Download - Osteomyelitis Ind

Transcript
Page 1: Osteomyelitis Ind

BAB IKASUS

Identitas PasienNama :Tn.A Umur :44 th Alamat :Babakan tengah-Cianjur Pekerjaan :Petani No.CM :484494Masuk RS :23-09-2011

Auto anamnesaKU : bengkak pada kaki kiri RPS : OS mengeluh bengkak pada kaki kiri sejak 2 bulanSMRS yang timbul mendadak dan membuat OS sulit berjalan karena nyeri, pada daerah kaki yang bengkak terdapat kemerahan, keluhan disertai demam yang tidak begitu tinggi namun dirasakan terus menerus ,os merasa lemas dan tidak nafsu makan. OS mengaku sebelum timbul bengkak OS pernah jatuh di kali terseret oleh arus sepanjang 5 m namun pada saat itu tidak ada luka pada kaki ataupun gangguan berjalan. mual(-), muntah(-).1 minggu SMRS pada daerah bengkak timbul seperti luka yang berisi darah dan nanah, keluhan yang sama masih dirasakan 3 hari SMRS OS mengaku bengkak bertambah nyeri dan dari daerah luka terus keluar nanah. RPD : keluhan yang sama sebelumnya disangkal,Diabetes melitus (-), Hipertensi(-)RPK : keluhan yang sama pada keluarga disangkal,Diabetes melitus(?), hipertensi(-)R.pengobatan :

1

Page 2: Osteomyelitis Ind

Os mengaku sudah berobat ke dokter dan dikompres oleh rivanol namun tidak ada perubahan. Os sering mengkonsumsi obat paramex. R. makanan : os makan tidak teratur, sayur-sayuran jarang.

Pemeriksaan Fisik

Keadaan Umum : Tampak sakit sedang Kesadaran : Compos MentisTanda Vital

Suhu : 36,6 °C Nadi : 840 x/m pulsasi kuat reguler isi cukup Tek. Darah :120/80 mmHg RR : 20x/menit

Status Generalis Kepala : Normocephal Rambut : Hitam dan tidak rontok Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-) Hidung : Normonasi,Konka hiperemis (-/-), keluar

sekret (-/-) Telinga : Normotia, Keluar sekret (-/-) Mulut : Mukosa bibir lembab,Faring hiperemis (-), T1/T1,

bibir sianosis (-/-) Leher Kelenjar tiroid : Pembesaran (-)Kelenjar getah bening : Tidak ada pembesaran KGB JantungI : Ictus cordis tidak terlihatP : Ictus cordis teraba di linea midsternal sinistra intercostal 5P : Batas jantung normal A : Bunyi jantung 1&2 tunggal, reguler, murmur (-), gallop (-) Paru-paruI : Dinding dada simetris, rektraksi sela iga (-)P : Vocal fremitus (+/+) samaP : Sonor dikedua lapang paru, batas paru-hepar ICS 5

2

Page 3: Osteomyelitis Ind

A : Bunyi napas vesikuler di kedua lapang paru, rh(-/-), wh(-/-) AbdomenI : Dinding perut simetris, massa (-), scar (-), distensi (-)A : Bising usus (+)P : Nyeri tekan(-) P : Timpani pada keempat kuadran abdomen Extremitas Superior dan Inferior ; Akral hangat , edem (-),

sianosis (-), RCT < 2 dtk Genitalia ekterna : tidak ada kelainan

Status Lokalis

a/r maleolus medial pedis sinistra

L : Deformitas (-), Swelling (+), fistel (+) warna kulit hiperemisF : NT (+),warm(+) sensitibilitas atas (+), pulsasi arteri dorsum pedis (+) M : Motion of ankle joint terbatas oleh karena nyeri

Laboratorium

Cek kimia darah ◦ Gula darah sewaktu 134

Cek Darah Rutin◦ Leukosit : 15,1 rb/mm3 ◦ Hemoglobin : 11,2 gr/dL◦ Trombosit : 344 rb/mm3 ◦ Hematokrit : 35,7%

3

Page 4: Osteomyelitis Ind

Rontgen

Kesan : Tampak deformitas dan garis fraktur os Tibia kiri distal Tidak tampak proses porotik/sklerotik Kesan: susp. Fraktur os Tibia kiri distal

ResumeAnamnesis :

◦ Seorang laki-laki usia 44 tahun datang ke RS ◦ Keluhan kaki kiri bengkak sejak 2 bulan ◦ Sulit berjalan karena nyeri ◦ Terdapat luka pada daerah kaki yang bengkak ◦ Keluhan disertai demam, tidak nafsu makan dan lemas ◦ Riwayat trauma (+) 5 bulan yang lalu ◦ Diabetes melitus (-)

Pada Pemeriksaan fisik ditemukan:L : Deformitas (-), Swelling (+), fistel (+) warna kulit hiperemisF : NT (+),warm(+),sensitibilitas(+), pulsasi arteri dorsum pedis (+) M : Motion of ankle joint terbatas oleh karena nyeriPada hasil lab ditemukan Leukosit: 15,1 rb/mm3

Pada Rontgen Kesan: susp. Fraktur os Tibia kiri distal.

4

Page 5: Osteomyelitis Ind

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

OSTEOMYELITIS

DEFINISI.

Osteomyelitis adalah proses inflamasi akut atau kronik pada

tulang dan struktur sekundernya karena infeksi oleh bakteri piogenik.

PATHOPHYSIOLOGY.

Infeksi pada osteomyelitis dapat terjadi lokal atau dapat

menyebar melalui periosteum, korteks, sumsum tulang, dan jaringan

retikular. Jenis bakteri bevariasi berdasarkan pada umur pasien dan

mekanisme dari infeksi itu sendiri.

Terdapat dua kategori dari osteomyelitis akut:

1. Hematogenous osteomyelitis, infeksi disebabkan bakteri

melalui darah. Acute hematogenous osteomyelitis, infeksi akut pada

tulang disebabkan bekteri yang berasal dari sumber infeksi lain.

Kondisi ini biasanya terjadi pada anak-anak. Bagian yang sering

terkena infeksi adalah bagian yang sedang bertumbuh pesat dan

bagian yang kaya akan vaskularisasi dari metaphysis. Pembuluh darah

yang membelok dengan sudut yang tajam pada distal metaphysis

membuat aliran darah melambat dan menimbulkan endapan dan

trombus, tulang itu sendiri akan mengalami nekrosis lokal dan akan

menjadi tempat berkembang biaknya bakteri. Mula-mula terdapat

fokus infeksi didaerah metafisis, lalu terjadi hiperemia dan udem.

5

Page 6: Osteomyelitis Ind

Karena tulang bukan jaringan yang bisa berekspansi maka tekanan

dalam tulang ini menyebabkan nyeri lokal yang sangat hebat.

Infeksi dapat pecah ke subperiost, kemudian menembus

subkutis dan menyebar menjadi selulitis atau menjalar melalui rongga

subperiost ke diafisis. Infeksi juga dapat pecah kebagian tulang

diafisis melalui kanalis medularis.

Penjalaran subperiostal kearah diafisis akan merusak pembuluh darah

yang kearah diafisis, sehingga menyebabkan nekrosis tulang yang

disebut sekuester. Periost akan membentuk tulang baru yang

menyelubungi tulang baru yang disebut involukrum (pembungkus).

Tulang yang sering terkena adalah tulang panjang yaitu tulang femur,

diikuti oleh tibia, humerus ,radius , ulna, dan fibula.

2. Direct or contigous inoculation osteomyelitis disebabkan

kontak langsung antara jaringan tulang dengan bakteri, biasa terjadi

karena trauma terbuka dan tindakan pembedahan. Manisfestasinya

terlokalisasi dari pada hematogenous osteomyelitis.

Kategori tambahan lainnya adalah chronic osteomyelitis dan

osteomyelitis sekunder yang disebabkan oleh penyakit vaskular

perifer.

Osteomyelitis sering menyertai penyakit lain seperti diabetes melitus,

sickel cell disease, AIDS, IV drug abuse, alkoholism, penggunaan

steroid yang berkepanjangan, immunosuppresan dan penyakit sendi

yang kronik. Pemakaian prosthetic adalah salah satu faktor resiko,

begitu juga dengan pembedahan ortopedi dan fraktur terbuka.

Rasio antara pria dan wanita 2 :1.

6

Page 7: Osteomyelitis Ind

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

Gejala hematogenous osteomyelitis biasanya berajalan lambat namun

progresif. Direct ostoemyelitis umumnya lebih terlokalisasi dan jelas.

Gejala pada hematogenous osteomyelitis pada tulang panjang

umumnya adalah:

- Demam tinggi mendadak.

- Kelelahan.

- Iritabilitas.

- Malaise.

- Terbatasnya gerakan.

- Edem lokal yang disertai dengan erytem dan nyeri pada

penekanan.

Pada Hematogenous osteomyelitis pada tulang belakang:

- Onsetnya bertahap.

- Riwayat episode bekteriemi akut.

- Kemungkinan berhubungan dengan insufisiensi vaskular.

- Edem lokal, eritem, dan nyeri pada penekanan.

Pada Kronik osteomyelitis :

- Ulkus yang tidak kunjung sembuh.

- Drainase saluran sinus.

- Kelelahan yang berkepanjangan.

- Malaise.

Pada pemeriksaan fisik ditemukan :

- Demam ( timbul hanya pada 50 % neonatus ).

- Edem.

7

Page 8: Osteomyelitis Ind

- Terasa hangat.

- Berfluktuasi.

- Nyeri pada palpasi.

- Terbatanya gerakan ekstremitas.

- Drainase saluran sinus.

Penyebab: bakteri pada kasus direct osteomyelitis :

Akut hematogenous osteonyelitis.

Pada bayi baru lahir : S. aureus, Enterobacter Sp, dan Stretococcus Sp

group A dan B.

Pada anak umur 4 bulan sampai 4 tahun : S. aureus, Enterobacter Sp,

Stretococcus Sp group A dan B dan H influenzae.

Pada anak-anak dan remaja muda : S. aureus ( 80 % ), Enterobacter

Sp, Stretococcus Sp group A dan B dan H influenzae.

Pada orang dewasa S. aureus, dan kadang-kadang Enterobacter Sp

atau Stretococcus Sp group A dan B.

Differensial diagnosis :

- Selulitis.

- Gangren gas.

- Gout dan Pseudogout.

- Neoplasma, pada tulang belakang.

- Kelumpuhan pada masa anak-anak.

- Osteosarkoma.

8

Page 9: Osteomyelitis Ind

- Tumor Ewing.

- Infeksi pada saraf spinal.

Lab.

- Terjadi pergeseran shif kekiri.

- CRP meningkat

- Pada kultur hasil aspirasi dari tempat yang terinfeksi

ditemukan normal pada 25 kasus, dan 50 % positif pada

hematogenous osteomyelitis.

- Peningkatan laju endap darah.

Untuk menentukan diagnosis dapat digunakan aspirasi,

pemeriksaan sintigrafi, biakan darah dan pemeriksaa pencitraan.

Aspirasi dilakukan untuk memperoleh pus dari subkutis, subperiost,

atau lokus radang dimetafisis. Untuk punksi tersebut digunakan jarum

khusus untuk membor tulang.

Pada sintigrafi dipakai Thenectium 99. sensitivitas

pemeriksaan ini terbatas pada minggu pertama, dan sama sekali tidak

spesifik. Pada minggu kedua gambaran radiologi mulai menunjukkan

dekstrusi tulang dan reaktif periostal pembentukkan tulang baru.

Therapi :

Begitu diagnosis secara klinis ditegakkan, ekstremitas yang

terkena diistirahatkan dan segera berikan antibiotik. Bila dengan terapi

9

Page 10: Osteomyelitis Ind

intensif selama 24 jam tidak didapati perbaikan, dianjurkan untuk

mengebor tulang yang terkena. Bila ada cairan yang keluar perlu dibor

dibeberapa tampat untuk mengurang tekanan intraostal. Cairan tersbut

perlu dibiakkan untuk menentuka jenis kuman dan resistensinya. Bila

terdapat perbaikan, antibiotik parenteral diteruskan sampai 2 minggu,

kemudian diteruskan secara oral paling sedikit empat minggu.

Penyulit berupa kekambuhan yang dapat mencapai 20%, cacat

berupa dekstruksi sendi, gangguan pertumbuhan karena kerusakan

cakram epifisis, dan osteomyelitis kronik.

Pada dasarnya penanganan yang dilakukan adalah :

1. Perawatan dirumah sakit.

2. pengobatan suportif dengan pemberian infus dan

antibiotika.

3. Pemeriksaan biakan darah.

4. antibiotika yang efektif terhadap gram negatif maupun

gram positif diberikan langsung tanpa menunggu hasil

biakan darah, dan dilakukan secara parenteral selama 3-6

minggu.

5. Imobilisasi anggota gerak yang terkena.

6. Tindakan pembedahan.

Indikasi dilakukannya pembedahan ialah :

1. Adanya sequester.

2. Adanya abses.

10

Page 11: Osteomyelitis Ind

3. Rasa sakit yang hebat.

4. Bila mencurigakan adanya perubahan kearah keganasan

(karsinoma Epidermoid).

Prognosis

Prognosis bevariasi, tergantung pada kecepatan dalam

mendiagnosa dan melakukan penanganan.

11

Page 12: Osteomyelitis Ind

DAFTAR PUSTAKA

1. Sjamsuhidajat.R; De Jong.W, Editor. Buku Ajar Ilmu Bedah.

Edisi Revisi, Cetakan Pertama, Penerbit EGC; Jakarta.1997.

1058-1064.

2. Sabiston. DC; alih bahasa: Andrianto.P; Editor Ronardy DH.

Buku Ajar Bedah Bagian 2. Penerbit EGC; Jakarta.

3. Schwartz.SI; Shires.GT; Spencer.FC; alih bahasa: Laniyati;

Kartini.A; Wijaya.C; Komala.S; Ronardy.DH; Editor

Chandranata.L; Kumala.P. Intisari Prinsip Prinsip Ilmu Bedah.

Penerbit EGC; Jakarta.2000.

4. Reksoprojo.S: Editor; Pusponegoro.AD; Kartono.D;

Hutagalung.EU; Sumardi.R; Luthfia.C; Ramli.M; Rachmat. KB;

Dachlan.M. Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah. Penerbit Bagian Ilmu

Bedah FKUI/RSCM; Jakarta.1995.

12