2017
PT JAMKRIDA RIAU
Jl. Jend. Sudirman No. 438 Pekanbaru
Phone/Fax : 0761-7871467
PANDUAN BAGI DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI (BOARD MANUAL)
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN 1
A. Sejarah Singkat PT. Jamkrida Riau 1 B. Latar Belakang 2 C. Maksud dan Tujuan 3
D. Landasan Hukum 3 E. Visi, Misi dan Nilai Budaya Perusahaan 4
F. Struktur Organisasi PT. Jamkrida Riau 5 G. Istilah Penting 7 H. Rencana Dan Realisasi Usaha 8
I. Opini Atas Laporan Keuangan 21 BAB II. KOMISARIS
A. Fungsi 22 B. Komposisi dan Persyaratan Komisaris 22
C. Etika Jabatan 26 D. Tugas dan Kewajiban Komisaris 28 E. Hak dan Wewenang Komisaris 33
F. Rapat Komisaris 35 G. Evaluasi Kinerja Komisaris 37
H. Sekretaris Komisaris 38 BAB III. DIREKSI 41
A. Fungsi Direksi 41 B. Komposisi dan Persyaratan Direksi 41 C. Keanggotaan Direksi 42
D. Program Pengenalan dan Pendalaman Pengetahuan 44 E. Independensi (Kemandirian) Direksi 45
F. Etika Jabatan Direksi 46 G. Tugas dan Kewajiban Direksi 48 H. Hak dan Wewenang Direksi 56
I. Penetapan Kebijakan PengurusanPerusahaan Oleh Direksi 59 J. Rapat Direksi 60
K. Evaluasi Kinerja Direksi 65 L. Organ Pendukung Direksi 65 M. Penggunaan Saran Profesional 68
BAB IV. KEGIATAN ANTAR ORGAN PERUSAHAAN 69
A. Prinsip, Fungsi dan Tujuan Dasar Hubungan Kerja Antara Komisaris dengan Direksi 69 B. Rapat Komisaris dan Direksi (Rapat Gabungan) 69
BAB V. PENUTUP 73
BOARD MANUAL PT. JAMKRIDA RIAU 1
REVISI I - 16/01/2017
BAB I
PENDAHULUAN
A. SEJARAH SINGKAT PT. JAMKRIDA RIAU
PT. Penjaminan Kredit Daerah Provinsi Riau atau yang disingkat dengan PT. Jamkrida
Riau ini merupakan kelanjutan dari PT. Sarana Penjaminan Riau, adalah perusahaan Penjaminan Kredit yang sahamnya dimiliki oleh Pemerintah Provinsi Riau, PT. Pengembangan Investasi Riau dan PT. Sarana Riau Ventura, yang didirikan dengan
tujuan melaksanakan dan menunjang kebijakan Pemerintah Provinsi Riau di bidang pengembangan Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan Koperasi (UMKMK) dengan jalan melakukan kegiatan usaha penjaminan serta bantuan manajemen dan konsultasi.
Awal berdirinya didasari oleh Surat Keputusan Bersama (SKB) Menteri Negara Koperasi & UKM dan Menteri Dalam Negeri & Otonomi Daerah Nomor 04/Kep/M/V/2001 dan
Nomor 518-162 tahun 2001 tentang Pembentukan Lembaga Penjaminan Kredit Daerah (LPKD) bagi Koperasi, Lembaga Keuangan Mikro non Bank dan UKM.
Pemerintah Provinsi Riau melalui Keputusan Gubernur Riau nomor Kpts.338.VII/2003 tanggal 25 Juli 2003 membentuk Tim Perintis Persiapan Pembentukan LPKD Riau
dengan Ketua Tim ditunjuk Direktur Utama Bank Riau dengan anggota 17 orang dari berbagai kalangan, tim ini bertugas membentuk LPKD di Provinsi Riau.
Tim ini berhasil membentuk LPKD Provinsi Riau dengan nama PT. Sarana Penjaminan Riau dengan akte pendirian dibuat oleh Notaris M. Dahad Umar, SH nomor 50 tanggal
31 Oktober 2003, dengan pemegang saham terdiri dari Pemerintah Provinsi Riau, PT. Pengembangan Investasi Riau dan PT. Sarana Riau Ventura, dengan modal awal sebesar Rp 3.300.000.000 (tiga miliar tiga ratus juta rupiah) dan mendapat pengesahan
Menteri Hukum dan HAM RI dengan nomor C-28824 HT.01.01.TH.2004 tanggal 26 November 2004.
Ternyata pada 23 Oktober 2003, telah keluar Keputusan Menteri Keuangan Nomor
476/KMK.06/2003 tentang Penghentian Pemberian Izin Usaha Perusahaan Penjaminan, dengan demikian Keputusan Menteri Keuangan Nomor 486/KMK.017/1996 tentang
Perusahaan Penjaminan tidak berlaku lagi, sehingga perseroan tidak bisa memproses pengurusan izin operasional sebagai perusahaan penjaminan.
Sekali layar terkembang pantang surut ke belakang, usaha untuk tetap operasional tidak berhenti sampai di situ, dengan difasilitasi oleh Bank Indonesia dan Pemerintah
Provinsi Riau, pada tanggal 11 Oktober 2004 di kantor pusat Bank Indonesia dilakukan penandatanganan perjanjian kerjasama penjaminan antara beberapa Pemerintah Daerah (3 Provinsi dan 9 Kabupaten/Kota) dengan PT. Askrindo (Persero), salah satu
BUMN yang berpengalaman bergerak di bidang penjaminan sejak tahun 1971. Penandatanganan kerjasama tersebut dari Riau diwakili oleh PT. Sarana Penjaminan
Riau, dan merupakan satu-satunya perusahaan yang mewakili Pemerintah Daerah Riau di hadapan Gubernur Bank Indonesia di Jakarta, sedangkan daerah lainnya diwakili oleh Kepala Daerah bersangkutan.
BOARD MANUAL PT. JAMKRIDA RIAU 2
REVISI I - 16/01/2017
Atas dasar itulah, mulai 1 Januari 2005 sampai dengan Desember 2012, PT. Sarana Penjaminan Riau resmi beroperasi bersama PT. Askrindo (Persero). Jenis usaha yang
dijalankan yaitu penjaminan kredit dan penjaminan bank garansi. Sampai dengan 4 tahun pertama beroperasi, PT. Sarana Penjaminan Riau selalu
mendapat kunjungan studi banding dan undangan sebagai narasumber dari berbagai daerah baik tingkat provinsi maupun tingkat kabupaten/kota yang berminat untuk mendirikan LPKD, seperti Provinsi NAD, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Bangka
Belitung, Jawa Barat, Banten, DKI, Jawa Tengah, Bali, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Gorontalo, Balikpapan, Kutai Kertanegara dan lain-lain.
Pada tahun 2008, melalui Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2008 tentang Lembaga
Penjaminan, yang ditindaklanjuti dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 222/PMK.010/2008 tentang Perusahaan Penjaminan Kredit dan Perusahaan Penjaminan
Ulang Kredit sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 99/PMK.010/2011, maka terbukalah peluang untuk mendapatkan izin usaha perusahaan penjaminan di Indonesia.
Selanjutnya pada 16 Mei 2012, Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa telah diputuskan untuk melakukan perubahan nama PT. Sarana Penjaminan Riau menjadi
PT. Jamkrida Riau sebagaimana tercantum dalam Akta Risalah RUPSLB Perseroan Nomor 11 yang dibuat oleh Notaris Ikhwan Wahyudhi, SH,MKn, yang berkedudukan di Pekanbaru dan telah disahkan oleh Menteri Hukum HAM, Nomor
AHU-36490.AH.01.02Tahun 2012.
Atas regulasi tersebut, PT. Jamkrida Riau wajib memiliki izin usaha sebagai Perusahaan Penjaminan Kredit, maka pada 1 Agustus 2012 Menteri Keuangan telah mengeluarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor : KEP-375/KM.10/2012 yang menetapkan izin
usaha PT. Jamkrida Riau sebagai Perusahaan Penjaminan Kredit.
B. LATAR BELAKANG
Hubungan antara Direksi dan Komisaris dalam sistem tata hukum Indonesia merupakan
hubungan yang berdasarkan pada prinsip two tier system. Artinya ada pemisahan fungsi antara pengurusan dan pengawasan, lebih lanjut dijelaskan bahwa dalam pengurusan perusahaan dipimpin dan dikelola oleh Direksi, sedangkan Komisaris melakukan
pengawasan dan pemberian nasehat terhadap tindakan yang dilakukan Direksi. Baik Direksi maupun Komisaris adalah dua badan yang terpisah dan berdiri sendiri.
Kepengurusan Perusahaan Terbatas di Indonesia menganut sistem dua dewan (two tier system) yaitu Komisaris dan Direksi yang masing-masing mempunyai wewenang dan
tanggung-jawab yang jelas sesuai dengan tanggung-jawab yang diamanahkan dalam Anggaran Dasar dan Peraturan Perundang-undangan (fiduciary responsibility). Namun
demikian, keduanya mempunyai tanggung-jawab untuk memelihara kesinambungan usaha perusahaan dalam jangka panjang. Oleh karena itu, Komisaris dan Direksi harus memiliki kesamaan visi, misi, nilai-nilai (values) dan strategi perusahaaan.
BOARD MANUAL PT. JAMKRIDA RIAU 3
REVISI I - 16/01/2017
C. MAKSUD DAN TUJUAN
Board Manual berisikan kompilasi dari prinsip-prinsip Hukum Korporasi, Peraturan
Perundang-undangan yang berlaku, arahan Pemegang Saham dan ketentuan Anggaran Dasar yang mengatur tata kerja Komisaris dan Direksi. Board Manual merupakan hasil modifikasi dari berbagai peraturan yang berlaku bagi PT. Penjaminan Kredit Daerah
Provinsi Riau dan praktik-praktik terbaik (best practices) Good Corporate Governance. Tujuan Board Manual adalah untuk mempermudah Komisaris dan Direksi dalam
memahami peraturan-peraturan yang terkait dengan tata kerja Komisaris dan Direksi. Untuk itu pengembangannya haruslah selalu dilakukan sesuai kebutuhan Perusahaan.
Perubahan-perubahan yang dilakukan harus didasarkan pada peraturan yang berlaku dan tidak melanggar ketentuan dalam Anggaran Dasar serta berdasarkan kesepakatan Komisaris dengan Direksi. Mengingat Board Manual merupakan kompilasi dari prinsip-
prinsip hukum korporasi, maka dalam pelaksanaannya harus tetap mengacu kepada peraturan Perundang-undangan yang berlaku. Berbagai ketentuan rinci yang terdapat
dalam Anggaran Dasar, arahan Pemegang Saham yang ditetapkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), dan berbagai ketentuan hukum lainnya tetap mengikat walaupun tidak secara spesifik diuraikan dalam Board Manual ini.
Prinsip itikad baik, penuh tanggung-jawab dan fiducia duties, skill and care yang
inheren dengan pemegang jabatan Komisaris dan Direksi adalah prinsip umum yang harus tetap dihormati oleh organ perusahaan yang bertugas mengawasi dan mengurus Perusahaan.
D. LANDASAN HUKUM
Peraturan yang menjadi dasar penyusunan Board Manual diantaranya : 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 61 Tahun 1958 tentang Pembentukan
Daerah-Daerah Swantatra Tingkat I Sumatera Barat, Jambi dan Riau. 2. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 05 Tahun 1999 tentang Larangan
Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat.
3. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
4. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan Atas Undang-undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
5. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2002 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2003.
6. Undang-undang Nomor 40 tahun Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2007 Nomor 106, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4756). 7. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan
Transaksi Elektronik.
8. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2008, tentang Keterbukaan
Informasi.
9. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 01 Tahun 2016, tentang Penjaminan.
10. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2008 tentang Lembaga Penjaminan.
BOARD MANUAL PT. JAMKRIDA RIAU 4
REVISI I - 16/01/2017
11. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 222 Tahun 2008 sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 99 Tahun 2011 Tentang Perusahaan
Penjaminan Kredit dan Perusahaan Penjaminan Ulang Kredit.
12. Keputusan Menteri Keuangan Nomor KEP-375.KM.10/2012 Tanggal 1 Agustus 2012
Tentang Pemberian Izin Usaha Perusahaan Penjaminan Kredit Kepada PT. Jamkrida
Riau.
13. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 2/POJK.05/2017 tentang Penyelenggaraan Usaha Lembaga Penjaminan.
14. Peraturan Daerah Provinsi Riau Nomor 10 Tahun 2013 Tentang Perseroan Terbatas
Penjaminan Kredit Daerah Provinsi Riau
15. Anggaran Dasar Perusahaan berdasarkan Akta Notaris Nomor 47 tanggal 8 April 2008 yang dibuat oleh Notaris Eriyuf Brandel, SH dan telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor AHU-28647.AH.01.02
Tahun 2008 tanggal 29 Mei 2008.
16. Keputusan Menteri Hukum dan Hak Azasi Manusia Republik Indonesia, Nomor AHU-36490.AH.01.02 Tahun 2012 tanggal 5 Juli 2012 tentang Persetujuan Perubahan
Anggaran Dasar Perseroan. E. VISI, MISI DAN NILAI BUDAYA PERUSAHAAN
1). Visi Perusahaan : MenjadiPerusahaanPenjaminan yang terkemuka dan terpercaya dalam mendukung
pengembangan UMKM dan Perekonomian di Provinsi Riau.
2). Misi Perusahaan : a. Memberikan pelayanan unggul dalam penjaminan UMKM dan Koperasi dengan
menjadi mitra strategis perbankan dan lembaga keuangan lainnya. b. Meningkatkan keunggulan kompetitif melalui inovasi pengembangan produk,
jasa dan jaringan strategis.
c. Menyiapkan dan mengembangkan SDM yang berkualitas, profesional dan memiliki integritas tinggi.
d. Melaksanakan management yang sesuai dengan good governance untuk
meningkatkan stakeholders value. e. Mempedulikan kepentingan masyarakat dan lingkungannya.
3). Nilai Budaya Perusahaan :
a. Kerjasama :
Semangat untuk mengutamakan kebersamaan, bersikap saling membantu dan
saling menghargai untuk mencapai kinerja perusahaan yang efektif, serta
bersama seluruh karyawan berupaya melaksanakan metode kerja untuk
mencapai hasil terbaik.
b. Religius :
Melihat fakta secara positif, berfikir, berbicara dan bertindak positif serta
menghargai orang lain. Memelihara semangat kekeluargaan dalam lingkungan
kerja dan menghayati pekerjaan sebagai sarana ibadah kepada Allah SWT.
c. Efisien : Melakukan proses kerja secara kritis dan terstruktur agar tercipta proses
penjaminan yang lebih baik, murah dan cepat.
BOARD MANUAL PT. JAMKRIDA RIAU 5
REVISI I - 16/01/2017
d. Disiplin : Memiliki sikap mental yang taat terhadap peraturan yang telah digariskan dan
mempertanggungjawabkan setiap tindakan yang dilakukan termasuk hasilnya,
serta bersedia menanggung segala akibatnya/sanksi jika melakukan
pelanggaran.
e. Integritas : Perilaku/tindakan yang sesuai dengan falsafah perusahaan dan bersikap jujur.
f. Terbaik :
Memiliki rasa bangga dan jiwa memiliki atas perusahaan untuk
mengembangkan potensi daerah secara maksimal dan menjadi terbaik
dibidangnya.
F. STRUKTUR ORGANISASI PT. JAMKRIDA RIAU
BOARD MANUAL PT. JAMKRIDA RIAU 6
REVISI I - 16/01/2017
Karyawan PT. Jamkrida Riau
No Nama NIK Jabatan Pendidikan Status
1. Meriyespi 16080212 Kepala Satuan Pengawasan Internal
D1, Akuntansi Komputer
Kontrak
2. Don Okki Rihhandini,
SE.,M.Ak
11100101 Kepala Divisi Keuangan&
Investasi
S2, Akuntansi Tetap
3. Purwanto, S.Sos 12080102 Kepala Divisi Teknis & Operasional
S1, Adm. Niaga Tetap
4. Mainani, S.Sos 12110103 Kepala Divisi Umum &
SDM
S1, Adm. Niaga Tetap
5. Fahrizul Azmi, SE 13100104 Staf Divisi Umum & SDM S1, Manajemen Tetap
6. Novita lidya 15060105 Staf Divisi Umum & SDM D1, Akuntansi
Komputer
Tetap
7. Hendri 15060106 Staf Divisi Umum & SDM SMA Tetap
8. Resti Marliana Sari 14030205 Staf Divisi Teknis & Operasional
D1, Akuntansi Komputer
Kontrak
9. Fajar Satriawan,Amd 15050206 Staf Divisi Keuangan &
Investasi
D3, Manajemen
Informatika
Kontrak
10. Samuel Parlaungan P, SE
15050207 Staf Divisi Teknis & Operasional
S1, Akuntansi Kontrak
11. Ratty Puspitasari, S.Sos 15120208 Staff Satuan Pengawasan Internal
S1, Adm Negara Kontrak
12. Gita Anjelia, S.Si 16080209 Staf Divisi Teknis & Operasional
S1, Teknik Kimia Kontrak
13. Ayu Sulistiowati, SE 16080210 Staf Divisi Umum & SDM S1, Ekonomi Manajemen
Kontrak
15. Tiara Putri 16080211 Staf Divisi Teknis & Operasional
SMA Kontrak
16. Hafid Akbar, ST., SH
16080213 Staf Divisi Teknis & Operasional
S1, Hukum S1,Teknik
Kontrak
17. Eka Fitriani, SE 16080214 Staf Divisi Keuangan & Investasi
S1, Ekonomi Akuntansi
Kontrak
18. Joni Syahendra, S.Kom 16080215 Staf Teknis & Operasional S1, Sistem Komputer
Kontrak
BOARD MANUAL PT. JAMKRIDA RIAU 7
REVISI I - 16/01/2017
G. ISTILAH PENTING
Istilah-istilah yang digunakan dalam Board Manual ini, kecuali disebutkan lain,mengandung pengertian sebagai berikut:
Yang dimaksud dengan: 1. Perusahaan adalah PT. Penjaminan Kredit Daerah Provinsi Riau yang disingkat
menjadi PT. Jamkrida Riau 2. Organ Perusahaan adalah Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), Komisaris dan
Direksi.
3. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) adalah merupakan forum bagi Pemegang Saham sebagai pemegang kekuasaan tertinggi.
4. Komisaris adalah Organ Perusahaan yang bertugas melakukan pengawasan secara umum dan/atau khusus sesuai dengan Anggaran Dasar serta memberi nasihat kepada Direksi.
5. Direksi adalah Organ Perusahaan yang berwenang dan bertanggungjawab penuh atas pengurusan Perusahaan untuk kepentingan Perusahaan sesuai dengan maksud
dan tujuan Perusahaan serta mewakili Perusahaan, baik di dalam maupun di luar pengadilan sesuai dengan Anggaran Dasar.
6. Auditor Eksternal adalah auditor dari luar Perusahaan yang independen dan
profesional yang memberikan jasa audit maupun non audit kepada Perusahaan. 7. Audit Internal adalah Satuan Pengawasan Internal (SPI), adalah unit teknis
struktural yang ditunjuk oleh Direktur di lingkungan Perusahaan, yang bertugas melaksanakan audit dan memastikan sistem pengendalian internal Perusahaan yang berjalan efektif.
8. Sekretaris Perusahaan adalah satuan fungsi struktural dalam organisasi Perusahaan yang bertugas untuk memberikan dukungan kepada Direksi dalam pelaksanaan tugasnya serta bertindak sebagai penghubung antara Pemegang Saham, Komisaris,
Direksi, Unit Kerja dan Stakeholders. 9. Pemangku kepentingan (Stakeholders) adalah pihak-pihak yang berkepentingan
dengan Perusahaan karena mempunyai hubungan hukum dengan Perusahaan yaitu Karyawan, Pemerintah, Pelanggan, Kreditur, Investor, Masyarakat dan pihak berkepentingan lainnya.
10. Program Pengenalan adalah program yang diadakan bagi Anggota Komisaris dan Direktur yang baru pertama kali menjabat di Perusahaan.
11. Kontrak Manajemen adalah dokumen yang berisikan janji-janji atau pernyataan Direksi untuk memenuhi target-target yang telah ditetapkan oleh Pemegang Saham serta memuat hal-hal atau informasi lainnya seperti tugas dan tanggung-jawab, hak
dan kewajiban Direktur serta harapan-harapan dari Pemegang Saham. 12. Aktivitas Bisnis adalah segala bentuk kegiatan yang lazim dilakukan Perusahaan
dalam rangka mencapai tujuan Perusahaan.
13. Insan Perusahaan terdiri dari Komisaris, Direksi, dan Karyawan, serta tenaga-tenaga yang diperbantukan dalam pengelolaan Perusahaan.
14. Karyawan adalah pegawai yang telah memenuhi syarat-syarat yang ditentukan, diangkat sebagai Karyawan Tetap dengan ketetapan Perusahaan yang diberikan hak dan kewajiban menurut ketentuan yang berlaku di Perusahaan.
15. Benturan Kepentingan adalah keadaan dimana terdapat konflik antara kepentingan pribadi Pemegang Saham, anggota Komisaris dan Direksi, serta Karyawan
Perusahaan. 16. Jajaran manajemen adalah Direksi beserta pejabat struktural sesuai dengan
struktur organisasi yang fungsi kegiatannya menjalankan aktifitas sesuai dengan
batasan wewenang yang ditetapkan.
BOARD MANUAL PT. JAMKRIDA RIAU 8
REVISI I - 16/01/2017
H. RENCANA DAN REALISASI USAHA
1. Rencana Usaha : Untuk mengembangkan usahanya, maka PT. Jamkrida Riau merencanakan tahun 2015
sebagai berikut :
a. Bidang Penjaminan : Jumlah Terjamin, Nilai Penjaminan dan IJP RKAP 2015
Jenis Penjaminan
Realisasi 2014 RKAP 2015
Terjamin Nilai
Penjaminan IJP Terjamin
Nilai Penjaminan
IJP
Produktif 575 36,185,235,544 1,235,404,921 738 49,500,987,300 1,533,912,332
Non Produktif 378 43,475,477,255 728,689,180 530 49,188,600,001 1,093,004,335
- Kredit Konsumtif 119 30,757,578,564 670,569,284 200 34,587,621,010 975,000,000
- Kontra Bank Garansi 64 1,633,772,650 12,496,454 100 2,000,000,000 32,715,004
- Surety Bond 195 11,084,126,041 45,623,442 230 12,600,978,991 85,289,331
Jumlah 953 79,660,712,799 1,964,094,101 1,268 98,689,587,301 2,626,916,667
1). Penjaminan Kredit :
Dalam melakukan operasional usahanya, Perseroan dapat melakukan penjaminan untuk semua jenis kredit, baik produktif maupun non produktif (konsumtif).
Untuk jenis penjaminan kredit produktif, Perseroan dalam menjalankan fungsinya sebagai lembaga Penjamin dalam mendukung kebijakan kredit program pemerintah dalam meningkatkan volume kredit kepada UMKM seperti :
- Penjaminan Kredit Pengembangan Energi Nabati dan Revitalisasi Perkebunan (KPEN-RP),
- Penjaminan Kredit Ketahanan Pangan dan Energi (KKPE), - Penjaminan Kredit Usaha Pembibitan Sapi (KUPS) atau - skim khusus lainnya yang akan ditetapkan oleh Pemerintah Provinsi Riau.
Untuk kredit konsumtif, Perseroan siap mendukung pemerintah Riau untuk
membantu masyarakat, PNS khususnya dengan melakukan penjaminan kredit konsumtif guna keperluan kepemilikan rumah, biaya pendidikan, kepemilikan kendaraan dan lainnya, dengan IJP yang lebih rendah dibandingkan dengan
kompetitor lainnya. Untuk hal tersebut Perseroan meminta dukungan dari Pemerintah Daerah Riau
sebagai pemegang saham dalam membuat kebijakan publik untuk lebih mengutamakan Jamkrida Riau dalam melakukan penjaminan terhadap kredit yang
disalurkan perbankan di Provinsi Riau, khususnya di Bank Riau Kepri.
2). Penjaminan Non Kredit :
Di samping kegiatan penjaminan kredit, sebagaimana diatur dalam Peraturan OJK Nomor 6/POJK.05/2014, sebagai perusahaan penjaminan, PT. Jamkrida Riau masih
mempunyai peluang untuk memperluas kegiatan usaha yang dijalankan dan tidak terbatas pada kegiatan usaha pemberian jasa penjaminan kredit, antara lain: a. Penjaminan atas surat utang
b. Penjaminan transaksi dagang c. Penjaminan pengadaan barang/jasa (surety bond) d. Penjaminan bank garansi (kontra bank garansi
BOARD MANUAL PT. JAMKRIDA RIAU 9
REVISI I - 16/01/2017
e. Penjaminan Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri (SKBDN) f. Penjaminan letter of credit (L/C)
g. Penjaminan Kepabeanan (custom bond) h. Jasa konsultasi manajemen terkait dengan usaha penjaminan
i. Penyediaan informasi / database terjamin terkait dengan usaha penjaminan
3). Penjaminan Kredit Usaha Rakyat (KUR) :
Pada tahun 15 Desember 2012, PT. Jamkrida telah mengajukan izin kepada Menteri Koordinator Perekonomian untuk menjadi perusahaan penjaminan program KUR,
disusulkan tahun 2013 dengan surat kedua, namun belum ada kejelasan. Saat ini ada 4 perusahaan penjaminan yang sudah secara resmi untuk menjamin
KUR, yaitu PT. Askrindo dan Perum Jamkrindo dengan mendapatkan Penyertaan Modal Negara (PMN) sedangkan PT. Jamkrida Jawa Timur dan PT. Jamkrida Bali dengan tidak mendapatkan PMN.
Tahun 2015, Perseroan akan mengajukan kembali untuk dapat melakukan
penjaminan KUR bersama Bank Riau Kepri.
4). Penjaminan Syariah :
Dalam memaksimalkan peluang bisnis seiring dengan pertumbuhan lembaga keuangan syariah, tahun 2015 PT. Jamkrida Riau akan terus melakukan langkah-
langkah untuk persiapan guna membuka usaha penjaminan syariah. Untuk mendukung rencana tersebut, pengembangan dan peningkatan wawasan
serta kapabilitas SDM PT. Jamkrida, khususnya wawasan dan kapabilitas kesyariahan akan terus ditingkatkan.
Untuk mendirikan unit usaha syariah tersebut perlu dilakukan penambahan modal disetor minimal sebesar Rp. 10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah) oleh
Pemegang Saham.
b. Bidang Keuangan :
Pada tahun 2015, perusahaan akan memaksimalkan peningkatan pendapatan baik dari IJP maupun dari investasi perseroan baik deposito, saham, obligasi dan bentuk
lainnya diperbolehkan dan diatur oleh Otoritas Jasa Keuangan.
Tahun 2015, Laba setelah pajak direncanakan sekitar Rp 1,3 miliar atau lebih atau
naik sekitar 15%dibanding tahun 2014 yang mencapai sebesar Rp.1.200.744.998,25.
c. Bidang Sumber Daya Manusia :
Untuk mendukung terlaksananya operasional perusahaan dan meningkatkan sistem
pengelolaan SDM, maka tahun 2015 akan melaksanakan rencana sebagai berikut : 1. Melakukan penerapan e-learning tahap awal
Melengkapi pelatihan yang dilakukan dengan metode classroom, pada tahun 2015 perseroan akan mulai menerapkan e-learning yang akan menjadi suatu kebutuhan bagi terlaksananya pelatihan yang efisien dan efektif melalui media
internet sehingga dapat diakses pada waktu dan tempat yang tidak terbatas. 2. Meningkatkan keakuratan dan kecepatan penyelesaian pekerjaan administrasi
di bidang SDM.
BOARD MANUAL PT. JAMKRIDA RIAU 10
REVISI I - 16/01/2017
d. Bidang Teknologi Informasi :
Untuk memperlancar kinerja operasional penjaminan, PT. Jamkrida Riau akan terus meng-upgrade sistem teknologi informasi sesuai dengan kebutuhan agar dapat
mempermudah operasional penjaminan. Perlu dilakukan online system data penjaminan dengan bank pelaksana, khususnya Bank Riau Kepri dan sistem informasi kredit program.
Update data website perseroan terus dilakukan dan menjadi salah satu prioritas
agar informasi mengenai kegiatan dan promosi dapat tersebar ke semua pihak.
e. Bidang Manajemen Risiko :
Membentuk Divisi Manajemen Risiko yang akan menyiapkan dan menyampaikan laporan evaluasi risiko kepada Direksi secara periodik, yaitu bulanan serta menyampaikan beberapa jenis laporan lainnya kepada Dewan Komisaris.
Perseroan akan melanjutkan penyusunan profil risiko, untuk mendeteksi dan
meminimalisasi resiko dengan cepat.
f. Bidang Riset dan Pengembangan Usaha :
Perseroan secara berkelanjutan memperhatikan perkembangan yang terjadi guna melakukan penyesuaian terhadap produk dan pelayanan operasional perseroan
agar dapat diterima pasar. Perlu melakukan co guarantee atau reasuransi guna pengembangan pasar
penjaminan kredit dengan perusahaan yang akuntable dan terpercaya.
g. PT. Jamkrida Riau agar eksis dalam perkembangan penjaminan kredit maka perlu
terus dilakukan koordinasi, sosialisasi, dan promosi serta membangun sinergi dengan berbagai pihak yang akan mendorong perusahaan, baik kepada Pemerintah
Provinsi Riau dan Kabupaten/kota, Bank Indonesia, Bank Riau Kepri, Kementerian Koordinator Perekonomian, Kementerian Keuangan, Kementerian Koperasi & UMKM, LPKD-LPKD yang ada, BUMD-BUMD di tingkat provinsi dan kabupaten/kota
dan para pihak lainnya.
2. Realisasi Usaha a. Gambaran Umum :
Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2015 hanya 4,79% (yoy)
merupakan angka terendah dalam lima tahun terakhir. Sedangkan kinerja ekonomi Riau pada tahun 2014 mengalami peningkatan dibandingkan tahun
2013, Pertumbuhan ekonomi Provinsi Riau pada tahun 2015 mencapai 0,22% (yoy), mengalami penurunan dibandingkan tahun 2014 yang tercatat sebesar 2,70% (yoy).
Sedangkan dilihat dari kinerja kredit perbankan di provinsi Riau, pada tahun 2015 mengalami peningkatan sebesar Rp. 57,45 triliun dibandingkan tahun
2014 sebesar Rp. 53,12 trliun. Sedangkan Penyaluran Kredit di Bank Riau Kepri per 31 Desember 2015 tercatat sebesar Rp. 14,11 triliun. Dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2014 yang tercatat sebesar Rp. 12,77 triliun maka
terjadi peningkatan sebesar Rp1,34 triliun. Provinsi Riau merupakan salah satu daerah di Indonesia yang mempunyai potensi sebagai pusat perekonomian dengan tingkat stabilitas yang stabil, akan
mendorong pertumbuhan jumlah UMKM Salah satu karakteristik yang melekat
BOARD MANUAL PT. JAMKRIDA RIAU 11
REVISI I - 16/01/2017
pada sebahagian besar UMKM dan sekaligus menjadi sumber permasalahannya adalah lemahnya struktur pemodalan dan kurangnya akses kepada sumber
permodalan yang disebabkan keterbatasan agunan. Seiiring dengan pertumbuhan ekonomi dan jumlah UMKM di Riau, serta
ketersediaan fasilitas penjaminan kredit, akan berdampak pada meningkatnya permintaan kredit, dan akan memberikan peluang bagi industri penjaminan kredit khususnya di Riau untuk tumbuh secara berkelanjutan pada masa yang
akan dating. Sebagai perusahaan milik daerah Provinsi Riau yang mempunyai core business penjaminan kredit bagi UMKM dan koperasi, PT. Jamkrida Riau harus diberi
kepercayaan untuk mendukung program-program Pemerintah Provinsi Riau.
b. Kinerja Usaha :
Perkembangan hasil usaha PT. Jamkrida Riau tahun 2015, masih cukup baik dan prospektif. Perseroan telah menjamin UMKM dan Koperasi dari berbagai
sektor usaha baik itu pertanian, perkebunan, perikanan, perdagangan dan jasa dan lain-lain. Berikut disampaikan terjamin, nilai penjaminan dan perolehan
Imbal Jasa Penjaminan (IJP) tahun 2005 - 2015 sebagai berikut :
Jumlah Terjamin, Nilai Penjaminan & Perolehan IJP tahun 2005 – 2015
Tahun UMKM / Terjamin
Nilai Penjaminan Perolehan
IJP
2005 627 6,886,250,000 84,624,750
2006 823 24,767,332,455 248,533,792
2007 445 13,603,160,562 144,427,968
2008 789 56,428,562,502 434,078,550
2009 2,136 85,306,712,071 300,071,438
2010 2,248 76,106,560,543 434,465,854
2011 989 38,205,643,810 499,097,691
2012 971 35,347,798,926 493,719,273
2013 215 23,795,795,650 506,600,826
2014 953 79,660,712,799 1,964,094,100
2015 2,654 129,432,994,878 2,550,063,132
Total 12,850 569,541,524,196 7,659,777,374
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah terjamin yang telah dijamin oleh Perseroan selama tahun 2015 berjumlah 2.654 Terjamin atau naik 178,49% dari tahun 2014 yang berjumlah 953 Terjamin, atau menyumbang sebesar 20,65% dari
total terjamin tahun 2005-2015 sebesar 12.850 orang terjamin.
Sedangkan dilihat dari nilai penjaminan yang telah dilakukan Perseroan tahun 2015 sebesar Rp. 129,432,994,878 atau naik sebesar 62% dari tahun 2014 sebesar Rp. 79,660,712,799, atau menyumbang 22,73% dari total nilai penjaminan tahun
2005-2015 sebesar Rp. 569,541,524,196. Begitu pula dilihat dari perolehan IJP yang diperoleh tahun 2015 adalah sebesar
Rp. 2,550,063,132 atau naik sebesar 29,83% dari tahun 2014 sebesar Rp. 1,964,094,100, atau menyumbang sebesar 33,29% dari total perolehan IJP
tahun 2005-2015 sebesar Rp. 7,659,777,374.
BOARD MANUAL PT. JAMKRIDA RIAU 12
REVISI I - 16/01/2017
Dari gambaran tiga hal tersebut di atas, menunjukkan mulai meningkatnya kegiatan penjaminan Perseroan.
Selanjutnya disampaikan realisasi Terjamin (UMKM), Nilai Penjaminan dan Perolehan IJP tahun 2015 dibandingkan dengan RKAP tahun 2015 sebagai berikut:
Realisasi Jumlah Terjamin 2015 dibanding RKAP 2015
Jenis Penjaminan RKAP 2015
Realisasi 2015
% % RKAP
Produktif 738 1,132 42.65% 153.39%
Non Produktif 530 1522 57.35% 287.17%
- Kredit Konsumtif 200 1,359 51.21% 679.50%
- Kontra Bank Garansi 100 96 3.62% 96.00%
- Surety Bond 230 67 2.52% 29.13%
Jumlah Terjamin 1,268 2,654 100.00% 209.31%
Realisasi Jumlah Nilai Penjaminan 2015 dibanding RKAP 2015
Jenis Penjaminan RKAP 2015 Realisasi 2015 % % RKAP
Produktif 49,500,987,300 51,112,648,617 39.49% 103.26%
Non Produktif 49,188,600,001 78,320,346,261 60.51% 159.22%
- Kredit Konsumtif 34,587,621,010 68,150,402,217 52.65% 197.04%
- Kontra Bank Garansi 2,000,000,000 3,253,641,478 2.51% 162.68%
- Surety Bond 12,600,978,991 6,916,302,566 5.34% 54.89%
Jumlah Nilai
Penjaminan 98,689,587,301 129,432,994,878 100.00% 131.15%
Realisasi Perolehan IJP 2015 dibanding RKAP 2015
Jenis Penjaminan RKAP 2015 Realisasi 2015 % % RKAP
Produktif 1,533,912,332 1,770,463,623 69.43% 115.42%
Non Produktif 1,093,004,335 779,599,509 30.57% 71.33%
- Kredit Konsumtif 975,000,000 692,004,299 27.14% 70.97%
- Kontra Bank Garansi 32,715,004 54,090,419 2.12% 165.34%
- Surety Bond 85,289,331 33,504,791 1.31% 39.28%
Jumlah Perolehan IJP 2,626,916,667 2,550,063,132 100.00% 97.07%
Dilihat dari tabel-tabel tersebut, dapat dijelaskan beberapa hal sebagai berikut : a. Persentase realisasi 2015 bahwa :
- Terjamin untuk penjaminan produktif sebesar 42.65% sedangkan terjamin untuk penjaminan non produktif sebesar 57.35%
- Nilai penjaminan untuk penjaminan produktif sebesar 39.49% sedangkan nilai
penjaminan untuk penjaminan non produktif sebesar 60.51% - Perolehan IJP untuk penjaminan produktif sebesar 69.43% sedangkan
perolehan IJP untuk penjaminan non produktif 30.57%
b. Persentase realisasi dibandingkan RKAP 2015 yang telah ditetapkan :
- Terjamin realisasi 2015 untuk penjaminan produktif sebesar 153.39% sedangkan terjamin realisasi 2015 untuk penjaminan non produktif sebesar 57.35%, dengan total keseluruhan mencapai 209% dari RKAP 2015
BOARD MANUAL PT. JAMKRIDA RIAU 13
REVISI I - 16/01/2017
- Nilai penjaminan realisasi 2015 untuk penjaminan produktif sebesar 103.26% sedangkan nilai penjaminan realisasi 2015 untuk penjaminan non produktif
sebesar 159.22%, dengan total keseluruhan mencapai 131.15% dari RKAP 2015.
- Perolehan IJP realisasi 2015 untuk penjaminan produktif sebesar 115.42% sedangkan perolehan IJP realisasi 2015 untuk penjaminan non produktif 71.33%, dengan total keseluruhan mencapai 97.07% dari RKAP 2015.
Perincian Produksi Penjaminan Kredit Tahun 2015
Penerima Jaminan
Terjamin Nilai Penjaminan Perolehan IJP
Jumlah % Jumlah % Jumlah %
Bank Riau Kepri
1,385 52.19% 86,649,445,890 66.95% 2,126,767,040 83.40%
Sarana Riau
Ventura
208 7.84% 8,577,920,339 6.63% 143,387,760 5.62%
Bank Yudha Bhakti
48 1.81% 4,270,000,000 3.30% 32,623,000 1.28%
BPR
Unisritama 5 0.19% 390,000,000 0.30% 4,758,000 0.19%
Kopkar BRK
845 31.84% 19,375,684,605 14.97% 154,932,122 6.08%
Lainnya 163 6.14% 10,169,944,044 7.86% 87,595,210 3.44%
Jumlah 2,654 100.00% 129,432,994,878 100.00% 2,550,063,132 100.00%
Dilihat dari tabel di atas bahwa penerima jaminan dari Bank Riau Kepri masih dominan dalam produksi penjaminan Perseroan baik dari jumlah terjamin, nilai penjaminan dan perolehan IJP jika dibandingkan dengan penerima jaminan yang lain.
c. Kinerja Keuangan :
Kinerja keuangan ini disusun berdasarkan laporan keuangan yang disajikan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia (PSAK) untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015. Laporan keuangan tersebut telah di
audit oleh auditor independen Drs. S. Sinuraya & rekan dengan memberi opini wajar, selain itu pula juga dilaporkan dan diperiksa oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) serta
dipublikasikan kepada media masa. 1). Pendapatan :
Tahun 2015 PT. Jamkrida Riau memperoleh Imbal jasa penjaminan (IJP) sebesar Rp. 1.203.186.350,00 namun sesuai dengan perhitungan secara accrual basis yang
diakui sebesarRp. 2.640.703.606,00, dimana perincian perbandingan perolehan IJP dan yang menjadi pendapatan operasional 2006-2015 dijelaskan pada tabel sebagai berikut :
BOARD MANUAL PT. JAMKRIDA RIAU 14
REVISI I - 16/01/2017
Pendapatan IJPdan Pendapatan Operasional Tahun 2006-2015
Tahun Pendapatan IJP Pendapatan Operasional
2006 248,533,792.00 90,085,119.00
2007 144,427,968.00 157,235,207.00
2008 434,078,550.00 203,042,732.00
2009 300,071,438.00 800,924,095.13
2010 434,465,854.00 378,247,603.00
2011 499,097,691.00 501,051,892.00
2012 493,484,524.00 453,750,757.00
2013 795,047,028.00 2,761,538,703.36
2014 905,074,711.00 2,996,226,584.67
2015 2,640,703,606.00 4,738,716,729.00
Jika diperhatikan dari tabel di atas, terlihat bahwa perolehan IJP dan pendapatan
operasional perseroansetiap tahunnya mengalami fluktuasi, tahun 2015 ini merupakan pendapatan IJP dan pendapatan operasional tertinggi sejak perseroan beroperasi. Perolehan IJP dari produksi penjaminan kredit tahun 2015 sebesar
Rp. 1.203.186.353,00 ditambah dengan perolehan IJP hasil perhitungan berdasarkan accrual basis sebesar Rp. 1.437.517.256,00 sehingga total IJP sebesar
Rp.2.640.703.606,00. Sedangkan total pendapatan operasional sebesar Rp. 4.738.716.729,00 berasal dari
pendapatan IJP ditambah pendapatan investasi sebesarRp.2.098.013.123,00.
Jika dilihat dari RKAP 2015, dimana pendapatan IJP telah dianggarkan sebesar Rp. 1,200,835,918 dimana realisasi pendapatan IJP tahun 2015 sebesar Rp. 2,640,703,606 maka terjadi pencapaian RKAP sebesar 219.91%
Pendapatan tahun 2010 - 2015
Keterangan 2015 2014 2013 2012 2011 2010
Pendapatan Operasional
4,738,716,729.00 2,996,226,584.67 2,761,538,703.36 453,750,757.00 501,051,892.00 378,247,603.00
Pendapatan non Operasional
88,154,383.00 4,027,000.00 41,949,116.64 1,085,961,039.93 517,143,604.00 505,535,855.37
Total Pendapatan
4,826,871,112.00 3.000.253.584,67 2.803.487.820,00 1,539,711,796.93 1,018,195,496.00 876,626,685.89
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pendapatan perseroan setiap tahunnya cenderung
mengalami kenaikan, pada tahun 2015 mengalami peningkatan dibanding tahun sebelumnya, dimana total pendapatan perseroan pada tahun 2014 sebesar Rp. 3.000.253.584,67 dan pada tahun 2015 naik 60,882% atau menjadi sebesar
Rp. 4.826.871.112,00.
BOARD MANUAL PT. JAMKRIDA RIAU 15
REVISI I - 16/01/2017
2). Biaya : Total Biaya yang dikeluarkan sampai dengan 31 Desember 2015 tercatat sebesar
Rp 2.429.243.251,00 atau lebih besar jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2014 sebesar Rp 1.452.290.009.01,00, sebagai dapat dilihat pada tabel di bawah
ini :
Perkembangan Biaya Tahun 2014 - 2015
Keterangan Tahun 2015 Tahun 2014
Biaya Operasional 2.413.598.076,00 1.451.504.906,01
Biaya non Operasional 15.645.175,00 785.103,00
Total Biaya 2.429.243.251,00 1.452.290.009,01
Kenaikan biaya perseroan tersebut disebabkan adanya peningkatan kegiatan baik operasional maupun non operasional sepertiadanya peningkatan SDM dan kegiatan operasional perusahaan. Dan hal lain yang mendasari adalah regulasi terkait pengakuan
nilai pasar saham dan obligasi yang belum terjual diakui sebagai penurunan nilai wajar asset keuangan, dimana penurunan nilai pasar saham dan obligasi tersebut dikarenakan kondisi politik dan ekonomi Indonesia tahun 2015.
3). Laba :
Laba yang diperoleh sampai dengan 31 Desember 2015 tercatat sebesar Rp.274.298.4998,00, atau turun sebesar 77,16% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2014 sebesar Rp. 1.200.744.998,00. Berikut disampaikan
perkembangan laba perseroan dari tahun 2006 sampai dengan 2015 sebagaimana tergambar pada tabel di bawah ini:
Perkembangan Laba Tahun 2006 - 2015
Jika dilihat pada tabel terlihat jelas perkembangan perusahaan, dimana setiap tahunnya
terus mengalami laba walaupun terjadi fluktuasi.Tahun 2015 merupakan perolehan laba perseroan mengalami penurunan dibandingkan tahun 2014, hal tersebut disebabkan karena adanya peningkatan pembayaran klaim, penurunan nilai wajar asset keuangan
Tahun Laba (Rugi)
2006 213.549.829,00
2007 149.428.249,61
2008 362.949.809,58
2009 684.602.864,42
2010 463.450.546,00
2011 119.934.355,00
2012 1.000.831.435,27
2013 1.813.960.715,31
2014 1.200.744.998,00
2015 274.298.498,00
BOARD MANUAL PT. JAMKRIDA RIAU 16
REVISI I - 16/01/2017
yang disebabkan menurunnya nilai pasar saham dan obligasi serta pembentukan cadangan klaim sebagaimana yang disyaratkan oleh Otoritas Jasa Keuangan.
4). Perkembangan Aset :
Perkembangan aset PT. Jamkrida Riau sampai dengan 31 Desember 2015 mencapai Rp. 29.657.472.409,00 atau mengalami penurunan sebesar 1,67% dibandingkan dengan 31 Desember 2014 yang berjumlah Rp 30.162.256.887,00,perincian mengenai
asset perseroan disampaikan sebagai berikut :
Tabel 8 : Total Aset, Total Ekuitas dan Total Kewajiban
5). Ratio Keuangan : a. Rasio Likuiditas :
Rasio lancar merupakan perbandingan antara asset lancar dan hutang lancar. Rasio
lancar PT Jamkrida Riau pada tahun 2015 adalah 3.285,10% jika dibandingkan
dengan tahun 2014, rasio lancar mengalami penurunan, dimana pada tahun 2014
rasio lancarnya adalah sebesar 4.157,68%.
b. Rasio Solvabilitas : Rasio solvabilitas merupakan perbandingan antara total asset dan total hutang.
Rasio solvabilitas PT Jamkrida Riau pada tahun 2015 adalah
1.863,96% jika dibandingkan dengan tahun 2014, rasio solvabilitas mengalami
peningkatan, dimana pada tahun 2014 rasio solvabilitasnya adalah sebesar
1.704,26%.
c. Debt to equity ratio : Debt to equity ratio merupakan perbandingan antara total hutang dan total ekuitas.
Debt to equity ratio PT Jamkrida Riau pada tahun 2015 adalah 5,67%, jika
dibandingkan dengan tahun 2014, rasio hutang mengalami penurunan dimana pada
tahun 2014 rasio hutang adalah 6,23%.
d. Return on Asset (ROA) : ROA merupakan perbandingan antara laba bersih dan total aset.ROAPT Jamkrida
Riau pada tahun 2015 adalah 0,92%, jika dibandingkan dengan tahun 2014, ROA
mengalami penurunan dimana pada tahun 2014 ROA adalah 3,98%.
Tahun Total Aset Total Ekuitas Total Kewajiban
2006 4.005.932.036,00 3.773.406.979,00 232.525.056,00
2007 6.853.840.901,17 6.641.431.607,61 212.409.293,56
2008 7.441.521.689,19 6.961.304.417,58 480.217.271,61
2009 7.999.462.576,73 7.589.957.472,42 409.505.104,31
2010 8.100.224.890,00 7.572.788.446,00 430.298.219,54
2011 17.766.784.677,00 17.238.855.352,00 527.899.425,00
2012 27.775.567.078,81 27.132.430.472,14 643.136.606,67
2013 28.760.766.678,20 28.120.162.996,21 640.603.681,99
2014 30.162.256.886,61 28.392.444.803,21 1.769.812.083,40
2015 29.657.472.409,00 28.066.370.803,00 1.591.101.607,00
BOARD MANUAL PT. JAMKRIDA RIAU 17
REVISI I - 16/01/2017
e. Return on Equity (ROE) :
ROE merupakan perbandingan antara laba bersih dan total ekuitas.ROEPT Jamkrida
Riau pada tahun 2015 adalah 0,98%, jika dibandingkan dengan tahun 2014, ROE
mengalami penurunan dimana pada tahun 2014 ROE adalah 4,23%.
f. Gearing Ratio : Gearing Ratio merupakan perbandingan antara outstanding kredit yang dijamin
dengan jumlah ekuitas Perusahaan. Pada tahun 2014, Gearing Ratio untuk usaha produktif adalah sebesar 3,85 kali dan Gearing Ratio untuk usaha non produktif
adalah sebesar 3,57 kali. Sesuai ketentuan yang berlaku, gearing ratio untuk usaha produktif maksimal adalah 10 kali, sedangkan untuk usaha non produktif maksimal adalah 30 kali. Dengan demikian PT. Jamkrida Riau masih memenuhi ketentuan
yang berlaku dan masih mempunyai kelonggaran untuk melakukan penjaminan.
g. Penyertaan Modal dan Investasi : Tahun 2015 tidak ada penambahan penyertaan modal dari Pemegang Saham,modal disetor yang dimiliki perseroan per 31Desember 2015 sama dengan
tahun 2014 yaitu sebesar Rp. 25.814.000.000, adapun perincian komposisi pemegang saham adalah sebagai berikut :
Komposisi Pemegang Saham Perseroan
No Pemegang Saham Tahun 2014 Tambahan
Modal Tahun 2015
1. Pemerintah Provinsi Riau 25,463,000,000 0 25,463,000,000
2. PT. Pengembangan Investasi Riau 293,000,000 0 293,000,000
3. PT. Sarana Riau Ventura 58,000,000 0 58,000,000
Jumlah 25,814,000,000 0 25,814,000,000
Dari modal disetor tersebut kemudian diinvestasikan dalam bentuk deposito, saham dan obligasi, dengan perincian sebagai berikut : a. Deposito sebesar RP. 19.600.000.000,-
b. Saham sebesarRp. 1.002.637.500,- c. Obligasi Korporasi sebesar Rp. 4.873.080.000,-
Berdasarkan Peraturan OJK Nomor 6/POJK.05/2014 tentang Penyelenggaraan Usaha Lembaga Penjaminan, dijelaskan bahwa perusahaan penjaminan kredit
dapat melakukan investasi dalam bentuk : a. Deposito
b. Surat Berharga Negara dan/atau Surat Berharga Syariah Negara c. Surat Berharga dan/atau Surat Berharga Syariah yang diterbitkan Bank
Indonesia.
d. Obligasi Korporasi dan/atau sukuk korporasi yang masuk peringkat investasi (investment grade).
e. Saham yang tercatat di Bursa Efek Indonesia f. Reksadana dan/atau reksadana syariah g. Efek beragun aset yang tercatat di Bursa Efek Indonesia
h. Penyertaan langsung pada perusahaan di sektor jasa keuangan di Indonesia
BOARD MANUAL PT. JAMKRIDA RIAU 18
REVISI I - 16/01/2017
Untuk itu kinerja investasi perseroan dari sisi pendapatan operasional dapat ditingkatkan dengan tetap menjaga keamanan dan kehati-hatian investasi agar
tidak menimbulkan kerugian bagi perseroan.
h. Kontribusi dan Kewajiban : Semakin membaiknya kinerja usaha PT. Jamkrida Riau, menyebabkan perseroan mampu memenuhi kewajiban-kewajibannya kepada ke berbagai
pihak, baik kepada para pemegang saham, perbankan, perpajakan serta pihak-pihak lainnya :
Perkembangan Laba (Rugi) & Pembagian Deviden tahun 2006 - 2015
Tahun Buku Laba (Rugi) Deviden Bentuk Deviden
2006 213.549.829,00 178.000.000,00 Deviden saham
2007 149.428.249,61 121.000.000,00 Deviden saham
2008 362.949.809,58 307.000.000,00 Deviden saham
2009 684.602.864,42 320.667.408,00 Deviden tunai
2010 463.450.546,00 417.105.491,00 Deviden tunai
2011 119.934.356,00 107.940.920,00 Deviden tunai
2012 1.000.831.435,00 750.623.576,45 Deviden tunai
2013 1.707.660.283,31 1.280.745.212,00 Deviden tunai
2014 1.200.744.998,25 900.558.749,00 Deviden tunai
2015 274.298.498,00 Menunggu Hasil Keputusan RUPS
Perlu kami jelaskan dari data tabel bahwa sejak tahun 2005 beroperasi, perusahaan terus mengalami laba, walaupun nilai laba tersebut mengalami fluktuasi.
Mengenai pembayaran klaim atas kredit macet merupakan kewajiban perusahaan penjaminan untuk menutup kerugian pihak Penerima Jaminan.
Perbandingan antara pembayaran klaim dengan penerimaan Imbal Jasa Penjaminan (IJP) disebut dengan Claim Ratio, pada tahun 2013 adalah sebesar
0%, dimana tidak terdapat pembayaran klaim sedangkan IJP yang diperoleh sebesar Rp. 795.047.028. Sama dengan tahun sebelumnya claim ratio tahun 2012 adalah 0%, tidak terdapat pembayaran klaim, sedangkan IJP yang
diperoleh sebesarRp.453.750.757. Nilai claim ratio tersebut menunjukan pendapatan atas usaha penjaminan yang dilakukan masih dapat menutup
kerugian atas usaha penjaminan yang dijalankan.
BOARD MANUAL PT. JAMKRIDA RIAU 19
REVISI I - 16/01/2017
Perkembangan Klaim dan Recovery tahun 2005 - 2015
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa klaim yang telah dibayar perseroan yaitu pada tahun 2007, 2009, 2010,2011 dan 2015 sebesar Rp. 2.566.295.150 sedangkan pengembalian (recovery) hanya baru sebesar Rp. 78.776.264,
semua hal tersebut terjadi pada saat perseroan masih bekerjasama dengan PT. Askrindo yang telah habis perjanjian kerjasama penjaminan kredit per 23
Desember 2012. Untuk itu perseroan terus mengejar pengembalian (recovery) atas klaim yang telah dibayarkan kepada PT. Askrindo dan Bank Riau Kepri.
i. Kerjasama : a) Pada 27 Juni 2013 dilakukan penandatangan Perjanjian Kerjasama
Penjaminan Pembiayaan dengan PT Sarana Riau Ventura Nomor. 001/PKS-
PK/JR/VI-2013 dan 229A/SRV-DIR/VI/2013. b) Pada 8 Juli 2013 dengan dilakukan penandatangan Perjanjian Kerjasama
Penjaminan Kredit Nomor. 002/PKS-PK/VII-2013 dan 64/PKS/2013 dan Perjanjian Kerjasama Penjaminan Garansi Bank dengan Bank Riau Kepri.
c) Pada tanggal 2 September 2014 dilakukan penandatangan Perjanjian
kerjasama Penjaminan Kredit dengan PT. Bank Yudha Bhakti nomor 004/PKS-PK/IX-2014 dan 0966/BYB-PKU/IX/2014.
d) Pada tanggal 24 November 2014 dilakukan penandatangan Kerjasama Penjaminan Kredit dengan Dinas Koperasi dan UMKM Kota Pekanbaru.
e) Pada tanggal 19 Oktober 2015 dilakukan penandatanganan Perjanjian
Kerjasama Penjaminan Kredit dengan PT. Bank Perkreditan Rakyat Unisritama Nomor. 007/PKS-PK/JR/X-2015 dan 004/KRD/X/2015.
f) Pada tanggal 17 Desember 2015 dilakukan penandatanganan Nota
Kesepahaman Bersama (Memorandum of Understanding) dengan Lembaga Pengelola Dana Bergulir Nomor. 008/MoU/PK/JR-XII/2015 dan
56/MoU/LPDB/2015. g) Pada tanggal 17 Desember 2015 dilakukan penandatanganan Perjanjian
Kerjasama Penjaminan Kredit dengan Lembaga Pengelola Dana Bergulir
Nomor. 009/PKS-PK/JR-XII/2015 dan 75/PKS/LPDB/2015. h) Pada tanggal 29 Desember 2015 dilakukan penandatanganan Perjanjian
Kerjasama Penempatan Penjaminan Ulang (Regaransi/Reasuransi) untuk Produk Penjaminan Kredit dengan PT. Igna Asia Reinsurance Broker Nomor. 010/PKS-REGAR/JR-XII/2015 dan 017/PKS/JK-RIAU/12/2015.
Tahun Pembayaran Klaim Recovery
2005 - -
2006 - -
2007 46.053.539 -
2008 - -
2009 294.538.390 33.750.000
2010 63.902.575 -
2011 580.964.754 45.026.264
2012 - -
2013 - -
2014 - -
2015 1.580.835.892 -
Total 2.566.295.150 78.776.264
BOARD MANUAL PT. JAMKRIDA RIAU 20
REVISI I - 16/01/2017
i) Pada tanggal 30 Desember 2015 dilakukan penandatanganan Perjanjian Kerjasama Penjaminan Pinjaman Anggota Koperasi dengan Koperasi
Karyawan Bank Riau Nomor. 011/PKS-PK/JR/XII-2015 dan 02/SPK-KKBR/XII/2015.
j. Sumber Daya Manusia :
Karyawan merupakan aset terpenting dalam meningkatkan produktifitas dan
kontinuitas perusahaan, sehingga perlu dilakukan pengembangan dan peningkatan terhadap kualitas, loyalitas dan semangat kerja karyawan.
Perseroan mempunyai komitmen yang tinggi untuk selalu meningkatkan kualitas karyawannya. Salah satu sarana peningkatan kualitas dilakukan melalui
program pelatihan dan pendidikan karyawan. Agar memberikan manfaat yang optimal sesuai kebutuhan Perusahaan dengan tetap memperhatikan kemampuan finansial Perusahaan, maka program pelatihan dan pendidikan
disusun dengan mengacu pada prinsip-prinsip sebagai berikut: 1). Berbasis Kompetensi
Program pelatihan mengacu pada kebutuhan kompetensi sesuai job
description masing-masing karyawan.
2). Berjenjang
Program pelatihan dilakukan secara berjenjang sesuai tingkatan
kebutuhan/tuntutan tugas, tanggung jawab dan jabatan karyawan.
3). Berkelanjutan
Program pelatihan dilakukan secara berkesinambungan baik dari segi
materi (materi level terendah sampai level tertinggi) maupun dari segi
kontinuitasnya.
Program pendidikan dan pelatihan yang telah dilaksanakan pada tahun 2015,
sebagai berikut :
No Tanggal Pelatihan/Workshop Penyelenggara Tempat Peserta
1. 06/04/15 Training-Ahli Manajemen
Risiko Organisasi Terintegrasi.
Lembaga Sertifikasi
Profesi Manajemen Risiko (LSPMR)
Jakarta Sudisman
2. 08/04/15 Penyusunan Struktur dan Skala Upah serta Tunjangan.
PPM Manajemen Jakarta Mainani
3. 31/04/15 Workshop Perlindungan Konsumen 2015.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
Bukittinggi Herman Boedoyo
4. 01/09/15 Workshop Case Management. OJK Jakarta Purwanto
5. 03/09/15 Workshop Pengembangan Kompetensi SDM Perusahaan Penjaminan.
OJK Jakarta Herman Boedoyo
6. 09/06/15 Workshop Reasuransi. ReINDO Jakarta Herman Boedoyo
BOARD MANUAL PT. JAMKRIDA RIAU 21
REVISI I - 16/01/2017
7. 28/10/15 Workshop Pengembangan Kompetensi Perusahaan Penjaminan.
OJK Jakarta Mainani
8. 28/10/15 Workshop Pengembangan Kompetensi Perusahaan Penjaminan.
OJK Jakarta Purwanto
9. 25/11/15 Konferensi Nasional Profesional Manajemen Risiko III.
LSPMR Batam Herman Boedoyo
Sebagai bentuk apresiasi atas kinerja karyawan, maka Perseroan telah menerapkan sistem pemberian insentif kepada karyawan.Selain hal tersebut,
Perseroan juga memberikan benefit kepada karyawan berupa bonus sebagai bentuk apresiasi Perusahaan atas kinerja tahunannya.
Pendapatan karyawan terdiri dari:
1). Kompensasi, yang meliputi :
Penghasilan Rutin, terdiri dari komponen Gaji Pokok : Uang Makan, Tunjangan Transportasi dan Tunjangan Jabatan.
Penghasilan Non Rutin, berupa antara lain : Uang Lembur, Tunjangan
Hari Raya (THR), bila target perusahaan dapat tercapai atau terlampaui dengan tujuan untuk merangsang peningkatan produktivitas, kinerja dan motivasi kerja karyawan.
2). Fasilitas : Pemberian fasilitas kepada karyawan dimaksudkan untuk memberikan
jaminan kesejahteraan dan keamanan masa depan, meliputi :
Pengobatan bagi karyawan beserta keluarga Tunjangan Hari Tua (THT)/Pesangon, dibayarkan berdasarkan Gaji
Pokok, sesuai kontribusi masa kerja. Asuransi Kesehatan. BPJS
Program Dana Pensiun 3). Olahraga :
Pelaksanaan dimaksud sebagai implementasi dari pembinaan Sumber Daya
Manusia melalui kegiatan olah raga guna membentuk karyawan yang
sehat jasmani dan rohani serta terciptanya hubungan yang harmonis
sesama karyawan dan mitra kerja perusahaan.
4). Penghargaan : Penghargaan yang diberikan kepada karyawan berupa penghargaan masa
kerja, pengabdian dan prestasi kerja.
I. OPINI ATAS LAPORAN KEUANGAN Menurut opini Kantor Akuntan Drs. S. Sinuraya & Rekan, laporan keuangan menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan PT. Penjaminan Kredit
Daerah Provinsi Riau tanggal 31 Desember 2015, serta kinerja keuangan dan arus kas, untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut sesuai Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik
BOARD MANUAL PT. JAMKRIDA RIAU 22
REVISI I - 16/01/2017
BAB II
KOMISARIS
A. FUNGSI : Komisaris merupakan salah satu dari organ Perusahaan yang bertugas untuk melakukan
pengawasan secara umum dan/atau khusus sesuai dengan Anggaran Dasar Perusahaan serta memberikan nasihat kepada Direksi dalam menjalankan kepengurusan
Perusahaan.Pengawasan Komisaris meliputi pengawasan atas kebijakan Direksi dalam melakukan pengurusan Perusahaan, serta jalannya pengurusan tersebut secara umum, baik mengenai Perusahaan maupun usaha Perusahaan. Pengawasan dan nasihat yang
dilakukan Komisaris harus bertujuan untuk kepentingan Perusahaan dan sesuai dengan maksud dan tujuan Perusahaan.
Tahapan fungsi pengawasan dari Komisaris yaitu: 1. Memberikan pengarahan dan petunjuk kepada Direksi serta memberikan masukan
kepada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS); 2. Memastikan nasehat telah dijalankan serta dipenuhinya ketentuan dalam peraturan
Perundang-undangan dan Anggaran Dasar yang berlaku.
Pedoman Umum Pengawasan Komisaris:
1. Pengawasan dilakukan oleh Komisaris terhadap kebijakan pengurusan, jalannya pengurusan pada umumnya, baik mengenai Perusahaan maupun usaha Perusahaan dan memberi nasihat kepada Direksi;
2. Pengawasan dilakukan untuk menjaga keseimbangan kepentingan semua pihak, khususnya kepentingan pemegang polis, tertanggung, peserta, dan/atau pihak
yang berhak memperoleh manfaat; 3. Pengawasan tidak boleh berubah menjadi tugas pelaksanaan tugas-tugas eksekutif,
karena pelaksanaan tugas-tugas eksekutif Perusahaan merupakan kewenangan
Direksi; 4. Pengawasan harus dilaksanakan kepada keputusan-keputusan yang sudah diambil
(ex post facto) atau terhadap putusan-putusan yang akan diambil (preventive basis);
5. Pengawasan dilakukan bukan hanya dengan menerima informasi dari Direksi dan
RUPS, tetapi juga dapat dilakukan dengan mengambil tindakan-tindakan lain sesuai informasi dari sumber lain, dimana tindakan tersebut harus dilakukan secara kolektif;
6. Pengawasan dilakukan tidak hanya dengan sekedar menyetujui atau tidak menyetujui terhadap tindakan-tindakan yang memerlukan persetujuan Komisaris,
tetapi pengawasan dilakukan dengan mencakup semua aspek bisnis dan aspek operasional dari Perusahaan.
B. KOMPOSISI DAN PERSYARATAN KOMISARIS.
1. Komposisi Komisaris : Komposisi Komisaris terdiri atas 1 orang. Komposisi tersebut dapat berubah sesuai
kebutuhan Perusahaan dengan keputusan RUPS berdasarkan hasil kajian dan rekomendasi yang dilaksanakan oleh Komite Nominasi dan Remunerasi (jika ada).
BOARD MANUAL PT. JAMKRIDA RIAU 23
REVISI I - 16/01/2017
2. Persyaratan : Terdapat 2 (dua) persyaratan yang harus dipenuhi oleh seorang calon Komisaris.
Persyaratan tersebut mencakup persyaratan umum, yang merupakan persyaratan dasar yang ditetapkan oleh peraturan Perundang-undangan yang berlaku dan
persyaratan khusus, yang merupakan persyaratan yang disesuaikan dengan kebutuhan dan sifat bisnis Perusahaan sebagai Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang bergerak di sektor penjaminan.
a. Persyaratan Umum :
Komisaris adalah orang perseorangan yang :
1). Bukan berasal dari pegawai atau pejabat aktif lembaga pembina dan pengawas usaha penjaminan, Otoritas Jasa Keuangan;
2). Bukan mantan pegawai/pejabat lembaga pembina dan pengawas usaha penjaminan Otoritas Jasa Keuangan apabila yang bersangkutan berhenti bekerja dari lembaga tersebut kurang dari 6 (enam) bulan, yang:
a). Memahami peraturan perundang-undangan yang terkait dengan aktivitas Bisnis Perusahaan dan peraturan perundang-undangan lain
yang relevan; b). Mampu melaksanakan perbuatan hukum; c). Mampu bekerjasama sebagai anggota Dewan;
d). Tidak pernah dinyatakan pailit oleh Pengadilan; e). Tidak pernah menjadi anggota Direksi, Anggota Dewan Komisaris dari
suatu: • Perusahaan Penjaminan yang dikenakan sanksi pembatasan
kegiatan usaha dalam jangka waktu 3 (tiga) tahun sebelum
pengangkatan; • Perusahaan di bidang jasa keuangan yang dicabut izin usahanya
karena melakukan pelanggaran dalam jangka waktu 3 (tiga)
tahun sebelum pengangkatan; • Perusahaan dibidang jasa keuangan atau dibidang non jasa
keuangan yang dinyatakan pailit dan telah berkekuatan hukum tetap dalam jangka waktu 5 (lima) tahun sebelum pengangkatan; dan/atau
• Perusahaan yang mengalami kerugian yang disebabkan kesalahan atau kelalaiannya dalam jangka waktu 5 (lima) tahun sebelum
pengangkatan. 3). Tidak pernah menjadi Direktur atau Komisaris yang dinyatakan bersalah
menyebabkan suatu perusahaan dinyatakan pailit;
4). Tidak pernah dihukum karena melakukan perbuatan pidana yang merugikan keuangan negara dalam waktu 5 (lima) tahun sebelum pengangkatannya;
5). Tidak mempunyai hubungan keluarga sedarah sampai dengan derajat ketiga, baik menurut garis lurus maupun garis ke samping atau hubungan
semenda (menantu atau ipar) dengan Komisaris dan/atau Direktur lainnya; 6). Tidak boleh merangkap jabatan lain sebagai Direktur pada Badan Usaha
Milik Negara (BUMN), Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dan Badan Usaha
Milik Swasta atau jabatan lain yang berhubungan dengan pengurusan Perusahaan (jabatan eksekutif di perusahaan lain);
7). Tidak boleh merangkap jabatan lain yang dapat menimbulkan benturan kepentingan secara langsung atau tidak langsung dengan PT. Jamkrida Riau (Persero) dan/atau yang bertentangan dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku;
BOARD MANUAL PT. JAMKRIDA RIAU 24
REVISI I - 16/01/2017
8). Memiliki komitmen untuk menyediakan waktu yang memadai; 9). Memiliki integritas dan reputasi yang baik, yaitu tidak pernah secara
langsung maupun tidak langsung terlibat dalam perbuatan rekayasa dan praktik-praktik menyimpang, cedera janji serta perbuatan lain yang
merugikan perusahaan dimana yang bersangkutan bekerja atau pernah bekerja;
10). Memiliki kompetensi, yaitu kemampuan dan pengalaman dalam bidang
yang relevan dengan tugas dan kewajiban Komisaris; 11). Memiliki kemampuan untuk mempertimbangkan dan menganalisa suatu
masalah secara memadai dan independen;
12). Memiliki akhlak dan moral yang baik; 13). Memiliki komitmen untuk mematuhi peraturan Perundang-undangan yang
berlaku; 14). Memiliki pengetahuan di bidang penjaminan yang memadai dan relevan
dengan jabatannya;
15). Memenuhi persyaratan Kemampuan dan Kepatutan yang dilakukan oleh lembagapembina dan pengawas usaha penjaminan Otoritas Jasa
Keuangan. 16). Dilarang merangkap jabatan sebagai anggota Direksi, anggota Dewan
Komisaris atau anggota Dewan Pengawas Syariah pada lebih dari (1)
perusahaan lain.
b. Persyaratan Khusus : Persyaratan khusus yang dimaksud merupakan rincian dari kompetensi dan hal-hal lain yang disyaratkan bagi Komisaris sesuai kebutuhan Perusahaan.
Persyaratan khusus menjadi salah satu substansi dari sistem dan prosedur nominasi serta seleksi yang dikembangkan oleh Komisaris atau Komite Nominasi dan Remunerasi yang diajukan kepada RUPS untuk disahkan.
c. Masa Jabatan :
1). Komisaris diangkat untuk masa jabatan 5 (lima) tahun terhitung sejak tanggal yang ditetapkan oleh RUPS yang mengangkatnya dan berakhir pada penutupan RUPS yang ke-5 (kelima) setelah tanggal
pengangkatannya, dengan tidak mengurangi hak RUPS untuk memberhentikan Komisaris sewaktu-waktu sebelum masa jabatannya
berakhir dengan menyebutkan alasannya, antara lainjika Anggota Komisaris tersebut tidak dapat melaksanakan tugasnya dengan baik, tidak melaksanakan Peraturan Perundang-undangan dan/atau ketentuan
anggaran dasar, terlibat dalam tindakan yang merugikan Perseroan dan/atau Negara yang disebabkan kelalaian atau kesalahan oleh Komisaris yang bersangkutan, dinyatakan bersalah dengan putusan pengadilan yang
telah mempunyai kekuatan hukum tetap, dan/atau mengundurkan diri; 2). Masa jabatan Komisaris berakhir apabila :
a). Masa jabatannya berakhir; b). Mengundurkan diri; c). Tidak lagi memenuhi persyaratan Perundang-undangan yang berlaku;
d). Meninggal dunia; e). Diberhentikan berdasarkan keputusan RUPS.
3). Komisaris dapat diberhentikan sementara waktu oleh RUPS jika mereka bertindak bertentangan dengan AnggaranDasar atau melalaikan kewajibannya atau terdapat alasan yang mendesak bagi Perusahaan.
BOARD MANUAL PT. JAMKRIDA RIAU 25
REVISI I - 16/01/2017
Pemberhentian sementara itu harus diberitahukan secara tertulis kepada yang bersangkutan disertai dengan alasannya;
4). Dalam waktu 30 (tiga puluh) hari setelah pemberhentian sementara itu, harus diadakan RUPS Luar Biasa yang akan memutuskan apakah Komisaris
yang bersangkutan akan diberhentikan seterusnya atau dikembalikan kepada kedudukannya semula. Kepada Komisaris yang bersangkutan diberikan kesempatan untuk hadir dan membela diri;
5). Dalam hal pemberhentian sementara Komisaris, RUPS Luar Biasa tidak diadakan dalam waktu 30 (tiga puluh) hari setelah pemberhentian sementara itu, maka pemberhentian sementara itu batal demi hukum;
6). Komisaris berhak mengundurkan diri dari jabatannya dengan memberitahukan secara tertulis mengenai maksudnya tersebut kepada
Pemegang Saham dengan tembusan kepada Direksi Perusahaan sekurang-kurangnya 30 (tiga puluh) hari sebelum tanggal pengunduran dirinya;
7). Dalam waktu 30 (tiga puluh) hari setelah diterimanya surat pengunduran
diri, harus diadakan RUPS Luar Biasa untuk menetapkan pengunduran diri tersebut, namun apabila Perusahaan tidak menyelenggarakan RUPS Luar
Biasa dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari tersebut maka pengunduran diri dari Komisaris menjadi sah tanpa memerlukan persetujuan RUPS;
8). Komisaris yang mengundurkan diri tersebut tetap dimintakan pertanggung-
jawabannya sejak pengangkatannya sampai tanggal penetapan pengunduran dirinya dalam RUPS berikutnya;
9). Apabila Komisaris berhenti atau diberhentikan sebelum masa jabatannya berakhir, maka masa jabatan penggantinya adalah sisa masa jabatan Komisaris yang digantikannya;
10). Setelah masa jabatannya berakhir, Komisaris dapat diangkat kembali oleh RUPS untuk 1 (satu) kali masa jabatan;
11). Pengangkatan Komisaris tidak bersamaan waktunya dengan pengangkatan
Direksi. Penunjukkan kembali akan ditentukan berdasarkan kebutuhan Perusahaan.
3. Program Pengenalan dan Pendalaman Pengetahuan
a. Program Pengenalan :
Dengan latar belakang Komisaris yang berasal dari berbagai pihak yang mewakili Pemegang Saham, maka keberadaan Program Pengenalan sangat penting untuk dilaksanakan dengan tujuan memperoleh pemahaman yang
sama terhadap Perusahaan agar dapat melakukan fungsi pengawasan dan pemberian nasihat kepada Direksi.
Pelaksanaan Program Pengenalan meliputi hal-hal sebagai berikut: 1). Program Pengenalan mengenai Perusahaan wajib diberikan kepada
Komisaris yang baru pertama kali menjabat di Perusahaan; 2). Penanggung jawab atas program pengenalan ini adalah Sekretaris
Perusahaan atau siapapun yang menjalankan fungsi sebagai Sekretaris
Perusahaan; 3). Materi yang diberikan pada Program Pengenalan meliputi hal-hal sebagai
berikut: a). Gambaran mengenai Perusahaan berkaitan dengan tujuan, sifat,
lingkup kegiatan, kinerja keuangan dan operasi, strategi, rencana
BOARD MANUAL PT. JAMKRIDA RIAU 26
REVISI I - 16/01/2017
usaha jangka pendek dan jangka panjang, posisi kompetitif, risiko dan berbagai masalah strategis lainnya;
b). Pelaksanaan prinsip-prinsip Good Corporate Governance oleh Perusahaan;
c). Tanggung-jawab hukum Komisaris; d). Penjelasan yang berkaitan dengan kewenangan yang didelegasikan,
Audit Internal dan Audit Eksternal, Sistem dan Kebijakan Pengendalian
Internal serta tugas dan peran Komite Audit dan komite-komite lain yang dibentuk oleh Komisaris;
e). Penjelasan mengenai hubungan kerja, tugas dan tanggung-jawab
Komisaris dan Direksi; 4). Program Pengenalan yang diberikan dapat berupa presentasi, pertemuan
atau kunjungan ke fasilitas Perusahaan, perkenalan dengan para Kepala Divisi, Kepala Bagian, Kepala Cabang dan Karyawan di Perusahaan serta program lainnya berdasarkan kebutuhan Komisaris yang bersangkutan dan
tetap mengedepankan akuntabilitas dan efisiensi biaya.
b. Program Pendalaman Pengetahuan : Program Pendalaman Pengetahuan merupakan salah satu program penting agar Komisaris dapat selalu memperbaharui informasi tentang perkembangan
terkini dari Aktivitas Bisnis Perusahaan dan pengetahuan-pengetahuan lain yang terkait dengan pelaksanaan tugas Komisaris.
Pelaksanaan Program Pendalaman Pengetahuan Komisaris meliputi hal-hal sebagai berikut:
a). Program Pendalaman Pengetahuan dilaksanakan dalam rangka meningkatkan efektivitas kerja Komisaris dan dimasukkan dalam Rencana Kerja dan Anggaran Komisaris;
b). Setiap Anggota Komisaris yang mengikuti Program Pendalaman Pengetahuan seperti seminar, pelatihan diwajibkan untuk menyajikan
presentasi dalam rangka berbagi informasi dan pengetahuan Program Peningkatan Kapabilitas antara lain:
a). Pengetahuan terkait dengan prinsip-prinsip hukum korporasi dan updating peraturan perundang-undangan yang berhubungan dengan kegiatan usaha
Perusahaan, serta sistem pengendalian internal; b). Pengetahuan berkaitan dengan manajemen strategis dan formulasinya; c). Pengetahuan berkaitan dengan manajemen risiko;
d). Pengetahuan terkait dengan pelaporan keuangan yang berkualitas.
C. ETIKA JABATAN Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya Komisaris harus selalu melandasi diri dengan etika jabatan. Etika jabatan Komisaris meliputi namun tidak terbatas pada hal-hal sebagai berikut:
1. Etika berkaitan dengan Keteladanan :
a. Komisaris harus mendorong terciptanya perilaku etis dan menjunjung the highest ethical standard di Perusahaan, salah satu caranya adalah dengan menjadikan dirinya sebagai teladan yang baik bagi Direksi dan Karyawan
Perusahaan;
BOARD MANUAL PT. JAMKRIDA RIAU 27
REVISI I - 16/01/2017
b. Komisaris harus memenuhi syarat kemampuan dan integritas, sehingga pelaksanaan fungsi pengawasan dan pemberian nasihat untuk kepentingan
Perusahaan dapat dilaksanakan dengan baik; c. Melaksanakan tugas secara amanah, berdedikasi tinggi, menjunjung kejujuran
sebagai nilai tinggi, yaitu jujur dalam menyatakan pendapatnya, baik secara lisan maupun tertulis, serta dalam sikap dan tindakan;
d. Toleransi dalam sikap dan tindakan, santun dalam menyatakan pendapat, baik
secara lisan maupun tertulis; e. Menghormati keputusan Pemegang Saham dan/atau RUPS; f. Memiliki orientasi untuk memberikan nilai tambah kepada Perusahaan;
g. Terus-menerus meningkatkan pengetahuan dan pemahamannya mengenai masalah yang berkaitan dengan pengawasan dan pemberian nasihat kepada
Direksi dalam pengurusan Perusahaan; h. Mengambil sikap, menyampaikan pendapat, dan melakukan tindakan sebagai
pribadi, yang bersangkutan harus secara jelas dan tegas menyatakan bahwa
sikap, pendapat atau tindakannya itu adalah sebagai pribadi; i. Mengambil sikap, pendapat dan tindakan harus didasarkan atas unsur
obyektivitas, profesional dan independen demi kepentingan Perusahaan yang seimbang dengan kepentingan para Pemangku Kepentingan;
j. Dalam menjalankan tugas dan kewajibannya menempatkan kepentingan
Komisaris secara keseluruhan, di atas kepentingan pribadi.
2. Etika berkaitan dengan Kepatuhan terhadap Peraturan Perundang undangan : Komisaris wajib mematuhi peraturan Perundang-undangan yang berlaku, Anggaran
Dasar dan Panduan Good Corporate Governance serta kebijakan Perusahaan yang telah ditetapkan.
3. Etika berkaitandengan Keterbukaan danKerahasiaan Informasi : Komisaris harus mengungkapkan informasi sesuai dengan ketentuan peraturan
Perundang-undangan yang berlaku dan selalu menjaga kerahasiaan informasi yang dipercayakan kepadanya termasuk rahasia Perusahaan dan rahasia pemegang polis Perusahaan (Terjamin) sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku serta kebijakan Perusahaan.
4. Etika berkaitan dengan Peluang Perusahaan dan Keuntungan Pribadi : Selama menjabat, Komisaris tidak diperkenankan untuk: a. Mengambil peluang bisnis Perusahaan untuk dirinya sendiri;
b. Mengambil keuntungan pribadi dari kegiatan Perusahaan, selain gaji dan fasilitas yang diterimanya sebagai Komisaris Perusahaan, yang ditentukan oleh RUPS;
c. Menggunakan aset Perusahaan, informasi Perusahaan atau jabatannya selaku Komisaris untuk kepentingan pribadi yang bertentangan dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan serta kebijakan Perusahaan yang berlaku.
5. Etika berkaitan dengan Benturan Kepentingan :
Benturan kepentingan adalah suatu kondisi tertentu di mana kepentingan Komisaris bertentangan dengan kepentingan Perusahaan untuk meraih laba, meningkatkan
nilai, mencapai visi dan menjalankan misi serta arahan Rapat Umum Pemegang Saham, yang pada akhirnya akan merugikan Perusahaan.
Atas hal tersebut, maka Komisaris hendaknya senantiasa:
BOARD MANUAL PT. JAMKRIDA RIAU 28
REVISI I - 16/01/2017
a. Menghindari terjadinya benturan kepentingan; b. Tidak melakukan transaksi yang mempunyai benturan kepentingan dengan
kegiatan Perusahaan; c. Mengisi daftar khusus yang berisikan kepemilikan sahamnya dan/atau
keluarganya pada Perusahaan maupun perusahaan lain, termasuk bila tidak memiliki kepemilikan saham, serta secara berkala setiap akhir tahun melakukan pembaharuan (updating) dan wajib memberitahukan Perusahaan
bila ada perubahan data, sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku; d. Berpedoman untuk tidak memanfaatkan jabatan bagi kepentingan pribadi atau
bagi kepentingan orang atau pihak lain yang terkait yang bertentangan dengan
kepentingan Perusahaan; e. Komisaris Perusahaan dilarang merangkap jabatan sebagai anggota Direksi,
anggota Komisaris pada lebih dari 1 (satu) perusahaan lain; f. Menghindari setiap aktivitas yang dapat mempengaruhi independensi dalam
melaksanakan tugas;
g. Melakukan pengungkapan dalam hal terjadi benturan kepentingan, dan Komisaris yang bersangkutan tidak boleh melibatkan diri dalam proses
pengambilan keputusan Perusahaan yang berkaitan dengan hal tersebut; h. Tidak menanggapi permintaan dari pihak manapun dan dengan alasan apapun,
baik permintaan secara langsung dari pihak-pihak tertentu termasuk dan tidak
terbatas pada pejabat/pegawai di lingkungan instansi Pemerintah dan partai politik yang berkaitan dengan permintaan sumbangan, termasuk yang
berkaitan dengan pengadaan barang dan jasa di Perusahaan; i. Mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku, termasuk dengan
tidak melibatkan diri pada perdagangan orang dalam (insider trading) untuk
memperoleh keuntungan pribadi.
6. Etika berkaitan dengan Korupsi dan Penyuapan :
Komisaris senantiasa mencegah dan menghindarkan diri dari praktek-praktek korupsi, gratifikasi dan penyuapan dalam cara dan bentuk apapun untuk
kepentingan apapun yang diyakini dan dianggap dapat merugikan Perusahaan.
D. TUGAS DAN KEWAJIBAN KOMISARIS
1. Kebijakan Umum :
Berkaitan dengan pelaksanaan fungsi pengawasan dan pemberian nasihat kepada Direksi, Komisaris mempunyai tugas dan/atau kewajiban untuk : a. Meminta keterangan secara tertulis kepada Direksi tentang suatu permasalahan
yang terjadi. b. Memberikan pendapat atau arahan dalam rapat Komisaris dengan Direksi atau
rapat-rapat lain yang dihadiri oleh Komisaris;
c. Memberikan tanggapan atas laporan berkala yang diberikan oleh Direksi; d. Tunduk pada ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku,
Anggaran Dasar Perusahaan dan keputusan RUPS; e. Beritikad baik, berhati-hati dan bertanggung-jawab dalam menjalankan tugas
pengawasan dan pemberian nasihat kepada Direksi untuk kepentingan dan
sesuai dengan maksud dan tujuan Perusahaan; f. Pengawasan untuk kepentingan Perusahaan dengan memperhatikan
kepentingan para Pemegang Saham dan bertanggungjawab kepada RUPS; g. Melakukan tugas pengawasan terhadap kebijakan Direksi dalam melaksanakan
pengurusan Perusahaan termasuk ketaatan terhadap peraturan perundang-
undangan yang berlaku, pelaksanaan Rencana Jangka Panjang Perusahaan
BOARD MANUAL PT. JAMKRIDA RIAU 29
REVISI I - 16/01/2017
(RJPP), Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP), Rencana Bisnis serta ketentuan-ketentuan Anggaran Dasar dan keputusan RUPS;
h. Melakukan pengawasan terhadap Direksi untuk memastikan Direksi mematuhi tata urutan peraturan internal Perusahaan;
i. Memberi nasihat kepada Direksi dalam melaksanakan pengurusan Perusahaan; j. Memberikan pendapat dan saran kepada Direksi dan segenap jajarannya
berkaitan dengan pengurusan Perusahaan;
k. Memberikan pendapat dan sarankepada Direksi dan segenap Jajarannya berkaitan dengan penyusunan visi, misi serta rencana-rencana strategis Perusahaan lainnya seperti yang diatur dalam Anggaran Dasar;
l. Memberikan pendapat dan saran serta pengesahan mengenai RJPP dan RKAP yang diusulkan Direksi. Pengesahan untuk RJPP selambat lambatnya 60 (enam
puluh) hari sejak penyampaian rancangan oleh Direksi dan 30 (tiga puluh) hari sejak tahun buku baru dimulai untuk pengesahan RKAP;
m. Memantau proses keterbukaan dan efektifitas komunikasi dalam Perusahaan;
n. Melakukan penelitian dan penelaahan atas laporan-laporan dari Direksi dan segenap jajarannya, terutama yang berkaitan dengan tugas-tugas spesifik yang
telah diputuskan bersama; o. Meneliti dan menelaah laporan-laporan dari komite-komite yang ada di bawah
Komisaris;
p. Mengikuti perkembangan kegiatan Perusahaan baik dari informasi-informasi internal yang disediakan oleh Perusahaan maupun dari informasi-informasi
eksternal yang berasal dari media maupun dari sumber-sumber lainnya; q. Bila dipandang perlu, menghadiri rapat-rapat kerja/koordinasi dengan Direksi
dan segenap jajarannya;
r. Melakukan usaha-usaha untuk memastikan bahwa Direksi dan jajarannya telah mematuhi ketentuan Perundang-undangan serta peraturan-peraturan lainnya dalam mengelola Perusahaan;
s. Menyusun rencana kerja dan anggaran Komisaris untuk periode tahun berjalan; t. Melakukan self assesment atas kinerja Komisaris secara periodik;
u. Menerapkan Good Corporate Governance secara konsisten; v. Memantau efektivitas praktik Good Corporate Governance antara lain dengan
mengadakan pertemuan berkala antara Komisaris dengan Direksi untuk
membahas implementasi Good Corporate Governance di Perusahaan; w. Memonitor dan mengatasi masalah benturan kepentingan pada tingkat
manajemen, Anggota Direksi dan Anggota Komisaris, termasuk penyalahgunaan aset Perusahaan dan manipulasi transaksi Perusahaan.
2. Terkait dengan Rapat Umum Pemegang Saham : Dalam hubungannya dengan RUPS, Komisaris bertugas dan berkewajiban untuk : a. Memberikan informasi yang relevan terkait pengawasan Komisaris kepada
Pemegang Saham dan Pemangku Kepentingan berdasarkan ketentuan yang berlaku secara tepat waktu, akurat, jelas dan obyektif;
b. Melaporkan dan mempertanggung-jawabkan aktivitas dan kinerja Komisaris kepada RUPS;
c. Melaporkan kinerja Direksi kepada RUPS;
d. Mengawasi pelaksanaan RKAP serta menyampaikan hasil penilaian serta pendapatnya kepada RUPS;
e. Memberikan pendapat & saran pada RUPS dalam hal pengangkatan dan pemberhentian Direksi;
BOARD MANUAL PT. JAMKRIDA RIAU 30
REVISI I - 16/01/2017
f. Mengikuti perkembangan kegiatan Perusahaan dan dalam hal Perusahaan menunjukkan gejala kemunduran yang signifikan, segera melaporkan kepada
RUPS dengan disertai saran mengenai langkah perbaikan yang harus ditempuh; g. Memberikan pendapat dan saran kepada RUPS mengenai setiap persoalan
lainnya yang dianggap penting bagi pengelolaan Perusahaan; h. Mengajukan usulan kepada RUPS atas Indikator Pencapaian Kinerja (Key
Performance Indicators) bagi Komisaris dalam melakukan fungsi pengawasan
dan pemberian nasihat pada Direksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan Anggaran Dasar yang berlaku;
i. Memberikan pendapat dan saran kepada RUPS berkaitan dengan rencana
pengembangan Perusahaan/Rencana Jangka Panjang Perusahaan, RKAP dan perubahan/tambahannya yang diusulkan Direksi, rencana investasi/penyertaan
modal atau saham; j. Mengajukan calon Akuntan Publik (Auditor Eksternal) kepada RUPS
berdasarkan usul dan seleksi yang dilakukan oleh Direksi dengan proses
penunjukkan berdasarkan ketentuan pengadaan barang dan jasa Perusahaan; k. Menandatangani Laporan Tahunan, dalam hal Komisaris tidak bersedia
menandatangani Laporan Tahunan, maka harus disebutkan alasannya secara tertulis;
l. Melakukan tugas pengawasan lainnya yang ditentukan oleh RUPS.
3. Terkait dengan Nominasi dan Remunerasi :
a. Melakukan penelaahan dan pengawasan untuk memastikan bahwa Perusahaan telah memiliki strategi dan kebijakan nominasi yang meliputi proses analisis organisasi, prosedur dan kriteria rekrutmen, seleksi dan promosi;
b. Mengusulkan sistem nominasi dan seleksi bagi calon Anggota Komisaris dan Anggota Direksi Perusahaan, serta mengajukannya kepada RUPS untuk disahkan;
c. Memastikan bahwa Perusahaan memiliki sistem remunerasi yang transparan berupa gaji atau honorarium, tunjangan dan fasilitas yang bersifat tetap dan
insentif yang bersifat variabel; d. Mengevaluasi sistem imbalan Karyawan, pemberian tunjangan dan fasilitas
lainnya, serta menyampaikan rekomendasi yang transparan minimal sekali
dalam 2 (dua) tahun, mengenai : 1). Penilaian terhadap sistem imbalan Karyawan, pemberian tunjangan dan
fasilitas lainnya; 2). Sistem dan tunjangan pensiun; 3). Sistem & tunjangan lainnya dalam hal pengurangan Karyawan.
e. Memastikan adanya liability insurance dari anggota Komisaris dan Direksi;
Dalam melaksanakan tugas dan kewajiban ini, Komisaris dapat dibantu oleh
Komite Nominasi dan Remunerasi (jika dibentuk) atau komite lain yang telah dibentuk Perusahaan. Sistem Nominasi dan Seleksi Komisaris dan Direksi harus
dilaksanakan sedemikian rupa untuk menjamin terlaksananya prinsip-prinsip keterbukaan, akuntabilitas, tanggung-jawab, kemandirian dan kewajaran. Terkait dengan nominasi ini dapat dilakukan secara ad hoc pada saat
diperlukan, yaitu menjelang pergantian Komisaris dan Direksi.
BOARD MANUAL PT. JAMKRIDA RIAU 31
REVISI I - 16/01/2017
4. Terkait Evaluasi Kinerja Komisaris dan Direksi dan Sumber Daya Manusia :
a. Melakukan evaluasi kinerja melalui penyusunan KPI Komisaris dengan sistem self assessment atau sistem lain untuk kemudian diputuskan dalam rapat
Komisaris b. Memberikan tanggapan dan rekomendasi mengenai penetapan KPI Direksi
pada setiap awal tahun kerja
c. Memberikan tanggapan dan rekomendasi penilaian kinerja Direksi berdasarkan KPI dan/atau instrumen lainnya untuk disampaikan kepada Pemegang Saham sebagai bahan evaluasi lebih lanjut
d. Memastika bahwa Perusahaan memiliki kebijakan pengelolaan dan pengembangan sumber daya manusia
e. Melakukan penelaahan dan pengawasan atas praktek manajemen pengembangan sumber daya manusia berdasarkan pedoman tata kelola Perusahaan khususnya kebijakan manajemen dan prosedur di bidang
pengembangan sumber daya manusia; f. Melakukan penelaahan dan pengawasan atas implementasi sistem
perencanaan sumber daya manusia, rekrutmen, seleksi, penempatan Karyawan dan jabatan dalam struktur organisasi Perusahaan, promosi dan demosi serta mutasi dan terkait dengan penetapan remunerasi;
g. Melakukan penelaahan atas rencana promosi dan mutasi pejabat satu level di bawah Direksi sesuai dengan kualifikasi jabatan yang ditetapkan Perusahaan;
h. Melakukan pengawasan atas hubungan industrial yang ada di lingkungan Perusahaan;
i. Melakukan pengawasan atas program pengembangan sumber daya manusia di
Perusahaan, termasuk manajemen talenta untuk memastikan Perusahaan memiliki sumber daya manusia yang kompeten sesuai kebutuhan Perusahaan.
5. Terkait dengan Pengelolaan Manajemen Risiko : Komisaris mempunyai kewajiban untuk melakukan penilaian secara berkala dan
memberikan rekomendasi tentang risiko serta penerapan manajemen risiko di Perusahaan. Dalam menjalankan kewajiban ini, Komisaris dapat dibantu oleh Komite dibawah-nya. Komisaris melakukan peran aktif dalam pengawasan
penerapan Manajemen Risiko yang dilakukan oleh Direksi. Selain itu Komisaris juga didorong untuk melaksanakan fungsi:
a. Mendapatkan pemahaman lalu mengevaluasi penerapan Manajemen Risiko di Perusahaan termasuk namun tidak terbatas pada kebijakan dan penerapan manajemen risiko di Perusahaan, berbagai jenis risiko yang dihadapi
Perusahaan, strategi, sistem, metodologi dan infrastruktur serta penanganan risikonya
b. Mengevaluasi pertanggung-jawaban Direksi atas pelaksanaan kebijakan
Manajemen Risiko sebagaimana dimaksud dalam huruf (a) di atas c. Mengevaluasi dan memutuskan permohonan Direksi yang berkaitan dengan
transaksi yang memerlukan persetujuan Komisaris.
6. Terkait dengan Teknologi Informasi :
a. Mendapatkan informasi lalu mengevaluasi atas sistem IT yang digunakan oleh Perusahaan termasuk namun tidak terbatas pada kebijakan dan penerapannya,
aplikasi yang digunakan; b. Memberikan saran dan pendapat atas sistem IT yang diterapkan Perusahaan.
BOARD MANUAL PT. JAMKRIDA RIAU 32
REVISI I - 16/01/2017
7. Terkait dengan Etika Berusaha dan Anti Korupsi : a. Anggota Komisaris dilarang memberikan atau menawarkan, atau menerima,
baik langsung maupun tidak langsung, sesuatu yang berharga kepada atau dari pelanggan atau seorang pejabat Pemerintah untuk mempengaruhi atau
sebagai imbalan atas apa yang telah dilakukannya dan tindakan lainnya, sesuai ketentuan peraturanperundang-undangan.
b. Mendukung upaya-upaya pemberantasan korupsi yang telah dicanangkan oleh
Pemerintah dengan membuat laporan atas harta kekayaan untuk disampaikan kepada Direksi dan selanjutnya dilaporkan kepada Lembaga Pemerintah yang berwenang.
8. Terkait dengan Sistem Pengendalian Internal :
Komisaris dengan dibantu oleh Komite Audit mempunyai kewajiban untuk: a. Mengkaji efektivitas Sistem Pengendalian Internal, meliputi : sub-bab sistem
pengorganisasian, kebijaksanaan pelaksanaan, rencana kerja,
pencatatan/akuntansi, pelaporan, pembinaan personil serta sub-bab sistem internal review, mulai manajer level tertinggi (top manager) sampai dengan
manajer lapangan dengan menilai kompetensi dan jumlah sumber daya, ruang lingkup tugas dan kewenangan serta independensi dari Auditor Internal;
b. Mengkaji efektivitas pelaksanaan tugas Auditor Internal dan Auditor Ekstemal,
dengan menilai Kompetensi, Independensi serta ruang lingkup tugas Auditor Internal dan Auditor Eksternal;
c. Memastikan Auditor Internal, Auditor Eksternal dan Komite Audit memiliki akses terhadap informasi mengenai Perusahaan yang diperlukan untuk melaksanakan tugasnya;
d. Melakukan penilaian atas akurasi informasi yang disiapkan untuk pihak lain, khususnya dalam Laporan Keuangan dan Non-Keuangan Tahunan serta Laporan Tahunan yang disesuaikan dengan best practice.
9. Terkait dengan Keterbukaan dan Kerahasiaan Informasi :
a. Komisaris mengawasi agar Perusahaan mengungkapkan informasi penting dalam Laporan Tahunan (termasuk Laporan Keuangan) kepada pihak lain sesuai peraturan Perundang-undangan yang berlaku secara accurate, reliable, timely,consistent dan useful;
b. Komisaris bertanggung-jawab kepada Perusahaan untuk menjaga kerahasiaan
informasi Perusahaan; c. Informasi rahasia yang diperoleh sewaktu menjabat sebagai Komisaris harus
tetap dirahasiakan sesuai dengan peraturan Perundang-undangan yang
berlaku; d. Memastikan bahwa dalam Laporan Tahunan Perusahaan telah memuat
informasi mengenai identitas, pekerjaan-pekerjaan utama-nya,
jabatanKomisaris di perusahaan lain, termasuk rapat-rapat yang dilakukan dalam satu tahun buku (rapat internal maupun rapat gabungan dengan
Direksi), serta honorarium, fasilitas, dan/atau tunjangan lain yang diterima dari Perusahaan.
10. Terkait dengan Pelaksanaan Prinsip Mengenal Nasabah : a. Memberikan persetujuan atas Pedoman Pelaksanaan Prinsip Mengenal
Nasabah; b. Mengawasi pelaksanaan Prinsip Mengenal Nasabah oleh seluruh Insan
Perusahaan.
BOARD MANUAL PT. JAMKRIDA RIAU 33
REVISI I - 16/01/2017
11. Terkait dengan Tugas dan Kewajiban Lain : Melaksanakan kewajiban lainnya dalam rangka tugas pengawasan dan pemberian
nasihat, sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan, Anggaran Dasar dan/atau keputusan RUPS.
E. HAK DAN WEWENANG KOMISARIS
1. Hak Komisaris : a). Komisaris setiap waktu berhak memasuki bangunan-bangunan dan halaman-
halaman atau tempat-tempat lain yang dipergunakan atau dikuasai oleh
Perusahaan; b). Memeriksa buku-buku, surat-surat bukti, persediaan barang-barang,
memeriksa dan mencocokkan keadaan uang kas (untuk keperluan verifikasi) dan lain-lain surat berharga serta mengetahui segala tindakan yang telah dijalankan oleh Direksi;
c). Jika dianggap perlu, Komisaris atas biaya Perusahaan untuk jangka waktu terbatas dapat meminta bantuan ahli-ahli untuk melakukan pemeriksaan sesuai
tugas dan wewenangnya; d). Komisaris berhak meminta penjelasan dan menanyakan segala hal yang
berhubungan dengan tugas-tugas Komisaris dan Direksi maupun yang
berkenaan dengan Perusahaan, dan Direksi wajib menyampaikan penjelasan tentang segala hal yang ditanyakan oleh Komisaris;
e). Untuk kelancaran tugasnya Komisaris dapat dibantu oleh Sekretaris yang diangkat oleh Komisaris atas beban Perusahaan;
f). Setiap Anggota Komisaris berhak untuk menerima honorarium dan tunjangan
lain sesuai dengan ketentuan yang berlaku yang jumlahnya ditetapkan oleh RUPS dan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
g). Mendapatkan sarana dan fasilitas Perusahaan sesuai dengan hasil penetapan
RUPS yang penyediaannya disesuaikan dengan kondisi keuangan Perusahaan, azas kepatutan dan kewajaran serta tidak bertentangan dengan peraturan
Perundang-undangan yang berlaku. Penjabaran tentang sarana dan fasilitas Perusahaan dituangkan lebih lanjut dalam Keputusan RUPS
2. Wewenang Komisaris : a. Komisaris berwenang untuk menyetujui atau menolak secara tertulis rencana
dari Direksi untuk : 1). Mengagunkan aktiva tetap untuk penarikan kredit jangka
menengah/panjang;
2). Mendirikan Anak Perusahaan dan/atau Perusahaan Patungan; 3). Melakukan penyertaan modal pada perusahaan lain, 4). Mengadakan kerjasama lisensi, kontrak manajemen, menyewakan aset,
kerjasama operasi dan perjanjian kerjasama lainnya yang melebihi nilai tertentu yang ditetapkan oleh Komisaris;
5). Mengikat Perusahaan sebagai penjamin (borg atau avalist) yang mempunyai akibat keuangan yang melebihi jumlah tertentu yang ditetapkan oleh Komisaris;
6). Mengalihkan, melepaskan atau menjaminkan harta kekayaan Perusahaan yang jumlahnya kurang dari 50% (lima puluh per seratus) jumlah
kekayaan bersih Perusahaan dalam 1 (satu) transaksi atau lebih, baik yang berkaitan satu sama lain maupun tidak;
7). Menghapuskan dari pembukuan terhadap piutang macet dan persediaan
barang mati yang melebihi nilai tertentu yang ditetapkan oleh Komisaris;
BOARD MANUAL PT. JAMKRIDA RIAU 34
REVISI I - 16/01/2017
8). Melepaskan dan menghapuskan aktiva tetap Perseroan dengan umur ekonomis yang lazim berlaku dalam industri pada umumnya lebih dari 5
(lima) tahun; 9). Menetapkan blue print organisasi Perusahaan;
10). Menetapkan dan merubah logo Perusahaan; 11). Melakukan tindakan-tindakan lain yang belum ditetapkan dalam RKAP
namun masih diatur dalam Anggaran Dasar Perusahaan dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Apabila dalam waktu 30 (tiga puluh) hari sejak diterimanya permohonan atau penjelasan dan dokumen dari Direksi, Komisaris tidak memberikan keputusan tertulis, maka Komisaris
dianggap menyetujui usulan Direksi. b. Memberhentikan untuk sementara Direksi dari jabatannya apabila anggota
Direksi bertindak bertentangan dengan Anggaran Dasar atau terdapat indikasi melakukan kerugian Perusahaan atau melalaikan kewajibannya atau terdapat alasan yang mendesak bagi Perusahaan, dengan memperhatikan ketentuan-
ketentuan sebagai berikut : 1). Keputusan Komisaris mengenai pemberhentian sementara Direksi
dilakukan sesuai dengan tata cara pengambilan keputusan Rapat Komisaris;
2). Pemberhentian sementara dimaksud harus diberitahukan secara tertulis
kepada anggota Direksi tersebut disertai dengan alasan yang menyebabkan tindakan tersebut dengan tembusan kepada Direksi dan
disampaikan dalam waktu paling lambat 2 (dua) hari setelah ditetapkannya pemberhentian sementara tersebut;
3). Anggota Direksi yang diberhentikan sementara tidak berwenang
menjalankan pengurusan Perusahaan serta mewakili Perusahaan baik di dalam maupun di luar pengadilan;
4). Dalam jangka waktu paling lambat 30 (tiga puluh) hari setelah
pemberhentian sementara dimaksud harus diselenggarakan RUPS Luar Biasa oleh Komisaris yang akan memutuskan apakah mencabut atau
menguatkan keputusan pemberhentian sementara tersebut; 5). Dalam RUPS Luar Biasa ini, anggota Direksi diberikan kesempatan untuk
membela diri;
6). Dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari RUPS Luar Biasa ini tidak diselenggarakan atau RUPS Luar Biasa tidak dapat mengambil keputusan,
maka pemberhentian sementara tersebut menjadi batal dan anggota Direksi yang bersangkutan wajib melakukan tugas kembali sebagaimana mestinya;
7). Pemberhentian sementara tidak dapat diperpanjang atau ditetapkan kembali dengan alasan yang sama, apabila pemberhentian sementara dinyatakan batal sebagaimana dimaksud huruf f.
c. Mengurus Perusahaan untuk sementara dalam hal seluruh anggota Direksi diberhentikan untuk sementara atau Perusahaan tidak mempunyai seorangpun
anggota Direksi, dalam hal demikian, Komisaris berhak untuk memberikan kekuasaan sementara kepada seorang atau lebih diantara anggota Komisaris atas tanggungan Komisaris;
d. Dapat mengusulkan kepada Direksi untuk melaksanakan RUPS jika dianggap perlu dengan menyebutkan hal-hal yang akan dibicarakan;
e. Memberikan persetujuan atas penunjukkan Kepala Satuan Pengawasan Internal;
f. Memberikan persetujuan bahwa kepentingan salah seorang Anggota Direksi
akan diwakili oleh Anggota Direksi lainnya dalam hal terjadi benturan
BOARD MANUAL PT. JAMKRIDA RIAU 35
REVISI I - 16/01/2017
kepentingan salah seorang Anggota Direksi yang diwakili tersebut. Dalam hal terjadi benturan kepentingan oleh seluruh Anggota Direksi maka Perusahaan
akan diwakili oleh Komisaris atau oleh seorang yang ditunjuk Komisaris.
F. RAPAT KOMISARIS
1. Kebijakan Umum :
a. Rapat Komisaris adalah rapat yang diselenggarakan oleh Komisaris. b. Rapat Komisaris berupa Rapat Komisaris bersama Direksi; c. Rapat Komisaris diadakan di tempat kedudukan Perusahaan atau tempat
kegiatan usaha Perusahaan atau di tempat lain di wilayah Republik Indonesia yang ditetapkan oleh Komisaris;
d. Rapat Komisaris harus diadakan secara berkala, sekurang-kurangnya sekali dalam setiap bulan, dan dalam rapat tersebut dapat mengundang Direksi;
e. Komisaris dapat mengadakan rapat sewaktu-waktu atas permintaan:
1). Direksi; 2). Permintaan tertulis dari 1 (satu) atau beberapa Pemegang Saham yang
mewakili sekurang-kurangnya 1/10 (satu per sepuluh) dari jumlah saham dengan hak suara, dengan menyebutkan hal-hal yang akan dibicarakan.
f. Panggilan Rapat Komisaris dilakukan secara tertulis oleh Komisaris yang
ditunjuk dan disampaikan dalam jangka waktu sekurang kurangnya 7 (tujuh) hari sebelum Rapat diadakan. Dalam panggilan rapat tersebut harus
mencantumkan acara, tanggal, waktu dan tempat Rapat. g. Dalam hal Komisaris menilai terdapat kebijakan atau tindakan anggota Direksi
yang merugikan atau berpotensi merugikan kepentingan pemegang polis,
tertanggung, peserta dan/atau pihak yang berhak memperoleh manfaat, Komisaris wajib mengusulkan penyelenggaraan rapat;
h. Rapat Komisaris sebagaimana dimaksud pada huruf diselenggarakan guna
membahas hasil penilaian atas kebijakan atau tindakan anggota Direksi yang merugikan atau berpotensi merugikan kepentingan pemegang polis, Terjamin,
peserta dan/atau pihak yang berhak memperoleh manfaat; i. Dalam hal hasil keputusan rapat Komisaris menolak atau tidak setuju dengan
hasil kebijakan atau tindakan anggota Direksi yang merugikan atau berpotensi
merugikan kepentingan Penerima Jaminan, Terjamin, peserta, dan/atau pihak yang berhak memperoleh manfaat, Komisaris wajib melaporkan secara lengkap
dan komprehensif kepada Kepala Biro dan ditembuskan kepada Direksi paling lama 7 (tujuh) hari kerja sejak hasil keputusan rapat Komisaris yang menolak atau tidak setuju
j. Komisaris berhak untuk mengusulkan agenda rapat yang akan dilaksanakan; k. Komisaris diperkenankan untuk tidak setuju walaupun secara keseluruhan
jumlah suara yang setuju lebih banyak. Dalam hal seperti ini maka keputusan
tidak setuju tersebut harus tercatat dalam risalah rapat sebagai bentuk dari dissenting comments.
2. Mekanisme Kehadiran :
a. Rapat Komisaris dipimpin oleh Komisaris.
b. Rapat Komisaris dihadiri oleh Anggota Komisaris,Direksi, Sekretaris Komisaris atau pejabat lain yang ditugaskan oleh Komisaris;
3. Prosedur Rapat Komisaris :
a. Sekretaris Komisaris menerima bahan-bahan/dokumen laporan manajemen
dari Sekretaris Perusahaan. Bahan-bahan dokumen/laporan manajemen
BOARD MANUAL PT. JAMKRIDA RIAU 36
REVISI I - 16/01/2017
tersebut digunakan sebagai bahan Rapat Komisaris. Bahan-bahan tersebut antara lain: Laporan Bulanan Perusahaan, Laporan Triwulanan Perusahaan dan
Laporan Tahunan Perusahaan; b. Sekretaris Komisaris mendokumentasikan bahan-bahan laporan/dokumen yang
diterima sesuai prosedur administrasi surat yang ada; c. Sekretaris Komisaris menyampaikan bahan-bahan/dokumen/laporan tersebut
kepada Komisaris;
d. Komisaris mempelajari bahan-bahan tersebut dan memberikan arahan kepada Sekretaris Komisaris untuk ditindaklanjuti;
e. Jika arahan tersebut harus ditindaklanjuti dengan rapat, Sekretaris Komisaris
segera menyusun agenda rapat; f. Sekretaris Komisaris mengedarkan agenda rapat beserta bahan-
bahan/dokumen laporan yang akan dirapatkan kepada para Anggota Komisaris untuk mendapatkan masukan-masukan atas agenda tersebut;
g. Anggota Komisaris menerima, membaca dan mempelajari agenda rapat beserta
bahan-bahannya. Setelah selesai, agenda tersebut dikirimkan kembali kepada Sekretaris Komisaris beserta masukan-masukan dari Anggota Komisaris yang
bersangkutan dan membubuhkan paraf sebagai tanda menyetujui agenda rapat tersebut;
h. Sekretaris Komisaris membuat surat undangan rapat setelah menerima semua
masukan yang ada dari Komisaris; i. Dalam surat undangan tersebut, Sekretaris Komisaris menyusun butir-butir
masalah yang akan dibicarakan dalam rapat; j. Jika rapat tersebut mengundang pihak lain, Sekretaris Komisaris bertugas
untuk membuat surat undangan kepada pihak yang dimaksud;
k. Peserta rapat menerima undangan dan bahan-bahan rapat selambat lambatnya 7 (tujuh) hari sebelum rapat dilaksanakan.
4. Prosedur Pembahasan Masalah dan Pengambilan Keputusan : a. Semua keputusan Komisaris harus berdasarkan itikad baik, pertimbangan
rasional dan telah melalui investigasi mendalam terhadap berbagai hal-hal yang relevan, informasi yang cukup dan bebas dari benturan kepentingan serta dibuat secara independen oleh Komisaris;
b. Sebelum pembahasan agenda Rapat, terlebih dahulu Ketua Rapat menjelaskan tentang tata tertib rapat antara lain mengenai pemakaian alat komunikasi
dalam Rapat, mekanisme Tanya jawab/pemberian pendapat, mekanisme pemberian suara (jika ada voting);
c. Rapat Komisaris harus mendahulukan pembahasan atas agenda yang
memerlukan pengambilan keputusan atau persetujuan Komisaris; d. Keputusan Rapat Komisaris harus diambil berdasarkan musyawarah untuk
mufakat.
e. Untuk menjaga independensi dan objektivitas, Komisaris yang memiliki benturan kepentingan diharuskan untuk tidak ikut serta dalam pemberian suara
untuk pengambilan keputusan. Hal tersebut harus dicatat dalam risalah rapat; f. Segala sesuatu yang dibicarakan dan diputuskan dalam Rapat Komisaris,harus
dibuat Risalah Rapat yang ditandatangani oleh Ketua Rapat Komisaris dan
seluruh Anggota dalam rapat; g. Komisaris dapat juga mengambil keputusan yang sah dan mengikat tanpa
mengadakan Rapat Komisaris, h. Pengambilan keputusan atau pemberian otorisasi/rekomendasi terhadap usulan
atau dokumen dari Direksi dilakukan sesuai dengan standar waktu yang
ditetapkan, yaitu 7 hari atau sampai dengan 14 hari kerja;
BOARD MANUAL PT. JAMKRIDA RIAU 37
REVISI I - 16/01/2017
i. Keputusan-keputusan yang menyangkut aspek-aspek strategis harus dilakukan melalui mekanisme Rapat Komisaris. Aspek-aspek strategis tersebut antara lain
meliputi semua perbuatan Direksi yang harus segera mendapatkan persetujuan RUPS setelah mendapatkan rekomendasi tertulis Komisaris serta semua
perbuatan Direksi yang harus mendapatkan persetujuan tertulis Komisaris.
5. Pembuatan Risalah Rapat :
a. Setiap Rapat Komisaris harus dibuatkan risalah rapat; b. Risalah Rapat Komisaris tersebut dibuat oleh Sekretaris Komisaris atau pejabat
lain yang ditunjuk oleh Komisaris;
c. Risalah Rapat Komisaris harus menggambarkan jalannya dinamika rapat. Hal ini penting untuk dapat melihat proses pengambilan keputusan dan sekaligus
dapat menjadi dokumen hukum dan alat bukti yang sah untuk menentukan akuntabilitas dari hasil suatu keputusan rapat;
Untuk itu Risalah Rapat Komisaris harus mencantumkan : 1). Tempat, tanggal dan waktu rapat diadakan;
2). Agenda yang dibahas; 3). Daftar hadir; 4). Lamanya rapat berlangsung;
5). Berbagai pendapat yang terdapat dalam rapat; 6). Siapa yang mengemukakan pendapat;
7). Proses pengambilan keputusan; 8). Keputusan yang diambil; 9). Pernyataan keberatan terhadap keputusan rapat apabila tidak terjadi kebulatan
pendapat (dissenting comments).
6. Prosedur Penyusunan Risalah Rapat Internal Komisaris :
a. Yang ditunjuk oleh Komisaris dan/atau Ketua Rapat Komisaris bertanggungjawab untuk membuat, mengadministrasikan serta
mendistribusikan Risalah Rapat Komisaris; b. Dalam hal rapat tidak diikuti Sekretaris Komisaris atau pejabat lain yang
ditunjuk oleh Komisaris, risalah rapat dibuat oleh salah seorang Anggota
Komisaris yang ditunjuk dari antara mereka yang hadir; c. Risalah Rapat harus ditandatangani oleh Ketua Rapat Komisaris
d. Setiap Komisaris yang hadir dan/atau yang diwakili harus menyampaikan keberatannya dan/atau usul perbaikannya, bila ada, atas risalah rapat tersebut, dalam jangka waktu 4 (empat) hari sejak tanggal pengiriman risalah rapat;
e. Jika keberatan dan/atau usul perbaikan tidak diterima dalam jangka waktu tersebut, maka disimpulkan tidak ada keberatan dan/atau perbaikan terhadap Risalah Rapat yang bersangkutan;
g. Risalah Rapat asli diadministrasikan secara baik dan harus disimpan sebagaimana layaknya dokumen Perusahaan oleh Sekretaris Perusahaan dan
harus selalu tersedia bila diperlukan.
G. EVALUASI KINERJA KOMISARIS
1. Kebijakan Umum :
Kinerja Komisaris dan akan dievaluasi oleh Pemegang Saham dalam RUPS.Secara umum, kinerja Komisaris ditetapkan oleh RUPS. Indikator Pencapaian Kinerja merupakan ukuran penilaian atas keberhasilan pelaksanaan tugas dan tanggung
BOARD MANUAL PT. JAMKRIDA RIAU 38
REVISI I - 16/01/2017
jawab pengawasan dan pemberian nasihat oleh Komisaris sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan/atau Anggaran Dasar Perusahaan.
Hasil evaluasi terhadap kinerja Komisaris secara keseluruhan dan individual akan
merupakan bagian tak terpisahkan dalam skema kompensasi dan pemberian insentif bagi Anggota Komisaris. Hasil evaluasi kinerja secara individual merupakan salah satu dasar pertimbangan bagi Pemegang Saham untuk pemberhentian
dan/atau menunjuk kembali Komisaris yang bersangkutan. Hasil evaluasi kinerja tersebut merupakan sarana penilaian serta peningkatan efektivitas Komisaris.
2. Kriteria Evaluasi Kinerja Komisaris : Kriteria evaluasi kinerja Komisaris ditetapkan dalam RUPS.Kriteria evaluasi kinerja
Komisaris adalah setidak-tidaknya sebagai berikut: a. Tingkat kehadirannya dalam Rapat Komisaris maupun rapat dengan komite-
komite yang ada;
b. Kontribusinya dalam proses pengawasan dan penasihatan terhadap Direksi beserta jajarannya;
c. Pencapaian program kerja komite-komite Komisaris; d. Keterlibatannya dalam penugasan-penugasan tertentu; e. Ketaatan terhadap peraturan Perundang-undangan yang berlaku serta
kebijakan Perusahaan; f. Komitmennya dalam memajukan kepentingan Perusahaan.
H. SEKRETARIS KOMISARIS
Untuk membantu kelancaran pelaksanaan tugasnya, Komisaris atas biaya Perusahaan berhak mendapatkan bantuan Sekretaris Komisaris. Sekretaris Komisaris menjalankan tugas-tugas administrasi dan kesekretariatan yang berkaitan dengan seluruh kegiatan
Komisaris, memastikan tugas-tugas Komisaris telah dijalankan dan semua informasi yang diperlukan Komisaris telah tersedia dan tugas lainnya sebagaimana yang diatur
dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku.
1. Fungsi Pokok :
Sekretaris Komisaris mempunyai fungsi pokok untuk memberikan dukungan kepada Komisarisguna memperlancar tugas-tugas Komisaris dalam melaksanakan fungsinya
sebagai wakil Pemegang Saham untuk memberikan nasihat serta pengawasan dalam kaitannya dengan pengurusan Perusahaan oleh Direksi dan segenap jajarannya.
2. Persyaratan :
Sekretaris Komisarisharus memenuhi persyaratan :
a. Memahami sistem pengelolaan, pengawasan dan pembinaan Perusahaan; b. Memiliki integritas yang baik;
c. Memahami fungsi kesekretariatan; d. Memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dan berkoordinasi dengan baik.
3. Masa Tugas : Masa tugas Sekretaris Komisaris ditetapkan oleh Komisaris maksimum 3 (tiga)
tahun dan dapat diangkat kembali untuk paling lama 2 (dua) tahun dengan tidak mengurangi hak Komisaris untuk memberhentikannya sewaktu-waktu.
4. Tugas Sekretaris Komisaris :
BOARD MANUAL PT. JAMKRIDA RIAU 39
REVISI I - 16/01/2017
a. Menyusun Rancangan Rencana Kerja dan Anggaran Komisaris ; b. Memastikan bahwa Komisaris mematuhi peraturan perundang-undangan serta
menerapkan prinsip-prinsip GCG; c. Menyediakan informasi untuk kebutuhan Komisaris dalam rangka pengambilan
keputusan; d. Mempersiapkan bahan-bahan yang diperlukan berkaitan dengan laporan-
laporan rutin Direksi dalam mengelola Perusahaan seperti: RKAP, Laporan
Tahunan, Laporan Triwulanan, Laporan Hasil Pemeriksaan SPI, dan laporan-laporan lain yang dibutuhkan;
e. Mempersiapkan bahan/materi yang diperlukan berkaitan dengan hal hal yang
harus mendapatkan keputusan dari Komisaris berkenaan dengan kegiatan pengelolaan Perusahaan yang dilakukan oleh Direksi dan segenap jajarannya;
f. Menyiapkan dan mengkordinasikan agenda rapat dengan pihak-pihak yang hadir dalam rapat;
g. Menyiapkan dan mengirimkan undangan rapat kepada pihak-pihak yang akan
menghadiri rapat; h. Melakukan konfirmasi mengenai waktu, tempat, kehadiran, serta hal-hal lain
yang dipandang perlu demi kelancaran rapat; i. Menyelenggarakan pertemuan/rapat Komisaris, baik internal Komisaris maupun
dengan Direksi dan jajarannya serta pihak-pihak lainnya;
j. Membuat risalah rapat atas rapat rutin maupun non rutin Komisaris; k. Menyampaikan risalah rapat kepada pihak-pihak yang berkepentingan;
l. Mempersiapkan pertimbangan, pendapat, saran dan keputusan lain-nya dari Komisaris untuk para Pemegang Saham, Direksi dan pihak-pihak terkait dengan pengelolaan Perusahaan;
m. Menindaklanjuti setiap keputusan Komisaris dengan cara sebagai berikut : 1) Mencatat setiap keputusan yang dihasilkan dalam forum-forum
pengambilan keputusan serta penanggungjawabnya;
2) Memantau dan mengecek tahapan kemajuan pelaksanaan hasil keputusan rapat, pertimbangan, pendapat, saran dan keputusan Komisaris lainnya;
3) Melakukan upaya untuk mendorong pelaksanaan tindak lanjut keputusan rapat, pertimbangan, pendapat, saran dan keputusan Dewan Komisaris lainnya kepada penanggung jawab terkait.
n. Menyelenggarakan kegiatan di bidang kesekretariatan dalam lingkungan Komisaris, baik untuk keperluan Komisaris dan komite-komitenya serta
pengadministrasiannya; o. Melaksanakan dan mengkoordinasikan kegiatan tata persuratan dan kearsipan; p. Melaksanakan dan mengkoordinasikan usaha-usaha untuk memperlancar
kegiatan administrasi kesekretariatan baik untuk Komisaris maupun komite-komite yang ada di dalam lingkungan Komisaris;
q. Melaksanakan dan mengkoordinasikan pengamanan atas data dan dokumen-
dokumen yang berada dalam penguasaan/lingkup kerja Komisaris, dengan cara sebagai berikut:
1) Melakukan dan mengkoordinasikan pengadministrasian hasil pertemuan/rapat di lingkungan Komisaris, baik dengan Direksi beserta jajaran dan pihak-pihak lainnya;
2) Melakukan dan mengkoordinasikan pengadministrasian risalah Rapat Komisaris baik rutin maupun non rutin;
3) Melakukan dan mengkoordinasikan penyusunan jadwal kegiatan Komisaris dalam melaksanakan fungsi-fungsi sertakelengkapan yg diperlukan untuk melaksanakan kegiatan tersebut;
BOARD MANUAL PT. JAMKRIDA RIAU 40
REVISI I - 16/01/2017
4) Memimpin, mengarahkan dan mengkoordinasikan pelaksanaan sistem dan prosedur yang ada di lingkungan kerja Komisaris;
5) Melakukan dan mengkoordinasikan pengadministrasian bahan/dokumen/laporan yang diberikan oleh Direksi kepada Komisaris.
r. Menyusun Rancangan Laporan-laporan Komisaris.
5. Wewenang Sekretaris Komisaris :
Dengan persetujuan dan penugasan dari Komisaris maka wewenang yang dilimpahkan kepada Sekretaris Komisaris adalah sebagai berikut : a. Menetapkan sistem dan prosedur persuratan maupun kearsipan dalam
lingkungan Komisaris; b. Melihat catatan, risalah rapat Direksi dokumen Perusahaan maupun laporan-
laporan dalam rangka kegiatan penyediaan informasi yang diperlukan oleh Komisaris;
c. Meminta data/informasi/penjelasan yang dibutuhkan Komisaris kepada pihak-
pihak yang terkait di dalam maupun di luar Perusahaan untuk keperluan pelaksanaan tugas Komisaris;
d. Mengingatkan serta meminta penjelasan dari satuan kerja pihak terkait atas keterlambatan penyediaan bahan/laporan/dokumen yang dibutuhkan oleh Komisaris;
e. Memasuki pekarangan, gedung, dan kantor yang dipergunakan oleh Perusahaan;
f. Mewakili Komisaris untuk berhubungan dengan pihak luar Perusahaan dan/atau di dalam Perusahaan sesuai dengan penugasan yang diberikan serta kebijakan yang telah ditentukan oleh Komisaris ;
g. Mengusulkan rencana program kerja Komisaris dalam kaitannya dengan fungsi kesekretariatan Dekom di Perusahaan;
h. Mengusulkan agenda rapat Komisaris dengan pihak di dalam/luar Perusahaan;
i. Sesuai dengan arahan Komisaris, mengundang Direksi/pejabat Perusahaan lainnya (dengan sepengetahuan Direksi), Komite-komite Komisaris/pihak di luar
Perusahaan untuk menghadiri rapat yang diselenggarakan oleh Komisaris; j. Menghadiri rapat dengan pihak di dalam/luar Perusahaan sesuai kebijakan
yang telah ditetapkan sebelumnya oleh Komisaris;
k. Menggunakan fasilitas kesekretariatan Komisaris untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya.
BOARD MANUAL PT. JAMKRIDA RIAU 41
REVISI I - 16/01/2017
BAB III
DIREKSI
A. FUNGSI DIREKSI
Direksi merupakan organ Perusahaan yang berwenang dan bertanggungjawab penuh
atas pengelolaan Perusahaan untuk kepentingan dan tujuan Perusahaan serta mewakili Perusahaan baik di dalam maupun di luar pengadilan sesuai ketentuan Anggaran Dasar.
B. KOMPOSISI DAN PERSYARATAN DIREKSI
1. Komposisi Direksi : Perusahaan wajib memiliki anggota Direksi paling sedikit 1 (satu) orang yang
memiliki kompetensi di bidang penjaminan, Keuangan serta Manajemen.
2. Persyaratan Direksi :
Terdapat 2 (dua) macam persyaratan yang harus dipenuhi oleh seorang calon Direktur. Persyaratan tersebut adalah persyaratan umum, yang merupakan persyaratan dasar yang ditetapkan oleh Peraturan Perundang-undangan yang
berlaku dan persyaratan khusus yang merupakan persyaratan yang disesuaikan dengan kebutuhan dan sifat bisnis Perusahaan sebagai BUMD yang bergerak di
sektor Penjaminan.
Persyaratan Umum :
Direksi adalah orang perseorangan yang: a. Wajib berdomisili di Indonesia;
b. Mampu melaksanakan perbuatan hukum; c. Tidak pernah dinyatakan pailit oleh Pengadilan dalam waktu 5 (lima) tahun
sebelum pencalonan;
d. Tidak pernah menjadi Direktur atau Anggota Komisaris yang dinyatakan bersalah menyebabkan suatu perusahaan dinyatakan pailit dalam waktu 5 (lima) tahun sebelum pencalonannya;
e. Tidak pernah dihukum karena melakukan perbuatan pidana yang merugikan keuangan negara dalam waktu 5 (lima) tahun sebelum pencalonannya;
f. Tidak boleh ada hubungan keluarga sedarah sampai dengan derajat ketiga, baik menurut garis lurus maupun garis ke samping atau hubungan semenda (menantu/ipar) dengan Direktur lain dan/atau Anggota Komisaris;
g. Tidak boleh merangkap jabatan lain sebagai Direktur pada BUMN, BUMD dan Badan Usaha Milik Swasta atau jabatan lain yang berhubungan dengan
pengurusan Perusahaan; h. Tidak boleh merangkap jabatan lain sebagai pejabat dalam jabatan struktural
dan fungsional pada instansi lembaga pemerintah pusat dan/atau daerah
dan/atau militer; i. Tidak boleh merangkap jabatan lain yang dapat menimbulkan benturan
kepentingan secara langsung atau tidak langsung dengan Perusahaan dan/atau yang bertentangan dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku;
j. Tidak menjadi pengurus partai politik, dan/atau anggota lembaga legislatif, dan/atau tidak sedang mencalonkan diri sebagai calon anggota legislatif;
k. Memiliki integritas dan reputasi yang baik, yaitu tidak pernah secara langsung
maupun tidak langsung terlibat dalam perbuatan rekayasa dan praktik-praktik
BOARD MANUAL PT. JAMKRIDA RIAU 42
REVISI I - 16/01/2017
menyimpang, cedera janji serta perbuatan lain yang merugikan perusahaan dimana yang bersangkutan bekerja atau pernah bekerja;
l. Berwatak baik dan mempunyai kemampuan untuk mengembangkan usaha guna kemajuan Perusahaan;
m. Memiliki kompetensi yaitu kemampuan dan pengalaman dalam bidang yang menunjang pelaksanaan tugas dan kewajiban Direksi;
n. Memiliki akhlak dan moral yang baik;
o. Memiliki komitmen untuk mematuhi Peraturan Perundang-undangan yang berlaku;
p. Memiliki pengetahuan di bidang Penjaminan yang memadai dan relevan
dengan jabatannya; q. Memiliki pengalaman di bidang Penjaminan;
r. Memiliki kemampuan untuk melakukan pengelolaan strategis dalam rangka pengembangan Perusahaan;
s. Memiliki pemahaman terhadap manajemen dan tata kelola perusahaan;
t. Memiliki kemampuan untuk memimpin, yaitu kemampuan untuk memformulasikan dan mengartikulasikan visi Perusahaan, memberikan
semangat dan motivasi, dan mengarahkan pejabat dan Karyawan Perusahaan agar mampu melakukan sesuatu untuk mewujudkan tujuan Perusahaan;
u. Memiliki kemauan yang kuat dan dedikasi tinggi untuk memajukan dan
mengembangkan Perusahaan;
Persyaratan Khusus : Persyaratan khusus merupakan rincian dari kompetensi dan hal-hal lain yang disyaratkan bagi Direktur sesuai kebutuhan Perusahaan. Persyaratan khusus
merupakan salah satu substansi dari sistem dan prosedur nominasi serta seleksi yang dikembangkan oleh Komisarisdanuntuk selanjutnya diajukan kepada RUPS agar disahkan.
C. KEANGGOTAAN DIREKSI
1. Keanggotaan :
a. Perusahaan diurus dan dipimpin oleh Direksi yang terdiri dari1 (satu) orang
Direksi; b. Komposisi Direksi merupakan perpaduan profesional-profesional yang memiliki
pengetahuan dan pengalaman yang dibutuhkan Perusahaan, sehingga memungkinkan dilakukannya proses pengambilan putusan yang efektif, efisien dan segera;
c. Anggota Direksi diangkat dan diberhentikan oleh RUPS dari calon-calon yang diusulkan oleh para Pemegang Saham dan pencalonan tersebut mengikat bagi RUPS;
d. Terhadap individu yang dicalonkan sebagai calon Direktur, maka kepada yang bersangkutan dilakukan proses penilaian kemampuan dan kepatutan (fit and proper test) yang dilaksanakan oleh Tim Penilai;
e. Para calon Direktur yang telah lulus penilaian kemampuan dan kepatutan akan diajukan kepada RUPS untuk diangkat. Sebelum diangkat oleh RUPS sebagai
Direktur, para calon yang telah lulus wajib menandatangani Kontrak Manajemen;
f. Apabila oleh suatu sebab jabatan Direktur kosong, maka dalam jangka waktu selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari setelah terjadinya kekosongan harus diselenggarakan RUPS untuk mengisi kekosongan tersebut. Selama jabatan itu
lowong dan RUPS belum mengisi jabatan anggota Direksi yang kosong tersebut
BOARD MANUAL PT. JAMKRIDA RIAU 43
REVISI I - 16/01/2017
maka Dewan Komisaris menunjuk salah seorang anggota Direksi lainnya, atau RUPS menunjuk pihak lain selain anggota Direksi yang ada, untuk sementara
menjalankan pekerjaan anggota Direksi yang kosong tersebut dengan kekuasaaan dan wewenang yang sama;
g. Apabila pada suatu waktu oleh sebab apapun seluruh jabatan anggota Direksi Perusahaan kosong, maka dalam waktu paling lambat 30 (tiga puluh) hari setelah terjadi kekosongan, harus diselenggarakan Rapat Umum Pemegang
Saham untuk mengisi kekosongan.
2. Ketentuan dan Masa Jabatan :
a. Masa jabatan anggota Direksi ditetapkan 5 (lima) tahun dengan tidak mengurangi hak RUPS untuk memberhentikan para Direktur sewaktu-waktu.
Setelah masa jabatan berakhir, para Direktur dapat diangkat kembali oleh RUPS untuk 1 (satu) kali masa jabatan;
b. Jabatan anggota Direksi berakhir apabila :
1). Meninggal dunia; 2). Masa jabatannya berakhir;
3). Tidak lagi memenuhi persyaratan Perundang-undangan yang berlaku; 4). Diberhentikan berdasarkan keputusan RUPS. 5). Mengundurkan diri;
c. Pada setiap waktu, seorang atau lebih Direktur dapat diberhentikan untuk sementara waktu dari jabatannya oleh Komisarisdengan suara terbanyak biasa,
apabila Direksi bertindak bertentangan dengan Anggaran Dasar atau melalaikan kewajibannya atau terdapat alasan mendesak bagi Perusahaan. Pemberhentian sementara itu harus diberitahukan secara tertulis kepada yang
bersangkutan disertai dengan alasannya; d. Dalam waktu 30 (tiga puluh) hari setelah pemberhentian sementara itu,
Komisaris diwajibkan untuk memanggil RUPS Luar Biasa yang akan
memutuskan apakah Direktur yang bersangkutan akan diberhentikan seterusnya atau dikembalikan kepada kedudukannya. Kepada Direktur yang
bersangkutan diberikan kesempatan untuk hadir dan membela diri. Rapat ini dipimpin oleh salah seorang Pemegang Saham yang dipilih oleh dan dari mereka yang hadir;
e. Jikalau RUPS Luar Biasa tidak diadakan dalam waktu 30 (tiga puluh) hari setelah pemberhentian sementara itu, maka pemberhentian sementara itu
batal demi hukum; f. Apabila pada suatu waktu oleh sebab apapun Perusahaan tidak mempunyai
Direksi, maka untuk sementara Komisarisberkewajiban menjalankan pekerjaan
Direksi, dengan kewajiban dalam waktu selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari setelah terjadi kekosongan, untuk memanggil RUPS guna mengisikekosongan itu;
g. Dalam kejadian demikian seluruh Komisaris berhak untuk memberikan wewenang untuk mengurus Perusahaan dan bertindak atas nama serta
mewakili Perusahaan satu dan lain dengan memperhatikan ketentuan yang terdapat dalam Anggaran Dasar;
h. Direktur dapat mengundurkan diri dari jabatannya dengan memberitahukan
secara tertulis mengenai maksudnya tersebut kepada Perusahaan dengan tembusan kepada Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan sekurang-
kurangnya 30 (tiga puluh) hari sebelum tanggal pengunduran dirinya; i. Direktur yang mengundurkan diri tersebut tetap dimintakan
pertanggungjawabannya sejak pengangkatannya sampai tanggal penetapan
pengunduran dirinya dalam RUPS berikutnya;
BOARD MANUAL PT. JAMKRIDA RIAU 44
REVISI I - 16/01/2017
j. Dalam hal terdapat penambahan Direktur, maka masa jabatan Direktur tersebut akan berakhir bersamaan dengan berakhirnya masa jabatan Direktur
lainnya yang telah ada; k. Setelah masa jabatannya berakhir, Direktur dapat diangkat kembali oleh RUPS
untuk 1 (satu) kali masa jabatan. Penunjukkan kembali akan ditentukan berdasarkan kesesuaian profil Direktur dengan kebutuhan Perusahaan.
D. PROGRAM PENGENALAN DAN PENDALAMAN PENGETAHUAN
1. Program Pengenalan :
Program Pengenalan sangat penting untuk dilaksanakan, karena Direksi dapat berasal dari berbagai latar belakang, sehingga untuk dapat membentuk suatu tim
kerja yang solid, Program Pengenalan tersebut wajib untuk dijalankan. Ketentuan tentang Program Pengenalan meliputi hal-hal sebagai berikut:
a. Kepada anggota Direksi yang baru pertama kali menjabat wajib diberikan Program Pengenalan mengenai Perusahaan;
b. Tanggung jawab untuk mengadakan program pengenalan bagi anggota Komisaris danDireksi yang baru berada pada Sekretaris Perusahaan atau siapapun yang menjalankan fungsi sebagai Sekretaris Perusahaan;
c. Program Pengenalan yang diberikan kepada Direktur, antara lain akan meliputi hal-hal sebagai berikut :
1). Gambaran mengenai Perusahaan berkaitan dengan tujuan, sifat, lingkup kegiatan, kinerja keuangan dan operasi, strategi, rencana usaha jangka pendek dan jangka panjang, posisi kompetitif, risiko dan masalah-masalah
strategis lainnya; 2). Keterangan mengenai tugas dan tanggungjawab Direksi dan
Komisarisberdasarkan hukum;
3). Pelaksanaan prinsip-prinsip Good Corporate Governance, termasuk pengenalan soft structure yang dimiliki oleh Perusahaan;
4). Keterangan berkaitan dengan kewenangan yang didelegasikan, Audit Internal dan Audit Eksternal, Sistem dan Kebijakan Pengendalian Internal serta Komite Audit;
5). Keterangan mengenai kewajiban, tugas, tanggungjawab dan hak-hak Direksi dan Komisaris;
6). Pemahaman terkait dengan prinsip etika dan norma yang berlaku di lingkungan Perusahaan serta masyarakat setempat;
7). Team building. Dalam kegiatan ini menyertakan Direksi, baik yang baru
menjabat maupun yg pernah menjabat sebelumnya.
Program Pengenalan yang diberikan dapat berupa presentasi, pertemuan atau
kunjungan ke fasilitas Perusahaan, perkenalan dengan para Kepala Divisi, Kepala Bagian, dan Karyawan di Perusahaan serta program lainnya.
2. Program Pendalaman Pengetahuan :
Program Pendalaman Pengetahuan menjadi penting agar Direksi dapat selalu
mengikuti perkembangan terbaru tentang core business Perusahaan di bidang Penjaminan dan selalu siap mengantisipasinya bagi keberlangsungan dan kemajuan
Perusahaan.
BOARD MANUAL PT. JAMKRIDA RIAU 45
REVISI I - 16/01/2017
Ketentuan tentang Program Pendalaman Pengetahuan bagi Direksi sebagai berikut :
a. Program pendalaman pengetahuan dilaksanakan dalam rangka meningkatkan efektivitas kerja Direksi;
b. Rencana untuk melakukan Program PendalamanPengetahuan harus dimasukkan dalam Rencana Kerja dan Anggaran Direksi;
c. Setiap anggota Direksi yang mengikuti Program Pendalaman Pengetahuan
seperti seminar dan/atau pelatihan diwajibkan untuk menyajikan presentasi kepada anggota Direksi lain dalam rangka berbagi informasi dan pengetahuan;
d. Direksi yang bersangkutan bertanggungjawab untuk membuat laporan tentang
pelaksanaan Program Pendalaman Pengetahuan. Laporan tersebut disampaikan kepada Komisaris;
e. Materi yang diterima dari Program Pendalaman Pengetahuan harus terdokumentasi dengan rapi dalam suatu bagian tersendiri. Tanggung jawab dokumentasi terdapat pada Sekretaris Perusahaan dan harus tersedia jika
suatu saat dibutuhkan.
Program Pendalaman Pengetahuan dapat berupa: a. Pengetahuan terkait dengan prinsip-prinsip hukum korporasi dan updating
peraturan perundang-undangan yang berhubungan dengan kegiatan usaha
Perusahaan, serta teknologi informasi; b. Pengetahuan berkaitan dengan manajemen strategis dan formulasinya;
c. Pengembangan kemampuan khusus dalam membangun hubungan yang harmonis dengan seluruh pemangku kepentingan untuk menimbulkan sense of supporting para pemangku kepentingan terhadap eksistensi Perusahaan dalam
jangka panjang; d. Pengembangan kemampuan terkait dengan kepemimpinan yang efektif dalam
mengelola sumber daya manusia yang meliputi tantangan pengembangan
Sumber Daya Manusia (SDM) di masa yang akan datang, tantangan perkembangan lingkungan dan equal employment opportunity, perencanaan,
seleksi dan penempatan tenaga kerja, pengembangan tenaga kerja, program training dan skill yang tepat bagi tenaga kerja, penentuan upah yang wajar, penilaian kinerja karyawan, hal-hal yang menyangkut keselamatan kerja dan
jaminan kesejahteraan bagi karyawan serta pengembangan sistem tenaga kerja yang handal yang dibutuhkan Perusahaan dalam jangka panjang;
e. Pengetahuan terkait dengan manajemen perubahan yang dapat membawa Perusahaan menuju visi dan misi yang hendak diwujudkan;
f. Pengetahuan terkait dengan tanggung jawab sosial Perusahaan;
g. Pengetahuan terkait dengan pelaporan keuangan yang berkualitas.
E. INDEPENDENSI (KEMANDIRIAN) DIREKSI
Agar Direksi dapat bertindak sebaik-baiknya demi kepentingan Perusahaan secara keseluruhan, maka independensi Direksi merupakan salah satu faktor penting yang
harus dijaga. Untuk menjaga independensi, maka Perusahaan menetapkan ketentuan sebagai berikut : 1. Selain Direksi, pihak lain manapun dilarang melakukan atau campur tangan dalam
kepengurusanPerusahaan; 2. Direksi harus dapat mengambil keputusan secara obyektif, tanpa benturan
kepentingan dan bebas dari segala tekanan dari pihak manapun; 3. Direktur dilarang melakukan aktivitas yang dapat mengganggu independensinya
dalam mengurus Perusahaan;
BOARD MANUAL PT. JAMKRIDA RIAU 46
REVISI I - 16/01/2017
4. Menandatangani Pakta Integritas sebagai bentuk komitmen Direksi dalam melaksanakan kegiatan Perusahaan yang dapat menimbulkan benturan
kepentingan.
F. ETIKA JABATAN DIREKSI Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya Direksi harus senantiasa melandasi diri dengan standar etika sebagai berikut :
1. Etika berkaitan dengan Keteladanan :
a. Direksi harus mendorong terciptanya perilaku etis dan menjunjung the highest ethical standard di Perusahaan. Salah satu caranya adalah dengan menjadikan dirinya sebagai teladan yang baik bagi Karyawan;
b. Melaksanakan tugas secara amanah, berdedikasi tinggi, menjunjung kejujuran sebagai nilai tinggi, yaitu jujur dalam menyatakan pendapatnya, baik secara lisan maupun tertulis, serta dalam sikap dan tindakan;
c. Toleransi dalam sikap dan tindakan, santun dalam menyatakan pendapat, baik secara lisan maupun tertulis;
d. Menghormati keputusan Komisaris, Pemegang Saham dan/atau RUPS; e. Memiliki orientasi untuk memberikan nilai tambah kepada Perusahaan; f. Terus-menerus meningkatkan pengetahuan dan pemahamannya mengenai
masalah yang berkaitan dengan pengawasan dan pemberian nasihat kepada Direksi dalam pengurusan Perusahaan;
g. Mengambil sikap, menyampaikan pendapat, dan melakukan tindakan sebagai pribadi, yang bersangkutan harus secara jelas dan tegas menyatakan bahwa sikap, pendapat atau tindakannya itu adalah sebagai pribadi;
h. Mengambil sikap, pendapat dan tindakan harus didasarkan atas unsur obyektivitas, profesional dan independen demi kepentingan Perusahaan yang seimbang dengan kepentingan Stakeholders;
i. Dalam menjalankan tugas dan kewajibannya menempatkan kepentingan Komisarissecara keseluruhan, di atas kepentingan pribadi.
2. Etika berkaitan dengan Kepatuhanterhadap Peraturan Perundang-
undangan :
Direksi harus mematuhi peraturan Perundang-undangan yang berlaku, Anggaran Dasar, dan Panduan Good Corporate Governance serta kebijakan Perusahaan yang
telah ditetapkan.
3. Etika berkaitan dengan Keterbukaan dan Kerahasiaan Informasi :
Direksi harus mengungkapkan informasi sesuai dengan ketentuan peraturan Perundang- undangan yang berlaku dan selalu menjaga kerahasiaan informasi yang dipercayakan kepadanya sesuai ketentuan peraturan Perundang-undangan yang
berlaku serta kebijakan Perusahaan.
4. Etika berkaitan dengan Peluang Perusahaan : Direksi dilarang untuk: a. Mengambil peluang bisnis Perusahaan untuk dirinya sendiri;
b. Menggunakan aset Perusahaan, informasi Perusahaan atau jabatannya selaku Direksi untukkepentingan pribadi di luar ketentuan peraturan Perundang-
undangan serta kebijakan Perusahaan yang berlaku; c. Berkompetisi dengan Perusahaan yaitu menggunakan pengetahuan dari dalam
(inside information) untuk mendapatkan keuntungan bagi kepentingan selain
kepentingan Perusahaan. Sebagai contoh : Direksi bersangkutan membeli lebih
BOARD MANUAL PT. JAMKRIDA RIAU 47
REVISI I - 16/01/2017
dahulu tanah yang sudah ditetapkan oleh Perusahaan untuk dibeli, dan kemudian menjualnya kembali dengan harga yang lebih tinggi kepada
Perusahaan.
5. Etika berkaitan dengan Keuntungan Pribadi : Direksi dilarang mengambil keuntungan pribadi dari kegiatan Perusahaan, selain gaji dan fasilitas yang diterimanya sebagai Direktur Perusahaan, yang ditentukan
oleh RUPS.
6. Etika berkaitan dengan Benturan Kepentingan :
a. Direksi selalu menghindari terjadinya benturan kepentingan; b. Anggota Direksi dilarang melakukan tindakan yang mempunyai benturan
kepentingan, dan mengambil keuntungan pribadi, baik secara langsung maupun tidak langsung dari pengambilan keputusan dan kegiatan BUMD yang bersangkutan selain penghasilan yang sah;
c. Direksi tidak akan memanfaatkan jabatan untuk kepentingan pribadi atau untuk kepentingan orang atau pihak lain yang bertentangan dengan
kepentingan Perusahaan; d. Direksi wajib mengisi Daftar Khusus yang berisikan kepemilikan sahamnya
dan/atau keluarganya di Perusahaan dan pada perusahaan lain serta tanggal
saham diperoleh, termasuk bila tidak memiliki kepemilikan saham, serta secara berkala setiap akhir tahun melakukan pembaharuan (updating) dan wajib
memberitahukan Perusahaan bila ada perubahan data, sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku;
e. Apabila terjadi benturan kepentingan, maka harus diungkapkan, dan anggota
Direksi yang bersangkutan tidak boleh melibatkan diri dalam proses pengambilan keputusan Perusahaan yang berkaitan dengan kasus tersebut;
f. Apabila benturan kepentingan dan/atau terjadinya perkara tersebut
menyangkut seluruh Direksi, maka Perusahaan akan diwakili oleh seluruh Anggota Komisarisdengan memperhatikan peraturan Perundang-undangan
yang berlaku; g. Anggota Direksi dilarang memangku jabatan rangkap sebagai :
1). Anggota Direksi pada Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik
Daerah, Badan Usaha Milik Swasta, dan jabatan lain yang dapat menimbulkan benturan kepentingan;
2). Jabatan struktural dan fungsional lainnya pada instansi/lembaga pemerintah pusat dan daerah; dan/atau
3). Jabatan lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
h. Anggota Direksi Perusahaan dilarang merangkap jabatan pada perusahaan lain kecuali sebagai anggota Komisaris pada 1 (satu) Perusahaan Penjaminan lain;
i. Tidak menanggapi permintaan dari pihak manapun dan dengan alasan apapun,
baik permintaan secara langsung dari pihak-pihak tertentu termasuk dan tidak terbatas pada pejabat/pegawai di lingkungan instansi Pemerintah dan partai
politik yang berkaitan dengan permintaan sumbangan, termasuk yang berkaitan dengan pengadaan barang dan jasa di Perusahaan;
j. Mematuhi peraturan Perundang-undangan yang berlaku, termasuk dengan
tidak melibatkan diri pada perdagangan orang dalam (insider trading) untuk memperoleh keuntungan pribadi;
k. Anggota Direksi dilarang : 1). Memanfaatkan jabatannya pada Perusahaan untuk kepentingan pribadi,
keluarga dan/atau pihak lain yang dapat merugikan atau mengurangi
keuntungan Perusahaan;
BOARD MANUAL PT. JAMKRIDA RIAU 48
REVISI I - 16/01/2017
2). Mengambil dan/atau menerima keuntungan pribadi dari Perusahaan selain remunerasi dan fasilitas yang ditetapkan berdasarkan keputusan RUPS;
dan 3). Memenuhi permintaan Pemegang Saham yang terkait dengan kegiatan
operasional selain yang ditetapkan dalam RUPS.
7. Etika berkaitan dengan Korupsi dan Penyuapan :
Direksi senantiasa mencegah dan menghindarkan diri dari praktik-praktik korupsi, gratifikasi dan penyuapan dalam cara dan bentuk apapun untuk kepentingan apapun yang diyakini dan dianggap dapat merugikan Perusahaan.
a. Anggota Direksi tidak menerima, memberikan atau menawarkan baik langsung maupun tidak langsung sesuatu yang berhargakepada dan/atau dari Pelanggan
maupun Pejabat Pemerintah untuk mempengaruhi atau sebagai imbalan atas apa yang telah dilakukannya dan tindakan lainnya sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku;
b. Menerima baik langsung maupun tidak langsung, imbalan dan/atau hadiah, dan/atau hibah dan/atau sumbangan dan/atau entertainment dalam bentuk
apapun dari pihak manapun di luar Direksi, atas apa yang telah dilaksanakannya dalam hubungannya dengan fungsi dan tugas Direksi atau dalam kedudukannya sebagai anggota Direksi;
c. Imbalan, hadiah, hibah dan sumbangan pada huruf (b) tidak termasuk honorarium, uang transportasi, penggantian biaya perjalanan dan penginapan
atau cindera mata, yang diberikan kepada anggota Direksi; G. TUGAS DAN KEWAJIBAN DIREKSI
1. Kebijakan Umum :
Direksi dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya harus selalu:
a. Melaksanakan tugasnya dengan itikad baik untuk kepentingan Perusahaan dan sesuai dengan maksud dan tujuan Perusahaan, serta memastikan agar
Perusahaan melaksanakan tanggung jawab sosialnya serta memperhatikan kepentingan dari berbagai Pemangku Kepentingan sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan;
b. Tunduk pada ketentuan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku, Anggaran Dasar dan keputusan RUPS serta memastikan seluruh aktivitas
Perusahaan telah sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku, Anggaran Dasar dan keputusan RUPS;
c. Menerapkan Good Corporate Governance secara konsisten;
d. Mematuhi tata urutan peraturan internal Perusahaan; e. Bertindak selaku pimpinan dalam pengurusan Perusahaan; f. Memelihara dan mengurus kekayaan Perusahaan;
g. Bertanggung-jawab penuh dalam melaksanakan tugasnya untuk kepentingan Perusahaan dalam mencapai maksud dan tujuannya;
h. Memperhatikan masukan-masukan yang diberikan oleh DewanKomisaris; i. Melakukan segala tindakan dan perbuatan, baik mengenai pengurusan maupun
pemilikan kekayaan Perusahaan serta mengikat Perusahaan dengan pihak lain
dan/atau pihak lain dengan Perusahaan, dengan pembatasan tertentu; j. Wajib menyelenggarakan dan menyimpan Daftar Khusus yang memuat
keterangan mengenai kepemilikan saham masing-masing Direkturdan anggota komisaris beserta keluarganya dalam Perusahaan dan/atau pada Perusahaan lain serta tanggal saham itu diperoleh;
BOARD MANUAL PT. JAMKRIDA RIAU 49
REVISI I - 16/01/2017
k. Bertanggung-jawab penuh secara pribadi atas kerugian Perusahaan apabila yang bersangkutan bersalah atau lalai menjalankan tugas nya;
l. Memelihara dan menyimpan di tempat kedudukan Perusahaan Daftar Pemegang Saham, Daftar Khusus, Risalah RUPS, Risalah Rapat Komisaris dan
Risalah Rapat Direksi, Laporan Tahunan dan dokumen keuangan Perusahaan dan dokumen Perusahaan lainnya;
m. Memberikan laporan berkala menurut cara dan waktu sesuai dengan ketentuan
yang berlaku, serta laporan lainnya setiap kali diminta oleh Komisarisdan/atau Pemegang Saham;
n. Memberikan penjelasan tentang segala hal yang ditanyakan atau yang diminta
anggota Komisarisdan para Pemegang Saham; o. Anggota Direksi wajib mengungkapkan mengenai :
1). Kepemilikan sahamnya yang mencapai 5% (lima per seratus) atau lebih pada Perusahaan dan/atau pada perusahaan lain yang berkedudukan di dalam dan di luar negeri; dan
2). Hubungan keuangan dan hubungan keluarga dengan anggota Direksi lain, anggota Komisarisdan/atau Pemegang Saham Perusahaan.
2. Terkait dengan Pemegang Saham/Rapat Umum Pemegang Saham :
a. Direksi wajib menyelenggarakan dan menyimpan Risalah RUPS, Daftar
Pemegang Saham dan dokumen-dokumen terkait dengan RUPS sesuai ketentuan peraturan Perundang-undangan;
Daftar Pemegang Saham tersebut memuat: 1). Nama dan alamat Pemegang Saham; 2). Jumlah, nomor, dan tanggal perolehan saham yang dimiliki oleh Pemegang
Saham, serta tiap-tiap klasifikasi saham apabila dikeluarkan lebih dari satu klasifikasi saham;
3). Jumlah yang disetor atas setiap saham;
4). Nama dan alamat dari orang perseorangan atau badan hukum yang mempunyai hak gadai atas saham atau sebagai Penerima Jaminan fidusia
saham dan tanggal perolehan hak gadai atau tanggal pendaftaran jaminan fidusia;
5). Keterangan penyetoran saham dalam bentuk lain selain uang;
6). Perubahan kepemilikan saham, jika ada dan; 7). Keterangan lainnya yang dianggap perlu oleh Direksi.
b. Memberikan informasi material secara accurate, reliable, timely, consistent dan useful yang memungkinkan bagi Pemegang Saham untuk membuat keputusan;
c. Menyediakan bahan RUPS kepada Pemegang Saham yang diberikan secara
cuma-cuma kepada Pemegang Saham d. Memberikan Risalah RUPS kepada Pemegang Saham jika diminta oleh
Pemegang Saham;
e. Memberikan laporan berkala menurut cara dan waktu sesuai dengan ketentuan yang berlaku serta laporan lainnya setiap kali diminta oleh Pemegang Saham;
f. Memberikan pertanggungjawaban dan segala keterangan tentang keadaan dan jalannya Perusahaan, terutama laporan keuangan baik dalam bentuk laporan tahunan maupun dalam bentuk laporan berkala lainnya menurut cara dan
waktu yang ditentukan dalam Anggaran Dasar serta setiap kali diminta oleh RUPS. Menandatangani Laporan Tahunan, dalam hal Direktur tidak
menandatanganiLaporanTahunan, makaharusdisebutkan alasannya; g. Memanggil dan menyelenggarakan RUPS Tahunan dan/atau RUPS Luar Biasa
BOARD MANUAL PT. JAMKRIDA RIAU 50
REVISI I - 16/01/2017
h. Mengumumkan minimal 1 (satu) surat kabar harian berbahasa Indonesia yang terbit dan beredar luas di wilayah Provinsi Riau sebagaimana yang ditetapkan
oleh Direksi, yaitu untuk: 1). Perbuatan hukum untuk mengalihkan atau menjadikan sebagai jaminan
hutang atau melepaskan hak atas harta kekayaan Perusahaan paling lambat 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak dilakukan perbuatan hukum tersebut;
2). Pemanggilan RUPS kepada para Pemegang Saham paling lambat 15 (lima belas) hari sebelum Rapat diadakan;
3). Rencana penggabungan, peleburan dan pengambilalihan Perusahaan
paling lambat 14 (empat belas) hari sebelum pemanggilan RUPS. i. Meminta persetujuan RUPS jika Perusahaan ingin membeli kembali saham yang
telah dikeluarkan, termasuk pengalihannya; j. Meminta persetujuan RUPS jika Perusahaan ingin menambah atau mengurangi
besarnya jumlah modal Perusahaan;
k. Memberikan semua dokumen Perusahaan yang diperlukan dalam RUPS; l. Menyusun Laporan Tahunan dan menyampaikan kepada RUPS setelah ditelaah
oleh Komisaris dalam jangka waktu paling lambat 6 (enam) bulan setelah tahun buku Perusahaan berakhir;
m. Memberikan penjelasan kepada RUPS mengenai Laporan Tahunan;
n. Menyusun laporan tahunan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku yang ditandatangani oleh Direksi dan Komisaris untuk diajukan
dalam RUPS. Laporan Tahunan tersebut harus sudah disediakan di kantor Perusahaan selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari sebelum tanggal RUPS diadakan dan dapat diperoleh untuk diperiksa oleh pemegang saham dengan
permintaan tertulis; o. Mendapat persetujuan dari RUPS untuk melakukan perjanjian (PKB) dengan
karyawan yang berkaitan dengan penghasilan karyawan yang tidak diwajibkan
oleh atau melebihi ketentuan peraturan perundang-undangan; p. Dalam pemungutan suara, anggota Direksi yang mewakili Pemegang Saham
dilarang bertindak sebagai kuasa dari Pemegang Saham.
3. Terkait dengan Investasi :
a. Perusahaan wajib menyusun kebijakan dan strategi investasi secara tertulis; b. Ketaatan terhadap kebijakan dan strategi investasi dievaluasi secara berkala
paling sedikit 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun; c. Kebijakan dan strategi investasi sebagaimana dimaksud pada butir (b) yaitu
paling sedikit memuat
1). Profil kekayaan dan kewajiban Perusahaan; 2). Kesesuaian antara durasi kekayaan dan durasi Perusahaan; 3). Tujuan investasi;
4). Sasaran tingkat hasil investasi yang diharapkan, termasuk tolok ukur hasil investasi (yield’s benchmark) yang digunakan;
5). Dasar penilaian dan batasan kualitatif untuk setiap jenis asset investasi; 6). Batas maksimum alokasi investasi untuk setiap jenis asset investasi; 7). Batas maksimum proporsi kekayaan Perusahaan yang dapat ditempatkan
pada satu pihak; 8). Batas maksimum jumlah asset yang tidak ditempatkan (idle assets) dalam
bentuk investasi; 9). Objek investasi yang dilarang untuk penempatan investasi; 10). Tingkat likuiditas minimum portofolio investasi Perusahaan untuk
mendukung ketersediaan dana guna pembayaran manfaat asuransi;
BOARD MANUAL PT. JAMKRIDA RIAU 51
REVISI I - 16/01/2017
11). Sistem pengawasan dan pelaporan pelaksanaan pengelolaan investasi; 12). Ketentuan mengenai penggunaan manajer investasi, penasihat investasi,
tenaga ahli dan penyedia jasa lain yang digunakan dalam pengelolaan investasi;
13). Ketentuan penggunaan instrument derivative dan produk keuangan terstruktur lainnya untuk tujuan lindung nilai;
14). Pembatasan wewenang transaksi investasi untuk setiap level manajemen
dan pertanggungjawabannya; dan 15). Tindakan yang akan diterapkan kepada Direksi atas pelanggaran kebijakan
investasi.
d. Wajib menyusun rencana pengelolaan investasi tahunan yang paling sedikit memuat:
1). Rencana komposisi jenis investasi; 2). Perkiraan tingkat hasil investasi untuk setiap jenis investasi; dan 3). Pertimbangan yang mendasari rencana komposisi jenis investasi.
e. Dalam mengelola investasi, Direksi wajib melakukan: 1). Analisis terhadap risiko investasi yang antara lain meliputi risiko pasar,
risiko kredit, risikolikuiditas, dan risiko operasional serta rencana penanggulangannya dalam hal terjadi peningkatan risiko investasi; dan
2). Kajian yang memadai dan terdokumentasi dalam menempatkan,
mempertahankan dan melepaskan investasi. f. Wajib mengambil keputusan investasi secara professional dan mengoptimalkan
nilai Perusahaan bagi stakeholders khususnya pemegang polis, tertanggung, peserta, dan/atau pihak yang berhak memperoleh manfaat;
g. Wajib memiliki unit atau Karyawan yang melaksanakan fungsi pengelolaan
investasi yang memenuhi; h. Wajib mengetahui portofolio penempatan investasi yang dilakukan oleh pihak
lain.
4. Terkait dengan Strategi dan Rencana Kerja Perusahaan :
a. Menyiapkan Visi, Misi, tujuan, strategi dan budaya Perusahaan; b. Mengusahakan dan menjamin terlaksananya usaha dan kegiatan Perusahaan
sesuai dengan maksud dan tujuan serta kegiatan usahanya;
c. Wajib memiliki Rencana Jangka Panjang (RJP) yang merupakan rencana strategis yang memuat sasaran dan tujuan yang akan dicapai dalam jangka
waktu 3 (tiga) tahun, dalam jangka waktu1 (satu) tahun sebelum berakhirnya periode RJPP dan diajukan kepada Komisarisselambat-lambatnya 60 (enam puluh) hari sebelum periode RJPP berakhir;
d. Mengupayakan tercapainya sasaran-sasaran jangka panjang yang tercantum dalam RJPP;
e. Wajib menyiapkan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) sebagai
penjabaran dari RJP. Rancangan RKAP yang telah ditandatangani oleh semua anggota Direksi dan semua anggota Komisarisdisampaikan oleh Direksi kepada
Pemegang Saham paling lambat 60 (enam puluh) hari sebelum tahun buku RKAP yang bersangkutan untuk mendapatkan persetujuan RUPS, dengan memperhatikan ketentuan yang berlaku, dan Rancangan RKAP disetujui oleh
RUPS paling lambat 30 (tiga puluh) hari setelah tahun anggaran berjalan (tahun anggaran RKAP yang bersangkutan);
f. Melaksanakan dan mengupayakan tercapainya target jangka pendek yang tercantum dalam RKAP melalui penetapan target kinerja yang diturunkan di tingkat satuan kerja dan jabatan dalam struktur organisasi Perusahaan.
BOARD MANUAL PT. JAMKRIDA RIAU 52
REVISI I - 16/01/2017
5. Terkait dengan Manajemen Risiko : a. Membangun, melaksanakan serta bertanggungjawab atas program manajemen
risiko dan eksposur risiko agar Direksi dalam mengambil setiap keputusan/tindakan harus mempertimbangkan risiko usaha secara terpadu yang merupakan bagian dari pelaksanaan program GCG;
b. Menyusun kebijakan dan strategi manajemen risiko secara tertulis dan komprehensif termasuk penetapan dan persetujuan limit risiko secara keseluruhan, per jenis risiko dan per aktivitas fungsional (kegiatan usaha)
Perusahaan. Penyusunan kebijakan dan strategi manajemen risiko dilakukan sekurang-kurangnya satu kali dalam satu tahun atau dalam frekuensi yang
lebih tinggi dalam hal terdapat perubahan faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan usaha Perusahaan secara signifikan;
c. Mengembangkan budaya manajemen risiko pada seluruh jenjang organisasi,
antara lain meliputi komunikasi yang memadai kepada seluruh jenjang organisasi tentang pentingnya pengendalian intern yang efektif;
d. Bertanggungjawab atas pelaksanaan kebijakan manajemen risiko dan eksposur risiko yang diambil oleh Perusahaan secara keseluruhan, termasuk mengevaluasi dan memberikan arahan strategi manajemen risiko berdasarkan
laporan yang disampaikan oleh Divisi Manajemen Risiko dan Sekretaris Perusahaan dan penyampaian laporan pertanggungjawaban kepada Dewan
Komisaris secara triwulanan; e. Mengevaluasi dan memutuskan transaksi yang melampaui kewenangan pejabat
Perusahaan satu tingkat di bawah Direksi atau transaksi yang memerlukan
persetujuan sesuai dengan kebijakan dan prosedur intern yang berlaku; f. Memastikan peningkatan kompetensi sumber daya manusia yang terkait
dengan penerapan manajemen risiko, antara lain dengan cara program
pendidikan dan latihan secara berkesinambungan terutama yang berkaitan dengan sistem dan proses manajemen risiko.
g. Memastikan bahwa fungsi manajemen risiko telah diterapkan secara independen yang dicerminkan antara lain adanya Divisi Manajemen Risiko dan Tata Kelola Perusahaan yang melakukan identifikasi, pengukuran, pemantauan
dan pengendalian risiko dengan Unit Kerja Operasinal yang melakukan dan menyelesaikan transaksi
h. Melaksanakan kaji ulang secara berkala dengan frekuensi sesuai dengan kebutuhan Perusahaan untuk memastikan : 1). Keakuratan metodologi manajemen risiko;
2). Kecukupan implementasi sistem informasi manajemen risiko; 3). Ketepatan kebijakan, prosedur dan penetapan limit risiko.
6. Terkait dengan Teknologi Informasi : a. Menetapkan tata kelola teknologi informasi yang efektif;
b. Menyampaikan laporan pelaksanaan tata kelola teknologi informasi kepada Komisaris secara periodik;
c. Menjaga dan mengevaluasi kualitas fungsi tata kelola teknologi informasi di
Perusahaan.
7. Terkait dengan Sumber Daya Manusia : a. Menyiapkan susunan organisasi Perusahaan lengkap dengan perincian dan
tugasnya;
BOARD MANUAL PT. JAMKRIDA RIAU 53
REVISI I - 16/01/2017
b. Menyusun dan melaksanakan pedoman pengelolaan sumber daya manusia yang meliputi sistem perencanaan sumber daya manusia, rekrutmen, seleksi,
penempatan Karyawan dan jabatan dalam struktur organisasi Perusahaan, promosi dan demosi serta mutasi
c. Memastikan penempatan Karyawan sesuai dengan kriteria jabatan dalam struktur organisasi Perusahaan
d. Menyampaikan kepada Komisarisatas rencana promosi Pejabat satu level di
bawah Direksi e. Memastikan pelaksanaan pendidikan dan pelatihan kepada Karyawan sesuai
dengan kompetensi jabatan
f. Melaksanakan pengukuran dan penilaian kinerja untuk satuan kerja dan jabatan dalam organisasi secara obyektif dan transparan;
g. Memastikan sumber daya manusia Perusahaan memiliki kompetensi dan kemampuan yang handal sesuai dengan bidang tugasnya.
8. Terkait dengan Etika Bisnis dan Anti Korupsi : a. Direksi Perusahaan dilarang untuk memberikan atau menawarkan atau
menerima baik langsung ataupun tidak langsung sesuatu yang berharga kepada pejabat pemerintah dan pihak-pihak lain yang mempengaruhi atau sebagai imbalan atas apa yang telah dilakukannya dan tindakan lainnya sesuai
peraturan Perundang-undangan yang berlaku b. Memastikan seluruh anggota Komisaris, Direksi dan Pejabat satu level di bawah
Direksi telah melaporkan harta kekayaan kepada Lembaga Pemerintah yang berwenang.
c. Melakukan sosialisasi atas program pengendalian gratifikasi sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku
9. Terkait dengan Sistem Pengendalian Internal :
Sistem Pengendalian Internal yang efektif merupakan komponen penting dalam manajemen dan menjadi dasar bagi kegiatan operasional Perusahaan. Sistem
Pengendalian Internal harus dapat memastikan seluruh aktivitas bisnis mematuhi peraturan Perundang-undangan, pedoman Good Corporate Governance maupun kebijakan Perusahaan. Sistem Pengendalian Internal yang efektif dapat
mengamankan investasi dan aset Perusahaan, menjamin tersedianya pelaporan keuangan dan manajerial yang dapat dipercaya, meningkatkan kepatuhan
Perusahaan terhadap ketentuan dan peraturan Perundang-undangan yang berlaku, serta mengurangi risiko terjadinya kerugian, penyimpangan dan pelanggaran aspek kehati-hatian.
Sistem Pengendalian Internal harus dapat mendayagunakan informasi-informasi yang meliputi pada :
a. Laporan Manajemen; b. Laporan Auditor Internal;
c. Opini dan Laporan Auditor Eksternal; d. Laporan dan pendapat aktuaris mengenai tingkat risiko dan premi; e. Hal-hal lain yang dianggap perlu.
Pengendalian Internal terdiri dari 5 (lima) elemen utama yang satu sama lain saling
berkaitan, yaitu sebagai berikut : a. Pengawasan oleh Manajemen dan Kultur Pengendalian; b. Identifikasi dan Penilaian Risiko;
c. Kegiatan Pengendalian dan Pemisahan Fungsi;
BOARD MANUAL PT. JAMKRIDA RIAU 54
REVISI I - 16/01/2017
d. Sistem Akuntansi, lnformasi dan Komunikasi; e. Kegiatan Pemantauan dan Tindakan Koreksi Penyimpangan/Kelemahan.
Direksi wajib menetapkan pengendalian internal yang efektif dan efisien untuk
memberikan keyakinan yang memadai dalam rangka tercapainya tujuan Perusahaan. Pengendalian tersebut paling sedikit mencakup hal-hal sebagai berikut :
a. Lingkungan pengendalian internal dalam Perusahaan Penjaminan yang disiplin dan terstruktur;
b. Pengkajian dan pengelolaan risiko usaha yaitu suatu proses untuk
mengidentifikasi, menganalisis, menilai dan mengelola risiko usaha; c. Aktivitas pengendalian, yaitu tindakan yang dilakukan dalam suatu proses
pengendalian terhadap kegiatan Perusahaan pada setiap tingkat dan unit dalam struktur organisasi Perusahaan, antara lain mengenai kewenangan, otorisasi, verifikasi, rekonsiliasi, penilaian atas prestasi kerja, pembagian tugas
dan keamanan terhadap aset Perusahaan; d. Sistem informasi dan komunikasi, yaitu suatu proses penyajian laporan
mengenai kegiatan operasional, finansial, dan ketaatan atas ketentuan dan peraturan yang berlaku pada Perusahaan;
e. Tata cara monitoring, yaitu proses penilaian terhadap kualitas Sistem
Pengendalian Internal termasuk fungsi Internal Audit pada setiap tingkat dan unit struktur organisasi Perusahaan, sehingga dapat dilaksanakan secara
optimal, dengan ketentuan bahwa penyimpangan yang terjadi dilaporkan kepada Direksi dan tembusannya disampaikan kepada Komite Audit.
10. Terkait dengan Keterbukaan dan Kerahasiaan Informasi : a. Direksi wajib mengungkapkan informasi penting dalam Laporan Tahunan dan
Laporan Keuangan kepada pihak lain sesuai peraturanPerundang-undangan yang
berlaku secara accurate, reliable/timely, consistent dan useful; b. Informasi yang disampaikan berupa :
1) Informasi/data non publik yaitu informasi/data yang diberikan atau disampaikan untuk keperluan laporan pada otoritas moneter dan keuangan seperti Departemen Keuangan juga antara intern unit baik yang bersifat
reguler maupun insidentil; 2) Informasi/data publik yaitu informasi/data yang diberikan atau disampaikan
sebagai laporan kepada Pemegang Saham dalam rangka memenuhi kewajiban rutin maupun yang bersifat keterbukaan informasi (insidentil);
c. Direksi harus mengungkapkan sejauh mana pelaksanaan prinsipGood Corporate Governance yang dimuat dalam Laporan Tahunan;
d. Menyampaikan informasi mengenai identitas, pekerjaan-pekerjaan utamanya, jabatan Komisarisdi anak perusahaan/perusahaan patungan dan/atau
perusahaan lain, termasuk rapat-rapat yang dilakukan dalam satu tahun buku (rapat internal maupun rapat gabungan dengan Komisaris), serta gaji, fasilitas,
dan/atau tunjangan lain yang diterima dari Perusahaan dan anak perusahaan/perusahaan patungan, untuk dimuat dalam LaporanTahunan Perusahaan;
e. Informasi rahasia yang diperoleh sewaktu menjabat sebagai Direktur Perusahaan termasuk rahasia Perusahaan dan rahasia pemegang Polis Perusahaan
(Terjamin) harus tetap dijaga sesuai dengan peraturan Perundang-undangan yang berlaku;
BOARD MANUAL PT. JAMKRIDA RIAU 55
REVISI I - 16/01/2017
f. Dalam hal menjaga kerahasiaan informasi Perusahaan, Direksi dituntut untuk mengutamakan kepentingan Perusahaan daripada kepentingan individu atau
kelompok.
11. Terkait dengan hubungan dengan Stakeholders :
a. Memastikan terjaminnya hak-hak stakeholders yang timbul berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku dan/atau perjanjian yang dibuat oleh Perusahaan dengan Karyawan, Pengguna Jasa, Pemasok, Pelanggan dan stakeholders lainnya;
b. Memastikan Perusahaan melakukan tanggungjawab sosialnya; c. Memastikan Perusahaan memperhatikan kepentingan berbagai pihak yang
berkepentingan. d. Memastikan bahwa aset dan lokasi usaha serta fasilitas Perusahaan lainnya
memenuhi peraturan Perundang-undangan yang berlaku berkenaan dengan
pelestarian lingkungan, kesehatan dan keselamatan kerja; e. Dalam mempekerjakan, menetapkan besarnya gaji, memberikan pelatihan,
menetapkan jenjang karir, serta menentukan persyaratan kerja lainnya untuk Karyawan, Perusahaan tidak melakukan diskriminasi karena latar belakang etnik seseorang, agama, jenis kelamin, usia, cacat tubuh yang dipunyai seseorang
atau keadaan khusus lainnya yang dilindungi oleh peraturan Perundang-undangan;
f. Menyediakan lingkungan kerja yang bebas dari segala bentuk tekanan (pelecehan) yang mungkin timbul sebagai akibat perbedaan watak, keadaan pribadi, dan latar belakang kebudayaan seseorang.
12. Terkait dengan Sistem Akuntansi dan Pembukuan :
a. Menyusun Laporan Keuangan berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan dan
menyerahkan kepada Akuntan Publik untuk diaudit; b. Menyusun sistem akuntansi sesuai Standar Akuntansi Keuangan dan
berdasarkan prinsip-prinsip pengendalian internal, terutama fungsi pengurusan, pencatatan, penyimpanan dan pengawasan;
c. Memastikan kebijakan akuntansi dan penyusunan laporan keuangan sesuai
dengan standar akuntansi yang berlaku umum di Indonesia; d. Memastikan kehandalan data yang mencakup kelengkapan, akurasi, klasifikasi
dan otorisasi yang memadai sehingga laporan keuangan yang dihasilkan tepat waktu, tepat guna dan bebas dari salah saji material;
e. Mengadakan dan memelihara pembukuan dan administrasi Perusahaan untuk
menghasilkan penyelenggaraan pembukuan yang tertib, kecukupan modal kerja dengan biaya modal yang efisien, struktur neraca yang baik dan kokoh, penyajian laporan dan analisa keuangan tepat waktu dan akurat serta prinsip-
prinsip lain sesuai dengan kelaziman yang berlaku bagi suatu Perusahaan.
13. Terkait dengan Pelaksanaan Prinsip Mengenal Nasabah : a. Menetapkan kebijakan Prinsip Mengenal Nasabah; b. Memantau pelaksanaan tugas Unit Kerja Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah
(UPKN) pada Divisi Kebijakan; c. Memastikan bahwa kebijakan dan prosedur Prinsip Mengenal Nasabah telah
diterapkan dan dilaksanakan oleh unit terkait secara konsisten; d. Menetapkan kewenangan untuk memberikan keputusan akhir atas transaksi
yang mencurigakan
BOARD MANUAL PT. JAMKRIDA RIAU 56
REVISI I - 16/01/2017
e. Melaporkan transaksi yang mencurigakan yang telah disusun oleh UPKN kepada Menteri Keuangan atau Pusat Pelaporan dan Analisa Transaksi Keuangan
(PPATK); f. Memastikan bahwa Jajaran Manajemen dan Karyawan Perusahaan memiliki
pengetahuan dan keahlian yang dibutuhkan dalam penerapan Prinsip Mengenal Nasabah;
g. Terhadap hal-hal yang disebutkan sebelumnya Direksi dapat memberikan
pelimpahan kewenangan sesuai ketentuan yang berlaku.
14. Terkait dengan Laporan-laporan Perusahaan :
Praktik Good Corporate Governance mensyaratkan dilakukannya pengungkapan secara akurat dan tepat waktu terhadap semua aspek yang berhubungan dengan
Perusahaan, termasuk kondisi keuangan, kinerja, kepemilikan dan pengelolaan Perusahaan. a. Laporan Tahunan
Pengungkapan informasi dalam Laporan Tahunan mencakup materi minimal sesuai peraturan perundangan yang berlaku. Sebagai bentuk transparansi dan
penerapan GCG, Perusahaan mengungkapkan Laporan Tahunan yang dapat diunggah oleh publik melalui websitePenjelasan lebih lanjut mengenai pengungkapan Laporan Tahunan.
b. Laporan Keuangan Perusahaan Laporan Keuangan Perusahaan terdiri dari Laporan Keuangan Tahunan, Laporan
Keuangan Tengah Tahunan, dan Laporan Triwulanan. Laporan Keuangan Perusahaan disampaikan kepada Pemegang Saham dan Komisarissesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Sebagai bentuk transparansi dan penerapan GCG, Perusahaan mengungkapkan Laporan Keuangan yang dapat diunggah oleh publik melalui website
www.jamkridariau.com
15. Terkait dengan Tugas dan Kewajiban Lain : Menjalankan kewajiban-kewajiban lainnya sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Anggaran Dasar dan yang ditetapkan oleh RUPS berdasarkan peraturan
Perundang-undangan.
H. HAK DAN WEWENANG DIREKSI
1. Hak Direksi :
a. Memperoleh cuti sesuai ketentuan yang berlaku; b. Menerima gaji berikut fasilitas dan tunjangan lainnya termasuk santunan purna
jabatan yang jumlahnya ditetapkan oleh RUPS atau Komisarisberdasarkan
pelimpahan wewenang dari RUPS c. Apabila Perusahaan mencapai tingkat keuntungan, maka Direksi dapat
menerima insentif sebagai imbalan atas prestasi kerjanya yang besamya ditetapkan oleh RUPS
d. Mendapatkan sarana dan fasilitas Perusahaan serta santunan purna jabatan
sesuai dengan hasil penetapan RUPS yang penyediaannya disesuaikan dengan kondisi keuangan Perusahaan, azas kepatutan dan kewajaran serta tidak
bertentangan dengan peraturan Perundang-undangan yang berlaku. Penjabaran tentang sarana dan fasilitas Perusahaan dituangkan lebih lanjut dalam Keputusan RUPS;
BOARD MANUAL PT. JAMKRIDA RIAU 57
REVISI I - 16/01/2017
e. Memperoleh salinan risalah Rapat Direksi, baik yang bersangkutan hadir maupun tidak hadir dalam Rapat Direksi tersebut.
2. Wewenang Direksi :
a. Menetapkan kebijakan kepengurusan Perusahaan; b. Mengatur penyerahan kekuasaan Direksi kepada seorang atau beberapa orang
Direksi untuk mengambil keputusan atas nama Direksi atau mewakili
Perusahaan di dalam dan di luar pengadilan; c. Mengatur penyerahan kekuasaan Direksi kepada seorang atau beberapa orang
pekerja Perusahaan baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama atau kepada
orang lain, untuk mewakili Perusahaan di dalam dan di luar pengadilan. d. Mengatur ketentuan-ketentuan tentang kepegawaian Perusahaan termasuk
penetapan gaji, pensiun, atau jaminan hari tua dan penghasilan lain bagi Karyawan Perusahaan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dengan ketentuan penetapan gaji, pensiun atau jaminan hari tua dan
penghasilan lain bagi Karyawan yang melampaui kewajiban yang ditetapkan peraturan perundang-undangan, harus mendapat persetujuan terlebih dahulu
dari RUPS; e. Mengangkat dan memberhentikan Karyawan Perusahaan berdasarkan
peraturan kepegawaian Perusahaan dan peraturan Perundang-undangan yang
berlaku; f. Mengangkat dan memberhentikan Sekretaris Perusahaan;
g. Melakukan segala tindakan dan perbuatan lainnya baik mengenai pengurusan maupun pemilikan kekayaan Perusahaan, mengikat Perusahaan dengan pihak lain dan/atau pihak lain dengan Perusahaan serta mewakili Perusahaan di
dalam dan di luar pengadilan tentang segala hal dan segala kejadian, dengan pembatasan-pembatasan sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan, Anggaran Dasar dan/atau Keputusan RUPS;
h. Memberi penghargaan dan sanksi Karyawan Perusahaan berdasarkan peraturan kepegawaian Perusahaan;
i. Melakukan aktivitas di luar Perusahaan yang tidak secara langsung berhubungan dengan kepentingan Perusahaan seperti kegiatan mengajar, menjadi pengurus asosiasi bisnis dan sejenisnya diperkenankan sebatas
menggunakan waktu yang wajar dan sepengetahuan Direktur Utama atau Direktur lainnya;
j. Mempergunakan saran professional sesuai kebutuhan dan kemampuan Perusahaan;
k. Mewakili Perusahaan baik di dalam maupun di luar pengadilan.
3. Kewenangan Direksi yang Memerlukan Persetujuan Komisaris :
a. Mengagunkan aktiva tetap untuk penarikan kredit jangka pendek;
b. Mengadakan Kerja sama dengan badan usaha atau pihak lain berupa Kerja sama lisensi, kontrak manajemen, menyewakan asset, Kerja sama Operasi
(KSO), Bangun Guna Serah (Build Operate Transfer/BOT), Bangun Milik Serah (Build Own Transfer/BOwT), Bangun Serah Guna (Build Transfer Operate/BTO) dan Kerja sama lainnya dengan nilai atau jangka waktu tertentu yang
ditetapkan oleh RUPS; c. Menerima atau memberikan pinjaman jangka panjang menengah/panjang,
kecuali pinjaman (utang atau piutang) yang timbul karena transaksi bisnis, dan pinjaman yang diberikan kepada anak Perusahaan dengan ketentuan pinjaman kepada anak Perusahaan dilaporkan kepada Komisaris;
d. Menghapuskan dari pembukuan piutang macet, dan persediaan barang mati;
BOARD MANUAL PT. JAMKRIDA RIAU 58
REVISI I - 16/01/2017
e. Melepaskan aktiva tetap bergerak dengan umur ekonomis yang lazim berlaku dalam industri pada umumnya sampai dengan 5 (lima) tahun;
f. Menetapkan struktur organisasi 1 (satu) tingkat di bawah Direksi.
4. Kewenangan Direksi Setelah Mendapat Tanggapan Tertulis dari Komisaris dan Persetujuan dari RUPS : a. Mengagunkan aktiva tetap untuk penarikan kredit jangka menengah/panjang;
b. Melakukan penyertaan modal pada Perusahaan lain; c. Mendirikan anak Perusahaan dan/atau Perusahaan patungan; d. Melepaskan penyertaan modal pada anak Perusahaan dan/atau Perusahaan
patungan; e. Melakukan penggabungan, peleburan, pengambilalihan, pemisahan, dan
pembubaran anak Perusahaan dan/atau Perusahaan patungan; f. Mengikat Perusahaan sebagai penjamin (borg atau avalist), kecuali pemberian
penjaminan yang merupakan pelaksanaan kegiatan usaha Perusahaan;
g. Mengadakan Kerja sama dengan badan usaha atau pihak lain berupa Kerja sama lisensi, kontrak manajemen, menyewakan asset, Kerja Sama Operasi
(KSO), Bangun Guna Serah (Build Operate Transfer/BOT), Bangun Milik Serah (Build Own Transfer/BOwT), Bangun Serah Guna (Build Transfer Operate/BOT) dan kerja sama lainnya dengan nilai atau jangka waktu melebihi penetapan
RUPS; h. Tidak menagih lagi piutang macet yang telah dihapusbukukan;
i. Melepaskan dan menghapuskan aktiva tetap Perusahaan dengan umur ekonomis yang lazim berlaku dalam industri pada umumnya lebih dari 5 (lima) tahun;
j. Menetapkan blue print organisasi Perusahaan; k. Menetapkan dan merubah logo Perusahaan; l. Melakukan tindakan-tindakan lain sebagaimana dimaksud dalam Anggaran
Dasar yang belum ditetapkan dalam Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan; m. Membentuk yayasan, organisasi dan/atau perkumpulan baik yang berkaitan
langsung maupun tidak langsung dengan Perusahaan yang dapat berdampak bagi Perusahaan;
n. Pembebanan biaya Perusahaan yang bersifat tetap dan rutin untuk yayasan,
organisasi dan/atau perkumpulan baik yang berkaitan langsung maupun tidak dengan Perusahaan;
o. Pengusulan wakil Perusahaan untuk menjadi calon anggota Direksi dan Komisarispada Perusahaan patungan dan/atau anak Perusahaan yang memberikan kontribusi signifikan kepada Perusahaan dan/atau bernilai
strategis yang ditetapkan RUPS.
5. Kewenangan Direksi yang Wajib Meminta Persetujuan dari RUPS :
Direksi wajib meminta persetujuan RUPS untuk mengalihkan kekayaan Perusahaan atau menjadikan jaminan utang kekayaan Perusahaan yang merupakan lebih dari
50% (lima puluh persen) jumlah kekayaan bersih Perusahaan dalam 1 (satu) transaksi atau lebih, baik yang berkaitan satu sama lain maupun tidak.
Perbuatan hukumuntukmengalihkan,melepaskanhak atau menjadikan sebagai jaminan hutang seluruh atau sebagian besar hartakekayaan Perusahaan (yang
bukan merupakan barang dagangan) baik dalam satu transaksi atau beberapa transaksi yang berdiri sendiri ataupun yang berkaitan satu sama lain harus mendapat persetujuan RUPS, yang dihadiri atau diwakili para Pemegang Saham
yang memiliki sekurang-kurangnya 3/4 (tiga perempat) bagian dari jumlah seluruh
BOARD MANUAL PT. JAMKRIDA RIAU 59
REVISI I - 16/01/2017
saham yang telah dikeluarkan Perusahaan dengan hak suara yang sah dan disetujui oleh sekurang-kurangnya 3/4 (tiga perempat) dari jumlah seluruh suara yang
dikeluarkan secara sah dalam Rapat.
6. Kewenangan Menjalankan Tindakan-tindakan Lainnya : Direksi berwenang menjalankan tindakan-tindakan lainnya, dalam lingkup pengurusan Perusahaan dan kepemilikan di Anak Perusahaan, dengan
memperhatikan peraturan Perundang-undangan yang berlaku. I. PENETAPAN KEBIJAKAN PENGURUSAN PERUSAHAAN OLEH DIREKSI
1. Umum :
a. Kebijakan pengurusan Perusahaan adalah suatu keputusan atau tindakan yang diambil oleh Direksi di dalam menjalankan, mengarahkan dan mengendalikan kegiatan kerja tertentu atau menyelesaikan suatu permasalahan tertentu, di
mana substansi permasalahan atau kegiatan kerja dimaksud belum diatur dalam suatu aturan yang baku;
b. Kebijakan yang diambil oleh Direksi dapat berupa suatu kebijakan yang diambil melalui Rapat Direksi, atau dapat pula merupakan kebijakan yang diambil secara individual tanpa adanya rapat dimaksud.
2. Prinsip-prinsip Kebijakan Pengurusan Perusahaan :
Dalam rangka menggunakan dan menjalankan hak dan kewajiban tersebut dalam kegiatan sehari-hari maka prinsip-prinsip berikut ini dipatuhi oleh Direksi: a. Dalam hal suatu kebijakan yang diambil oleh Direksi merupakan sesuatu yang
substansinya menyangkut citra Perusahaan, risiko atau konsekuensi material maka kebijakan tersebut harus mendapat persetujuan Rapat Direksi. Penjabaran lebih lanjut mengenai citra Perusahaan, risiko serta materialitas
dijabarkan dalam kebijakan tersendiri; b. Dalam hal kebijakan di atas dilakukan oleh Direktur Perusahaan sesuai dengan
sektor/bidang tugasnya, maka Direktur yang bersangkutan bertanggung-jawab atas kebijakan tersebut sampai dengan kebijakan tersebut dapat disetujui Rapat Direksi;
c. Dalam hal kebijakan yang diambil oleh Direksi mempunyai substansi yang sama dan dilakukan secara terus menerus sehingga menjadi suatu kebutuhan
Perusahaan sehari-hari maka Direktur yangbersangkutan perlu mengusulkan kepada Direksi untuk menjadikan kebijakan yang dilakukannya sebagai suatu peraturan yang mengikat;
d. Dalam mengambil kebijakan atau keputusan atas suatu permasalahan yang timbul, setiap Direktur wajib mempertimbangkan beberapa hal sebagai berikut: 1). Itikad baik;
2). Pertimbangan rasional dan informasi yang cukup; 3). Investigasi memadai terhadap permasalahan yang ada serta berbagai
kemungkinan pemecahannya beserta dampak positif dan negatifnya bagi Perusahaan;
4). Dibuat berdasarkan pertimbangan semata-mata untuk kepentingan
Perusahaan; 5). Koordinasi dengan Direktur lainnya khususnya untuk suatu kebijakan yang
akan berdampak langsung maupun tidak langsung kepada tugas dan kewenangan serta kebijakan Direktur lainnya.
BOARD MANUAL PT. JAMKRIDA RIAU 60
REVISI I - 16/01/2017
e. Dalam menjalankan kewajiban sehari-hari, Direksi senantiasa mempertimbangkan kesesuaian tindakan dengan rencana dan tujuan
Perusahaan; f. Pendelegasian wewenang Direksi kepada Karyawan atau pihak lain untuk
melakukan perbuatan hukum atas nama Perusahaan wajib dinyatakan dalam bentuk dokumen tertulis dan disetujui oleh Direktur Utama dan dokumen asli tersebut disimpan oleh Sekretaris Perusahaan;
g. Bentuk-bentuk kebijakan pengurusan Perusahaan seperti Surat Keputusan dan lain-lain, diatur dalam dokumen Perusahaan tersendiri.
J. RAPAT DIREKSI
1. Kebijakan Umum : a. Segala keputusan Direksi diambil dalam rapat Direksi; b. Rapat Direksi dianggap sah apabila diadakan di tempat kedudukan Perusahaan
atau di tempat lain di dalam wilayah Republik Indonesia; c. Rapat Direksi adalah rapat yang diselenggarakan oleh Direksi dan setiap
Direktur yang hadir dan/atau diwakili berhak memberikan suaranya dalam rapat tersebut. Rapat Direksi membicarakan mengenai hal-hal strategis, operasional atau rapat yang bersifat wacana;Strategis artinya adalah hal-hal
yang diputuskan dengan memerlukan diterbitkannya surat keputusan Direksi atau memo Direksi yang berdampak pada semua unit kerja, misalnya :
1). Perubahan sistem/kebijakan baik sebagian atau seluruhnya; 2). Usulan-usulan yang harus dimintakan persetujuan Komisaris; 3). Usulan-usulan yang harus dimintakan persetujuan RUPS. Operasional
artinya adalah hal-hal yang berkenaan dengan tindak lanjut yang diperlukan untuk pelaksanaan keputusan strategis. Wacana adalah hal-hal yang sedang dipikirkan Direksi yang terungkap dalam Rapat Direksi dan
tidak diperlukan keputusan apapun. d. Rapat Direksi dapat diadakan dengan cara telekonferensi antara para anggota
Direksi yang berada di tempat yang berbeda, melalui telepon konferensi, video konferensi atau peralatan komunikasi lainnya yang memungkinkan setiap anggota Direksi dapat saling mendengar/berkomunikasi dan berpartisipasi
dalam Rapat; e. Agenda Rapat Direksi dapat diusulkan kepada Sekretaris Perusahaan dengan
menyatakan bahan tertulis untuk disiapkan undangan dan agendanya; f. Agenda Rapat dapat ditambah dengan disertai bahan yang cukup atau
dikurangi, apabila menurut urgensinya dapat dibahas pada rapat berikutnya;
g. Sebelum rapat dilangsungkan, Sekretaris Perusahaan terlebih dahulu mengedarkan agenda rapat untuk mendapatkan masukan dari para anggota Direksi mengenai agenda tersebut. Masukan tersebut dapat berupa
penambahan/pengurangan atau penajaman agenda rapat; i. Setiap pembahasan masalah dalam Rapat Direksi diupayakan untuk
menghasilkan keputusan setelah melalui mekanisme pembahasan. Pembahasan dilakukan dengan mengungkappendapat masing-masing Direktur agar dapat diambil keputusan yang terbaik;
j. Setiap Direktur berhak mengungkapkan pendapatnya termasuk bila terjadi perbedaan pendapat (dissenting comments) dan harus ditulis dalam Risalah
Rapat; k. Setiap kali rapat dibuat daftar hadir dan ditandatangani oleh seluruh yang hadir
dalam rapat tersebut yang dibuat oleh Sekretaris Perusahaan.
BOARD MANUAL PT. JAMKRIDA RIAU 61
REVISI I - 16/01/2017
2. Jadwal dan Agenda Rapat : a. Rapat Direksi diselenggarakan secara rutin minimum satu kali dalam 1 (satu)
bulan. b. Penyelenggaraan rapat Direksi dapat dilakukan setiap waktu apabila:
1). Dipandang perlu oleh seorang atau lebih anggota Direksi; 2). Atas permintaan tertulis seorang atau lebih anggota Komisaris; atau 3). Atas permintaan tertulis dari 1 (satu) orang atau lebih Pemegang Saham
yang bersama-sama mewakili 1/10 (satu per sepuluh) atau lebih dari jumlah seluruh saham dengan hak suara.
c. Pemanggilan Rapat Direksi dilakukan secara tertulis oleh anggota Direksi yang
berhak mewakili Perusahaan dan disampaikan dalam jangka waktu paling lambat 3 (tiga) hari sebelum rapat diadakan atau dalam waktu yang lebih
singkat jika dalam keadaan mendesak, dengan tidak memperhitungkan tanggal panggilan dan tanggal rapat;
d. Surat panggilan rapat harus mencantumkan acara, tanggal, waktu dan tempat
rapat. Pemanggilan Rapat dilakukan melalui undangan fisik maupun media elektronik,sms, dan/atau e-mail;
e. Agenda rapat disiapkan oleh Sekretaris Perusahaan. Agenda rapat disampaikan bersamaan dengan penyampaian undangan.
3. Prosedur Rapat Direksi : a. Sekretaris Perusahaan menerima bahan-bahan/dokumen/laporan manajemen
dari Direksi. Bahan-bahan/dokumen/laporan manajemen tersebut akan digunakan sebagai bahan rapat Direksi. Bahan-bahan tersebut antara lain: Laporan Bulanan Perusahaan, Laporan Triwulanan Perusahaan, dan Laporan
Tahunan Perusahaan serta laporan lainnya; b. SekretarisPerusahaanmendokumentasikanbahan-bahan/laporan/dokumen yang
diterima sesuai prosedur administrasi surat yang ada;
c. Sekretaris Perusahaan menyampaikan bahan-bahan/dokumen/laporan tersebut kepada Direktur Utama;
d. Direktur Utama mempelajari bahan-bahan tersebut dan memberikan arahan kepada Sekretaris Perusahaan untuk ditindaklanjuti;
e. Jika arahan tersebut harus ditindaklanjuti dengan rapat, Sekretaris Perusahaan
segera menyusun agenda rapat; f. Sekretaris Perusahaan mengedarkan agenda rapat beserta bahan-
bahan/dokumen/ laporan yang akan dirapatkan kepada para anggota Direksi untuk mendapatkan masukan-masukan atas agenda tersebut;
g. Anggota Direksi menerima, membaca dan mempelajari agenda rapat beserta
bahan-bahannya. Setelah selesai, agenda tersebut dikirimkan kembali kepada Sekretaris Perusahaan beserta masukan-masukan dari anggota Direksi yang bersangkutan dan membubuhkan paraf atau tanda tangan sebagai tanda
menyetujui agenda rapat tersebut; h. Sekretaris Perusahaan membuat surat undangan rapat setelah menerima
semua masukan yang ada dari anggota Direksi; i. Dalam surat undangan tersebut, Sekretaris Perusahaan menyusun butir-butir
masalah yang akan dibicarakan dalam rapat;
j. Jika rapat tersebut mengundang pihak lain, Sekretaris Perusahaan bertugas untuk membuat surat undangan kepada pihak yang dimaksud. Dalam hal pihak
lain tersebut berasal dari Manajemen yaitu pejabat 1 (satu) tingkat dan/atau 2 (dua) tingkat di bawah Direksi, maka untuk maksud tersebut harus sepengetahuan Direksi terkait;
k. Peserta rapat menerima undangan dan bahan-bahan rapat;
BOARD MANUAL PT. JAMKRIDA RIAU 62
REVISI I - 16/01/2017
l. Dalam hal Rapat Direksi diselenggarakan dengan cara konferensi berlaku ketentuan sebagai berikut :
1). Setiap anggota Direksi yang ikut serta akan dianggap hadir dalam Rapat untuk menentukan terpenuhinya persyaratan kuorum kehadiran dan
keputusan Rapat Direksi; 2). Tempat dimana Ketua Rapat ikut serta akan dianggap sebagai tempat
dilangsungkannya Rapat Direksi;
3). Risalah Rapat harus disampaikan dan ditandatangani oleh seluruh anggota Direksi baik yang ikut maupun yang tidak ikut serta dalam Rapat.
4. Mekanisme Kehadiran dan Keabsahan Rapat : a. Rapat Direksi dapatmengundang Pejabat Satu Level di bawah Direksi atau
pejabat lain; b. Rapat Direksi adalah sah dan berhak mengambil keputusan-keputusan yang
mengikat, apabila dihadiri lebih dari 1/2 (satu per dua) jumlah Direksi atau
wakilnya yang sah dengan memperhatikan ketentuan dalam Anggaran Dasar; c. Seorang Direktur hanya dapat mewakili seorang Direktur lainnya dengan surat
kuasa tertulis. Surat kuasa tersebut dapat disampaikan melalui faksimili, e-mail atau alat komunikasi elektronik lainnya (apabila disampaikan melalui faksimili, e-mail atau alat komunikasi elektronik lainnya diikuti dengan aslinya atau
salinan yang telah dinyatakan sesuai dengan aslinya yang dikirim dengan dibuktikan melalui tanda terima atau dengan surat tercatat atau kurir yang
dikenal secara internasional secepat mungkin); d. Surat Kuasa ini mengikat bagi Direktur yang tidak hadir atas hasil keputusan
Rapat Direksi;
e. Semua Rapat Direksi dipimpin oleh Direktur Utama dan dalam hal Direktur Utama tidak hadir atau berhalangan, maka salah seorang Direktur yang ditunjuk secara tertulis oleh Direktur Utama yang memimpin rapat Direksi;
f. Dalam mata acara lain-lain, Rapat Direksi tidak berhak mengambil keputusan kecuali semua anggota Direksi atau wakilnya yang sah, hadir dan menyetujui
penambahan mata acara/agenda rapat.
5. Proses Pembahasan Masalah dan Pengambilan Keputusan :
a. Sebelum pembahasan agenda Rapat, terlebih dahulu Ketua Rapat menjelaskan tentang tata tertib rapat antara lain mengenai pemakaian alat komunikasi
dalam Rapat, mekanisme tanya jawab/pemberian pendapat, mekanisme pemberian suara (jika ada voting);
b. Semua keputusan Direksi harus berdasarkan itikad baik, pertimbangan rasional
dan telah melalui investigasi mendalam terhadap berbagai hal-hal yang relevan, informasi yang cukup dan bebas dari benturan kepentingan serta dibuat secara independen oleh masing-masing Direktur;
c. Semua keputusan dalam Rapat Direksi diambil dengan musyawarah untuk mufakat. Dalam hal keputusan tidak dapat diambil dengan musyawarah untuk
mufakat, maka keputusan diambil dengan suara terbanyak biasa; d. Untuk menjaga independensi dan objektivitas, setiap Direktur yang memiliki
benturan kepentingan dalam suatu transaksi, kontrak atau kontrak yang
diusulkan, dalam mana Perusahaan menjadi salah satu pihaknya harus menyatakan sifat kepentingan dalam Rapat Direksi dan tidak berhak untuk ikut
dalam pengambilan suara mengenai hal-hal yang berhubungan dengan transaksi atau kontrak tersebut. Kenyataan tersebut harus dicatat dalam Risalah Rapat;
BOARD MANUAL PT. JAMKRIDA RIAU 63
REVISI I - 16/01/2017
e. Setiap Direktur berhak untuk mengeluarkan 1 (satu) suara ditambah 1 (satu) suara Direktur yang diwakilinya;
f. Pemungutan suara mengenai orang dilakukan dengan surat suara tertutup tanpa tanda tangan sedangkan pemungutan suara mengenai hal-hal lain
dilakukan secara lisan; g. Apabila jumlah suara setuju dan tidak setuju sama berimbang, maka usul
tersebut dianggap ditolak;
h. Kesegeraan untuk mengkomunikasikan kepada tingkatan organisasi di bawah Direksi yang terkait dengan keputusan, maksimal 7 (tujuh) hari sejak disahkan/ditandatangani. Dalam hal Direksi mengambil keputusan yang
mengikat di Rapat Direksi secara fisik, maka keputusan tersebut harus disetujui secara tertulis oleh semua anggota Direksi. Keputusan Direksi tersebut
mempunyai daya mengikat dengan kekuatan hukum yang sama dengan keputusan Direksi yang dihasilkan Rapat Direksi secara fisik;
i. Direksi dapat juga mengambil keputusan yang sah dan mengikat tanpa
mengadakan Rapat Direksi (sirkuler) dengan ketentuan semua Direktur telah diberitahu secara tertulis mengenai usul keputusan yang dimaksud dan semua
Direktur memberikan persetujuan mengenai usul yang diajukan secara tertulis serta menandatangani persetujuan tersebut. Keputusan yang diambil dengan cara demikian mempunyai kekuatan hukum yang sama dengan keputusan yang
diambil dengan sah dalam Rapat Direksi; j. Keputusan Direksi melalui sirkuler diajukan oleh salah seorang atau lebih
Direktur atau oleh Unit Kerja melalui salah seorang Direktur dan seluruh Direktur harus memberikan persetujuan atas usulan yang diajukan dalam sirkuler tersebut;
k. Apabila terdapat usulan yang diajukan, ada Direktur yang tidak memberikan persetujuan baik secara tegas maupun tidak, maka usulan tersebut setelah disempurnakan dapat diajukan dengan sirkuler baru atau diputuskan dalam
Rapat Direksi. Contoh format sirkuler terdapat dalam lampiran Board Manual ini;
l. Persyaratan persetujuan dari seluruh Direktur tidak berlaku terhadap memorandum/surat yang tidak dimaksudkan sebagai suatu sirkuler. Terhadap memorandum/surat yang demikian maka keputusan yang diambil berdasarkan
persetujuan salah seorang atau lebih Direktur sesuai dengan pembagian tugas dan wewenang Direksi;
m. Keputusan yang menyangkut aspek strategis harus dilakukan melalui mekanisme Rapat Direksi. Aspek strategis tersebut antara lain meliputi semua perbuatan Direksi yang harus mendapatkan persetujuan RUPS setelah
mendapatkan rekomendasi tertulis Komisaris serta semua perbuatan Direksi yang harus mendapatkan persetujuan tertulis
Komisaris.
6. Risalah Rapat :
a. Risalah Rapat Direksi harus dibuat untuk setiap Rapat Direksi yang memuat segala sesuatu yang dibicarakan dan diputuskan dalam rapat, termasuk tetapi tidak terbatas pada pendapat-pendapat yang berkembang dalam rapat, baik
pendapat yang mendukung maupun yang tidak mendukung atau pendapat berbeda (dissenting opinion), serta alasan ketidakhadiran anggota Direksi,
apabila ada; b. Risalah Rapat harus menggambarkan jalannya rapat. Hal ini penting untuk
dapat melihat proses pengambilan keputusan dan sekaligus dapat menjadi
BOARD MANUAL PT. JAMKRIDA RIAU 64
REVISI I - 16/01/2017
dokumen hukum dan alat bukti yang sah untuk menentukan akuntabilitas dari hasil suatu keputusan rapat;
Untuk itu Risalah Rapat harus mencantumkan:
1). Tempat, tanggal dan waktu rapat diadakan; 2). Agenda yang dibahas; 3). Daftar hadir yang ditandatangani oleh setiap peserta rapat;
4). Lamanya rapat berlangsung; 5). Pelaksanaan evaluasi tindak lanjut hasil rapat sebelumnya (jika ada) 6). Berbagai pendapat yang terdapat dalam rapat;
7). lndividu yang mengemukakan pendapat; 8). Proses pengambilan keputusan;
9). Keputusan yang diambil; 10). Pernyataan keberatan terhadap keputusan rapat apabila tidak terjadi
kebulatan pendapat (dissenting comments).
c. Risalah Rapat harus dilampiri surat kuasa yang diberikan khusus oleh Direktur yang tidak hadir kepada Direktur lainnya (jika ada);
d. Sekretaris Perusahaan atau pejabat lain yang ditunjuk oleh Direktur Utama bertugas untuk membuat dan mengadministrasikan serta mendistribusikan Risalah Rapat;
e. Dalam hal rapat yang tidak diikuti Sekretaris Perusahaan atau pejabat lain yang ditunjuk oleh Direktur Utama, Risalah Rapat dibuat oleh salah seorang Direktur
yang ditunjuk dari antara mereka yang hadir; f. Risalah Rapat harus ditandatangani oleh Ketua Rapat Direksi dan seluruh
anggota Direksi yang hadir dan/atau diwakili dalam rapat yang bersangkutan
ditunjuk oleh dan dari antara mereka yang hadir. Apabila Risalah rapat tersebut dibuat oleh seorang Notaris, tandatangan tersebut tidak dipersyaratkan;
g. Dalam jangka waktu paling lambat 4 (empat) hari terhitung sejak tanggal
pengiriman risalah rapat tersebut, setiap anggota Direksi yang hadir dan/atau diwakili dalam Rapat Direksi yang bersangkutan harus menyampaikan
persetujuan atau keberatannya dan/atau usul perbaikannya, bila ada, atas apa yang tercantum dalam Risalah Rapat Direksi kepada Ketua Rapat Direksi tersebut;
h. Jika keberatan dan/atau usul perbaikan tidak diterima dalam jangka waktu tersebut, maka disimpulkan bahwa tidak ada keberatan dan/atau perbaikan
dan dianggap menyetujui terhadap Risalah Rapat Direksi yang bersangkutan dan salinan atas risalah rapat dapat disampaikan kepada seluruh anggota Direksi;
i. Setiap anggota Direksi berhak menerima salinan Risalah Rapat Direksi, baik yang bersangkutan hadir maupun tidak hadir dalam rapat Direksi tersebut;
j. Satu salinan Risalah Rapat Direksi juga disampaikan kepada Komisarisuntuk
diketahui setelah dilakukan perbaikan oleh Direksi; k. Risalah Rapat Direksi asli diadministrasikan secara baik dan harus disimpan
sebagaimana layaknya dokumen Perusahaan oleh Sekretaris Perusahaan dan harus selalu tersedia bila diperlukan;
l. Segala keputusan Rapat bersifat mengikat bagi seluruh anggota Direksi, baik
yang menghadiri maupun yang tidak menghadiri Rapat.
BOARD MANUAL PT. JAMKRIDA RIAU 65
REVISI I - 16/01/2017
K. EVALUASI KINERJA DIREKSI
1. Kebijakan Umum :
Kinerja Direksi dievaluasi oleh Komisarisdan disampaikan kepada Pemegang Saham dalam RUPS sebagai bahan evaluasi kinerja Direksi.Secara umum, kinerja Direksi ditentukan berdasarkan tugaskewajiban yang tercantum dalam peraturan
perundang-undangan yang berlaku dan Anggaran Dasar Perusahaan maupun amanat Pemegang Saham. Kriteria evaluasi formal disampaikan secara terbuka kepada anggota Direksi sejak tanggal pengangkatannya.
Hasil evaluasi terhadap kinerja Direksi secara keseluruhan dan kinerja masing-
masing Anggota Direksi secara individual akan merupakan bagian tak terpisahkan dalam skema kompensasi dan pemberian insentif bagi anggota Direksi.
Hasil evaluasi kinerja Direksi secara individual merupakan salah satu dasar pertimbangan khususnya bagi Pemegang Saham untuk pemberhentian dan/atau
menunjuk kembali Anggota Direksi yang bersangkutan. Hasil evaluasi kinerja tersebut merupakan sarana penilaian serta peningkatan efektivitas Direksi.
2. Kriteria Evaluasi Kinerja Direksi : Kriteria evaluasi kinerja Direksi ditetapkan dalam RUPS. Disamping itu kriteria
kinerja Direksi juga dilakukan secara individu yang diajukan oleh Komite Nominasi dan Remunerasi (jika dibentuk) atau oleh Komisaris untuk ditetapkan dalam RUPS adalah setidak-tidaknya sebagai berikut:
a. Tingkat kehadirannya dalam Rapat Direksi maupun rapat dengan Komisaris; b. Kontribusinya dalam aktivitas bisnis Perusahaan; c. Keterlibatannya dalam penugasan-penugasan tertentu;
d. Komitmennya dalam memajukan kepentingan Perusahaan; e. Ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku serta
kebijakan Perusahaan; f. Pencapaian target Perusahaan yang tertuang dalam RKAP dan Kontrak
Manajemen.
L. ORGAN PENDUKUNG DIREKSI
1. Sekretaris Perusahaan :
Fungsi pokok Sekretaris Perusahaan adalah sebagai berikut:
a. Memastikan bahwa Perusahaan mematuhi peraturan tentang persyaratan keterbukaan sejalan dengan penerapan prinsip-prinsip GCG;
b. Memberikan pelayanan kepada masyarakat atas setiap informasi yang
dibutuhkan pemodal (investor relation) yang berkaitan dengan kondisi Perusahaan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
c. Sebagai penghubung (liaison officer) atau contact person antara Perusahaan dengan Pemerintah, masyarakat dan pihak lainnya yang berhubungan dengan Perusahaan;
d. Menjamin kepatuhan terhadap peraturan Perundang-undangan (compliance officer);
Selain melaksanakan fungsi pokok tersebut di atas, Sekretaris Perusahaan menjalankan tugas-tugas sebagai berikut :
a. Menghadiri rapat Direksi dan membuat Risalah Rapat Direksi;
BOARD MANUAL PT. JAMKRIDA RIAU 66
REVISI I - 16/01/2017
b. Membuat dan memperbarui secara berkala Daftar Khusus; c. Membuat dan memperbarui secara berkala Daftar Pemegang Saham;
d. Bertanggung-jawab dalam penyelenggaraan RUPS; e. Mempersiapkan bahan-bahan yang diperlukan berkaitan dengan laporan-
laporan/kegiatan rutin Direksi yang akan disampaikan kepada pihak luar; f. Mempersiapkan bahan-bahan/materi yang diperlukan berkaitan dengan hal-hal
yang harus mendapatkan keputusan Direksi berkenaan dengan pengelolaan
Perusahaan; g. Menyelenggarakan Rapat dalam lingkungan Direksi, baik yang bersifat rutin
maupun non-rutin;
h. Menindaklanjuti setiap keputusan Direksi dengan jalan mencatat setiap keputusan yang dihasilkan dalam forum-forum pengambilan keputusan beserta
penanggung jawabnya dan memantau tahap kemajuan pelaksanaan hasil rapat;
i. Menyelenggarakan kegiatan di bidang kesekretariatan dalam lingkungan Direksi
dan Perusahaan serta pengadministrasiannya termasuk tapi tidak terbatas pada Daftar Pemegang Saham, Daftar Khusus dan risalah rapat Direksi, Komisaris,
Direksi dan Komisarisserta RUPS; j. Melaksanakan sosialisasi kebijakan-kebijakan strategis Perusahaan bagi
Komisaris dan anggota Direksi yang baru diangkat untuk pertama kalinya serta
mendokumentasikannya; k. Menciptakan budaya patuh terhadap peraturan yang berlaku bagi Perusahaan;
l. Menyediakan Rencana Pengelolaan Risiko (RPR) dan mengimplementasikan tindak lindung risiko atas dampak dari komunikasi Perusahaan dengan para Stakeholders;
m. Menyusun laporan kegiatan Sekretaris Perusahaan secara berkala setiap triwulan kepada Direktur Utama.
Sekretaris Perusahaan mempunyai wewenang yang dapat dilimpahkandari Direksi sebagai berikut:
a. Menetapkan sistem komunikasi dengan Stakeholder Perusahaan baik internal maupun eksternal Perusahaan, dalam rangka memberikan pelayanan informasi mengenai Perusahaan secara transparan;
b. Menetapkan metodologi dan sistem komunikasi efektif dengan lingkungan internal dan eksternal Perusahaan, dalam rangka mensosialisasikan kebijakan
strategis tingkat korporasi serta membangun dan meningkatkan citra positif Perusahaan di masyarakat;
c. Melaksanakan komunikasi strategis dengan Stakeholder atas nama Direksi,
dalam rangka sosialisasi kebijakan-kebijakan strategis Perusahaan; d. Menetapkan metodologi dan sistem perencanaan, pengendalian administrasi
Perusahaan serta kegiatan keprotokoleran Pimpinan Perusahaan;
e. Menetapkan sistem pengendalian dan pengelolaan dokumen administrasi Perusahaan, dalam rangka terjaminnya tertib administrasi dan keamanan
dokumen Perusahaan; f. Menetapkan usulan jadwal rapat Direksi, Rapat Komisaris dengan Direksi, serta
RUPS (Tahunan dan Luar Biasa), dalam rangka kelancaran aktivitas organ
Perusahaan; g. Menetapkan tindak lindung risiko terhadap dampak dari kegiatan komunikasi
Perusahaan dengan para Stakeholder, dalam rangka meminimalisasi risiko menurunnya citra Perusahaan akibat kesalahan arus informasi yang menyangkut aktivitas Perusahaan;
BOARD MANUAL PT. JAMKRIDA RIAU 67
REVISI I - 16/01/2017
h. Menetapkan pola pengendalian kinerja Unit Kerja, dalam rangka pencapaian target Unit Kerja;
i. Menetapkan sanksi/hukuman disiplin terhadap bawahan yang melakukan pelanggaran disiplin sesuai dengan ketentuan yang berlaku, dalam rangka
penegakkan peraturan Perusahaan. j. Menetapkan sistem dan prosedur persuratan maupun kearsipan dalam
lingkungan Direksi dan Perusahaan;
k. Melihat catatan-catatan, risalah-risalah rapat Direksi, dokumen-dokumen Perusahaan maupun laporan-laporan dalam rangka kegiatan penyediaan informasi yang diperlukan oleh Direksi;
l. Meminta laporan kemajuan pelaksanaan hasil keputusan Direksi yang dilaksanakan oleh person in charge;
m. Meminta data/informasi penjelasan yang dibutuhkan Direksi kepada pihak-pihak terkait di dalam maupun di luar Perusahaan untuk keperluan pelaksanaan tugas Direksi;
n. Meningkatkan serta meminta penjelasan dari person in charge Perusahaan yang mengalami keterlambatan dalam tahapan proses pelaksanaan keputusan
Direksi; o. Mengingatkan serta meminta penjelasan dari Unit Kerja/pihak terkait atas
keterlambatan penyediaan bahan-bahan/informasi data yang dibutuhkan oleh
Direksi; p. Mewakili Direksi untuk berhubungan dengan pihak-pihak di luar Perusahaan
dan/atau di dalam Perusahaan sesuai dengan penugasan yang diberikan serta kebijakan yang telah ditentukan;
q. Mengusulkan agenda rapat-rapat Direksi dengan pihak-pihak di dalam/luar
Perusahaan; r. Menghadiri rapat-rapat Direksi dengan pihak-pihak di dalam/luar Perusahaan
sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan sebelumnya;
s. Menggunakan fasilitas-fasilitas kesekretariatan untuk melaksanakan tugas-tugasnya.
2. Satuan Pengawasan Internal (SPI) :
Direksi wajib menyelenggarakan pengawasan internal. Pengawasan internal
sebagaimana dimaksud dilakukan, dengan membentuk Satuan Pengawasan Internal dan membuat Piagam Pengawasan Internal. Satuan Pengawasan Internal
dipimpin oleh seorang kepala yang diangkat dan diberhentikan oleh Direktur Utama berdasarkan mekanisme internal Perusahaan dengan persetujuan Komisaris.
Fungsi pengawasan internal adalah: a. Evaluasi atas efektifitas pelaksanaan pengendalian internal, manajemen risiko,
dan proses tata kelola perusahaan, sesuai dengan peraturan perundang-
undangan dan kebijakan perusahaan; b. Pemeriksaan dan penilaian atas efisiensi dan efektifitas di bidang keuangan,
operasional, sumber daya manusia, teknologi informasi, dan kegiatan lainnya.
SPI mempunyai tugas dan tanggung jawab antara lain :
a. Membantu Direksi, dengan memonitor kecukupan dan efektifitas sistem pengendalian manajemen, dengan memberikan keyakinan (assurance) bahwa
risiko yang diidentifikasi telah dimitigasi melalui pengelolaan risiko dan internal control yang efektif dan konsisten;
b. Melakukan koordinasi dan memberikan masukan kepada Satuan Kerja terkait
untuk memastikan terwujudnya GCG terutama dengan mendorong efektifitas
BOARD MANUAL PT. JAMKRIDA RIAU 68
REVISI I - 16/01/2017
organisasi, efektifitas proses pengendalian manajemen, manajemen risiko, implementasi etika bisnis dan pencapaian target yang telah ditetapkan;
c. Menyampaikan laporan hasil audit yang berkaitan dengan prosespengendalian keuangan dan pengendalian manajemen operasional;
d. Berkoordinasi dengan institusi pengendalian eksternal dalam kaitan tugas-tugas pengawasan di Perusahaan.
M. PENGGUNAAN SARAN PROFESIONAL Perusahaan menetapkan ketentuan-ketentuan dalam penggunaan saran profesional atas biaya Perusahaan bagi Direksi sebagai berikut :
1. Berdasarkan kebutuhan Perusahaan. 2. Penggunaan saran profesional oleh masing-masing Direktur dimungkinkan dengan
ketentuan: a). Dalam batas-batas efisiensi dan efektivitas; b). Dilengkapi dengan Panduan yang berisi:
1). Ruang lingkup pekerjaan (job description); 2). Job Specification;
3). Wewenang dan tanggungjawab; 4). Mekanisme Pelaporan dan Pertanggung-jawaban.
3. Tidak berlaku pada kasus di mana Direktur yang bersangkutan mempunyai benturan
kepentingan. 4. Penggunaan kebijakan ini dilaporkan kepada Komisaris.
BOARD MANUAL PT. JAMKRIDA RIAU 69
REVISI I - 16/01/2017
BAB IV
KEGIATAN ANTARA ORGAN PERUSAHAAN
A. PRINSIP, FUNGSI DAN TUJUAN DASAR HUBUNGAN KERJA ANTARA
KOMISARIS DENGAN DIREKSI.
Hubungan kerja yang baik antara Komisaris dengan Direksi merupakan salah satu hal
yang sangat penting agar masing-masing organ Perusahaan dapat bekerja sesuai fungsinya dengan efektif dan efisien. Untuk itu Perusahaan, dalam menjaga hubungan kerja yang baik antara Komisaris dengan Direksi menerapkan prinsip-prinsip sebagai
berikut : 1. Komisaris menghormati fungsi dan peranan Direksi dalam mengurus Perusahaan
sebagaimana telah diatur dalam peraturan perundang-undangan maupun Anggaran Dasar Perusahaan;
2. Direksi menghormati fungsi dan peranan Komisaris untuk melakukan pengawasan
dan pemberian nasihat terhadap kebijakan pengurusan Perusahaan; 3. Dalam hal surat menyurat antara Direksi dan Komisaris harus menjelaskan maksud
dan tujuan atas surat tersebut;
4. Setiap hubungan kerja antara Komisaris dengan Direksi merupakan hubungan yang bersifat formal, dalam arti harus senantiasa dilandasi oleh suatu mekanisme baku
atau korespondensi yang dapat dipertanggungjawabkan; 5. Setiap hubungan kerja yang bersifat informal dapat dilakukan oleh masing-masing
anggota Komisaris dan anggota Direksi, namun tidak dapat dipakai sebagai
kebijakan formal sebelum melalui mekanisme atau korespondensi yang dapat dipertanggungjawabkan;
6. Setiap hubungan kerja antara Komisaris dengan Direksi merupakan hubungan kelembagaan dalam arti bahwa Komisarisdan Direksi sebagai jabatan kolektif yang merepresentasikan keseluruhan anggotanya sehingga setiap hubungan kerja antara
anggota Komisaris dengan anggota Direksi harus diketahui oleh anggota Komisarisdan anggota Direksi lainnya.
B. RAPAT DIREKSI DAN KOMISARIS (RADIKOM).
1. Kebijakan Umum : a. RADIKOM dapat diselenggarakan oleh Komisaris maupun Direksi. b. RADIKOM merupakan rapat Komisaris bersama Direksi sebagai bentuk
koordinasi dan konsultansi dalam rangka membahas laporan-laporan periodik Direksi dan membahas kondisi dan prospek usaha serta kebijakan
nasional/daerah yang berdampak pada kinerja Perusahaan dan memberikan tanggapan, catatan dan nasihat maupun pengambilan suatu keputusan yang dituangkan dalam Risalah Rapat;
c. RADIKOM dihadiri oleh anggota Komisaris, anggota Direksi, Sekretaris Komisaris, Sekretaris Perusahaan atau pejabat lain yang ditugaskan oleh
Komisaris Utama/Direktur Utama dan dapat mengundang narasumber dari dalam maupun luar Perusahaan, kecuali untuk rapat-rapat khusus hanya boleh dihadiri oleh Anggota Komisaris dan anggota Direksi;
d. RADIKOM diselenggarakan sekurang-kurangnya 3 (tiga) bulan sekali atau sesuai dengan kebutuhan.
BOARD MANUAL PT. JAMKRIDA RIAU 70
REVISI I - 16/01/2017
e. Materi rapat dapat disiapkan oleh Sekretaris Komisarismaupun Sekretaris Perusahaan, sesuai dengan penyelenggara RADIKOM. Materi rapat
disampaikan bersamaan dengan penyampaian undangan. f. Sekretaris Komisaris atau Sekretaris Perusahaan bertanggungjawab atas
Risalah RADIKOM.
2. Prosedur Rapat :
a. RADIKOM dipimpin oleh Komisaris, atau sesuai dengan siapa penyelenggara RADIKOM tersebut.
b. Agenda Rapat ditentukan oleh Komisaris dan dapat juga berdasarkan usulan
Direksi; c. Pemanggilan RADIKOM harus mencantumkan tanggal, waktu, acara dan
tempat Rapat; d. Pemanggilan RADIKOM dilakukan secara tertulis oleh Komisaris atau dan
disampaikan oleh Sekretaris Komisaris atau Sekretaris Perusahaan dalam
jangka waktu paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum rapat diadakan atau dalam waktu yang lebih singkat, yaitu 3 (tiga) hari dalam keadaan mendesak, dengan
tidak memperhitungkan tanggal panggilan dan tanggal rapat; e. Agenda rapat disiapkan oleh Sekretaris Komisaris atau Sekretaris Perusahaan
dan disampaikan minimal 1 (satu) hari sebelum rapat. Penyampaian agenda
rapat bersamaan dengan waktu penyelenggaraan rapat hanya dimungkinkan apabila disetujui oleh Ketua Rapat;
3. Prosedur Pembahasan Masalah dan Pengambilan Keputusan :
a. Sebelum pembahasan agenda Rapat, terlebih dahulu Ketua Rapat menjelaskan
tentang tata tertib rapat antara lain mengenai pemakaian alat komunikasi dalam Rapat, mekanisme tanya jawab/pemberian pendapat, mekanisme pemberian suara (jika ada voting) dan melakukan evaluasi atas keputusan hasil
rapat sebelumnya (jika ada); b. Semua pembahasan dalam RADIKOM harus berdasarkan itikad baik,
pertimbangan rasional dan telah melalui investigasi mendalam terhadap berbagai hal yang relevan, informasi yang akurat, memadai dan bebas dari benturan kepentingan serta dibuat secara independen oleh masing-masing
anggota Komisaris dan anggota Direksi; c. Rapat antara Komisaris dan Direksi ini merupakan mekanisme dalam
memonitor kinerja Perusahaan dan membahas situasi terkini yang mungkin berdampak bagi kegiatan operasional Perusahaan, serta dapat menjadi bahan masukan/pertimbangan bagi Komisarisdan Direksi untuk melakukan tindakan
sesuai dengan batas kewenangannya masing-masing; d. Keputusan yang diambil dalam RADIKOM merupakan keputusan masing-
masing antara Komisaris dan Direksi;
e. Direksi dapat menindaklanjuti keputusan RADIKOM setelah Risalah RADIKOM ditandatangani atau telah diterbitkannya Surat Keputusan Komisaris;
f. Keputusan-keputusan yang menyangkut aspek-aspek strategis harus tetap dilakukan melalui mekanisme Rapat Komisaris. Aspek-aspek strategis tersebut antara lain meliputi semua perbuatan Direksi yang harus mendapatkan
persetujuan RUPS setelah mendapatkan rekomendasi tertulis Komisaris serta semua perbuatan Direksi yang harus mendapatkan persetujuan tertulis
Komisaris; g. Hasil RADIKOM juga dapat menjadi dasar/pertimbangan pengambilan
keputusan yang merupakan wewenang Direksi.
BOARD MANUAL PT. JAMKRIDA RIAU 71
REVISI I - 16/01/2017
4. Risalah Rapat :
a. Sekretaris Komisaris atau Sekretaris Perusahaan atau pejabat lain yang
ditunjuk oleh Ketua Rapat, bertanggung jawab untuk membuat dan mengadministrasikan serta mendistribusikan Risalah RADIKOM;
b. Dalam hal RADIKOM hanya dihadiri oleh anggota Komisaris dan Direksi, Risalah Rapat dibuat oleh salah seorang anggota Komisaris atau anggota Direksi yang ditunjuk dari antara mereka yang hadir;
c. Risalah RADIKOM harus ditandatangani oleh seluruh anggota Komisaris dan
Direksi yang hadir dalam Rapat; d. Risalah RADIKOM harus menggambarkan jalannya Rapat. Hal ini penting untuk
dapat melihat proses pengambilan keputusan dan sekaligus menjadi dokumen hukum dan alat bukti yang sah untuk menentukan akuntabilitas dari hasil suatu
keputusan rapat; e. Untuk itu Risalah Rapat harus mencantumkan :
1) Tempat, tanggal dan waktu rapat diadakan; 2) Agenda yang dibahas;
3) Daftar hadir yang ditandatangani oleh setiap peserta rapat; 4) Lamanya rapat berlangsung; 5) Pelaksanaan evaluasi tindak lanjut hasil rapat sebelumnya (jika ada)
6) Berbagai pendapat yang terdapat dalam rapat; 7) Siapa yang mengemukakan pendapat; 8) Proses pengambilan keputusan;
9) Keputusan yang diambil; 10) Pernyataan keberatan terhadap keputusan rapat apabila tidak terjadi
kebulatan pendapat.
f. Setiap anggota Komisaris dan Direksi berhak menerima salinan Risalah
RADIKOM, meskipun yang bersangkutan tidak hadir dalam Rapat tersebut;
g. Risalah RADIKOM harus disampaikan kepada seluruh anggota Komisaris dan anggota Direksi paling lambat 3 (tiga) hari setelah Rapat dilaksanakan;
h. Dalam jangka waktu paling lambat 4 (empat) hari terhitung sejak tanggal pengiriman risalah rapat tersebut, setiap anggota Direksi dan Komisaris yang hadir dan/atau diwakili dalam RADIKOM yang bersangkutan harus
menyampaikan persetujuan atau keberatannya dan/atau usul perbaikannya, bila ada, atas apa yang tercantum dalam Risalah RADIKOM kepada Ketua
Rapat Direksi dan Komisaris tersebut; i. Jika keberatan atau usul perbaikan tidak diterima dalam jangka waktu tersebut,
maka disimpulkan tidak ada keberatan dan/atau perbaikan dan dianggap menyetujui Risalah Rapat Direksi dan Komisaris tersebut;
j. Salinan Risalah RADIKOM yang telah direvisi (bila ada) dan ditandatangani oleh
Komisaris dan harus disampaikan kepada Direksi, paling lambat4 (empat) hari
setelah revisi Risalah Rapat (jika ada) dan ditandatangani;
BOARD MANUAL PT. JAMKRIDA RIAU 72
REVISI I - 16/01/2017
k. Risalah RADIKOM harus disampaikan kepada anggota Komisaris dan Direksi
langsung pada hari tersebut setelah Rapat dilaksanakan;
l. Komisaris dan Direksi yang hadir dan/atau diwakili dalam RADIKOM yang bersangkutan harus menyampaikan persetujuan atau keberatannya dan/atau usul perbaikannya, bila ada, langsung pada hari rapat dilaksanakan atas apa
yang tercantum dalam Risalah RADIKOM kepada Ketua RADIKOM; m. Jika keberatan dan/atau usul perbaikan tidak diterima langsung pada hari
dilaksanakannya rapat, maka disimpulkan tidak ada keberatan dan/atau perbaikan dan dianggap menyetujui terhadap Risalah Rapat yang
bersangkutan; n. Risalah Rapat asli diadministrasikan secara baik dan harus disimpan
sebagaimana layaknya dokumen Perusahaan oleh Direksi atau Sekretaris Perusahaan dan salinannya oleh Sekretaris Komisaris. Risalah Rapat tersebut
harus selalu tersedia bila diperlukan.
BOARD MANUAL PT. JAMKRIDA RIAU 73
REVISI I - 16/01/2017
BAB V
PENUTUP
Demikan Panduan ini ditetapkan sebagai Pedoman Bagi Dewan Komisaris dan Direksi
dalam melaksanakan tugas & tanggung jawab dalam penyelenggaraan perusahaan.
Perusahaan wajib melakukan evaluasi dan penyempurnaan Panduan Bagi Dewan komisaris dan Direksi (Board Manual) dilakukan secara berkala sesuai dengan
perkembangan dan kebutuhan Perusahaan.
Mengetahui,
PT. JAMKRIDA RIAU
HERMAN BOEDOYO
Direktur
Top Related