Sistem Reproduksi dan Siklus Menstruasi Pada Wanita
Wahyuningtyastuti Widia P.D
102010263
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Pendahuluan
Remaja B, usia 16 tahun dibawa ibunya ke dokter dengan keluhan haid tidak teratur
dan kadang-kadang disertai rasa nyeri. Dalam kasus seperti ini, sering orang menganggap
bahwa telah terjadi suatu gangguan, padahal belum tentu demikian. Untuk itulah kita perlu
lebih mengenal dan memahami tentang struktur dan sistem reproduksi wanita , dalam hal
ini berkaitan dengan siklus haid .
Pembahasan
Organ reproduksi wanita meliputi 2 bagian, yaitu genitalia eksterna dan genitalia
interna.
Genitalia eksterna
Vulva
Vulva disebut juga RIMA PUDENDI adalah ruangan yang terletak antara labia majora
kanan dan kiri. Vulva bermuara pada vestibulum vagina. Di sebelah distal frenulum labiorum
pudendi terdapat jaringan ikat yang menyebrang disebut commisura posterior.1,2
Mons pubis / mons veneris
Lapisan lemak di bagian anterior symphisis os pubis. Pada masa pubertas daerah ini
mulai ditumbuhi rambut pubis.2
Labia mayora
Labia majora adalah lipatan yang besar dari
mons pubis ke arah peritoneum, bagian luar labia
majora berambut , sedangkan bagian dalam licin
dan banyak mengandung kelenjar sebasea. Bagian
depan atas labia majora kanan dan kiri bertemu
pada commisura labialis posterior. 1-3
Labia minora
Bagian dalam dari bibir besar yang berwarna merah jambu. Labia minora merupakan lipatan
jaringan tipis di balik labia mayora, tidak mempunyai folikel rambut. Banyak terdapat pembuluh
darah, otot polos dan ujung serabut saraf. Labia minora kanan dan kiri membatasi sebuah ruang
yang disebut vestibulum. Bagian distal vestibulum membentuk suatu lekukan yang disebut
fossa naviculare. 1-3
Clitoris
Terdiri dari caput/glans clitoridis yang terletak di bagian superior vulva, dan corpus
clitoridis yang tertanam di dalam dinding anterior vagina. Identik dengan penis pada pria.
Terdapat juga reseptor androgen pada clitoris. Glens klitoris berisi jaringan yang dapat
berereksi, sifatnya sangat sensitif karena banyak memiliki pembuluh darah dan ujung
serabut saraf. 1,2
Vestibulum
Daerah dengan batas atas clitoris, batas bawah fourchet (lipatan membran pada ujung
perineal vulva), batas lateral labia minora. Vestibulum merupakan area yang ditutupi oleh
labia minora dan menutupi mulut uretra, mulut vagina, dan duktus kelenjar bartolini.
Kelenjar bartolini identik dengan kelenjar bulbouretral pada laki-laki. 1,3
Introitus / orificium vagina
Terletak di bagian bawah vestibulum dan merupakan pintu masuk ke vagina.2
Hymen (selaput dara)
Merupakan suatu membran yang bentuk dan ukurannya bervariasi, melingkari mulut
vagina yang terdapat lubang kecil untuk aliran darah menstruasi.2
Vagina
Rongga muskulomembranosa berbentuk tabung mulai dari tepi cervix uteri di bagian
kranial dorsal sampai ke vulva di bagian kaudal ventral. Daerah di sekitar cervix disebut
fornix, dibagi dalam 4 kuadran : fornix anterior, fornix posterior, dan fornix lateral kanan
dan kiri. Vagina memiliki dinding ventral dan dinding dorsal yang elastis. Dilapisi epitel
skuamosa berlapis, berubah mengikuti siklus haid. Vagina berfungsi untuk mengeluarkan
ekskresi uterus pada haid, untuk jalan lahir dan untuk kopulasi (persetubuhan). 1-3
Perineum
Daerah antara tepi bawah vulva dengan tepi depan anus. Batas otot-otot diafragma
pelvis (m.levator ani, m.coccygeus) dan diafragma urogenitalis (m.perinealis transversus
profunda, m.constrictor urethra). Perineum meregang pada persalinan, kadang perlu
dipotong (episiotomi) untuk memperbesar jalan lahir dan mencegah ruptur. 1,3
Genitalia Interna
Uterus
Berbentuk seperti buah pir, bagian luarnya ditutupi oleh peritoneum (serosa),
sedangkan bagian rongga dalamnya dilapisi oleh mukosa rahim. Uterus pada anak
ukurannya lebih kecil dan akan membesar saat usia pubertas karena pengaruh hormon
estrogen. Terdiri dari fundus, corpus dan serviks uteri.1,2
Fundus uteri berada diantara kedua
pangkal tuba yang terletak di bagian
proksimal rahim (diatas muara tuba).
Besarnya rahim berbeda-beda bergantung
pada usia dan pernah melahirkan atau belum.
Corpus uteri, terdapat di bawah muara tuba.
Corpus merupakan bagian uterus yang
terbesar. Ke arah distal, corpus akan
menciut / mengecil dan berubah menjadi
cervix. 1-3
Pada kehamilan, bagian ini berfungsi sebagai tempat utama bagi janin untuk hidup dan
berkembang. Cervix uteri merupakan uterus bagian bawah yang menyempit dan menembus
dinding vagina terdiri dari 3 komponen utama: otot polos, jalinan jaringan ikat (kolagen dan
glikosamin) dan elastin.2
Serviks terbagi menjadi dua bagian, yaitu pars supravaginal dan pars vaginal yang disebut juga
dengan portio. Portio yang menonjol di atas vagina disebut dengan portio supra vaginalis cervicis
uteri, sedangkan yang menonjol ke dalam vagina disebut dengan portio vaginalis cervicis uteri.
Serviks terdiri atas banyak jaringan ikat. Struktur ini dilapisi oleh satu lapis epitel kelenjar
penghasil mukus di bagian dalam kanalis servikalis (endoserviks) dan epitel skuamosa
berlapis pada bagian serviks yang terlihat dalam vagina (ektoserviks). Transisi antara sel
epital kelenjar dan skuamosa dikenal sebagai zona transformasi. 1,3
Saluran yang menghubungkan orifisium uteri interna dan orifisium uteri eksterna
disebut kanalis servikalis, dilapisi oleh kelenjar-kelenjar serviks. Corpus uteri dan serviks
uteri dihubungkan oleh isthmus uteri. Bagian ini penting dalam kehamilan dan persalinan
karena akan mengalami peregangan. Lapisan dinding uterus terdiri atas endometrium,
myometrium, dan perimetrium. Endometrium merupakan lapisan dinding uterus yang
terdalam, sedangkan lapisan uterus yang terluar adalah perimetrium. Myometrium adalah
lapisan otot polos yang banyak mengandung pembuluh darah dan terletak antara
endometrium dan myometrium. Secara histologi, endometrium dibagi menjadi 2, yaitu.3,4
Endometrium stadium regenerasi / AUFBAU
Endometrium (mukosa) tampak tipis, epitelnya selapis silindris, kelenjarnya terlihat
hampir semuanya lurus, lumen kelenjar bulat atau lonjong dan kosong. Epitel kelenjar juga
selapis silindris. Miometrium (lapisan otot) terdiri atas berkas-berkas serat otot polos yang
tersusun berlapis-lapis dengan arah yang tampak kurang teratur. 3,4
Endometrium stadium sekretorik / UMBAU
Endometrium tampak tebal, kelenjar berkelok-kelok, dindingnya berlipat-lipat, lumen
melebar dan berisi banyak sekret. 4
Tuba uterina falopii
Dimulai dari fundus uteri sampai fimbriae. Muara tuba uterina pada corpus uteri disebut
ostium internum tuba uterina. Bagian luar tuba uterina diliputi oleh peritoneum viseral yang
merupakan bagian dari ligamentum latum. Bagian dalamnya dilapisi oleh silia, yaitu rambut getar
yang berfungsi sebagai jalan yang dilalui sperma untuk mencapai ovum. Tuba uterina dipendarahi
oleh a.uterina (cabang a.iliaca interna) dan a.ovarica (cabang aorta abdominalis). Aliran pembuluh
balik mengikuti aliran pembuluh nadinya. Mukosa tuba uterina mempunyai banyak lipatan yang
sangat rumit, memenuhi lumennya. Permukaan lipatan mukosa diliputi epitel selapis torak
dengan lamina propia dibawahnya. Epitel terdiri dari 2 macam sel yaitu sel bersilia dan sel
yang tidak bersilia yang berfungsi sekresi. Tunika muskularis terdiri atas dua lapisan, lapis
sirkular yang tebal di sebelah dalam dan lapisan longitudinal yang tipis di sebelah luar. Tuba
uterina terdiri dari 4 bagian, yaitu. 3,4
o Isthmus tuba uterina : Bagian tuba yang paling sempit, Susunan lapisan sesuai
dengan bagian ampula, tapi lipatan mukosanya tidak
rumit, hanya berupa lipatan longitudinal saja dan
lumennya sempit. Tunika muskularis relatif lebih tebal
dibanding ampula terutama tunika muskularis sirkular.
Karena susunan dinding isthmus ini hampir sama dengan
ureter pars abdominalis.
o Ampulla tuba uterina : bagian tuba yang paling lebar dan merupakan tempat
terjadinya proses filtrasi.
o Infundibulum : bagian tuba berbentuk corong dan mempunyai fimbriae.
o Pars intertitialis : bagian tuba yang terdapat dalam dinding uterus.
Ovarium
Terdapat dua ovarium kanan dan kiri. Ovarium berbentuk oval yang melekat pada
bagian belakang ligamentum latum uteri. Penggantung ovarium pada dinding belakang
panggul adalah mesovarium. Ovarium terletak dalam fossa ovarii waldeyer pada dinding
lateral pelvis, pada bagian cranialnya dibatasi oleh a.v iliaca externa, bagian distal dibatasi
oleh a.uterina, bagian dorsal dibatasi oleh a.v iliaca interna dan n. Obturatorius, bagian
ventralnya dibatasi oleh perlekatan lig. Latum.5
Ovarium berfungsi dalam pembentukan dan pematangan folikel menjadi ovum (dari
sel epitel germinal primordial di lapisan terluar epital ovarium di korteks), ovulasi
(pengeluaran ovum), sintesis dan sekresi hormon-hormon steroid (estrogen oleh teka
interna folikel, progesteron oleh korpus luteum pascaovulasi). Berhubungan dengan pars
infundibulum tuba Falopii melalui perlekatan fimbriae. Fimbriae “menangkap” ovum yang
dilepaskan pada saat ovulasi. Ovarium terfiksasi oleh ligamentum ovarii proprium,
ligamentum infundibulopelvicum dan jaringan ikat mesovarium. Vaskularisasi dari cabang
aorta abdominalis inferior terhadap arteri renalis.5
Ovarium disebut juga indung telur, terdiri atas korteks dan medula. Epitel
germinativum pada permukaannya berupa epitel selapis kubis. Di bawahnya terdapat
jaringan ikat fibrosa, membentuk tunika albugenia ovarium. Korteks ovarium terdapat di
bawah tunika albugenia, dalamnya terdapat sejumlah folikel ovarium dari berbagai fase
perkembangan.5
Folikel primordial atau folikel primitif, folikel berkembang dan folikel de Graaf
(matang). Stroma korteks ovarium berupa jaringan yang banyak mengandung sel berbentuk
gelendong mirip serat otot polos. Sel-selnya tersusun tidak beraturan sangat rapat satu sama
lain sehingga korteks terlihat sangat padat dengan inti sel. Medula ovarium lebih longgar,
banyak mengandung serat elastin, serat otot polos, pembuluh arteri dan vena serta
pembuluh limfe.5
Folikel primordial, berbentuk bulat atau lonjong
dengan diameter sekitar 40 um. Pembungkus
luarnya epitel selapis gepeng, di dalamnya
terdapat sel telur yang mempunyai inti besar
dengan anak inti yang jelas.4,5
Folikel berkembang, pada beberapa buku digolongkan menjadi folikel primer, folikel
sekunder dan folikel tersier. Besarnya bervariasi, yang ukurannya terkecil folikel primer
kurang lebih sama dengan folikel primordial dengan epitel selapis kubis sampai selapis
silindris. Epitel folikel ini terdiri atas sel folikel atau sel granulosa. Folikel sekunder epitelnya
berlapis. Bila folikel berkembang semakin besar, di antara sel folikel mulai terbentuk ruang-
ruang kecil berisi cairan folikel. Ruang-ruang ini makin bertambah jumlahnya dan akhirnya
menyatu membentuk ruangan tunggal yang lebih besar disebut antrum folikel yang juga
berisi cairan folikel disebut folikel tersier. Antrum ini kian besar dan yang terbesar letaknya
dekat tepi korteks ovarium disebut folikel de Graaf siap untuk diovulasi.4,5
Sekeliling sel telur juga mengalami perubahan, pada folikel berkembang dapat dilihat
zona pelusida yang berupa bingkai berwarna gelap di sekitar ovum. Secara histologik
ovumnya terlihat semakin besar. Sebenarnya selama perkembangan ovum melanjutkan
pembelahan meiosis yang jarang terlihat dalam sajian. Karena antrum makin besar, ovum
terdesak ke tepi folikel, terdapat di tepian folikel. Epitel folikel di tempat ini membentuk
bukit kecil menjorok ke tengah antrum disebut kumulus oforus. Makin mendekati
kematangan, sel folikel membentuk korona radiata yang merupakan kelompok sel folikel
yang tersusun radier di sekitar zona pelusida. Bersamaan dengan semua perubahan ini
membran basal foliikel terlihat makin jelas, disebut membrana vitrea. Jaringan stroma di
sekitar folikel membentuk teka interna dan teka eksterna. Selain folikel berkembang
terdapat juga folikel atretis, yaitu folikel yang berdegenerasi sebelum matang. Sel granulosa
tampak menyebar tidak padat dan bentuk folikel pun berubah, sering tampak kempis. 4,5
Korpus luteum
Korpus luteum terdiri atas sel lutein granulosa dan sel lutein teka. Sel lutein granulosa
merupakan bagian terbanyak dan sel lutein teka jumlahnya lebih sedikit. Sel lutein granulosa
berasal dari sel folikel atau sel granulosa, sedangkan sel lutein teka berasal dari sel teka
interna yang berkembang dan menyusup di antara sel lutein granulosa dari tepi. Sel lutein
teka biasanya lebih kecil dibandingkan sel lutein granulosa dan warnanya lebih gelap.4,5
Umumnya terdapat di bagian tepi korpus luteum. Sel lutein granulosa lebih besar,
berwarna kuning pucat dan sitoplasmanya sering terlihat mempunyai vakuol kecil-kecil. Sel
ini memenuhi hampir seluruh korpus luteum. Di antara sel lutein terdapat jaringan ikat dan
pembuluh darah kecil.4,5
Korpus albikans
Bangunan ini lebih kecil dibandingkan
korpus luteum. Sesuai dengan namanya,
bangunan ini berwarna pucat. Kadang-kadang
masih dapat dilihat beberapa pembuluh darah
kecil di dalamya. Jaringan ikat terdapat di antara
sisa-sisa sel lutein.4,5
Hormonal
Pada wanita peran hormon dalam perkembangan oogenesis dan perkembangan
reproduksi jauh lebih kompleks dibandingkan pada pria. Hormon pada reproduksi wanita di
antaranya berperan dalam siklus menstruasi.2,6
Estrogen
Hormon estrogen dihasilkan ovarium dimulai saat kita anak-anak hingga memasuki periode
menopause. Estrogen berfungsi untuk perkembangan organ kelamin wanita secara normal,
demikian juga dengan Estriol. 2,6
Progesteron
Progesteron disebut juga dengan hormon kehamilan. Hormon ini melanjutkan pekerjaan
esterogen untuk membuat endometrium menjadi lebih tebal dan siap menerima ovum yang
telah dibuahi. Progesteron dihasilkan oleh korpus luteum. 2,6
Follicle Stimulating Hormone (FSH)
Tugas FSH adalah merangsang pembentukan folikel primer di dalam ovarium yang
mengelilingi satu oosit primer. FSH juga akan berpengaruh terhadap perubahan dari folikel
de Graaf menjadi korpus luteum. 2,6
Luteinizing Hormone (LH)
Pada saat ovulasi LH yang merangsang pelepasan oosit sekunder dari folikel de Graaf. LH
bekerjasama dengan FSH dalam proses perubahan dari folikel de Graaf menjadi korpus
luteum. 2,6
Mekanisme fungsional Reproduksi wanita
Fluktuasi kadar estrogen dan progesteron slama siklus ovarium menimbulkan
perubahan mencolok di uterus, menghasilkan siklus haid, atau siklus uterus. Karena
mencerminkan perubahan hormon selama siklus ovarium maka siklus haid berlangsung
rerata 28 hari, seperti halnya siklus ovarium, meskipun bahkan pada orang normal dapat
terjadi variasi yang cukup bermakna dari rerata ini. Manifestasi nyata perubahan siklik di
uterus adalah pendarahan haid sekali dalam setiap siklus haid (yaitu sekali sebulan). Namun,
perubahan yang relatif kurang jelas berlangsung sepanjang siklus, sewaktu uterus bersiap
untuk implantasi seandainya ovum yang dibebaskan dibuahi, kemudian pembersihan lapisan
tersebut (haid) jika implantasi tidak terjadi, hanya untuk memulihkan dirinya dan kembali
bersiap untuk ovum yang akan dibebaskan pada siklus berikutnya.6
Uterus terdiri dari dua lapisan utama yaitu miometrium, lapisan otot polos luar, dan
endometrium, lapisan dalam yang mengandung banyak pembuluh darah dan kelenjar.
Estrogen merangsang pertumbuhan miometrium dan endometrium. Hormon ini juga
menginduksi sintesis reseptor progesteron di endometrium. Karena itu, progesteron dapat
berefek pada endometrium hanya setelah endometrium “dipersiapkan” oleh estrogen.
Progesteron bekerja pada endometrium yang telah dipersiapkan oleh estrogen untuk
mengubahnya menjadi lapisan yang ramah dan menunjang pertumbuhan ovum yang
dibuahi. Di bawah pengaruh progesteron, jaringan ikat endometrium menjadi longgar dan
edematosa akibat akumulasi elektrolit dan air, memfasilitasi implantasi ovum yang dibuahi.
Progesteron menyiapkan endometrium lebih lanjut untuk menampung mudigah dengan
mendorong kelenjar endometrium mengeluarkan dan menyimpan glikogen dalam jumlah
besar serta merangsang pertumbuhan besar-besaran pembuluh darah endometrium.
Progesteron juga mengurangi kontraktilitas uterus agar tercipta lingkungan yang tenang
untuk implantasi dan pertumbuhan mudigah. Siklus haid terdiri dari tiga fase : fase haid,
fase proliferatif, fase sekretorik, atau progestasional. 6
Fase haid
Fase haid adalah fase yang paling jelas
ditandai oleh pengeluaran darah dan sisa
endometrium dari vagina. Hari pertama haid
dianggap sebagai permulaan siklus baru. Saat ini
bersamaan dengan pengakhiran fase luteal
ovarium dan dimulainya fase folikular. Sewaktu
korpus luteum berdegenerasi karena tidak
terjadi fertilisasi dan implantasi ovum yang
dibebaskan selama siklus sebelumnya, Kadar
progesteron dan estrogen darah turun tajam.
Karena efek akhir progesteron dan estrogen
adalah mempersiapkan endometrium untuk
implantasi ovum yang dibuahi maka terhentinya
sekresi kedua hormon ini menyebabkan lapisan
dalam uterus yang kaya vaskular dan nutrien ini
kehilangan hormon-hormon penunjangnya. 6
Turunnya kadar hormon ovarium juga merangsang pembebasan suatu prostaglandin
uterus yang menyebabkan vasokontriksi pembuluh-pembuluh endometrium, menghambat
aliran darah ke endometrium. Penurunan penyaluran O2 yang terjadi kemudian
menyebabkan kematian endometrium, termasuk pembuluh darahnya. Pendarahan yang
terjadi melalui kerusakan pembuluh darah ini membilas jaringan endometrium yang mati ke
dalam lumen uterus. Sebagian besar lapisan dalam uterus terlepas selama haid kecuali
sebuah lapisan dalam yang tipis berupa sel epitel dan kelenjar, yang menjadi asal regenerasi
endometrium. Prostaglandin uterus yang sama juga merangsang kontraksi ritmik ringan
miometrium uterus. Kontraksi ini membantu mengeluarkan darah dan sisa endometrium
dari rongga uterus keluar melalui vagina sebagai darah haid. Kontraksi uterus yang terlalu
kuat akibat produksi berlebihan prostaglandin menyebabkan kram haid (dismenomore) yang
dialami oleh sebagian wanita. 6
Pengeluaran darah rerata selama satu kali haid adalah 50 sampai 150 ml. Darah yang
merembes pelan melalui endometrium yang berdegenerasi membeku di dalam rongga
uterus, kemudian diproses oleh fibrinolisin, suatu pelarut fibrin yang menguraikan fibrin
pembentuk anyaman bekuan. Karena itu, darah haid biasanya tidak membeku karena telah
membeku di dalam uterus dan bekuan tersebut telah larut sebelum keluar vagina. Namun,
jika darah mengalir deras melalui pembuluh yang rusak maka darah menjadi kurang
terpajan ke fibrinolisin sehingga jika darah haid banyak maka dapat terlihat bekuan darah.
Selain darah dan sisa endometrium, darah haid mengandung banyak leukosit. Sel-sel darah
putih ini berperan penting dalam mencegah infeksi pada endometrium yang “terbuka” ini. 6
Haid biasanya berlangsung selama lima sampai tujuh hari setelah degenerasi korpus
luteum, bersamaan dengan bagian awal fase folikular ovarium. Penghentian efek
progesteron dan estrogen akibat degenerasi korpus luteum menyebabkan terkelupasnya
endometrium (haid) dan terbentuknya folikel-folikel baru di ovarium dibawah pengaruh
hormon gonadotropik yang kadarnya meningkat. 6
Folikel-folikel baru tersebut dimulai dari folikel primordial yang mengandung oosit
kecil, dikelilingi oleh lapisan sel granulosa yang tipis, belum terdapat sel theca dan terletak
dekat tunika albugenia, dan ± 79% dari seluruh folikel terdapat pada wanita muda; folikel
sekunder mempunyai oosit yang lebih besar dan terbentuk sel-sel theca; folikel tersier (de
graaf) mulai terbentuk antrum, ovum berada di pinggir antrum, di kelilingi kumulus ooforus,
dan hanya satu yang matang dan siap berovulasi. 6
Turunnya sekresi hormon gonad menghilangkan pengaruh inhibitorik dari
hipothalamus dan hipofisis anterior sehingga sekresi FSH dan LH meningkat dan fase
folikular baru dapat dimulai. Setelah lima sampai tujuh hari dibawah pengaruh FSH dan LH,
folikel-folikel yang baru berkembang telah menghasilkan cukup estrogen untuk mendorong
perbaikan dan pertumbuhan endometrium. 6
Fase proliferatif
Darah haid berhenti dan fase proliferatif siklus uterus dimulai bersamaan dengan
bagian terakhir fase folikular ovarium ketika endometrium mulai memperbaiki diri dan
berproliferasi di bawah pengaruh estrogen dari folikel-folikel yang baru berkembang. Saat
aliran darah haid berhenti, yang tersisa adalah lapisan endometrium tipis dengan ketebalan
kurang dari 1 mm. Estrogen merangsang proliferasi sel epitel, kelenjar dan pembuluh darah
di endometrium, meningkatkan ketebalan lapisan ini menjadi 3 sampai 5 mm. Fase
proliferatif yang di dominasi oleh estrogen ini berlangsung dari akhir haid hingga ovulasi.
Kadar puncak estrogen memicu lonjakan LH yang menjadi penyebab ovulasi. 6
Fase sekretorik atau progestasional
Setelah ovulasi, ketika terbentuk korpus luteum baru. Uterus masuk ke fase
sekretorik atau progestasional, yang bersamaan waktunya dengan fase luteal ovarium.
Korpus luteum mengeluarkan sejumlah besar progesteron dan estrogen. Progesteron
mengubah endometrium tebal yang telah dipersiapkan estrogen menjadi jaringan kaya
vaskular dan glikogen. Periode ini disebut fase sekretorik, karena kelenjar endometrium
aktif mengeluarkan glikogen, atau fase progestasional (sebelum kehamilan), merujuk
kepada lapisan subur endometrium yang mampu menopang kehidupan mudigah. Jika
pembuahan dan implantasi tidak terjadi maka korpus luteum berdegenerasi dan fase
folikular dan fase haid baru dimulai kembali. 6
Perubahan pubertas pada wanita
Siklus haid teratur tidak terjadi pada remaha atau wanita lanjut usia, tetapi karena
sebab yang berbeda. Sistem reproduksi wanita belum aktif sampai pubertas. Tidak seperti
testis janin, ovarium janin tidak perlu berfungsi karna tanpa adanya sekresi testosteron janin
pada wanita, sistem reproduksi secara otomatis mengalami feminisasi, tanpa memerlukan
adanya hormon seks wanita. Sistem reproduksi wanita tetap inaktif dari lahir hingga
pubertas, yang terjadi pada usia sekitar 12 tahun ketika aktivitas GnRH hipothalamus
meningkat untuk pertama kali. GnRH mulai merangsang pelepasan hormon-hormon
gonadotropik hipofisis anterior, yang selanjutnya merangsang aktivitas ovarium. Sekresi
estrogen oleh ovarium yang aktif memicu pertumbuhan dan pematangan saluran reproduksi
wanita serta perkembangan karakteristik seks sekunder wanita. Efek nyata estrogen pada
yang terakhir adalah mendorong pengendapan lemak di lokasi-lokasi strategik, misalnya
payudara, bokong, dan paha, menghasilkan figus khas wanita yang berlekuk. Pembesaran
payudara saat pubertas disebabkan terutama oleh pengendapan lemak di jaringan
payudara, bukan pembentukan fungsional kelenjar payudara. Peningkatan estrogen masa
pubertas juga menyebabkan penutupan lempeng epifisis, menghentikan pertambahan tinggi
lebih lanjut, serupa dengan efek testosteron yang berubah menjadi estrogen pada pria. Tiga
perubahan pubertas lain pada wanita pertumbuhan rambut ketiak dan pubis, lonjakan
pertumbuhan masa pubertas, dan timbulnya libido berkaitan dengan lonjakan sekresi
androgen adrenal saat pubertas, bukan dengan estrogen. 6
PENUTUP
Kesimpulan
Hipotesis tidak dapat diterima, karna haid yang tidak teratur dan nyeri bukan
dikarenakan terdapat gangguan melainkan karena produksi prostaglandin yang berlebih
pada saat menstruasi.
Daftar Pustaka
1. Gibson J. Fisiologi dan anatomi modern. Ed.2. jakarta: EGC, 2002.h.343,388
2. Yulaikhah L. Kehamilan. Jakarta : EGC, 2008.h.1-10
3. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: EGC, 2003.
4. Fawcett DW. Buku ajar histology. Ed.12. Jakarta: EGC, 2002.h.731-10
5. Faiz O, Moffat D. Anatomy at a glance. Jakarta: Erlangga, 2003.h.57
6. Sherwood L. Fisiologi manusia: dari sel ke sistem. Ed.6. Jakarta: EGC, 2011.h.842-4