PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
Halaman 1 dari 63 Putusan Nomor 407/Pdt/2018/PT MDN
P U T U S A N
Nomor 407/Pdt/2018/PT MDN
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
Pengadilan Tinggi Medan yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara
perdata pada peradilan tingkat banding, telah menjatuhkan putusan sebagai
berikut dalam perkara antara :
KAMARUDDIN SINAGA, tanggal lahir 05 Agustus 1960, jenis kelamin laki-
laki, pekerjaan Wiraswasta, bertempat tinggal di Huta IV Desa
Timbaan Kec. Bandar Kab. Simalungun Prov. Sumatera
Utara, selanjutnya disebut sebagai Pembanding semula Pelawan;
L A W A N
1. PT.PERMODALAN NASIONAL MADANI (PERSERO), CABANG
PEMATANGSIANTAR c/q UNIT LAYANAN MODAL MIKRO
(ULaMM) INDRAPURA YANG BERALAMAT DIJALAN JENDRAL
SUDIRMAN NOMOR. 118 INDRAPURA KABUPATEN BATU
BARA, selanjutnya disebut sebagai Terbanding I semula Terlawan
I;
2. PEMERINTAH RI c/q MENTERI KEUANGAN RI c/q DIREKTORAT
JENDRAL KEKAYAAN NEGARA c/q KANWIL DJKN SUMATERA
UTARA c/q KANTOR PELAYANAN KEKAYAAN NEGARA DAN
LELANG (KPKNL) PEMATANGSIANTAR YANG BERALAMAT
DIJALAN SISINGA MANGARAJA PEMATANG SIANTAR,
selanjutnya disebut sebagai Terbanding II semula Terlawan II;
3. HERDY HASIHOLAN PANDIANGAN, ALAMAT JL. RAJAMIN PURBA
NOMOR. 359, DESA/KEL. PERDAGANGAN I, KEC. BANDAR,
KAB. SIMALUNGUN, PROV. SUMATERA UTARA, selanjutnya
disebut sebagai Terbanding III semula Terlawan III;
Pengadilan Tinggi Tersebut ;
Setelah membaca Penetapan Ketua Pengadilan Tinggi Medan Nomor
407/Pdt/2018/PT MDN tanggal 12 Nopember 2018 Tentang Penunjukan Majelis
dan mempelajari berkas perkara Pengadilan Negeri Simalungun Nomor
83/Pdt.Bth/2017/PN Sim, tanggal 15 Mei 2018 dan segala surat-surat yang
berhubungan dengan perkara ini;
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
Halaman 2 dari 63 Putusan Nomor 407/Pdt/2018/PT MDN
TENTANG DUDUKNYA PERKARA :
Menimbang, bahwa Penggugat dengan surat gugatan tanggal 13
November 2017 yang diterima dan didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri
Simalungun pada tanggal 14 Nopember 2017 dalam Register Nomor
83/Pdt.Bth/2017/PN Sim, telah mengajukan gugatan sebagai berikut:
I. HUBUNGAN HUKUMNYA
1. Bahwa, antara Pelawan dan Terlawan I adalah hubungan Perjanjian Kredit
berupa kredit angsuran setiap per-bulannya. 2. Bahwa, selama terikat Perjanjian Kredit Pelawan dengan Terlawan I
Akad/Akta Perjanjian Kredit tidak pernah diberikan oleh Terlawan I kepada
Pelawan. 3. Bahwa, dengan tidak ada diberikannya Salinan/Copy Akta Perjanjian Kredit
diatas Pelawan tidak mengetahui berapa jumlah hutang Pelawan
sebenarnya (Jumlah hutang yang pasti). 4. Bahwa, secara tiba-tiba Terlawan I melakukan Pemberitahaun Lelang
Eksekusi Hak Tanggungan, Dan selanjutnya mengajukan permohonan
eksekusi terhadap Pelawan sebagaimana adanya surat panggilan AAN
MANING Nomor : 070/2017,- tertanggal 20 April 2017 (Terlampir). 5. Bahwa, Terlawan I melalui perantara Terlawan II telah melakukan
pelelangan atas objek sengketa.
SERTIFIKAT HAK MILIK (SHM) Nomor : 94 Desa/Kel Timbaan,
berupa sebidang tanah seluas 4.308 M2 (Empat ribu tiga ratus
delapan meter persegi), berikut segala sesuatu yang ada diatasnya,
yang terletak di :
P R O V I N S I : SUMATERA UTARA
KABUPATEN/KOTA : SIMALUNGUN
KECAMATAN : BANDAR
DESA/KELURAHAN : TIMBAAN
Sertifikat Hak Milik (SHM) yang diterbitkan/ dikeluarkan oleh Kepala
Kantor Pertanahan Kabupaten Simalungun Nama Pemegang Hak
Tertulis/terdaftar atas nama KAMARUDDIN SINAGA.
6. Bahwa, Terlawan I melalui perantara Terlawan II telah melakukan
pelelangan atas objek sengketa dengan harga Rp. 121.300.000,- (Seratus
dua puluh satu juta tiga ratus ribu rupiah).
II. PERBUATAN MELAWAN HUKUM TERLAWAN I DAN TERLAWAN II
1. Bahwa dengan tindakan Terlawan I yang telah melaksanakan Lelang
Eksekusi Hak Tanggungan di muka umum melalui Perantara Terlawan II
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
Halaman 3 dari 63 Putusan Nomor 407/Pdt/2018/PT MDN
adalah merupakan perbuatan melawan hukum (OnRechtmatig Edaad),
serta bertentangan dengan :
1) Bertentangan dengan Pasal 26 Undang-undang Hak Tanggungan
(UUHT) Nomor : 4 tahun 1996 yang mengharuskan Eksekusi Hak
Tanggungan menggunakan Pasal 224 HIR/258 RBG yang
mengharuskan ikut campur Ketua Pengadilan Negeri, (Bukan
Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor :
93/PMK.06/2010 Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia
Nomor : 106/PMK.06/2013).
2) Bertentangan dengan Angka 9 Tentang Penjelasan Umum Undang-
undang Hak Tanggungan (UUHT) Nomor : 4 tahun 1996 yang
menyatakan bahwa “Agar ada kesatuan pengertian dan kepastian
penggunaan ketentuan tersebut” Maka ditegaskan lebih lanjut dalam
Undang-undang ini, Bahwa sebelum ada Peraturan Perundang-
Undangan yang mengaturnya, Maka Peraturan Mengenai Eksekusi
Hyphotek yang diatur dalam HIR/RBG berlaku terhadap Eksekusi Hak
Tanggungan; 3) Bertentangan dengan Pasal 1211 KUHPerdata yang mengharuskan
Lelang melalui Pegawai Umum (Pengadilan Negeri);
4) Bertentangan dengan Pasal 200 Ayat (1) HIR Yang Mewajibkan Ketua
Pengadilan Negeri (Dalam Perkara A quo Pengadilan Negeri
Simalungun) untuk memerintahkan Kantor Lelang (Kantor Pelayanan
Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Pematangsiantar) untuk
menjualnya (Bukan Pelaku Usaha yang meminta kepada Kantor
Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang/KPKNL);
5) Bertentangan dengan Yurisprudensi Mahkamah Agung Republik
Indonesia Nomor : 3210.K/PDT/1984 tanggal 30 Januari 1986 yang
menyatakan bahwa “Pelaksanaan Pelelangan Yang tidak dilaksanakan
atas Penetapan/Fiat Ketua Pengadilan Negeri, Maka Lelang Umum
tersebut telah bertentangan dengan Pasal 224 HIR/258 RBG”,
Sehingga Tidak Sah, Sehingga Pelaksanaan Parate Eksekusi Harus
Melalui Fiat Ketua Pengadilan Negeri;
6) Bertentangan dengan Undang-undang Nomor : 12 tahun 2011 Tentang
Pembentukan Peraturan yang menyebutkan Jenis, Hirarki Peraturan
Perundang-undangan, adalah yaitu :
1. Undang-Undang Dasar tahun 1945;
2. Ketetapan MPR;
3. Undang-Undang/Perpu;
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
Halaman 4 dari 63 Putusan Nomor 407/Pdt/2018/PT MDN
4. Peraturan Pemerintah;
5. Peraturan Presiden;
6. Peraturan Daerah Provinsi;
7. Peraturan Daerah; SEDANGKAN Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia (In
Cassu) Nomor : 93/PMK. 06/2010 Yo Peraturan Menteri Keuangan
Republik Indonesia Nomor : 106/PMK.06/2013 tidak termasuk jenis
Peraturan Perundang-undangan, Apalagi Pasal 26 Undang-undang Hak
Tanggungan (UUHT) Nomor : 4 tahun 1996 tidak ada menyebutkan
atau memerintahkan bahwa Peraturan Pelaksanaannya adalah
Peraturan Menteri Keuangan.
2. Bahwa dengan perbuatan/tindakan Terlawan I yang telah melakukan
pelelangan dengan cara Lelang Eksekusi Hak Tanggungan melalui
Terlawan II adalah merupakan cacat hukum serta tidak sah karena untuk
menjual objek Hak Tanggungan (Beding Van Eigenmatigeverkoop) harus
berdasarkan Pasal 26 Undang-undang Hak Tanggungan Nomor : 4 tahun
1996 yang mengaturnya dengan memperhatikan Pasal 14, Peraturan
mengenai Eksekusi Hyphoteek yang ada mulai berlakunya Undang-undang
ini, berlaku terhadap Eksekusi Hak Tanggungan, Sehingga selama belum
ada peraturan yang mengaturnya tentang pelaksanaan Pasal 6 Undang-
undang Hak Tanggungan tersebut, Maka Eksekusi Hyphoteek yang berlaku
yaitu dengan harus melalui Pengadilan Negeri setempat, atau dengan kata
lain Pasal 6 Undang-undang Hak Tanggungan tidak dapat berdiri sendiri
karena Pasal 26 Undang-undang Hak Tanggungan sebagai Pasal
Pelaksananya dan oleh karena Pelaksanaan atau hukum acaranya dari
Pasal 26 Undang-undang Hak Tanggungan adalah merujuk pada Pasal
224 HIR/258 Rbg, Maka Pelaksanaan Eksekusi maupun Lelangnya harus
melalui Fiat Eksekusi melalui Pengadilan Negeri, bukan melalui Perantara
Terlawan II.
3. Bahwa menurut Jurisprudensi Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor
: 3210.K/ PDT/1984 tanggal 30 Januari 1986, yang menyatakan bahwa :
“Pelaksanaan Pelelangan yang tidak dilaksanakan atas Penetapan/Fiat
Ketua Pengadilan Negeri, Maka Lelang Umum tersebut telah bertentangan
dengan Pasal 224 HIR/258 RBG”
Sehingga TIDAK SAH, Sehingga Pelaksanaan Parate Eksekusi harus
melalui Fiat Ketua Pengadilan Negeri, Putusan Mahkamah Agung
Republik Indonesia Nomor : 3210.K/PDT/ 1984 tanggal 30 Januari 1986
juga didukung oleh buku II Pedoman Mahkamah Agung Republik
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
Halaman 5 dari 63 Putusan Nomor 407/Pdt/2018/PT MDN
Indonesia Nomor : KMA/002/SK/I/1994 tertanggal 29 April 1994, yang
menyatakan :
“Untuk menjaga agar tercapai maksud dan tujuannya, Maka sebelum
lelang dilaksanakan, terlebih dahulu kreditur dan debitur dipanggil oleh
Ketua Pengadilan Negeri untuk mencari jalan keluarnya”
Maksudnya adalah Konsumen diberi kesempatan untuk mencari calon
pembeli tanah/rumah yang diagunkan/jaminkan tersebut, Apabila hal itu
terjadi, Maka pembayarannya harus dilakukan didepan/hadapan Ketua
Pengadilan Negeri.
4. Bahwa, selanjutnya Pelawan mohon agar Ketua Pengadilan Negeri
Simalungun demi tegaknya hukum dan keadilan agar dapat memanggil
Terlawan I dan Terlawan II untuk bersidang dan memutuskan perkara ini
yang amarnya adalah sebagai berikut :
1. Mengabulkan permohonan Pelawan;
2. Menyatakan bahwa Pelawan adalah Pelawan yang beritikad baik (Good
opposant);
3. Menyatakan bahwa pelelangan yang dilakukan oleh Terlawan II atas
permintaan Terlawan I adalah batal demi hukum dan tidak mempunyai
kekuatan hukum;
4. Menyatakan bahwa pelelangan yang dilakukan oleh Terlawan II atas
permintaan Terlawan I adalah perbuatan melawan hukum
(OnRechtmatig Edaad), serta bertentangan dengan :
1) Bertentangan dengan Pasal 26 Undang-undang Hak Tanggungan
(UUHT) Nomor : 4 tahun 1996 yang mengharuskan Eksekusi Hak
Tanggungan menggunakan Pasal 224 HIR/258 RBG yang
mengharuskan ikut campur Ketua Pengadilan Negeri, (Bukan
Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor :
93/PMK.06/2010 Yo Peraturan Menteri Keuangan Republik
Indonesia Nomor : 106/PMK.06/2013).
2) Bertentangan dengan Angka 9 Tentang Penjelasan Umum Undang-
undang Hak Tanggungan (UUHT) Nomor : 4 tahun 1996 yang
menyatakan bahwa “Agar ada kesatuan pengertian dan kepastian
penggunaan ketentuan tersebut” Maka ditegaskan lebih lanjut
dalam Undang-undang ini, Bahwa sebelum ada Peraturan
Perundang-Undangan yang mengaturnya, Maka Peraturan
Mengenai Eksekusi Hyphotek yang diatur dalam HIR/RBG berlaku
terhadap Eksekusi Hak Tanggungan;
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
Halaman 6 dari 63 Putusan Nomor 407/Pdt/2018/PT MDN
3) Bertentangan dengan Pasal 1211 KUHPerdata yang mengharuskan
Lelang melalui Pegawai Umum (Pengadilan Negeri);
4) Bertentangan dengan Pasal 200 Ayat (1) HIR Yang Mewajibkan
Ketua Pengadilan Negeri (Dalam Perkara A quo Pengadilan Negeri
Simalungun) untuk memerintahkan Kantor Lelang (Kantor
Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL)
Pematangsiantar) untuk menjualnya (Bukan Pelaku Usaha yang
meminta kepada Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan
Lelang/KPKNL);
5) Bertentangan dengan Yurisprudensi Mahkamah Agung Republik
Indonesia Nomor : 3210.K/PDT/1984 tanggal 30 Januari 1986 yang
menyatakan bahwa “Pelaksanaan Pelelangan Yang tidak
dilaksanakan atas Penetapan/Fiat Ketua Pengadilan Negeri, Maka
Lelang Umum tersebut telah bertentangan dengan Pasal 224
HIR/258 RBG”, Sehingga Tidak Sah, Sehingga Pelaksanaan Parate
Eksekusi Harus Melalui Fiat Ketua Pengadilan Negeri;
6) Bertentangan dengan Undang-undang Nomor : 12 tahun 2011
Tentang Pembentukan Peraturan yang menyebutkan Jenis, Hirarki
Peraturan Perundang-undangan, adalah yaitu :
1. Undang-Undang Dasar tahun 1945;
2. Ketetapan MPR;
3. Undang-Undang/Perpu;
4. Peraturan Pemerintah;
5. Peraturan Presiden;
6. Peraturan Daerah Provinsi;
7. Peraturan Daerah;
SEDANGKAN Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia (In
Cassu) Nomor : 93/PMK. 06/2010 Yo Peraturan Menteri Keuangan
Republik Indonesia Nomor : 106/PMK.06/2013 tidak termasuk jenis
Peraturan Perundang-undangan, Apalagi Pasal 26 Undang-undang
Hak Tanggungan (UUHT) Nomor : 4 tahun 1996 tidak ada
menyebutkan atau memerintahkan bahwa Peraturan
Pelaksanaannya adalah Peraturan Menteri Keuangan.
5. Menghukum HERDY HASIHOLAN PANDIANGAN (Terlawan III) untuk
mematuhi putusan ini (amar putusan ini);
6. Menghukum Terlawan I dan Terlawan II untuk membayar ongkos
perkara ini
ATAU
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
Halaman 7 dari 63 Putusan Nomor 407/Pdt/2018/PT MDN
Atau apabila Majelis Hakim Pengadilan Negeri Simalungun yang memeriksa
perkara ini berpendapat lain, Mohon Keputusan yang dipandang tepat dan adil
menurut rasa keadilan yang patut dituruti menurut hukum (ex aequo et bono);
Menimbang, bahwa terhadap gugatan Pelawan tersebut Kuasa Hukum
Terlawan I memberikan jawaban pada pokoknya sebagai berikut:
DALAM EKSEPSI
A. GUGATAN PERLAWANAN YANG DIAJUKAN PELAWAN DIBUAT SECARA
SEMBARANGAN/ASAL-ASALAN TANPA ADANYA DASAR HUKUM YANG
TEPAT DAN PASTI, SEHINGGA GUGATAN PERLAWANAN YANG
DIAJUKAN PELAWAN SANGAT TIDAK JELAS/KABUR (OBSCUUR LIBEL).
1. Bahwa, PELAWAN telah rancu dalam mengajukan Gugatan Perlawanan,
pada judul Gugatannya Perlawanan (Verzet) Nomor 83/Pdt.Bth/2017/PN-
SIM, setelah membaca isi gugatannya di satu sisi PELAWAN mendalilkan
PARA TERLAWAN telah melakukan Perbuatan Melawan Hukum, namun
disisi lain PELAWAN mendalilkan PARA TERLAWAN telah memenuhi
unsur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1365 KHUPerdata;
2. Bahwa sebagaimana judul gugatannya PELAWAN menyebutkan Verzet
sementara Verzet merupakan upaya hukum biasa atas Verstek, untuk lebih
jelasnya izinkan TERLAWAN I menerangkan apa yang dimaksud dengan
Verzet di dalam Hukum Acara Perdata yaitu upaya hukum terhadap putusan
Verstek (putusan yang dijatuhkan diluar hadirnya Tergugat) sementara
gugatan baru saja diajukan oleh PELAWAN dan tidak ada berkaitan dengan
ketidakhadiran TERLAWAN;
3. Bahwa terbukti Gugatan a quo tergolong tidak jelas, tidak terang dan tidak
tegas (Obscuur Libel). Oleh karenanya, sudah sepatutnya demi hukum
Majelis Hakim yang memeriksa, mengadili dan memutus perkara a quo
untuk menolak Gugatan PELAWAN atau setidak-tidaknya menyatakan tidak
dapat diterima (niet ontvankelijk verklaard), karena Gugatan PELAWAN
tidak memenuhi syarat Formal, sebagaimana pendapat sebagaimana
pendapat M. Yahya Harahap dalam bukunya yang berjudul Hukum Acara
Perdata, Penerbit Sinar Grafika, Jakarta, Cetakan Kedelapan, 2008,
Halaman 448, yang telah memberikan definisi tentang obscuur libel, yakni:
“Yang dimaksud dengan obscuur libel, surat gugatan penggugat tidak
terang atau isinya gelap (onduidelijk). Disebut juga, formulasi gugatan yang
tidak jelas. Padahal agar gugatan dianggap memenuhi syarat formil, dalil
gugatan harus terang dan jelas atau tegas (duidelijk).”
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
Halaman 8 dari 63 Putusan Nomor 407/Pdt/2018/PT MDN
Hal tersebut di atas juga sesuai dengan ketentuan Pasal 8 Rv, dan telah
menjadi Yurisprudensi tetap Mahkamah Agung R.I. No. 492K/Sip/1970
tanggal 16 Desember 1970, yang menegaskan bahwa:
“Gugatan kabur (kabur) atau tidak sempurna harus dinyatakan tidak dapat
diterima”.
Hal yang sama juga telah dipertegas dalam Yurisprudensi Mahkamah
Agung R.I. tertanggal 21 Agustus 1974 Reg. No. 565K/Sip/1973, yang pada
intinya menyatakan:
“Jika gugatan tidak jelas maka gugatan tidak dapat diterima”.
BERDASARKAN URAIAN DI ATAS, JELAS TERBUKTI BAHWA GUGATAN
PELAWAN ADALAH OBSCUUR LIBEL. OLEH KARENANYA SUDAH
SEPATUTNYA DEMI HUKUM MAJELIS HAKIM YANG TERHORMAT
UNTUK MENOLAK SELURUH GUGATAN PELAWAN ATAU SETIDAK-
TIDAKNYA TIDAK DAPAT DITERIMA (NIET ONVANKELIJKE
VERKLAARD).
B. PELAWAN TELAH MENGAJUKAN GUGATANNYA SECARA LICIK
(EXCEPTIO DOLI PRAE SINTIS)
1. Bahwa dengan diajukannya gugatan ini oleh PELAWAN, sebenarnya
PELAWAN telah melakukan perbuatan licik dan menjurus pada upaya untuk
menunda hak dari TERLAWAN I dan TERLAWAN III;
2. Bahwa pada Posita gugatan a quo, PELAWAN sama sekali tidak
menjelaskan tentang perbuatan wanprestasi (cidera janji) yang dilakukan
oleh PELAWAN terhadap Perjanjian Kredit Nomor 041/ULM-IDPR/PK-
MMR/VI/2014 tanggal 25 Juni 2014, Jo Addendum Perjanjian Kredit Nomor
018/ULM-IDPR/PK-TMR/VI/2016 tanggal 15 Juni 2016 sebagaimana juga
telah dilegalisir dihadapan Zulfitri, Sarjana Hukum Notaris di Kabupaten Batu
Bara dan tidak dapat dibantah lagi kebenarannya telah melakukan
keterlambatan dan pembayaran angsuran tidak lancar;
3. Bahwa dengan demikian sangat terbukti dan tidak dapat disanggah lagi
kebenarannya gugatan yang diajukan oleh PELAWAN didasarkan atas
pemikiran dan perbuatan licik dari PELAWAN guna mengulur-ulur kewajiban
dari PELAWAN dan guna menunda hak TERLAWAN III atas SHM No 94
yang telah dibebankan Hak Tanggungan, maka sudah sepatutnyalah Majelis
Hakim yang terhormat dan bijaksana menolak perkara a quo atau setidak-
tidaknya menyatakan gugatan a quo tidak dapat diterima (Niet Ontvankelijk
Verklaard);
DALAM POKOK PERKARA
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
Halaman 9 dari 63 Putusan Nomor 407/Pdt/2018/PT MDN
1. Bahwa TERLAWAN I mohon agar Jawaban Dalam Pokok Perkara di bawah ini
dianggap merupakan satu kesatuan dengan bagian Dalam Eksepsi
TERLAWAN I tersebut di atas yang secara mutatis mutandis tidak dapat
dipisahkan.
2. Bahwa TERLAWAN I menolak secara tegas keseluruhan dalil-dalil posita
Jawaban yang diajukan PELAWAN, kecuali yang secara tegas diakui
kebenarannya oleh TERLAWAN I.
A. PELAWAN MERUPAKAN PELAWAN YANG BERITIKAD BURUK, KARENA
TERBUKTI DEMI HUKUM BAHWA PELAWAN ADALAH PIHAK YANG TELAH
CIDERA JANJI/WANPRESTASI TERHADAP TERLAWAN I BERDASARKAN
PERJANJIAN KREDIT
1. Bahwa sebelum menanggapi dalil-dalil PELAWAN, agar Majelis Hakim
Yang Terhormat mempunyai pemahaman yang sama, maka perlu
TERLAWAN I sampaikan, bahwa TERLAWAN I telah memberikan pinjaman
pembiayaan kepada PELAWAN, dengan proses/kronologis sebagai berikut:
1.1. Bahwa, PELAWAN telah menandatangani Perjanjian Kredit Nomor :
041/ULM-IDPR/PK-MMR/VI/2014 tanggal 25 Juni 2014,
sebagaimana juga telah dilegalisir dihadapan Zulfitri, Sarjana
Hukum Notaris di Kabupaten Batu Bara dengan plafond sebesar Rp.
101.000.000,- (Seratus satu juta rupiah);
1.2. Untuk menjamin pelunasan pinjaman pembiayaan dimaksud,
PELAWAN telah menyerahkan jaminan berupa tanah dan bangunan
dengan bukti kepemilikan SHM No.94 an Kamaruddin Sinaga seluas
4.308 m2 Surat Ukur/Gambar Situasi Nomor 91/Timbaan/2011
tanggal 06 Oktober 2011 terletak di desa/kelurahan Timbaan, Kec
Bandar Kab. Simalungun, Provinsi Sumatera Utara;
1.3. Selanjutnya, Jaminan tersebut dibebankan menjadi :
Akta Pemberian Hak Tanggungan No. 302/2014 tanggal 18
Desember 2014 yang dibuat oleh Notaris Lenny Mutiara Ambarita,
Sarjana Hukum , PPAT di Kabupaten Simalungun, bahwa atas dasar
APHT dimaksud, maka terbitlah Sertifikat Hak Tanggungan peringkat
I Nomor : 271/2015 dengan nilai sebesar Rp.121.200.000,- (Seratus
dua puluh satu juta dua ratus ribu rupiah).
1.4. Bahwa dengan alasan ingin meningkatkan usaha sehingga Pelawan
butuh tambahan modal dengan mengajukan permohonan Top Up
atas perjanjian No. 041/ULM-IDPR/PK-MMR/VI/2014 tanggal 25 Juni
2014 tersebut dengan Addendum Perjanjian Kredit Nomor
018/ULM-IDPR/PK-TMR/VI/2016 tanggal 15 Juni 2016 sebagaimana
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
Halaman 10 dari 63 Putusan Nomor 407/Pdt/2018/PT MDN
juga telah dilegalisir dihadapan Zulfitri, Sarjana Hukum Notaris di
Kabupaten Batu Bara;
2. Bahwa seiring berjalannya waktu kewajiban PELAWAN kepada
TERLAWAN I mulai tersendat, dengan begitu TERLAWAN I memberikan
Surat Peringatan sebagai berikut:
2.1. Bahwa PELAWAN telah melakukan Wanprestasi, yakni tidak
melaksanakan kewajibannya dalam membayar angsuran sesuai
dengan jumlah dan jadwal sebagaimana tertuang dalan Perjanjian
Kredit dan Jadwal Angsuran yang merupakan bagian yang
merupakan satu kesatuan dan tidak terpisahkan dari Perjanjian
Kredit. Oleh karenanya, TERLAWAN I telah memberikan surat-surat
peringatan, sebagai berikut:
a) Surat No. Oy-2015/PNM-ULaMM-IDPR/XI/2016, tanggal 26
November 2016 Perihal Surat Peringatan I;
b) Surat No. OY-226/PNM-ULaMM-IDPR/XII/2016, tanggal 15
Desember 2016 Perihal Surat Peringatan II;
c) Surat No. OY-221/PNM-ULaMM-IDPR/XII/2016, tanggal 28
Desember 2016 Perihal Surat Peringatan III;
3. Dari uraian di atas, jelas terbukti bahwa PELAWAN telah melakukan
perbuatan wanprestasi terhadap perjanjian yang dibuat bersama
TERLAWAN I sebagaimana yang dituangkan dalam Perjanjian Kredit
Nomor : 041/ULM-IDPR/PK-MMR/VI/2014 tanggal 25 Juni 2014
sebagaimana pada nomor 1 angka 1.1. Hal ini sesuai dengan pendapat
yang dikemukakan oleh Prof. R. Subekti, S.H., dalam bukunya “Hukum
Perjanjian”, PT Intermasa, Jakarta, 2008, cetakan ke 22, halaman 45, yang
menyebutkan bahwa yang dimaksud Wanprestasi adalah:
“Apabila si berutang (debitur) tidak melakukan apa yang diperjanjikannya,
maka dikatakan ia melakukan wanprestasi. Ia alpa atau “lalai” atau ingkar
janji.......………………………………...”
Bahwa selanjutnya berdasarkan ketentuan pada Pasal 6 Undang-Undang
No.4 Tahun 1996 Tentang Hak Tanggungan (selanjutnya disebut sebagai
“UU HT”), ditegaskan bahwa:
”Apabila debitor cidera janji, pemegang Hak Tanggungan pertama
mempunyai hak untuk menjual obyek Hak Tanggungan atas kekuasaan
sendiri melalui pelelangan umum serta mengambil pelunasan piutangnya
dari hasil penjualan tersebut.”
4. Bahwa isi ketentuan Pasal 6 UU HT tersebut, sangat jelas menyatakan
bahwa apabila PELAWAN telah Wanprestasi, maka TERLAWAN I selaku
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
Halaman 11 dari 63 Putusan Nomor 407/Pdt/2018/PT MDN
pemegang Hak Tanggungan mempunyai hak untuk menjual obyek Hak
Tanggungan atas kekuasaannya sendiri melalui pelelangan umum serta
mengambil pelunasan piutangnya dari hasil pelelangan tersebut.
5. Bahwa dasar TERLAWAN I melakukan lelang eksekusi Hak Tanggungan
ditegaskan dalam Pasal 14 ayat (2) dan (3) UU HT, yang menyebutkan:
− Sertipikat Hak Tanggungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
memuat irah-irah dengan kata-kata “DEMI KEADILAN BERDASARKAN
KETUHANAN YANG MAHA ESA.
− Sertipikat Hak Tanggungan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
mempunyai kekuatan eksekutorial yang sama dengan putusan
pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum tetap dan berlaku sebagai
pengganti grosse akte hypotheek sepanjang mengenai hak atas tanah”.
Sehingga turut juga mementahkan dalil PELAWAN pada angka 1-3
halaman 3-4 serta angka 2 halaman 5 gugatan a quo
6. Bahwa TERLAWAN I menolak Petitum angka 3 yang intinya menyatakan
bahwa proses lelang atas obyek sengketa yang dilakukan oleh TERLAWAN
I dan TERLAWAN II pada hari Kamis tanggal 20 April 2017 adalah tidak
berkekuatan hukum, terkait pelaksanaan lelang yang dilakukan TERLAWAN
I melalui perantaraan TERLAWAN II telah sesuai dengan ketentuan dalam
Perundang-undangan yang berlaku, mungkin dikarenakan kurangnya
kemampuan PELAWAN dalam membaca dan mengartikan suatu peraturan
perundang-undangan, namun bagaimanapun TERLAWAN II tetap akan
menanggapi sebagai berikut :
a. TERLAWAN I telah mengirimkan surat pemberitahuan No. S-
186/PNM-PMS/IDPR/IV/2017 tertanggal 13 April 2017 Perihal Surat
Pemberitahuan Penetapan Jadwal Lelang kepada PELAWAN.
b. Bahwa berdasarkan Kutipan Risalah Lelang Nomor : 070/2017 tegas
telah disebutkan sebagai berikut:
“Penjualan lelang ini dilakukan menurut Undang-Undang Lelang
(Vendu Reglement, Ordonantie 28 Februari 1908 Staatsblad 1908;189
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Staatsblad
1941;3) jis. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 93/PMK.06/2013
tanggal 26 Juli 2013 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri
Keuangan Nomor : 93/PMK.06/2010 Tentang Petunjuk Pelaksanaan
Lelang dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 174/PMK.06/2010
tanggal 30 September 2010 tentang Pejabat Lelang Kelas 1 jo
Peraturan Menteri Keuangan Nomor : 158/PMK.06/2013 tanggal 14
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
Halaman 12 dari 63 Putusan Nomor 407/Pdt/2018/PT MDN
Nopember 2013 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri
Keuangan Nomor : 174/PMK.06/2010 Tentang Pejabat Lelang Kelas I.”
7. Bahwa berdasarkan uraian di atas, maka terbukti demi hukum dan tidak
terbantahkan bahwa pelaksanaan pelelangan umum atas aset jaminan hak
tanggungan SHM Nomor : 94 dilatarbelakangi oleh perbuatan cidera
janji/wanprestasi PELAWAN atas kewajiban pembayaran hutang PELAWAN
kepada TERLAWAN I berdasarkan Perjanjian Kredit, dan pelaksanaan
pelelangan tersebut demi hukum telah dilakukan sesuai dengan ketentuan
Perjanjian Kredit dan ketentuan perundang-undangan yang berlaku, dan
oleh karenanya pelelangan aset jaminan hak tanggungan SHM Nomor : 94
tersebut demi hukum sah dan berlaku mengikat terhadap PELAWAN.
BERDASARKAN DALIL-DALIL TERSEBUT DI ATAS, TERBUKTI SECARA SAH
DAN MEYAKINKAN BAHWA SELURUH TINDAKAN-TINDAKAN TERLAWAN I,
KHUSUSNYA TERKAIT PROSEDUR PELELANGAN ASET JAMINAN HAK
TANGGUNGAN SHM NOMOR : 94 TELAH DILAKUKAN SESUAI DENGAN
KETENTUAN PERJANJIAN KREDIT DAN KETENTUAN PERUNDANG-
UNDANGAN YANG BERLAKU. MAKA SUDAH SEPATUTNYA YANG MULIA
MAJELIS HAKIM YANG MEMERIKSA DAN MEMUTUS PERKARA A QUO
MENYATAKAN BAHWA GUGATAN PELAWAN HARUS DINYATAKAN DITOLAK
ATAU SETIDAK-TIDAKNYA GUGATAN DINYATAKAN TIDAK DAPAT DITERIMA
(NIET ONVANKELIJKE VERKLAARD)
B. PELAKSANAAN EKSEKUSI HAK TANGGUNGAN ATAS TANAH DAN
BANGUNAN SERTIPIKAT HAK MILIK NO. 94, KECAMATAN BANDAR,
KABUPATEN SIMALUNGUN, PROPINSI SUMATERA UTARA, SELUAS 4.308
M2. TERDAFTAR ATAS NAMA KAMARUDDIN SINAGA, TELAH SESUAI
DENGAN KETENTUAN PERUNDANG-UNDANGAN YANG BERLAKU, YAITU
UNDANG UNDANG NO. 4 TAHUN 1996 TENTANG HAK TANGGUNGAN;
1. Bahwa TERLAWAN I menolak dalil gugatan PELAWAN pada Posita dan
Petitum halaman 3-6 yang mana pada gugatannya serta terkait dengan
pelaksanaan eksekusi Hak Tanggungan yang sungguh tidak berdasar dan
terkesan tidak mengetahui peraturan perundang-undangan yang berlaku,
mungkin dikarenakan kurangnya kemampuan PELAWAN dalam
menerjemahkan suatu peraturan perundang-undangan dan dikarenakan
itikad buruk dari PELAWAN;
2. Bahwa UU Hak Tanggungan telah diundangkan di Jakarta pada tanggal 9
April 1996, dan telah diumumkan dalam LEMBARAN NEGARA REPUBLIK
INDONESIA TAHUN 1996 NOMOR : 42 sehingga demikian telah sah berlaku
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
Halaman 13 dari 63 Putusan Nomor 407/Pdt/2018/PT MDN
mengikat bukan terhadap PELAWAN dan PARA TERGUGAT saja, akan
tetapi bagi seluruh dan setiap warga Negara Indonesia;
3. Bahwa adanya dalil PELAWAN yang mengatakan bahwa berlakunya
beberapa pasal dalam UU Hak Tanggungan seperti misalnya Pasal 6 dan
pasal-pasal lain yang terkait dengan eksekusi Hak Tanggungan belum
berlaku mengikat sebelum ada peraturan pelaksanannya adalah suatu
pernyataan dan dalil yang tidak mempunyai dasar hukum sama sekali;
4. Pada Penjelasan Umum nomor 9 dan Pasal 26 UU Hak Tanggungan sama
sekali tidak ada kalimat sebagaimana didalilkan oleh PELAWAN; dimana
PELAWAN dengan keyakinannya sendiri mengartikan, menganggap,
menterjemahkan dan mendalilkan :
“Bahwa pasal 6 UU Hak Tanggungan, atau pasal-pasal yang terkait
dengan eksekusi hak tanggungan belum berlaku karena belum ada
peraturan pelaksanannya”
5. Fakta hukum telah sangat jelas dan terang benderang bahwa isi dan bunyi
Penjelasan umum nomor 9 dan Pasal 26 UU Hak Tanggungan yang benar
adalah sebagai berikut:
Penjelasan umum nomor 9 UU Hak Tanggungan;
Salah satu ciri Hak Tanggungan yang kuat adalah mudah dan pasti dalam
pelaksanaan eksekusinya, jika debitor cidera janji.
Walaupun secara umum ketentuan tentang eksekusi telah diatur dalam
Hukum Acara Perdata yang berlaku, dipandang perlu untuk memasukkan
secara khusus ketentuan tentang eksekusi Hak Tanggungan dalam Undang-
Undang ini, yaitu yang mengatur lembaga parate executie sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 224 Reglemen Indonesia yang Diperbarui (Het
Herziene Indonesisch Reglement) dan Pasal 258 Reglemen Acara Hukum
Untuk Daerah Luar Jawa dan Madura (Reglement tot Regeling van het
Rechtswezen in de Gewesten Buiten Java en Madura).
Sehubungan dengan itu pada sertipikat Hak Tanggungan, yang berfungsi
sebagai surat-tanda-bukti adanya Hak Tanggungan, dibubuhkan irah-irah
dengan kata-kata "DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG
MAHA ESA", untuk memberikan kekuatan eksekutorial yang sama dengan
putusan pengadilan yang sudah mempunyai kekuatan hukum tetap.
Selain itu sertipikat Hak Tanggungan tersebut dinyatakan sebagai pengganti
grosse acte Hypotheek, yang untuk eksekusi Hypotheek atas tanah
ditetapkan sebagai syarat dalam melaksanakan ketentuan pasal-pasal kedua
Reglemen di atas.
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
Halaman 14 dari 63 Putusan Nomor 407/Pdt/2018/PT MDN
Agar ada kesatuan pengertian dan kepastian mengenai penggunaan
ketentuan-ketentuan tersebut, ditegaskan lebih lanjut dalam Undang-Undang
ini, bahwa selama belum ada peraturan perundang-undangan yang
mengaturnya, peraturan mengenai eksekusi Hypotheek yang diatur dalam
kedua Reglemen tersebut, berlaku terhadap eksekusi Hak Tanggungan
Pasal 26 UU Hak Tanggungan:
Selama belum ada peraturan perundang-undangan yang mengaturnya,
dengan memperhatikan ketentuan dalam Pasal 14, peraturan mengenai
eksekusi hypotheek yang ada pada mulai berlakunya Undang-Undang ini,
berlaku terhadap eksekusi Hak Tanggungan.
6. Terhadap isi dan bunyi penjelasan umum nomor 9 dan Pasal 26 UU Hak
Tanggungan tersebut diatas dapat dijelaskan sebagai berikut:
Bahwa pengertian “…peraturan perundang-undangan yang
mengaturnya….” sangat berbeda/tidak sama dengan “ Peraturan
Pelaksanan dari suatu undang-undang yang diartikan oleh Penggugat
adalah berupa “Peraturan Pemerintah”
Karena “peraturan perundang-undangan” yang dimaksud adalah
undang undang itu sendiri yang dalam hal ini adalah UU Hak
Tanggungan.
7. Seandainya PELAWAN mempunyai pemahaman sedikit saja atas maksud
dari suatu kalimat, sebenarnya kalimat tersebut menjelaskan bahwa:
Sampai sebelum ada Undang-undang yang mengaturnya (nanti), maka
perihal parate ekesekusi atas Hypotheek sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 224 Reglemen Indonesia yang Diperbarui (Het Herziene Indonesisch
Reglement) dan Pasal 258 Reglemen Acara Hukum Untuk Daerah Luar Jawa
dan Madura (Reglement tot Regeling van het Rechtswezen in de Gewesten
Buiten Java en Madura), diberlakukan ketentuan atas eksekusi hak
tanggungan sebagaimana ditentukan pada pasal 6 UU Hak Tanggungan dan
pasal-pasal lain dalam UU Hak Tanggungan sepanjang mengatur tentang
Eksekusi Hak Tanggungan;
8. Karena kurangnya pemahaman PELAWAN dalam mengiterprestasikan,
menterjemahkan arti, makna dan terminologi suatu kalimat pada UU Hak
Tanggungan, maka yang terjadi adalah kesalahan yang sangat fatal,
sehingga mengakibatkan seluruh dalil-dalil PELAWAN dalam Perkara a quo
menjadi tidak relevan atau tidak ada artinya sama sekali; Oleh karenanya
TERLAWAN I tidak perlu menanggapi satu-persatu dalil-dalil PELAWAN,
disamping banyak terjadinya pengulangan-pengulangan, sehingga dalil-dalil
gugatan pada setiap Posita/Petitum gugatan Perbuatan Hukum yang
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
Halaman 15 dari 63 Putusan Nomor 407/Pdt/2018/PT MDN
diajukan oleh PELAWAN menjadi terkesan tidak jelas / kabur (Obscuur Libel)
dan bahkan membingungkan;
9. Namun demikian TERLAWAN I dengan hati-hati telah berhasil menangkap
atau memahami maksud dalil-dalil dalam Posita/Petitum gugatan Perbuatan
Melawan Hukum yang diajukan oleh PELAWAN, dan oleh karenanya
kemudian TERLAWAN I akan menguraikan tentang dasar-dasar hukum yang
benar dan sempurna yang mendasari proses pelaksanaan lelang eksekusi
hak tanggungan atas; Tanah dan bangunan dengan bukti kepemilikan
Sertifikat Hak Milik No 94 yang terletak di Desa Timbaan, Kecamatan Bandar,
Kabupaten Simalungun;
10. Bahwa karena PELAWAN telah cidera janji berdasarkan Perjanjian Kredit
No. 041/ULM-IDPR/PK-MMR/VI/2014 tanggal 25 Juni 2014, Jo Addendum
Perjanjian Kredit Nomor 018/ULM-IDPR/PK-TMR/VI/2016 tanggal 15 Juni
2016, maka TERLAWAN I mengajukan permohonan Lelang Eksekusi Hak
Tanggungan melalui KPKNL Pematangsiantar atas Tanah dan bangunan
dengan bukti kepemilikan Sertipikat Hak Milik No. 94, Desa Timbaan,
Kecamatan Bandar, Kabupaten Simalungun, Propinsi Sumatera Utara,
seluas 4.308 M2. Terdaftar atas nama Kamruddin Sinaga (“Obyek Lelang”);
yang telah dibebani Hak Tanggungan sebagaimana tertuang dalam Akta
Pemberian Hak Tanggungan (“APHT”) Peringkat I, senilai Rp. 121.200.000,-
(Seratus dua puluh satu juta dua ratus ribu rupiah) dengan No. 302/2014
tanggal 18 Desember 2014 yang dibuat oleh Notaris Lenny Mutiara Ambarita,
Sarjana Hukum, PPAT di Kabupaten Simalungun, bahwa atas dasar APHT
dimaksud, maka terbitlah Sertifikat Hak Tanggungan peringkat I Nomor :
271/2015 dan telah dibubuhkan irah-irah dengan kata-kata "DEMI KEADILAN
BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA", untuk memberikan
kekuatan eksekutorial yang sama dengan putusan pengadilan yang sudah
mempunyai kekuatan hukum tetap;
11. Setelah melalui proses permohonan sebagaimana dipersyaratkan oleh
ketentuan-ketentuan yang berlaku, termasuk namun tidak terbatas
PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 93 /PMK.06/2010 TENTANG
PETUNJUK PELAKSANAAN LELANG (“PMK 93/2010 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Lelang”) sebagaimana terakhir diubah dengan Peraturan
Menteri Keuangan No. 27/PMK.06/2016 maka pada tanggal 20 April 2014
KPKNL Pematangsiantar telah melaksanakan lelang penjualan Obyek Lelang
melalui lelang sebagaimana tertuang dalam Risalah Lelang No. 070/2017
tertanggal 20 April 2017 yang mana Terlawan III ditetapkan sebagai
pemenang lelang atas objek SHM No. 94/Timbaan tersebut;
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
Halaman 16 dari 63 Putusan Nomor 407/Pdt/2018/PT MDN
12. Bahwa Pelawan telah tidak cermat dalam membaca Undang-Undang No. 12
tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan. Mengacu
pada Pasal 8 (1) terdapat penambahan dimana selain yang diatur pada Pasal
7 ayat (1) terdapat peraturan perundang-undangan dimana salah satunya
adalah peraturan yang ditetapkan oleh Menteri diakui keberadaannya dan
mempunyai kekuatan hukum mengikat sepanjang diperintahkan oleh
Peraturan Perundang-undangan yang lebih tinggi atau dibentuk berdasarkan
kewenangan
Pasal 8 ayat (1) UU No. 12 tahun 2011 : a. Jenis Peraturan Perundang-undangan selain sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 7 ayat (1) mencakup peraturan yang ditetapkan oleh
Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan
Perwakilan Daerah, Mahkamah Agung, Mahkamah Konstitusi, Badan
Pemeriksa Keuangan, Komisi Yudisial, Bank Indonesia, Menteri, badan, lembaga, atau komisi yang setingkat yang dibentuk dengan
Undang-Undang atau Pemerintah atas perintah Undang-Undang,
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi, Gubernur, Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota, Bupati/Walikota, Kepala
Desa atau yang setingkat.
b. Peraturan Perundang-undangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diakui keberadaannya dan mempunyai kekuatan hukum mengikat
sepanjang diperintahkan oleh Peraturan Perundang-undangan yang
lebih tinggi atau dibentuk berdasarkan kewenangan.
13. Dengan demikian Peraturan Menteri Keuangan No. 27/PMK.06/2016 tentang
Petunjuk Pelaksanaan Lelang diakui sebagai peraturan perundang-undangan
yang mengatur lebih lanjut mengenai pelaksanaan lelang. Karenanya segala
dalil Pelawan dalam gugatannya terkait dengan pelaksanaan lelang yang
belum ada peraturan pelaksanaannya dan masih mengacu pada ketentuan
Eksekusi Hak Tanggungan yang terdahulu menjadi tidak relevan, karenanya
wajib dikesampingkan.
Dasar-dasar hukum yang dipergunakan oleh TERLAWAN I, termasuk dalam
hal ini adalah TERLAWAN I, terkait dengan lelang eksekusi tersebut adalah :
II. Pasal 6 UU Hak Tanggungan:
Apabila debitor cidera janji, pemegang Hak Tanggungan pertama mempunyai
hak untuk menjual obyek Hak Tanggungan atas kekuasaan sendiri melalui
pelelangan umum serta mengambil pelunasan piutangnya dari hasil penjualan
tersebut.
III. Pasal 11 (2) e. UU Hak Tanggungan:
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
Halaman 17 dari 63 Putusan Nomor 407/Pdt/2018/PT MDN
janji bahwa pemegang Hak Tanggungan pertama mempunyai hak untuk menjual
atas kekuasaan sendiri obyek Hak Tanggungan apabila debitor cidera janji;
IV. Pasal 14 ayat 2dan 3 UU Hak Tanggungan:
(2) Sertipikat Hak Tanggungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memuat
irah-irah dengan kata-kata "DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN
YANG MAHA ESA".
(3) Sertipikat Hak Tanggungan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
mempunyai kekuatan eksekutorial yang sama dengan putusan pengadilan
yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap dan berlaku sebagai
pengganti grosse acte Hypotheek sepanjang mengenai hak atas tanah.
V. Pasal 20 (1.a) dan (1.b) UU Hak Tanggungan
1) Apabila debitor cidera janji, maka berdasarkan:
a. hak pemegang Hak Tanggungan pertama untuk menjual obyek Hak
Tanggungan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6, atau b. titel
eksekutorial yang terdapat dalam sertipikat Hak Tanggungan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 14 ayat (2), obyek Hak Tanggungan dijual melalui
pelelangan umum menurut tata cara yang ditentukan dalam peraturan
perundang-undangan untuk pelunasan piutang pemegang Hak Tanggungan
dengan hak mendahulu dari pada kreditor-kreditor lainnya.
b. titel eksekutorial yang terdapat dalam sertipikat Hak Tanggungan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (2), obyek Hak Tanggungan
dijual melalui pelelangan umum menurut tata cara yang ditentukan dalam
peraturan perundang-undangan untuk pelunasan piutang pemegang Hak
Tanggungan dengan hak mendahulu dari pada kreditor-kreditor lainnya.
VI. Pasal 1 (4) : PERATURAN MENTERI KEUANGAN, NOMOR 93 /PMK.06/2010,
TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN LELANG (“PMK 93/2010 tentang
Petunjuk Pelaksanaan Lelang”) sebagaimana terakhir diubah dengan Peraturan
Menteri Keuangan No. 27/PMK.06/2016:
4.Lelang Eksekusi adalah lelang untuk melaksanakan putusan/penetapan
pengadilan, dokumen-dokumen lain yang dipersamakan dengan itu, dan/atau
melaksanakan ketentuan dalam peraturan perundang-undangan. VII. Pasal 5 PMK 93/2010 Jo PMK No. 27/PMK.06/2016 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Lelang: Lelang Eksekusi termasuk tetapi tidak terbatas pada: Lelang Eksekusi Panitia
Urusan Piutang Negara (PUPN), Lelang Eksekusi Pengadilan, Lelang Eksekusi
Pajak, Lelang Eksekusi Harta Pailit, Lelang Eksekusi Pasal 6 Undang-Undang
Hak Tanggungan (UUHT), Lelang Eksekusi Benda Sitaan Pasal 45 Kitab
Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP), Lelang Eksekusi Barang
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
Halaman 18 dari 63 Putusan Nomor 407/Pdt/2018/PT MDN
Rampasan, Lelang Eksekusi Jaminan Fidusia, Lelang Eksekusi Barang yang
Dinyatakan Tidak Dikuasai atau Barang yang Dikuasai Negara-Bea Cukai, Lelang
Barang Temuan, Lelang Eksekusi Gadai, Lelang Eksekusi Benda Sitaan Pasal
18 ayat (2) Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2001.
VIII. Dan masih banyak Pasal-pasal lainnya dalam PMK 93/2010 Jo PMK No.
27/PMK.06/2016 tentang Petunjuk Pelaksanaan Lelang, yang terkait dan relevan
mengatur tentang lelang eksekusi Pasal 6 UU Hak Tanggungan.
C. DEMI HUKUM TERLAWAN I SAMA SEKALI TIDAK MELAKUKAN
PERBUATAN MELAWAN HUKUM SEBAGAIMANA YANG DIDALILKAN OLEH
PELAWAN.
1. Bahwa TERLAWAN I menolak dengan tegas dalil-dalil PELAWAN pada
gugatannya, bahwa dalil yang disampaikan oleh PELAWAN menunjukan
bahwa PELAWAN bukanlah PELAWAN yang beritikad baik. Dalil PELAWAN tersebut telah memperlihatkan sifat asli PELAWAN yang sama
sekali tidak menghormati ketentuan Perjanjian Kredit No. 041/ULM-
IDPR/PK-MMR/VI/2014 tanggal 25 Juni 2014, Jo Addendum Perjanjian
Kredit Nomor 018/ULM-IDPR/PK-TMR/VI/2016 tanggal 15 Juni 2016 yang
telah disepakati dan ditandatangani oleh PELAWAN dengan TERLAWAN I (Pasal 1320 Jo Pasal 1338 Jo Pasal 1238 KUHPerdata);
2. Bahwa untuk lebih memperjelas dalil-dalil TERLAWAN I, perlu TERLAWAN
I sampaikan bahwa suatu perbuatan dapat disebut sebagai Perbuatan
Melawan Hukum sebagaimana diatur dalam Pasal 1365 KUH Perdata,
apabila perbuatan tersebut telah memenuhi unsur-unsur sebagai berikut:
1. Unsur adanya suatu perbuatan:
Dalam hal ini, perbuatan yang dilakukan oleh TERLAWAN I adalah
melakukan lelang eksekusi Hak Tanggungan terhadap obyek jaminan
dalam Perjanjian Kredit No. 041/ULM-IDPR/PK-MMR/VI/2014 tanggal 25
Juni 2014, Jo Addendum Perjanjian Kredit Nomor 018/ULM-IDPR/PK-
TMR/VI/2016 tanggal 15 Juni 2016 berupa tanah SHM No. 94 yang
merupakan pelaksanaan hak dari TERLAWAN I selaku Pemengang Hak
Tanggungan berdasarkan SHT No. 271/2015, yang dilakukan sebagai
akibat dari Wanprestasinya PELAWAN.
2. Unsur perbuatan tersebut melawan hukum:
Bahwa unsur ini tidak terpenuhi, karena pelaksanaan lelang eksekusi
Hak Tanggungan terhadap obyek jaminan dalam PK No. 041/ULM-
IDPR/PK-MMR/VI/2014 tanggal 25 Juni 2014, Jo Addendum Perjanjian
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
Halaman 19 dari 63 Putusan Nomor 407/Pdt/2018/PT MDN
Kredit Nomor 018/ULM-IDPR/PK-TMR/VI/2016 tanggal 15 Juni 2016
berupa tanah SHM No. 94 dilakukan oleh TERLAWAN I berdasarkan hal-
hal sebagai berikut:
a. Sebagai akibat Wanprestasinya PELAWAN terhadap PK No.
041/ULM-IDPR/PK-MMR/VI/2014 tanggal 25 Juni 2014, Jo Addendum
Perjanjian Kredit Nomor 018/ULM-IDPR/PK-TMR/VI/2016 tanggal 15
Juni 2016. b. Bahwa TERLAWAN I telah 3 (tiga) kali memberikan surat peringatan
kepada PELAWAN sebagaimana telah diuraikan pada butir A diatas.
c. Bahwa TERLAWAN I juga telah menyampaikan surat pemberitahuan
rencana lelang kepada PENGGUGAT sebagaimana telah diuraikan
pada butir A. Bahwa jika mengacu pada halaman 6 APHT No.
302/2014 sebagaimana telah diuraikan pada butir A di atas, sangat
jelas terbaca adanya klausula yang berbunyi antara lain menyebutkan
bahwa : Jika Debitor tidak memenuhi kewajiban untuk melunasi
utangnya, berdasarkan perjanjian utang piutang tersebut di atas, oleh
pihak pertama, pihak kedua selaku pemegang Hak Tanggungan
peringkat pertama dengan akta ini diberi dan menyatakan menerima
kewenangan, dan untuk itu kuasa, untuk tanpa persetujuan terlebih
dahulu dari pihak pertama:
a) Menjual atau suruh menjual di hadapan umum secara lelang objek
lelang Hak Tanggungan baik seluruhnya maupun sebagian-
sebagian;
b) Mengatur dan menetapkan waktu, tempat, cara dan syarat
penjualan;
c) Menerima uang penjualan, menandatangani dan menyerahkan
kwitansi
d) Menyerahkan apa yang di jual itu kepada pembeli yang
bersangkutan;
e) Mengambil dari uang hasil penjualan itu seluruhnya atau sebagian
untuk melunasi utang Debitor tersebut diatas; dan
f) Melakukan hal-hal lain yang menurut Undang-undang dan peraturan
hukum yang berlaku diharuskan atau menurut pendapat Pihak
Kedua perlu dilakukan dalam rangka melaksanakan kuasa tersebut;
Bahwa ketentuan dimaksud seharusnya sudah mementahkan dalil
PELAWAN pada Posita dan Petitum Gugatan a quo.
d. Bahwa Pelaksanaan lelang yang diajukan oleh TERLAWAN I
didasarkan pada Pasal 6 ayat (1) huruf a.dan Pasal 7 ayat (4)
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
Halaman 20 dari 63 Putusan Nomor 407/Pdt/2018/PT MDN
PK No. 041/ULM-IDPR/PK-MMR/VI/2014 tanggal 25 Juni 2014,
serta Pasal 6, Pasal 14 ayat (2) dan (3) dan Pasal 20 ayat (1)
UU HT. 3. Adanya kesalahan dari pihak pelaku:
Bahwa unsur ini tidak terpenuhi, karena pelaksanaan lelang
eksekusi Hak Tanggungan terhadap obyek jaminan dalam PK No.
041/ULM-IDPR/PK-MMR/VI/2014 tanggal 25 Juni 2014, Jo
Addendum Perjanjian Kredit Nomor 018/ULM-IDPR/PK-
TMR/VI/2016 tanggal 15 Juni 2016 berupa tanah SHM No. 94
dilakukan oleh TERLAWAN I sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan yang berlaku, sebagaimana yang telah TERLAWAN I sampaikan pada butir-butir tersebut di atas.
4. Unsur adanya kerugian bagi korban:
Bahwa unsur ini tidak terpenuhi, karena pelaksanaan lelang
eksekusi Hak Tanggungan terhadap obyek jaminan dalam PK No.
041/ULM-IDPR/PK-MMR/VI/2014 tanggal 25 Juni 2014, Jo
Addendum Perjanjian Kredit Nomor 018/ULM-IDPR/PK-
TMR/VI/2016 tanggal 15 Juni 2016 berupa tanah SHM No. 94
yang dilakukan oleh TERLAWAN I bukan merupakan perbuatan
melawan hukum, melainkan atas dasar hukum yang kuat
sebagaimana uraiannya telah TERLAWAN I sampaikan di atas. 5. Unsur adanya hubungan kausal antara perbuatan dengan kerugian:
Bahwa unsur ini tidak terpenuhi, karena dengan tidak terpenuhinya
unsur Perbuatan Melawan Hukum yang dituduhkan kepada
TERLAWAN I, maka kerugian apapun yang dialami oleh
PELAWAN tidak ada hubungannya dengan perbuatan TERLAWAN
I. BAHWA BERDASARKAN URAIAN TERSEBUT DI ATAS, JELAS TERBUKTI
BAHWA TERLAWAN I SAMA SEKALI TIDAK MELAKUKAN PERBUATAN
MELAWAN HUKUM SEBAGAIMANA DIATUR DALAM PASAL 1365 KUH
PERDATA DALAM PELAKSANAAN LELANG EKSEKUSI HAK TANGGUNGAN
TERHADAP OBYEK JAMINAN. OLEH KARENANYA, MOHON KEPADA
MAJELIS HAKIM YANG TERHORMAT UNTUK MENOLAK SELURUH GUGATAN
PELAWAN.
Berdasarkan uraian dan alasan-alasan sebagaimana yang telah disebutkan di
atas, maka TERLAWAN I memohon dengan kerendahan hati kepada Majelis
Hakim Yang Terhormat untuk memutus Perkara A Quo, dengan amar sebagai
berikut:
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
Halaman 21 dari 63 Putusan Nomor 407/Pdt/2018/PT MDN
EKSEPSI
1. Mengabulkan seluruh Eksepsi yang diajukan oleh TERLAWAN I;
2. Menolak seluruh gugatan sebagaimana diajukan oleh PELAWAN atau setidak-
tidaknya dinyatakan tidak dapat diterima (niet onvankelijke verklaard/ NO).
POKOK PERKARA
1. Menyatakan TERLAWAN I adalah pihak yang benar dan beritikad baik;
2. Menyatakan sah dan berharga Perjanjian Kredit No 041/ULM-IDPR/PK-
MMR/VI/2014 tanggal 25 Juni 2014, Jo Addendum Perjanjian Kredit Nomor
018/ULM-IDPR/PK-TMR/VI/2016 tanggal 15 Juni 2016 sebagaimana juga telah
dilegalisir dihadapan Zulfitri, Sarjana Hukum Notaris di Kabupaten Batu Bara;
3. Menyatakan PELAWAN melakukan perbuatan Wanprestasi;
4. Menyatakan sah lelang yang diajukan oleh TERLAWAN I melalui TERLAWAN
II;
5. Menyatakan Gugatan PELAWAN Ditolak untuk seluruhnya;
6. Menghukum PELAWAN untuk membayar seluruh biaya perkara.
ATAU
Apabila Majelis Hakim Yang Terhormat berpendapat lain, mohon putusan yang
seadil-adilnya (ex aequo et bono).
Menimbang, bahwa Kuasa Hukum Terlawan II mengajukan jawaban
sebagai berikut :
LEGAL STANDING
Mengenai legal standing Terlawan II atas pelaksanaan lelang eksekusi,
sebagaimana disebut dalam beberapa pasal Peraturan Menteri Keuangan Nomor
93/MK.06/2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Lelang Jo. Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 106/MK.06/2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 93/MK.06/2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Lelang, sebagai
berikut:
1. Pasal 1, Peraturan Menteri Keuangan Nomor 106/MK.06/2013 menyebutkan:
1) Lelang adalah penjualan barang yang terbuka untuk umum dengan
penawaran harga secara tertulis dan/atau lisan yang semakin meningkat
atau menurun untuk mencapai harga tertinggi, yang didahului dengan
Pengumuman Lelang.
2) Pengumuman Lelang adalah pemberitahuan kepada masyarakat tentang
akan adanya Lelang dengan maksud untuk menghimpun peminat lelang
dan pemberitahuan kepada pihak yang berkepentingan.
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
Halaman 22 dari 63 Putusan Nomor 407/Pdt/2018/PT MDN
3) Lelang Eksekusi adalah lelang untuk melaksanakan putusan/penetapan
pengadilan, dokumendokumen lain yang dipersamakan dengan itu,
dan/atau melaksanakan ketentuan dalam peraturan perundangundangan.
4) Direktorat Jenderal Kekayaan Negara, yang selanjutnya DJKN, adalah unit
Eselon I di lingkungan Kementerian Keuangan yang mempunyai tugas
merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di
bidang kekayaan negara, piutang negara dan lelang sesuai dengan
kebijakan yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan dan berdasarkan
peraturan perundangundangan yang berlaku.
5) Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara, yang selanjutnya
disebut Kantor Wilayah, adalah instansi vertikal Direktorat Jenderal
Kekayaan Negara yang berada di bawah dan bertanggungjawab langsung
kepada Direktur Jenderal Kekayaan Negara.
6) Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang, yang selanjutnya disebut
KPKNL, adalah instansi vertikal Direktorat Jenderal Kekayaan Negara yang
berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala Kantor
Wilayah.
7) Balai Lelang adalah Badan Hukum Indonesia berbentuk Perseroan
Terbatas (PT) yang khusus didirikan untuk melakukan kegiatan usaha di
bidang lelang.
8) Pejabat Lelang adalah orang yang berdasarkan peraturan
perundangundangan diberi wewenang khusus untuk melaksanakan
penjualan barang secara lelang.
9) Pejabat Lelang Kelas I adalah Pejabat Lelang pegawai Direktorat Jenderal
Kekayaan Negara yang berwenang melaksanakan Lelang Eksekusi, Lelang
Noneksekusi Wajib, dan Lelang Noneksekusi Sukarela.
10) Penjual adalah orang, badan hukum/usaha atau instansi yang berdasarkan
peraturan perundang-undangan atau perjanjian berwenang untuk menjual
barang secara lelang.
11) Pemilik Barang adalah orang atau badan hukum/usaha yang memiliki hak
kepemilikan atas suatu barang yang dilelang.
12) Peserta Lelang adalah orang atau badan hukum/badan usaha yang telah
memenuhi syarat untuk mengikuti lelang.
13) Pembeli adalah orang atau badan hukum/badan usaha yang mengajukan
penawaran tertinggi dan disahkan sebagai pemenang lelang oleh Pejabat
Lelang.
14) Legalitas formal subjek dan objek lelang adalah suatu kondisi dimana
dokumen persyaratan lelang telah dipenuhi oleh pemohon lelang/Penjual
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
Halaman 23 dari 63 Putusan Nomor 407/Pdt/2018/PT MDN
sesuai jenis lelangnya dan tidak ada perbedaan data, menunjukkan
hubungan hukum antara pemohon lelang/Penjual (subjek lelang) dengan
barang yang akan dilelang (objek lelang), sehingga meyakinkan Pejabat
Lelang bahwa subjek lelang berhak melelang objek lelang, dan objek lelang
dapat dilelang.
15) Nilai Limit adalah harga minimal barang yang akan dilelang dan ditetapkan
oleh Penjual/Pemilik Barang.
16) Harga Lelang adalah harga penawaran tertinggi yang diajukan oleh peserta
lelang yang telah disahkan sebagai pemenang lelang oleh Pejabat Lelang.
17) Pokok Lelang adalah Harga Lelang yang belum termasuk Bea Lelang
Pembeli dalam lelang yang diselenggarakan dengan penawaran harga
secara eksklusif atau Harga Lelang dikurangi Bea Lelang Pembeli dalam
lelang yang diselenggarakan dengan penawaran harga secara inklusif.
18) Hasil Bersih Lelang adalah Pokok Lelang dikurangi Bea Lelang Penjual
dan/atau Pajak Penghasilan atas penghasilan dari pengalihan hak atas
tanah dan/atau bangunan (PPh Final) dalam lelangdengan penawaran harga
lelang eksklusif, dalam lelang dengan penawaran harga inklusif dikurangi
Bea Lelang Pembeli.
19) Kewajiban Pembayaran Lelang adalah harga yang harus dibayar oleh
Pembeli dalam pelaksanaan lelang yang meliputi Pokok Lelang dan Bea
Lelang Pembeli.
20) Bea Lelang adalah bea yang berdasarkan peraturan perundangundangan,
dikenakan kepada Penjual dan/atau Pembeli atas setiap pelaksanaan lelang,
yang merupakan Penerimaan Negara Bukan Pajak.
21) Risalah Lelang adalah berita acara pelaksanaan lelang yang dibuat oleh
Pejabat Lelang yang merupakan akta otentik dan mempunyai kekuatan
pembuktian sempurna.
2. Pasal 2, Peraturan Menteri Keuangan Nomor 93/MK.06/2010 Jo. Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 106/MK.06/2013 tentang Perubahan Atas Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 93/MK.06/2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Lelang menyebutkan setiap pelaksanaan lelang harus dilakukan oleh dan/atau
dihadapan Pejabat Lelang kecuali ditentukan lain oleh Undang-Undang atau
Peraturan Pemerintah.
3. Pasal 3, Peraturan Menteri Keuangan Nomor 93/MK.06/2010 Jo. Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 106/MK.06/2013 tentang Perubahan Atas Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 93/MK.06/2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Lelang menyebutkan Lelang yang telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
yang berlaku, tidak dapat dibatalkan.
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
Halaman 24 dari 63 Putusan Nomor 407/Pdt/2018/PT MDN
4. Pasal 10, Peraturan Menteri Keuangan Nomor 93/MK.06/2010 menyebutkan
Penjual/Pemilik Barang yang bermaksud melakukan penjualan barang secara
lelang melalui KPKNL, harus mengajukan surat permohonan lelang secara
tertulis kepada Kepala KPKNL untuk dimintakan jadwal pelaksanaan lelang,
disertai dokumen persyaratan lelang sesuai dengan jenis lelangnya.
5. Pasal 12, Peraturan Menteri Keuangan Nomor 93/MK.06/2010 menyebutkan
Kepala KPKNL/Pejabat Lelang Kelas II tidak boleh menolak permohonan lelang
yang diajukan kepadanya sepanjang dokumen persyaratan lelang sudah lengkap
dan telah memenuhi legalitas formal subjek dan objek lelang.
6. Pasal 13, Peraturan Menteri Keuangan Nomor 106/MK.06/2013 menyebutkan
dalam hal terdapat gugatan terhadap objek lelang hak tanggungan dari pihak
lain selain debitor/tereksekusi, suami atau istridebitor/tereksekusi yang terkait
kepemilikan, pelaksanaan lelang dilakukan berdasarkan titel eksekutorial dari
Sertipikat Hak Tanggungan yang memerlukan fiat eksekusi.
7. Pasal 24, Peraturan Menteri Keuangan Nomor 106/MK.06/2013 menyebutkan
Lelang yang akan dilaksanakan hanya dapat dibatalkan dengan permintaan
Penjual atau penetapan provisional atau putusan dari lembaga peradilan.
8. Pasal 36 ayat (5), Peraturan Menteri Keuangan Nomor 106/MK.06/2013
menyebutkan, dalam hal bank kreditor akan ikut menjadi peserta pada Lelang
Eksekusi berdasarkan Pasal 6 UUHT, Nilai Limit harus ditetapkan oleh Penjual
berdasarkan hasil penilaian dari penilai selanjutnya ayat (6) Dalam hal Lelang
Eksekusi berdasarkan Pasal 6 UUHT dengan Nilai Limit paling sedikit Rp
300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah), Nilai Limit harus ditetapkan oleh Penjual
berdasarkan hasil penilaian dari penilai.
9. Pasal 41 ayat (1), Peraturan Menteri Keuangan Nomor 93/MK.06/2010
menyebutkan, penjualan secara lelang wajib didahului dengan Pengumuman
Lelang yang dilakukan oleh Penjual. Selanjutnya ayat (2), Penjual harus
menyerahkan bukti Pengumuman Lelang sesuai ketentuan kepada Pejabat
Lelang.
10. Pasal 77, Peraturan Menteri Keuangan Nomor 93/MK.06/2010 menyebutkan,
Pejabat Lelang yang melaksanakan lelang wajib membuat berita acara lelang
yang disebut Risalah Lelang.
Bahwa berdasarkan legal standing tersebut di atas, maka sangatlah berdasar
perbuatan hukum yang dilakukan oleh Terlawan II sehingga sudah sepatutnya
gugatan perlawanan Pelawan ditolak.
DALAM EKSEPSI
1. Bahwa Terlawan II menolak seluruh dalil gugatan Pelawan, kecuali hal-hal
yang diakui secara tegas kebenarannya oleh Terlawan II dalam jawaban ini.
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
Halaman 25 dari 63 Putusan Nomor 407/Pdt/2018/PT MDN
2. EKSEPSI GUGATAN PELAWAN KABUR (OBSCUUR LIBEL)
a) Bahwa gugatan aquo mencampuradukan antara konsep wanprestasi dan
Perbuatan Melawan Hukum. Pelawan selalu mendalilkan pokok perkara
adalah seputar perjanjian hutang-piutang, namun gugatan a quo adalah
“Perihal: Perlawanan Perbuatan Melawan Hukum”.
b) Bahwa penggabungan gugatan Perlawanan Perbuatan Melawan Hukum
dan Wanprestasi secara hukum dilarang, sebagaimana tertuang dalam
Yurisprudensi Mahkamah Agung RI Putusan No. 1875K/Pdt/1984 tertanggal
24 April 1986: “Penggabungan gugatan perbuatan melawan hukum dengan
perbuatan ingkar janji/wanprestasi tidak dapat dibenarkan dalam tertib
beracara dan harus diselesaikan secara tersendiri pula.”
c) Bahwa untuk membuktikan dasar gugatan perlawanan Pelawan tidak jelas
dan tidak sempurna, sebagaimana dilarang Yurisprudensi Mahkamah
Agung R.I dalam Putusan Nomor: 565 K/Sip/1973 tanggal 21 Agustus 1974
menyebutkan: “Karena dasar gugatan tidak jelas, tidak sempurna dan para
pihak tidak jelas, maka gugatan haruslah dinyatakan tidak dapat
diterima/Niet Ontvankelijke verklaard”.
d) Bahwa oleh karenanya gugatan Pengugat haruslah ditolak dan/atau
setidak-tidaknya dinyatakan tidak dapat diterima oleh Majelis Hakim yang
memeriksa dan mengadili perkara a quo karena isi gugatan Pelawan saling
bertentangan satu dengan yang lainnya. Oleh sebab itu tiada suatu pihak
pun dapat diperkarakan dalam perkara perdata Perbuatan Melawan Hukum
(PMH) atas perbuatan sesuai perjanjian. 3. EXCEPTIO NON ADIMPLETI CONTRACTUS
a. Bahwa Terlawan II mengajukan exceptio non adimpleti contractus, yakni
eksepsi dalam gugatan perlawanan yang bersumber pada Perjanjian Kredit
Nomor 041/ULM-IDPR/PK-MMR/VI/2014 tanggal 25 Juni 2014 dan
Addendum Perjanjian Kredit Nomor 018/ULM-IDPR/PK-TMR/VI/2016
tanggal 15 Juni 2016 yang intinya masing masing pihak dibebani kewajiban
untuk memenuhi prestasi secara timbal balik. Pelawan sebagai Pemberi
Hak Tanggungan sekaligus sebagai debitur atas nama KAMARUDDIN
SINAGA dan Terlawan I sebagai Kreditur PT. Permodalan Nasional Madani
(Persero) Kantor Cabang Pematangsiantar tidak berwenang dan berhak
melakukan gugatan apabila yang bersangkutan tidak memenuhi apa yang
menjadi kewajibannya atau prestasinya sesuai dengan perjanjian yang telah
disepakati.
b. Bahwa perbuatan hukum Pelawan yang telah wanprestasi, maka
konsekuensi atau akibat hukum atas perbuatannya, sesuai isi perjanjian
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
Halaman 26 dari 63 Putusan Nomor 407/Pdt/2018/PT MDN
dimaksud yang selanjutnya telah dibebani Hak Tanggungan oleh Terlawan I
selaku Pemegang Hak Tanggungan yang telah mencairkan dana pinjaman
kredit kepada Pelawan berhak menuntut dan mengeksekusi obyek jaminan
secara lelang.
c. Bahwa pasal 1 UU No. 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan (UU HT)
menguraikan, Hak Tanggungan adalah hak jaminan yang dibebankan pada
hak atas tanah. Jaminan yang diberikan namun kemudian diingkari sama
artinya dengan pelecehan terhadap lembaga Hak Tanggungan. Dalam
Penjelasan Umum UU HT mendeskripsikan ciri-ciri Hak Tanggungan, salah
satu diantaranya ialah mudah dan pasti pelaksanaan eksekusinya jika
debitor wanprestasi atau cidera janji sehingga kreditor pemegang Hak
Tanggungan berhak menjual melalui pelelangan umum atas tanah yang
dijadikan agunan.
d. Bahwa asas Ab assuetis non fit injuria menyebutkan “sesuatu yang sudah
disepakati bersama, tidak bisa diajukan sebagai perkara perdata.”
Yurisprudensi Mahkamah Agung Nomor 438K/Pdt/1995 tanggal 30
September 1996 menjelaskan: “Dalam suatu gugatan apabila terbukti
bahwa Pelawan yang wanprestasi maka gugatan Pelawan sepanjang
mengenai wanprestasinya pihak lawan harus ditolak.” 4. EXCEPTIO DOMINI
Bahwa Terlawan II mengajukan Exceptio Domini, karena objek sengketa
seyogyanya bukan sepenuhnya menjadi hak debitur dengan alasan sebagai
berikut:
a. Bahwa dana pinjaman yang dicairkan oleh Kreditur telah mengendap
kepada pihak debitur atas nama Pelawan.
b. Bahwa perjanjian kredit dengan adanya jaminan debitur yang telah diikat
Hak Tanggungan merupakan syarat penguasaan dan kewenangan Kreditur
untuk melakukan eksekusi lelang atas aset jaminan apabila debitur
wanprestasi dalam rangka pelunasan hutang debitur.
DALAM POKOK PERKARA:
1. Bahwa apa yang diuraikan dalam eksepsi tersebut, mohon juga dianggap telah
termasuk dalam pokok perkara ini.
2. Bahwa Terlawan II menolak dengan tegas seluruh dalil-dalil Pelawan
sepanjang menyangkut Terlawan II kecuali terhadap apa yang diakui secara
tegas kebenarannya.
3. Bahwa dalil-dalil Pelawan dalam gugatannya khususnya petitum gugatan
disampaikan sebagai berikut:
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
Halaman 27 dari 63 Putusan Nomor 407/Pdt/2018/PT MDN
Bahwa petitum Pelawan dalam gugatannya menetapkan Terlawan I harus telah
memperoleh fiat Pengadilan terlebih dahulu sebelum menentukan kepada
KPKNL/Terlawan II untuk melakukan lelang eksekusi, karena pelaksanaan
lelang pasal 6 UUHT mengacu kepada pasal 224 HIR yang menghendaki
adanya fiat Pengadilan.
4. Bahwa sebagaimana petitum gugatan Pelawan, maka Terlawan II tegas
menyampaikan hal-hal dan ketentuan hukum eksekusi hak Tanggungan,
sebagai berikut:
a. Bahwa dalil-dalil Pelawan dalam posita gugatan tidak mempunyai kualitas
dan tidak jelas sehingga menjadi sangat kabur, karena semua dalil Pelawan
tidak rinci dan berbelit-belit serta mengada-ngada terhadap pembelaannya
kepada prinsipal Pelawan.
b. Bahwa untuk melaksanakan lelang eksekusi Hak Tanggungan Pasal 6 yang
dilaksanakan oleh Terlawan I dapat berjalan sesuai dengan ketentuan,
maka sebagaimana Pasal 7 Vendu Reglement Staatsblad 1908-189
sebagaimana telah diubah dengan Staatsblad 1940-56 jo. Staatsblad 1941-
3 yang menyatakan “Juru Lelang Negeri tidak berwenang menolak
permintaan akan perantaranya untuk mengadakan penjualan umum di
daerahnya” dan lebih lanjut dipertegas dalam Pasal 12 Peraturan Menteri
Keuangan nomor 93/PMK.06/2010 Jo. Peraturan Menteri Keuangan Nomor
106/MK.06/2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 93/MK.06/2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Lelang, menyebutkan
“Kepala KPKNL/Pejabat Lelang Kelas II tidak boleh menolak permohonan
lelang yang diajukan kepadanya sepanjang dokumen persyaratan lelang
sudah lengkap dan telah memenuhi legalitas formal subjek dan objek
lelang.”
c. Bahwa Pelawan harus cermat dalam memahami pelaksanaan eksekusi
lelang berdasarkan Pasal 6 Undang-undang Hak tanggungan jo Pasal 20
ayat (1) butir a Undang-undang Hak Tanggungan yang merupakan
pernyataan prestasi perbuatan yang apabila debitur dalam hal ini Pelawan
cidera janji, maka Pemegang Hak Tanggungan pertama mempunyai hak
untuk menjual obyek Hak Tanggungan atas kekuasaaan sendiri melalui
pelelangan umum.
d. Bahwa Pasal 6 Undang-undang Hak Tanggungan menyatakan ”apabila
debitur cidera janji, pemegang hak tanggungan pertama mempunyai hak
untuk menjual objek Hak Tanggungan atas kekuasaan sendiri melalui
pelelangan umum serta mengambil pelunasan dari hasil penjualan
tersebut.”
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
Halaman 28 dari 63 Putusan Nomor 407/Pdt/2018/PT MDN
e. Bahwa berdasarkan ketentuan ini dalam melaksanakan penjualan objek
Hak Tanggungan dan mengambil pelunasan piutangnya, pemegang Hak
Tanggungan Pertama mempunyai kedudukan istimewa (droit de preference
dan droit de suite), yaitu hak untuk menjual objek Hak Tanggungan atas
kekuasaan sendiri merupakan salah satu perwujudan dari kedudukan
diutamakan yang dimiliki oleh Pemegang hak Tanggungan. Hak tersebut
didasarkan janji untuk dapat menjual objek Hak Tanggungan atas
kekuasaan sendiri, tanpa persetujuan debitur didasarkan pada janji debitur
sebagaimana diatur dalam Pasal 11 ayat 2 Undang-Undang Hak
Tanggungan.
f. Bahwa dalam Akta Pemberian Hak Tanggungan mengatur persyaratan dan
ketentuan mengenai pemberian Hak Tanggungan dari debitor kepada
kreditor sehubungan dengan hutang yang dijaminkan dengan Hak
Tanggungan. Pemberian hak ini dimaksudkan untuk memberikan
kedudukan yang diutamakan kepada kreditor yang bersangkutan (kreditor
preferen) dari pada kreditor-kreditor lain/kreditor konkuren (vide Pasal 1
Undang-undang No. 4 Tahun 1996 atau "UUHT"). Oleh karena itu,
Pemberian Hak Tanggungan adalah sebagai jaminan pelunasan hutang
debitor kepada kreditor sehubungan dengan perjanjian pinjaman/kredit yang
bersangkutan.
g. Bahwa Akta Pemberian Hak Tanggungan yang dibuat dihadapan Notaris
merupakan Akta Otentik yang mempunyai kekuatan Pembuktian Mutlak dan
mengikat, apa yang disebutkan dalam Akta Notaris merupakan bukti yang
sempurna sehingga tidak perlu lagi dibuktikan dengan pembuktian lain
(Vide Pasal 1868, 1870 KUHperdata).
h. Bahwa pemberian kredit oleh Terlawan I kepada Pelawan telah dilakukan
sesuai dengan prosedur yang benar, hal ini dapat dibuktikan dari fakta-fakta
mengenai adanya perjanjian kredit, perjanjian jaminan, adanya peristiwa
wanprestasi dan proses lelang jaminan, dengan uraian sebagai berikut:
a) Perjanjian Kredit Nomor 041/ULM-IDPR/PK-MMR/VI/2014 tanggal 25
Juni 2014 dan Addendum Perjanjian Kredit Nomor 018/ULM-IDPR/PK-
TMR/VI/2016 tanggal 15 Juni 2016, dengan uraian:
a) Jenis fasilitas: Kredit Investasi.
b) Jumlah/Plafon kredit: Setinggi-tingginya Rp101.000.000,-(seratus
satu juta rupiah).
c) Jangka Waktu kredit: 48 bulan.
b) Perjanjian Jaminan:
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
Halaman 29 dari 63 Putusan Nomor 407/Pdt/2018/PT MDN
1) Obyek yang dijaminkan: Sertipikat Hak Milik No. 94/Desa Timbaan
atas nama Kamaruddin Sinaga.
2) Pengikatan jaminan: Sertipikat Hak Tanggungan No. 271/2015 yang
diterbitkan oleh Kantor Pertanahan kabupaten Simalungun sebagai
tindak lanjut dari Akta Pemberian Hak Tanggungan No. 302/2014
yang diperbuat dihadapan Sdr. Lenny Mutiara Ambarita, S.H.
sebagai PPAT/Notaris pada Kabupaten Simalungun.
3) Peringkat Pertama atas nama Terlawan I.
c) Peristiwa wanprestasi :
1) Surat Peringatan I Nomor OY-215/PNM-UlaMM-IDPR/XI/2016
tanggal 28 Nopember 2016;
2) Surat Peringatan II Nomor OY-226/PNM-UlaMM-IDPR/XII/2016
tanggal 15 Desember 2016;
3) Surat Peringatan III Nomor OY-221/PNM-UlaMM-IDPR/XII/2016
tanggal 28 Desember 2016;
d) Dasar lelang jaminan :
1) Ketentuan Pasal 14 ayat (3) UUHT, SHT No. 271/2015 mempunyai
kekuatan eksekutorial yang sama dengan PUTUSAN PENGADILAN
YANG TELAH MEMPEROLEH KEKUATAN HUKUM TETAP.
2) Ketentuan Pasal 7 s.d. 9 Perjanjian Kredit Nomor 041/ULM-IDPR/PK-
MMR/VI/2014 tanggal 25 Juni 2014.
3) Ketentuan Pasal 6 Jo. Pasal 20 Ayat (1) huruf (a) UUHT Jo. Akta
Pemberian Hak Tanggungan No. 302/2014 memberi hak kepada
Terlawan I selaku Pemegang Hak Tanggungan untuk menjual obyek
Hak Tanggungan atas kekuasaan sendiri melalui pelelangan umum
serta mengambil pelunasan piutangnya dari hasil penjualan tersebut,
apabila Debitur cidera janji/tidak memenuhi kewajiban untuk
melunasi hutangnya.
4) Surat Pemberitahuan Lelang Agunan kepada Pelawan Nomor S-
186/PNM-PMS/IDR/IV/2016 tanggal 13 April 2017.
5) Pelelangan telah diumumkan oleh Terlawan I melalui surat kabar
harian Metro Siantar tanggal 13 April 2017 sebagai Pengumuman
Lelang Eksekusi Hak Tanggungan dari pelaksanaan lelang
sebelumnya tanggal 24 Maret 2017.
i. Bahwa tindakan Pelawan adalah perbuatan melawan “hukum” sekaligus
pelecehan terhadap perjanjian oleh karena Wanprestasi Pelawan yang
pada prinsipnya terbagi menjadi 4 macam:
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
Halaman 30 dari 63 Putusan Nomor 407/Pdt/2018/PT MDN
1) Tidak melakukan apa yang disanggupi akan dilakukan; ketika pelunasan
kredit tidak dilaksanakan sebagaimana kesepakatan dalam perjanjian
Kredit, maka seketika itu pula telah terjadi wanprestasi, yang
mengakibatkan hak dari pihak kreditor untuk mengeksekusi hak
tanggungan seketika itu juga, tanpa harus menunggu wanprestasi dari
pihak Pelawan, karena kesempatan yang diberikan Terlawan I berupa
Panggilan, Peringatan-Peringatan, dan Pemberitahuan rencana lelang
ternyata tidak disikapi dengan itikad baik oleh Pelawan dengan kembali
melakukan wanprestasi.
2) Melaksanakan apa yang dijanjikan tetapi tidak sebagaimana
dijanjikannya; maka menjadi beralasan bila Kreditor berkeberatan
dengan cara-cara pelunasan yang tidak sesuai prosedur maupun
kesepakatan, serta senyatanya akta kredit maupun van dading telah
menegaskan bahwa kreditor diberikan kuasa untuk mengeksekusi hak
tanggungan yang merupakan Obyek Sengketa perkara a quo sebagai
jaminan pelunasan ketika debitor (in casu Pelawan) ingkar janji.
3) Melakukan apa yang dijanjikan tapi terlambat; adalah bukan alasan yang
menjadikan urusan kreditor ketika terjadi kredit macet, sebagaimana
bukan urusan debitor bagaimana kreditor dapat menghimpun dana
masyarakat dan memberikan bunga pada nasabah sumber dana kredit,
maka adalah adil apabila Pelawan ditutut untuk menghormati upaya
pelunasan yang diambil oleh pihak Terlawan I ketika terjadi
keterlambatan atau wanprestasi.
Adalah tidak merupakan kewajiban Terlawan I maupun Terlawan II untuk
memberi kesempatan kepada Pelawan untuk mencari calon pembeli
tanah/rumah yang diagunkan/dijaminkan tersebut ataupun menunggu
hutang yang kian membengkak ibarat tumor yang dibiarkan menjadi
kanker ganas. Dengan demikian menjadi beralasan bila diambil tindakan
segera sebelum tumor tersebut berubah menjadi kanker ganas yang
merugikan seluruh pihak.
Walaupun demikian Pelawan telah diingatkan dengan Surat Peringan
Pertama tertanggal 28 Nopember 2016 sampai yang ketiga, bahkan
sampai dengan Pengumuman lelang dan pemberitahuan lelang dan
akhirnya pelaksanaan lelang tertanggal 20 April 2017 dengan rentang
waktu 5 bulan, namun Pelawan tetap tidak menggunakan waktu 5 bulan
tersebut untuk mencari calon pembeli atas tanah/bangunan yang
dijadikan jaminan.
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
Halaman 31 dari 63 Putusan Nomor 407/Pdt/2018/PT MDN
4) Melakukan sesuatu yang menurut perjanjian tidak boleh dilakukan;
Dalam akta kredit telah disepakati untuk menghormati hak kreditor
dalam menuntut pelunasan piutangnya dan mengosongkan objek
agunan ketika kredit macet. Perlawanan a quo menunjukkan dan
membuktikan adanya itikad tidak baik Pelawan yang berusaha
melakukan penyeludupan hukum. 5. Bahwa prosedur dan ketentuan terkait pelaksanaan lelang tanggal 20 April
2017 sesuai Risalah Lelang Nomor 070/2017, dapat disampaikan sebagai
berikut:
a. Bahwa pelaksanaan lelang ini dilakukan atas permintaan Sdr. Jimi
Firmansyah selaku Pemimpin Cabang dan Sdr. Daniel Silitonga selaku
Kepala Remedial masing-masing pada PT. Permodalan Nasional Madani
(Persero) Kantor Cabang Pematangsiantar berkedudukan di
Pematangsiantar sesuai Surat Permohonan Lelang Eksekusi Pasal 6 UUHT
Nomor S- 228/PNM-PMS/IV/2017 tanggal 10 April 2017.
b. Bahwa terhadap surat permohonan tersebut, Terlawan II menerima dan
memeriksa berkas-berkas persyaratan dan telah memberitahukan kepada
pihak penjual/Pemohon Lelang melalui surat Nomor S-
303/WKN.02/KNL.02/2017 tanggal 12 April 2017 hal Penetapan Jadwal
Lelang.
c. Bahwa pelelangan ini telah diberitahukan kepada pihak Pelawan (debitur)
oleh Terlawan I dengan surat Nomor 0186/PNM-PMS/IDPR/IV/2017 tanggal
13 April 2017 yang pada pokoknya memberitahukan bahwa terhadap
barang jaminan Pelawan akan dilakukan Pelelangan.
d. Bahwa terbukti dalam melaksanakan formalitas hukum dan guna memenuhi
asas publisitas yang bertujuan untuk mengumpulkan peminat (calon
peserta/pembeli lelang) serta memberikan kesempatan kepada pihak-pihak
yang berkeberatan atas pelaksanaan lelang tersebut pihak penjual in casu
Pemohon Lelang telah mengumumkan rencana lelang kepada khalayak
ramai melalui Pengumuman surat kabar harian Metro Siantar tanggal 13
April 2017 sebagai Pengumuman Lelang Eksekusi Hak Tanggungan dari
pelaksanaan lelang sebelumnya tanggal 24 Maret 2017.
e. Bahwa guna memenuhi ketentuan Pasal 22 PMK Nomor 106/PMK.06/2013
tentang Perubahan Atas PMK 93/PMK.06/2010 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Lelang, Terlawan II mengajukan Surat Keterangan
Pendaftaran Tanah kepada Kantor Pertanahan Kabupaten Simalungun
guna melengkapi kewajiban dalam pelaksanaan lelang dan diterbitkan
SKPT Nomor 1284/SKPT/3/2017 tanggal 21 Maret 2017.
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
Halaman 32 dari 63 Putusan Nomor 407/Pdt/2018/PT MDN
f. Bahwa pelaksanaan penjualan lelang yang dilakukan melalui Terlawan II
sesuai Risalah Lelang Nomor 070/2017 tanggal 20 April 2017 di hadapan
Lambok Halomoan Siahaan, S.H., selaku Pejabat Lelang Kelas I di KPKNL
Pematangsiantar adalah pelaksanaan lelang sah menurut hukum.
g. Bahwa lelang yang dilaksanakan oleh Terlawan II didasarkan pada
ketentuan yang berlaku sebagaimana diatur dalam Peraturan Lelang
(Vendu Reglement), Staatsblaad 1908:189 sebagaimana telah diubah
dengan Staatsblad 1940:56, jo. Instruksi Lelang (Vendu Instructie),
Staasblad 1908:190 sebagaimana telah diubah dengan Staasblad 1930:85
jo. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 93/PMK.06/2010 tanggal 23 April
2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Lelang jo. PMK Nomor
106/PMK.06/2013 tentang Perubahan atas PMK Nomor 93/PMK.06/2010
tentang Petunjuk Pelaksanaan Lelang.
h. Bahwa lelang yang telah dilaksanakan tidak bisa dibatalkan karena sudah
mempunyai kekuatan hukum tetap dan hanya bisa dibatalkan dengan
putusan dari lembaga peradilan umum, hal ini sesuai dengan Pasal 24 PMK
Nomor 106/PMK.06/2013 tentang Perubahan atas PMK Nomor
93/PMK.06/2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Lelang.
i. Bahwa dengan adanya Sertipikat Hak Tanggungan atas objek lelang, maka
kepemilikan telah berpindah tangan dari Pelawan kepada Terlawan I
dikarenakan objek lelang dijadikan sebagai jaminan hutang atau pelunasan
hutang Pelawan kepada Terlawan I, apabila hutang Pelawan (debitur) lunas
maka objek lelang akan dikembalikan kepada Pelawan (debitur) namun
apabila hingga batas waktu yang sudah disepakati Pelawan (debitur) belum
juga melunasi hutang-hutangnya maka kreditur (Terlawan I) diberikan hak
untuk menjual objek lelang untuk melunasi hutang-hutang debitur
(Pelawan).
j. Sertipikat hak tanggungan adalah tanda bukti bahwa seseorang memiliki
hak jaminan yang dibebankan pada hak atas tanah yang dimiliki oleh
pemberi jaminan (biasanya debitur), yang memberikan kedudukan yang
diutamakan kepada si pemegang hak tanggungan dibandingkan kreditur-
kreditur lainnya.
k. Bahwa Sertipikat hak tanggungan diserahkan kepada pemegang hak
tanggungan (vide Pasal 14 ayat [5] UU Hak Tanggungan). Sertipikat hak
tanggungan ini juga berfungsi dalam melakukan eksekusi hak tanggungan
dalam hal debitur wanprestasi. Ini karena dalam Sertipikat hak tanggungan
dimuat irah-irah "DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG
MAHA ESA" yang membuat Sertipikat hak tanggungan memiliki kekuatan
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
Halaman 33 dari 63 Putusan Nomor 407/Pdt/2018/PT MDN
eksekutorial yang sama dengan putusan pengadilan yang telah
memperoleh kekuatan hukum tetap (vide Pasal 14 ayat [2] dan ayat [3] UU
Hak Tanggungan).
6. Bahwa Pelawan dengan tegas mengakui antara Pelawan dan Terlawan I ada
hubungan Perjanjian Kredit berupa kredit angsuran setiap per-bulannya, dan
mendalilkan bahwa Pelawan tidak mendapatkan akta perjanjian kredit sehingga
tidak mengetahui jumlah hutang pelawan yang pasti.
Adalah sangat beralasan bahwa hal tersebut hanya akal-akalan Pelawan
supaya ada alasan tidak melunasi hutangnya kepada Terlawan I karena pada
Surat Peringatan I s.d. III sudah diuraikan dengan sangat jelas jumlah rincian
jumlah hutang yang pasti;
7. Bahwa Terlawan II menolak dalil gugatan Pelawan untuk selain dan selebihnya
karena hal tersebut sama sekali sangat tidak berdasar dan beralasan hukum,
sehingga tidak patut untuk dipertimbangkan oleh Majelis Hakim yang
memeriksa dan mengadili perkara a quo. M a k a: berdasarkan hal-hal tersebut, Terlawan II mohon kepada Majelis Hakim
Pengadilan Negeri Simalungun yang memeriksa dan mengadili perkara
a quo berkenan memberikan putusan dengan amar sebagai berikut:
Dalam Eksepsi :
1. Menyatakan menerima eksepsi Terlawan II untuk seluruhnya;
2. Menolak perlawanan Pelawan untuk seluruhnya atau setidak-tidaknya
menyatakan gugatan tidak dapat diterima (Niet Ontvankelijk Verklaard).
Dalam Pokok Perkara:
1. Menolak perlawanan Pelawan untuk seluruhnya; atau
2. Menyatakan Pelawan adalah Pelawan yang tidak beritikad baik;
3. Menyatakan perlawanan Pelawan dinyatakan tidak dapat diterima (Niet
Ontvankelijk Verklaard);
4. Menyatakan perbuatan Terlawan II telah sah berdasarkan hukum;
5. Menyatakan proses pelelangan yang dilakukan Terlawan II adalah sah secara
hukum;
6. Menghukum Pelawan membayar biaya perkara yang timbul,
Apabila majelis hakim berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-adilnya (ex
aequo et bono).
Menimbang, bahwa Kuasa Hukum Terlawan III mengajukan jawaban
sebagai berikut :
A. DALAM KONVENSI
I. TENTANG EKSEPSI :
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
Halaman 34 dari 63 Putusan Nomor 407/Pdt/2018/PT MDN
Bahwa Gugatan perlawanan dari Pelawan/ Tergugat DR mengandung
cacat hukum secara formil dengan alasan sebagai berikut :
1. Bahwa Pelawan/ Tergugat D.R telah menggugat Turut Terlawan/ Penggugat
D.R. dalam Gugatan perlawanan, tetapi Pelawan/ Tergugat DR tidak
mengemukakan alasan hukum dalam gugatannya sebagai dasar turut
menggugat Turut Terlawan/ Penggugat DR dalam perkara gugatan yang
diajukan.
Bahwa sesuai ketentuan pasal 1865 KUH. Perdata, maka seseorang
penggugat atau pelawan harus mengemukakan dalam gugatan dengan jelas
dan tegas tentang pokok perselisihan (geschilpunct ; point of dispute ) yang
timbul antara Penggugat/ Pelawan dengan Tergugat/ Terlawan sebagai dasar
hukum untuk menggugat seseorang di Pengadilan, dan apabila pokok
perselisihan ( geschilpunct ; point of dispute ) antara Penggugat/ Pelawan
dengan Tergugat/ Terlawan tidak ada didalilkan dalam gugatan maka Gugatan
harus ditolak dan atau dinyatakan tidak dapat diterima, karena seseorang tidak
boleh mengajukan gugatan terhadap pihak lain tanpa ada perselisihan hukum (
without any legal dispute ).
2. Bahwa subjek terlawan dari gugatan perlawanan dari Pelawan/ Tergugat DR
tidak lengkap atau kurang pihak, karena seharusnya Pelawan/ Tergugat D
turut menggugat Pemerintah Republik Indonesia c.q. Menteri Agraria dan Tata
Ruang/ Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia c.q. Kantor
Agraria dan Tata Ruan/ Kepala Badan Pertanahan Nasional Kabupaten
Simalungun sebab Sertifikat Hak atas tanah objek lelang yang menjadi
tanggungan hutang Pelawan/ Tergugat DR kepada Terlawan I/ Turut Tergugat
I DR, telah beralih dari atas nama Pelawan/ Tergugat DR menjadi atas nama
Turut Terlawan/ Penggugat D.R.
Bahwa Pemerintah Republik Indonesia c.q. Menteri Agraria dan Tata Ruang/
Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia c.q. Kantor Agraria
dan Tata Ruang/ Kepala Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Simalungun
harus turut digugat sesuai Petitum gugatan perlawanan yang diajukan oleh
Pelawan/ Tergugat DR, karena dalam gugatan perlawanan dimintakan agar
Pengadilan membatalkan pelelangan yang dimintakan oleh Terlawan I/ Turut
Tergugat I DR atas tanah yang menjadi objek tanggungan hutang Pelawan/
Tergugat DR kepada Terlawan I/Turut Tergugat I DR, dan Turut Terlawan/
Penggugat D.R. diminta untuk mentaati putusan, maka pembatalan peralihan
pemegang hak atas sertifikat tanah objek pelelangan tidak mungkin dilakukan
kalau Pemerintah Republik Indonesia c.q. Menteri Agraria dan Tata Ruang/
Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia c.q. Kantor Agraria
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
Halaman 35 dari 63 Putusan Nomor 407/Pdt/2018/PT MDN
dan Tata Ruan/ Kepala Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Simalungun
tidak turut digugat dalam gugatan perlawanan ini.
Bahwa berdasarkan alasan-alasan tersebut, maka Gugatan perlawanan dari
Pelawan/ Tergugat DR telah nyata mengandung cacat hukum secara formil,
sehingga Turut Terlawan/ Penggugat DR memohon agar Hakim Majelis
Persidangan memutus perkara gugatan ini dengan amar putusan sebagai berikut :
Menyatakan Gugatan perlawanan dari Pelawan/ Tergugat DR tidak dapat diterima
( niet onvantkelijke verklaard )
II. DALAM POKOK PERKARA
1. Bahwa semua dalil dalam Eksepsi dianggap telah diulangi dalam pokok
perkara ini dan menjadi dalil-dalil jawaban dalam pokok perkara ini secara
mutatis mutandis.
2. Bahwa Turut Terlawan membantah dengan tegas semua dalil gugatan
Pelawan kecuali dalil-dalil gugatan yang diakui Turut Terlawan dalam Jawaban
ini.
3. Bahwa Pelawan telah mengakui secara tegas dalam gugatan perlawanannya,
mempunyai hutang kepada Terlawan I, sehingga Pengakuan Pelawan ini
merupakan alat bukti yang sah tentang adanya Hutang Pelawan kepada
Terlawan I.
4. Bahwa Pelawan juga mengakui telah membuat perjanjian pinjam-meminjan
uang dengan Terlawan I dalam Suatu Perjanjian yang dibuat secara sukarela
dan bebas dari paksaan atau tipuan atau kesilapan, dan perjanjian pinjam-
meminjam uang tersebut turut ditandatangani isteri dari Pelawan yang
bernama Suminta Damanik, sehingga Perjanjian pinjam-minjam uang tersebut
telah memenuhi ketentuan pasal 1320 KUH. Perdata, dan karena itu Perjanjian
pinjam-minjam uang tersebut sah menurut hukum dan mengikat Pelawan dan
Terlawan I serta menimbulkan hak dan kewajiban bagi Pelawan dan Terlawan
I.
5. Bahwa Pelawan juga mengakui memberikan sebidang tanah yang luasnya
kira-kira 4.308 M2 ( empat ribu tiga ratus delapan meter persegi ) yang terletak
di Desa Timbaan Kecamatan Bandar Kabupaten Simalungun Provinsi
Sumatera Utara sebagaimana termaktub dalam sertifikat yang dikeluarkan
oleh Kantor Pertanahan Kabupaten Simalungun yaitu sertifikat Hak Milik No.
94 tanggal 15 Desember 2011 sebagai Jaminan atau tanggungan pelunasan
hutang Pelawan kepada Terlawan I.
6. Bahwa Pemberian jaminan atau tanggungan pelunasan hutang Pelawan
kepada Terlawan I atas sebidang tanah yang luasnya kira-kira 4.308 M2 (
empat ribu tiga ratus delapan meter persegi ) yang terletak di Desa Timbaan
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
Halaman 36 dari 63 Putusan Nomor 407/Pdt/2018/PT MDN
Kecamatan Bandar Kabupaten Simalungun Provinsi Sumatera Utara
sebagaimana termaktub dalam sertifikat yang dikeluarkan oleh Kantor
Pertanahan Kabupaten Simalungun yaitu sertifikat Hak Milik No. 94 tanggal 15
Desember 2011 tersebut, telah dibuat dalam Suatu Akta Pemberian Hak
tanggungan Nomor : 302 / 2014 tanggal 18 Desember 2014 dihadapan Lenny
Mutiara Ambarita, S.H. M.Kn. selaku Pejabat Pembuat Akta Tanah ( PPAT ) di
Kabupaten Simalungun, dan Akta Pemberian Hak tanggungan Nomor : 302 /
2014 tanggal 18 Desember 2014 tersebut telah didaftarkan di Kantor
Pertanahan Kabupaten Simalungun dengan kedudukan hukum sebagai
Pendaftaran pertama sesuai dengan Sertifikat Hak Tanggungan No. 271/ 2015
tanggal 10 -02-2015, sehingga Pemberian jaminan atau tanggungan
pelunasan hutang Pelawan kepada Terlawan I tersebut telah sah menurut
hukum dan mengikat Pelawan dan Terlawan I.
7. Bahwa akibat Perjanjian pemberian jaminan atau tanggungan pelunasan
hutang Pelawan kepada Terlawan I tersebut telah dibuat secara sah menurut
hukum, maka Perjanjian pemberian jaminan atau tanggungan pelunasan
hutang Pelawan kepada Terlawan I tersebut mempunyai kekuatan hukum
eksekutorial seperti Putusan Pengadilan yang telah mempunyai kekuatan
hukum yang tetap, sehingga Perjanjian Pemberian Hak tanggugan tersebut
dapat dilaksanakan sendiri ( executie parate ) tanpa memerlukan fiat eksekusi
dari Ketua Pengadilan Negeri setempat apabila Pelawan ingkar janji atas
perjanjian hutang-piutang yang dibuat dengan Terlawan I.
8. Bahwa Pelawan telah tidak dapat memenuhi kewajibannya untuk membayar
hutangnya kepada Terlawan I sesuai dengan Isi Surat Perjanjian Pinjam
meminjam uang tanggal 15 Juni 2016, maka Terlawan I telah melaksanakan
pelelangan atas tanah yang menjadi jaminan atau tanggungan pelunasan
hutang pelawan kepada terlawan I untuk pelunasan hutang pelawan kepada
terlawan I.
9. Bahwa Terlawan II telah melaksanakan pelelangan atas permintaan Terlawan
I terhadap sebidang tanah yang luasnya kira-kira 4.308 M2 ( empat ribu tiga
ratus delapan meter persegi ) yang terletak di Desa Timbaan Kecamatan
Bandar Kabupaten Simalungun Provinsi Sumatera Utara sebagaimana
termaktub dalam sertifikat yang dikeluarkan oleh Kantor Pertanahan
Kabupaten Simalungun yaitu sertifikat Hak Milik No. 94 tanggal 15 Desember
2011 yang menjadi Jaminan atau tanggungan pelunasan hutang Pelawan
kepada Terlawan I.
10. Bahwa Terlawan II telah melaksanakan dan menjalankan tahapan ( process )
pelelangan tersebut sesuai ketentuan hukum yang berlaku, karena Pelelangan
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
Halaman 37 dari 63 Putusan Nomor 407/Pdt/2018/PT MDN
tersebut masuk kewenangan Terlawan II, sehingga Pelelangan tersebut sah
menurut hukum.
11. Bahwa Turut Terlawan benar ikut melakukan penawaran pada saat Terlawan I
dan Terlawan II melakukan pelelangan atas tanah yang menjadi Jaminan atau
tanggungan pelunasan hutang Pelawan kepada Terlawan I, dan Turut
Terlawan benar menjadi penangkap lelang atau pemenang pelelangan atas
barang jaminan atau tanggungan pelunasan hutang pelawan tersebut.
12. Bahwa Turut Terlawan melakukan penawaran atas pelelangan terhadap
barang jaminan atau tanggungan hutang pelawan tersebut sesuai persyaratan
yang dibuat oleh Terlawan II berdasarkan ketentuan hukum yang berlaku
tentang pelelangan barang jaminan atau tanggungan hutang, sehingga
peralihan hak atas barang jaminan atau tanggungan hutang pelawan tersebut
kepada Turut terlawan adalah sah menurut hukum.
13. Bahwa Terlawan I telah menerima hak jaminan atau tanggungan pelunasan
hutang pelawan tersebut berdasarkan alas hak yang sah menurut hukum,
maka Terlawan I dan Terlawan II tidak ada melakukan perbuatan melawan
hukum (onrechtmatige daad ) terhadap Pelawan.
14. Bahwa akibat Terlawan I dan Terlawan II tidak ada melakukan perbuatan
melawan hukum (onrechtmatige daad ) terhadap Pelawan, maka Pelawan
tidak berhak menuntut pembatalan terhadap pelelangan atas tanah barang
jaminan atau tanggungan pelunasan hutang pelawan terhadap Terlawan I.
15. Bahwa alasan hukum gugatan Pelawan tidak benar menurut hukum maka
semua tuntutan yang diajukan oleh Pelawan dalam gugatan perlawanannya
juga tidak beralasan menurut hukum, sehingga tuntutan hukum tersebut patut
ditolak seluruhnya.
16. Bahwa Turut Terlawan tidak mempunyai hubungan hukum ( rechtsbetreking )
dengan Pelawan, maka Petituum Gugatan Pelawan pada angka 5 tidak tepat
diajukan kepada Turut Terlawan, sehingga Petituum tersebut patut ditolak.
17. Bahwa Gugatan Pelawan tidak berdasarkan alasan hukum yang benar
menurut hukum, maka Gugatan Pelawan terhadap Terlawan I dan Terlawan II
serta Turut terlawan patut ditolak seluruhnya.
B. DALAM REKONVENSI :
1. Bahwa semua dalil dalam konvensi baik dalam eksepsi dan dalam pokok
perkara dianggap telah diulangi dalam Rekonvensi ini dan menjadi dalil-dalil
Gugatan dalam rekonvensi ini secara mutatis mutandis.
2. Bahwa Tergugat dalam Rekonvensi ( Tergugat D.R ) / Pelawan telah
mengakui secara tegas dalam gugatannya, mempunyai hutang kepada Turut
Tergugat D.R I/ Terlawan I, sehingga Pengakuan Tergugat D.R / Pelawan ini
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
Halaman 38 dari 63 Putusan Nomor 407/Pdt/2018/PT MDN
merupakan alat bukti yang sah tentang adanya Hutang Tergugat D.R /
Pelawan kepada Turut Tergugat D.R.I/ Terlawan I.
3. Bahwa Tergugat D.R/ Pelawan juga mengakui telah membuat perjanjian
pinjam-meminjan uang dengan Turut Tergugat D.R.I/ Terlawan I dalam Suatu
Perjanjian yang dibuat secara sukarela dan bebas dari paksaan atau tipuan
atau kesilapan dan perjanjian peinjam-meminjam uang tersebut turut
ditandatangani isteri dari Tergugat D.R./ Pelawan yang bernama Suminta
Damanik, sehingga Perjanjian pinjam-minjam uang tersebut telah memenuhi
ketentuan pasal 1320 KUH. Perdata, dan karena itu Perjanjian pinjam-minjam
uang tersebut sah menurut hukum dan mengikat Tergugat D.R./ Pelawan dan
Turut Tergugat D.R.I/ Terlawan serta menimbulkan hak dan kewajiban bagi
Tergugat D.R./ Pelawan dan Turut Tergugat D.R.I/Terlawan I.
4. Bahwa Tergugat D.R. / Pelawan juga mengakui memberikan sebidang tanah
yang luasnya kira-kira 4.308 M2 ( empat ribu tiga ratus delapan meter persegi )
yang terletak di Desa Timbaan Kecamatan Bandar Kabupaten Simalungun
Provinsi Sumatera Utara sebagaimana termaktub dalam sertifikat yang
dikeluarkan oleh Kantor Pertanahan Kabupaten Simalungun yaitu sertifikat
Hak Milik No. 94 tanggal 15 Desember 2011 sebagai Jaminan atau
tanggungan pelunasan hutang Tergugat D.R./Pelawan kepada Turut Tergugat
D.R.I/ Terlawan I.
5. Bahwa Pemberian jaminan atau tanggungan pelunasan hutang Tergugat DR/
Pelawan kepada Turut Tergugat D.R.I/ Terlawan I atas sebidang tanah yang
luasnya kira-kira 4.308 M2 ( empat ribu tiga ratus delapan meter persegi )
yang terletak di Desa Timbaan Kecamatan Bandar Kabupaten Simalungun
Provinsi Sumatera Utara sebagaimana termaktub dalam sertifikat yang
dikeluarkan oleh Kantor Pertanahan Kabupaten Simalungun yaitu sertifikat
Hak Milik No. 94 tanggal 15 Desember 2011 tersebut, telah dibuat dalam
Suatu Akta Pemberian Hak tanggungan Nomor : 302 / 2014 tanggal 18
Desember 2014 dihadapan Lenny Mutiara Ambarita, S.H. M.Kn. selaku
Pejabat Pembuat Akta Tanah ( PPAT ) di Kabupaten Simalungun, dan Akta
Pemberian Hak tanggungan Nomor : 302 / 2014 tanggal 18 Desember 2014
tersebut telah didaftarkan di Kantor Pertanahan Kabupaten Simalungun
dengan kedudukan hukum sebagai Pendaftaran pertama sesuai dengan
Sertifikat Hak Tanggungan No. 271/ 2015 tanggal 10 -02-2015, sehingga
Pemberian jaminan atau tanggungan pelunasan hutang Tergugat DR/ Pelawan
kepada Turut Tergugat D.R.I/ Terlawan I tersebut telah sah menurut hukum
dan mengikat Tergugat DR/ Pelawan dan Turut Tergugat D.R.I/ Terlawan I.
6. Bahwa akibat Perjanjian pemberian jaminan atau tanggungan pelunasan
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
Halaman 39 dari 63 Putusan Nomor 407/Pdt/2018/PT MDN
hutang Tergugat DR/ Pelawan kepada Turut Tergugat D.R.I/ Terlawan I
tersebut telah dibuat secara sah menurut hukum, maka Perjanjian pemberian
jaminan atau tanggungan pelunasan hutang Tergugat DR/ Pelawan kepada
Turut Tergugat D.R.I/ Terlawan I tersebut mempunyai kekuatan hukum
eksekutorial seperti Putusan Pengadilan yang telah mempunyai kekuatan
hukum yang tetap, sehingga Perjanjian Pemberian Hak tanggugan tersebut
dapat dilaksanakan sendiri ( executie parate ) tanpa memerlukan fiat eksekusi
dari Ketua Pengadilan Negeri setempat apabila Tergugat DR/ Pelawan ingkar
janji atas perjanjian hutang-piutang yang dibuat dengan Turut Tergugat D.R.I/
Terlawan I.
7. Bahwa Tergugat DR/ Pelawan telah tidak dapat memenuhi kewajibannya
untuk membayar hutangnya kepada Turut Tergugat D.R.I/ Terlawan I sesuai
dengan Isi Surat Perjanjian Pinjam meminjam uang tanggal 15 Juni 2016,
maka Turut Tergugat D.R.I/ Terlawan I telah melaksanakan pelelangan atas
tanah yang menjadi jaminan atau tanggungan pelunasan hutang Tergugat DR/
Pelawan kepada Turut Tergugat D.R.I/ Terlawan I.
8. Bahwa Turut Tergugat D.R.II / Terlawan II telah melaksanakan pelelangan
atas permintaan Turut Tergugat D.R.I/ Terlawan I terhadap sebidang tanah
yang luasnya kira-kira 4.308 M2 ( empat ribu tiga ratus delapan meter persegi )
yang terletak di Desa Timbaan Kecamatan Bandar Kabupaten Simalungun
Provinsi Sumatera Utara sebagaimana termaktub dalam sertifikat yang
dikeluarkan oleh Kantor Pertanahan Kabupaten Simalungun yaitu sertifikat
Hak Milik No. 94 tanggal 15 Desember 2011 yang menjadi Jaminan atau
tanggungan pelunasan hutang Tergugat DR/ Pelawan kepada Turut Tergugat
D.R.I/ Terlawan I.
9. Bahwa Turut Tergugat D.R.I/ Terlawan II telah melaksanakan dan
menjalankan tahapan ( process ) pelelangan tersebut sesuai ketentuan hukum
yang berlaku, karena Pelelangan tersebut masuk kewenangan Turut Tergugat
D.R.II/ Terlawan II, sehingga Pelelangan tersebut sah menurut hukum.
10. Bahwa Penggugat D.R./ Turut Terlawan benar ikut melakukan penawaran
pada saat Turut Tergugat D.R.I/ Terlawan I dan Turut Tergugat D.R.II /
Terlawan II melakukan pelelangan atas tanah yang menjadi Jaminan atau
tanggungan pelunasan hutang Tergugat DR/ Pelawan kepada Turut Tergugat
D.R.I/ Terlawan I, dan Penggugat DR/ Turut Terlawan benar menjadi
penangkap lelang atau pemenang pelelangan atas barang jaminan atau
tanggungan pelunasan hutang Terggugat DR/ Pelawan tersebut.
11. Bahwa Penggugat DR/ Turut Terlawan melakukan penawaran atas pelelangan
terhadap barang jaminan atau tanggungan hutang Tergugat DR/ Pelawan
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
Halaman 40 dari 63 Putusan Nomor 407/Pdt/2018/PT MDN
tersebut sesuai persyaratan yang dibuat oleh Turut Tergugat D.R.I/ Terlawan II
berdasarkan ketentuan hukum yang berlaku tentang pelelangan barang
jaminan atau tanggungan hutang, sehingga peralihan hak atas barang jaminan
atau tanggungan hutang Tergugat DR/ pelawan tersebut kepada Penggugat
DR/ Turut terlawan adalah sah menurut hukum.
12. Bahwa Turut Tergugat D.R.I/ Terlawan I telah menerima hak jaminan atau
tanggungan pelunasan hutang Tergugat DR/ pelawan tersebut berdasarkan
alas hak yang sah menurut hukum, maka tindakan Turut Tergugat D.R.I/
Terlawan I dan Turut Tergugat D.R.II/ Terlawan II melakukan pelelangan atas
barang jaminan atau barang tanggungan tersebut bukanlah suatu perbuatan
melawan hukum (onrechtmatige daad ) terhadap Tergugat DR/ Pelawan.
Bahwa berdasarkan alasan-alasan tersebut, maka Penggugat D.R./ Turut
Terlawan memohon agar Majelis Hakim Persidangan menerima Eksepsi dan
Jawaban serta Gugatan Rekonvensi ini, dan selanjutnya memutus Perkara ini
dengan Amar Putusan sebagai berikut : MENGADILI
I. DALAM KONVENSI :
Menolak Gugatan perlawanan dari Pelawan untuk seluruhnya dan atau
setidak-tidaknya menyatakan Gugatan Perlawanan dari Pelawan tidak dapat
diterima ( Niet onvantkelijke verklaard );
II. DALAM REKONVENSI :
1. Menerima dan mengabulkan Gugatan Rekonvensi untuk seluruhnya ;
2. Menyatakan Penggugat Dalam Rekonvensi/ Turut Terlawan adalah pemenang
lelang yang beritikad baik dan sah menurut hukum atas tanah yang luasnya
kira-kira 4.308 M2 ( empat ribu tiga ratus delapan meter persegi ) yang terletak
di Desa Timbaan Kecamatan Bandar Kabupaten Simalungun Provinsi
Sumatera Utara sebagaimana termaktub dalam sertifikat yang dikeluarkan
oleh Kantor Pertanahan Kabupaten Simalungun yaitu sertifikat Hak Milik No.
94 tanggal 15 Desember 2011 yang menjadi jaminan atau tanggungan
pelunasan hutang Tergugat dalam Rekonvensi / Pelawan kepada Turut
Tergugat Dalam Rekonvensi I/ Terlawan I ;
3. Menghukum Tergugat Dalam Rekonvensi untuk mengosongkan barang-
barangnya dari atas tanah yang luasnya kira-kira 4.308 M2 ( empat ribu tiga
ratus delapan meter persegi ) yang terletak di Desa Timbaan Kecamatan
Bandar Kabupaten Simalungun Provinsi Sumatera Utara sebagaimana
termaktub dalam sertifikat yang dikeluarkan oleh Kantor Pertanahan
Kabupaten Simalungun yaitu sertifikat Hak Milik No. 94 tanggal 15 Desember
2011 yang menjadi jaminan atau tanggungan pelunasan hutang Tergugat
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
Halaman 41 dari 63 Putusan Nomor 407/Pdt/2018/PT MDN
dalam Rekonvensi / Pelawan kepada Turut Tergugat Dalam Rekonvensi I/
Terlawan I ;
4. Menghukum Tergugat Dalam Rekonvensi untuk menyerahkan kepada
Penggugat Dalam Rekonvensi tanpa beban apapun atas tanah yang luasnya
kira-kira 4.308 M2 ( empat ribu tiga ratus delapan meter persegi ) yang terletak
di Desa Timbaan Kecamatan Bandar Kabupaten Simalungun Provinsi
Sumatera Utara sebagaimana termaktub dalam sertifikat yang dikeluarkan
oleh Kantor Pertanahan Kabupaten Simalungun yaitu sertifikat Hak Milik No.
94 tanggal 15 Desember 2011 yang menjadi jaminan atau tanggungan
pelunasan hutang Tergugat dalam Rekonvensi / Pelawan kepada Turut
Tergugat Dalam Rekonvensi I/ Terlawan I ;
5. Menyatakan putusan yang mengabulkan gugatan rekonvensi ini dapat
dilaksanakan serta merta (uitvoerbar bij voorraad ) walaupun ada perlawanan (
verzet ), Banding atau Kasasi maupun Permohonan Peninjauan kembali (
request civil ) ;
6. Menghukum Turut Tergugat I dalam Rekonvensi/ Terlawan I danTurut
Tergugat II dalam Rekonvensi/ Terlawan II mentaati putusan dalam
rekonvensi ;
III. DALAM KONVENSI DAN REKONVENSI :
1. Menghukum Pelawan/ Tergugat D.R. untuk membayar semua ongkos perkara
yang timbul baik dalam Konvensi maupun dalam Rekonvensi
Menimbang, bahwa amar putusan Pengadilan Negeri Simalungun Nomor
83/Pdt.Bth/2017/PN Sim tanggal 15 Mei 2018 amarnya adalah sebagai berikut :
Dalam Konvensi: Dalam Eksepsi:
Menyatakan Eksepsi Para Terlawan ditolak untuk seluruhnya;
Dalam Pokok Perkara:
Menyatakan Pelawan sebagai Pelawan yang tidak Benar ;
Menolak Perlawanan Pelawan untuk seluruhnya;
Dalam Rekovensi:
Mengabulkan Gugatan Penggugat Dalam Rekonvensi (DR)/ Terlawan III
Dalam Konvensi (DK) untuk sebahagian;
Menyatakan Penggugat Dalam Rekonvensi(DR)/ Terlawan III Dalam
Konvensi(DK) adalah pemenang lelang yang beritikad baik dan sah menurut
hukum atas tanah yang luasnya kira-kira 4.308 M2 ( empat ribu tiga ratus
delapan meter persegi ) yang terletak di Desa Timbaan Kecamatan Bandar
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
Halaman 42 dari 63 Putusan Nomor 407/Pdt/2018/PT MDN
Kabupaten Simalungun Provinsi Sumatera Utara sebagaimana termaktub
dalam sertifikat yang dikeluarkan oleh Kantor Pertanahan Kabupaten
Simalungun yaitu sertifikat Hak Milik No. 94 tanggal 15 Desember 2011 yang
menjadi jaminan atau tanggungan pelunasan hutang Tergugat Dalam
Rekonvensi(DR) / Pelawan Dalam Konvensi(DK) kepada Turut Tergugat I
Dalam Rekonvensi (DR)/ Terlawan I Dalam Konvensi(DK) ;
Menghukum Tergugat Dalam Rekonvensi(DR) untuk mengosongkan barang-
barangnya dari atas tanah yang luasnya kira-kira 4.308 M2 ( empat ribu tiga
ratus delapan meter persegi ) yang terletak di Desa Timbaan Kecamatan
Bandar Kabupaten Simalungun Provinsi Sumatera Utara sebagaimana
termaktub dalam sertifikat yang dikeluarkan oleh Kantor Pertanahan
Kabupaten Simalungun yaitu sertifikat Hak Milik No. 94 tanggal 15 Desember
2011 yang menjadi jaminan atau tanggungan pelunasan hutang Tergugat
Dalam Rekonvensi(DR) / Pelawan Dalam Konvensi(DK) kepada Turut
Tergugat I Dalam Rekonvensi (DR)/ Terlawan I Dalam Konvensi(DK);
Menghukum Tergugat Dalam Rekonvensi(DR) untuk menyerahkan kepada
Penggugat Dalam Rekonvensi(DR) tanpa beban apapun atas tanah yang
luasnya kira-kira 4.308 M2 ( empat ribu tiga ratus delapan meter persegi ) yang
terletak di Desa Timbaan Kecamatan Bandar Kabupaten Simalungun Provinsi
Sumatera Utara sebagaimana termaktub dalam sertifikat yang dikeluarkan
oleh Kantor Pertanahan Kabupaten Simalungun yaitu sertifikat Hak Milik No.
94 tanggal 15 Desember 2011 yang menjadi jaminan atau tanggungan
pelunasan hutang Tergugat Dalam Rekonvensi(DR) / Pelawan Dalam
Konvensi(DK) kepada Turut Tergugat I Dalam Rekonvensi (DR)/ Terlawan I
Dalam Konvensi(DK) ;
Menghukum Turut Tergugat I Dalam Rekonvensi(DR)/ Terlawan I Dalam
Konvensi (DK) dan Turut Tergugat II Dalam Rekonvensi(DR)/ Terlawan II
Dalam Konvensi (DK) mentaati putusan ini;
Menolak gugatan Penggugat Dalam Rekonvensi(DR)/ Tergugat III Dalam
Konvensi(DK) untuk selain dan selebihnya;
Dalam Konvensi dan Rekonvensi: Menghukum Pelawan Dalam Konvensi (DK)/ Tergugat Dalam Rekonvensi
(DR) untuk membayar ongkos perkara yang hingga saat ini sejumlah Rp 536.000,-
( lima ratus tiga puluh enam ribu rupiah);
Menimbang bahwa berdasarkan Akte Banding tertanggal 4 Juni 2018 yang
dibuat oleh Panitera Pengadilan Negeri Simalungun, Pembanding semula Pelawan
telah mengajukan banding terhadap putusan Pengadilan Negeri Simalungun
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
Halaman 43 dari 63 Putusan Nomor 407/Pdt/2018/PT MDN
Nomor 83/Pdt.Bth/2017/PN Sim tanggal 15 Mei 2018 dan permohonan banding
tersebut telah diberitahukan secara sah dan patut kepada Terbanding I, II semula
Terlawan I, II pada tanggal 26 Juni 2018 dan kepada Kuasa Hukum Terbanding III
semula Terlawan III pada tanggal 26 Juni 2018;
Menimbang, bahwa Pembanding semula Pelawan telah menyerahkan
memori bandingnya pada tanggal 7 Juni 2018 dan telah didaftarkan di
Kepaniteraan Pengadilan Negeri Simalungun pada tanggal 25 Juni 2018 serta
memori banding tersebut telah diberitahukan dan diserahkan kepada Terbanding I
semula Terlawan I pada tanggal 2 Juli 2018, kepada Kuasa Hukum Terbanding II,
III semula Terlawan II, III pada tanggal 2 Juli 2018;
Menimbang, bahwa Kuasa Hukum Terbanding II semula Terlawan II telah
menyerahkan kontra memori bandingnya pada tanggal 9 Juli 2018 dan telah
didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Simalungun pada tanggal 9 Juli
2018 serta kontra memori banding tersebut telah diberitahukan dan diserahkan
kepada Pembanding semula Pelawan pada tanggal 24 Juli 2018, kepada
Terbanding I semula Terlawan I pada tanggal 12 Juli 2018 dan kepada Kuasa
Hukum Terbanding III semula Terlawan III pada tanggal 12 Juli 2018;
Menimbang, bahwa Kuasa Hukum Terbanding I semula Terlawan I telah
menyerahkan kontra memori bandingnya pada tanggal 16 Juli 2018 dan telah
didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Simalungun pada tanggal 17 Juli
2018 serta kontra memori banding tersebut telah diberitahukan dan diserahkan
kepada Pembanding semula Pelawan pada tanggal 24 Juli 2018
Menimbang, bahwa Kuasa Hukum Terbanding III semula Terlawan III telah
menyerahkan kontra memori bandingnya pada tanggal 26 Juli 2018 dan telah
didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Simalungun pada tanggal 26 Juli
2018 serta kontra memori banding tersebut telah diberitahukan dan diserahkan
kepada Pembanding semula Pelawan pada tanggal 30 Juli 2018, kepada
Terbanding I, II semula Terlawan I, II pada tanggal 2 Agustus 2018;
Menimbang bahwa Jurusita Pengadilan Negeri Simalungun telah
menyerahkan Relas Pemberitahuan untuk mempelajari Berkas Perkara dan
putusan Pengadilan Negeri Simalungun Nomor 83/Pdt.Bth/2017/PN Sim tanggal
15 Mei 2018 yang disampaikan melalui Pembanding semula Pelawan pada
tanggal 24 Juli 2018, kepada Terbanding I semula Terlawan I pada tanggal 2 Juli
2018, kepada Kuasa Hukum Terbanding II semula Terlawan II pada tanggal 2 Juli
2018 dan kepada Kuasa Hukum Terbanding III semula Terlawan III pada tanggal 2
Juli 2018, yang isinya menerangkan bahwa dalam tenggang waktu 14 (empat
belas) hari setelah tanggal pemberitahuan tersebut kepada kedua belah pihak
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
Halaman 44 dari 63 Putusan Nomor 407/Pdt/2018/PT MDN
berperkara telah diberi kesempatan untuk memeriksa dan mempelajari berkas
perkara tersebut sebelum dikirim ke Pengadilan Tinggi Medan;
TENTANG PERTIMBANGAN HUKUM
Menimbang, bahwa permohonan banding yang diajukan oleh Pembanding
semula Pelawan telah diajukan dalam tenggang waktu dan menurut tata cara serta
memenuhi syarat-syarat yang ditentukan Undang-Undang, oleh karenanya
permohonan banding tersebut secara formal dapat diterima;
Menimbang, bahwa Pembanding semula Pelawan telah mengajukan
memori banding tertanggal 7 Juni 2018, yang pada pokoknya sebagai berikut :
1. Undang-Undang Nomor: 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan khususnya
Pasal 26 yang menyatakan “ bahwa, sebelum ada peraturan pelaksananya
(maksudnya peraturan pelaksana Pasal 6 UUHT Nomor 4 Tahun 1996)”, maka
yang berlaku adalah Pasal 224 HIR/Rbg (yang hingga saat ini peraturan
pelaksana dari Pasal 26 UUHT Nomor 4 Tahun 1996 tersebut belum ada).
2. Juris Prudensi Mahkamah Agung RI Nomor: 3210 k/Pdt/1984, tertanggal 30
Januari 1986 yang salah satu putusannya menyatakan bahwa pelaksanaan
lelang yang dilaksanakan tidak atas penetapan/ Fiat Ketua Pengadilan Negeri,
maka menurut MARI lelang umum tersebut adalah bertentangan dengan Pasal
224 HIR/258 Rbg, sehingga TIDAK SAH, jadi menurut Mahkamah Agung RI
bahwa pelaksanaan parate eksekusi harus dengan Fiat Ketua Pengadilan
Negeri.
3. Buku II Pedoman Mahkamah Agung RI sesuai dengan surat keputusan ketua
MARI No. KMA/002/SK/I/1994 tertanggal 29 April 1994 yang pada halaman 146
menyatakan “ untuk menjaga agar tercapai maksud dan tujuannya, maka
sebelum lelang dilaksanakan, terlebih dahulu Kreditur dan Debitur DIPANGGIL
OLEH KETUA PENGADILAN NEGERI untuk mencari jalan keluar “, maksudnya
Debitur diberi waktu selama tiga bulan untuk mencari pembeli yang mau
membeli tanah tersebut. Apabila hal itu terjadi, pembayaran harus dilakukan
didepan Ketua Pengadilan Negeri. Setelah pembeli, Kreditur dan Debitur
menghadap PPAT untuk membuat Akte Jual Belinya untuk selanjutnya
dilakukan balik nama tanah tersebut atas nama pembeli.
SEHINGGA perbuatan Terbanding I d/h Terlawan I yang melakukan Pelelangan
sendiri atau meminta lelang kepada Terbanding II d/h Terlawan II dan
selanjutnya Terbanding II d/h Terlawan II melakukan lelang sendiri tanpa
meminta atau melibatkan Ketua Pengadilan Negeri (dalam hal ini Pengadilan
Negeri Simalungun) adalah perbuatan melawan hukum. AKAN TETAPI Hakim
tidak mempertimbangkan peraturan tersebut diatas.
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
Halaman 45 dari 63 Putusan Nomor 407/Pdt/2018/PT MDN
1. ALASAN KEDUA
- Bahwa, Hakim telah memihak dan berat sebelah kepada para Terbanding
d/h Terlawan, karena terbukti pada pertimbangannya halaman 54 dan
seterusnya hanya mempertimbangkan Pasal 6, Pasal 14 dan Pasal 20
UUHT Nomor: 4 tahun 1996 TANPA/TIDAK MEMPERTIMBANGKAN:
1. Pasal 26 UUHT yang menyatakan “ Bahwa sebelum ada Peraturan
Pelaksananya (maksudnya Peraturan Pelaksana Pasal 6 UUHT) maka
yang berlaku adalah Pasal 224 HIR/258 Rbg (yang hingga saat ini
Peraturan Pelaksana dari Pasal 26 UUHT BELUM ADA) “.
2. Juris Prudensi Mahkamah Agung RI Nomor: 3210 k/Pdt/1984 tanggal 30
Januari 1986 yang menyatakan “ Pelaksanaan Lelang yang
dilaksanakan tidak atas Penetapan/ Fiat Ketua Pengadilan Negeri),
maka adalah bertentangan dengan Pasal 224 HIR/258 Rbg “, Sehingga
tidak sah.
3. Buku II Pedoman Mahkamah Agung RI sesuai dengan surat keputusa
ketua MARI No. KMA/002/SK/I/1994 tertanggal 29 April 1994 yang pada
halaman 146 menyatakan “ untuk menjaga agar tercapai maksud dan
tujuannya, maka sebelum lelang dilaksanakan, terlebih dahulu Kreditur
dan Debitur DIPANGGIL OLEH KETUA PENGADILAN NEGERI untuk
mencari jalan keluar “, maksudnya Debitur diberi waktu selama dua
bulan untuk mencari pembeli yang mau membeli tanah tersebut. Apabila
hal itu terjadi, pembayaran harus dilakukan didepan Ketua Pengadilan
Negeri. Setelah pembeli, Kreditur dan Debitur menghadap PPAT uantuk
membuat Akte Jual Belinya untuk selanjutnya dilakukan balik nama
tanah tersebut atas nama pembeli.
4. Penjelasan umum butir 9 UUHT Nomor: 4 Tahun 1996 yang
menyatakan: “ Salah satu ciri Hak Tanggungan yang kuat adalah mudah
dan pasti dalam pelaksanaan eksekusinya, jika Debitur cidera janji “.
Walaupun secara umum ketentuan tentang eksekusi telah diatur dalam
Hukum Acara Perdata yang berlaku, dipandang perlu untuk
memasukkan secara khusus ketentuan tentang Eksekusi hak
Tanggungan dalam Undang-Undang ini, yaitu yang mengatur Lembaga
Parete Executie sebagai mana dimaksud dalam Pasal 224 Reglemen
Indonesia yang diperbaharui (Het Herziene Indinesia Reglement) dan
Pasal 258 Reglemen Hukum Acara untuk daerah luar Jawa dan Madura
(reglement tot Regeling van het Rechtswezen in de Gewesten Buiten
Java en Madura).
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
Halaman 46 dari 63 Putusan Nomor 407/Pdt/2018/PT MDN
Sehubungan dengan itu pada Sertifikat Hak Tanggungan, yang berfungsi
sebagai surat tanda bukti adanya Hak Tanggungan, dibubuhkan irah-irah
dengan kata-kata “ DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG
MAHA ESA “ untuk memberikan kekuatan eksekutorial yang sama dengan
Keputusan Pengadilan yang sudah mempunyai kekuatan hukum tetap.
Selain itu Sertifikat Hak Tanggungan dinyatakan sebagai pengganti grosse
acte Hypotheek, yang untuk eksekusi Hypotheek atas tanah ditetapkan
sebagai syarat dalam melaksanakan ketentuan pasal-pasal kedua
reglement diatas. Agar ada kesatuan pengertian dan kepastian mengenai
penggunaan ketentuan-ketentuan tersebut ditegaskan lebih lanjut dalam
Undang-Undang ini, BAHWA SELAMA BELUM ADA PERATURAN
PERUNDANG-UNDANGAN YANG MENGATURNYA, PERATURAN
MENGENAI EKSEKUSI HYPOTHEEK YANG DIATUR DALAM KEDUA
REGLEMENT TERSEBUT, BERLAKU TERHADAP EKSEKUSI HAK
TANGGUNGAN.
SEDANGKAN, Hakim harus mempertimbangkan semua peraturan
perundang-undangan yang telah ada (termasuk yang disebutkan diatas)
dan kenyataannya bahkan terbukti Hakim tidak mau patuh terhadap
Putusan Mahkamah Agung RI Nomor: 3210 k/Pdt/1984 dan Buku II
Pedoman Mahkamah Agung RI Nomor: KMA/002/SK/I/1994 tersebut (orang
awam berkata “ masak seorang Hakim Pengadilan Negeri tidak patuh pada
Mahkamah Agung RI sebagai atasannya ……. Jadi macam mana Negara
ini …….)
2. ALASAN KETIGA
- Bahwa, hakim salah dalam pertimbangan hukumnya karena hanya
mempertimbangkan sah atau tidak sah perjanjian antara Pembanding d/h
Pelawan dengan Terbanding I d/h Terlawan I, padahal yang
dipermasalahkan adalah dalam kasus A quo adalah: apakah pelelangan
yang dilakukan oleh Terbanding II d/h Terlawan II atas Permintaan
Terbanding I d/h Terlawan I sah atau tidak ? dan hal ini sudah dinyatakan
sendiri oleh hakim pada pertimbangannya pada Halaman (51) akan tetapi
dimentahkan sendiri oleh Hakim tersebut bahkan telah lari jalur dari pokok
persoalan yang ada.
3. ALASAN KEEMPAT
1. TENTANG UUHT Nomor: 4 Tahun 1996
- Bahwa, lagi-lagi hakim telah salah dalam pertimbangan hukumnya
pada halaman (53 - 54) yang menyatakan bahwa pelelangan telah
sesuai dengan UUHT Nomor: 4 Tahun 1996 TANPA menyebutkan
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
Halaman 47 dari 63 Putusan Nomor 407/Pdt/2018/PT MDN
Pasal mana yang telah sesuai tersebut, padahal secara jelas telah
disebutkan dalam surat gugatan terdahulu (bahwa pelelangan/
penjualan Hak Tanggungan yang menggunakan Pasal 6 UUHT
harus melalui Ketua Pengadilan Negeri dalam hal ini Ketua
Pengadilan Negeri Simalungun) sebagaimana dimaksud dalam:
1. Penjelasan umum angka 9 UUHT Nomor: 4 Tahun 1996.
2. Pasal 26 UUHT Nomor: 4 Tahun 1996.
3. Buku II Mahkamah Agung RI tentang pedoman Mahkamah
Agung RI Nomor: KMA/002/SK/I/1994 tanggal 29 Januari 1994.
SEHINGGA, kalau begini pertimbangan Hakim, maka akan sia-
sialah pencari keadilan khususnya di Pengadilan Negeri
Simalungun.
2. Tentang Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 27/PMK.06/2016 Tentang
Petunjuk Pelaksanaan Lelang Jo Peraturan Direktur Jendral Kekayaan
Negara Nomor: PER-06/KN/2013.
- Bahwa, lagi-lagi Hakim salah dalam pertimbangannya yang
menyatakan telah mengakui Peraturan Menteri Keuangan dan
Dirjend sebagai dasar/ alasan Hukum Lelang, padahal Peraturan
Menteri/ Dirjend bukan termasuk dalam sumber Hukum sebagaimana
dimaksud dalam Undang-Undang Nomor: 12 Tahun 2011 Tentang
Hirarki dan Tata Urutan Perundang-undangan, khususnya Pasal 7
yang menyatakan jenis dan Hirarki Peraturan Perundang-undangan
terdiri atas:
a. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
b. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat
c. Undang-Undang/ Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-
Undang
d. Peraturan Pemerintah
e. Peraturan Presiden
f. Peraturan Daerah Provinsi, dan
g. Peraturan Daerah Kabupaten/ Kota
SEDANGKAN, Hakim menggunakan Peraturan Menteri/ Dirjend
Keuangan sebagai sumber Hukum dalam pertimbangan
keputusannya adalah Telah Jelas Keliru Dan Patut Untuk Dibatalkan,
apalagi UUHT Nomor: 4 Tahun 1996 tersebut TIDAK ADA
MEMERINTAHKAN sebagai Peraturan Pelaksananya adalah
Peraturan Menteri Keuangan.
4. ALASAN KELIMA
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
Halaman 48 dari 63 Putusan Nomor 407/Pdt/2018/PT MDN
- Bahwa, lagi-lagi Hakim salah Pertimbangan Hukumnya pada Halaman
53 yang hanya mengutip Pasal 8 Ayat 1 Undang-Undang Nomor: 12
Tahun 2011 Tentang Hirarki dan Tata Urutan Perundang-undangan,
TIDAK MEMBACA, TIDAK MELIHAT DAN TIDAK
MEMPERTIMBANGKAN bunyi Pasal 8 Ayat (2) nya yang menyatakan:
“ Peraturan Perundang-undangan sebagaimana dimaksud pada Ayat
(1) diakui keberadaannya dan mempunyai kekuatan Hukum mengikat
sepanjang diperintahkan oleh Peraturan Perundang-undangan yang
lebih tinggi atau dibentuk berdasarkan Kewenangan “,
SEDANGKAN UUHT Nomor: 4 Tahun 1996 TIDAK ADA
memerintahkan kepada Menteri Keuangan (dalam hal ini Peraturan
Menteri Keuangan Nomor: 27/PMK.06/2016 sebagai pelaksananya
sebagaimana dimaksud oleh Pasal 8 Ayat (2) Undang-Undang Nomor:
12 Tahun 2011 tersebut, maka sangat tidak beralasan menurut Hukum
Hakim menggunakan Pasal 8 Ayat (1) nya dalam Pertimbangan
Hukumnya tanpa memperhatikan Pasal 8 Ayat (2) nya dan patut untuk
dibatalkan.
5. ALASAN KEENAM
- Bahwa Perjanjian Kredit antara Pembanding d/h Pelawan dengan
Terbanding I d/h Terlawan I adalah selama 48 (Enam puluh) bulan
terhitung sejak tanggal 25 Juni 2014 sesuai dengan Perjanjian Kredit
No. 041/ULM-IDPR/PK-MMR/VI/2014 (Bukti TI-1), Kemudian
Pembanding d/h Pelawan dan Terbanding I d/h Terlawan I telah
sepakat melakukan Fasilitas Kredit Baru berupa Top-Up dari Pinjaman
awal dengan jangka waktu 48 (Empat Puluh delapan) bulan terhitung
sejak tanggal 15 Juni 2016 dan berakhir pada tanggal 15 Juni 2020
sesuai dengan Perjanjian Kredit No. 018/ULM-IDPR/PK-MMR/VI/2016
(Bukti TI-2), sehingga Quad-non Pembanding d/h Pelawan melakukan
Wanprestasi, maka Terbanding I d/h Terlawan I harus melakukan
Gugatan Wanprestasi pada bulan Februari 2020, bukan sekarang,
sehingga Lelang tersebut adalah Perbuatan Melawan Hukum, akan
tetapi Hakim tetap mempertahankan pertimbangannya dengan tidak
memperhatikan Pertimbangan Hukum sebagaimana dalam Memori
Banding pada alasan keempat diatas.
- Bahwa sebagaimana amanat Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
Nomor : 1/POJK.07/2013 Pasal 54 “Perjanjian baku yang telah dibuat
oleh Pelaku usaha Jasa Keuangan sebelum berlakunya Peraturan
Otoritas Jasa Keuangan ini, wajib disesuaikan dengan ketentuan
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
Halaman 49 dari 63 Putusan Nomor 407/Pdt/2018/PT MDN
sebagaimana diatur dalam Pasal 22 paling lambat pada saat
berlakunya Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini.
Bahwa, berdasarkan hal-hal tersebut diatas, maka Keputusan Hakim Pengadilan
Negeri Simalungun tidak dapat dipertahankan dan wajib dibatalkan, selanjutnya
mohon agar Pengadilan Tinggi memutus perkara ini yang Amarnya adalah:
1. Menerima Permohonan Banding dari Pembanding.
2. Membatalkan Keputusan Pengadilan Negeri Simalungun Nomor:
83/Pdt.Bth/2017/PN Sim. Tertanggal 15 Mei 2018.
3. Menghukum Para Terbanding Untuk Membayar Ongkos Perkara Ini.
ATAU
- Apabila Majelis berpendapat lain, mohon Keputusan yang seadil-adilnya.
Menimbang, bahwa Kuasa Hukum Terbanding II semula Terlawan II telah
mengajukan kontra memori banding tertanggal 9 Juli 2018, yang pada pokoknya
sebagai berikut :
1. Bahwa Majelis Hakim Pengadilan Negeri Simalungun yang memeriksa,
mengadili dan memutus perkara a quo telah cermat dalam menerapkan hukum
serta telah mempertimbangkan dalil-dalil serta seluruh alat-alat bukti yang
diajukan oleh para pihak, 2. Tentang Hakim Pengadilan Negeri Simalungun tidak mempertimbangkan atau
salah dalam pertimbangan hukumnya. a. Bahwa Pembanding/Pelawan selalu mendalilkan bahwa pelaksanaan lelang
tidak mempunyai kekuatan hukum dan/atau Terbanding II/Terlawan II
melakukan Perbuatan Melawan Hukum (on rechtmatigedaad) tanpa
mempertimbangkan tindakan/perbuatan Pembanding/Pelawan yang telah
wan prestasi terhadap Perjanjian Kredit Nomor 041/ULM-IDPR/PK-
MMR/VI/2014 tanggal 25 Juni 2014 (Bukti TII-1), dan Addendum Perjanjian
Kredit Nomor 018/ULM-IDPR/PK-TMR/VI/2016 tanggal 15 Juni 2016 (Bukti
TII-2),
b. Oleh karenanya jelas sekali kelicikan Pembanding/Pelawan dengan
berusaha mengaburkan kewajibannya walau telah diberikan surat
peringatan I (Bukti TII-6), II (Bukti TII-7), dan III (Bukti TII-8) oleh Terbanding
I/Terlawan I, namun tetap tidak menunjukkan itikad tidak baik dalam
melakukan kewajibannya sebagaimana dimaksud pada perjanjian kredit,
c. Bahwa Pelaksanaan lelang telah sesuai dengan Undang-Undang Lelang
(Vendu Reglement, Ordonantie 28 Februari 1908 Staatsblad 1908:189
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Staatsblad
1941:3) jis. Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 93/PMK.06/2010 tanggal
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
Halaman 50 dari 63 Putusan Nomor 407/Pdt/2018/PT MDN
23 April 2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Lelang jo. Peraturan Menteri
Keuangan Nomor: 106/PMK.06/2013 tanggal 26 Juli 2013 tentang
Perubahan Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 93/PMK.06/2010
tentang Petunjuk Pelaksanaan Lelang jis Peraturan Direktur Jenderal
Kekayaan Negara Nomor: PER- 06/KN/2013 tentang Petunjuk Teknis
Pelaksanaan Lelang,
3. Tentang Hakim telah memihak dan berat sebelah kepada para
Terbanding/Terlawan dengan hanya mempertimbangkan Pasal 6, Pasal 14 dan
Pasal 20 UUHT Nomor 4 Tahun 1996 tanpa tidak mempertimbangkan Pasal 26
UUHT.
a. Bahwa pelaksanaan lelang berdasarkan Pasal 6 UUHT merupakan
kewenangan yang diberikan kepada pemegang hak tanggungan pertama
untuk melakukan penjualan atas aset yang dijadikan sebagai jaminan
apabila debitor cidera janji. Dengan demikian, maka pelaksanaan lelang
dimaksud merupakan kewenangan yang diberikan oleh undang-undang (ex
lege) dan bukan berdasarkan janji sebagaimana terdapat dalam Akta
Pemberian Hak Tanggungan,
b. Bahwa Pelaksaan Lelang atas tanah terperkara berdasarkan pasal 6 UUHT
sebagaimana bunyi pada Pengumuman Lelang (Bukti TII-10) bukan
berdasarkan Pasal 26 UUHT sehingga tidak memerlukan penetapan/fiat
Ketua Pengadilan Negeri dan tidak perlu juga dipanggil oleh Ketua
Pengadilan untuk mencari jalan keluar sebagaimana maksud Buku II
Pedoman Mahkama Agung RI,
4. Bahwa selanjutnya Terlawan II/Terbanding II mohon kepada Majelis Hakim yang
memeriksa, mengadili dan memutus perkara ini agar berkenan untuk menolak
Perlawanan Pembanding/Pelawan atau setidak-tidaknya menyatakan
Perlawanan Pelawan/Pembanding tidak dapat diterima (Niet Onvankelijke
Verklaard).
5. Demikian Kontra Memori Banding ini kami ajukan, selanjutnya mohon putusan
yang seadil-adilnya (ex aequo ex bono)
Menimbang, bahwa Kuasa Hukum Terbanding I semula Terlawan I telah
mengajukan kontra memori banding tertanggal 16 Juli 2018, yang pada pokoknya
sebagai berikut :
1. Bahwa keberatan PEMBANDING atas Putusan Pengadilan Negeri Simalungun
tersebut di atas intinya PEMBANDING merasa Judex Factie tingkat pertama
dalam memutus perkara telah keliru dalam pertimbangan hukumnya sebab
salah dan keliru dalam menentukan apa yang harus dibuktikan;
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
Halaman 51 dari 63 Putusan Nomor 407/Pdt/2018/PT MDN
2. Bahwa TERBANDING I/Semula Terlawan I berpendapat bahwa Judex Factie
tingkat Pertama telah memutus perkara sesuai dengan hukum secara adil dan
telah mempertimbangkan bukti-bukti, saksi-saksi secara seksama;
3. Bahwa PEMBANDING dalam memori Bandingnya menyatakan Judex Factie
tingkat pertama tidak mempertimbangkan apakah Risalah Lelang Nomor :
070/2017 tanggal 20 April 2017 adalah batal atau tidak mempunyai kekuatan
hukum atau tidak? Dan lelang yang dilakukan Terbanding II/ Semula Terlawan II
merupakan Perbuatan Melawan Hukum atau tidak?
4. Bahwa Pembanding juga mendalilkan Judex Factie tingkat pertama telah tidak
mempertimbangkan Undang-Undang Nomor 4 tahun 1996 tentang Hak
Tanggungan Pasal 26 dan Jurisprudensi Mahkamah Agung Republik Indonesia
Nomor : 3210 K/Pdt/1984 tertanggal 30 Januari 1986; sehingga menunjukan
pemahaman Pembanding tentang peraturan perundang-undangan sangat
dangkal dan mengutip Jurisprudensi yang sudah tidak relevan lagi karena
putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor : 3210 K/Pdt/1984
tertanggal 30 Januari 1986 jauh sebelum Undang-Undang Nomor 4 tahun 1996
tentang Hak Tanggungan itu diundangkan;
5. Bahwa Fakta hukum telah sangat jelas dan terang benderang bahwa isi dan
bunyi Penjelasan umum nomor 9 dan Pasal 26 UU Hak Tanggungan yang
benar adalah sebagai berikut:
Penjelasan umum nomor 9 UU Hak Tanggungan;
Salah satu ciri Hak Tanggungan yang kuat adalah mudah dan pasti dalam
pelaksanaan eksekusinya, jika debitor cidera janji.
Walaupun secara umum ketentuan tentang eksekusi telah diatur dalam Hukum
Acara Perdata yang berlaku, dipandang perlu untuk memasukkan secara khusus
ketentuan tentang eksekusi Hak Tanggungan dalam Undang-Undang ini, yaitu
yang mengatur lembaga parate executie sebagaimana dimaksud dalam Pasal
224 Reglemen Indonesia yang Diperbarui (Het Herziene Indonesisch Reglement)
dan Pasal 258 Reglemen Acara Hukum Untuk Daerah Luar Jawa dan Madura
(Reglement tot Regeling van het Rechtswezen in de Gewesten Buiten Java en
Madura).
Sehubungan dengan itu pada sertipikat Hak Tanggungan, yang berfungsi
sebagai surat-tanda-bukti adanya Hak Tanggungan, dibubuhkan irah-irah dengan
kata-kata "DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA",
untuk memberikan kekuatan eksekutorial yang sama dengan putusan pengadilan
yang sudah mempunyai kekuatan hukum tetap.
Selain itu sertipikat Hak Tanggungan tersebut dinyatakan sebagai pengganti
grosse acte Hypotheek, yang untuk eksekusi Hypotheek atas tanah ditetapkan
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
Halaman 52 dari 63 Putusan Nomor 407/Pdt/2018/PT MDN
sebagai syarat dalam melaksanakan ketentuan pasal-pasal kedua Reglemen di
atas.
Agar ada kesatuan pengertian dan kepastian mengenai penggunaan ketentuan-
ketentuan tersebut, ditegaskan lebih lanjut dalam Undang-Undang ini,bahwa
selama belum ada peraturan perundang-undangan yang mengaturnya, peraturan
mengenai eksekusi Hypotheek yang diatur dalam kedua Reglemen tersebut,
berlaku terhadap eksekusi Hak Tanggungan
Pasal 26 UU Hak Tanggungan:
Selama belum ada peraturan perundang-undangan yang mengaturnya, dengan
memperhatikan ketentuan dalam Pasal 14, peraturan mengenai eksekusi
hypotheek yang ada pada mulai berlakunya Undang-Undang ini, berlaku
terhadap eksekusi Hak Tanggungan.
6. Bahwa Terhadap isi dan bunyi penjelasan umum nomor 9 dan Pasal 26 UU Hak
Tanggungan tersebut diatas dapat dijelaskan sebagai berikut:
Bahwa pengertian “…peraturan perundang-undangan yang mengaturnya….”
sangat berbeda/tidak sama dengan “ Peraturan Pelaksanaan dari suatu undang-
undang yang diartikan oleh Penggugat adalah berupa “Peraturan Pemerintah”
Karena “peraturan perundang-undangan” yang dimaksudadalah undang-undang
itu sendiri yang dalam hal ini adalah UU Hak Tanggungan;
7. Bahwa dasar TERBANDING I / semula TERLAWAN Imelakukan lelang eksekusi
Hak Tanggungan ditegaskan dalam Pasal 14 ayat (2) dan (3) UU HT, yang
menyebutkan:
− Sertipikat Hak Tanggungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memuat
irah-irah dengan kata-kata “DEMI KEADILAN BERDASARKAN
KETUHANAN YANG MAHA ESA.
− Sertipikat Hak Tanggungan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
mempunyai kekuatan eksekutorial yang sama dengan putusan pengadilan
yang mempunyai kekuatan hukum tetap dan berlaku sebagai pengganti
grosse akte hypotheek sepanjang mengenai hak atas tanah”
8. Bahwa selain hal tersebut di atas, perlu TERBANDING I/ semula TERLAWAN I
uraikan terkait fiat pengadilan, bahwa putusan pengadilan yang dapat
dimintakan eksekusi oleh pihak yang menang adalah putusan pengadilan yang
telah berkekuatan hukum tetap yang amarnya menghukum (condemnatoir),
sementara amar putusan declaratoir tidak dapat dimintakan eksekusi. Adapun
putusan yang telah berkekuatan hukum tetap tersebut berupa:
a. Putusan Pengadilan tingkat pertama yang tak dimintakan banding atau
kasasi karena telah diterima oleh kedua belah pihak;
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
Halaman 53 dari 63 Putusan Nomor 407/Pdt/2018/PT MDN
b. Putusan Pengadilan tingkat banding yang tidak dimintakan kasasi ke
Mahkamah Agung;
c. Putusan Pengadilan tingkat Kasasi dari Mahkamah Agung;
d. Putusan Verstek dari Pengadilan tingkat Pertama yang tidak diverzet;
e. Putusan hasil perdamaian dari semua pihak yang berperkara.
Eksekusi melalui pengadilan merupakan tindakan paksa yang dilakukan
pengadilan dengan bantuan alat negara guna menjalankan putusan
pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap.
Sedangkan Parate eksekusi berdasarkan Pasal 6 UUHT adalah hak untuk
melakukan penjualan atas kekuasaan sendiri, yang juga diatur secara khusus
dalam KUH Perdata;
Sehingga apabila pertimbangan MA sebagaimana disebutkan Pembanding
tersebut diikuti, maka fungsi dari janji untuk menjual atas kekuasaan sendiri
(yang menyangkut Hak Tanggungan) menjadi kehilangan makna.
9. Bahwa Judex Factie tingkat pertama telah sesuai dalam pertimbangan
hukumnya, hal mana dalam perkara a quo, Judex Factie dapat menerapkan
asas lex posterior derogate legi apriori, yaitu pada peraturan yang sederajat,
peraturan yang paling baru mengenyampingkan peraturan yang lama. Dengan
demikian, putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia (MARI) No. 3210
K/Pdt/1984 tanggal 30 Januari 1986 jo. Pasal 224 HIR secara hukum telah
digantikan oleh UU yang lebih baru, yaitu UU HT;
10. Bahwa alasan ke-tiga Pembanding dalam memori bandingnya menyatakan
Judex Factie telah salah dalam mempertimbangkan sah atau tidaknya
perjanjian antara Pembanding / semula Pelawan dengan Terbanding I / semula
Terlawan I adalah dalil yang terlalu mengada-ada dan terkesan tidak berdasar
sama sekali;
11. Bahwa Judex Factie tingkat pertama dalam pertimbangannya pada halaman 54
menyatakan :
“Menimbang, bahwa oleh karena Majelis menilai perjanjian Pelawan dengan
Terlawan I yang kemudian dinyatakan wanprestasi dan telah dilakukan
pelelangan yang dilakukan Terlawan II adalah benar adanya (sesuai dengan
prosedur) maka petitum Pelawan point 3,4 dan 5 adalah tidak beralasan dan
harus ditolak.”
12. Bahwa pertimbangan Judex Factie tersebut telah benar dan tepat, karena atas
dasar Pembanding telah wanprestasi sebagaimana telah diperjanjikan antara
Pembanding dan Terbanding I yang tertuang dalam Perjanjian Kredit Nomor :
041/ULM-IDPR/PK-MMR/VI/2014 tanggal 25 Juni 2014 yang dilegalisasi
dihadapan Notaris Zulfitri, Sarjana Hukum(vide bukti TI-1) dengan demikian
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
Halaman 54 dari 63 Putusan Nomor 407/Pdt/2018/PT MDN
Terlawan I telah memberikan fasilitas kredit kepada Pelawan sebesar Rp
101.000.000,-(seratus satu juta rupiah) dengan jangka waktu selama 48 (empat
puluh delapan) bulan dan telah diterbitkan pula Addendum Perjanjian Kredit No.
018/ULM-IDPR/PK-MMR/VI/2016 tanggal 15 Juni 2014 (vide bukti TI-2) yang
merupakan kesepakatan kedua belah terhadap Perjanjian Kredit No. 041/ULM-
IDPR/PK-MMR/VI/2014 tanggal 25 Juni 2014, Pelawan dan Terlawan I telah
sepakat melakukan fasilitas kredit Baru berupa Top-Up dari pinjaman awal
Pelawan dengan jangka waktu kredit 48 (empat puluh delapan) bulan sehingga
diterbitkan pula Sertipikat Hak Tanggungan No.271/2015 (vide bukti TI-4)
sebagai jaminan apabila Pelawan Cidera janji dan tidak melaksanakan
kewajibannya kepada Terbanding I/Terlawan I, sebagaimana pada nomor 1
angka 1.1. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Prof. R.
Subekti, S.H., dalam bukunya “Hukum Perjanjian”, PT Intermasa, Jakarta, 2008,
cetakan ke 22, halaman 45, yang menyebutkan bahwa yang dimaksud
Wanprestasi adalah :
“Apabila si berutang (debitur) tidak melakukan apa yang diperjanjikannya, maka
dikatakan ia melakukan wanprestasi. Ia alpa atau “lalai” atau ingkar
janji.............”
Bahwa selanjutnya berdasarkan ketentuan pada Pasal 6 Undang-Undang No.4
Tahun 1996 Tentang Hak Tanggungan (selanjutnya disebut sebagai “UU HT”),
ditegaskan bahwa:
”Apabila debitor cidera janji, pemegang Hak Tanggungan pertama mempunyai
hak untuk menjual obyek Hak Tanggungan atas kekuasaan sendiri melalui
pelelangan umum serta mengambil pelunasan piutangnya dari hasil penjualan
tersebut.”
13. Bahwa alasan ke-empat point 2 dan alasan ke-lima dalam memori Bandingnya
Pembanding mendalilkan mengenai Judex Factie tingkat pertama telah salah
mempertimbangkan lelang yang dilaksanakan oleh Terbanding II hanya
berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 93 /PMK.06/2010 Tentang
Petunjuk Pelaksanaan Lelang (“PMK 93/2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Lelang”) sebagaimana terakhir diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan No.
27/PMK.06/2016 dengan alasan bahwa dalam Pasal 7 Undang-Undang Nomor
12 tahun 2011 Tentang Hirarki dan Tata Urutan Peraturan Perundang-
Undangan, yang mana Peraturan Menteri Keuangan Nomor 93 /PMK.06/2010
Tentang Petunjuk Pelaksanaan Lelang (“PMK 93/2010 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Lelang”) sebagaimana terakhir diubah dengan Peraturan Menteri
Keuangan No. 27/PMK.06/2016 bukanlah termasuk jenis peraturan perundang-
undangan;
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
Halaman 55 dari 63 Putusan Nomor 407/Pdt/2018/PT MDN
14. Bahwa Pembanding telah tidak cermat dalam membaca Undang-Undang No. 12
tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan. Mengacu
pada Pasal 8 (1) terdapat penambahan dimana selain yang diatur pada Pasal 7
ayat (1) terdapat peraturan perundang-undangan dimana salah satunya adalah
peraturan yang ditetapkan oleh Menteri diakui keberadaannya dan mempunyai
kekuatan hukum mengikat sepanjang diperintahkan oleh Peraturan Perundang-
undangan yang lebih tinggi atau dibentuk berdasarkan kewenangan
Pasal 8 ayat (1) UU No. 12 tahun 2011 :
a. Jenis Peraturan Perundang-undangan selain sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 7 ayat (1) mencakup peraturan yang ditetapkan oleh Majelis
Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan
Daerah, Mahkamah Agung, Mahkamah Konstitusi, Badan Pemeriksa
Keuangan, Komisi Yudisial, Bank Indonesia, Menteri, badan, lembaga, atau
komisi yang setingkat yang dibentuk dengan Undang-Undang atau
Pemerintah atas perintah Undang-Undang, Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah Provinsi, Gubernur, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
Kabupaten/Kota, Bupati/Walikota, Kepala Desa atau yang setingkat.
b. Peraturan Perundang-undangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diakui keberadaannya dan mempunyai kekuatan hukum mengikat
sepanjang diperintahkan oleh Peraturan Perundang-undangan yang lebih
tinggi atau dibentuk berdasarkan kewenangan.
15. Bahwa Dengan demikian Peraturan Menteri Keuangan No. 27/PMK.06/2016
tentang Petunjuk Pelaksanaan Lelang diakui sebagai peraturan perundang-
undangan yang mengatur lebih lanjut mengenai pelaksanaan lelang. Karenanya
segala dalil Pembanding/ semula Pelawandalam memori bandingnya terkait
dengan pelaksanaan lelang yang belum ada peraturan pelaksanaannya dan
masih mengacu pada ketentuan Eksekusi Hak Tanggungan yang terdahulu
menjadi tidak relevan, karenanya wajib dikesampingkan;
16. Bahwa alasan ke-enam Pembanding dalam memori bandingnya semakin
mempertegas bahwa Pembanding tidak mengetahui apa yang
dipermasalahkannya, sampai-sampai lupa bercermin diri dan seakan tindakan
yang dilakukannya adalah benar dengan tidak melaksanakan kewajiban atas
fasilitas pembiayaan yang telah dinikmatinya bahkan dijadikan untuk menafkahi
keluarganya;
17. Bahwa Pembanding sama sekali tidak membaca atau terlalu larut dalam euforia
saat menerima sejumlah uang dan pada saat bersamaan Pembanding lupa
bahwa apa yang telah disepakati dan diperjanjikan serta dituangkan di dalam
Perjanjian Kredit Nomor : 041/ULM-IDPR/PK-MMR/VI/2014 tanggal 25 Juni
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
Halaman 56 dari 63 Putusan Nomor 407/Pdt/2018/PT MDN
2014 yang dilegalisasi dihadapan Notaris Zulfitri, Sarjana Hukum(vide bukti TI-1)
dengan demikian Terlawan I telah memberikan fasilitas kredit kepada Pelawan
sebesar Rp 101.000.000,-(seratus satu juta rupiah) dengan jangka waktu
selama 48 (empat puluh delapan) bulan dan telah diterbitkan pula Addendum
Perjanjian Kredit No. 018/ULM-IDPR/PK-MMR/VI/2016 tanggal 15 Juni 2014
(vide bukti TI-2) yang merupakan kesepakatan kedua belah terhadap Perjanjian
Kredit No. 041/ULM-IDPR/PK-MMR/VI/2014 tanggal 25 Juni 2014, Pelawan dan
Terlawan I telah sepakat melakukan fasilitas kredit Baru berupa Top-Up dari
pinjaman awal Pelawan dengan jangka waktu kredit 48 (empat puluh delapan)
bulan pada Pasal 6 ayat (1) a:
“menyimpang dari ketentuan yang diterapkan dalam Pasa-Pasal di atas, Debitur
dinyatakan wanprestasi dan dinyatakan telah jatuh tempo apabila:
a. Debitur tidak membayar angsuran selama 3 (tiga) kali berturut-turut dalam
jangka waktu pembiayaan dan tidak memenuhi salah satu kewajibannya
yang telah ditetapkan dalam perjanjian
18. Bahwa dengan demikian tampak jelas sikap arogan Pembanding yang terus
berkilah dan tidak merasa bersalah sedikitpun karena tidak melaksanakan
kewajibannya membayar angsuran kepada Terbanding I atas fasilitas
pembiayaan yang telah dinikmatinya dengan beralasan jangka waktu
pembiayaan Pembading masih sampai bulan Juni tahun 2020 tanpa merasa
bersalah dan seolah melupakan bahwa ketentuan Pasal 6 ayat (1) a Perjanjian
Kredit 041/ULM-IDPR/PK-MMR/VI/20147 tanggal 25 Juni 2014 yang telah jelas
mengatur bahwa Pembanding selaku Debitur tidak melakukan pembayaran
selama 3 (tiga) kali berturut-turut sehingga dinyatakan telah jatuh tempo,
sehingga tidak perlu menunggu hingga Juni 2020 untuk dapat menyatakan
Pembanding telah wanprestasi dan jatuh tempo;
19. Bahwa dalil penggugat pada alasannya yang ke-enam, yang menyatakan
Terbanding I harus melakukan gugatan wanprestasi sebelum eksekusi hak
tanggungan adalah dalil yang keliru dan sesat, serta semakin menunjukkan
ketidakpahaman Pembanding terhadap ketentuan didalam UUHT;
20. Bahwa dengan dasar Pembanding telah wanprestasi tersebut maka tanpa harus
menempuh gugatan wanprestasi ke Pengadilan Negeri, Terbanding I atas
kekuasaan yang diberikan dan diatur dalam UU HT, melaksanakan Lelang
Eksekusi Hak Tanggungan melalui Terbanding II (KPKNL Pematangsiantar)
atas Tanah dan bangunan yang menjadi agunan Pembanding kepada
Terbanding I dengan bukti kepemilikan Sertipikat Hak Milik No. 94 an
Kamaruddin Sinaga seluas 4.308 m2 Surat Ukur/Gambar Situasi Nomor
91/Timbaan/2011 tanggal 06 Oktober 2011 terletak di desa/kelurahan Timbaan,
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
Halaman 57 dari 63 Putusan Nomor 407/Pdt/2018/PT MDN
Kec Bandar Kab. Simalungun, Provinsi Sumatera Utara (“Obyek Lelang”); yang
telah dibebani Hak Tanggungan sebagaimana tertuang dalam Akta Pemberian
Hak Tanggungan (“APHT”) Peringkat I, senilai Rp.121.000.000.- (Seratus dua
puluh satu juta rupiah) dengan No. 302/2014 tanggal 18 Desember 2014 yang
dibuat oleh NotarisLenny Mutiara Ambarita, Sarjana Hukum, Notaris/PPAT di
Kabupaten Simalungun, dan telah dibubuhkan irah-irah dengan kata-kata "DEMI
KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA", untuk
memberikan kekuatan eksekutorial yang sama dengan putusan pengadilan
yang sudah mempunyai kekuatan hukum tetap Jo. Sertipikat Hak Tanggungan
(“SHT”) Peringkat I : No.271/2015;
21. Setelah melalui proses permohonan sebagaimana dipersyaratkan oleh
ketentuan-ketentuan yang berlaku, termasuk namun tidak terbatas Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 93 /PMK.06/2010 TENTANG Petunjuk Pelaksanaan
Lelang (“PMK 93/2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Lelang”) maka pada
tanggal 20 April 2017 KPKNL Pematangsiantar telah melaksanakan lelang
penjualan Obyek Lelang melalui lelang sebagaimana tertuang dalam Risalah
Lelang No. 070/2017 tertanggal 20 April 2017;
Berdasarkan alasan-alasan tersebut diatas, TERBANDING Imemohon
kepada Pengadilan Tinggi Medan untuk berkenan memberikan putusan sebagai
berikut :
1. Menolak permohonan Banding dari PEMBANDING;
2. Menguatkan Putusan Pengadilan Negeri Simalungun No. 83/Pdt.Bth/2017/PN-
SIMTanggal 15 Mei 2018;
3. Membebankan seluruh biaya yang timbul dalam perkara ini kepada
PEMBANDING.
Atau apabila majelis Hakim berpendapat lain mohon putusan yang seadil-adilnya
(Ex-Aequo Et Bono).
Menimbang, bahwa Kuasa Hukum Terbanding III semula Tergugat III telah
mengajukan kontra memori banding pada tanggal 26 Juli yang pada pokoknya
adalah sebagai berikut:
1. Bahwa Putusan Majelis Hakim Pengadilan Negeri Simalungun dalam perkara
aquo telah tepat menurut Hukum dan atau Pengadilan NegeriSimalungun
telah menerapkan Hukum sebagaimana mestinya karena Majelis Hakim
Pengadilan Negeri Simalungun telah mengadili dan memutus Perkara ini
sesuai dengan Alat Bukti yang diajukan di Persidangan oleh Terbanding dan
Pembanding.
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
Halaman 58 dari 63 Putusan Nomor 407/Pdt/2018/PT MDN
2. Bahwa alasan Banding dari Pembanding pada poin ke 1 patut
dikesampingkan karena Pembanding tidak mencermati atau melanjutkan
materi pertimbangan Hakim Majelis Persidangan selanjutnya, dimana
Pembanding hanya mengutip sebahagian dari Pertimbangan Majelis hakim
Persidangan sehingga alasan banding pembanding pada point ke 1 tidak di
mengerti dan selanjutnya atas pertimbangan Hakim majelis Persidangan atas
objek terperkara sudah tepat dan benar diuraikan dalam Pertimbangan
Putusan .
Bahwa sesuai dengan Bukti Surat T.III-1 telah terbukti bahwa Terbanding
III/Terlawan III adalah pemilik Sertipikat Hak Milik No. 94 tanggal 15 Desember
2013 Desa Timbaan Kecamatan Bandar Kabupaten Simalungun Provinsi
Sumtera Utara.
Bahwa sesuai dengan fakta Persidangan, telah terbukti semula
Pembanding/Pelawan mengajukan Pinjaman kepada Terbanding I/Terlawan I
dan selanjutnya Pinjaman Pelawan mengalami kredit macat dan hingga
dilakukan pelelangan bagi Objek Terperkara .
Bahwa sesuai dengan fakta persidangan dan Risalah lelang telah terbukti
Terbanding III/Terlawan III adalah pemenang lelang dan selanjutnya
Terbanding III/Terlawan III mengajukan Permohonan eksekusi di Pengadilan
Negeri Pematangsiantar dan Pengadilan Negeri Simalungun melakukan
Jadwal Eksekusi pada tanggal 18 April 2018 sudah terlaksana sesuai dengan
Berita Acara Eksekusi Penyerahan Risalah Lelang Nomor 070/2017 antara
HERDY HASIHOLAN PANDIANGAN lawan KAMARUDDIN SINAGA.
3. Bahwa alasan Banding dari Para Pembanding pada point ke 2 harus ditolak
karena sesuai dengan fakta hukum dan pembuktian dipersidangan sudah
benar , dan Majelis Hakim Persidangan dalam pertimbangannya dalam
memutus Perkara Aquo telah menerapkan hukum sebagaimana mestinya dan
tidak ada memihak kepada pihak yang berperkara sehingga alasan banding
Pembanding pada point ke 2 haruslah ditolak .
4. Bahwa alasan Banding dari Para Pembanding pada point ke 3 dan ke 4,5
harus ditolak karena sesuai dengan Bukti yang diajukan oleh Terbanding
II/Terlawan II telah terbukti Proses Lelang atas Hak Milik No. 94 tanggal 15
Desember 2013 Desa Timbaan Kecamatan Bandar Kabupaten Simalungun
Provinsi Sumtera Utara telah sah dan berharga menurut hukum sebagimana
dalam Peraturan Menteri Keuangan No. 27/PMK.06/2016 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Lelalng Jo. Peraturan Direktur Jendral Kekayaan Negara No. :
PER-06/KN/2013.
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
Halaman 59 dari 63 Putusan Nomor 407/Pdt/2018/PT MDN
Bahwa sesuai dengan fakta persidangan dan Risalah lelang telah terbukti
TerbandingIII/Terlawan III adalah pemenang lelang dan selanjutnya Terlawan
III mengajukan Permohonan eksekusi di Pengadilan Negeri Pematangsiantar
dan Pengadilan Negeri Simalungun melakukan Jadwal Eksekusi pada tanggal
18 April 2018.
5. Bahwa alasan Banding dari Para Pembanding pada point ke 6 harus ditolak
karena alasan Majelis Hakim Pengadilan Negeri Simalungun dalam memutus
perkara Aquo telah tepat menurut hukum dan sesuai dengan fakta
persidangan dan sesuai dengan Bukti Surat T.III-1 telah terbukti bahwa
Terlawan III adalah pemilik Sertipikat Hak Milik No. 94 tanggal 15 Desember
2013 Desa Timbaan Kecamatan Bandar Kabupaten Simalungun Provinsi
Sumtera Utara.
Bahwa sesuai dengan fakta Persidangan, telah terbukti semula Pelawan
mengajukan Pinjaman kepada Terbanding I/Terlawan I dan selanjutnya
Pinjaman Pembanding/Pelawan mengalami kredit macat dan hingga dilakukan
pelelangan bagi Objek Terperkara dan pemenangnya adalah Terbanding III.
6. Bahwa Pembanding/Pelawan telah mengakui secara tegas dalam gugatan
perlawanannya, mempunyai hutang kepada Terbanding I/Terlawan I,
sehingga Pengakuan Pembanding/Pelawan ini merupakan alat bukti yang sah
tentang adanya Hutang Pelawan kepada Terbanding I/Terlawan I.
7. Bahwa Pembanding /Pelawan juga mengakui telah membuat perjanjian
pinjam-meminjan uang dengan Terbanding I/Terlawan I dalam Suatu
Perjanjian yang dibuat secara sukarela dan bebas dari paksaan atau tipuan
atau kesilapan, dan perjanjian pinjam-meminjam uang tersebut turut
ditandatangani isteri dari Pembanding /Pelawan yang bernama Suminta
Damanik, sehingga Perjanjian pinjam-minjam uang tersebut telah memenuhi
ketentuan pasal 1320 KUH. Perdata, dan karena itu Perjanjian pinjam-minjam
uang tersebut sah menurut hukum dan mengikat Pembanding /Pelawan dan
Terbanding /Terlawan I serta menimbulkan hak dan kewajiban bagi
Pembanding /Pelawan dan Terbanding I/Terlawan I.
8. Bahwa Pembanding /Pelawan juga mengakui memberikan sebidang tanah
yang luasnya kira-kira 4.308 M2 ( empat ribu tiga ratus delapan meter persegi )
yang terletak di Desa Timbaan Kecamatan Bandar Kabupaten Simalungun
Provinsi Sumatera Utara sebagaimana termaktub dalam sertifikat yang
dikeluarkan oleh Kantor Pertanahan Kabupaten Simalungun yaitu sertifikat
Hak Milik No. 94 tanggal 15 Desember 2011 sebagai Jaminan atau
tanggungan pelunasan hutang Pelawan kepada Terbanding/ Terlawan I.
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
Halaman 60 dari 63 Putusan Nomor 407/Pdt/2018/PT MDN
9. Bahwa Pemberian jaminan atau tanggungan pelunasan hutang Pembanding
/Pelawan kepada Terbanding I/Terlawan I atas sebidang tanah yang luasnya
kira-kira 4.308 M2 ( empat ribu tiga ratus delapan meter persegi ) yang
terletak di Desa Timbaan Kecamatan Bandar Kabupaten Simalungun Provinsi
Sumatera Utara sebagaimana termaktub dalam sertifikat yang dikeluarkan
oleh Kantor Pertanahan Kabupaten Simalungun yaitu sertifikat Hak Milik No.
94 tanggal 15 Desember 2011 tersebut, telah dibuat dalam Suatu Akta
Pemberian Hak tanggungan Nomor : 302 / 2014 tanggal 18 Desember 2014
dihadapan Lenny Mutiara Ambarita, S.H. M.Kn. selaku Pejabat Pembuat Akta
Tanah ( PPAT ) di Kabupaten Simalungun, dan Akta Pemberian Hak
tanggungan Nomor : 302 / 2014 tanggal 18 Desember 2014 tersebut telah
didaftarkan di Kantor Pertanahan Kabupaten Simalungun dengan kedudukan
hukum sebagai Pendaftaran pertama sesuai dengan Sertifikat Hak
Tanggungan No. 271/ 2015 tanggal 10 -02-2015, sehingga Pemberian jaminan
atau tanggungan pelunasan hutang Pembanding /Pelawan kepada Terbanding
I/Terlawan I tersebut telah sah menurut hukum dan mengikat Pembanding
/Pelawan dan Terbanding/Terlawan I.
10. Bahwa akibat Perjanjian pemberian jaminan atau tanggungan pelunasan
hutang Pembanding /Pelawan kepada Terbanding I/Terlawan I tersebut telah
dibuat secara sah menurut hukum, maka Perjanjian pemberian jaminan atau
tanggungan pelunasan hutang Pembanding /Pelawan kepada Terbanding
I/Terlawan I tersebut mempunyai kekuatan hukum eksekutorial seperti Putusan
Pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap, sehingga
Perjanjian Pemberian Hak tanggugan tersebut dapat dilaksanakan sendiri (
executie parate ) tanpa memerlukan fiat eksekusi dari Ketua Pengadilan
Negeri setempat apabila Pembanding /Pelawan ingkar janji atas perjanjian
hutang-piutang yang dibuat dengan Terbanding I/Terlawan I.
11. Bahwa Pembanding /Pelawan telah tidak dapat memenuhi kewajibannya untuk
membayar hutangnya kepada Terbanding I/Terlawan I sesuai dengan Isi Surat
Perjanjian Pinjam meminjam uang tanggal 15 Juni 2016, maka Terlawan I
telah melaksanakan pelelangan atas tanah yang menjadi jaminan atau
tanggungan pelunasan hutang Pembanding /pelawan kepada Terbanding
I/terlawan I untuk pelunasan hutang Pembanding /pelawan kepada Terbanding
I/terlawan I.
12. Bahwa Terbanding II /Terlawan II telah melaksanakan pelelangan atas
permintaan Terlawan I/Terlawan I terhadap sebidang tanah yang luasnya kira-
kira 4.308 M2 ( empat ribu tiga ratus delapan meter persegi ) yang terletak di
Desa Timbaan Kecamatan Bandar Kabupaten Simalungun Provinsi Sumatera
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
Halaman 61 dari 63 Putusan Nomor 407/Pdt/2018/PT MDN
Utara sebagaimana termaktub dalam sertifikat yang dikeluarkan oleh Kantor
Pertanahan Kabupaten Simalungun yaitu sertifikat Hak Milik No. 94 tanggal 15
Desember 2011 yang menjadi Jaminan atau tanggungan pelunasan hutang
Pelawan kepada Terbanding I/Terlawan I.
13. Bahwa Terbanding II/Terlawan II telah melaksanakan dan menjalankan
tahapan ( process ) pelelangan tersebut sesuai ketentuan hukum yang
berlaku, karena Pelelangan tersebut masuk kewenangan Terlawan II,
sehingga Pelelangan tersebut sah menurut hukum.
14. Bahwa Turut Terlawan benar ikut melakukan penawaran pada saat
Terbanding I /Terlawan I dan Terbanding II/Terlawan II melakukan pelelangan
atas tanah yang menjadi Jaminan atau tanggungan pelunasan hutang
Pelawan kepada Terlawan I, dan Turut Terlawan benar menjadi penangkap
lelang atau pemenang pelelangan atas barang jaminan atau tanggungan
pelunasan hutang pelawan tersebut.
15. Bahwa Turut Terlawan melakukan penawaran atas pelelangan terhadap
barang jaminan atau tanggungan hutang pelawan tersebut sesuai persyaratan
yang dibuat oleh Terlawan II berdasarkan ketentuan hukum yang berlaku
tentang pelelangan barang jaminan atau tanggungan hutang, sehingga
peralihan hak atas barang jaminan atau tanggungan hutang pelawan tersebut
kepada Turut terlawan adalah sah menurut hukum.
16. Bahwa Terbanding/Terlawan I telah menerima hak jaminan atau tanggungan
pelunasan hutang pelawan tersebut berdasarkan alas hak yang sah menurut
hukum, maka TerbandingI/ Terlawan I dan Terbanding II/ Terlawan II tidak ada
melakukan perbuatan melawan hukum (onrechtmatige daad ) terhadap
Pelawan.
Bahwa berdasarkan alasan-alasan tersebut diatas maka alasan-alasan
Memori Banding dari Pembanding tidak tepat menurut hukum dan harus ditolak
seluruhnya.
Bahwa berdasarkan alasan Kontra memori Banding dari Terbanding III
tersebut di atas maka Terbanding III memohon memohon kepada Bapak
Ketua Pengadilan Tinggi Medan / Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Medan .
yang memeriksa dan mengadili Permohonan Banding di Pengadilan Tinggi
Medan, menerima semua alasan-alasan Kontra Memori Banding dari Terbanding
III dan menolak semua alasan-alasan Permohonan Banding dari Pembanding
dan selanjutnya memutus perkara ini dengan amar putusan sebagai berikut :
1. Menolak Memori Banding dari Pembanding untuk seluruhnya;
2. Menguatkan Putusan Pengadilan Negeri Simalungun No. 83 /Pdt-
Bth/2017/PN-Sim tanggal 15 Mei 2018;
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
Halaman 62 dari 63 Putusan Nomor 407/Pdt/2018/PT MDN
MenghukumPembanding untuk membayar semua ongkos Perkara yang timbul
dalam perkara Permohonan Banding ini
Menimbang, bahwa Pengadilan Tinggi setelah membaca, meneliti dan
mempelajari dengan seksama berkas perkara dan surat-surat yang berhubungan
dengan perkara ini, serta turunan resmi putusan Pengadilan Negeri Simalungun
Nomor 83/Pdt.Bth/2017/PN Sim, tanggal 15 Mei 2018, serta memori banding dari
Pembanding semula Pelawan dan kontra memori banding dari Kuasa Hukum
Terbanding I, II, III semula Terlawan I, II, III yang ternyata tidak ada hal-hal yang
dapat membatalkan putusan Hakim tingkat pertama oleh karenanya tidak perlu
dipertimbangkan lebih lanjut, Pengadilan Tinggi menilai atau menyetujui dan
sependapat terhadap pertimbangan-pertimbangan Hukum yang telah memuat dan
menguraikan dengan tepat dan benar berdasarkan fakta-fakta dipersidangan, serta
alasan-alasan yang menjadi dasar dalam Putusan dianggap telah tercantum dalam
Putusan ditingkat banding;
Menimbang, bahwa dengan demikian maka pertimbangan hukum Hakim
tingkat pertama tersebut diambil alih dan dijadikan dasar dan pertimbangan
putusan Pengadilan Tinggi sendiri, sehingga putusan Pengadilan Negeri
Simalungun Nomor 83/Pdt.Bth/2017/PN Sim, tanggal 15 Mei 2018 dapat
dipertahankan dalam peradilan tingkat Banding dan oleh karena itu haruslah
dikuatkan;
Menimbang, bahwa oleh karena pihak Pembanding semula Pelawan tetap
dipihak yang kalah, baik dalam Peradilan Tingkat Pertama maupun dalam
Peradilan Tingkat Banding, maka semua biaya perkara dalam kedua tingkat
peradilan tersebut dibebankan kepada Pembanding semula Pelawan, yang dalam
tingkat banding ditentukan dibawah ini;
Mengingat dan memperhatikan ketentuan yang terdapat di dalam Kitab
Undang-Undang Hukum Acara Perdata, Rbg, serta segala Peraturan Perundang-
Undangan yang berhubungan dengan perkara ini;
M E N G A D I L I
1. Menerima permohonan banding yang diajukan oleh Pembanding semula
Pelawan;
2. Menguatkan putusan Pengadilan Negeri Simalungun Nomor
83/Pdt.Bth/2017/PN Sim, tanggal 15 Mei 2018 yang dimohonkan banding;
3. Menghukum Pembanding semula Pelawan untuk membayar biaya perkara
dalam kedua tingkat Peradilan yang dalam tingkat banding ditetapkan
sejumlah Rp150.000,00 (seratus lima puluh ribu rupiah);
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
Halaman 63 dari 63 Putusan Nomor 407/Pdt/2018/PT MDN
Demikianlah diputuskan dalam musyawarah Majelis Hakim Pengadilan
Tinggi Medan pada hari Selasa tanggal 22 Januari 2019 oleh kami : LINTON
SIRAIT, SH., MH sebagai Hakim Ketua, PERDANA GINTING, SH dan SUWIDYA,
SH., LLM. masing-masing sebagai Hakim Anggota, yang ditunjuk untuk memeriksa
dan mengadili perkara tersebut dalam peradilan tingkat banding, putusan tersebut
diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum pada hari Selasa tanggal 29 Januari
2019 oleh Hakim Ketua dengan didampingi Hakim Anggota serta JAINAB, SH
Panitera Pengganti pada Pengadilan Tinggi Medan, tanpa dihadiri oleh
Pembanding dan Para Terbanding/Kuasa Hukum;
Hakim Anggota Hakim Ketua
ttd ttd
PERDANA GINTING, SH LINTON SIRAIT, SH., MH
ttd
SUWIDYA, SH., LLM
Panitera Pengganti
ttd
JAINAB, SH
Perincian Biaya : 1. Meterai Rp. 6.000,- 2. Redaksi Rp. 5.000,- 3. Pemberkasan Rp 139.000,-
Jumlah Rp. 150.000,-
Top Related