Download - NOTA KESEPAHAMAN ANTARA LEMBAGA PEMASYARAKATAN …

Transcript
Page 1: NOTA KESEPAHAMAN ANTARA LEMBAGA PEMASYARAKATAN …

1

NOTA KESEPAHAMAN

ANTARA

LEMBAGA PEMASYARAKATAN NARKOTIKA KELAS IIA BANGLI

DENGAN

KEPOLISIAN RESOR BANGLI

NOMOR: W20.EBN-UM.05.02-36 NOMOR: B /711 /III/HUK.8.1.1/2021/RES BANGLI

TENTANG

PENYELENGGARAAN DAN PELATIHAN, BANTUAN PENGAMANAN,

PENGGELEDAHAN, PENGAWASAN, PENGAWALAN DAN

PERTUKARAN INFORMASI/DATA

Pada hari Rabu tanggal 24 bulan Maret tahun Dua Ribu Dua Puluh Satu, bertempat di

Mapolres Bangli, kami yang bertanda tangan di bawah ini:

1. AGUS PRITIATNO, Bc.I.P., S.H., M.H. selaku Kepala Lembaga Pemasyarakatan

Narkotika Kelas IIA Bangli dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Lembaga

Pemasyarakatan Narkotika Kelas IIA Bangli, berkedudukan di jalan Purasti Banjar

Buungan, Desa Tiga, Kecamatan Susut, Kabupaten Bangli, selanjutnya disebut

PIHAK PERTAMA.

2 AJUN KOMISARIS BESAR POLISI I GUSTI AGUNG DHANA ARYAWAN,

S.I.K., M.I.K. selaku Kepala Kepolisian Resor Bangli dalam hal ini bertindak untuk

dan atas nama Kepolisian Resor Bangli, berkedudukan di Jalan Lettu Lila Nomor.

2 Bangli selanjutnya disebut PIHAK. KEDUA.

Bahwa PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA selanjutnya secara bersama-sama

disebut PARA PIHAK, menerangkan hal-hal sebagai berikut:

a. bahwa PIHAK PERTAMA merupakan Lembaga Pemasyarakatan Narkotika Kelas

IIA Bangli, sebagai unit pelaksana teknis di bawah Kementerian Hukum dan HAM

Provinsi Bali yang berkedudukan di Kabupaten Bangli bertanggung jawab kepada

Kementerian Hukum dan HAM Republik Indonesia;

Page 2: NOTA KESEPAHAMAN ANTARA LEMBAGA PEMASYARAKATAN …

2

b. bahwa PIHAK KEDUA merupakan alat Negara yang berperan dalam memelihara

keamanan dan ketertiban masyarakat, menegakkan hukum dan memberikan

perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka

terpeliharanya keamanan dalam Negeri;

c. bahwa PARA PIHAK mempunyai Visi dan Misi untuk berperan aktif di dalam

Harkamtibmas dan pelaksanaan tugas secara Optimal dibidang tugasnya masing-

masing dalam hal penyelenggaraan pelatihan, pengawasan, bantuan pengamanan,

penggeledahan, pengawalan dan pertukaran informasi/data di Lembaga

Pemasyarakatan Narkotika Kelas IIA Bangli.

Dengan memperhatikan ketentuan Peraturan Perundang-undangan sebagai berikut:

1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 1995 tentang

pemasyarakatan. (Lembaran, Negara Republik Indonesia Tahun 1995 No. 77,

tambahan lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3614);

2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi

Manusia. (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999, Nomor 165,

tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3886);

3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian

Negara Republik Indonesia. (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002,

Nomor 2, tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4168);

4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 1983 tentang

Pelaksanaan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana. (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 1983/36,TLN. No. 3258);

5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 1999 tentang Syarat

dan Tata Cara Pelaksanaan Hak Warga Binaan Pemasyarakatan. (Lembaran

Negara Republik Indonesia, Tahun 1999 Nomor 69);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2008 tentang Tata Cara Pelaksanaan

Hubungan dan Kerja Sama Kepolisian Negara Republik Indonesia. (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2008, Nomor 158, tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4910);

7. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2017 tentang perubahan

atas Peraturan Presiden Nomor 52 Tahun 2010 tentang Susunan Organisasi dan

Tata Kerja Kepolisian Negara Republik Indonesia;

Page 3: NOTA KESEPAHAMAN ANTARA LEMBAGA PEMASYARAKATAN …

3

8. Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2006

tentang Pedoman Pengendalian Massa;

9. Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2009

tentang Penggunaan Kekuatan Dalam Tindakan Kepolisian;

10. Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2009

tentang Sistem Operasional Kepolisian Negara Republik Indonesia;

11. Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2011

tentang Manajemen Operasional Kepolisian;

12. Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2014

tentang Panduan Penyusunan Kerja Sama Kepolisian Negara Republik Indonesia.

Berdasarkan hal-hal di atas PARA PIHAK sepakat untuk mengadakan kerja sama dalam

rangka penyelenggaraan dan pelatihan, bantuan pengamanan, penggeledahan,

pengawasan, pengawalan dan pertukaran informasi/data, melalui Nota Kesepahaman,

dengan menyatakan beberapa hal sebagai berikut:

BAB I

MAKSUD DAN TUJUAN

Pasal 1

(1) Maksud Nota Kesepahaman ini adalah menjalin partnership dan meningkatkan

kerjasama serta saling memberi manfaat dan sebagai pedoman operasional

bagi PARA PIHAK dalam hal penyelenggaraan pelatihan, pengawasan, bantuan

pengamanan, penggeledahan, pengawalan dan pertukaran informasi/data.

(2) Tujuan Nota Kesepahaman ini adalah tercapainya Visi dan Misi PARA PIHAK

dalam peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia, yang mampu menguasai serta

melaksanakan tugas-tugas pokok sesuai dengan fungsinya, sehingga tercipta

ketertiban dan keamanan khususnya dilingkungan Lembaga Pemasyarakatan

Narkotika Kelas IIA Bangli.

Ruang lingkup……

Page 4: NOTA KESEPAHAMAN ANTARA LEMBAGA PEMASYARAKATAN …

4

RUANG LINGKUP

Pasal 2

Ruang Lingkup Nota Kesepahaman ini meliputi:

a. tukar menukar data/informasi dalam rangka penyelidikan dan penyidikan terkait

pelanggaran atau tindak pidana yang dilakukan oleh Petugas Pemasyarakatan dan

warga binaan pemasyarakatan;

b. mekanisme penanganan warga binaan pemasyarakatan apabila terjadi konflik pada

Lembaga Pemasyarakatan Narkotika Kelas IIA Bangli; dan

c. peningkatan kuantitas dan kualitas sumber daya manusia.

BAB III

PELAKSANAAN

Bagian Kesatu

Tukar Menukar Data/Informasi pelanggaran/kejahatan yang dilakukan oleh

Petugas Pemasyarakatan dan warga binaan pemasyarakatan

Pasal 3

(1) PARA PIHAK sepakat saling tukar menukar data/informasi terkait data

pelanggaran atau kejahatan yang dilakukan oleh Petugas Pemasyarakatan dan

warga binaan pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Narkotika Kelas IIA

Bangli.

(2) Data/informasi mengenai pelanggaran atau kejahatan yang berpotensi sebelum

kejadian, saat kejadian dan pasca kejadian yang dilakukan oleh Petugas

Pemasyarakatan dan warga binaan pemasyarakatan, sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) antara lain:

a) jenis pelanggaran yang dilakukan apa saja;

b) dilakukan oleh kelompok siapa;

c) berapa jumlahnya;

d) siapa pimpinannya;

Page 5: NOTA KESEPAHAMAN ANTARA LEMBAGA PEMASYARAKATAN …

5

e) kapan dilakukan; dan

f) di daerah mana.

(3) Apabila ada informasi terindikasi adanya Petugas Pemasyarakatan dan warga

binaan pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Narkotika Kelas IIA Bangli,

melakukan peredaran Narkoba atau kejahatan/pelanggaran lainnya PARA PIHAK

berkoordinasi dan bersama-sama melakukan penggeledahan maupun tindakan

hukum lainnya.

(4) Kerahasiaan data/informasi yang diterima oleh PARA PIHAK tidak boleh diberikan

kepada pihak lainnya tanpa persetujuan PARA PIHAK.

Bagian Kedua

mekanisme penanganan warga binaan pemasyarakatan yang mengakibatkan

konflik pada Lembaga Pemasyarakatan Narkotika Kelas IIA Bangli.

Paragraf 1

Penanganan konflik sebelum kejadian

Pasal 4

Kewajiban PARA PIHAK sebelum kejadian:

a. PIHAK PERTAMA:

1. memonitoring, mendatakan, dan mengklasifikasikan terhadap warga

binaan yang berpotensi melakukan tindakan kejahatan/melanggar hukum;

2. melakukan sosialisasi bersama PIHAK KEDUA guna mencegah

terjadinya konflik di lingkungan Lembaga Pemasyarakatan Narkotika Kelas IIA

Bangli;

3. membangun sistem peringatan dini untuk mencegah terjadinya konflik antar

warga binaan pemasyarakatan agar terciptanya kondisi aman dan tertib di

lingkungan Lembaga Pemasyarakatan Narkotika Kelas IIA Bangli, dengan

mewajibkan setiap warga binaan pemasyarakatan untuk:

a) bersikap…..

Page 6: NOTA KESEPAHAMAN ANTARA LEMBAGA PEMASYARAKATAN …

6

a) bersikap toleransi dan saling menghormati;

b) menghormati perbedaan suku, agama, ras, bahasa, dan adat istiadat;

c) mengakui persamaan derajat, harkat dan martabat;

d) menumbuhkan rasa persatuan dan kesatuan Indonesia; dan

e) menghargai pendapat dan kebebasan.

4. meredam potensi konflik dengan:

a) memperhatikan aspirasi warga binaan;

b) mengintensifkan dialog;

c) membangun karakter;

d) menanamkan nilai-nilai Pancasila dan kearifan lokal; dan

e) membangun kemitraan.

b. PIHAK KEDUA

1. melaksanakan koordinasi dengan PIHAK PERTAMA terkait situasi di

lingkungan Lembaga Pemasyarakatan Narkotika Kelas IIA Bangli;

2. membangun jaringan komunikasi dengan PIHAK PERTAMA;

3. melaksanakan verifikasi terhadap sistem keamanan yang ada di lingkungan

Lembaga Pemasyarakatan Narkotika Kelas IIA Bangli; dan

4. memberikan bantuan pengamanan di lingkungan Lembaga Pemasyarakatan

Narkotika Kelas IIA Bangli.

Pasal 5

dalam situasi tertentu, PIHAK PERTAMA menyepakati penitipan tahanan dari PIHAK

KEDUA di Lembaga Pemasyarakatan Narkotika Kelas IIA Bangli, dan PIHAK KEDUA

juga sepakat menerima apabila PIHAK PERTAMA menitipkan warga binaan

pemasyarakatan di Rutan Polres Bangli. .

Paragraf 2

Penanganan konflik saat kejadian

Pasal 6

Kewajiban……

Page 7: NOTA KESEPAHAMAN ANTARA LEMBAGA PEMASYARAKATAN …

7

Kewajiban PARA PIHAK saat kejadian:

a. PIHAK PERTAMA

1) Melaporkan dan mohon bantuan pengamanan kepada PIHAK KEDUA

tentang terjadinya konflik di dalam Lembaga Pemasyarakatan Narkotika Kelas

IIA Bangli.

2) Melaksanakan koordinasi dengan PIHAK KEDUA untuk melakukan

langkah-langkah yang tepat guna menangani konflik.

b. PIHAK KEDUA

1) Menerima laporan dari PIHAK PERTAMA tentang terjadinya konflik di dalam

Lembaga Pemasyarakatan Narkotika Kelas IIA Bangli

2) Setelah menerima laporan tentang terjadinya konflik maka PIHAK KEDUA

melakukan langkah-langkah sebagai berikut:

a) menyiapkan personel untuk melakukan pengamanan di Lapas;

b) melaksanakan penghentian kekerasan fisik;

c) penetapan status keadaan konflik;

d) tindakan darurat penyelamatan; dan

e) permohonan bantuan kekuatan dari satuan samping.

3) Melaksanakan identifikasi terhadap pelaku maupun korban dari kejadian konflik

tersebut dan penegakan hukum.

4) Pada saat terjadinya konflik, PARA PIHAK secara bersama-sama

melaksanakan penyelamatan dan perlindungan korban, dengan melibatkan

Pemerintah Daerah untuk melakukan:

a) tindakan penyelamatan darurat;

b) evakuasi dan identifikasi secara tepat;

c) perlindungan, sterilisasi tempat yang rawan;

d) penyelamatan sarana dan prasarana vital;

e) penyelamatan harta benda; dan

f) pengaturan mobilitas.

Paragraph 3…….

Page 8: NOTA KESEPAHAMAN ANTARA LEMBAGA PEMASYARAKATAN …

8

Paragraf 3

Penanganan konflik pasca kejadian

Pasal 7

(1) PARA PIHAK secara bersama-sama melakukan pengamanan.

(2) PARA PIHAK bersama-sama dengan Pemerintah Daerah wajib melakukan

penanganan konflik pasca kejadian secara terencana, terpadu, berkelanjutan dan

terukur, dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a) Mediasi;

b) Rehabilitasi (pemulihan psikologis); dan

c) Rekonstruksi (pemulihan pelayanan, penyediaan akses, perbaikan sarana

dan prasarana).

Paragraf 4

Mekanisme tindak lanjut

Pasal 8

PARA PIHAK menindak lanjuti penanganan warga binaan pemasyarakatan yang

mengakibatkan konflik di Lembaga Pemasyarakatan Narkotika Kelas IIA Bangli sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Bagian Ketiga

Peningkatan Kualitas dan Kuantitas Sumber Daya Manusia

Pasal 9

(1) PARA PIHAK secara bersama-sama meningkatkan Kualitas dan Kuantitas

aparatur masing-masing terkait dengan penanganan warga binaan

pemasyarakatan yang mengakibatkan konflik pada Lembaga Pemasyarakatan

Narkotika Kelas IIA Bangli

(2). Para……

Page 9: NOTA KESEPAHAMAN ANTARA LEMBAGA PEMASYARAKATAN …

9

(2) PARA PIHAK sepakat melaksanakan pelatihan-pelatihan serta Pembinaan dalam

rangka meningkatkan profesionalisme personil untuk mengantisipasi terjadinya

konflik di Lembaga Pemasyarakatan Narkotika Kelas IIA Bangli

BAB IV

SOSIALISASI

Pasal 10

PARA PIHAK melaksanakan sosialisasi terkait koordinasi penanganan konflik maupun

pelatihan-pelatihan yang akan dilaksanakan di Lembaga Pemasyarakatan Narkotika

Kelas IIA Bangli, sehingga masing-masing anggotanya mengetahui dan memahaminya.

BAB V

PEMBIAYAAN

PASAL 11

Segala biaya yang timbul dari pelaksanaan Nota Kesepahaman ini dibebankan kepada

anggaran PARA PIHAK secara proporsional.

BAB VI

KETENTUAN LAIN

Bagian Kesatu

Perubahan

Pasal 12

Hal-hal yang belum diatur dalam Nota Kesepahaman ini akan diatur kemudian oleh

PARA PIHAK dalam suatu Nota Kesepahaman tambahan (Addendum) yang merupakan

bagian yang tidak terpisahkan dari Nota Kesepahaman ini.

Bagian…..

Page 10: NOTA KESEPAHAMAN ANTARA LEMBAGA PEMASYARAKATAN …

10

Bagian Kedua

Perbedaan Penafsiran

Pasal 13

Apabila dikemudian hari terjadi perbedaan penafsiran dan permasalahan dalam

pelaksanaan Nota Kesepahaman ini akan diselesaikan oleh PARA PIHAK secara

musyawarah untuk mufakat.

Bagian Ketiga

Masa Berlaku

Pasal 14

(1) Nota Kesepahaman ini berlaku 5 (lima) Tahun terhitung sejak tanggal

ditandatangani oleh PARA PIHAK.

(2) Nota Kesepahaman ini dapat diperpanjang sesuai dengan kebutuhan berdasarkan

kesepakatan PARA PIHAK dengan terlebih dahulu dilakukan koordinasi

selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan sebelum berakhir masa berlakunya Nota

Kesepahaman ini.

(3) Nota Kesepahaman ini dapat diakhiri sebelum masa berlaku sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) dengan ketentuan PARA PIHAK yang bermaksud mengakhiri Nota

Kesepahaman ini wajib memberitahukan maksud tersebut secara tertulis.

Bagian Keempat

Monitoring dan Evaluasi

Pasal 15

PARA PIHAK sepakat melaksanakan monitoring dan evaluasi atas pelaksanaan Nota

Kesepahaman ini melalui pertemuan secara berkala paling sedikit 2 (dua) kali dalam

setahun sesuai kesepakatan PARA PIHAK.

BAB VII…..

Page 11: NOTA KESEPAHAMAN ANTARA LEMBAGA PEMASYARAKATAN …

#sfislut dHhl l$l-l*d,HrrH\a

fl,,-,',), ,/r!

d^1-}.,'.'.:11$.'

$i ;l.ii'l)? **P.

'o' * ./'

"tr

HVS=I

,Vfifiil},I }i

'yvHld VUVd qelo rueDuelBpuBllp L{Bl3}as BuBs 6uefi unlnq ue}BnIaI relundurau upp dnlnc reJo}euJsq Eurseur-6urseu '1pe (enp) 7 de16ue.r uel?p lenqlp -selerp

Inqes.rel eueureOeqss unqBl uepuEnq '1e66ue1 'ueq eped rueOuelepusllp uep lenqrp rur uer.r:eqedasex BloN ugrrrueo

II lEsed

dntnNSd

l[A 8Vg

;

(sdg 6eqey) r16ueg sollod leuorse.rdg uerOeg eledey : VnOiil yvl{ld(sedeley)

rl0ueg Ul seloy BItloXrEN ueleleiedseued e6equel eledey :V6;VIUId yvHld:Eunqnq6ued le6eqes efulr4ean-llle/t lnlunueur yVHld VUVd

$t IHsBd

SNNgf'IHSNiId IVEYr=d

IIrt fiYtr

{t

rfio L f0z6 r Lgs$$s t :dtN

TVIJ"Hd Sf]SY

*VbTVr#Ed XVHId