PARADIGMA SEHAT
A. Definisi Paradigma Sehat
Paradigma sehat adalah cara pandang, pola pikir, atau model pembanguan kesehatan
yang memandang masalah kesehatan saling terkait dan mempengaruhi banyak faktor yang
bersifat lintas sektoral dengan upaya yang lebih diarahkan pada peningkatan, pemeliharaan,
serta perlindungan kesehatan, tidak hanya pada upaya penyembuhan penyakit atau pemulihan
kesehatan.
Paradigma sehat mengubah cara pandang terhadap masalah kesehatan baik secara
makro maupun mikro.
v Secara makro,
berarti bahwa pembangunan semua sektor harus memperhatikan dampaknya dibidang
kesehatan, minimal memberi sumbangan dalam pengembangan lingkungan dan perilaku
sehat.
v Secara mikro,
· berarti bahwa pembangunan kesehatan harus menekankan pada upaya promotif dan
preventif, tanpa mengesampingkan upaya kuratif dan rehabilatif.
· Paradigma sehat dengan sebutan :”Gerakan Pembangunan Yang Berwawasan Kesehatan”
dicanangkan oleh Presiden RI pada tanggal 1 Maret 1999.
Lebih dari itu, paradigma sehat adalah bagian dari pembangunan peradaban dan kemanusiaan
secara keseluruhan. Paradigma sehat adalah perubahan mental dan watak dalam
pembangunan.
Paradigma sehat adalah perubahan sikap dan orientasi , yaitu sebagai berikut:
1. pola pikir yang memandang kesehatan sebagai kebutuhan yang bersifat pasif, menjadi
merupakan keperluan dan bagian dari hak asasi manusia (HAM).
2. Sehat bukan hal yang konsumtif, melainkan suatu investasi karena menjamin tersedianya
SDM yang produktif secara sosial dan ekonomi.
3. Kesehatan yang semula hanya berupa penanggulangan yang bersifat jangka pendek ke
depannya akan menjadi bagian dari upaya pengembangan SDM yang bersifat jangka panjang.
4. Pelayanan kesehatan tidak hanya pelayanan medis yang melihat bagian dari yang
sakit/penyakit, tetapi merupakan pelayanan kesehatan paripurna yang memandang manusia
secara utuh.
5. Kesehatan tidak hanya sehat jasmani, tetapi juga sehat mental dan sosial.
6. Pelayanan kesehatan tidak lagi terpecah-pecah (fragmented), tetapi terpadu (integrated).
7. Fokus kesehatan tidak hanya penyakit, tetapi juga bergantung pada permintaan pasar.
8. Sasaran pelayanan kesehatan bukan hanya masyarakat umum (pelayanan kesehatan pada
fasilitas kesehatan umum), melainkan juga masyarakat swasta (pelayanan kesehatan untuk
perorangan/pribadi, misalnya homecare ).
9. Kesehatan bukan hanya menjadi urusan pemerintah, melainkan juga menjadi urusan swasta.
10. Biaya yang ditanggung pemerintah adalah untuk keperluan publik (seperti pemberantasan
penyakit menular, penyuluhan kesehatan), sedangkan keperluan lainnya perlu ditanggung
bersama dengan pengguna jasa.
11. Biaya kesehatan bergeser dari pembayaran setelah pelayanan menjadi pembayaran di muka
dengan model Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat.
12. Kesehatan tidak hanya berfungsi sosial, tetapi juga dapat berfungsi ekonomi.
13. Pengaturan kesehatan tidak lagi diatur dari atas (top down), tetapi berdasarkan aspirasi dari
bawah (bottom up).
14. Pengaturan kesehatan tidak lagi tersentralisasi, tetapi telah terdesantralisasi.
15. Pelayanan kesehatan tidak lagi bersifat birokratis tetapi entrepreuner.
16. Masyarakat tidak sekedar ikut berperan serta, tetapi telah berperan sebagai mitra.
B. Latar belakang /Dasar Pemikiran Paradigma Sehat
§ Hidup sehat adalah hak asasi manusia, artinya sehat merupakan sesuatu yang sangat esensial
dalam diri manusia yang perlu dipertahankan dan dipelihara. Sehat merupakan suatu investasi
untuk kehidupan yang produktif, bukanlah hal yang konsumtif, melainkan prasyarat agar
hidup kita menjadi berarti, sejahtera dan bahagia.
§ Kesehatan merupakan salah satu dari tiga faktor utama yang sangat menentukan kualitas
sumber daya manusia, disamping pendidikan dan pendapatan (ekonomi). Oleh karena itu,
kualitas kesehatan perlu dipelihara dan ditingkatkan.
§ Sehat juga merupakan karunia Tuhan yang perlu disyukuri. Mensyukuri karunia dapat
ditunjukan dengan perkataan, perasaan, dan perbuatan. Bersyukur dengan perbuatan
ditunjukan dengan memelihara kesehatan dan berupaya untuk meningkatkannya.
§ Memelihara dan meningkatkan kesehatan lebih efektif daripada mengobati penyakit. Oleh
karena itu, upaya peningkatan kesehatan (promosi) dan pencegahan penyakit (preventif) perlu
ditekankan tanpa mengesampingkan upaya penyembuhan dan pemulihan.
§ Derajat kesehatan dipengaruhi oleh faktor lingkungan perilaku, pelayanan kesehatan, dan
keturunan. Faktor lingkungan dan perilaku memiliki konstribusi yang sangat besar terhadap
kualitas derajat kesehatan. Di pihak lain, faktor lingkungan dan perilaku terkait dengan
banyak sektor di luar kesehatan. Oleh karena itu, perlu diperhatikan dampak pembangunan
semua sektor dibidang kesehatan.
§ Adanya transisi demografis dan epidemologis, tantangan global dan regional, perkembangan
iptek, tumbuhya era desentralisasi, serta maraknya demokratisasi disegala bidang, mendorong
perlunya upaya peninjauan kebijakan yang ada serta perumusan paradigma baru dibidang
kesehatan.
PHC
Primary Health Care ( PHC ) adalah : pelayanan kesehatan pokok yang berdasarkan kepada
metode dan teknologi praktis, ilmiah dan sosial yang dapat diterima secara umum baik oleh
individu maupun keluarga dalam masyarakat melalui partisipasi mereka sepenuhnya, serta
dengan biaya yang dapat terjangkau oleh masyarakat dan negara untuk memelihara setiap
tingkat perkembangan mereka dalam semangat untuk hidup mandiri dan menentukan nasib
sendiri.
Promosi Kesehatan
Promosi kesehatan adalah upaya meningkatkan kemampuan kesehatan masyarakat
melalui pembelajaran dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat agar mereka dapat menolong
dirinya sendiri, serta mampu berperan secara aktif dalam masyarakat sesuai sosial budaya
setempat yang didukung oleh kebijakan public yang berwawasan. (Depkes RI)
Promosi kesehatan adalah kombinasi berbagai dukungan menyangkut pendidikan,
organisasi, kebijakan dan peraturan perundangan untuk perubahan lingkungan dan perilaku
yang menguntungkan kesehatan (Green dan Ottoson,1998).
Promosi Kesehatan adalah proses untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam
memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Selain itu untuk mencapai derajat kesehatan
yang sempurna, baik fisik, mental, dan sosial, maka masyarakat harus mampu mengenal serta
mewujudkan aspirasinya, kebutuhannya, dan mampu mengubah atau mengatasi
lingkungannya (lingkungan fisik, sosial budaya dan sebagainya). Dalam konferensi
ini ,health promotion di maknai sebagai perluasan dari healt education atau pendidikan
kesehatan.
Menurut Leavell dan Clark (1965), dari sudut pandang kesehatan masyarakat, terdapat
5 tingkat pencegahan terhadap penyakit, yaitu :
1. Promotion of health
2. Specifik protection
3. Early diagnosis and prompt treatment
4. Limitation of disability dan
5. Rehablitation.
Organisasi kesehatan dunia WHO telah merumuskan suatu bentuk definisi mengenai promosi
kesehatan :
“ Health promotion is the process of enabling people to increase control over, and improve, their
health. To reach a state of complete physical, mental, and social, well-being, an individual or
group must be able to identify and realize aspirations, to satisfy needs, and to change or cope
with the environment “
Berdasarkan aspek kesehatan:
Berdasarkan jenis aspek pelayanan kesehatan ini, promosi kesehatan mencakup 4
pelayanan, yaitu:
a. Promosi kesehatan pada tingkat promotif
Sasaran promosi kesehatan pada tingkat pelayanan promotif adalah pada kelompok
orang yang sehat, dengan tujuan agar mereka mampu meningkatkan kesehatannya.Apabila
kelompok initidak memperoleh promosi kesehatan bagaimana memeliharakesehata, maka
kelompok ini akanmenurun jumlahnya, dan kelompok orang yang sakitakan meningkat.
b. Promosi kesehatan pada tingkat preventif
Disamping kelompok orang yang sehat, sasaran promosi kesehatan pada tingkat
iniadalahkelompok yang beresiko tinggi. Tujuan utama promosi kesehatan pada tingkat
iniadalah untukmencegah kelompok-kelompok tersebut agar tidak jatuh atau menjaditerkena
sakit (primaryprevention)
c. Promosi kesehatan pada tingkat kuratif
Sasaran promosi kesehatan pada tingkat ini adalah para penderita penyakit (pasien).
Tujuan promosi kesehatan pada tingkat ini agar kelompok ini mampu mencegah penyakit
tersebut tidak menjadi lebih parah.
d. Promosi kesehatan pada tingkat rehabilitatif
Sasaran promosi kesehatan pada tingkat ini adalah kelompok penderita yang baru
sembuh dari suatu penyakit. Tujuan utama promosi kesehatan pada tingkat ini adalah agar
mereka ini segera pulih kembali kesehatannya atau mengurangi kecatatan seminimal
mungkin (Notoatmodjo, 2005).
VISI DAN MISI INDONESIA SEHAT 2010
VISI INDONESIA SEHAT
Untuk mewujudkan paradigma sehat tersebut ditetapkan Visi,yaitu gambaran,prediksi atau
harapan tentang keadaan masyarakat indonesia pada masa yang akan datang,yaitu:Indonesia
Sehat 2010.
Indonesia sehat 2010 adalah gambaran masyarakat indonesia di masa depan yang penduduknya
hidup dalam lingkungan dan perilaku sehat,mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang
bermutu,adil,dan merata,serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
Lingkungan sehat adalah lingkungan yang kondusif bagi terwujudnya keadaan sehat yaitu
lingkngan yang bebas dari polusi.tersedia air bersih,sanitasi lingkungan yang
memadai,perumahan dan pemukiman sehat,perencanaan kawasan berwawasan kesehatan,dan
kehidupan masyarakat saling tolong menolong.
Perilaku sehat adalah perilaku proaktif untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan,mencegah
resiko terjadinya penyakit,melindungi diri dari ancaman penyakit,serta berperan aktif dalam
gerakan kesehatan masyarakat.
MISI INDONESIA SEHAT 2010
1.Memantapkan manajemen kesehatan yang dinamis dan akuntabel
Keberhasilan pembangunan berwawasan kesehatan tidak semata-mata ditentukan oleh hasil kerja
keras sektor kesehatan saja, tetapi sangat dipengaruhi oleh hasil kerja keras serta kontribusi
positif dari berbagai sektor pembangunan lainnya. Departemen Kesehatan berperan sebagai
penggerak utama dan memfasilitasi sektor-sektor lain agar segala upaya memberikan
kontribusi yang positif terhadap perwujudan pembangunan nasional berwawasan kesehatan.
Dengan terciptanya manajemen kesehatan yang akuntabel di lingkungan Departemen Kesehatan,
diharapkan fungsi-fungsi administrasi kesehatan dapat terselenggara secara efektif dan efisien
yang didukung oleh sistem informasi, IPTEK serta hukum kesehatan. Melalui
penyelenggaraan manajemen kesehaaatan yang akuntabel dengan menerapkan tata
penyelenggaraan pemerintahan yang baik (good governance), diharapkan upaya
pembangunan kesehatan dapat dipertanggung jawabkan dan dipertanggung-gugatkan kepada
semua lapisan masyarakat, serta bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN).
2. Meningkatkan Kinerja dan Mutu Upaya Kesehatan
Peningkatan kinerja dan mutu upaya kesehatan dilakukan oleh Departemen Kesehatan melalui
pengembangan kebijakan pembangunan kesehatan, yang meliputi kebijakan manajerial dan
kebijakan teknis serta pengembangan standar dan pedoman berbagai upaya kesehatan.
Disamping itu Departemen Kesehatan juga melakukan fasilitasi sumber daya kesehatan, baik
tenaga , pembiayaan kesehatan, sumber daya obat dan perbekalan kesehatan bagi para pelaku
upaya/pembangunan kesehatan. Dengan meningkatkan kinerja dan mutu upaya kesehatan,
diharapkan upaya kesehatan dapat terselenggara dengan baik, dapat dicapai (accessible), dan
dapat dijangkau ( affordable ) oleh segenap kalangan masyarakat, serta terjamin mutunya
(quality). Upaya kesehatan tersebut meliputi upaya kesehatan masyarakat dan upaya
kesehatan perorangan.
3. Memberdayakan Masyarakat dan Daerah
Peran aktif masyarakat termasuk swata, sangat penting dan akan menentukan keberhasilan
pembangunan kesehatan. Departemen Kesehatan melaksanakan pemberdayaan masyarakat,
sehingga masyarakat dapat berperan sebagai subjek pembangunan kesehatan. Diharapkan
masyarakat termasuk swasta dapat berpartisipasi aktif dalam melayani ( to serve),
melaksanakan advokasi (to advacate ), serta mengkritisi ( to watch) pembangunan kesehatan
baik secara individu, kelompok, maupun bersama masyarakat luas. Potensi masyarakat
termasuk swasta, baik berupa organisasi, upaya,tenaga, dana, sarana, tekonologi, serta
mekanisme pengambilan keputusan, merupakan aset yang cukup besar yang perlu digalang.
Pelaksanaan desentralisasi dibidang kesehatan sedang berproses. Untuk itu perlu adanya fasilitasi
dari Departemen Kesehatan, terutama kepada daerah-daerah yang sangat memerlukan.
Fasilitasi lebih diutamakan pada pengembangan kapasitas (capacity building ), pelembagaan
institusi disemua tataran, serta pengembangan sistem kesehatan daerah, sehingga ada
kesinambungan program kesehatan dari tingkat nasional sampai daerah dan advokasi guna
peningkatan sumber daya kesehatan diaerah.
4. Melaksanakan Pembangunan Kesehatan yang Berskala Nasional.
Disamping berperan dalam pembinaan dan pengembangan kesehatan, Departemen Kesehatan
melakukan pula pelaksanaan pembangunan kesehatan yang berskala nasional, seperti
pelayanan kesehatan bagi penduduk miskin, penanggulangan masalah kesehatan akibat
bencana, penanggulangan penyakit menular dan gangguan gizi, promosi kesehatan,
pembangunan kesehatan didaerah terpencil, tertinggal dan daerah perbatasan, serta
pendayagunaan tenaga kesehatan. Sesuai dengan Sistem Kesehatan Nasional, Departemen
Kesehatan melaksanakan penyelenggaraan upaya kesehatan Strata III sehingga mampu
melayani rujukan.
5.Menggerakan Pembangunan Nasional Berwawasan Kesehatan.
Berbagai sektor pembangunan harus memasukkan pertimbangan kesehatan dalam semua
kebijakan pembangunannya. Program pembangunan yang tidak berkontribusi positif terhadap
kesehatan, apalagi yang berdampak negatif terhadap kesehatan seyogyanya tidak
diselenggarakan.
6. Mendorong Kemandirian Masyarakat untuk Hidup Sehat.
Kesehatan dalah tanggung jawab bersama setiap individu, masyarakat, pemerintah dan swasta.
Apapun peran yang dimainkan pemerintah, tanpa kesadaran individu dan masyrakat untuk
secara mandiri menjaga kesehatan mereka, hanya sedikit yang dapat dicapai.
7. Memeliahara dan Meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan
terjangkau.
Salah satu tanggung jawab sektor kesehatan adalah menjamin tersedianya pelayanan kesehatan
yang bermutu, merata dan terjangkau oleh masyarakat. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan
dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat serta swasta.
8. Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat beserta
lingkungannya.
Tugas utama sektor kesehatan adalah memeliahara dan meningkatkan kesehatan segenap
warganya. Oleh karena itu upaya kesehatan yang harus diutamakan adalah yang bersifat
promotif-preventif yang didukung oleh upaya kuratif-rehalibitatif. Selain itu upaya
penyehatan lingkungan juga harus diprioritaskan.
Strategi Pembangunan Kesehatan
Strategi pembangunan kesehatan untuk mewujudkan Indonesia Sehat 2010 adalah :
1. Pembangunan Nasional Berwawasan Kesehatan
Semua kebijakan pembangunan nasional yang sedang dan atAu akan diselenggarakan harus
memiliki wawasan kesehatan. Artinya program pembangunan nasional tersebut harus
memberikan kontribusi yang positif terhadap kesehatan, setidak-tidaknya terhadap dua hal.
Pertama, terhadap pembentukkan lingkungan sehat. Kedua, terhadap pembentukkan peilaku
sehat. Adalah amat diharapkan setiap program pembangunan yang diselenggarakan di
Indonesia dapat memberikan kontribusi yang positif terhadap terbentuknya lingkungan dan
perilaku sehat tersebut.
Sedangkan secara mikro, semua kebijakan pembangunan kesehatan yang sedang dan atau akan
diselenggarakan harus dapat makin mendorong meningkatnya derajat kesehatan seluruh
anggota masyarakat. Jika diketahui pemeliharaan dan peningkatan kesehatan tersebut akan
lebih efektif dan efisien jika dilaksanakn melalui upaya promotif dan preventif, bukan upaya
kuratif dan rehabilitatif, maka seyogyanyalah kedua pelayanan yang pertaama tersebut dapat
lebih diutamakan.
Untuk terselengggaranya pembangunan berwawasan kesehatan perlu dilaksanankan kegiatan
sosialisasi, orientasi, kampanye dan pelatihan sehingga semua pihak yang terkait
(stakeholders) memahami dan mampu melaksanakan pembangunan nasional berwawasan
kesehatan. Selain itu, perlu pula dilakukan kegiatan penjabaran lebih lanjut dari konsep
tersebut sehingga benar benar menjadi operasional serta terukur segala pencapaian dan
dampak yang dihasilkan.
2. Profesionalisme
Profesionalisme dilaksanakan melalui penerapan kemajuan ilmu dan teknologi, serta melalui
penerapan nilai-nilai moral dan etika. Untuk terselenggaranya pelayanan yang bermutu, perlu
didukung oleh penerapan pelbagai kemajuan ilmu dan teknologi kedokteran. Untuk
terwujudnya pelayanan kesehatan yang seperti ini, jelaslah pengembangan sumber daya
manusia kesehatan dipandang mempunyai peranan yang amat penting. Pelayanan kesehatan
profesional tidak akan terwujud apabila tidak didukung oleh tenaga pelaksana, yakni sumber
daya manusia kesehatan yang mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi.
Lebih dari itu, untuk terselenggaranya pelayanan kesehatanyang bermutu, perlu pula didukung
oleh penerapan nilau-nilai moral dan etika profesi yang tinggi. Untuk terwujudnya pelayanan
kesehatan yang seperti ini, semua tenaga kesehatan dituntut untuk selalu menjunjung tinggi
sumpah dan kode etik profesi. Pelaksanaan perilaku yang dituntut dari tenaga kesehatan
seperti diatas perlu dipantau secara berkala melalui kerjasama dengan pelbagai organisasi
profesi.
Untuk terselenggaranya strategi profesionalisme akan dilaksanakan penentuan standar
kompetensi bagi tenaga kesehatan, pelatihan berdasarkan kompetensi, akreditasi dan legislasi
tenaga kesehatan, serta kegiatan peningkatan kualitas lainnya.
3. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat
Untuk memantapkan kemandirian masyarakat dalam pola hidup sehat, perlu digalang peran serta
masyarakat yang seluas-luasnya, termasuk peran serta dalam pembiayaan. JPKM yang pada
dasarnya merupakan penataan sub sistem pembiayaan kesehatan dalam bentuk mobilisasi
sumber dana masyarakat, adalah wujud nyata dari peran serta masyarakat tersebut, yang
apabila berhasil dilaksanakan akan mempunyai peranan yang besar pula dalam turut
mempercepat pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan.
Dalam konteks penataan sub sistem pelayanan kesehatan, strategi JPKM akan lebih
mengutamakan pelayanan promotif dan preventif, yang apabila berhasil dilaksanakan, dinilai
lebih efektif dan efisien dalam memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan di samping
berpengaruh positif pula dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.
Untuk terselenggaranya strategi tersebut akan dilaksanakan sosialisasi, orientasi, kampanye dan
pelatihan untuk semua pihak yang terkait sehingga mereka memahami konsep dan program
JKPM. Selain itu, akan dikembangkan pula peraturan perundang-undangan, pelatihan Badan
Pelaksana JPKM, dan pengembangan unit pembina JPKM agar strategi JPKM dapat
terlaksana dengan baik.
4. Desentralisasi
Untuk keberhasilan pembangunan kesehatan, penyelenggaraan pelbagai upaya kesehatan harus
berangkat dari masalah dan potensi spesifik masing-masing daerah. Desentralisasi yang inti
pokoknya adalah pendelegasian wewenang yang lebihbesar kepada pemerintah daerah untuk
mengatur sistem pemerintahan dan rumah tangga sendiri memang dipandang lebih sesuai
untuk pengelolaan pelbagai pembangunan nasional pada masa mendatang.
Tentu saja untuk keberhasilan desentralisasi ini berbagai persiapan perlu dilakukan, termasuk
yang terpenting adalah persiapan perangkat organisasi serta sumber daya manusianya. Untuk
terselenggarnya desentralisasi akan dilakukan kegiatan analisa dan penentuan peran
pemerintah pusat dan daerah dalam bidang kesehatan, penentuan kegiatan upaya kesehatan
yang wajib dilaksanakan oleh daerah, analisa kemampuan daerah, pengembangan sumber
daya manusia daerah, pelatihan, penempatan kembali tenaga dan lain-lain kegiatan sehingga
strategi desentralisasi dapat terlaksana secara nyata.
Program Unggulan
Menyadari akan adanya keterbatasan Sumber Daya yang tersedia dan disesuaikan
dengan prioritas masalah kesehatan yang ditemukan dalam masyarakat dan
kecenderunagnnya pada masa mendatang, maka untuk meningkatkan percepatan perbaikan
derajat kesehatan masyarakat, ditetapkan 10 Program Unggulan Kesehatan sebagai berikut :
1. Program Kebijakan Kesehatan, Pembiayaan Kesehatan dan Hukum Kesehatan
2. Program Perbaikan Gizi
3. Program Pencegahan Penyakit Menular termasuk Imunisasi
4. Program Peningkatan Prilaku Hidup Sehat dan kesehatan mental
5. Program Lingkungan Pemukiman, Air dan Udara Sehat
6. Program Kesehatan Keluarga, Kesehatan Reproduksi dan Keluarga Berencana
7. Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja
8. Program Anti Tembakau, Alkohol dan Madat
9. Program Pengawasan Obat, Bahan Berbahaya dan Makanan dan Minuman.
10. Program Pencegahan Kecelakaan dan Rudapaksa, termasuk Keselamatan Lalu Lintas.
PUSKESMAS
Departemen Kesehatan RI (1990) Puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi kesehatan
fungsional yang merupakanpusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina
peran sertamasyarakat disamping memberikan pelayanan secara menyeluruh dan
terpadukepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok.
FUNGSI PUSKESMAS
Ada tiga fungsi puskesmas yaitu :
a. Sebagai pusat pembangunan kesehatan masyarakat di wilayahnya
b. Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka
meningkatkankemampuan untuk hidup sehat
c. Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada
masyarakatdi wilayah kerjanya.
Proses dalam melaksanakan fungsinya dilakukan dengan cara :
1. Merangsang masyarakat termasuk swasta untuk melaksanakan kegiatan dalam
rangkamenolong dirinya sendiri
2. Memberikan petunjuk kepada masyarakat tentang bagaimana menggali danmenggunakan
sumber daya yang ada secara efektif dan efisien
3. Memberikan bantuan yang bersifat bimbingan teknis materi dan rujukan medismaupun
rujukan kesehatan kepada masyarakat dengan ketentuan bantuan tersebuttidak menimbulkan
ketergantungan
4. Memberi pelayanan kesehatan langsung kepada masyarakat
5. Bekerja sama dengan sector-sektor yang bersangkutan dalam melaksanankan program
puskesmas
KEGIATAN POKOK PUSKESMAS
Kegiatan-kegiatan pokok puskesmas yang diselenggarakan oleh puskesmas sejak berdirinya
semakin berkembang , mulai dari 7 usaha pokok kesehatan , 12 usaha pokok kesehatan, 13
usaha pokok kesehatan dan sekarang meningkat menjadi 20 usaha pokok kesehatan yang
dapat dilaksanakan oleh puskesmas sesuai dengan kemampuan yang adadari tiap-tiap
puskesmas baik dari segi tenaga , fasilitas, dan biaya atau anggaran yangtersediaBerdasarkan
buku pedoman kerja puskesmas yang terbaru ada 20 usaha pokok kesehatan yang dapat
dilakukan oleh puskesmas, itu pun sangat tergantung kepada faktortenaga, sarana, dan
prasarana serta biaya yang tersedia berikut kemampuan manajemendari tiap-tiap puskesmas.
Dua puluh kegiatan pokok puskesmas adalah :
1. Upaya kesehatan ibu dan anak
a.Pemeliharaan kesehatan ibu hamil , melahirkan dan menyusui serta bayi anak balita dan
anak prasekolah
b. Memberikan nasehat tentang makanan guna mencegah gizi buruk
c. Pemberian nasehat tentang perkembangan anak dan cara stimulasinya.
d. Imunisasi tetanus toksoid dua kali pada ibu hamil dan BCG, DPT 3 kali, polio3 kali
dan campak 1 kali pada bayi
e. Penyuluhan kesehatan dalam mencapai program KIA
f. Pelayanan keluarga berencana
g. Pengobatan bagi ibu, bayi anak balita dan anak prasekolah untuk macam-macam
penyakit ringan
h. Kunjungan rumah untuk mencari ibu dan anak yang memerlukan pemeliharaan,
memberikan penerangan dan pendidikan tentang kesehatan
i. Pengawasan dan bimbingan kepada taman kanak-kanak dan para dukun bayi
2.Upaya keluarga berencana
a.Mengadakan kursus keluarga berencana unutk para ibu dan calon ibu yangmengunjungi
KIA
b. Mengadakan kursus keluarga berencana kepada dukun yang kemudian akanbekerja sebagai
penggerak calon peserta keluarga berencana
c. Mengadakan pembicaraan-pembicaraan tentang keluarga berencana kapansaja ada
kesempatan
d. Memasang IUD, cara-cara penggunaan pil , kondom, dan cara-cara laindenngan memberi
sarananya.
e. Melanjutkan mengamati mereka yang menggunakan sarana pencegahankehamilan
3.Upaya peningkatan gizi
a. Mengenali penderita-penderita kekurangan gizi dan mengobati mereka
b. Mempelajari keadaan gizi masyarakat dan mengembangkan programperbaikan gizi
c. Memberikan pendidikan gizi kepada masyarakat terutama dalam rangkaprogram KIA
d.Melaksanakan program-program :
Program perbaikan gizi keluarga melalui posyandu
Memberikan makanan tambahan yang mengandung protein dan kalorikepada balita dan ibu
menyusui
Memberikan vitamin A kepada balita umur dibawah 5 tahun
4.Upaya kesehatan lingkungan
Kegiatan-kegiatan utamam kesehatan lingkungan yang dilakukan staf puskesmasadalah:
a. Penyehatan air bersih
b. Penyehatan pembuangan kotoran
c. Penyehatan lingkungan perumahan
d. Penyehatan limbah
e. Pengawasan sanitasi tempat umum
f. Penyehatan makanan dan minuman
g. Pelaksanaan peraturan perundang-undangan
5. Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular
a. Mengumpulkan dan menganalisa data penyakit
b. Melaporkan kasus penyakit menular
c. Menyelidiki di lapangan untuk melihat benar atau tidaknya laporan yangmasuk, untuk
menemukan kasus-kasus baru dan untuk mengetahui sumberpenularan.
d. Tindakan permulaan untuk menahan penularan penyakit
e. Menyembuhkan penderita, hingga ia tidak lagi menjadi sumber infeksi
f. Pemberian imunisasi
g. Pemberantasan vektor
h. Pendidikan kesehatan kepada masyarakat
6.Upaya pengobatan
a. Melaksanakan diagnose sedini mungkin melalui:
Mendapatkan riwayat penyakit
Mengadaan pemeriksaan fisik
Mengadaan pemeriksaan labolatorium
Membuat diagnosa
b. Melaksanakan tindakan pengobatan
c.Melakukan upaya rujukan bila dipandang perlu, rujukan tersebut dapat berupa:
Rujukan diagnostic
Rujukan pengobatan/rehabilitasi
Rujukan lain
7.Upaya penyuluhan
a. Penyuluhan kesehatan masyarakat merupakan bagian yang tak terpisahkan daritiap-tiap
program puskesmas. Kegiatan penyuluhan kesehatan dilakukan padasetiap kesempatan oleh
petugas, apakah di klinik, rumah dan kelompok-kelompok masyarakat.
b.Di tingkat puskesmas tidak ada penyuluhan tersendiri, tetapi ditingkatkabupaten diadakan
tenaga-tenaga coordinator penyuluhan kesehatan.Coordinator membantu para petugas
puskesmas dalam mengembangkan teknik dan materi penyuluhan di Puaskesmas.
Posyandu
1. Pengertian Posyandu
Posyandu adalah suatu bentuk keterpaduan dari dua atau lebih kegiatan yang
dilaksanakan oleh masyarakat. Kegiatan – kegiatan yang dipadukan khususnya adalah
Program KIA, KB, Gizi, Imunisasi dan Penanggulangan diare ( Anonim, 1991 ).
Posyandu adalah pusat kegiatan masyarakat yang pada dasarnya merupakan
salah satu wujud peran serta masyarakat dalam pembangunan kesehatan, tempat masyarakat
dapat memperoleh pelayanan KB – kesehatan ibu dan anak (KIA), Gizi, Imunisasi,dan
penanggulangan diare pada waktu dan tempat yang sama ( Effendy, 1998 )
Kegiatan di posyandu merupakan kegiatan yang melibatkan partisipasi masyarakat
dalam upaya pelayanan kesehatan dari masyarakat oleh masyarakat dan untuk masyarakat,
yang dilaksanakan oleh kader-kader kesehatan, yang telah mendapatkan pendidikan dan
pelatihan dari tim puskesmas mengenai pelayanan kesehatan dasar ( Effendy,1998 ).
2. Tujuan Posyandu
Tujuan pembentukan posyandu adalah :
a. Mempercepat penurunan angka kematian bayi, balita dan angka kelahiran dalam
rangka mempercepat terwujudnya keluarga catur warga.
b. Menjadi kebutuhan pokok dan bagian yang tidak terpisah dari kegiatan masyarakat.
3. Sasaran Penyelenggaraan posyandu
Sasarannya meliputi :
a. Bayi usia kurang dari 1 tahun
b. Anak balita usia 1 – 5 tahun
c. Ibu hamil, menyusui dan ibu nifas
d. Wanita Usia Subur
4. Kegiatan Posyandu
Kegiatan posyandu menurut Panca Krida Posyandu ( Effendy,1998)
a. Kesehatan Ibu dan Anak
b. Keluarga Berencana
c. Imunisasi
d. Peningkatan Gizi
e. Penanggulangan Diare
Manfaat Posyandu
Posyandu memberikan layanan kesehatan ibu dan anak, KB, imunisasi, gizi, penanggulangan
diare.
1. Kesehatan ibu dan anak
- Ibu: Pemeliharaan kesehatan ibu di posyandu, Pemeriksaan kehamilandan nifas, Pelayanan
peningkatan gizi melalui pemberian vitamin dan pil penambah darah, Imunisasi TT untuk ibu
hamil.
- Pemberian Vitamin A: Pemberian vitanin A dosis tinggi pada bulan Februari dan Agustus
(Bagian Kependudukan dan Biostatistik FKM USU. 2007). Akibat dari kurangnya vitamin A
adalah menurunnya daya tahan tubuh terhadap serangan penyakit. (Dinas Kesehatan RI.
2006: 95)
- Penimbangan Balita: Penimbangan balita dilakukan tiap bulan di posyandu (Dinas
Kesehatan RI. 2006: 95). Penimbangan secara rutin di posyandu untuk pemantauan
pertumbuhan dan mendeteksi sedini mungkin penyimpangan pertumbuhan balita. Dari
penimbangan yang kemudian dicatat di KMS, dari data tersebut dapat diketahui status
pertumbuhan balita (Dinas Kesehatan RI. 2006: 54), apabila penyelenggaraan posyandu baik
maka upaya untuk pemenuhan dasar pertumbuhan anak akan baik pula.
KMS adalah kartu untuk mencatat dan memantau pekembangan balita dengan melihat
garis pertumbuhan berat badan anak dari bulan ke bulan pada KMS dapat diketahui status
pertumbuhan anaknya.
Kriteria Berat Badan balita di KMS:
Berat badan naik :
- Berat badan bertambah mengikuti salah satu pita warna, berat badan bertamabah ke
pita warna diatasnya.
Berat badan tidak naik :
- Berat badanya berkurang atau turun, berat badan tetap, berat badan bertambah atau
naik tapi pindah ke pita warna di bawahnya.
Berat badan dibawah garis merah
- Merupakan awal tanda balita gizi buruk Pemberian makanan tambahan atau PMT,
PMT diberikan kepada semua balita yang menimbang ke posyandu. (Departemen
Kesehatan RI. 2006: 104)
2 Keluarga Berencana
Pelayanan Keluarga Berencana berupa pelayanan kontrasepsi kondom, pil KB, dan suntik
KB.
3 Imunisasi
Di posyandu balita akan mendapatkan layanan imunisasi. Macam imunisasi yang
diberikan di posyandu adalah:
- BCG untuk mencegah penyakit TBC.
- DPT untuk mencegah penyakit difteri, pertusis (batuk rejan), tetanus.
- Polio untuk mencegah penyakit kelumpuhan.
- Hepatitis B untuk mencegah penyakit hepatitis B (penyakit kuning).
4 Peningkatan Gizi
Dengan adanya posyandu yang sasaran utamanya bayi dan balita, sangat tepat untuk
meningkatkan gizi balita (Notoadmodjo, Soekidjo. 2003: 205). Peningkatan gizi balita di
posyandu yang dilakukan oleh kader berupa memberikan penyuluhan tentang ASI, status
gizi balita, MPASI, Imunisasi, Vitamin A, stimulasi tumbuh kembang anak, diare pada balita
(Dinas Kesehatan RI. 2006: 24).
5 Penanggulangan diare
Penyediaan oralit di posyandu (Dinas Kesehatan RI. 2006: 127). Melakukan rujukan
pada penderita diare yang menunjukan tanda bahaya di Puskesmas. (Departemen Kesehatan
RI. 2006: 129). Memberikan penyuluhan penggulangan diare oleh kader posyandu.
(Departemen Kesehatan RI. 2006: 132)
5. Pelaksanaan Layanan Posyandu
Pada hari buka posyandu dilakukan pelayanan masyarakat dengan sistem 5 meja yaitu:
Meja I : Pendaftaran
Meja II : Penimbangan
Meja III : Pengisian KMS
Meja IV : Penyuluhan perorangan berdasarkan KMS
Meja V : Pelayanan kesehatan berupa:
Imunisasi
Pemberian vitamin A dosis tinggi.
Pembagian pil KB atau kondom.
Pengobatan ringan.
Konsultasi KB. Petugas pada meja I dan IV dilaksanakan oleh kader PKK sedangkan meja
V merupakan meja pelayanan medis. (Bagian Kependudukan dan Biostatistik FKM USU.
2007)
Kesimpulan
Paradigma sehat adalah cara pandang, pola pikir, atau model pembanguan kesehatan
yang memandang masalah kesehatan saling terkait dan mempengaruhi banyak faktor yang
bersifat lintas sektoral dengan upaya yang lebih diarahkan pada peningkatan, pemeliharaan,
serta perlindungan kesehatan, tidak hanya pada upaya penyembuhan penyakit atau pemulihan
kesehatan. Sehat merupakan sesuatu yang sangat esensial dalam diri manusia yang perlu
dipertahankan dan dipelihara. Sehat merupakan suatu investasi untuk kehidupan yang
produktif. Sehat bukanlah hal yang konsumtif, melainkan prasyarat agar hidup kita menjadi
berarti, sejahtera dan bahagia.
Di Indonesia, pelaksanaan Primary Health Care secara umum dilaksanakan melaui
pusat kesehatan dan di bawahnya (termasuk sub-pusat kesehatan, pusat kesehatan berjalan)
dan banyak kegiatan berbasis kesehatan masyarakat seperti Rumah Bersalin Desa dan
Pelayanan Kesehatan Desa seperti Layanan Pos Terpadu (ISP atau Posyandu). Secara
administratif, Indonesia terdiri dari 33 provinsi, 349 Kabupaten dan 91 Kotamadya, 5.263
Kecamatan dan 62.806 desa.
Di Indonesia, PHC memiliki 3 (tiga) strategi utama, yaitu kerjasama multisektoral,
partisipasi masyarakat, dan penerapan teknologi yang sesuai dengan kebutuhan dengan
pelaksanaan di masyarakat. Dan sampai saat ini semua penerapan itu telah berjalan meskipun
ada beberapa hambatan dalam pelaksanaannya.
Puskesmas sangat berperan penting dalam meningkatkan akses peningkatan
pelayanan kesehatan yang merata, seperti pusat pembangunan berwawasan kesehatan, pusat
pemberdayaan kelarga dan masyarakat. Pelayanan kesehatan yang diberikan Puskesmas
adalah pelayanan kesehatan menyeluruh yang meliputi Kuratif (pengobatan), Preventif
(upaya pencegahan), promotif (peningkatan kesehatan), dan Rehabilitatif (pemulihan
kesehatan)
Tujuan Posyandu untuk menurunkan AKB/AKI, membudayakan NKKBS dan
meningkatkan peran serta masyarakat dalam mengembangkan kegiatan KB-Kes serta
kegiatan pembangunan lainnya untuk mencapai keluarga sejahtera .
Kegiatan Pokok Posyandu mencakup Program KIA, KB, Imunisasi, Gizi dan
Penanggulangan Diare.
Paradigma sehat adalah cara pandang, pola pikir, atau model pembanguan kesehatan
yang memandang masalah kesehatan saling terkait dan mempengaruhi banyak faktor yang
bersifat lintas sektoral dengan upaya yang lebih diarahkan pada peningkatan, pemeliharaan,
serta perlindungan kesehatan, tidak hanya pada upaya penyembuhan penyakit atau pemulihan
kesehatan.
Puskesmas sangat berperan penting dalam meningkatkan akses peningkatan
pelayanan kesehatan yang merata, seperti pusat pembangunan berwawasan kesehatan, pusat
pemberdayaan kelarga dan masyarakat. Pelayanan kesehatan yang diberikan Puskesmas
adalah pelayanan kesehatan menyeluruh yang meliputi Kuratif (pengobatan), Preventif
(upaya pencegahan), promotif (peningkatan kesehatan), dan Rehabilitatif (pemulihan
kesehatan).
Posyandu untuk meningkatkan peran serta masyarakat dalam mengembangkan
kegiatan KB-Kes serta kegiatan pembangunan lainnya untuk mencapai keluarga sejahtera.
Kegiatan Pokok Posyandu mencakup Program KIA, KB, Imunisasi, Gizi dan
Penanggulangan Diare.
Sehat merupakan sesuatu yang sangat esensial dalam diri manusia yang perlu
dipertahankan dan dipelihara. Sehat merupakan suatu investasi untuk kehidupan yang
produktif. Sehat bukanlah hal yang konsumtif, melainkan prasyarat agar hidup kita menjadi
berarti, sejahtera dan bahagia.
Pendahuluan
Sehat merupakan sesuatu yang sangat essensial dalam diri manusia yang perlu
dipertahankan dan dipelihara. Sehat merupakan suatu investasi untuk kehidupan yang
produktif secara sosial dan ekonomi.
Kesehatan masyarakat adalah ilmu yang bertujuan untuk mencegah penyakit,
memperpanjang hidup, dan meningkatkan kesehatan melalui usaha-usaha pengorganisasian
masyarakat.
Paradigma Sehat adalah cara pandang, pola pikir, atau model pembanguan kesehatan.
Untuk mencapai Paradigma Sehat tersebut ditetapkan Visi Indonesia Sehat, dan Primary
Health Care.
Dalam mencapai Indonesia sehat dibutuhkan system pelayanan kesehatan masyarakat yang
maksimal. Paradigma Sehat adalah cara pandang, pola pikir, atau model pembanguan
kesehatan. Untuk mencapai Paradigma Sehat tersebut ditetapkan Visi Indonesia Sehat, dan
Primary Health Care.
Dafpus Paradigma sehat
1.Vaughan, Morrow, 1993, Panduan Epidemiologi Bagi Pengelolaan Kesehatan Kabupaten,
Bandung, ITB
2. Entjang, Indan, 2000, Ilmu Kesehatan Masyarakat, Bandung, Citra Aditya Bakti
3. M. N. Buston, 1977, Pengantar Epidemiologi, Rineka Cipta, Jakarta
4. M. N. Buston, 1977, Epidemiologi penyakit Tidak Menular, Rineka Cipta, Jakarta
5. Azrul Azwar, 1989, Penanggulangan Wabah oleh Puskesmas, Binarupa, Jakarta
6. Noor Nasri N, 1997, Dasar Epidemiologi, Rineka Cipta, Jakarta
7. Sukidjo Notoatmodjo, 2001, Ilmu Kesehatan Masyarakat, Rineka Cipta, Jakarta
8. Azrul Azwar, 2001, Ilmu Kesehatan Masyarakat, Binarupa, Jakarta
9. Bambang, 1990, Dasar dasar Epidemiologi
Dafpus puskesmas
1. Adisasmito Wiku. 2007. Sistem Kesehatan . Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
2. Departemen Kesehatan RI. 2005. Rencana Strategis Departemen Kesehatan 2005-
2009. Jakarta.
3. Departemen Kesehatan RI. 2005. Profil Kesehatan Indonesia 2003 Menuju Indonesia
Sehat 2010.Jakarta
4. Adisasmito Wiku. 2007. Sistem Kesehatan . Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
5. Departemen Kesehatan RI. 2005. Profil Kesehatan Indonesia 2003
6. Departemen Kesehatan RI. 2005. Rencana Strategis Departemen Kesehatan 2005-2009. Jakarta. Menuju Indonesia Sehat 2010.Jakarta.
7.
Dafpus PHC
Dafpus Posyandu
1. Cessnasari. Ke Posyandu Terthindar Busung lapar. http://suaramerdeka.com diunduh
pada 16 November 2013 Departemen kesehatan RI. 2000.
2. Buku Kader Posyandu Dalam Usaha Perbaikan Gizi Keluarga. Jakarta. Departemen
Kesehatan RI. Departemen kesehatan RI. 2006.
3. Buku Kader Posyandu Dalam Usaha Perbaikan Gizi Keluarga. Jakarta. Departemen
Kesehatan RI. Departemen kesehatan RI. 2008.
4. Buku Kader Posyandu Dalam Usaha Perbaikan Gizi Keluarga. Jakarta. Departemen
Kesehatan RI.
5. Effendy, Nasrul. Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: EGC.
Kementrian Kesehatan RI Pusat Promosi Kesehatan. 2012.
6. Buku Saku Posyandu. Jakarta. Kementrian Kesehatan RI Kependudukan dan
Biostatik FKM USU.
7. Posyandu Sebagai Sarana Peran Serta Masyarakat dalam UPKM.
http://www.library.usu.ac.id diunduh pada 16 November 2013 Notoatmodjo,
Soekidjo.
8. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: PT. Rineka Cipta Widiastuti.
9. Pemanfaatan Penimbangan Balita di Posyandu.
http://www.irc.kmpk.ugm.ac.id diunduh pada 16 November 2013 Z Fitriyah. 2011.
10. Peran Serta Kader Posyandu. http://repository.usu.ac.id diunduh pada 17 November
2013
Dafpus Visi Indonesia sehat
Abstrak
Dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan masyarakat dibutuhkan system pelayanan kesehatan
yang maksimal guna menunjang keberhasilan perawatan kesehatan. Salah satu usaha untuk
mencapai pelayanan kesehatan yang maksimal dibutuhkan usaha untuk pembangunan nasional,
yang bertujuan untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia yang dilakukan secara
berkelanjutan. Berdasarkan visi pembangunan nasional melalui pembangunan kesehatan yang
ingin dicapai untuk mewujudkan Indonesia sehat 2010.
Top Related