Download - KETIKA CERMIN TAKLAGI JUJUR suara parau diantara gerimis hujan Disana…kami datang walau hanya lewat mimpi Disana…doa mengiring sepanjang lengkah Langkah kami yang tertatih, resah

Transcript
Page 1: KETIKA CERMIN TAKLAGI JUJUR suara parau diantara gerimis hujan Disana…kami datang walau hanya lewat mimpi Disana…doa mengiring sepanjang lengkah Langkah kami yang tertatih, resah

1

KETIKA CERMIN TAKLAGI JUJUR

Oleh: Endik Koeswoyo

© all rights reserved

Hak cipta dilindungi undang-undang

Desain Sampul: PiON Creative

Tata Letak: Rival Riyanto

Penyunting: Tim PiON

Diterbitkan oleh: Perberbit Independen Online

2008

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 2: KETIKA CERMIN TAKLAGI JUJUR suara parau diantara gerimis hujan Disana…kami datang walau hanya lewat mimpi Disana…doa mengiring sepanjang lengkah Langkah kami yang tertatih, resah

2

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 3: KETIKA CERMIN TAKLAGI JUJUR suara parau diantara gerimis hujan Disana…kami datang walau hanya lewat mimpi Disana…doa mengiring sepanjang lengkah Langkah kami yang tertatih, resah

3

Ketika Cermin Taklagi Jujur XII

Pada siapa kita akan bertanya

Tentang kecantikan raga ini

Bukan lagi setabur bedak atau olesan gincu menjelang tidur yang takterlihat

Namun kehampaan jiwa yang renta menisik jiwa resah

Membawa kalut juga kemana jika cermin enggan bercerita

Membawa resah kemana ketika sahabat taklebih sebagai penghianat

Membawa dosa pada siapa jika Tuhan taklagi dipercaya

Hingga detik terujung cermin juga taklagi jujur

Hingga ujung terujung

Cermin taklagi jujur mengadulah pada hatimu

(Yogyakarta Juli 2007)

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 4: KETIKA CERMIN TAKLAGI JUJUR suara parau diantara gerimis hujan Disana…kami datang walau hanya lewat mimpi Disana…doa mengiring sepanjang lengkah Langkah kami yang tertatih, resah

4

Detik Terujung

Matuku redup benar pagi ini

Menanti mentari takjua muncul

Bukan sebagai penghangat tubuh dingin

Namun sebagi penerang jalanku

Menuju cahayaMu

Apakah umur bisa menentu

Apakah usia bisa tersisa

Dikala ujung kembali tersambung

Memutar ulang kisah lama

Semua sama samar

Semua sama hingar

Dibatas terujung tanpa detak

Di batas terujung aku tersesat

Kembali pada kisah

Di mana semua salah

Ah….

Apakah detik itu tak juga berujung

Berputar dari sisi ke sini

Membawa bunyi segaris miris

Menati ucapan maaf disela gerimis

(Yogyakarta Juli 2007)

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 5: KETIKA CERMIN TAKLAGI JUJUR suara parau diantara gerimis hujan Disana…kami datang walau hanya lewat mimpi Disana…doa mengiring sepanjang lengkah Langkah kami yang tertatih, resah

5

Bunyi Segaris Miris

Ada bunyi ditepi pagi sepertinya Azan Subuh

Kutarik jemari kecil kuletakkan di dadaku

Selimut itu sampai di kaki kini kembali lagi menutup tubuhku

Ada bunyi segaris miris atas doa tanpa dosa

Atas peluh tanpa keluh tetap saja ada resah

Tetap saja ada bimbang

Mari nyanyikan lagi lagu resah sebagai pengganti doa usang

Sebagai ganti lagi romantis sebagai pengganti suara rintih

Ada bunyi ditepi pagi sepertinya Azan Subuh

Kutarik jemari kecil kuletakkan di dadaku

Lalu kupejam mata hingga pagi tak jua kubuka

Apakah Dia marah?

Bukahkah Dia Maha Adil?

Sudahi saja hidupku jika memanga aku mengantungkan ampunanMu

Namun, disela tambang lama ini

Aku sadar Engkau Maha Pengampun

Bunyi segaris miris menghantarku kealam mimpi

(Yogyakarta Juli 2007)

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 6: KETIKA CERMIN TAKLAGI JUJUR suara parau diantara gerimis hujan Disana…kami datang walau hanya lewat mimpi Disana…doa mengiring sepanjang lengkah Langkah kami yang tertatih, resah

6

ADELWEIS UNTUK DINDA

Apakah malam itu embun turun bersama senyummu yang dingin

Bulan hitam diatas kabut itu adalah cerminku yang pilu

Malam dan bintang senja yang pijar adalah raut wajah kusam

Jejak kaki itu selalu saja pedih, Seiring layunya bunga batu

Bukankah kita belum saling melihat saat matahari terbit

Tapi aku tau…

Itu adalah kamu yang lelap didekap angin dingin

Bunga batu pagi itu terjemur mentari

Terbatas kabut sejuk yang dingin menusuk jiwa luka

Menguak jerit perih yang rindu adinda

Mungkinkah pada saat dini…

Dan malam semakin dingin, kau kaitkan kakimu diantara tali-tali hati

Kekangan jiwa lama menguap bersama harumnya aroma dari keringatmu yang kan

mengucur empat tahun lagi…

Secawan anggur merah yang kuteguk malam ini belum juga membawaku terbang

bersamamu

Saat jiwa-jiwa berontak mencari setes cinta yang bening

Malam…

Biarkan jiwaku melayang jauh mencari adindaku yang lama tak sua

Ini bukan tentang rindu

Bukan pula tentang cinta lama yang terkenang

Ini adalah tentang suatu janji disuatu sore

Dimana senyummu seindah kulit putihmu

Tersentuh jemari lembut yang hanya bisa kubayangkan dalam mimpi

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 7: KETIKA CERMIN TAKLAGI JUJUR suara parau diantara gerimis hujan Disana…kami datang walau hanya lewat mimpi Disana…doa mengiring sepanjang lengkah Langkah kami yang tertatih, resah

7

Oh…

Dinda yang menyelinap dalam resah

Datanglah dalam hatiku

Jadilah ratu dalam jiwaku yang luka

Jadilah pengobat dahaga yang takpernah hilang bersama cintamu

Yang mulai kau tabur walau semu dan bahkan samar tanpa bekas

Namun aku tau, ada kabut yang akan membuatku merasa dingin

Dan aku butuh belaianmu pada dirimu

Bualan jiwa luka tentang seorang teman yang pembual

Berkata merah adalah biru

Pada saatnya nanti, kamu akan datang padaku…

Tapi aku tetap diam dengan secangkir racun yang siap kuteguk bila malam tiba…

Jangan kau tutup pintu itu…

Biarkan aroma anggur bersatu dengan pekatnya kabut yang sejuk

Puncak lawu…

Bunga edelweiss

Kabut pagi

Dinginnya malam

Dan sebait puisi kocak

Hanya untukmu…

Bidadari dari bulan yang jatuh tapi bukan dipangkuanku

Kau curi segala pandanganku dengan lenggang indah dan gerai rambut sebahumu

Senyum wanita asing yang muntah darah dipagi hari

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 8: KETIKA CERMIN TAKLAGI JUJUR suara parau diantara gerimis hujan Disana…kami datang walau hanya lewat mimpi Disana…doa mengiring sepanjang lengkah Langkah kami yang tertatih, resah

8

Mencari obat rindu padaku…

Dinda…

Teriaklah padaku saat malam benar-benar datang

Dinda…

Aku akan datang padamu dengan membawa seikat mawar

Walau berduri, aromanya sangat harum

Seharum air matamu yang menetes diantara detak jantungku yang tak menentu

Dinda…

Kan kubawakan edelweis sebagai tanda kasih yang lama tersimpan

Kan kuceritakan indahnya dunia malam saat teguk demi teguk jiwa ini mengembara

Lemparkan saja senyummu dari atas bukit itu

Aku akan datang dan berlari menjemputnya kala pagi tiba…

Dinda…

Katakana pada teman mimpimu

Aku dalam milikmu…

Aku dalam kabutmu

Aku dalam rintihanmu

Aku dalam desah lama yang kau ucapkan

Aku selalu menanti mimpiku walau pahit

Dinda…

Katakan itu adalah benar saat malam tiba

Katakan itu adalah benar saat kita terbuai dalam mimpi

(Lereng Guung Lawu 2003)

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 9: KETIKA CERMIN TAKLAGI JUJUR suara parau diantara gerimis hujan Disana…kami datang walau hanya lewat mimpi Disana…doa mengiring sepanjang lengkah Langkah kami yang tertatih, resah

9

ARYO GESENG

Pemimpin peradaban pedalangan yang mati bunuh diri

Lupa jati diri yang mulia

Meniti waktu dan masa tanpa saudara

Raden Mas Haryo Geseng III

Dimana letak jiwa besarmu?

Dimana kau kubur jenasah penamu

Dimana kau tanam tinta emas dariku

Sudah membusukkah jasadmu didalam sana…

Ataukah kamu masih berdendang

Melantunkan lagu cinta yang hilang entah kemana

………………………………………………………..

(Blitar Selatan 2001)

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 10: KETIKA CERMIN TAKLAGI JUJUR suara parau diantara gerimis hujan Disana…kami datang walau hanya lewat mimpi Disana…doa mengiring sepanjang lengkah Langkah kami yang tertatih, resah

10

BIDADARI YANG MATI

Kenapa kita harus saling menikam bila suatu saat nanti kita akan tertikam

Kenapa kita harus membunuh bila suatu saat nanti kita akan mati

Lihatlah matahari yang mulai tenggelam

Adalah gambaran nyata usia kita yang tak-kan pernah kembali

Senandung merdu itu…adalah doa lama

Kekejaman nyata yang kusaksikan telah terlalu lama

Mengoyak-ngoyak mata batin dan jiwa menyisakan tetesan merah yang terasa hangat

Diantara mataku yang sudah terlalu pedih

Kenapa kita harus saling menikam bila suatu saat nanti kita akan mati

Kabut tipis menutupi alur cerita menyamarkannya menjadi bait-bait yang indah

Sehingga kita lupa masih ada dongeng lama

Kesombongan yang berlindung dibalik tajamnya

Pedang-pedang imitasi memaksa kita harus merintih

Bunga bijak tak lagi tumbuh dihalam kumuh

Dimana aku dilahirkan dulu

Kenapa kita harus membunuh bila suatu saat nanti kita akan tertikam

Prasasti dari tumpahan darah telah dilupakan

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 11: KETIKA CERMIN TAKLAGI JUJUR suara parau diantara gerimis hujan Disana…kami datang walau hanya lewat mimpi Disana…doa mengiring sepanjang lengkah Langkah kami yang tertatih, resah

11

Dilupakan oleh megahnya keangkuhan

Pekik perjuangan telah sirna bersama akhir sebuah persetubuhan

Bidadari kecil yang menari bukan sekedar saksi dari mereka yang terlupakan

Kenapa kita harus menikam bila kita tidak bisa mengulang kisah

Kenapa kita harus membunuh

Bila kita tidak pernah tau ada kisah yang tersembunyi

Alur sejarah yang tidak teratur menyisakan sebuah pertanyaan

Diantara mata yang dibutakan

Kenapa kita harus saling menikam dan membunuh bila kita adalah sama

Kenapa kita harus menari bila kita akan mati…

Kemana perginya seorang sahabat lama

Saat topi baja mulai dikenakannya…

Mati bersama gugurnya bunga kamboja

Diiringi isak tangis bidadari kecil ditepian senja

…adalah imbalan bakti…

(Yogyakarta 2004)

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 12: KETIKA CERMIN TAKLAGI JUJUR suara parau diantara gerimis hujan Disana…kami datang walau hanya lewat mimpi Disana…doa mengiring sepanjang lengkah Langkah kami yang tertatih, resah

12

DALAM RESAH III

Sudahkah lupa pada janji lama

Sudahkah lupa pada kisah lama

Sudahkah ada luka lama

Dalam resah yang nyata menggelayuti hati

Detak rindu lama yang menguap bersama secangkir kopi hangat

Atau mungkin akan datang pada saat pagi tiba

(Yogyakarta 2008)

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 13: KETIKA CERMIN TAKLAGI JUJUR suara parau diantara gerimis hujan Disana…kami datang walau hanya lewat mimpi Disana…doa mengiring sepanjang lengkah Langkah kami yang tertatih, resah

13

DI UJUNG LUKA I

………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………..

……………

……………………….Tidak………………………………………………………………

…………………………………………apa aku harus mati?

……………….

……………..

………………………….belum

Kamu belum datang dengan senyummu

………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………

…………Menangis lagi?

Sudah…sudah…Pagi telah tiba.......

…………………………datanglah…………………………………………………………

………..sebelum gelap…Aku rindu…………………………….

Ya……..

Sebelum malam…………….Sebelum gelap…………..

…………………………………………………………………………..aku

sendiri………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………..

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 14: KETIKA CERMIN TAKLAGI JUJUR suara parau diantara gerimis hujan Disana…kami datang walau hanya lewat mimpi Disana…doa mengiring sepanjang lengkah Langkah kami yang tertatih, resah

14

………………. ………….. ……………..

………………

……………..

……………….

………………

………………………………………………..

………………………………

……………………………………………………………………………dalam

kosong………………………………………

Diujung kabut yang luka………………………….

(Yogyakarta 2004)

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 15: KETIKA CERMIN TAKLAGI JUJUR suara parau diantara gerimis hujan Disana…kami datang walau hanya lewat mimpi Disana…doa mengiring sepanjang lengkah Langkah kami yang tertatih, resah

15

DIBAWAH JENDELA HOTEL YAMATO

Cerita lama telah sirna bersama embun senja

Saat siang enggan menyapa malam yang selalu dingin

Dimana lagu Padamu Negeri yang dulu kerap bergema

Dimana tetesan darah yang dulu mengalir bersama pekik ‘merdeka’

Masih adakah doa lama yang sampai ke-telinga kita

Masih berkibarkah Merah Putih kala malam benar-benar hadir…

Dibawah jendela ini dulu mereka berteriak

Tapi…

Kini…

Peluit nyaring dari yang lapar

Mengalun pilu…

Lelaki tua itu

Berbaju kuning

Dulu dia sangat gagah dengan senapan panjang

Dan bambu runcing yang siap menikam siapa saja yang mendekat

Selendang sutra dengan sutra emas

Melilit kepalanya

Sebuah gambar garuda lekat didada kanannya

Kini hanya peluh dan terik matahari yang selalu ingat padanya

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 16: KETIKA CERMIN TAKLAGI JUJUR suara parau diantara gerimis hujan Disana…kami datang walau hanya lewat mimpi Disana…doa mengiring sepanjang lengkah Langkah kami yang tertatih, resah

16

Mungkin terlalu lama dia berdiri disana…

Sehingga dia lupa dari mana asalnya

Lupa pada perjuanganya

Lembar demi lembar lusuh dilipatnya bersama kepulan asap rokok pekat

Bila senja nanti datang,

Dia akan pulang mengulang mimpinya yang selalu sama

Mengulang dentuman meriah yang suaranya merdu

Mengulang pekik tangis istrinya yang suaranya merdu

Mengulang jerit tawa seorang sahabat yang tangannya tersayat kawat berduri

Dibawah jendela ini dulu mereka berteriak…

Mengharap Merah Putih berkibar

Ditiang yang menjulang tinggi dan kokoh

Dibawah jendela ini mereka kini juga berteriak…

(Surabaya 2006)

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 17: KETIKA CERMIN TAKLAGI JUJUR suara parau diantara gerimis hujan Disana…kami datang walau hanya lewat mimpi Disana…doa mengiring sepanjang lengkah Langkah kami yang tertatih, resah

17

DIUJUNG BARAT

Disana…

Walau tidak jauh, kenapa kita tidak meraih…

Saat lumpur menjadi sangat amis

Dengan aroma khas nyawa-nyawa tersiksa

Mencari jalan kesurga…

Disana…Mereka menangis lirih

Mengiringi sarapan pagi kita

Mengiringi persetubuhan kita mengiringi bualan kita

Disana…Jauh memang

Namun kenapa kita masih bisa tertawa bangga

Meniup aroma dusta yang terlempar jauh dari sana

Serambi mekahku yang lantak

Bangkitlah bersama doa dan tangis kami

Dari sini kami peduli

Walau hanya dengan setets peluh

Dan suara parau diantara gerimis hujan

Disana…kami datang walau hanya lewat mimpi

Disana…doa mengiring sepanjang lengkah

Langkah kami yang tertatih, resah…Disana…Diujung barat………………………

Yogyakarta Juli 2006)

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 18: KETIKA CERMIN TAKLAGI JUJUR suara parau diantara gerimis hujan Disana…kami datang walau hanya lewat mimpi Disana…doa mengiring sepanjang lengkah Langkah kami yang tertatih, resah

18

DOSA LAMA

Masih seperti dulu saat kita berdiri diatas rumput hijau

Ada kepincangan dari mimpiku tadi pagi, setelah kamu pergi

Tersisakah isak tangismu untukku yang menjadi semakin aneh

Keraskah teriakmu saat pagi tiba dan kita terbangun

Pedihnya luka bisu yang kontras oleh dosa-dosa

Riuhnya malaikat kematian yang ingin menjemputmu

Bertarung denganku yng juga ingin membawamu…

Jauh……………………………………………………..

Sejauh malam yang gelap

Sejauh dirimu saat ini…

Dimana?

Aku belum juga menemukanmu

Kecuali Tuhan Maha Adil

Menghukumku…

(Yogyakarta 2004)

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 19: KETIKA CERMIN TAKLAGI JUJUR suara parau diantara gerimis hujan Disana…kami datang walau hanya lewat mimpi Disana…doa mengiring sepanjang lengkah Langkah kami yang tertatih, resah

19

KADO ULANG TAHUN I

Aku takpernah lupa

Hari ini tanggal dua maret

Saat itulah senyum simpulmu kuharap

Saat ini pula aku berkata kepada angin

Maafkan aku…

Biarpun mata kasatku takmampu melihatmu lagi

Tapi ada setyetes embun hangat

Yaitu air mataku

Yang terpercik dan membuat matahatiku yang tertidur seketika terjaga

Dan berlahan-lahan terbuka

Bersamaan dengan wajah ayumu disana

Hanya jarak yang membuatmu jauh

Hanya waktu yang membuatmu resah

Saat nafasmu taklagi didadaku

Hanya tempat yang takmampu membawa isak tangismu dipelukanku

Tapi masih ada angina

Yang membawa kado ulang tahun ini…

Itu dulu…

Sebelum kamu medua

Sebelum kamu terlena…

Oleh rayu dan dusta

Sebelum kamu memelukku dan berkata

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 20: KETIKA CERMIN TAKLAGI JUJUR suara parau diantara gerimis hujan Disana…kami datang walau hanya lewat mimpi Disana…doa mengiring sepanjang lengkah Langkah kami yang tertatih, resah

20

Maafkan aku…

Kini bukan lagi dadaku tempatmu mengadu

Bukan lagi tanganku yang menidurkanmu

Bukan lagi aku…

Catatan usang sang penyair…

Basah oleh air mata dan keringat

Menginagtmu yang jauh…

Sejauh surga…

Kini saat itu tiba lagi

Saat aku hanya setangkai mawar…

Lalu mencium keningmu…

Dan…

Berlarilah padanya

Aku bukan milikmu

Aku milik malaikat kematian yang membawa sepasang merpati

Jalinan itu telah terbakar keangkuhan

Semua musnah seiring banjir bandang

Semua tenggelam seiring tenggelamnya

Rumah megahmu

Semua hancur terbawa lumpur desember

(Yogyakarta 2005)

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 21: KETIKA CERMIN TAKLAGI JUJUR suara parau diantara gerimis hujan Disana…kami datang walau hanya lewat mimpi Disana…doa mengiring sepanjang lengkah Langkah kami yang tertatih, resah

21

KENAPA KITA BERTANYA

Sudah…

Biarkan saja semua berlalu dengan deru ombak yang pilu

Biarkan saja jangan bertanya siapa?

Kita adalah berikutnya saat Tuhan meminta

Meminta kita atas kerinduan yang bisu

Pedulikah…

Kenapa kita bertanya bila melam sebentar lagi sirna

Bangunlah…

Kami disini

Hanya bisa menulur salam dalam jabat erat

Aceh…

Kita sudah dekat

Teriakkan pada kami

Teriakkan jerit tsngismu pada kami

Ya…

Kami adalah saudaramu

Bangunlah….

Sebelum fajar tiba

(Yogyakarta 2006)

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 22: KETIKA CERMIN TAKLAGI JUJUR suara parau diantara gerimis hujan Disana…kami datang walau hanya lewat mimpi Disana…doa mengiring sepanjang lengkah Langkah kami yang tertatih, resah

22

KUDETA MORAL III

Dari panjangnya jalan panjang yang kutempuh

Singgahlah aku dikamar mandi

Bukan mencuci muka atau mandi

Menyusun rencana gila

Bersama kecoak dan kutu-kutu

Untuk berontak pada nafsu

Dimana batas mimpiku

Kemana…

Rona jingga cahaya senja

Perang…

Perang…

Untuk jiwa…

Perang…

Perang…

Untuk siapa?

Damai..

Satu kali saja

Untuk semua

(Yogyakarta 2005)

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 23: KETIKA CERMIN TAKLAGI JUJUR suara parau diantara gerimis hujan Disana…kami datang walau hanya lewat mimpi Disana…doa mengiring sepanjang lengkah Langkah kami yang tertatih, resah

23

KURSI GOYANG

Tua memang sudah…

Akalnya keruh, keringatnya asin

Kursi goyang tetap bergoyang

Walau dia malas

…………………………………….

Siapa yang bergoyang

Belum tentu dia malas

Siapa yang malas

Hanya duduk dikursi goyang

(Yogyakarta 2007)

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 24: KETIKA CERMIN TAKLAGI JUJUR suara parau diantara gerimis hujan Disana…kami datang walau hanya lewat mimpi Disana…doa mengiring sepanjang lengkah Langkah kami yang tertatih, resah

24

MENANGISLAH SEBELUM PAGI TIBA

Negriku yang damai…

Menagislah engkau sebelum pagi tiba

Dendang lagu merdu setelah itu

Kibarkan Merah Putih dalam cakrawala birumu

Biarkan mereka menggoyahmu dengan doa

Biarkan mereka menari diatas lukamu

Tapi…

Kubur mereka dalam-dalam dalam bumimu

Tenggelamkan mereka dalam lautmu

Hempaskan dengan gelombang dasyat kearah batu karangmu

Negriku yang menangis…

Biarkan mereka menikam dari belakang

Biarkan mereka bernyanyi dalam dongengmu

Biarkan mereka bersetubuh dengan air matamu

Tapi…

Kirimkan cacing dan belatung kemeja makan mereka

Kirimkan racunmu yang paling ganas kecangkir kopi mereka

Kirimkan burung-burung bangkai kekamar tidur mereka

Bila pagi nanti tiba…

Tertawalah bersama kami

Bersama sekelompok anak kecil ditepi jalan

Selimuti mereka dengan kabutmu yang sejuk

Hangatkan mereka dengan mentari yang berpijar

(Yogyakarta 2007)

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 25: KETIKA CERMIN TAKLAGI JUJUR suara parau diantara gerimis hujan Disana…kami datang walau hanya lewat mimpi Disana…doa mengiring sepanjang lengkah Langkah kami yang tertatih, resah

25

MINGGU PAGI

Sepagi ini…

Matahari…

Telah…

Berada…

Diufuk…

Barat…

Hampir…

Pulang…

Keperaduan…

Kiamatkah…

Minggu…

Pagi…

Itu…

Murkakah…

Dia…

Minggu…

Pagi…

Itu…

(Yogyakarta Juli 2006)

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 26: KETIKA CERMIN TAKLAGI JUJUR suara parau diantara gerimis hujan Disana…kami datang walau hanya lewat mimpi Disana…doa mengiring sepanjang lengkah Langkah kami yang tertatih, resah

26

PAGI HARI SEBELUM MANDI

Menanti secangkir teh hangat, tidak begitu manis

Mengusap wajah yang masih terselimuti mimpi

Menyalakan rokok sisa tadi malam yang masih lima setengah centi

Lalu pergi kekamar mandi mengabdi pada Dewa bumi

Membasuh muka dan menyiapkan baju kerja

Membangunkan seorang teman yang masih terlena dalam mimpi kesiangannya

Mungkin juga menanti secangkir kopi manis dari tetangga sebelah

Menanti anak gadisnya datang membawakan keju dan coklat panas

Kapan…

Saat seribu jarum menusuk lambung…

Saat kerongkongan kering dan meradang…

Saat kulit ini penuh dengan lumpur…

Saat aku menjerit minta makan…

Datangkah dia…

Dengan sepiring nasi goreng dan telur setengah matang

Dibawakannyakah aku setumpuk pakaian dan handuk untukku mandi pagi ini

Sebelum mandi…

Masihkah bisa menikmati sedikit mimpi

…………………………………………….

(Yogyakarta 2006)

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 27: KETIKA CERMIN TAKLAGI JUJUR suara parau diantara gerimis hujan Disana…kami datang walau hanya lewat mimpi Disana…doa mengiring sepanjang lengkah Langkah kami yang tertatih, resah

27

PESTA SUNYI

Ribuan mata memandang dalam remangnya malam itu

Jutaan tangan ingin menjamahnya…

Malukah dia yang menari

PESTA SUNYI II

Belum usai…

Saat pagi tiba…

Dimana rumah mereka?

Siapa anak mereka?

Cantikkah malam itu…

(Yogyakarta 2007)

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 28: KETIKA CERMIN TAKLAGI JUJUR suara parau diantara gerimis hujan Disana…kami datang walau hanya lewat mimpi Disana…doa mengiring sepanjang lengkah Langkah kami yang tertatih, resah

28

PITA MERAH DIATAS KAIN HITAM

Sepertinya aku salah…

Mengharap dia yang dekat dengan bidadari malam

Mungkin dia juga seorang ratu

Dari kegelapan yang taubatnya terlambat

O …

Dunia ini semakin pahit dengan bertambahnya usia

Semakin samar, semakin suram

Kala senja benar-benar datang

Salahkah

Bila aku datang padamu

Saat hari belum gelap benar…

Atau bahkan masih pagi

Adakah sedikit waktu

Sebelum kamu mati…

Adakah sedikit waktu

Sebelum aku mati…

Adakah sedikit waktu

Sebelum kita mati…

(Yogyakarta 2004)

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 29: KETIKA CERMIN TAKLAGI JUJUR suara parau diantara gerimis hujan Disana…kami datang walau hanya lewat mimpi Disana…doa mengiring sepanjang lengkah Langkah kami yang tertatih, resah

29

POHON BIRU DIBELAKANG RUMAH

Kekasihku yang cantik…

Ingatkah kamu pada sebatang pohon yang kutanam dibelakang rumahmu

Masihkah kau sirami sebelum kamu tidur

Jangan biarkan dia mati, lalu kering dan roboh

Petiklah bunganya bila kamu rindu

Jangan biarkan rumput liar tumbuh dibawahnya

Letakkan batu-batu putih disekita pohon itu

Goreskan nama kita dbatangnya yang kokoh

Ambillah rantingnya yang kering

Simpanlah daun-daunnya yang berguguran kerena angin

Letakkan secawan anggur merah, dan selembar kertas

Aku akan datang bila malam tiba, menuliskan sebait puisi tentang kita

Sebait puisi tentang cinta yang indah

Atau barangkali sepenggal kisah lama

Yang terkurung keangkuhan…

Lalu

Ambillah bila pagi tiba

Bacalah bila suamimu telah berangkat kerja…

Pohon biru dibelakang rumah itu

Adalah kenangan dari aku yang mati…

(Yogyakarta 2006)

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 30: KETIKA CERMIN TAKLAGI JUJUR suara parau diantara gerimis hujan Disana…kami datang walau hanya lewat mimpi Disana…doa mengiring sepanjang lengkah Langkah kami yang tertatih, resah

30

PROYEK KEKERASAN

Kubangun sebuah panggung megah dari tulang-tulang bayi yang baru lahir

Kudirikan dengan tiang tubuh-tubuh renta

Kuletakkan nisan-nisan diantara sudut-sudut panggung

Lalu kutanam bunga-bunga kamboja Merah dipelataran rumah tua

Kuteriakkan ancaman perang…

Kukorbankan wanita-wanita malam

Kusedekahi para koruptor dengan darah amis anak-anak jalanan

Kubangun tembok kokoh dari tubuh-tubuh kekar kuli bangunan

Kudirikan sebuah kuil megah ditengan kota usang

Kukibarkan bendera hitam diatasnya

Kugantungkan sesesok tubuh renta telanjang

Kusiksa semua orang yang tertidur dimalam hari

Kugantung anak dan istriku dipintu gerbang kota

Agar semua tau…

Aku sangat kejam

Lalu setelah semua orang mati

Kutikamkan sebuah bambu

Didadaku…

(Jombang 2004)

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 31: KETIKA CERMIN TAKLAGI JUJUR suara parau diantara gerimis hujan Disana…kami datang walau hanya lewat mimpi Disana…doa mengiring sepanjang lengkah Langkah kami yang tertatih, resah

31

RIUHNYA PEMBERONTAKAN

Masih saja selalu bergema…

Menemani kita semua yang terpuruk dalam dingin angin surga

Maya itu kini nyata…

Bersama lahirnya gadis cantik yang telah jadi dewasa dalam seperempat menit

Mereka mati dalam duka lama yang tersimpul oleh tali pelepah pisang raja

Mati…

Tak terkubur ditepi jalan berlumpur

Banjir malam tadi, menyisakan sebuah mimpi bagi semua

Lumpur yang mengalir mengikis rasa aman

Damai kini tak ada lagi

Sirna bersama dendam untuk saling menikam

Riuhnya pemberontakan didusun pewayangan

Membawa kita kearena perang yang tiada batasnya

Mungkinkah semuanya berubah menjadi hitam

Tanpa ada warna putih yang tercium oleh mata rapuh

Sudut itu penuh pemberontak

Menuntut hak untuk hidup dalam getir

Sudahkah kita dendangkan lagu damai…

Sudahkah kita hancurkan matahari yang bersinar

Hancurkan …

(Kotabumi Juli 2006)

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 32: KETIKA CERMIN TAKLAGI JUJUR suara parau diantara gerimis hujan Disana…kami datang walau hanya lewat mimpi Disana…doa mengiring sepanjang lengkah Langkah kami yang tertatih, resah

32

SAAT MALAM…

Saat malam telah berlumur dengan cahaya merah dari timur

Ayam jantan enggan berkokok

Mengibas sayapnya

dan aku belum juga bisa tidur

seakan ada duka yang mengalir sampai ujung rambutku yang memerah

saat malam…

aku kecewa?

Tidak juga

Namun mata ini sedang melukiskan sebuah senyum manis

Saat malam berharap…

Terbelai kabut asmara

Aku berlari…

Berlari mengejar angin yang enggan berhembus

Saat malam…

Ada rona merah dimata saat berkedip

Seakan tidak ingin mati

Saat malam…

Gelombang tak jua pasang

Hanya angin kencang yang mengantar pulang

(Yogyakarta 2007)

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 33: KETIKA CERMIN TAKLAGI JUJUR suara parau diantara gerimis hujan Disana…kami datang walau hanya lewat mimpi Disana…doa mengiring sepanjang lengkah Langkah kami yang tertatih, resah

33

SEBELUM AKU TIDUR

Sudah terlalu lelah aku berdiri diantara berjuta dusta

Melepas helai demi helai mimpiku tadi malam

Adakah sejuta doa yang mengalun merdu seperti satu abad yang lalu

Atau masih adakah senyum yang merekah

Diantara bunga kamboja jingga yang tumbuh subur ditengah makam pahlawan

Atau kita akan mati untuk yang kedua kali

Kala langkah ini semakin berat

Pada siapa aku berpegangan

Sedangkan lumpur telah mengikatku dengan bumi ini

Panas matahari telah menikamku dengan sinarnya yang hangat

Adakah ucapan selamat tidur darimu

Saat hari benar-benar senja…

Kemana kamu saat itu, aku rindu

Haruskah aku minta pada-Nya agar kau kembali

Dan…

Menemaniku seperti dulu

Sebelum aku tidur

Sudah terlalu lamakah kamu pergi

Hingga aku lupa akan senyummu

Lupa akan rambutmu yang selalu teruari saat angin menyapamu

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 34: KETIKA CERMIN TAKLAGI JUJUR suara parau diantara gerimis hujan Disana…kami datang walau hanya lewat mimpi Disana…doa mengiring sepanjang lengkah Langkah kami yang tertatih, resah

34

Berlarilah…

Mengejar senja

Sebelum aku datang padamu

Lupakan aku

Ingatlah aku

Lupakan saja

Biar kita berdendang nanti

Sebelum aku tidur

Lagu tentang cinta lama yang terkubur

Bersama tertancapnya dua buah butir peluru

Bersama tetesan darah berjuta umat

Bersama aku yang tersisa

Mengais sisa mimpi

Sebelum aku benar-benar tidur

Mungkin menemuimu

Mungkin juga

Menemanimu dibatas mimpi yang tertunda lama

Tapi kapan…

(Yogyakarta 2007)

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 35: KETIKA CERMIN TAKLAGI JUJUR suara parau diantara gerimis hujan Disana…kami datang walau hanya lewat mimpi Disana…doa mengiring sepanjang lengkah Langkah kami yang tertatih, resah

35

SECANGKIR KOPI PAHIT

Adalah kisah…

Saat senjata masih tergenggam oleh tangan-tangan kokoh

Berjiwa bersih…

Saat darah yang tertumpah masih untuk bumi tercinta

Saat Ibu Pertiwi masih bangga dengan jerit kesakitan para Pejuangnya yang mati

Adalah sebuah kisah lama…

Saat semua adalah sama, berjuang untuk merdeka

Berjuang untuk tanah kelahiran yang tersiksa

Untuk sekedar menikmati secangkir kopi pahit bersama

Adalah kisah…

Saat senjata tergenggam tangan-tangan kokoh

Berjiwa kotor…

Saat darah yang tertumpah hanya untuk menguasai sesamanya

Saat ibu pertiwi menangis sedih dengan jeritan yang tertindas

Adalah sebuah kisah…

Saat lusuhnya bendera yang berkibar diantara rintihan pilu

Saat keju terasa pahit digedung megah

Saat secangkir anggur merah diminum sendiri

Adalah sebuah kisah nyata…

Saat semua adalah sama, berjuang untuk dirinya sendiriberjuang untuk keangkuhan

Untuk bisa meneguk anggur merah…

Bertemankan malam yang hangat

(Yogyakarta 2006)

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 36: KETIKA CERMIN TAKLAGI JUJUR suara parau diantara gerimis hujan Disana…kami datang walau hanya lewat mimpi Disana…doa mengiring sepanjang lengkah Langkah kami yang tertatih, resah

36

SEDIKIT SAJA I

Sudah lelah…

Saat tiba hujan lebat…

Saat usap keringat

Sudah lelah…

Saat kabut pekat…

Mencari jejak yang tertinggal

SEDIKIT SAJA II

Dimana mimpiku menghilang saat kau datang

Dimana lamunanku saat kau menghilang

Resahkah aku malam tadi

Menjemput kabut…

Diatap gedung kaca

Diantara bunga mawar biru muda….

(Yogyakarta 2007)

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 37: KETIKA CERMIN TAKLAGI JUJUR suara parau diantara gerimis hujan Disana…kami datang walau hanya lewat mimpi Disana…doa mengiring sepanjang lengkah Langkah kami yang tertatih, resah

37

SEMBOYAN PARA DURJANA

Kita adalah kita, tanpa tau ada apa dibelakang sana

Menikmati sedikit waktu

Sebelum kelahiran malaikat maut

Sebelum musnahnya patung dewa perang

Kehancuran sebuah bangunan kokoh

Bukan berarti kita kalah

Itu adalah titik awal

Titik awal

Titik awal

Jalan terang

Untuk sebuah kehancuran dalam permusuhan nyata

Menari dikolong waktu

Menyanyi tanpa rumah…

(Yogyakarta 2004)

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 38: KETIKA CERMIN TAKLAGI JUJUR suara parau diantara gerimis hujan Disana…kami datang walau hanya lewat mimpi Disana…doa mengiring sepanjang lengkah Langkah kami yang tertatih, resah

38

SETUMPUK BATU NISAN

Pada setumpuk batu nisan aku meratap

Meratap kaku

(Yogyakarta 2006)

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 39: KETIKA CERMIN TAKLAGI JUJUR suara parau diantara gerimis hujan Disana…kami datang walau hanya lewat mimpi Disana…doa mengiring sepanjang lengkah Langkah kami yang tertatih, resah

39

TANPA HALAMAN

Sepenggal kalimat pengantar tidur panjang para pujangga lama yang dilupakan begitu

saja

Sepucuk surat cinta untuk kekasih yang jauh, yang mungkin juga telah melupa

Sebungkus nasi untuk teman tercinta yang sedang sakit deman dan terkapar dilantai

marmer

Rerumputan yang tumbuh dibawah jendela rumah tanpa halaman

Isak tangis perempuan penjaja cinta yang sedang dicumbu dikamar madi

Teriak lantang perempuan tua penjaja sayur dipasar sre dibawah gerimis

Peluit panjang pak polisi yang lapar…

Sedangkan kamu…

Berdiri mematung mengantar teman yang pergi di stasiun saat kereta menuju surganya

Masihkah ada dendang tentang teman setia

Masihkah ada sebait kata indah dalam doa, ataukah hanya umpatan pada Tuhan…

Kita…

Menunggu belaian sayang dari cucu pertama saat hujan lebat ditepi kali

Kalian…

Berdendang tentang kekejaman jaman yang belum juga usai

Tentang parade lalat-lalat tua yang bergelut dengan asap beracun

Berjemur dibawah terik matahari senja yang belum juga tenggelam saat azan

berkumandang

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 40: KETIKA CERMIN TAKLAGI JUJUR suara parau diantara gerimis hujan Disana…kami datang walau hanya lewat mimpi Disana…doa mengiring sepanjang lengkah Langkah kami yang tertatih, resah

40

Resahkah kita akan datangnya banjir bandang yang datang takdiundang

Dimana kebebasan kita sebagi makluk yang sama

Bila saja ada angin yang berhembus padamu

Katakan padaku…

Aku akan berlari menyongsongnya bersama peri kecil teman tidurku…

Saat kubangun sebuah istana indah

Walau tidak megah

Pasti ada yang singgah dan mebiarkan kudanya memakan rerumputan hijau yang tumbuh

liar

(Yogyakarta 2006)

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 41: KETIKA CERMIN TAKLAGI JUJUR suara parau diantara gerimis hujan Disana…kami datang walau hanya lewat mimpi Disana…doa mengiring sepanjang lengkah Langkah kami yang tertatih, resah

41

TEMBANG BIMBANG I

Saat gelombang datang…

Hanya tangis samar dari sepertiga manusia yang terdengar

Lalu…

Kenapa kita harus bertanya tentang siapa dalangnya

Ajarkan sebuah kisah berbagi

Tentunya kisah sedih minggu pagi

Saat semua sirna

Nyanyian bimbang tersa indah

Bagi mereka yang jauh

Naluri kecil anak kecil terbagi

Oleh…

Sebungkus nasi basi

Diantar seratus limapuluh ribu mayat

Saudara, rekan, sahabat, semuanya…

Tersenyum disurga

Yang tersisa

Hanya langit yang menangis

Diiringi kidung bimbang…

Kidung bimbang

…………………

Sebimbang hati yang bimbang

(Banjarmasin 1998)

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 42: KETIKA CERMIN TAKLAGI JUJUR suara parau diantara gerimis hujan Disana…kami datang walau hanya lewat mimpi Disana…doa mengiring sepanjang lengkah Langkah kami yang tertatih, resah

42

UDAH PUASKAH IBU?

Sudah puaskah ibu menyusuiku

Hingga kini engkau pergi

Pergi jauh, walau belum mati

Sudah puaskah ibu menemani mimpiku

Hingga kini engkau hilang

Hilang walau nanti akan kembali

Sudah puaskah ibu?

(Banjarmasin 1998)

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 43: KETIKA CERMIN TAKLAGI JUJUR suara parau diantara gerimis hujan Disana…kami datang walau hanya lewat mimpi Disana…doa mengiring sepanjang lengkah Langkah kami yang tertatih, resah

43

UNTUK DINDA

Dari perjalanan mimpi panjang yang melintasi palung-palung jiwa resah

Meniti gelisah yang belum juga bertepi dikala pagi menjadi teman dalam sepi yang

benar-benar sepi dan sunyi

Masihkah indah rasa lelah itu saat kamu tiba nanti

Saat pelacur-pelacur menyapaku dengan senyumnya yang pahit

Atau saat nyonya-nyonya kaya mati meninggalkan warisannya berupa dosa lama

Yang dilemparkannya padaku saat aku memimpikanmu

Dosakah bila aku meneriakkan namamu kala pagi

Bila matahari telah diatas jari

Saat rembulan menangisi bidadarinya yang terjatuh dari langit

Ingatkah kamu akan tulus sebuah janji semu

Yang terucap dua puluh tahun lalu

Atau aku telah terlupa dari hatimu

Bila rindu ini tidak lagi bertepi, masihkah ada peluhmu yang terseret angin pekat

berkabut darah

Masihkan ada dendang rindu…

Kala aku merajut mimpi…

(Yogyakarta 2004)

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 44: KETIKA CERMIN TAKLAGI JUJUR suara parau diantara gerimis hujan Disana…kami datang walau hanya lewat mimpi Disana…doa mengiring sepanjang lengkah Langkah kami yang tertatih, resah

44

UNTUK DINDA II

Secawan anggur merah yang kuteguk malam ini.

Belum juga membawaku terbang bersamamu.

Saat jiwa-jiwa berontak mencari setes cinta yang bening.

Engkau yang menyelinap dalam resah.

Datanglah dalam hatiku

Jadilah ratu dalam jiwaku yang luka

Aku akan datang padamu dengan membawa seikat mawar.

Walau berduri, aromanya sangat harum.

Seharum air matamu yang menetes diantara detak jantungku.

(Yogyakarta 2004)

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 45: KETIKA CERMIN TAKLAGI JUJUR suara parau diantara gerimis hujan Disana…kami datang walau hanya lewat mimpi Disana…doa mengiring sepanjang lengkah Langkah kami yang tertatih, resah

45

UNTUK GADIS BERPITA…

Tunjukkan padaku, resahmu yang dulu tersimpan dalam

Peluklah aku saat kau merintih dalam irama takdir

Katakan saja

Jangan ragu, akulah takdir baru untukmu

Membawa racun termanis dalam sejarah cinta

Jalan yang samar adalah sama

Tanpa rasa rindu

Diantara sesaknya dunia baru yang menantimu

Kan kudendangkan asmarandana menjelang tidurmu

Kan kulantunkan tembang asmara jingga

Lama…

(Yogyakarta 2004)

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 46: KETIKA CERMIN TAKLAGI JUJUR suara parau diantara gerimis hujan Disana…kami datang walau hanya lewat mimpi Disana…doa mengiring sepanjang lengkah Langkah kami yang tertatih, resah

46

UNTUK NONA…

Usia yang berlalu begitu saja…

Sudahkah kau menoleh dan menemukannya? Sebuah kebahagiaan nyata

Dari balik letik bulu matamu

……………………………….

Dari pijar bening yang terkikis waktu

………………………………………….

Melangkahlah…

Jalan awal bukan lagi pilihan titilah tangga demi tangga

Jangan terlalu lama menoleh

Dibelakangmu sepi…

Raihlah bintang pijar…

Tapi jangan terlu lama kau genggam ambillah rembula purnama itu

Tapi jangan kau letakkan dipangkuanmu

Nona…

Titilah jalan panjangmu

Dengan doa…

Kejarlah mimpi lamamu

Dengan senyum bangga…

Tujuh belas tahun sudah kau hirup udara pagi

Panas terik mentari dan debu usang menantimu

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 47: KETIKA CERMIN TAKLAGI JUJUR suara parau diantara gerimis hujan Disana…kami datang walau hanya lewat mimpi Disana…doa mengiring sepanjang lengkah Langkah kami yang tertatih, resah

47

Udara senja akan datang padamu

Lalu…

Masihkah kau ingat teman bercandamu

Atau mungkin kamu lupa

Hari itu akan datang…

Berteriaklah dengan lantang

Sambutlah matahari

Dengan kedua tangan menengadah

Panas memang…

Namun jangan kau usap peluh didahimu…

Jalan itu masih panjang dan bercabang…

(Yogyakarta 2006)

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 48: KETIKA CERMIN TAKLAGI JUJUR suara parau diantara gerimis hujan Disana…kami datang walau hanya lewat mimpi Disana…doa mengiring sepanjang lengkah Langkah kami yang tertatih, resah

48

KETIKA CERMIN TAKLAGI JUJUR IV

Bunga itu telah layu sejak tadi pagi

Menanti embun bening tak jua datang

Beribu kumbang menghisap madunya

Resah

Resah

Kemana dia meminta setetes kasih

Jika embun tak turun

Dimana kelopak bunga akan bercermin

Jika tida pada embun

(Bandarlampung 1999)

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 49: KETIKA CERMIN TAKLAGI JUJUR suara parau diantara gerimis hujan Disana…kami datang walau hanya lewat mimpi Disana…doa mengiring sepanjang lengkah Langkah kami yang tertatih, resah

49

KETIKA CERMIN TAKLAGI JUJUR V

Ini masih tentang cermin, dalam kebisuan

Menanti engkau berdandan dengan riang

Setelah engkau pergi, masih ingatkan dirimu padaku cermin itu

Setelah engkau melangkah, masihkan cermin kau kenang?

Ini masih tentang cermin bisu

Membisu oada titik namun takjenuh

Ini tentang cermin itu

Yang setia menemanimu ketika engkau merias wajah

Ini masih tentang cermin itu

Yang bisa kelu melihatmu memutar tubuh

Ini masih tentang cermin itu

Membawa gelisah dalam tubuh rentamu kelak

Ketika keriput telah melaknatmu

Ketika uban telah menjadi sahabat menakutkan

Aku, aku cermin bisu masih setia dalam pantulan pudarku

(Jombang 2008)

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 50: KETIKA CERMIN TAKLAGI JUJUR suara parau diantara gerimis hujan Disana…kami datang walau hanya lewat mimpi Disana…doa mengiring sepanjang lengkah Langkah kami yang tertatih, resah

50

CERMIN TAK LAGI JUJUR VI

Masih kuceritakan diriku yang menjadi kekasih setiamu

Dalam detik ke detik engkau hadir dan pergi

Dalam detik ke detik engkau merasuk dalam jiwaku

Aku yang hanya cermin yang kau jadikan sandaran kecantikanmu

Aku yang selalu meratap untuk engkau agar kau tidak menjauh

Aku yang hanya bisa membisu dalam ketulusanku

Dalam ketulusanku untuk menjadikanmu indah dimata kekasihmu

Aku yang selalu menjadikanmu molek dalam kecupan kekasihmu

Aku

Aku

Aku dalah cermin itu

Yang selalu melihatmu dalam lelap

Menemami mimpumu dalam remang

Aku cermin itu

Yan terdiam menanti lembutnya kasihmu

Aku masih jujur

Dan aku selalu jujur untuk mengantarkanmu kepada kekasihmu diluar sana

Aku masih jujur dalam terpaku

Terpaku resah didinding kamarmu

(Jombang 2008)

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 51: KETIKA CERMIN TAKLAGI JUJUR suara parau diantara gerimis hujan Disana…kami datang walau hanya lewat mimpi Disana…doa mengiring sepanjang lengkah Langkah kami yang tertatih, resah

51

CERMIN TAK LAGI JUJUR VII

Tujuh purnama sudah engkau menghilang

Menghilang untuk berpaling dariku

Menembus batas kesadaranku

Untuk membuang masa lalumu

Aku luluh lantak dalam gelisah

Gelisah menantikanmu

Menantikanmu kembali dari negeri jauh

Negeri jauh yang aku tidak tau

Ketika engkau kembali dengan senyum

Saat itulah aku berbohong padamu

Saat engkau dekap erat foto itu

Saat itu aku tak jujur padamu

Dan ketika engkau memimpikannya

Saat itulah aku tak jujur padamu

Aku cemburu

Cemburu dalam mimpi tertinggi

Untuk memilikimu

Aku hanya cermin

Memandangmu bahagia

Aku menangis

Saat itulah aku tak jujur padamu

Maaf...

(Yogyakarta 2008)

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 52: KETIKA CERMIN TAKLAGI JUJUR suara parau diantara gerimis hujan Disana…kami datang walau hanya lewat mimpi Disana…doa mengiring sepanjang lengkah Langkah kami yang tertatih, resah

52

TENTANG PENULIS

Endik Koeswoyo, manusia biasa dan remaja biasa –jika masih diterima sebagai

kelompok remaja- karena usianya kini telah 25 tahun. Lahir di Jombang 15 Agustus

1982. Menyukai dunia kepenulisan sejak dia bisa menulis, kira-kira kelas 3 SD. Konon

kabarnya, sejak usia 3 bulan penulis telah ditinggal kedua orang tuanya karena

perceraian, sebuah kisah yang sedikit menarik –korban cinta kali ya?-. Masa remaja

dilaluinya dengan pindah dari satu kota ke kota lainya, Jombang, Banjarmasin, Lampung,

Blitar dan kini memilih Yogjakarta sebagai tempat untu studi di Kampus tercintanya,

AKINDO untuk mempelajari Ilmu Broadcasting dan pria ini saat ini sedang mengambil

gelar S1 di Open University jurusan Ilmu Politik dan Ilmu Sosial, maklum dia kini telah

bekerja di salah satu Event Organiser Di Yogjakarta.

Karya tulisannya yang pernah diterbitkan antara lain; Novel remaja: ‘Cowok

Yang Terobsesi Melati’ Diva Press. Novel Remaja Islami, ‘Cinta Selebar Kerudung’ dan

‘Tesrsesat di Surga’ Skesta. Namun terakhir penulis tiba-tiba saja menulis sebuah buku

sejarah popular dengan judul ‘Siapa Memanfaatkan Letkol. Untung?’ Media Presindo,

bosankah dia dengan keromatisan kata-kata dunia fiski? Ternyata tidak, Endik Koeswoyo

merupakan tipe manusia penyuka sejarah juga. Selain itu, sebuah komik pendek yang

penggarapan gambarnya dilakukan oleh Diyan Bijac, salah satu komikus kondang, masuk

kedalam nominasi kategori komik terapi terbaik dan komik dengan karakter terbaik 10

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 53: KETIKA CERMIN TAKLAGI JUJUR suara parau diantara gerimis hujan Disana…kami datang walau hanya lewat mimpi Disana…doa mengiring sepanjang lengkah Langkah kami yang tertatih, resah

53

tahunan, ‘Pak Gempa, Endik Koeswoyo dan Diyan Bijac, Kompilasi Jogja 5,9 SR, Arus

Kata Press. Pria ini pokoknya menyenangkan diajak berteman, atau setidaknya di paksa

untuk ngobrol. Untuk lebih lengkapnya klik ajah ---www.endik.seniman.web.id ---Di

sana ada e-Novel GRATISS dengan judul LOVE FROM MY HEART, salah satu

karyanya yang telah dapat diakses dari seluruh penjuru dunia.

Karya Cetak::

1. Cowok Yang Terobsesi Melati (Teenlet: Penerbit Diva Press Yogyakarta)

2. Cinta Selebar Kerudung (Novel Islami: Penerbit Sketsa Yogyakarta)

3. Tersesat Di Surga (Novel Islami: Penerbit Sketsa Yogyakarta)

4. Pak Gempa (Kumpulan Komik Pendek: Penerbit ArusKata Press Jakarta)

5. Siapa Memanfaatkan Letkol Untung? (Buku Sejarah Popular: Penerbit Media

Presindo Yogyakarta)

Karya E-Book::

1. Love From My Heart (Novel: Penerbit BBB Lini Penerbit Independen Online)

2. Ketika Cermin Tak Lagi Jujur (Antalogi Puisi: Penerbit PiON Lini Penerbit

Indepanden Online)

3. Psikodramatis (Novel Surealis Ekpresive: Penerbit PiON Lini Penerbit Independen

Online)

4. 10 Langkah Mudah Menjadi Penulis untuk Pemula (Buku Panduan Singkat:

Penerbit PiON Lini Penerbit Independen Online)

5. Miskin Itu Kewajiban (Buku Umum: Penerbit PiON Lini Penerbit Independen

Online)

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 54: KETIKA CERMIN TAKLAGI JUJUR suara parau diantara gerimis hujan Disana…kami datang walau hanya lewat mimpi Disana…doa mengiring sepanjang lengkah Langkah kami yang tertatih, resah

54

Terimaksih telah sudi membaca Antalogi Puisi ini. E-Book ini merupakan sebuah

buku yang berlabel Donasi jadi anda berkewajiban memberikan donasi tanpa ada batasan

jumlah.

Alamat Pendonasian untuk buku ini::

Bank: Mandiri Cab Yogyakarta

No Rek: 137 0005 698 564

Atas Nama: Asih Kusumaningtyas

Kode Donasi Buku Ini: 344

(Kode Donasi adalah angka unik yang wajib anda tambahkan pada 3 digit terakhir

uang yang anda kirimkan :: contoh :: Tranfer Rp. 10.000.00 =è Setelah di isi dengan

Kode Donasi maka menjadi Rp. 10.344.00 ) Setelah melakukan tranfer untuk

pendonasian segera kirimkan email ke [email protected].

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 55: KETIKA CERMIN TAKLAGI JUJUR suara parau diantara gerimis hujan Disana…kami datang walau hanya lewat mimpi Disana…doa mengiring sepanjang lengkah Langkah kami yang tertatih, resah

55

DAPATKAN SEGERA

E-Novel

Judul: Psikodramatis

Penulis: Endik Koeswoyo

Penerbit:

Tahun Terbit: 2008

Harga: Rp. 50.000,-

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 56: KETIKA CERMIN TAKLAGI JUJUR suara parau diantara gerimis hujan Disana…kami datang walau hanya lewat mimpi Disana…doa mengiring sepanjang lengkah Langkah kami yang tertatih, resah

56

Sinopsis

Novel ini pernah dterbitkan dalam bentuk cetak pada tahun 2004. Atas permintaan

beberapa pihak, pada tahun 2008 Psikodramatis dibuat dalam format E-Novel. Pembaca

menyebut Psikodramatis sebagai sebuah Novel Surealis Ekpresive.

Kulihat jam dinding sudah menunjukkan angka Dua pagi, namun kemana

perginya rasa kantukku? Kulihat pula gadis disampingku telah pergi kealam mimpi lagi.

Tapi aku? Masih tetap disini dengan skenario busuk yang menjebakku dalam dunia

lamunan. Berharap untuk segera pergi kealam mimpi dan bertemu dengan dewa perang,

memusnahkan musuh-musuhku lalu aku bisa tertawa diantara bangkai-bangkai mereka,

sebelum aku menikamkan pedang kedadaku dan roboh diatas mayat-mayat yang sudah

mulai membusuk itu. Atau aku bisa menari-menari diantara amis darah mereka.

Menikamkan lagi pedangku -dengan dua mata yang sangat tajam ini- ketubuh mereka

yang tidak bernyawa. Namun lentik bulu matanya memaksaku untuk tersenyum, hitam

rambutnya mebuat tanganku bergerak sendiri untuk membelainya. Sepertinya pagi

benar-benar tiba…

Dengan sudut pandang pertama, tokoh Aku mampu membawa pemcanya

berkenala antara dunia yang nyata dan yang tidak nyata. Dimana karakter dibangun

dengan begitu kuat oleh penulisnya. Hingga tanpa disadari, tokoh aku terjebak kedalam

sebuah permaian skenario panjang yang melelahkan.

Kunjungi:

http://penerbitindie.blogspot.com

http://pionbanget.blogspot.com

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.