Download - PAPER FAVIA EDIT.docx

Transcript

PAPER KORALOGI

GENUS FAVIA

Disusun oleh:

Satrio Bayu Aji 26020113140105

Hamdun Naja 26020113140106

Agus Pramono 26020113140107

Desi Dwi Septiani 26020113190108

Felicia Isabella Purba 26020113140110

Nurita Aprin F. 26020113130111

PRODI ILMU KELAUTAN

JURUSAN ILMU KELAUTAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2015

I.PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Terumbu karang mempunyai nilai dan arti yang sangat penting dari segi

social ekonomi dan budaya, karena hampir sepertiga penduduk Indonesia yang

tinggal di daerah pesisir menggantungkan hidupnya dari perikanan laut

dangkal. Mereka umumnya masih menggunakan cara-cara tradisional dan

terbatas di daerah yang relative dangkal yang umumnya berupa terumbu

karang.

Terumbu karang mempunyai berbagai fungsi yang antara lain : sebagai

gudang keanekaragaman hayati biota-biota laut, tempat tinggal sementara atau

tetap, tempat mencari makan, berpijah, daerah asuhan dan tempat berlindung

bagi hewan laut lainnya. Terumbu karang juga berfungsi sebagai tempat

berlangsungnya siklus biologi, kimiawi dan fisik secara global yang

mempunyai tingkat produktivitas yang sangat tinggi. Terumbu karang

merupakan sumber bahan makanan langsung maupun tidak langsung dan

sumber obat-obatan. Terumbu karang sebagai pelindung pantai dari hempasan

ombak dan sumber utama bahan-bahan konstruksi.

Identifikasi karang tidaklah semudah identifikasi tumbuhan dan ikan

dimana terminologi untuk kedua biota tersebut dapat berlaku umum dan kunci

determinasi telah dibuatkan secara mapan. Kesulitan yang dihadapi dalam

identifikasi karang adalah terminology yang ada tidak dapat berlaku secara

umum untuk semua jenis karang. Hampir tiap suku atau bahkan beberapa

marga mempunyai terminology sendiri-sendiri. Sebagai contoh terminology

yang dipakai untuk Acropora tidak dapat diterapkan untuk porites. Kesulitan

yang lain adalah berapa jumlah jenis dari marga Acropora maupun porites

tidak ketahui secara pasti. Sebagai contoh Acropora yang dikenal dari

namanya ada sekitar 368 jenis akan tetapi jenis yang benar dan diakui secara

internasional tidak lebih dari 113 jenis. Di dalam paper ini akan dibahas

mengenai terumbu karang genus favia.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, didapatkan rumusan masalah, yaitu :

a. Bagamana taksonomi genus favia?

b. Bagaimana anatomi genus favia?

c. Apa saja jenis-jenis dari genus favia?

d. Dimana habitat dan distribusi genus favia?

1.3 Tujuan

Tujuan dari pembuatan paper, yaitu:

a. Mampu mengetahui genus favia

a. Mampu mengetahui anatomi genus favia

b. Mampu mengetahui jenis-jenis dari genus favia

c. Mampu mengetahui habitat dan distribusi genus favia

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Terumbu Karang

Binatang karang adalah pembentuk utama ekosistem terumbu karang. Binatang

karang yang berukuran sangat kecil, disebut polip, yang dalam jumlah ribuan

membentuk koloni yang dikenal sebagai karang (karang batu atau karang lunak).

Dalam peristilahan ‘terumbu karang’, “karang” yang dimaksud adalah koral,

sekelompok hewan dari ordo Scleractinia yang menghasilkan kapur sebagai

pembentuk utama terumbu, sedangkan Terumbu adalah batuan sedimen kapur di

laut, yang juga meliputi karang hidup dan karang mati yang menempel pada

batuan kapur tersebut. Sedimentasi kapur di terumbu dapat berasal dari karang

maupun dari alga. Secara fisik terumbu karang adalah terumbu yang terbentuk

dari kapur yang dihasilkan oleh karang. Di Indonesia semua terumbu berasal dari

kapur yang sebagian besar dihasilkan koral. Di dalam terumbu karang, koral

adalah insinyur ekosistemnya. Sebagai hewan yang menghasilkan kapur untuk

kerangka tubuhnya,karang merupakan komponen yang terpenting dari ekosistem

tersebut. Jadi Terumbu karang (coral reefs) merupakan ekosistem laut tropis yang

terdapat di perairan dangkal yang jernih, hangat (lebih dari 22° C), memiliki kadar

CaCO3 (Kalsium Karbonat) tinggi, dan komunitasnya didominasi berbagai jenis

hewan karang eras (Guilcher, 1988).

Terumbu adalah endapan-endapan masif yang penting dari kalsium

karbonat yang terutama dihasilkan oleh karang (filum Cnidaria, klas Anthozoa,

ordo Madreporaria = Sleractinia) dengan sedikit tambahan dari alga berkapur dan

organisme-organisme lain yang mengeluarkan kalsium karbonat. Meskipun

karang ditemukan di seluruh lautn di dunia, baik di perairan kutub ataupun di

perairan ugahari, seperti halnya daerah tropik, terumbu karang hanya berkembang

di daerah tropik. Hal ini disebabkan karena adanya dua kelompok karang yang

berbeda, yang satu dinamakan hermatipik dan yang lain ahermatipik (Nybakken,

1992).

Ada dua tipe karang, yaitu karang yang membentuk bangunan kapur

(hermatypic coral) dan yang tidak dapat membentuk bangunan karang

(ahermatypic coral). Karena dapat membentuk bangunan karang hermatypic coral

sering dikenal pula sebagai reef-building coral seperti pada jenis Scleractinia.

Kemampuan hermatypic coral membentuk bangunan kapur tidak lepas dari proses

hidup binatang ini. Binatang karang ini dalam hidupnya bersimbiose dengan

sejenis alga berfotosintesis (zooxanthellae) yang hidup di jaringan-jaringan polyp

karang tersebut. Hasil samping dari aktivitas fotosintesis ini adalah endapan kapur

kalsium karbonat (CaCO3) yang membentuk struktur dan bangunan yang khas.

Ciri ini yang digunakan untuk menentukan jenis dan spesies binatang karang

(Romimohtarto dan Juwana, 2001).

Terumbu karang (Coral reef ) merupakan masyarakat organisme yang

hidup didasar perairan dan berupa bentukan batuan kapur (CaCO3) yang cukup

kuat menahan gaya gelombang laut. Sedangkan organisme–organisme yang

dominan hidup disini adalah binatang-binatang karang yang mempunyai kerangka

kapur, dan algae yang banyak diantaranya juga mengandung kapur. Berkaitan

dengan terumbu karang diatas dibedakan antara binatang karang atau karang (reef

coral ) sebagai individu organism atau komponen dari masyarakat dan terumbu

karang (coral reef ) sebagai suatu ekosistem (Sorokin, 1993).

Terumbu karang (coral reef ) sebagai ekosistem dasar laut dengan

penghuni utama karang batu mempunyai arsitektur yang mengagumkan dan

dibentuk oleh ribuan hewan kecil yang disebut polip. Dalam bentuk sederhananya,

karang terdiri dari satu polip saja yang mempunyai bentuk tubuh seperti tabung

dengan mulut yang terletak di bagian atas dan dikelilingi oleh tentakel. Namun

pada kebanyakan spesies, satu individu polip karang akan berkembang menjadi

banyak individu yang disebut koloni (Sorokin, 1993).

Terumbu karang (coral reef) merupakan masyarakat organism yang hidup

di dasar perairan dan berupa bentukan batuan kapur (CaCO3) yang cukup kuat

menahan gaya gelombang laut. Sedangkang organism-organisme yang dominan

hidup disini adalah binatang karang yang memiliki kerangka kapur, algae yang

banyak diantaranya juga mengandung kapur (Dawes, 1981).

Terumbu terbentuk dari endapan massif terutama kalsium karbonat yang

dihasilkan oleh hewan karang (filum Cnidaria, kelas Anthozoa, bangsa

Scleractina), alga berkapur dan organism-organisme lain yang mengeluarkan

kalsium karbonat (Nybakken, 1992).

Pembentukan karang merupakan proses yang lama dan kompleks.

Berkaitan dengan pembentukan terumbu karang terbagai atas dua kelompok yaitu

karang yang membentuk terumbu atau disebut hermatypic coral dan karang yang

tidak dapat membentuk terumbu atau ahermatypic coral. Kelompok hermatypic

coral dalam prosesnya bersembiosis dengan zooxentellae dan membutuhkan sinar

matahari untuk membentuk bangunan dari kapur yang dikenal dengan reef

building corals, sedangkan kelompok kedua tidak dapat membentuk bangunan

kapur sehingga dikenal dengan non-reef building corals yang secara normal

hidupnya tidak tergantung pada sinar matahari (Veron, 1986).

2.2. Genus Favia

Favia sp. memiliki karakter yang hampir sama dengan fungia tetapi bentuk

dan rongganya lebih kecil. Rongga yang dimiliki berbentuk seperti bintang.

Organisme ini hidup berkoloni di air laut dan membantuk batuan coral .jenis ini

juga memiliki bagian skeleton yang dapat membentuk kalsium karbonat pada

skeleton. Organisme ini memiliki bagian yang lebih kurang hampir sama seperti

astraea (Maskoeri, 1984)

Ciri-ciri : Mempunyai ekskleton kompak berbadan batu kapur; polip kecil.

Mempunyai bagian yang berbentuk piala skeleton, tentakel biasanya 6, tidak

memiliki siphonoglyph, otot lemah, koloni, terdapat dalam air laut hangat,

terdapat sejak zaman Pre Cambrium sampai sekarang. Yang masih hidup

sebanyak 2500 species dan yang punah sebanyak 5000 species (Halang, 2014)

Berikut karakteristik bentuk rangka kapur dan juga cirri dari karang

bergenus Favia antara lain ialah seperti: Bentuk koloninya umumnya masif,

berbentuk flat (rata) atau dome-shaped, koralit sebagian besar monocentric (satu

columella dalam satu corallite) dan plocoid, Bentuk masif yaitu bentuk yang

memiliki koloni yang keras dan umumnya berbentuk membulat, permukaannya

halus dan padat. Ukurannya bervariasi mulai dari sebesar telur sampai sebesar

ukuran rumah. Memperbanyak koralit melalui pembelahan intratentacular,

tentakel umumnya keluar hanya pada malam hari, struktur rangka kapur genus

Favia mirip dengan genus Favites tapi dapat dibedakan dengan perbedaan tipe

koralit karang, Tipe koralit Favites tergolong ceroid, sedangkan tipe koralit Favia

tergolong plocoid (Veron, 1986).

III. PEMBAHASAN

3.1 Taksonomi dan Anatomi

Taksonomi

Kindom : Animalia

Phylum : Coelenterata

Class : Anthozoa

Ordo : Madreporaria

Familia : Faviadae

Genus : Favia

Spesies : Favia sp.

Menurut (Hegner dan Engemann, 1968)

Anatomi

Koloni massive dengan ukuran yang bervariasi. Koralit cendeerung

berbentuk plocoid dengan pertunusan intratentakuler. Koralit cenderung

membulat dengan ukuran yang bervariasi. Septa berkembang baik dengan

gigi-gigi yang teratur. Marga ini mempunyai sekitar 20 jenis, tersebar di

seluruh perairan Indonesia.

3.2 Jenis-Jenis dari Genus Favia

Suku :

FAVIIDAE

Hampir seluruh koloni berbentuk massive. Septa, pali, kolumela, dinding

koralit jika adaakan membentuk struktur yang seragam untuk masing-masing

marga.Septa sederhanadengan gigi yang seragam, kolumela strukturnya hamper

sama dalam satu marga.Dinding hampir semuanya terbentuk dari perubahan septa

yang saling berhubungan.Suku ini mempunyai sekitar 18 marga.

Marga : Favia(Oken, 1815)

Koloni massive dengan ukuranyang bervariasi. Koralit cenderung berbentuk

plocoid dengan pertunasanintratentakuler. Koralit cenderung membulat dengan

ukuranyang bervariasi. Septa berkembangdengan baik dengan gigi-gigi yang

teratur. Marga ini mempunyaisekitar 20 jenis, tersebar di seluruhperairan

Indonesia

Favia danae

Kingdom : Animalia

Phylum : Coelenterata

Class : Anthozoa

Ordo : Madreporaria

Familia : Faviadae

Genus : Favia

Spesies : Favia danae

Karakter : Koloni massive biasanya kecil. Koralit muncul dengan

dinding tebal. Septokosta tidak teratur dan pali tidak berkembang.

Warna : Coklat kadang-kadang kehijauan.

Kemiripan : Favia favus yang memiliki septokosta yang lebih teratur

Distribusi : Jenis ini jarang dijumpai, tersebar di sleuruh perairan

Indonesia

Favia favus

Kingdom : Animalia

Phylum : Coelenterata

Class : Anthozoa

Ordo : Madreporaria

Familia : Faviadae

Genus : Favia

Spesies : Favia favus

Karakter : Koloni massive membulat, kadang mendatar.

Koralit plocoid dengan septa yang agak jarang hampir tanpa pali.

Warna : Coklat muda, hijau.

Jenis yang mirip : Favia speciosa

Distribusi : Umum dijumpai tersebar di seluruh perairan

Indonesia

Favia lizardensis

Kingdom : Animalia

Phylum : Coelenterata

Class : Anthozoa

Ordo : Madreporaria

Famili : Faviadae

Genus : Favia

Spesies : Favia lizardensis

Karakter : Koloni massive dengan ukuran besar. Koralit

plocoid, membulat dengan jarak yang teratur. Septa tipis tersusun agak

jarang tanpa pali.

Warna : Coklat muda, abu-abu.

Jenis yang mirip : Jenis ini mudah dikenali di alam

Distribusi : Umum sering dijumpai di dekat tubir. Tersebar di

sleuruh perairan Indonesia

Favia maritime

Kingdom : Animalia

Phylum : Coelenterata

Class : Anthozoa

Ordo : Madreporaria

Famili : Faviadae

Genus : Favia

Spesies : Favia maritima

Karakter : Koloni massive berbentuk kubah. Koralit plocoid

tersebar dengan jarak yang longgar dengan berbagai bentuk. Septa

seragam dengan pali hampir tidak ada.

Warna : Coklat tua

Jenis yang mirip : Favia maxima, yang mempunyai ukuran koralit

yang lebih besar.

Distribusi : Jarang ditemukan biasanya di lereng terumbu

dalam. ersebar di seluruh perairan Indonesia.

Favia matthaii

Kingdom : Animalia

Phylum : Coelenterata

Class : Anthozoa

Ordo : Madreporaria

Famili : Faviadae

Genus : Favia

Spesies : Favia matthaii

Karakter : Koloni massive dengan bentuk pertumbuhan

membulat. Koralit plocoid dengan pinggiran yang cenderung membulat.

Septa dibagi menjadi tiga tingkat dengan jelas septa pertama besar dan

jelas dan mencapai kolum ella serta membentuk pali. Ciri khas dari jenis

ini adalah adanya tonjolan kosta. Septa ketiga hampir hilang tetapi masih

terlihat jelas.

Warna : Warna coklat tua dengan konsteum berwarna

cerah.

Jenis yang mirip : Favia pallid, yang mempunyai ukuran koralit yang

bervariasi.

Distribusi : Tersebar di seluruh perairan Indonesia. Umum

dijumapi di tubir.

Favia maxima

Kingdom : Animalia

Phylum : Coelenterata

Class : Anthozoa

Ordo : Madreporaria

Famili : Favidae

Genus : Favia

Spesies : Favia maxima

Karakter : Koloni massive biasanya dengan ukuran kecil,

koralit mempunyai dinding yang sempurna. Septa menebal di dekat

dinding dan mempunyai pali yang membentuk mahkota didekat kolumela.

Warna : Coklat kekuningan kadang dengan warna hijau tua

Jenis yang mirip : Favia maritime mempunyai pali yang kurang

berkembang

Distribusi : Biasanya tersebar didaerah dangkal, dekat tubir,

jarang dijumpai di Indonesia barat. Tersebar di seluruh perairan Indonesia.

Favia pallid

Kingdom : Animalia

Phylum : Coelenterata

Class : Anthozoa

Ordo : Madreporaria

Famili : Faviadae

Genus : Favia

Spesies : Favia pallid

Karakter : Koloni massive koralit membulat dengan jarak

yang cukup lebar antara koralit yang satu dengan lainnya. Septa dengan

jarak yang jarang tidak teratur tanpa pali.

Warna : Coklat, abu-abu, kuning pucat.

Jenis yang mirip : Favia speciosa, yang mempunyai jarak antar

koralit yang lebih dekat.

Distribusi : Umum dijumpai tersebar di seluruh perairan

Indonesia.

Favia rotumana

Kingdom : Animalia

Phylum : Coelenterata

Class : Anthozoa

Ordo : Madreporaria

Famili : Faviadae

Genus : Favia

Spesies : Favia rotumana

Karakter : Koloni selalu mendatar dan koralit subplocoid dan

tidak beraturan bentuknya dan terkesan kasar. Septa tipis nyata dan tidak

beraturan. Dinding kasar dengan pali hampir tidak berkembang.

Warna : Coklat muda, coklat tua dan sering bercampur

antara hijau, kuning, dan coklat.

Jenis yang mirip : Favia matthaii yang mempunyai koralit teratur dan

lebih kecil.

Distribusi : Jenis ini jarang ditemukan, biasanya hidup di

lereng terumbu. Tersebar di seluruh perairan Indonesia

Favia rotundata

Kingdom : Animalia

Phylum : Coelenterata

Class : Anthozoa

Ordo : Madreporaria

Famili : Faviadae

Genus : Favia

Spesies : Favia rotundata

Karakter : Koloni massive berbentuk kubah, koralit dengan

dinding yang tebal cenderung berbentuk membulat dengan kalik relative

besar.

Warna : Warna abu-abu, kuning pucat atau coklat.

Jenis yang mirip : Favia maxima, yang mempunyai ukuran koralit

yang lebih besar.

Distribusi : Sebaran di seluruh perairan Indonesia. Umum di

jumpai di goba atau di lereng terumbu.

Favia speciosa

Kingdom : Animalia

Phylum : Coelenterata

Class : Anthozoa

Ordo : Madreporaria

Famili : Faviadae

Genus : Favia

Spesies : Favia speciosa

Karakter : Koloni massive, koralit tersebar tidak teratur

berbentuk oval. Septa jelas teratur pali tidak berkembang dengan baik.

Warna : Warna hijau pucat atau coklat.

Jenis yang mirip : Favia pallida, yang mempunyai jarak antar koralit

yang lebih lebar-lebar.

Distribusi : Tersebar di seluruh perairan Indonesia. Umum

dijumpai di seluruh perairan Indonesia.

Favia veroni

Kingdom : Animalia

Phylum : Coelenterata

Class : Anthozoa

Ordo : Madreporaria

Famili : Faviadae

Genus : Favia

Spesies : Favia veroni

Karakter : Koloni massive berbentuk kubah. Koralit sangat

kompak berbentuk ceriod dengan dinding yang tidak teratur, tanpa pali.

Warna : Coklat tua, abu-abu.

Jenis yang mirip : Favia maxima, yang mempunyai jarak antar koralit

yang lebih besar.

Distribusi : Jarang ditemukan, tersebar di seluruh perairan

Indonesia.

Favia vietnamensis

Kingdom : Animalia

Phylum : Coelenterata

Class : Anthozoa

Ordo : Madreporaria

Famili : Faviadae

Genus : Favia

Spesies : Favia vietnamensis

Karakter : Koloni massive dengan ukuran kecil. Koralit tidak

teratur dengan cekungan yang dalam. Septa tidak seragam ada yang besar

dan ada yang kecil.

Warna : Coklat sampai kekuningan.

Jenis yang mirip : Jenis ini mudah dikenal karena bentuk yang

spesifik.

Distribusi : Tersebar di seluruh perairan Indonesia, biasanya

ditemukan ditempat yang dalam.

3.3 Habitat dan Distribusi

Terumbu karang pada umumnya hidup di pinggir pantai atau daerah yang

masih terkena cahaya matahari kurang lebih 50 m di bawah permukaan laut.

Beberapa tipe terumbu karang dapat hidup jauh di dalam laut dan tidak

memerlukan cahaya, namun terumbu karang tersebut tidak bersimbiosis dengan

zooxanhellae dan tidak membentuk karang.

Ekosistem terumbu karang sebagian besar terdapat di perairan tropis,

sangat sensitif terhadap perubahan lingkungan hidupnya terutama suhu, salinitas,

sedimentasi, Eutrofikasi dan memerlukan kualitas perairan alami (pristine).

Demikian halnya dengan perubahan suhu lingkungan akibat pemanasan global

yang melanda perairan tropis di tahun 1998 telah menyebabkan pemutihan karang

(coral bleaching) yang diikuti dengan kematian massal mencapai 90-95%. Selama

peristiwa pemutihan tersebut, rata-rata suhu permukaan air di perairan Indonesia

adalah 2-3 °C di atas suhu normal. Dengan distribusi karang tersebar dari perairan

Indonesia, Jepang, Philipina, Papua New Guinea dan Australia.

IV. PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan di atas, didapatkan kesimpulan sebagai berikut :

a. Anantomi dari genus Favia yaitu Koloni massive dengan ukuran yang

bervariasi. Koralit cendeerung berbentuk plocoid dengan pertunusan

intratentakuler. Koralit cenderung membulat dengan ukuran yang

bervariasi. Septa berkembang baik dengan gigi-gigi yang teratur. Marga

ini mempunyai sekitar 20 jenis, tersebar di seluruh perairan Indonesia.

b. Jenis-jenis dari genus Favia yaitu Favia danae, Favia favus, Favia

lizardensis, Favia maritime, Favia matthaii, Favia maxima, Favia pallid,

Favia rotundata, Favia rotumana, Favia speciosa, Favia veroni, Favia

vietnamensis.

c. Karang ini umumnya banyak hidup di perairan yang dangkal.Tersebar dari

perairan Indonesia, Jepang, Philipina, Papua New Guinea dan Australia

DAFTAR PUSTAKA

Halang, Bunda dkk. 2014. Penuntun Praktikum Zoologi Invertebrata. PMIPA

FKIP UNLAM. Banjarmasin.

Jasin, Maskoeri. 1987. Sistematik Hewan. Surabaya: Sinar Wijaya.

Suharsono. 2008. Jenis-Jenis Karang Di Indonesia. LIPI. Jakarta

Veron. J.E.N. 1986. Coral of Australia and The Indofasific. Angus

&Robertos :Australia.