Download - Pedoman ejaan bahasa daerah bali, jawa, dan sunda yang ...

Transcript
Page 1: Pedoman ejaan bahasa daerah bali, jawa, dan sunda yang ...

PEDOI HAN E J A A N B A H A S A D A E R A HB A L I . J A W / l , DAN SUNDA Y A N G D I S E M P U R N A K A N

-------------------------------------------------------------------------------------,

H A D I A H PUSAT PEMBiNAAN BA* KMBEUBAKGaN BAHASA j

Page 2: Pedoman ejaan bahasa daerah bali, jawa, dan sunda yang ...

V c .

^ / J p

PEDOMAN EJAAN BAHASA DAERAH BALI JAWA.DAN SUNDA YANG DISEMPURNAKAN

PUSAT PEMBINA AN DAN PENGENIBANGAN BAHASA D E P A R T E M E N PE ND IDI KAN DAN K E B U D A Y A A N

JAKARTA 1976

PERPUSTAKAANf a k u l t a s - s a s t r a u j .

Page 3: Pedoman ejaan bahasa daerah bali, jawa, dan sunda yang ...

F a K . S a S T R a

Taaggal:N o .

Page 4: Pedoman ejaan bahasa daerah bali, jawa, dan sunda yang ...

D A F T A R I S I

H alam anI. PRAKATA 7

II. KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKANDAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA 8

III. PEDOMAN EJAAN BAHASA DAERAH

1. Pedoman Ejaan Bahasa Bali yang D isem pum akan ............ 9

2 . Pedoman Ejaan Bahasa Jawa yang D isem pum akan............ 11

3. Pedoman Ejaan Bahasa Sunda yang D isem p u m ak an ......... 43

Page 5: Pedoman ejaan bahasa daerah bali, jawa, dan sunda yang ...

P R A K A T A

Bahasa daerah adalah salah satu unsur kebudayaan nasional yang dilindurigi negara, sesuai dengan bunyi Penjelasan Pasal 36, Bab XV, Undang-Undang Dasar 1945. Sejalan dengan itu bahasa daerah perlu di- pelihara dan dikembangkan; dan salah satu usaha yang dapat dij^lankan L 9 ialah penataan kembali ejaan bahasa daerah-dalam hal ini bahasa Bali,Jawa, dan Sunda.

Penyempumaan ejaan bahasa Indonesia pada tahun 1972 telah men- dorong masyarakat untuk menyesuaikan ejaan bahasa Bali, Jawa, dan Sunda dengan ejaan bahasa Indonesia yang disempumakan.

Pada tanggal 20-23 November 1972 di Bandung, Balai Pendidikan Gum bekeija sama dengan Lembaga Bahasa Nasional mengadakan Loka Karya Ejaan Bahasa Sunda. Menyusul di Denpasar, pada tanggal 12-13 Januari, Lembaga Bahasa Nasional Cabang Singaraja bekeija sama dengan Fakultas Sastra Universitas Udayana mengadakan Loka Karya Penye- suaian Ejaan Bahasa Bali dengan H uruf Latin ke da lam Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempumakan.Kemudian Lembaga Bahasa Nasional Cabang Yogyakarta bekerja sama dengan Fakultas Sastra dan Kebudayaan Universitas Gajah Mada, FK SS-IKIP Yogyakarta, dan Perwakilan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan menyelenggarakan Sarasehan Ejaan Bahasa Jawa. Akhirnya, Lembaga Bahasa Nasional (kini bemama: Pusat Pembinaan dan Pengem- bangan Bahasa) mempertemukan wakil-wakil peserta dari ketiga daerah -Bali, Jawa dan Sunda- dalam Loka Karya Ejaan Bahasa Daerah pada tanggal 22-23 Maret 1973 di Jakarta. Pertemuan tersebut menghasilkan naskah ”Pedoman Ejaan Bahasa Daerah Bali, Jawa dan Sunda Yang Di­sempumakan” , yang kemudian ditetapkan dengan Surat Keputusan Men- teri Pendidikan dan Kebudayaan No. 070/U /1974 sebagai pedoman resmi yang berlaku untuk ketiga bahasa daerah itu.

Semoga penerbitan Pedoman Ejaan Bahasa Daerah Bali, Jawa dan Sunda yang Disempumakan yang dibiayai Proyek Pengembangan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah ini bermanfaat bagi masyarakat.

PROYEK PENGEMBANGAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA^AN DAERAH

Page 6: Pedoman ejaan bahasa daerah bali, jawa, dan sunda yang ...

KEPUTUSAN

MENTERIPENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA

No. 070/U/1974

tentang

Peresmian Beriakunya ’’Ejaan Bahasa Daerah Bali, Jawa, dan Sunda yang Disempumakan”

MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Menimbang: bahwa sebagai pelaksanaan lebih lanjut ’’Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempumakan” maka perlu meresmikan beriakunya ’’Ejaan Bahasa Daerah Bali, Jawa, dan Sunda yang Disempuma­kan” .

Mengingat: Keputusan Presiden Republik Indonesia:

1. No. 52 tahun 1972;2. No. 9 tahun 1973;3. No. 6/M tahun 1974.

Mendengar: 1. Pertimbangan Menteri Dalam Negeri;2. Direktur Jenderal Kebudayan Departemen Pendidikan

dan Kebudayaan.

M E M U T U S K A N

Menetapkan:

Pertama :

Kedua

Ketiga

Meresmikan beriakunya ’’Ejaan Bahasa Daerah Bali, Jawa, dan Sunda yang Disempumakan” sebagaimana tersebut dalam Lam- piran Keputusan ini.

Pelaksanaan lebih lanjut dari pada Keputusan ini akan diatur oleh Direktur Jenderal Kebudayaan setelah berkonsultasi dengan Direktur Jenderal yang bersangkutan dalam lingkungan Depar­temen Pendidikan dan Kebudayaan.

Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Jakarta pada tanggal' : 18 Maret 1974

MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

ttd .I

(Sjarif Thajeb)

Page 7: Pedoman ejaan bahasa daerah bali, jawa, dan sunda yang ...

1PEDOMANEJAAN BAHASA BALI YANG DISEMPURNAKAN

Page 8: Pedoman ejaan bahasa daerah bali, jawa, dan sunda yang ...

Abjad

Huruf-huruf yang digunakan dalam bahasa Bali serta nama-namanya ialah:

Huruf Ucapan Huruf UcapanA a a N n enB b be 0 o oC c ce P p peD d de Q q kiE e e R r erF f e f S s esG g ge T t teH h ha U u uI i i V v feJ j je W w weK k ka X x eksL 1 el Y y yeM m em Z z zet

Vokal

a. Yang tidak berubah:

a adi abas subae emas selai ilut idih bibi0 olas mokoh makou ulam taluh balu

b. Yang berubah:

Lama Yang disempumakan

e erang sela e erang sela

Catatan /Tanda diakritik digunakan untuk kepentingan pengajaran dan per- kamusan.

Konsonan

a. Yang tidak berubah:

Page 9: Pedoman ejaan bahasa daerah bali, jawa, dan sunda yang ...

b bani babad saabd dui didih udud

g gugu begal uugh Hyang sahasa taluhk kajang ikuh getok1 lepas aled punggelm mani jemak selemn nika manis adan

ng nged sanget bang

P paksa sampat genepr rame sirah anyars sira pisang pipist tampi santer pragatw wek bawak

b. Yangberubah:

Lama Yang disempumakan

dj djani j janij paju y payunj manji ny manyitj tjaling c caling

CatatanHuruf-huruf f, kh, q, sy, v, x , dan z dipergunakan dalam bahasa Bali

untuk menuliskan kata-kata asing yang belum terserap sepenuhnya.

4. Nama diri

Penulisan nama orang, badan hukum, sungai, gunung, jalan, dan sebagainya hendaknya disesuaikan dengan ejaan bahasa Bali yang disempumakan, kecuali bila ada pertimbangan-pertimbangan khusus dari segi hukum, tradisi, atau sejarah.

Page 10: Pedoman ejaan bahasa daerah bali, jawa, dan sunda yang ...

Kata dasara. Kata yang berupa kata dasar masing-masing ditulis sebagai satu

kesatuan.

Titiang mangkin jagi budal.Kantor pajeg punika ageng pisan.

b. Bunyi /a / pada suku akhir kata dasar ditulis dengan a.

bapa bukan bapepunika bukan punike

c. Bunyi /a / pada suku awal kata dasar yang bersuku dua maupuntiga, ditulis dengan e.

(i)

00

dua suku

mekakemasemasekar

tiga suku

Lama Barnsagara segaranagara negarasakala sekala

d. Bunyi /h / pada awal dan tengah-tengah kata yang tidak terucapkan, tidak dituliskan.

0) pada awal kataujan bukan hujanutang bukan hutangitung bukan hitunganget bukan hanget

pada tengah-tengah katasiung bukan sihungtiing bukan tihingluu bukan luhupaa bukan pahadaa bukan dahasekaa bukan sekaha

Page 11: Pedoman ejaan bahasa daerah bali, jawa, dan sunda yang ...

Bunyi /li/ yang masih terucapkan baik pada awal, tengah-tenijah maupun akhir kata. dituliskan.

(i) pada awal kata Hyang Narada Harimurti

(ii) pada tengah-tengah katasahasarahayumaha

(iii) pada akhir kata amahumahger.ah

Konsonan rangkap dalam kata-kata bahasa asing dituliskan dengan satu huruf.

cita bukan cittayuda bukan yuddhautama . bukan uttamaica bukan iccha

. Bunyi /ny/ diikuti oleh bunyi /c/ dan /j/ditulishany a dengan nsaja.

sanja bukan sanyjapancing bukan panycing

Kate jadian

a. Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) ditulis serangkai dengan kata di.sarnya.

kajagurmajaguransinanderdumadibapannebapaneArinida

b. Awalan atau akhiran ditulis serangkai dengan kata yang langsung mengikuti atau mendahuluinya, kalau bentuk dasarnya berupa gabungan kata.

Page 12: Pedoman ejaan bahasa daerah bali, jawa, dan sunda yang ...

matundun sambuk uyak cicinganga

c. Kalau bentuk dasar berupa gabungan kata dan sekaligus mendapat awalan dan akhiran, maka kata-kata itu ditulis serangkai.

kajananuragan

d. Kalau salah satu unsur gabungan kata khusus dipakai dalam kombinasi, gabungan kata itu ditulis serangkai.

prakaryaswakarya

Catatan

Awalan ka,m a, maka, kuma, pra, dan lain sebagainya yang dalam aksaraBali ditulis dengan aksara legena, ditulis dengan mempergunakan a.

katulis bukan ketulismajalan bukan mejalanpaileh bukan peilehprajani bukan prejani

Tetapi kata-kala reduplikasi tidak ditulis dengan a, seperti: tetajen bukan tatajensesate bukan sasate

Berhubung dengan pengueapan maka e pada sisipan el dan er dihilangkan. gigi + er = gerigi ditulis grigi tapak + el = telapak ditulis tlapak '

Kata-kata yang niemang mengandung bunyi kluster adalah: mantra tidak boleh ditulis mantera caplok tidak boleh ditulis capelok

Kata ulang

Kata ulang ditulis dengan menggunakan tanda hubung. putih-putih sasida-sidaan kitak-kituk rlengak-dengok aii-alikupu-kupu

Page 13: Pedoman ejaan bahasa daerah bali, jawa, dan sunda yang ...

4. Kata majemuk

Bagian-bagian yang lazim disebut kata majemuk ditulis terpisah. kacang lindung jaja uli peteng dedet

Kecuali dalam kata-kata yang sudah lazim ditulis serangkai seperti: jebugarum matanai nagasari

5. Kata depan dan kata sandang

Kata depan dan kata sandang ditulis terpisah dari kata yang mengikuti-nya.

(i) kata depan

ka carik ka Singaraja ka arep di uma di t)enpasar di subanne i tuni ri sedek ring Bedugul ba duur ba daja

(ii) kata sandang I Dart?.Ni Sari i bapai punyan kayu i keker

Catatan

Kata depan ka dan ba yang dalam huruf Bali ditulis dengan aksara legena ditulis dengan a. ’

6 . Kata penegas

Page 14: Pedoman ejaan bahasa daerah bali, jawa, dan sunda yang ...

Kata penegas ditulis terpisah dari kata yang di depannya.Kija ia lakuna?Mai ja malu!Apa sih gaena di Bedugul?Ia ko ngelah pipis Apa ke ento?Kenken ke ene?

Ida, ipun, nya, nyane, ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya bila menyatakan kepunyaan.

rainidategesipunbagusnyabagusnyane

Page 15: Pedoman ejaan bahasa daerah bali, jawa, dan sunda yang ...

Huruf besarHurui besar dipakai sebagai huruf pertama:

a. kata pertama suatu kalimat.

Bapa mara teka.

b. suatu ku tip an langsung.Ida Pranda mataken, ’’Pidan cening mulih?”

c. nama diri atau kata yang dipakai sebagai nama diri.(Bila nama diri disusun oleh lebih dari satu kata, maka tiap kata mulai dengan huruf besar.)

Danghyang Nirarta Propesor Mantra Dewan Perwakilan Rakyat

d. kata yang mengandung arti keagamaan Hindu ditulis menurut aslinya.

Om Swastyastu!Om Canti, £an ti? Qanti!

Huruf miring

Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk:a. menuliskan nama buku, majalah dan surat kabar, yang dikutip dalam

karangan.

Lontar Negarakertagama kakawi oleh Prapanca.

b. menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, atau kelompok

Aksara pengawit ring kruna arit inggih punika a.

c. ncnuliskan kata atau ungkapan asing yang belum terserap sepenuh-nya dalam bahasa Bali.

(Iivitl“ e l im p rroW elta m rh d m u u :

Catatan

Dalam tulisan tangan atau ketikan. kata atau kata-kata yang akan dicetak miring diberi satu garis di bawahnya.

Page 16: Pedoman ejaan bahasa daerah bali, jawa, dan sunda yang ...

Tanda-tanda baca yang berikut dan huruf yang mengikutinya dipisahkan oleh satu spasi:

. . .)

Tandu-tanda baca yang berikui dipisalikan satu spasi dari huruf atau tanda baca yang mendahuluinya:

(. . . ” . . .

Titik ( . )

a. mengakhiri kalimat yang bukan pertanyaan atau senjan.I bapa nongos di Bandung.

b. dipakai di belakang singkatan nama orang.W. Gobiah Gd. Sura Pt. Tirta

c. dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar, dan daftar. (Lihat juga pemakaian tanda kurung.)

Gending-punika wonten:A. Sekar RareB. Sekar AlitC. Sekar MadiaD. Sekar Ageng

d. dipakai di belakang singkatan nama gelar, pangkat, jabatan. instansi. dan sapaan.

A. A.I. Gst.I Dw.

e. dipakai di belakang singkatan kata atau ungkapan yang sudah sangat umum.

msl. miwah sane lian-lianan

Page 17: Pedoman ejaan bahasa daerah bali, jawa, dan sunda yang ...

f. dipakai dalam bilangan untuk memisahkan angka ribuan, jutaan, dan seterusnya, kecuali dalam angka taliun dan nomor (haiaman mobil,te lepon dll.) . .Dalam m enyebu tkan w aktu , tanda titik mem isahkan angka jam dariangka menitnya.

1.9661.966.111.9661.945 lembar jam 19.45

g. tidak dipakai dalam singkatan yang ditulis dengan huruf besar.

MPRPSSISMPUUDABRI

h. tidak dipakai dalam akronim.DeppenHankamReskrimSekjenTritura

i. tidak dipakai dalam singkatan lambang kimia, satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang.

CUcmkgRp

j. tidak dipakai di belakang judul (buku, karangan, berita, dan bab.)

Jayaprana Sampik Ingtai1 Bawang teken 1 Kesuna ^

Tetapi:Tiang suba maca satua Pan Balang Tamak.

k. dalam surat-menyurat tidak dipakai di belakang tanggal, nama, dan alamat yang tidak menjadi bagian kalimat.

Denpasar, 17 Mei 1973

Page 18: Pedoman ejaan bahasa daerah bali, jawa, dan sunda yang ...

K atur ring beli Md. Subaga Jalan Cem paka 5 Denpasar

T etapi:Beli Md. Subaga ring Jalan C em paka 5, D enpasar.

Koma ( , )

a. dipakai di a'ntara unsur-unsur dalam suatu pem erincian atau pem - bilangan.

Tiang ka peken m eli siap, baas, teken lakar basa.

b. m enceraikan anak kalim at, baik yang dirangkaikan oleh k a ta penghubung m aupun yang tidak.

Tiang jem et, nanging belog.Lam un males, m usti belog.

c. m enceraikan kutipan langsung dari bagian lain dalam kalim at.I m em e ngom ong, ” Adeng-adeng anake m ajalan .”

d. dipakai di antara (i) nam a dan alam at. (ii) bagian-bagian alam at, (iii) tem pat dan tanggal, yang ditulis sebaris.

G uru SPG Negeri, Jalan K am boja, D enpasar Singaraja, 2 Mei 1971

e. m enceraikan bagian nam a yang dibalik susunannya dalam d a tta r pustaka.

Tisna, A. A. Pandji, I Swasta setahun d i Bedahulu, Jakarta . Balai Pustaka, 1938.

f. dipakai di antara nam a tem pat penerb itan , nam a penerb it, dan tahun terb it.(L ihat contoh pada e.)

g. dipakai di antara nam a orang dan gelar akadem is yang m engikutinya, un tuk m em bedakannya dari singkatan nam a keluarga atau marga.

Made Astawa, S.H.Tetapi:

Wayan Sim pen AB.

h. dipakai di m uka angka persepuluhan dan di antara rupiah dan sen dalam bilangan.

12.54 m Rp 12,50

Page 19: Pedoman ejaan bahasa daerah bali, jawa, dan sunda yang ...

3. Titik koma ( ; )

Titik koma memisahkan bagian-bagian kalimat, jika dalam bagian-bagian kalimat itu sudah ada koma.Hasil gumine ento magenepan luire: teh lan kopi; emas, perak, lan tembaga; celeng lan sampi.

4. Titik dua ( : )

a. dipakai sebagai pengantar suatu daftar, rangkaian, pemerincian, dan penunjukan.

Ane perluang jani: kertas, tinta, lan pen.Ketua sidang: Ny. A. Hendrato.

b. dipakai di antara: (i) jilid, atau nomor dan halaman, (ii) bab dan ayat dalam kitab-kitab suci, atau (iii)judul dan anak judul suatu karangan.

Tempo, I (1971), 34:7 Bhagawad Cita: 9Karangane, Sendratari Ramayana: Analisa Estetis, sampun katerbitang.

c. dipakai di antara bagian yang menu.njukkan pembicara dan apa yang diucapkannya dalam percakapan.

I Darta: ’’Jemakang bukune ento Dra!”I Madra: ”Ne”

5. T andahubungf - )

a. menyambung suku-suku kata dasar yang terpisah pergantian baris.I Belog luas memancing nga- ba bekel nasi.

b. menyambung awalan dengan bagian kata di belakangnya atau akhiran dengan bagian kata di depannya pada pergantian baris.

6 . Tanda pisah ( - )

a. membaiasi penyisipan kata, kelompok kata, atau anak kalimat yang

I Belog ma- mancing.

Pancing-ne mapales dawa.

c. menyambung unsur-unsur kata ulang. dawa-dawa mlali-lali

d. menyambung bagian-bagian tanggal.4-7-1935

Page 20: Pedoman ejaan bahasa daerah bali, jawa, dan sunda yang ...

memberi penjelasan khusus.Buku Bhagawad Gita punika—sam pun paean titiang w iakti becik pisan patu t kaanggen sesuluh um at Hindu.

b. menegaskan adanya aposisi alau penjelasan lainnya.Pak Ngurah Rai—pejuang Bali punika—sam pun seda.

c. dipakai di antara dua bilangan atau tanggal yang berarti sampai dengan aiau di antara dua nama kota yang berarti ke, sampai.

1910-1945 Denpasar—Singaraja

7. Tanda elipsis ( . . . )

a. menggambarkan kalimat yang terputus-putus.Yen keneh-kenehang . . . . beneh saja buka ajar an Budhane . . . . idupe ene sengsara.

b. m enunjukkan baliwa dalam suatu petikan ada bagian yang diliilang- kan.

’’Caranne ngilangang kasengsaran idupe en to ada ak u tusliunne : makeneh ane beneh . . . m sl.”

8. Tanda tanya ( ? )

a. m enunjukkan pertanyaan yang m engharapkan jaw aban atau yang bersifat retoris.

Wau rauh?

b. bila ditaruh dalam tanda kurung m enunjukkan ucapan yang disang- sikan atau yang kurang dapat dibuktikan kebenarannya.

Ia ibi meli sepeda (?)

9. Tanda seru ( ! )

Tanda seru m enunjukkan ungkapan seruan, perin tah , dan yang m em inta perhatian khusus.

Merdeka!Aduh panesne!Mulih!

10. Tanda kurung ( (.) )

a. mengapit keterangan yang ditam bahkan pada kalimat atau bagian- bagiannya.

•> “2

Page 21: Pedoman ejaan bahasa daerah bali, jawa, dan sunda yang ...

Dugase ento, ada blabar gede di Tejakula (Buleleng).

b. mengapit angka atau huruf yang memerinci satu seri keterangan. Angka atau huruf itu dapat juga diikuti oleh hanya kurung tutup. Trimurti punika minakadi:

(a) Brahma(b) Wisnu(c) I^wara

Atau bisa pula ditulis:a) Brahmab) Wisnuc) l9wara

11. Tanda kurung siku ( [ ] )

a. mengapit huruf, kata atau kelompok kata, yang ditambahkan padakalimat kutipan.

I bapa nawang krananne ada paja[ lj ja le ento.

b. mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang sudah bertanda kurung.

(Napi sane mawasta pancatjradha sampun katerangan [ring Bab II] ringajeng.)

12. Tanda Petik (” . . .” )i

a. mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicara, naskah ataubahan tertulis lain. Kedua tanda petik itu ditulis sama tinggi di atasbaris.

’’Titiang sampun,” sauripun.’’Titiang durung,” m atur sane liamm.

b. iuengapit judul puisi, karangan dan bab buku.Kekawin ’’Ramayana” melah pesan.Akeh sane senang ring buku Jayaprana.

c. mengapit istilah yang kurang dikenal atau kata yang diberi arti khusus.

Lamun suba truna musti apang bisa ’’berdikari” .Ngomong melahang, da ’’mabais bebek” .

Catatan

Tanda petik tu tup (___ ”) didahului oleh titik, koma, tanda tanya dan

Page 22: Pedoman ejaan bahasa daerah bali, jawa, dan sunda yang ...

tanda seru yang menjadi bagian kutipan.

13. Tanda petik tunggal ( ’. . . .’).

Tanda petik tunggal m engapit kutipan dalam kutipan lain.I Darta: ’"Lakar kija ’bojoge’ ene?”

14. Tanda penyingkat (A postrof) ( ’)

Tanda apostrof m enunjukkan penghilangan bagian kata atau angka. 17-4-1973 17-4-’73jegeg pisan jegeg ’san

15. Tanda ulang ( 2 )

Tanda ini terbatas pem akaiannya pada tulisan cepat, no tu la , dan surat kabar.

16. Tanda garis miring ( / )

a. dipakai dalam penom oran surat.No. 272/Sek/II/66

b. dipakai sebagai pengganti kata per dan atau.Ajinne Rp 75 ,00/m eter carik/um a

Page 23: Pedoman ejaan bahasa daerah bali, jawa, dan sunda yang ...

2PEDOMANE JA A N BAHASA JAW A YAN6 DISEMPURNAKAN

Page 24: Pedoman ejaan bahasa daerah bali, jawa, dan sunda yang ...

Abjad

ialah:

Huruf Nama H uruf Nama

a A a N n enB b be 0 o oC c ce P p peD d de Q Q kiE e e R r erF f e f S s esG g ge T t teH h ha U u uI i i V v feJ j je W w weK k ka X x eksL 1 el Y y y eE m em Z z zet

Vokal

a. Yang tidak berubah:

a alon, m an, ora, apa, tampa, dina e emoh, kertas, puter i ibu, limpa, pari, lir, maliko omah, gombak, mengko, o to t, bongkot u udan, turi, lum pat, aku, kursi, timun.

b. Yang berubah:

Lama Yang disempumakan

e enak, tembok, sore e enak, tem bok, soree ember, aren e ember, aren

CatatanTanda-tanda diakritik 1 dan v digunakan untuk kepentingan pengajarandan perkamusan.

29Ejaan Bahasa Jawa

p e r p u s t a k a a nFAKU LTAS-SASTRA UJ*

Page 25: Pedoman ejaan bahasa daerah bali, jawa, dan sunda yang ...

Konsonan

a. Yang tidak berubah:

b basa aba bab

d dara padu udud

g geger sega grobag

h hawa saha luwih

k kamar siksa watak

1 loma alun sikil

m mara sami alam

n nila kuna aw an

ng ngaku angop kakang

P pasa apa surup

r rosa piring nalar

s saka wasuh alust tapa atos obatw wani saw ah

Yang berubah :

Lama d dj jnj t tj

disik pada djogan podjok ju ta aju njata anjar tukul batuk tjara patjul

Yang disempumakan

dh dhisik padhaj jogan pojoky yuta ayuny nyata anyarth thukul bathukc cara pacul

CatatanKata-kata pungut yang bertalian dengan huruf dh, penulisannya disesuai- kan dengan Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempumakan, yakm dengan huruf d.

demokrasi, daftar, penduduk

4 . Nama diriPenulisan nama orang, badan hukum , sungai, gunung, jalan, dan sebagainya hendaknva disesuaikan dengan ejaan Jawa yang lsempuma kan. kecuali bila ada pertimbangan-pertimbangan khusus dar, segi i _i___ .. .1 • • . * -i-hukum, tradisi atau sejarah.

Page 26: Pedoman ejaan bahasa daerah bali, jawa, dan sunda yang ...

1. Katg dasar

Kata yang berupa kata dasar masing-masing ditulis sebagai satu kesatuan.Aku tuku doro loro.Ibu lagi tindak pasar.

2. Kata jadian

a. imbuhan (awalan. sisipan, akhiran) ditulis serangkai dengan kata dasarnya.

nggawaKajupuK

tum indaknggawakakedibaleni

'■ b. awalan atau akhiran ditulis serangkai' dengan kata yang langsung mengikuti atau m endahuluinya, kalau bentuk dasarnya berupa gabungan kata.

ngalap berkah mat a walangen

c. kalau bentuk dasarnya berupa gabungan kata dan sekaligus men- dapat awalan dan akhiran, maka kata-kata itu ditulis serangkai.

mbandakalaniditapakasmani

3. Kata u lang '

Kata ulang ditulis dengan inenggunakan tanda hubung.

mlaku-mlakunongas-nangisowah-owahan

4 . Kata majemuk

Bagian-bagian dari apa yang lazim disebut kata majem uk ditulis terpisah, misalnya:

bap a biyung anak putu mara tuwa

Page 27: Pedoman ejaan bahasa daerah bali, jawa, dan sunda yang ...

Kecuali dalam kata-kata seperti: nagasari parangrusak paribasan senapati

Page 28: Pedoman ejaan bahasa daerah bali, jawa, dan sunda yang ...

Huruf besar

H uruf besar dipakai sebagai huru f pertama:a. kata pertama suatu kalimat.

Mangga sami kundur!b. suatu kutipan langsung.

Rapingim pitaken, ’’Kados pundi kok lajeng boten kagem?”c. nama diri atau kata yang dipakai sebagai nam a diri. (Bila nam a diri

disusun oleh lebih dari satu kata, tiap kata mulai dengan h u ru f besar).

PrawataEdi SunartaRaden Ajeng KartiniMartaatmajaSalaTanah Jawa Museum Sanabudaya

Catatan:

a. Huruf besar pada huruf rangkap hanya hu ru f yang pertam a yang ditulis dengan huruf besar.

Dhandhanggula Nyai Rara Kidul Ngayogykarta Jaka Thole

2. Kata-kata berikut ditulis dengan huruf kecil.

kumlanda-landadiinggrisakekejawen

H uruf miring

Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk:a. menuliskan nama buku, majalah, dan surat kabar yang dikutip dalam

karangan.Kembang Kanthil karangane Senggono.Kala warti Mekar Sari m etu saben tanggal 1 Ian 15.

b. 'menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, atau kelom pok kata.

Page 29: Pedoman ejaan bahasa daerah bali, jawa, dan sunda yang ...

Aksara kawitan tembung abjad ya iku a.c. menuliskan kata atau ungkapan asing yang belum terserap sepenuh-

nya dalam bahasa Jawa. politik divide e t impera

Weltanschauung

Catatan

Dalam tulisan tangan atau ketikan, kata atau kata-kata yang dicetak miring diberi satu garis di bawahnya.

Page 30: Pedoman ejaan bahasa daerah bali, jawa, dan sunda yang ...

Tanda-tanda baca yang berikut dan h u r u f y a n g m e n g ik u tin y a dipisah-

kan oleh satu spasi.

■)

.2

Tanda-tanda baca berikut dipisahkan satu spasi dari huruf atau tanda baca yang mendahuluinya:

(. . .

Titik ( . )_ a. mengakhiri kalimat .yang bukan pertanyaan atau scruan.

Oto kalih pisan lajeng sami bidhal.

b. dipakai di belakang singkatan nama orang.Bb. Sumantri Sn. Bonang Sucipta Sp.

c. dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar, dan daftar. (Lihat juga pemakaian tanda kurung.)

Kabupaten X:A. Kecamatan aB. Kecamatan bC. Kecamatan c

d. dipakai di belakang singkatan nama gelar, pangkat, jabatan, instansi, dan sapaan.

Prof.R.Ng.K.R.T.Rr.

e. dipakai di belakang singkatan kata atau ungkapan yang sudah sangat

umum.lsp.up.i-P-

Page 31: Pedoman ejaan bahasa daerah bali, jawa, dan sunda yang ...

f. dipakai dalam bilangan untuk memisahkan angka ribuan, jutaan, dan seterusnya, kecuali dalam angka tahun dan nomor (halaman, mobil, telepon,' dll.). Dalam menyebutkan waktu, tanda titik memisahkan angka jam dari angka menitnya.

1.9661.966.345.8501.945 kaca jam 19.45

Tetapi:k a c a 1945 tahun 1945 tilpun nom er 2137

g. tidak dipakai dalam singkatan yang ditulis dengan huruf besar.MPRUUDABRIP dan KLBNPSIM

h. tidak dipakai dalam akronim.MuspidaReskrimSekjendhelikdhekwurworsuh

i. tidak dipakai dalam singkatan lambang kimia, satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang.

0 om1

kg Rp f

j. tidak dipakai di belakang judul (buku, karangan, berita, dan bab).

Ngulandara Serat RiyantaPengetan serangan umum 1 Maret ing Ngayogyakarta Sejarah Kesusastran Jawa

Page 32: Pedoman ejaan bahasa daerah bali, jawa, dan sunda yang ...

Tetapi:

Aku mentas maca buku Babad Tanah Jawa.

k. dalam surat-menyurat tidak dipakai di belakang tanggal, nama, dan alamat yang tidak menjadi bagian kalimat.

Ngayogyakarta, 17 Mei 1973KaturPanjenenganipun Mas M artasubrataJalan Slamet Riyadi 215Sala

Tetapi:

Mas Martasubrata dedalem ing Jalan Slamet Riyadi 215, Sala.

Koma ( , )

a. dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu pemerincian atau pem- bilangan.

Aku tuku bakal klambi, sarung lan sandhal.

b. menceraikan anak kalimat, baik yang dirangkaikan oleh kata penghubung m aupun yang tidak.

Lakune remben banget, jalaran dalane lunyu lan menggak- menggok.Sapa salali, seleh.

c. menceraikan kutipan langsung dari bagian lain dalam kalimat.Raden Ajeng Tien gugup anggenipun mangsuli dhateng Ra- pingun, ”Ana apa, R ap?”

d. dipakai di antara (i) nama dan alamat, (ii) bagian-bagian alam at,(iii) tem pat dan tanggal, yang ditulis sebaris.

Pemimpin Museum Sanabudaya, Jalan Pangurakan,NgayogyakartaSala, 10 Mei 1973

e. menceraikan bagian nama yang dibalik s u s u n a n n y a 'dalam daftar pustaka.

Poerwadarminta, W.J.S., Baoesastra Dfawa, J.R .Wolters’ Uitgevers Maatschappij N.V. Groningen, Batavia, 1939

f. dipakai di antara nama tem pat penerbitan, nama penerbit, dan tahun terbit. (Lihat contoh e .)

g. dipakai di antara nama orang dan gelar akademis yang m engikutinya, un tuk membedakannva dari singkatan nam a keluarga atau marga.

Page 33: Pedoman ejaan bahasa daerah bali, jawa, dan sunda yang ...

Djokosutono, S.H.Tetapi:

Ismail Mz.h. dipakai di muka angka persepuluhan dan di- antara rupiah dan sen

dalam bilangan.12,55 m Rp 12,50

^ Titik koma ( ; )° Titik koma memisahkan bagian-bagian kalimat, jika dalam bagian-

bagian kalimat itu sudah ada koma.Ingon-ingone pak Wangsa wama-warna; sapi lan kebo; pitik lanbebek.

^ Titik dua ( : )' a. dipakai sebagai pengantar suatu daftar, rangkaian, pemerincian,

dan penunjukan.Kebutuhane wong urip sing baku: omah, sandhang,lan pangan.

b. dipakai (i) di antara jilid atau nom or dan halaman, (ii) di antara bab dan ayat dalam kitab-kitab suci, atau (iii) di antara judul dan anak judul suatu karangan.

Kunthi, II (1971), 4:6 Surat Yasin: 9Karangan Kawmih Basa: Unggah-ungguh Basa, wis dicap.

c. dipakai di antara bagian yang menunjukkan pembicaiaan dan apa yang diucapkannya dal&m percakapan.

Jarot: ’’Badhe tindak pundi, Jeng?Sarwanti: ’’Mlampah-mlampah kemawon, kok.

5. Tanda hubung ( — )a. menyambung suku-suku kata dasar yang terpisah oleh pergantian

baris.wis suwe olehe te-

kab menyambung awalan dengan bagian kata di belakangnya atau

akhiran dengan bagian kata di depannya pada pergantian bans.

wis suwe di- undang ibune

Page 34: Pedoman ejaan bahasa daerah bali, jawa, dan sunda yang ...

wis gelem nggawak- ake bukune

c. menyambung unsur-unsur kata ulang.bocah-bocahsaoleh-olehe

d. menyambung bagian-bagian tanggal.17-8-1945 __

6 . Tanda pisah ( — )

a. membatasi penyisipan kata, kelompok kata, atau anak kalimat yang memberi penjelasan khusus.

Karepku m ono—Ian pancen iya wis mangsane—Sumi kae arep takomah-omahake sasi Besar ngarep iki.Kabeh barang darbekm u—klasa, bantal, lan nanggango—gawa- nen.

b. menegaskan adanya aposisi atau penjelasan lainnya.Meh saben wong ngerti karo jeneng Borobudur — araning candhi ing Jawa Tengah,

c. di antara dua bilangan atau tanggal yang berarti sampai dengan atau di antara dua nama kota yang berarti ke, sampai.

1908-1945 Sala—Madiun

7. Tanda elipsis ( . . . )

a. menggambarkan kalimat yang terputus-putus.Nek ngono . . . . ya uwis, dijaluk bali wae dhuwite.

b. menunjukkan bahwa dalam suatu petikan ada bagian yang dihilang- kan.

’’Kalawarti Javva w iw it......... dikum pulake.”

8. Tanda tanya ( ? )

a. menunjukkan pertanyaan yang mengharapkan jawaban atau yang bersifat retoris.

Dina apa tekane?Mesthine rak ora ngono ta?

Tetapi:Aku ora weruh menyang ngendi parane.

Page 35: Pedoman ejaan bahasa daerah bali, jawa, dan sunda yang ...

b. bila ditaruh dalam tanda kurung menunjukkan ucapan yang disang- sikan atau yang kurang dapat dibuktikan kebenarannya.

Buku iki regane Rp 2.000,00 (?)Sudi menyang Surabaya(?) golek gawean.

Tanda seru ( ! )Tanda seru m enunjukkan ungkapan seruan, perintah, dan yang meminta perhatian khusus.

Banjir!Adhuh abote!Renea!

. Tanda kurung ( ( ) )

a. mengapit keterangan yang ditambahkan pada kalimat atau bagian- bagiannya.

Udan es ing Wonosobo (Jawa Tengah) nuwuhake kerusakan gedhe.

b. mengapit keterangan yang bukan bagian dari keseluruhan pokok pembicaraan.

Kandhane (embuh nyatane) ragade ora ana.

c. mengapit angka atau huruf yang memerinci satu seri keterangan. Angka atau huruf itu dapat juga diikuti hanya oleh kurung tutup.

Ubarampene wong nginang warna- wama, kaya ta:

(a) sumh(b) enjet(c) gambir

atau:a) surahb) enjetc) gambir

Tanda kurung siku ( [ ] )

a. mengapit huruf, kata atau kelompok kata, yang ditambah pada kalimat kutipan.

Wong kuwi aja sok dhemen m e[r]dhukun.

b. mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang sudah bertanda kurung.

Page 36: Pedoman ejaan bahasa daerah bali, jawa, dan sunda yang ...

(Bab menika ing ngajeng [kaca 27 J sampun kasaruwe sawa- tawis).

12. Tan^a petik (” . . .” ).

a. mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicara, dari naskah atau bahan tertulis lain. Kedua tanda petik itu ditulis sama tinggi di atas baris.

Saryana mangsuli: ’’Inggih sendika.”Bapak ngendika maneh: ”Ya uwis, enggal m angkata!”

b. mengapit judul puisi, karangan, dan bab buku.Kaya kang kasebut ing ’’Tripam a.”Apa kowe wis tau maca ’’Serat R iyanta?”Kula aturi maos bab ’’Pejahipun putri Cina” ing serat M enak Cina jilid IV.

c. mengapit istilah yang kurang dikenal atau kata yang diberi arti khusus.

Tembung ’’Kethek Ogleng” iku jenenging tontonan.Aja nganti ’’tinggal glanggang colong playu .”

CatatanTanda petik tu tup (. . . .” ) didahului oleh titik, koma, tanda tanya, dan tanda seru yang menjadi bagian kutipan.

13. Tanda petik tunggal (’ ..........’)Tanda petik tunggal mengapit kutipan dalam kutipan lain.

Ibu ndangu, ”Apa pakolehe nggonmu melu ’piknik’ m enyang Ta- wangmangu?”

14 . Tanda penyingkat (Apostrof) ( ’ )

Tanda apostrof m enunjukkan penghilangan bagian kata atau angka. September ’73.

15. Tanda ulang ( 2 )

Tanda ini terbatas pemakaiannya pada tulisan cepat, notula, dan surat kabar.

16. Tanda garis miring ( / )

a. dipakai dalam penom oran kode surat,b. dipakai sebagai pengganti kata per dan atau.

No. 272/Sek/II/66 Regane Rp 76,00/kg.Bapak/Ibu

Page 37: Pedoman ejaan bahasa daerah bali, jawa, dan sunda yang ...

3PEDOMANEJA A N BAHASA SUNDA YANG DISEMPURNAKAN

Page 38: Pedoman ejaan bahasa daerah bali, jawa, dan sunda yang ...

1. Abjad

H uruf-huruf yang digunakan dalam bahasa Sunda serta nama-namanya ialah:

Huruf Ucapan Huruf UcapanA a a N n enB b be 0 o oC c ce P P peD d de Q q kiE e e R r erF f e f S s esG g ge T t teH h ha U u uI i i V v veJj je W w ^ weK k ka X x eksL I el Y y y eM m em Z z ze t

2 . Vokal

a. Yang tidak berubah:

1 tang a ari o omong u ulah eu euweuh e ema

pingmanatokomulungbeuleummelang

hijiayapohom antusampeu

b. Yang berubah:

Lama Yang disempumakan

e era t t mere

eramere

Catatan

Tanda diakritik digunakan untuk kepentingan pengajaran danperkamusan.

Page 39: Pedoman ejaan bahasa daerah bali, jawa, dan sunda yang ...

Konsonan

a. Yang tidak berubah:b bau ubar sababd dadu rada bejadg guru gagah waregh hayang dahar waluhk kawas siki katuk1 lilin alit bijilm mun ama anomn naha maneh isinng ngan ngangun soangp paku bapa hilapr rea urang pasars sayur asin awist tara tu tu r nurutw wayang purwa riceuw

b. Yang berubah

Lama Yang disempumakan

dj djadi j jadij jakin y yakin

nj njiar nyiartj tjara cara

CatatanHuruf-huruf f, kh, q, sy, v, x , dan z dipergunakan dalam bahasa Sunda untuk menuliskan kata-kata asing yang belum terserap sepenuhnya.

Nama diriPenulisan nama orang, badan hukum , sungai, gunung, jalan, dan sebagainya hendaknya disesuaikan dengan ejaan bahasa Sunda yang disempumakan, kecuali bila ada pertimbangan-pertimbangan khusus dari segi hukum , tradisi, atau sejarah.

Page 40: Pedoman ejaan bahasa daerah bali, jawa, dan sunda yang ...

Kata dasar

Kata yang berupa kata dasar ditulis masing-masing sebagai satu kesatuan.Saha anu dahar nangka teh?Kuring boga buku anyar.

Kata jadian

a. Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) ditulis serangkai dengan kata dasarnya.

piwuruk ginanjar buntutanbawaeun

b. Kalau bentuk dasar berupa gabungan kata dan sekaligus m endapat imbuhan d i - . . . -keun, ditulis sebagai berikut:

di-ka Bandung Wetan-keun di-Gestapu-keun

Kata ulang

Kata ulang ditulis dengan menggunakan tanda hubung. buku-buku dialung-alungkeun plak-plik-pluk

Kata majemuk

Bagian-bagian dari apa yang lazim disebut kata majem uk ditulis terpisah, misalnya:

meja makan rumah sakit

Kata depan

Kata depan: di, ka, ti, ku, dina, kana, tina, ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.

di mana ka kota ti ditu ku sabab dina meja

Page 41: Pedoman ejaan bahasa daerah bali, jawa, dan sunda yang ...

kana batu tina emas

dan: '

di nu iuh ka nu bala ti nu poek ku nu anyar

Mah, teh , pon, nya, dan sebagainya ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya.

kuring mah buku teh pon kitu nya eta

Page 42: Pedoman ejaan bahasa daerah bali, jawa, dan sunda yang ...

H uruf besar

H uruf besar dipakai sebagai huru f pertama:a. kata pertam a suatu kalimat.

Teu kedah salempang sakedap deui oge wangsul.b. suatu kutipan langsung.

Manehna nanya: ” Ku naon budak teh ceurik?”

c. nama diri atau kata yang dipakai sebagai nama diri. (Bila nama diri disusun oleh lebih dari satu kata, tiap kata mulai dengan hu ru f besar.)

Allah Ahad Indonesia Nataprawira Purnama Alam

H uruf miring

H uruf miring dalam cetakan dipakai untuk:

a. menuliskan nama buku, majalah dan surat kabar, yang dikutip dalam karangan. Misalnya:

Lain Eta karangan Moh. Ambri.Dina majalah Warga aya rohangan agama.

b. menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, atau kelompok kata.

Aksara mimiti tina abjad nya eta a.Garapan kamus teh dina d keneh.

c. menuliskan kata atau ungkapan asing yang belum terserap sepenuh- nya dalam bahasa Sunda.

divide e t impera Weltanschauung

Page 43: Pedoman ejaan bahasa daerah bali, jawa, dan sunda yang ...

Tanda-tanda baca yang berikut dan huruf yang mengikutinya dipisahkan oleh satu spasi:

?I

Tanda-tanda baca yang berikut dipisahkan satu spasi dari huruf atau tanda baca yang mendahuluinya:

( . . . [ . . .

1. Titik ( . )a. mengakhiri kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan.

Pun bapa udur repot.b. dipakai di belakang singkatan nama orang.

Moh. Ambri Eti Setiati Wk.

c. dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu began, ikhtisar dan daftar. (Lihat juga pemakaian tanda kurung.)

Departemen X:A. Direktorat Jenderal aB. Direktorat Jenderal bC. Direktorat Jenderal c

d. dipakai di belakang singkatan nama gelar, pangkat, jabatan, instansi, dan sapaan.

R.Ir.Kol.Rd.

e. dipakai di belakang singkatan kata atau ungkapan yang sudah sangat umum.

sst.jbs.

f- dipakai dalam bilangan untuk memisahkan angka ribuan, jutaan dan

Page 44: Pedoman ejaan bahasa daerah bali, jawa, dan sunda yang ...

seterusnya, kecuali dalam angka tahun dan nom or, (halam an, m obil, telepon, dll.) Dalam m enyebutkan w aktu, tanda titik m em isahkan angka jam dari menitnya.

1.0001.567.485 Jam 19.45

Tetapi:kaca 1212 taun 1973 tel.no. 51530

g. tidak dipakai dalam singkatan yang tertulis dengan h u ru f besar.m p r

LBSSUUDABRISMPP dan K

h. tidak dipakai dalam akronim:DeppenSekjenTritura

i. tidak dipakai dalam singkatan lambang kimia, satuan ukuran, takaran, timbangan, dan m ata uang.

cmRpdal$KgN aCl

j. tidak dipakai di belakang judul (buku, karangan, berita, dan bab).

Dongeng Enteng Miara Lauk Karatagan Pahlawan Urag di Ciburuy Kaanggotaan

Tetapi:Piraku teu arapal lagu "Karatagan Pahlawan.”

Page 45: Pedoman ejaan bahasa daerah bali, jawa, dan sunda yang ...

k. tidak dipakai di belakang tanggal, nama dan alamat, dalam surat- m enyurat yang tidak menjadi kalimat.

Bandung, 22 April 1973

K ahatur Sdrk. Santika Jalan Kancana 47 Bandung

Tetapi:Imah Saderek Santika mah di Jalan Kancana 47, Bandung.

Koma ( , )a. dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu pemerincian atau pembi-

langan.Perabot tani mah kayaning pacul, parang, arit, jeung gacok, ula diteundeun di goah atuh.

b. menceraikan anak kalimat, baik yang dirangkaikan oleh kata penghubung m aupun yang tidak.

Adina jangkung, tapi ari lanceukna pendek.Dikilitik ti leuleutik, dipiara ti bubudak.

c. menceraikan kutipan langsung dari bagian lain dalam kalimat.Barudak gegelendeng, ’’Rajeun teh mere, pasesaan.”

d. dipakai di antara (i) nama dan alamat, (ii) bagian-bagian alamat, (in) tem pat dan tanggal, yang ditulis sebaris.

Dekan Fakultas Sastra, Universitas Indnesia, Jakarta Bandung, 23 April 1973

e. menceraikan bagian nama yang dibalik susunannya dalam daftar pustaka.

Salmun, M.A.. Padalangan di Pasundan, Jakarta, Bale Pustaka, 1948

f. dipakai di antara nama tempat penerbitan, nama nenerbit, dan taliun terbit. (Lihat contoh c).

g. dipakai di antara nama orang dan gelar akademis yang mengikutinya, untuk membedakannya dari singkatan nama keluarga atau marga.

Prof. Iwa Kusuma Sumantri, S.H.

Tetapi:Ismail Mz.

Page 46: Pedoman ejaan bahasa daerah bali, jawa, dan sunda yang ...

h. dipakai di m uka angka persepuluhan dan di antara rupiah dengan sen dalam bilangan.

13,56 m Rp 12,50

Titik koma ( ; )

Titik kom a memisahkan bagian-bagian kalimat, jika dalam bagian-bagian kalimat itu sudah ada koma.

Atuh ngan bati uruy bae bango teh,nenjo lauk anu sakitu arey-areyanana; gawena kutap-ketap, neureuyan ciduh, bari ngawas-ngawas ti kajauhan.I

Titik dua (: )

a. dipakai sebagai pengantar suatu daftar, rangkaian, perincian, dan penunjukkan.

1 Anu disebut panca usaha tani teh: ngagarap tanah, ngatur cai, ngagemukan, milih bibit, jeung ngabasmi hama.Sesepuh gempungan: Sdrk! Ahmad.

b. dipakai di antara: (i) jilid atau nom or dan halaman, (ii) bab dan ayat dalam kitab suci, (iii)judul dan anak judul suatu karangan.

Parahiangan, V (1930), 232 : 9 Surah Yasin: 9Karanganana, Sendratari Ramayana: Analisa Estetis, tereh me­dal.

c. dipakai di antara bagian yang m enunjukkan pembicara dan apa yang diucapkannya dalam percakapan.

Ioh: ’’Duka atuh, da oa nu kapendak ku abdi mah panjang bun tu tna.”Mimi: ”Oa mahiwal m eureun!”

Tanda hubung ( - )a. menyambung suku-suku kata dasar yang terpisah oleh pergantian

baris:Ari duit le-

baran tea mana?b. menyambung awalan dengan bagian kata di belakangnya atau

akhiran dengan bagian kata di depannya pada pergantian bans.

Page 47: Pedoman ejaan bahasa daerah bali, jawa, dan sunda yang ...

budak pangdipika-nyaahna

karek lalamun-an ieu mah

c. menyambung unsur-unsur kata ulang.tu^ang-talengpaheula-heula

d. menyambung bagian-bagian tanggal.24-1-1973

Tanda pisah ( — )

a. membatasi penyisipan kata, kelompok kata, atau anak kalimat yang memberi penjelasan khusus.

Di tem pat-tem pat anu kacida luhurna—kawas di puncak gunung Himalaya—didinya aya salju abadi.

b. menegaskan adanya aposisi atau penjelasan lainnya.Sakur nu resep kana wayang mah, moal bireuk deui ka si C epo t-anak Semar ti Karangtumaritis tea.

c. dipakai di antara dua bilangan atau tanggal yang berarti sampai dengan, atau di antara dua kota yang berarti ke, sampai.

1945-1973Anyer-Banyuwangi

Tanda elipsis ( . . . )a. menggambarkan kalimat yang terputus-putus.

Trek, treung-treung, trek, treung-treung. . puguh wae, ting- galeun ku jruk-jrekna mesin tinun anu dijalankeun ku listrik mah.

b. menunjukkan bahwa dalam satu petikan ada bagian yang dihilang- kan.

”Eta potret teh pamere . . . basa bareng balik ti Jakarta.”

Tanda tanya ( ? )

a. menunjukkan pertanyaan yang mengharapkan jawaban atau yang bersifat retoris.

” Bi Sarmi, Si Dirun teh geus datang?”"Maneh ge kungsi ke Bandung, lain?”

Page 48: Pedoman ejaan bahasa daerah bali, jawa, dan sunda yang ...

b. bila ditaruh dalam tanda kurung m enunjukkan ucapan yang disang- sikan atau yang kurang tepat d ibuktikan kebenarannya.

PJKA rugi Iantaran loba penum pang nu henteu m ayar(?)

9. Tanda seru ( ! )Dipakai un tuk m enunjukkan ungkapan seruan, perin tah , dan yang m em inta perhatian khusus.

Tulung! Tulung! Aya m unding ngamuk!Punten!

10. Tanda kurung ( ( ) )a. m engapit keterangan yang ditam bahkan pada kalim at atau bagian-

bagiannya.Lini di Skopye (Yugoslavia) loba pisan korbanna.

b. m engapit keterangan yang bukan bagian dari keseluruhan pokok pembicaraan.

Caritan mah can kungsi maca (sic) karangan e ta teh .

c. m engapit angka atau h u ru f yang m em perinci satu seri keterangan. Angka atau h u ru f itu dapat juga d iikuti hanya oleh kurung tu tup .

Ejahan teh ngawengku:(A) aksara atau A) aksara(B) nuliskeun kecap B) nuliskeun kecap(C) nuliskeun aksara C) nuliskeun aksara(D) tanda-tanda bacaan D) tanda-tanda bacaan

11. Kurung siku ( [ ] )a. m engapit huruf, kata atau kelom pok kata, yang ditam bahkan pada

kalimat kutipan,.Lawa[ s ] na ra tu dua puluh taun.

b . m engapit keterangan dalam kalim at penjelasan yang sudah bertanda kurung.

(Fonem-fonem naon nu aya dina basa Sunda [ilikan Bab I] didieu moal dipedar deui.)

12. Tanda petik (” . . . ”)a. m engapit petikan Iangsung yang berasal dari pem bicara, naskah atau

bahan tertu lis lain, Kedua tanda petik itu ditulis safna tinggi di atas baris.

Page 49: Pedoman ejaan bahasa daerah bali, jawa, dan sunda yang ...

”Tah duduk ieu mah kuda teh!” ceuk Nata. Wira: ”Har ari Nata, kuda ajaran keneh disebut duduk.”

b. mengapit judul puisi, karangan dan bab buku.

Piraku can apal guguritan ”Laut Kidul.”c. mengapit istilah yang kurang dikenal atau kata yang diberi arti

khusus.Ari nu dimaksud ku kecap ’’palisan” nyaeta jelema-jelema anu dipaksa lakon gawe, tina kecap ’’paleis” basa Walanda.

CatatanTanda petik tutup ( . . . ” ) didahului oleh titik, koma, tanda tanya, tanda seru yang menjadi bagian kutipan.

13. Tanda petik tunggal (’. . . .’)Tanda petik tunggal mengapit kutipan dalam kutipan lain.

Udi: ”Saur ema oge ’ulah sok jarambah’ apan.”

14. Tanda penyingkat (Apostrof) ( ’ )Tanda apostrof menunjukkan penghilangan bagian kata atau angka.

dina ’na23-4-1973 23-4-’73

15. Tanda ulang (2)Tanda ini terbatas pemakaiannya pada tulisan cepat, notula, dan surat kabar.

gunung2m urid2

16 .VTanda garis miring ( / )dipakai dalam penulisan nomor kode surat.

No. 4 l/A .V /16/73

b. dipakai sebagai pengganti kata per dan atau Hargana Rp 97,50/m eter.Pangjajap/Bubuka

PERPUSTAKAA*'' c o l t a s s a s h : . , u j

Page 50: Pedoman ejaan bahasa daerah bali, jawa, dan sunda yang ...