lulusan dinilai apakah yang bersangkutan telah memenuhi

standar minimal yang telah ditetapkan. Dengan diterapkannya standar

dalam bentuk Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Kompetensi Inti (KI), dan

Kompetensi Dasar (KD) sebagai acuan dalam proses pendidikan, diharapkan

semua komponen yang terlibat dalam pengelolaan pendidikan di semua

tingkatan, termasuk peserta didik itu sendiri akan mengarahkan upayanya

pada pencapaian standar dimaksud.

Diharapkan dengan pendekatan ini guru memiliki orientasi yang jelas tentang

apa yang harus dikuasai peserta di setiap tingkatan dan jenjang, serta pada

saat yang sama memiliki kebebasan yang luas untuk mendesain dan

Page 20: Pedoman Penilaian Hasil Belajar

Page 20 Document Title

melakukan proses pembelajaran yang dipandang paling efektif dan efisien

untuk mencapai standar tersebut. Dengan demikian, guru didorong untuk

menerapkan prinsip-prinsip pembelajaran tuntas (mastery learning) serta

tidak berorientasi pada pencapaian target kurikulum semata.

2. Penilaian Otentik (Authentic Assessment)

Salah satu implikasi dari diterapkannya standar kompetensi adalah proses

penilaian yang dilakukan oleh guru, baik yang bersifat formatif maupun

sumatif harus menggunakan acuan kriteria. Untuk itu, dalam menerapkan

standar kompetensi guru harus:

mengembangkan matriks kompetensi belajar (learning competency

matrix) yang menjamin pengalaman belajar yang terarah dan

mengembangkan penilaian otentik berkelanjutan (continuous authentic

assessment) yang menjamin pencapaian dan penguasaan kompetensi.

Penilaian otentik adalah proses pengumpulan informasi oleh guru

tentang perkembangan dan pencapaian pembelajaran yang dilakukan

peserta didik melalui berbagai teknik yang mampu mengungkapkan,

membuktikan, atau menunjukkan secara tepat bahwa tujuan pembelajaran

dan kemampuan (kompetensi) telah benar-benar dikuasai dan dicapai.

Terdapat beberapa prinsip-prinsip penilaian otentik berikut yang perlu

dipahami dalam pelaksanaan penilaian pembelajaran berbasis kurikulum

2013 :

1. Proses penilaian harus merupakan bagian yang tak terpisahkan dari

proses pembelajaran, bukan bagian terpisah dari proses pembelajaran (a

part of, not apart from, instruction);

2. Penilaian harus mencerminkan masalah dunia nyata (real world

problems), bukan masalah dunia sekolah (school work-kind of problems);

3. Penilaian harus menggunakan berbagai ukuran, metoda, dan kriteria

yang sesuai dengan karakteristik dan esensi pengalaman belajar;

Page 21: Pedoman Penilaian Hasil Belajar

Page 21 Document Title

4. Penilaian harus bersifat holistik yang mencakup semua aspek dari tujuan

pembelajaran (sikap, keterampilan, dan pengetahuan).

Penilaian Kelas dalam Kurikulum 2013

Penilaian kelas yang dilaksanakan pada Kurikulum 2013, diarahkan untuk dapat

memberdayakan fungsi penilaian kelas secara maksimal, sebagai berikut :

1. Pusat belajar, fokus pada perhatian guru dan peserta didik pada pengamatan

dan perbaikan belajar, dari pada pengamatan dan perbaikan mengajar.

Penilaian kelas memberi informasi dan petunjuk bagi pendidik dan peserta

didik dalam membuat pertimbangan untuk memperbaiki hasil belajar.

2. Partisipasi aktif siswa, fokus pada aktivitas peserta didik, maka penilaian kelas

memerlukan pengukuran partisipasi aktif siswa. Kerjasama peserta didik dalam

proses pembelajaran meningkatkan penguasaan materi mata pelajaran dan

skill dirinya. Guru memotivasi peserta didik agar berpartisipasi aktif selama

proses pembelajaran, dengan tiga pertanyaan bagi guru: (1) apakah

kemampuan dasar dan pengetahuan saya sudah tepat untuk mengajar?; (2)

bagaimana saya dapat menemukan bahwa peserta didik sedang belajar?; (3)

bagaimana saya dapat membantu peserta didik belajar lebih baik? Karena guru

bekerja lebih dekat dengan peserta didik untuk menjawab pertanyaan ini,

maka guru dapat memperbaiki skill mengajarnya.

3. Formatif, bertujuan untuk memperbaiki mutu proses dan hasil belajar peserta

didik. Penilaian bukan hanya untuk memberi nilai atau skor (grading) peserta

didik, tetapi juga untuk mendapatkan informasi bagi perbaikan mutu belajar

peserta didik.

4. Kontekstual spesifik, dapat menjawab kebutuhan khusus bagi guru dan siswa.

Kebutuhan khusus berada dalam kontekstual guru dan peserta didik yang harus

bekerja dengan baik dalam kelas.

Page 22: Pedoman Penilaian Hasil Belajar

Page 22 Document Title

5. Umpan balik, dapat memberikan alur proses umpan balik (feedback loop) di

kelas. Dengan sejumlah TPK, guru dan peserta didik dengan cepat dan mudah

menggunakan umpan balik dan melakukan saran perbaikan belajar berdasarkan

hasil-hasil penilaian. Untuk mengecek pemanfaatan saran tersebut, pimpinan

sekolah menggunakan hasil penilaian kelas, dan melanjutkan pengecekan alur

umpan balik. Karena pendekatan umpan balik ini dalam kegiatan di kelas setiap

hari, maka komunikasi alur hubungan antara pimpinan sekolah, guru dan

peserta didik dalam KBM akan menjadi lebih efisien dan lebih efektif.

6. Berakar dalam praktik mengajar yang baik, merupakan suatu usaha untuk

membangun praktik mengajar yang lebih baik dengan melakukan umpan balik

pada pembelajaran peserta didik lebih sistimatik, lebih fleksibel, dan lebih

efektif. Guru siap menanyakan dan mereaksi pertanyaan siswa, memonitor

bahasa badan dan ekspresi wajah siswa, mengerjakan pekerjaan rumah dan tes

siswa, dan seterusnya. Penilaian kelas memberi suatu cara untuk melakukan

penilaian secara menyeluruh dan sistimatik dalam proses KBM di kelas.

Tujuan Penilaian Kelas

Tujuan penilaian di kelas oleh guru hendaknya diarahkan pada empat (4) tujuan

berikut:

1. Penelusuran (Keeping track), bertujuan melacak/merekam jejak agar proses

pembelajaran peserta didik tetap sesuai dengan rencana. Guru

mengumpulkan informasi sepanjang semester dan tahun pelajaran melalui

berbagai bentuk penilaian kelas agar memperoleh gambaran tentang

pencapaian kompetensi oleh siswa.

2. Pengecekan (Checking-up), yaitu untuk memeriksa adakah kelemahan-

kelemahan yang dialami peserta didik dalam proses pembelajaran. Melalui

penilaian kelas, baik yang bersifat formal maupun informal guru melakukan

Page 23: Pedoman Penilaian Hasil Belajar

Page 23 Document Title

pengecekan kemampuan (kompetensi) apa yang peserta didiktelah kuasai

dan apa yang belum dikuasai.

3. Pencarian (Finding-out), yaitu untuk mencari dan menemukan hal-hal yang

menyebabkan terjadinya kelemahan dan kesalahan dalam proses

pembelajaran. Guru harus selalu menganalisis dan merefleksikan hasil

penilaian kelas dan mencari hal-hal yang menyebabkan proses pembelajaran

tidak berjalan secara efektif.

4. Penyimpulan (Summing-up), yaitu untuk menyimpulkan apakah peserta didik

telah menguasai seluruh kompetensi yang ditetapkan dalam kurikulum atau

belum. Penyimpulan sangat penting dilakukan guru, khususnya pada saat

guru diminta melaporkan hasil kemajuan belajar peserta kepada orang tua,

sekolah, atau pihak lain seperti di akhir semester atau akhir tahun pelajaran

baik dalam bentuk rapor peserta didik atau bentuk lainnya.

Fungsi Penilaian Kelas

Penilaian kelas yang disusun secara terencana dan sistematis oleh guru memiliki

fungsi motivasi, belajar tuntas, efektivitas pengajaran, dan umpan balik.

1. Fungsi Motivasi, penilaian yang dilakukan oleh guru di kelas harus mendorong

atau memotivasi peserta didik untuk belajar. Latihan, tugas, dan ulangan yang

diberikan guru harus memungkinkan peserta didik melakukan proses

pembelajaran baik secara individu maupun kelompok. Bentuk latihan, tugas

dan ulangan harus dirancang sedemikian rupa sehingga peserta didik

terdorong untuk terus belajar dan merasa bahwa kegiatan tersebut

menyenangkan dan menjadi kebutuhannya. Dengan mengerjakan latihan,

tugas, dan ulangan yang diberikan peserta didik sendiri memperoleh

gambaran tentang hal-hal apa yang dia sudah kuasai dan belum dikuasai. Jika

Page 24: Pedoman Penilaian Hasil Belajar

Page 24 Document Title

peserta didik merasa ada hal-hal yang belum dia kuasai, ia terdorong untuk

mempelajarinya lagi.

2. Fungsi Belajar Tuntas, penilaian di kelas harus diarahkan untuk memantau

ketuntasan belajar peserta didik. Pertanyaan yang harus selalu diajukan oleh

guru adalah apakah peserta didik sudah menguasai kemampuan yang

diharapkan, siapa dari peserta didik yang belum menguasai kemampuan

tertentu, dan tindakan apa yang harus dilakukan agar peserta didik akhirnya

menguasai kemampuan tersebut. Ketuntasan belajar harus menjadi fokus

dalam perancangan materi yang harus dicakup setiap kali guru melakukan

penilaian. Jika suatu kemampuan belum dikuasai peserta didik, maka

pembelajaran remidial dilaksanakan dan penilaian harus terus dilakukan

untuk mengetahui apakah semua atau sebagian besar peserta didik telah

menguasai kemampuan tersebut. Rencana penilaian harus disusun sesuai

dengan target kemampuan yang harus dikuasai peserta didik pada setiap

semester dan kelas sesuai dengan daftar kemampuan yang telah ditetapkan.

3. Fungsi sebagai Indikator Efektivitas Pengajaran, di samping untuk memantau

kemajuan belajar siswa, penilaian kelas juga dapat digunakan untuk melihat

seberapa jauh proses belajar mengajar telah berhasil. Apabila sebagian besar

atau semua peserta didik telah menguasai sebagian besar atau semua

kemampuan yang diajarkan, maka dapat disimpulkan bahwa proses belajar

mengajar telah berhasil sesuai dengan rencana. Apabila guru menemukan

bahwa hanya sebagian peserta didik saja yang menguasai kemampuan yang

ditargetkan, guru perlu melakukan analisis dan refleksi mengapa hal ini

terjadi dan apa tindakan yang harus guru lakukan untuk meningkatkan

efektivitas pengajaran.

4. Fungsi Umpan balik, hasil penilaian harus dianalisis oleh guru sebagai bahan

umpan balik bagi peserta didik dan guru sendiri. Umpan balik hasil penilaian

Page 25: Pedoman Penilaian Hasil Belajar

Page 25 Document Title

sangat bermanfaat bagi peserta didik agar peserta didik mengetahui

kelemahan yang dialaminya dalam mencapai kemampuan yang diharapkan,

dan peserta didik diminta melakukan latihan dan atau pengayaan yang

dianggap perlu baik sebagai tugas individu maupun kelompok. Analisis hasil

penilaian juga berguna bagi guru untuk melihat hal-hal apa yang perlu

diperhatikan secara serius dalam proses belajar mengajar. Misalnya, analisis

terhadap kesalahan yang umum dilakukan peserta didik dalam memahami

konsep tertentu menjadi umpan balik bagi guru dan untuk melakukan

perbaikan pada proses belajar mengajar berikutnya. Dalam hal-hal tertentu

hasil penilaian juga dapat menjadi umpan balik bagi sekolah dan orang tua

agar secara bersama-sama mendorong dan membantu ketercapaian target

penguasaan kemampuan yang telah ditetapkan.

Prinsip Penilaian Kelas

Agar penilaian kelas memenuhi tujuan dan fungsi sebagaimana dijelaskan di

atas, perlu diperhatikan hal-hal berikut.

1. Mengacu ke Kemampuan (competency referenced).

Penilaian kelas perlu disusun dan dirancang untuk mengukur apakah peserta

didik telah menguasai kemampuan sesuai dengan target yang ditetapkan dalam

kurikulum. Materi yang dicakup dalam penilaian kelas harus terkait secara

langsung dengan indikator pencapaian kemampuan tersebut. Ruang lingkup

materi penilaian disesuaikan dengan tahapan materi yang telah diajarkan serta

pengalaman belajar peserta didik yang diberikan. Materi penugasan atau

ulangan harus dapat merefleksikan setiap kemampuan yang ditargetkan

dikuasai siswa. Hanya materi yang secara esensial terkait langsung dengan

kemampuan yang perlu dicakup dalam penilaian di kelas. Materi yang tidak

langsung terkait dengan kemampuan tidak perlu dicakup dalam penilaian di

Page 26: Pedoman Penilaian Hasil Belajar

Page 26 Document Title

kelas. Namun demikian, guru tetap dapat mencatat hal-hal tersebut sebagai bahan

dalam melakukan analisis dan umpan balik hasil penlaian.

2. Berkelanjutan (Continuous).

Penilaian yang dilakukan di kelas oleh guru harus merupakan proses yang

berkelanjutan dalam rangkaian rencana mengajar guru selama satu semester dan

tahun pelajaran. Rangkaian aktivitas penilaian kelas yang dilakukan guru melalui

pemberian tugas, pekerjaan rumah (PR), ulangan harian, ulangan tengah dan akhir

semester, serta akhir tahun pelajaran merupakan proses yang berkesinambungan

dan berkelanjutan selama satu tahun pelajaran.

3. Didaktis.

Alat yang akan digunakan untuk penilaian kelas berupa tes maupun non-tes

harus dirancang baik isi, format, maupun tata letak (lay out) dan tampilannya agar

peserta didik menyenangi dan menikmati kegiatan penilaian. Perancangan bahan

penilaian yang kreatif dan menarik dapat mendorong peserta didik untuk

menyelesaikan tugas penilaian, baik yang bersifat individual mapun kelompok

dengan penuh antusias dan menyenangkan. Alat penilaian kelas seperti ini dapat

menumbuhkan rasa ingin tahu peserta didik lebih dalam dan dorongan belajar lebih

kuat.

4. Menggali Informasi.

Penilaian kelas yang baik harus dapat memberikan informasi yang cukup bagi

guru untuk mengambil keputusan dan umpan balik. Pemilihan metode, teknik, dan

alat penilaian yang tepat sangat menentukan jenis informasi yang ingin digali dari

proses penilaian kelas. Acuan sederhana yang dapat digunakan guru adalah prinsip

"sedikit-tapi-banyak" (less-is-more). Prinsip ini dimaksudkan agar guru melakukan

penilaian dengan cakupan materi dan kemampuan yang tidak terlalu banyak tetapi

informasi yang diperoleh dari hasil penilaian tersebut sangat dalam dan luas. Oleh

Page 27: Pedoman Penilaian Hasil Belajar

Page 27 Document Title

karenanya, bentuk soal dan penugasan yang terbuka, seperti soal uraian dan

pemecahan masalah sangat dianjurkan untuk ulangan harian yang disiapkan guru.

Sebaliknya, bentuk soal lebih tertutup, seperti pilihan ganda dan uraian terstruktur,

lebih dianjurkan untuk penilaian yang materinya bersifat luas dan komprehensif

seperti pada ulangan akhir semester dan ulangan kenaikan kelas.

5. Melihat yang benar dan yang salah.

Dalam melaksanakan penilaian, guru hendaknya melakukan analisis terhadap

hasil penilaian dan kerja peserta didik secara seksama untuk melihat kesalahan

yang secara umum terjadi pada peserta didik dan sekaligus melihat hal-hal positif

yang diberikan siswa. Hal-hal positif tersebut dapat berupa, misalnya, jawaban

benar yang diberikan peserta didik di luar perkiraan atau cakupan yang ada pada

guru. peserta didik yang memiliki kelebihan kecerdasan, pengetahuan, dan

pengalaman sangat mungkin memberikan jawaban dan penyelesain masalah yang

tidak tersedia pada bahan yang diajarkan di kelas. Demikian juga, melihat pola

kesalahan yang umum dilakukan peserta didik dalam menjawab dan menyelesaikan

masalah untuk materi serta kompetensi tertentu sangat membantu guru dalam

melakukan perbaikan dan penyesuaian program belajar mengajar. Analisis terhadap

kesalahan jawaban dan penyelesaian masalah yang diberikan peserta didik sangat

berguna untuk menghindari terjadinya miskonsepsi dan ketidakjelasan dalam proses

pembelajaran. Guru hendaknya memberikan penekanan terhadap kesalahan-

kesalahan yang bersifat umum tersebut.

Keterkaitan Penilaian Kelas dan Proses Belajar Mengajar

Penilaian kelas yang baik mempersyaratkan adanya keterkaitan langsung dengan

aktivitas proses belajar mengajar (PBM). Demikian pula, PBM akan berjalan efektif

apabila didukung oleh penilaian kelas yang efektif oleh guru. Penilaian merupakan

bagian integral dari proses belajar mengajar. Kegiatan penilaian harus dipahami

sebagai kegiatan untuk mengefektifkan proses belajar mengajar agar sesuai dengan

Page 28: Pedoman Penilaian Hasil Belajar

Page 28 Document Title

yang diharapkan. Keterkaitan dan keterpaduan antara penilaian dan PBM dapat

digambarkan pada siklus di bawah ini.

Gambar 1 : Siklus PBM dan

Penilaian

Pada gambar 1 di atas tampak jelas bahwa langkah yang dilakukan dalam

rangkaian aktivitas pengajaran meliputi penyusunan rencana mengajar, proses

belajar mengajar, penilaian, analisis dan umpan balik. Dalam siklus

pembelajaran, hal pertama yang harus dilakukan guru adalah menyusun rencana

mengajar. Dalam menyusun rencana mengajar ini hal-hal yang harus

dipertimbangkan meliputi rincian kompetensi yang harus dicapai siswa, cakupan

dan kedalaman materi, indikator pencapaian kompetensi, pengalaman belajar

yang harus dilalui siswa, persyaratan sarana belajar yang diperlukan, dan teknik

serta prosedur untuk menilai ketercapaian kompetensi.

Setelah rencana mengajar tersusun dengan baik, guru melakukan

kegiatan belajar mengajar sesuai dengan rencana tersebut. Hal yang paling

penting untuk diperhatikan dalam proses belajar mengajar ini adalah terjalinnya

interaksi yang efektif antara guru, siswa, dan sumber belajar lainnya sehingga

menjamin terjadinya pengalaman belajar yang mengarah ke penguasaan

kompetensi oleh siswa. Untuk mengetahui dengan pasti ketercapaian

kompetensi dimaksud, guru harus melakukan penilaian secara terarah dan

terprogram. Penilaian harus digunakan sebagai proses untuk mengukur dan

Rencana

Pembelajaran

Penilaian

Pelaksanaan

Pembelajaran

Umpan Balik

Page 29: Pedoman Penilaian Hasil Belajar

Page 29 Document Title

menentukan tingkat ketercapaian kompetensi, dan sekaligus untuk mengukur

efektivitas proses belajar mengajar. Untuk itu, penilaian yang efektif harus

diikuti oleh kegiatan analisis terhadap hasil penilaian dan merumuskan umpan

balik yang perlu dilakukan dalam perencanaan proses belajar mengajar

berikutnya.

Dengan demikian, rencana mengajar yang disiapkan guru untuk siklus

PBM berikutnya harus didasarkan hasil dan umpan balik penilaian sebelumnya.

Jika ini dilakukan, maka kegiatan belajar mengajar yang dilakukan s e p a n j a n g

semester dan tahun pelajaran merupakan rangkaian dari siklus PBM y a n g

saling bersambung. Pembelajaran secara tuntas dan pencapaian k om pe t e ns i

dapat dijamin apabila siklus PBM yang satu terkait dengan siklus P B M

berikutnya.

Page 30: Pedoman Penilaian Hasil Belajar

Page 30 Document Title

BAB III

JENIS, PRINSIP, PENDEKATAN, DAN KARAKTERISTIK PENILAIAN HASIL BERLAJAR

KURIKULUM 2013

A. Jenis Penilaian Hasil Belajar

Penilaian dalam Kurikulum 2013 menekankan pada penilaian yang sebenarnya

(Authentic Assesment) yang dalam pelaksanaannya dapat menggunakan beberapa

jenis penilaian hasil belajar yang dapat dilakukan oleh pendidik, satuan pendidikan

dan pemerintah. Jenis penilaian yang dimaksud meliputi ulangan, ulangan harian,

ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, ujian tingkat kompetensi, ujian

mutu tingkat kompetensi, ujian nasional dan ujian sekolah.

1. Ulangan merupakan proses yang dilakukan untuk mengukur pencapaian

kompetensi peserta didik secara berkelanjutan dalam proses pembelajaran,

untuk memantau kemajuan dan perbaikan hasil belajar peserta didik

2. Ulangan Harian adalah kegiatan yang dilakukan secara periodik untuk mengukur

proses pencapaian kompetensi peserta didik setelah menyelesaikan satu

Kompetensi Dasar (KD) atau lebih dalam proses pembelajaran.

3. Ulangan Tengah Semester adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk

mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah melaksanakan 8 - 9

minggu kegiatan pembelajaran. Cakupan ulangan tengah semester meliputi

seluruh indikator yang merepresentasikan seluruh KD pada periode tersebut.

4. Ulangan Akhir Semester adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk

mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester ganjil.

Cakupan ulangan meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan semua KD

pada semester tersebut.

5. Ujian Tingkat Kompetensi yang selanjutnya disebut UTK merupakan kegiatan

pengukuran yang dilakukan oleh satuan pendidikan untuk

Page 31: Pedoman Penilaian Hasil Belajar

Page 31 Document Title

mengetahui pencapaian tingkat kompetensi. Cakupan UTK meliputi sejumlah

Kompetensi Dasar yang merepresentasikan Kompetensi Inti pada tingkat

kompetensi tersebut

6. Ujian Mutu Tingkat Kompetensi yang selanjutnya disebut UMTK merupakan

kegiatan pengukuran yang dilakukan oleh pemerintah untuk mengetahui

pencapaian tingkat kompetensi. Cakupan UMTK meliputi sejumlah Kompetensi

Dasar yang merepresentasikan Kompetensi Inti pada tingkat kompetensi

tersebut

7. Ujian Nasional yang selanjutnya disebut UN merupakan kegiatan pengukuran

kompetensi tertentu yang dicapai peserta didik dalam rangka menilai

pencapaian Standar Nasional Pendidikan, yang dilaksanakan secara nasional

8. Ujian Sekolah/Madrasah merupakan kegiatan pengukuran pencapaian

kompetensi di luar kompetensi yang diujikan pada UN, dilakukan oleh satuan

pendidikan

B. Prinsip Penilaian Hasil Belajar

Penilaian hasil belajar peserta didik dalam Kurikulum 2013 pada jenjang

pendidikan dasar dan menengah didasarkan pada sejumlah prinsip sebagai berikut:

1. Objektif, berarti penilaian berbasis pada standardan tidak dipengaruhi

faktor subjektivitas penilai

2. Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik dilakukan secara terencana,

menyatu dengan kegiatan pembelajaran, dan berkesinambungan

3. Ekonomis, berarti penilaian yang efisien dan efektif dalam perencanaan,

pelaksanaan, dan pelaporannya

4. Transparan, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar

pengambilan keputusan dapat diakses oleh semua pihak

5. Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan kepada pihak internal

sekolah maupun eksternal untuk aspek teknik, prosedur, dan hasilnya

Page 32: Pedoman Penilaian Hasil Belajar

Page 32 Document Title

6. Edukatif, berarti mendidik dan memotivasi peserta didik dan guru

C. Pendekatan Penilaian Hasil Belajar

Penilaian pembelajaran pada Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan

penilaian acuan patokan dan ketuntasan belajar.

1. Penilaian Acuan Patokan (PAP), semua kompetensi perlu dinilai dengan

menggunakan acuan patokan berdasarkan pada indikator hasil belajar.

Sekolah menetapkan acuan patokan sesuai dengan kondisi dan

kebutuhannya.

2. Ketuntasan Belajar, ditentukan dengan kriteria minimial ideal sebagai berikut:

Untuk KD pada KI-III dan KI-IV, seorang peserta didik dinyatakan belum

tuntas belajar untuk menguasai kompetensi dasar yang dipelajarinya

apabila menunjukkan indikator nilai < 75 dari hasil tes formatif; dan

dinyatakan sudah tuntas belajar untuk menguasai kompetensi dasar yang

dipelajarinya apabila menunjukkan indikator nilai > 75 dari hasil tes

formatif.

Untuk KD pada KI-I dan KI-II, seorang peserta didik dinyatakan sudah

tuntas belajar untuk menguasai kompetensi dasar yang dipelajarinya

apabila menunjukkan indikator nilai > 75 dari hasil tes formatif.

Untuk KD pada KI-I dan KI-II, ketuntasan seorang peserta didik dilakukan

dengan memperhatikan aspek sikap pada KI-I dan KI-II untuk seluruh

matapelajaran, yakni jika profil sikap peserta didik secara umum berada

pada kategori baik menurut standar yang ditetapkan satuan pendidikan

yang bersangkutan.

Implikasi dari kriteria ketuntasan belajar tersebut adalah sebagai berikut:

Untuk KD pada KI-III dan KI-IV: Jika jumlah peserta didik yang mengikuti

remedial maksimal 20%, maka tindakan yang dilakukan adalah pemberian

bimbingan secara individual, misalnya bimbingan perorangan oleh guru

dan tutor sebaya;

Page 33: Pedoman Penilaian Hasil Belajar

Page 33 Document Title

Untuk KD pada KI-III dan KI-IV: Jika jumlah peserta didik yang mengikuti

remedial lebih dari 20% tetapi kurang dari 50%, maka tindakan yang

dilakukan adalah pemberian tugas terstruktur baik secara kelompok dan

tugas mandiri. Tugas yang diberikan berbasis pada berbagai kesulitan

belajar yang dialami peserta didik dan meningkatkan kemampuan peserta

didik mencapai kompetensi dasar tertentu;

Untuk KD pada KI-III dan KI-IV: Jika jumlah peserta didik yang mengikuti

remedial lebih dari 50%, maka tindakan yang dilakukan adalah pemberian

pembelajaran ulang secara klasikal dengan model dan strategi

pembelajaran yang lebih inovatif berbasis pada berbagai kesulitan belajar

yang dialami peserta didik yang berdampak pada peningkatan kemampuan

untuk mencapai kompetensi dasar tertentu;

Untuk KD pada KI-III dan KI-IV: bagi peserta didik yang memperoleh nilai

75 atau lebih dari 75 diberikan materi pengayaan dan kesempatan untuk

melanjutkan pelajarannya ke kompetensi dasar berikutnya; dan

Untuk KD pada KI-I dan KI-II, pembinaan terhadap peserta didik yang

secara umum profil sikapnya belum berkategori baik dilakukan secara

holistik (paling tidak oleh guru mata pelajaran, guru BK, dan orang tua).

D. Karakteristik Penilaian Kurikulum 2013

Pelaksanaan penilaian Kurikulum 2013 memiliki beberapa karakteristik, antara lain

sebagai berikut :

1. Belajar Tuntas (mastery learning)

Untuk kompetensi pada kategori pengetahuan dan keterampilan (KI III dan KI

IV), bagi peserta didik yang belum tuntas belajar pada kompetensi dasar tertentu, tidak

diperkenankan melanjut pada kompetensi dasar berikutnya, sebelum memenuhi

kriteria ketuntasan indikator nilai yang telah ditetapkan sebelumnya dengan prosedur

yang benar dan hasil yang baik. Asumsi yang digunakan dalam belajar tuntas adalah

peserta didik dapat belajar apa pun, hanya waktu yang dibutuhkan yang berbeda.

Page 34: Pedoman Penilaian Hasil Belajar

Page 34 Document Title

Peserta didik yang belajar lambat perlu waktu lebih lama untuk materi yang sama,

dibandingkan peserta didik pada umumnya.

2. Otentik

Memandang penilaian dan pembelajaran berorientasi pada pertumbuhan dan

perkembangan peserta didik secara holistik, maka penilaian otentik sangat urgen dalam

implementasi Kurikulum 2013. Penilaian otentik menuntut peserta didik

mendemostrasikan pengetahuan dan keterampilannya untuk menyelesaikan masalah

nyata. Guru merancang masalah nyata yang bermakna dan menunjukkan

kebermanfaatan ilmu pengetahuan yang dipelajari peserta didik dalam kehidupan

nyata, bukan dunia sekolah. Penilaian otentik menggunakan berbagai cara dan kriteria

holistik (kompetensi utuh merefleksikan pengetahuan, keterampilan, dan sikap).

Penilaian otentik tidak hanya mengukur apa yang diketahui oleh peserta didik, tetapi

lebih menekankan mengukur apa yang dapat dilakukan oleh peserta didik.

3. Berkesinambungan

Tujuannya adalah untuk mendapatkan gambaran yang utuh mengenai

perkembangan hasil belajar peserta didik, memantau proses, kemajuan, dan perbaikan

hasil terus menerus dalam bentuk penilaian proses, dan berbagai jenis ulangan secara

berkelanjutan (Ulangan Harian, Ulangan Tengah Semester, Ulangan Akhir Semester,

atau Ulangan Kenaikan Kelas).

4. Berdasarkan Acuan Kriteria

Kemampuan peserta didik tidak dibandingkan terhadap kelompoknya, tetapi

dibandingkan terhadap kriteria yang ditetapkan, misalnya KKM (kriteria ketuntasan

minimal), yang ditetapkan oleh satuan pendidikan masing-masing.

5. Menggunakan Teknik Penilaian yang Bervariasi

Teknik penilaian yang dipilih dapat berupa tertulis, lisan, produk, portofolio, unjuk

kerja, proyek, pengamatan, partisipasi, dan penilaian diri. Serta teknik lain yang sesuai

dengan kompetensi yang akan dinilai.

Page 35: Pedoman Penilaian Hasil Belajar

Page 35 Document Title

Karakteristik Penilaian Hasil Belajar pada Satuan Pendidikan

1. Satuan Pendidikan Dasar: SD

Karakteristik penilaian hasil belajar pada satuan pendidikan dasar, adalah sebagai berikut :

Standar Kompetensi Lulusan SD untuk domain sikap memiliki perilaku yang

mencerminkan sikap, beriman, berakhlak mulia, percaya diri, dan bertanggung

jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam di

sekitar rumah, sekolah, dan tempat bermain.

Standar Kompetensi Lulusan SD untuk domain pengetahuan memiliki

pengetahuan faktual dan konseptual dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni,

budaya, humaniora, dengan wawasan kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban

terkait fenomena dan kejadian di lingkungan rumah, sekolah, dan tempat

bermain.

Standar Kompetensi Lulusan SD untuk domain keterampilan memiliki

kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam ranah abstrak dan

konkret, terkait dengan yang ditugaskan kepadanya sesuai dengan apa yang

dipelajari di sekolah.

Menggunakan pendekatan pembelajaran tematik integratif, yaitu suatu

pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dari

berbagai mata pelajaran ke dalam berbagai tema.

Pengintegrasian dalam pembelajaran tematik dilakukan dalam dua hal, yaitu

integrasi sikap, pengetahuan, dan keterampilan dalam proses pembelajaran dan

integrasi berbagai konsep dasar yang berkaitan.

Berbagai konsep dasar dirajut dengan tema sehingga peserta didik tidak belajar

konsep dasar secara parsial.

Pembelajarannya memberikan makna yang utuh kepada peserta didik seperti

tercermin pada berbagai tema yang tersedia.

Dalam pembelajaran tematik integratif, tema yang dipilih berkenaan dengan

Page 36: Pedoman Penilaian Hasil Belajar

Page 36 Document Title

dengan yang ditugaskan kepadanya sesuai dengan apa yang dipelajari di

sekolah.

Tema yang dipilih berkenaan dengan alam dan kehidupan manusia. Untuk kelas

I, II, dan III, keduanya merupakan pemberi makna yang substansial terhadap

mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia,

Matematika, Seni-Budaya dan Prakarya, serta Pendidikan Jasmani, Olahraga dan

Kesehatan.

Penilaian dilakukan secara utuh dan menyeluruh terhadap semua aspek

pembelajaran, baik pengetahuan, keterampilan, maupun sikap/nilai.

Kegiatan penilaian harus sudah direncanakan bersamaan dengan kegiatan

penyusunan program semester dan dilaksanakan sesuai dengan program yang

telah disusun.

Penilaian dilakukan dengan mengacu pada indikator dari masing-masing

kompetensi dasar dari setiap mata pelajaran.

Penilaian pembelajaran tematik mencakup penilaian terhadap proses dan hasil

belajar siswa.

Hasil karya/kerja peserta didik dapat digunakan sebagai bahan masukan guru

dalam mengambil keputusan.

2. Satuan Pendidikan Dasar: SMP

Karakteristik penilaian hasil belajar pada satuan pendidikan dasar:SMP adalah sebagai berikut

Standar Kompetensi Lulusan SMP untuk domain sikap memiliki perilaku yang

mencerminkan sikap, beriman, berakhlak mulia, percaya diri, dan bertanggung

jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam, dalam

jangkauan pergaulan dan keberadaannya .

Standar Kompetensi Lulusan SMP untuk domain keterampilan memiliki

kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam ranah abstrak dan

konkret terkait dengan yang dipelajari di sekolah sesuai dengan yang dipelajari di

Page 37: Pedoman Penilaian Hasil Belajar

Page 37 Document Title

di sekolah dan dari berbagai sumber lainnya yang sama dalam sudut pandang /

teori

Standar Kompetensi Lulusan SMP untuk domain pengetahuan memiliki

pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural dalam Ilmu pengetahuan,

teknologi, seni, budaya, humaniora, dengan wawasan kebangsaan, kenegaraan,

dan peradaban terkait fenomena dan kejadian yang tampak nyata seperti

beriman, berakhlak mulia, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam

berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam di sekitar rumah,

sekolah, dan tempat bermain.

Ilmu Pengetahuan Alam dan Ilmu Pengetahuan Sosial dikembangkan sebagai

mata pelajaran integrative science dan integrative social studies, bukan sebagai

pendidikan disiplin ilmu

Ilmu Pengetahuan Alam dan Ilmu Pengetahuan Sosial sebagai pendidikan

berorientasi aplikatif, pengembangan kemampuan berpikir, kemampuan

belajar, rasa ingin tahu, dan pengembangan sikap peduli dan bertanggung

jawab terhadap lingkungan sosial dan alam.

Proses pembelajaran aktif memerlukan waktu yang lebih panjang dari proses

pembelajaran penyampaian informasi karena peserta didik perlu latihan untuk

melakukan pengamatan, menanya, asosiasi, menyaji, dan berkomunikasi

Bertambahnya jam belajar memungkinkan guru melakukan penilaian proses dan

hasil belajar

Pendidik perlu melakukan pengamatan lebih jelas kemajuan peserta didiknya

mengingat kompetensi yang diharapkan dari proses pembelajaran ini adalah

kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

Pengukuran kompetensi sikap dan keterampilan membutuhkan pengamatan yang

lebih lama dibandingkan dengan pengukuran kompetensi pengetahuan.

Penilaian untuk ketiga macam kompetensi ini harus berdasarkan penilaian proses

dan hasil, antara lain melalui sistem penilaian otentik yang tentunya

membutuhkan waktu penilaian yang lebih lama

Page 38: Pedoman Penilaian Hasil Belajar

Page 38 Document Title

3. Satuan Pendidikan Menengah : SMA

Karakteristik penilaian hasil belajar pada satuan pendidikan menengah:SMA adalah

sebagai berikut

Standar Kompetensi Lulusan SMA untuk domain sikap memiliki perilaku yang

mencerminkan sikap, beriman, berakhlak mulia, percaya diri, dan bertanggung

jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam, serta

menempatkan dirinya sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

Standar Kompetensi Lulusan SMA untuk domain pengetahuan memiliki

pengetahuan konseptual, prosedural dan metakognitif dalam Ilmu pengetahuan,

teknologi, seni, budaya, humaniora, dengan wawasan kebangsaan, kenegaraan,

dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian.

Standar Kompetensi Lulusan SMA untuk domain keterampilan memiliki

kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam ranah abstrak dan

konkret terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah dari

berbagai sumber berbeda dalam informasi dan sudut pandang/teori yang

dipelajarinya di sekolah, masyarakat, dan belajar mandiri

Page 39: Pedoman Penilaian Hasil Belajar

Page 39 Document Title

BAB IV TEKNIK PENILAIAN HASIL BELAJAR KURIKULUM 2013

Berbagai teknik penilaian dapat digunakan untuk mengumpulkan informasi

kemajuan belajar peserta didik, baik yang berhubungan dengan proses belajar

maupun hasil belajar, sesuai dengan kompetensi yang harus dikuasai. Penilaian

kompetensi dilakukan melalui pengukuran indikator-indikator pada setiap

kompetensi dasar. Untuk mengumpulkan informasi tentang kemajuan peserta didik

dapat dilakukan berbagai teknik, baik berhubungan dengan proses maupun hasil

belajar. Teknik mengumpulkan informasi tersebut pada prinsipnya adalah cara

penilaian kemajuan belajar peserta didik terhadap pencapaian kompetensi.

Penilaian dilakukan berdasarkan indikator-indikator pencapaian hasil relajar, baik

pada domain kognitif, afektif, maupun psikomotor

Metode penilaian hasil belajar oleh pendidik menggunakan berbagai teknik

sesuai dengan tujuan pembelajaran yang meliputi ranah sikap meliputi observasi,

penilaian diri dan penilaian antar teman serta jurnal. Untuk ranah pengetahuan

meliputi tes tertulis dan lisan serta penugasan. Sedangkan untuk ranah

keterampilan meliputi tes praktek atau penilaian kinerja, projek atau portofolio.

1. Observasi merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara

berkesinambungan dengan menggunakan indera, baik secara langsung maupun

tidak langsung dengan menggunakan pedoman observasi yang berisi sejumlah

indikator perilaku yang diamati.

2. Penilaian diri merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik

untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam konteks

pencapaian kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian

diri

3. Penilaian antar peserta didik merupakan teknik penilaian dengan cara meminta

peserta didik untuk saling menilai terkait dengan pencapaian kompetensi.

Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian antarpeserta didik

Page 40: Pedoman Penilaian Hasil Belajar

Page 40 Document Title

4. Jurnal merupakan catatan pendidik di dalam dan di luar kelas yang berisi

informasi hasil pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan peserta didik

yang berkaitan dengan sikap dan perilaku

5. Instrumen tes tulis berupa soal pilihan ganda, isian, jawaban singkat, benar-

salah, menjodohkan, dan uraian. Instrumen uraian dilengkapi pedoman

penskoran

6. Instrumen tes lisan berupa daftar pertanyaan.

7. Penugasan berupa pekerjaan rumah dan/atau projek yang dikerjakan secara

individu atau kelompok sesuai dengan karakteristik tugas

8. Tes praktik adalah penilaian yang menuntut respon berupa keterampilan

melakukan suatu aktivitas atau perilaku sesuai dengan tuntutan kompetensi.

9. Projek adalah tugas-tugas belajar (learning tasks) yang meliputi kegiatan

perancangan, pelaksanaan, dan pelaporan secara tertulis maupun lisan dalam

waktu tertentu.

10. Portofolio adalah penilaian yang dilakukan dengan cara menilai kumpulan

seluruh karya peserta didik dalam bidang tertentu yang bersifat reflektif-

integratif untuk mengetahui minat, perkembangan, prestasi, dan/atau

kreativitas peserta didik dalam kurun waktu tertentu. Karya tersebut dapat

berbentuk tindakan nyata yang mencerminkan kepedulian peserta didik

terhadap lingkungannya.

Dalam implementasi kurikulum 2013, penilaian dilakukan secara holistik, namun

perlu penekanan proporsi penilaian proses dan hasil belajar pada aspek sikap,

pengetahuan dan keterampilan untuk setiap jenjang pendidikan. Pada jenjang

pendidikan dasar, proporsi pembinaan karakter lebih diutamakan dari pada

proporsi pembinaan akademik. Sebaliknya para pendidik pada jenjang pendidikan

menengah lebih mengutamakan pendidikan akademik dari pada pendidikan

karakter. Hal ini dapat disajikan dalam gambar berikut :

Page 41: Pedoman Penilaian Hasil Belajar

Page 41 Document Title

Pendidikan

Karakter

Pendidikan

Akademik

SD

TK

SMP

SMA/K

Gambar-2: Penilaian Terkait Proporsi Penekanan Pendidikan Karakter dan Akademik

Dalam pemilihan teknik penilaian, para pendidik pada jenjang pendidikan PAUD,

TK, dan SD lebih banyak porsinya menggunakan teknik penilaian terkait soft skill

(misalnya kemampuan yang perlu dilatih dan diukur antara lain: mengamati,

motivasi berprestasi, kemauan bekerja keras, bekerjasama, disiplin,

berkomunikasi mengajukan ide kepada teman, tata krama, dan lain hal terkait

pendidikan karakter) dari pada penilaian hard skill (pengukuran penguasaan

pengetahuan dan keterampilan). Demikian sebaliknya, para pendidik pada

jenjang pendidikan menengah lebih banyak menggunakan teknik penilaian

terkait hard skill (misalnya pengukuran penguasaan konsep, kemampuan

berpikir kritis dan kreatif, dan hal lain terkait kemampuan akademik) dari pada

menggunakan teknik penilaian soft skill (misalnya penilaian sikap ilmiah,

penilaian diri, tangguh menghadapi masalah, bekerjasama dalam tim).

memecahkan masalah otentik, penilaian kinerja, kemampuan berpikir kritis dan

kreatif, dan hal lain terkait kemampuan akademik) dari pada menggunakan

teknik penilaian soft skill (misalnya penilaian sikap ilmiah, penilaian diri, tangguh

menghadapi masalah, bekerjasama dalam tim).

Page 42: Pedoman Penilaian Hasil Belajar

Page 42 Document Title

BAB V PEMANFAATAN DAN PELAPORAN PENILAIAN HASIL BELAJAR

KURIKULUM 2013

Penilaian menghasilkan informasi pencapaian kompetensi peserta didik yang dapat

digunakan antara lain: (1) perbaikan (remedial) bagi peserta didik yang belum mencapai

kriteria ketuntasan, (2) pengayaan bagi peserta didik yang mencapai kriteria ketuntasan

lebih cepat dari waktu yang disediakan, (3) perbaikan program dan proses

pembelajaran, (4) pelaporan, dan (5) penentuan kenaikan kelas.

A. Pemanfaatan Hasil Penilaian

Pemanfaatan hasil penilaian digunakan untuk program remidial, program

pengayaan, perbaikan program dan penilaian kinerja pendidik

1. Program Remedial

Program Remedial dilakukan oleh guru mata pelajaran, guru kelas, atau oleh

guru lain yang memiliki kemampuan memberikan bantuan dan mengetahui

kekurangan peserta didik. Remedial diberikan kepada peserta didik yang belum

mencapai kriteria ketuntasan belajar. Kegiatan remidial dapat berupa tatap

muka dengan guru atau diberi kesempatan untuk belajar sendiri, kemudian

dilakukan penilaian dengan cara: menjawab pertanyaan, membuat rangkuman

pelajaran, atau mengerjakan tugas mengumpulkan data. Waktu remedial diatur

berdasarkan kesepakatan antara peserta didik dengan guru, dapat dilaksanakan

pada atau di luar jam efektif. Untuk itu pendidik perlu menyusun rancangan

program remedial dan perangkat yang sesuai dengan kebutuhan serta

menerapkan program remedial untuk peserta didik yang hasil belajarnya belum

mencapai kriteria minimal ketuntasan belajar.

2. Program Pengayaan

Program Pengayaan diberikan kepada peserta didik yang memiliki

penguasaan lebih cepat dibandingkan peserta didik lainnya, atau peserta didik

yang telah mencapai ketuntasan belajar ketika sebagian besar peserta didik yang

lain belum mencapainya.

Page 43: Pedoman Penilaian Hasil Belajar

Page 43 Document Title

3. Perbaikan Program

Guru dapat memanfaatkan hasil penilaian untuk perbaikan program dan

kegiatan pembelajaran, serta pengambilan keputusan yang tepat untuk

memberikan bantuan optimal kepada kelas maupun peserta didik baik yang

memerlukan remedial maupun pengayaan dalam mencapai kompetensi yang

telah ditargetkan dalam kurikulum, atau guru harus mengulang pelajaran

dengan menginovasi strategi pembelajaran, dan memperbaiki program

pembelajarannya.

4. Penilaian Kinerja Pendidik

Hasil penilaian dapat digunakan Kepala sekolah sebagai dasar untuk

menilai kinerja guru dan tindak lanjutnya serta untuk mengetahui tingkat

keberhasilan peserta didik. Hasil penilaian proses dan hasil belajar peserta didik

dapat digunakan untuk promosi dalam kompetisi peserta didik di tingkat

nasional, regional, dan internasional.

B. Pelaporan Hasil Penilaian

1. Akuntabilitas Publik

Laporan kemajuan hasil belajar peserta didik dibuat sebagai

pertanggungjawaban lembaga sekolah kepada orangtua/wali peserta didik,

komite sekolah, masyarakat, dan instansi terkait lainnya. Laporan tersebut

merupakan sarana komunikasi dan kerja sama antara sekolah, orang tua, dan

masyarakat yang bermanfaat baik bagi kemajuan belajar peserta didik maupun

pengembangan sekolah. Pelaporan hasil belajar hendaknya memuat :

1. rincian hasil belajar peserta didik berdasarkan kriteria yang telah

ditentukan,

2. informasi yang jelas, komprehensif, dan akurat tentang perkembangan

peserta didik,

3. bahan informasi kepada orangtua tentang perkembangan hasil belajar

anaknya.

Page 44: Pedoman Penilaian Hasil Belajar

Page 44 Document Title

2. Bentuk Laporan

Laporan kemajuan belajar peserta didik disajikan dalam data kuantitatif

dan kualitatif. Data kuantitatif disajikan dalam angka (skor), dan data kualitatif

disajikan dalam bentuk deskripsi. Laporan hasil belajar berupa data kompetensi

peserta didik yang dibuat oleh guru dan wali kelas. Data yang dibuat guru

berupa daftar nilai dalam bentuk buku dan lembaran yang menggambarkan

seluruh kompetensi matapelajaran tertentu. Data yang disajikan wali kelas/guru

kelas berupa gambaran seluruh kompetensi yang disajikan dalam bentuk angka

dan deskripsi setiap kompetensi inti (KI) sebagai laporan kepada orang tua

melalui satuan pendidikan.

Bentuk laporan dapat berupa lembaran, buku, dan buku yang disertai

lembaran. Laporan dalam bentuk lembaran hendaknya memuat seluruh

informasi tentang kemajuan peserta didik secara menyatu. Laporan berupa buku

mendeskripsikan seluruh kompetensi untuk disampaikan kepada orang tua

peserta didik secara berkala. Laporan berupa buku dan lembaran memuat

seluruh kompetensi secara terpisah.

Buku laporan berisi informasi kompetensi inti 3 dan 4 (KI-3 dan KI-4),

sedangkan lembaran secara terpisah mendeskripsikan kompetensi inti 1 dan 2

(KI-1 dan KI-2).

3. Isi Laporan

Laporan hasil belajar memuat informasi berikut :

Identitas peserta didik.

Perkembangan peserta didik secara akademik, fisik, sosial emosional dan

ketaqwaan menurut agamanya.

Potensi peserta didik yang perlu dikembangkan.

Partisipasi peserta didik dalam kegiatan di sekolah.

Rekomendasi bagi peserta didik dan orang tua/wali.

Page 45: Pedoman Penilaian Hasil Belajar

Page 45 Document Title

Tanda tangan wali kelas, Kepala Sekolah dan orang tua/wali peserta didik.

4. Rekap Nilai

Rekapitulasi nilai merupakan rekap kemajuan belajar peserta didik oleh

guru, yang berisi informasi tentang pencapaian kompetensi peserta didik untuk

setiap KD, dalam kurun waktu 1 semester. Tahapan pencapaian kompetensi

peserta didik dalam rekapitulasi nilai ini meliputi nilai KD, nilai-nilai remedial

serta nilai pengayaan. Nilai tiap KD diperoleh dari nilai proses dan nilai akhir.

Rekap nilai diperlukan sebagai alat kontrol bagi guru tentang perkembangan

hasil belajar peserta didik, sehingga diketahui kapan peserta didik memerlukan

remedial ataupun pengayaan. Nilai yang ditulis merupakan rekap nilai setiap KD

dari setiap aspek penilaian. Rata-rata nilai KD dalam setiap aspek akan menjadi

nilai pencapaian kompetensi untuk aspek yang bersangkutan. Khusus KD pada KI

I dan KI II, isinya dalam bentuk deskripsi profil sikap peserta didik secara holistik

untuk satu semester

5. Rapor

Rapor adalah laporan kemajuan belajar peserta didik dalam kurun waktu

satu semester. Rapor berisi informasi tentang pencapaian kompetensi yang telah

ditetapkan dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan. Masing-masing sekolah

boleh menetapkan sendiri model rapor yang dikehendaki. Nilai rapor adalah nilai

mata pelajaran yang menggambarkan kemampuan peserta didik. Nilai tersebut

diperoleh dengan cara menggabungkan nilai proses (nilai harian, tugas,

pengamatan) dan nilai akhir (nilai UTS dan UAS/UKK). Bobot nilai proses tidak

lebih kecil dari nilai akhir.

Page 46: Pedoman Penilaian Hasil Belajar

Page 46 Document Title

BAB VI

PROSEDUR DAN MEKANISME PELAKSANAAN PENILAIAN HASIL BELAJAR

A. Prosedur Penilaian

1. Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik

Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan secara berkesinambungan,

bertujuan untuk memantau proses dan kemajuan belajar peserta didik serta

untuk meningkatkan keefektifan kegiatan pembelajaran. Penilaian ini

dilaksanakan dalam bentuk penugasan, ulangan harian, ulangan tengah

semester, ulangan akhir semester dan ulangan kenaikan kelas. Berbagai

macam ulangan dilaksanakan dengan menggunakan teknik dan bentuk

instrumen yang sesuai dengan kebutuhan.

Penilaian hasil belajar oleh pendidik digunakan untuk (a) menilai

pencapaian kompetensi peserta didik, (b) bahan penyusunan laporan hasil

belajar, dan (c) memperbaiki proses pembelajaran. Penilaian dilakukan dengan

menggunakan berbagai bentuk instrumen baik tes maupun nontes atau

penugasan yang dikembangkan sesuai dengan karateristik kelompok mata

pelajaran. Penilaian yang dilakukan oleh pendidik harus terencana, terpadu,

menyeluruh, dan berkesinambungan. Dengan penilaian ini, diharapkan

pendidik dapat (a) mengetahui kompetensi yang telah dicapai peserta didik,

(b) meningkatkan motivasi belajar peserta didik, (c) mengantarkan peserta

didik mencapai kompetensi yang telah ditentukan, (d) memperbaiki strategi

pembelajaran, dan (e) meningkatkan akuntabilitas sekolah. Ulangan tengah

semester, ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas dilakukan oleh

pendidik di bawah koordinasi satuan pendidikan.

2. Penilaian Hasil Belajar oleh Satuan Pendidikan

Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan dilakukan untuk menilai

pencapaian kompetensi peserta didik pada semua mata pelajaran.

Page 47: Pedoman Penilaian Hasil Belajar

Page 47 Document Title

Satuan pendidikan menetapkan penilaian akhir yang akan digunakan sebagai

salah satu persyaratan untuk menentukan kelulusan peserta didik dari satuan

pendidikan dan harus mempertimbangkan hasil penilaian peserta didik oleh

pendidik;

Ujian Sekolah dilaksanakan oleh sekolah dengan berpedoman pada

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional dan Prosedur Operasi Standar yang

ditetapkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan yang ditetapkan setiap

tahun pelajaran. Ujian Sekolah juga merupakan salah satu persyaratan untuk

menentukan kelulusan peserta didik dari satuan pendidik.

B. Mekanisme Penilaian

Sistem penilaian meliputi kegiatan perancangan dan pelaksanaan penilaian,

analisis dan rekomendasi, tindak lanjut hasil penilaian, serta pelaporan penilaian.

Mekanisme penilaian hasil belajar peserta didik digambarkan pada bagan berikut

Gambar-3: Mekanisme Penilaian Proses dan Hasil Belajar

Perencanaan Perencanaan

PenilaianPenilaian

Pelaksanaan Pelaksanaan

PenilaianPenilaian

Analisis Hasil Analisis Hasil

PenilaianPenilaian

PemanfaatanPemanfaatan

Hasil Hasil

PenilaianPenilaian TindakTindak

LanjutLanjut

Perencanaan Perencanaan

Program LanjutanProgram Lanjutan

Page 48: Pedoman Penilaian Hasil Belajar

Page 48 Document Title

1. Perencanaan Penilaian

Perencanaan penilaian mencakup penyusunan kisi-kisi yang memuat indikator dan

strategi penilaian. Strategi penilaian meliputi pemilihan teknik penilaian dan bentuk

instrumen penilaian.

1) Perencanaan Penilaian oleh Pendidik, secara teknis kegiatan pada tahap

perencanaan penilaian oleh pendidik sebagai berikut:

Menjelang awal tahun pelajaran, guru mata pelajaran sejenis pada satuan

pendidikan melakukan : pengembangan indikator pencapaian KD,

penyusunan rancangan penilaian (teknik dan bentuk penilaian) yang sesuai,

pembuatan rancangan program remedial dan pengayaan, penetapan

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) masing-masing mata pelajaran untuk

ulangan harian dengan memperhatikan karakteristik peserta didik antara

lain kemampuan rata-rata peserta didik/intake, dan kondisi satuan

pendidikan yang meliputi daya dukung, kualifikasi dan kompetensi guru,

fasilitas sarana dan prasarana, dan sebagainya.

Pendidik mengembangkan indikator penilaian, kisi-kisi, instrumen penilaian

untuk berbagai teknik penilaian baik tes, pengamatan, maupun penugasan,

dan pedoman penskoran beserta rubriknya.

2) Perencanaan Penilaian oleh Satuan Pendidikan, meliputi kegiatan sebagai

berikut:

Melalui rapat dewan pendidik, satuan pendidikan melakukan: pendataan

KKM setiap mata pelajaran, penentuan kriteria kenaikan kelas bagi satuan

pendidikan.

Penentuan kriteria kenaikan kelas dan kelulusan ujian sekolah

Koordinasi ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan

kenaikan kelas

Page 49: Pedoman Penilaian Hasil Belajar

Page 49 Document Title

Membentuk tim untuk menyusun instrumen penilaian untuk ulangan

tengah semester, ulangan akhir semester, ulangan kenaikan kelas dan ujian

sekolah yang meliputi: pengembangan kisi-kisi penulisan soal, penyusunan

butir soal sesuai dengan indikator dan bentuk soal, serta mengikuti kaidah

penulisan butir soal, penelaahan butir soal secara kualitatif, dilakukan oleh

pendidik lain (bukan penyusun butir soal) pengampu mata pelajaran yang

sama dengan mata pelajaran yang butir soalnya ditelaah, perakitan butir-

butir soal menjadi perangkat tes

2. Pelaksanaan Penilaian

Pelaksanaan penilaian harus berlangsung dalam suasana kondusif, tenang dan

nyaman dengan menerapkan prinsip valid, objektif, adil, terpadu, terbuka,

menyeluruh, menggunakan acuan criteria, dan akuntabel.

1). Pelaksanaan Penilaian oleh Pendidik, kegiatan yang dilakukan oleh pendidik pada

tahap ini meliputi:

Pada awal semester pendidik menginformasikan KKM ulangan harian dan

silabus mata pelajaran yang di dalamnya memuat rancangan dan kriteria

penilaian kepada peserta didik

Melaksanakan penilaian dengan menggunakan instrumen yang telah

dikembangkan;

Memeriksa hasil pekerjaan peserta didik mengacu pada pedoman penskoran

dan kriteria penilaian yang telah ditetapkan sebelumnya, untuk mengetahui

kemajuan hasil belajar dan kesulitan belajar peserta didik;

Hasil pekerjaan peserta didik untuk setiap penilaian dikembalikan kepada

masing-masing peserta didik disertai balikan/komentar yang mendidik

misalnya, mengenai kekuatan dan kelemahan hasil belajar peserta didik. Ini

merupakan informasi yang dapat dimanfaatkan oleh peserta didik untuk (a)

mengetahui kemajuan hasil belajarnya, (b) mengetahui kompetensi yang

belum dan yang sudah dicapainya sesuai kriteria yang ditetapkan, (c)

memotivasi diri untuk belajar lebih baik, dan (d) memperbaiki strategi

belajarnya belajarnya.

Page 50: Pedoman Penilaian Hasil Belajar

Page 50 Document Title

2) Pelaksanaan Penilaian oleh Satuan Pendidikan, meliputi kegiatan berikut:

Melaksanakan koordinasi ulangan tengah semester, ulangan akhir

semester, dan ulangan kenaikan kelas;

Menyelenggarakan ujian sekolah . Penyelenggaraan ujian sekolah mengacu

pada Prosedur Operasi Standar Ujian Sekolah (POS-US) yang diterbitkan oleh

BSNP

3. Analisis Hasil Penilaian

1. Analisis Hasil Penilaian oleh Pendidik

Kegiatan yang dilakukan oleh pendidik pada tahap analisis adalah

menganalisis hasil penilaian ulangan harian menggunakan acuan kriteria yang

telah ditetapkan yaitu KKM. Analisis ini bermanfaat untuk dua tujuan, yaitu

(1) untuk menentukan apakah peserta didik telah mencapai KKM dan dapat

melanjutkan mengikuti pembelajaran KD berikutnya atau peserta didik belum

mencapai KKM dan masih memerlukan analisis diagnostik oleh pendidik

sebagai dasar bagi pemberian remedial, dan (2) untuk mendapatkan umpan

balik bagi pendidik dalam rangka perbaikan kualitas pembelajaran.

2. Analisis Hasil Penilaian oleh Satuan Pendidikan

Menentukan nilai akhir untuk setiap mata pelajaran yang diperoleh dari

akumulasi nilai ulangan tengah semester, ulangan akhir semester dan

penugasan. Bobot masing-masing penilaian ditetapkan sekolah dan dapat

bervariasi antar mata pelajaran sesuai dengan karakteristik mata pelajaran

Melalui rapat dewan pendidik, satuan pendidikan menetapkan dapat

tidaknya peserta didik naik kelas berdasarkan kriteria kenaikan kelas yang

telah ditetapkan;

Page 51: Pedoman Penilaian Hasil Belajar

Page 51 Document Title

Menganalisis hasil ujian sekolah dengan membandingkan hasil ujian sekolah

masing-masing peserta didik dengan batas kelulusan ujian sekolah yang

telah ditentukan;

Melalui rapat dewan pendidik, satuan pendidikan menetapkan peserta

didik yang lulus dari satuan pendidikan sesuai dengan kriteria kelulusan

yang telah ditetapkan yaitu : menyelesaikan seluruh program

pembelajaran, memperoleh nilai minimal yang sipersyaratkan baik pada

ujian sekolah/madrasah.

lulus UN.

4. Tindak Lanjut Hasil Penilaian

1) Tindak lanjut oleh pendidik, kegiatan yang dilakukan oleh pendidik sebagai

tindak lanjut hasil analisis meliputi:

Pelaksanaan program remedial untuk peserta didik yang belum tuntas

(nilai ulangan harian belum mencapai KKM) dan memberikan kegiatan

pengayaan bagi peserta didik yang telah tuntas lebih awal;

Pengadministrasian semua hasil penilaian yang telah dilaksanakan

Melakukan evaluasi proses pembelajaran

2) Tindak lanjut oleh Satuan Pendidikan, kegiatan yang dilakukan oleh satuan

pendidikan sebagai tindak lanjut hasil analisis meliputi:

Menyiapkan laporan hasil belajar (rapor) peserta didik;

Satuan pendidikan penyelenggara ujian menerbitkan ijazah bagi peserta

didik yang lulus dari satuan pendidikan sesuai dengan kriteria kelulusan

Page 52: Pedoman Penilaian Hasil Belajar

Page 52 Document Title

5. Pelaporan Hasil Penilaian

Pelaporan hasil penilaian disajikan dalam bentuk profil hasil belajar peserta didik.

1) Pelaporan hasil penilaian oleh pendidik, pada tahap pelaporan hasil penilaian,

pendidik melakukan kegiatan sebagai berikut:

Menghitung/menetapkan nilai mata pelajaran dari berbagai macam penilaian

(tugas-tugas, ulangan tengah semester, dan ulangan akhir semester atau

ulangan kenaikan kelas);

Melaporkan hasil penilaian mata pelajaran dari setiap peserta didik pada

setiap akhir semester kepada pimpinan satuan pendidikan melalui wali

kelas atau wakil bidang akademik dalam bentuk satu nilai prestasi belajar

sebagai cerminan kompetensi utuh mata pelajaran dan dilengkapi dengan

deskripsi singkat;

2) Pelaporan Hasil Penilaian oleh Satuan Pendidikan, kegiatan yang dilakukan oleh

satuan pendidikan dalam tahap pelaporan:

Melaporkan hasil penilaian untuk semua mata pelajaran pada setiap akhir

semester kepada orang tua/wali peserta didik dalam bentuk Laporan Hasil

Belajar (rapor). Bagi orang tua laporan ini dapat dimanfaatkan untuk

membantu dan memotivasi anaknya untuk belajar;

Melaporkan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan lengkap dengan

nilai yang dicapai kepada orangtua/walinya;

Melaporkan pencapaian hasil belajar tingkat satuan pendidikan setiap

tahun kepada Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota.

Page 53: Pedoman Penilaian Hasil Belajar

Page 53 Document Title

BAB VII PENUTUP

Untuk penjaminan mutu proses dan hasil pembelajaran peserta didik di sekolah

diperlukan indikator mutu, instrumen mutu, pengukuran mutu, kriteria, dan penilaian

mutu yang standar. Kualitas standarisasi penilaian proses dan hasil belajar peserta didik

oleh pendidik dan satuan pendidikan dapat ditinjau dari empat aspek, yaitu (1)

kebergunaan informasi dari hasil penilaian, (2) dilakukan berdasarkan mekanisme dan

prosedur yang standar, (3) memberikan dampak bagi perbaikan dan peningkatan kualitas

kompetensi peserta didik, dan (4) keakuratan informasi dari hasil penilaian.

Penilaian merupakan bagian penting dari sistem pembelajaran di sekolah.

Penilaian merupakan suatu alat ukur untuk mengumpulkan berbagai informasi secara

berkesinambungan dan menyeluruh tentang proses dan hasil belajar mengajar yang

telah dilaksanakan oleh pendidik. Penilaian hasil belajar peserta didik yang dilakukan

pendidik dapat dijadikan umpan balik proses pembelajaran baik bagi pendidik untuk

memperbaiki cara dan strategi mengajar maupun bagi peserta didik untuk memperbaiki

cara belajar.

Penilaian yang dilakukan oleh pendidik (guru) harus memperhatikan kompetensi

yang diukur, metode dan teknik penilaian yang digunakan, sarana prasarana yang

tersedia serta kemampuan peserta didik. Selain itu metode dan teknik penilaian

manapun yang digunakan pendidik, perlu diinformasikan pelaksanaan dan hasilnya

secara terbuka baik kepada peserta didik maupun kepada orang tua.

Hasil analisis penilaian dapat digunakan sebagai masukan bagi peningkatan mutu

pendidikan secara umum oleh pengambil keputusan termasuk kepala sekolah, dinas

pendidikan dan komite sekolah. Sehingga dapat dilakukan perencanaan program

pembelajaran selanjutnya yang lebih baik. .