Download - PBL blok 6

Transcript
Page 1: PBL blok 6

Struktur dan Mekanisme Kerja

Mata

Diporapdwijoyo Sinoputro

102011379

Fakultas Kedokteran Universitas Krida Wacana

Jl. Arjuna Utara No.6

[email protected]

Kelompok E6

PendahuluanPada skenario pbl kali ini, kelompok kami diberikan kasus mengenai seorang bapak berusia 45 tahun yang datang ke puskesmas mengeluh mengenai penglihatannya yang berkurang dalam 2 minggu ini. Di puskesmas, dokterpun melakukan pemeriksaan visus, dan diketahui bahwa visus kedua mata bapak tersebut menurun sehingga dianjurkan untuk memakai kacamata. Dari skenario diatas, maka berdasarkan apa yang kami pelajari di blok 6 ini, maka kamipun memutuskan bahwa sasaran pembelajaran kami adalah sebagai berikut ini:

Page 2: PBL blok 6

Pembahasan:

Istilah yang tidak diketahui

Visus = Ketajaman penglihatan 1

Struktur mata secara makro

Struktur mata secara makroskopis dibagi menjadi 3 lapisan, dimana terdapat lapisan luar,

tengah, dan lapisan dalam mata. Untuk lapisan luar mata, kita memiliki kornea, dan sklera.

Untuk lapisan mata bagian tengah, terdapat iris, korpus siliaris, dan koroidea. Lalu, untuk

lapisan mata bagian dalam, terdapat retina. Untuk lebih jelasnya, lihatlah gambar di bawah

ini.

Penglihatan berkurang dan dianjurkan

memakai kacamata

Struktur mata

Makro

Mikro

Mekanisme penglihatan

Fungsi lensa mata

Page 3: PBL blok 6

Gambar 1: Struktur mata. 2

Untuk lebih jelasnya, saya akan menjelaskan fungsi dari tiap tiap lapisan.

Lapisan bagian luar3

Seperti yang tadi sudah saya ucapkan bahwa lapisan luar mata terdiri dari kornea dan

sklera. Sedangkan, fungsi mereka masing masing adalah sebagai berikut:

- Sklera : Untuk memberi bentuk pada bola mata, dan memberikan tempat untuk perlekatan

otot ekstrinsik.

- Kornea : Merupakan perpanjangan anterior yang transparan pada sklera di bagian depan

mata. Bagian ini memiliki fungsi untuk mentransmisi cahaya, serta memfokuskan berkas

cahaya.

Lapisan bagian tengah3

Lapisan bagian tengah disebut juga dengan tunika vaskular ( uvea), dan tersusun dari

koroid, badan siliaris, dan iris. Fungsi – fungsi dari bagian tersebut antara lain:

- Lapisan koroid : Merupakan bagian yang sangat terpigmentasi untuk mencegah refleksi

internalberkas cahaya. Bagian ini juga sangat tervaskularisasi yang berfungsi juga untuk

memberi nutrisi pada mata, serta memiliki sifat elastik, sehingga dapat menarik ligamen

suspensori.

Page 4: PBL blok 6

- Badan siliaris : Merupakan suatu penebalan di bagian anterior lapisan koroid. Bagian ini

mengandung pembuluh darah dan otot siliaris. Bagian ini juga menjadi tempat perlekatan

lensa. Otot siliaris tersebut penting dalam akomodasi penglihatan, kemampuan untuk

mengubah fokus dari objek jarak jauh, ke objek yang jaraknya dekat.

- Iris : Merupakan perpanjangan sisi anterior koroid. Iris juga merupakan bagian mata yang

memiliki warna transparan. Iris terdiri dari jaringan ikat dan otot radialis serta otot

sirkularis yang memiliki fungsi untuk mengendalikan diameter pupil.

Fungsi utama iris ialah untuk meningkatkan jumlah cahaya yang masuk kedalam mata

pada waktu gelap, dan untuk mengurangi cahaya yang masuk kedalam mata pada waktu

terang. Jumlah cahaya yang memasuki mata melalui pupil sebanding dengan luas pupil

atau kuadrat diameter pupil. Diameter pupil mausia dapat mengecil sampai 1,5 mm dan

membesar sampai 8 mm. Jumlah cahaya yang memasuki mata dapat berubah sekitar 30

kali lipat sebagai akibat dari perubahan diameter pupil.

- Pupil : Pupil sendiri adalah ruang terbuka yang bulat pada iris, yang harus dilalui cahaya

untuk dapat masuk ke inferior mata.

Lapisan bagian dalam2

Seperti yang tadi sudah saya beritahukan bahwa lapisan bagian dalam terdiri dari retina.

Apa itu retina? Retina adalah suatu membran yang diadaptasi untuk menerima sinar

cahaya dan terdiri dari banyak serabut sel saraf, dan tersusun atas sel batang, dan sel

kerucut. Berikut adalah gambar sel batang dan sel kerucut.

Page 5: PBL blok 6

Gambar 2: Sel batang, dan sel kerucut. 4

Lalu, di antara kornea dan pupil, diisi oleh semacam cairan yang bernama humor aqueus,

sementara dari pupil sampai ke retina diisi oleh humor vitreous.

Lensa adalah struktur bikonveks yang bening tepat dibelakang pupil. Elastisitasnya sangat

tinggi, suatu sifat yang akan menurun seiring proses penuaan. Ruang antara lensa dan

kornea terisi dengan cairan aqueous humor yang disekresi oleh korpus siliaris di bawah

tekanan. Tekanan ini adalah salah satu faktor yang mempertahankan bentuk bulat dari bola

mata dan dapat disebut juga tekanan intraokular.

Lensa memisah interior mata menjadi dua rongga: rongga anterior dan rongga posterior.

Rongga anterior terbagi menjadi dua ruang. Ruang anterior terletak di belakang kornea dan

di depan iris sedangkan ruang posterior terletak di depan lensa dan di belakang iris. Ruang

tersebut berisi aqueous humor yg mengalir ke saluran Schlemm dan masuk ke sirkulasi

darah vena. Rongga posterior terletak di antara lensa dan retina dan berisi vitreous humor,

semacam gel transparan yang juga berperan untuk mempertahankan posisi retina terhadap

kornea.

Struktur mata secara mikroskopis5 buku ajar histologi

Setelah kita mengetahui struktur mata secara makroskopis, saya akan membahas

mengenai struktur mata secara mikroskopis. Secara mikroskopis, beberapa dari bagian

bagian makroskopis lagi, dibagi bagi lagi menjadi beberapa bagian secara mikroskopis.

Berikut adalah penjelasannya:

- Sklera

Tebal sklera di kutub posterior adalah 1mm, pada ekuator 0,4-0,3 mm, dan 0,6 mm di

tepian kornea. Sklera sendiri terdiri atas berkas berkas gepeng serat kolagen tipe 1 yang

berjalan ke segala arah sejajar dengan permukaan. Di dalam sklera ini juga terdapat serat

elastin. Sel sel sklera itu adalah fibroblas gepeng panjang.

Tendo otot otot mata tertanam pada permukaan luar sklera, yang pada gilirannya

berhubungan dengan lapis jaringan ikat padat. Selain bersifat avaskular, diantara sklera

dan koroid terdapat suatu lapisan tipis, yaitu area kribosa.

Page 6: PBL blok 6

- Kornea

Kornea sendiri sebenarnya lebih tebal dari sklera, dengan ukuran 0,8-0,9 mm di pusat dan

1,1 mm di tepian. Pada manusia, daya refraksi kornea, yang merupakan fungsi indeks

refraksi jaringannya (1,376) dan radius kurvatura permukaannya (7,8 mm) dua kali lebih

besar daripada lensa. Secara histologis, kornea dibagi menjadi 5 lapisan lagi, antara lain:

1. Epitel kornea : Epitel berlapis gepeng yang tidak memiliki lapisan tanduk

2. Membrana bowmani: Membrana basalis yang menebal, serta terdiri dari fibril kolagen

halus

3. Stroma / substansia propia : Merupakan lapisan yang paling tebal, tidak memiliki

pembuluh darah, memiliki serat kolagen dan tersusun rapi, serta memiliki sel fibroblas.

4. Membrana descemeti: Merupakan suatu membran yang terdiri dari serat kolagen yang

tersusun seperti jala.

Gambar 3: membrana descementi 5

5. Endotel kornea: terdiri dari sel epitel selapis gepeng

- Limbus kornea

Limbus adalah perbatasan antara kornea dan sklera. Limbus merupakan daerah penting

dari mata, karena merupakan patokan penting bagi oftalmolog dan mengandung alat bagi

keluarnya humor akueus. Secara histologis dibagi juga menjadi 5 bagian lagi, antara lain:

1. Epitel konjungtiva bulbi : Merupakan sel epitel berlapis gepeng, yang kemudian dapat

berubah menjadi epitel berlapis kubis / silindris

2. Jaringan ikat konjungtiva bulbi : Merupakan campuran dari serat kolagen dan serat elastin

3. Stroma limbus : merupakan jaringan ikat yang terdapat pada limbus

4. Saluran schlemm : merupakan lubang yang berfungsi untuk menampung humor akueus

5. Jaringan trabekular: terdapat diantara celah fontana

Page 7: PBL blok 6

- Iris

Secara mikroskopis, iris dibagi lagi menjadi 5, yaitu:

1. Endotel : Merupakan sel epitel selapis gepeng

2. Lapisan jaringan ikat jarang , fibroblas, dan sel pigmen

3. Lapisan jaringan ikat jarang + pembuluh darah

4. Pars iridika retina : terdiri dari 2 lapisan sel kubis berpigmen.

- Korpus siliaris

Korpus siliaris adalah batas antara ora dan tepian lensa, serta merupakan penebalan dari

tunika vaskular. Permukaanya ditutupi oleh retina bagian siliaris yang non-fotosensitif dan

berpigmen gelap. Pada irisan meridional bola mata, korpus siliaris tampak sebagai segitiga

tipis dengan basis kecilnya menghadap ke bilik anterior mata. Bagian terbesar korpus

siliaris, diluar prosesus siliaris, adalah otot siliaris.

Otot siliaris ini terdiri dari 3 bagian, yaitu:

1. Pars meridionalis

Letaknya paling dekat dengan sklera, berkas berkasnya tersebar terutama ke arah

meridional.

2. Pars radiata

Merupakan berkas sel otot yang memancar mirip kipas dari daerah “scleral spur: ke arah

rongga bola mata.

3. Pars sirkularis

Bagian ini biasanya tidak ada pada bayi yuang baru lahir, namun mulai muncul pada usia

kedua atau ketiga. Kontraksi pada bagian ini melonggarkan ketegangan pada lensa dan

karenanya memiliki fungsi penting dalam penglihatan jarak dekat.

- Lapisan koroidea

Lapisan koroidea dibagi lagi menjadi 4 lapisan, yaitu:

1. Lapisan suprakoroidea / fuska sklera : terdiri dari serat kolagen, dan serat elastin

2. Lapisan vaskulosa : lapisan dimana teradapat pembuluh darah yang menuju ke korpus

siliaris

Page 8: PBL blok 6

3. Lapisan koriokapilaris : Merupakan tempat berakhirnya cabang arteri koroidea. Diantara

kapilar kapilar tersebut ada jala serat kolagen, dan serat elastin yang halus. Pada lapisan ini

juga memiliki sedikit fibroblas dan melanosit

4. Lapisan elastika bruch

- Retina

Retina adalah lapisan paling dalam dari ketiga lapisan pembungkus bola mata, dan

merupakan organ yang bersifat fotoreseptor. Retina sendiri terbentuk pada awal

perkembangan embrional melalui evaginasi bilateral dari prosensefalon, yaitu vesikel optik

primer. Lalu, dari vesikel optik primer tersebut ia ditransformasi melalui invaginasi lokal

menjadi vesikel optik sekunder. Setiap mangkuk optik tetap berhubungan dengan otak

melalui sebuah tangkai, yang kemudian menjadi nervus optikus.

Retina bagian optik, atau yang berfungsi melapisi permukaan dalam koroid dan meluas ke

anterior dari papila nervi optisi ke ora serrata. Di papila, tempat retina menyatu dengan

jaringan saraf, dan di ora serrata, retina itu melekat erat pada koroid. Pada retina, kecuali

fovea, papila dan ora serrata dapat dibedakan menjadi 10 lapisan, antara lain:

1. Epitel pigmen :

Lembaran sel sel epitel berpigmen banyak ini berasal dari lapis luar penumbuhan mirip

mangkok dari susunan saraf embrional yang menghasilkan retina, dan secara tradisi, telah

dimasukkan dalam salah satu lapis retina. Sel sel epitel pigmen memiliki bentuk yang

sangat teratur, berupa prisma heksagonal dengan lebar sekitar 14µm dan tinggi 10-14µm;

ke arah ora serrata, diameternya makin bertambah.

2. Lapis batang kerucut

Merupakan suatu organ akhir saraf yang terletak paling luar, dan paling dekat dengan

epitel pigmen. Pada lapisan ini terdapat sel Muller yang berfungsi sebagai penyokong

3. Membrana limitans eksterna

Lapisan yang membatasi bagian dalam fotoreseptor dari inti selnya

4. Lapis nuklear luar

Page 9: PBL blok 6

Merupakan lapisan dimana inti inti sel batang dan kerucut beradam disertai dengan badan

selnya.

5. Lapis pleksiform luar

Merupakan lapisan dimana akson sel batang, dan kerucut bersama dendrit, sel ipolar, dan

sel horizontal berada. Di lapisan ini terdapat hubungan antara neuron pertama dan kedua.

Lapisan ini dikenal juga dengan nama Lapisan serat Henle

6. Lapis nuklear dalam

Merupakan lapisan dimana inti – inti dan badan sel dari sel bipolar dan sel horizontal dan

sel amakrin

7. Lapis pleksiform dalam

Merupakan tempat dimana terdapat hubungan antara neuron kedua dan neuron ketiga. Di

lapisan ini juga terdapat sinaps antara sel bipolar, sel amakrin, dan sel ganglion

8. Lapis sel sel ganglion

Merupakan lapisan dimana terapat sel ganglion, neuron ketiga, dan neuroglia

9. Lapis serat serat saraf optik

Merupakan lapisan dari retina yang mengandung akson - okson sel ganglion yang berjalan

menuju ke nervus opticus.

10. Membrana limitans interna

Merupakan lapisan dari retina dimana sel muller berada

Untuk memberi gambaran secara kasar bagaimana lapisan lapisan tersebut, bisa dilihat

gambar dibawah ini.

Page 10: PBL blok 6

Gambar 4 : 10 lapisan retina 5

Retina sendiri sebenarnya terdiri dari 5 jenis neuron, yaitu :3

1. Sel fotoreseptor

Sel sel fotoreseptor ini sebenarnya terdiri dari 2 sel, yaitu sel kerucut dan sel batang.

Sel Batang

Sel batang merupakan sebuah neuron silindris bipolar yang bermodifikasi menjadi dendrit

yang sensitif akan cahaya. Setiap mata berisikan sel batang kurang lebih sebanyak 120 juta

sel batang, yang paling banyak terletak pada perifer retina. Sel batang tidak sensitif

terhadap warna, dan bertanggung jawabuntuk penglihatan di malam hari.

Gambar 5: Sel batang 4

Sel kerucut

Page 11: PBL blok 6

Sel kerucut merupakan sel yang peka terhadap persepsi warna. Sel ini berfungsi pada

tingkat intensitas cahaya yang tinggi dan berperan pada penglihatan siang hari. Pada setiap

mata, kurang lebih terdapat 7 juta sel kerucut, yang paling banyak ditemukan di makula

lutea.3,4

Gambar 6 : sel kerucut 4

2. Neuron bipolar

Fungsinya adalah untuk membentuk lapisan tengah dan menghubungkan selsel batang, dan

sel sel kerucut ke sel sel ganglion.

3. Sel ganglion

Merupakan sel yang mengandung akson, yang bergabung pada regia khusus dalam retina

untuk membentuk saraf optik.

4. Sel horizontal dan sel amakrin

Merupakan sel lain yang ditemukan dalam retina. Sel ini berperan dalam menghubungkan

sinaps sinaps lateral.

Dalam retina sendiri juga terdapat bintik buta atau disebut juga diskus optik. Bintik buta

ini adalah titik keluarnya saraf optik, dan dikarenakan tidak adanya sel fotoreseptor pada

daerah ini, maka tidak ada sensasi penglihatan yang terjadi saat cahaya jatuh ke area ini.

Adapula organ-organ tambahan yaitu konjungtiva, kelenjar lakrimal dan kelopak mata.

Konjungtiva adalah membran mukosa jernih yang melapisi permukaan dalam kelopak

mata dan meutupipermukaan sklera pada bagian depan bola mata. Konjungtiva tersusun

atas epitel berpalis silindrisdengan sel goblet. Sekret sel goblet ikut menyusun tirai air

mata yang berfungsi sebagai pelumas danpelindung epitel bagian depan mata. Kelenjar

lakrimal adalah kelenjar tubuloasinar serosa dengan mioepitel. Lobus kelenjar air mata

akanmencurahkan isinya melalui 10-15 saluran menuju bagian lateral forniks superior

Page 12: PBL blok 6

konjungtiva. Air matabergerak menuju medial mata dan kelebihannya akan memasuki

puncta lacrimal, kemudian kanalikulilakrimal menuju sakus lakrimal. Dari sakus lakrimal,

air mata akan masuk ke dalam duktus nasolakrimalkemudian dikeluarkan ke meatus

inferior di dasar rongga hidung. Kelopak mata terdiri atas jaringan ikat dan otot rangka di

bagian tengah yang diliputi kulit dan membranmukosa.Kulit terletak di bagian depan,

merupakan kulit tipis dengan berbagai adnexa serta kelenjarnya.Di bawah kulit terdapat

lapisan otot rangka orbicularis oculi. Kemudian di bagian tengah kelopak mataterdapat

suatu jaringan ikat yang disebut tarsus. Di dalam tarsus terdapat kelenjar sebasea yang

disebut kelenjar Meibom.6

Mekanisme penglihatan mata

Mata, seperti yang dapat dilihat dalam gambar 7, secara optik dapat disamakan dengan

sebuah kamera fotografi biasa. Mata mempunyai sistem seperti lensa, sistem apertura yang

dapat berubah-ubah (pupil), dan retina yang dapat disamakan dengan film. Sistem lensa

mata terdiri atas 4 pembatasan refraksi:

1. Perbatasan antara permukaan anterior kornea dan udara

2. Perbatasan antara permukaan posterior kornea dan humor aquosus

3. Perbatasan antara humor aquosus dan permukaan anterior lensa mata

4. Perbatasan antara permukaan posterior lensa mata dan humor vitreus

Gambar 7: Mata sebagai sebuah kamera. Angka diatas adalah indeks bias.

Bila semua permukaan refraksi mata di jumlahkan secara aljabar dan dibayangkan sebagai

sebuah lensa, susunan optik mata normal akan terlihat sederhana dan ditampilkan secara

Page 13: PBL blok 6

skematis sebagai reduced eye. Pada reduced eye dibayangkan hanya terdapat satu lensa

dengan titik pusat 17mm di depan retina dan mempunyai daya bias total 59 dioptri pada

saat mata berakomodasi untuk melihat jauh

Cahaya sinar yang melewati kornea, aqueous humor dan lensa akan membelok, suatu

proses yang dikenal sebagai proses refraksi. Hal ini memungkinkan cahaya dari area yang

luas difokuskan pada area yang lebih kecil di retina. Berkas sinar paralel dibelokkan oleh

lensa cembung menuju titik utama di retina. Jika jarak obyek kurang dari tujuh meter,

lengkungan lensa harus ditingkatkan untuk memudahkan fokus pada retina. Hal ini disebut

akomodasi. Pandangan jauh dapat diperoleh, jika lensa berada dalam posisi istirahat

normal.

Sama seperti pembentukan bayangan oleh lensa kaca pada secarik kertas, sistem lensa

mata juga dapat membentuk bayangan di retina. Bayangan ini terbalik dari benda aslinya.

Namun demikian persepsi otak terhadap benda tetap dalam keadaan tegak, tidak terbalik

seperti bayangan yang terjadi di retina, karena otak sudah dilatih menangkap bayangan

yang terbalik itu sebagai keadaan normal.

Tempat perlekatan lateral ligamen lensa pada bola mata juga dilekati oleh otot siliaris,

yang memiliki dua set serabut otot polos yang terpisah – serabut meridonal dan serabut

sirkular. Serabut meridonal membentang dari ujung perifer ligamen suspensorium sampai

peralihan kornea-sklera. Bila serabut otot ini berkontraksi, bagian perifer dari ligamen

lensa tadi akan tertarik secara medial ke arah tepi kornea, sehingga regangan ligamen

terhadap lensa akan berkurang. Serabut sirkular tersusun melingkat mengelilingi

perlekatan ligamen , hal ini juga menyebabkan regangan ligamen terhadap kapsul

berkurang

Jadi, kontraksi salah satu set serabut otot polos dalam otot siliaris akan mengendurkan

ligamen kapsul lensa, dan lensa akan berbentuk lebih cembung seperti balon, akibat sifat

elastisitas alami kapsul lensa.

Fungsi utama iris ialah untuk meningkatkan jumlah cahaya yang masuk kedalam mata

pada waktu gelap, dan untuk mengurangi cahaya yang masuk kedalam mata pada waktu

terang. Jumlah cahaya yang memasuki mata melalui pupil sebanding dengan luas pupil

atau kuadrat diameter pupil. Diameter pupil mausia dapat mengecil sampai 1,5 mm dan

Page 14: PBL blok 6

membesar sampai 8 mm. Jumlah cahaya yang memasuki mata dapat berubah sekitar 30

kali lipat sebagai akibat dari perubahan diameter pupil.

Kembali keada karakteristik optik mata yaitu refraksi dan akomodasi. Akomodasi adalah

proses penyesuaian otomatis pada lensa utuk memfokuskan objek secara jelas pada jarak

yang beragam. Lensa konveks yang tebal di tengah dan tipis di perifer mengumpulkan

berkas sinar sedangkan lensa konkaf yang tipis di tengah dan tebal di perifer membiaskan

berkas sinar. Daya akomodasi suatu refleks tak sadar, akan menurun seiring pertambahan

usia akibat penurunan elastisitas lensa, yang tidak dapat menonjol ke luar lagi sebanyak di

usia muda. Kondisi seperti ini disebut presbiopia dimana mata akan terfokus secara

permanen pada suatu jarak yang hampir tidak berubah-ubah; jarak ini btergantung pada

keadaan fisik mata orang tersebut dan matanya tidak lagi dapat berakomodasi. Kondisi ini

dapat diperbaiki dengan lensa bifocal atau kacamata bifokus, bagian atasnya untuk

pengelihatan jauh dan bagian bawah untuk pengelihatan dekat.

Refraksi adalah defleksi, atau pembelokan, berkas sinar saat melewati salah satiu medium

menuju medium lain yang memiliki densitas optik berbeda. Semakin konveks suatu

permukaan, maka akan semakin refraktif dayanya. Kornea bertanggung jawab untuk

sekitar 70% daya refraktif dan merupakan alat penyesuaian kasar pada mata, lensa

berperan dalam sebagian bersar aktivitas refraksi yang tersisa dan merupakan alat

penyesuaian halus pada mata. Terdapat cairan aquosus dan vitreus yang bertanggung

jawab untuk refraksi minimal.

Gambar 8. Kelainan refraksi. Dari atas, normal, miopia hiperopia.

Page 15: PBL blok 6

Kelainan refraksi pada ata, memiliki 3 jenis, ada emetropia, hipermetropia, miopia, dan

astigmatisma. Emetropia adalah suatu keadaan dimana sinar yang sejajar atau jauh

dibiaskan atau difokuskan oleh sistem optik mata tepat pada daerah makula lutea tanpa

mata melakukan akomodasi. Pada mata emetropia terdapat keseimbangan antara kekuatan

pembiasan sinar dengan panjangnya bola mata dapat disebut juga dengan keadaan normal.

Hipermetropia dikenal pula sebagai “penglihatan jauh”, biasanya akibat bola mata terlalu

pendek atau kadang-kadang karena sistem lensa terlalu lemah. Jadi, pada hipermetropia,

mata tak berakomodasi sehingga memfokuskan bayangan dibelakang retina. Untuk

mengoreksi keadaan ini dapat diberi lensa konveks atau lensa positif maksimal yang

memberikan visus normal.

Pada miopia atau “penglihatan dekat”, sewaktu otot siliaris relaksasi total, cahaya dari

objek jauh difokuskan di depan retina. Keadaan ini biasanya akibat bola mata yang terlalu

panjang, atau kadang-kadang karena daya bias sistem lensa terlalu kuat. Tidak ada

mekanisme bagi miopia untuk mengurangi kekuatan lensanya karena memang otot siliaris

dalam keadaan relaksasi sempurna. Namun bila objek didekarkan ke mata, bayangan

akhirnya menjadi cukup dekat sehingga dapat difokuskan di retina. Untuk mengoreksi

keadaan ini dapat diberi lensa sferis konkaf atau lensa negatif yang selemah-lemahnya.

Astigmatism merupakaan kelainan refraksi dimana berkas sinar tidak difokuskan pada satu

titik dengan tajam pada retina akan tetapi pada 2 garis titik api yang saling tegak lurus

yang terjadi akibat kelainan kelengkungan permukaan kornea. Kelainan astigmatism dapat

dikoreksi dengan lensa silindris atau yang lebih kita kenal dengan lensa silinder.3,7

Penutup

Mata, sebagai alat utama untuk kita melihat, sangat berkaitan dengan visus penglihatan, atau

visus penglihatan. Maka, jika seseorang dianjurkan untuk memakai kacamata, maka hal itu

juga dikaitkan dengan mekanisme mata untuk melihat, dimana sesuai dengan hipotesis kami,

yaitu Penglihatan berkurang berkaitan dengan mekanisme penglihatan, sehingga dianjurkan

untuk memakai kacamata.

Page 16: PBL blok 6

Daftar pustaka:

1. Newman D. Kamus kedokteran dorland. Edisi 29. Jakrta: EGC; 2002.

2. Watson R. Anatomi & fisiologi. Jakarta; EGC. 2002. p.108-19

Page 17: PBL blok 6

3. Sloane E. Anatomi dan fisiologi: untuk pemula. Edisi ke-1.

Jakarta: EGC; 2004. P.181-6

4. Cambridge Communication Limited. Anatomi fisiologi:

sistem lokomotor dan penginderaan. Edisi ke-2. Jakarta: EGC;

2005

5. Fawcett DW. Buku ajar histologi. Edisi ke-12. Jakarta: EGC;

2002. P.782-817

6. Junqueira LC, Carneiro C. Basic Histology text and atlas. 11th

ed. Mcgraw-Hill; 2005

7. Guyton AC, Hall JE. Bujku ajar fisiologi kedokteran. Edisi

ke-11. Jakarta; EGC; 2008