Download - Pedlak UPP Ruminansia 2015

Transcript
  • KATA PENGANTAR

    Pemerintah telah mengupayakan beberapa program terobosan yang mengarah kepada ketahanan pakan lokal, agar efisiensi biaya pakan kedepan dapat semakin meningkat dan pada akhirnya harapan untuk mandiri dengan menggunakan bahan baku pakan lokal dapat tercapai.

    Optimalisasi pemanfaatan bahan pakan substitusi merupakan salah satu alternatif untuk penyediaan bahan pakan yang berasal dari hasil samping industri hasil pertanian atau agroindustri yang selama ini belum banyak dimanfaatkan sebagai bahan pakan, tetapi dari kandungan nutrisinya masih memadai untuk diolah menjadi pakan.

    Salah satu fasilitasi pemerintah dalam upaya pengembangan ketersediaan pakan lokal, adalah melalui pengembangan Unit Pengolah Pakan (UPP) Ruminansia. Untuk itu, diperlukan pedoman pelaksanaanterkait dengan pengembangan Unit Pengolah Pakan (UPP) Ruminansia,agar pelaksanaan di lapangan sesuai dengan yang direncanakan.

    Pedoman pelaksanaan ini diharapkan dapat dijadikan acuan bagi petugas dinas peternakan, penyuluh, kelompok peternak dan pihak terkait dalam upaya pengembangan Unit Pengolah Pakan (UPP) Ruminansia pada tingkat kelompok.

    Jakarta, Desember 2014

    DIREKTUR JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN

    Ir. Syukur Iwantoro, MS, MBA

    Pedoman Pelaksanaan Unit Pengolah Pakan Ruminansias 2015 i

  • DAFTAR ISI

    Kata Pengantar ..................................................................... iDaftar Isi ............................................................................... iiDaftar Lampiran .................................................................... iii

    I. PENDAHULUAN ............................................................. 1A. Latar Belakang ........................................................ 1B. Tujuan ...................................................................... 2C. Sasaran ................................................................... 3D. Keluaran .................................................................. 3E. Pengertian ............................................................... 3

    II. PELAKSANAAN TAHUN 2015 ........................................ 5A. Prinsip pelaksanaan ................................................ 5B. Pelaksana ................................................................ 5C. Lokasi ...................................................................... 11D. Pemanfaatan Dana .................................................. 12E. Tahapan Pelaksanaan ............................................. 13

    III. INDIKATOR KINERJA ..................................................... 15A. Aspek Teknis ........................................................... 15B. Aspek Usaha .......................................................... 15C. Aspek Kelembagaan ............................................... 15

    IV. PENERAPAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN ........ 16

    V. PENDAMPINGAN DAN PEMANTAUAN ......................... 18

    VI. PELAPORAN .................................................................. 18

    VII. PENUTUP ....................................................................... 19

    LAMPIRAN ............................................................................. 21

    Pedoman Pelaksanaan Unit Pengolah Pakan Ruminansias 2015 iiiii

  • DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran Hal

    1 Daftar Lokasi Kegiatan Pengembangan Unit Pengolah Pakan Ruminansia Tahun 2015 ...................................... 23

    2 Laporan Triwulan Pengembangan Unit Pengolah Pakan Ruminansia tingkat provinsi/ kabupaten/ kota TA. 2015 ................................................................. 24

    3 Pengembangan Unit Pengolah pakan Ruminansia ........ 27

    4. Peralatan Pengolah Pakan ............................................. 37

    Pedoman Pelaksanaan Unit Pengolah Pakan Ruminansias 2015 iviii

  • PEDOMAN PELAKSANAANPENGEMBANGAN UNIT PENGOLAH PAKAN RUMINANSIA

    TAHUN 2015

    I. PENDAHULUANA. Latar Belakang

    Pakan merupakan salah satu sarana produksi yang penting dan sangat strategis, tidak saja karena kecukupan dan mutunya yang secara langsung berkorelasi dengan performance ternak, tetapi juga karena biaya pakan merupakan komponen terbesar dalam usaha budidaya ternak sehingga efisiensi penggunaan pakan harus mendapatkan perhatian.

    Pada umumnya tingkat pemberian pakan sangat tergantung kepada kondisi sosial ekonomi para peternak, motivasi dan tujuan beternak. Pada peternakan rakyat, usaha budidaya pada umumnya hanya sebagai usaha sambilan atau tabungan. Dalam kondisi yang demikian, biasanya para peternak tidak mengalokasikan biaya khusus untuk pakan. Pakan dicari sendiri dari sumber seadanya, sehingga produktivitas ternak di tingkat peternak pada umumnya masih rendah.

    Kebutuhan pakan ternak ruminansia, khususnya pakan konsentrat sebagian besar dipenuhi dari produksi pabrik pakan skala menengah dan sebagian lagi dipenuhi oleh pabrik pakan skala kecil (PPSK).

    Memproduksi pakan bukan hanya dilihat dari segi kualitas yang harus baik, tetapi juga dari segi ekonomisnya, murah dan mudah terjangkau oleh peternak, karena dengan kecenderungan biaya pakan yang semakin meningkat, sudah dapat dipastikan usaha budidaya

    Pedoman Pelaksanaan Unit Pengolah Pakan Ruminansias 2015 1

  • ternak juga akan terkendala bahkan dapat mengancam kelangsungan usaha.

    Mengingat pentingnya peranan pakan dalam usaha budidaya ternak, serta tingginya potensi dan keragaman bahan pakan yang tersedia di lapangan, maka para peternak dan kelompok peternak diharapkan dapat membuat pakan sesuai kebutuhan ternak dengan mengoptimalkan bahan pakan lokal yang tersedia, sehinga dapat menghasilkan pakan yang berkualitas dengan harga terjangkau dan tersedia sepanjang tahun. Pada akhirnya dapat meningkatkan populasi, produksi dan produktivitas ternak serta dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan para peternak.

    Pemerintah sejak tahun 2008 telah mengupayakan beberapa program terobosan yang mengarah kepada ketahanan pakan lokal, agar efisiensi biaya pakan ditingkat kelompok dapat tercapai. Salah satu fasilitasi pemerintah pada tahun 2015 dalam upaya pengembangan ketersediaan pakan lokal adalah melanjutkan kegiatan pengembangan unit pengolah pakan ruminansia.

    B. Tujuan

    Tujuan dari pengembangan unit pengolah pakan ruminansia adalah :

    1. Menyediakan fasilitasi pengolahan pakan dalam memenuhi kebutuhan pakan di kelompok ternak.

    2. Meningkatkan penggunaan teknologi pengolahan pakan dengan memanfaatkan bahan pakan lokal.

    Pedoman Pelaksanaan Unit Pengolah Pakan Ruminansias 2015 2

  • C. Sasaran

    Sasaran dari pengembangan unit pengolah pakan ruminansia adalah :

    1. Tersedianya fasilitas pengolahan pakan untuk memenuhi kebutuhan pakan ternak ruminansia di 25 kelompok.

    2. Termanfaatkannya bahan pakan lokal di 25 lokasi kelompok.

    D. Keluaran

    Keluaran kegiatan pengembangan unit pengolah pakan ruminansia adalah :

    1. Tumbuhnya kelompok unit pengolah pakan ruminansia di 25 lokasi.

    2. Berproduksinya unit pengolah pakan ruminansia dan dengan pemanfaatan bahan pakan lokal.

    3. Tersedianya pakan ternak di wilayah usaha kelompok.

    E. Pengertian

    1. Pakan adalah bahan makanan tunggal atau campuran baik yang diolah maupun tidak diolah yang diberikan kepada hewan untuk kelangsungan hidup, berproduksi dan berkembang biak.

    2. Bahan pakan adalah bahan hasil pertanian, perikanan, peternakan, atau bahan lainnya yang layak dipergunakan sebagai pakan baik yang telah diolah maupun yang belum diolah.

    3. Pakan olahan adalah pakan yang telah mengalami proses fisik, kimia, atau biologi baik yang tunggal maupun campuran seperti silase, dan ransum jadi.

    Pedoman Pelaksanaan Unit Pengolah Pakan Ruminansias 2015 3

  • 4. Formula pakan adalah susunan tentang jenis dan proporsi setiap bahan pakan yang digunakan dalam pembuatan pakan dengan mempertimbangkan kebutuhan nutrisi dan kandungan zat makanan.

    5. Konsentrat adalah pakan yang kaya akan sumber protein dan/atau sumber energi serta dapat mengandung pelengkap pakan dan atau imbuhan pakan.

    6. Pelengkap pakan (feed supplement) adalah zat yang secara alami sudah terkandung dalam pakan, tetapi jumlahnya perlu ditingkatkan dengan menambahkannya dalam pakan seperti : asam amino, vitamin dan lain sebagainya.

    7. Pembuatan pakan adalah kegiatan mencampur dan mengolah berbagai bahan pakan untuk dijadikan sebagai pakan ternak.

    8. Peralatan pengolah pakan adalah peralatan yang dioperasikan dengan motor penggerak maupun tanpa motor penggerak untuk kegiatan pembuatan pakan.

    9. Standar Nasional Indonesia (SNI) adalah standar yang ditetapkan oleh Badan Standardisasi Nasional (BSN) dan berlaku secara nasional.

    10. Peternak adalah perorangan warga Negara Indonesia atau korporasi yang melakukan usaha peternakan.

    11. Kelompok peternak adalah kumpulan para peternak, yang dibentuk atas dasar kebutuhan bersama yang mempunyai struktur organisasi dengan uraian tugas personalia yang jelas dan berada dalam 1 (satu) hamparan.

    Pedoman Pelaksanaan Unit Pengolah Pakan Ruminansias 2015 4

  • II. PELAKSANAAN TAHUN 2015A. Prinsip pelaksanaan

    1. Pengembangan Unit Pengolah Pakan (UPP) adalah :

    Pembangunan tempat pengolahan dan/atau gudang pakan serta pengadaan sarana peralatan pengolah pakan, agar kelompok peternak dan kelompok sekitar dapat mengusahakan kemandirian pakan ternaknya dengan memanfaatkan bahan pakan lokal.

    2. Pelaksanaan pengadaan agroinput (bangunan dan peralatan) dilakukan oleh satuan kerja (satker) daerah (Provinsi/Kabupaten/Kota) dan akan diserahkan kepada kelompok.

    3. Kelompok menerima dan memanfaatkan agroinput yang telah diadakan.

    4. Untuk mempermudah dalam berproduksi, UPP agar melakukan koordinasi dengan penyedia bahan pakan/unit usaha bahan pakan dan stakeholders terkait lainnya.

    5. Agar kegiatan dilaksanakan dengan cermat, memegang prinsip kehati-hatian, dan menghindari praktek kolusi korupsi dan nepotisme (KKN).

    B. Pelaksana

    1. Pusat

    Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, dalam hal ini Direktorat Pakan Ternak selaku penanggung jawab kegiatan mempunyai tugas :

    Pedoman Pelaksanaan Unit Pengolah Pakan Ruminansias 2015 5

  • a. Menyusun pedoman pelaksanaan;

    b. Melakukan sosialisasi kegiatan;

    c. Melakukan koordinasi dengan pihak terkait; dan

    d. Melakukan pendampingan dan pemantauan.

    2. Provinsi

    Dinas Peternakan atau Dinas yang membidangi fungsi peternakan dan kesehatan hewan provinsi yang merupakan satuan kerja (satker) dari kegiatan ini, bertanggung jawab terhadap pelaksanaan kegiatan dan mempunyai tugas :

    a. Melakukan koordinasi dengan pihak/instansi terkait di pusat/ provinsi/ kabupaten/ kota;

    b. Menyusun petunjuk pelaksanaan (Juklak) yang merupakan penjabaran dari pedoman pelaksanaan, yang berisi antara lain :

    1) Kriteria kelompok penerima;

    2) Tahapan pelaksanaan kegiatan;

    3) Tata letak (lay out) bangunan dan alat mesin pengolah pakan;

    4) Jenis dan spesifikasi alat mesin pengolah pakan yang akan diadakan, disesuaikan dengan jenis dan kapasitas pakan yang akan diolah;

    5) Pengelolaan administrasi kelompok; dan

    6) Sistem Pengendalian Intern, dll.

    c. Membentuk tim teknis / tim Pembina provinsi.

    Pedoman Pelaksanaan Unit Pengolah Pakan Ruminansias 2015 6

  • d. Melakukan verifikasi kelompok berdasarkan hasil CP/CL yang dilakukan oleh Kabupaten/ Kota;

    e. Menetapkan lokasi dan kelompok penerima, berdasarkan usulan tim teknis yang ditetapkan dengan Surat Keputusan pejabat yang berwenang;

    f. Melaporkan lokasi dan kelompok penerima kepada Direktorat Pakan Ternak;

    g. Melakukan pengadaan barang dan jasa sesuai dengan peraturan yang berlaku;

    Dalam pengadaan alat mesin pengolah pakan agar memperhatikan hal sebagai berikut :

    1) Memiliki spesifikasi teknis peralatan sesuai dengan kebutuhan kelompok;

    2) Memenuhi standar mutu dan sudah diuji dibawah lembaga yang berwenang serta mengutamakan produk lokal;

    3) Peralatan pengolah pakan bermotor penggerak, menggunakan motor penggerak sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI); dan

    4) Suku cadang tersedia dan mudah didapat.

    h. Melakukan serah terima barang kepada masyarakat/kelompok sesuai peraturan yang berlaku;

    i. Melakukan pembinaan dan pemantauan; dan

    Pedoman Pelaksanaan Unit Pengolah Pakan Ruminansias 2015 7

  • j. Membuat dan mengirimkan laporan ke Direktorat Pakan Ternak sesuai dengan format terlampir.

    3. Kabupaten/Kota

    Dinas Peternakan atau Dinas yang membidangi fungsi peternakan dan kesehatan hewan Kabupaten/ Kota yang merupakan satuan kerja (satker) dari kegiatan ini, mempunyai tugas :

    a. Melakukan koordinasi dengan pihak/instansi terkait di pusat/ provinsi/ kabupaten/kota;

    b. Menyusun petunjuk pelaksanaan/ teknis (juklak/ juknis) yang merupakan penjabaran dari pedoman pelaksanaan, yang berisi antara lain:

    1) Kriteria kelompok penerima;

    2) Tahapan pelaksanaan kegiatan;

    3) Tata letak (lay out) bangunan dan alat mesin pengolah pakan;

    4) Jenis dan spesifikasi alat mesin pengolah pakan yang akan diadakan, disesuaikan dengan jenis dan kapasitas pakan yang akan diolah;

    5) Pengelolaan administrasi kelompok; dan

    6) Sistem pengendalian intern, dll.

    c. Membentuk tim teknis

    d. Melakukan verifikasi kelompok berdasarkan hasil CP/CL yang dilakukan oleh tim teknis;

    Pedoman Pelaksanaan Unit Pengolah Pakan Ruminansias 2015 8

  • e. Menetapkan lokasi dan kelompok penerima, berdasarkan usulan tim teknis yang ditetapkan dengan Surat Keputusan pejabat yang berwenang;

    f. Melaporkan lokasi dan kelompok penerima kepada Dinas Peternakan Provinsi terkait dan Direktorat PakanTernak.

    g. Melakukan pengadaan barang dan jasa sesuai dengan peraturan yang berlaku

    Dalam pengadaan alat mesin pengolah pakan agar memperhatikan hal sebagai berikut :

    1) Memiliki spesifikasi teknis peralatan sesuai dengan kebutuhan kelompok;

    2) Memenuhi standar mutu dan sudah diuji dibawah lembaga yang berwenang serta mengutamakan produk lokal;

    3) Peralatan pengolah pakan bermotor penggerak, menggunakan motor penggerak sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI); dan

    4) Suku cadang tersedia dan mudah didapat.

    h. Melakukan serah terima barang kepada masyarakat/ kelompok sesuai peraturan yang berlaku;

    i. Melakukan pendampingan dan pemantauan; dan

    j. Membuat dan mengirimkan laporan ke Dinas Peternakan Provinsi dengan tembusan ke Direktorat Pakan Ternak sesuai dengan format terlampir.

    Pedoman Pelaksanaan Unit Pengolah Pakan Ruminansias 2015 9

  • 4. Kelompok

    Kelompok penerima adalah kelompok yang telah diseleksi dan diverifikasi oleh tim teknis sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan dan ditetapkan oleh pejabat yang berwenang.

    a. Kriteria kelompok penerima kegiatan adalah sebagai berikut :

    1) Kelompok peternak / gabungan kelompok peternak yang masih aktif dan terdaftar di Dinas Peternakan atau dinas yang melaksanakan fungsi peternakan di tingkat Kabupaten/Kota dan Badan Penyuluhan setempat;

    2) Mempunyai struktur organisasi, tertib administrasi dan aktif menjalankan usahanya;

    3) Memiliki ternak ruminansia sebagai usaha kelompok;

    4) Bersedia memelihara, mengelola dan mengembangkan UPP;

    5) Bersedia menyediakan pakan hijauan berkualitas;

    6) Dapat mengakses bahan pakan lokal;

    7) Kelompok tidak menerima fasilitas bantuan (APBN) kegiatan lain pada tahun yang sama

    8) Mempunyai potensi untuk dikembangkan lebih lanjut, baik dalam peningkatan skala kepemilikan ternak, maupun dalam pengembangan organisasi kelompok.

    Pedoman Pelaksanaan Unit Pengolah Pakan Ruminansias 2015 10

  • 9) Bersedia diarahkan dan dibina oleh tim Pembina/ Pendamping dari dinas provinsi/kabupaten/kota untuk pengembangan UPP.

    b. Kelompok mempunyai tugas :

    1) Menyusun Rencana Kebutuhan Kelompok (RKK) dibantu oleh tim teknis Kabupaten/Kota;

    2) Menerima barang yang telah diadakan oleh Satker sesuai dengan RKK;

    3) Melaksanakan pembuatan pakan;

    4) Memelihara, mengelola dan mengembangkan UPP;

    5) Melakukan pencatatan pembuatan dan/ penjualan pakan;

    6) Melakukan pembenahan administrasi kelompok;

    7) Membuat dan mengirimkan laporan ke Dinas Kabupaten/Kota dengan tembusan ke provinsi dan Direktorat Pakan Ternak.

    C. Lokasi

    Lokasi kegiatan pengembangan UPP ruminansia diprioritaskan pada lokasi yang memiliki potensi untuk pengembangan usaha ternak dan tersedia sumber bahan pakan lokal disekitarnya. Kegiatan pengembangan unit pengolah pakan ternak ruminansia pada tahun 2015 dialokasikan di 25 lokasi (Lampiran-1).

    Pedoman Pelaksanaan Unit Pengolah Pakan Ruminansias 2015 11

  • D. Pemanfaatan Dana

    Alokasi dana untuk kegiatan pengembangan unit pengolah pakan ruminansia sesuai dengan DIPA masing-masing Satker, yaitu :

    1. Peralatan Unit Pengolah Pakan

    Pengadaan peralatan mesin pengolah pakan harus disesuaikan dengan rencana kebutuhan kelompok dengan mempertimbangkan jenis dan kapasitas pakan yang akan diproduksi.

    Contoh alat mesin pengolah antara lain :

    a. mesin penggiling (hammer mill)

    b. mesin penepung (disk mill)

    c. mesin pengering (dryer)

    d. mesin pencampur (mixer)

    e. mesin pencacah rumput (chopper)

    f. peralatan lain dan pendukung sesuai kebutuhan kelompok (kendaraan roda tiga, timbangan, mesin jahit kemasan, dll).

    2. Bangunan dan Sarana Penunjang

    Luas bangunan UPP disesuaikan dengan jenis dan jumlah peralatan yang akan diadakan dan cukup untuk menyimpan bahan pakan dan pakan.

    Sarana penunjang diadakan sesuai dengan kebutuhan dalam pengelolaan UPP di kelompok.

    3. Pengadaan Bahan Pakan

    Bahan pakan awal produksi diadakan agar kelompok dapat melakukan uji coba pengolahan pakan sesuai dengan kebutuhan.

    Pedoman Pelaksanaan Unit Pengolah Pakan Ruminansias 2015 12

  • 4. Operasional

    Kegiatan operasional di kelompok antara lain digunakan untuk:

    a. Biaya pelaksanaan peningkatan pengetahuan di kelompok;

    b. Biaya pembuatan papan nama kelompok; dan

    c. Biaya administrasi kelompok dipergunakan untuk pencatatan pemasukan dan pengeluaran bahan pakan, serta pencatatan produksi pakan.

    E. Tahapan Pelaksanaan

    Tahapan pelaksanaan kegiatan pengembangan Unit Pengolah Pakan Ruminansia pada tahun 2015 meliputi :

    1. Pembentukan Tim Teknis

    a. Untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan di Satker Provinsi, perlu dibentuk Tim Teknis Kabupaten/Kota dan Tim Pembina Provinsi, oleh Dinas Peternakan atau Dinas yang membidangi fungsi Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi.

    b. Bagi Satker Kabupaten/Kota, perlu di bentuk tim teknis oleh Dinas Peternakan atau Dinas yang membidangi fungsi Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten/Kota.

    c. Tim teknis terdiri dari unsur Dinas Peternakan Kabupaten/Kota dan petugas lapangan di lokasi kelompok (misal KCD/mantri tani/petugas pakan/ PPL), sedangkan Tim Pembina Provinsi terdiri dari petugas yang menangani fungsi pakan pada Dinas Peternakan Provinsi.

    Pedoman Pelaksanaan Unit Pengolah Pakan Ruminansias 2015 13

  • d. Tim teknis Kabupaten/Kota bertugas melaksanakan CP/CL dan pendampingan, sedangkan tim pembina provinsi, bertugas melakukan verifikasi kelompok berdasarkan hasil CP/CL yang dilakukan oleh tim teknis Kabupaten/ Kota,(bagi satker di provinsi).

    e. Hasil CP/CL dan verifikasi, diusulkan kepada pejabat yang berwenang untuk ditetapkan dalam surat ketetapan.

    2. Pelaksanaan Kegiatan :

    a. Penetapan lokasi/kelompok tani ternak terpilih, oleh pejabat yang berwenang;

    b. Pembuatan Rencana Kebutuhan Kelompok (RKK) oleh kelompok didampingi tim teknis;

    c. Pelaksanaan pengadaan barang (bahan pakan, bangunan dan peralatan mesin) sesuai kebutuhan kelompok;

    d. Pelaksanaan serah terima barang ke kelompok sesuai dengan peraturan yang berlaku;

    e. Pelaksanaan peningkatan pengetahuan di kelompok;

    f. Pengelolaan administrasi kelompok;

    g. Pelaksanaan pembuatan pakan;

    h. Pelaporan.

    3. Tata cara pelaksanaan kegiatan mengikuti peraturan/ketentuan yang berlaku pada tahun 2015.

    Pedoman Pelaksanaan Unit Pengolah Pakan Ruminansias 2015 14

  • III. INDIKATOR KINERJA

    Indikator pelaksanaan kegiatan pengembangan UPP Ruminansia pada kelompok dapat dilihat dari beberapa aspek, antara lain :

    A. Aspek Teknis

    1. Tumbuhnya kelompok ternak ruminansia yang mengembangkan unit pengolah pakan dalam usahanya untuk kontinuitas ketersediaan pakan di kelompok.

    2. Meningkatnya pemanfaatan bahan pakan lokal.

    3. Meningkatnya produksi dan produktifitas ternak.

    B. Aspek Usaha

    1. Peningkatan kemampuan anggota kelompok dalam pengelolaan usaha.

    2. Meningkatnya kemandirian kelompok dalam usaha penyediaan pakan.

    3. Meningkatnya efisiensi biaya pakan.

    C. Aspek Kelembagaan

    1. Peningkatan partisipasi anggota dalam pengelolaan usaha.

    2. Diterapkannya prinsip-prinsip dasar organisasi.

    3. Berperannya kelompok dalam organisasi pembelajaran (learning organization) bagi anggota dan masyarakat sekitarnya.

    Pedoman Pelaksanaan Unit Pengolah Pakan Ruminansias 2015 15

  • IV. PENERAPAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN

    Sistem Pengendalian Intern adalah proses yang integral pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan.

    Untuk memberikan keyakinan memadai bahwa pelaksanaan kegiatan bantuan penguatan pakan sapi perah telah sesuai dengan tujuan dan sasaran kegiatan, maka pusat dan satker pelaksana di daerah melakukan pengendalian Kegiatan Pengembangan Unit Pengolah Pakan Ruminansia melalui penerapan 5 (lima) unsur SPI yaitu : (1) Lingkungan Pengendalian, (2) Penilaian Risiko, (3) Kegiatan Pengendalian, (4) Informasi dan Komunikasi dan (5) Pemantauan.

    Identifikasi resiko menjadi salah satu hal penting dalam penerapan unsur SPI. Dalam pelaksanaan Kegiatan Pengembangan Unit Pengolah Pakan Ruminansia beberapa daftar resiko berdasarkan tahapan pelaksanaan telah diidentifikasi sebagai antisipasi untuk mencegah potensi kegagalan pelaksanaan kegiatan, yaitu sebagai berikut :

    Pedoman Pelaksanaan Unit Pengolah Pakan Ruminansias 2015 16

  • No Tahap Kegiatan Deskripsi Risiko Penyebab Dampak

    1 Penyusunan Pedoman pelaksanaan UPP Ruminansia

    Pedlak tidak operasional

    Pedlak tidak mengacu pada peraturan yang berlaku

    Pedlak belum dilengkapi dengan parameter teknis

    Tujuan kegiatan tidak efektif

    2. Sosialisasi Pedlak UPP Ruminansia

    Pedlak tidak dipahami oleh sasaran sosialisasi

    Peserta yang hadir sosialisasi tidak sesuai kriteria

    Petugas sosialisasi tidak kompeten

    Frekuensi dan intensitas kurang

    Sosialisasi tidak efektif

    3 Pelaksanaan Pendampingan UPP Ruminansia

    Tujuan Pendampingan tidak tercapai

    Petugas pelaksana tidak memahami tujuan kegiatan UPP dan tidak melaksanakan SOP bimtek

    Waktu pendampingan tidak tepat

    Materi pendampingan tidak sesuai dengan tujuan kegiatan

    Kegiatan Pendampingan Tidak efektif

    4. Laporan hasil pelaksanaan pendam-pingan

    Laporan tidak tepat waktu

    Laporan tidak informatif

    Petugas tidak tertib dalam melaporkan hasil pelaksanaan kegiatan

    Belum ada standar pelaporan

    Laporan tidak dapat segera ditindaklanjuti

    5. Tindak lanjut hasil pendam-pingan

    Hasil pendampingan tidak ditindak lanjuti sbg acuan pelaksanaan kegiatan.

    SOP tindaklanjut pendam-pingan tidak dilaksanakan

    Hasil pendam-pingan tidak dapat dijadikan acuan dalam pembuatan kebijakan

    Pedoman Pelaksanaan Unit Pengolah Pakan Ruminansias 2015 17

  • V. PENDAMPINGAN DAN PEMANTAUAN

    A. Pendampingan dan pemantauan dilakukan pada tahun berjalan, dilaksanakan secara terkoordinasi antar instansi oleh Pusat dan daerah terhadap pelaksanaan kegiatan sesuai indikator yang telah ditetapkan.

    B. Pengawasan langsung maupun tidak langsung harus dilakukan oleh Dinas Peternakan atau yang membidangi fungsi peternakan di daerah.

    C. Ruang lingkup pendampingan meliputi :

    1. Pemanfaatan bahan pakan lokal sebagai pakan ternak.

    2. Pembinaan kepada peternak untuk inovasi teknologi pengolahan pakan sesuai sumberdaya lokal yang tersedia.

    3. Pengembangan kelembagaan dan usaha kelompok.

    VI. PELAPORAN

    A. Pelaporan sangat diperlukan untuk mengetahui kemajuan kegiatan dan sebagai tolok ukur Direktorat Pakan Ternak untuk penilaian dan keberlanjutan kegiatan di provinsi/ kabupaten/ kota.

    B. Dinas Peternakan atau Dinas yang membidangi fungsi peternakan dan kesehatan hewan provinsi/kabupaten/kota agar membuat laporan setiap 3 (tiga) bulan sekali/triwulan dan mengirimkannya ke Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan up. Direktur Pakan Ternak (Lampiran-2) pada bulan Maret, Juni, Oktober dan Desember 2015.

    C. Laporan ke Direktorat Pakan Ternak dapat dikirim melalui email : [email protected]

    Pedoman Pelaksanaan Unit Pengolah Pakan Ruminansias 2015 18

  • VII. PENUTUP

    Pedoman pelaksanaan kegiatan pengembangan UPP Ruminansia ini sebagai acuan dalam kelancaran pelaksanaan kegiatan di daerah. Untuk mempercepat pengembangan UPP ruminansia tersebut sangat dibutuhkan dukungan dari pemerintah daerah, swasta dan masyarakat berupa bimbingan teknis, pendanaan dan sosialisasi sehingga berdampak baik terhadap ketersediaan dan memenuhi kebutuhan pakan ternak yang dapat meningkatkan pendapatan para peternak.

    DIREKTORAT PAKAN TERNAK

    Pedoman Pelaksanaan Unit Pengolah Pakan Ruminansias 2015 19

  • LAMPIRAN

    Pedoman Pelaksanaan Unit Pengolah Pakan Ruminansias 2015 21

  • Pedoman Pelaksanaan Unit Pengolah Pakan Ruminansias 2015 19

    Lampiran-1

    DAFTAR LOKASI KEGIATAN PENGEMBANGAN UNIT PENGOLAH PAKAN RUMINANSIA

    TAHUN 2015

    No Provinsi Kabupaten/Kota Jumlah Paket Komoditas

    1 Sumbar Pasaman 1 Sapi potong 2 Riau Rokan Hulu 2 Sapi potong 3 Lampung Lampung Selatan 1 Sapi potong

    Waykanan 1 Sapi potong 4 Jabar Kuningan 1 Sapi perah

    Subang 1 Sapi perah 5 Jateng Boyolali * 1 Sapi perah

    Klaten * 1 Sapi perah

    Pati 1 Sapi potong 6 DIY Gunung kidul* 1 Sapi potong

    Sleman* 1 Sapi potong 7 Jatim Malang* 1 Sapi perah

    Situbondo 1 Sapi potong

    Probolinggo* 1 Sapi perah

    Lamongan* 1 Sapi potong

    Trenggalek 1 Sapi potong 8 NTB Sumbawa 1 Sapi potong 9 Kalbar Sambas 1 Sapi potong

    Bengkayang 1 Sapi potong 10 Kaltim Paser 1 Sapi potong 11 Sulteng Donggala 1 Sapi potong 12 Sulsel Bantaeng 1 Sapi potong

    Enrekang 1 Sapi potong 13 Sultra Konawe 1 Sapi potong

    Total 25 Keterangan : *) Satker Mandiri

    **) Sesuai RKAKL 2015

    **

    Pedoman Pelaksanaan Unit Pengolah Pakan Ruminansias 2015 23

  • Pedoman Pelaksanaan Unit Pengolah Pakan Ruminansias 2015 20

    Lampiran-2

    LAPORAN TRIWULAN

    PENGEMBANGAN UNIT PENGOLAH PAKAN RUMINANSIA TINGKAT PROVINSI/ KABUPATEN/ KOTA

    TA. 2015

    Provinsi /Kabupaten/Kota : .................................. Alokasi Dana 2015 : Rp. ................................... Dana Dekon Pendukung : Rp. ................................. Dana APBD Pendukung : Rp. ................................... Jumlah Kelompok Penerima : ......... kelompok RKK Semua Kelompok : (harap lampirkan) Bulan : ......... 1. Perkembangan Pelaksanaan Kegiatan

    No

    Nama

    Kelompok

    Alamat

    kelompok

    Perkembangan Pelaksanaan

    Kegiatan

    Alat dan Mesin Bangunan

    Kelembagaan Realisasi

    Fisik Realisasi Keuangan

    Realisasi Fisik

    Realisasi Keuangan

    Pedoman Pelaksanaan Unit Pengolah Pakan Ruminansias 2015 20

    Lampiran-2

    LAPORAN TRIWULAN

    PENGEMBANGAN UNIT PENGOLAH PAKAN RUMINANSIA TINGKAT PROVINSI/ KABUPATEN/ KOTA

    TA. 2015

    Provinsi /Kabupaten/Kota : .................................. Alokasi Dana 2015 : Rp. ................................... Dana Dekon Pendukung : Rp. ................................. Dana APBD Pendukung : Rp. ................................... Jumlah Kelompok Penerima : ......... kelompok RKK Semua Kelompok : (harap lampirkan) Bulan : ......... 1. Perkembangan Pelaksanaan Kegiatan

    No

    Nama

    Kelompok

    Alamat

    kelompok

    Perkembangan Pelaksanaan

    Kegiatan

    Alat dan Mesin Bangunan

    Kelembagaan Realisasi

    Fisik Realisasi Keuangan

    Realisasi Fisik

    Realisasi Keuangan

    Pedoman Pelaksanaan Unit Pengolah Pakan Ruminansias 2015 24

  • Pedoman Pelaksanaan Unit Pengolah Pakan Ruminansias 2015 21

    2. Perkembangan Produksi Pakan

    Permasalahan dan solusi

    No

    Nama dan

    Alamat Kelompok

    Jenis Alsin

    Jenis bahan pakan yang

    tersedia

    Kebutuhan (kg/bln)

    Harga Bahan

    Rp/kg

    Formula Pakan

    Produksi

    Pakan

    (kg/bln)

    Harga Pakan

    Rp/kg

    1.

    2.

    3.

    4.

    5.

    Pedoman Pelaksanaan Unit Pengolah Pakan Ruminansias 2015 21

    2. Perkembangan Produksi Pakan

    Permasalahan dan solusi

    No

    Nama dan

    Alamat Kelompok

    Jenis Alsin

    Jenis bahan pakan yang

    tersedia

    Kebutuhan (kg/bln)

    Harga Bahan

    Rp/kg

    Formula Pakan

    Produksi

    Pakan

    (kg/bln)

    Harga Pakan

    Rp/kg

    1.

    2.

    3.

    4.

    5.

    Pedoman Pelaksanaan Unit Pengolah Pakan Ruminansias 2015 25

  • Pedum Pengembangan Unit Pengolah Pakan Ruminansia Tahun 2013 1

    PENGEMBANGAN UNIT PENGOLAHAN PAKAN RUMINANSIA 1. Lokasi

    Penetapan lokasi untuk pengembangan unit pengolah pakan perlu disesuaikan dengan agroekositem dan alokasi tata ruang wilayah baik secara regional maupun lokal dan untuk keapstian hukum perlu melalui surat kuputusan pejabat yang berwenang. Hal tersebut terkait dengan lahan sebagai basis ekologi pengembangan usaha budidaya ternak ruminansia dan sumber bahan pakan ternak.

    Kriteria persyaratan penetapan lokasi terpilih antara lain : 1) Mempunyai potensi dalam penyediaan bahan pakan, tersedia

    dalam jumlah yang cukup, tersedia sepanjang tahun dan mudah diperoleh, seperti : a. Bahan hasil samping (by product) pertanian dan

    perkebunan antara lain: jerami (padi, kedelai, kacang tanah, dll), limbah coklat, limbah sawit, biji kapas/kapuk, daun singkong, pucuk tebu dan limbah kopi.

    b. Bahan hasil samping perikanan antara lain : limbah udang, keong, bekicot, dll.

    c. Bahan samping agroindustri, antara lain : bungkil kelapa, dedak (padi, jagung), bungkil inti sawit, lumpur sawit, limbah nanas, tetes, onggok, ampas bir, ampas tahu, bungkil kacang tanah dan pollard.

    d. Bahan pakan lainnya sebagai substitusi bahan pakan.

    2) Lokasi tidak bertentangan dengan rencana umum tata ruang (RUTR) dan rencana detail tata ruang daera (RDTRD) yang bersangkutan.

    3) Lokasi tersebut mempunyai sebaran populasi ternak

    ruminansia yang cukup banyak, dengan skala usaha kepemilikan peternak yang diharapkan sudah mengarah pada skala komersial.

    4) Mempunyai potensi peluang pasar ataupun memiliki prospek

    pasar yang jelas dalam pemasaran produksi pakan ternak ruminansia yang dihasilkan.

    Lampiran 3

    Pedoman Pelaksanaan Unit Pengolah Pakan Ruminansias 2015 26

  • Pedum Pengembangan Unit Pengolah Pakan Ruminansia Tahun 2013 2

    5) Mudah diakses, diutamakan sudah ada jaringan listrik dan tersedia sumber air bersih.

    2. Bangunan dan Tata Letak Bangunan

    1) Bangunan

    a. Bangunan harus dapat melindungi bahan pakan, peralatan dan produk pakan yang dihasilkan.

    b. Konstruksi bangunan permanen. c. Bangunan untuk produksi dan gudang pakan tidak

    disatukan dengan bangunan fasilitas pendukung lainnya. d. Mempunyai sirkulasi udara yang cukup dan sanitasi yang

    memenuhi persyaratan teknis dan hygienis. e. Fasilitas pendukung bangunan antara lain ruang kantor,

    gudang, sarana penyediaan air, sarana pembuangan limbah, tempat/lantai jemur bahan pakan, toilet dan sarana cuci tangan.

    f. Fasilitas pendukung yang dipergunakan untuk memproduksi pakan harus disesuaiakan dengan petuntukannya, memenuhi persyaratan teknis, hygiene dan sanitasi.

    g. Lokasi bangunan disarankan tidak berada ditengah-tengah pemukiman penduduk.

    h. Tersedia cukup air.

    1) Tata Letak Bangunan

    Untuk menjaga agar alur proses pengolahan pakan tertib/teratur dan menghasilkan produk sesuai standar, maka pabrik pakan harus diatur tata letak dari bangunan dan penempatan peralatan pengolah pakan seperti contoh gambar dibawah ini.

    Pedoman Pelaksanaan Unit Pengolah Pakan Ruminansias 2015 27

  • Pedum Pengembangan Unit Pengolah Pakan Ruminansia Tahun 2013 3

    Keterangan :

    Ruangan tidak perlu disekat, kecuali untuk (1) kantor dan (2) tempat chopper+HPT 1. Ruang kantor 2. Mesin Chopper dan HPT 3. Tempat bahan pakan 4. Timbangan bahan pakan 5. Mesin penggiling (Hammer mill dan Disk mill ) 6 Mesin pencampur ( Mixer) 7. Timbangan duduk dan mesin jahit

    kemasan. 8. Tempat produk (stock product).

    3. Kebutuhan Peralatan

    Peralatan yang akan dibeli harus disesuaikan dengan kebutuhan , agar peralatan tersebut dapat optimal dimanfaatkan.

    Observasi dan informasi kebutuhan peralatan perlu dikuasai dan diakses secara maksimal, agar peralatan yang dibeli dan digunakan merupakan alat yang telah terbukti kinerjanya, disamping itu harus tersedia suku cadang dengan mudah.

    Peralatan yang digunakan dalam pengembangan unit pengolah pakan ruminansia perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut : A) Motor penggerak sudah memenuhi standar mutu (SNI) dan

    sudah diuji oleh lembaga yang berwenang serta mengutamakan produk lokal.

    B) Spesifikasi teknis peralatan sesuai dengan kebutuhan.

    Jenis alat dan mesin yang dipergunakan untuk pembuatan pakan ternak pada unit pengolah pakan terdiri dari : chopper, pengering, hammermill, diskmill, pemipil jagung, mixer, timbangan, mesin jahit kemasan dan alat pendukung lainnya. Jenis peralatan pengolah pakan secara rinci terdapat pada lampiran-5.

    4. Sumber Daya Manusia (SDM)

    Unit pengolah pakan harus dilengkapi dengan SDM yang memadai, baik jumlah maupun kualitas SDM yang mempunyai pengetahuan dan ketrampilan dibidangnya, agar dalam

    4

    6 7

    8

    3

    2

    5 4

    1

    Pedoman Pelaksanaan Unit Pengolah Pakan Ruminansias 2015 28

  • Pedum Pengembangan Unit Pengolah Pakan Ruminansia Tahun 2013 4

    pelaksanaan pengembangan usaha pakan dapat berjalan sesuai yang direncanakan. 1) Manajer

    Disarankan seorang tenaga ahli dibidangnya, terlatih dan memiliki pengalaman praktis yang memadai sehingga dapat melaksanakan tugasnya secara professional.

    2) Formulator Pakan Formulator pakan adalah orang yang mempunyai kemampuan menyusun formula pakan sesuai standar kebutuhan pakan dari bahan pakan yang tersedia di lokasi. Formulator mempunyai tanggungjawab yang berat dalam upaya penciptaan pakan yang berkualitas. Untuk itu perlu dilakukan pelatihan dari tenaga ahli yang memiliki kompetensi tinggi dan berpengalaman dalam operasionalisasi memproduksi pakan ternak ruminansia.

    3) Operator Operator adalah orang yang mengoperasikan alat dan mesin pengolah pakan mulai dari penyiapan bahan pakan sampai dengan pengemasan produksi pakan. Untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan seorang operator diperlukan pelatihan atau magang untuk hal-hal sebagai berikut :

    a) Jenis peralatan pengolah pakan b) Teknik pengoperasian alat mesin pengolah pakan secara

    efisien. c) Teknik perawatan dan pemeliharaan peralatan pakan.

    5. Manajemen Bahan Pakan

    1) Persiapan Bahan Pakan Dalam melakukan persiapan bahan pakan perlu

    memperhatikan beberapa faktor antara lain : a. Jenis pakan yang diproduksi :

    Pakan Penguat (Konsentrat)

    Pakan penguat (konsentrat) adalah campuran bahan pakan yang kaya energy dan protein, yang berguna untuk meningkatkan produktifitas ternak. Pakan penguat mudah dicerna, karena terbuat dari campuran beberapa bahan pakan sumber energi (biji-bijian), sumber protein

    Pedoman Pelaksanaan Unit Pengolah Pakan Ruminansias 2015 29

  • Pedum Pengembangan Unit Pengolah Pakan Ruminansia Tahun 2013 5

    (jenis bungkil, kacang-kacangan), vitamin dan mineral. Kualitas pakan penguat dinyatakan dengan nilai nutrisi yang dikandungnya terutama kandungan energy dan protein yang didasarkan pada persyaratan teknis minimal (PTM) dan atau Standard Nasional Indonesia (SNI) konsentrat ternak ruminansia yang telah ditentukan.

    Pakan Lengkap (Complete Feed)

    Pakan lengkap merupakan campuran bahan pakan yang secara umum terdiri dari sumber hijauan dan konsentrat. Pakan hijauan merupakan sumber serat dan sedikit vitamin, sedangkan pakan konsentrat merupakan sumber protein dan mineral. Apabila pakan hijauan dicampur dengan konsentrat, maka menjadi pakan komplit atau pakan lengkap (complete feed). Sebagai patokan umum, kandungan nutrisi dalam pakan lengkap ternak sapi sebagai berikut :

    No Kandungan (Unsur) %

    1 2 3 4 5 6

    Bahan kering (BK) Protein Kasar (PK) Lemak Kasar (LK) Serat Kasar (SK) Mineral (Abu) Energi (cal/Kg)

    88 - 90 12 - 13 4,5 5 18 24 14 16

    3000 - 3200

    c. Skala Usaha Produksi

    Penetapan skala usaha produksi sangat diperlukan karena sangat berpengaruh pada efisiensi dan optimalisasi produksi pakan, dan pada akhirnya akan mempengaruhi dalam produksi, produktifitas, daya saing, keuntungan dan lain-lain. Ditinjau dari segi manajemen produksi dan berdasarkan pengalaman di lapangan dalam melaksanakan kegiatan usaha produksi pakan untuk skala kecil, maka skala usaha yang ekonomis adalah 110 s/d 120 ton/bulan atau sekitar 4 ton/hari. Untuk itu penetapan lokasi untuk pengembangan UPP ini diharapkan mempunyai potensi untuk penyediaan berbagai bahan pakan lokal spesifik 4 ton/hari.

    Pedoman Pelaksanaan Unit Pengolah Pakan Ruminansias 2015 30

  • Pedum Pengembangan Unit Pengolah Pakan Ruminansia Tahun 2013 6

    d. Jenis Bahan Pakan

    Jenis bahan pakan dapat digolongkan menjadi dua kelompok yaitu bahan pakan yang berasal dari tumbuhan dan hasil ikutannya (nabati) dan berasal dari hewan dan hasil ikutannya (hewani). Bahan pakan tersebut, menurut fungsinya dapat diuraikan sebagai berikut :

    a) Sumber Energi

    Golongan bahan pakan ini meliputi semua bahan pakan ternak yang kandungan protein kasarnya kurang dari 20%, dengan konsentrasi serta kasar dibawah 18%. Berdasarkan jenisnya, bahan pakan sumber energy dibedakan menjadi 4 (empat) kelompok, yaitu : Kelompok Serealia/biji-bijian (jagung, gandum,

    sorgum) Kelompok hasil sampingan serealia (limbah

    penggilingan) Kelompok umbi (ketela rambat, ketela pohon dan

    hasil sampingannya. Kelompok hijauan yang terdiri dari beberapa macam

    rumput seperti rumput gajah, rumput benggala, rumput setaria dll)

    b) Sumber Protein

    Golongan bahan ini meliputi semua bahan pakan ternak yang mempunyai kandungan protein minimal 20% (berasal dari hewan/tumbuhan). Golongan ini dibedakan menjadi 3 (tiga) kelompok : Kelompok hijauan sebagai sisa hasil pertanian yang

    terdiri atas jenis daun-daunan sebagai hasil sampingan (daun nangka, daun pisang, daun ketela rambat, ganggang, bungkil, dll)

    Kelompok hijauan yang sengaja ditanam, misalnya : lamtoro, turi, kaliandra, gamal, sentro, dll.

    Kelompok bahan yang dihasilkan dari hewan (tepung ikan, tepung cacing, dll).

    Pedoman Pelaksanaan Unit Pengolah Pakan Ruminansias 2015 31

  • Pedum Pengembangan Unit Pengolah Pakan Ruminansia Tahun 2013 7

    c) Sumber Vitamin dan Mineral Hampir semua bahan pakan ternak baik yang berasal dari tanaman maupun hewan, mengandung beberapa vitamin dan mineral dengan konsentrai yang bervariasi, tergantung pada tingkat pemanenan, umur, pengolahan, penyimpanan, jenis dan bagian-bagiannya (biji, daun dan batang). Disamping itu beberapa perlakuan seperti pemanasan, oksidasi, dan penyimpanan terhadap bahan pakan akan mempengaruhi konsentrasi kandungan vitamin dan mineralnya. Pada saat ini bahan pakan sebagai sumber vitamin dan mineral sudah tersedia di pasaran bebas yang dikemas khusus yang berupa bahan olahan yang siap digunakan sebagai campuran pakan, misalnya premix, kapur, Ca2PO4 dan beberapa mineral.

    e. Pemilihan Bahan Pakan

    Dalam pemilihan bahan pakan yang akan digunakan perlu mempertimbangkan faktor-faktor sebagai berikut : a) Ketersediaan Bahan Pakan

    Bahan pakan tersedia dalam jumlah yang cukup, kontinyu dan mudah diperoleh, merupakan salah satu pertimbangan dalam pembuatan pakan. Bahan pakan lokal spesifik lokasi menjadi prioritas utama.

    b) Harga Bahan Pakan Bahan pakan yang digunakan diutamakan yang

    harganya relatif murah dan tidak mudah melonjak karena persaingan dengan kebutuhan manusia.

    c) Transportasi Bahan pakan yang beraneka ragam pada umumnya

    tersedia di beberapa tempat sehingga untuk pengadaannya heruslah mempertimbangkan efisiensi pengangkutan. Untuk itu kapasitas angkut bahan pakan harus dioptimalkan sehingga faktor waktu dan biaya dapat ditekan.

    Pedoman Pelaksanaan Unit Pengolah Pakan Ruminansias 2015 32

  • Pedum Pengembangan Unit Pengolah Pakan Ruminansia Tahun 2013 8

    2) Pemasukan Bahan Pakan Dalam pemasukan atau penerimaan bahan pakan, yang perlu

    diperhatikan adalah kuantitas, pengamatan fisik dan konsistensi mutu bahan pakan. Untuk itu perlu dilakukan :

    a. Penimbangan b. Pengambilan sampel dari setiap karung/container ataupun

    drum tergantung dari jenis dan tempat bahan pakan yang diadakan.

    c. Pemeriksaan bahan pakan yang dilakukan dengan test fisik dan atau test laboratorium.

    d. Sortasi yaitu bahan pakan yang tidak memenuhi standard mutu atau persyaratan dilakukan pensortiran dan dikembalikan kepada pemasok, sedangkan bahan pakan yang memenuhi persyaratan kualitas dilakukan penyimpanan.

    3) Penyimpanan Bahan Pakan Bahan pakan yang dinyatakan telah lolos dari pemeriksaan,

    atau bahan pakan yang berkualitas dapat langsung diproses untuk produksi pakan. Yang tidak langsung diproses, dilakukan penyimpanan, agar tidak terkontaminasi yang dapat menurunkan tingkat kandungan gizinya.

    Penyimpanan bahan pakan sebaiknya diberi alas (pallet) agar tidak cepat lembab, sehingga dapat memperpanjang daya simpan. Disarankan bahan pakan yang disimpan kadar airnya rendah (14 15%), agar bahan tidak cepat berjamur. Dalam penyimpanan bahan pakan perlu diperhatikan sebagai berikut : a. Gudang tempat penyimpanan hendaknya berventilasi

    yang memungkinkan ada sirkulasi udara yang baik. Bahan pakan dalam karung sebaiknya ditata rapi, dan tumpukannya menyerupai susunan batu bata, sehingga memudahkan dalam pemeriksaan jumlah (stock opname) barang atau restock barang.

    b. Bahan pakan berbentuk cair disimpan ditempat khusus c. Bahan pakan yang berupa pelengkap pakan (feed

    supplement) dan imbuhan pakan (feed additive) disimpan di ruang pendingin.

    d. Bahan pakan yang diterima lebih dahulu, digunakan lebih dahulu (first in first out)

    Pedoman Pelaksanaan Unit Pengolah Pakan Ruminansias 2015 33

  • Pedum Pengembangan Unit Pengolah Pakan Ruminansia Tahun 2013 9

    6. Manajemen Proses Produksi Beberapa hal yang harus juga diperhatikan dalam produksi pakan

    antara lain :

    1) Pengolahan Dalam memproduksi pakan harus mengoptimalkan kapasitas

    mesin pengolah pakan agar biaya produksi dapat lebih efisien. Untuk itu perlu diatur antara ketersediaan bahan pakan dan jadwal/proses produksi pakan.

    2) Penggilingan Bahan pakan yang masih kasar yaitu dalam bentuk biji atau

    lempengan harus dikecilkan atau digiling lebih dahulu untuk dijadikan bahan pakan yang siap dapat dimasukkan dalam mixer alat pencampur pakan.

    3) Penimbangan Bahan pakan yang telah siap untuk dilakukan pencampuran

    perlu ditimbang sesuai dengan volume penghitungan formulasi pakan yang telah ditentukan.

    4) Pencampuran Bahan pakan yang sudah halus dicampur sesuai dengan

    rencana pakan yang akan diproduksi. Bahan pakan yang dimasukkan lebih dahulu yaitu bahan pakan yang memiliki berat jenis lebih tinggi, baru diikuti bahan pakan lainnya. Cara pencampuran sebaiknya dilakukan secara bertahap. Pencampuran dilakukan untuk kebutuhan dalam satu periode tertentu untuk menghindari pakan berjamur.

    5) Pengemasan Pakan yang diproduksi dalam bentuk halus dapat langsung

    dikemas dengan menggunakan karung, sedangkan pakan dalam bentuk pellet dapat dilakukan pengemasan setelah melalui proses pendinginan.

    6) Penyimpanan Pakan Pakan yang dihasilkan merupakan pakan berkualitas yang

    tidak sekaligus dapat dipasarkan ke peternak. Untuk itu perlu disediakan tempat penyimpanan agar pakan tersebut tidak terkontaminasi yang dapat menurunkan tingkat kandungan

    Pedoman Pelaksanaan Unit Pengolah Pakan Ruminansias 2015 34

  • Pedum Pengembangan Unit Pengolah Pakan Ruminansia Tahun 2013 10

    gizinya. Penyimpanan pakan sebaiknya tidak dicampur dengan barang lainnya, dan diletakkan diatas pallet. Pakan yang dikemas, ditata rapi dan tumpukannya menyerupai susunan batu bata, sehingga memudahkan dalam pemeriksaan barang (stock opname) dan restock barang.

    7) Pengeluaran Pakan/Pendistribusian Pengeluaran pakan dari tempat penyimpanan pakan diatur

    sedemikian rupa sehingga pakan tidak terlalu lama ditempat penyimpanan. Pengeluaran dengan sistem first in first out (FIFO).

    7. Manajemen Pengendalian Mutu Pengendalian mutu harus dilakukan mulai dari proses penerimaan

    bahan, proses pembuatan pakan sampai dengan pengeluaran pakan, agar pakan yang dihasilkan mempunyai kualitas yang baik.

    Pengendalian mutu pada prinsipnya untuk menjamin bahwa setiap pakan yang dihasilkan mengandung bahan pakan dengan mutu yang benar, jumlah sesuai, dan dibuat dengan mengikuti prosedur yang ditetapkan, sehingga pakan tersebut memenuhi spesifikasi teknis yang telah ditetapkan. 1) Pengujian Mutu Pengujian mutu terhadap bahan pakan/pakan dilakukan secara

    fisik, kimia dan biologis. a. Pengujian secara fisik Pengujian secara fisik dapat dilakukan dengan 2 (dua)

    cara yaitu : Makroskopis meliputi : (1) warna masih tetap atau tidak

    berubah, (2) pecah atau utuh, untuk biji-bijian, (3) bebas bau tengik, (4) bebas benda asing, (5) bebas jamur, (6) bebas insekta dan (7) kadar air, basah/kering.

    Mikroskopis, pengujian dengan menggunakan mikroskopis untuk mengetahui kemurnian bahan pakan apakah tercampur dengan benda asing, jamur, dll.

    Pedoman Pelaksanaan Unit Pengolah Pakan Ruminansias 2015 35

  • Pedum Pengembangan Unit Pengolah Pakan Ruminansia Tahun 2013 11

    b. Pengujian secara kimiawi Pengujian secara kimiawi, antara lain meliputi :

    Analisa proksimat, yaitu menggolongkan kandungan pakan/bahan pakan meliputi : kadar air, protein kasar, lemak kasar, serat kasar, kadar abu, mineral, calsium dan phosphor.

    Analisa serat, yaitu digunakan untuk mengetahui kandungan sellulose, lignin, dan lain-lain.

    Bomb calorimeter, untuk menghitung energy total (gross energi).

    chromatography, untuk melihat kandungan mineral dengan dasar melihat perbedaan warna.

    c. Pengujian secara biologis

    Pengujian secara biologis dilakukan dengan metode mikrobiologi dan menggunakan hewan ternak.

    2) Pemantauan dan pengawasan lingkungan serta kebersihan lokasi

    3) Validasi proses produksi 4) Kalibrasi alat-alat pengukur 5) Pengamanan produk pakan dan bahan pakan terhadap

    kerusakan dan kemunduran mutu/kualitas.

    Pedoman Pelaksanaan Unit Pengolah Pakan Ruminansias 2015 36

  • Pedum Pengembangan Unit Pengolah Pakan Ruminansia Tahun 2013 12

    Lampiran-4

    PERALATAN PENGOLAH PAKAN

    1) Pencacah hijauan (chopper)

    2) Pengering ( dryer ) Untuk mengeringkan bahan baku pakan dengan cara udara

    panas dari heater dihisap blower untuk mengeringkan bahan baku pakan yang ada di bak pengering, kapasitas muat sampai dengan 1 ton.

    3) Pemecah butiran (Hammer Mill) Dipergunakan untuk memperkecil ukuran bahan pakan berupa biji-bijian kering atau bahan pakan lainnya.

    DRYER

    Untuk mencacah rumput/ hijauan menjadi potongan kecil dengan bentuk yang seragam sehingga mudah dikonsumsi ternak dan mudah disimpan.

    Pedoman Pelaksanaan Unit Pengolah Pakan Ruminansias 2015 37

  • Pedum Pengembangan Unit Pengolah Pakan Ruminansia Tahun 2013 13

    4) Penepung (Disk Mill) Alat ini berfungsi untuk mengecilkan ukuran bahan pakan menjadi bentuk mess (seperti tepung).

    5) Pemipil Jagung (Corn Sheller) Dipergunakan untuk memipil jagung kering dari bonggolnya

    6) Timbangan Timbangan kasar (makro) dengan skala kilogram. Timbangan halus (mikro) dengan skala gram.

    DISKMILL

    CORN SHELLER

    Pedoman Pelaksanaan Unit Pengolah Pakan Ruminansias 2015 38

  • Pedum Pengembangan Unit Pengolah Pakan Ruminansia Tahun 2013 14

    7) Pengaduk/Pencampur (Mixer) Berfungsi mencampur beberapa bahan pakan agar homogen Mixer type horizontal kapasitas 300-500 kg/ proses. Mixer type vertikal kapasitas mencapai lebih 2 ton/proses.

    8) Mesin Jahit Kemasan

    Digunakan untuk menjahit karung isi pakan hasil produksi pengolahan pakan agar pakan dalam kemasan mudah dalam transportasi dengan berat kemasan yang terukur.

    9) Peralatan pendukung lain Kendaraan angkut roda tiga

    Berfungsi sebagai sarana transportasi pengangkutan bahan pakan /pakan dan sarana lainnya.

    HORIZONTAL MIXER VERTICAL MIXER

    Pedoman Pelaksanaan Unit Pengolah Pakan Ruminansias 2015 39

  • Pedum Pengembangan Unit Pengolah Pakan Ruminansia Tahun 2013 15

    Gerobak (Troley) Untuk memudahkan membawa bahan pakan/pakan dan sarana lainnya.

    Kaitan (Gaco) Penggunaan gaco terutama pada saat menaikkan atau menurunkan karung bahan pakan atau mengangkut pakan yang sudah dikemas dalam karung.

    Skop/cangkul

    Diperlukan untuk memindahkan bahan pakan.

    Peralatan bengkel Terdiri dari kunci, palu, obeng, tang, gergaji dan lain-lain digunakan untuk perbaikan kecil unit pengolah pakan.

    Pedoman Pelaksanaan Unit Pengolah Pakan Ruminansias 2015 40