Media Komunikasi InternalInstitut Pertanian Bogor
Penanggung Jawab: Yatri Indah Kusumastuti Pimpinan Redaksi: Siti Nuryati Redaktur Pelaksana: D Ramdhani
Editor : Nunung Munawaroh Reporter : Siti Zulaedah, Dedeh H, Awaluddin Fotografer: Cecep AW, Bambang A
Layout : D Ramdhani Sirkulasi: Agus Budi P, Endih M, Untung Alamat Redaksi: Humas IPB Gd. Andi Hakim Nasoetion,
Rektorat Lt. 1, Kampus IPB Dramaga Telp. : (0251) 8425635, Email: [email protected]
Volume 023/ Tahun 2018PARIWARA IPB
Terbit Harian
Gubernur Sulawesi Barat, H. M. Ali Baal Masdar,
dan Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB), Dr.
Ar i f Sat r ia , menandatangani naskah
kesepahaman (MoU), di IPB International Convention
Center (IICC) Bogor (26/2).
Gubernur mengatakan, Sulawesi Barat merupakan
provinsi ke-33 yang terbentuk pada tahun 2004. Meski
relatif muda usianya, tetapi memiliki sumberdaya
alam yang potensial untuk dikembangkan, khususnya
pengembangan di bidang pertanian yang sangat
prospektif. “Untuk pengembangan potensi tersebut
dibutuhkan kajian dan analisis mendalam, sentuhan
lebih proporsional dan profesional agar lebih
produktif,” ujar gubernur.
Selain itu, gubernur menyampaikan, pihaknya juga
berharap kerja sama lebih luas dalam penerapan
teknologi dan industri pertanian, sehingga mampu
meningkatkan produktivitas petani dan pertumbuhan
ekonomi yang tinggi. Dalam bidang sumberdaya manusia
(SDM), Provinsi Sulawesi Barat ingin mengembangkan kerja
sama pada bidang pendidikan dalam rangka peningkatan
kualitas SDM.
“Kami yakin dengan sentuhan tangan-tangan dari IPB,
pertanian di Sulawesi Barat bisa berkembang mulai hulu
sampai hilir,” ujar gubernur.
Rektor IPB menyambut baik kerja sama ini. Menurutnya, ini
merupakan kerja sama strategis di bidang penelitian,
pendidikan, dan pengabdian kepada masyarakat. “IPB
memiliki banyak inovasi yang dihasilkan,” terang rektor.
Terkait pengembangan SDM, rektor menawarkan program
beasiswa utusan daerah (BUD). “Untuk mencetak SDM
unggul dengan biaya dari pemerintah daerah, dengan
harapan setelah lulus dapat membangun daerah,” ujar
rektor.
Dalam bidang penelitian, tambah rektor, banyak yang bisa
dikolaborasikan. IPB memiliki 100 sekolah lapang.
Sementara itu, di bidang peternakan, IPB memiliki Sekolah
Peternakan Rakyat (SPR) yang merupakan media diseminasi
inovasi. “Hal ini akan menjadi pusat pembelajaran
bersama. Kami belajar juga dari masyarakat. Kami terbuka
terhadap inovasi yang ada di masyarakat. Hal ini dapat
membuka peluang bagaimana kita juga harus belajar dari
masyarakat, dengan mengirim mahasiswa program kuliah
kerja nyata (KKN) atau program IPB Goes to Field,” papar
rektor.(dh)
IPB Jalin Kerja Sama dengan Provinsi Sulawesi Barat
2
IPB Siap Bantu Kabupaten Musi Rawas menjadi Kawasan Agropolitan
Bupati Musi Rawas, Ir. H. Hendra Gunawan, MM
dan Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB), Dr.
A r i f Sa t r i a , menandatangan i naskah
kesepahaman, di IPB International Convention Center
( I ICC) Bogor (26/2) . Selanjutnya di lakukan
penandatanganan kesepakatan kerja sama oleh
Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada
Masyarakat (LPPM) IPB, Dr. Aji Hermawan, dengan
Kepala Bappeda Kabupaten Musi Rawas, Ir. Suharto,
MM.
Rektor IPB menyampaikan, melalui kerja sama
merupakan pintu diseminasi inovasi IPB dapat
menjadi pembelajaran bagi mahasiswa dan masyarakat.
Rektor menambahkan, bahwa IPB juga banyak memiliki
sekolah lapang yang bisa mendiseminasikan inovasi ke
masyarakat.
“Kita bisa saling bersinergi, kolaborasi di tiga area, yaitu
pendidikan, penel i t ian dan pengabdian kepada
masyarakat,” ujar rektor.
Bupati Musi Waras mengatakan, potensi utama Kabupaten
Musi Rawas adalah dari sektor pertanian sebanyak 80
persen. “Sejak zaman kolonial sudah punya irigasi yang
besar, tetapi saat ini irigasi banyak tidak berfungsi. Selain itu,
ketimpangannya pun tinggi sekali dengan ibu kota provinsi,
karena letaknya yang jauh,” ujar bupati.
Oleh karena itu, bupati berharap IPB dapat membantu
Kabupaten Musi Rawas menjadi kabupaten yang sukses
dengan program kawasan agropolitan.
Tampak hadir di antaranya Kepala Pusat Kajian Perencanaan
dan Pengembangan Wilayah (P4W) LPPM IPB, Dr. Ernan
Rustiadi; dan Dekan Fakultas Kehutanan IPB, Dr Rinekso
Soekmadi. (dh)
SEAMEO Regional Centre for Tropical Biology
(BIOTROP) yang didirikan tanggal 6 Februari
1968, merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) emas
ke-50 yang digelar di gedung SEAMEO BIOTROP
Tajur, Bogor, (26/2). Kegiatan ini bertepatan dengan
peluncuran program kerja sama antara Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI dan
SEAMEO BIOTROP, yaitu Pembangunan Kebun Buah
Tanpa Musim di Sekolah untuk Revitalisasi Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK) di Indonesia, yang
mengusung tema “Forging Ahead with Tropical
Biology for Societal Transformations in Southeast Asia
(Tropical BEST-SEA)”.
Di rektur SEAMEO BIOTROP, Dr . I rd ika Mansur ,
menyampaikan, SEAMEO BIOTROP merupakan salah satu
pusat regional yang berada dalam struktur Kemendikbud RI,
di bawah koordinasi organisasi menteri-menteri pendidikan
se-Asia Tenggara (Southeast Asian Ministers of Education
Organization – SEAMEO).
“Pencapaian yang dihasilkan sampai dengan saat ini masuk
ke HUT emas ke-50 merupakan hasil kerja cerdas SEAMEO
BIOTROP yang bekerja sama dengan berbagai pihak, baik
dengan kalangan pemerintah maupun swasta,” ujar Dr.
Irdika Mansur.
Ia menambahkan, untuk pembangunan kebun buah tanpa
musim yang sepenuhnya didanai oleh Kemendikbud RI ini
menjadi satu dari beberapa program unggulan SEAMEO
BIOTROP sesuai dengan Rencana Pengembangan Lima
Tahunan (FYDP) SEAMEO BIOTROP ke-10 yang juga
diluncurkan pada pembukaan acara ini. Sebagai bagian dari
organisasi SEAMEO yang saat ini berjumlah 24 Centre,
SEAMEO BIOTROP telah berperan aktif dalam memajukan
bangsa Asia Tenggara, khususnya Indonesia dalam bidang
penelitian, pembangunan kapasitas sumberdaya manusia
(SDM),
HUT Emas ke-50 SEAMEO BIOTROP
diseminasi informasi dan pengembangan masyarakat
se jak berd i r i tahun 1968 . Da lam Rencana
Pembangunan Lima Tahunan yang ke-10 (2017/2018-
2021/2022), SEAMEO BIOTROP memiliki visi “Pusat
terdepan dalam memperkaya dan mempromosikan
nilai nyata biologi tropis di Asia Tenggara.”
“Selain dapat menjadikan SMK lebih asri dan indah,
program ini diharapkan mampu meningkatkan status
gizi siswa dan meningkatkan produktivitas serta
kewirausahaan sekolah. Program ini akan dimulai di
empat SMK di Indonesia yaitu SMKN Unggul Negeri 2
Banyuasin, Pangkalan Balai; SMKN 1 Tapin Selatan,
Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan; SMKN 4 Bogor;
dan SMK Lampung,“ terangnya.
Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB), Dr. Arif Satria,
mengatakan, atas nama IPB mengucapkan selamat
ulang tahun emas ke-50 kepada pimpinan dan staf
SEAMEO BIOTROP. “Semoga SEAMEO BIOTROP
dapat menjalankan visi dan misi untuk menjaga
lingkungan dan mensejahterakan masyarakat di Asia
Tenggara, khususnya di Indonesia melalui program-
program penelitian, pelatihan dan penyebaran
informasi. Kerja sama antara SEAMEO BIOTROP dan
IPB sudah berlangsung 40 tahun sejak tahun 1978,”
ujar rektor.
Rektor mengatakan, pengembangan buah tanpa
musim untuk pemberdayaan sekolah-sekolah SMK ini
sangat tepat sekali dan harus didukung. Menurutnya,
hal ini dapat memperkenalkan budaya baru di sekolah
menggantikan pohon peneduh yang sekadar hijau
dengan pohon buah seperti buah jeruk yang
merupakan sumber vitamin yang penting untuk
kecerdasaan siswa.
Rektor berharap SEAMEO BIOTROP dapat terus
berperan aktif meningkatkan hasil-hasil penelitian
untuk kemaslahataan masyarakat, dan terus
mengembangkan dan mengimplemantasikan hasil
penelitian seperti buah tanpa musim ke SMK untuk
menciptakan lulusan yang berjiwa pengusaha.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal Kemendikbud RI,
Dr. Didik Suhardi menyatakan dukungan terhadap
SEAMEO BIOTROP sebagai bagian dari Kemendikbud
untuk menjadi jembatan dalam melakukan transfer
ilmu dan teknologi berbasis biologi sesuai dengan
kompetensi SEAMEO BIOTROP dari perguruan tinggi
dan lembaga penelitian ke sekolah-sekolah,
khususnya SMK, dengan langkah awal yaitu pembangunan
kebun buah tanpa musim.
“Saya harap melalui kegiatan ini, SEAMEO BIOTROP dapat
berperan aktif dalam pembangunan pengetahuan dan
teknologi yang akan membuat lulusan SMK kita menjadi
wirausahawan serta pekerja menengah dan andal untuk
bersama-sama membangun ekonomi Indonesia,” ujar Dr.
Didik Suhardi.
Direktur SEAMEO BIOTROP, Dr. Irdika Mansur, juga
melakukan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU)
dengan empat institusi dan perusahaan yaitu Universitas
Gunadarma, Politeknik Pertanian Pangkajene Kepulauan, PT
Garudafood Putra Putri Jaya, dan Masyarakat Ahli
Penginderaan Jauh Indonesia (MAPIN).
Lima sesi kegiatan gelar wicara (talk show) pun
diselenggarakan pada tanggal 26-28 Februari 2018 sebagai
sarana bagi SEAMEO BIOTROP untuk berbagi ilmu kepada
masyarakat. Ada lima tema yang diangkat dalam setiap
sesinya, yaitu Empowering Schools and Communities for
Food Security and Healthy Living; Upaya Mengembalikan
Lahan Pasca Tambang menjadi Lahan Produktif dan Peluang
Kerjasama Penelitian dengan Perguruan Tinggi dan
Lembaga Penelitian; Potensi Pengembangan Tanaman dan
Produk Atsiri di Indonesia; dan Produksi Bibit Berkualitas
untuk Meningkatkan Kedaulatan Pangan. Gelar wicara ini
dibarengi dengan kegiatan pameran dan bazaar yang diikuti
lebih dari 30 perusahaan/institusi, sekolah binaan dan desa
binaan di seluruh Indonesia.
Acara juga dirangkai dengan kegiatan Open House ke
berbagai fasilitas SEAMEO BIOTROP, yaitu Laboratorium
Bioteknologi, Remote Sensing, Akuatik, Hidroponik,
Herbarium, Entomologi, Kultur Jaringan, Air dan Udara,
Fitopatologi dan Natural Product, serta Unit Budidaya Jamur
dan Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL).
Kegiatan lain untuk lebih memeriahkan perayaan ulang
tahun ke-50 te rsebut , SEAMEO B IOTROP akan
menyelenggarakan serangkaian kegiatan lainnya, yaitu Agri-
based Production Webinar series pada tanggal 27 Februari -
22 Maret 2018; penanaman 1000 Pohon dari 50 Species pada
tanggal 1 Maret 2018; Walk for the Environment pada
tanggal 22 Maret 2018; Inter-SEAMEO Centre Badminton
Tournament pada tanggal 12-13 April 2018; Environmental
Camp and Mapping Competition for Students pada tanggal
20-21 April 2018 dan 3rd International Conference on
Tropical Biology pada tanggal 27-28 September 2018.(Awl)
3
Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM) Institut
Pertanian Bogor (IPB) menggelar Focus Group
Discussion (FGD) “Membedah Tata Kelola
Produksi Pangan Indonesia”. FGD yang bekerja sama
dengan Perhimpunan Ekonomi Pertanian Indonesia
(Perhepi) ini berlangsung di IPB International
Convention Center (IICC), Bogor (26/2). Acara yang
dibuka secara resmi oleh Wakil Rektor Bidang Sistem
Informasi IPB, Prof. Dr. Dodik Ridho Nurrochmat ini
dihadiri oleh sejumlah pakar, praktisi, mahasiswa, dan
juga unsur pemerintah.
Hadir sejumlah panelis dalam FGD yaitu Guru Besar
IPB Prof. Dr. Dwi Andreas Santosa yang memaparkan
teknologi produksi dan penanganan pascapanen;
Pakar Ekonomi Pertanian dan Wakil Ketua Umum
Perhepi, Prof. Dr. Bustanul Arifin yang membahas data
beras; serta Guru Besar IPB, Prof. Dr. Muhammad
Firdaus, yang berbicara tentang kelembagaan
produksi beras.
Prof Dodik menyampaikan, terkait dengan
pelaksanaan tata kelola produksi pangan butuh upaya
yang lebih, terutama dalam hal perbaikan data. Secara
teknis harus diperbaiki bersama metode yang
digunakan, siapa yang akan mengambil data. Kedua,
implikasi dari kebijakan. Dalam berbagai diskusi
masalah perbaikan data tidak mudah implikasinya.
“Data kita memang tidak benar, masalah kebenaran
data harus sama-sama kita tegakkan. Kekeliruan data
khususnya pangan ini sudah terjadi sejak tahun 1990-
an. Saat ini semakin meningkat eksponensial. Kita
tidak perlu saling menyalahkan, akan tetapi harus
bersinergis sehingga akan semakin baik ke depannya,
saling mengisi dan melengkapi. Tujuan untuk
kesejahteraan masyarakat dan kemakmuran bangsa
Indonesia,” imbuhnya.
Dalam presentasinya, Prof Andreas menyampaikan
bahwa saat ini 76,6 persen petani di Indonesia
termasuk petani gurem, yaitu petani kecil dengan luas lahan
yang kecil. Kesejahteraan petani selama 16 tahun terakhir ini
cenderung menurun. Indonesia mengalami stagnasi
produksi beras dari tahun ke tahun.
“Tiga urutan teknologi yang paling penting menurut
persepsi petani yaitu benih dan teknologi benih, pupuk dan
sistem presisi, serta teknologi pengendalian hama dan
penyakit. Solusi yang diusulkan yaitu gerakan daulat benih,
teknologi pupuk dan pertanian presisi, serta rumah
teknologi petani. Gerakan rakyat untuk kedaulatan pangan
yaitu mencoba masuk pada segi pemasaran untuk
memangkas rantai produksi, yang menjual produk petani
kecil,” ujar Prof. Andreas.
Sementara itu, Prof Firdaus menjelaskan, kenaikan harga
pangan di Indonesia secara dominan masih disebabkan oleh
"kelangkaan persediaan". Untuk banyak kasus, pada bulan-
bulan tertentu produksi mengalami kelangkaan termasuk
beras (Desember-Januari).
"Persoalan tata niaga beras yaitu jalur distribusi beras masih
relatif panjang. Variasi harga di petani masih besar dengan
bargaining position yang lemah. Struktur biaya produksi
sudah menunjukkan adanya keuntungan dalam berusaha
tani padi meskipun tinggi. Struktur biaya distribusi beras
menunjukkan marjin yang tidak merata di antara pelaku
pasar. Marjin tertinggi ada pada pedagang pengecer.
Integrasi pasar antara produsen dengan grosir lebih sehat
dibandingkan produsen dengan pengecer. Salah satu
masalah yang paling penting di beras yaitu gap harga yang
semakin besar," tutur Prof Firdaus.
Karena itu, Prof Firdaus memberikan pandangan perlunya
perbaikan dari sisi kelembagaan beras. Salah satu pasal
dalam Undang-undang (UU) No. 18/2012: pasal 126 yang
berbunyi "Dalam hal mewujudkan kedaulatan pangan,
kemandirian pangan, dan ketahanan pangan nasional,
dibentuk lembaga pemerintah yang menangani bidang
pangan yang berada di bawah dan bertanggung jawab
kepada presiden.”
“Seharusnya sudah terbentuk Badan Pangan untuk Beras
pada bulan November 2015. Namun sayang hingga saat ini
belum terbentuk,” ujar Prof Firdaus. Dikatakannya, tugas
awal Badan Pangan untuk beras adalah menetapkan angka
produksi, konsumsi beras Indonesia; memformulasikan
strategi pengelolaan cadangan beras di masyarakat,
pemerintah pusat, daerah, dan swasta; menyusun perangkat
sistem informasi beras; dan membuat dash-board
ketahanan pangan, karena sampai saat ini Indonesia belum
mempunyai dash-board ketahanan pangan; mengelola
sistem distribusi beras yang berkeadilan; serta regulasi
ekspor dan impor. (RJ/nm)
IPB Gelar FGD Memperbaiki Tata Kelola Produksi Pangan Indonesia
4
Departemen Ilmu Ekonomi Syariah, Fakultas
Ekonomi dan Manajemen (FEM) Institut
Pertanian Bogor (IPB) bekerja sama dengan
Indonesia Arabic Center (IAC) mengadakan seminar
dan open house dalam rangka meningkatkan kualitas
pembelajaran mata kuliah Bahasa Arab, bertempat di
Masjid Al-Hurriyyah Kampus IPB Dramaga, Bogor
(23/2). IAC merupakan bimbingan belajar bahasa Arab
yang menggunakan metode Mustaqilli. Kegiatan yang
mengusung tema “Mudahnya Bahasa Arab” ini
menghadirkan narasumber KH. Agus Shohib Khaironi,
S.Ag, Lc, penulis sekaligus penemu metode Mustaqilli.
Ketua Departemen Ilmu Ekonomi Syariah FEM IPB, Dr.
Jaenal Effendi, menyampaikan, bahwa metode belajar
bahasa Arab yang mudah ini merupakan metode khas
yang selama ini digunakan di berbagai Pondok
Pesantren di Indonesia. Modifikasi metode yang
digunakan oleh penemu mustaqilli yang tidak lain
merupakan teman nyantri Dr. Jaenal Effendi di Pondok
Pesant ren L i rboyo Ked i r i in i te lah d iaku i
keberhasilannya baik oleh Kementerian Agama RI,
berbagai perguruan tinggi di Indonesia serta lembaga
pendidikan yang ada. “Sehingga tidak salah jika
Departemen Ilmu Ekonomi Syariah menjalin kerja
sama untuk pembelajaran Bahasa Arab di IPB,
khususnya Departemen Ilmu Ekonomi Syariah,”
ujarnya.
KH. Agus Shohib Khaironi, S.Ag, Lc menyampaikan
beberapa syarat penting dalam belajar bahasa Arab, di
antaranya harus ada niat yang kuat disertai dengan
ke i kh la san , kesaba ran da lam mempe la j a r inya ,
menggunakan media/metode, serta gradasi dalam belajar.
“Banyak orang yang beranggapan belajar bahasa Arab sulit
dan rumit. Padahal bahasa Arab adalah bahasa Alquran dan
bahasa internasional. Sebagai produk budaya, bahasa bisa
dipelajari. Sulit atau mudahnya belajar bahasa sebenarnya
tergantung dari orang yang menyikapinya. Pada
kenyataannya banyak orang yang menguasai bahasa
Inggris. Jadi manakah lebih mudah dipelajari, bahasa Arab
atau bahasa Inggris? Haruskah bahasa Arab terus menjadi
momok yang mengerikan dan sulit dipelajari,” tuturnya.
KH. Agus menjelaskan, peran Bahasa Arab dalam
pemahaman keislaman secara umum menjadi sebuah
kebutuhan dan kewajiban bagi umat Islam. Karena tidak
mungkin kita bisa memahami agama dengan baik dan benar
serta mengimplementasikan dalam kehidupan dengan
optimal tanpa bahasa aslinya. Bagaimana pula bisa menjiwai
shalat dengan baik kalau tidak mengerti apa yang kita baca.
Maka metode mustaqilli menjadi bahan alternatif agar bisa
bahasa Arab dengan benar.
Narasumber lainnya, Dr. Asep Nurhalim, yang juga Sekretaris
Departemen Ilmu Ekonomi Syariah FEM IPB mengatakan,
bahwa kegiatan ini akan menjadi awal perjuangan di jalan
Allah. Menurutnya, kegiatan ini penting dilaksanakan,
karena banyak mahasiswa Ekonomi Syariah maupun
mahasiswa dari program studi lain di IPB yang ingin belajar
dan bisa bahasa Arab. “Alhamdulillah gayung bersambut,
kita dipertemukan dengan penemu metode mustaqilli yang
siap membantu memberikan kursus bahasa Arab di IPB,”
ujarnya.
Ia menambahkan, salah satu bukti keunggulan bahasa Arab
adalah dipilih Allah SWT untuk dijadikan bahasa resmi
Alquran. “Bahasa Arab menjadi pintu atas dibukakannya
kebaikan-kebaikan oleh Allah SWT, karena dari Bahasa Arab
lah akan lebih banyak mengetahui ajaran Islam,”
imbuhnya.(awl)
Departemen Ilmu Ekonomi Syariah IPB Fasilitasi Belajar Bahasa Arab dengan Benar
5
Mahasiswa IPB Borong Tujuh Medali pada Kejuaraan Silat Internasional
Mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB)
dari Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM)
Perisai Diri membawa pulang tujuh
penghargaan sekaligus dalam Kejuaraan Pencak Silat
Paku Bumi Open IV Asia Eropa yang diselenggarakan
di GOR Padjajaran dan Tri Lomba Djuang, Bandung,
Jawa Barat. Pada kompetisi yang diadakan 2-4
Februari 2018 ini, mahasiswa IPB raih satu emas,
empat medali perak dan dua perunggu.
Para pemenang ini terdiri dari mahasiswa IPB lintas angkatan
mulai dari angkatan 2014 hingga 2016 yaitu Ade Mustopic
(emas), Agus Swi Widodo (perak), Dzaky Baiquna (perak),
Ivan A (perak), Aisyah Vira Amanda (perak), Risaldo RDP
(perunggu), dan Ilham Habib (perunggu). Mahasiswa IPB ini
membuktikan tak hanya ahli dalam bidang keilmuan
khususnya pertanian, prestasi juga tetap dapat ditorehkan di
bidang non-akademik semisal pencak silat ini.
Ketua UKM Perisai Diri, Ade Mustopic, mengatakan, mereka
tidak menduga hasilnya akan sebaik ini. “Namun, latihan
kami juga tidak dilakukan dalam waktu yang singkat. Saat
mahasiswa lain asyik liburan, kami tetap latihan mandiri di
kampung halaman untuk menghadapi kompetisi ini.
Semoga prestasi silat IPB bisa lebih baik lagi,” ujar Ade yang
juga menjadi salah satu pemenang dalam kejuaraan ini.
Ia menambahkan, capaian yang diraih UKM Perisai Diri tak
lepas dari dukungan pembina yaitu Dr. Abdul Haris Mustari.
(FI/nm)
Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB), Dr. Arif
Satria, melakukan senam pagi bersama
mahasiswa Program Pendidikan Kompetensi
Umum (PPKU) IPB, di lapangan Gymnasium, kampus
Dramaga, Bogor (23/2). Kegiatan rutin yang diberi
nama Fit and Fun ini dimaksudkan untuk menjaga
stamina, mengingat kebutuhan tubuh untuk berolah
raga, apalagi menjalani rutinitas kuliah sehari-hari.
Direktur PPKU IPB, Prof. Dr. Toni Bakhtiar, mengatakan, ada
empat olah yang kita perlukan, yakni olah raga, olah rasa,
olah pikir, dan olah psikis. “Kita seharusnya bisa
melaksanakan semuanya. Namun, karena suatu alasan, jadi
tidak seimbang melakukannya,” ujarnya.
Sementara itu, rektor menyampaikan bahwa tubuh yang
kuat dan jiwa yang kuat itu sesuatu yang menyatu. “Oleh
karena itu, saya minta kepada seluruh mahasiswa PPKU agar
selalu berolah raga,” tegasnya.
Menurut rektor, olah raga memerlukan alokasi waktu
tersendiri, karena merupakan sesuatu yang penting tapi
tidak urgent. “Orang-orang yang bertindak efektif,
biasanya orang-orang yang selalu mengalokasikan
waktunya pada kuadran kegiatan penting tapi tidak urgent.
Namun, orang yang gagal biasanya selalu berada dalam
kuadran tidak penting dan urgent. Olah raga merupakan
salah satu kegiatan yang penting tapi tidak urgent,”
tambahnya.(AT/nm)
Fit and Fun, Rektor IPB Senam Pagi Bersama Mahasiswa
6
JADWAL AGENDA INSTITUT PERTANIAN BOGORPERIODE 27-28 FEBRUARI 2018
Akses berita dan foto IPB terkini pada laman:
www.ipb.ac.id, www.humas.ipb.ac.id, www.ipbmag.ipb.ac.id www.media.ipb.ac.id
Selasa, 27 Februari 2018 Launching Kerjasama ASEAN-MAFF Human Resources Development ProjectWaktu : 09.30 - 12.30 WIB Tempat : R. Sungkai, Gd. SB-IPB, Jl. Pajajaran Bogor 16151Unit Penanggung Jawab : Sekolah Bisnis IPB CP : 0251- 8313813
2
Senin - Rabu, 26-28 Februari 2018Perayaan Hari Ulang Tahun Ke 50 SEAMEO BIOTROPWaktu: 08.30-selesaiTempat: Kampus SEAMEO BIOTROP, BogorUnit Penanggung Jawab: SEAMEO BIOTROPCP: 0251-8323848 1
Top Related