sekedar panas, melainkan pertaruhan nyawa
demi kedaulatan kemerdekaan. Saat itu,
banyak mahas iswa gugur d i medan
pertempuran untuk Ibu Pertiwi. Tak hanya itu,
asistennya yang mendampingi selama
penelitian harus menghadapi tantangan lain
yang sama beratnya demi kemajuan
teknologi negeri ini, ada beberapa yang tidak
selamat, baik itu tenggelam maupun digigit
ular.
Impian, mimpi, dan harapan Hardjoso
kepada para penerus bangsa ini adalah
hendaknya terus berkarya dan tetap
berpegang teguh pada karya nenek moyang
d a n k e a r i f a n l o k a l . H a r d j o s o
menghembuskan nafas terakhirnya pada
tanggal 10 Agustus 2013 di umur 90 tahun.
Walau telah tiada namun jasanya selalu
terkenang. Karya-karyanya terus bermanfaat
bagi masyarakat yang tinggal di lokasi
penelitiannya. Satu lagi sosok yang patut
dibanggakan oleh Indonesia, Hardjoso
Prodjopangarso. (mld)
Lustrum 9 KMTS FT UGM 11
If you're n t f ailing every now and again, oit's a sign you're not doing anything very innovative - Woody Allen
Lustrum 9 KMTS FT UGM 13
Ir. Maryadi Darmokomoro (Maryadi) merupakan anak bungsu dari 2 bersaudara. Ia memiliki usia yang terpaut 12 tahun dari
kakaknya. Faktor kesehatan yang lemah membuatnya sering sakit sehingga memiliki keterbatasan untuk bermain ke
luar rumah. Hal itu yang membuat orangtuanya menjadi protektif dan membatasi aktifitasnya.
Maryadi mulai menginjak jenjang pendidikan dasarnya di Sekolah Dasar Murni. Namun sayang
ia tidak bisa menamatkannya di tempat yang sama karena bangunan sekolah ini pada
akhirnya dibakar oleh aparat-aparat di era mempertahankan kemerdekaan. Ia pun
kemudian melanjutkan pendidikan dasarnya di Sekolah Dasar Siswo 2 Solo.
Langkah pendidikannnya pun berlanjut m e n u j u S e k o l a h M e n e n g a h
Pertama 1 Solo yang ditempuh s e l a m a 3 t a h u n . D a n
selulusnya dari sana, Ia m e l a n j u t k a n
pendidikannya di S e k o l a h
Maryadi Darmokumoro “Jangan terjebak kepada pemikiran
aplikatif, tetapi kamu harus mencari inovasi karena keuntungan dari inovasi jauh lebih besar dari efisiensi.”
MERAJUTHIDUP DENGAN
KEYAKINAN
Menengah Atas Negeri 2 Solo. Sete lah berhas i l menamatkan pendidikan menengah atas dari SMAN 2 Solo, ia pun memulai perjalanan menduduki bangku perkuliahan. Pada awalnya Maryadi ingin menggeluti bidang pertanian, namun karena ayahnya seorang pelaksana di jalan kereta api dan sang kakak telah terlebih dahulu berkuliah di fakultas kedokteran hewan, maka sang ayah ingin Maryadi mengikuti jejak beliau, yaitu berkuliah di fakultas teknik. Jurusan Teknik Sipil UGM pun menjadi pilihan seorang Maryadi muda. Awal masuk kuliah Maryadi harus
menghadapi kenyataan yang berat bahwa
ayahnya akan memasuki masa pensiun. Hal
itu membuatnya bertekad untuk mendapatkan
beasiswa guna meringankan beban kedua
orangtuanya. Dengan beasiswa dari BDK ini
Maryadi pun merasa lega dapat mengurangi
beban keluarga. Di sisi lain ia juga merasa
adanya keterikatan, yang pada akhirnya
berhasil memberikan sebuah ‘lecutan’ untuk
tekun belajar agar cepat lulus. Sayangnya hal
i n i m e m b u a t n y a
menjadi kurang aktif
d a l a m d u n i a
p e r g a u l a n d a n
o r g a n i s a s i d i
lingkungan kampus.
Di masa kuliahnya,
M a r y a d i m e r a s a
beruntung memiliki 5
orang teman yang
b e r s a m a - s a m a
membuat suatu kelompok belajar dimana
mereka saling bersaing dalam hal kelulusan.
Maryadi pun lulus dalam waktu kurang lebih 6
tahun. Saat memasuki dunia kerja, Maryadi
tidak mempunyai tujuan untuk kemana ia
akan melangkah selanjutnya. Saat itu yang
ada dipikirannya hanya satu, karena ia
d ib iaya i o leh negara maka ia harus
mengabdikan dirinya untuk negara. Dari sini,
Maryadi berangkat menuju ke Departemen
Pendidikan di Jakarta. Disana Maryadi
kemudian diajukan SK dan akan ditempatkan
di Balai Penelitian Masalah Air di Bandung.
Saat menunggu SK, Maryadi bertemu dengan
seorang Guru Besar Geodesi Gadjah Mada,
Profesor Harry Jayadi. Kebetulan saat itu
Harry Jayadi sedang mencari insinyur muda
untuk menjadi caretaker Direktur Utama di
Waskita Karya. Akhirnya SK Maryadi diganti
untuk ikut proyek Harry Jayadi. Di Waskita Karya, Maryadi sempat
menjalani latihan militer karena pada waktu
i t u s e d a n g
d i g a l a k k a n
s u k a r e l a w a n k e
Kalimantan Barat.
S e l a m a 4 b u l a n
Maryadi dilatih di
K o d i m J a k a r t a .
Selama pelatihan
m i l i t e r , M a r y a d i
m e n g a l a m i
perubahan fisik dan
Sumber: Arsip YATSIGAMA
Lustrum 9 KMTS FT UGM 15
mental. Ia yang dulunya berbadan kurus dan kurang bergaul menjadi orang yang sangat percaya diri. Namun pada akhirnya Maryadi batal dikirim ke Kalimantan Barat karena mencuatnya G 30 S PKI. Akhirnya ia tetap bekerja di Jakarta namun dengan kepribadian yang berbeda. Kepercayaan diri yang kini diperoleh oleh seorang Maryadi kemudian meyakinkannya bahwa ia memiliki tubuh yang sehat dan kuat. Kepercayaan diri ini juga meningkatkan keyakinan dan ketotalitasan Maryadi dalam mengembang tugasnya di Waskita Karya. Fase ini yang kemudian dianggap sebagai langkah dasar dalam perjalanan kehidupannya. S e t e l a h b e b e r a p a k a l i d i p i n d a h t u g a s k a n , M a r y a d i a k h i r n y a ditempatkan di proyek air minum Kalimantan Selatan. Saat itu dana APBN belum ada, sehingga awal mula keberangkatan Maryadi hanya dibekali SK sebagai kepala proyek Banjarmasin. Ia juga mencari dana sendiri, namun dibantu oleh panglima kodam yang mem-backup pembangunan proyek dari anggaran alokasi devisa. Saat itu aturan Rencana Anggaran Biaya belum ada dan pemegang kuasa penuhnya adalah seorang panglima. Karena disana sangat membutuhkan air minum, kedatangan Maryadi disambut baik
dan walaupun belum ada APBN namum proyek berhasil berjalan dengan baik. Maryadi juga dekat dengan panglima kodam. Pernah suatu saat Maryadi diajak berkunjung ke rumah panglima dan tidur di satu kemah. Dari sanalah kepercayaan diri Maryadi kembali meningkat. Sejak saat itu Maryadi dipercaya untuk membawa anak buah dari Jakarta, di bawah pengawasan perusahaan Perancis. Namun sayang, sebelum proyek selesai Maryadi sudah kembali ditarik ke Jakarta. Sejak tahun 1964 masuk Waskita Karya sampai dengan tahun 1974, perjalanan karir Maryadi tentu mengalami fluktuasi. Mulai dari saat di Banjarmasin diangkat menjadi kepala cabang, setelah itu di tarik kembali ke Jakarta, h i n g g a m e n j a d i s i t e m a n a g e r s a a t i a mendapatkan 4 proyek. Tahun 1974 Maryadi diangkat menjadi Direktur Teknik. Kemudian pada tahun 1983 ia diangkat menjadi Direktur Utama Waskita Karya. Tahun 1991, Maryadi ditarik untuk membenahi Istaka Karya. Namun baru 2 tahun membenahi Istaka Karya, ia dipindah menjadi Direktur Utama Jasa Marga. Akhirnya Maryadi pensiun pada tahun 1998 di usianya yang mendekati 60 tahun. Perpindahan posisi selama masa kerja d i l a l u i M a r y a d i d e n g a n l a p a n g d a d a ,
“Susah atau gembira itu sesungguhnya tergantung pada
sikap kita, jika kita selalu merasa kurang, ya susah, tetapi
jika kita merasa cukup, itu tidak susah.”
meskipun dengan pindahnya kerja berpengaruh terhadap gaji dan
pemenuhan kebutuhan keluarga. Ia merasa memiliki hutang budi
terhadap pemerintah yang telah memberikan beasiswa selama
masa kuliah. Rasa hutang budi terhadap negara inilah yang membuat
Maryadi tetap selalu berusaha maksimal sesuai kemampuannya
dalam menjalankan pekerjaan-pekerjaan tersebut. Semua
perjalanan karir Maryadi dijalani dengan penuh rasa
syukur hingga ia dapat mencapai posisi Direktur Utama
di Jasa Marga. Dengan rasa syukur yang selalu
dirasakan oleh Maryadi membuat ia tidak pernah
merasakan duka ataupun kekurangan karena
pergantian dan perpindahan posisi kerja. Akhirnya
semua hasil kerja itu membuahkan hasil yang
memuaskan. Pensiun tidak membuat Maryadi berhenti
berkarir. Setelah menyelesaikan masa kerja di
Jasa Marga, dengan ajakan Komajaya, Direktur
Utama Total Bangun Persada sekaligus teman
sewaktu kuliah, Maryadi ditempatkan di anak
perusahaannya yaitu PT Jagat Baja. Di tempat
itulah ia belajar mengenai kemajuan baja zaman
sekarang. Dari tempat itu pula ia mengetahui
t e k n o l o g i y a n g b i s a d i g u n a k a n u n t u k
meningkatkan ketahanan baja terhadap karat.
Dengan ilmu yang didapatkan tersebut, Maryadi
mulai mendalami tentang plat baja tipis dan
akhirnya mendirikan fondasi Sarang Tawon.
Lustrum 9 KMTS FT UGM16 Lustrum 9 KMTS FT UGM 17
Sumber: Mitrabani MBR
Bentuk fondasi ini memang berbentuk seperti
sarang tawon, yaitu terdiri dari plat yang
disusun berbentuk segi enam dengan tinggi
dan sisi berukuran 40 cm, kemudian diurug
tanah dan ditutup dengan cor. Fondasi Sarang
Tawon ini memiliki kemampuan yang kuat
namun membutuhkan biaya yang tinggi.
Akhirnya ia beralih untuk mengangkat kembali
fondasi Cakar Ayam dan mendalami ilmu
tentang fondasi Cakar Ayam tersebut. P e r k e n a l a n n y a d e n g a n P r o f . I r .
Bambang Suhendro, M.Sc., Ph.D. dan Dr. Ir.
Harry Christady Hardiyatmo, M.Eng., DEA.,
dosen Teknik Sipil UGM, nampaknya menjadi
pintu gerbang sejarah baru dalam dunia
konstruksi geoteknik. Melalui perbincangan
mereka akhirnya dicetuskanlah gagasan baru
yang luar biasa, yakni konstruksi fondasi Cakar
Ayam Modifikasi. Pipa beton Cakar Ayam dapat
diganti dengan pipa baja t ipis produksi
Krakatau Steel. Dengan diurug tanah yang
padat sempurna dapat menghasilkan fondasi
Cakar Ayam yang kuat. Perbincangan mereka
juga menghasilkan dimensi-dimensi fondasi
cakar ayam yang disesuaikan dengan produksi
y a n g a d a d i K r a k a t a u S t e e l . D e n g a n
penggunaan fondasi Cakar Ayam tersebut,
penggunaan terhadap plat baja tipis menjadi
l e b i h e fi s i e n y a i t u 3 0 % l e b i h e fi s i e n
dibandingkan dengan fondasi sarang tawon.
Dengan ide cemerlang yang muncul dari
Maryadi, fondasi Cakar Ayam hadir dengan
wujud yang berbeda. Selain wujud fondasi
Cakar Ayam yang berubah, penggunaan dari
fondasi cakar ayam ini juga mengalami
perubahan. Penggunaan fondasi Cakar
Ayam kini telah berkembang. Selain
digunakan dalam tanak lunak, fondasi
ini juga digunakan pada tanah rawa,
tanah gambut, dan tanah timbunan.
Pada tanah timbunan, untuk mencegah
konsolidasi berlebihan yang terjadi,
Maryadi juga menciptakan timbunan
ringan. “ J a n g a n t e r j e b a k k e p a d a
pemikiran aplikatif, tetapi kamu (red:
mahasiswa) harus mencari inovasi
karena keuntungan dari inovasi jauh
lebih besar dibanding efisiensi” M a r y a d i D a r m o k u m o r o
berpesan kepada mahasiswa agar tidak
hanya be la ja r dengan pemik i ran
aplikatif yang hanya memasukkan
suatu permasalahan ke dalam rumus
tanpa mengetahui prosesnya. Proses
itu sangat penting, ia ingin mahasiswa
juga mencoba ber inovasi dengan
pemikiran solutif yang berbeda dari pola
pikir orang lain. (chr)
Lustrum 9 KMTS FT UGM18
Top Related