ANTIBIOTIK
Antibiotik adalah segolongan senyawa, baik alami maupun sintetik, yang dihasilkan
oleh mikroorganisme bakteri ataupun jamur. Pada dasarnya tujuan utama penggunaan
antibiotik untuk meniadakan infeksi, namun semakin luasnya penggunaan antibiotik sekarang
ini justru semakin meluas pula timbulnya infeksi baru akibat penggunaan antibiotik yang
tidak rasional.
Penggolongan Antibiotik berdasarkan mekanisme kerjanya :
Inhibitor sintesis dinding sel bakteri, mencakup golongan Penicillin, Polypeptide dan
Cephalosporin
Inhibitor transkripsi dan replikasi, mencakup golongan Quinolone,
Inhibitor sintesis protein, mencakup banyak jenis antibiotik, terutama dari golongan
Macrolide, Aminoglycoside, dan Tetracycline
Inhibitor fungsi membran sel, misalnya ionomycin, valinomycin;
Inhibitor fungsi sel lainnya, seperti golongan sulfa atau sulfonamida,
Antimetabolit , misalnya azaserine.
Penggolongan Antibiotik berdasarkan struktur kimia :
Aminoglikosida
Diantaranya amikasin, dibekasin, gentamisin, kanamisin, neomisin, netilmisin,
paromomisin, sisomisin, streptomisin, tobramisin.
Beta-Laktam
Diantaranya golongan karbapenem (ertapenem, imipenem, meropenem), golongan
sefalosporin (sefaleksin, sefazolin, sefuroksim, sefadroksil, seftazidim), golongan
beta-laktam monosiklik, dan golongan penisilin (penisilin, amoksisilin).
Glikopeptida
Diantaranya vankomisin, teikoplanin, ramoplanin dan dekaplanin.
Polipeptida
Diantaranya golongan makrolida (eritromisin, azitromisin, klaritromisin,
roksitromisin), golongan ketolida (telitromisin), golongan tetrasiklin (doksisiklin,
oksitetrasiklin, klortetrasiklin).
Polimiksin
Diantaranya polimiksin dan kolistin.
Kinolon (fluorokinolon)
Diantaranya asam nalidiksat, siprofloksasin, ofloksasin, norfloksasin, levofloksasin,
dan trovafloksasin.
Streptogramin
Diantaranya pristinamycin, virginiamycin, mikamycin, dan kinupristin-dalfopristin.
Oksazolidinon
Diantaranya linezolid dan AZD2563.
Sulfonamida
Diantaranya kotrimoksazol dan trimetoprim.
Antibiotika lain yang penting, seperti kloramfenikol, klindamisin dan asam fusidat.
Penggolongan Antibiotik berdasarkan daya kerjanya :
Bakterisid :
Antibiotika yang bakterisid secara aktif membasmi kuman. Termasuk dalam golongan
ini adalah penisilin, sefalosporin, aminoglikosida (dosis besar), kotrimoksazol ,
polipeptida, rifampisin, isoniazid dll.
Bakteriostatik :
Antibiotika bakteriostatik bekerja dengan mencegah atau menghambat pertumbuhan
kuman, TIDAK MEMBUNUHNYA, sehingga pembasmian kuman sangat tergantung
pada daya tahan tubuh. Termasuk dalam golongan ini adalah sulfonamida, tetrasiklin,
kloramfenikol, eritromisin, trimetropim, linkomisin, makrolida, klindamisin, asam
paraaminosalisilat, dll.
Penggolongan antibiotik berdasarkan spektrum kerjanya :
Spektrum luas (aktivitas luas) :
Antibiotik yang bersifat aktif bekerja terhadap banyak jenis mikroba yaitu bakteri gram
positif dan gram negative. Contoh antibiotik dalam kelompok ini adalah sulfonamid,
ampisilin, sefalosforin, kloramfenikol, tetrasiklin, dan rifampisin.
Spektrum sempit (aktivitas sempit) :
Antibiotik yang bersifat aktif bekerja hanya terhadap beberapa jenis mikroba saja, bakteri
gram positif atau gram negative saja. Contohnya eritromisin, klindamisin, kanamisin, hanya
bekerja terhadap mikroba gram-positif. Sedang streptomisin, gentamisin, hanya bekerja
terhadap kuman gram-negatif.
Penggolongan antibiotik berdasarkan penyakitnya :
Golongan Penisilin
Dihasilkan oleh fungi Penicillinum chrysognum. Aktif terutama pada bakteri gram (+)
dan beberapa gram (-). Obat golongan ini digunakan untuk mengobati infeksi pada
saluran napas bagian atas (hidung dan tenggorokan) seperti sakit tenggorokan, untuk
infeksi telinga, bronchitis kronik, pneumonia, saluran kemih (kandung kemih dan
ginjal).
Contoh obat yang termasuk dalam golongan ini antara lain : Ampisilin dan
Amoksisilin. Untuk meningkatkan ketahanan thp b-laktamase : penambahan senyawa untuk
memblokir & menginaktivasi b-laktamase. Misalnya Amoksisilin + asam klavulanat,
Ampisilin + sulbaktam, Piperasilin + tazobaktam.
Efek samping : reaksi alergi, syok anafilaksis, kematian,Gangguan lambung & usus. Pada
dosis amat tinggi dapat menimbulkan reaksi nefrotoksik dan neurotoksik. Aman bagi wanita
hamil & menyusui
Golongan Sefalosporin
Dihasilkan oleh jamur Cephalosporium acremonium. Spektrum kerjanya luas meliputi
bakteri gram positif dan negatif. Obat golongan ini barkaitan dengan penisilin dan
digunakan untuk mengobati infeksi saluran pernafasan bagian atas (hidung dan
tenggorokan) seperti sakit tenggorokan, pneumonia, infeksi telinga, kulit dan jaringan
lunak, tulang, dan saluran kemih (kandung kemih dan ginjal).
Contoh obat yang termasuk dalam golongan ini antara lain : Sefradin, Sefaklor,
Sefadroksil, Sefaleksin, E.coli, Klebsiella dan Proteus.
Penggolongan sefalosporin berdasarkan aktivitas & resistensinya terhadap b-laktamase:
Generasi I : aktif pada bakteri gram positif. Pada umumnya tidak tahan pada b
laktamase. Misalnya sefalotin, sefazolin, sefradin, sefaleksin, sefadroksil. Digunakan
secara oral pada infeksi saluran kemih ringan, infeksi saluran pernafasan yang tidak
serius
Generasi II : lebih aktif terhadap kuman gram negatif. Lebih kuat terhadap
blaktamase. Misalnya sefaklor, sefamandol, sefmetazol,sefuroksim
Generasi III : lebih aktif terhadap bakteri gram negatif , meliputi Pseudomonas
aeruginosa dan bacteroides. Misalnya sefoperazone, sefotaksim, seftizoksim,
sefotiam, sefiksim.Digunakan secara parenteral,pilihan pertama untuk sifilis
Generasi IV : Sangat resisten terhadap laktamase. Misalnya sefpirome dan sefepim
Golongan Lincosamides
Dihasilkan oleh Streptomyces lincolnensis dan bersifat bakteriostatis. Obat golongan
ini dicadangkan untuk mengobati infeksi berbahaya pada pasien yang alergi terhadap
penisilin atau pada kasus yang tidak sesuai diobati dengan penisilin. Spektrum
kerjanya lebih sempit dari makrolida, terutama terhadap gram positif dan anaerob.
Penggunaannya aktif terhadap Propionibacter acnes sehingga digunakan secara
topikal pada acne.
Contoh obatnya yaitu Clindamycin (klindamisin) dan Linkomycin (linkomisin).
Golongan Tetracycline
Diperoleh dari Streptomyces aureofaciens & Streptomyces rimosus. Obat golongan
ini digunakan untuk mengobati infeksi jenis yang sama seperti yang diobati penisilin
dan juga untuk infeksi lainnya seperti kolera, demam berbintik Rocky Mountain,
syanker, konjungtivitis mata, dan amubiasis intestinal. Dokter ahli kulit
menggunakannya pula untuk mengobati beberapa jenis jerawat.
Adapun contoh obatnya yaitu : Tetrasiklin, Klortetrasiklin, Oksitetrasiklin, doksisiklin
dan minosiklin.
Khasiatnya bersifat bakteriostatik , pada pemberian iv dapat dicapai kadar plasma
yang bersifat bakterisid lemah.Mekanisme kerjanya mengganggu sintesis protein kuman
Spektrum kerjanya luas kecuali thp Psudomonas & Proteus. Juga aktif terhadap Chlamydia
trachomatis (penyebab penyakit mata), leptospirae, beberapa protozoa. Penggunaannya yaitu
infeksi saluran nafas, paru-paru, saluran kemih, kulit dan mata. Namun dibatasi karena
resistensinya dan efek sampingnya selama kehamilan & pada anak kecil.
Golongan Kloramfenikol
Bersifat bakteriostatik terhadap Enterobacter & S. aureus berdasarkan perintangan
sintesis polipeptida kuman. Bersifat bakterisid terhadap S. pneumoniae, N.
meningitidis & H. influenza. Obat golongan ini digunakan untuk mengobati infeksi
yang berbahaya yang tidak efektif bila diobati dengan antibiotik yang kurang efektif.
Penggunaannya secara oral, sejak thn 1970-an dilarang di negara barat karena
menyebabkan anemia aplastis. Sehingga hanya dianjurkan pada infeksi tifus
(salmonella typhi) dan meningitis (khusus akibat H. influenzae). Juga digunakan
sebagai salep 3% tetes/salep mata 0,25-1%. Contoh obatnya adalah Kloramfenikol,
Turunannya yaitu tiamfenikol.
Golongan Makrolida
Bersifat bakteriostatik. Mekanisme kerjanya yaitu pengikatan reversibel pada ribosom
kuman, sehingga mengganggu sintesis protein. Penggunaannya merupakan pilihan
pertama pada infeksi paru-paru. Digunakan untuk mengobati infeksi saluran nafas
bagian atas seperti infeksi tenggorokan dan infeksi telinga, infeksi saluran nafas
bagian bawah seperti pneumonia, untuk infeksi kulit dan jaringan lunak, untuk sifilis,
dan efektif untuk penyakit legionnaire (penyakit yang ditularkan oleh serdadu
sewaan). Sering pula digunakan untuk pasien yang alergi terhadap penisilin.Contoh
obatnya : eritromisin, klaritromisin, roxitromisin, azitromisin, diritromisin serta
spiramisin.
Golongan Kuinolon
Berkhasiat bakterisid pada fase pertumbuhan kuman, dgn menghambat enzim DNA
gyrase bakteri sehingga menghambat sintesa DNA. Digunakan untuk mengobati
sinusitis akut, infeksi saluran pernafasan bagian bawah serta pneumonia nosokomial,
infeksi kulit dan jaringan kulit, infeksi tulang sendi, infeksi saluran kencing, Cystitis
uncomplicated akut, prostates bacterial kronik, infeksi intra abdominal complicated,
demam tifoid, penyakit menular seksual, serta efektif untuk mengobati Anthrax
inhalational.
Penggolongan :
o Generasi I : asam nalidiksat dan pipemidat digunakan pada ISK tanpa
komplikasi
o Generasi II : senyawa fluorkuinolon misal siprofloksasin, norfloksasin,
pefloksasin,ofloksasin. Spektrum kerja lebih luas, dan dapat digunakan untuk
infeksi sistemik lain.
Zat-zat long acting : misal sparfloksasin, trovafloksasin dan grepafloksasin.Spektrum
kerja sangat luas dan meliputi gram positif.
Aminoglikosida
Dihasilkan oleh fungi Streptomyces & micromonospora.Mekanisme kerjanya :
bakterisid, berpenetrasi pada dinding bakteri dan mengikatkan diri pada ribosom
dalam sel.
Contoh obatnya : streptomisin, kanamisin, gentamisin, amikasin, neomisin.
Penggunaan Aminoglikosida Streptomisin & kanamisin Þ injeksi pada TBC juga pada
endocarditis,Gentamisin, amikasin bersama dengan penisilin pada infeksi dengan
Pseudomonas,Gentamisin, tobramisin, neomisin juga sering diberikan secara topikal sebagai
salep atau tetes mata/telinga,Efek samping : kerusakan pada organ pendengar dan
keseimbangan serta nefrotoksik.
Monobaktam
Dihasilkan oleh Chromobacterium violaceum Bersifat bakterisid, dengan mekanisme
yang sama dengan gol. b-laktam lainnya.Bekerja khusus pada kuman gram negatif
aerob misal Pseudomonas, H.influenza yang resisten terhadap penisilinase Contoh :
aztreonam
Sulfonamide
Merupakan antibiotika spektrum luas terhadap bakteri gram positrif dan negatif.
Bersifat bakteriostatik. Mekanisme kerja : mencegah sintesis asam folat dalam bakteri
yang dibutuhkan oleh bakteri untuk membentuk DNA dan RNA bakteri.Kombinasi
sulfonamida : trisulfa (sulfadiazin, sulfamerazin dan sulfamezatin dengan
perbandingan sama),Kotrimoksazol (sulfametoksazol + trimetoprim dengan
perbandingan 5:1),Sulfadoksin + pirimetamin.
Vankomisin
Dihasikan oleh Streptomyces orientalis.Bersifat bakterisid thp kuman gram positif
aerob dan anaerob.Merupakan antibiotik terakhir jika obat-obat lain tidak ampuh lagi
Penggunaan Antibiotik kombinasi :
Pada infeksi campuran, misalnya kombinasi obat-obat antikuman dan antifungi atau,
dua antibiotik dengan spektrum sempit (gram positif + gram negatif) untuk
memperluas aktifitas terapi : Basitrasin dan polimiksin dalam sediaan topikal.
Untuk memperoleh potensial, misalnya sulfametoksazol dengan trimetoprim (=
kotrimoksazol) dan sefsulodin dengan gentamisin pada infeksi pseudomonas. Multi
drug therapy (AZT + 3TC + ritonavir ) terhadap AIDS juga menghasilkan efek sangat
baik.
Untuk mengatasi resistensi, misalnya Amoksisilin + asam klavulanat yang
menginaktivir enzim penisilinase.
Untuk menghambat resistensi, khususnya pada infeksi menahun seperti tuberkulosa
(rifampisin + INH + pirazinamida ) dan kusta (dapson + klofazimin dan /atau
rifampisin).
Untuk mengurangi toksisitas, misalnya trisulfa dan sitostatika, karena dosis masing-
masing komponen dapat dikurangi.
ANTI INFLAMASI
Obat antiinflamasi (anti radang) non steroid, atau yang lebih dikenal dengan sebutan
NSAID (Non Steroidal Anti-inflammatory Drugs) adalah suatu golongan obat yang memiliki
khasiat analgesik (pereda nyeri), antipiretik (penurun panas), dan antiinflamasi (anti radang).
Istilah "non steroid" digunakan untuk membedakan jenis obat-obatan ini dengan steroid, yang
juga memiliki khasiat serupa. NSAID bukan tergolong obat-obatan jenis narkotika.
Mekanisme kerja NSAID didasarkan atas penghambatan isoenzim COX-1
(cyclooxygenase-1) dan COX-2 (cyclooxygenase-2). Enzim cyclooxygenase ini berperan
dalam memacu pembentukan prostaglandin dan tromboksan dari arachidonic acid.
Prostaglandin merupakan molekul pembawa pesan pada proses inflamasi (radang).
NSAID dibagi lagi menjadi beberapa golongan, yaitu golongan salisilat (diantaranya
aspirin/asam asetilsalisilat, metil salisilat, magnesium salisilat, salisil salisilat, dan
salisilamid), golongan asam arilalkanoat (diantaranya diklofenak, indometasin,
proglumetasin, dan oksametasin), golongan profen/asam 2-arilpropionat (diantaranya
ibuprofen, alminoprofen, fenbufen, indoprofen, naproxen, dan ketorolac), golongan asam
fenamat/asam N-arilantranilat (diantaranya asam mefenamat, asam flufenamat, dan asam
tolfenamat), golongan turunan pirazolidin (diantaranya fenilbutazon, ampiron, metamizol,
dan fenazon), golongan oksikam (diantaranya piroksikam, dan meloksikam), golongan
penghambat COX-2 (celecoxib, lumiracoxib), golongan sulfonanilida (nimesulide), serta
golongan lain (licofelone dan asam lemak omega 3).
Parasetamol (asetaminofen) seringkali dikelompokkan sebagai NSAID, walaupun
sebenarnya parasetamol tidak tergolong jenis obat-obatan ini, dan juga tidak pula memiliki
khasiat anti nyeri yang nyata.
Penggunaan NSAID yaitu untuk penanganan kondisi akut dan kronis dimana terdapat
kehadiran rasa nyeri dan radang. Walaupun demikian berbagai penelitian sedang dilakukan
untuk mengetahui kemungkinan obat-obatan ini dapat digunakan untuk penanganan penyakit
lainnya seperti colorectal cancer, dan penyakit kardiovaskular.
Secara umum, NSAID diindikasikan untuk merawat gejala penyakit berikut:
rheumatoid arthritis, osteoarthritis, encok akut, nyeri haid, migrain dan sakit kepala, nyeri
setelah operasi, nyeri ringan hingga sedang pada luka jaringan, demam, ileus, dan renal
colic.1
Sebagian besar NSAID adalah asam lemah, dengan pKa 3-5, diserap baik pada
lambung dan usus halus. NSAID juga terikat dengan baik pada protein plasma (lebih dari
95%), pada umumnya dengan albumin. Hal ini menyebabkan volume distribusinya
bergantung pada volume plasma. NSAID termetabolisme di hati oleh proses oksidasi dan
konjugasi sehingga menjadi zat metabolit yang tidak aktif, dan dikeluarkan melalui urin atau
cairan empedu.
NSAID merupakan golongan obat yang relatif aman, namun ada 2 macam efek
samping utama yang ditimbulkannya, yaitu efek samping pada saluran pencernaan (mual,
muntah, diare, pendarahan lambung, dan dispepsia) serta efek samping pada ginjal
(penahanan garam dan cairan, dan hipertensi).1 Efek samping ini tergantung pada dosis yang
digunakan.
Obat ini tidak disarankan untuk digunakan oleh wanita hamil, terutama pada trimester
ketiga. Namun parasetamol dianggap aman digunakan oleh wanita hamil,2 namun harus
diminum sesuai aturan karena dosis tinggi dapat menyebabkan keracunan hati.3
Obat antiinflamasi non steroid (Nonsteroidal Anti-Inflammatory Drug-NSAID)
Nonsteroidal anti-inflammatory drugs (NSAIDs) menghambat enzim siklooksigenase
dalam tubuh kita, enzim tersebut berfugnsi memperoduksi prostaglandin. Prostaglandin
menyebabkan munculnya rasa nyeri karena mengiritasi ujung saraf perasa. Prostaglandin juga
bagian dari pengatur suhu tubuh. Golongan NSAID dapat mengurangi nyeri dengan turunnya
kadar prostaglandin. Efek lain akibat turunnya prostaglandin adalah berkurangnya
peradangan, pembengkakan, dan turunnya demam serta mencegah pembekuan darah.
Obat-obat yang tergolong NSAIDs:
• Diklofenak
• Etodolak
• Fenoprofen
• Ibuprofen
• Indometasin
• Asam mefenamat
• Meloxicam
• Nabumetone
• Naproxen
• Oxaprozin
• Piroxicam
Efek samping dari penggunaan NSAID:
Semua jenis obat termasuk NSAID memiliki efek samping, namun tidka semua efek
samping dapat muncul. Efek samping yang sering erjadi yaitu: pusing, sakit kepala, mual,
diare, perut kembung, sulit buang ari besar, kelemahan otot, mulut kering.
Efek samping serius juga pernah dilaporkan akibat penggunaan NSAID yaitu:
• Reaksi alergi seperti kesulitan bernafas, biduran, pembengkakan bibir, lidah dan wajah.
• Kram otot, rasa baal.
• Peningkatan berat badan yang cepat
• Perdarahan saluran cerna
• Nyeri ulu hati
• Gangguan pendengaran
• Telinga berdengung
• Kuning
• Kram perut
• Gangguan pencernaan
• Gangguan tidur
• Mudah memar atau berdarah
Penggunaan golongan NSAID dalam jangka waktu lama berisiko terjadinya perdarahan
saluran cerna juga berisiko terjadinya seranga njantung atau stroke. Risiko-risko tersebut
semakin tinggi jika dosis yang digunakan semakin besar. Pasien yang memerlukan antinyeri
dalam waktu yang cukup lama perlu berdiskusi tentang untung ruginya pemakaian NSAID
ini.
VITAMIN C
Vitamin C adalah salah satu jenis vitamin yang larut dalam air dan memiliki peranan
penting dalam menangkal berbagai penyakit.
Vitamin ini juga dikenal dengan nama kimia dari bentuk utamanya yaitu asam
askorbat.4 Vitamin C termasuk golongan vitamin antioksidan yang mampu menangkal
berbagai radikal bebas ekstraselular.5 Beberapa karakteristiknya antara lain sangat mudah
teroksidasi oleh panas, cahaya, dan logam.6 Meskipun jeruk dikenal sebagai buah penghasil
vitamin C terbanyak, sebenarnya salah besar, karena lemon memiliki kandungan vitamin C
lebih banyak 47&% daripada jeruk.6
Peranan vitamin C dalam tubuh
Vitamin C diperlukan untuk menjaga struktur kolagen, yaitu sejenis protein yang
menghubungkan semua jaringan serabut, kulit, urat, tulang rawan, dan jaringan lain di tubuh
manusia. Struktur kolagen yang baik dapat menyembuhkan patah tulang, memar, pendarahan
kecil, dan luka ringan.[6]
Vitamin c juga berperan penting dalam membantu penyerapan zat besi dan
mempertajam kesadaran.4 Sebagai antioksidan, vitamin c mampu menetralkan radikal bebas
di seluruh tubuh.6 Melalui pengaruh pencahar, vitamini ini juga dapat meningkatkan
pembuangan feses atau kotoran.4 Vitamin C juga mampu menangkal nitrit penyebab kanker.
Penelitian di Institut Teknologi Massachusetts menemukan, pembentukan nitrosamin (hasil
akhir pencernaan bahan makanan yang mengandung nitrit) dalam tubuh sejumlah mahasiswa
yang diberi vitamin C berkurang sampai 81%.4
Hipoaskorbemia (defisiensi asam askorbat) bisa berakibat keadaan pecah-pecah di
lidah scorbut, baik di mulut maupun perut, kulit kasar, gusi tidak sehat sehingga gigi mudah
goyah dan lepas, perdarahan di bawah kulit (sekitar mata dan gusi), cepat lelah, otot lemah
dan depresi. Di samping itu, asam askorbat juga berkorelasi dengan masalah kesehatan lain,
seperti kolestrol tinggi, sakit jantung, artritis (radang sendi), dan pilek.4
Konsumsi
Kebutuhan vitamin C memang berbeda-beda bagi setiap orang, tergantung pada
kebiasaan hidup masing-masing.7 Pada remaja, kebiasaan yang berpengaruh di antaranya
adalah merokok, minum kopi, atau minuman beralkohol, konsumsi obat tertentu seperti obat
antikejang, antibiotik tetrasiklin, antiartritis, obat tidur, dan kontrasepsi oral.4 Kebiasaan
merokok menghilangkan 25% vitamin C dalam darah. Selain nikotin senyawa lain yang
berdampak sama buruknya adalah kafein.4 Selain itu stres, demam, infeksi, dan berolahraga
juga meningkatkan kebutuhan vitamin C.7
Pemenuhan kebutuhan vitamin C bisa diperoleh dengan mengonsumsi beraneka buah
dan sayur seperti jeruk, tomat, arbei, stroberi, asparagus, kol, susu, mentega, kentang, ikan,
dan hati.6
REFERENSI
1. Rossi S, editor. Australian Medicines Handbook 2006. Adelaide: Australian Medicines
Handbook; 2006.
2. Graham GG, Scott KF, Day RO. Tolerability of paracetamol. Drug Saf 2005;28(3):227-40.
3. Wilkes JM, Clark LE, Herrera JL. Acetaminophen overdose in pregnancy. South Med J
2005;98(11):1118-22.
4. Davies MB, Austin J, Partridge DA. 1991. Vitamin C: Its Chemistry and Biochemistry.
Hal : 97-100. The Royal Society of Chemistry: Cambridge.
5. "Maturational Loss of the Vitamin C Transporter in Erythrocytes" . Department of
Medicine, Vanderbilt University School of Medicine; James M. May, Zhi-chao Qu, Huan
Qiao, dan Mark J. Kouryab. Diakses pada 26 November 2010.
6. Kim DO, Lee KW, Lee HJ, Lee CY. 2002. Vitamin C equivalent antioxidant capacity
(VCEAC) of phenolic phytochemicals. J Agric Food Chem 50(13):3713–17.
7. Naidu KA. 2003. Vitamin C in human health and disease is still mistery? An Overview. J
Nutr 2:7
BAGIAN PERIODONSIA
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
TUGAS PERIODONTOLOGI
NAMA : MUH. IRWANSYAH
STAMBUK : J 111 08 142
BAGIAN PERIODONTOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2012