Download - PBI Mall Ipal

Transcript
Page 1: PBI Mall Ipal

7/22/2019 PBI Mall Ipal

http://slidepdf.com/reader/full/pbi-mall-ipal 1/27

PROPOSAL

Perancangan IPAL solo parahgone Mall

Kelompok 4

Rama Soeroso Nia anisti

Anitia Arumsari Dea budi

Ian Septyana Putri Elma Octavya

Ginanjar Trilaksono Musa Arridho

M.Fachri maulana R.Taruna Adi S

Renasmawan

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN

FAKULTAS TEKNIK 

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2011

Page 2: PBI Mall Ipal

7/22/2019 PBI Mall Ipal

http://slidepdf.com/reader/full/pbi-mall-ipal 2/27

BAB I

PENDAHULUAN

Perkembangan teknologi yang semakin meningkat setiap tahunnya

mengakibatkan perubahan pola hidup masyarakat. Perubahan pola hidup masyarakat

tersebut antara lain perubahan pola hidup masyarakat yang lebih konsumtif. Salah

satunya ditandai dengan semakin bertambahnya jumlah pusat perbelanjaan atau mall.

Mall biasanya digunakan sebagai sarana berbelanja sebagai pengganti pasar 

tradisional dan sekaligus sebagai sarana hiburan bagi masyarakat.

Pembangunan mall yang semakin meningkat jumlahnya, selain berdampak 

 positif, juga memiliki dampak negatif terhadap lingkungan. Dampak negatif tersebut

yaitu adanya limbah yang dihasilkan dari kegiatan yang ada di dalam mall tersebut,

antara lain limbah dari restoran yang ada di dalam mall, limbah dari kamar mandi, dll.

Adanya limbah tersebut dapat mengurangi nilai estetika dan juga dapat menjadi

sumber berbagai penyakit apabila tidak dikelola dengan baik.

Pengelolaan limbah yang tepat dapat mengurangi dampak negatif yang timbul

dari limbah. Untuk itu diperlukan pengelolaan yang sesuai dengan karakteristik 

limbah yang dihasilkan. Pengolahan limbah yang dilakukan bertujuan menghasilkan

effluent dengan konsentrasi yang berada di bawah baku mutu.

Page 3: PBI Mall Ipal

7/22/2019 PBI Mall Ipal

http://slidepdf.com/reader/full/pbi-mall-ipal 3/27

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi Air Buangan

Air buangan atau sering pula disebut air limbah, adalah semua cairan yang dibuang,

 baik yang mengandung kotoran manusia, hewan, bekas tumbuh-tumbuhan, maupun

yang mengandung sisa-sisa proses industri. Atau dapat dikatakan bahwa air buangan

merupakan air sisa pemakaian air bersih. Salah satu tujuan pengelolaan air buangan

adalah agar air buangan tidak mencemari badan air penerima ataupun mencegah

tercemarnya badan air penerima.

2.2. Pengolahan Air Buangan

Pada prinsipnya metode pengolahan limbah dapat diklasifikasikan menjadi tiga jenis

 proses, yaitu proses fisika, proses kimia dan proses biologi. Walaupun seringkali

dalam suatu pengolahan ketiga proses ini dikombinasikan, namun dapat juga proses-

 proses ini dianggap terpisah.

2.3. Karakteristik Air Buangan

a) ph

Air normal yang memenuhi syarat untuk suatu kehidupan mempunyai pH

 berkisar antara 6,5 – 7,5. Air dapat bersifat asam atau basa, tergantung pada

 besar kecilnya pH air atau besarnya konsentrasi ion Hidrogen di dalam air. Air 

yang mempunyai pH lebih kecil dari pH normal akan bersifat asam, sedangkan

air yang mempunyai pH lebih besar dari normal akan bersifat basa. Air limbah

dan bahan buangan dari kegiatan industri yang dibuang ke sungai akan

mengubah pH air yang pada akhirnya dapat mengganggu kehidupan organisme

di dalam air.

Page 4: PBI Mall Ipal

7/22/2019 PBI Mall Ipal

http://slidepdf.com/reader/full/pbi-mall-ipal 4/27

 b) BOD

 Biochemical  Oxygen Demand  adalah suatu analisa empiris yang mencoba

mendekati secara global proses-proses mikrobiologis yang benar-benar terjadi

di dalam air. Angka BOD menunjukkan jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh

 bakteri untuk menguraikan (mengoksidasikan) hampir semua zat organis yang

terlarut dan sebagian zat-zat organis yang tersuspensi dalam air.

Pemeriksaan BOD diperlukan untuk menentukan beban pencemaran

akibat air buangan penduduk atau industri, dan untuk mendesain sistem-sistem

 pengolahan biologis bagi air yang tercemar tersebut. Penguraian zat organis

adalah peristiwa alamiah, apabila suatu badan air dicemari oleh zat organis

yang berlebih maka bakteri dapat menghabiskan oksigen terlarut dalam air 

selama proses oksidasi tersebut. Peristiwa ini dapat mengakibatkan kematian

ikan-ikan dalam air dan menyebabkan keadaan menjadi anaerobik sehingga

timbul bau pada air tersebut. Mikroorganisme / bakteri yang memerlukan

oksigen untuk memecah bahan buangan organik sering disebut dengan bakteri

aerobik. Sedangkan mikroorganisme yang tidak memerlukan oksigen, disebut

dengan bakteri anaerobik.

c) COD

Chemical Oxygen Demand  atau kebutuhan oksigen kimia adalah jumlah

oksigen yang diperlukan agar bahan buangan yang ada di dalam air dapat

teroksidasi melalui reaksi kimia. Dalam hal ini bahan buangan organik akan

dioksidasi oleh Kalium dikromat menjadi gas CO2 dan H2O serta sejumlah ion

krom. Kalium dikromat (K 2Cr 2O7) digunakan sebagai oksidator (oxidizing

agent). Reaksi oksidasi yang terjadi adalah :

Page 5: PBI Mall Ipal

7/22/2019 PBI Mall Ipal

http://slidepdf.com/reader/full/pbi-mall-ipal 5/27

CaH bOc + Cr 2O72- + H+ → CO2 + H2O + Cr 3+

Reaksi diatas akan membutuhkan kalor dan juga penambahan katalisator perak sulfat(Ag2SO4) untuk mempercepat reaksi. Apabila dalam bahan buangan organik 

diperkirakan terdapat unsur klorida yang dapat mengganggu reaksi maka perlu

ditambahkan merkuri sulfat untuk menghilangkan gangguan tersebut. Klorida dapat

mengganggu karena dapat teroksidasi oleh kalium dichromat sesuai dengan reaksi

 berikut ini :

6Cl- + Cr 2O72- + 14H+ → 3Cl2 + 2 Cr 3+ + 7H2O

Apabila dalam larutan lingkungan air terdapat unsur klorida, maka oksigen yang

dibutuhkan pada reaksi tersebut tidak menggambarkan keadaan sebenarnya sehinggaseberapa jauh tingkat pencemaran oleh bahan buangan organik tidak dapat diketahui

secara benar. Penambahan merkuri sulfat berguna untuk mengikat ion Chlor menjadi

merkuri chlorida mengikuti reaksi berikut ini :

Hg2+ + 2 Cl- → HgCl2

Warna larutan air lingkungan yang mengandung bahan buangan organik sebelum

reaksi oksidasi adalah kuning. Setelah reaksi oksidasi selesai maka akan berubah

menjadi hijau. Jumlah oksigen yang diperlukan untuk reaksi oksidasi terhadap bahan

 buangan organik sama dengan jumlah kalium bichromat yang dipakai pada reaksioksidasi, berarti makin banyak oksigen yang diperlukan. Ini berarti bahwa air 

lingkungan makin banyak tercemar oleh bahan buangan organik. Dengan demikian

maka seberapa jauh tingkat pencemaran air lingkungan dapat ditentukan.

d) TSS

Suspended Solid dapat mengakibatkan lumpur yang berlebih dan kondisi

anaerobik ketika air buangan yang tidak diolah dialirkan ke lingkungan akuatik.

e) Minyak dan Lemak 

Lemak merupakan komponen ketiga setelah protein dan karbohidrat.

Mengandung alkohol atau gliserol dengan asam lemak. Kontribusi lemak dan

minyak pada buangan domestik adalah mentega, kolesterol, lemak nabati dan

Page 6: PBI Mall Ipal

7/22/2019 PBI Mall Ipal

http://slidepdf.com/reader/full/pbi-mall-ipal 6/27

 juga terdapat dalam daging, kacang, sereal dll. Lemak merupakan organik yang

stabil yang tidak mudah didekomposisikan oleh bakteri.

Minyak tidak dapat larut di dalam air, melainkan akan mengapung di

atas permukaan air. Bahan buangan cairan berminyak yang dibuang ke

lingkungan air akan mengapung menutupi permukaan air. Apabila bahan

 buangan cairan berminyak mengandung senyawa yang volatil maka akan terjadi

 penguapan dan luas permukaan minyak yang menutupi permukaan air akan

menyusut. Penyusutan luasan permukaan ini tergantung pada jenis minyaknya

dan waktu. Lapisan minyak yang menutupi permukaan air dapat juga

terdegradasi oleh mikroorganisme tertentu, namun memerlukan waktu yang

cukup lama.

2.4. Proses Pengolahan Air Limbah Secara Biologis

Proses pegolahan air limbah secara biologis dapat dilakukan pada kondisi aerobic

(dengan udara), kondisi anaerobic (tanpa udara) atau kombinasi anaerobic atau

aerobic. Proses aerobic biologis biasanya digunakan untuk pengolahan air limbah

dengan beban BOD yang tidak terlalu besar, sdedangkan proses biologis anaerobic

digunakan untuk pengolahan air limbah dengan BOD yang sangat tinggi.

Pengolahan air limbah secara biologis secara garis besar dapat dibagi menjadi

tiga yakni proses biologis dengan biakan tersuspensi (suspended culture), proses

 biologis dengan biakan melekat (attached culture) dan proses pengolahan dengan

system lagoon atau kolam.

Proses biologis dengan biakan tersuspensi adalah system pengolahan dengan

menggunakan aktivitas mikro-organisme untuk menguraikan senyawa polutan yangada dalam air dan mikro-organisme yang digunakan dibiakkan secara tersuspensi di

dalam suatu reactor. Beberapa contoh proses pengolahan dengan system ini antara

lain: proses lumpur aktif standar/konvensional (standard activated sludge), step

aeration, contact stabilitation, extended aeration, oxidation ditch (kolam oksidasi

system parit) dan lainnya.

Page 7: PBI Mall Ipal

7/22/2019 PBI Mall Ipal

http://slidepdf.com/reader/full/pbi-mall-ipal 7/27

Proses biologis dengan biakkan melekat yakni proses pengolahan limbah dimana

mikro-organisme yang digunakan dibiakkan pada suatu media sehingga mikro-

organisme tersebut melekat pada permukaan media. Proses ini disebut juga dengan proses film mikrobiologis atau proses biofilm. Beberapa contoh teknologi pengolahan

air limbah dengan cara ini antara lain: tricking filter, biofilter tercelup, reactor kontak 

 biologis putar (RBC), contact aeration/oxidation dan lainnya.

Proses pengolahan air limbah secara biologis dengan lagoon atau kolam adalah

dengan menampung air limbah pada suatu kolam yang luas dengan waktu tinggal

yang cukup lama sehingga dengan aktivitas mikro-organisme yang tumbuh secara

alami, senyawa polutan yang ada dalam air akan terurai. Untuk mempercepat

 penguraian senyawa polutan atau memperpendek waktu tinggal dapat juga dilakukan

 proses aerasi. Salah satu contoh proses pengolahan air limbah dengan cara ini adalahkolam aerasi atau kolam stabilisasi.

Page 8: PBI Mall Ipal

7/22/2019 PBI Mall Ipal

http://slidepdf.com/reader/full/pbi-mall-ipal 8/27

BAB III

GAMBARAN UMUM LOKASI IPAL

3.1 Letak Geografis Solo Parahgone Mall

Solo Parahgone Mall berlokasi di Jalan Graha Anggrek No. 500, Solo dengan

luas areal 7 Ha, dan luas bangunan 3 Ha.

Adapun dasar dari pemilihan lokasi pabrik ini adalah :

1. Adanya penetapan lokasi yang diberikan oleh Pemerintah Indonesia

kepada investor untuk mendirikan mall di Propinsi Jawa Tengah.

2. Cukup tersedianya fasilitas air, listrik, telepon, dan telex.

3. Sumber daya manusia yang cukup banyak sehingga mudah untuk 

mendapatkan tenaga kerja.

Dibangunnya Solo Parahgone Mall membawa dampak yang positif bagi

 perkembangan ekonomi Solo. Dengan berdirinya perusahaan ini maka dapatmengurangi pengangguran dan dapat membuka kesempatan usaha bagi penduduk 

sekitarnya. Sementara IPAL dari Solo Parahgone Mall ini akan ditempatkan di

 basement dari mall tersebut.

3.2 Sumber Limbah

Page 9: PBI Mall Ipal

7/22/2019 PBI Mall Ipal

http://slidepdf.com/reader/full/pbi-mall-ipal 9/27

Mall adalah jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau seluruh

 bangunan untuk menyediakan jasa pelayanan yang dikelola secara komersial. Mall

 juga menyediakan pemenuhan berbagai kebutuhan hidup sehari-hari seperti makanan,

 penyediaan/penjualan barang-barang dan lain-lain bagi para pengunjungnya, sehingga

dalam aktivitasnya mall juga menghasilkan berbagai limbah cair dan padat layaknya

suatu komplek pemukiman penduduk.

Limbah cair mall adalah limbah dalam bentuk cair yang dihasilkan oleh kegiatan

mall yang dibuang ke lingkungan dan diduga dapat menurunkan kualitas lingkungan

(grey water dan black water). Karena aktivitas yang ada di mall relative sama seperti

layaknya pemukiman, maka sumber limbah yang ada juga relative sama seperti yang

ada pada pemukiman. Sumber limbah cair mall tersebut antara lain:

a. Limbah dari kamar mandi dan toilet.

 b. Limbah dari kegiatan dapur/restaurant.

3.3 Effluent Standard

Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Mal

PARAMETER KADAR MAKSIMUM

BOD 30 mg/lt

COD 50 mg/lt

TSS 50 mg/lt

 pH 6-9

Minyak dan lemak 25 mg/liter  

Page 10: PBI Mall Ipal

7/22/2019 PBI Mall Ipal

http://slidepdf.com/reader/full/pbi-mall-ipal 10/27

BAB IV

METODOLOGI PERANCANGAN

4.1 Tujuan Perencanaan

Tujuan perencanaan ini pada dasarnya adalah untuk membuat suatu sistem

 pengolahan air limbah untuk diterapkan pada pusat perbelanjaan atau mall.

4.2 Data-Data Yang Diperlukan

Untuk membuat suatu perencaaan instalasi pengolahan air limbah yang baik,

tentunya diperlukan informasi mengenai data-data penunjang berupa data primer dan

data sekunder.

4.3 Sumber Data

Data-data di atas diperoleh dari berbagai sumber. Tetapi pada umumnya data-

data tersebut diperoleh dari pusat perbelanjaan atau mall itu sendiri dalam hal ini Solo

Parahgone Mall.

4.4 Teknik Pengambilan Data

Page 11: PBI Mall Ipal

7/22/2019 PBI Mall Ipal

http://slidepdf.com/reader/full/pbi-mall-ipal 11/27

Teknik pengambilan data yang dilakukan untuk perencanaan ini adalah

dengan melakukan survey (kunjungan) langsung ke daerah perencanaan.

MULAI

PERSIAPAN STUDI

PENGUMPULAN DATA

ANALISIS

DATA PRIMER DATA SEKUNDER

KESIMPULAN & SARAN

SELESAI

Page 12: PBI Mall Ipal

7/22/2019 PBI Mall Ipal

http://slidepdf.com/reader/full/pbi-mall-ipal 12/27

BAB V

PERANCANGAN USULAN TEKNIS

5.1 Karakteristik Air Limbah

Karakteristik limbah cair pusat perbelanjaan relative sama dengan limbah cair 

 pemukiman, karena aktivitas-aktivitas yang ada di mall relative sama dengan aktivitas

yang ada di pemukiman. Sementara jumlah limbah yang dihasilkan dari mall

 bergantung dari jumlah toko-toko yang ada dan banyaknya pengunjung. Disamping

itu juga dipengaruhi oleh fasilitas tambahan yang ada di hotel tersebut.

Limbah mall umumnya mempunyai sifat-sifat sebagai berikut.

a. Senyawa fisik 

1) Berwarna

2) Mengandung padatan

 b. Senyawa kimia organic

1) Mengandung karbohidrat

2) Mengandung minyak dan lemak 

3) Mengandung protein

4) Mengandung unsure surfactant antara lain detergen dan sabun

Page 13: PBI Mall Ipal

7/22/2019 PBI Mall Ipal

http://slidepdf.com/reader/full/pbi-mall-ipal 13/27

c. Senyawa kimia inorganic

1) Mengandung nitrogen

2) Mengandung sulfur 

d. Unsure biologi

1) Mengandung protista

TABEL 5.1

Karakteristik Air Limbah

Parameter Satuan Effluent Air Limbah Baku Mutu*

 pH 8-9 6-9

COD mg/l 48 50

BOD mg/l 180 30

Total Suspended Solid

(TSS)

mg/l 250 50

Minyak dan lemak mg/l 22 25

5.2 Alternative Pengolahan

Page 14: PBI Mall Ipal

7/22/2019 PBI Mall Ipal

http://slidepdf.com/reader/full/pbi-mall-ipal 14/27

Untuk memilih teknologi pengolahan limbah cair yang tepat, dipengaruhi oleh

 beberapa factor antara lain:

a. Laju aliran limbah

 b. Kualitas air buangan dan sifatnya (karakteristik limbah)

c. Ketersediaan lahan

d. Standard air olahan yang diinginkan

e. Kemampuan pembiayaan

Alternative 1

Alternative 2

Alternative 3

Equalizati RBC

GAC Adsorption Filtration

Bak Anaerobic

Ozonisasi

Limbah Tricking Filter

Ozonisasi Activated

sludge

Equalization

FiltrasPembuangan

Page 15: PBI Mall Ipal

7/22/2019 PBI Mall Ipal

http://slidepdf.com/reader/full/pbi-mall-ipal 15/27

5.2.1 Alternative terpilih

Alternatif 3 merupakan alternative terpilih.

Neraca Massa

Seluruh air limbah dialirkan masuk ke bak pengendap awal, untuk 

mengendapkan partikel lumpur, pasir dan kotoran organic tersuspensi. Selain sebagai

Limbah Kolam

Pembuangan Kolam

Bak pengendap

Bak Pengendapan

Limbah Kolam

Pembuangan Kolam

Bak pengendap

Bak Pengendapan

Q 60m3/hari

TSS = 250 mg/l

BOD = 180 mg/l

Q : 60m3/hari

TSS :200 mg/l

BOD :180 mg/l

Q = 60m3/hari

TSS = 20 mg/l

BOD = 18 mg/l

Q = 60m3/hari

TSS = 50 mg/l

BOD = 18 mg/l

Page 16: PBI Mall Ipal

7/22/2019 PBI Mall Ipal

http://slidepdf.com/reader/full/pbi-mall-ipal 16/27

 bak pengendapan, juga berfungsi sebagai bak pengontrol aliran, serta bak pengurai

senyawa organic yang berbentuk padatan, sludge digestion (pengurai lumpur) dan

 penampung lumpur.

Air limpasan dari bak pengendap awal selanjutnya dialirkan ke bak kontraktor 

anaerob dengan arah aliran dari bawah ke atas. Di dalam bak kontraktor anaerob

tersebut diisi dengan media dari bahan plasti ke tipe sarang tawon.jumlah bak 

kontraktor anaerob terdiri dari tiga buah ruangan. Penguraian zat-zat organic yang

ada dalam air limbah dilakukan oleh bakteri anaerob atau fakultatif aerobic. Setelah

 beberapa hari operasi, pada permukaan media filter akan tumbuh lapisan film-

mikroorganisme. Mikroorganisme inilah yang akan menguraikan zat organic yang

 belum sempat terurai pada bak pengendap secara anaerobic atau tanpa udara.

Air limpasan dari bak kontraktor anaerobic dialirkan ke bak kontraktor aerobic.

Bak kontaktor atau biofilter aerob ini terdiri dari tangki aerasi dan biofilter aerob.

Didalam ruang biofilter aerob ini juga diisi dengan media dari bahan plastic tipe

sarang tawon. Setelah air limbah di aerasi atau dihembus dengan udara dialirkan ke

tangki atau bak biofilter aerob sehingga mikroorganisme yang ada akan menguraikan

zat organic yang ada dalam air limbah serta tumbuh dan menempel pada permukaan

media.

Dengan demikian air limbah akan kontak dengan mikroorganisme yang

tersuspensi dalam air maupaun yang menempel pada permukaan media yang mana

hal tersebut dapat meningkatkan efisiensi penguraian zat organic, deterjen serta

mempercepat proses nitrifikasi, sehingga efisiensi penghilangan ammoniak menjadi

lebih besar.

Selanjutnya air dialirkan ke bak pengendap akhir. Didalam bak ini lumpur aktif 

yang mengandung massa mikroorganisme diendapkan dan dipompa kembali ke

 bagian inlet bak aerasi dengan pompa sirkulasi lumpur. Sedangkan air limpasan (over 

Page 17: PBI Mall Ipal

7/22/2019 PBI Mall Ipal

http://slidepdf.com/reader/full/pbi-mall-ipal 17/27

flow) dialirkan ke bak khlorinasi. Di dalam bak kontaktor khlor ini air limbah

dikontakkan dengan senyawa khlor untuk membunuh mikroorganisme pathogen.

Dengan kombinasi proses anaerob dan aerob tersebut selain dapat menurunkan

zat organic (BOD, COD), ammonia, deterjen, padatan tersuspensi (SS), phospat dan

lainnya.

Proses dengan biofilter anaerob-aerob ini mempunyai beberapa keuntungan

antara lain:

a. Adanya air buangan yang melalui media penyangga yang terdapat pada biofilter 

mengakibatkan timbulnya lapisan mikroorganisme yang menyelimuti permukaan

media atau yang disebut juga biological film.

 b. Biofilter juga berfungsi sebagai media penyaring air limbah yang melalui media

ini. Sebagai akibatnya, air limbah yang mengandung suspended solid dan bakteri

E-coli setelah melalui filter ini akan berkurang konsentrasinya. Efisiensi

 penyaringan akan sangat besar karena adanya biofilter up flow yakni

 penyaringan dengan system aliran dari bawah ke atas akan mengurangi

kecepatan partikel yang terdapat pada air buangan dan partikel yang tidak 

terbawa aliran keatas akan mengendap di dasar bak filter. System biofilter 

anaerob-aerob ini sangat sederhana, operasinya mudah dan tanpa memakai bahan

kimia serta kebutuhan energinya sangat kecil. Proses ini cocok digunakan untuk 

mengolah air limbah dengan kapasitas yang tidak terlalu besar.

c. Dengan kombinasi proses anaero-aerob, efisiensi penghilangan senyawa

 phosphor menjadi lebih besar bila dibandingkan dengan proses anaerob atau proses aerob saja. Sedangkan energy yang dihasilkan digunakan untuk menyerap

BOD (senyawa organic) yang ada di dalam air limbah. Selama berada pada

kondisi aerob, senyawa phosphor terlarut akan diserap oleh bacteria atau

mikroorganisme yang akan disintesa menjadi polyphospat dengan menggunakan

Page 18: PBI Mall Ipal

7/22/2019 PBI Mall Ipal

http://slidepdf.com/reader/full/pbi-mall-ipal 18/27

energy yang dihasilkan oleh proses oksidasi senyawa organic (BOD). Dengan

kobinasi proses anaerob-aerob ini dapat menghilangkan BOD maupun phosphor 

dengan baik. Proses ini dapat diunakan untuk pengolahan air limbah dengan

 beban organic yang cukup besar.

Beberapa keunggulan proses pengolahan air limbah dengan biofilter anaerob-

aerob antara lain yakni:

a. Perawatannya sangat mudah.

 b. Biaya operasinya rendah.

c. Jumlah lumpur yang dihasilkan relative lebih sedikit dibandingkan dengan proses

lumpur aktif.

d. Dapat menghilangkan nitrogen dan phosphor yang dapat menyebabkan

eutropikasi.

e. Kebutuhan energy lebih kecil.

f. Dapat digunakan untuk air limbah dengan beban BOD yang cukup besar.

g. Dapat menghilangkan padatan tersuspensi (SS) dengan lebih baik.

5.3 Detail Preliminary Design

Kapasitas rencana = 60 m3 per hari.

BOD masuk = 180 mg/lt.

TSS masuk = 250 mg/lt.

Efisiensi pengolahan:

Page 19: PBI Mall Ipal

7/22/2019 PBI Mall Ipal

http://slidepdf.com/reader/full/pbi-mall-ipal 19/27

BOD = 90%

TSS = 92%

1. BOD tersisih = 90% x 180 mg/lt

= 162 mg/lt

BOD effluent = 180 mg/lt – 162 mg/lt

= 18 mg/lt

2. TSS tersisih = 92% x 250 mg/lt

= 230 mg/lt

TSS effluent = 250 mg/lt – 230 mg/lt

= 20 mg/lt

A. Bak Pengendapan Awal

Kriteria perencanaan:

- Lebar maksimum 1,5 m dan tinggi maksimum 2 m. Dimensi ini dapat

disesuaikan dengan kondisi ruangan yang tersedia.

- Waktu tinggal (residence time) 1,5-3 jam (standar JWWA).

Hasil perhitungan:

Q = 60 m3/hari = 2500 L/jam = 2,5 m3/jam

Q = V/td

V = Q x td

Page 20: PBI Mall Ipal

7/22/2019 PBI Mall Ipal

http://slidepdf.com/reader/full/pbi-mall-ipal 20/27

= 2,5 m3/jam x 1,5 jam

= 3,75 m3

Dimensi:

- Lebar = 1,5 m

- Panjang = 1,47 m

- Tinggi = 1,9 m

- Kedalaman air efektif = 1,7 m

- Tinggi runag bebas= 0,2 m

- Diameter inlet = 4”

- Diameter outlet = 4”

- Waktu tinggal (retention time) rata-rata = 2,86 jam

- Waktu tinggal pada saat beban puncak = 1,43 jam (asumsi jumlah limbah 2x

 jumlah rata-rata)

- Jumlah ruang = 2 buah

- Beban permukaan (surface loading) ruang I = 14,2 m3/m2 hari

- Beban permukaan (surface loading) ruang I = 50 m3/m2 hari (standar JWWA= 20-

50 m3/m2 hari)

B. Biofilter Anaerob

Kriteria perencanaan:

Page 21: PBI Mall Ipal

7/22/2019 PBI Mall Ipal

http://slidepdf.com/reader/full/pbi-mall-ipal 21/27

- Waktu tinggal di dalam reactor = 8 jam

- Beban BOD per satuan permukaan media = 5-30 g BOD /m2

hari.

Hasil perhitungan:

- Volume efektif reaktor total = 8/24 x 60 m3 = 20 m3

- Lebar = 1,5 m

- Tinggi air efektif = 1,7 m

- Panjang bak yang diperlukan = 20 m3 /(1,5 m x 1,7 m) = 7,4 m

- Panjang bak yang ditetapkan = 7,5 m

- Tinggi ruang bebas = 0,2 m

- Jumlah bak = 3 buah

- Dimensi bak:

Lebar = 1,5 m

Panjang= 2,5 m

Tinggi= 1,9 m

Kedalaman air efektif= 1,7 m

Tinggi ruang bebas= 0,2 m

C. Biofilter Aerob

Kriteria perencanaan: Waktu tinggal di dalam reactor = 4 jam

Page 22: PBI Mall Ipal

7/22/2019 PBI Mall Ipal

http://slidepdf.com/reader/full/pbi-mall-ipal 22/27

Hubungan inlet BOD dan beban BOD per satuan luas permukaan media untuk 

mendapatkan efisiensi penghilangan BOD 90% dapat dilihat pada table.

Per satuan luas permukaan media.

Inlet BOD mg/l LA BOD / m2 hari

300 30

200 20

150 15

100 10

50 5

Hasil perhitungan:

Jumlah ruang = 2 bak, yakni 1 untuk aerasi dan bak 2 untuk biofilter aerob.

Q = 60 m3/hari = 2500 L/jam = 2,5 m3/jam

Q = V/td

V = Q x td

= 2,5 m3/jam x 2 jam

= 5 m3

Dimensi bak aerasi (bak I)

o Lebar = 1,5 m

o Kedalaman air efektif= 1,7 m

o Panjang= 1,96 m

o Tinggi ruang bebas = 0,2 m

o Tinggi ruang lumpur = 0,2 m

Page 23: PBI Mall Ipal

7/22/2019 PBI Mall Ipal

http://slidepdf.com/reader/full/pbi-mall-ipal 23/27

o Tinggi air diatas bed media= 20 cm

o Q = 60 m3/hari = 2500 L/jam = 2,5 m3/jam

o Q = V/td

o V = Q x td

= 2,5 m3/jam x 2 jam

= 5 m3

Dimensi bak biofilter aerob (bak 2)

o Lebar = 1,5 m

o Kedalaman air efektif = 1,7 m

o Panjang = 2 m

o Tinggi ruang bebas = 0,3 m

o Tinggi air diatas bed media = 20 cm

o Tinggi bed media =1,2 m

Page 24: PBI Mall Ipal

7/22/2019 PBI Mall Ipal

http://slidepdf.com/reader/full/pbi-mall-ipal 24/27

D. Bak pengendap akhir

Dimensi:

Q = 60 m3/hari = 2500 L/jam = 2,5 m3/jam

Q = V/td

V = Q x td

= 2,5 m3/jam x 2 jam

= 5 m3

Lebar = 1,5 m

Kedalaman air efektif= 1,7m

Page 25: PBI Mall Ipal

7/22/2019 PBI Mall Ipal

http://slidepdf.com/reader/full/pbi-mall-ipal 25/27

Panjang= 1,96 m

Tinggi ruang bebas= 0,3 m (disesuaikan dengan kondisi lapangan)

Catatan:

- Kriteria standar : Waktu tinggal = 2 jam

- Beban permukaan : 20-30 m3/m2 hari

E. Media pembiakan mikroba

Material: PVC sheet

Ketebalan: 0,15-0,23 mm

Luas kontak spesifk: 200-226 m2/m3

Diameter lubang: 2 cm x 2 cm

Warna: bening transparan

Berat spesifik: 30-35 kg/m3

Porositas rongga: 0,98

F. Pompa air sirkulasi

Kapasitas: 16-30 m3/hari (10-20 lt/menit)

Tipe: pompa celup

Total head: 9 m

Page 26: PBI Mall Ipal

7/22/2019 PBI Mall Ipal

http://slidepdf.com/reader/full/pbi-mall-ipal 26/27

Jumlah: 1 buah

Outlet: 1”

Listrik: 100-150 watt, 220-240 volt

G. Blower udara

Kapasitas: 400 lt/menit

Total head: 200 cm air 

Listrik: 200 watt, 220 volt

Jumlah: 2 unit

5.4. Sistem Penyaluran Air Buangan

Page 27: PBI Mall Ipal

7/22/2019 PBI Mall Ipal

http://slidepdf.com/reader/full/pbi-mall-ipal 27/27

5.5 USULAN BIAYA

Terlampir 

BAB VII

PENUTUP

Dari penejelasan di atas dapat ditarik kesimpulan yaitu:

1. Proses pengolahan limbah cair di mall menggunakan biofilter aerob dan anaerob.

Biolfilter berfungsi sebagai peneyring air limbah sehingga air limbah yang

mengandung susupenden solid dan bakteri e-coli setelah melalui filter ini akan

 berkurang konsentrasinya. Efisiensi penyaringan sangat besar karena adanya

 biofilter up flow yakni penyaringan dengan sistem aliran dari bawah ke atas akan

mengurangi kecepatan partikel.

2. Faktor – faktor untuk memilih teknologi pengolahan limbah yang tepat, yaitu :

a. Laju aliran limbah

 b. Kualitas air buangan dan sifatnya

c. Ketersediaan lahan

d. Standar air olahan yang di inginkan

e. Kemampuan pembiyaan