Download - Paparan Rdtr Pz - Bkprn 290813 Gab

Transcript

AGUSTUS 2013

1. DASAR HUKUM DAN KETENTUAN PENATAAN RUANG

2. PROSES PENYUSUNAN DAN PENGESAHAN RAPERDA 

3. PENATAAN RUANG DI DKI JAKARTA

DAFTAR ISI :

HIRARKI TATA RUANG NASIONAL & PROVINSI

UU NO 26 TAHUN 2007 PP NO 15 TAHUN 2010

PERPRES NO 54 TAHUN 2008 PERDA NO 1 TAHUN 2012

PENJABARAN RTRW KEDALAM RDTR dan PZ MELALUI REALISASI ISU STRATEGIS

4. RUANG LINGKUP DAN RANCANGAN RDTR dan PZ

5. PERSANDINGAN SUBSTANSI

SUBSTANSI RDTR SUBSTANSI PERATURAN ZONASI CONTOH ZONING MAP DAN ZONING TEXT

RDTR DENGAN RTRW RDTR DENGAN PERATURAN PERUNDANGAN

DASAR HUKUM PSM PROSES PELIBATAN MASYARAKAT DALAM PENYUSUNAN RDTR dan PZ

JADWAL KEGIATAN PEMBAHASAN DAN PENGESAHAN RAPERDA

DASAR HUKUM DAN KETENTUAN PENATAAN RUANGUU 26/2007 tentang PENATAAN RUANG

PASAL 14 ayat 3 dan 4 :Rencana Rinci Tata Ruang terdiri atas Rencana Detail Tata Ruang Kabupaten/KotaRencana Rinci Tata Ruang disusun sebagai perangkat operasional Rencana Umum Tata Ruang

PP 15/2010 tentang PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANGPASAL 39 :

Penyusunan dan penetapan Rencana Detail Tata Ruang untuk Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi.

PASAL 59 ayat 4 :Rencana Detail Tata Ruang harus sudah ditetapkan paling lama 36 (tiga puluh enam) bulan sejakpenetapan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota.

PERPRES 54/2008 tentang PENATAAN RUANG KAWASAN JAKARTA, BOGOR, DEPOK, TANGERANG, BEKASI, PUNCAK dan CIANJUR

PASAL 4 :Penataan ruang Kawasan Jabodetabekpunjur memiliki fungsi sebagai pedoman bagi semuapemangku kepentingan yang terlibat langsung ataupun tidak langsung dalam penyelenggaraanpenataan ruang secara terpadu di Kawasan Jabodetabekpunjur, melalui kegiatan perencanaan tataruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang.

PERDA 1/2012 tentang RENCANA TATA RUANG WILAYAH PROVINSI DKI JAKARTA 2030

DASAR HUKUM PERAN SERTA MASYARAKATBerdasarkan UU 26/2007 :

“Pelibatan masyarakat dalam Penyelenggaraan Penataan Ruang dilakukan olehPemerintah”

Berdasarkan PP 69/1996 :“Pelaksanaan hak masyarakat, Pemerintah berkewajiban melakukan pembinaan,

menyebarkan informasi dan memberikan penjelasan kepada masyarakat”

Berdasarkan PP 15/2010 :“Bentuk pembinaan penataan ruang salah satunya adalah penyebarluasan

informasi penataan ruang kepada masyarakat melalui media informasi danmedia cetak yang mudah dijangkau oleh masyarakat”

Berdasarkan PP 68/2010 :“Pemerintah dan Pemerintah Daerah berkewajiban memberikan informasi, menye-

diakan akses informasi kepada masyarakat, melakukan sosialisasi, menyeleng-garakan kegiatan untuk menerima masukan dari masyarakat serta memberikantanggapan kepada masyarakat atas masukan mengenai perencanaan tata ruang”

P: 555.123.4568 F: 555.123.4567123 West Main Street, New York, NY 10001

www.rightcare.com|

PembahasanRaperda RDTR & PZ

2013

2013

UU No. 26 Tahun 2007 PERPRES No. 54 Tahun 2008

PP N

o. 1

5 Ta

hun

2010

Persetujuan Raperda RDTR & PZ oleh Gubernur

Penetapan Perda oleh Gubernur

Evaluasi Raperda RDTR & PZ oleh

Kemendagri

Pengesahan Raperda oleh DPRD

Penyusunan Peraturan Zonasi (PZ) 2009

NASKAH AKADEMIS RANCANGAN PERDA PZ

2009

Sosialisasi RDTR Prov. DKI Jakarta 2012

Peserta :• Tim pakar

• SKPD Prov.DKIJakarta

• SKPD kecamatandan kelurahan

• Masyarakat

Penjaringan Aspirasi(5 Oktober 2012)

• Kajian akademis dengan pakar

• Sinkronisasi rencanaantar sektor (lintasSKPD) mulai 5 Sept 2012

• Sosialisasi Raperda RDTR & PZ

PENYEMPURNAAN RANCANGAN PERDA RDTR

& PZ

DROP BOX di setiap kelurahan

Websitewww.sosialisasirdtrdkijakarta.com

Publikasi Hasil Pengumpulan Aspirasi Masyarakat Untuk RDTR & PZ

UJI PUBLIK/SOSIALISASI DRAFT RDTR DAN PZ

F G Ddi 44 kecamatan

WORKSHOPdi 6 Wilayah Kota/Kab

Administrasi

PENJARINGAN ASPIRASI

Rapat SEKTORAL SKPD

(15-24 Oktober 2012)

Sosialisasi dan FGD di tiap kecamatan

(22 Okt-16 November 2012)

2012

Workshop dan KonfirmasiHasil Penjaringan Aspirasi

Kecamatan(19-23 November2012)

Finalisasi RDTR

SekretariatJakarta City Planning Gallery, Jl.Abdul Muis

66• Pusat Informasi RDTR• Pusat Penampungan

AspirasiWebsite

www.rdtrdkijakarta.com(14 Oktober 2011)

• Publikasi Informasi RDTR

• Forum Diskusi danPenampungan AspirasiRDTR

PUBLIKASI KEGIATAN PENYUSUNAN RDTR

FGD Kecamatan(27 Okt- 17 Nov 2011)

• Kondisi lapangan

• Identifikasi isudanpermasalahantata ruang

Workshop Kota/KabAdministrasi

(29 Nov-8 Des 2011)

• Hasil penjaringanaspirasi di FGD Kecamatan

• Kebijakan sektoral

PENJARINGAN ASPIRASI MASYARAKAT

UNTUK RDTR DKI JAKARTA

Leaflet (29 Nov-8 Des 2011)Disebarkan pada acara

FGD tiap kecamatan

Websitewww.rdtrdkijakarta.com

(14 Oktober 2011)• Publikasi Hasil

Pengumpulan AspirasiMasyarakat UntukRDTR

PUBLIKASI HASIL PENGUMPULAN ASPIRASI

MASYARAKAT UNTUK RDTR

Penjaringan Aspirasi MasyarakatMelalui Diseminasi Dan Publikasi RDTR

2011

K L H S PENYUSUNAN RANCANGAN PERDA

PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIS DAN MATERI

TEKNIS

2011

2011

Iklan Media Massa + Spanduk(14 -15 Okt 2011, Media Indonesia)

PERDA No. 1 Tahun 2012

Revisi Rencana Rinci Tata Ruang Wilayah Kecamatan (RRTRWC) 2005

menjadi Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan

• Penyiapan petadasar

• Pendataan primer & sekunder

• Sinkronisasi SistemPemetaan

• Pembuatan petaeksisting mutakhir

PENDATAAN KONDISI EKSISTING

ANALISIS DAN IDENTIFIKASI

PERUMUSAN DRAFT RDTR

FGD TAHAP 1 FGD TAHAP 2SURVEY LAPANGAN

FGD Kecamatan(11 November 2008)

• Identifikasi peluangpengembangan

• Identifikasi masalahinternal kawasan

• Wawancara• Perumusan isu

Peserta SKPD dari 5 kota administrasi

• Walikota• Camat• SKPD Seksi

Kecamatan• Lurah• LMK (anggota dewan

kelurahan)• Pengembang/

masyarakat

Peserta SKPD dari 5 kota administrasi

• Walikota• Camat• SKPD Seksi

Kecamatan• Lurah• LMK (anggota dewan

kelurahan)• Perwakilan BUMN

dan BUMD• masyarakat

FGD Kecamatan(4-11 Desember 2008)

• Perumusan usulanrencana

• Perumusan draft RDTR

2008

2008

Pembahasan Materi denganBKPRD

PenyempurnaanRaperda RDTR & PZ oleh

Eksekutif

Uji Materi Raperda RDTR & PZ oleh DPRD

Penyampaian Raperda RDTR & PZ kepada DPRD

Pembahasan PersetujuanSubtansi oleh BKPRN

Pembahasan denganProv/Kota/Kab. Wilayah

sekitar

HIRARKI TATA RUANG NASIONAL dan PROVINSIRTRW NASIONALSkala 1 : 1.000.000

Jangka Waktu Perencanaan 20 tahun (PP No 26/2008)

RTR KAWASAN JABODETABEKPUNJURSkala 1 : 150.000

Jangka Waktu Perencanaan 20 tahun (PERPRES No 54/2008)

K E

B I

J A

K A

NM

A K

R O

K E

B I

J A

K A

N

O P

E R

A S

I O

N A

L

RTRW PROVINSI DKI JAKARTA (PERDA No 1/2012)RTRW KOTA/KABUPATEN ADMINISTRASI DKI JAKARTA

Jangka Waktu Perencanaan 20 tahunSkala 1 : 50.000 Skala 1 : 25.000Hal-hal yang diatur : Hal-hal yang diatur :1. Struktur Ruang 1. Struktur Ruang

- Pusat Kegiatan Primer - Pusat Kegiatan Tersierdan Sekunder dan Bagian Wilayah Kota

- Sist Prasarana Primer - Sist Prasarana Sekunder2. Pola Ruang – Digit 2 2. Pola Ruang – Digit 33. Kawasan Strategis Provinsi 3. Kawasan Strategis Kota4. Ketentuan Umum Peraturan Zonasi 4. Arahan Peraturan Zonasi

RDTR KECAMATAN dan PERATURAN ZONASI DKI JAKARTA Jangka Waktu Perencanaan 20 tahun (PERDA No …/…….)

Skala 1 : 5.000 Skala 1 : 5.000Hal-hal yang diatur : Hal-hal yang diatur :1. Rencana Pola Ruang 1. Kegiatan2. Rencana Jaringan Prasarana 2. Intensitas Pemanfaatan Ruang3. Kawasan yang Diprioritaskan 3. Tata Bangunan4. Indikator Program 4. Teknik Pengaturan Zonasi

5. Prasarana/Sarana Minimum6. Aturan Tambahan

Skala 1 : 1.000

Hal-hal yang diatur : 1. Struktur Peruntukan Lahan2. Intensitas Pemanfaatan Lahan3. Tata Bangunan

4. Sistem Sirkulasi & Jalur Penghubung5. Sistem Ruang Terbuka & Tata Hijau6. Tata Kualitas Lingkungan7. Sistem Prasarana dan Utilitas

Lingkungan

UDGL KAWASAN STRATEGIS

P O L A S I F A T L I N G K U N G A N

PENJABARAN RTRW 2030 DALAM RDTR-PZ

MELALUI:

• PENGEMBANGAN KE ARAH BARAT, TIMUR DAN UTARA.

• PENGENDALIAN PERTUMBUHAN KE ARAH SELATAN.

PENJABARAN DALAM RDTR :• POLA SIFAT LINGKUNGAN.

• PENGEMBANGAN PULAU-PULAU BARU MELALUI REKLAMASI DI TELUK JAKARTA.

T R A N S P O R T A S I

PARK AND RIDE

JALUR MRT UTARA-SELATAN

LRT/MONORAIL GREEN LINE

REL KRL JABODETABEKJALAN TOLRENCANA TOLJALUR BUSWAY 37 KORIDORTOD dan STASIUN MRT

LRT/MONORAIL BLUE LINE

JALUR MRT BARAT-TIMUR

PENJABARAN RTRW 2030

DALAM RDTR-PZ

MELALUI : PENGEMBANGAN SISTEM ANGKUTAN UMUM MASSAL SEBAGAI BACKBONE TRANSPORTASI

PENJABARAN DALAM RDTR :

Lebak Bulus

KampungRambutan

Tanjung Priok

Manggarai

Blok M

Kalideres

Cakung

Kampung Bandan

Senen

PENJABARAN RTRW 2030 DALAM RDTR-PZ

MELALUI :

PENYEDIAAN PRASARANA DAN SARANA PENGENDALIAN BANJIR DENGAN PENGEMBANGAN SISTEM POLDER, PEMULIHAN DAN PENGEMBANGAN SITU DAN WADUK, NORMALISASI KALI, PEMBANGUNAN TANGGUL PENGAMAN KALI DAN LAUT.

PENJABARAN DALAM RDTR

P E N G E N D A L I A N B A N J I R

PENJABARAN RTRW 2030 DALAM RDTR-PZ

R U A N G T E R B U K A H I J A U

ZONA TERBUKA HIJAU LINDUNG

ZONA HUTAN KOTA

ZONA TAMAN KOTA

ZONA JALUR HIJAU

ZONA HIJAU REKREASI

ZONA PERMAKAMAN

ZONA TERBUKA BIRU

NO KECAMATAN % NO KECAMATAN %1 CAKUNG 9,96 24 MAMPANG PRAPATAN 3,572 CEMPAKA PUTIH 3,20 25 MATRAMAN 3,523 CENGKARENG 7,34 26 MENTENG 5,624 CILANDAK 7,08 27 PADEMANGAN 13,755 CILINCING 15,94 28 PALMERAH 4,506 CIPAYUNG 26,61 29 PANCORAN 7,447 CIRACAS 19,26 30 PASAR MINGGU 17,228 DUREN SAWIT 7,69 31 PASAR REBO 22,919 GAMBIR 13,74 32 PENJARINGAN 22,8610 GROGOL PETAMBURAN 7,22 33 PESANGGRAHAN 9,1811 JAGAKARSA 21,79 34 PULO GADUNG 9,9912 JATINEGARA 7,62 35 SAWAH BESAR 8,3513 JOHAR BARU 6,33 36 SENEN 2,4714 KALIDERES 18,51 37 SETIABUDI 4,0415 KEBAYORAN BARU 8,66 38 TAMAN SARI 2,4016 KEBAYORAN LAMA 9,62 39 TAMBORA 4,1717 KEBON JERUK 5,58 40 TANAH ABANG 17,6518 KELAPA GADING 7,51 41 TANJUNG PRIOK 6,4419 KEMAYORAN 4,81 42 TEBET 8,1720 KEMBANGAN 9,32 TOTAL 13,5921 KOJA 6,91 43 RTH REKLAMASI 1,1122 KRAMAT JATI 14,31 44 RTH KEP. SERIBU 0,0523 MAKASAR 45,70 TOTAL 13,59

Rancangan Peraturan Daerah RDTR dan PZ terdiri dari 3 buku:Buku 1   Rancangan Peraturan Daerah RDTR dan PZ serta Penjelasan

Buku 2  Lampiran 1 s.d Lampiran 4Lampiran I : Peta Batas Administratif DKI Jakarta dan Peta Pola Sifat Lingkungan DKI JakartaLampiran II : Tabel Luas Kecamatan dan Jumlah PendudukLampiran III :  Lampiran III‐1 : Peta zonasi 44 kecamatan

Lampiran III‐2 : Tabel Rencana Pola Ruang 44 KecamatanLampiran III‐3 : Tabel Intensitas Pemanfaatan Ruang 44  Kecamatan

Lampiran IV : Peta Rencana Prasarana Pergerakan, Jaringan Angkutan UmumMassal,  Jaringan Energidan Telekomunikasi, Jaringan Drainase dan Air Bersih, Jaringan Air Limbah danPersampahan, Rencana Jalur Evakuasi Bencana

Buku 3  Lampiran 5 s.d Lampiran 11

Lampiran V : Indikasi Program 44 KecamatanLampiran VI :  Tabel 1 Klasifikasi Kegiatan

Tabel 2 Klasifikasi Zona dan Sub ZonaTabel 3 Pelaksanaan Kegiatan Dalam Sub Zona

Lampiran VII : Ketentuan Tata Cara Perhitungan Intensitas Pemanfaatan RuangLampiran VIII : Ketentuan Tata Bangunan serta Ketentuan TambahannyaLampiran IX : Ketentuan Prasarana MinimalLampiran X : Ketentuan Standar TeknisLampiran XI : Ketentuan Khusus

A

Rancangan Peraturan Daerah RDTR dan PZ terdiri dari21 Bab, 58 Bagian, 5 Paragraf, dan 691 Pasal

B

OUTLINE RANCANGAN PERDA RDTR  dan PZ

Ruang lingkup Rancangan Peraturan Daerah RDTR dan PZ, meliputi:

a. ASAS, TUJUAN, FUNGSI, DAN MANFAAT (Bab III, Pasal 5 – 8)

b. KEDUDUKAN DAN JANGKA WAKTU (Bab IV, Pasal 9 – 10)

c. WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB (Bab V, Pasal 11 – 13)

d. HAK DAN KEWAJIBAN MASYARAKAT (Bab VI, Pasal 14)

e. POLA PENGEMBANGAN KAWASAN DAN SIFAT LINGKUNGAN(Bab VII, Pasal 15 – 17)

f.   RENCANA DETAIL TATA RUANG 44 KECAMATAN (Bab VIII, Pasal 18 – 593):I. Tujuan Penataan Ruang KecamatanII. Rencana Pola Ruang 

Zona Fungsi Lindung,Zona Fungsi Budidaya,Zona Perairan dan Pesisir Laut

III. Rencana Jaringan Prasarana Pergerakan, Energi, Telekomunikasi, Drainase, Air Limbah, Sampah, Jalur dan RuangEvakuasi Bencana

IV. Rencana Kawasan yang Diprioritaskan Penanganannya

g.  RENCANA PEMANFAATAN RUANG 44 KECAMATAN (Bab IX, Pasal 594)Indikasi Program 

OUTLINE RANCANGAN PERDA RDTR  dan PZ

h. PERATURAN ZONASI (Bab X, Pasal 595 – 967), terdiri dari :i. Kegiatan (Pasal 596 – 642) dan Ketentuan Kegiatan dalam Sub Zona

(Pasal 643 – 648)Kegiatan Diperbolehkan (I), Kegiatan diizinkan Terbatas (T), Kegiatandiizinkan Bersyarat (B), Kegiatan diizinkan Terbatas dan Bersyarat (TB), Kegiatan Tidak Diizinkan (X).

iii. Intensitas Pemanfaatan Ruang (Pasal 649)iv. Tata Bangunan dan Ketentuan Tambahannya (Pasal 650)v. Teknik Pengaturan Zonasi (Pasal 651 – 660)vi. Prasarana Minimal (Pasal 661)vii. Standar Teknis (Pasal 662)viii. Ketentuan Khusus (Pasal 663)ix. Dampak (Pasal 664)

OUTLINE RANCANGAN PERDA RDTR  dan PZ

i. PERIZINAN DAN REKOMENDASI (Bab XI, Pasal 665)

j. INSENTIF DAN DISINSENTIF (Bab XII, Pasal 666 – 673) 

k. KERJASAMA (Bab XIII, Pasal 674)

l. KELEMBAGAAN PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG (Bab XIV 675 – 679)

m. PERAN MASYARAKAT (Bab XV, Pasal 680)

n. PEMBINAAN DAN PENGAWASAN (Bab XVI, Pasal 681‐683)

o. SANKSI ADMINISTRATIF (Bab XVII, Pasal 684 – 685)

p. PENYIDIKAN (Bab XVIII, Pasal 686)

q. KETENTUAN PIDANA (Bab XIX, Pasal 687 – 688)

r. KETENTUAN PERALIHAN (Bab XX, Pasal 689 – 690)

s. KETENTUAN PENUTUP (Bab XXI, Pasal 691)

OUTLINE RANCANGAN PERDA RDTR  dan PZ

RTRW PROVINSI (PERDA NO. 1 TAHUN 2012) RANCANGAN PERDA RDTR & PZ

SISTEM DAN JARINGAN UTILITAS PERKOTAAN

SISTEM DAN JARINGAN AIR BERSIH

RENCANA JARINGAN PRASARANA

RENCANA PRASARANA AIR BERSIH

SISTEM PRASARANA DAN SARANA PENGELOLAAN AIR LIMBAH

Pengelolaan air limbah industriKomunal

RENCANA PRASARANA AIR LIMBAH

off-siteIndividual

Pengelolaan air limbah domestik.Terpusat

on-siteKomunalIndividual

SISTEM PRASARANA DAN SARANA PENGELOLAAN SAMPAH

Prasarana dan sarana pengelolaan sampah lingkungan dan kawasan

RENCANA PRASARANA SAMPAH

TPS+3RTempat penampungan sementara (TPS) Tempat pengolahan sampah terpadu (TPST)

ITF (fasilitas pengolahan antara) / TPSTTempat pemrosesan akhir (TPA)Pengelolaan sampah drainase/sungai/waduk/situ/teluk

TPAPengelolaan sampah spesifik

SISTEM DAN JARINGAN ENERGI

Sistem ketenagalistrikanRENCANA PRASARANA ENERGI

PLTUPLTGJaringan transmisi SUTET (Saluran UdaraTegangan Ekstra Tinggi)Jaringan transmisi SKTT (Saluran KoneksiTegangan Tinggi)Kabel bawah TanahJaringan transmisi berupa Gardu IndukPengembangan jaringan distribusi TeganganMenengah (JTM)Pengembangan jaringan distribusi TeganganRendah (JTR)Pengembangan sumber energi lainnya

Sistem prasarana bahan bakar gas Jaringan pipa supply gas dan minyakDepo Minyak

Sistem prasarana bahan bakar minyak SPBU dan SPBG

RENCANA PRASARANATELEKOMUNIKASI

penempatan jaringan serat optikSISTEM DAN JARINGAN TELEKOMUNIKASI

Lapisan inti (core/backbone layer)Lapisan distribusi (distribution layer) rencana penyediaan CCTV

Lapisan akses (access layer)rencana penyediaan Internet NirkabelPengembangan Menara Telekomunikasi

RENCANA PRASARANA DRAINASE

penerapan sistem poldersistem pompa airpengembangan prasarana drainasedengan carapeningkatan kapasitas saluran mikropeningkatan kapasitas saluran submakro denganmeningkatkan rasio badan airpeningkatan kapasitas saluran makro denganmeningkatkan rasio badan airsistem dan jaringan air bersih berupa prasaranasumber air permukaan

RENCANA JALUR DAN RUANG EVAKUASI BENCANA

RENCANA PRASARANAJALUR DAN RUANG EVAKUASI BENCANA

lokasi kawasan evakuasi bencanajalur evakuasi bencana

Lokasi Posko Logistik

SUBSTANSI RDTR (PENJABARAN NOMENKLATUR STRUKTUR RUANG)

SUBSTANSI RDTR (PENJABARAN NOMENKLATUR STRUKTUR RUANG)RTRW PROVINSI (PERDA NO. 1 TAHUN 2012) RANCANGAN PERDA RDTR & PZ

SISTEM PUSAT KEGIATAN

PUSAT KEGIATAN PRIMER(TERTUANG DALAM RENCANA POLA RUANG)PUSAT KEGIATAN SEKUNDER

PUSAT KEGIATAN TERSIER

SISTEM DAN JARINGAN TRANSPORTASI

SISTEM DAN JARINGAN TRANSPORTASI DARAT

Sistem jaringan pelayananLalu Lintas dan AngkutanJalan (LLAJ) untukangkutan massal

Jaringan utama bis berjalur khusus

RENCANA JARINGAN PERGERAKAN

RENCANA JARINGAN TRANSPORTASI DARAT

Rencana pengembangan sistemangkutan umum massal berupa bus berjalur khusus

Jaringan angkutan bis besarRencana pengembangan sistemangkutan umum massal berupa bus besar

Jaringan angkutan pengumpan (feeder) Rencana penyediaan halte umum massal

Jaringan jalan arteriRencana peningkatan jaringan jalan arteri primerRencana peningkatan jaringan jalan arteri sekunder

Jaringan jalan kolektor Rencana peningkatan jaringan jalankolektor primerRencana peningkatan jaringan jalankolektor sekunder

Jaringan jalan lokalRencana pengembangan jaringan jalanlokal

Sistem perparkiran Rencana perparkiran

Sistem prasarana pedestrian dan sepeda Rencana pengembangan jalurpedestrian dan jalur sepeda

Sistem prasarana angkutan barang Rencana sistem prasarana angkutan barang

Sistem jaringan transportasi sungai dan penyeberangan Rencana penerapan pembatasan lalulintas

SISTEM DAN JARINGAN TRANSPORTASI PERKERETAAPIAN

Jaringan Mass Rapid Transit (MRT)

RENCANA JARINGAN TRANSPORTASI PERKERETAAPIAN

ANGKUTAN UMUM MASSAL BERBASISKAN REL

Jaringan Light Rail Transit (LRT)Jaringan Kereta Lingkar Dalam KotaJaringan Kereta Komuter JabodetabekJaringan Kereta menuju Bandara lintas Manggarai-Bandara SoekarnoHattaJaringan Kereta Api Barang pendukung Pelabuhan Tanjung PriokPenanganan perlintasan sebidang kereta apiPenanganan kawasan permukiman illegal di jalur kereta apiPengembangan jalur kereta api eksisting menjadi multitrack

SISTEM DAN JARINGAN TRANSPORTASI LAUT

Tatanan kepelabuhananRENCANA JARINGAN TRANSPORTASI LAUT

Pengembangan Pelabuhan danjaringan alur pelayaran

Alur pelayaran Prasarana dermaga penyebranganAlur Pelayaran

SISTEM DAN JARINGAN TRANSPORTASI UDARA

Tatanan kebandarudaraan RENCANA JARINGAN TRANSPORTASI UDARA

Pengembangan Bandar Udara

Ruang udara untuk penerbangan Pengendalian pemanfaatan ruangudara untuk kawasan KKOP

SUBSTANSI RDTR (PENJABARAN NOMENKLATUR POLA RUANG)

ZONA PERUMAH

AN KDB RENDAH

ZONA PERUMAHAN

VERTIKAL KDB RENDAH

ZONA PERUMAHAN

PULAU

HUNIAN R.1 R.2 R.3 R.4 R.5 R.6 R.7 R.8 R.9 R.10 R.11

Berdasarkan jenis bangunan :Hunian Sangat Kecil I I T T T T X X B X IHunian Kecil I T I T T T X X B X IHunian Sedang I T T I T T X X B X IHunian Besar I T T T I T X X B X IHunian Flat I X X B B I T T B T IHunian Susun X B B B B B I B B B IAsrama I B B B B B X X B X IRumah Kost B B B B B T T T T T IPanti jompo / Panti asuhan dan yatim piatu I T T T T T X X I X IGuest House X B B B B B X X B X IPaviliun X X X B B B X I X X IRumah dinas I I I I I I I I I I IPusat Rehabilitasi X X X X X X X X X X I

PERKANTORANPerkantoran / bisnis Profesional lainnya X X X X X X X X X X TPERDAGANGANToko T T T T T T T T T T TPertokoan X X X X X X T T X T TPasar tradisional X X X X X X X X X X TPasar Induk X X X X X X X X X X TPenyaluran grosir X X X X X X X X X X TPusat perbelanjaan / mall / plaza X X X X X X X X X X THypermarket X X X X X X X X X X TSupermarket X X X X X T T T X T TMini market X T T T T T T T T T TToserba X X X T T T T T T T TPKL B B B B B B B B B B BJASAJasa bangunan X X X X X X X X X X TLembaga keuangan X X X X X X X X X X TWarung Telekomunikasi T T T T T T T T T T TPermakaman X X X X X X X X X X TPerawatan/perbaikan/renovasi barang X X X X X X X X X X TPerbaikan kendaraan (bengkel) X X X X X X X X X X T

ZONA PERUMAHAN KDB SEDANG -TINGGI

SUB ZONA RUMAH SUSUN

SUB ZONA PERUMAHAN

PULAU

SUB ZONA RUMAH TAMAN

SUB ZONA RUMAH

SUSUN TAMAN

SUB ZONA RUMAH KECIL

SUB ZONA RUMAH SUSUN UMUM

ZONA PERUMAHAN VERTIKAL

SUB ZONA RUMAH BESAR

SUB ZONA

RUMAH FLAT

USAHA

KEGIATAN                                      ZONASUB ZONA

RUMAH PERKAMPUN

GAN

SUB ZONA

RUMAH SANGAT KECIL

SUB ZONA RUMAH SEDANG

TABEL PELAKSANAAN KEGIATAN DALAM SUB ZONA

KETENTUAN PEMANFAATANPEMANFAATAN TERBATAS (T) PEMANFAATAN BERSYARAT (B)

Pemanfaatan yang diperkenankan bersyarat secara terbatas terdiridari:1. kegiatan hunian sangat kecil, hunian kecil, hunian besar, dan

hunian flat dibatasi dengan total luas kaveling/persil seluas‐luasnya 30% (tiga puluh persen) dari luas sub zona;

2. kegiatan panti jompo / panti asuhan dan yatim piatu, warungtelekomunikasi, penyediaan makanan dan minuman, warnet dangame center, pangkas rambut (salon), tukang jahit, café/kedaikopi, parkir kendaraan bermotor, Puskesmas, balai pengobatan,apotik, sanggar seni, lembaga sosial/organisasi kemasyarakatan,dan toilet umum dibatasi untuk masing‐masing kegiatan denganluas lantai bangunan seluas‐luasnya 200 m2 (dua ratus meterpersegi);

3. kegiatan toko dibatasi dengan jarak antar kegiatan sejenissekurang‐kurangnya 100 m (seratus meter) dengan luas lantaibangunan seluas‐luasnya 200 m2 (dua ratus meter persegi);

4. kegiatan mini market dibatasi dengan jarak antar kegiatan sejenisdan dengan pasar tradisional sekurang‐kurangnya 500 m (limaratus meter);

5. kegiatan toserba dibatasi dengan pasar tradisional sekurang‐kurangnya 2.500 m (dua ribu lima ratus meter);

6. kegiatan gedung pertemuan lingkungan dibatasi dengan jarakantar kegiatan sejenis 200 m (dua ratus meter) dengan luaslantai bangunan seluas‐luasnya 200 m2 (dua ratus meterpersegi);

7. kegiatan sebagaimana dimaksud pada angka 2, angka 3, angka 4,angka 5 dan angka 6 dibatasi dengan total luas kaveling/persilseluas‐luasnya 10% (sepuluh persen) dari luas sub zona;

Pemanfaatan yang diperkenankan bersyarat tertentu terdiri dari:1. kegiatan asrama, guest house dan pavilion, café/kedai kopi, dokter

umum/spesialis, pengobatan alternatif, praktek bidan/rumah bersalindan klinik/poliklinik, klinik dan/rumah sakit hewan dengan syaratharus berada di jalan dengan lebar rencana sekurang‐kurangnya 8 m(delapan meter) dan menyediakan parkir kendaraan di dalam persil;

2. kegiatan rumah kost dengan syarat menyediakan parkir kendaraan didalam persil dan tidak mengganggu ketertiban umum;

3. kegiatan hunian susun dengan syarat memenuhi semua persyaratanyang diatur dalam ketentuan khusus pembangunan rusun padaPeraturan Daerah ini;

4. kegiatan masjid, gereja, pura, kelenteng dan vihara dengan syaratharus mendapat persetujuan dari lurah, tokoh masyarakat danlingkungan sekitar serta hanya sebagai kegiatan penunjang pada subzona;

5. kegiatan PKL dengan syarat :a. harus mendapat izin dari warga dan disetujui oleh pihak RT dan

RW;b. harus mendapat izin dari Dinas KUMKM dengan kewajiban:

• menempatkan dan menyusun barang dagangan denganteratur, tidak mengganggu lalu lintas dan pengguna jalan;

• memelihara ketertiban, kebersihan dan keindahan lingkungan;• melakukan kegiatan usaha sesuai dengan izin yang diberikan;

danc. penyelenggaraan PKL ditetapkan waktu dan lokasinya.

6. kegiatan laundry dengan syarat harus menyediakan pengolahan untuklimbah cucian;

CONTOH KETENTUAN PEMANFATAN R.4 (RUMAH SEDANG)

TABEL PELAKSANAAN KEGIATAN DALAM SUB ZONA

KETENTUAN TATA BANGUNANA. LAHAN PERENCANAAN (LP)B. INTENSITAS PEMANFAATAN RUANG

1. KOEFISIEN DASAR BANGUNAN (KDB)2. KOEFISIEN LANTAI BANGUNAN (KLB)3. KETINGGIAN BANGUNAN (KB)4. KOEFISIEN TAPAK BASEMEN (KTB)5. KOEFISIEN DASAR HIJAU (KDH)

C. TATA BANGUNAN GEDUNG1. PAGAR2. JARAK BEBAS BANGUNAN

a. GARIS SEMPADAN BANGUNANb. JARAK BEBAS BANGUNAN DALAM SATU DAERAH PERENCANAAN (DP)c. JARAK BEBAS BANGUNAN TERHADAP DAERAH PERENCANAAN (DP) YANG BERSISIANd. JARAK BEBAS DAN OVERSTEK

3. RAMPa. RAMP KENDARAANb. RAMP BUKAN KENDARAAN

4. BANGUNAN DI BAWAH PERMUKAAN TANAH DAN ATAU AIR5. BANGUNAN LAYANG

a. BANGUNAN LAYANG DI DALAM DAERAH PERENCANAAN (DP)b. BANGUNAN LAYANG DI ATAS SARANA DAN PRASARANA UMUM

6. BANGUNAN TINGGI

D. KETENTUAN TAMBAHAN1. PEMANFAATAN RUANG DI ATAS PERMUKAAN AIR2. PEMANFAATAN RUANG SEMPADAN SUNGAI3. PEMANFAATAN RUANG DI BAWAH JALUR TEGANGAN TINGGI

TEKNIK PENGATURAN ZONASITPZ BERTUJUAN UNTUK MEMBERIKAN FLEKSIBILITAS PENERAPAN ATURAN ZONASI PADA SETIAP SUB-ZONA, meliputi :a. BONUS dengan Kode a : Zona yang diberikan sebagai imbalan menyediakan fasilitas publik.

Kawasan yang ditetapkan dengan konsep TOD; Kawasan strategis provinsi kepentingan ekonomi; Kawasan yang memiliki fungsi lokasisebagai park and ride; Kawasan pusat kegiatan primer dan sekunder; dan Kawasan lain yang memiliki Urban Design Guideline (UDGL).

b. PENGALIHAN HAK MEMBANGUN (TRANSFER OF DEVELOPMENT RIGHT) dengan Kode b : Suatu perangkatimplementasi yang mendorong pengalihan secara sukarela dari pembangunan pada suatu persil/sub zona ke persil/sub zona lain.Kawasan yang dikembangkan dengan konsep TOD; Kawasan pusat kegiatan primer dan sekunder; dan Kawasan yang memiliki Urban Design Guideline (UDGL).

c. RAWAN BANJIR DAN GENANGAN dengan Kode c : Ketentuan pemanfaatan ruang untuk mencegah atau mengurangikerugian yang disebabkan oleh banjir dan/atau genangan.Pesisir laut; Lokasi yang permukaan tanahnya berada di bawah permukaan air laut; dan Sekitar sempadan sungai/saluran/waduk/situ.

d. PERMUFAKATAN/NEGOSIASI PEMBANGUNAN dengan Kode d : Merupakan permufakatan pengadaan lahan untukinfrastruktur sepanjang koridor MRT layang.

e. KHUSUS dengan Kode e : Merupakan kawasan vital yang memiliki karakteristik spesifik dan keberadaannyadipertahankan oleh pemerintah baik pusat, daerah maupun asing.Istana Presiden, Kawasan Mabes TNI Cilangkap, Kawasan Kopasus Cijantung, Kawasan Bandar Udara Halim Perdana Kusuma, KawasanDepo Pertamina Plumpang, Kawasan Pelabuhan Tanjung Priok, Kawasan Ekonomi Strategis (KES) Marunda, Kawasan Marinir Cilandak, dan kawasan budidaya pertanian sawah abadi di Kecamatan Cakung dan Cengkareng.

f. PENGENDALIAN PERTUMBUHAN dengan Kode f : Zona yang dikendalikan perkembangannya karena karakteristikkawasan.Kawasan pembangunan berpola pita di sepanjang koridor transportasi massal di luar kawasan TOD meliputi kawasan koridor Kemang, Bangka, Pangeran Antasari, Duren Tiga, Pluit dan kawasan Tebet; Kawasan sentra industri kecil sebagaimana terlampir pada peta TPZ.

g. PELESTARIAN CAGAR BUDAYA DAN SEJARAH dengan Kode g : Suatu perangkat untuk mempertahankanbangunan maupun situs yang memiliki nilai sejarah.Kawasan Menteng; Kawasan Kebayoran Baru; dan Kawasan Kota Tua.

h. PERTAMPALAN ATURAN (OVERLAY) dengan Kode h : Zona dengan dua atau lebih aturan yang ditambahkan padasub zona.Kawasan keselamatan operasional penerbangan

KETENTUAN  PRASARANA MINIMAL

A. KEBUTUHAN PARKIR KEGIATAN ATAU GUNA LAHAN

B. PENYEDIAAN FASILITAS PENDIDIKAN

C. PENYEDIAAN FASILITAS KESEHATAN

D. PENYEDIAAN FASILITAS RUANG TERBUKA, TAMAN, DAN LAPANGAN OLAHRAGA

E. PENYEDIAAN FASILITAS PERDAGANGAN DAN NIAGA

F. PEYEDIAAN FASILITAS PEMERINTAHAN DAN PELAYANAN UMUM

G. PENYEDIAAN FASILITAS PERIBADATAN

H. PENYEDIAAN FASILITAS KEBUDAYAAN DAN REKREASI

KETENTUAN  STANDAR  TEKNIS

A. FASILITAS RUANG PEJALAN KAKI

B. FASILITAS RUANG JALUR SEPEDA

C. TATA LETAK DAN DIMENSI PARKIR

D. PARKIR DI HALAMAN

E. PARKIR DALAM BANGUNAN

F. KETENTUAN RTH

G. KEBUTUHAN RUANG UNTUK EVAKUASI BENCANA

H. UTILITAS PERKOTAAN DAN PRASARANA LINGKUNGAN

I. STANDAR KEBUTUHAN PRASARANA LINGKUNGAN

J. STANDAR PENYEDIAAN FASILITAS SPBU/SPBG

K. STANDAR REKLAME DAN MEDIA LUAR RUANGAN

A. LUAS PERSIL PERUMAHANB. HUNIAN BERIMBANG

C. PENAMBAHAN FUNGSI PENGGUNAAN LAHAN

D. DAERAH KEPEMILIKAN LAHAN

E. PEMANFAATAN RUANG PADA LAHAN PRASARANA DAN SARANA

F. RUSUNAMI DAN RUSUNAWA

G. KETENTUAN DALAM KAPLING/LAHAN PERENCANAAN

H. KAWASAN PERKAMPUNGAN

I. PENATAAN POLA RENCANA JALAN DAN PERUNTUKAN LAHAN

J. RUMAH SUSUN/APARTEMEN

KETENTUAN KHUSUS

T E K N I K   P E N G A T U R A N   Z O N A S I

1.diberikan sebagai kompensasi menyediakan fasilitas publik

2.berupa peningkatan intensitas(hanya Kofisien LantaiBangunan).

3.hanya dapat dilakukan di dalam lahan perencanaan dan/atau di luar lahan perencanaan

4.Berlaku pada kawasan TOD, kawasan strategis, kawasan yang memiliki fungsi lokasi sebagai park and ride, kawasan pusat kegiatan primer, sekunder, dan tersier

ZONA BONUS

TEKNIK PENGATURAN ZONASI (TPZ)

T E K N I K   P E N G A T U R A N   Z O N A S I

1. Kompensasi diberikan padapemilik yang kehilangan hakmembangun/pemilik dapatmentranfer/menjual hakmembangunnya kepada pihaklain.

2. Pengalihan hak membangun yang terletak dalam satu blok dan hanya dapat dilakukan terhadap jenis subzona yang sama.

3. Pengalihan hak membangun berupa nilai Koefisien LantaiBangunan (KLB) yang belum dimanfaatkan.

4. Berlaku pada kawasan TOD, kawasan pusat-pusat kegiatan primer dan sekunder, kawasanpemugaran, dan kawasan yang telah memiliki Urban Design Guideline (UDGL).

ZONA TDR /TRANSFER DEVELOPMENT RIGHT

TEKNIK PENGATURAN ZONASI (TPZ)

T E K N I K   P E N G A T U R A N   Z O N A S I

ZONA PERMUFAKATAN/ NEGOSIASI PEMBANGUNAN

Merupakan permufakatan pengadaanlahan untuk infrastruktur.

1. ditetapkan pada sepanjang koridorMRT layang.

2. Memiliki ketentuan meliputi:

a.Perubahan/penambahan kegiatan;

b.Penambahan luas lantai bangunan.

TEKNIK PENGATURAN ZONASI (TPZ)

T E K N I K   P E N G A T U R A N   Z O N A S I

1. Merupakan kawasan-kawasan vital.

2. Dimensi dan ketentuan-ketentuanpembangunan diusulkan olehinstansi yang berwenang selamasesuai dengan RTRW/RDTR & PZ.

3. Berlaku pada Kawasan Taman Medan Merdeka (Taman Monas), Kawasan Istana Presiden, Kawasan PelabuhanTanjung Priok, Kawasan ASEAN Kebayoran Baru, KawasanMabes TNI Cilangkap, KawasanKopassus Cijantung, KawasanBandar Udara Halim PerdanaKusuma, Kawasan Sekitar DepoPertamina Plumpang, KawasanMarinir Cilandak KKO, KES Marunda dll.

ZONA KHUSUS

TEKNIK PENGATURAN ZONASI (TPZ)

T E K N I K   P E N G A T U R A N   Z O N A S I

1. Ditetapkan melalui : (a) Pembatasan intensitas (ketinggian bangunan); (b) Pengaturan sirkulasi dan sistem inlet outlet; (c) Meniadakan parkir on street; (d) Penyediaan IPAL komunalbagi sentra industri kecil; (e) Mempertahankan karakteristikkawasan perkampungan; (f) Mempertahankan kegiatan budayauntuk menunjang kegiatan wisata

2. Zona pengendalian pertumbuhansebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi :

a. kawasan sentra industri kecil dengan kode f.1;

b. kawasan pembangunanberpola pita (ribbon development) di sepanjangkoridor transportasi massaldi luar kawasan TOD meliputi kawasan koridorKemang, Bangka, Duren Tiga, dan Kawasan Tebetdengan kode f.2.

ZONA PENGENDALIAN PERTUMBUHAN

TEKNIK PENGATURAN ZONASI (TPZ)

T E K N I K   P E N G A T U R A N   Z O N A S I

ZONA PELESTARIAN CAGAR BUDAYA DAN SEJARAH

1. perangkat untuk mempertahankanbangunan maupun situs yang memiliki nilai sejarah.

2. a. pada kawasan yang dilalui angkutanumum massal diperkenankankegiatan non hunian tanpamerubah struktur dan bentuk aslibangunan;

b. intensitas pemanfaatan ruang pada bangunan golongan A, B, dan golongan C sesuai dengan kondisisaat ini; dan

c. bangunan cagar budaya dengankegiatan tetap sesuai sub zonaserta struktur dan bentuk aslibangunan yang dipertahankan diluar kawasan yang dilalui angkutanumum massal mendapatkaninsentif berupa pembebasan pajakbumi dan bangunan.

TEKNIK PENGATURAN ZONASI (TPZ)

T E K N I K   P E N G A T U R A N   Z O N A S I

ZONA PERTAMPALAN ATURAN

1. zona dengan dua atau lebihaturan yang ditambahkan padasub zona.

2. Ditetapkan pada kawasankeselamatan operasionalpenerbangan (KKOP), denganketentuan pembatasan tinggibangunan, tinggi bangun-bangunan dan kegiatan yang mengacu pada ketentuanperaturan perundang-undangan.

TEKNIK PENGATURAN ZONASI (TPZ)

T E K N I K   P E N G A T U R A N   Z O N A S I

ZONA RAWAN BANJIR

1. berada pada lokasi yang permukaantanahnya berada di bawahpermukaan air laut.

2. Memiliki ketentuan :

a. Bangunan dibuat dengan strukturyang lebih tinggi dari ketinggiangenangan;

b. Tinggi lantai dasar suatubangunan diperkenankanmencapai 1,20 m di atas peilbanjir; dan

c. pengembangan kawasan di atas10.000 m2 diwajibnya membuatretention pond/ water storage untuk penampungan air sementara dengan besarannyadisesuaikan dengan kajian tataair.

TEKNIK PENGATURAN ZONASI (TPZ)

CONTOH PETA ZONASI (Kec. Tanah Abang)

Klasifikasi sub zona pada zona pemanfaatan ruang Kecamatan Tanah Abangsebagai berikut:

a. zona terbuka hijau lindung yaitu sub zona L2;

b. zona perumahan KDB sedang-tinggi yaitu sub zona R4, R5 dan R6;

c. zona perumahan vertikal yaitu sub zona R7;

d. zona pemerintahan daerah yaitu sub zona P3;

e. zona terbuka biru yaitu sub zona B1;

f. zona campuran yaitu sub zona C1;

g. zona perdagangan, perkantoran dan jasa yaitu sub zona K1 dan K2;h. zona pelayanan umum dan sosial yaitu sub zona S1, S2, S3, S4, S5, S6

dan S7;i. zona taman kota yaitu sub zona H2; danj. zona permakaman yaitu sub zona H3;k. zona jalur hijau yaitu sub zona H4, H5 dan H6.

SUB ZONA PEMANFAATAN RUANG (Kec. Tanah Abang)

KETENTUAN KEGIATAN DALAM SUB ZONA (Kec. Tanah Abang)

CONTOH PADA SUB ZONA R.4 :1. Kegiatan Diizinkan Terbatas (T)a) kegiatan hunian sangat kecil, hunian kecil, hunian besar, dan hunian flat dibatasi dengan

total luas kaveling/persil seluas-luasnya 30% (tiga puluh persen) dari luas sub zona;b) kegiatan panti jompo/panti asuhan dan yatim piatu, warung telekomunikasi, penyediaan

makanan dan minuman, warnet dan game center, pangkas rambut (salon), tukang jahit,café/kedai kopi, parkir kendaraan bermotor, Puskesmas, balai pengobatan, apotik,sanggar seni, lembaga sosial/organisasi kemasyarakatan, dan toilet umum dibatasi untukmasing-masing kegiatan dengan luas lantai bangunan seluas-luasnya 200 m2 (dua ratus meterpersegi);

c) kegiatan toko dibatasi dengan jarak antar kegiatan sejenis sekurang-kurangnya 100 m(seratus meter) dengan luas lantai bangunan seluas-luasnya 200 m2 (dua ratus meterpersegi);

d) kegiatan mini market dibatasi dengan jarak antar kegiatan sejenis dan dengan pasartradisional sekurang-kurangnya 500 m (lima ratus meter);

e) kegiatan toserba dibatasi dengan pasar tradisional sekurang-kurangnya 2.500 m (dua ribulima ratus meter);

f) kegiatan gedung pertemuan lingkungan dibatasi dengan jarak antar kegiatan sejenis 200 m(dua ratus meter) dengan luas lantai bangunan seluas-luasnya 200 m2 (dua ratus meterpersegi);

g) kegiatan sebagaimana dimaksud pada angka 2, angka 3, angka 4, angka 5 dan angka 6dibatasi dengan total luas kaveling/persil seluas-luasnya 10% (sepuluh persen) dari luas subzona;

2. Kegiatan Diizinkan Bersyarat (B)1. kegiatan asrama, guest house dan pavilion, café/kedai kopi, dokter umum/spesialis, pengobatan alternatif, praktek bidan/rumah bersalin

dan klinik/poliklinik, klinik dan/rumah sakit hewan dengan syarat harus berada di jalan dengan lebar rencana sekurang-kurangnya 8 m(delapan meter) dan menyediakan parkir kendaraan di dalam persil;

2. kegiatan rumah kost dengan syarat menyediakan parkir kendaraan di dalam persil dan tidak mengganggu ketertiban umum;3. kegiatan hunian susun dengan syarat memenuhi semua persyaratan yang diatur dalam ketentuan khusus pembangunan rusun pada

Peraturan Daerah ini;4. kegiatan masjid, gereja, pura, kelenteng dan vihara dengan syarat harus mendapat persetujuan dari lurah, tokoh masyarakat dan

lingkungan sekitar serta hanya sebagai kegiatan penunjang pada sub zona;5. kegiatan PKL dengan syarat :

(a) harus mendapat izin dari warga dan disetujui oleh pihak RT dan RW;(b) harus mendapat izin dari Dinas KUMKM dengan kewajiban:

menempatkan dan menyusun barang dagangan dengan teratur, tidak mengganggu lalu lintas dan pengguna jalan;memelihara ketertiban, kebersihan dan keindahan lingkungan;melakukan kegiatan usaha sesuai dengan izin yang diberikan; dan

(c) penyelenggaraan PKL ditetapkan waktu dan lokasinya.6. kegiatan laundry dengan syarat harus menyediakan pengolahan untuk limbah cucian;7. kegiatan penitipan hewan dengan syarat :

(a) melaksanakan penyusunan UKL dan UPL; dan(b) memperoleh persetujuan dari masyarakat setempat;

8. kegiatan pool taxi, dan pool mikrolet dengan syarat harus berada di jalan dengan lebar rencana sekurang-kurangnya 10 m (sepuluh meter)dan lebar jalan eksisting sekurang-kurangnya 8 m (delapan meter) serta mendapat izin harus mendapat izin dari warga dan disetujui olehpihak RT;

9. kegiatan pertambangan strategis dengan syarat harus mendapat rekomendasi dari instansi terkait;10. kegiatan kelompok bermain, TK, SD/MI, SLTP/MTS, SMU/MA/SMK dengan syarat harus memenuhi luas tanah dan bangunan sesuai

ketentuan prasarana minimal dan harus memelihara ketertiban lingkungan;11. kegiatan TPS+3R/ITF (Tempat Pengolahan Antara) dengan syarat jarak serendah-rendahnya dengan bangunan hunian 30 m (tiga puluh

meter);12. kegiatan instalasi pengolahan air limbah dengan syarat hanya untuk pengolahan limbah domestik yang melayani sub zona bersangkutan;13. kegiatan daur ulang dengan syarat tidak menimbulkan pencemaran udara, air, tanah dan suara;

KETENTUAN KEGIATAN DALAM SUB ZONA (Kec. Tanah Abang)

TEKNIK PENGATURAN ZONASI (Kec. Tanah Abang)

Penerapan TPZ yang diberlakukan di Kecamatan Tanah Abang meliputi:a. bonus dengan kode a;

Zona TPZ bonus diarahkan pada lokasi yang meliputi:a. berada di pusat kegiatan primer, pusat kegiatan sekunder, dan kawasan strategis

provinsi kepentingan ekonomi;b. berada pada kawasan campuran (mix used) yang diarahkan untuk menjadi kawasan

terpadu kompak (compact) dengan pengembangan konsep transit orienteddevelopment (TOD);

c. berada pada lokasi kawasan yang memiliki fungsi sebagai fasilitas parkir perpindahanmoda (park and ride); dan

d. berada pada lokasi pertemuan angkutan umum massal.

a. pengalihan hak membangun atau TDR dengan kode b;a. berada pada kawasan campuran (mix used) yang diarahkan untuk menjadi kawasan

terpadu kompak (compact) dengan pengembangan konsep transit orienteddevelopment (TOD);

b. berada di pusat kegiatan primer dan pusat kegiatan sekunder; danc. berada pada kawasan yang memiliki Urban Design Guideline (UDGL).

b. pertampalan aturan atau overlay dengan kode h.berada pada kawasan keselamatan operasional penerbangan (KKOP) yang di Tanah Abang.

KELEMBAGAAN PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG

JENIS LEMBAGA 

1. Lembaga yang menetapkan dan melaksanakan fungsi amandemen 

RDTR dan Peraturan Zonasi adalah DPRD.

2. Lembaga yang melaksanakan RDTR dan Peraturan Zonasi, meliputi: 

A. Lembaga Administrasi Pemanfaatan Ruang (SKPD yang 

mengeluarkan izin)

B. Lembaga Pengaduan, Penyesuaian dan Pengendalian 

Pemanfaatan Ruang (Board of a Adjustment) (BKPRD)

C. Lembaga Pembuat Rekomendasi Pemanfaatan Ruang (Planning 

Commision) (Lembaga Independent)

T  E  R   I  M  A    K  A  S   I  H

Sekretariat : Jakarta City Planning CenterDinas Tata Ruang DKI Jakarta lt. 3Jl. Abdul Muis No. 66, Jakarta PusatCall Center : 021 – 3857777

Website :www.rdtrdkijakarta.comwww.sosialisasirdtrdkijakarta.com