Download - PBL 9 BLOK 7

Transcript

Tinjauan pustaka

Penyumbatan pada Arteri KoronariaImeldaB5Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Krida WacanaJln. Arjuna Utara No. 6 Jakarta 11510. Telephone : (021) 5694-2061, fax : (021) 563-1731

AbstrakJantung secara umum berfungsi memompa darah ke seluruh tubuh dan menampungnya kembali setelah dibersihkan organ paru-paru. Jantung akan menyediakan oksigen darah yang cukup dan dialirkan ke seluruh tubuh, serta membersihkan tubuh dari hasil metabolisme. Jantung mendapatkan aliran darah dari arteri koronaria. Sirkulasi koronaria meliputi seluruh permukaan jantung, membawa oksigen dan nutrisi ke miokardium. Bertambahnya usia serta mengkonsumsi makanan berlemak tinggi dapat menimbulkan penyakit pada jantung salah satunya adalah penyumbatan pada arteri koronaria. Kata kunci: arteri koronaria, penyumbatan arteri koronaria

AbstractHeart generally has a function to pump blood throughout the body and to hold them back after cleaning lungs. Heart will provide oxygen enough blood and flown to the body, as well as purging the body from the rest of the result of the metabolism. Heart get blood flow from the coronary arteries. Coronary circulation covers the entire surface of the heart, carrying oxygen and nutrients to the myocardium. Age and fatty food consumption high can give rise to heart disease in one of them is blockage of coronary arteries. Keywords: coronary arteries, blockage of coronary arteries

PendahuluanJantung mendapatkan aliran darah dari arteri koronaria. Sirkulasi koronaria meliputi seluruh permukaan jantung, membawa oksigen dan nutrisi ke miokardium melalui cabang-cabang intramiokardium yang kecil-kecil. Arteri koroner bertanggung jawab untuk membawa darah ke otot jantung.1 Kadang-kadang arteri bisa tersumbat yang disebabkan oleh plak dan bahan lemak lainnya. Sumbatan ini akhirnya memperlambat aliran darah atau dapat menghentikan aliran darahsepenuhnya. Ketika seseorang memiliki penyumbatan arteri koroner, ia akan mengalami nyeri di dada atau mengembangkan serangan jantung. Namun, dengan melakukan operasi bypass arteri koroner, aliran darah ke jantung membaik dan akhirnya mengurangi nyeri dada dan risiko serangan jantung. Biasanya arteri (pembulih darah) koroner jantung yang sudah rusak/tersumbat diganti dengan arteri yang diambil dari sekitar otot dada pasien (arteri thoracica interna).1

IsiIdentifikasi Istilah yang Tidak diketahuiTidak adaRumusan MasalahSumbatan pada arteri coronaria sinistraHipotesis Keluhan yang terjadi karena sumbatan arteri coronaria sinistra sehingga dialihkan ke sisi distal sumbatan.

PembahasanArteri koronariaArteri koronaria adalah cabang pertama dari sirkulasi sistemik. Muara arteri koronaria ini terdapat dalam sinus valsalva dalam aorta, tepat di atas katup aorta. Sirkulasi koroner terdiri dari arteri koronaria kiri dan arteri koronaria kanan. Arteri koronaria kiri mempunyai dua cabang, yaitu arteri desendens arteri kiri dan arteri sirkumpleksa kiri. Arteri-arteri ini berjalan melingkar jantung dalam dua celah anatomi eksterna: sulkus atrioventrikularis yang melingkari jantung diantara atrium dan ventrikel, dan sulkus interventrikularis yang memisahkan kedua ventrikel. Tempat pertemuan kedua celah dipermukaan posterior jantung merupakan bagian jantung yang kritis, dipandang dari sudut anatomi dikenal sebagai kruks jantung yaitu bagian jantung yang terpenting dari jantung. Nodus AV berlokasi pada tempat pertemuan ini. Karena itu pembuluh manapun yang melintasi kruks tersebut merupakan pembuluh yang menghantarkan ke nodus AV.2Arteri koronaria kanan berjalan ke lateral mengitari sisi kanan jantung di dalam sulkus interventrikularis kanan. Pada 90 % jantung, arteri koronaria kanan pada waktu mencapai posterior jantung akan menuju kruks lalu turun menuju menuju afeks jantung dalam sulkus interventrikularis posterior. Arteri koronaria kiri tidak bercabang lagi sesudah meninggalkan pangkalnya di aorta. Aretri sirkumpleksa kiri berjalan ke lateral di bagian kiri jantung dalam sulkus atrioventrikularis kiri.2Distribusi secara berkeliling ini sesuai dengan sebutan dan tujuan fungsinya sebagai pembuluh sirkumpleksia. Demikian juga arteri desendens arterior kiri menyatakan perjalanan anatomis dari cabang arteri tersebut. Arteri tersebut berjalan ke bawah pada permukaan jantung dalam sulkus interventrikularis anterior. Kemudian arteri ini melintasi apeks jantung dan berbalik arah dan berjalan ke atas sepanjang permukaan posterior sulkus interventrikularis untuk bersatu dengan cabang distal arteri koronaria kanan.2Setiap pembuluh utama mencabangkan pembuluh epikardial dan intramiokardia yang khas. Arteri desendens arterior kiri membentuk percabangan septum yang memasok 2/3 bagian arterior septum dan cabang-cabang diagonal yang berjalan di atas permukaan anterolateral dari ventrikel kiri. Permukaan posterolateral dari ventrikel kiri diperdarahi oleh cabang-cabang marginal dari arteri sirkumpeksa.3

Jalur-jalur anatomis ini menghasilkan suatu korulasi antar arteri koronaria dan penyediaan nutrisi otot jantung. Pada dasarnya arteri koronaria dextra memberikan darah ke atrium kanan, ventrikel kanan dan dinding inferior ventrikel kiri. Arteria sirkumpleksa sinistra memberikan darah pada atrium kiri dan dinding posteriolateral ventrikel kiri. Arteri desendens arterior kiri memberikan darah ke dinding depan ventrikel kiri yang masif.4Penyediaan nutrisi pada penghantar merupakan suatu korelasi kritis lain yang juga ditentukan oleh jalur-jalur anatomis. Meskipun nodus SA letaknya letaknya di atrium kanan, tetapi pada 55% individu mendapat darah dari arteri koronaria kanan, dan 45% individu mendapat darah dari suatu cabang yang berasal dari arteria sirkumpleksa kiri. Nodus AV yang dipasok oleh arteri yang melintasi kruks, yaitu dari arteri koronaria kanan pada 90% individu dan pada 10% sisanya dari arteria sirkumpleksa kiri.4Anastomosis antara cabang arteria juga ditemukan pada sirkulasi koroner. Anastomosis ini tidak berfungsi pada keadaan normal, akan tetapi mempunyai arti yang sangat penting bagi sirkulasi kolateral maupun sirkulasi alternatif untuk berfungsi daerah miokardium yang tidak mendapatkan aliran darah akibat lesi obstuktif pada jalur koroner yang normal.3Vena-vena jantungDistribusi vena koronaria pararel dengan distribusi arterianya. Sistim vena jantung mempunyai 3 bagian yaitu vena thelesia yang merupakan sistem yang terkecil, menyalurkan sebagian darah dari miokardium atrium kanan dan ventrikel kanan, vena kardiak anterior yang mempunyai fungsi mengosongkan sebagian besar isi jaringan vena ventrikel kanan langsung ke atrium kanan, sinus koronarius dan cabangnya merupakan sistimvena yang paling besar dan paling penting berfungsi menyalurkan pengembalian darah jaringan vena miokardial ke dalam atrium kanan melalui ostium sinus koronaria disamping muara vena kava inferior.3Thorax (Dada)Toraks merupakan bagian superior trunkus antara leher dan abdomen. Toraks terdiri dari rongga toraks dan isinya, serta dinding toraks.2 Rongga toraks terbagi menjadi 3 rongga utama:51. Kompartemen sentral (mediastinum), merupakan rongga yang menyokong struktur viscera toraks kecuali paru-paru.2. Kompartemen lateral (pulmonary cavities) yang berada di sisi kanan dan kiri dari mediastinum. Sebagian besar rongga toraks diisi oleh paru-paru.

Dinding toraksDinding toraks terdiri dari thoracic cage dan otot-otot, serta kulit, jaringan subkutan, dan fasia yang menyelimuti bagian anterolateral.6Bentuk kubah dari thoracic cage berfungsi untuk:51. Melindungi organ-organ internal toraks dan abdomen dari tekanan luar.2. Memberikan resistansi terhadap tekanan internal yang negatif yang dihasilkan oleh elastic recoil paru-paru dan pergerakan inspirasi.3. Sebagai attachment dan menyokong ekstrimitas atas.4. Sebagai origo dari banyak otot yang bergerak dan mempertahankan posisi ekstrimitas-atas relatif terhadap trunkus, dan juga sebagai origo dari otot-otot abdomen, leher, punggung, dan respirasi. Rangka toraks (thoracic skeleton) membentuk osteocartilaginous thoracic cage, yang melindungi viscera toraks dan beberapa organ abdominal.Rangka toraks terdiri dari:5A. 12 pasang tulang rusuk (ribs) dan kartilago kosta yang terkait1. Rusuk merupakan tulang pipih bengkok yang membentuk hampir seluruh thoracic cage.2. True (vertebrocostal) ribs : rusuk 1-7, yang menempel langsung ke sternum melalui kartilago kosta masing-masing rusuk.3. False (vertebrochondral) ribs : rusuk 8-9 dan biasanya 10. Kartilagonya terhubung dengan kartilago rusuk diatasnya sehingga koneksi ke sternum tidak langsung.4. Floating (vertebral, free) ribs : rusuk 11, 12 dan kadang-kadang 10. Kartilago rudimentarius dari rusuk tidak terhubung baik langsung ataupun tidak langsung ke sternum, dan berakhir posterior abdominal musculature.B. 12 vertebra torakal dan diskus intervertebral, serta sternumKarakteristik vertebra torakal:5 Bilateral costal facets (demifacet) di badannya, biasanya inferior dan superior, untuk artikulasi dengan head of ribs. Costal facets di prosesus transversum untuk artikulasi dengan tuberkulum dari rusuk, kecuali inferior 2 atau 3 vertebra torakal. Prosesus spinosum yang panjang dan miring ke inferior.Celah/bukaan torakal (thoracic aperture)Terdiri dari:6A. Bukaan superior (thoracic inlet), yang dibatasi oleh:1. Posterior: vertebra T12. Lateral: sepasang rusuk pertama dan kartilago kostanya3. Anterior: batas superior manubriumB. Struktur yang melewati: trachea, esophagus, saraf dan pmebuluh yang memperdarahi kepala, leher, dan ekstrimitas atas.C. Bukaan inferior (thoracic outlet), yang dibatasi oleh:1. Posterior : vertebra T122. Posterolateral: sepasang rusuk ke 11 dan 123. Anterolateral: kartolago kosta 7-10 yang berartikulasi, memberntuk costal margin4. Anterior: xiphisternal jointD. Struktur yang melewati: esophagus, IVC, aortaOtot dinding toraks61. Serratus posterior superior:Berfungsi untuk elevasi rusuk, Origo: prosesus spinosum C7-T3Insersi: batas superior rusuk ke 2 dan 42. Serratus posterior inferiorBerfungsi untuk depresi rusukOrigo: prosesus spinosum T11- S2Insersi: batas inferior rusuk 8 dan 12 dekat sudutnya3. Levator costarumBerfungsi untuk elevasi rusukOrigo: prosesus transversum T7-T11Insersi: rusuk dibawahnya antara tuberkel dan sudut

4. Transverse thoracicBerfungsi untuk depresi rusuk (lemah)Origo: permukaan posterior sternum bawahInsersi: permukaan internal kartilago kosta 2-65. External intercostalBerfungsi untuk elevasi rusuk saat forced inspirationOrigo: batas inferior rusukInsersi: batas superior rusuk dibawahnya6. Internal intercostal dan innermost intercostalBerfungsi untuk depresi rusuk (interosseous) dan elevasi rusuk (interchondral)saat respirasi aktif (forced). Origo dan insersi sama dengan external intercostal7. SubcostalKemungkinan berfungsi sama seperti internal intercostalOrigo: permukaan internal rusuk bawah dekat dengan sudutnyaInsersi: permukaan superior rusuk 2 dan 3 dibawahnya.Diagfragma5Merupakan shared wall (sebenarnya atap/lantai) yang memisahkan toraks dan abdomen. Fungsi vitalnya adalah otot utama saat inspirasi.Inervasi dinding toraks6Terdapat 12 pasang saraf spinal torakalis yang menginervasi. Setelah keluar dari foramen IV, saraf spinalis torakal terbagi menjadi anterior dan posterior primary rami. Anterior rami saraf T1-T11 membentuk saraf intercostal yang berjalan sepanjang celah intercostal. Anterior ramus T12 saraf subcostal. Posterior rami berjalan kearah posterior melewati lateral dari prosesus artikulare dari vertebra untuk mensuplai sendi, otot, dan kulit pada punggung di bagian torakal.Vaskularisasi dinding toraks6Pola vaskularisasi sesuai dengan struktur rangka toraks, yaitu berjalan di celah intercostal dan parallel terhadap rusuk.Arteri:1. Thoracic aorta, melalui posterior intercostal dan subcostal2. Subclavian artery, melalui internal thoracic dan supreme intercostal arteries3. Axillary artery, melalui superior dan lateral thoracic arteriesVena:1. Vena intercostal berjalan bersama arteri dan saraf intercostal dan terletak paling superior dari costal grooves.2. Terdapat 11 vena intercostal posterior dan 1 vena subcostal ditiap sisinya. Vena intercostal posterior bernastomosis dengan vena intercostal anterior.3. Hampir seluruh vena intercostal posterior berakhir di azygous/hemiazygous venous system yang akan membawa darah ke SVC.4. Vena intercostal anterior berakhir di internal thoracic vein, dan dibawa ke vena subklavian dan menuju SVC.PayudaraPayudara adalah kelenjar yang terletak di bawah kulit dan di atas otot dada, tepatnya pada hemithoraks kanan dan kiri dengan batas-batas yang tampak dari luar sebagai berikut:7a. Superior : iga II atau IIIb. Inferior : iga VI atau VIIc. Medial : pinggir sternumd. Lateral : garis aksillaris anteriorDalam keadaan normal hanya terdapat sepasang kelenjar payudara, sedang pada beberapa jenis hewan, kelenjar susu dapat membentang dari sekitas lipat paha sampai dada, kelenjar mamma merupakan ciri pembeda pada semua mamalia. Payudara manusia berbentuk kerucut tapi sering kali berukuran tidak sama.Payudara dewasa beratnya kira-kira 200 gram, yang umumya lebih besar dari yang kanan. Pada waktu hamil payudara membesar, mencapai 600 gram pada waktu menyusui mencapai 800 gram.

Payudara tampak depan Ada tiga bagian utama payudara, yaitu:71.Korpus (badan), yaitu yang membesar2.Aerola, yaitu yang kehitaman di tengah3.Papilla, atau putting, yaitu yang menonjol di puncak payudaraKulit puting susu berpigmen banyak dan tidak berambut. Papilla dermis mengandung banyak kelenjar sebasea. Ada empat macam bentuk puting, yaitu bentuk yang normal/umum, pendek/datar, panjang dan terbenam (inverted). Namun bentuk-bentuk putting ini tidak selalu berpengaruh pada proses laktasi, yang penting adalah bahwa putting susu dan areola dapat ditarik sehingga membentuk tonjolan atau dot ke dalam mulut bayi. Pada beberapa kasus dapat terjadi dimana putting tidak lentur, terutama pada bentuk puting terbenam, sehingga butuh penanganan khusus. Bentuk-bentuk puting susu8Kulit areola juga berpigmen banyak tetapi berbeda dengan kulit puting susu ia kadang-kadang mengandung folikel rambut. Kelenjar sebaseanya biasanya terlihat sebagai nodulus kecil pada permukaan areola dan disebut tuberkel montgomery. Pada papilla dan areola saraf peraba yang sangat penting untuk reflex menyusui. Bila putting diisap, terjadilah reflex yang sangat diperlukan dalam proses menyusui.Payudara dibagi menjadi empat kuadran. Dua garis khayalan ditarik melalui puting susu, masing-masing saling tegak lurus. Jika payudara dibayangkan sebagai piring sebuah jam, satu garis menghubungkan jam 12 dengan jam 6 dan garis lainnya menghubungkan jam 3 dengan jam 9. Empat kuadran yang dihasilkannya adalah kuadran atas luar (supero lateral), atas dalam (supero medial), bawah luar (infero lateral), dan bawah dalam (infero medial). Ekor payudara merupakan perluasan kuadran atas luar (supero lateral).3 Ekor payudara memanjang sampai ke aksilla dan cenderung lebih tebal ketimbang daerah payudara lainnya. Kuadran luar atas ini mengandung massa jaringan kelenjar mamma yang lebih banyak atau langsung di belakang areola dan sering menjadi tempat neoplasia. Pada kuadran medial atas dan lateral bawah, jaringan kelenjar lebih sedikit jumlahnya, dan paling minimal adalah yang di kuadran medial bawah. Jaringan kelenjar payudara tambahan dapat terjadi disepanjang garis susu yang membentang dari lipatan garis aksillaris anterior, menurun hingga lipatan paha.Payudara normal mengandung jaringan kelenjar, duktus, jaringan otot penyokong, lemak, pembuluh darah, saraf dan pembuluh limfe.3 Jaringan kelenjarnya terdiri dari 15-25 lobus yang tersebar radier mengelilingi puting.7 Tiap-tiap segmen mempunyai satu aliran yang akan berdilatasi, sesampainya di belakang areola.Pada retro areolar ini, duktus yang berdilatasi itu menjadi lembut, kecuali selama masa menyusui, ia akan mengalami distensi. Masing-masing duktus ini tak berisi, dan mempunyai satu bukaan ke arah puting (duktus eksretorius). Tiap lobus dibagi menjadi 50-75 lobulus, yang bermuara ke dalam suatu duktus yang mengalirkan isinya ke dalam duktus aksretorius lobus itu. Diantara kelenjar susu dan fasia pektoralis, juga diantara kulit dan kelenjar tersebut mungkin terdapat jaringan lemak. Diantara lobulus tersebut ada jaringan ikat yang disebut ligamentum Cooper yang merupakan tonjolan jaringan payudara yang bersatu dengan lapisan luar fasia superfisialis yang berfungsi sebagai struktur penyokong dan memberi rangka untuk payudara.8Vaskularisasi payudara terdiri atas :7 ArteriPayudara mendapat perdarahan dari :71.Cabang-cabang perforantes a.mammaria interna. Cabang-cabang I, II, III, dan IV dari a. mammaria interna menembus dinding dada dekat pinggir sternum pada interkostal yang sesui, menembus m.pektoralis mayor dan memberi pendarahan tepi medial glandula mamma.2.Rami pektoralis a. thorako-akromialis Arteri ini berjalan turun diantara m. pektoralis minor dan m. pektoralis mayor. Pembuluh ini merupakan pembuluh utama m. pektoralis mayor, arteri ini akan mendarahi glandula mamma bagian dalam (deep surface).3. A. thorakalis lateralis (a. mammaria eksterna) Pembuluh darah ini jalan turun menyusuri tepi lateral m. pektoralis mayor untuk mendarahi bagian lateral payudara.4. A. thorako-dorsalis Pembuluh darah ini merupakan cabang dari a. subskapularis. Arteri ini mendarahi m. latissimus dorsi dan m. serratus magnus. walaupun arteri ini tidak memberikan pendarahan pada glandula mamma, tetapi sangat penting artinya. Karena pada tindakan radikal mastektomi, perdarahan yang terjadi akibat putusnya arteri ini sulit dikontrol, sehingga daerah ini dinamakan the bloody angel.5.VenaPada daerah payudara, terdapat tiga grup vena :81.Cabang-cabang perforantes v. mammaria interna Vena ini merupakan vena terbesar yang mengalirkan darah dari payudara. Vena ini bermuara pada v. mammaria interna yang kemudian bermuara pada v. innominata.2.Cabang-cabang v. aksillaris yang terdiri dari v. thorako-akromialis, v. thorakalis lateralis dan v. thorako-dorsalis.3.Vena-vena kecil yang bermuara pada v. interkostalis. Vena interkostalis bermuara pada v. vertebralis, kemudian bermuara pada v. azygos (melalui vena-vena ini metastase dapat langsung terjadi di paru)Sistem limfatik pada payudara terdiri dari:81.Pembuluh getah bening aksillaPembuluh gatah bening aksilla ini mengalirkan getah bening dari daerah- daerah sekitar areola mamma, kuadran lateral bawah dan kuadran lateral atas payudara. Pembuluh getah bening mammaria interna: Saluran limfe ini mengalirkan getah bening dari bagian dalam dan medial payudara. Pembuluh ini berjalan di atas fasia pektoralis lalu menembus fasia tersebut dan masuk ke dalam m. pektoralis mayor. Lalu jalan ke medial bersama-sama dengan sistem perforantes menembus m. interkostalis dan bermuara ke dalam kelenjar getah bening mammaria interna. Dari kelenjar mammaria interna, getah bening mengalir melalui trunkus limfatikus mammaria interna. Sebagian akan bermuara pada v. kava, sebagian akan bermuara ke duktus thorasikus (untuk sisi kiri) dan duktus limfatikus dekstra (untuk sisi kanan). Pembuluh getah bening di daerah tepi medial kuadran medial bawah payudara. Pembuluh ini berjalan bersama-sama vasa epigastrika superior, menembus fasia rektus dan masuk ke dalam kelenjar getah bening preperikardial anterior yang terletak di tepi atas diafragma di atas ligamentum falsiform. Kelenjar grtah bening ini juga menampung getah bening dari diafragma, ligamentum falsiforme dan bagian antero-superior hepar. Dari kelenjar ini, limfe mengalir melalui trunkus limfatikus mammaria interna.Kelenjar-kelenjar getah bening axilla. Terdapat enam grup kelenjar getah bening aksilla :9a. Kelenjar getah bening mammaria eksterna. Untaian kelenjar ini terletak di bawah tepi lateral m. pektoralis mayor, sepanjang tepi medial aksilla. Grup ini dibagi dalan 2 kelompok :1. Kelompok superior, terletak setinggi interkostal II-III.2. Kelompok inferior, terletak setinggi interkostal IV-V-VI.b. Kelenjar getah bening skapula. Terletak sepanjang vasa subskapularis dan thorako-dorsalis, mulai dari percabangan v.aksillaris menjadi v.subskapularis, sampai ke tempat masuknyav.thorako-dorsalis ke dalam m.latissimus dorsi.c. Kelenjar getah bening sentral (Central nodes). Terletak di dalam jaringan lemak di pusat ketiak. Kadang-kadang beberapa diantaranya terletak sangat superfisial, di bawah kulit dan fasia pada pusat ketiak, kira-kira pada pertengahan lipat ketiak depan dan belakang. Kelenjar getah bening ini adalah kelenjar getah bening yang paling mudah diraba dan merupakan kelenjar aksilla yang terbesar dan terbanyak jumlahnya.d. Kelenjar getah bening interpektoral (Rotters nodes). Terletak antara m.pektoralis mayor dan minor, sepanjang rami pektoralis v.thorako-akromialis. Jumlahnya satu sampai empat.e. Kelenjar getah bening v.aksillaris. Kelenjar-kelenjar ini terletak sepanjang v.aksillaris bagian lateral, mulai dari white tendon m.latissimus dorsi sampai ke sedikit medial dari percabangan v.aksillaris v.thorako akromialis.f. Kelenjar getah bening subklavikula. Terletak sepanjang v.aksillaris, mulai dari sedikit medial percabangan v.aksillaris v.thorako-aktomialis sampai dimana v.aksillaris menghilang dibawah tendo m.subklavius. Kelenjar ini merupakan kelenjar aksilla yang tertinggi dan termedial letaknya. Semua getah bening yang berasal dari kelenjar-kelenjar getah bening aksilla masuk ke dalam kelenjar ini. Seluruh klenjar getah bening aksilla ini terletak di bawah fasia kostokorakoid.g. Kelenjar getah bening prepektoralKelenjar getah bening ini merupakan kelenjar tunggal yang kadang-kadang terletak di bawah kulit atau di dalam jaringan payudara kuadran lateral atas. disebut prepektoral karena terletak di atas fasia pektoralis.h. Kelenjar getah bening mammaria internaKelenjar-kelenjar ini tersebar sepanjang trunkus limfatikus mammaria interna, kira-kira 3 cm dari pinggir sternum. terletak di sdalam lemak di atas fasia endothorasika, pada sela iga. diperkirakan jumlahnya sekitar 6-8 buah.

Difusi dan transport O2 dan CO21. Difusi O2 dan CO2Proses difusi merupakan proses masuknya molekul gas ke dalam cairan. Faktor yang terpenting yang menyebabkan difusi gas adalah tekanan parsial alveoli dan darah.10Oksigen terus menerus berdifusi dari udara dalam alveoli ke dalam aliran darah dan karbondioksida terus menerus berdifusi dari darah dalam alveoli. Pada keadaan seimbang, udara inspirasi bercampur dengan udara alveolus, menggantikan O2 yang telah masuk ke dalam darah dan mengencerkan CO2 yang telah memasuki alveoli. Sebagian udara campuran ini akan dikeluarkan. Kandungan O2 udara alveolus akan menurun dan kandungan CO2nya meningkat sampai inspirasi berikutnya. Gas berdifusi dari alveoli ke dalam darah kapiler paru atau sebaliknya melintasi membran alveolus kapiler yang tipis yang dibentuk oleh epitel pulmonal, endotel kapiler serta membran basalis masing-masing yang berfusi.11Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan proses difusi adalah perbedaan tekanan parsial gas dan tekanan gas (dalam cairan), luas penampang, panjang jarak yang harus ditempuh molekul-molekul gas dan daya larut gas.4 Kapasitas difusi paru untuk suatu gas berbanding lurus dengan luas membran alveolus-kapiler dan berbanding terbalik dengan tebal membran.10P O2 udara alveolus normal adalah 100 mmHg dan P O2 darah yang memasuki kapiler paruh adalah 40 mmHg. Seperti halnya CO, kapasitas difusi O2 pada keadaan istirahat adalah 25 mL/menit/ mmHg dan P O2 dalam darah meningkat mencapai 97 mmHg, nilai yang sedikit lebih rendah daripada P O2 alveolus. Nilai ini berkurang menjadi 95 mmHg di dalam aorta akibat adanya pintas fisiologis.10P CO2 darah vena adalah 46 mmHg, sedangkan dalam udara alveolus dalah 40 mmHg, sehingga CO2 berdifusi dari darah ke dalam alveoli sesuai selisih tekanan tersebut. P CO2 darah yang meninggalkan paru adalah 40 mmHg. CO2 mampu menembus seluruh membran biologis dengan mudah, dan kapasitas difusi paru untuk CO2 jauh lebih besar dibandingkan O2.102. Transpor O2 dan CO2Oksigen yang diserap oleh arah di paru harus diangkut ke jaringan agar dapat digunakan oleh sel-sel. Sebaliknya CO2 yang diproduksi oleh sel-sel harus diangkut ke paru-paru untuk dieleminasi.11 Transport O2 dan CO2 teutama dilakukan di eritrosit sebab mengandung Hb. Hb mengikat O2 di kapiler paru dan dilepaskan di jaringan. Hb dapat mengikat CO2 yang diproduksi jaringan dan dilepaskan di paru. Transport O2 dalam bentuk larut sangat sedikit dan terikat secara kimiawi dengan Hb. Tiap komponen Hb mengandung 1 atom zat besi (Fe). Hb dapat berubah bentuk Oxygenated waktu mengikat O2dan membentuk Oksihemoglobin yaitu Hb + O2 HbO2. Di kapiler jaringan Hb melepaskan O2 (Deoksigenasi) menjadi Deoxygenated (Deoksihemoglobin) yaitu HbO2 Hb + O2. Transport O2 dalam arah dilakukan melaui 2 cara yaitu secara fisika maupun kimia. Kelarutan O2 dalam plasma darah adalah kecil karena perbedaan kepolaran antara gas dan pelarutnya kecil. O2 berdifusi dalam sel darah merah dan terikat secara kimiawi dengan hemoglobin.11Disosiasi oksi Hb (pelepsan O2 dari Hb) ditentukan oleh P O2 dan medium sekelilingnya. Disosiasi oksi Hb meningkat (Hb mudah melepaskan O2) bila pH menurun, P CO2 meninggi, suhu meninggi, konsentrasi 2,3 BPG meninggi dalam sel darah merah, dan P O2 menurun.Pada transport CO2, CO2 sebagai terlarut, daya larut CO2 lebih besar dari O2, tiap ml darah hanya dapat membebaskan 0,3 CO2 dalam bentuk terlarut. CO2 merupakan hasil respirasi selular. Di sel jaringan tekanan CO2 tinggi sehingga terjadi difusi CO2 ke pembuluh darah kapiler dan diangkut melalui 2 cara yaitu fisika dan kimia. Dengan cara fisika, CO2 diangkut oleh plasma darah (7%) karena kelarutan CO2 dalam plasma darah adalah 24 kali lebih besar daripada kelarutan O2. Dengan cara kimia, CO2 berdifusi ke sel darah merah dan diubah menjadi carbamino haemoglobin (HbCO2) dan ion bikarbonat (70%). CO2 terikat denga HB lebih kurang 23 % membentuk HbCO2. CO2 berdifusi dalam sel darah merah embentuk HCO3-. Ion H+ dinetralisir oleh Hb (daya buffer Hb) menjadi HHb. Ion HCO3- keluar dari sel darah merah menuju plasma diganti oleh ion Cl- (pergeseran klorida). Dalam plasma ion HCO3- bertindak sebagai buffer untuk mengontrol pH darah.11

KesimpulanHipotesis diterima. Penyumbatan pada arteri koronaria sinistra pada skenario 7 dapat diatasi dengan mengalihkan arteri thoracica interna sinistra menuju sisi distal terhadap sumbatan arteri koronaria sinistra tersebut sehingga pasca pembedahan penderita tak merasakan adanya keluhan pada dinding kiri dadanya dan dapat bernapas dengan normal.

Daftar Pustaka1. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: EGC; 2003.h.228-22. Snell RS. Anatomi klinik untuk mahasiswa kedokteran. Jakarta: EGC; 2006.h.102-123. Gunardi Santoso. Anatomi sistem pernafasan. Jakarta: Balai Penerbit FK UI; 2007.h.260-104. Gibson J. Fisiologi dan anatomi modern. Jakarta: EGC; 2003.h.107-9.5. Ganong WF. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi 20. Jakarta: Penerbit buku kedokteran EGC; 2004.h.210-96. Huon H. Gray, Keith D, Dawkins, Lain A, Simpson, Morgan JM. Lecture notes kardiologi. Jakarta: Erlangga. 2005.h.131-87. Pearce EC. Anatmoni dan fisiologi untuk paramedis. Jakarta: PT. Gramedia; 2009.h.151-3.8. Asih N, Effendy C. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta. Buku Kedokteran EGC: 2002.h.344-89. Sherwood L. Introduction to Human Physiology. 12th ed. USA. Brooks Cengage: 201210. Guyton, Hall. Text book of Human Physiology. 11th ed. USA. Elsevier: 200611. Faiz O, Moffat D. At a glance series anatomi. Jakarta: Erlangga; 2004.h.14-5.