PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
Halaman 1 dari 28 Halaman Putusan Nomor 459/Pdt/2018/PT MDN
P U T U S A N
Nomor 459/Pdt/2018/PT MDN
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
Pengadilan Tinggi Medan yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara
perdata pada peradilan tingkat banding, telah menjatuhkan putusan sebagai
berikut dalam perkara antara :
H. Hadrun Lubis, bertempat tinggal di Desa Tegal Sari Kecamatan Natal
Kabupaten Mandailing, sebagai Pembanding semula Penggugat;
L A W A N
1. PT. Bank Rakyat Indonesia Persero, Tbk Kantor Cabang Panyabungan,
tempat kedudukan Jalan Willem Iskandar No 173 Panyabungan
Kabupaten Mandailing Natal, sebagai Terbanding I semula
Tergugat I;
2. Pemerintah Ri cq Menteri Keuangan Ri cq Direktorat Jenderal Kekayaan Negara cq Kanwil Djkn Sumatera Utara cq Kantor Pelayanan Kekayaan Negara Dan Lelang Kpknl Padang-sidimpuan,
tempat kedudukan Jalan Kenangan Nomor 99 Padang sidimpuan,
sebagai Terbanding II semula Tergugat II;
Pengadilan Tinggi Tersebut ;
Setelah membaca Penetapan Ketua Pengadilan Tinggi Medan Nomor
459/Pdt/2018/PT MDN tanggal 18 Desember 2018 Tentang Penunjukan Majelis
dan mempelajari berkas perkara Pengadilan Negeri Mandailing Natal Nomor
2/Pdt.G/2018/PN Mdl, tanggal 11 Oktober 2018 dan segala surat-surat yang
berhubungan dengan perkara ini;
TENTANG DUDUKNYA PERKARA :
Menimbang, bahwa Penggugat dengan Surat gugatannya bertanggal 11
April 2018 yang telah terdaftar diregister Kepaniteraan Pengadilan Negeri
Mandailing Natal dibawah Register Nomor 2/Pdt.G/2018/PN.Mdl pada tanggal
11 April 2018 telah mengemukakan hal-hal sebagai berikut :
I. HUBUNGAN HUKUMNYA
1. Bahwa, antara Penggugat dan Tergugat I adalah hubungan Perjanjian
Kredit berupa kredit angsuran setiap per-bulannya;
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
Halaman 2 dari 28 Halaman Putusan Nomor 459/Pdt/2018/PT MDN
2. Bahwa, selama terikat Perjanjian Kredit Penggugat dengan Tergugat I,
Akad/Akta Perjanjian Kredit tidak pernah diberikan oleh Tergugat I kepada
Penggugat;
3. Bahwa, dengan tidak ada diberikannya Salinan/Copy Akta Perjanjian Kredit
diatas Penggugat tidak mengetahui berapa jumlah hutang Penggugat
sebenarnya (Jumlah hutang yang pasti);
4. Bahwa, Tergugat I melalui perantara Tergugat II akan dan/atau telah
melakukan pelelangan atas objek sengketa tersebut berupa:
Sebidang tanah berikut segala sesuatu yang ada diatasnya seluas
19.947 M2 (sembilan belas ribu sembilan ratus empat puluh tujuh meter
persegi), sesuai dengan Sertifikat Hak Milik (SHM) Nomor: 56 Desa/Kel
Simpang Koje, Nama Pemegang Hak Tertulis/terdaftar atas nama
Hadrun;
Sebidang tanah berikut segala sesuatu yang ada diatasnya seluas 516
M2 (lima ratus enam belas meter persegi), sesuai dengan Sertifikat Hak
Milik (SHM) Nomor: 15 Desa/Kel Simpang Koje, Nama Pemegang Hak
Tertulis/terdaftar atas nama Hadrun;
Sebidang tanah berikut segala sesuatu yang ada diatasnya seluas
19.919 M2 (sembilan belas ribu sembilan ratus sembilan belas meter
persegi), sesuai dengan Sertifikat Hak Milik (SHM) Nomor: 55 Desa/Kel
Simpang Koje, Nama Pemegang Hak Tertulis/terdaftar atas nama Mujini;
Sebidang tanah berikut segala sesuatu yang ada diatasnya seluas 9.869
M2 (sembilan ribu delapan ratus enam puluh sembilan meter persegi),
sesuai dengan Sertifikat Hak Milik (SHM) Nomor: 48 Desa/Kel Simpang
Koje, Nama Pemegang Hak Tertulis/terdaftar atas nama Hadrun;
Beserta Sertifikat Hak Milik (SHM) atau Surat – surat lainnya yang
menjadi Agunan/Jaminan Penggugat Kepada Tergugat;
II. PERBUATAN MELAWAN HUKUM TERGUGAT I DAN TERGUGAT II
1. Bahwa dengan tindakan Tergugat I yang akan dan/atau telah melaksanakan
Lelang Eksekusi Hak Tanggungan di muka umum melalui Perantara
Tergugat II adalah merupakan perbuatan melawan hukum (OnRechtmatig
Edaad), serta bertentangan dengan:
1) Bertentangan dengan Pasal 26 Undang-undang Hak Tanggungan
(UUHT) Nomor : 4 tahun 1996 yang mengharuskan Eksekusi Hak
Tanggungan menggunakan Pasal 224 HIR/258 RBG yang
mengharuskan ikut campur Ketua Pengadilan Negeri, (Bukan Peraturan
Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor : 93/PMK.06/2010 Yo
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
Halaman 3 dari 28 Halaman Putusan Nomor 459/Pdt/2018/PT MDN
Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor :
106/PMK.06/2013);
2) Bertentangan dengan Angka 9 Tentang Penjelasan Umum Undang-
undang Hak Tanggungan (UUHT) Nomor : 4 tahun 1996 yang
menyatakan bahwa “Agar ada kesatuan pengertian dan kepastian
penggunaan ketentuan tersebut” Maka ditegaskan lebih lanjut dalam
Undang-undang ini, Bahwa sebelum ada Peraturan Perundang-
Undangan yang mengaturnya, Maka Peraturan Mengenai Eksekusi
Hyphotek yang diatur dalam HIR/RBG berlaku terhadap Eksekusi Hak
Tanggungan;
3) Bertentangan dengan Pasal 1211 KUHPerdata yang mengharuskan
Lelang melalui Pegawai Umum (Pengadilan Negeri);
4) Bertentangan dengan Pasal 200 Ayat (1) HIR Yang Mewajibkan Ketua
Pengadilan Negeri (Dalam Perkara A quo Pengadilan Negeri Mandailing
Natal) untuk memerintahkan Kantor Lelang (Kantor Pelayanan Kekayaan
Negara dan Lelang (KPKNL) Padangsidimpuan) untuk menjualnya
(Bukan Pelaku Usaha yang meminta kepada Kantor Pelayanan
Kekayaan Negara dan Lelang/KPKNL);
5) Bertentangan dengan Yurisprudensi Mahkamah Agung Republik
Indonesia Nomor : 3210.K/PDT/1984 tanggal 30 Januari 1986 yang
menyatakan bahwa “Pelaksanaan Pelelangan Yang tidak dilaksanakan
atas Penetapan/Fiat Ketua Pengadilan Negeri, Maka Lelang Umum
tersebut telah bertentangan dengan Pasal 224 HIR/258 RBG”, Sehingga
Tidak Sah, Sehingga Pelaksanaan Parate Eksekusi Harus Melalui Fiat
Ketua Pengadilan Negeri;
6) Bertentangan dengan Undang-undang Nomor : 12 tahun 2011 Tentang
Pembentukan Peraturan yang menyebutkan Jenis, Hirarki Peraturan
Perundang-undangan, adalah yaitu :
1. Undang-Undang Dasar tahun 1945;
2. Ketetapan MPR;
3. Undang-Undang/Perpu;
4. Peraturan Pemerintah;
5. Peraturan Presiden;
6. Peraturan Daerah Provinsi;
7. Peraturan Daerah;
SEDANGKAN Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia (In
Cassu) Nomor : 93/PMK. 06/2010 Yo Peraturan Menteri Keuangan
Republik Indonesia Nomor : 106/PMK.06/2013 tidak termasuk jenis
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
Halaman 4 dari 28 Halaman Putusan Nomor 459/Pdt/2018/PT MDN
Peraturan Perundang-undangan, Apalagi Pasal 26 Undang-undang Hak
Tanggungan (UUHT) Nomor : 4 tahun 1996 tidak ada menyebutkan atau
memerintahkan bahwa Peraturan Pelaksanaannya adalah Peraturan
Menteri Keuangan;
7) Bertentangan dengan Pasal 1320 KUHPerdata Yaitu; Supaya terjadi
persetujuan yang sah, perlu dipenuhi empat syarat:
1. Kesepakatan mereka yang mengikatkan dirinya;
2. Kecakapan untuk membuat suatu perikatan;
3. Suatu pokok persoalan tertentu;
4. Suatu sebab yang tidak terlarang, dimana sampai saat ini saya tidak
ada mengetahui dan memegang surat perjanjian Kredit;
8) Bertentangan dengan Pasal 1338 Undang- Undang Hukum Perdata;
Semua persetujuan yang dibuat sesuai dengan Undang-undang berlaku
sebagai Undang-undang bagi mereka yang membuatnya. Persetujuan itu
tidak dapat ditarik kembali selain dengan kesepakatan kedua belah
pihak, atau karena alasan-alasan yang ditentukan oleh Undang-undang.
Persetujuan harus dilaksanakan dengan itikat baik, dimana dalam
perjanjian itu dijelaskan andaikata ada perselisihan maka akan
diselesaikan melalui pengadilan negeri, tetapi pelaku usaha
kenyataannya melakukan Pemberitahuan Lelang melalui KPKNL
Padangsidimpuan dan menghimbau untuk mengosongkan jaminan;
2. Bahwa dengan perbuatan/tindakan Tergugat I yang akan dan/atau telah
melakukan pelelangan dengan cara Lelang Eksekusi Hak Tanggungan
melalui Tergugat II adalah merupakan cacat hukum serta tidak sah karena
untuk menjual objek Hak Tanggungan (Beding Van Eigenmatigeverkoop)
harus berdasarkan Pasal 26 Undang-undang Hak Tanggungan Nomor : 4
tahun 1996 yang mengaturnya dengan memperhatikan Pasal 14, Peraturan
mengenai Eksekusi Hyphoteek yang ada mulai berlakunya Undang-undang
ini, berlaku terhadap Eksekusi Hak Tanggungan, Sehingga selama belum
ada peraturan yang mengaturnya tentang pelaksanaan Pasal 6 Undang-
undang Hak Tanggungan tersebut, Maka Eksekusi Hyphoteek yang berlaku
yaitu dengan harus melalui Pengadilan Negeri setempat, atau dengan kata
lain Pasal 6 Undang-undang Hak Tanggungan tidak dapat berdiri sendiri
karena Pasal 26 Undang-undang Hak Tanggungan sebagai Pasal
Pelaksananya dan oleh karena Pelaksanaan atau hukum acaranya dari
Pasal 26 Undang-undang Hak Tanggungan adalah merujuk pada Pasal 224
HIR/258 Rbg, Maka Pelaksanaan Eksekusi maupun Lelangnya harus
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
Halaman 5 dari 28 Halaman Putusan Nomor 459/Pdt/2018/PT MDN
melalui Fiat Eksekusi melalui Pengadilan Negeri, bukan melalui Perantara
Tergugat II;
3. Bahwa menurut Jurisprudensi Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor
: 3210.K/ PDT/1984 tanggal 30 Januari 1986, yang menyatakan bahwa:
“Pelaksanaan Pelelangan yang tidak dilaksanakan atas Penetapan/Fiat
Ketua Pengadilan Negeri, Maka Lelang Umum tersebut telah bertentangan
dengan Pasal 224 HIR/258 RBG”;
Sehingga TIDAK SAH, Sehingga Pelaksanaan Parate Eksekusi harus
melalui Fiat Ketua Pengadilan Negeri, Putusan Mahkamah Agung Republik
Indonesia Nomor : 3210.K/PDT/ 1984 tanggal 30 Januari 1986 juga
didukung oleh buku II Pedoman Mahkamah Agung Republik Indonesia
Nomor : KMA/002/SK/I/1994 tertanggal 29 April 1994, yang menyatakan:
“Untuk menjaga agar tercapai maksud dan tujuannya, Maka sebelum lelang
dilaksanakan, terlebih dahulu kreditur dan debitur dipanggil oleh Ketua
Pengadilan Negeri untuk mencari jalan keluarnya”;
Maksudnya adalah Konsumen diberi kesempatan untuk mencari calon
pembeli tanah/rumah yang diagunkan/jaminkan tersebut, Apabila hal itu
terjadi, Maka pembayarannya harus dilakukan didepan/hadapan Ketua
Pengadilan Negeri;
4. Bahwa, selanjutnya Penggugat mohon agar Ketua Pengadilan Negeri
Mandailing Natal demi tegaknya hukum dan keadilan agar dapat memanggil
Tergugat I dan Tergugat II untuk bersidang dan memutuskan perkara ini
yang amarnya adalah sebagai berikut :
1. Mengabulkan permohonan Penggugat;
2. Menyatakan bahwa Penggugat adalah Penggugat yang beritikad baik
(Good opposant);
3. Menyatakan bahwa pelelangan yang akan dan/atau telah dilakukan oleh
Tergugat II atas permintaan Tergugat I adalah batal demi hukum dan
tidak mempunyai kekuatan hukum;
4. Menyatakan bahwa pelelangan yang akan dan/atau telah dilakukan oleh
Tergugat II atas permintaan Tergugat I adalah perbuatan melawan
hukum (OnRechtmatig Edaad), serta bertentangan dengan :
1) Bertentangan dengan Pasal 26 Undang-undang Hak Tanggungan
(UUHT) Nomor : 4 tahun 1996 yang mengharuskan Eksekusi Hak
Tanggungan menggunakan Pasal 224 HIR/258 RBG yang
mengharuskan ikut campur Ketua Pengadilan Negeri, (Bukan
Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor :
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
Halaman 6 dari 28 Halaman Putusan Nomor 459/Pdt/2018/PT MDN
93/PMK.06/2010 Yo Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia
Nomor : 106/PMK.06/2013);
2) Bertentangan dengan Angka 9 Tentang Penjelasan Umum Undang-
undang Hak Tanggungan (UUHT) Nomor : 4 tahun 1996 yang
menyatakan bahwa “Agar ada kesatuan pengertian dan kepastian
penggunaan ketentuan tersebut” Maka ditegaskan lebih lanjut dalam
Undang-undang ini, Bahwa sebelum ada Peraturan Perundang-
Undangan yang mengaturnya, Maka Peraturan Mengenai Eksekusi
Hyphotek yang diatur dalam HIR/RBG berlaku terhadap Eksekusi Hak
Tanggungan;
3) Bertentangan dengan Pasal 1211 KUHPerdata yang mengharuskan
Lelang melalui Pegawai Umum (Pengadilan Negeri);
4) Bertentangan dengan Pasal 200 Ayat (1) HIR Yang Mewajibkan Ketua
Pengadilan Negeri (Dalam Perkara A quo Pengadilan Negeri
Mandailing Natal) untuk memerintahkan Kantor Lelang (Kantor
Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Padangsidimpuan)
untuk menjualnya (Bukan Pelaku Usaha yang meminta kepada Kantor
Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang/KPKNL);
5) Bertentangan dengan Yurisprudensi Mahkamah Agung Republik
Indonesia Nomor : 3210.K/PDT/1984 tanggal 30 Januari 1986 yang
menyatakan bahwa “Pelaksanaan Pelelangan Yang tidak dilaksanakan
atas Penetapan/Fiat Ketua Pengadilan Negeri, Maka Lelang Umum
tersebut telah bertentangan dengan Pasal 224 HIR/258 RBG”,
Sehingga Tidak Sah, Sehingga Pelaksanaan Parate Eksekusi Harus
Melalui Fiat Ketua Pengadilan Negeri;
6) Bertentangan dengan Undang-undang Nomor : 12 tahun 2011
Tentang Pembentukan Peraturan yang menyebutkan Jenis, Hirarki
Peraturan Perundang-undangan, adalah yaitu :
1. Undang-Undang Dasar tahun 1945;
2. Ketetapan MPR;
3. Undang-Undang/Perpu;
4. Peraturan Pemerintah;
5. Peraturan Presiden;
6. Peraturan Daerah Provinsi;
7. Peraturan Daerah;
SEDANGKAN Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia (In
Cassu) Nomor : 93/PMK. 06/2010 Yo Peraturan Menteri Keuangan
Republik Indonesia Nomor : 106/PMK.06/2013 tidak termasuk jenis
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
Halaman 7 dari 28 Halaman Putusan Nomor 459/Pdt/2018/PT MDN
Peraturan Perundang-undangan, Apalagi Pasal 26 Undang-undang
Hak Tanggungan (UUHT) Nomor : 4 tahun 1996 tidak ada
menyebutkan atau memerintahkan bahwa Peraturan Pelaksanaannya
adalah Peraturan Menteri Keuangan;
7) Bertentangan dengan Pasal 1320 KUHPerdata Yaitu; Supaya terjadi
persetujuan yang sah, perlu dipenuhi empat syarat:
1. Kesepakatan mereka yang mengikatkan dirinya;
2. Kecakapan untuk membuat suatu perikatan;
3. Suatu pokok persoalan tertentu;
4. Suatu sebab yang tidak terlarang, dimana sampai saat ini saya tidak
ada mengetahui dan memegang surat perjanjian Kredit;
8) Bertentangan dengan Pasal 1338 Undang- Undang Hukum Perdata ;
Semua persetujuan yang dibuat sesuai dengan Undang-undang
berlaku sebagai Undang-undang bagi mereka yang membuatnya.
Persetujuan itu tidak dapat ditarik kembali selain dengan kesepakatan
kedua belah pihak, atau karena alasan-alasan yang ditentukan oleh
Undang-undang. Persetujuan harus dilaksanakan dengan itikat baik,
dimana dalam perjanjian itu dijelaskan andaikata ada perselisihan
maka akan diselesaikan melalui pengadilan negeri, tetapi pelaku
usaha kenyataannya melakukan Pemberitahuan Lelang melalui
KPKNL Padangsidimpuan dan menghimbau untuk mengosongkan
jaminan;
5. Menghukum Tergugat I dan Tergugat II untuk membayar ongkos perkara
ini.
ATAU apabila Majelis Hakim Pengadilan Negeri Mandailing Natal yang
memeriksa perkara ini berpendapat lain, Mohon Keputusan yang dipandang
tepat dan adil menurut rasa keadilan yang patut dituruti menurut hukum (ex
aequo et bono). Sekian dan terima kasih.
Menimbang, bahwa selanjutnya terhadap surat gugatan Penggugat
tersebut pihak Tergugat I telah mengajukan jawabannya secara tertulis yang
pada pokoknya sebagai berikut:
DALAM EKSEPSI
A. GUGATAN PENGGUGAT KABUR DAN TIDAK JELAS (EXCEPTO
OBSCUUR LIBEL)
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
Halaman 8 dari 28 Halaman Putusan Nomor 459/Pdt/2018/PT MDN
1. Bahwa Penggugat dalam merumuskan Gugatan menyatakan bahwa
hubungan hukum antara Penggugat dan Tergugat adalah hubungan
Perjanjian Kredit berupa kredit angsuran setiap bulannya;
2. Bahwa Dalam gugatannya Penggugat tidak menyebutkan dengan jelas
dasar hukum perjanjian kredit yang dimaksud, dan status hukum antara
Penggugat dan Tergugat, siapakah yang bertindak sebagai kreditur dan
debitur tidak disebutkan secara jelas dalam gugatannya. Sehingga tidak
jelas, siapa yang berhutang dengan siapa ??;
3. Bahwa Oleh karena gugatan yang demikian tersebut tidak jelas/kabur
(Obscuur Libel) maka sesuai yurisprudensi Gugatan yang demikian
sudah seharusnya dikesampingkan, sehingga gugatan Penggugat tidak
mengandung dasar hukum (Rechtelijke Grond) dan Dasar Fakta
(Feitelijke Grond) yang kuat sebagai dasar mengajukan Gugatan;
Oleh karena syarat formal fundamentum petendi Gugatan telah didasarkan
pada:
a. dasar hukum (Rechtelijke Grond) yang TIDAK BENAR, dan;
b. dasar fakta (Feitelijke Grond) yang TIDAK BENAR;
maka petitum yang diajukan Penggugat merupakan petitum atau tuntutan
yang tidak berdasar dan TIDAK BENAR;
Berdasarkan hal-hal tersebut, gugatan Penggugat telah nyata dapat
dikualifikasikan sebagai gugatan yang tidak jelas/kabur/obscuur libel,
sehingga sangat berdasar untuk dinyatakan DITOLAK atau setidak-tidaknya
dinyatakan TIDAK DAPAT DITERIMA (niet ontvankelijk veerklaard);
Maka berdasarkan hal-hal tersebut di atas, Tergugat memohon kepada
Majelis Hakim yang memeriksa dan memutus perkara a quo untuk
menyatakan gugatan yang diajukan oleh Penggugat TIDAK DAPAT
DITERIMA;
B. GUGATAN KURANG PIHAK (PLURIUM LITIS CONSORTIUM)
1. Bahwa Apabila diperhatikan secara cermat Causa Prima Gugatan disebutkan
hubungan hukum antara Penggugat dan Tergugat adalah Hubungan
Perjanjian Kredit.;
Namun demikian dalam Gugatan yang diajukan oleh Penggugat yang
bertindak sebagai Penggugat hanyalah Hadrun. Padahal apabila yang
dimaksud Hubungan Perjanjian Kredit yang diberikan oleh BRI yaitu sesuai
dengan: Akta Perjanjian Membuka Kredit Nomor 21 Tanggal 21 April 2006 yang
dibuat dihadapan Fitrisna, Sarjana Hukum, Notaris di Kabupaten
Mandailing Natal;
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
Halaman 9 dari 28 Halaman Putusan Nomor 459/Pdt/2018/PT MDN
Akta Perjanjian Membuka Kredit Nomor 37 Tanggal 19 April 2010 yang
dibuat dihadapan Fitrisna, Sarjana Hukum, Notaris di Kabupaten
Mandailing Natal;
Akta Perjanjian Perpanjangan Kredit Nomor 97 Tanggal 29 April 2011
yang dibuat dihadapan Fitrisna, Sarjana Hukum, Notaris di Kabupaten
Mandailing Natal;
Akta Perjanjian Perpanjangan Kredit Nomor 52 Tanggal 30 Agustus 2013
yang dibuat dihadapan Fitrisna, Sarjana Hukum, Notaris di Kabupaten
Mandailing Natal;
yang bertindak sebagai Yang Berhutang atau Pengambil Kredit adalah
Hadrun dan Sdri Mujini. Dengan demikian, jelas bahwa Gugatan tersebut
berdasar pada Akta Perjanjian Kredit antara BRI selaku kredit dengan
Penggugat yaitu Hadrun dan Sdri Mujini;
2. Bahwa Sesuai dengan bagian komparisi Akta Perjanjian diatas pihak yang
berkepentingan atas kredit yang telah diberikan oleh Tergugat bukan hanya
Penggugat saja namun juga Sdri Mujini. Hal ini dikarenakan baik
Penggugat dan Sdri Mujini bertindak secara tanggung renteng (Hoofdelijk);
Dengan tidak ikutsertanya Sdr Mujini sebagai Pihak Penggugat dalam
perkara a quo, maka gugatan Penggugat telah kekurangan Pihak karena
tidak semua Pihak Yang Berhutang atau Pengambil Kredit bertindak
sebagai Penggugat;
3. Bahwa Selain itu, apabila yang dimaksud oleh Penggugat adalah benar
hubungan perjanjian kredit berdasarkan akta Perjanjian Kredit tersebut
diatas, maka sudah sepatutnya Sdr Idawati Harahap, Sarjana Hukum,
Notaris di Kabupaten Mandailing Natal, diikutsertakan sebagai pihak-pihak
dalam gugatan ini karena jelas Akta Perjanjian Kredit sebagai dasar
hubungan hukum antara Penggugat dan Tergugat adalah berupa produk
hukum yang dikeluarkan oleh Notaris sebagai pejabat yang berwenang
mengeluarkan akta otentik;
4. BahwaSelain itu, dengan telah dan/atau akan dilaksanakannya lelang
eksekusi hak Tanggungan melalui Kantor Pelayanan Kekayaan Negara
dan Lelang di Padangsidimpuan (KPKNL Padangsidimpuan) dan saat ini
belum ada pembeli/peminat atas aset yang dilelang tersebut.;
5. Bahwa Untuk itu sesuai dengan Yurisprudensi tetap Mahkamah Agung RI
terhadap gugatan yang kekurangan Pihak atau Para Pihaknya kurang
lengkap haruslah dinyatakan tidak dapat diterima Vide :
- Putusan MARI Nomor 45 K/SIP/1954, tanggal 9 Mel 1956;
- Putusan MARI Nomor 938 K/SIP/1971, tanggal 4 Okt 1972;
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
Halaman 10 dari 28 Halaman Putusan Nomor 459/Pdt/2018/PT MDN
- Putusan MARI Nomor 216 K/SIP/1974, tanggal 27 Mart 1975;
- Putusan MART Nomor 151 K/SIP/1975, tanggal 13 Mel 1975;
- Putusan MARI Nomor 878 K/SIP/1977, tanggal 19 Juni 1979;
MAKA Berdasarkan eksepsi tersebut diatas, gugatan Penggugat sesuai
dengan Hukum Acara Perdata Indonesia dan Yurisprudensi tetap MARI
sudah seharusnya ditolak atau setidak-tidaknya dinyatakan TIDAK DAPAT
DITERIMA;
DALAM POKOK PERKARA 1. Bahwa Tergugat menolak dengan tegas seluruh dalil Penggugat di dalann
surat gugatannya tanggal 26 April 2018, kecuali yang secara tegas diakui
oleh Tergugat;
Hal-hal yang Tergugat sampaikan dalam eksepsi mohon dianggap telah
disampaikan juga dalam pokok perkara;
2. Bahwa Perlu Tergugat jelaskan terlebih dahulu bahwa Penggugat bersama-
sama dengan Sdr. Hadrun merupakan debitur Tergugat yang telah
menikmati Fasilitas Kredit Modal Kerja dengan plafond terakhir sebesar Rp.
700.000.000,- (Tujuh ratus juta rupiah) berdasarkan:
Akta Perjanjian Membuka Kredit Nomor 20 Tanggal 04 Maret 2011 yang
dibuat dihadapan Idawati Harahap, Sarjana Hukum, Notaris di
Kabupaten Mandailing Natal;
Akta Perjanjian Membuka Kredit Nomor 59 Tanggal 11 Mei 2012 yang
dibuat dihadapan Idawati Harahap, Sarjana Hukum, Notaris di
Kabupaten Mandailing Natal;
Akta Perjanjian Perpanjangan Kredit Nomor 120 Tanggal 16 Maret 2012
yang dibuat dihadapan Idawati Harahap, Sarjana Hukum, Notaris Di
Kabupaten mandailing Natal;
Akta Perjanjian Adendum Kredit Nomor 72 Tanggal 29 Agustus 2013
yang dibuat dihadapan Idawati Harahap, Sarjana Hukum, Notaris Di
Kabupaten mandailing Natal;
3. Bahwa Untuk menjamin pelunasan kredit Penggugat tersebut di atas, telah
diserahkan agunan berupa sebidang tanah berikut bangunan dengan bukti
kepemilikan berupa:
− Sertifikat Hak Milik (SHM) Nomor 56/Desa Simpang Koje, terdaftar
atas nama Hadrun;
− Sertifikat Hak Milik (SHM) Nomor 15/Desa Simpang Koje, terdaftar
atas nama Hadrun;
− Sertifikat Hak Milik (SHM) Nomor 55/Desa Simpang Koje, terdaftar
atas nama Mujini;
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
Halaman 11 dari 28 Halaman Putusan Nomor 459/Pdt/2018/PT MDN
− Sertifikat Hak Milik (SHM) Nomor 48/Desa Simpang Koje, terdaftar
atas nama Hadrun;
Agunan dengan SHM Nomor 48 diatas, telah dibebani Hak Tanggungan
sesuai dengan Sertifikat Hak Tanggungan Nomor 1884/2011. Agunan
dengan SHM 55 telah dibebani Hak Tanggungan sesuai dengan Sertifikat
Hak Tanggungan Nomor 1882/2011. Agunan dengan SHM 56 telah
dibebani Hak Tanggungan sesuai dengan Sertifikat Hak Tanggungan
Nomor 1844/2011. Agunan dengan SHM 56 telah dibebani Hak
Tanggungan sesuai dengan Sertifikat Hak Tanggungan Nomor 1882/2011.
Agunan dengan SHM 15 telah dibebani Hak Tanggungan sesuai dengan
Sertifikat Hak Tanggungan Peringkat I Nomor 1878/2011 dan Peringkat II
Nomor 169/2012;
4. Bahwa Dapat Tergugat jelaskan terkait tentang Lelang agunan kredit
Penggugat yang dilakukan oleh Tergugat adalah merupakan jalan yang
ditempuh oleh Tergugat sebagai bentuk pertanggungjawaban Tergugat
kepada Para Nasabah Penyimpan yang telah mempercayakan dana
simpanannya kepada Tergugat untuk dikelola dalam bentuk kredit
(pinjaman) yang disalurkan kepada Para debitur termasuk Penggugat;
Perlu Tergugat sampaikan, terhadap kreditnya tersebut Penggugat telah
tidak memenuhi kewajiban-kewajibannya dalam mengangsur pinjaman
secara tepat waktu maupun tepat jumlah kepada Tergugat sesuai perjanjian
kredit, yang pada akhirnya membuat kredit Penggugat menjadi menunggak,
oleh karenanya Penggugat sudah memenuhi kategori sebagai Debitur yang
cidera janji/wanprestasi.
Hal tersebut adalah sesuai dengan pendapat hukum dari M. Yahya
Harahap, SH., dalam bukunya Hukum Acara Perdata : Gugatan,
Persidangan, Penyitaan, Pembuktian dan Putusan Pengadilan, terbitan
Sinar Grafika hal. 454 menyatakan bahwa debitur dinyatakan
wanprestasi/cidera janji apabila :
1. tidak memenuhi prestasi yang dijanjikan sama sekali, atau;
2. tidak memenuhi prestasi tepat waktu, atau;
3. tidak memenuhi prestasi yang dijanjikan secara layak;
Dengan cidera janji/wanprestasi Penggugat tersebut, Tergugat selaku
Pemegang Hak Tanggungan pertama, atas dasar Pasal 6 Undang-undang
No. 4 tahun 1996 tentang Hak Tanggungan (UUHT) berhak untuk
melakukan eksekusi lelang atas obyek sengketa (Parate Eksekusi);
5. Bahwa Tergugat sampaikan bahwa yang sebenarnya Penggugat telah
diberi kesempatan untuk menyelesaikan seluruh kewajibannya bahkan
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
Halaman 12 dari 28 Halaman Putusan Nomor 459/Pdt/2018/PT MDN
Tergugat telah berungkali mengingatkan keawajiban Penggugat melalui
surat peringatan, akan tetapi ternyata Penggugat tetap tidak mempunyai
itikad baik menyelesaikan kewajiban kreditnya sehingga kreditnya kembali
menunggak;
Atas kegagalan restrukturisasi kredit tersebut, Penggugat tidak memiliki
itikad baik serta upaya nyata dari Penggugat untuk menyelesaikan kreditnya
kepada Tergugat yang menunggak, maka untuk mendapatkan pelunasan
kembali kredit dari Penggugat, Tergugat menempuh upaya penyelesaian
kredit dengan melakukan penjualan lelang terhadap objek Hak tanggungan
atas dasar Pasal 6 UUHT (Parate Eksekusi), yang secara tegas
menyatakan:
"Apabila Debitor cidera janji. pemegang Hak Tanggungan partama
mempunyai hak untuk menjual obyek Hak Tanggungan atas kekuasaan
sendiri melalui pelelangan umum serta mengambil pelunasan piutangnya
dari hasil penjualan tersebut";
Dengan demikian guna memenuhi hak Tergugat atas pelunasan kredit
macet Penggugat, Tergugat berdasar pada Pasal 6 tersebut di atas
mengajukan permohonan pelelangan yang diajukan kepada Kantor
Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang di Padangsidimpuan adalah
permohonan untuk dilakukannya "Parate Eksekusi" yang telah sesuai
dengan Undang-undang;
Guna memenuhi ketentuan pelaksanaan lelang sebagaimana diatur dalam
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 93/PMK.06/2010 Tentang Petunjuk
pelaksanaan Lelang dan perubahannya Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 106/PMK.06. tahun 2013, Tergugat telah memberikan surat
peringatan mengenai tunggakan kepada Penggugat;
Yang mana dalam setiap Surat Peringatan tersebut, Tergugat
menyampaikan mengenai junnlah tunggakan Penggugat, dan secara tegas
menyatakan bahwa Penggugat agar segera menyelesaikan/melunasi
kewajiban tersebut sehubungan Penggugat tidak mengikuti dan memenuhi
atas apa yang diperjanjikan Perjanjian Kredit tersebut di atas, dan untuk
selanjutnya apabila Penggugat tidak melunasi maka Penggugat akan
melakukan langkah hukum sesuai Peraturan yang berlaku yaitu melalui
Parate Eksekusi;
6. Bahwa Berhubung segala upaya penyelesaian/penagihan tunggakan kredit
macet tersebut, telah dilakukan namun tidak mendapat perhatian dan
penyelesaian dari Penggugat, maka Tergugat sesuai dengan Surat
Permohonan Lelang Ulang email No.: B.1575-II/KC/ADK/09/2016
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
Halaman 13 dari 28 Halaman Putusan Nomor 459/Pdt/2018/PT MDN
berencana mengajukan permohonan lelang kepada Kantor Pelayanan
Kekayaan Negara dan Lelang Padangsidimpuan;
7. Bahwa Tergugat menolak dengan tegas Gugatan Penggugat halaman 2
angka 2 dan 3 yang menyatakan bahwa Penggugat tidak pernah diberikan
Salinan/Copy Akta Perjanjian Kredit;
Dapat Tergugat jelasakan bahwa terhadap tidak diberikan dokumen
Perjanjian Kredit dapat Tergugat sampaikan bahwa proses pemberian kredit
ini juga melibatkan pihak ketiga yaitu Notaris/PPAT dalam proses perjanjian
kredit sehingga dokumen tersebut merupakan produk notaris. Sebelum
dilakukan penandatangan perjanjian kredit, notaris telah terlebih dahulu
menjelaskan, membacakan isi dari Perjanjian Kredit tersebut dihadapan
Penggugat dan Tergugat dan saksi-saksi yang notaries kenal untuk
selanjutnya di tandatangani oleh Penggugat dan Tergugat;
Setelah dilakukan penandatanganan perjanjian kredit Penggugat mengerti
dan setuju semua kewajiban yang ada dalam perjanjian tersebut. Termasuk
apabila dikemudian hari macet maka agunan yang telah diserahkan kepada
BRI menjadi pelunasan atas kredit yang telah diterima oleh Penggugat.
Sehingga apabila Penggugat merasa belum menerima perjanjian kredit,
sudah sepatutnya Penggugat meminta salinan perjanjian kredit tersebut
kepada notaris, sedangkan dalam hal ini Penggugat tidak pernah meminta
baik secara lisan maupun tertulis kepada Notaris, malahan menyalahkan
Tergugat dalam perkara a quo tidak pernah memberikan dokumen tersebut;
Selanjutnya berdasarkan fakta hukum jelas di dalam Surat Peringatan
Tergugat juga telah menjelaskan secara rinci kewajiban Penggugat yang
harus dipenuhi sehingga dengan Penggugat menyatakan dengan tidak
diberikannya Copy Akta Perjanjian Kredit menyebabkan Penggugat tidak
mengetahui jumlah hutang Penggugat merupakan suatu kebohongan yang
sangat jauh fakta hukum yang sesungguhnya;
8. Bahwa Tergugat menolak dengan tegas petitum angka 2 Gugatan
Penggugat yang pada intinya memohon kepada Majelis Hakim yang
memeriksa untuk menyatakan bahwa Penggugat adalah Penggugat yang
beritikad baik;
Dapat Tergugat sampaikan bahwa, sejak diberikannya Surat Peringatan
kepada Penggugat dan pemberitahuan akan dilaksanakannya lelang
nyatanya Penggugat sama sekali tidak ada itikad baik untuk menyelesaikan
kewajiban atas kredit yang telah dinikmatinya tersebut. Malah Penggugat
saat ini justru menggugat Tergugat dengan hal-hal yang tidak mendasar.
Disamping itu, setelah diberikan waktu bagi Penggugat dan Tergugat untuk
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
Halaman 14 dari 28 Halaman Putusan Nomor 459/Pdt/2018/PT MDN
melaksanakan mediasi oleh Majelis Hakim, justru Penggugat tidak ada
itikad baik untuk berdamai dengan menyelesaikan sisa kewajibannya.
Sehingga, atas pertimbangan apakah Penggugat dapat dinyatakan sebagai
Penggugat yang beritikad baik;
9. Bahwa Tergugat menolak dengan tegas Petitum angka 3 dan 4 yang pada
intinya menyatakan bahwa pelaksanaan lelang yang dilakukan oleh
Tergugat adalah batal demi hukum dan tidak mempunyai kekuatan hukum;
Serta posita dalam Perbuatan Melawan Hukum Tergugat yang pada intinya
menyatakan bahwa Pelaksanaan lelang tersebut merupakan perbuatan
melawan hukum (onrechtmatig edaad) yang bertentangan dengan:
1. Bertentangan dengan pasal 26 undang-undang hak tanggungan no 4
tahun 1996;
2. Bertentangan dengan angka 9 penjelasan umum UU hak tanggungan UU
No 4 tahun 1996;
3. Bertentangan dengan pasal 1211 KUHPerdata;
4. Bertentangan dengan pasal 200 ayat (1) HIR;
5. Bertentangan dengan yurisprudensi MA RI No. 3210.K/PDT/1984;
6. Bertentangan dengan UU No 12 tahun 2011 tentang pembentukan
peraturan yang menyebutkan jenis,hirarki peraturan perundang-
undangan adalah :
a. UUD tahun 1945;
b. Ketetapan MPR;
c. Undang-undang/perpu;
d. Peraturan pemerintah;
e. Peraturan presiden;
f. Peraturan daerah provinsi;
g. Peraturan daerah;
Sedangkan peraturan menteri keuangan RI (in casu) Nomor :
93/PMK.06/2010 yo PMK No. 106/PMK.06/2013 tidak termasuk jenis
peraturan perundang-undangan, apalagi Pasal 26 Undang-undang Nomor 4
tahun 1996 tidak memerintahkan bahwa peraturan pelaksanaannya adalah
peraturan menteri keuangan;
Dapat Tergugat jelaskan bahwa pertimbangan-pertimbangan Penggugat
yang mempertentangkan beberapa peraturan perundang-undangan tersebut
sudah keliru mengartikan maksud dalam Pasal 6 UU No 4 tahun 1996
tentang Hak Tanggungan tersebut;
Kehadiran Undang-Undang Hak Tanggungan, yang bisa dilihat di dalam
penjelasannya didasari pada ketentuan terdahulu (lembaga hipotik tentang
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
Halaman 15 dari 28 Halaman Putusan Nomor 459/Pdt/2018/PT MDN
tanah) yang belum mampu menampung perkembangan yang terjadi dalam
bidang perkreditan dan hukum jaminan atas tanah sebagai perkembangan
pembangunan ekonomi. Salah satu ciri dari hukum jaminan ini antara lain
adalah mudah pelaksanaan eksekusinya (penjelasan huruf 3 Undang-
Undang Hak Tanggungan);
Selanjutnya Pasal 6 Undang-Undang Hak Tanggungan menyatakan :
"apabila debitur cidera janji, pemegang hak tanggungan pertama
mempunyai hak untuk menjual obyek hak tanggungan atas kekuasaan
sendiri melalui pelelangan umum serta mengambil pelunasan piutangnya
dari hasil penjualan tersebut";
Pasal 6 tersebut diatas ditinjau dari sifat hukumnya merupakan peraturan
materiil. Pasal tersebut memberikan pengertian menjual obyek hak
tanggungan atas kekuasaan sendiri melalui pelelangan umum mempunyai
arti tanpa harus terlebih dahulu meminta fiat dari Ketua Pengadilan;
Hal ini sesuai dengan pengertian di dalam kamus hukum bahwa pengertian
parate eksekusi adalah Pelaksanaan yang langsung tanpa melewati
proses (pengadilan atau hakim), sehingga eksekusi obyek jaminan tanpa
melalui fiat dari ketua pengadilan;
Sehingga sudah sejalan dengan maksud Undang-Undang Hak
Tanggungan, dimana tujuannya menyempurnakan ketentuan terdahulu
serta memberikan kemudahan kepada kreditur. Oleh sebab itu
pelaksanaan eksekusi berdasarkan pada Pasal 6 UU Hak Tanggungan
tidak menunjuk pada Pasal 200 ayat 1 HIR namun peraturan
pelaksanaannya adalah peraturan menteri keuangan Nomor
:93/PMK.06/2010 jo PMK Nomor:106/PMK.06/2013 jo PMK Nomor : 27
/PMK.06/2016 tentang Petunjuk Pelaksanaan Lelang;
Begitu juga dasar hukum pelaksanaan lelang untuk kreditur pemegang
pertama Hak Tanggungan secara hukum materiil ada di Pasal 6 UU Hak
Tanggungan bukan Pasal 26 UU Hak Tanggungan dan penjelasan angka 9
penjelasan umum UU Hak Tanggungan serta Pasal 1211 KUHPerdata;
Terkait Putusan Mahkamah Agung RI No. 3201 K/Pdt/1984 tanggal 30
Januari 1986 yang ditafsirkan untuk mendukung dalil-dalilnya yang keliru
guna kepentingan atau keuntungan Penggugat. Padahal sepuluh tahun
kemudian setelah Putusan Mahkamah Agung tersebut, pada tahun 1996
muncul UU No 4 Tahun 1996 yang telah mengatur eksekusi Hak
Tanggungan secara Parate khususnya dalam Pasal 6. Atas lahirnya UU
tersebut yang memiliki kekuatan hukum mengikat secara umum
diundangkan hingga saat ini, maka keputusan Mahkamah Agung RI No.
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
Halaman 16 dari 28 Halaman Putusan Nomor 459/Pdt/2018/PT MDN
3201 K/Pdt/1984 tidak berlaku sebagai peraturan umum karena telah di
atur secara khusus dalam UU No 4 Tahun 1996 mengenai Penjualan objek
Hak Tanggungan secara Parate Eksekusi melalui bantuan KPKNL (Kantor
Pelelangan Kekayaan Negara dan Lelang);
Kewenangan Tergugat juga telah tertuang ataupun dipertegas di dalam
Akta Pemberian Hak Tanggungan (APHT) Nomor 173/2006, yang mana
dalam Pasal 2 menyatakan:
"Hak Tanggungan tersebut di atas diberikan oleh Pihak Pertama (debitur)
dan diterima oleh Pihak Kedua (BRI/Tergugat) dengan Janji-janji yang
disepakati oleh kedua belah pihak sebagaimana di uraikan di bawah ini;
Dalam Point 6 Pasal 2 APHT tersebut secara tegas juga disebutkan :
"Jika Debitor tidak memenuhi kewajiban untuk melunasi utangnya.
Berdasarkan perjanjian utang-piutang tersebut di atas. Oleh Pihak Pertama
(debitur), Pihak kedua (Penggugat) selaku Pemegang Hak Tanggungan
Peringkat Pertama dengan akta ini diberi dan menyatakan menerima
kewenangan, dan untuk itu kuasa, untuk tanpa persetujuan terlebih dahulu
dari Pihak Pertama untuk menjual atau suruh menjual dihadapan umum
secara lelang Obyek Hak Tanggungan baik seluruhnya maupun sebagian-
sebagian”;
Sesuai dengan Pasal 11 ayat 2 huruf e UU Hak Tanggungan dimana
kewenangan Tergugat selaku pemegang Hak Tanggungan untuk menjual
objek Hak Tanggungan secara Parate Eksekusi telah disyaratkan dalam
janji-janji APHT, maka penjualan obyek Hak Tanggungan oleh Tergugat
melalui KPKNL (Kantor Pelelangan Kekayaan Negara dan Lelang) tidak
perlu melalui Pengadilan atau menunggu suatu Putusan Pengadilan;
Oleh karena itu Parate Eksekusi yang dilakukan Tergugat melalui KPKNL
telah sesuai dengan aturan hukum menurut UUHT yang berlaku;
10. Bahwa Begitu juga Tergugat menolak dengan tegas posita dalam
Perbuatan Melawan Hukum dimana Penggugat menyatakan bahwa
pelaksanaan eksekusi maupun lelang merujuk pada pasal 224HIR/258
RBG;
Dapat Tergugat jelaskan bahwa Pasal 14 Undang Undang Nomor 4 Tahun
1996 tentang Hak Tanggungan berbunyi:
1. Sebagai tanda bukti adanya Hak Tanggungan, Kantor Pertanahan
menerbitkan sertipikat Hak Tanggungan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku;
2. Sertipikat Hak Tanggungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
memuat irah-irah dengan kata-kata "DEMI KEADILAN BERDASARKAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
Halaman 17 dari 28 Halaman Putusan Nomor 459/Pdt/2018/PT MDN
KETUHANAN YANG MAHA ESA";
3. Sertipikat Hak Tanggungan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
mempunyai kekuatan eksekutorial yang sama dengan putusan
pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap dan berlaku
sebagai pengganti grosse acte Hypotheek sepanjang mengenai hak atas
tanah;
4. Kecuali apabila diperjanjikan lain, sertipikat hak atas tanah yang telah
dibubuhi catatan pembebanan Hak Tanggungan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 13 ayat (3) dikembalikan kepada pemegang hak atas tanah
yang bersangkutan;
5. Sertipikat Hak Tanggungan diserahkan kepada pemegang Hak
Tanggungan.
Selanjutnya sesuai dengan angka 9 tentang Penjelasan Umum Undang-
Undang Hak Tanggungan (UUHT) Nomor 4 tahun 1996 berbunyi:
" Salah satu ciri Hak Tanggungan yang kuat adalah mudah dan pasti
dalam pelaksanaan eksekusinya, jika debitor cidera janji. Walaupun
secara umum ketentuan tentang eksekusi telah diatur dalam Hukum
Acara Perdata yang berlaku, dipandang perlu untuk memasukkan
secara khusus ketentuan tentang eksekusi Hak Tanggungan dalam
Undang-undang yaitu yang mengatur lembaga parate executie
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 224 Reglemen Indonesia yang
Diperbaharui (Het Herziene Indonesisch Reglement) dan Pasal 258
Reglemen Acara Hukum Untuk Daerah Luar Jawa dan Madura
(Reglement tot Regeling van het Rechtswezen in de Gewesten Buiten
Java en Madura);
Sehubungan dengan Itu pada sertipikat Hak Tanggungan, yang berfungsi
sebagai surat tanda bukti adalah Hak Tanggungan, dibubuhkan irah-irah
dengan kata-kata "DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG
MAHA ESA” untuk memberikan kekuatan eksekutorial yang sama dengan
putusan Pengadilan yang sudah mempunyai kekuatan hukum tetap;
Selain itu sertipikat Hak Tanggungan tersebut dinyatakan sebagai penganti
Grosse acte Hypotheek, yang untuk eksekusi Hypotheek atas tanah
ditetapkan sebagai syarat dalam melaksanakan ketentuan pasal-pasal
kedua Reglemen di atas;
Agar ada kesatuan pengertian dan kepastian mengenai penggunaan
ketentuan-ketentuan tersebut, ditegaskan lebih lanjut dalam Undang-
Undang bahwa selama belurn ada peraturan perundang-undangan yang
mengaturnya, peraturan mengenai eksekusi Hypotheek yang diatur dalam
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
Halaman 18 dari 28 Halaman Putusan Nomor 459/Pdt/2018/PT MDN
kedua Reglemen tersebut, berlaku terhadap eksekusi Hak Tanggungan";
Dari penjelasan diatas, jelaslah setelah keluarnya Undang-undang
Republik Indonesia Nomor 4 tahun 1996 tentang Hak Tanggungan,
sehingga Sertifikat Hak Tanggungan yang tertulis kata-kata "DEMI
KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA", maka
memberikan kekuatan eksekutorial yang sama dengan putusan pengadilan
yang sudah mempunyai kekuatan hukum tetap yang sama dengan grosse
akta hipotek sesuai pasal 224 HIR/258 RBG sehingga pelaksanaan lelang
dapat dilaksanakan melalui parate eksekusi (dhi. oleh KPKNL);
11. Bahwa perihal Yurisprudensi Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor
3210.K/PDT/1984 tanggal 30 Januari 1986 dianggap tidak relevan bagi
kondisi saat ini. Apalagi dengan keluarnya Undang-Undang No. 4 Tahun
1996 tentang Hak Tanggungan dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
93/PMK.06/2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Lelang sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 106/PMK.06/2013 dan
diperbaharui melalui Peraturan Menteri Keuangan Nomor :27
/PMK.06/2016 tentang Petunjuk Pelaksanaan Lelang;
12. Bahwa Berdasarkan hal-hal tersebut di atas sudah sangat jelas terkait
proses lelang ekskusi Hak Tanggungan yang dilakukan Tergugat sudah
sesuai ketentuan yang berlaku baik yang diatur dalam UUHT maupun
peraturan lelang, oleh karenanya lelang eksekusi tersebut bukan perbuatan
melawan hukum, oleh karena telah sesuai Pasal 4 Peraturan Menteri
Keuangan No. 27/PMK.06/2016 tentang Petunjuk Pelaksanan Lelang,
"terhadap lelang yang telah dilaksanakan sesuai ketentuan yang berlaku
tidak dapat dibatalkan.";
Sehingga seluruh proses pelelangan yang dilakukan melalui Parate
Eksekusi di KPKNL Padangsidimpuan telah sah terbukti dengan telah
dilaksanakannya pelelangan dan telah terdapat pemenang;
Maka berdasarkan hal-hal tersebut di atas, Tergugat memohon kepada
Majelis Hakim Yang Mulia yang memeriksa dan memutus perkara A Quo
untuk MENOLAK Gugatan yang diajukan oleh Penggugat atau setidak-
tidaknya menyatakan Gugatan yang diajukan oleh Penggugat tidak dapat
diterima;
Menimbang, bahwa selanjutnya terhadap surat gugatan Penggugat
tersebut pihak Tergugat II telah mengajukan jawabannya secara tertulis yang
pada pokoknya sebagai berikut:
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
Halaman 19 dari 28 Halaman Putusan Nomor 459/Pdt/2018/PT MDN
Bahwa Tergugat II dengan tegas menolak seluruh dalil/alasan yang
dikemukakan Penggugat dalam gugatannya, kecuali terhadap hal-hal yang
secara tegas diakui kebenarannya;
DALAM EKSEPSI:
1. Eksepsi Error In Persona dan Eksepsi Mohon Dikeluarkan Sebagai Pihak
a. Bahwa sesuai dengan Yurisprudensi Putusan Mahkamah Agung Nomor
4 K/Sip/1958 tanggal 13 Desember 1958 yang menyatakan bahwa,
"Syarat mutlak untuk menuntut orang di depan Pengadilan adalah
adanya perselisihan hukum antara kedua belah pihak dan Keputusan
MARI No. 294 K1SIP11971 tanggal 7 Juli 1971 yang mensyaratkan
bahwa gugatan harus diajukan oleh orang yang mempunyai hubungan
hukum. Bahwa adanya hubungan hukum dan perselisihan hukum
merupakan syarat mutlak untuk dapat mengajukan tuntutan terhadap
orang di depan Pengadilan, dengan demikian ketiadaan hubungan
hukum dan perselisihan hukum dimaksud telah cukup bagi Majelis Hakim
yang memeriksa perkara a quo untuk menyatakan gugatan penggugat
adalah gugatan yang salah alamat dan dinyatakan tidak dapat diterima;
b. Bahwa sebagaimana dalil gugatan Pengggugat, yang menjadi pokok
gugatan Penggugat adalah terkait dengan hubungan hukum hutang
piutang antara Penggugat dengan Tergugat I;
c. Bahwa berdasarkan pokok gugatan tersebut, hubungan hukum dalam
pokok gugatan hanyalah antara Penggugat dengan Tergugat I, sehingga
gugatan Penggugat yang ditujukan kepada Tergugat II jelas merupakan
gugatan yang salah alamat dan sudah sepatutnya dinyatakan tidak dapat
diterima;
Berdasarkan dalil-dalil eksepsi dan fakta-fakta hukum tersebut di atas, Tergugat
II mohon agar Majelis Hakim menolak gugatan Penggugat atau setidak-
tidaknya menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterima (Niet
Onvankelijke Verklaard);
DALAM POKOK PERKARA:
1. Bahwa TERGUGAT II dengan tegas menolak seluruh dalil/alasan yang
dikemukakan Penggugat dalam gugatannya, kecuali terhadap hal-hal yang
secara tegas diakui kebenarannya;
2. Bahwa dalil Penggugat yang menyatakan " bahwa dengan tindakan
Tergugat I yang akan dan/atau telah melaksanakan Lelang Eksekusi Hak
Tanggungan di muka umum melalui perantara Tergugat II adalah
merupakan perbuatan melawan hukum " adalah keliru dan tidak
berdasarkan hukum;
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
Halaman 20 dari 28 Halaman Putusan Nomor 459/Pdt/2018/PT MDN
3. Bahwa Pasal 20 ayat (1) huruf (a) Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1996
tentang Hak Tanggungan Atas Tanah Beserta Benda-benda yang Berkaitan
Dengan Tanah (UUHT) menyatakan bahwa apabila debitor cidera janji,
maka pemegang Hak Tanggungan pertama berhak untuk menjual obyek
Hak Tanggungan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 UUHT. Pasal 6
UUHT menyatakan apabila debitor cidera janji, pemegang Hak Tanggungan
pertama mempunyai hak untuk menjual obyek Hak Tanggungan atas
kekuasaan sendiri melalui pelelangan umum serta mengambil
pelunasannya dari hasil penjualan tersebut. Unsur-unsur yang terdapat
dalam pasal 6 UUHT menunjukkan adanya 2 (dua) hak yang penting
manakala debitur wanprestasi, yaitu hak dan pelaksanaan hak bagi kreditor
pemegang Hak Tanggungan tingkat pertama;
4. Bahwa hal tersebut di atas senada dengan pendapat Subekti yaitu parate
eksekusi adalah menjalankan sendiri atau mengambil sendiri apa yang
menjadi haknya, dalam arti tanpa perantara hakim, yang ditujukan atas
sesuatu barang jaminan untuk selanjutnya menjual sendiri barang tersebut;
5. Bahwa debitur telah mengikatkan diri dengan Tergugat I melalui perjanjian
utang piutang dengan jaminan yaitu objek perkara a quo, sehingga sesuai
dengan Pasal 1338 KUH Perdata dan asas pacta sunt servanda maka
setiap perjanjian menjadi hukum yang mengikat bagi para pihak yang
melakukan perjanjian sehingga perjanjian tersebut mengikat bagi para
pembuatnya;
6. Bahwa lembaga hipotik saat ini tidak dapat dipergunakan untuk jaminan
terhadap hak atas tanah. Hal ini karena dengan berlakunya UUHT,
lembaga jaminan yang boleh dipergunakan untuk hak atas tanah adalah
Hak Tanggungan. Saat ini yang menjadi objek hipotik hanyalah pesawat
udara dan kapal laut. Dengan berlakunya UUHT, sesuai dengan Pasal 29
UUHT tersebut, maka ketentuan-ketentuan mengenai Hipotik seperti diatur
dalam buku II KUH Perdata dan ketentuan-ketentuan tentang
Credietverband seperti diatur dalam S. 1908-542 sebagaimana telah diubah
dengan S. 1937-190 sepanjang mengenai pembebanan hak tanggungan
atas hak-hak atas tanah dan benda-benda yang berkaitan dengan tanah
dinyatakan tidak berlaku lagi;
7. Bahwa oleh karena hal tersebut di atas, berdasarkan Pasal 6 Undang-
undang No. 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan atas Tanah Beserta
Benda-benda maka Tergugat I selaku pemegang hak tanggungan peringkat
pertama berhak menjual objek Hak Tanggungan melalui pelelangan umum
dikarenakan debitur telah cidera terhadap perjanjian kredit;
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
Halaman 21 dari 28 Halaman Putusan Nomor 459/Pdt/2018/PT MDN
8. Bahwa hal tersebut di atas juga sesuai dengan ketentuan Pasal 14
Undang-undang Nomor 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan disebutkan
bahwa, "Sertifikat Hak Tanggungan mencantumkan irah-irah Demi Keadilan
Berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa dan ketentuan ayat ini
dimaksudkan untuk menegaskan adanya kekuatan eksekutorial pada
Sertifikat Hak Tanggungan sehingga apabila debitur cidera janji, harus siap
untuk dieksekusi seperti halnya suatu putusan Pengadilan yang telah
memperoleh kekuatan hukum tetap, melalui tata cara dan dengan
menggunakan Parate Executie sesuai dengan Peraturan Hukum Acara
Perdata". Dengan demikian, sangat tidak berdasarkan hukum bilamana
Penggugat mendalilkan bahwa para Tergugat telah melakukan perbuatan
melawan hukum;
9. Bahwa dalil Pelawan pada halaman 4 angka 6 menyebutkan bahwa
Peraturan Menteri Keuangan tidak termasuk jenis Peraturan Perundang-
undangan berdasarkan Undang-undang Nomor 12 tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan adalah salah dan tidak
berdasarkan hukum;
10.Bahwa Pasal 8 ayat (1) Undang-undang Nomor 12 tahun 2011 menyatakan
bahwa "Jenis Peraturan Perundang-undangan selain sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) mencakup peraturan yang ditetapkan oleh
Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan
Perwakilan Daerah, Mahkamah Agung, Mahkamah Konstitusi, Badan
Pemeriksa Keuangan, Komisi Yudisial, Bank Indonesia, Menteri, badan,
lembaga, atau komisi yang setingkat yang dibentuk dengan Undang-
Undang atau Pemerintah atas perintah Undang-Undang, Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah Provinsi, Gubernur, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
Kabupaten/Kota, Bupati/Walikota, Kepala Desa atau yang setingkat";
11. Bahwa Pasal 8 ayat (2) Undang-undang Nomor 12 tahun 2011 menyatakan
bahwa "Peraturan Perundang-undangan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) diakui keberadaannya dan mempunyai kekuatan hukum mengikat
sepanjang diperintahkan oleh Peraturan Perundang-undangan yang lebih
tinggi atau dibentuk berdasarkan kewenangan";
12. Bahwa lelang terhadap objek perkara a quo telah diumumkan pada harian
Metro Tabagsel tanggal 29 Maret 2018 guna memenuhi asas publisitas
sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 27/PMK.06/2016
tentang Petunjuk Pelaksanaan Lelang;
13. Bahwa terhadap lelang tersebut telah dibatalkan karena tidak memenuhi
syarat legalitas formal subjek dan objek lelang sehingga belum ada
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
Halaman 22 dari 28 Halaman Putusan Nomor 459/Pdt/2018/PT MDN
peralihan hak;
14. Bahwa dalil Penggugat dalam surat gugatan yang menyatakan para
Tergugat telah melakukan perbuatan melawan hukum adalah tidak
berdasarkan hukum maka berdasarkan dalil Tergugat II di atas, maka
petitum gugatan Penggugat haruslah ditolak;
M a k a Berdasarkan hal tersebut diatas, Tergugat II mohon kepada Majelis
Hakim Pengadilan Negeri Mandailing Natal yang memeriksa dan mengadili
perkara gugatan a quo, memutuskan dan menetapkan dengan amar sebagai
berikut :
DALAM POKOK PERKARA: 1. Menolak gugatan Penggugat untuk seluruhnya, atau setidak-tidaknya
menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterima (Niet Ontvanklijk
Verklaard);
2. Menghukum Penggugat untuk membayar biaya perkara yang timbul;
Menimbang, bahwa atas gugatan tersebut Pengadilan Negeri Mandailing
Natal telah menjatuhkan putusan Nomor 2/Pdt.G/2018/PN Mdl tanggal 11
Oktober 2018 dengan amar sebagai berikut :
Dalam Eksepsi. − Menolak eksepsi dari pihak Tergugat I dan II untuk seluruhnya;
Dalam Pokok Perkara.
1. Menolak gugatan Penggugat untuk seluruhnya;
2. Menghukum Penggugat untuk membayar biaya perkara sejumlah
Rp2.686.000.00 (dua juta enam ratus delapan puluh enam ribu rupiah);
Menimbang bahwa berdasarkan Akte Banding Nomor
5/Akta.Pdt.bdg/2018/PN Mdl tertanggal 24 Oktober 2018 yang dibuat oleh
Panitera Pengadilan Negeri Mandailing Natal, Pembanding semula Penggugat
telah mengajukan banding terhadap putusan Pengadilan Negeri Mandailing
Natal Nomor 2/Pdt.G/2018/PN Mdl tanggal 11 Oktober 2018 dan permohonan
banding tersebut telah diberitahukan secara sah dan patut kepada Terbanding I
semula Tergugat I pada tanggal 5 Nopember 2018 dan kepada Terbanding II
semula Tergugat II pada tanggal 13 Nopember 2018;
Menimbang, bahwa Pembanding semula Penggugat telah menyerahkan
memori bandingnya pada tanggal 31 Oktober 2018 dan telah didaftarkan di
Kepaniteraan Pengadilan Negeri Mandailing Natal pada tanggal 31 Oktober
2018 serta memori banding tersebut telah diberitahukan dan diserahkan kepada
Terbanding I semula Tergugat I pada tanggal 5 Nopember 2018 dan kepada
Terbanding II semula Tergugat II pada tanggal 13 Nopember 2018;
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
Halaman 23 dari 28 Halaman Putusan Nomor 459/Pdt/2018/PT MDN
Menimbang, bahwa Kuasa Hukum Terbanding II semula Tergugat II telah
menyerahkan kontra memori bandingnya pada tanggal 26 Nopember 2018 dan
telah didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Mandailing Natal pada
tanggal 27 Nopember 2018 serta kontra memori banding tersebut telah
diberitahukan dan diserahkan kepada Terbanding I semula Tergugat I pada
tanggal 3 Desember 2018 dan kepada Pembanding semula Penggugat pada
tanggal 4 Desember 2018;
Menimbang bahwa Jurusita Pengadilan Negeri Mandailing Natal telah
menyerahkan Relas Pemberitahuan untuk mempelajari Berkas Perkara dan
putusan Pengadilan Negeri Mandailing Natal Nomor 2/Pdt.G/2018/PN Mdl
tanggal 11 Oktober 2018 yang disampaikan masing - masing kepada
Pembanding semula Penggugat pada tanggal 16 Nopember 2018, kepada
Terbanding I semula Tergugat II pada tanggal 5 Nopember 2018 dan kepada
Terbanding II semula Tergugat II pada tanggal 13 Nopember 2018, yang isinya
menerangkan bahwa dalam tenggang waktu 14 (empat belas) hari setelah
tanggal pemberitahuan tersebut kepada kedua belah pihak berperkara telah
diberi kesempatan untuk memeriksa dan mempelajari berkas perkara tersebut
sebelum dikirim ke Pengadilan Tinggi;
TENTANG PERTIMBANGAN HUKUM
Menimbang, bahwa permohonan banding yang diajukan oleh
Pembanding semula Penggugat telah diajukan dalam tenggang waktu dan
menurut tata cara serta memenuhi syarat-syarat yang ditentukan Undang-
Undang, oleh karenanya permohonan banding tersebut secara formal dapat
diterima;
Menimbang, bahwa Pembanding semula Penggugat telah mengajukan
memori banding pada tanggal 31 Oktober 2018 pada pokoknya sebagai berikut :
A. Bahwa Majelis Hakim Tingkat Pertama telah keliru dalam mempertimbangkan
kewenangan Pengadilan Negeri (Peradilan Umum) dalam memeriksa dan
mengadili perkara a quo
− Bahwa dengan tindakan Tergugat I yang akan dan/atau telah
melaksanakan Lelang Eksekusi Hak Tanggungan di muka umum melalui
Perantara Tergugat II adalah merupakan perbuatan melawan hukum
(OnRechtmatig Edaad),
− Bahwa pengajuan permohonan “Parate Eksekusi” melalui Perantara
Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL)
Padangsidimpuan yang akan dan/atau telah dilakukan Tergugat I melalui
perantaranya Tergugat II adalah merupakan cacat hukum dan tidak sah
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
Halaman 24 dari 28 Halaman Putusan Nomor 459/Pdt/2018/PT MDN
karena untuk menjual objek Hak Tanggungan harus ada berdasarkan
Pasal 26 Undang-undang Hak Tanggungan Nomor : 4 tahun 1996 yang
mengaturnya dengan memperhatikan Pasal 14 Peraturan mengenai
Eksekusi Hyphoteek yang ada mulai berlakunya Undang-undang ini,
berlaku terhadap Eksekusi Hak Tanggungan, Sehingga selama belum
ada peraturan yang mengaturnya tentang pelaksanaan Pasal 6 Undang-
undang Hak Tanggungan tersebut, Maka Eksekusi Hyphoteek yang
berlaku yaitu dengan harus melalui Pengadilan Negeri setempat, atau
dengan kata lain Pasal 6 Undang-undang Hak Tanggungan tidak dapat
berdiri sendiri karena Pasal 26 Undang-undang Hak Tanggungan
sebagai Pasal Pelaksananya dan oleh karena Pelaksanaan atau hukum
acaranya dari Pasal 26 Undang-undang Hak Tanggungan adalah
merujuk pada Pasal 224 HIR/258 Rbg, Maka Pelaksanaan Eksekusi
maupun Lelangnya harus melalui Fiat Eksekusi melalui Pengadilan
Negeri, bukan melalui Perantara Kantor Pelayanan Kekayaan Negara
dan Lelang (KPKNL) Padangsidimpuan.
B. Bahwa Majelis Hakim Tingkat Pertama telah keliru menolak Eksepsi mengenai Gugatan Penggugat tidak didasarkan pada hukum yang benar; Gugatan Penggugat mengandung cacat error in persona; Gugatan Penggugat obscure libel (tidak jelas dan kabur). − Bahwa Majelis Hakim Tingkat Pertama telah keliru dalam
mempertimbangkan dalil-dalil pada eksepsi yang diajukan Tergugat
(Terbanding I dan Terbanding II). Dimana Majelis Hakim menggunakan
hanya 1 (satu) teori dalam menyimpulkan perkara ini yakni teori
individualisasi. Meskipun dalam teori individualisasi juga dimungkinkan
namun masih terdapat kekurangan dari teori ini. Sebab untuk menilai dan
menyimpulkan suatu perkara dibutuhkan teori pembanding agar terdapat
keadilan bagi para pihak. − Bahwa alasan yang diajukannya gugatan dalam perkara a quo
didasarkan adanya perbuatan melawan hukum (Pasal 1365 KUHPerdata)
yang disangkakan kepada Tergugat (Terbanding I dan Terbanding II).
Meskipun dalam “perbuatan melawan hukum” (PMH) tidak perlu
dibuktikan adanya unsur “persetujuan” atau “kesepakatan” dan juga
“causa yang diperbolehkan”, namun Timbulnya kerugian akibat dari suatu
PMH merupakan syarat mutlak yang harus dipenuhi berdasarkan Pasal
1365 KUHPerdata. Hubungan sebab akibat dari adanya suatu kerugian
akibat dari suatu PMH juga merupakan syarat mutlak yang harus
dipenuhi sebagaimana Pasal 1365 KHUPerdata.
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
Halaman 25 dari 28 Halaman Putusan Nomor 459/Pdt/2018/PT MDN
− Bahwa sebagaimana yang telah dikemukakan oleh Pemohon Banding
dalam Eksepsi dan Jawaban, Duplik serta kesimpulan terdapat andil
besar pihak lain sehingga tercipta rangkaian fakta hukum yang harus
diungkapkan dalam persidangan. hal ini sesuai dengan adagium
hukum: jus in causa positum (dalam fakta terkandung hukum). Bahwa berdasarkan keseluruhan hal-hal yang telah di uraikan dan di
jelaskan secara cermat dalam Memori Banding ini, mohon kepada Majelis
Hakim Pengadilan Tinggi Medan yang memeriksa dan mengadili perkara a quo,
berkenan untuk memutuskan hal-hal sebagai berikut :
1. Menerima Permohonan Banding dari PEMBANDING;
2. Membatalkan Putusan Pengadilan Negeri Mandailing Natal Perkara Nomor :
2/Pdt.G/2018/PN.Mdl tanggal 11 Oktober 2018;
3. Menghukum Terbanding I dan Terbanding II dahulu Tergugat untuk
membayar ongkos Perkara ini.
Menimbang, bahwa Kuasa Hukum Terbanding II semula Tergugat II telah
mengajukan kontra memori banding pada tanggal 26 Nopember 2018, yang
pada pokoknya adalah sebagai berikut:
1. Bahwa amar putusan Majelis Hakim Pengadilan Negeri Mandailing Natal
dalam putusannya Nomor 2/Pdt.G/2018/PN.Mdl tanggal 11 Oktober 2018
secara lengkap berbunyi:
DALAM EKSEPSI
Menolak Eksepsi Tergugat I dan Tergugat II untuk seluruhnya;
DALAM POKOK PERKARA
Menolak gugatan Penggugat untuk seluruhnya;
Menghukum Penggugat untuk membayar biaya perkara sejumlah
Rp.2.686.000,00 (dua juta enam ratus delapan puluh enam ribu rupiah).
2. Bahwa Terbanding II / Tergugat II sangat sependapat dengan Majelis Hakim
Pengadilan Negeri Mandailing Natal dalam memutus perkara gugatan a quo
telah memberikan pertimbangan hokum dan memuat alasan-alasan serta
dasar-dasar hukum yang tepat serta mencerminkan rasa keadilan.
3. Bahwa Pasal 20 ayat (1) huruf (a) Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1996
tentangHak Tanggungan Atas Tanah Beserta Benda-benda yang Berkaitan
Dengan Tanah (UUHT) menyatakan bahwa apabila debitor cidera janji,
maka pemegang Hak Tanggungan pertama berhak untuk menjual obyek
Hak Tanggungan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 UUHT. Pasal 6
UUHT menyatakan apabila debitor cidera janji, pemegang Hak Tanggungan
pertama mempunyai hak untuk menjual obyek Hak Tanggungan atas
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
Halaman 26 dari 28 Halaman Putusan Nomor 459/Pdt/2018/PT MDN
kekuasaan sendiri melalui pelelangan umum serta mengambil
pelunasannya dari hasil penjualan tersebut.
4. Bahwa Pembanding/Penggugat telah mengikatkan diri denganTerbanding
I/Tergugat I melalui perjanjian utang piutang dengan jaminan yaitu objek
perkara a quo, sehingga sesuai dengan Pasal 1338 KUH Perdata dan asas
pacta sunt servanda maka setiap perjanjian menjadi hukum yang mengikat
bagi para pihak yang melakukan perjanjian sehingga perjanjian tersebut
mengikat bagi para pembuatnya.
5. Bahwa oleh karena hal tersebut di atas, berdasarkan Pasal 6 Undang-
undang No. 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan atas Tanah Beserta
Benda-benda maka Terbanding I/Tergugat I selaku pemegang hak
tanggungan peringkat pertama berhak menjual objek Hak Tanggungan
melalui pelelangan umum dikarenakan Pembanding/Penggugat telah cidera
terhadap perjanjian kredit.
6. Bahwa hal tersebut di atas sejalan dengan pertimbangan Majelis Hakim
yang menggunakan teori individualisasi dalam memutus perkara ini.
7. Bahwaselama proses pemeriksaan pada Pengadilan Negeri Mandailing
Natal Pembanding/Penggugat tidak dapat membuktikan dalilnya atau
setidaknya menyanggah atau membuktikan sebaliknya dalil dan bukti yang
diajukan Para Terbanding/Para Tergugat, sebaliknya fakta yang terungkap
bahwa Pembanding/Penggugat tidak mampu lagi memenuhi kewajibannya
(wanprestasi) terhadap perjanjian kredit antara Pembanding/Penggugat
dengan Terbanding I/Tergugat I sesuai dengan bukti-bukti tertulis dan
keterangan saksi yang diajukan Pembanding/Penggugat.
Maka, berdasarkan alasan - alasan tersebut di atas, Terbanding II/
Tergugat II mohon kepada Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Medan yang
memeriksa dan mengadili perkaraa quo pada tingkat banding berkenan
memberikan putusan dengan amar sebagai berikut:
Menyatakan menolak permohonan banding Pembanding / Penggugat untuk
seluruhnya;
Menguatkan Putusan Pengadilan Negeri Mandailing Natal Nomor:
2/Pdt.G/2018/PN.Mdl tanggal11 Oktober 2018;
Menghukum Pembanding / Penggugat untuk membayar seluruh biaya
perkara yang timbul.
Mohon Putusan yang seadil-adilnya.
Menimbang, bahwa setelah mempelajari dengan seksama berkas
perkara dan surat-surat yang berhubungan dengan perkara ini, turunan resmi
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
Halaman 27 dari 28 Halaman Putusan Nomor 459/Pdt/2018/PT MDN
Putusan Pengadilan Negeri Mandailing Natal Nomor 2/Pdt.G/2018/PN Mdl
tanggal 11 Oktober 2018 dan berita acara sidang, serta memori banding dari
Pembanding semula Penggugat dan kontra memori banding dari Kuasa Hukum
Terbanding II semula Tergugat II tersebut ternyata tidak ada fakta yang dapat
mengubah putusan oleh karena itu Pengadilan Tingkat Banding berpendapat
bahwa Putusan Pengadilan Tingkat Pertama sudah tepat dan benar sehingga
diambil alih sebagai pertimbangan Majelis Hakim Tingkat Banding sendiri dalam
memeriksa dan memutus perkara ini;
Menimbang, bahwa karena pertimbangan Hakim Tingkat Pertama sudah
tepat dan benar, maka memori banding dan kontra memori banding tidak
beralasan, sehingga Putusan Pengadilan Negeri Mandailing Natal Nomor
2/Pdt.G/2018/PN Mdl tanggal 11 Oktober 2018 dapat dipertahankan dan
dikuatkan;
Menimbang, bahwa oleh karena putusan pengadilan tingkat pertama
dikuatkan, maka kepada Pembanding dihukum untuk membayar biaya perkara
dalam kedua tingkat peradilan tersebut ;
Memperhatikan ketentuan Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009
tentang Kekuasaan Kehakiman, Kitab Undang Undang Hukum Perdata (KUH
Perdata), Het Herzeine Inlands Reglement (HIR), Undang-Undang Nomor 4
Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan, serta segala peraturan perundang-
undangan lainnya yang bersangkutan dengan perkara ini:
M E N G A D I L I
- Menerima permohonan banding dari Pembanding semula Penggugat
tersebut;
- Menguatkan putusan Pengadilan Negeri Mandailing Natal Nomor
2/Pdt.G/2018/PN Mdl tanggal 11 Oktober 2018, yang dimohonkan
banding;
- Menghukum Pembanding semula Penggugat untuk membayar biaya
perkara dalam kedua tingkat pengadilan, yang dalam tingkat banding
ditetapkan sejumlah Rp150.000,00 (seratus lima puluh ribu rupiah).
Demikian diputuskan dalam rapat permusyawaratan Majelis Hakim
Pengadilan Tinggi Medan pada hari Senin tanggal 28 Januari 2019 oleh
LINTON SIRAIT, SH MH sebagai Hakim Ketua, PERDANA GINTING, SH dan
SUWIDYA, SH LLM masing-masing sebagai hakim anggota, dan diucapkan di
dalam sidang yang terbuka untuk umum pada hari Senin tanggal 18 Februari
2019 oleh Hakim Ketua tersebut dihadiri oleh para Hakim Anggota, dibantu oleh
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
Halaman 28 dari 28 Halaman Putusan Nomor 459/Pdt/2018/PT MDN
PITER MANIK, SH sebagai Panitera Pengganti pada Pengadilan Tinggi tersebut
tanpa dihadiri oleh kedua belah pihak.
Hakim Anggota, Hakim Ketua,
ttd ttd
PERDANA GINTING, SH LINTON SIRAIT, SH MH
ttd
SUWIDYA, SH LLM Panitera Pengganti
ttd
PITER MANIK, SH
Perincian Biaya :
1. Meterai Rp. 6.000,- 2. Redaksi Rp. 5.000,- 3. Pemberkasan Rp 139.000,-
Jumlah Rp. 150.000,-
Top Related