Download - PBL Blok 14 Ruptur Tendon Achiles

Transcript
Page 1: PBL Blok 14 Ruptur Tendon Achiles

Ruptur Tendon Achiles

Priscilia Lewerissa

F8

102011093

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jl. Arjuna Utara No. 6, Jakarta 11510

Telp. 021-56942061 Fax. 021-5631731

[email protected]

BAB I

PENDAHULUAN

Kini ilmu di bidang kedokteran sudah semakin maju dengan adanya pemeriksaan laboratorium dapat menegakan diagnosis lebih akuran dan tepat. Seperti contohnya pemeriksaan pada Ruptur tendon Achilles dengan cara X-ray, ultrasonografi dengan menggunakan gelombang suara bahkan MRI yg menggunakan scan 3D. dengan adanya banyak metode yang sudah mutakhir ini kida dapat dengan mudah mengetahui sekaligus belajar bagaimana mendapatkan diagnosis yang tepat agar tidak terjadi kesalahan dalam praktek.

Pada pembahasan kali ini kita akan membahas apa saja yang bersangkutan untuk pemeriksaan Ruptur tendon Achilles mulai dari pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang sampai pengobatan dan tatalaksananya. Rupture tendon Achilles ini terutama di sebabkan oleh aktifitas dan kontraksi berlebih, biasanya terjadi pada atlit-atlit olahraga yang memiliki kemungkinan terbesar terkena cidera rupture tendon Achilles.

BAB II

PEMBAHASAN

1

Page 2: PBL Blok 14 Ruptur Tendon Achiles

1. Anamnesis

Dalam kasus ini hal pertama yang harus di lakukan adalah melakukan anamesa, hal-hal yang perlu di perhatikan dalam melakukan anamesa adalah menanyakan hal yang harus kita ketahui untuk melakukan diagnose penyakit

Berikut adalah hal-hal yang harus ditanyakan :

- Identitas Pasien

Jenis kelamin (laki-laki); Usia (25 tahun)

- Keluhan Utama

Nyeri pada kaki regio calcaneus

- Riwayat Penyakit Sekarang

Nyeri hebat terjadi setelah pasien tersebut jatuh dari ketingian dengan menumpu pada kaki kananya rasa nyeri yang seakan-akan terbentur sesuatu pada saat bermain bulutangkis sampai ia tidak bisa berdiri dengan tungkai kananya.

- Anamnesis Susunan Sistem

Pemeriksaan pada daerah regio calcaneus dan terdapat nyeri

2. Pemeriksaan Fisik

Keadaan umum pasien yang perlu di ketahui adalah bagaimana keadaan pasien saat di lakukan pemeriksaan fisik dalam keadaan sadar atau tidak.

Pasien dalam keadaan sadar, kemudian di lakukan inspeksi pada region yng calcaneus yang di keluhkan pasien, serta di lakukan palpasi pada daerah region calcaneus tersebut dan terdapatnya gap sigh dan rasa nyeri tekan pada daerah tersebut.

Berikut adalah pemeriksaan fisik untuk benar-benar mengetahui bahwa rasa nyeri pada region calcaneus setelah lompat dari ketinggian adalah karena Rupture tendon achiles :

1. Test Thompson (Test Simmond)

Tes ini dilakukan untuk mengetahui kelainan tendon yang terjadi di tulang calcaneus. Cara melakukan tes ini, penderita tidur dengan posisi tengkurap, dengan kedua kaki

2

Page 3: PBL Blok 14 Ruptur Tendon Achiles

dipinggir tempat tidur, lalu dilakukan kompresi pada otot betis. Pada otot yang normal, setelah dilakukan kompresi maka akan terjadi flexi plantar, sebaliknya jika setelah dilakukan flexi plantar dan tidak terjadi flexi plantar, maka telah terjadi ruptur tendon achilles.1

2. Test fleksi Lutut

Pasien diminta untuk aktif melenturkan lutut sampai 90 derajat sambil berbaring rawan di meja periksa. Selama gerakan ini, jika kaki pada sisi yang terkena jatuh ke netral atau dorsofleksi, diagnosis ruptur tendon achilles dapat ditegakkan.1

3. Test jarum

Sebuah jarum suntik dimasukkan melalui kulit pada betis, dari medial ke garis tengah, dan 10 cm proksimal terhadap masuknya tendon. Jarum dimasukkan sampai ujungnya ada di dalam substansi tendon. Pergelangan kaki kemudian bergantian melakukan plantar fleksi dan dorso fleksi. Jika, pada dorsofleksi, titik jarum distal, bagian dari tendon distal jarum dianggap utuh. Jika titik jarum proksimal, diduga hilangnya kontinuitas antara jarum dan tempat penyisipan dari tendon.1

3. Pemeriksaan Penunjang

Ada pula pemeriksaan penunjang untuk memantapkan diagnosis bahwa di sebabkan oleh Ruptur tendon Achilles yang berupa foto scan radiologi :

1. Plain Radiografi Merupakan suatu pemeriksaan sederhana menggunakan sinar Roentgen (sinar X) dengan berbagai posisi pemeriksaan. Dapat dilakukan dengan menggunakan kontras atau tanpa kontras.1

Keunggulan : Mudah, cepat, dan biaya relatif lebih murah.

Kesulitan : Terkadang gambaran yang dihasilkan tidak terlalu jelas, karena superposisi (tumpang-tindih) dengan organ lain. Untuk beberapa jenis pemeriksaan, harus dilakukan dengan mengubah posisi pasien, agar diperoleh gambaran yang jelas.1

Pemakaian klinis : Pemeriksaan tanpa kontras, dapat dilakukan pada jantung dan paru, serta tulang-tulang pada seluruh bagian tubuh. Pemeriksaan dengan kontras, lebih lanjut dapat digunakan untuk memeriksa saluran cerna, saluran kemih, organ kandungan, saluran kelenjar liur, pembuluh darah, saluran getah bening, dan sumsum tulang belakang.1

3

Page 4: PBL Blok 14 Ruptur Tendon Achiles

Dapat digunakan untuk mengidentifikasi secara tidak langsung robekan tendon Achilles. Radiografi menggunakan sinar-X untuk menganalisis titik cedera. Hal ini tidak efektif untuk mengidentifikasi cedera pada jaringan lunak. Sinar-X umumnya dipakai untuk mengoptimalkan visualisasi benda padat seperti tulang, sementara jaringan lunak masih relatif tidak dapat dibedakan di latar belakang nya. Radiografi memiliki peran kecil dalam penilaian cedera tendon Achilles dan lebih berguna untuk mengesampingkan cedera lain seperti patah tulang kalkanealis.2

Temuan radiografi pada ruptur tendon Achilles meliputi :

Penggelapan tendon → Perdarahan, edema dan hilangnya tendon mengakibatkan penggelapan margin anterior tendon Achilles pada tampak lateral.

Gangguan posterior pada Kager pad lemak → Darah dan edema mengganggu Kager pad lemak. Pad lemak dipersempit oleh edema.

Lekukan kulit pada bagian robekan → lesung pipit kecil dapat dilihat pada bagian robekan. Biasanya tertutup oleh pembengkakan dan perdarahan.

Gumpalan jaringan lunak di ujung tendon → ujung ruptur tendon menarik kembali dan bergelung, mengakibatkan bengkak pada ujung tendon.

Mengidentifikasi ujung yang terputus → Ujung proksimal biasanya dikaburkan oleh pembengkakan dan perdarahan, tetapi ujung distal dapat dipisahkan dari lemak sekitarnya dalam 50% kasus.2

4

Page 5: PBL Blok 14 Ruptur Tendon Achiles

Gambar 1.1 Gambaran yang Lebih Putih Menunjukan Bahwa Rupture hasil dari Pemeriksanan Plain Radiografi1

2. Ultrasonografi Merupakan salah satu alat pemeriksaan diagnostik yang menggunakan gelombang suara ultrasonik untuk menghasilkan gambaran mengenai bentuk, gerak, ukuran suatu organ tubuh.1

Keunggulan : Tidak menggunakan radiasi sinar X, sehingga aman bagi wanita hamil.

Penyulit : Tidak dapat digunakan untuk melihat bagian tubuh seperti tulang atau ruangan berongga yang berisi gas, seperti usus.

Pemakaian klinis : Digunakan untuk menemukan dan menentukan letak massa dalam rongga perut / panggul, membedakan kista dengan massa padat, mempelajari pergerakan organ maupun pergerakan dan pertumbuhan janin.

Dapat digunakan untuk menentukan ketebalan tendon, karakter, dan adanya robekan. Bekerja dengan mengirimkan frekuensi yang sangat tinggi dari suara melalui tubuh pasien. Beberapa suara dipantulkan kembali dari ruang antara cairan interstisial dan jaringan lunak atau tulang. Gambar-gambar yang tercermin ini dapat dianalisis dan dihitung ke dalam suatu gambar. Gambar-gambar ditangkap secara nyata dan dapat membantu dalam mendeteksi pergerakan tendon dan memvisualisasikan kemungkinan cedera atau robek.2

Perangkat ini membuat pemeriksaan menjadi sangat mudah untuk menemukan kerusakan struktural jaringan lunak, dan metode yang konsisten untuk mendeteksi jenis cedera. Alat modalitas gambar ini tidak mahal, tidak melibatkan radiasi pengion dan di tangan ultrasonographer ahli, bisa diandalkan.2

5

Page 6: PBL Blok 14 Ruptur Tendon Achiles

Gambar 1.2 Gambaran USG dari Ruptur Tendon Achilles1

3. Computerized Tomography (CT)

Merupakan pemeriksaan sinar X yang lebih canggih dengan bantuan komputer, sehingga memperoleh gambaran yang lebih detail. Dapat dilakukan dengan kontras dan tanpa kontras.1

Keunggulan: Dapat memberikan gambaran penampang tubuh yang tidak mungkin dilihat dengan menggunakan alat Rontgen biasa. Dengan menggunakan sistem komputer, maka dapat juga dibuat gambaran secara 3 dimensi. Dapat menghitung perkiraan jumlah perdarahan pada kasus - kasus tertentu.

Penyulit: Radiasi yang jauh lebih besar jika dibandingkan dengan radiologi konvensional, biaya yang harus dikeluarkan pun relatif lebih mahal, sulit diterapkan pada pasien yang memiliki fobia pada tempat sempit (Klaustrofobi).

Pemakaian klinis : Dapat digunakan untuk melihat berbagai organ tubuh seperti tulang- tulang kepala, otak, jantung dan paru, perut, pada berbagai kasus seperti kecelakaan (trauma), tumor, infeksi, dan lain-lain.

4. MRI (Magnetic Resonance Imaging)

6

Page 7: PBL Blok 14 Ruptur Tendon Achiles

Merupakan suatu alat diagnostik mutakhir untuk memeriksa dan mendeteksi tubuh dengan menggunakan medan magnet yang besar dan gelombang frekuensi radio, tanpa sinar X ataupun zat radioaktif.1

Keunggulan: Memberikan gambaran yang dapat menunjukkan perbedaan sangat jelas dan lebih sensitif untuk menilai anatomi jaringan lunak, terutama otak, sumsum tulang belakang, dan susunan saraf dibandingkan dengan pemeriksaan sinar X biasa.

Penyulit: Tidak dapat digunakan (kontraindikasi) pada pasien dengan alat pacu jantung, alat dengar implan, pasien dengan pen-logam, pasien fobia ruangan sempit (Klaustrofobia).

Pemakaian klinis: Digunakan untuk menilai anatomi jaringan lunak, seperti otak, sumsum tulang belakang, susunan saraf. Selain itu, dapat juga untuk menilai jaringan lainnya seperti otot, ligamen, tendon, tulang rawan, ruang sendi.

Dapat digunakan untuk membedakan ruptur tidak lengkap dari degenerasi tendon Achilles, dan MRI juga dapat membedakan antara paratenonitis, tendinosis, dan bursitis. Teknik ini menggunakan medan magnet yang kuat untuk menyelaraskan jutaan proton berjalan melalui tubuh. Proton ini kemudian dibombardir dengan gelombang radio yang merubuhkan beberapa dari proton tsb keluar dari garis (alignment). Ketika proton kembali mereka (proton) memancarkan gelombang radio mereka sendiri yang unik yang dapat dianalisis oleh komputer dalam 3D untuk membuat gambar tajam penampang silang dari area penting. MRI dapat memberikan kontras yang tak tertandingi dalam jaringan lunak untuk foto berkualitas sangat tinggi sehingga mudah untuk teknisi menemukan robekan dan cedera lainnya.2

7

Page 8: PBL Blok 14 Ruptur Tendon Achiles

Gambar 1.3 Tendon Achilles Robek Parsial Sobek Longitudinal Interstisial (panah putih)

4. Workingdiagnosis

Ruptur Tendon Achilles.

Dalam mendiagnosis ruptur tendo Achilles, ahli bedah kaki dan pergelangan kaki akan mengajukan pertanyaan (anamnesa) tentang bagaimana dan kapan cedera terjadi dan apakah pasien sebelumnya cedera tendo atau gejala serupa juga dialami. Dokter bedah akan memeriksa kaki dan pergelangan kaki. Rentang gerak dan kekuatan otot akan dievaluasi dan dibandingkan dengan kaki terluka dan pergelangan kaki. Jika tendo Achilles pecah, pasien akan memiliki kekuatan yang kurang dalam mendorong ke bawah (seperti pada pedal gas) dan akan mengalami kesulitan naik pada jari kaki. Diagnosis ruptur tendo Achilles biasanya langsung dan dapat dilakukan melalui pemeriksaan jenis ini. Dalam beberapa kasus, ahli bedah dapat mengajukan tes pencitraan MRI atau lainnya.1-3

8

Page 9: PBL Blok 14 Ruptur Tendon Achiles

5. Differential Diagnosis

1. Tendo calcaneal bursitis

Bursa adalah kantung berisi cairan yang dirancang untuk membatasi gesekan. Ketika bursa ini meradang disebut bursitis. Tendo calcaneal bursitis adalah peradangan pada bursa di belakang tilang tumit. Bursa ini biasanya membatasi gesekan. Dimana achilles tendon fibrosa tebal di belakang tumit meluncur turun naik.1-3

2. Achilles tendoncitis

Cedera ini biasanya terjadi saat kontraksi kuat dari otot seperti ketika berjalan/ berlari, achiles tendoncitis adalah sebuah strain kekerasan yang dapat membuat trauma tendon achilles dan betis.1-3

3. Achilles tendinopathy atau tendonosis

Kronis yang berlebihan bisa berpengaruh pada perubahan tendon achilles yang juga menyebabkan degenerasi dan penebalan tendon.1-3

6. Etiologi

Ruptur tendo achilles dapat terjadi saat dorsofleksi pasif secara tiba tiba saat kontraksi maksimal pada otot betis. Dalam beberapa kasus putusnya tendo Achilles terjadi pada tendo yang kurang menerima aliran darah. Biasanya ruptur tendo Achilles lebih sering terjadi pada laki-laki dibandingkan pada wanita. Faktor-faktor penyebab lainnya adalah :

A.Faktor internal

1.Tendo dapat melemah bergantung pada bertambahnya usia (Relatif pada usia 30-50 tahun)1-2

2. Riwayat ruptur tendon achilles sebelumnya

3.Pengguanaan kortikosteroid dan fluorokuinolon dapat meningkatkan kejadian ruptur. Flourokuinolon menurunkan transkripsi decorin, penurunan decorin menyebabkan perubahan pada arsitektur tendon, sifat biomekanik dan menghasilkan peningkatan kerapuhan

4. Flexibilitas otot yang rendah (gastrocnemius nya rapat)

5. Berkurangnya ruang gerak sendi (dorsofleksi yang terbatas)

B.Faktor eksternal

9

Page 10: PBL Blok 14 Ruptur Tendon Achiles

1. Cedera dalam olah raga, seperti melompat dan berputar pada olah raga badminton, tenis, basket dan sepak bola ataupun olahraga berat lainnya

2. Perubahan/pergantian alas kaki (alas kaki bertumit rendah/ tumit tinggi)

3. Kondisi alas kaki yang buruk (ukuran tumit yang tidak sesuai, pelebaran sisi sepatu, berkurangnya fleksibilitas kaki)

4. Terlalu banyak tiarap (meningkatnya beban pada kompleks gastrocnemius/soleus untuk menelentangkan kaki dan jemari kaki dengan bebas)

7. Epidemiologi

Biasanya pada muda untuk atlet setengah baya (40 tahun) 75% terjadi selama kegiatan olahraga. Olahraga yang paling umum menyebabkan akut pecah Achilles tendon bervariasi dari satu negara ke negara, tergantung pada olahraga yang paling populer di daerah itu. Lama nonathletes (3% dari pecah) Insidensi Jelas, bervariasi dari 37,3 per 100.000 pada beberapa penelitian Peningkatan kejadian dilihat dalam beberapa dekade terakhir Prevalensi Hal ini terutama mempengaruhi laki-laki. cedera sisi kiri adalah lebih umum dari kanan (mungkin karena kanan atlet dominan push-off dengan kaki kiri). Lebih umum di negara-negara industri dan di antara prajurit akhir pecan.

Faktor RisikoDalam 1 studi, sebelumnya achilles tendon pecah adalah faktor risiko untuk pecah tendon masa depan kontralateral pada sampai dengan 6% dari pasien. Beberapa obat dikaitkan dengan peningkatan risiko pecah tendon. Kortikosteroid, baik lisan maupun lokal disuntikkan ke daerah tendon Achilles Anabolic steroid Fluorokuinolon antibiotic Beberapa penyakit sistemik telah dikaitkan, tapi tidak sering, dengan pecah spontan.

8. Patofisiologi

            Rupture tendon Achilles sering terjadi pada atlet atletik saat melakukan lari atau melompat. Kondisi klinik rupture tendon Achilles menimbulkan berbagai keluhan, meliputi nyeri tajam yang hebat, penurunan fungsi tungkai dalam mobilisasi dan ketidakmampuan melakukan plantarfleksi, dan respons ansietas pada klien.

Saat istirahat, tendon memiliki konfigurasi bergelombang akibat batasan di fibrilkolagen. Stress tensil menyebabkan hilangnya konfigurasi bergelombang ini, hal ini yang menyebabkan pada daerah jari kaki adanya kurva tegangan-regangan. Saat serat kolagen rusak, tendon merespons secara linear untuk meningkatkan beban tendon. Jika renggangan yang ditempatkan pada tendon tetap kurang dari 4 persen- yaitu batas beban fisiologi secara umum serat kembali ke konfigurasi asli mereka pada

10

Page 11: PBL Blok 14 Ruptur Tendon Achiles

penghapusan beban. Pada tingkat keteganganantara 4-8 persen, serat kolagen mulai meluncur melewati 1 sama lain karena jalinan antar molekul rusak. Pada tingkat tegangan lebih besar dari 8 persen terjadi rupture secara makroskopik karena kegagalan tarikan oleh karena kegagalan pergeseran fibriller dan interfibriller.1,3

Penyebab pasti pecah Achilles tendon dapat terjadi tiba-tiba, tanpa peringatan, atau akibat tendinitis Achilles . Tampaknya otot betis yang lemah dapat menyebabkan masalah. Jika otot-otot menjadi lemah dan lelah, mereka dapat mengencangkan dan mempersingkat kontraksi. Kontraksi berlebihan juga dapat menjadi masalah dengan mengarah pada kelelahan otot. Semakin lelah otot betis, maka semakin pendek dan akan menjadi lebih ketat. Keadaan sesak seperti ini dapat meningkatkan tekanan pada tendon Achilles dan mengakibatkan kerobekan. Selain itu, ketidakseimbangan kekuatan otot-otot kaki anterior bawah dan otot-otot kaki belakang yang lebih rendah juga dapat mengakibatkan cedera pada tendon Achilles. Achilles tendon robek lebih mungkin ketika gaya pada tendon lebih besar dari kekuatan tendon. Jika kaki yang dorsofleksi sedangkan kaki bagian bawah bergerak maju dan betis kontrak otot, kerobekan dapat terjadi. Kerobekan banyak terjadi selama peregangan kuat dari tendon sementara otot betis berkontraksi.2-4

9. Gejala Klinis

Rasa sakit mendadak yang berat dirasakan pada bagian belakang pergelangan kaki atau betis seperti adanya rasa sakit pada tendon achilles sekitar 1-3 inci di atas tulang tumit. daerah ini paling sedikit menerima supplai darah dan mudah sekali mengalami cedera meskipun oleh sebab yang sederhana, meskipun oleh sepatu yang menyebabkan iritasi.1

Terlihat bengkak dan kaku serta tampak memar dan merasakan adanya kelemahan yang luas pada serat-serat protein kolagen, yang mengakibatkan robeknya sebagian serat atau seluruh serat tendon

Terlihat depresi di tendon 3-5 cm diatas tulang tumit

Tumit tidak bisa digerakan turun naik

Sebuah kesenjangan atau depresi dapat dilihat di tendon sekitar 2 cm di atas tulang tumit

Biasanya, snap tiba-tiba atau pop dirasakan di bagian belakang pergelangan kaki.Pasien mungkin menggambarkan sensasi ditendang di bagian belakang kaki.

Nyeri bisa berat. nyeri yang datang secara tiba-tiba selama melakukan kegiatan, khususnya saat mengubah arah lari atau pada saat lari mendaki. Atlet mungkin

11

Page 12: PBL Blok 14 Ruptur Tendon Achiles

merasakan adanya bagian yang lembek bila meraba daerah sekitar tendon, hal ini dikarenakan adanya cairan peradangan yang berkumpul dibawah selaput peritenon.

nyeri lokal, bengkak dengan gamblang kesenjangan sepanjang Achilles tendon dekat lokasi penyisipan, dan kekuatan plantarflexion lemah aktif semua sangat menyarankan diagnosis.1-2

10. Tata laksana

1. Pengobatan secara operatif (surgical) ruptur tendon achilles

Ada 2 macam operasi untuk penyembuhan Ruptur Tendo Achilles:

a. Operasi Terbuka

Selama operasi terbuka sebuah sayatan dibuat di bagian belakang kaki dan tendo achilles di jahit bersama-sama. Pada ruptur lengkap atau serius tendon plantaris atau sisa otot yang lain ditanam dan dibungkus di sekitar tendon achilles, untuk meningkatkan kekuatan perbaikan tendon. Jika kualitas jaringan buruk, misalnya cedera yang diabaikan, ahli bedah mungkin menggunakan jaring penguat (kolagen, artelon, atau material terdegradasi lainnya). Efek samping: dapat terjadi komplikasi masalah penyembuhan luka.5

b. Operasi Perkutan

Pada operasi perkutan, ahli bedah membuat beberapa sayatan kecil dibanding satu sayatan besar, dan menjahit kembali tendon bersama melalui sayatan. Operasi bisa di tunda sekitar satu minggu setelah terjadi ruptur untuk mendinginkan atau menurunkan pembengkakan. Untuk pasien yang menetap dan yang mengalami vasculopati atau risiko penyembuhan buruk, operasi perkutan bisa menjadi pengobatan yang lebih baik dibandingkan operasi terbuka. Efek samping : dapat terjadi kerusakan syaraf.5

Setelah kedua jenis operasi, kemungkinan akan mengenakan gips, boot berjalan, atau perangkat serupa untuk 6-12 minggu. Pada awalnya, boot diposisikan untuk menjaga kaki menunjuk ke bawah untuk menyembuhkan tendon. Boot kemudian disesuaikan secara bertahap untuk meletakkan kaki dalam posisi netral (tidak mengarah ke atas atau bawah). Waktu pemulihan total Anda mungkin akan selama 6 bulan.

Lebih dari 80 dari100 orang yang menjalani operasi untuk ruptur tendon Achilles dapat kembali ke semua aktivitas yang mereka lakukan sebelum cedera, termasuk kembali berolahraga.

12

Page 13: PBL Blok 14 Ruptur Tendon Achiles

Gambar 1.4 Operasi penjaitan pada Rutur Tendon Achilles

• Meskipun operasi perkutan secara tradisional dipandang memiliki tingkat rerupture tinggi dibandingkan operasi terbuka, studi menunjukkan bahwa tingkat rerupture keduanya sebenarnya sama besar. Sekitar 5 dari 100 orang yang melakukan operasi untuk ruptur tendon achilles akan rerupture setelah operasi

• Operasi Terbuka lebih besar kemungkinannya daripada operasi perkutan untuk menghasilkan komplikasi masalah penyembuhan luka. Tapi kerusakan saraf lebih mungkin dapat terjadi pada operasi perkutan. Teknik-teknik baru untuk operasi perkutan dapat membuat kemungkinan kerusakan saraf kurang lebih sedikit dibandingkan ketika teknik yang lebih tua digunakan.

Sulit untuk membandingkan hasil operasi, karena usia dan aktivitas mereka yang berbeda. Keberhasilan operasi bergantung pada pengalaman dokter bedah, jenis prosedur bedah yang digunakan, tingkat kerusakan tendon, seberapa cepat

13

Page 14: PBL Blok 14 Ruptur Tendon Achiles

setelah pecah operasi dilakukan, dan seberapa cepat program rehabilitasi dimulai setelah operasi dan seberapa baik pasien mengikutinya.4-5

Risiko operasi tendon Achilles:

• Infeksi kulit di tempat sayatan

• Komplikasi normal pembedahan atau anestesi, seperti pendarahan dan efek samping obat-obatan

• Kerusakan saraf.

• Resiko kembalinya ruptur Achilles. Walaupun risiko ini lebih kecil dibanding pengobatan nonsurgical

• Kemungkinan tendon yang sembuh setelah operasi tidak akan sekuat seperti sebelum cedera.

• Penurunan ruang gerak.

2. Pengobatan secara non operative

Pasien dengan diabetes, masalah penyembuhan luka, penyakit vaskular, neuropati, atau komorbiditas sistemik yang serius dianjurkan untuk memilih pengobatan nonoperative karena risiko yang signifikan dari pengobatan operasi (misalnya, infeksi, luka rincian, dehiscence perbaikan, komplikasi perioperatif).5

• Gips kaki pendek dipasang pada kaki yang terkena,sementara pergelangan kaki ditempatkan di plantar fleksi sedikit (equinus gravitasi).Dengan menjaga kaki dalam posisi ini, ujung tendon secara teoritis lebih baik. Imobilisasi Cast dilanjutkan selama sekitar 6-10 minggu. Dorsofleksi Paksa merupakan kontraindikasi. Pergelangan kaki secara bertahap dapat dorsofleksi ke posisi yang lebih netral setelah periode imobilisasi (4-6 minggu). Posisi ini ditopang dengan casting serial atau pergelangan kaki orthotics yang disesuaikan. Berjalan dengan menggunakan cor diperbolehkan saat masa tersebut. Setelah pelepasan cor, tumit di sepatu diangkat setinggi 2 cm dab dipakai selama 2-4 bulan. Selama waktu ini, program rehabilitasi dimulai.1-4

• Keuntungan pengobatan nonoperative termasuk komplikasi luka tidak ada (misalnya, kerusakan kulit, infeksi, pembentukan bekas luka, cedera neurovaskular), biaya rumah sakit menurun dan biaya dokter, morbiditas lebih rendah, dan tidak ada paparan anestesi.

• Kekurangan pengobatan nonoperative termasuk insiden yang lebih tinggi rerupture (hingga 40%) dan lebih sulit perbaikan reruptur bedah. Selain itu, tepi tendon dapat

14

Page 15: PBL Blok 14 Ruptur Tendon Achiles

menyembuhkan dalam posisi memanjang karena celah di ujung tendon yang mengakibatkan penurunan daya fleksi plantar dan daya tahan.

3. Terapi obat

a. NSAIDs

Ibuprofen → DOC bagi pasien menghilangkan nyeri ringan sampai sedang, juga menghambat reaksi inflamasi dan menurunkan nyeri dengan menghambat sintesis prostaglandin.2,5

b. Analgesik

Asetaminofen → DOC pada pasien HPS terhadap aspirin atau NSAIDs, org dengan gangguan GI tract bagian atas dan bagi pengkonsumsi antikoagulan. Kontrol nyeri, memiliki efek sedative.2,5

4.Pengobatan Konservatif

Imobilisasi langsung untuk ruptur tendo Achilles baik secara parsial, maupun seluruhnya.

• Latihan bergerak sangat penting dalam proses pemulihan rupture tendo Achilles

• Pemakaian boot orthosis yang bisa dilepas dengan sisipan untuk tumit agar ujung tendin dapat berdekatan bersama-sama. Kelebihan dari pemakaian boot ini adalah pasien dapat bergerak.

• Pada robekan parsial dilakukan pemasangan gips sirkuler di atas lutut selama 4-6 minggu dalam posisi fleksi 30°-40° pada lutut dan fleksi plantar pada pergelangan kaki.

• fisioterapi

Pada sebuah studi yang dilakukan oleh Twaddle dan Poon yand dipublikasian di American Journal of Sports Medicine pada tahun 2007, pasien dalam kelompok bedah memperbaiki tendon Achilles dengan menjalani menggunakan prosedur Krackow, diikuti oleh pemasangan gips equinus, sedangkan pasien non-bedah yang ditempatkan langsung di cor. Setelah pelepasan gips, pasien dipakaikan orthosis yang dapat dilepas dengan posisi pergelangan kaki pada 20 º dari fleksi plantar. Pasien melepas splint selama 5 menit setiap jam, dan duduk dengan kaki menggantung, melatih dorsofleksi secara aktif dan fleksi plantar pasif, yang memungkinkan kaki untuk jatuh secara nyaman.1

15

Page 16: PBL Blok 14 Ruptur Tendon Achiles

Pada minggu ke-4, orthosis dibawa ke posisi netral, dengan protokol ROM yang sama seperti minggu sebelumnya. Pada 6 minggu, pasien diizinkan untuk menanggung berat badan yang ditoleransi sambil mengenakan orthosis. Pada saat ini, mereka juga diperbolehkan untuk melepas orthosis di malam hari. Pada minggu ke-8, pasien diperbolehkan melepas orthosis dan kemudian mulai terapi fisik untuk peregangan dan penguatan.2

11. Prognosis

Kebanyakan orang yang mengalami ruptur tendo Achilles, tendo akan kembali normal. Jika operasi dilakukan, tendo mungkin menjadi lebih kuat dan kecil kemungkinannya untuk ruptur lagi.

Biasanya, kegiatan berat seperti berjalan baru bisa dilakukan kembali setelah 6 minggu. Atlet biasanya kembali berolahraga setelah 4 sampai 6 minggu setelah cedera terjadi.1

12. Komplikasi

Komplikasi rupture tendon Achilles yaitu infeksi. infeksi adalah adanya suatu organisme pada jaringan atau cairan tubuh yang disertai dengan gejala klinis, masuk dan berkembang biaknya bibit penyakit atau parasit, mikroorganisme kedalam tubuh manusia. Penyakit yang disebabkan oleh suatu bibit penyakit seperti bakteri, virus, jamur dan lain-lainnya.2,5

BAB III

Kesimpulan :

Cidera Ruptur Tendon Achilles dominan 75% terjadi selama kegiatan olahraga. Terjadi saat sedang dalam olah raga, seperti melompat dan berputar pada olah raga badminton, tenis, basket dan sepak bola ataupun olahraga berat lainnya. Biasanya ruptur tendo Achilles lebih sering terjadi pada laki-laki dibandingkan pada wanita. Perbaikan operasi yang berhubungan dengan tingkat rerupture lebih rendah, tetapi tingkat komplikasi luka yang lebih tinggi dibandingkan dengan non-op. Pemeriksaan yang paling efektif untuk menentukan lokasi tendon yang putus dan mendiagnosis rupture adalah pemeriksaan MRI karena memberikan gambaran yang dapat menunjukkan perbedaan sangat jelas dan lebih sensitif untuk menilai anatomi jaringan lunak, terutama

16

Page 17: PBL Blok 14 Ruptur Tendon Achiles

otak, sumsum tulang belakang, dan susunan saraf dibandingkan dengan pemeriksaan sinar X biasa.

Daftar isi :

1. Sammarco V. Perbaikan bedah tibialis anterior rupture tendon akut dan kronis.

Jakarta: EGC; 2009: 200-210

2. Prince AS. Patofisiologi Konsep Klinik Proses-proses Penyakit. Jakarta: EGC;

1999: 78-83

3. Anderson S. Anatomi Fisiologi Tubuh Manusia. Jones and barret Publisher

Boston. Edisi Bahasa Indonesia. Jakarta: EGC; 1999

4. Syaifuddin H. Anatomi Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan. Edisi 3.

Jakarta: EGC; 2002

5. Brooker C. Buku Saku Keperawatan. Edisi, 31. Jakarta: EGC; 2001: 14-17

17

Page 18: PBL Blok 14 Ruptur Tendon Achiles

18