Download - Paradigma Sehat Net Hp

Transcript

PARADIGMA SEHAT MENUJU INDONESIA SEHAT 2010 (HEALTH PARADIGM TOWARDS HEALTHY INDONESIA 2010)

Dr. Suparyanto, M.Kes

PENGERTIAN PARADIGMA SEHAT

Paradigma Sehat adalah cara pandang, pola pikir, atau model pembangunan kesehatan yang bersifat holistik

Melihat masalah kesehatan yang dipengaruhi oleh banyak faktor yang bersifat lintas sektor

Upayanya lebih diarahkan pada peningkatan, pemeliharaan dan perlindungan kesehatan,

Bukan hanya panyembuhan orang sakit atau pemulihan kesehatan

PERUBAHAN PARADIGMA

Paradigma sakit: upaya membuat orang sakit menjadi sehat

Paradigma sehat: upaya membuat orang sehat tetap sehat

Paradigma sehat mengutamakan: upaya promotif dan preventif tanpa mengesampingkan upaya kuratif dan rehabilitatif

LATAR BELAKANG

Kesehatan hak azasi manusia, menentukan kualitas hidup SDM

Kesehatan karunia Tuhan, perlu disyukuri

Kesehatan dipengaruhi banyak faktor, yang utama lingkungan dan perilaku

UU No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan pasal 3 menyebutkan bahwa tujuan pembangunan kesehatan adalah untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang optimal.

VISI KESEHATAN

Untuk mewujudkan paradigma sehat tersebut ditetapkan visi, yaitu gambaran, prediksi atau harapan tentang keadaan masyarakat Indonesia pada masa yang akan datang, yaitu:

Indonesia Sehat 2010

PENGERTIAN INDONESIA SEHAT 2010

1. Indonesia Sehat 2010 adalah gambaran masyarakat Indonesia di masa depan yang penduduknya hidup dalam:

2. Lingkungan sehat,

3. Perilaku sehat,

4. Mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu, adil dan merata,

5. Memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tinggi nya.

PENGERTIAN LINGKUNGAN SEHAT

Lingkungan Sehat adalah lingkungan yang kondusif bagi terwujudnya keadaan sehat yaitu lingkungan yang:

Bebas polusi,

Tersedia air bersih,

Sanitasi lingkungan memadai,

Perumahan dan pemukiman sehat

Perencanaan kawasan berwawasan kesehatan,

Kehidupan masyarakat saling tolong-menolong.

PENGERTIAN PERILAKU SEHAT

Perilaku Sehat adalah perilaku proaktif untuk;

Memelihara dan meningkatkan kesehatan,

Mencegah resiko terjadinya penyakit,

Melindungi diri dari ancaman penyakit,

Berperan aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat

MISI PEMBANGUNAN KESEHATAN

Menggerakkan pembangunan nasional berwawasan kesehatan:

Pelbagai sektor pembangunan harus memasukkan pertimbangan kesehatan dalam semua kebijakan pembangunan-nya: Program pembangunan yang tidak berkontribusi positif terhadap kesehatan, apalagi yang berdampak negatif terhadap kesehatan, seyogyanya tidak diselenggarakan.

Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat

Kesehatan adalah tanggung jawab bersama setiap individu, masyarakat, pemerintah dan swasta: Apapun peran yang dimainkan oleh pemerintah, tanpa kesadaran individu dan masyarakat untuk secara mandiri menjaga kesehatan mereka, hanya sedikit yang dapat dicapai

Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau.

Salah satu tanggung jawab sektor kesehatan adalah menjamin tersedianya pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau oleh masyarakat. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan dilakukan oleh pemerintah, swasta dan masyarakat .

Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat beserta lingkungannya.

Tugas utama sektor kesehatan adalah memelihara dan meningkatkan kesehatan segenap warganya: Oleh karena itu upaya kesehatan yang harus diutamakan adalah yang bersifat promotif-preventif yang didukung oleh upaya kuratif-rehabilitatif. Selain itu upaya penyehatan lingkungan juga harus diprioritaskan.

STRATEGI PEMBANGUNAN KESEHATAN

1. Pembangunan Nasional Berwawasan Kesehatan Semua kebijakan pembangunan nasional yang sedang dan atau akan diselenggarakan harus berwawasan kesehatan, setidak-tidaknya harus memberikan kontribusi positif terhadap pembentukan lingkungan dan perilaku sehat. Sedangkan pembangunan kesehatan harus dapat mendorong pemeliharaan dan peningkatan kesehatan, terutama melalui upaya promotif-preventif yang didukung oleh upaya kuratif-rehabilitatif.

2. Profesionalisme Pelayanan kesehatan yang bermutu perlu didukung oleh penerapan pelbagai kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta penerapan nilai-nilai moral dan etika. Untuk itu akan ditetapkan standar kompetensi bagi tenaga kesehatan, pelatihan berdasar kompetensi, akreditasi dan legislasi serta kegiatan peningkatan kuatitas lainnya

3. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat (JPKM) Untuk memantapkan kemandirian masyarakat dalam hidup sehat perlu digalang peranserta masyarakat yang seluas-luasnya termasuk dalam pembiayaan. JPKM pada dasarnya merupakan penataan sistem pembiayaan kesehatan yang mempunyai peranan yang besar pula untuk mempercepat pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan.

4. Desentralisasi Untuk keberhasilan pembangunan kesehatan, penyelenggaraan pelbagai upaya kesehatan harus berangkat dari masalah dan potensi spesifik masing-masing daerah. Untuk itu wewenang yang lebih besar didelegasikan kepada daerah untuk mengatur sistem pemerintahan dan. rumah tangga sendiri, termasuk di bidang kesehatan.

PROGRAM UNGGULAN

1. Kebijakan Kesehatan, Pembiayaan Kesehatan dan Hukum Kesehatan,

2. Perbaikan Gizi.

3. Pencegahan Penyakit Menular termasuk Imunisasi.

4. Peningkatan Perilaku Hidup Sehat dan Kesehatan Mental.

5. Lingkungan Pemukiman, Air dan Udara Sehat.

6. Kesehatan Keluarga, Kesehatan Reproduksi dan Keluarga Berencana

7. Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

8. Anti Tembakau, Alkohol dan Madat

9. Pengawasan obat, Bahan Berbahaya, Makanan dan Minuman.

10. Pencegahan Kecelakaan dan Rudapaksa, termasuk Keselamatan Lalu Lintas

Diposkan oleh dr. Suparyanto, M.Kes di 19:15 3 komentar

Link ke posting ini Label: Kuliah Manajemen dan Organisasi Reaksi:

PERENCANAAN PUSKESMAS (PUBLIC HEATLH CENTER PLANNING)

Dr. Suparyanto, M.Kes

PENGERTIAN MICROPLANNING

Merupakan penyusunan rencana 5 tahunan dengan tahapan tiap-tiap tahun di tingkat Puskesmas untuk mengembangkan dan membina Posyandu KB Kesehatan di wilayah kerjanya, berdasarkan masalah yang dihadapi dan kemampuan yang dimiliki dalam rangka meningkatkan fungsi Puskesmas

Perencanaan Tingkat Puskesmas, bertujuan meningkatkan kemampuan Puskesmas dalam bidang perencanaan, khususnya berpikir analitik, inisiatif, kreatif dan inovatif

Lokakarya Mini Puskesmas, bertujuan meningkjatkan kemampuan Puskesmas dalam menggerakan stafnya dalam pelaksanaan kegiatan yang telah direncanakan

Stratifikasi Puskesmas, bertujuan meningkatkan kemampuan Puskesmas dalam melakukan pengendalian dan penilaian Puskesmas

MACAM PERENCANAAN PUSKESMAS

1. Perencanaan Upaya Kesehatan Wajib:Promkes, PL, KIA-KB, Gizi, P2, BP.

2. Perencanaan Upaya Kesehatan Pengembangan:UKS, PKM, UKK, Kesgilut, Keswa, Mata, Lansia, Batra.

LANGKAH PENYUSUNAN PERENCANAAN UPAYA KESEHATAN

1. Menyusun usulan kegiatan:Rincian kegiatan, tujuan, sasaran, volume, waktu, lokasi, biaya untuk setiap kegiatan

2. Mengajukan Usulan Kegiatan, ke Dinkes

3. Menyusun Rencana Pelaksanaan Kegiatan (POA)

FORMAT MICROPLANNING

1. Pendahuluan

2. Keadaan dan Masalah

3. Tujuan dan Sasaran

4. Pokok kegiatan dan Tahapan pelaksanaan tahunannya

5. Penyusunan kebutuhan sumber daya

6. Pemantauan dan Penilaian

7. Penutup

DEFINISI:

1. Perencanaan: salah satu fungsi manajemen yg merupakan keseluruhan proses memilih alternatif, langkah dan alokasi sumber daya yang terbaik untuk mencapai suatu tujuan

2. Masalah: sesuatu yang perlu dipecahkan mengingat adanya kesenjangan antara tujuan yang diharapkan dengan kenyataan

3. Tujuan: pernyataan tentang sesuatu yang ingin dicapai dalam kurun waktu tertentu, yang dinyatakan dalam uraian pokok dan ringkas serta tidak perlu dinyatakan secara kuantitatif

4. Sasaran: suatu pernyataan tentang suatu hasil yang terukur (kuantitatif) dan yg direncanakan dicapai dalam kurun waktu tertentu

5. Kebijakan: ketentuan yang ditetapkan untuk dipergunakan sebagi pedoman atau petunjuk untuk menyelenggarakan upaya dalam mencapai tujuan dan sasaran

6. Strategi: arah dan cara bertindak yang dipilih dengan memperhitungkan berbagai segi, serta faktor lingkungan, untuk mencapai sasaran yang ingin dicapai

LOKAKARYA MINI BULANAN

Pertemuan yang diselenggarakan setiap bulan di Puskesmas yang dihadiri oleh seluruh staff di Puskesmas, Puskesmas Pembantu dan Bidan di desa serta dipimpin oleh Kepala Puskesmas

Proses penggalangan kerjasama tim Puskesmas dengan pendekatan sistem

Masukan

1. Laporan hasil kegiatan bulan lalu

2. Informasi: hasil rapat dinas kab /kota, rapat kecamatan, kebijakan, program dan konsep baru

Proses .

1. Analisis hambatan dan masalah, Analisis sebab masalah,

2. Merumuskan alternatif pemecahan masalah

Keluaran

1. Rencana kerja bulan yang baru

LOKAKARYA MINI TRIBULANAN

Pertemuan yang diselenggarakan setiap 3 bulan sekali di Puskesmas yang dihadiri oleh instansi lintas sektor tingkat kecamatan, Badan Penyantun Puskesmas (BPP), staf Puskesmas dan jaringannya, serta dipimpin oleh camat

Proses penggalangan kerjasama tim lintas Sektor Puskesmas dengan pendekatan sistem

Masukan

1. Laporan pelaksanaan program kesehatan dan dukungan sektor terkait

2. Inventarisasi masalah/hambatan dari masingmasing sektor dalam pelaksanaan program kesehatan

3. Pemberian informasi baru

Proses

1. Analisis hambatan dan masalah pelaksanaan program kesehatan

2. Analisis hambatan dan masalah dukungan dari masing-masing sector

3. Merumuskan cara penyelesaian masalah

Keluaran

1. Rencana kerja tribulan yang baru

2. Kesepakatan bersama (untuk hal-hal yang dipandang perlu)

SUPERVISI

Pengawasan dibedakan atas dua macam yakni pengawasan internal dan eksternal.

1. Pengawasan internal dilakukan secara melekat oleh atasan langsung.

2. Pengawasan eksternal dilakukan oleh masyarakat, dinas kesehatan kabupaten/kota serta berbagai institusi pemerintah terkait.

Pengawasan mencakup aspek administratif, keuangan dan teknis pelayanan. Apabila pada pengawasan ditemukan adanya penyimpangan, baik terhadap rencana, standar, peraturan perundang-undangan maupun berbagai kewajiban yang berlaku, perlu dilakukan pembinaan sesuai dengan ketentuan yang berlaku

POSYANDU KB-KES

Merupakan salah satu bentuk kegiatan BPD (dulu LKMD), dimana masyarakat (antara lain PKK) menyelenggarakan pelayanan 5 program prioritas secara terpadu di satu tempat dan dalam waktu yang sama, dengan bantuan pelayanan langsung dari staf Puskesmas, yaitu pada jenis pelayanan yang masyarakat tidak kompeten untuk memberikannya sendiri.

KETERPADUAN POSYANDU

1. Keterpaduan antar 5 program (KIA, KB, Imunisasi, Gizi dan penanggulangan diare)

2. Keterpaduan antar sektor terkait (BPD, PKK, BKB, Kes

3. Keterpaduan Pelayanan Kesehatan oleh masyarakat dan kesehatan

POLINDES

Suatu tempat yang didirikan oleh masyarakat atas dasar musyawarah, sebagai kelengkapan dari pembangunan kesehatan masyarakat desa, untuk memberikan pelayanan KIA dan KB.

Dikelola BDD kerjasama dengan dukun bayi serta dibawah pengawasan dokter Puskesmas

Pertolongan persalinan yang ditangani: persalinan normal, faktor risiko sedang

Kriteria faktor risiko sedang:

Umur Ibu 35Th

Tinggi badan 3

Kriteria faktor risiko tinggi:

1. Perdarahan selama kehamilan

2. Panas tinggi atau infeksi

3. Eklamsi

4. Kelainan letak bayi dalam kandungan

PERSYARATAN POLINDES

1. Adanya BDD

2. Adanya peralatan: bidan kit, IUD kit, imunisasi, TB, Infus set, obat sederhana & uterotonika, buku KIA-KB, inkubator

3. Memenuhi syarat rumah sehat: air bersih, ventilasi cukup, penerangan cukup, SPAL, pekarangan bersih, ukuran minimal: 3x4m2

4. Lokasi terjangkau roda 4

5. Ada tempat bersalin, post partum, 1 TT

TUJUAN POLINDESTujuan Umum:

Memperluas jangkauan, meningkatkan mutu dan mendekatkan pelayanan KIA-KB kepada masyarakat desa

Tujuan Khusus:

1. Meningkatkan jangkauan dan mutu ANC dan persalinan normal di desa

2. Meningkatkan pembinaan dukun desa

3. Meningkatkan konsultasi dan penyuluhan

4. Meningkatkan pelayanan kesehatan bayi dan anak oleh bidan

KEGIATAN POLINDES

1. ANC

2. Persalinan normal

3. Pelayanan kesehatan bufas dan buteki

4. Pelayanan kesehatan neonatal, bayi, balita, anak prasekolah, imunisasi

5. Pelayanan KB

6. Pertolongan pertama persalinan risiko tinggi

7. Menampung rujukan dukun bayi dan merujuk ke fasilitas kes yg lebih mampu

8. Melatih dan membina dukun bayi

9. Penyuluhan kesehatan

10. Mencatat dan melaporkan kegiatan ke Puskesmas

Pembinaan oleh dokter Puskesmas

Pembiayaan: ditetapkan berdasarkan musyawarah desa

Perizinan: bidan harus punya SIPB

PENGERTIAN SP2TP

Sistem Pencatatan dan Pelaporan terpadu Puskesmas: kegiatan pencatatan dan pelaporan data umum, sarana, tenaga dan upaya pelayanan kesehatan di Puskesmas yang ditetapkan melalui SK MENKES/SK/II/1981

JENIS DATA SP2TP

1. Umum dan demografi

2. Ketenagaan

3. Sarana

4. Kegiatan pokok Puskesmas

MACAM PENCATATAN

Pencatatan dalam gedung dan diluar gedung

1. Pencatatan dalam gedung , menggunakan: family folder, kartu indek penyakit, buku register dan sensus harian

2. Pencatatan diluar gedung, menggunakan kartu register dan kartu murid

FORMULIR PELAPORAN

1. Formulir LB: untuk data kesakitan dan obat dengan LPLPO

2. Formulir LT: untuk data kegiatan

3. Formulir LS: untuk data sarana, kegiatan dan kematian

LB1: laporan data kesakitan

LB2: laporan data kematian (tidak dipakai)

LB3: laporan gizi, KIA-KB, P2M

LB4: laporan obat-obatan (LPLPO)

LT: laporan kegiatan Puskesmas (tribulan)

Laporan data dasar Puskesmas (LSD1, LSD2, LSD3)

LSD1: data kependudukan, fasilitas pendidikan, kesehatan, lingkungan dan peran serta)

LSD2: ketenagaan Puskesmas dan Pustu

LSD3: peralatan Puskesmas dan Pustu

.

Diposkan oleh dr. Suparyanto, M.Kes di 13:07 4 komentar

Link ke posting ini Label: Kuliah Manajemen dan Organisasi Reaksi:

PWS KIA (MONITORING LOCAL AREA MATERNAL AND CHILD HEALTH)

Dr. Suparyanto, M.Kes

PENGERTIAN PWS-KIA

Pemantauan Wilayah Setempat KIA (PWS-KIA) adalah alat manajemen program KIA untuk memantau cakupan pelayanan KIA di suatu wilayah (Puskesmas/Kecamatan) secara terus menerus, agar dapat dilakukan tindak lanjut yang cepat dan tepat terhadap desa yang cakupan KIA-nya rendah

LATAR BELAKANG

AKI dan AKB di Indonesia masih tinggi

Penyebab kematian persalinan: Perdarahan: 40 %, Infeksi: 30 %, Toksemia: 20 %

Untuk mengatasi masalah diatas, pelayanan KIA dituntut meningkat baik jangkauan maupun mutunya

Pelayanan KIA perlu dipantau terus menerus untuk mengetahui gambaran tentang kelompok mana dalam wilayah yang paling rawan

Dengan diketahuinya lokasi (desa) rawan kesehatan ibu dan anak, maka desa tersebut dapat lebih diperhatikan dan dicarikan pemecahan masalahnya

Untuk memantau cakupan pelayanan KIA dikembangkan sistem PWS-KIA

TUJUAN UMUM

Meningkatkan jangkauan dan mutu pelayanan KIA diwilayah kerja Puskesmas, melalui pemantauan cakupan pelayanan KIA di tiap desa secara terus menerus.

TUJUAN KHUSUS

1. Memantau cakupan pelayanan KIA secaraterus menerus untuk tiap desa

2. Menilai kesenjangan antara target dan pencapaian sebenarnya untuk tiap desa

3. Menentukan urutan desa prioritas yang akan ditangani berdasarkan besarnya kesenjangan

4. Merencanakan tindak lanjut dengan menggunakan sumber daya yang tersedia.

5. Membangkitkan peran pamong setempat dalam penggerakan sasaran dan mobilisasi sumberdaya

PRINSIP PENGELOLAAN PROGRAM KIA

1. Peningkatan pelayanan ANC disemua fasilitas yankes (mutu dan jangkauan)

2. Peningkatan pertolongan Bulin oleh nakes profesional

3. Peningkatan DDRT Bumil baik oleh nakes, kader maupun dukun bayi

4. Peningkatan pelayanan neonatal (mutu dan jangkauan)

PELAYANAN ANCStandart minimal 5 T:

1. Timbang berat badan ukur tinggi badan

2. (Ukur) Tekanan darah

3. (Pemberian Imunisasi) Tetanus toksoid (TT) lengkap

4. (Ukur) Tinggi fundus uteri

5. (Pemberian) Tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan

FREKUENSI ANC

1. Minimal 1 kali pada triwulan pertama

2. Minimal 1 kali pada triwulan kedua

3. Minimal 2 kali pada triwulan ketiga

PERTOLONGAN PERSALINAN

1. Oleh tenaga profesional: Dokter spesialis kebidanan, dokter umum, bidan

2. Memenuhi standart minimal 3 bersih: bersih tangan penolong, bersih alat pemotong tali pusat, bersih tempat ibu berbaring

3. Prinsip persalinan: steril, sesuai SOP, merujuk kasus yang tidak mampu ditangani

STRATEGI MAKING PREGNANCY SAFER ( MPS )

1. Setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih

2. Setiap komplikasi obstetri dan neonatal mendapat pelayanan yang adekuat

3. Setiap wanita usia subur ( WUS ) mempunyai akses terhadap pencegahan kehamilan yang tidak diinginkan dan penanganan komplikasi keguguran

MENANGANI KEMATIAN AKIBAT TERLAMBAT

1. Terlambat mengenali bahaya resiko tinggi

2. Terlambat mengambil keputusan dalam keluarga

3. Terlambat memperoleh transportasi / rujukan

4. Terlambat memperoleh penanganan GDON (Gawat Darurat Obstetri Neonatal) secara memadai

DDRT BUMIL (deteksi Dini Risiko Tinggi Ibu Hamil)

1. Primigravida < 20 tahun atau > 35 tahun

2. Anak > 4

3. Jarak persalinan terakhir dan kehamilan sekarang < 2 tahun Tinggi badan < 145 cm Berat badan < 38 kg atau Lila < 23,5 cm. Riwayat keluarga: DM, HT, cacat kongenital Kelainan bentuk tubuh, misalnya kelainan tulang belakang atau panggul RISTI BUMIL Hb kurang dari 8 gr. % Tekanan darah tinggi (sistole > 140 mmHg, diastole > 90 mmHg).

4. Oedema yang nyata

5. Eklampsia

6. Perdarahan per vaginam

7. Ketuban pecah dini

8. Letak lintang pada usia kehamilan lebih dari 32 minggu

9. Letak sungsang pada primigravida

10. Infeksi berat / sepsis

11. Persalinan prematur

12. Kehamilan ganda

13. Janin yang besar

14. Penyakit kronis ibu : jantung, paru, ginjal, dll.

15. Riwayat obstetri buruk, riwayat bedah sesar dan komplikasi kehamilan.

DDRT NEONATAL

1. BBLR ( berat lahir kurang dari 2500 gram )

2. Bayi dengan tetanus neonaturum

3. Bayi baru lahir dengan asfiksia

4. Bayi dengan ikterus neonaturum (ikterus > 10 hari setelah lahir )

5. Bayi baru lahir dengan sepsis

6. Bayi lahir dengan berat > 4000 gram

7. Bayi preterm dan post term

8. Bayi lahir dengan cacat bawaan sedang

9. Bayi lahir dengan persalinan dengan tindakan

GRAFIK PWS-KIA

1. Grafik cakupan K1

2. Grafik cakupan K4

3. Grafik cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan

4. Grafik penjaringan ibu hamil beresiko oleh masyarakat

5. Grafik penjaringan ibu hamil beresiko oleh tenaga kesehatan

6. Grafik cakupan neoantal oleh tenaga kesehatan

CARA MEMBUAT GRAFIK

1. Menentukan target rata2 per bulan untuk menggambarkan skala pada garis vertikal (sumbu Y), caranya target 1 tahun/12

2. Hasil perhitungan cakupan kumulatif, dimasukan kedalam lajur % kumulatif secara berurutan sesuai peringkat (tertinggi sebalah kiri)

3. Nama desa ditulis pada lajur desa, menyesuaikan lajur kumulatif

4. Hasil perhitungan bulan ini dan bulan lalu untuk tiap desa dimasukan ke lajur masing2

5. Gambar anak panah untuk mengisi lajur trend,

6. Bila bulan ini lebih tinggi dari bulan lalu maka trend naik () 7. Bila bulan ini lebih rendah dari bulan lalu maka trend turun () 8. Bila bulan ini sama dari bulan lalu maka trend tetap ()

RENCANA TINDAK LANJUT

Bagi desa yang berstatus baik atau cukup, pola penyelenggaraan pelayanan KIA perlu dilanjutkan, dengan beberapa penyesuaian tertentu sesuai kebutuhan

Desa berstatus kurang, yang terutama berstatus jelek perlu diprioritaskan untuk pembinaan selanjutnya. Perlu dilakukan analisis lebih dalam serta dicari penyebab rendahnya cakupan, sehingga dapat diupayakan cara penanganan masalah secara spesifik

Intervensi kegiatan yang bersifat teknis (termasuk logistik) harus dibicarakan dalam minilokakarya puskesmas dan rapat dinas kesehatan kabupaten

Intervensi kegiatan non teknis (motivasi, penggerakan sasaran, mobilisasi sumberdaya) harus dibicarakan pada rapat koordinasi kecamatan

CARA PENGISIAN KOHORT IBU

NO URUT NO INDEK NAMA ALAMAT RT/RW IBU SUAMI 1 2 3 4 5

Kolom 1: diisi nomor urutKolom 2: diisi nomor indek dari Family Folder SP2TPKolom 3: diisi nama ibu hamilKolom 4: diisi suami ibu hamilKolom 5: diisi alamat ibu hamil

UMUR IBU KEHAMILAN 35 0-12 mg 13-24 >24 6 7 8 9 10 11

6, 7, 8: diisi umur ibu hamil yang sebenarnya dengan angka, misalnya umur 23 tahun diisikan pada kolom 7

9, 10, 11: diisi umur kehamilan ibu pada kunjungan pertama dengan angka, misalnya 20 minggu diisikan pada kolom 10

HAMIL KE BB TIII Logis artinya menggunakan prinsip yang dapat diterima akal atau dapat dinalar

4. Emperis artinya berdasarkan realitas di alam nyata / tidak palsu / dapat diamati oleh indera kita

5. Penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan tertentu

LANGKAH PENELITIANMASALAH KAJIAN TEORI HIPOTESIS RANCANGAN PENELITIAN PENGUMPULAN DATA ANALISIS DATA KONSEPTUAL TEORI KONSEP

KARYA TULIS ILMIAHBab 1: Pendahuluan

Bab 2: Tinjauan Pustaka

Bab 3: Kerangka Konseptual dan Hipotesa

Bab 4: Metode Penelitian

Bab 5: Hasil PenelitianBab 6: Pembahasan

Bab 7: Kesimpulan dan Saran

BAGIAN AWAL KTI

1. Halaman sampul depan 2. Halaman sampul dalam

3. Halaman persetujuan

4. Halaman penetapan panitia penguji

5. Halaman daftar isi

6. Halaman daftar tabel

7. Halaman daftar gambar

8. Halaman daftar lampiran

BAGIAN INTI KTI

BAB 1: PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah2. Masalah3. Identifikasi Masalah

4. Rumusan Masalah5. Tujuan Penelitian1. Tujuan Umum2. Tujuan Khusus6. Manfaat Penelitian

BAB 2: TINJAUAN PUSTAKA

1. Merangkum teori yang diperlukan dalam penelitian, yang diperoleh dari: buku, journal, majalah ilmiah, internet, skripsi, tesis, desertasi

2. Teori yang diambil harus up to date

3. Harus ditulis sumbernya: (Notoatmojo, 2006)

BAB 3: KERANGKA KONSEPTUAL dan HIPOTESA

1. Kerangka konsep penelitian adalah kerangka hubungan antara konsep yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian

2. Hipotesis adalah jawaban sementara penelitian, patokan duga, atau dalil sementara yang kebenaranya akan dibuktikan dalam penelitian tersebut (Notoatmojo)

BAB 4: METODE PENELITIAN

1. Waktu dan lokasi penelitian

2. Desain Penelitian

3. Populasi, Sampel, Besar sampel, Sampling

4. Variabel

5. Definisi Operasional variabel

6. Instrumen penelitian

7. Analisa data

8. Etika penelitian (informed concern, anonymity, confidentiality)

9. Keterbatasan penelitian (sampel, instrumen, waktu)BAB 5: HASIL PENELITIAN

Menyajikan hasil penelitian yang berisi:

1. Gambaran umum

2. Hasil penelitian

3. Hasil analisis

4. Hasil FGD

Hasil disajikan dalam bentuk:

1. Narasi

2. Tabel

3. Grafik

BAB 6: PEMBAHASAN

Membahas data hasil penelitian, dikaji berdasarkan:

Teori

Hasil penelitian terdahulu

Telaah peneliti

Saran ahli

Hasil FGD

BAB 7: KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan: menjawab tujuan penelian, baik tujuan umum maupun tujuan khusus2. Saran: menyampaikan solusi masalah penelitian berdasarkan kesimpulan penelitian yang dapat dilaksanakan (operasional)BAGIAN AKHIR KTI

1. DAFTAR PUSTAKA

Daftar pustaka yang dipakai dalam penelitian

Cara penulisan: nama, tahun, judul, kota, penerbit

2. LAMPIRAN

Kuesioner

Hasil uji hipotesa

Pelaksanaan FGD

Hal-hal lain yang perlu diketahui

REFERENSI:1.Budiarto, 2004, Metodologi Penelitian Kedokteran, Sebuah Pengantar, Jakarta, EGC2. Hasan, 2005, Pokok Pokok Materi Statistik 1 (statistik Deskriptif), Jakarta, Bumi Aksara3. Hasan, 2005, Pokok Pokok Materi Statistik 2 (statistik Infereansif), Jakarta, Bumi Aksara4.Nasution, 2004, Metode research (penelitian Ilmiah), Jakarta, Bumi Aksara5. Silalahi, 2003, Metodologi Penelitian dan Studi Kasus, Sidoarjo, Citramedia6. Tjokronegoro, 2004, Metologi Penelitian Bidang kedokteran, Jakarta, Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.Diposkan oleh dr. Suparyanto, M.Kes di 08:54 0 komentar

Link ke posting ini Label: Metode Penelitian Reaksi:

HIPOTESIS

Dr. Suparyanto, M.KesPENGERTIAN HIPOTESIS Hipotesis adalah jawaban sementara penelitian, patokan duga, atau dalil sementara yang kebenaranya akan dibuktikan dalam penelitian tersebut (Notoatmojo) Cara penulisan hipotesis: Dirumuskan dengan jelas, padat, sederhana Dinyatakan dalam kalimat pernyataan Menyatakan pertautan antara dua variabel atau lebih Harus dapat diuji (secara emperis)MACAM HIPOTESIS1. Hipotesis Kerja atau Alternatif atau Riset atau Asli atau Riil atau Teori atau Substantif (H1)

2. Hipotesis Nihil atau Statistik (Ho)

3. Hipotesis Tandingan

HIPOTESIS KERJA (H1) Hipotesis kerja adalah suatu rumusan hipotesis dengan tujuan untuk membuat ramalan tentang peristiwa yang terjadi apabila suatu gejala muncul Biasanya menggunakan rumusan pernyataan: Jika ., maka. Artinya jika suatu variabel terjadi pada suatu situasi, maka ada akibat tertentu yang dapat ditimbulkanCONTOH HIPOTESIS KERJA Jika sanitasi lingkungan suatu daerah buruk, maka penyakit menular di daerah tersebut tinggi Jika persalinan dilakukan oleh Dukun yang belum dilatih, maka angka kematian bayi didaerah tersebut tinggi Jika pendapatan perkapita suatu negara rendah, maka status kesehatan masyarakat di negara tersebut rendah pulaMACAM HIPOTESIS KERJA Hipotesis satu ekor atau satu pihak atau satu arah sudah jelas arahnya (AB) Hipotesis dua ekor atau dua pihak atau dua arah belum jelas arahnya(AB) Jumlah pasien Puskesmas A lebih banyak dari jumlah pasien Puskesmas B (satu ekor) arahnya jelas, pasien PKM A lebih banyak dan pasien PKM B lebih sedikit Ada perbedaan jumlah kunjungan pasien di Puskesmas A dan di Puskesmas B (dua ekor) arahnya belum jelas, bisa dua kemungkinan bisa lebih banyak di PKM A atau di PKM BHIPOTESIS NOL (Ho) Hipotesis Nol adalah rumusan yang menyatakan sesuatu kesamaan atau tidak adanya suatu perbedaan yang bermakna antara dua kelompok atau lebih mengenai suatu hal yang dipermasalahkanCONTOH HIPOTESIS NOL Tidak ada perbedaan tentang angka kematian akibat penyakit jantung antara penduduk perkotaan dengan penduduk pedesaan Tidak ada perbedaan antara status status gizi anak balita yang tidak mendapat ASI pada waktu bayi, dengan status gizi balita yang mendapat ASI pada waktu bayiHIPOTESIS TANDINGAN Hipotesis tandingan adalah hipotesis luar atau variabel pengganggu atau variabel yang tidak dikehendaki, tetapi ada dan ikut mempengaruhi variabel pengaruh Variabel pengganggu tersebut harus dikontrolCONTOH Tingkat pendidikan mempengaruhi kesediaan periksa bagi ibu hamil ke Puskesmas Hipotesis diatas juga dipengaruhi oleh: tingkat pengetahuan ibu tentang bayi sehat, sosial ekonomi, jarak rumah ke Puskesmas Variabel tersebut harus dikontrol, caranya? Cara mengontrol adalah: menyamakan variabel pengganggu Artinya: 1. responden yang diambil harus mempunyai: tingkat pengetahuan ibu tentang bayi sehat yang sama, 2. sosial ekonomi yang sama, 3. jarak rumah ke Puskesmas yang sama.HIPOTESIS DESKRIPTIF Adalah dugaan tentang nilai suatu variabel mandiri, tidak membuat perbandingan atau hubungan Contoh: Jika rumusan masalah adalah: Seberapa lama daya tahan lampu merek X Seberapa tinggi produktivitas padi di Kabupaten Jombang Maka rumusan hipotesis berdasar teori dapat dibuat sebagai berikut: Daya tahan lampu X = 1000 jam Produktivitas padi di Jombang = 500 ton/haHIPOTESIS KOMPARATIF Adalah pernyataan yang menunjukan perbandingan nilai dalam satu variabel atau lebih pada sample yang berbeda Contoh: Jika rumusan masalah adalah: Adakah perbedaan daya tahan lampu merek A dan B? Adakah perbedaan produktivitas kerja antara bidan D1 dan bidan D3? Maka rumusan hipotesisnya dapat dibuat sbb: Tidak terdapat perbedaan daya tahan antara lampu merek A dan B Rumusan Masalah: Daya tahan lampu merek A lebih besar lampu merek B Hipotesis: Tidak ada perbedaan produktivitas kerja antara bidan D1 dan Bidan D3HIPOTESIS ASOSIATIF Adalah hipotesis yang menunjukan dugaan adanya hub atau pengaruh antara dua variabel atau lebih Contoh: Rumusan masalah: Adakah hubungan antara gaya kepemimpinan dan efektifitas kerja? Hipotesisnya adalah: Tidak ada hubungan antara gaya kepemimpinan dan efektivitas kerjaLATIHAN: Judul: Lama Kala 1 pada Ibu bersalin Primigravida Tuliskan:1. Rumusan Masalah

2. Tujuan Penelitian

3. Hipotesis

Judul: Hubungan Tinggi Badan dengan Persalinan Spontan Tuliskan:1. Rumusan Masalah

2. Tujuan Umum

3. Tujuan Khusus

4. Hipotesis

Judul: Pengaruh Kontrasepsi Depo Propera terhadap Obesitas Tuliskan:1. Masalah

2. Rumusan masalah

3. Tujuan umum

4. Tujuan khusus

5. Hipotesis REFERENSI:1.Budiarto, 2004, Metodologi Penelitian Kedokteran, Sebuah Pengantar, Jakarta, EGC2. Hasan, 2005, Pokok Pokok Materi Statistik 1 (statistik Deskriptif), Jakarta, Bumi Aksara3. Hasan, 2005, Pokok Pokok Materi Statistik 2 (statistik Infereansif), Jakarta, Bumi Aksara4.Nasution, 2004, Metode research (penelitian Ilmiah), Jakarta, Bumi Aksara5. Silalahi, 2003, Metodologi Penelitian dan Studi Kasus, Sidoarjo, Citramedia6. Tjokronegoro, 2004, Metologi Penelitian Bidang kedokteran, Jakarta, Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas IndonesiaDiposkan oleh dr. Suparyanto, M.Kes di 08:44 0 komentar

Link ke posting ini Label: Metode Penelitian Reaksi:

Sabtu, 28 November 2009

VARIABEL PENELITIAN (RESEARCH VARIABLES) 2

Dr. Suparyanto, M.Kes

APA ITU VARIABEL PENELITIAN?

Variabel adalah ciri atau sifat dari suatu obyek penelitian yang mempunyai variasi

Misal: kursi adalah obyek penelitian, variabelnya: bentuk, warna, ukuran

Bentuk, warna, ukuran, adalah atribut dari variabel kursi

Variabel merupakan pengelompokan dua atau lebih atribut

SKALA DATA VARIABEL

Skala Nominal: data yang hanya dapat membedakan (mengkatagorikan), tidak diketahui tingkat perbedaanya dan tidak ada urutanya

Misal: jenis kelamin, agama, alamat, status perkawinan

Skala Ordinal: data yang mempunyai kategori, mempunyai tingkat perbedaanya, tetapi tidak diketahui berapa nilai tingkat perbedaanya

Misal: golongan, pangkat, tingkat pendidikan

Skala Interval: data yang mempunyai kategori, diketahui tingkat perbedaanya, ada urutan, tidak ada nilai nol mutlak (artinya mempunyai nilai nol realnya ada( nilai nol)

Misal: suhu badan, nilai ujian

Data Skala Ratio: data yang mempunyai kategori, diketahui tingkat perbedaanya, ada urutan, mengakui nilai nol mutlak (artinya tidak ada realnya nilai nol(tidak ada)

Misal: berat badan, umur

PENGERTIAN VARIABEL

Variabel: adalah suatu sifat atau fenomena yang menunjukan sesuatu yang dapat diamati dan nilainya berbeda-beda

Sesuatu dikatakan variabel, jika:

1. Mempunyai nama

2. Dapat diamati atau diukur

3. Nilainya berbeda-beda

4. Memiliki definisi verbal

5. Ada kelompok penggolongan atau satuan

Contoh variabel tinggi badan:

Nama : tinggi badan

Dapat diukur : dapat

Nilai pengukuran: berbeda

Definisi verbal : jarak antara kepala kaki

Satuan : centimeter

Bagian dari variabel disebut: atribut

Variabel: jenis kelamin, tingkat pendidikan

Atribut: laki, perempuan adalah atribut dari variabel jenis kelamin

Atribut: SD, SMP, SMA, PT adalah atribut dari variabel tingkat pendidikan

SUBYEK DAN OBYEK PENELITIAN

Jika kita akan meneliti tingkat pengetahuan ibu hamil, maka ibu hamil disebut subyek penelitian (tidak langsung), sedangkan tingkat pengetahuan disebut obyek penelitian (langsung)

Meneliti jumlah kunjungan Puskesmas, maka Puskesmas adalah: subyek, sedangkan kunjungan: obyek

MACAM VARIABEL PENELITIAN

Variabel Tergantung/ Akibat / Terpengaruh/ Dependen adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain

Variabel Bebas/ Sebab/ mempengaruhi/ Independen adalah variabel yang mempengaruhi variabel lain

Contoh: hubungan antara variabel pendidikan dan pekerjaan maka variabel pendidikan adalah (variabel bebas), sedangkan variabel pekerjaan adalah variabel(tergantung), sebab pendidikan mempengaruhi pekerjaan

SEBUTKAN: MANA YANG TERMASUK VARIABEL BEBAS DAN TERGANTUNG?

1. Jenis olah raga dan bakat

2. Pekerjaan dan jenis kelamin

3. Kepribadian, pendidikan, dan keturunan

HUBUNGAN ANTAR VARIABEL

1. Hubungan Asimetris

2. Hubungan Simetris

3. Hubungan Timbal Balik (Resiprocal)

HUBUNGAN VARIABEL ASIMETRIS

Hubungan variabel Asimetris adalah hubungan suatu variabel yang mempengaruhi variabel lainya

HUBUNGAN VARIABEL SIMETRIS

Hubungan simetris artinya kedua variabel ada hubungan tetapi tidak saling mempengaruhi

Contoh: variabel Tinggi badan (Y1) dan Berat Badan (Y2) dipengaruhi oleh variabel pertumbuhan (X)

Antara Y1 dan Y2 ada hubungan, tetapi tidak saling mempengaruhi

HUBUNGAN VARIABEL TIMBAL BALIK

Hubungan antar dua variabel yang saling mempengaruhi

Misal: hubungan antara variabel malnutrisi dan variabel malabsorbsi

Malabsorbsi akan menyebabkan malnutrisi

Malnutrisi akan menyebabkan atropi mukosa usus halus, dan berakibat malabsorbsi

VARIABEL PERANTARA

Variabel perantara atau penghubung: variabel yang menjadi penghubung antara variabel bebas dan variabel tergantung

Misal: modernisasi (status wanita) dapat mempengaruhi fertilitas, tetapi tidak secara langsung, namun melalui kontrasepsi atau penundaan usia perkawinan, variabel kontrasepsi dan penundaan usia perkawinan disebut: Variabel Perantara

VARIABEL PENEKAN/ PRA KONDISI

Variabel penekan atau prakondisi adalah variabel yang merupakan prasyarat bekerjanya variabel bebas dan variabel tergantung

Contoh: Kuman M. TB (variabel bebas) menyebabkan penyakit TB (varibel proses diatas dapat berlangsung pada saat kondisi tubuh lemah(tergantung) (variabel penekan/ prakondisi)

VARIABEL PENGGANGGU/ DISTORTER

Variabel pengganggu/ distorter adalah variabel yang mengganggu bekerjanya variabel bebas dab variabel tergantung

Contoh: Hipotesis: akseptor KB ekonomi lemah akan lebih banyak daripada ekonomi tinggi, ternyata hipotesis tersebut salah, hal ini disebabkan ada variabel pengganggu yaitu variabel status pekerjaan: PNS dan Non PNS, ternyata hipotesis tsb benar pada pegawai non PNS

DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL

Definisi operasional adalah seperangkat instruksi yang lengkap untuk menetapkan apa yang akan diukur dan bagaimana cara mengukur variable.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun definisi operasional sebuah variable adalah:

Nama variable

Definisi verbal variable

Kelompok penggolongan variable

suatu cara untuk menggolongkannya

Agar variabel dapat diamati dan diukur, maka setiap konsep yang ada dalam permasalahan atau yang ada dalam hipotesis harus disusun Definisi Operasional.

Definisi operasional dari variabel sangat diperlukan terutama untuk menentukan alat atau instrumen yang akan digunakan dalam pengumpulan data.

Sebagai contoh konsep orang lapar: Orang lapar dapat didefinisikan sebagai:

Orang yang dapat menghabiskan sepiring nasi dalam waktu kurang dari dua menit

Orang yang kelihatan mengantuk, tidak suka berbicara dan kelihatan lesu.

Untuk menentukan seseorang lapar atau tidak, berdasarkan definisi 1 diperlukan sepiring nasi dan sebuah pencatat waktu, sedang berdasar definisi 2 tidak diperlukan alat, kecuali indera pengamatan

REFERENSI:

1. Budiarto, 2004, Metodologi Penelitian Kedokteran, Sebuah Pengantar, Jakarta, EGC

2. Hasan, 2005, Pokok Pokok Materi Statistik 1 (statistik Deskriptif), Jakarta, Bumi Aksara

3. Hasan, 2005, Pokok Pokok Materi Statistik 2 (statistik Infereansif), Jakarta, Bumi Aksara

4. Nasution, 2004, Metode research (penelitian Ilmiah), Jakarta, Bumi Aksara

5. Silalahi, 2003, Metodologi Penelitian dan Studi Kasus, Sidoarjo, Citramedia

6. Tjokronegoro, 2004, Metologi Penelitian Bidang kedokteran, Jakarta, Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

.

Diposkan oleh dr. Suparyanto, M.Kes di 09:55 0 komentar

Link ke posting ini Label: Metode Penelitian Reaksi:

MASALAH PENELITIAN (RESEARCH PROBLEM)

Dr. Suparyanto. M.Kes

APA ITU MASALAH PENELITIAN?

Permasalahan atau problema dalam suatu penelitian adalah:

Kesenjangan antara apa yang seharusnya (das Sollen) dan apa yang ada dalam kenyataan (das Sein)

Kesenjangan antara apa yang diperlukan dengan apa yang tersedia

Kesenjangan antara harapan dan capaian

Kesenjangan antara target dan cakupan

IDENTIFIKASI MASALAH

Langkah pertama yang harus ditempuh seorang peneliti adalah mengidentifikasi permasalahan penelitian

Penelitian dimulai dari keinginan untuk menjawab atau memecahkan suatu permasalahan

Untuk memperoleh permasalahan penelitian, calon peneliti harus peka terhadap permasalahan, jangan menerima semua yang telah ditulis dalam literatur apa adanya

Tujuan identifikasi masalah adalah mencari penyebab yang mungkin mengapa masalah itu terjadi

Penyebab masalah dapat dikaji dari segi faktor internal maupun faktor eksternal atau faktor Host Agent dan Environment atau faktor ibu dan anak

CONTOH:Masalah: meningkatnya kasus abortus di poli kandungan RS Swadana Jombang tahun 2007Identifikasi Masalah:

Faktor Janin:

Kelainan kromosom

Lindungan endometrium tidak sempurna

Gangguan luar: virus, obat, radiasi

Faktor Plasenta:

Gangguan oksigenasi plasenta

Faktor Ibu:

Pneumonia, tifus abdominalis, malaria, anemia berat, tokxoplasma

Faktor Tractus Genetalis:

Retroversio uteri

Mioma uteri

Masalah: menurunnya kasus ASI Ekslusif di desa Perongan Kecamatan Jombang tahun 2007Faktor Predisposisi:

Pendidikan

Pengetahuan

Sikap

Persepsi

Faktor pendukung:

Pendapatan Keluarga

Ketersediaan waktu

Faktor Pendorong:

Sikap Petugas

Sikap Orang tua

Sikap kritis dan berpikir logis dapat memudahkan mendapatkan permasalahan penelitian

Permasalahan penelitian juga dapat diperoleh dari pengalaman sehari hari dalam melakukan praktek profesi masing masing

Sebagi ilustrasi: Isaac Newton dapat menemukan hukum gravitasi bumi, setelah dia kejatuhan apel. Banyak orang yang sebelumnya juga kejatuhan apel seperti Isaac Newton, tetapi tidak pernah ada yang berpikir tentang hukum gravitasi bumi, oleh karena pikiran mereka tidak siap siaga untuk menangkap makna yang terkandung dalam peristiwa jatuhnya apel ke kepala mereka

KRITERIA MASALAH YANG BAIK

1.Mempunyai kontribusi teoritis dan praktis

Hasil penelitian nantinya memberikan kontribusi atau andil yang jelas dalam bidang profesi atau bidang ilmunya.

2.Mempunyai derajat keunikan dan keaslian

Beberapa institusi menganggap penting faktor keaslian permasalahan penelitian ini. Tetapi kadang kadang diperlukan pengulangan penelitian untuk memperluas atau memperdalam diri penelitian yang ada, sehingga tingkat validitas penelitian tersebut menjadi lebih tinggi. Jika ini yang dilakukan maka penelitian yang diusulkan masih dianggap asli.

3.Layak untuk dilaksanakan

Penelitian selalu memerlukan waktu dan biaya, dan kadang kadang diperlukan sarana atau peralatan tertentu.

Jika dari apa yang dibutuhkan tersebut diatas tidak cukup tersedia atau tidak tersedia, maka penelitian menjadi tidak layak untuk dilaksanakan.

PERTANYAAN UNTUK PERMASALAHAN YANG BAIK

1. Apakah masalah penelitian sedang hangat di masyarakat?

2. Apakah masalah tsb ada di masyarakat? Atau masalah tsb aktual?

3. Sejauh mana masalah tsb dirasakan masyarakat?

4. Apakah masalah tsb mempengaruhi kelompok tertentu (ibu hamil, menyusui)

5. Apakah masalah tsb berhubungan dengan masalah sosial, kesehatan atau ekonomi yang luas?

6. Apakah masalah tsb berhubungan dengan program pemerintah?

7. Siapa lagi yang tertarik pada masalah tsb?

CARA MERUMUSKAN MASALAH

Harus memuat tentang: 5 W 1 H(What, Where, When, Who, Whom, How much)

CONTOH PENULISAN NARASI MASALAH

1. Cakupan K4 Bumil di Puskesmas Rejoso Kecamatan Peterongan Kabupaten Jombang pada tahun 2005 ada kesenjangan 30% dari target yang seharusnya 90%.

2. Kepuasan pasien Rumah Sakit Bersalin Rejoso Kecamatan peterongan Kabupaten Jombang pada tahun 2005, terhadap pelayanan asuhan kebidanan pada masa nifas masih rendah yaitu sebesar 10% dari target 70%.

3. Polindes di wilayah Puskesmas Rejoso kecamatan Peterongan Kabupaten Jombang pada tahun 2005 yang dipimpin oleh Bidan dengan lulusan D3 Kebidanan masih rendah yaitu sebesar 35% dari target 100%

APA ITU RUMUSAN MASALAH?

Disebut juga Pertanyaan Penelitian

Merupakan pertanyaan tentang apa yang ingin diketahui dari hasil penelitian yang akan diteliti

Rumusan masalah ditulis dimulai dengan kata tanya (Apa, Bagaimana, Mengapa, Adakah)

Ide Rumusan masalah diketahui setelah mengkaji masalah (identifikasi masalah)

Kajian/Identifikasi masalah dapat dikaji dari aspek:

Input proses output

Faktor interna dan faktor eksterna

Faktor genetik dan lingkungan

CONTOH: JUDUL DAN MASALAH PENELITIANJUDUL:Hubungan antara pengaruh psikis dengan flour albus yang berlebihan pada remaja putri di Astri 3 ponpes darul ulum jombang tahun 2005

MASALAH:Meningkatnya kasus fluor albus yg berlebihan pada remaja putri di Astri 3 ponpes darul ulum jombang tahun 2005

RUMUSAN MASALAH:

1. Apakah ada hubungan antara psikis dengan fluor albus berlebihan pada remaja putri di Astri 3 Ponpes Darul Ulum Jombang tahun 2005?

2. Apakah ada hubungan frekuensi ganti celana dalam dengan fluor albus berlebihan pada remaja putri di Astri 3 Ponpes Darul Ulum Jombang tahun 2005?

3. Apakah ada hubungan antara menkonsumsi buah nanas dengan fluor albus berlebihan pada remaja putri di Astri 3 Ponpes Darul Ulum Jombang tahun 2005?

JUDUL:Hubungan antara pendampingan suami terhadap psikologis ibu bersalin saat proses persalinan di RSUD Swadana Jombang tahun 2005

MASALAH:Meningkatnya kecemasan ibu bersalin saat proses persalinan di RSUD Swadana Jombang tahun 2005

RUMUSAN MASALAH:

1. Apakah ada hubungan antara kecemasan ibu bersalin dengan pendampingan suami saat menghadapi persalinan di RSUD Swadana Jombang tahun 2005?.

2. Apakah ada hubungan antara kecemasan ibu bersalin dengan suasana ruang bersalin di RSUD Swadana Jombang tahun 2005?.

3. Apakah ada hubungan antara kecemasan ibu bersalin dengan pelayanan tenaga kesehatan di RSUD Swadana Jombang tahun 2005?.

MASALAH:Meningkatnya pemberian susu formula pada Bayi umur kurang dari enam bulan di Puskesmas Bareng Kab Jombang tahun 2005

RUMUSAN MASALAH:

1. Apakah ada hubungan antara ibu karier dengan pemberian susu formula?

2. Apakah ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan pemberian susu formula?

3. Apakah ada hubungan antara tingkat sosial ekonomi dengan pemberian susu formula?

REFERENSI:

1. Budiarto, 2004, Metodologi Penelitian Kedokteran, Sebuah Pengantar, Jakarta, EGC

2. Hasan, 2005, Pokok Pokok Materi Statistik 1 (statistik Deskriptif), Jakarta, Bumi Aksara

3. Hasan, 2005, Pokok Pokok Materi Statistik 2 (statistik Infereansif), Jakarta, Bumi Aksara

4. Nasution, 2004, Metode research (penelitian Ilmiah), Jakarta, Bumi Aksara

5. Silalahi, 2003, Metodologi Penelitian dan Studi Kasus, Sidoarjo, Citramedia

6. Tjokronegoro, 2004, Metologi Penelitian Bidang kedokteran, Jakarta, Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Diposkan oleh dr. Suparyanto, M.Kes di 06:19 0 komentar

Link ke posting ini Label: Metode Penelitian Reaksi:

Jumat, 27 November 2009

TUJUAN, KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEPTUAL DAN KERANGKA OPERASIONAL PENELITIAN (OBJECTIVES, FRAMEWORK THEORY, FRAMEWORK AND CONCEPTUAL FRAMEWORK OF OPERATIONAL RESEARCH)

Dr. Suparyanto, M.Kes

TUJUAN PENELITIAN

Tujuan penelitian adalah suatu pernyataan tentang informasi (data) apa yang akan digali (ingin diketahui) melalui penelitianTujuan Umum: pernyataan tentang sesuatu yang ingin dicapai dalam penelitian secara umum, yang dinyatakan dalam uraian pokok dan ringkas serta tidak perlu dinyatakan secara kuantitatif

Tujuan Umum, mengacu pada judul penelitian, artinya antara judul dan tujuan umum, harus ada kesamaan (konsistensi ide)Tujuan Khusus: pernyataan tentang sesuatu yang ingin dicapai dalam penelitian secara khusus, yang dinyatakan dalam uraian pokok dan ringkas serta dinyatakan secara lengkap

Tujuan Khusus, mengacu pada Rumusan Masalah, artinya setiap point pada rumusan masalah merupakan tujuan khusus penelitianTujuan Khusus minimal pointnya sama dengan Rumusan Masalah, lebih bolehCara penulisan tujuan diawali dengan kata kerja Me

CONTOH

JUDULTingkat Pengetahuan Guru SMU Darul Ulum tentang Makanan Tinggi Kolesterol di Pondok Pesantren Darul Ulum JombangTujuan Umum:Penelitian ini dilakukan untuk mengukur tingkat pengetahuan guru SMU Darul Ulum tentang makanan tinggi kolesterol

REVISI

JUDULTingkat Pengetahuan Guru SMU Darul Ulum tentang Makanan Tinggi Kolesterol di Pondok Pesantren Darul Ulum Jombang (Tahun 2005)Tujuan Umum:Penelitian ini dilakukan untuk (tidak perlu) mengukur tingkat pengetahuan guru SMU Darul Ulum tentang makanan tinggi kolesterol di Pondok Pesantren Darul Ulum Jombang (Tahun 2005)

CONTOH

Rumusan Masalah:Apakah para guru di SMU Darul Ulum mengetahui tentang makanan tinggi kolesterol?

Tujuan Khusus:Mengukur tingkat pengetahuan para guru tentang makanan tinggi kolesterolMengukur tingkat pengetahuan para guru tentang faktor resikoMengkur tingkat pemahaman para guru tentang upaya pencegahan kolesterol

REVISI

Rumusan Masalah:Apakah para guru di SMU Darul Ulum Pesantren Tinggi Darul Ulum Jombang Tahun 2005, mengetahui (pengetahuan) tentang makanan tinggi kolesterol?

Tujuan Khusus:1.Mengukur tingkat pengetahuan para guru di SMU Darul Ulum Pesantren Tinggi Darul Ulum Jombang Tahun 2005, tentang makanan tinggi kolesterol 2.Mengukur tingkat pengetahuan para guru tentang faktor resiko (makanan tinggi kolesterol)3.Mengkur tingkat pemahaman para guru tentang upaya pencegahan makanan tinggi kolesterol

CONTOH

JUDULHubungan antara Tingkat kecemasan dengan Intensitas Nyeri pada Klien Post Operatif di Pavilyun Mawar 1 dan 2 RSU Swadana Jombang

Tujuan Umum:Mengetahui hubungan tingkat kecemasan dengan intensitas nyeri pada pasien post operatif

Rumusan Masalah:Bagaimana hubungan tingkat kecemasan dengan intensitas nyeri pada pasien post operatif?

Tujuan Khusus:1.Mengidentifikasi variasi tingkat kecemasan klien post operatif2.Mengidentifikasi variasi intensitas nyeri klien post operatif3.Mengidentifikasi hubungan antara tingkat kecemasan dengan intensitas nyeri klien post operatif

KERANGKA TEORI

Kerangka Teori atau Kerangka Pikir atau Landasan Teori adalah kesimpulan dari Tinjauan Puskata yang berisi tentang konsep-konsep teori yang dipergunakan atau berhubungan dengan penelitian yang akan dilaksanakan

Berdasarkan Kerangka Teori diatas disusunlah Kerangka Konsep yaitu suatu bagan yang menggambarkan hubungan antar konsep yang akan diliti.

KERANGKA KONSEP

Konsep adalah abstraksi atau gambaran yang dibangun dengan menggeneralisasi suatu pengertianKonsep tak bisa diamati, tak bisa diukur secara langsungAgar bisa diamati konsep harus dijabarkan dalam variabel-variabel

CONTOH KONSEP DAN VARIABEL

Pendidikan merupakan konsepTingkat pendidikan, jenis pendidikan, biaya pendidikan, sarana pendidikan adalah variabel konsep pendidikanPerkawinan merupakan konsepStatus perkawinan, pelaku perkawinan, cara/jenis perkawinan adalah variabel konsep perkawinan

Kerangka konsep penelitian adalah kerangka hubungan antara konsep konsep yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian yang akan dilakukanSehat adalah konsep, untuk bisa mengetahui seseorang itu sehat atau tidak, diperlukan variabel; misalnya: tekanan darah, denyut jantung, suhu badanJadi variabel adalah operasionalisasi dari suatu konsep atau konsep yang telah operasional, artinya dapat diamati, diukur sehingga dapat terlihat adanya variasi

Pada kerangka konseptual, semua variabel yang berhubungan ditulis, baik diteliti maupun tidak ditelitiDiberi tanda antara variabel yang diteliti dengan variabel yang tidak ditelitiKerangka Operasional, sama dengan Kerangka Konsep, hanya bedanya variabel yang dimasukan dalam kerangka operasional hanya variabel yang akan diteliti saja

KERANGKA OPERASIONAL

Kerangka Operasional atau Kerangka Kerja adalah kerangka yang menyatakan tentang urutan langkah dalam melaksanakan penelitian

DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL

Defisini Operasional Variabel adalah definisi variabel berdasarkan apa yang dilaksanakan dalam penelitian, sehingga variabel tersebut dapat diukur, diamati atau dihitung sehingga timbul variasi

CONTOH

Definisi PengetahuanTeori: pengetahuan adalah hasil tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu (Notoatmojo)Definisi Operasional Pengetahuan: hasil tahu tentang . yang diperoleh dengan menjawab dengan benar pertanyaan yang ada pada kuesioner

Definisi operasional adalah seperangkat instruksi yang lengkap untuk menetapkan apa yang akan diukur dan bagaimana cara mengukur variable.Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun definisi operasional sebuah variable adalah:Nama variableDefinisi verbal variableParameterAlat ukur (instrumen)Skala Kriteria

Agar variabel dapat diamati dan diukur, maka setiap konsep yang ada dalam permasalahan atau yang ada dalam hipotesis harus disusun Definisi Operasional. Definisi operasional dari variabel sangat diperlukan terutama untuk menentukan alat atau instrumen yang akan digunakan dalam pengumpulan data.

Sebagai contoh konsep orang lapar: Orang lapar dapat didefinisikan sebagai:Orang yang dapat menghabiskan sepiring nasi dalam waktu kurang dari dua menitOrang yang kelihatan mengantuk, tidak suka berbicara dan kelihatan lesu.Untuk menentukan seseorang lapar atau tidak, berdasarkan definisi 1 diperlukan sepiring nasi dan sebuah pencatat waktu, sedang berdasar definisi 2 tidak diperlukan alat, kecuali indera pengamatan

REFERENSI:1.Budiarto, 2004, Metodologi Penelitian Kedokteran, Sebuah Pengantar, Jakarta, EGC2. Hasan, 2005, Pokok Pokok Materi Statistik 1 (statistik Deskriptif), Jakarta, Bumi Aksara3. Hasan, 2005, Pokok Pokok Materi Statistik 2 (statistik Infereansif), Jakarta, Bumi Aksara4.Nasution, 2004, Metode research (penelitian Ilmiah), Jakarta, Bumi Aksara5. Silalahi, 2003, Metodologi Penelitian dan Studi Kasus, Sidoarjo, Citramedia6. Tjokronegoro, 2004, Metologi Penelitian Bidang kedokteran, Jakarta, Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Diposkan oleh dr. Suparyanto, M.Kes di 10:52 2 komentar

Link ke posting ini Label: Metode Penelitian Reaksi:

RANCANGAN PENELITIAN (RESEARCH DESIGN)

Dr. Suparyanto, M.Kes

APA ITU DESIGN RESEARCH?

Design penelitian atau rancangan penelitian adalah suatu rencana tentang cara mengumpulkan dan mengolah data agar dapat dilaksanakan untuk mencapai tujuan penelitianUnsur rancangan penelitian adalah: jenis penelitian, populasi sasaran, metode sampling, besar sampling, cara pengumpulan data, cara pengolahan data, perlu tidak mengunakan statistik, cara mengambil kesimpulan

METODE PENELITIAN4.1 Desain Penelitian4.2 Kerangka Kerja4.3 Identifikasi Variabel4.3.1 Variabel Independen4.3.2 Variabel Dependen4.4 Definisi Operasional Variabel, meliputi:a.Variabelb.Definisi Operasionalc.Parameterd.Alat Ukure.Skala Pengukuranf.Kriteria

4.5 Desain sampling4.5.1 Populasi: keseluruhan obyek penelitian yang akan diteliti4.5.2 Sampel: sebagian dari keseluruhan obyek yang akan diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Nursalam, Pariani, 2001)4.5.3 Sampling: proses dalam menyeleksi porsi dari populasi untuk dapat mewakili populasi (Nursalam, Pariani, 2001)

4.6 Pengumpulan dan Analisa data4.6.1 Instrumen4.6.2 Tempat dan waktu Penelitian4.6.3 Prosedur Pengumpulan data4.6.4 Analisa Data4.7 Etika Penulisana.Informed Concernsb.Anonymityc.Confidentiality 4.8 Keterbatasan

DESIGN PENELITIAN

Design Survey: bertujuan untuk mengumpulkan informasi tentang obyek yang jumlahnya besar, dengan cara mewawancarai sejumlah kecil dari populasi ituCase Study: meneliti tentang individu, sekelompok individu (keluarga), segolongan manusia (suku bangsa, profesi, agama)Eksperiment: ada intervensi dari peneliti (pelatihan, pengobatan, perawatan)

JENIS PENELITIAN

Berdasarkan sifat permasalahanya, penelitian dibedakan:Penelitian HistorisPenelitian historis umumnya bertujuan membuat rekontruksi secara sistematis dan obyektif dari kejadian yang telah lalu, dengan cara mengumpulkan, mengevaluasi, memverifikasi serta mensintesa data untuk menegakan fakta dengan kesimpulan yang kuat

Penelitian DeskriptifPenelitian ini bertujuan untuk mendiskripsi secara sistematis, faktual dan akurat terhadap suatu populasi mengenai sifat dan faktor tertentu. Penelitian diskriptif menjawab pertanyaan, apa, siapa, kapan, dimana, dan berapa jumlahnya.

Penelitian Korelasional (analitik)Tujuanya untuk mengetahui ada tidaknya hubungan dan jika ada seberapa besar derajat hubunganya, antara berbagai variabel. Walaupun tidak dapat diketahui apakah hubungan tersebut hubungan yang bersifat sebab akibat atau bukan.

Penelitian Kausal-Komparatif (analitik)Tujuan untuk mengetahui kemungkinan adanya hubungan sebab akibat antara dua faktor atau variabel, yang dianggap berhubungan Cara: pengamatan terhadap akibat yang ada, kemudian mencari kembali faktor yang diduga menjadi penyebab, melalui pengumpulan data tertentu dari suatu waktu ke waktu yang lain

Berdasarkan macam atau asal datanya, dibedakan:Penelitian Primer: data dikumpulkan sendiri oleh peneliti. Pada permulaan penelitian, data belum ada, jadi harus dikumpulkan sendiri oleh peneliti.

Penelitian Sekunder: data yang digunakan peneliti adalah data yang telah dikumpulkan oleh orang lain. Pada waktu penelitian dimulai data telah tersedia, peneliti tinggal menggunakan.

Berdasar lingkup penelitian, dibedakanPenelitian Kasus: Dalam penelitian ini, analisa data tidak keluar dari lingkup kasus. Bersifat deduktif, berdasarkan teori atau konsep yang bersifat umum diaplikasikan untuk menjelaskan tentang seperangkat data yang diperoleh dari kasus

Penelitian Inferensial: Dalam penelitian ini analisa data mengarah dari sampel menuju ke populasi. Bersifat induktif atau inferensial. Berdasarkan data dari sampel digeneralisasi menuju data populasi

Berdasar ada tidaknya perlakuan, dibedakan:Penelitian Expost Facto: Penelitian dilakukan terhadap kejadian atau fenomena causal efek (sebab akibat) yang telah terjadi (bukan karena adanya perlakuan / intervensi dari peneliti)

Penelitian Eksperimental: Penelitian hubungan sebab akibat dilakukan terhadap kejadian atau fenomena yang terjadi akibat adanya perlakuan atau intervensi oleh peniliti. Dengan demikian causalnya diberikan oleh peneliti

RANCANGAN PENELITIAN EXPOST FACTO

1. Rancangan penelitian: Cross Sectional2. Rancangan penelian Cohort3. Rancangan penelitian Retrospective

PENELITIAN CROSS SECTIONAL

Penelitian yang dilakukan pada satu waktu atau subsequent stage tertentu, artinya tiap subyek penelitian hanya diobservasi sekali saja dan pengukuran dilakukan terhadap status karakter atau variable subyek pada saat pemeriksaan, baik variabel bebas maupun variabel tergantung

Forward study, penelitian kearah kedepan (cause effect study= prospective study= cohort study), dimana yang dilakukan pengukuran awal adalah variabel sebab (bebas), kemudian diobsevasi beberapa waktu tertentu , baru diukur variabel akibat (tergantung)

Backward study, penelitian kearah ke belakang (effect cause study= retrospective study= trohoc study: case control study), dimana yang dilakukan pengukuran awal adalah variabel akibat (tergantung), kemudian ditanyakan ulang ada tidak faktor risiko yang dialami responden beberapa waktu yang lalu , untuk pengukuran variabel sebab (bebas)

REFERENSI:1.Budiarto, 2004, Metodologi Penelitian Kedokteran, Sebuah Pengantar, Jakarta, EGC2. Hasan, 2005, Pokok Pokok Materi Statistik 1 (statistik Deskriptif), Jakarta, Bumi Aksara3. Hasan, 2005, Pokok Pokok Materi Statistik 2 (statistik Infereansif), Jakarta, Bumi Aksara4.Nasution, 2004, Metode research (penelitian Ilmiah), Jakarta, Bumi Aksara5. Silalahi, 2003, Metodologi Penelitian dan Studi Kasus, Sidoarjo, Citramedia6. Tjokronegoro, 2004, Metologi Penelitian Bidang kedokteran, Jakarta, Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

Diposkan oleh dr. Suparyanto, M.Kes di 09:28 0 komentar

Link ke posting ini Label: Metode Penelitian Reaksi:

DATA, POPULASI, SAMPLE DAN SAMPLING (DATA, POPULATION, SAMPLE AND SAMPLING RESEARCH)

Dr. Suparyanto, M.Kes

PENGERTIAN DATA:Data (jamaknya datum): adalah himpunan angka yang berasal dari hasil pengukuran peneliti. Kumpulan data disebut: agregat

KLASIFIKASI DATA

MENURUT TINGKAT PENGOLAHANYA:Raw data: data mentah dan belum diolahMisal: umur mhs: 20, 31, 45, 23, 19

Array data: data yang belum diolah, tetapi sudah diurutkanMisal: umur mhs: 19, 20, 23, 31, 45

Ungrouped data: raw data yang belum dikelompokanMisal: A(23, Pria, Islam), B (30, Pria, Katolik), C (25, Wanita, Islam), D (19, Pria, Kristen)

Gruoped data: data yang telah dikelompokan dalam kelas tertentu:Misal: Umur: kelompok (11-20), (21-29), (31-39)Agama: Islam, Katolik, Hindu

Menurut bentuk angkaData Diskrit: data yang angkanya bulat, misal: 23, 41, 67Data kontinue: data yang angkanya pecahan (desimal, misal: 1,5; 2,75

Menurut SifatnyaData Kuantitatif: data yang berwujud angkaData Kualitatif: data yang tidak berwujud angka, misal: baik, jelek

Menurut SumbernyaData Primer: data yang diukur atau dihitung sendiri oleh penelitiData Skunder: data yang didapat dari sumber lain, yang tidak diukur atau dihitung sendiri oleh peneliti

Menurut Skala PengukuranyaSkala Nominal: data yang hanya dapat membedakan (mengkatagorikan), tidak diketahui tingkat perbedaanya dan tidak ada urutanyaMisal: jenis kelamin, agama, alamat, status perkawinan

Skala Ordinal: data yang mempunyai kategori, mempunyai tingkat perbedaanya, teapi tidak diketahui berapa nilai tingkat perbedaanyaMisal: golongan, pangkat, tingkat pendidikan

Skala Interval: data yang mempunyai kategori, diketahui tingkat perbedaanya, ada urutan, tidak ada nilai nol mutlak (artinya mempunyai nilai nol, realnya ada nilai nol)Misal: suhu badan, nilai ujian

Data Skala Ratio: data yang mempunyai kategori, diketahui tingkat perbedaanya, ada urutan, mengakui nilai nol mutlak (artinya tidak ada nilai nol, realnya tidak ada nilai nol)Misal: berat badan, umur

POPULASI DAN SAMPEL

Populasi: adalah kumpulan semua individu atau obyek yang mempunyai kateristik tertentu yang akan dihitung/diukur dalam penelitianMisal: penduduk Jombang, pasien poli kandungan, perawat puskesmas

Macam Populasi:Populasi Finit (terhingga): diketahui jumlahnyaPopulasi Infinit (tak terhingga): tidak diketahui jumlahnya, dapat diubah menjadi terhingga dengan cara membatasi wilayah atau jumlah

Sampel: adalah perwakilan dari populasi dengan karakteristik tertentu, yang dapat mewakili keadaan populasi yang sebenarnya

Pengambilan sample (sampling) dilakukan dengan cara acak/random dan non acak/randomSampling random tujuannya agar semua anggota populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih (untuk penelitian deskriptif dan analitik)Sampling non random, hanya untuk penelitian deskriptif

CARA PENGAMBILAN SAMPLE RANDOM1.Simple Random Sampling2.Systematic Sampling3.Stratified Sampling4.Cluster Sampling5.Multistage Sampling

CARA PENGAMBILAN SAMPEL NON RANDOMQuota sampling (pengambilan besar sampel ditentukan oleh peneliti)Accidental sampling (pengambilan sampel seadanya/ yang ada saat penelitian)Expert sampling (pengambilan sampel berdasarkan saran ahli)Purposive sampling: pengambilan sampel dengan pertimbangan

SIMPLE RANDOM SAMPLING

Pengambilan sample dengan menggunakan tabel random atau diundiRandom sampling: 88, 00, 23, 67, 14, 45, 17, 48, 79, 59, 42, 08, 54, 65, 61, 84, 86, 33, 64, 90, 15, 69, 97, 58, 80, 25, 72, 52, 35, 40, 98, 24, 21, 66, 01, 08, 23, 15, 55, 02, 32, 83, 24, 54, 52, 07, 44, 53, 64, 33, 80, 87, 18, 01, 39, 84, 62, 25, 72, 07, 17, 52, 86, 14, 06, 33, 70, 75, 89, 10, 22, 91 dst

SYSTEMATIC SAMPLINGPopulasi diurutkan terlebih dahuluPemilihan random diperoleh dengan cara mencari angka kelipatanAngka kelipatan diperoleh dari: populasi/sample, misal: 100/50=2Hasil pemilihan sample dengan angka kelipatan 2 adalah: 00, 02, 04, 06, 08, 10, 12, 14, 16, 18, 20, 22 dst

STRATIFIED SAMPLINGPopulasi dibagi menjadi beberapa kelompok atau strata, baru dilakukan random samplingMisal penelitian IQ siswa SD caranya: dikelompokan dulu per kelas, lalu masing2 kelas dilakukan random samplingMisal jumlah sample 60 siswa, karena ada 6 kelas maka masing2 kelas diambil 10 sample dipilih secara random

CLUSTER SAMPLINGCluster sampling dipergunakan saat unit samplingnya terdiri lebih dari satu elemen populasi (kelompok)Misalnya: survey kualitas air minum penduduk didesa atau test IQPenduduk kita kelompokan dulu, dapat berdasar RT/RW, jalan, sungai, atau kelompok siswa berprestasi dan tidak berprestasi

MULTISTAGE SAMPLINGTeknik pemilihan sample yang dilakukan secara bertingkat dan biasanya berdasarkan pembagian wilayah kerja suatu pemerintahanMisal: survey jamban di jawa timur, langkah pertama kita tentukan dulu berapa kabupaten/kota yang disampling misal berapa kecamatan, berapa desa, berapa dusun, berapa RW, berapa RT

BESAR SAMPELRumus yang dipakai: p x q N - nd = Z x ------- x -------- n N 1Dimana:d = penyimpangan terhadap populasi atau derajat ketepatan yg diinginkan, biasanya 0,05 atau 0,001Z = SD normal, biasanya 1,95 atau 2,0p = proporsi, biasanya 0,05q = 1 pN = besarnya populasin = besarnya sample

CONTOH SOALJumlah responden 1000, terdiri S1=50, D3=300, SMA=500, SMP=50, SD=100Berapa jumlah sample berdasarkan tabel?Berapa jumlah sample untuk masing-masing tingkat pendidikan?

JAWABPopulasi = 1000 berdasar tabel maka besar sample-nya adalah 278Sample berdasarkan tingkat pendidikan:S1 =50/1000 x 278 = 13,9 = 14D3 = 300/1000 x 278 = 83,4 = 83SMA = 500/1000 x 278 = 139 SMP = 50/1000 x 278 = 13,9 = 14SD = 100/1000 x 278 = 27,8 = 28Total = 14 + 83 + 139 + 14 + 28 = 278

CONTOH SOALPenelitian tentang status gizi anak balita di kelurahan X dengan jumlah populasi 923.000, dimana kasus atau prevalensi gizi kurang pada populasi tsb tidak diketahui. Berapa jumlah sampel yg harus diambil apabila menghendaki derajat kemaknaan 95% dan dengan estimasi penyimpangan 0,05?

JAWAB p x q N - nd = Z x ------- x -------- n N 1

0,5 x 0,5 923.000 - n0,05 = 1,95 x -------------- x --------------- n 923.00 1

n = 480 (dibulatkan 500)

BESAR SAMPELUntuk populasi kecil, atau lebih kecil dari 10.000, dapat digunakan rumus:

Nn = ----------------- 1 + N (d2)

Dimana:N = besar populasin = besar sampled = tingkat kepercayaan/ketepatan yg diinginkan

BESAR SAMPELSampel lebih besar akan memberikan hasil yang lebih akurat, tapi perlu tenaga, waktu, biaya yg lebih besarPengambilan sampel secara acak akan memberikan data kuantitatif yg lebih representatifBesar kecilnya sample bukan satu-satunya penentuan representatif, tetapi lebih kepada cara pengambilan sample

CONTOH SOALPenelitian tentang status gizi anak balita di kelurahan X dengan jumlah populasi 3.000, dimana kasus atau prevalensi gizi kurang pada populasi tsb tidak diketahui. Berapa jumlah sampel yg harus diambil apabila menghendaki derajat kemaknaan 95% dan dengan estimasi penyimpangan 0,05?

JAWABCara tabel populasi 3000 didapat basar sample 341Menggunakan rumus: Nn = ----------------- 1 + N (d2)

3000 3000n = -------------------------- = -------------- = 1 + 3000 ((0,05)2) 8,5

n = 353

REFERENSI:1.Budiarto, 2004, Metodologi Penelitian Kedokteran, Sebuah Pengantar, Jakarta, EGC2. Hasan, 2005, Pokok Pokok Materi Statistik 1 (statistik Deskriptif), Jakarta, Bumi Aksara3. Hasan, 2005, Pokok Pokok Materi Statistik 2 (statistik Infereansif), Jakarta, Bumi Aksara4.Nasution, 2004, Metode research (penelitian Ilmiah), Jakarta, Bumi Aksara5. Silalahi, 2003, Metodologi Penelitian dan Studi Kasus, Sidoarjo, Citramedia6. Tjokronegoro, 2004, Metologi Penelitian Bidang kedokteran, Jakarta, Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

Diposkan oleh dr. Suparyanto, M.Kes di 08:41 0 komentar

Link ke posting ini Label: Metode Penelitian Reaksi:

Rabu, 25 November 2009

UNSUR POKOK MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN (ELEMENTS OF HEALTH SERVICES MANAGEMENT)

Dr. Suparyanto, M.Kes

MANAJEMEN KESEHATAN menurut: Komisi Pendidikan Administrasi Kesehatan Amerika Serikat

Suatu proses yang menyangkut perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengawasan, pengkoordinasian dan penilaian terhadap sumber, tatacara dan kesanggupan yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan dan tuntutan terhadap kesehatan, perawatan kedokteran serta lingkungan yang sehat dengan jalan menyediakan dan menyelenggarakan berbagai upaya kesehatan yang ditujukan kepada perseorangan, keluarga, kelompok dan atau masyarakat

UNSUR POKOK MANAJEMEN

Berdasar definisi (Komisi Pendidikan Administrasi Kesehatan Amerika Serikat) ditemukan 5 faktor pokok yang berperan penting dalam menetukan keberhasilan manajemen kesehatan, 5 unsur pokok manajemen kesehatan adalah: masukan (input), proses (process), keluaran (output), sasaran (target) serta dampak (impact)

INPUT

Input (masukan) adalah segala sesuatu yg dibutuhkan untuk dapat melaksanakan pekerjaan manajemenMenurut (Komisi Pendidikan Administrasi Kesehatan Amerika Serikat) input ada 3 macam:

1. Sumber (resources)

2. Tatacara (prosedures)

3. Kesanggupan (capacity)

Sumber (resources) adalah segala sesuatu yang dapat dipakai untuk menghasilkan barang atau jasaSumber (resources) dibagi 3 macam: 1.Sumber tenaga (labour resources): dibedakana.Tenaga ahli (skilled): dokter, bidan, perawatb.Tenaga tidak ahli (unskilled): pesuruh, penjaga

2.Sumber modal (capital resources), dibedakana.Modal bergerak (working capital): uang, girob.Modal tidak bergerak (fixed capital): bangunan, tanah, sarana kesehatan

3.Sumber alamiah (natural resources) adalah segala sesuatu yang terdapat dialam yang tidak termasuk sumber tenaga dan sumber modal

Tatacara (procedures): adalah berbagai kemajuan ilmu dan teknologi kesehatan yang dimiliki dan yang diterapkanKesanggupan (capacity): adalah keadaan fisik, mental dan biologis tenaga pelaksana

Menurut Koontz: input manajemen ada 4: Man, Capacity, Managerial, TechnologyUntuk organisasi yang tidak mencari keuntungan, macam input ada 4M: Man, Money, Material, MethodUntuk organisasi yang mencari keuntungan, macam input ada 6M: Man, Money, Material, Method, Machinery, Market

PROSES

Proses (process) adalah langkah2 yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkanProses dikenal dengan nama fungsi manajemenPada umumnya proses dan ataupun fungsi manajemen merupakan tanggung jawab pimpinan

Macam fungsi manajemen:

1. Menurut (Komisi Pendidikan Administrasi Kesehatan Amerika Serikat) ada 6: Planning, Organizing, Directing, Controlling, Coordinating, Evaluation (PODCCE)

2. Menurut Freeman ada 6: Planning, Actuating, Coordinating, Guidance, Freedom, Responsibility (PACGFR)

3. Menurut George R. Terry ada 4: Planning, Organizing, Actuating, Controlling (POAC)

4. Menurut Barton ada 8: Planning, Organizing, Staffing, Budgeting, Implementing, Coordinating, Reporting, Evaluation (POSBICRE)

5. Menurut Luther M. Gullick ada 7: Planning, Organizing, Staffing, Directing, Coordinating, Reporting, Budgeting (POSDCoRB)

6. Menurut Hendry Fayol ada 5: Planning, Organizing, Commanding, Coordinating, Controling (POCCC)

Fungsi manajemen yang utama:

1. Planning: termasuk penyusunan anggaran belanja

2. Organizing: termasuk penyusunan staff

3. Implementing: termasuk pengarahan, pengkoordinasian, bimbingan, penggerakan dan pengawasan

4. Penilaian: termasuk penyusunan laporan

OUTPUT

Output: adalah hasil dari suatu pekerjaan manajemenUntuk manajemen kesehatan, output dikenal dengan nama pelayanan kesehatan (health services)Macam pelayanan kesehatan: Upaya kesehatan perorangan (UPK) dan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)

SASARAN

Sasaran (target group)adalah kepada siapa output yang dihasilkan, yakni upaya kesehatan tsb ditujukan

1. UKP untuk perseorangan

2. UKM untuk masyarakat (keluarga dan kelompok)

Macam sasaran:

1. Sasaran langsung (direct target group)

2. Sasaran tidak langsung (indirect target group)

IMPACT

Dampak (impact) adalah akibat yang ditimbulkan oleh outputUntuk manajemen kesehatan dampak yang diharapkan adalah untuk meningkatkan derajat kesehatanPeningkatan derajat kesehatan dapat tercapai jika kebutuhan (needs) dan tuntutan (demands) perseorangan/masyarakat dapat dipenuhi

KEBUTUHAN KESEHATAN (HEALTH NEEDS)

Kebutuhan kesehatan (needs) bersifat obyektif, karena itu pemenuhanya bersifat mutlakKebutuhan kesehatan sangat ditentukan oleh masalah kesehatan di masyarakatMasalah kesehatan perorangan/keluarga yang terpenting adalah penyakit yang dideritaMasalah kesehatan masyarakat adalah status kesehatan masyarakat

Menurut Gordon dan Le Right (1950) penyakit/status kesehatan ditentukan oleh 3 faktor: Host, Agent dan EnvironmentUpaya untuk menemukan kebutuhan masyarakat, perhatian harus ditujukan pada ketiga faktor tsbApabila penyebab penyakit diketahui baru dilanjutkan dengan tindak lanjut (solusi)

TUNTUTAN KESEHATAN (HEALTH DEMANDS)

Tuntutan kesehatan (health demands) pada dasarnya bersifat subyektif, karena itu pemenuhanya bersifat fakultatifTuntutan kesehatan yang subyektif dipengaruhi oleh latar belakang individu (pendidikan, ekonomi, budaya dsb)Tuntutan kesehatan sangat dipengaruhi oleh teknologi kedokteran

CONTOH; NEEDS - DEMANDS

Kebutuhan: sembuh , Tuntutan: Bidan, Dokter umum, Dokter spesialisKebutuhan: lahir normal , Tuntutan: Bidan, Dokter umum, Dokter spesialisKebutuhan: rawat inap , Tuntutan: Klas 3, Klas 2, Klas 1, PavilyunKebutuhan: mengetahui DJJ , Tuntutan: funanduskop, Doppler, USG

REFERENSI:1. Gibson, 1996, Organisasi,Perilaku, Struktur, Proses, Jakarta, Binarupa Aksara2. Thoha, 2003, Perilaku Organisasi, Konsep Dasar dan Aplikasinya, Jakarta, PT Raja Grafindo Persada3. Koontz, 1996, Manajemen, Jakarta, Erlangga4. Handoko, 1985, Manajemen Personalia dan Sumberdaya Manusia, Yogyakarta, Liberty5. Hanafi, 1997, Manajemen, Yogyakarta, UPP AMP YKPN6. Siagian, 2002, Manajemen Sumberdaya manusia, Jakarta, Bumi Aksara7. Sutarto, 2002, Dasar-dasar Organisasi, Jogjakarta, Gadjah Mada University Press.

Diposkan oleh dr. Suparyanto, M.Kes di 05:56 0 komentar

Link ke posting ini Label: Kuliah Manajemen dan Organisasi Reaksi:

Senin, 23 November 2009

LATIHAN SOAL: GASTROENTERITIS, KOLERA (PRACTICE PROBLEMS: GASTRENTERITIS, CHOLERA)

dr. Suparyanto, M.Kes

1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan gastroenteritis?2. Sebutkan apa yang dapat menyebakan gatroenteritis?3. Jelaskan beda antara gejala dehidrasi ringan, sedang dan berat?4. Bagaimana cara rehidrasi anak dengan berat badan 10 Kg yang mengalami dehidrasi berat?5. Bagaimana cara memberi oralit bayi dengan berat badan 5 Kg yang mengalami dehidrasi ringan?6. Jelaskan cara membuat cairan oralit dan larutan gula garam?7. Pada kasus apa antibiotika diperlukan pada bayi yang mengalami dehidrasi?8. Jelaskan beda antara diare akut, diare berkepanjangan dan diare kronik?9. Jelaskan apa yang dimaksud dengan kolera?10. Sebutkan gejala klinis kolera?11. Sebutkan tanda dan gejala penderita yang mengalami shock?12. Sebutkan tanda dan gejala penderita yang mengalami asidosis?13. Sebutkan tanda dan gejala penderita yang mengalami hipokalemia?14. Bagaimana cara rehidrasi penderita dewasa dengan BB 50 Kg yang mengalami dehidrasi berat?15. Bagaimana cara rehidrasi penderita dewasa dengan BB 40 Kg yang mengalami dehidrasi sedang?16. Sebutkan antibiotik yang paling tepat untuk penderita kolera?17. Sebutkan komplikasi yang akan timbul pada penderita kolera?18. Sebutkan komplikasi yang dapat timbul pada penderita kolera yang sedang dilakukan rehidrasi dengan infus?

Diposkan oleh dr. Suparyanto, M.Kes di 08:42 0 komentar

Link ke posting ini Label: LATIHAN SOAL GANGGUAN SISTEM CERNA Reaksi:

LATIHAN SOAL: GASTRITIS, ULCUC PEPTICUM, CARCINOMA GASTER (PRACTICE PROBLEMS: GASTRITIS, ULCUC PEPTICUM, GASTRIC CARCINOMA)

Dr. Suparyanto, M.Kes

1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan gastritis?2. Jelaskan mengapa seseorang yang mengalami stress dapat menyebabkan gastritis?3. Jelaskan faktor apa yang membedakan terjadinya gastritis akut dan gastritis kronis?4. Apa perbedaan gastritis superfisialis dan gastritis atropi?5. Sebutkan gejala klinis gastritis6. Jelaskan ciri khas gejala gastritis yang berhubungan dengan makan7. Bagaimana cara menangani penderita gastritis?8. Sebutkan komplikasi gastritis, dan jelaskan mengapa itu bisa terjadi?9. Jelaskan apa yang dimaksud dengan ulkus peptikum?10. Apa bedanya antara gastritis dan ulkus peptikum?11. Jelaskan factor penyebab utama ulkus duodenum dan ulkus pepticum?12. Sebutkan gejala klinis ulkus peptikum?13. Jelaskan ciri khas gejala ulkus peptikum yang berhubungan dengan makan?14. Bagaimana cara menangani penderita ulkus peptikum?15. Jelaskan apa yang dimaksud dengan carcinoma gaster?16. Sebutka gejala klinis dari carcinoma gaster?17. Bagaimana cara mendiagnosis carcinoma gaster?18. Bagaimana cara menangani penderita carcinoma gaster?19. Sebutkan dua komplikasi carcinoma gaster?.

Diposkan oleh dr. Suparyanto, M.Kes di 08:39 0 komentar

Link ke posting ini Label: LATIHAN SOAL GANGGUAN SISTEM CERNA Reaksi:

SOAL LATIHAN: STOMATITIS, GINGIVITIS, AKALASIA

Dr. Suparyanto, M.Kes

1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan stomatitis2. Mengapa jika kita makan makanan yang panas, dapat memicu terjadinya stomatitis3. Sebutkan factor apa saja yang menyebabkan terjadinya stomatitis4. Jelaskan, mengapa tidak semua stomatitis perlu antibiotika5. Sebutkan lima gejala klinis stomatitis6. Jelaskan apa yang harus dilakukan untuk menolong penderita stomatitis7. Jelaskan apa yang dimaksud dengan gingivitis?8. Sebutkan masing-masing empat faktor lokal dan sistemik yang memicu terjadinya gingivitis?9. Jelaskan gejala klinis gingivitis?10. Jelaskan cara menolong penderita gingivitis?11. Jelaskan apa yang dimaksud dengan akalasia?12. Jelaskan mengapa pada penderita akalasia, esofagusnya menjadi besar?13. Sebutkan gejala klinis akalasia?14. Bagaimana cara menangani penderita akalasia?15. Sebutkan dua komplikasi penyakit akalasia?.

Diposkan oleh dr. Suparyanto, M.Kes di 08:36 0 komentar

Link ke posting ini Label: LATIHAN SOAL GANGGUAN SISTEM CERNA Reaksi:

Minggu, 22 November 2009

IMPLEMENTASI MANAJEMEN (IMPLEMENTATION OF MANAGEMENT)

Dr. Suparyanto, M.Kes

Pada kuliah kali ini hanya dibahas implementasi manajemen tentang:Manajemen SDMManajemen KeuanganManajemen Logistik

MANAJEMEN

Manajemen berarti proses POAC (Planning, Organizing, Actuating, Controling)Unsur manajemen 6 M (Man, Money, Material, Method, Machine, Market)Manajemen SDM berarti proses POAC tentang ManManajemen Keuangan berarti proses POAC tentang MoneyManajemen logistik berarti proses POAC tentang logistik/Material

MANAJEMEN SDM

Planning Man: berarti merencakan:Berapa jenis pekerjaan yang diperlukan (job description)Berapa jumlah tenaga yang diperlukanApa kriteria tenaga yang diperlukan (Job specification)Kapan merekrut? Bagaimana cara merekrut?Kapan mulai kerja?

Organizing SDM: contohMengatur pegawai A sebagai apa?Menjelaskan tugas pegawai A apa?

Actuating SDM: contohMenggerakan SDM agar bekerja sesuai dengan rencana:Memberi motivasiMemberi contohMemberi hadiahMemberi hukuman

Controling SDM: berarti mengawasi (contoh)Dengan absensiDengan monitoringDengan supervisi

MANAJEMEN KEUANGAN

Planning Money: contohRincian biaya pengeluaranGaji pegawaiListrik, air, teleponBahan habis pakaiRincian sumber pemasukanPasien rawat jalanPasien melahirkan

Organizing Money: contohAlokasi dana berdasarkan pos anggaranGaji pegawaiPengeluaran rutinPengeluaran incidentil/cadanganDana pengembangan

Controling Money: contohAudit harian, bulanan, tahunanTarget pemasukanMonitoringSupervisi

MANAJEMEN LOGISTIK

Planning Material: contohBerapa jumlah peralatan yang diperlukanBerapa jumlah biaya perawatan alatBerapa jumlah bahan habis pakai

Organizing Material: contohAlokasi material yang seimbang pada setiap bagianMemenuhi material setiap bagian sesuai dengan kebutuhan pelanggan (baik internal maupun eksternal)

Actuating Material: contohMemenuhi kebutuhan material sesuai dengan rencanaMenyesuaikan antara pesanan material dan penggunaanKoordinasi antara keuangan dan SDM

Controling Material: contohMembuat protap penggunaan alatJadwal servisJadwal kaliberasi alatMonitoringSupervisiEvaluasi

TUGAS KELOMPOK

Pembagian Kelompok: Klas A dibagi 2 kelompok, Klas B dibagi 2 kelompok (berdasarkan nomer absen ganjil dan genap)Membuat proposal tentang implementasi manajemen SDM, keuangan dan logistik:di Praktek Bidan Swasta, Rumah Bersalin, PolindesWaktu 2 minggu (dikumpulkan waktu UTS)

KERANGKA PROPOSAL

Judul: Proposal Pendirian Rumah Bersalin ICMe di Jombang (Kajian Manajemen)1.Pendahuluan:a.Latar belakangb.Maksud dan Tujuan

2.SDMa.Perencanaanb.Pengorganisasianc.Penggerakand.Pengevaluasian

3.Keuangana.Perencanaanb.Pengorganisasianc.Penggerakand.Pengevaluasian

4.Logistika.Perencanaanb.Pengorganisasianc.Penggerakand.Pengevaluasian

5.Penutup

REFERENSI:1. Gibson, 1996, Organisasi,Perilaku, Struktur, Proses, Jakarta, Binarupa Aksara2. Thoha, 2003, Perilaku Organisasi, Konsep Dasar dan Aplikasinya, Jakarta, PT Raja Grafindo Persada3. Koontz, 1996, Manajemen, Jakarta, Erlangga4. Handoko, 1985, Manajemen Personalia dan Sumberdaya Manusia, Yogyakarta, Liberty5. Hanafi, 1997, Manajemen, Yogyakarta, UPP AMP YKPN6. Siagian, 2002, Manajemen Sumberdaya manusia, Jakarta, Bumi Aksara7. Sutarto, 2002, Dasar-dasar Organisasi, Jogjakarta, Gadjah Mada University Press.

Diposkan oleh dr. Suparyanto, M.Kes di 14:40 2 komentar

Link ke posting ini Label: Kuliah Manajemen dan Organisasi Reaksi:

KONSEP KEPEMIMPINAN (LEADERSHIP CONCEPT)

Dr. Suparyanto, M.Kes

PENGERTIAN KEPEMIMPINAN

Kepemimpinan adalah kegiatan mempengaruhi orang lain untuk bekerja keras dengan penuh kemampuan untuk tujuan kelompok (George R. Terry)

Kepemimpinan adalah aktivitas mempengaruhi orang2 agar mau bekerja sama untuk mencapai beberapa tujuan yang mereka inginkan (Ordway Ted)

Kepemimpinan adalah mempengaruhi orang lain agar ikut serta dalam mencapai tujuan umum (Harold Koontz dan Cyril ODonnell)

Kepemimpinan adalah seni mengkoordinasi dan memotivasi individu2 serta kelompok2 untuk mencapai tujuan yang diinginkan (John D. Pfiffner & Robert Presthus)

UNSUR KEPEMIMPINANAdanya pemimpin (Leader)Adanya pengikut (follower)Adanya sifat atau perilaku tertentu (dari pemimpin, sebagai penggerak)Adanya situasi dan kondisi tertentu (lingkungan internal dan eksternal)

SIFAT PEMIMPIN Ordway Tead 1.Memiliki kekuatan fisik dan mental2.Paham arah dan tujuan3.Antusiasme4.Ramah tamah dan efektif5.Memiliki integritas (terpercaya)6.Memiliki keahlian teknis7.Cepat dan tepat dlm pengambilan keputusan8.Cerdas9.Cakap mengajar10.Setia

SIFAT PEMIMPIN John D. Millet 1.Kemampuan melihat perusahaan (organisasi) secara keseluruhan2.Kemampuan mengambil keputusan23.Kemampuan melimpahkan atau mendelegasikan wewenang4.Kemampuan menanamkan kesetiaan pada perintah

SIFAT PEMIMPIN Keith Davis 1.Cerdas (intelligence)2.Kematangan dan keluasan pandangan sosial (social maturity and breath)3.Mempunyai motivasi dan keinginan mencapai sukses yang berasal dari dalam dirinya (inner motivation and achievement desires)4.Mempunyai sikap perilaku yang suka menjalin hubungan antar manusia (Human relations attitudes)

TEORI LAHIRNYA PEMIMPINTeori orang besar (the great men theory) atau Teori bakat (trait theory)Seorang pemimpin dilahirkan, berasal dari keturunan pemimpinBakat memimpin dan sifat pemimpin yang diperlukan sudah didapat sejak lahir

Teori Situasi (situational theory)Seorang pemimpin tidak harus keturunan pemimpinDia jadi pemimpin karena situasi yang menguntungkanPemimpin bukan dilahirkan, tetapi dapat diciptakan

Teori EkologiSeseorang memang dapat dibentuk menjadi seorang pemimpinBanyak pemimpin yang gagal karena tidak mempunyai jiwa kepemimpinanPemimpin yang baik harus mempunyai bakat kepemimpinan yang diperoleh dari alam

GAYA KEPEMIMPINAN Ronald Lippits dan Ralph K. White

1.Otoriter (Authoritarian), Otokratis (Autocratic), Diktator (Dictatorial)2.Demokratis (Democratic)3.Liberal, Kebebasan (Laissez-faire), Bebas-kendali (free-rein), Kebebasan (Libertarian)

CIRI KEPEMIMPINAN OTORITER

1.Wewenang mutlak terpusat pada pimpinan2.Keputusan selalu dibuat oleh pimpinan3.Kebijakan selalu dibuat oleh pimpinan4.Komunikasi berlangsung satu arah dari pimpinan kepada bawahan5.Pengawasan terhadap sikap, tingkah laku, perbuatan, atau kegiatan para bawahanya dilakukan secara ketat6.Prakarsa harus selalu datang dari pimpinan7.Tiada kesempatan bagi bawahan untuk memberikan saran, pertimbangan atau pendapat8.Tugas2 bagi bawahan diberikan secara instruktif9.Lebih banyak kritik daripada pujian10.Pimpinan menuntut prestasi sempurna dari bawahan tanpa syarat11.Cenderung adanya paksaan, ancaman dan hukuman12.Kasar dalam bertindak13.Kaku dalam bersikap14.Tanggung jawab keberhasilan organisasi hanya dipikul oleh pimpinan

Keuntungan: cepat dan tegas dalam membuat keputusan, dan bertindak sehingga produktivitas cepat meningkat

Kerugian: suasana kaku, tegang, mencekam, menakutkan, ketidak puasan, merusak moral, meniadakan inisiatif, menimbulkan permusuhan, agresivitas, keluhan, absen, pindah dan tidak puas

Kepemimpinan otoriter hanya tepat diterapkan dalam organisasi yang sedang menghadapi keadaan darurat karena sendi2 kelangsungan hidup organisasi terancam, apabila keadaan darurat telah selaesai gaya ini harus segera ditinggalkan

CIRI KEPEMIMPINAN DEMOKRATIS

1.Wewenang pimpinan tidak mutlak2.Pimpinan bersedia melimpahkan sebagian wewenang kepada bawahan3.Keputusan dibuat bersama antara pimpinan dan bawahan4.Kebijakan dibuat bersama antara pimpinan dan bawahan5.Komunikasi berlangsung timbal-balik antar pimpinan dan bawahan6.Pengawasan terhadap sikap, tingkah laku perbuatan atau kegiatan bawahan dilakukan secara wajar7.Prakarsa dapat datang dari pimpinan maupun bawahan8.Banyak kesempatan bagi bawahan untuk menyampaikan saran, pertimbangan atau pendapat9.Tugas2 kepada kepada bawahan diberikan dengan lebih bersifat permintaan daripada instruktif10.Pujian dan kritikan seimbang11.Pimpinan mendorong prestasi sempurna para bawahan dalam batas kemampuan masing212.Pimpinan meminta kesetiaan bawahan secara wajar13.Pimpinan memperhatikan perasaan dalam bersikap dan bertindak14.Terdapat suasana saling percaya, saling hormat menghormati dan saling harga menghargai15.Tanggung jawab keberhasilan organisasi dipikul bersama pimpinan dan bawahan

CIRI KEPEMIMPINAN LIBERAL1.Pimpinan melimpahkan wewenang sepenuhnya kepada bawahan2.Keputusan lebih banyak dibuat oleh bawahan3.Kebijakan lebih banyak dibuat oleh bawahan4.Pimpinan hanya berkomunikasi apabila diperlukan oleh bawahanya5.Hampir tiada pengawasan terhadap sikap, tingkah laku, perbuatan atau kegiatan yang dilakukan para bawahan6.Prakarsa selalu datang dari bawahan7.Peranan pimpinan sangat sedikit dalam kegiatan kelompok8.Kepentingan pribadi lebih utama daripada kepentingan kelompok9.Tanggung jawab keberhasilan organisasi dipikul oleh orang per orang

REFERENSI:1. Gibson, 1996, Organisasi,Perilaku, Struktur, Proses, Jakarta, Binarupa Aksara2. Thoha, 2003, Perilaku Organisasi, Konsep Dasar dan Aplikasinya, Jakarta, PT Raja Grafindo Persada3. Koontz, 1996, Manajemen, Jakarta, Erlangga4. Handoko, 1985, Manajemen Personalia dan Sumberdaya Manusia, Yogyakarta, Liberty5. Hanafi, 1997, Manajemen, Yogyakarta, UPP AMP YKPN6. Siagian, 2002, Manajemen Sumberdaya manusia, Jakarta, Bumi Aksara7. Sutarto, 2002, Dasar-dasar Organisasi, Jogjakarta, Gadjah Mada University Press.

Diposkan oleh dr. Suparyanto, M.Kes di 14:14 6 komentar

Link ke posting ini Label: Kuliah Manajemen dan Organisasi Reaksi:

KONSEP ORGANISASI (ORGANIZATION CONCEPT)

Dr. Suparyanto, M.Kes

PENGERTIAN ORGANISASI

Organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk pencapaian suatu tujuan bersama (James D. Mooney)

Organisasi adalah suatu sistem tentang aktivitas2 kerjasama dari dua orang atau lebih, sesuatu yang tidak berwujud dan tidak bersifat pribadi, sebagian besar mengenai hal hubungan2 (Chester I. Barnard)

Organisasi merupakan bantuan bagi manajemen, ini mencakup kewajiban2 merancang satuan2 organisasi dan pejabat yang harus melakukan pekerjaan, menentukan fungsi2 mereka dan merinci hubungan2 yang harus ada diantara satuan2 dan orang2. (Dexter Kimball & Dexter Kimball, jr)

Organisasi adalah sekelompok orang yang bersatu padu bekerja untuk suatu tujuan bersama dibawah kepemimpinan bersama dan dengan alat2 yang tepat (John Price Jones)

Organisasi adalah alat saling berhubungan dari satuan2 kerja yang memberikanya kepada orang yang ditempatkanya didalam struktur kekuasaan (kewenangan) sehingga pekerjaan dapat dikoordinasikan oleh perintah atasan kepada bawahan yang menjangkau dari puncak sampai kebawah dari seluruh badan usaha (Luther Gulick)

PENGORGANISASIAN

Pengorganisasian/Organizing: rangkaian aktivitas menyususn suatu kerangka yang menjadi wadah bagi segenap kegiatan usaha kerjasama dengan jalan membagi dan mengelompokan pekerjaan yang harus dilaksanakan serta menetapkan dan menyususn jalinan hubungan kerja diantara satuan organisasi atau para pejabatnya.

Pengorganisasian adalah tindakan mengusahakan hubungan2 perilaku yang efektif antara masing2 orang, sehingga mereka dapat bekerjasama secara efisien dan memperoleh kepuasan diri dalam melaksanakan tugas2 terpilih didalam kondisi lingkungan yang ada, untuk mencapai tujuan dan sasaran (G.R. Terry)

ASAS ORGANISASI

1.Perumusan tujuan2.Departemenisasi3.Pembagian kerja4.Koordinasi5.Pelimpahan wewenang6.Rentangan kontrol7.Jenjang organisasi8.Kesatuan perintah9.Flexibilitas10.Berkelangsungan11.Keseimbangan

Perumusan Tujuan dengan jelas:Organisasi tanpa tujuan tidak