Download - OMA b4.docx

Transcript

PendahuluanOtitis media ialah peradangan sebagian atau seluruh mukosa telinga bagian tengah, tuba Eustachius, antrum mastoid dan sel-sel mastoid. Otitis media terbagi atas otitis media supuratif dan otitis media non supuratif. Masing-masing mempunyai bentuk akut dan kronis. Pada beberapa penelitian, diperkirakan terjadinya otitis media yaitu 25% pada anak-anak. Infeksi umumnya terjadi dua tahun pertama kehidupan dan puncaknya pada tahun pertama masa sekolah.1Otitis Media Akut adalah suatu infeksi pada telinga tengah yang disebabkan karena masuknya bakteri patogenik ke dalam telinga tengah. Otits media akut (OMA) dapat terjadi karena beberapa faktor penyebab, seperti sumbatan tuba eustachius (merupakan penyebab utama dari kejadian otitis media yang menyebabkan pertahanan tubuh pada silia mukosa tuba eustachius terganggu), ISPA (infeksi saluran pernafasan atas), dan bakteri (Streptococcus peumoniae, Haemophylus influenza, Moraxella catarrhalis, dan bakteri piogenik lain, seperti Streptococcus hemolyticus, Staphylococcus aureus, E. coli, Pneumococcus vulgaris). Penyakit ini lebih sering terjadi pada anak-anak dan umumnya berlangsung dalam waktu 3-4 minggu.1Pembahasan Sistem Pendengaran / Sistem AuditoriaTelinga adalah organ pendengaran dengan fungsi ganda dan kompleks (pendengaran dan keseimbangan. Indra pendengaran berperan penting pada partisipasi seseorang dalam aktivitas kehidupan sehari-hari. Sangat penting untuk perkembangan normal dan pemeliharaan bicara, dan kemampuan berkomunikasi dengan orang lain melalui bicara tergantung pada kemampuan mendengar. Pendengaran merupakan indra mekanoreseptor karena memberikan respon terhadap getaran mekanik gelombang suara yang terdapat di udara. Telinga menerima gelombang suara yang frekuensinya berbeda, kemudian menghantarkan informasi pendengaran kesusunan saraf pusat. Telinga dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu telinga luar, telinga tengah dan telinga dalam.2,3AnamnesisSaat melakukan anamnesis pada pasien dengan dengan kelainan pada telinga, anamnesis dilakukan dengan lengkap dan terarah untuk mengetahui bagian telinga yang sakit, penyebab kelainan, perkembangan penyakit. Dalam kasus ini, pasien adalah anak usia 2 tahun. Oleh karena itu, anamnesis dilakukan adalah allo-anamnesis yaitu menanyakan keluhan kepada orang lain yang mempunyai hubungan dengan pasien yang mengetahui perjalanan penyakit si pasien tersebut yang biasanya merupakan ayah atau ibu anak tersebut maupun orang lain yang dekat dengan pasien misalnya pengasuhnya. Kemudian tanyakan keluhan utama pasien datang berobat. Kelainan telinga yang biasa dilaporkan adalah rasa nyeri pada telinga, ada cairan keluar dari telinga dan pendengaran menurun. Dalam kasus ini, keluhan anak laki-laki usia 2 tahun adalah seperti di bawah:Keluhan utama: Anak laki-laki usia 2 tahun demam tiga hari lalu, tidak mau makan, hidung mengeluarkan ingus encer. Malam hari anak tersebut tiba-tiba menangis dan memegang kuping telinga kanan.Anak usia bawah 2 tahun ini mulanya demam tiga hari lalu, selera makan menurun, hidung mengeluarkan ingus encer kemudian malamnya menangis dan memegang kuping. Bila anak tersebut memegang kuping telinganya sambil menangis, ini berarti ia sedang kesakitan di bagian telinga baik di bagian telinga luar, tengah atau dalam. Demam menjadi pemicu kesakitan ini. Dari anamnesis akan menjadi lebih terarah untuk mengetahui hubungan antara demam dan sakit di telinganya. Tanyalah hal-hal yang dapat menjelaskan perkembangan penyakitnya, di samping mencari penyebabnya.1. Sakit telinga: Telinga yang mana? Sudah berapa lama? Ada keluar cairan atau tidak? Sakitnya seberapa berat? Sebelum sakit telinga, apa yang terjadi?2. Demam: Sudah berapa lama? Panas tinggi atau tidak? Mendadak tinggi atau perlahan-perlahan tinggi suhunya? Selain demam ada apa lagi? Ada mengambil obatan?3. Ingus: Pilek atau tidak? Sudah berapa lama? Ingus kental atau encer? Warna apa? Mengalir terus atau kadang-kadang? 4. Riwayat penyakit dahulu: Dulu pernah sakit seperti ini atau tidak? Anaknya ada alergi atau tidak? Riwayat imunisasinya lengkap atau tidak?5. Riwayat keluarga: Ada anggota keluarga yang pernah sakit seperti ini?6. Riwayat sosial: Bagaimana dengan kebersihan lingkungannya? Bagaimana dengan kebersihan dirinya? Gizi tercukupi atau tidak? Kebiasaan-kebiasaan apa yang sering dilakukan anak ini?1Daripada anamnesis, anak ini mungkin mengalami kelainan pada telinga tengah berdasarkan gejala yang ditunjukkan.Pemeriksaan FisikAnak ini datang dengan keluhan demam yang kemudian diikuti dengan kelainan pada telinga.Maka, pemeriksaan fisik kita mulai dari mengukur tanda-tanda vital. Auskultasi pada thorax dilakukan untuk menilai irama pernafasan, bunyi pernafasan tambahan atau abnormal untuk memeriksa infeksi salur nafas atas (ISPA).2Pemeriksaan fisik telinga dilakukan dengan inspeksi dan palpasi. Bagian telinga luar yaitu daun telinga (pinna) dan tragus diinspeksi untuk melihat tanda radang seperti bengkak atau kemerahan. Selain itu, lesi-lesi juga dicari jika ada. Pada pasien dengan otitis eksterna, palpasi pada pinna dan tragus menimbulkan rasa nyeri manakala pada otitis media tidak menimbulkan nyeri. Jika nyeri tidak ada di bagian telinga luar, kelainan mungkin terjadi pada bagian telinga tengah yang meliputi liang telinga dan membrane timpani khususnya. Pemeriksaan bagian telinga tengah memerlukan alat yang disebut otoskop.Ia merupakan alat dengan fungsi diagnostik dan dan operasi. Dengan menggunakan otoskop, kita dapat melihat bagian telinga tengah, terutama liang telinga dan membrane timpani yang tidak mungkin bisa dilihat begitu saja. Pada otoskopi, kita perhatikan permukaan liang telinga sama ada ia menyempit atau tidak akibat peradangan, jumlah serumen, keutuhan membrane timpani dan reflex cahaya dari membrane timpani.Pemeriksaan ini agak sedikit invasive apa lagi ia dilakukan pada anak yang sukar memberikan kerjasama ketika pemeriksaan.Karakteristik penting dari membran timpani termasuk kontur, warna, penembusan, perubahan struktural, jika ada, dan mobilitas.Biasanya kontur membran sedikit cekung; kelainan terdiri dari kepenuhan atau bengkak, atau sebaliknya, retraksi ekstrim.Warna normal membran timpani adalah mutiara abu-abu. Eritema mungkin merupakan tanda dari peradangan atau infeksi.3

Gambar 1. Membran timpani yang tampak pada otoskopi pada pasien OMA1Pemeriksaan PenunjangJika dicurigai infeksi pada telinga, cairan serumen diambil untuk diperiksa mikroorganisme yang menyebabkan infeksi tersebut. Infeksi telinga tengah biasanya disebabkan oleh bakteri, virus dan jamur. Timpanocentesis dilakukan untuk mengekstrak cairan serumen dekat membrane timpani. Jika cairan tersebut berada di belakang membrane timpani, membrane timpani perlu dilakukan sedikit insisi untuk mengeluarkannya yang disebut miringotomi. Cairan serumen yang didapatkan tadi dilakukan pemeriksaan di bawah mikroskop dengan pewarnaan Gram. Kultur bakteri juga dapat dilakukan untuk mengetahui jenis bakteri penyebab infeksi.2

Diagnosis KerjaOtitis Media Akut (OMA)Otitis Media Akut adalah suatu infeksi pada telinga tengah yang disebabkan karena masuknya bakteri patogenik ke dalam telinga tengah. Otitis media adalah peradangan sebagian atau seluruh mukosa telinga tengah, tube eustachius, antrum mastoid dan sel-sel mastoid. Banyak ahli membuat pembagian dan klasifikasi otitis media. Secara mudah, otitis media terbagi atas otitis media supuratif dan otitis media supuratif (=otitis media serosa, otitis media sekretoria, otitis media musinosa, otitis media efusi/OME). Masing-masing golongan mempunyai bentuk akut dan kronik, yaitu otitis media supuratif akut (otitis media akut = OMA) dan otitis media supuratif kronik (OMSK/OMP). Begitu juga otitis media serosa terbagi menjadi otitis media serosa akut (barotrauma = aerotitis) dan otitis media serosa kronik. Selain itu terdapat juga otitis media spesifik, seperti otitis media spesifik, seperti otitis media tuberkulosa atau otitis media sifilitika. Otitis media yang lain ialah otitis media adhesive.1,2Telinga tengah biasanya steril, meskipun terdapat mikroba di nasofaring dan faring. Secara fisiologi terdapat mekanisme pencegahan masuknya mikroba kedalam telinga tengah oleh silia mukosa tuba eustachius, enzim dan antibody.Otitis media akut terjadi karena faktor pertahanan tubuh terganggu. Sumbatan tuba eustachius merupakan faktor penyebab utama dari otitis media. Karena fungsi tuba eustachius terganggu, pencegahan invasi kuman kedalam telinga tengah juga terganggu, sehingga kuman masuk kedalam telinga tengah dan terjadi peradangan. Dikatakan juga pencetus terjadinya OMA ialah infeksi saluran napas atas (ISPA). Pada anak, semakin sering anak terserang infeksi saluran napas, makin besar kemungkinan terjadinya OMA. Pada bayi terjadinya OMA dipermudah karena tuba eustachiusnya pendek, lebar dan letaknya agak horizontalInsiden terjadinya otitis media pada anak yang berumur lebih tua berkurang karena telah berkembang sempurna dan diameter tuba eustachius meningkat, sehingga jarang terjadi obstruksi dan disfungsi tuba. Selain itu, sistem pertahanan tubuh anak masih rendah sehingga mudah terkena ISPA lalu terinfeksi ditelinga tengah. Adenoid merupakan salah satu oragan di tenggorokan bagian atas yang berperan dalam kekebalan tubuh. Pada anak adenoid relative lebih besar dibandingkan orang dewasa.4Posisi adenoid yang berdekatan dengan muara tuba eustachius sehingga adenoids yang besar dapat mengganggu terbukanya tuba eustachius. Selain itu, adenoid dapat terinfeksi akibat ISPA kemudian menyebar ketelinga tengah melalui tuba eustachus.Otitis media akut (OMA) adalah peradangan telinga tengah dengan gejala dan tanda-tanda yang bersifat cepat dan singkat. Gejala dan tanda klinik local atau sistemik dapat terjadi secara lengkap atau sebagian, baik berupa otalgia, demam, gelisah, mual, muntah, diare, serta otore apabila telah terjadi perforasi membrane timpani. Pada pemeriksaan otoskopi juga dijumpai efusi telinga tengah.terjadinya efusi telinga tengah atau inflamasi telinga tengah ditandai dengan membengkak pada membrane timpani atau bulging, mobilitas yang terlihat pada membrane timpani terdapat cairan dibelakang membrane timpani dan otore.4Kriteria diagnosis OMA harus memenuhi tiga hal berikut, yaitu:50. Penyakit muncul secara mendadak dan bersifat akut.0. Ditemukan adanya tanda efusi. Efusi merupakan pengumpulan cairan ditelinga tengah. Efusi dibuktikan dengan adanya salah satu diantara tanda berikut: seperti menggelembungnya membrane timpani atau bulging, terbatas atau tidak ada gerakan pada membrane timpani, terdapat bayangan cairan dibelakang membrane timpani dan terdapat cairan yang keluar dari telinga.0. Terdapat tanda atau gejala peradangan telinga tengah, yang dibuktikan dengan adanya salah satu diantara tanda berikut: seperti kemerahan atau erytema pada membrane timpani, nyeri telinga atau otalgia yang mengganggu tidur dan aktivitas normal.Keparahan OMA dibagi atas dua kategori: yaitu ringan-sedang dan berat. Criteria diagnosis ringan-sedang adalah terdapat cairan di telinga tengah, mobilitass membrane timpani yang menurun, terdapat bayangan cairan dibelakang membrane timpani, membengkak pada membrane timpani, dan otore yang purulen. Selain itu, juga terdapat tanda dan gejala inflamasi pada telinga tengah, seperti demam, otalgia, gangguan pendengaran, tinnitus, vertigo dan kemerahan pada membra timpani. Tahap berat meliputi semua criteria tersebut dengan tambahan ditandai dengan demam melebihi 390c, dan disertai dengan otalgia yang bersifat sedang sampai berat.5EpidemiologiSekita 70% anak di bawah 3 tahun mengalami minimal satu kali episode otitis media (OM) dilaporkan bahwa kasus OM lebih banyak ditemukan pada neonates hingga anak usia 7 tahun dengan puncak insiden pada usia 2 tahun.1

Etiologi1. Disfungsi atau sumbatan tuba eustachius merupakan penyebab utama dari otitis media yang menyebabkan pertahanan tubuh pada silia mukosa tuba eustachius terganggu, sehingga pencegahan invasi kuman ke dalam telinga tengah juga akan terganggu1. ISPA (infeksi saluran pernafasan atas), inflamasi jaringan di sekitarnya (misal : sinusitis, hipertrofi adenoid), atau reaksi alergi (misalkan rhinitis alergika). Pada anak-anak, makin sering terserang ISPA, makin besar kemungkinan terjadinya otitis media akut (OMA). Pada bayi, OMA dipermudah karena tuba eustachiusnya pendek, lebar, dan letaknya agak horisontal. 1. Bakteri Bakteri yang umum ditemukan sebagai mikroorganisme penyebab adalah Streptococcus peumoniae, Haemophylus influenza, Moraxella catarrhalis, dan bakteri piogenik lain, seperti Streptococcus hemolyticus, Staphylococcus aureus, E. coli, Pneumococcus vulgaris.6Telinga tengah biasanya steril, meskipun terdapat mikroba di nasofaring dan faring. Secara fisiologik terdapat mekanisme pencegahan masuknya mikroba ke dalam telinga tengah oleh silia mukosa tuba eustachius, enzim dan antibody.Otitis media akut (OMA) terjadi karena factor pertahanan tubuh ini terganggu. Sumbatan tuba eustachius merupakan faktor penyebab utama dari otitis media. Karena fungsi tuba eustachius terganggu, pencegahan infasi kuman ke dalam telinga tengah juga terganggu, sehingga kuman masuk kedalam telinga tengah dan terjadi peradangan. Dikatakan juga, bahwa pencetus terjadinya OMA ialah infeksi saluran napas atas.Pada anak, makin sering anak terserang infeksi saluran napas, makin besar kemungkinan terjadinya OMA. Pada bayi terjadinya OMA dipermudah oleh karena tuba eustachiusnya pendek, lebar dan letaknya agak horizontal.6

PatofisiologiOtitis media sering diawali dengan infeksi pada saluran napas (ISPA) yang disebabkan oleh bakteri, kemudian menyebar ke telinga tengah melewati tuba eustachius. Ketika bakteri memasuki tuba eustachius maka dapat menyebabkan infeksi dan terjadi pembengkakan, peradangan pada saluran tersebut. Proses peradangan yang terjadi pada tuba eustachius menyebabkan stimulasi kelenjar minyak untuk menghasilkan sekret yang terkumpul di belakang membran timpani. Jika sekret bertambah banyak maka akan menyumbat saluran eustachius, sehingga pendengaran dapat terganggu karena membran timpani dan tulang osikel (maleus, incus, stapes) yang menghubungkan telinga bagian dalam tidak dapat bergerak bebas. Selain mengalami gangguan pendengaran, klien juga akan mengalami nyeri pada telinga.Otitis media akut (OMA) yang berlangsung selama lebih dari dua bulan dapat berkembang menjadi otitis media supuratif kronis apabila faktor higiene kurang diperhatikan, terapi yang terlambat, pengobatan tidak adekuat, dan adanya daya tahan tubuh yang kurang baik.

Gejala KlinisOtitis media akut dalam perjalanan penyakit dibagi menjadi lima stadium, bergantung pada perubahan pada mukosa telinga tengah yaitu stadium oklusi tuba eustachius, stadium hiperemis atau stadium pre-supurasi, stadium supurasi, stadium perforasi dan stadium resolusi.2,61. Stadium Oklusi Tuba Eustachius: Tanda adanya oklusi tuba eustachius ialah gambaran retraksi membrane timpani akibat terjadinya tekanan negative didalam telinga tengah, akibat absorbs udara. Kadang-kadang membrane timpani tampak normal (tidak ada kelainan) atau berwarna kerut pucat. Efusi mungkin telah terjadi, tetapi tidak dapat dideteksi. Stadium ini sukar dibedakan dengan otitis media serosa yang disebabkan oleh virus atau alergi.1. Stadium Hiperemis: Pada stadium hiperemis, tampak pembuluh darah yang melebar di membrane timpani atau seluruh membrane timpani tampak hiperemis serta edem. Secret yang telah terbentuk mungkin masih bersifat eksudat yang serosa sehingga sukar terlihat.1. Stadium Supurasi atau Stadium Pre-supurasi: Edema yang terlihat pada mukosa telinga tengah dan hancurnya sel epitel superfisial, sehingga terbentuknya eksudat yang purulent di kavum timpani, menyebabkan membrane timpani menonjol (bulging) kearah liang telinga luar. Pada keadaan ini pasien tampak sangat sakit, nadi dan suhu meningkat, serta rasa nyeri ditelinga bertambah hebat. Apabila tekanan nanah di cavum timpani tidak berkurang, maka terjadi iskemia, akibat tekanan pada kapiler-kapiler, serta timbul tromboflebitis pada vena-vena kecil dan nekrosis mukosa dan submukosa. Nekrosis ini pada membrane timpani terlihat sebagai daerah yang lebih lembek dan berwarna kekuningan. Ditempat ini akan terjadi rupture. Bila tidak dilakukan insisi membrane timpani (miringotomi) pada stadium ini, maka kemungkinan besar membrane timpani akan rupture dan nanah keluar dari liang telinga luar. Dengan melakukan miringotomi, luka insisi akan menutup kembali, sedangkan apabila terjadi rupture, maka lubang tempat rupture (perforasi) tidak mungkin menutup kembali.1. Stadium Perforasi: Karena beberapa sebab seperti terlambatnya pemberian antibiotika atau virulensi kuman yang tinggi, maka akan terjadi rupture membrane timpani dan nanah keluar mengalir dari telinga tengah ke liang telinga luar. Anak yang tadinya gelisah sekarang menjadi tenang, suhu badab turun dan anak dapat tertidur nyenyak. Keadaan ini disebut dengan otitis media akut stadium perforasi.1. Stadium Resolusi: Bila membrane timpani tetap utuh, maka keadaan membrane timpani perlahan-lahan akan normal kembali. Bila sudah terjadi perforasi, maka secret akan berkurang dan akhirnya kering. Bila daya tahan tubuh baik atau virulensi kuman rendah, maka resolusi dapat terjadi walaupun tanda pengobatan. OMA berubah menjadi OMSK bila perforasi menetap dengan secret yang keluar terus menerus atau hiang timbul. OMA dapat menimbulkan gejala sisa (sequele) berupa otitis media serosa bila secret menetap di cavum timpani tanpa terjadinya perforasi.

Manifestasi KlinisManifestasi klinis dari OMA tergantung pada stadium penyakit dan umur pasien.61. Stadium Hiperemi: Nyeri dan rasa penuh dalam telinga karena tertupnya tuba eustachius yang mengalami hiperemi dan edema, demam, dan pendengaran biasanya masih normal1. Stadium Oklusi: Nyeri dan demam bertambah hebat. Pada anak : panas tinggi disertai muntah, kejang, dan meningismus, dan pendengaran mulai berkurang1. Stadium Supurasi: Keluar sekret dari telinga, nyeri berkurang karena terbentuk drainase akibat membran timpani ruptur, dan demam berkurang. Gangguan pendengaran bertambah karena terjadi gangguan mekanisme konduksi udara dalam telinga tengah1. Stadium Koalesen:Nyeri tekan pada daerah mastoid, dan terasa berat pada malam hari1. Stadium Resolusi: Pendengaran membaik atau kembali normal.

Penatalaksanaan PengobatanPengobatan OMA tergantung pada stadium penyakitnya71. Pada stadium oklusi pengobatan terutama bertujuan untuk membuka kembali tuba eustachius, sehingga tekanan negative di telinga tengah hilang. Untuk ini diberikan obat tetes hidung. HCl efedrin 0,5% dalam larutan fisiologik (anak