Download - Nilai Pabean

Transcript

Nilai Pabean

Harga pasar normal diartikan sbg harga yg didasarkan atas harga yg tjd di pasar terbuka dan ditetapkan sendiri oleh penjual dan pembeli scr bebas. Perbedaan unt menghitung besarnya BM akan menyebabkan DJBC akan menentukan harga pemberitahuan yg lebih tinggi drpd daftar harga harga patokan.

Penetapan harga yg demikian ini menyebabkan banyak importir merasa tdk puas, apalagi jika disertai dg sanksi adm berupa denda, krn dianggap memberitahukan harga tdk benar. Mnrt mrk, pertama, harga dpt berfluktuasi tergantung dr adanya kemampuan bersaing. Kedua, beberapa jenis barang baru dan langka dlm pasar, tdk dpt diidentifikasikan melalui metode harga patokan.

Konsep nilai pabean, diperkenalkan oleh org kepabeanan intl (WCO). Tujuannya adalah unt mengurangi tjdnya pemberitahuan pabean yg tdk benar mengenai harga yg sebenarnya dibayar atau harga yg seharusnya dibayar dlm suatu transaksi. Dasar dr sistem nilai pabean adalah peraturan yg telah dibuat dan disepakati scr intl, di mana sistem ini memuat dan mengatur mengenai kejujuran, uniformalitas dan netralitas. Harga disesuaikan dg kenyataan komersial yg tjd dlm perdgnan intl.

Nilai Pabean adalah jmlh yg dpt dihitung unt menetapkan pungutan BM yg terutang, dpt tdk seperti tercantum dlm invoice atau faktur penjualan atas brg yg diimpor.

Pemberitahuan atas nilai pabean yg rendah dg tujuan unt menghindari dr pengenaan BM yg tinggi, menyebabkan banyak instansi kepabeanan di dunia yg mjd anggota WCO dan/atau WTO bersepakat unt menyusun metode penetapan nilai pabean.

Pejabat bea dan cukai dpt menetapkan nilai pabean atas brg impor yg diberitahukan dlm pemberitahuan pabean impor. Dilakukan paling lambat 30 hr sejak tgl pendftran pemberitahuan pabean impor. Apabila dlm jangka waktu tdk ada penetapan, maka nilai pabean yg diberitahukan dlm pemberitahuan pabean impor dianggap diterima.

Nilai pabean unt brg-brg impor seharusnya adalah nilai transaksi, harga itu mrpk harga yg sebenarnya dibayar (actual price).

Nilai pabean ditetapkan oleh petugas bea dan cukai dg memperhatikan sbb : Tingkat perdgnan (commercial level) yaitu tingkatan atau status pembeli, seperti wholeseller, retailer dan end user. Terminologi penyerahan (Incoterm : Intl commercial terms), yg akan mempengaruhi penghitungan nilai pabean seperti FOB, C&F, CIF, Ex Work dan DDP dan apakah brg transit di pelabuhan lain yg menimbulkan biaya penangganan pelabuhan (terminal handling cost) Data base harga yg mrpk kumpulan data harga brg impor dlm CIF dan telah dilakukan proses penghitungan berdsrkan data yg tersedia serta telah disahkan scr periodik oleh KKPP BC di pelabuhan bongkar/tujuan.

Adanya hub antara importir dan eksportir, seperti : Mereka adalah pegawai atau direktur dr salah satu perusahaan yg sama. Scr legal mrk mrpk partner. Seseorang yg scr langsung maupun tdk langsung mengendalikan jlnnya perusahaan dan memiliki 5% atau lebih dr saham perusahaan. Salah satu pihak mengontrol yg lainnya langsung maupun tdk langsung. Masing-masing pihak mrpk satu kel.

Incoterms atau International Commercial Terms adalah kumpulan istilah yang dibuat untuk menyamakan pengertian antara penjual dan pembeli dalam perdagangan internasional. Incoterms menjelaskan hak dan kewajiban pembeli dan penjual yang berhubungan dengan pengiriman barang. Hal-hal yang dijelaskan meliputi proses pengiriman barang, penanggung jawab proses ekspor-impor, penanggung biaya yang timbul dan penanggung risiko bila terjadi perubahan kondisi barang yang terjadi akibat proses pengiriman. Incoterms dikeluarkan oleh Kamar Dagang Internasional atau International Chamber of Commerce (ICC), versi terakhir yang dikeluarkan pada tanggal 1 Januari 2000 disebut sebagai Incoterms 2000. Incoterms 2000 dikeluarkan dalam bahasa Inggris sebagai bahasa resmi dan 31 bahasa lain sebagai terjemahan resmi.

Tiga belas istilah dalam Incoterms 2000: EXW (nama tempat): Ex Works, pihak penjual menentukan tempat pengambilan barang. FCA (nama tempat): Free Carrier, pihak penjual hanya bertanggung jawab untuk mengurus izin ekspor dan meyerahkan barang ke pihak pengangkut di tempat yang telah ditentukan. FAS (nama pelabuhan keberangkatan): Free Alongside Ship, pihak penjual bertanggung jawab sampai barang berada di pelabuhan keberangkatan dan siap disamping kapal untuk dimuat. Hanya berlaku untuk transportasi air. FOB (nama pelabuhan keberangkatan): Free On Board, pihak penjual bertanggung jawab dari mengurus izin ekspor sampai memuat barang di kapal yang siap berangkat. Hanya berlaku untuk transportasi air. CFR (nama pelabuhan tujuan): Cost and Freight, pihak penjual menanggung biaya sampai kapal yang memuat barang merapat di pelabuhan tujuan, namun tanggung jawab hanya sampai saat kapal berangkat dari pelabuhan keberangkatan. Hanya berlaku untuk transportasi air. CIF (nama pelabuhan tujuan): Cost, Insurance and Freight, sama seperti CFR ditambah pihak penjual wajib membayar asuransi untuk barang yang dikirim. Hanya berlaku untuk transportasi air. CPT (nama tempat tujuan): Carriage Paid To, pihak penjual menanggung biaya sampai barang tiba di tempat tujuan, namun tanggung jawab hanya sampai saat barang diserahkan ke pihak pengangkut.

CIP (nama tempat tujuan): Carriage and Insurance Paid to, sama seperti CPT ditambah pihak penjual wajib membayar asuransi untuk barang yang dikirim. DAF (nama tempat): Delivered At Frontier, pihak penjual mengurus izin ekspor dan bertanggung jawab sampai barang tiba di perbatasan negara tujuan. Bea cukai dan izin impor menjadi tanggung jawab pihak pembeli. DES (nama pelabuhan tujuan): Delivered Ex Ship, pihak penjual bertanggung jawab sampai kapal yang membawa barang merapat di pelabuhan tujuan dan siap untuk dibongkar. izin impor menjadi tanggung jawab pihak pembeli. Hanya berlaku untuk transportasi air. DEQ (nama pelabuhan tujuan): Delivered Ex Quay, pihak penjual bertanggung jawab sampai kapal yang membawa barang merapat di pelabuhan tujuan dan barang telah dibongkar dan disimpan di dermaga. Izin impor menjadi tanggung jawab pihak pembeli. Hanya berlaku untuk transportasi air. DDU (nama tempat tujuan): Delivered Duty Unpaid, pihak penjual bertanggung jawab mengantar barang sampai di tempat tujuan, namun tidak termasuk biaya asuransi dan biaya lain yang mungkin muncul sebagai biaya impor, cukai dan pajak dari negara pihak pembeli. Izin impor menjadi tanggung jawab pihak pembeli. DDP (nama tempat tujuan): Delivered Duty Paid, pihak penjual bertanggung jawab mengantar barang sampai di tempat tujuan, termasuk biaya asuransi dan semua biaya lain yang mungkin muncul sebagai biaya impor, cukai dan pajak dari negara pihak pembeli. Izin impor juga menjadi tanggung jawab pihak penjual.

Metode Penetapan Nilai PabeanDlm rangka menetapkan nilai pabean, petugas bea dan cukai melakukan penelitian thd pemberitahuan nilai pabean yg tertera pd dokumen PIB dan semua dokumen lampirannya. Nilai pabean yg diberitahukan akan diteliti kebenaran dan keabsahannya. Guna mendptkan nilai pabean yg dpt diterima, penelitian dilakukan dg menggunakan metode unt menentukan kebenaran mengenai nilai transaksi sesuai dg peraturan WTO yg diadopsi oleh negara anggota termasuk DJBC sbb:

Metode I Nilai Transaksi Metode I mengatur bahwa nilai pabean untuk penghitungan bea masuk adalah nilai transaksi dari barang impor yang bersangkutan. Yang dimaksud dengan nilai transaksi adalah harga yang sebenarnya atau yang seharusnya dibayar dari barang yang dijual untuk diekspor ke Daerah Pabean ditambah dengan biaya biaya tertentu.

Metode II Perbandingan dg brg identik Metode II yaitu nilai transaksi barang identik akan digunakan jika Metode I tidak dapat digunakan , misalnya karena tidak adanya transaksi jual beli. Jika Pejabat Bea dan Cukai menggunakan metode II sebagai dasar penetapan nilai pabean, maka ia menggunakan data barang identik yang ada di Kantor Pabean. Artinya data barang impor yang diberitahukan didalam dokumen Pemberitahuan Impor Barang (PIB) dibandingkan dengan data barang identik yang ada di Kantor Pabean.

Dua barang dianggap identik jika : Kedua barang tersebut sama dalam segala hal , meliputi karakter fisik, mutu dan reputasi , serta dibuat di negara yang sama oleh produsen yang sama atau yang berbeda. Perbedaan-perbedaan kecil diantara dua barang tersebut , misalnya karena perbedaan warna atau aksesori , tidak mempengaruhi penilaian suatu barang dianggap sebagai barang identik.

Data PIB : Jenis barang : Pesawat penerima siaran televisi , berwarna ( Colour TV Receiver) Pengantar Nilai Pabean DTSD Kepabeanan dan Cukai 17 Ukuran : 29 Tipe : KV29S Merek : Sony Negara asal : Japan Data di Kantor Pabean : Jenis barang : Pesawat penerima siaran televisi , berwarna ( Colour TV Receiver) Ukuran : 29 Kualitas : Berwarna Tipe : KV29S Merek : Sony Negara asal : Japan

Metode III Perbandingan dg brg serupa Metode III yaitu nilai transaksi barang serupa , akan digunakan jika Metode II dan Metode I tidak dapat digunakan , misalnya karena persyaratan untuk penggunaan metode-metode tersebut tidak terpenuhi . Misalnya, metode II tidak dapat digunakan jika tidak terdapat data barang identik yang memenuhi syarat di Kantor Pabeaan . Jika Pejabat Bea dan Cukai menggunakan metode III sebagai dasar penetapan nilai pabean , maka ia menggunakan data barang serupa yang ada di Kantor Pabean. Artinya data barang impor yang diberitahukan didalam dokumen Pemberitahuan Impor Barang (PIB) dibandingkan dengan data barang serupa yang ada di Kantor Pabean.

Dua barang dianggap serupa jika : Kedua barang tersebut meskipun tidak sama dalam segala hal , tetapi mempunyai karakter fisik sama, komponen material sama, berfungsi sama dan secara komersial saling dapat dipertukarkan , serta dibuat di negara yang sama oleh produsen yang sama atau yang berbeda. Perbedaanperbedaan kecil diantara dua barang tersebut , misalnya karena perbedaan warna atau aksesori , tidak mempengaruhi penilaian suatu barang dianggap sebagai barang identik.

Data PIB : Jenis barang : USB Flash Drive Ukuran : 2 GB Merek : Kingston Negara asal : China Data di Kantor Pabean : Jenis barang : USB Flah Drive Ukuran : 2 GB Merek : Sandisk Negara asal : China

Metode IV Deduksi Metode V Komputasi Metode VI Pengulangan ketentuan Metode I sampai dg V dg pelaksanaan yg fleksibel

METODE IV : METODE DEDUKSI Pengertian Metode Deduksi . Metode deduksi adalah metode penetapan nilai pabean berdasarkan harga satuan di pasar daerah pabean dari barang impor yang bersangkutan, barang identik atau barang serupa , dalam penjualan terbesar dan dalam kondisi sama dengan saat diimpor, dikurangi dengan sejumlah faktor pengurangan.

Metode deduksi baru dapat digunakan apabila metode III, Metode II atau Metode I , tidak dapat digunakan. Sebagai contoh , metode III tidak dapat digunakan dalam hal tidak terdapat data barang serupa pada kantor pabean atau persyaratan penggunaan metode III tidak terpenuhi.

Faktor pengurangan adalah biaya-biaya setelah pengimporan yang dilaporkan oleh importir kepada pihak pabean , berupa : i. Komisi atau keuntungan dan pengeluaran umum atas penjualan barang impor yang bersangkutan, barang identik atau barang serupa di pasaran dalam Daerah Pabean; ii. Biaya transportasi, asuransi dan biaya lainnya yang ditanggung oleh pembeli setelah barang impor yang bersangkutan, barang identik, atau barang serupa tiba di tempat impor di Daerah Pabean; iii. Bea masuk, cukai, dan pajak dalam rangka impor.

Harga satuan dalam daerah pabean setelah dikurangi dengan biaya-biaya sebagaimana butir i, ii dan iii tersebut diatas menjadi nilai pabean barang impor yang bersangkutan.

Metode V , Metode Komputasi Pengertian metode komputasi Metode komputasi adalah metode penetapan nilai pabean dengan cara menjumlahkan sejumlah unsur biaya sehingga didapat harga CIF di Daerah Pabean.

Metode Komputasi baru dapat digunakan apabila nilai pabean tidak dapat ditetapkan berdasarkan nilai transaksi barang impor yang bersangkutan, nilai transaksi barang identik, nilai transaksi barang serupa atau metode deduksi. Contoh , nilai pabean tidak dapat digunakan dengan menggunakan metode IV , jika tidak terdapat data barang identik atau serupa yang dijual oleh importir yang bersangkutan.

Unsur unsur pembentuk nilai pabean dalam metode komputasi . Unsur-unsur biaya yang dijumlahkan didalam metode komputasi adalah sebagai berikut: i. biaya atau harga bahan baku dan proses pembuatan atau proses lainnya yang dilakukan dalam memproduksi barang impor yang bersangkutan; ii. keuntungan dan pengeluaran umum yang besarnya sama atau mendekati keuntungan dan pengeluaran umum penjualan barang sejenis yang dibuat oleh produsen di negara pengekspor untuk dikirim ke Daerah Pabean; iii. biaya transportasi dari pelabuhan muat ke tempat impor di Daerah Pabean, termasuk biaya pemuatan, pembongkaran dan penanganan;dan iv. biaya asuransi.

Metode VI, Metode I sampai dengan Metode V Yang Diterapkan Secara Fleksibel Pengertian metode VI. Metode VI adalah metode penetapan nilai pabean dengan cara mengulangi ketentuan Metode I sampai dengan V dengan pelaksanaan yang fleksibel, serta memperhatikan prinsip dan ketentuan Pasal VII GATT 1994, dan berdasarkan data yang tersedia di daerah pabean.

Metode VI baru dapat digunakan apabila metode I, metode II, metode III, metode IV dan metode V tidak dapat digunakan. Penetapan nilai pabean berdasarkan Metode VI dilaksanakan dengan cara mengulangi kembali prinsip dan ketentuan Metode I sampai dengan V yang diterapkan secara fleksibel berdasarkan data yang tersedia di Daerah Pabean.

Dalam menggunakan Metode VI harus mengikuti hirarki metode penetapan nilai pabean. Penggunaan Metode I yang diterapkan secara fleksibel lebih diutamakan dari pada penggunaan Metode II yang diterapkan secara fleksibel, dan seterusnya. Azas fleksibelitas ini diterapkan dengan pertimbangan jangan sampai terdapat pemberitahuan pabean yang tidak dapat ditetapkan nilai pabean.