7/25/2019 Nurdin N H
1/57
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tanaman Selada (Lactuca sativaL) walaupun bukan tanaman asli
Indonesia, namun sudah lama dikenal di Indonesia yang merupakan tanaman
semusim. selada banyak digemari penduduk Indonesia. Karena selada memiliki
penampilan yang menarik. Daun selada yang agak kriting ini sering dijadikan
penghias hidangan.
Usaha untuk meningkatkan kesehatan masyarakat terus ditingkatkan. Salah
satu usahanya adalah perbaikan gizi. Tinggi rendahnya nilai gizi tergantung jenis
makanan yang dimakan. Makanan yang bergizi terutama mengandung protein,
lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral yang dibutuhkan tubuh. Setiap 100 g berat
basah selada mengandung 1,2 g protein, 0,2 g lemak, 22,0 mg Ca, 25,0 mg P, 0,5 mg
Fe, 162 mg vitamin A, 0,04 mg vitamin B, 8, 0 mg vitamin C. Di lihat dari
permintaan pasar dalam dan luar negeri terhadap tanaman selada, maka komoditas
ini mempunyai prospek cerah untuk dikembangkan. Dari data Biro Pusat Statistik
secara nasional digambarkan bahwa ekspor selada pada tahun 2002 adalah 47,942
ton meningkat menjadi 55,710 ton pada tahun 2003 (Biro Pusat Statistik 2004).
Sementara itu pengembangan pertanaman didaerah Riau dihadapkan pada
masalah sumberdaya alam yang dominan tanah PMK, merupakan tanah bermasalah
sehingga belum banyak diusahakan sebagai lahan pertanian.yang di mana luas tanah
PMK ini mencapai 3.744 juta Ha. Hasil analisis tanah menunjukan, ternyata tanah
PMK memiliki kadar bahan organik dan unsur hara sangat rendah terutama N, P dan
K serta beberapa unsur hara mikro.
7/25/2019 Nurdin N H
2/57
2
Pemakaian pupuk kimia selama ini ternyata membawa dampak yang kurang
menguntungkan bagi kelestarian lingkungan. Disamping itu, jika dilihat dari segi
harganya, pupuk kimia relatif lebih mahal dari pada pupuk kandang. Karenanya perlu
pengoptimalan pemakaian pupuk kandang yang terbukti ramah lingkungan dan harga
murah. Usaha mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan cara pemberian pupuk
organik seperti pupuk kandang yang dapat menyuburkan tanaman dan dapat mening
katkan pertumbuhan dan produksi tanaman. Pupuk kandang merupakan bahan
pembenah tanah yang paling baik dan alami pada bahan pembenahan buatan. Pada
umumnya pupuk kandang mengandung hara makro N, P, K rendah, tetapi
mengandung hara mikro dalam jumlah yang cukup yang sangat diperlukan
pertumbuhan tanaman. Sebagai bahan pembenah tanah, pupuk kandang mencegah
terjadinya erosi, retakan tanah, penetapan pupuk kandang dalam tanah dilakukan
seperti : pupuk kimia, karena itu pupuk kandang dapat memasok sebagian hara yang
dikandung pupuk-kimia sintetik.
Di dalam tanah terdapat banyak organisme pengurai, baik makro maupun
mikro. Pupuk organik terbentuk karena adanya kerja sama mikroorganisme pengurai
dengan cuaca serta perlakuan manusia. Kegiatan organisme tanah dalam proses
penguraian tersebut menjadi sangat penting dalam pembentukan pupuk organik. Sisa
tumbuhan akan dihancurkan oleh organisme dan unsur-unsur yang sudah terurai
diikat menjadi senyawa. Senyawa tersebut tentu saja harus terlarut dalam air
sehingga mudah diserap oleh akar tanaman (Musnamar, 2003).
Pemberian pupuk organik bermanfaat bagi tanaman dalam penyediaan unsur
netrogen, sulfur, pospat. Pengaruh pemberiaan pupuk organik terhadap sifat biologi
tanah salah satunya adalah meningkatkan aktifitas mikroorganisme, sehigga kegiatan
7/25/2019 Nurdin N H
3/57
3
organisme dalam menguraikan bahan organik juga meningkat dan dengan demikian
unsur hara yang terdapat didalam tanah menjadi tersedia bagi tanaman(Yunizar, 2000).
Senyawa organik yang mengandung unsur karbon, vitamin atau metabolit
sekunder dapat berasal dari ekstra tanaman, tepung ikan, tepung tulang, atau enzim.
Pengaplikasian pupuk organik cair umumnya dengan cara di semprotkan ke daun
atau disiramkan ke tanah. Penyemprotan ke daun perlu menggunakan sprayer.
Adapun contoh pupuk organik padat dan cair yang beredar di pasaran hingga tahun
2002 (Musnamar, 2003).
Untuk lebih melengkapi unsur hara yang diperlukan oleh tanaman agar dapat
tumbuh lebih baik perlu ditambahkan pupuk lainya seperti NPK 16 : 16 : 16. Dengan
diberikan Pupuk organik dan NPK 16 : 16 : 16 akan memacu pertumbuhan selada.
Pupuk sebagai unsur hara tanaman merupakan salah satu faktor penting dalam
meningkatkan produksi pertanian. Dan dengan adanya perlakuan pemberian Pupuk
organik dan NPK 16 : 16 : 16 dan terhadap pertumbuhan vegetatif tanaman selada
diharapkan memberikan produksi yang optimal sesuai dengan yang diharapkan.
Bertitik tolak dari permasalahan yang dikemukakan diatas, maka penulis
telah melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Pemberian Pupuk Organik Dan
Pupuk NPK 16:16:16 Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Selada
(Lactuca sativaL).
B. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh secara interaksi
maupun tunggal pemberian Pupuk Organik dan NPK 16:16:16 terhadap pertumbuhan
dan produksi tanaman selada (Lactuca sativaL ).
7/25/2019 Nurdin N H
4/57
4
II. TINJAUAN PUSTAKA
Tanaman yang termasuk kedalam famili Compositae ialah tanaman sayuran
selada. Selada merupakan tanaman semusim. Serta selada memiliki penampilan yang
menarik, Bunganya mengumpul dalam tandan membentuk sebuah rangkaian. Selada
biasanya disajikan sebagai sayuran penyegar. Daunnya mengandung vitamin A,
vitamin B, dan vitamin C yang berguna untuk kesehatan tubuh. Tanaman selada yang
terkenal terdiri dari tiga jenis, yaitu selada mentega, selada tutup, dan selada potong.
Selain jenis ini, ada pula tanaman yang menyerupai selada baik syarat tumbuh
maupun cara tanam. Akan tetapi rasanya agak pahit. Jenis selada yang dimaksud
adalah Andewi (Cichorium endevia.L) (Sutejo, 2008).
Zat gizi yang lengkap dalam menu makanan yang sehat dan seimbang
memenuhi syarat empat sehat lima sempurna. Dalam sususnan menu tersebut
sayuran merupakan salah satu komponen yang tidak dapat ditinggalkan. Itulah
sebabanya manusia berusaha menanam berbagai jenis sayuran untuk memenuhi
kebutuhan tersebut, salah satunya adalah selada. Dalam budidaya tanaman Selada
(Lactuca sativa L) merupakan tanaman semusim yang memiliki penampilan sangat
menarik dengan warna daun hijau kemerah merahan yang memiliki batang yang
pendek berbuku-buku sebagai tempat kedudukan daun. Dan Ahli botani telah
dapat mengklasifikasikan tanaman selada secara sistematik yaitu sebagai berikut:
Divisio Spermatophyta, Subdivisio Angiospermae, Kelas Dikotiledoneae, Ordo Aster
ales, Famili Asteraceae,GenusLactuca,SpeciesLactuca sativa(Haryanto dkk, 2003).
Selada daun ini nama internasional untuk jenisnya ialah Leaf lettuce atau
Cutting lettuce. Selada jenis ini helaian daunnya lepas dan tepi daunnya berombak
atau bergerigi serta berwana hijau. Ciri khas lainnya tidak membentuk krop. Dalam
7/25/2019 Nurdin N H
5/57
5
pemakaian selada jenis ini banyak dipakai sebagai hiasan untuk aneka masakan
selain enak dikomsumsi. Jenis ini umurnya genjah. Apabila daunnya di panen
dengan cara lepasan satu persatu, tidak dicabut sekaligus, maka tanaman akan dapat
dipanen beberapa kali. Meskipun demikian umumnya selada daun dipanen sekaligus
seluruh tanamannya selada lainnya (Suhartini dkk, 1994).
Selada tergolong tanaman yang dapat tumbuh pada berbagai musim sehingga
dapat ditanam sepanjang tahun, baik pada musim hujan maupun pada musim
kemarau dengan hasil relatif tidak jauh berbeda, asalkan air cukup tersedia dan
jangan sampai terjadi p enggenangan (Haryanto dkk, 2003).
Tanaman selada dapat tumbuh didataran tinggi maupun dataran rendah.
Namun, hampir semua tanaman selada lebih baik diusahakan didataran tinggi. Hanya
jenis selada daun saja yang masih toleran terhadap dataran rendah pada penanaman
didataran tinggi, jenis - jenis selada krop atau telur menghasilkan krop. Didataran
sedang hingga rendah pertumbuhanya kurang baik dan tidak menghasilkan krop. Di
tempat yang panas (dataran rendah) selada juga lebih cepat berbunga. Suhu udara
optimum untuk pertumbuhannya adalah antara 15 - 200C (Haryanto dkk, 2003).
Tanaman ini umumnya ditanam pada awal akhir musim penghujan, karena
termasuk tanaman yang tidak tahan kehujanan. Pada musim kemarau tanaman ini
memerlukan penyiraman yang cukup teratur. Selain tidak tahan terhadap kehujanan,
tanaman selada juga tidak tahan terhadap sengatan sinar matahari yang terlalu panas.
Hanya jenis selada daun dan selada batang saja yang mampu tumbuh dan beradap
tasi dengan baik pada udara yang panas dan terbuka. Adapun jenis selada lainnya
terutama selada telur dan selada rapuh (cos) yang menghasilkan krop baik
diusahakan berhawa sejuk (Haryanto dkk, 2003).
7/25/2019 Nurdin N H
6/57
6
Daerah - daerah yang dapat ditanami selada terletak pada ketinggian antara
50 - 2.200 m dpl. Jenis selada daun dan selada batang baik beradaptasi pada
ketinggian 50-2.200 m dpl tersebut. Untuk pertumbuhan selada menghendaki tanah
yang subur, gembur, banyak mengandung humus, pH 6 - 7. Pada tanah yang terlalu
asam, tanaman ini tumbuh kecil. Sedangkan tanah yang paling disenanginya adalah
tanah yang banyak mengandung pasir dan lumpur serta peka terhadap kekurangan
atau kelebihan unsur hara terutama unsur nitrogen pada tanah - tanah yang mudah
becek sering terjadi pembusukan tanaman, maka produksi akan turun (Haryanto dkk,
2003).
Rukmana (1994), mengatakan selada termasuk tanaman setahun atau
semusim yang banyak mengandung air (Herbeceous). Batangnya pendek dan
berbuku-buku, daun selada mempunyai bentuk bulat panjang mencapai ukuran 25 cm
atau lebih. Sistem perakaran pada tanaman ini adalah akar tungang dan cabang-
cabang akar menyebar kesemua arah pada kedalaman antara 25 - 50 cm. Di daerah
yang beriklim sedang (sub tropis), tanaman selada mudah berbunga, bunga berwarna
kuning yang terletak pada rangkaian yang lebat dan tangkai bunganya dapat
mencapai ketinggian 90 cm. Bunga ini menghasilkan buah berbentuk polong yang
berisi biji, bijinya berbentuk pipih dan berukuran kecil - kecil serta berbulu tajam.
Tanaman selada pada umumnya diperbanyak dengan biji atau secara
generatif. Maka upaya budidaya selada dilakukan dengan pembibitan dipersemaian
dan merupakan salah satu tujuan untuk mendapatkan bahan tanaman dalam jangka
waktu cepat, segar dan banyak serta mempunyai persentase hidup yang tinggi setelah
dipindahkan kelapangan (Sunaryono, 1990).
7/25/2019 Nurdin N H
7/57
7
Nazaruddin (1994), mengatakan bahwa pembibitan merupakan pekerjaan
awal yang menentukan keberhasilan pertanaman dilapangan. Untuk itu bibit harus
mempunyai kwalitas yang baik, bila bibit tersebut lemah serta kwalitasnya kurang
baik maka akan menghasilkan tanaman yang berproduksi rendah.
Manfaat jenis selada (daun selada) dapat digunakan untuk lalab, gado - gado
dan salad. Sedangkan selada air dapat dimanfaatkan sebagai pakan tambahan
peternakan ayam. Akan tetapi, selada tidak baik bagi penderita sakit perut. Berbeda
dengan sayuran lainya, selada tidak pernah dimasak karena rasanya akan menjadi
agak liat dan sulit dicerna (Sunarjono, 2003).
Budidaya selada dikembang biakkan dengan bijinya. Dalam 1 ha lahan 250 g
biji dengan daya kecambah 75%. Biji - biji selada berukuran kecil, lonjong,
pipih (gepeng), dan berbulu tajam (Sunarjono, 2003).
Tanah yang akan ditanami dicangkul sedalam 20 - 30 cm kemudian diberi
pupuk kandang sebanyak 10 ton per ha. Setelah itu lahan dibuat bedengan dengan
lebar satu meter dan memanjang dari arah timur ke barat. Setelah bedengan
terbentuk. Arah pembuatan alur harus ke arah timur dengan jarak antara alur-alur
25 cm. Pembuatan alur tersebut sebaiknya tidak terlalu dalam karena akar-akar
selada mengumpal dilapisan tanah atas (Sunarjono, 2003).
Biji-biji selada yang ditanam langsung, ditaburkan merata sepanjang alur
kemudian ditutup tanah tipis-tipis. biji selada akan tumbuh 5 hari kemudian. Setelah
berumur satu bulan (kira-kira berdaun 3-5 helai), tanaman mulai diperjarang.
Penjarangan dilakukan terhadap bibit kerdil hinga jarak tanaman menjadi (25 - 30) x
25 cm. Setelah berumur 2 minggu dari tanam, tanaman diberi pupuk urea sebanyak
200 kg tiap hektar atau 1 g tiap tanaman. Pupuk diletakan diantara barisan tanaman
(Sunarjono, 2003).
7/25/2019 Nurdin N H
8/57
8
Tanaman selada sering menghadapi ancaman serangan penyakit. Penyakit
yang penting ialah penyakit busuk akar yang disebabkan oleh cendawan Rhizoctonia
solani Khun. Penyakit ini sering menyerang tanaman muda (waktu di persemaian).
Akan tetapi, penyakit ini dapat diatasi dengan semprotan larutan Benlate 0,2 - 0,5 %
pada tanahnya. Pencegahan hama dapat menggunakan pengendalian secara biologis
dengan memanfaatkan musuh alami, dengan menanam bunga yang berbau
menyengat atau membuat ramuan organik penganti pestisida kimia.
Selain penyakit, ada hama yang mengancam pertumbuhan tanaman. Hama
yang perlu dibrantas ialah kutu-kutu daun (Mysuspersicae Sulzer). belalang dan Ulat
daun (Grayak) Hama tersebut merupakan serangga vektor penyakit virus yang
menimbulkan kerugian dan kegagalan seluruh tanaman. Kutu - kutu daun ini dapat di
berantas dengan semprotan Kelthane 0,2% (Sunarjono, 2003).
Pada umumnya tanah berpasir seperti PMK kandungan haranya relatif
rendah, karena tingkat pencucianya cukup tinggi. Untuk mengatasi rendahnya
kandungan hara pada tanah tersebut adalah dengan pemberian pupuk yang
mengandung berbagai jenis unsur hara. Sehingga diharapkan dengan tanah tersebut
akan memberikan keseimbangan hara yang di butuhkan tanaman.
Pemberian kebutuhan unsur hara pada tanaman dapat dilakukan dengan dua
cara yaitu pemupukan melalui akar dan melalui daun. Menurut lawanto (2002)
pemberian pupuk akan lebih efektif melalui daun pada media tanam. Hal ini
disebabkan daun mampu menyerap pupuk sekitar 90%, sedangkan akar hanya
mampu menyerap sekitar 10% (Maizar, 2006).
Pupuk adalah bahan yang memberikan zat hara pada tanaman. Pupuk
biasanya diberikan pada tanah, tetapi dapat pula diberikan lewat daun atau batang
sebagi larutan (Harjadi, 1986).
7/25/2019 Nurdin N H
9/57
9
Masganti (2000) menyatakan bahwa dengan pemberian CaCO3 (kapur
dolomit) ternyata tanah gambut dapat dijadikan media tanam, kandungan nutrisi
gambut sebenarnya rendah, maka hal tersebut dapat diperbaiki dengan pemberian
pupuk buatan sehingga sesuai untuk bercocok tanam. Tanah yang pHnya lebih
rendah dari pH optimum yang dikhendaki tanaman dapat diatasi dengan cara
pengapuran pada tanah itu, sehingga pHnya dapat ditingkatkan sesuai pH yang
dikehendaki.
Pemupukan sangatlah penting bagi tanaman, maka pemupukan dapat
dikatakan berhasil, bila kita mengetahui unsur hara yang kurang dalam tanah, gejala
kekurangan unsur hara dapat dilihat dengan tidak normalnya perumbuhan tanaman.
Tanah sebagai faktor produksi tidak selalu menyediakan unsur hara yang cukup bagi
tanaman. Untuk mengatasi masalah tersebut usaha yang dapat dilakukan
adalah dengan pemupukan (SPP, 2004).
Pupuk kandang berasal dari hasil pembusukan kotoran hewan, baik itu
berbentuk padat (berupa fases atau kotoran) maupun cair (berupa air seni atau urine),
sehingga warna, rupa, tekstur, bau, dan kadar airnya tidak lagi seperti aslinya.
Sebenarnya, kotoran dari semua jenis hewan dapat dipakai sebagai pupuk. Kotoran
yang berasal dari hewan - hewan peliharaan, seperti kotoran sapi, ayam, kambing
kerbau atau kuda adalah yang paling sering digunakan. Karena kotoran hewan
peliharaan yang dikandangkan gampang dikumpulkan (SPP, 2004).
Selain itu hal ini tidak terlepas dari manfaat penggunaan pupuk kandang baik
secara fisik, kimia, maupun biologi. Secara fisik pupuk kandang membentuk agregat
tanah yang baik. Secara kimia, pupuk kandang sebagai bahan organik dapat
menyerap bahan yang bersifat racun seperti aluminium (Al), besi (Fe), dan Mangan
7/25/2019 Nurdin N H
10/57
10
(Mn), serta dapat meningkatkan pH tanah. Secara Biologi, pemberian pupuk kandang
kedalam tanah akan memperkaya jasad organisme kedalam tanah (Muslihat, 2003).
Manfaat utama dari pupuk yang berkaitan dengan sifat fisika tanah, yaitu
memperbaiki struktur tanah dari padat menjadi gembur.pemberian pupuk organik,
terutama dapat memperbaiki struktur tanah dengan menyediakan ruang pada tanah
untuk udara dan air. Ruangan dalam yang berisi udara akan mendukung
pertumbuhan bakteri aerob yang berada di akar. Sementara air yang tersimpan
didalam ruangan tanah menjadi persediaan yang sangat berharga bagi tanaman.
Tanah dengan struktur yang remah juga memudahkan dalam pengolahan sehingga
akan mengurangi biaya pengolahan (Marsono dan Sigit P, 2000).
Ada beberapa manfaat pupuk yang berkaitan dengan sifat kimia tanah.
Manfaat pupuk yang paling banyak dirasakan penggunaannya adalah menyediakan
unsur hara yang diperlukan bagi tanaman. Pada awalnya unsur hara makro yang di
utamakan dalam penambahan pupuk, tetapi kemudian disadari bahwa unsur mikro
ternyata juga mulai berkurang dan dimulailah penambahan unsur mikro dalam
bentuk pupuk (Marsono dan Sigit P, 2000).
Kondisi biologis tanah dapat ditingkatkan dengan pemberian pupuk.
Pemupukan juga dapat menambah mikroorganisme tanah, seperti penggunaan pupuk
hijau dan mengusahakan kondisi yang optimum bagi biologis tanah. Semakin baik
kondisi biologi tanah maka semakin baik juga kondisi tanaman yang tumbuh
diatasnya (Marsono dan Sigit P, 2000).
Program pemupukan bertujuan meningkatkan kesuburan dan kegiatan
biologis tanah yang di hasilkan dengan cara menambahkan bahan organik dalam
jumlah yang memadai dan sedapat mungkin berasal dari dalam petakan pertanaman
itu sendiri (Rachman, 2002). Pemakaian pupuk atau perlakuan-perlakuan yang harus
7/25/2019 Nurdin N H
11/57
11
dilakukan sebelum pupuk dipakai, agar bermanfaat sebagai cara untuk
mengembalikan unsur hara yang telah terangkut oleh tanah.
Pupuk organik umumnya dapat di sebut pupuk lengkap, artinya mengandung
unsur makro di bandingkan pupuk anorganik karena beberapa hal sebagai berikut : a.
Memperbaiki struktur tanah. Bahan organik dapat mengikat butir-butir tanah menjadi
butiran yang lebih besar dan remah sehingga tanah menjadi gembur dan
pertumbuhan akar akan menjadi lebih baik. b. Menaikkan daya serap tanah terhadap
air. Bahan organik dapat mengikat air lebih banyak dan lebih lama. c. Menaikkan
kondisi kehidupan didalam tanah. Jasad renik dalam tanah amat berperan dalam
perubahan bahan organik. Dengan adanya pupuk organik, jasad renik tersebut aktif,
menguraikannya sehingga pupuk organik mudah diserap tanaman. d.Sumber
makanan bagi tanaman walaupun dalam jumlah yang sedikit, pupuk organik
mengandung unsur yang lengkap (Prihmantoro, 1996).
Pupuk organik menempati urutan pertama dalam rangkaian budidaya
tanaman karena jenis pupuk ini digunakan sebagai pupuk dasar sehingga aplikasinya
dilaukan paling besar. Senyawa atau unsur-unsur organik yang merupakan
kandungan utama pupuk ini dapat dimanfaatkan oleh tanaman setelah melalui proses
dekomposisi didalam tanah. Jadi, cara aplikasi yang efektif pupuk organik adalah
dengan dimasukkan kedalam tanah (Marsono dan Sigit P, 2000).
Pupukkandang memiliki beberapa reaksi terhadap tanah antara lain
memeperbaiki struktur tanah, menaikan daya serap tanah terhadap air, menaikan
kondisi kehidupan didalam tanah, mengandung sebagian unsur hara
tanaman (Rinsema, 1999). Dengan begitu pemakaian pupuk organik yang
teraturakhirnya dapat meningkatkan produksi yang dihasilkan oleh tanaman.
7/25/2019 Nurdin N H
12/57
12
Sumber pupuk organik dapat berasal dari kotoran hewan, bahan tanaman dan
limbah, seperti : Pupuk kandang (ternak besar dan kecil) hijauan tanaman,
rerumputan, semak, perdu, dan pohon , limbah pertanian dan limbah Agroindustri.
Tanah yang diberi dengan pupuk organik mempunyai stuktur yang baik dan tanah
yang kecukupan bahan organik mempunyai kemampuan mengikat air lebih besar
dari pada tanah yang kandungan bahan organiknya rendah (Sutanto, 2006).
Pupuk kandang telah lama di gunakan petani. Pupuk kandang ini berasal dari
kotoran hewan, seperti penulis telah praktekkan yaitu dari kotoran ayam, sapi dan
kambing. Kotoran tersebut berupa kotoran padat dengan kandungan zat hara yang
berlainan, seperti kandungan unsur hara N pada pupuk kandang ayam 1,70 %, pupuk
kandang kambing 0,55 % dan pupuk kandang sapi 0,29% kandungan hara dalam
pupuk kandang relatif banyak (Sutanto, 2002).
Tisdale dan Nelson (1965) dalam Sutedjo (2008), menyatakan bahwa pupuk
kandang itu biasanya terdiri dari campuran 0,5 % N, 0,25 % P2O5 dan 0,5 % K2O.
Yang selanjutnya mereka mengemukakan daftar sebagaiberikut :
Tabel 1. Komposisi Unsur Hara Macam-Macam Pupuk Kandang
JENIS
PUPUK
Wujud
Bahan
(%)
H2O
(%)
N
(%)
P2O5(%)
K2O
(%)
Pupuk SapiPadat 70
Cair 30TOTAL -
85
92
86
0,40
1,00
0,60
0,20
0,20
0,15
0,10
1,35
0,45
Pupuk
Kambing
Padat 67
Cair 33TOTAL -
60
8569
0,75
1,350,95
0,50
0,050,35
0,45
2,101,00
Pupuk Ayam TOTAL - 55 1,00 0,80 0,40
7/25/2019 Nurdin N H
13/57
13
Pada daftar tabel yang dikemukakan di atas, terdapat kolom bahan padat dan
cair yang menyatakan bahwa pupuk kandang itu terdiri dari bahan padat (faeces,
tinja) dan bahan cair (urine, air kencing) hewanya. Pada bahan - bahan ini
terkandung zat N yang banyaknya sangat tergantung pada mudah atau sukarnya
makanan dalam perut hewan dapat dicernakan, zat N ini ada dalam bentuk zat putih
telur. Jadi jika makanan yang diberikan kepada hewan itu banyak mengandung zat
putih telur, maka pada urine (bahan cair) akan lebih banyak terkandung zat N
(Sutedjo, 2008).
Kotoran yang baru saja keluar dari tubuh hewan belum dapat di gunakan
sebagai pupuk karena kotoran tersebut masih mengalami proses penguaraian oleh
jasad renik. Salah satu hasil proses penguraian itu adalah energi panas. Energi ini
akan sangat buruk akibatnya bagi tanaman. Oleh karena itu, kotoran hewan yang
masih baru tidak di anjurkan dipakai sebagai pupuk. Jadi, pupuk kandang yang dapat
di gunakan adalah pupuk % (setiap 100 yang telah matang). Artinya dalam pupuk
tersebut tidak terjadi lagi proses dekomposisi atau penguraian oleh jasad renik.
Tanda - tanda pupuk kandang yang matang adalah tidak berbau tajam, berwarna
coklat tua, tampak kering, tidak terasa panas bila dipegang dan gembur bila diremas
(Anonim, 1996).
Soedijanto (1980), mengemukakan bahwa pupuk kandang merupakan salah
satu organik yang berasal dari kotoran hewan padat dan cair yang bercampur dengan
sisa alas kandang. Pemberian pupuk organik seperti pupuk kandang seperti tanah
akan meningkatkan agregasi tanah. Koloid organik sebagai perombak bahan-bahan
organik dari jasad renik tanah dan cairan yang dikeluarkanoleh jasad renik itu
berfungi sebagai perekat yang mempersekutukan partikel - partikel tanga menjadi
butitran tanah. Sesuai pendapat (Syarief dalam Sutejo dan Masriah, 2007),
7/25/2019 Nurdin N H
14/57
14
menyatakan bahwa pupuk kandang merupakan sumber bahan organik, bila bahan
organik tersebut mengalami penguraian akan membebaskan sejumlah unsur hara
seperti nitrogen, unsur hara tersebut sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan vegetatif
tanaman.
Sudiarto dan Gusmaini (2004) menambahkan, bahwa fungsi biologis pupuk
organik (pupuk kandang) bagi mikroba tanah adalah sebagai sumber utama energi
untuk aktivitas kehidupan dan perkembang biakan. Pemberian bahan organik dengan
rasio C/N tinggi akan memacu pembiakan mikroba, memfiksasi beberapa unsur hara
atau imobilitas N yang bersifat sementara. Seiring dengan menurunnya rasio C/N
tanah, sebagian mikroba akan mati dan selanjutnya melalui proses perombakan unsur
hara menjadi tersedia kembali.
Parawinata dkk dalam Zulkifli (2001), yang menyatakan bahwa nitrogen
sangat diperlukan oleh tanaman sebagai bahan pembentuk asam amino, sedangkan
asam amino sebagai pembentuk protein, dan protein bagian dari enzim dan enzim
sebagai motor oenggerak dari metabolisme, bila diberikan dengan seimbang akan
sangat mengacu dalam pertumbuhan tanaman.
Kotoran ayam baik untuk pemupukan, karena banyak mengandung zat - zat
makanan tumbuh - tumbuhan, ini disebabkan karena susunanan makanan yang
banyak mengandung protein. Kotoran ayam mengandung nitrogen tiga kali lebih
banyak dari pupuk organik lainnya. Didalam tanah pupuk ini lebih cepat bereaksi
karena termasuk pupuk panas (Musnamar, 2003).
Pupuk kandang ayam banyak mengandung unsur hara yang di butuhkan
tanaman untuk pertumbuhan dan perkembangan. Komposisi hara yang terkandung
pada pupuk kandang ayam adalah sebagai berikut: Nitrogen 1,00 %, Phosphor
0,80 %, dan kandungan kalsium sebanyak 0,40 %. Pupuk kandang ayam termasuk
7/25/2019 Nurdin N H
15/57
15
pupuk dingin yaitu dekomposisi untuk merubah bahan-bahan yang terkandung dalam
pupuk menjadi zat - zat hara yang tersedia dalam tanah untuk mencukupi
pertumbuhan tanaman secara berlahan - lahan. Perubahan ini sedikit sekali terbentuk
panas dengan demikian pupuk kandang ayam disebut pupuk dingin (Anonim, 1996).
Pupuk Kandang dari jenis ternak dari pupuk sapi merupakan pupuk padat
yang mengandung air dan lendir. Bagi pupuk padat yang keadaannya demikian bila
terpengaruh oleh udara maka cepat akan terjadi pergerakan - pegerakan sehingga
keadaannya menjadi keras, selanjutnya air tanah dan udara yang akan melapukkan
pupuk itu menjadi sukar menembus, merembes kedalamnya. Dalam keadaan
demikian peran jasad renik untuk mengubah bahan - bahan yang terkandung dalam
pupuk menjadi zat-zat hara yang tersedia dalam tanah untuk mencukupi keperluan
pertumbuhan tanaman mengalami hambatan - hambatan, perubahan berlangsung
secara perlahan-lahan. Pada perubahan-perubahan ini kurang sekali terbentuk panas.
Keadaan demikian mencirikan bahwa pupuk sapi adalah : pupuk dingin. Karena
pupuk ini merupakan pupuk dingin, sebaiknya pemakaian atau pembenamannya 3
atau 4 minggu sebelum masa tanam (Sutedjo, 2008).
Fuadi (1994), mengatakan Pupuk organik yang berasal dari kotor sapi
termasuk pupuk dingin dimana perombakan oleh jasad renik berlangsung lambat dan
kurang terbentuk panas. pupuk padatnya mengandung air dan lendir yang bila
terkena udara akan berkerak dan sukar masuk kedalam pupuk. Dalam keadaan
demikian peranan jasad renik dalam perombakan bahan - bahan yang terkandung
dalam pupuk menjadi zat - zat hara dalam tanah agak terhalang.
Pada ternak pupuk kandang kambing yang ternyata bahwa kadar N pupuk
kambing cukup tinggi, kadar air lebih rendah dari kadar air pupuk sapi. Keadaan
demikian merangsang jasad renik melakukan perubahan - perubaan aktif, sehingga
7/25/2019 Nurdin N H
16/57
16
perubahan berlangsung dengan cepat. Pada perubahan - perubahan ini berlangsung
pula pembentukan panas, sehingga pupuk kambing dapat dicirikan sebagai pupuk
panas. Pemakaian atau pembenaman pupuk ini dalam tanah sebaiknya dilakukan 1
atau 2 minggu sebelum masa tanam (Sutedjo, 2008).
Jenis dari ternak pupuk kandang ayam mengandung unsur hara yang
dibutuhkan tanaman untuk pertumbuhan dan perkembangan. Komposisis hara yang
dikandung pada pupuk kandang ayam adalah sebagai berikut : Nitrogen 1,00 %,
Phospor 0,80 %, dan kandungan Kalsium sebanyak 0,40 %. Pupuk kandang ayam
termasuk pupuk dingin yaitu dekomposisi untuk mengubah bahan-bahan yang
terkandung dalam pupuk menjadi zat - zat hara yang tersedia dalam tanah untuk
mencukupi pertumbuhan tanaman secara berlahan - lahan. Perubahan ini sedikit
sekali terbentuk panas dengan demikian pupuk kandang ayam disebut pupuk dingin
(Anonim, 1996). kebutuhan pupuk kandang untuk tanah Indonesia pada umumnya 20
ton/ ha (Lingga, 1986).
Kebutuhan pupuk kandang untuk tanah Indonesia pada umumnya 20 ton/ha
(Lingga 1986). Pupuk kandang sapi memiliki komposisi unsure hara yang hampir
sama dimana kandungan unsure N : 0,60 %, P2O5 : 0,30 % K2O : bersifat dingin,
artinya proses perubahan atau p enguraian pupuk tersebut secara berlahan - lahan
(Lingga, 1986).Untuk dosis pemberian pupuk kandang tergantung pada keadaan
tanahnya, tapi rata - rata untuk tanha di Indonesia diberikan sebanyak 20 ton (20.000
kg) per hektar (Andoko, 2004).
Sebagai tambahan kelemahan dari pupuk kandang ayam, sapi dan kambing
ini perlu pula diperhatikan bahwa penggunaan kotoran kandang sebagai pupuk harus
disertai pengawasan yang kontinyu dalam arti giat melakukan penyiangan dan
pemberantasan hama atau penyakit tertentu karena : 1. Dalam pupuk padat sering
7/25/2019 Nurdin N H
17/57
17
terbawa atau tekandung berbagai biji rumput - rumputan dan semak yangakan
tumbuh bersamaan dengan tumbuhnya tanaman yang diusahakan, karena itu kegiatan
penyiangan harus digiatkan agar tanaman terbebas dari gulma. 2. Dalam pupuk
sering terbawa pula bibit hama dan penyakit tanaman (telur / larva insekta, bakteri,
dan cendawan). Bila tanaman telah tumbuh perlu pengawasan sejak umur paling
muda, jika timbul gejala - gejala atau serangan hama segera lakukan pengendalian
atau pemberantasan dengan obat-obatan yang dianjurkan (Sutedjo, 2008).
Selain pupuk organik untuk mempengaruhi N penulis juga menggunakan
pupuk NPK. Pupuk NPK di sebut sebagai pupuk majemuk lengkap atau Complate
Fertilizer dan kenyataannya belum biasa di indonesia, baik dipertanian kecil maupun
di perkebunan - perkebunan, namun mengetahui kandungan - kandungan yang
terdapat di dalam pupuk ini adalah perlu. pada permulaan dikenalnya (Sebelum
Perang Dunia ke II), pupuk NPK kenyataan berkadar rendah, jumlah kadar ketiga
unsur itu hanya sekitar 20 %. Perbaikan - perbaikan dalam arti kegunaannya telah di
lakukan oleh pabrik pembuatnya sehingga pupuk majemuk lengkap yang si
pedagangkan kini mempunyai jumlah kadar ketiga unsurnya lebih tinggi, sekitar
30 % sampai 60 %, dan untuk memenuhi kebutuhan pupuk yang berkaitan dengan
berbagai jenis tanaman (Sutedjo, 2008).
Pupuk NPK merupakan pupuk majemuk yang memberikan unsur N, P, K
bagi tanaman. Jenis pupuk NPK cukup banyak dipasaran dengan beragam kadar
unsur yang dikandungnya. Salah satunya adalah pupuk NPK mutiara (16:16:16).
Pupuk ini di berikan bertahap pada minggu ke-2, dan ke-4, dan setelah tanam.
(Marsono dan Lingga, 1999).
Rinsema (1989), berpendapat bahwa tujuan pemupukan ada dua yaitu
menyediakan unsur hara yang cukup dan memperbaiki seta memelihara kondisi
7/25/2019 Nurdin N H
18/57
18
tanah dalam hal struktur, kondisi derajat kemasaman, potensi pengikat terhadap zat
makanan tanaman. Pupuk NPK merupakan pupuk majemuk bebentuk butiran yang
mengandung unsur hara, nitrogen, fospor dan kalium. pupuk ini sangat baik untuk
mendukung masa pertumbuhan tanaman, selain itu keuntungannya adalah unsur hara
makro yang di sumbangkan dapat memenuhi kebutiuhan hara tanaman.
Unsur N dan P, merupakan penyusun komponen sel dan cendrung terdapat
pada biji dan berbagai titik tumbuh tanaman lainnya. Tanaman selada juga
membutuhkan hara NPK untuk pertumbuhan dan hasil produksinya. Pemberian
unsur N disertai unsur P dan K, akan cendrung meningkatkan hasil tanaman sayuran
( Anonimus, 1992).
NPK merupakan pupuk majemuk yang sangat baik untuk pertumbuhan dan
produksi tanaman serta meningkatkan panen dan memberikan keseimbangan unsur
Netrogen, fosfor dan kalium. Pupuk ini mudah diaplikasikan serta mudah diserap
oleh tanaman dan dalam pemakaiannya lebih efisien (Anonimus, 1992).
Pupuk NPK mengandung unsur hara makro yang secara umum dibutuhkan
oleh tanaman, dan dapat memberikan keseimbangan hara yang baik untuk
pertumbuhan produiksi tanaman. Lingga, (1986 ). dalam Ariman (1998) mengatakan
bahwa nitrogen berpengaruh dalam memacu tinggi tanamn serta memberi warna
hijau pada daun dan memperbesar ukuran buah. Tanaman yang kekurangan tumbuh
kerdil dan mempunyai perangkalan dangkal, dan berwarna kuning dan mudah
rontok.
Posfor sangat diperlukan tanaman dalam pembentukan bunga yang
memperkuat tubuh tanamn sehingga tanah terhadap kekeringan. Unsur posfor dalam
tanaman berperan dalam proses respirasi, fotosintesis dan laju pertumbuhan tanaman
(sugeng, 1983). Menurut Lingga (1986), kalium mempunyai peranan utama dalam
7/25/2019 Nurdin N H
19/57
19
pembentukan protein dan karbohidrat dan juga untuk memperkuat jaringan tumbuh
tanaman agar daun lebih tahan terhadap stres air serta gangguan hama dan penyakit.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh simanjuntak (2003) dalam munthe
(1991) dengan pelakuan pemberian dosis NPK 400kg/ha ternyata memberikan
pengaruh yang nyata terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman semangka begitu
juga pada pertumbuhan bibit api-api ternyata pemberian NPK dengan dosis 2 g/
tanaman memberikan pengaruh yang baik ( Suryadi, 2002).
7/25/2019 Nurdin N H
20/57
20
III. BAHAN DAN METODE
A. Tempat Dan Waktu
Penelitian ini telah di laksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian
Universitas Islam Riau, Jalan Kaharudin Nasution Km 11, Kelurahan Simpang Tiga,
Kecamatan Bukit Raya, Kota Pekanbaru. Pelaksanaan penelitian selama tiga bulan,
dimulai bulan Februari 2009 sampai dengan bulan April 2009 (Lampiran 2).
B. Bahan Dan Alat
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Benih Selada varietas
Chia Tai Seed, Cap Kapal Terbang, (lampiran 3) NPK 16 : 16 : 16, Pupuk kandang
Ayam, Pupuk kandang Kambing, Pupuk kandang Sapi, Curater 3G, Lengkuas, Jahe,
Seng, Tali rafia, Paku. Alat yang digunakan adalah cangkul, sabit, parang, ember,
martil, gergaji, meteran, alat tulis, gembor, timbangan, kamera dan Alat tulis.
C. Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) secara
faktorial yang terdiri dari dua faktor. Faktor pertama adalah pupuk organik (O)
terdiri dari 4 taraf, sedangkan faktor kedua adalah pupuk NPK 16 : 16 : 16 (N) yang
terdiri dari 4 taraf. Sehingga dapat 16 kombinasi perlakuan. Setiap kombinasi
perlakuan terdiri dari 3 ulangan sehingga terdapat 48 satuan percobaan, dalam 1
plot terdapat 9 tanaman. 3 tanaman dijadikan tanaman sampel yang diambil secara
acak. Penempatan satuan percobaan dilapangan disajikan pada Lampiran 4.
7/25/2019 Nurdin N H
21/57
21
Faktor pemberian pupuk organik terdiri dari empat taraf perlakuan yaitu
sebagai berikut :
O0 : Tanpa pemberian pupuk kandang
O1 : Pemberian pupuk kandang ayam dengan dosis 20 ton/ha ( 2 kg/m 2 )
O2 : Pemberian pupuk kandang kambing dengan dosis 20 ton/ha. ( 2 kg/m2 )
O3 : Pemberian pupuk kandang sapi dengan dosis 20 ton/ha. ( 2 kg/m2
)
Faktor pemberian pupuk NPK 16:16:16 terdiri dari empat taraf perlakuan
yaitu sebagai berikut :
N0 : Tanpa pemberian pupuk NPK 16:16:16
N1 : Pemberian pupuk NPK 16:16:16 dengan dosis 0,83 g/Tanaman( 75 kg/Ha )
N2 : Pemberian pupuk NPK 16:16:16 dengan dosis 1,66 g/Tanaman ( 150 kg/Ha)
N3 :Pemberian pupuk NPK 16:16:16 dengan dosis 2,5 g/Tanaman (225 kg/Ha)
Kombinasi perlakuan pupuk organik dan pengaruh NPK 16 : 16 :16 dapat dilihat
pada tabel 1 di bawah.
Tabel 2. Kombinasi perlakuan pupuk organik dan pupuk NPK 16:16:16
Perlakuan N0 N1 N2 N3
O0 O0N0 O0N1 O0N2 O0N3
O1 O1N0 O1N1 O1N2 O1N3
O2 O2N0 O2N1 O2N2 O2N3
O3 O3N0 O3N1 O3N2 O3N3
Data pengamatan terakhir dianalisis secara statistik dengan menggunakan
analisis sidik ragam (ANOVA). Apabila F hitung lebih besar dari F tabel, maka
dilanjutkan dengan melakukan uji lanjut Beda Nyata Jujur (BNJ) pada taraf 5 %.
7/25/2019 Nurdin N H
22/57
22
D. Pelaksanaan Penelitian
a. Persiapan Lahan.
Lahan dibersihkan dari gulma dan sampah yang ada disekitar areal tersebut.
Setelah lahan bersih dari gulma, langkah selanjutnya adalah melakukan pengolahan
tanah dengan menggunakan cangkul. Pengolahan tanah dilakukan dua kali.
Pengolahan tanah pertama dilakukan dengan cara mencangkul tanah berbentuk
bongkahan - bongkahan tanah besar dengan kedalaman 30 cm, dan pengolahan
tanah kedua dilakukan penggemburan tanah dengan tujuan agar airase atau tata
udara didalam tanah lebih baik.
Dalam penelitian ini jumlah plot yang harus disiapkan adalah sebanyak 48
plot dengan ukuran 1 x 1 m dengan ketinggian bedengan 25 cm dan jarak antar
bedengan 50 cm. Pembuatan drainase bisa sekaligus berjalan bersamaan dengan
pembuatan plot. Serta mengetahui pH antara 6, pH dapat di ketahui dengan
melakukan pengukuran pH dan Penentuan Aldd dengan 3 sampel tanah.
Membutuhkan alat pengukur pH tanah dan Aldd. Meminta bantuan kepala
laboratorium bioteknologi untuk mengukur pH dan Aldd (Lampiran 1).
b. Pemasangan Label
Pemasangan label dilakukan setelah pembuatan plot selesai. Label - label ini
akan dipasang sesuai dengan lay Out Penelitian, (lampiran 4). Pemasangan label
tersebut dimaksudkan untuk mempermudah dalam pemberian perlakuan serta
pangamatan tanaman selada.
7/25/2019 Nurdin N H
23/57
23
c. Persemaian
Penyemaian dilakukan dalam polybag kecil lalu di buat bedengan dengan
ukuran 1 x 1m (arah utara dan selatan). Ketinggian tanah bedengan yaitu 30 cm.
Tanah yang digunakan adalah tanah dari lapisan atas yang dicampur dengan pupuk
kandang dengan perbandingan 2 : 1. Persemaian dilakukan dibawah naungan agar
terhindar dari cahaya matahari dan hujan. Dimana perlindungan dibagian timur lebih
tinggi dari pada bagian barat (timur 1,5 m - barat 0,8 m). sebelum benih ditanam
dipersemaian maka media semai harus disiram merata.
d. Pemberian Perlakuan
a). Pupuk organik
Pemberian Pupuk organik berpengaruh positip pada tanaman, diberikan
seminggu sebelum tanam sesuai dengan dosis perlakuan. Cara pemberian pupuk
organik adalah dengan cara di sebar dan dicampur merata dengan tanah diatas plot
sesuai dengan perlakuan yaitu : O 0 = Tanpa pemberian pupuk kandang, O1 =
Pemberian pupuk kandang ayam 2,0 kg/plot, O2 = Pemberian pupuk kandang
kambing 2,0 kg/plot, O3 = Pemberian pupuk kandang sapi 2,0 kg/plot.
b). Pupuk NPK 16:16:16
Pemberian perlakuan pupuk NPK 16:16:16 diberikan 1 minggu setelah
tanam. Untuk perlakuan pupuk NPK 16:16:16 diberikan sesuai dengan dosis. Cara
pemberian pupuk NPK 16:16:16 adalah dengan cara ditugal dalam larikan lalu
ditutup kembali. Cara lainnya dengan melarutkannya dalam air lalu disiramkan pada
bedengan. Dosis perlakuan pemupukan NPK 16:16:16 pertanaman yaitu : N 0 =
Tanpa pemberian pupuk NPK, N1 = Pemberian pupuk NPK 0,83 g/tanaman, N2 =
Pemberian pupuk NPK 1,66 g/ tanaman, N3 = Pemebrian pupuk NPK 2,5 g/tanaman
7/25/2019 Nurdin N H
24/57
24
e. Penanaman
Bibit yang telah berumur dua minggu (14 hari) dipersemaian siap dipindahkan
ke plot yang telah disediakan dengan jarak tanam 30 x 30 cm. sehingga dalam 1
baris terdapat 3 tanaman. Bibit yang akan ditanam dipilih bibit yang
pertumbuhannya seragam dan tidak terserang hama dan penyakit. Pemindahan
dilakukan dengan hati - hati sehingga akar tidak rusak.
E. Pemeliharaan
a. Penyiraman
kebutuhan air mutlak dipenuhi pada awal penanaman, saat penyiangan
pertama, dan ketika tanaman berumur sebulan. bila hujan tidak turun lakukan
penyiraman dengan gembor. Jaga pula parit pengairan mampu melewatkan kelebihan
air disaat turun hujan lebat. Penyiraman dilakukan setiap hari yaitu sore hari saja.
b. Penyulaman
Penyulaman adalah kegiatan mengganti tanaman yang layu, mati atau terserang
hama dan penyakit. Bahan penyulaman diambil dari tanaman yang telah disediakan
sebelumnya. Bibit yang dijadikan pengganti adalah sama jenis dan waktu tanam agar
pertumbuhan tanaman seragam.
c. Penyiangan.
Ketika tanaman berumur 2 minggu sudah harus dilakukan penyiangan.
Penyiangan juga berfungsi menekan serangan hama - penyakit. tujuan penyiangan
untuk membuang semua jenis tumbuhan pengganggu (gulma) yang hidup disekitar
pertanaman selada dengan jalan pencabutan, dan selanjutnya penyiangan gulma
dilakukan seminggu sekali disesuaikan dengan ada atau tidaknya gulma diareal
pertanaman, disamping itu sekaligus dengan penggemburan tanah.
7/25/2019 Nurdin N H
25/57
25
d. Pengendalian Hama dan Penyakit.
Untuk mengendalikan serangan populasi hama, terutama hama tanah maka
digunakan Curater 3 G. Dengan dosis 100 g / plot. Serangan hama daun seperti
belalang dan Ulat daun (Grayak) dikendalikan dengan cara mekanis yaitu
dengan menangkapnya secara langsung lalu di bakar. peneliti juga menggunakan
pengendalian secara biologis dengan memanfaatkan musuh alami seperti menanam
bunga tahi ayam dan membuat ramuan dari lengkuas dan jahe yang dicampur
dengan air, kemudian disemprotkan pada tanaman yang terserang hama ulat
tersebut.
e. Panen.
Selada sudah dipanen ketika berumur antara 34 hari setelah tanam. Dengan
ciri - ciri jika daun yang bagian paling bawah sudah menyentuh tanah. cara panen
selada dengan memotong bagian tanaman diatas permukaan tanah dengan
menggunakan pisau. Bisa juga dengan mencabut semua bagian termasuk akar.
Setelah akar dicuci, daun - daun yang rusak dibuang.
F. Parameter Pengamatan
Pada penelitiaan ini parameter yang akan di amati adalah sebagai berikut :
1. Tinggi Tanaman (cm)
Tinggi tanaman diukur dngan menggunakan meteran. diukur dari leher akar
sampai ujung tajuk. Di mulai dari 1 minggu setelah tanam dengan interval
pengukuran sekali dalam seminggu.
2. Jumlah helai daun ( helaian )
Pengamatan jumlah helai daun dihitung pada daun yang telah membuka
sempurna, pengamatan dilakukan hanya sekali selama penelitiaan yaitu pada waktu
7/25/2019 Nurdin N H
26/57
26
panen. Dan hasil pengamatan terakhir dianalisis secara statistik dan disajikan dalam
bentuk tabel.
3. Berat segar per tanaman ( g )
Pengamatan berat basah pada tanaman dilakukan pada akhir penelitiaan.
Setelah tanaman bersih dan ditimbang bersama akarnya sesuai dengan perlakuaan
masing - masing. Data yang diperoleh dari hasil pengamatan dianalisis secara
statistik dan disajikan dalm bentuk tabel.
4. Volume akar (cm)
Akar yang telah dipisahkan dipotong dan batang tanaman dibersihkan dari
kotoran melekat lalu dimasukkan kedalam gelas ukur yang telah berisi air dengan
volume air awal yaitu 15 ml, penambahan volume air itulah disebut sebagai volume
akar. Hasil pengamatan dianalisis secara statistik dan disajikan dalam bentuk tabel.
7/25/2019 Nurdin N H
27/57
27
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Tinggi Tanaman (cm)
Hasil pengamatan terhadap tinggi tanaman setelah di analisis sidik ragam
(lampiran 6a), interaksi antara perlakuan berbagai dosis pupuk organik dan NPK
16:16:16 tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman selada. Sedangakan
pemberian b erbagai dosis pupuk organik secara tunggal, berpengaruh nyata terhadap
tinggi tanaman selada, demikian juga perlakuan berbagai dosis NPK 16:16:16 secara
tunggal berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman selada. Data hasil pengamatan
tinggi tanaman selada setelah dilakukan uji lanjut BNJ pada taraf 5 %, dapat dilihat
pada tabel 2.
Tabel 2. Rerata tinggi tanaman selada (cm) dengan perlakuan berbagai dosis pupuk
organik dan NPK 16 : 16 : 16.
Dosis NPK 16 : 16 : 16Jenis
Pupuk organik N0
0 g/tan
N1
0,83 g/tan
N2
1,66 g/tan
N3
2,49 g/tan
Rerata
O0
Tanpa PemberianPupuk Organik
21,44 27,22 24,67 28,33 25.42 c
O1
Pupuk Kandang
Ayam 2 kg/m
23,22 28,67 25,89 28,76 26.64 b
O2
Pupuk Kandang
Kambing 2 kg/m
24,00 30,00 28,33 30,56 28.22 b
O3
Pupuk Kandang
Sapi 2 kg/m
27,76 33,78 31,00 31,22 30.94 a
Rerata 24.11 c 29.92 a 27.47 b 29.72 a
KK = 6,76 % BNJ O / N = 2,08
Angka angka pada baris yang dikuti huruf kecil yang sama menunjukan tidak berbeda nyata
menurut uji lanjut BNJ pada taraf 5 %
7/25/2019 Nurdin N H
28/57
28
Pemberian pupuk kandang jauh lebih baik dari pada kontrol. Pada tabel 2
terlihat bahwa perlakuan pupuk organik O3 ( Pupuk kandang kambing 20 ton/ha)
berbeda nyata dengan perlakuan pupuk kandang O 2 (Pupuk kandang Sapi 20 ton/ha),
O1 (Pupuk kandang Ayam 20 ton/ha) dan O0 (Tanpa Pupuk kandang 0 ton/ha.
Selanjutnya O2 dan O1 tidak berbeda nyata, akan tetapi berbeda nyata dengan O0.
Pupuk kandang sapi mempunyai pengaruh terbaik. Perlakuan pupuk organik
O3 dengan dosis 20 ton/ha merupakan perlakuan yang memberikan pengaruh terbaik
terhadap parameter pengamatan tinggi tanaman yaitu 30,94 cm, diikuti dengan O2
(28,22 cm), O1 (26,64 cm) dan yang terakhir O0 dengan tinggi tanaman 25,42 cm.
Berdasarkan fakta ini dapat disimpulkan bahwa semakin banyak dosis pupuk organik
yang diberikan, maka semakin tinggi tanaman selada. Sesuai dengan pendapat
Soedijanto (1980), mengatakan bahwa pupuk kandang dapat menambah tersedianya
unsur hara bagi tanaman dan sekaligus mempermudah penyerapan unsur hara dengan
memperbaiki sifat fisis dan biologis tanah. Dengan pemberian pupuk organik seperti
pupuk kandang dapat meningkatkan agregasi tanah sehingga sangat membantu
perakaran tanaman dalam hal penyerapan air dan unsur hara. Hal ini tentunya
memberikan pengaruh yang positif terhadap pertumbuhan tanaman selada, salah
satunya tinggi tanaman. Selanjutnya berdasarkan tabel 2. juga dapat diketahui bahwa
perlakuan pemberian pupuk organik O2 dan O1 memberikan pengaruh relatif sama.
Pada tabel 2. juga dapat dilihat bahwasanya perlakuan tanpa pemberian
pupuk organik O0 merupakan perlakuan yang memberikan rata - rata tinggi tanaman
yang terendah dibanding perlakuan lainnya.
Menurut VAN DIJK (1952), kadar rata - rata unsur hara pada ternak di
indonesia terutama pada pupuk kandang yang matang adalah tidak lebih dari : 0,3 %
N, 0,1 % P, dan 0,3 % K. Mengenai hal ini merinci lebih lanjut sebagai berikut Sapi
7/25/2019 Nurdin N H
29/57
29
menghasilkan kotoran segar sekitar 7,5 ton per tahun, dari padanya diperoleh pupuk
kandang matang sekitar 5 ton, yang kandungannya terdiri atas 15 kg N/tahun, 5 kg P
/ tahun, tetapi kandungan K adalah 25 kg / tahun (Sutedjo, 2008).
Koloid organik sebagai hasil perombakan bahan organik oleh jasad renik
tanah berfungsi sebagai perekat yang mempersatukan partikel - partikel tanah
menjadi butiran - butiran tanah (Sutanto, 2006). Dengan begitu kemampuan tanah
menyimpan air akan semakin besar sejalan dengan besarnya butiran tanah. Hal ini
tentunya menunjang pertumbuhan tanaman selada yang ditanam, karena tanah
mampu menyerap dan menyediakan air bagi perakaran tanaman.
Pupuk kandang kambing terdiri dari 67 % bahan padat dan 33 % baha cair,
dengan komposisi unsur hara N 0,60 %, P2O5 30 % dan K2O 0,17 %. Kadar air
pupuk kandang kambing lebih rendah dari kadar air pupuk kandang sapi, keadaan
demikian meransang jasad renik melakukan perubahan aktif sehingga perubahan
berlangsung dengan cepat. Pemakaian pupuk kambing sebaiknya diberikan satu atau
dua minggu sebelum tanam (Soetejo, 1987).
Nitrogen berada dalam pupuk yang sudah dicernakan dalam bentuk
protein, persenyawaan amonium dan amoniak. Sebagian langsung tersedia untuk
diserap tanaman, sisanya tersedia berangsur-angsur sebagai akibat proses penguraian
mikrobiologis dari protein. Reaksi kerja Nitrogen di dalam pupuk kandang tidak
sama dengan reaksi kerja Nitrogen pada pupuk buatan. Perbandingan antara
keduanya ditunjukkan dengan faktor kerja (working coefficient) dari Nitrogen pupuk
kandang terhadap nitrogen pupuk buatan. Hal ini juga disebut sebagai nilai pupuk
buatan dari Nitrogen pupuk kandang, dan biasanya dinyatakan dalam persentase.
Menurut Rinsema (1986), faktor kerja Nitrogen di dalam pupuk kandang padat
berkisar antara 20 - 40 persen. Berdasarkan hal tersebut, maka konversi kandungan
7/25/2019 Nurdin N H
30/57
30
Nitrogen pupuk kandang ke dalam pupuk buatan harus mengacu pada faktor
kerja tersebut. Phosfat dan kalium didalam pupuk kandang padat, nilainya sama deng
an Phosfat dan kalium yang dikandung oleh pupuk buatan. Oleh karena itu penguran
gan berdasarkan faktor kerja tidak dilakukan, (Suharyanto, ejournal.unud.ac.id).
Pada tabel 2 terlihat bahwa pemberian pupuk NPK 16:16:16 pada perlakuan
N1 memberikan pengaruh terbaik dibandingkan dengan perlakuan lainnya yaitu
29.92 cm. Perlakuan N1 ini tidak berbeda nyata dengan N3, akan tetapi kedua
perlakuan ini berbeda nyata terhadap perlakuan N0 dan N2. Sedangkan perlakuan N0
merupakan perlakuan yang memberikan hasil yang terendah dibandingkan perlakuan
lainnya yaitu tinggi tanaman 24, 11 cm.
Berbeda nyatanya perlakuan pupuk NPK dengan perlakuan tanpa pemberian
pupuk NPK hal ini disebabkan tanaman dapat menyerap unsur N lebih cepat, sebab
unsur N yang terdapat pada pupuk NPK lebih tersedia bila dibandingkan dengan
pupuk yang mengandung N lainnya, sehingga kebutuhan akan unsur hara terpenuhi
sesuai dengan kebutuhan untuk pertumbuhan tinggi tanaman yang dihasilkan,
disamping itu nitrogen yang diberikan juga sesuai dengan keperluan pertumbuhan
tinggi tanaman selada. Hal ini sesuai dengan pandapat Setyamidjaja (1986) dalam
Irvayanti (1998) yang menyatakan bahwa penambahan unsur N dapat merangsang
tinggi tanaman.
Lingga (2002) menyatakan bahwa unsur N berperan penting dalam
pertumbuhan vegetatif tanaman. Sedangkan Pada perlakukan N0 pertumbuhan tinggi
tanaman lebih rendah, ini dikarenakan nitrogen yang di dalam tanah masih relatif
sedikit. Sehingga tidak dapat memnghasilkan tinggi tanaman yang optimal.
7/25/2019 Nurdin N H
31/57
31
2. Jumlah Helai Daun (helai)
Setelah dilakukan analisis sidik ragam (lampiran 6b), interaksi antara
perlakuan berbagai dosis pupuk organik dan NPK 16 : 16 : 16 tidak berpengaruh
nyata terhadap jumlah daun selada. Berbagai dosis pupuk organik secara tunggal,
berpengaruh nyata terhadap jumlah daun selada. Perlakuan berbagai dosis NPK 16 :
16 : 16 secara tunggal berpengaruh nyata terhadap jumlah daun selada. Untuk lebih
jelasnya mengenai hasil pengamatan jumlah daun selada setelah dilakukan uji lanjut
BNJ pada taraf 5 %, dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 3. Rerata jumlah daun selada (cm) dengan perlakuan perlakuan berbagai dosis
pupuk organik dan NPK 16 : 16 : 16.Dosis NPK 16 : 16 : 16
Jenis
Pupuk organikN0
0 g/tan
N1
0,83 g/tan
N2
1,66 g/tan
N3
2,49 g/tan
Rerata
O0
Tanpa Pemberian
Pupuk Organik5.67 6.33 6.00 7.33 6.33 d
O1Pupuk Kandang
Ayam 2 kg/m6.00 7.33 8.00 9.33 7.67 c
O2
Pupuk KandangKambing 2 kg/m 7.00 8.33 9.00 11.00 8.83 b
O3Pupuk Kandang
Sapi 2 kg/m
9.00 10.67 11.67 13,00 11.17 a
Rerata 7.00 c 8.17 b 8.67 b 10.17 a
KK = 10,19 % BNJ O / N = 0,96Angka angka pada baris yang dikuti huruf kecil yang sama menunjukan tidak berbeda nyata
menurut uji lanjut BNJ pada taraf 5 %.
Pada tabel 3 diketahui bahwa keempat perlakuan saling berbeda nyata satu
dengan yang lainnya. Pemberian pupuk organik pada perlakuan O3 memberikan
pengaruh terbaik yaitu rata-rata 11.17 helai daun, diikuti O2 (8.83), O1 (7.67), dan
yang terakhir adalah O0 dengan rerata 6.33 helai daun.
Tingginya rerata jumlah daun yang ditunjukan pada perlakuan O3
dibandingkan dengan berlakuan O0, O1, dan O2 hal ini disebabkan jumlah bahan
7/25/2019 Nurdin N H
32/57
32
organik yang berasal dari pupuk kandang sapi sangat mempengaruhi pertumbuhan
populasi mikroorganisme tanah, dimana semakin banyak bahan - bahan organik yang
diberikan maka jumlah populasi organisme juga akan semakin bertambah.
Mikrorganisme dalam tanah berperan dalam merombak bahan - bahan organik
menjadi materi - materi yang lebih halus dan membentuk struktur tanah yang kaya
akan bahan organik, sehingga kebutuhan nutrisi tanaman terpenuhi.
Ardianto (1983) dalam Waseno (1999), megemukakan bahwa banyaknya
bahan organik yang dimasukan ke dalam tanah mempengaruhi populasi
mikroganisme, semakin banyak pemberian bahan organik maka populasi
mikroorganisme makin tinggi. Dengan kehadiran mikroorganisme yang
menguntungkan di dalam tanah maka ekosistem di dalam tanah akan lebih hidup
yang berarti akan memberikan medium yang lebih baik bagi pertumbuhan tanaman,
salah satunya luas daun. Suroto (1985), juga menyatakan bahan organik mekmpunyai
daya untuk mengubah semua faktor - faktor dan kesuburan tanah, memperbaiki
struktur tanah, dan mendorong kehidupan jasad renik
Kemudian pada tabel 3 juga dapat diketahui bahwa pemberian pupuk NPK
16:16:16 pada perlakuan N3 menunjukan hasil yang tidak berbeda nyatanya. Kedua
perlakuan ini berbeda nyata dengan perlakuan N0, N1 dan N2. Selanjutnya diketahui
juga, perlakuan yang memberikan rerata jumlah daun yang terbaik adalah pada
perlakuan N3 dengan jumlah daun 10.17 helai daun. Sedangkan yang memberikan
rerata jumlah daun terendah adalah pada peralkuan N0 dengan rerata jumlah helai
daun 7.00.
Berbeda nyatanya perlakuan N3 terhadap perlakuan N0, N1 dan N2, hal ini
disebabkan oleh unsur hara yang tersedia pada perlakuan tanaman yang diberi
7/25/2019 Nurdin N H
33/57
33
perlakuan N3 tersebut sudah dalam keadaan yang seimbang dan sesuai dengan
kebutuhan yang diperlukan oleh tanaman selada untuk pertumbuhan jumlah daun.
Menurut Sudjiati (1989), bahwa untuk mendapatkan pertumbuhan dan
produksi yang baik tanaman harus diimbangi dengan pemupukan karena tanaman
kekurangan unsur hara tidak dapat melakukan fungsi fisilogisnya dengan baik. Sama
halnya menurut pendapat effendi (1979) bahwa unsur hara yang dibutuhkan oleh
tanaman jika tersedia dalam jumlah yang cukup, memungkinkan tanaman untuk
tumbuh dan berproduksi semaksimal mungkin.
Lingga (2002) menyatakan bahwa perananunsur hara nitrogen yang terdapat
di dalam pupuk NPK, berfungsi merangsang tanaman secara keseluruhan, khususnya
batang, cabang, daun dan juga buah untuk tanaman yang sudah menghasilkan.
Nitrogen juga berperan penting dalam pembentukan hijau daun yang berguna sekali
dalam hal fotosintesis, apabila fotosintesis berjalan dengan sempurn, maka
pertumbuhan pada tanaman juga akan jadi lebih baik.
Sedangkan unsur fosfor dimanfaatkan oleh tanaman dalam pembentukan akar
sebagai bahan baku pembentukan protein tetentu, pembentukan asimilat, pernafasasn
tanaman, sekaligus juga membantu proses pembungaan pada tanaman dan juga
pemasakan biji. Lain halnya dengan unsur kalium yang berperan sebagai
metabolisme karbohidrat, sintesa protein, dan memacu kegiatan unsur mineral.
Unsur hara yang terdapat dalam pupuk kandang ini tidak akan merusak tanah
seperti pupuk buatan pabrik (pupuk anorganik). Pupuk kandang mempunyai
pengaruh yang cukup lama karena tersedianya unsur hara dalam pupuk kandang yang
diserap tanaman setelah melalui proses perombakan. Oleh karena itu tanah yang
diberi pupuk kandang dalam waktu yang relatif lama masih mamapu memberikan
reaksi yang baik.
7/25/2019 Nurdin N H
34/57
34
Berdarkan proses penguraiannya pupuk kandang digolongkan kedalam dua
golongan, yaitu pupuk panas dan pupuk dingin. Pupuk panas adalah pupuk kandang
yang mengurainya oleh mikroorganisme berlangsung cepat, sehingga pada tumpukan
pupuk yang disimpan terbentuk panas. Yang termasuk ke dalam pupuk panas adalah,
pupuk kandang ayam, kambing dan kuda. Sedangkan pupuk dingin adalah pupuk
kandang yang pengurainya oleh mikroorganisme berlangsung secara perlahan-lahan,
sehingga pada tumpukan pupuk yang dimatangkan tidak timbul panas. Yang
termasuk pupuk dingin ini adalah pupuk kandang sapi dan kerbau (Syarief, 1986).
Lingga (1986), mengungkapkan bahwa dalam pemberian pupuk kandang
tersebut dapat diperhatikan apakah pupuk kandang sudah matang apa belum. Pupuk
kandang yang sudah matang dicirikan oleh bentuk, warna, dan baunya yang sudah
berubah dari bentuk aslinya dan bila diremas sudah remah.
Pemberian NPK 16:16:16 mampu meningkatkan luas daun tanaman selada
hal ini dikarenakan unsur nitrogen yang terkandung dalam pupuk NPK berperan
sebagai akativator enzim, reaksi fotosintesis dan respirasi, yang mana kegiatan ini
mengarah pada pertambahan luas daun tanaman selada.
Bahan organik dengan nisbah C/N rasio tinggi akan lambat terlapuk. Agar
bahan organik ini dapat cepat terlapuk maka perlu usaha penambatan nitorgen yaitu
dengan memberikan bahan organik yang cepta terlapuk dan hal ini juga dibantu
dengan memberikan sejumlah pupuk nitorgen buatan (Sutedjo dkk, 2002).
Pupuk kandang dalam penggunaannya terjadi pengaruh agak lambat
kelemahan ini diakibatkan oleh,masih mengandung biji tanaman pengganggu. Biji-
bijian yang termakan ternak tidak akan tercerna sehingga dapat tumbuh dan
mengganggu tanaman. Pupuk kandang sering menjadi faktor pembawa hama
penyakit karena mengandung larva atau telur sehingga tanamn dapat diserang,
7/25/2019 Nurdin N H
35/57
35
kandungan unsur hara relatif rendah dibandingkan pupuk an organik sehingga
penggunaan dosisnya lebih tinggi. Respon tanaman terhadap pupuk organik lebih
lambat dibanding pupuk an organik (Musnamar, 2003).
3. Berat Segar Pertanaman ( g )
Setelah dilakukan analisis sidik ragam (lampiran 6c), interaksi antara
perlakuan berbagai dosis pupuk organik dan NPK 16 : 16 : 16 tidak berpengaruh
nyata terhadap berat tanaman selada. Berbagai dosis pupuk organik secara tunggal,
berpengaruh nyata terhadap berat tanaman selada. Begitu juga perlakuan berbagai
dosis NPK 16 : 16 : 16 secara tunggal berpengaruh nyata terhadap berat tanaman
selada. Untuk lebih jelasnya mengenai hasil pengamatan berat tanaman selada
setelah dilakukan uji lanjut BNJ pada taraf 5 %, dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 4. Rerata berat tanaman selada (cm) dengan perlakuan perlakuan berbagai
dosis pupuk organik dan NPK 16 : 16 : 16.
Dosis NPK 16 : 16 : 16Jenis
Pupuk organikN0
0 g/tanN1
0,83 g/tanN2
1,66 g/tanN3
2,49 g/tan
Rerata
O0
Tanpa Pemberian
Pupuk Organik
73.83 87.33 79.50 86.37 81.76 d
O1
Pupuk KandangAyam 2 kg/m
101.03 109.43 104.83 106.40 105.42 c
O2
Pupuk Kandang
Kambing 2 kg/m
110.37 125.60 115.63 120.50 118.03 b
O3
Pupuk Kandang
Sapi 2 kg/m128.80 149.90 128.30 140.97 136.99 a
Rerata 103.51 c 118.07 a 107.07 b 113.56 b
KK = 4,55 % BNJ O / N = 5,58Angka angka pada baris yang dikuti huruf kecil yang sama menunjukan tidak berbeda nyata
menurut uji lanjut BNJ pada taraf 5 %
7/25/2019 Nurdin N H
36/57
36
Selanjutnya di tabel 4. dapat diketahui bahwa perlakuan berbagai dosis
pupuk organik, antara satu perlakuan dengan perlakuan lainnya saling berbeda nyata.
Perlakuan O0 berbeda nyata dengan perlakuan O1, O2, dan O3. Kemudian perlakuan
pupuk organik yang memberikan pengaruh terbaik adalah pada perlakuan O3, yaitu
menghasilkan rata-rata 136,99 g berat tanaman selada. Sedangkan perlakuan yang
memberikan rata-rata terendah adalah pada perlakuan O0 dengan rata-rata berat
tanaman 81,76 g.
Kemampuan pupuk kandang dalam membantu meningkatkan berat tanaman
pada tanaman selada disebabkan pupuk kandang ini sangat berperan didalam proses
pertumbuhan tanaman khususnya menjaga fungsi tanah, membrikan nutirisi bagi
tanaman yang cukup, memperbaiki struktur tanah, meningkatkan proses tukar kation
selain menambah unsur hara makro dan mikro di dalam tanah. Pupuk kandang ini
terbukti sangat baik dalam memperbaiki struktur tanah pertanian.
Jumin (1986), menyatakan keuntungan pemakaian pupuk kandnag
antaralain dapat memperbaiki kesuburan tanah karena mengandung unsur N, P, K,
Mg, dan Cl. Kemudian meningkatkan kesuburan biologis, dalam pelapukannya
sering megeluarkan hormon yang merangsang pertumbuhan tanaman seperti auksin
dan gibrelin, jadi dengan terbentukmya hormon ini akan merangsang pertumbuhan
tunas-tunas baru dalam hal ini pada laju pertumbuhan relatif.
Pemupukan merupakan salah satu cara untuk dapat meningkatkan hasil
tanaman, terhadap pemberian pupuk akan meningkat bila waktu, jenis serta cara tepat
dalam penggunaannya. Dengan pemberian pupuk organik menaikan kondisi didalam
tanah dimana bahan organik menjadi makan utama bagi organisme didalam tanah
seperti cacing, semut dan mikroorganisme tanah yang dapat menjaga kesuburan
tanah (Agromedia 2007).
7/25/2019 Nurdin N H
37/57
37
Kemudian pada tabel 4. juga dapat diketahui pada perlakuan pemberian
pupuk NPK 16:16:16 secara tunggal, perlakuan N1 dan N3 tidak berbeda nyata,
namun kedua perlakuan ini berbeda nyata dengan pelakuan N0 dan N2. Sedangkan
antara perlakuan N0 dan N2 saling tidak berdeda nyata. Selanjutnya dapat diketahui
juga perlakuan yang memberikan pengaruh terbaik adalah perlakuan N1 dengan
berat 118,07 g, dan yang memberikan pengaruh terendah adalag perlakuan N0
dengan berat 103,51 g.
Pengaruh yang diberikan pupuk NPK 16:16:16 pada berat tanaman
dikarenakan kandungan unsur N, P dan K yang terkandung. Unsur nitrogen berperan
dalam perkembangbiakan mikroorganisme dan pelapukan bahan organik. Unsur
fosfor berperan memperkuat pertumbuhan tanaman serta meningkatkan produksi
biji-bijian. Kemudian unsur kalium berperan dalam memperkokoh tubuh tanamandan
mempercepat pembentukan karbohidrat dalam tanaman (Lingga, 2002).
Selanjutnya Unsur kalium yang terkandung didalam pupuk NPK juga
berperan dalam merangsang pertumbuhan awal, pembentukan bunga, buah, dan biji,
bahakan mampu mempercepat pemasakan buah dan umur panen (Novizan, 2005).
Unsur K berperan dalam pembentukan, pemecahan dan translokasi pati, sintesa
protein, aktivator enzim, dan peningkatan pertumbuhan jaringan tanaman (Nyakpa
dkk, 1998).
4. Volume Akar (cm3)
Setelah dilakukan analisis sidik ragam (lampiran 6d), interaksi antara
perlakuan berbagai dosis pupuk organik dan NPK 16:16:16 tidak berpengaruh nyata
terhadap volume akar tanaman selada. Berbagai dosis pupuk organik secara tunggal,
berpengaruh nyata terhadap volume akar tanaman selada. Perlakuan berbagai dosis
NPK 16:16:16 secara tunggal berpengaruh nyata terhadap volume akar tanaman
7/25/2019 Nurdin N H
38/57
38
selada. Untuk lebih jelasnya mengenai hasil pengamatan volume akar tanaman selada
setelah dilakukan uji lanjut BNJ pada taraf 5 %, dapat dilihat pada tabel berikut ini
Tabel 5. Rerata volume akar tanaman selada dengan perlakuan perlakuan berbagai
dosis pupuk organik dan NPK 16 : 16 : 16. (cm3
)Dosis NPK 16 : 16 : 16
Jenis
Pupuk organikN0
0 g/tan
N1
0,83 g/tan
N2
1,66 g/tan
N3
2,49 g/tan
Rerata
O0
Tanpa Pemberian
Pupuk Organik
2.06 2.78 2.33 2.34 2.38 c
O1
Pupuk Kandang
Ayam 2 kg/m
2.56 3.39 2.94 3.23 3.03 b
O2
Pupuk Kandang
Kambing 2 kg/m3.44 4.32 3.56 4.11 3.86 b
O3
Pupuk Kandang
Sapi 2 kg/m
3.89 5.83 4.28 5,00 4.75 a
Rerata 2.99 c 4.08 a 3.28 b 3.67 b
KK = 16,61 % BNJ O / N = 0,65Angka - angka pada baris yang dikuti huruf kecil yang sama menunjukan tidak berbeda nyata menurut
uji lanjut BNJ pada taraf 5 %.
Pada tabel 5. diketahui bahwa pada perlakunan pemberian berbagai dosis
pupuk organik secara tunggal didapatkan hasil bahwa perlakuan O3 berbeda nyata
dengan O2, O1, dan O0. Selanjutnya perlakuan O2 berbeda nyata dengan perlakuan
O1 dan O0. Sedangkan perlakuan O1 dan O0 tidak berbeda nyata. Perlakuan O3
merupakan perlakuan yang terbaik diantara 3 perlakuan lainnya dengan rata-rata
volume akar adalah 4,75 m.
Ardianto (1983), mengemukakan bahwa banyaknya bahan organik yang
dimasukan kedalam tanah mempengaruhi populasi mikroorganisme, makin banyak
pemberian bahan organik maka populasi mikroorganisme makin tinggi. Dengan
kehadiran mikroorganisme yang menguntungkan di dalam tanah akan lebih hidup
yang berarti akan memberikan medium bagi tanaman yang lebih baik. Soeroto
(1985) menyatakan bahwa organik mempunyai daya untuk mengubah semua faktor-
7/25/2019 Nurdin N H
39/57
39
faktor kesuburan tanah dalam arti menambah zat makanan, mempertinggi humus,
memperbaiki struktur tanah, dan mendorong kehidupan jasad renik.
Selanjutnya Efendi (1976), mengatakan bahwa pemberian pupuk kandang
terhadap tanah sangat besar pengaruhnya terhadap sifat fisik, biologis dan kimia
tanah. Secara kimia pupuk kandang berperan sebagai sumber N, P, dan K yang mana
unsur ini sangat dominan dibutuhkan oleh tanaman sebagai unsur hara esensial,
kandungan N yang cukup dapat merangsang pertumbuhan vegetatif termasuk daun
sehingga daun tanaman terlihat lebih hijau yang pada saatnya akan dapat
mengaktifkan proses fotosintesis yang merupakan sebagai bahan penyusun protein
dan klorofil. Menurut Thompson dan Kelly dalam Subhan 1989, mengatakan bahwa
pemberian pupuk organik akan memeberikan tambahan unsur hara terutama nitrogen
yang dapat meningkatkan pertumbuhan vegetativ tanaman.
Kemudian pada tabel 5 juga dapat diketahui bahwa pada pemberian
perlakuan NPK 16:16:16 secara tunggal perlakuan N1 dan N3 tidak berbeda nyata,
akan tetapi kedua perlakuan ini berbeda nyata dengan perlakuan N0 dan N2.
Selanjutnya perlakuan N0 dan N2 menunjukan hasil yang tidak berbeda nyata.
Perlakuan yang memberikan volume terbaik adalah perlakuan N1 dengan volume
akar 4,08 ml, sedangkan yang menunjukan volume akar yang terendah adalah
perlakuan N0 dengan volume akar 2,99 ml.
Terbaiknya volume akar yang ditunjukan oleh perlakuan N1 hal ini
disebabkan karena dosis NPK pada perlakuan N1 ini sudah memcukupi kebutuhan
hara tanaman selada. Lingga (2002) menyatakan bahwa perananunsur hara nitrogen
yang terdapat di dalam pupuk NPK, berfungsi merangsang tanaman secara
keseluruhan, khususnya batang, cabang, daun dan juga buah untuk tanaman yang
sudah menghasilkan. Nitrogen juga berperan penting dalam pembentukan hijau daun
7/25/2019 Nurdin N H
40/57
40
yang berguna sekali dalam hal fotosintesis, apabila fotosintesis berjalan dengan
sempurn, maka pertumbuhan pada tanaman akan jadi lebih baik.
Selanjutnya Unsur kalium yang terkandung didalam pupuk NPK juga
berperan dalam merangsang pertumbuhan awal, pembentukan bunga, buah, dan biji,
bahkan mampu mempercepat pemasakan buah dan umur panen (Novizan, 2005).
Unsur K berperan dalam pembentukan, pemecahan dan translokasi pati, sintesa
protein, aktivator enzim, dan peningkatan pertumbuhan jaringan tanaman (Nyakpa
dkk, 1998).
Sedangkan unsur fosfor dimanfaatkan oleh tanaman dalam pembentukan akar
sebagai bahan baku pembentukan protein tertentu, pembentukan asimilat,
pernafasasn tanaman, sekaligus juga membantu proses pembungaan pada tanaman
dan juga pemasakan biji. Lain halnya dengan unsur kalium yang berperan sebagai
metabolisme karbohidrat, sintesa protein, dan memacu kegiatan unsur mineral.
7/25/2019 Nurdin N H
41/57
41
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari penelitian, maka dapat diambil beberapa kesimpulan
sebagai berikut :
1. Interaksi antara perlakuan pemberian berbagai pupuk organik dan pupuk
NPK 16:16:16 pada penelitian ini tidak berpengaruh terhadap semua
parameter yang diamati.
2. Perlakuan berbagai jenis pupuk organik secara tunggal berpengaruh
terhadap parameter tinggi tanaman, jumlah daun, berat tanaman, dan
volume akar. Perlakuan O3, yaitu pemberian pupuk kandang sapi dengan
dosis 2 kg/m2berpengaruh nyata.
3. Perlakuan pemberian berbagai dosis NPK 16:16:16 pada tanaman selada
pada penelitian ini menunjukkan hasil yang berpengaruh nyata terhadap
parameter tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, dan volume akar.
Perlakuan pemberian NPK16:16:16 yang N1dengan dosis 0,83 g/tanaman
menunjukan hasil yang terbaik pada penelitian ini.
B. Saran
Sesuai dengan hasil yang diperoleh setelah pelaksanan penelitian pengaruh
pemberian pupuk organik dan pupuk NPK 16:16:16 terhadap pertumuhan dan
produksi tanaman selada (Lactuca SativaL), maka disarankan :
1. Dalam kegiatan budidaya tanaman sayuran seperti selada dapat dicoba
mengaplikasikan penggunaan pupuk organik berupa pupuk kandang sapi
dengan dosis 2 kg/m2
dan dapat juga ditambahkan pemggunaan pupuk
NPK 16:16:16 dengan dosis 0,83 g/tanaman.
7/25/2019 Nurdin N H
42/57
42
2. Agar dapat melakukan penelitian yang lebih lanjut terhadap tanaman
selada dengan penggunaan jenis pupuk organik lainnya seperti kompos,
bokasi atau kascing yang dapat juga dikombinasikan deangan pemberian
pupuk anorganik lain selain NPK dengan metode tertentu, dengan
harapan dapat ditemukan kombinasi yang sesuai untuk peningkatan
produksi tanaman selada.
7/25/2019 Nurdin N H
43/57
43
RINGKASAN
Tanaman Selada (Lactuca sativa L) merupakan tanaman semusim. selada
banyak digemari penduduk Indonesia. Karena selada memiliki penampilan yang
menarik. Daun selada yang agak kriting ini sering dijadikan penghias
hidangan. Setiap 100 g berat basah selada mengandung 1,2 g protein, 0,2 g lemak,
22,0 mg Ca, 25,0 mg P, 0,5 mg Fe, 162 mg vitamin A, 0,04 mg vitamin B, 8,0 mg
vitamin C.Di lihat dari permintaan pasar dalam dan luar negeri terhadap tanaman
selada, maka komoditas ini mempunyai prospek cerah untuk di kembangkan.
Pengembangan usaha pertanaman selada di daerah Riau dihadapkan pada
masalah sumberdaya alam yang dominan tanah PMK yang merupakan tanah
bermasalah sehingga belum banyak diusahakan sebagai lahan pertanian.
Usaha mengatasi permasalahan tersebut salah satunya adalah dengan penggunaan
pupuk organik berupa pupuk kandang. Pupuk kandang merupakan bahan pembenah
tanah yang paling baik dan alami pada bahan pembenahan buatan. Sebagai bahan
pembenah tanah, pupuk kandang mencegah terjadinya erosi, retakan tanah,
penetapan pupuk kandang dalam tanah dilakukan seperti : pupuk kimia, karena itu
pupuk kandang dapat memasok sebagian hara yang di kandung pupuk-kimia sintetik.
Untuk lebih melengkapi unsur hara yang diperlukan oleh tanaman agar dapat
tumbuh lebih baik perlu di tambahkan pupuk lainya seperti NPK 16 : 16 : 16.
Dengan diberikan Pupuk organik dan NPK 16 : 16 : 16 akan memacu pertumbuhan
selada. Pupuk sebagai unsur hara tanaman merupakan salah satu faktor penting
dalam meningkatkan produksi pertanian.
7/25/2019 Nurdin N H
44/57
7/25/2019 Nurdin N H
45/57
45
pada tanaman selada pada penelitian ini menunjukan hasil yang berpengaruh nyata
terhadap parameter tinggi tanaman, jumlah daun, berat tanaman, dan volume akar.
Perlakuan pemberian pupuk organik yang menunjukan hasil yang terbaik
pada penelitian ini adalah perlakuan O3, yaitu pemberian pupuk kandang sapi
dengan dosis 2 kg/m2. Dan perlakuan pemberian NPK 16:16:16 yang N1 dengan
dosis 0,83 g/tanaman menunjukan hasil yang terbaik.
7/25/2019 Nurdin N H
46/57
46
DAFTAR PUSTAKA
Andoko, A. 2004. Budidaya Tanaman Secara Organik. Penerbar Swadaya. Jakarta.
Anonim. 1992. pupuk NPK. PT. Maroke Tetap Jaya. Indonesia.
------------1996. Pupuk Kandang Ayam Banyak Mengandung Unsur Hara BagiTanaman. Penebar Swadaya, Jakarta.
Ardianto. 1983. Biologi Pertanian. Penerbit Alumni Bandung.
Ariman. 1998. Petanian. Angkasa. Bandung.
Djojosuwito dan Soedijono. 2000. Azolla. Pertanian Organik Dan Multiguna
Yongyakarta: Penerbit Kanisius.
----------------. 2000. Azolla. Proses Pembuatan Kompos. Jakarta: PT. Smart.
Effendi. 1979. Pupuk dan Cara Pemupukan. Balai Penelitian Tanaman Pangan
Bogor.
Fuadi, I. 1994. Pengaruh Pemberian Pupuk Organik Terhadap Antagonis Gicodium
Virns Miller Dan Foster Dengan Rhizoctonia Solani Kuhn DalamPengendalian Rebah Kecambah. Skripsi S1 Fakultas Pertanian
Universitas Andalas. Padang.
Haryanto. E. Suhartini,T. Rahayu E. dan Sunarjono, H. 2003. Selada Dan SawiOrganik. Penebar swadaya. Jakarta.
---------------- 1995. Sawi dan Selada. Penebar Swadaya, Jakarta.
Harjadi, S.S. 1986. Pengantar Agronomi. Penerbit PT. Gramedia. Jakarta.
Hidayat, A.M. dan Ismunadji. 1978. Pengaruh Pemupukan Nitrogen Melalui Tanah
Dan Daun Terhadap Serapan Unsur Hara Dan Produksi Kedele, seri
Fisiologi Vol.IX (9). LP3.Bogor.
Jumin, H.B. 1988. Dasar-Dasar Agronomi. Penerbit CV. Rajawali. Jakarta
Lingga, P. dan Marsono. 1986. Petunjuk Menggunakan Pupuk. Penebar Swadaya.Jakarta.
--------------- 2002. Petunjuk Menggunakan Pupuk. Penebar Swadaya. Jakarta
Marsono dan Sigit, P. 2000. Pupuk Akar, Jenis dan Aplikasi. Penebar Swadaya.Jakarta
7/25/2019 Nurdin N H
47/57
47
Maizar. 2006. Pengaruh Pupuk Growmore dan 2,4D Terhadap pertumbuhan Anggrek
Dendrobium, Jurnal dinamika Pertanian, April 2006 Vol.XXI(1),Universitas Islam Riau, Pekanbaru, Hal. 8 s/d13.
Masganti. 2000. Pengaruh Kapur Dosis Rendah Dalam Budidaya TABELA Pada
Lahan Gambut. J. Agrivitro Vol. 1(2) 60 62. Universitas Brawijaya.Malang.
Munir, F. 2008. Pemberian Kascing Dan Gandasil D Pada Biacai (Brassica
chinnencis) Proposal Jurusan Budidaya Pertanian. Universitas islam
Riau. Tidak di terbitkan.
Muslihat, L. 2003. Teknik Percobaan Takaran Pupuk Kandang Pada Pembibitan
Abaca (Musa textilis Nee). Buletin Teknik Pertanian Vol. VIII. No. 1 :
37 -39.
Musnamar, E.I. 2003. Pupuk Organik. Seri Agri Wawasan, Penebar Swadaya. Bogor.
Nasrul dan Maryani. 2005. Ejournal. Manfaat Pupuk Kandang Ayam. Kompas,
www. Kompas.com .
Nazaruddin. 1994 Budidaya dan Pengaturan Panen Sayur Dataran Rendah. PenebarSwadaya. Jakarta.
Novizan. 2005. Petunjuk Pemupukan Yang Efektif. Agromedia Pustaka Jakarta.
Pracaya. 2001. Bertanam Sayuran Organik di Kebun, Pot, dan Polibag, Penebar
Swadaya. Salatiga.
Prihmantoro, H. 1996. Memupuk Tanaman Sayur. Penebar Swadaya. Bekasi.
Prihartini, dan Tini. 2001. Quality Control Pupuk Organik, Seminar Berkala
Permit (Bogor, Balitro).
Rachman. 2002. Pemupukan Bertujuan Meningkatkan Kesuburan Dan Biologis
Tanah. Jakarta.
---------------- 2002. Pertanian Organik, Penerbit Swadaya. Jakarta.
Rukmana, R. 1994. Bertanam Selada dan Andewi, PT Kanisius, Jakarta.
Rinsema, W.T. 1989. Pupuk Dan Cara Pemupukan Brahtama Karya Aksara. Jakarta
----------------- 1999. Pupuk Dan Cara Pemupukan Brahtama Karya Aksara. Jakarta
Setiawan, A.I. 2007. Memanfaatkan Kotoran Ternak (Solusi Masalah Lingkungandan Pemanfaatan Energi Alaternatif. Seri Agritecno. Penebar Swadaya.
Jakarta.
7/25/2019 Nurdin N H
48/57
48
Setyamadjaja, D. 1986. Pupuk Dan Pemupukan. CV. Siplex. Jakarta Sunarjono. H.
2003, Bertanam 30 Jenis Sayur, Seri Agri Bisnis. Penebar Swadaya.Bogor.
Simanjuntak, D.U. 2003. Pengaruh Pemberian Pupuk Organik Soil Treatmen (OST)
dan Pupuk Semangka.(Citrulus vulgarisL).
Soedijanto. 1980. Pupuk Kandang, Pupuk Hijau, dan Pupuk Kompos. CV. Restu.Jakarta.
Soeroto. 1985. Ilmu Pemupukan. CV. Yasaguna. Jakarta.
Syarief. 1986. Kesuburan dan Pemupukan Tanah Pertanian. Pustaka Buana Bandung
Subhan. 1989. Uji Banding Pemakaian Kompos Jagung, Kompos Jerami, Dan Pupuk
Kandang Domba Terhadap Hasil Kubis (Brassica oleracea Var.
Capitata. L). Balai Penelitian Hortikultura Lembang. Bandung. Buletin
Penelitian Hortikultura Vol. XVII. No 4 : 80 90.
Sudiarto dan Gusmaini. 2004. Pemanfaatan bahan organik in situ untuk efisiensi
budidaya jahe yang berkelanjutan. Vol. 23(2). 37-45.
Sutedjo, M.M. dan Kartasapoetra, A.G. 2002. Pengantar Imu Tanah Terbentuknya
Tanah dan Tanah Pertanian. Rineka Cipta Jakarta.
---------------- 1987. Pupuk Dan Cara Pemupukan .Bharata karya Aksana. Jakarta.
Sutejo, H dan Masriah. 2007. Pengaruh Pupuk Kandang Ayam dan Plant Catalyst2006 Terhadap pertumbuhan dan Produksi Tanaman Jagung Varietas
Bisi 2. Jurnal Dinamika Pertanian Vol. 22 (2) : 95 100.
Suharyanto, ejournal.unud.ac.id. Pupuk Kandang Hasil Kotoran Ternak. pdf
www. Google.com.
Suhartini, T. Haryanto, E. dan Rahayu, E. 1994. Sawi dan Selada Penebar Swadaya,Jakarta.
Sutanto, R. 2006. Pertanian Organik. Kanisius. Yongyakarta.
Sunaryono, 1998. Kunci Bercocok Tanam Sayur-sayuran Penting. Mulia, Jember.
Sunarjono, H. 2003. Beratanam 30 Jenis Sayur. Penebar Swadaya, Bogor.
SPP-SPMA. 2004. Jurnal Tanah Dan Pemupukan. Vol. XI Paket Satuan
Keterampilan. Padang Mangantas. Hal 53 - 60.
Widarni, R. 2006. Pengaruh Pemberian NPK dan Pupuk ABG Terhadap
Pertumbuhan Dan Produksi Kacang Panjang. Skripsi Jurusan BudidayaPertanian Universitas Islam Riau. Tidak Diterbitkan.
7/25/2019 Nurdin N H
49/57
49
Yayah, K. 1997. Pengaruh Berbagai Dosis OST Dan Mamigro Terhadap
Pertumbuhan Dan Produksi Selada (Lactuca sativa) Secara Vertikultur.Skipsi Jurusan Budidaya Pertanian. Universitas islam Riau. Tidak di
terbitkan.
Yunizar. 2002. Peluang Dan Kendala Penerapan Pertanian Organik Di ProvinsiRiau.Disampaikan Pada Seminar Pertanian Organik Di Fakultas Pertanian,
Universitas Riau. 16 September 2000. Pekanbaru.
Zaid, A. 1994. Manfaat Ekonomis Dan Ekologi Daur Ulang Limbah Kotoran
Ternak Sapi. Studi Kasus di PT. Pola Nusa Duta, Ciamis. Fakultas
Kedokteran Hewan Institute Pertanian Bogor, Bogor.
Zulkifli. 2001. Respon Tinggi dan Besar Diameter Bonggol Bibit Kelapa Sawit
(Elaeis guieneensis.Jack) Terhadap Dosis dan Dess. Jurnal Dinamika
Pertanian Vol.16 (2) : 64-70.
7/25/2019 Nurdin N H
50/57
50
Lampiran 1. pH dan Analisis Aldd
a) pH Tanah
Sampel
A = 5,25
B = 5,21
C = 4,70
Al dd
Sampel
A B C
Na oH = 0,2 NaoH = 0,4 NaoH = 0,2
HCL 0,1 N = 1 Tetes HCL 0,1 N = 0,2 HCL 0,1 N = 0,1
b) me Aldd/100 g = (me HCL x NHCL) x 40
= (0,2 x 0,1) x 40
= 0,02 x 40
= 0,8 me / 100 g
c). Untuk dijadikan pH 6
Kebutuhan kapur (ton/ ha) = 2,1 x Al dd atau sama dengan 2,1 ton CaCo3/ha
tiap ml Aldd/100 g = 2,1 x 0,8 Al dd = 1,68 ton/ ha
Kebutuhan ha untuk permeter = 1,680.000 g
10.000 m2
= 168 g/m
2
7/25/2019 Nurdin N H
51/57
51
Lampiran 2. Jadwal Kegiatan Selama Penelitian
FEBRUARI MARET APRILNO KETERANGAN
KEGIATANPENELITIAN 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2
1 Penyemaian Benih X X
2 Persiapan Tempat X X
3 Pengapuran Dolomit X
4 Seleksi Bibit X
5 Penanaman X
6 Pemeliharaan X X X
7 PemberianPelakuan :
8 Organik X
9 NPK 16 : 16 : 16 X
10 Pengamatan X X X X X
11 Panen X
12 Pembuatan Laporan X X
7/25/2019 Nurdin N H
52/57
52
Lampiran 3. Deskripsi Tanaman Selada *)
Asal : PT. BISI INTERNATIONAL
Golongan varietas : CHIA TAI SEED
Warna : Hijau kekuning-kuningan
Bentuk daun : Daun bergelombang
Dapat di tanam : Dataran rendah dan tinggi
Tekstur Daun : Renyah
Tahan terhadap penyakit : Busuk Lunak
Benih murni minimal : 98%
Daya kecambah minimal : 90%
Umur panen : 40 hari setelah tanam
Kebutuhan Benih : 160-200g/ha
Jarak Tanam : 40 x30 cm
Pengusul : PT. TANINDO SUBUR PRIMA
Peneliti : Tina Suhartini, Estu Rahayu, Drs.H.Hendro S
*)Keterangan : Eko Haryanto Bulan Oktober Tahun 2003 Sawi &
Selada Merek Kemasan Chai Tai Seed, Cap Kapal
Terbang, Benih Selada Lettuce.PT. Tanindo Subur
Prima.Surabaya. Jawa timur.
7/25/2019 Nurdin N H
53/57
53
Lampiran 4. Layout (denah) Penelitian di lapangan Menurut Rancangan
Acak Lengkap (RAL) secara Faktorial
U
S
KETERANGAN :
O : Faktor Organik
N : Faktor NPK
a, b, c : Ulangan 0, 1, 2,3
Taraf Perlakuan
O1No
b
OoN2
b
O3N2
c
O1N0
a
O2N0
a
O2N2
c
O0N0
b
O2N3
a
O1N3
a
O1N1
a
O3N2
b
O2N1
a
O3N3
a
O3N1
b
O1N1
c
O2N2
a
O3N0
a
O0N2
a
O0N0
c
O1N1
b
O2N0
c
O1N0
c
O1N2
b
O3N1
c
O0N3
b
O2N1
b
O1N3
c
O3N2
a
O2N0 O0N3 O2N3 O1N2
O2N2
b
O3N0
b
O0N0
a
O3N1
a
O0N3
c
O0N1
c
O0N1
a
O0N2
c
O3N3
c
O1N2
a
O1N3
b
O0N1
b
O3N3
b
O2N3
c
O2N1
c
O3N0
c
7/25/2019 Nurdin N H
54/57
54
Lampiran 5. Gambar Plot Bedengan Selada
Keterangan :
= 100 cm
= 100 cm
= Tanaman Selada
= Jarak tanam 30 x 30 cm
= Jarak dengan petakan 20 x 20 cm
7/25/2019 Nurdin N H
55/57
55
Lampiran 6. Daftar Analisa Sidik Ragam Dari Masing-Masing Parameter Pengamatan
6a. Analisa Statistik Tinggi Tanaman
SV DB JK KT F Hitung F Tabel 5%FK
ON
ONError
1
33
932
37110,22
205,03262,76
18,17112,85
-
68,3487,59
2,023,53
19,36 s24,81 s
0,57 ns
2,902,90
2,19
Jumlah 48 37709.03 - - -
6b. Analisa Statistik Jumlah Helei Daun
SV DB JK KT F Hitung F Tabel 5%
FK
O
N
ON
Error
1
3
3
9
32
3468,00
151,33
62,00
6,67
24,00
-
50,44
20,67
0,74
0,75
-
67,25 s
27,56 s
0,98 ns
2,90
2,90
2,19
Jumlah 48 3712 - - -
6c. Analisa Statistik Berat Segar Pertanaman
SV DB JK KT F Hitung F Tabel 5%
FK
ON
ON
Error
1
33
9
32
586622,52
19323,161527,23
302,25
811,10
-
6441,05509,08
33,58
25,35
254,09 s20,08 s
1,32 ns
2,902,90
2,19
Jumlah 48 608586,26 - - -
6d. Analisa Statistik Volume Akar
SV DB JK KT F Hitung F Tabel 5%
FKO
N
ONError
13
3
932
589,0538,13
8,14
2,0811,01
-12,71
2,71
0,230,34
-36,93 s
7,89 s
0,67 ns
2,90
2,90
2,19
Jumlah 48 648,41 - - -
Keterangan : s = signifikanNs = non signifikan
7/25/2019 Nurdin N H
56/57
56
Lampiran 7. Dokumentasi Penelitian
Gambar 1:Bibit Tanaman Selada di Persemaian umur 14 HST.
Gambar 2:Tanaman Selada umur 32 HST pada perlakuan O0N0 dan O3N3.
Gambar 3:Tanaman Selada pada saat panen (34 HST).
7/25/2019 Nurdin N H
57/57
57
Gambar 4:Kunjungan Pembimbing 1 Ibu Ir. Rosmimi, SU pada tanggal 05 April
2009 (33 HST)
Top Related