Download - New PEMBINAAN KARAKTER DISIPLIN DAN MANDIRI …eprints.ums.ac.id/77319/11/NASKAH PUBLIKASI (SOFTCOVER).pdf · 2019. 8. 27. · mempersiapan buku penghubung sebagai komunikasi pengantar

Transcript
Page 1: New PEMBINAAN KARAKTER DISIPLIN DAN MANDIRI …eprints.ums.ac.id/77319/11/NASKAH PUBLIKASI (SOFTCOVER).pdf · 2019. 8. 27. · mempersiapan buku penghubung sebagai komunikasi pengantar

PEMBINAAN KARAKTER DISIPLIN DAN MANDIRITERINTEGRASI BUDAYA SEKOLAH BAGI ANAK

BERKBUTUHAN KHUSUS DI SD AL FIRDAUS SURAKARTA

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar MagisterPendidikan

Oleh

Lusi RakasiwiQ 100160019

MAGISTER ADMINISTRASI PENDIDIKANSEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTATAHUN 2019

Page 2: New PEMBINAAN KARAKTER DISIPLIN DAN MANDIRI …eprints.ums.ac.id/77319/11/NASKAH PUBLIKASI (SOFTCOVER).pdf · 2019. 8. 27. · mempersiapan buku penghubung sebagai komunikasi pengantar

1

Page 3: New PEMBINAAN KARAKTER DISIPLIN DAN MANDIRI …eprints.ums.ac.id/77319/11/NASKAH PUBLIKASI (SOFTCOVER).pdf · 2019. 8. 27. · mempersiapan buku penghubung sebagai komunikasi pengantar

2

Page 4: New PEMBINAAN KARAKTER DISIPLIN DAN MANDIRI …eprints.ums.ac.id/77319/11/NASKAH PUBLIKASI (SOFTCOVER).pdf · 2019. 8. 27. · mempersiapan buku penghubung sebagai komunikasi pengantar

3

Page 5: New PEMBINAAN KARAKTER DISIPLIN DAN MANDIRI …eprints.ums.ac.id/77319/11/NASKAH PUBLIKASI (SOFTCOVER).pdf · 2019. 8. 27. · mempersiapan buku penghubung sebagai komunikasi pengantar

1

PEMBINAAN KARAKTER DISIPLIN DAN MANDIRI TERINTEGRASIBUDAYA SEKOLAH BAGI ANAK BERKBUTUHAN KHUSUS DI SD AL

FIRDAUS SURAKARTA

AbstractThis research is aims to describe: School programs in instilling discipline

and independent character, School implementation in instilling discipline andindependence, school constraints in instilling discipline and independence, andschool solutions in instilling discipline and self-character integrated in schoolculture at SD Al Firdaus Surakarta . This study uses a qualitative approach. Thesubjects of this study were students, teachers, principals. Methods of collectingdata using observation, interviews, and documentation. The data validitytechnique in this study uses source triangulation and technical triangulation. Dataanalysis uses interactive models with data collection processes, data reduction,data presentation, and conclusions. The results of this study are: 1) The schoolprogram used to cultivate disciplinary and independent characters in Al FirdausElementary School has been directed by applying the discipline of discipline andself-oriented religion, which in its implementation already looks very effective. 2)School implementation in the cultivation of disciplined and independentcharacters involving the three components in disciplined and independentcharacter education is not the responsibility of a handful of people, but needs toinvolve other components such as parents, educators, religious institutions, andyouth organizations. Each component that supports the success of disciplinarycharacter education must cooperate with each other. 3) The main obstacle incultivating discipline and independent character is communication andinfrastructure where teachers are still difficult to communicate directly orcollaborate directly with parents of students, the availability of infrastructure isstill limited which makes the learning program for students limited. 4) Forsolutions to the problems that the school has given if the ABK violates the rules inthe school, for communication between the teacher and parents, the schoolimmediately conducts a home visit or student home visit for troubled ABKstudents and meets directly with parents of students , preparing connecting booksas introductory communication between teachers and parents.Keywords: Development of Independent Discipline and Independent CultureCharacter

AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: Program sekolah dalam

menanamkan karakter disiplin dan mandiri, Pelaksanaan sekolah dalammenanamkan karakter disiplin dan mandiri, kendala sekolah dalam menanamkankarakter disiplin dan mandiri, dan solusi sekolah dalam menanamkan karakterdisiplin dan mandiri terintegrasi budaya sekolah di SD Al FirdausSurakarta.Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Subjek penelitian iniadalah siswa, guru, kepala sekolah. Metode pengumpulan data menggunakanobservasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik keabsahan data dalam penelitianini menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi teknik. Analisis data

Page 6: New PEMBINAAN KARAKTER DISIPLIN DAN MANDIRI …eprints.ums.ac.id/77319/11/NASKAH PUBLIKASI (SOFTCOVER).pdf · 2019. 8. 27. · mempersiapan buku penghubung sebagai komunikasi pengantar

2

menggunakan model interaktif dengan proses pengumpulan data, reduksi data,penyajian data, dan kesimpulan.Hasil penelitian ini adalah: 1) Program sekolahyang digunakan untuk penanaman karakter disiplin dan mandiri di SD Al Firdaussudah terarah dengan menerapkan penanaman karakter disiplin dan mandiriberorientasi agama, dimana dalam pelaksanaannya sudah terlihat sangatlahefektif. 2) Pelaksanaan sekolah dalam penanaman karakter disiplin dan mandiritelah melibatkan ketiga komponen dalam pendidikan karakter disiplin dan mandiribukanlah tanggung jawab segelintir orang saja, tetapi perlu melibatkan komponenlain seperti halnya orang tua, pendidik, institusi agama, organisasi kepemuda.Masing-masing komponen yang mendukung keberhasilan pendidikan karakterdisiplin harus saling kerja sama. 3) Kendala utama dalam penanaman karakterdisiplin dan mandiri adalah komunikasi dan sarana prasarana yang dimana gurumasih sulit untuk berkomunikasi langsung atau melakukan kerjasama langsungdengan orang tua siswa, ketersediaan sarana prasarana yang masih terbatas yangmembuat program pembelajaran pada siswa terbatasin. 4) Untuk solusi dalammengatasi masalah yang ada sekolah memberi konsekuesi jika ABK melanggarperaturan yang ada disekolah, untuk komunikasi antara guru dan orang tua murid,sekolah langsung melakukan home visit atau kunjungan kerumah siswa bagi siswaABK yang bermasalah dan bertemu langsung dengan orang tua murid,mempersiapan buku penghubung sebagai komunikasi pengantar antara guru danorang tua.Kata kunci : Pembinaan Karakter Disiplin Dan Mandiri Terintegrasi Budaya.

1. Pendahuluan

Penanaman karakter yang diselenggarakan sekolah dasar Al Firdaus Surakarta

sebagaimana termaksud dalam UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional pada Bab 2 Pasal 3 menyatakan bahwa fungsi pendidikan nasional

adalah mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter serta peradaban

bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Tujuan

pendidikan nasional ini untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi

manusia yang iman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak

mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang

demokratis serta tanggung jawab (Gunansyah,2010).

Serta sesuai dengan UU No 20 Tahun 2003 Pasal 5 ayat 1 menjelaskan bahwa

setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan

yang bermutu. Selanjutnya ayat 2 menyatakan bahwa warga negara yang memiliki

kelainan fisik, emosional, mental, intelektual, dan sosial berhak memperoleh

pendidikan khusus. Dalam implementasinya maka setiap individu memperoleh

Page 7: New PEMBINAAN KARAKTER DISIPLIN DAN MANDIRI …eprints.ums.ac.id/77319/11/NASKAH PUBLIKASI (SOFTCOVER).pdf · 2019. 8. 27. · mempersiapan buku penghubung sebagai komunikasi pengantar

3

hak yang sama dalam pendidikan, baik itu individu normal maupun individu yang

mempunyai kelainan.

Pendidikan inklusi merupakan pendidikan yang memberikan apresiasi kepada

anak berkebutuhan khusus. Model yang dilaksanakan di sekolah inklusi ini

menekankan pada keterpaduan penuh, menghilangkan keterbatasan dengan

menggunakan prinsip pendidikan untuk semua. Maka dari itu dengan berbagai

perbedaan latar belakang siswa yang berbeda-beda sangat menarik meneliti pola

pendidikan karakter pada sekolah inklusi. Hal ini dilakukan karena melihat

keberagaman siswa yang terdapat di sekolah inklusi.

Berdasarkan realita SD Al Firdaus memiliki kekuatan berupa kualitas sumber

daya manusia yang berkompeten dibidang pendidikan dan semangat serta

idealisme dalam menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas. Namun

demikian, ada pula kelemahan yang dihadapin SD Al Firdaus terutama dalam hal

keterbatasan sarana dan prasarana. SD Al Firdaus memiliki kesempatan untuk

mengembangkan pendidikan islam inklusi yang berkualitas, khususnya

pendidikan yang memadukan nilai-nilai islam dalam semua aspek baik kognitif,

afektif dan psikomotorik. Namun demikian ada tantangan yang dihadapi oleh SD

Al Firdaus yakni kualitas lulusan yang diakui publik dan mampu berkompetensi

pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi (Imron dkk,2010).

Program inklusi di SD Al Firdaus menyediakan sistem layanan pendidikan

bagi siswa normal atau reguler dan anak berkebutuhan khusus (ABK). Sekolah

inklusi juga melayani siswa normal dan ABK dalam proses pembelajaran dengan

tidak membeda-bedakan. Sistem pendidikan inklusi di SD tersebut disesuaikan

dengan kebutuhan siswa reguler dan ABK melalui adaptasi kurikulum,

pembelajaran, penilaian, dan sarana prasarana. Melihat hal tersebut ternyata dalam

pelaksanaan pendidikan karakter di sekolah inklusi masih banyak kendala yang

dihadapi. Kenyataan dilapangan menunjukkan bahwa sekolah masih mengalami

kesulitan untuk menyusun konsep pendidikan karakter bagi peserta didik.

Beberapa guru juga masih mengalami kendala dalam menanamkan nilai karakter

pada anak yang berbeda-beda. Walaupun demikian pihak sekolah masih tetap

Page 8: New PEMBINAAN KARAKTER DISIPLIN DAN MANDIRI …eprints.ums.ac.id/77319/11/NASKAH PUBLIKASI (SOFTCOVER).pdf · 2019. 8. 27. · mempersiapan buku penghubung sebagai komunikasi pengantar

4

melaksanakan pendidikan karakter sesuai dengan kemampuan sumber daya yang

dimiliki maupun sarana dan prasarana yang ada.

Pendidikan karakter pada hakikatnyaadalah sebuah perjuangan bagi setiap

individuuntuk menghayati kebebasannya dalam relasimereka dengan orang lain

dan lingkungannya,sehingga ia dapat semakin mengukuhkan dirinyasebagai

pribadi yang unik dan khas, dan memilikiintegritas moral yang dapat

dipertanggungjawabkan(Koesoema 2010:162). MenurutDwiningrum (2013:145),

pendidikan karakterberperandalam mengembangkanpotensi manusiasecara

optimal serta mengembangkan pola pikirdan perilaku siswa.

Penguatan pendidikan karakter di era sekarang merupakan hal yang penting

untuk dilakukan mengingat banyaknya peristiwa yang menujukan terjadinya krisis

moral baik dikalangan anak-anak, remaja, maupun orang tua. Oleh karena itu,

penguatan pendidikan karakter perlu dilaksanakan sedini mungkin dimulai dari

lingkungan keluarga, sekolah, dan meluas ke dalam lingkungan masyarakat.

Model pendidikan karakter SD Al Firdaus didesai dengan mengembangkan

budaya dan lingkungan sekolah. Ini merupakan seperangkat rencana dan

pengaturan mengenai tujuan, bahan pelajaran, dan cara yang digunakan sebagai

pedoman penyelenggara kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan

yang diselenggarakan. SD Al Firdaus diharapkan dapat mengantarkan peserta

didik dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, memiliki

keimanan, ke tagwaan kepada Allah SWT, berakhlakmulia serta berkecakapan

hidup yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Acuan operasional penyusulan kurikulum SD Al Firdaus memperhatikan : (1)

peningkatan iman, takwa dan akhlak mulia; (2) peningkatan potensi, kecerdasan,

dan minat sesuai tingkat perkembangan dan kemampuan akhlak; (3) keragaman

potensi, karakteristik daerah dan lingkungan; (4) tuntutan pembangunan daerah

dan nasional; (5) tuntutan dunia kerja; (6) perkembangan ilmu pengetahuan,

teknologi, dan senil; (7) agama; (8) dinamika perkembangan global; (9) persatuan

nasional dan nilai kebangsaan; (10) kondisi sosial budaya masyarakat setempat;

(11) kesetaraan jender; (12) karakteristik satuan pendidikan. Adapun masalah

yang ingin dicapai adalah bagaiamana pembinaan karakter disiplin dan mandiri

Page 9: New PEMBINAAN KARAKTER DISIPLIN DAN MANDIRI …eprints.ums.ac.id/77319/11/NASKAH PUBLIKASI (SOFTCOVER).pdf · 2019. 8. 27. · mempersiapan buku penghubung sebagai komunikasi pengantar

5

terintegrasi budaya sekolah bagi anak berkbutuhan khusus SD Al Firdaus

Surakarta.

2. Metode

Penelitian ini menggunakan desain penelitian etnografi. Sutama (2012:77)

mengatakan masalah etnografi memfokuskan diri pada fenomena yang berjalan,

gejala yang sedang berlangsung. Ethnografi adalah kegiatan penelitian untuk

memahami cara orang-orang berinteraksi dengan bekerja sama melalui fenomena

teramati dalam kehidupan sehari-sehari kelompok sosial dan kultural. Atau

mengambarkan menguraikan dan menafsirkan kelompok sosial dan cultural.

Dalam pencarian data teknik yang digunakan dengan wawacara mendalam,

dokumentasi dan observasi. Data yang didapat harus diabsahkan. Keabsahan data

dari sebuah penelitian sangat penting karena dengan keabsahan data merupakan

langkah awal kebenaran analisis data. Menrut Sugiyono (2007: 366)Uji keabsahan

data pada kualitatif meliputi uji credibility (validitas interbal), transferability

(validitas eksternal), dependability (reliabilitas), serta confirmabilitu

(obyektivitas). Uji keabsahan data pada penelitian kuantitatif dapat dilakukan

dengan uji validitas dan uji reliabilitas instrument.

Perencanaa pendidikan karakter disiplin dan mandiri pada siswa ABK di

SD Al Firdaus direncanakan dengan sangat baik melalui kegiatan intakulikuler

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

model interaktif (Interactive Model Of Analysis). Menurut Miles dan Huberman

(dalam Imam Gunawan, 2014:2010) tiga tahapan yang harus dikerjakan dalam

menganalisis data penelitian kualitatif, yaitu : 1. Reduksi data (data reduction) ; 2.

Paparan data (data display) ; 3. Penarikan kesimpulan dan verifikasi (conclusion

drawing atau verifiying). Analsis data kualitatif dilakukan secara bersama dengan

proses pengumpulan data berlangsung, artinya kegiatan-kegiatan tersebut

dilakukan dengan bentuk interaktif dengan proses pengumpulan data (data

collecting) sebagai suatu siklus.

3. Hasil dan Pembahasan

3.1 Perencanaan program Sekolah dalam Menanamkan Karakter Disiplin

danMandiri pada Anak Berkebutuhan Khusus

Page 10: New PEMBINAAN KARAKTER DISIPLIN DAN MANDIRI …eprints.ums.ac.id/77319/11/NASKAH PUBLIKASI (SOFTCOVER).pdf · 2019. 8. 27. · mempersiapan buku penghubung sebagai komunikasi pengantar

6

dan ekstrakurikuler.Dalam lingkup intrakurikuler, pendidikan karakter

diimplementasikan melalui perangkat pembelajaran yang terintegrasi pada semua

bidang mata pelajaran.Perencanaan tersebut dilaksanakan secara intensif dengan

menggunakan perencanaan karakter, pelaksanaan karakter, dan evaluasi karakter.

Sebagaimana hasilnya diatas bahwa perencanaan pendidikan karakter

dapat dilakukan melalui strategi intenal sekolah dan eksternal sekolah.Strategi

internal sekolah dapat dibagi dalam empat pilar, yakni kegiatan belajar mengajar

(KBM) dikelas, kegiatan keseharian dalam budaya sekolah (School culture),

kegiatan pembiasaan (Habituation), kegiatan ekstra kurikuler.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh National Council of Educational

Research and Training, (2006) mengatakan bahwa banyak siswa dengan Special

Educational Needs (SEN) pergi ke sekolah biasa atau sekolah khusus untuk

pendidikan. Ada orang lain yang, karena keparahan kondisi mereka, dididik di

rumah melalui layanan rehabilitasi berbasis masyarakat. Akhirnya, mungkin ada

beberapa anak yang terdaftar dalam sistem pembelajaran terbuka atau non-formal

atau alternatif pendidikan. Di mana pun anak-anak didaftarkan, masalah penting

dalam praktik pembangunan adalah untuk memenuhi kebutuhan pendidikan anak-

anak dan ini membutuhkan sumber daya. Kebutuhan sumber daya untuk

memfasilitasi pengajaran yang efektif dapat bervariasi dari sekolah ke sekolah.

Namun, umumnya diyakini oleh guru bahwa mereka pasti membutuhkan

dukungan sumber daya dari pendidik khusus untuk membantu mereka dalam

memberikan kesempatan yang sama kepada siswa dengan SEN.

Para guru merasa bahwa karena mereka diharapkan untuk menghabiskan

kelas mengajar seharian, sangat sedikit waktu yang tersedia untuk persiapan

seperti itu. Untuk inklusi yang sukses, guru memerlukan waktu untuk perencanaan

dan diskusi dengan guru lain, pendidik khusus, dan orang tua, serta untuk

persiapan materi.

Penelitian yang dilakukan oleh Agboola dan Tsai (2012) menunjukkan

bahwa Upaya harus dilakukan untuk memastikan bahwa semua undang-undang

pendidikan menekankan tanggung jawab untuk menanggapi keberagaman murid.

Secara khusus, upaya untuk bergerak menuju kebijakan yang lebih inklusif perlu

Page 11: New PEMBINAAN KARAKTER DISIPLIN DAN MANDIRI …eprints.ums.ac.id/77319/11/NASKAH PUBLIKASI (SOFTCOVER).pdf · 2019. 8. 27. · mempersiapan buku penghubung sebagai komunikasi pengantar

7

Pendidikan karakter wajib di implementasikan dalam penyelenggaraan

pendidikan.Pendidikan karakter ini dapat di implementasikan dalam kegiatan

sekolah. Bapak darmawan mengungkapkan: “ Pendidikan karakter dapat dibagi

menjadi dua yaitu dalam kegiatan sekolah dan proses pembelajaran. Contoh

pendidikan karakter melalui kegiatan sekolah misalnya dengan sholat dhuha,

shalat dzuhur dan asar berjam’ah disekolah, kepramukaan, upacara, dan lain-

lain.Contoh dalam pembelajaran misalnya berjabat tangan seelum masuk kelas,

berdoa ketika sebelum dan sesudah pelajaran, tidak mengijinkan siswa masuk

kelas ketika terlambat, dan lain sebagainya”.

Peyelenggaraan pendidikan karakter dalam pembelajaran maupun dalam

kegiatan harus memuat karakter yang wajib ditanamkan kepada siswa.Kaitanya

dengan penanaman karakter yang wajib dikembangkan dalam penyelenggaraan

pendidikan. Bapak Darmawan mengungkapkan bahwa: “ Macam-macam karakter

yang dikembangkan dalam penyelenggaraan pendidikan meliputi 18 karakter.

Delapan belas karakter tersebut meliputi: (1) Religius, (2) jujur, (3) Toleransi, (4)

Disiplin, (5) Kerja Keras, (6)Kreatif, (7) Mandiri, (8) Demokratis, (9) Rasa ingin

tahu, (10) Semangat kebangsaan, (11) Cinta tanah air, (12) Menghargai prestasi,

(13) Bersahabat atau komunikatif, (14) Cinta damai, (15) Gemar membaca, (16)

Peduli lingkungan, (17) Peduli Sosial, dan (18) Tanggung Jawab.

Sejalan dengan penjelasan kepala sekolah diatas, Ibu Riris juga

mengungkapkan bahwa “Penyelenggaraan pendidikan karakter yang memuat 18

aspek karakter sangat penting dan berkaitan erat dengan kegiatan-kegiatan sekolah

yang diselenggarakan oleh SD Al Firdaus Surakarta”.

direfleksikan dalam keseluruhan kebijakan untuk kurikulum dan penilaian. Selain

itu, penting untuk memasukkan strategi yang memperjelas peran masa depan

mereka yang bekerja dalam konteks dan layanan khusus. Tanpa ini ada

kemungkinan kuat bahwa kelompok-kelompok seperti itu dapat bertindak dengan

cara yang mendistorsi atau bahkan memblokir perubahan yang diusulkan.

3.2 Pelaksanaan Sekolah dalam Menanamkan Karakter Disiplin dan

mandiriPada Anak Berkebutuhan Khusus.

Page 12: New PEMBINAAN KARAKTER DISIPLIN DAN MANDIRI …eprints.ums.ac.id/77319/11/NASKAH PUBLIKASI (SOFTCOVER).pdf · 2019. 8. 27. · mempersiapan buku penghubung sebagai komunikasi pengantar

8

Berdasarkan uraian diatas dapat dipahami bahwa siswa ABK SD AL

Firdaus Surakarta selalu mengikuti shalat dhuha, shalat dzuhur dan shalat ashar

dengan tepat waktu. Ketika jadwal shalat sudah akan dimulai sebagaian siswa

ABK segera menuju masjid dan sebagian nya harus dibimbing oleh GPK nya. Hal

itu menunjukan kedisplinan dan mandiri siswa dalam menjalankan shalat.

Dalam menanganin siswa ABK untuk pelaksanaan karakter disiplin dan

mandiri mendapatkan suatu kendala.Kendala tersebut didapat dari hasil

wawancara, observasi, dan dokumentasi. Pembahasan mengenai kendala

pelakasanaan penanaman karakter disiplin dan mandiri meliputi beberapa

indikator antara lain sebagai berikut :

Berdasarkan kendala yang dihadapi adalah cenderung masih

mengharapkan bantuan dari temannya, malu, sikap minder, tidak adanya

Penelitian yang dilakukan Nawawi (2017) adalah bahwa Penanaman Nilai

Karakter melalui Kegiatan Belajar di Kelas Menanam nilai karakter yang

ditanamkan adalah nilai-nilai karakter Islam. Cara di mana wali dan tim mengajar

dalam menanamkan nilai karakter melalui kegiatan belajar di kelas juga

menggunakan cara-cara Islam. Ada beberapa cara di mana guru menanamkan nilai

karakter melalui pembelajaran di kelas. Cara yang dilakukan adalah sholat dhuha

jama'ah, pembelajaran pembentukan karakter, pembelajaran al-qur'an, kegiatan

pagi, pelaksanaan pembelajaran di kelas, penilaian karakter, manajemen kelas,

inventarisasi kelas, alat belajar, ruang kelas dan pahala -hukuman. Doa doa Duha

adalah cara pertama. Kegiatan ini dilakukan selama waktu kelas dan

dikoordinasikan langsung oleh wali kelas dan pengajaran tim. Karakter utama

yang ditanam melalui kegiatan ini tentu saja merupakan karakter religius. Jadi

berdasarkan 18 nilai karakter yang ada di Kementerian Pendidikan Nasional,

melalui kegiatan ini setidaknya ada empat nilai karakter yang melekat yaitu

religius, disiplin, mandiri, dan tanggung jawab. Dari perilaku siswa terlihat bahwa

kebiasaan sholat dhuha, Zhuhur dan Ashar di kelas dapat mengembangkan

karakter agama, disiplin dan tanggung jawab siswa.

3.3 Kendala dalam Penanaman karakter Disiplin dan Mandiri pada

AnakBerkebutuhan Khusus.

Page 13: New PEMBINAAN KARAKTER DISIPLIN DAN MANDIRI …eprints.ums.ac.id/77319/11/NASKAH PUBLIKASI (SOFTCOVER).pdf · 2019. 8. 27. · mempersiapan buku penghubung sebagai komunikasi pengantar

9

kepercayaan diri karena keterbatasan siswa.Dapat disimpulkan bahwa kendala

dari pelaksanaan penanaman karakter disiplin dan mandiri pada anak

berkebutuhan khusus di SD Al Firdaus Surakarta adalah dalam berkomunikasi dan

mendengar, kurangnya motivasi dari keluarga, kurangnya pengamalan ajaran

agama karena cenderung siswa malas, kurang percaya diri dan minder.

Hasil penelitian yang dilakukan Zurqoni et., al. (2018) Hambatan yang

dimiliki sekolah dalam pendidikan karakter adalah heterogenitas siswa, paradigma

masyarakat yang menganggap bahwa fokus sekolah adalah pengembangan

kognitif dan fasilitas yang terbatas.

Suatu kendala pada pelaksanaa penanaman karakter pada anak

berkebutuhan khusus pastilah ada solusinya. Solusi dari permasalahan tersebut

dapat peneliti simpulkan Solusi dari pelaksanaan penanaman karakter disiplin dan

mandiri meliputi beberapa Indikator sebagai berikut :

Berdasarkan hal di atas dapat disimpulkan bahwa solusi mengenai

kegiatan secara mandiri siswa ABK adalah harus selalu dilatih, dimotivasi, diberi

dorongan oleh orang tua atau guru agar tidak selalu mengandalkan orang lain serta

adanya kerja sama antara guru dan orang tua dalam membimbing siswa.

Berdasarkan data diatas, dapat disimpulkan bahwa solusi dari kendala

pelaksanaan penanaman karakter disiplin dan mandiri pada anak berkebutuhan

Hasil Penelitian yang dilakukan oleh Agboola dan Tsai (2012)

menunjukkan bahwa Pendidikan karakter adalah disiplin yang berkembang

dengan usaha yang disengaja untuk mengoptimalkan perilaku etis siswa. Hasil

pendidikan karakter selalu mendorong, kokoh, dan terus-menerus mempersiapkan

para pemimpin masa depan. Promosi pendidikan karakter seharusnya bukan hanya

layanan sederhana tetapi memiliki rencana aksi untuk latihan. Dengan kata lain,

kebijakan pendidikan harus mengambil inisiatif untuk mengaktualisasikan

pendidikan moral. Secara bersama-sama, orang tua, guru, dan administrator

sebagai pemangku kepentingan, harus bergabung dengan kamp ini untuk

mendorong siswa mewujudkan nilai-nilai baik dalam kehidupan mereka.

3.4 Solusi dalam Penanaman karakter Disiplin dan Mandiri pada

AnakBerkebutuhan Khusus

Page 14: New PEMBINAAN KARAKTER DISIPLIN DAN MANDIRI …eprints.ums.ac.id/77319/11/NASKAH PUBLIKASI (SOFTCOVER).pdf · 2019. 8. 27. · mempersiapan buku penghubung sebagai komunikasi pengantar

10

khusus di SD Al Firdaus Surakarta meliputi guru harus menguasai Kamus Bahasa

Isyarat agar dapat berkomunikasi dengan siswa tuna rungu wicara, selalu

dimotivasi, kerja sama antara guru dan orang tua dalam membimbing siswa tuna

rungu wicara.

Hasil evaluasi yang digunakan untuk penanaman karakter disiplin dan

mandiri di SD Al Firdaus sudah terarah dengan menerapkan penanaman karakter

disiplin dan mandiri berorientasi agama, dimana dalam pelaksanaannya sudah

terlihat sangatlah efektif.Dalam pelaksanaannya sangatlah unik dan memiliki ciri

khas yang tersendiri dalam hal penanaman yaitu siswa abk diminta untuk

melakukan kegiatan sendiri dengan dorongan guru pendamping sehingga siswa

ABK dapat disiplin dan mandiri dalam kegiatan keagamaan dan sehari-harinya.

Penyusunan program pendidikan karakter disiplin dan mandiri dilakukan

dengan melibatkan guru, orang tua, atau siswa. Hal ini mengingat bahwa untuk

mendukung keberhasilan program pendidikan karakter disiplin perlu campur

tangan baik dari pihak sekolah, orang tua, atau masyarakat. Keterlibatan ketiga

komponen tersebut dalam pendidikan karakter disiplin bukanlah tanggung jawab

segelintir orang saja, tetapi perlu melibatkan komponen lain seperti halnya orang

Hasil penelitian yang dilakukan oleh (U.S Departement of Educatioan

Office of safe and Drug-Free Schools, 2008) Undang-undang Proyek Percontohan

yang disahkan oleh Kongres pada tahun 1994 merupakan langkah pertama yang

penting dalam mendefinisikan dan mempromosikan tanggung jawab bersama

pendidikan karakter. Upaya awal ini membuahkan hasil dan membantu negara-

negara dan wilayah lain mengakui tanggung jawab mereka. "Pendidikan karakter"

muncul sebagai konsep inklusif untuk menangani berbagai cara di mana sekolah

dan masyarakat dapat mendukung pengembangan karakter pada anak-anak dan

remaja. Sementara pengembangan karakter tetap terutama tanggung jawab

keluarga, hasil Proyek Percontohan menunjukkan bahwa sekolah dan ruang kelas

individu memiliki pengaruh langsung dan signifikan; bahwa seluruh komunitas

harus dilibatkan; dan itu benar-benar merupakan tanggung jawab bersama di

antara para siswa, orang tua, guru, dan masyarakat pada umumnya.

4. Penutup

Page 15: New PEMBINAAN KARAKTER DISIPLIN DAN MANDIRI …eprints.ums.ac.id/77319/11/NASKAH PUBLIKASI (SOFTCOVER).pdf · 2019. 8. 27. · mempersiapan buku penghubung sebagai komunikasi pengantar

11

tua, pendidik, institusi agama, organisasi kepemuda. Masing-masing komonen

yang mendukung keberhasilan pendidikan karakter disiplin harus saling kerja

sama.

Adapun kendala utama dalam penanaman karakrter disiplin dan mandiri

adalah komunikasi dan sarana prasarana sekolah , komunikasi merupakan

landasan bagi berlangsungnya penanaman karakter disiplin dan mandiri sebagai

suatu proses pembinaan informasi antara dua orang atau lebih dengan

menggunakan simbol-simbol bersama. Secara umum proses komunikasi

sekurang-kurangnya mengandung lima unsur yaitu pemberi, pesan, media,

penerima, dan umpan balik.

Job Performance. The Journal of International Management Studies,Volume 3, Number 2.

Altidag, Erkut dan Siller, Funda. 2014. Effects of Flexible Working Method onEmployee Performance: An Empirical Study in Turkey. Business andEconomics Jounal, 5:3

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (edisi revisiIV). Jakarta: Rineka Cipta.

Aryee, S., Field D., dan Luk, V. 1999. Across-cultural test of a model of the workfamily interface. Journal of Management, 25, 491-511.

Solusiyang diberikan mengenai siswa ABK yang bermasalah disekolah

biasanya dilakukan dengan memberi konsekuesi jika ABK tersebut melanggar

peraturan yang ada disekolah dan melakukan home visit atau kunjungan kerumah

siswa bagi siswa ABK yang bermasalah, dengan dilakukan home visit ini akan

dapat lebih efektif dalam mengatasi masalah siswa, hal tersebut dikarenakan guru

dapat mencari penyebab-penyebab siswa yang bermasalah dari keluarga siswa,

bagaimana pergaulan anak dirumah, kegiatan anak dirumah apa saja, kemudian

guru dapat membicarakan masalah anak dengan orang tua dirumah dan mencari

jalan penyelesian bersama orang tua. Sehingga diharapkan masalah pada siswa

ABK dapat terselesaikan dengan baik.

Daftar Pustaka

Ahmad, Aminah. 2008. Direct and Indirect Effects of Work-Family Conflict on

Page 16: New PEMBINAAN KARAKTER DISIPLIN DAN MANDIRI …eprints.ums.ac.id/77319/11/NASKAH PUBLIKASI (SOFTCOVER).pdf · 2019. 8. 27. · mempersiapan buku penghubung sebagai komunikasi pengantar

12

Ashfaq, Ahmed dan Ramzan, Muhammad. 2013. Effects of Job Stress onEmployees Job Performance A Study on Banking Sector of Pakistan.Journal of Business and Management, Volume 11, Issue 6, pp 61-68.

Babin, B. and Boles, JS. 1998. ‘Employee Behavior in A Service Environment: AModel and Test of Potential Differences between Men and Women,’Journal of Marketing, 62 (2), 7791.

Bashir, U. 2010. Impact of Stress on Employees Job Performance A Study onbanking Sector of Pakistan. International Journal of marketing Studies,Vol. 2, 122.

Bernardin, H. John, dan Russel Joyce. 2003. Human resource management: AnExperimental approach. (International Edition). Singapore: Mc. Graw-Hill.

Boles, J. S., Howard, W. G., & Donofrio, H. H. 2001. An investigation into theinterrelationships of work-family conflict, family-work conflict and worksatisfaction. Journal of Managerial Issues, 13, 376–390.

Boyar, S. L., Maertz Jr., C. P., & Pearson, A. W. 2005. The effects of work-familyconflict and family-work conflict on nonattendance behaviors. Journal ofBusiness Research, 58(7), 919-925.

Çelenk H, Atmaca M. 2011. Flexible Work's Impact on Labor Costs andCompetitiveness: An Application in Textile Sector, J Adm Sci 9: 275-305.

Christen, M., Iyer, G. and Soberman, D. 2006. ‘Job Satisfaction, Job Performanceand Effort: A Reexamination Using Agency Theory,’ Journal ofMarketing, 70 (1), 137150.

Dessler, Gary. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi 9, Indeks, Jakarta

Frone, M. R., Yardley, J. K., & Markel, K. S. 1997. Developing and testing anintegrative model of the work-family interface. Journal of VocationalBehavior, 50, 145-167.

Frone, M. R. 2000. Work–family conflict and employee psychiatric disorders: Thenational comorbidity survey. Journal of Applied Psychology, 85, 888–895.

Frone, M.R., Yardley, J. K., & Markel, K. S. 1997. Developing and Testing an integrativemodel of the work-family interface. Journal of VocationalBehaviour. 50, 145-167.

Gabriel, J.F & Marjo, Wellington. 2001. Lingkungan Fisik. Cetakan Pertama.Jakarta. Penerbit : Hipokrates.

Ghozali, Imam. 2012. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS20. Semarang: Badan Penerbit – Universitas Diponegoro.

Page 17: New PEMBINAAN KARAKTER DISIPLIN DAN MANDIRI …eprints.ums.ac.id/77319/11/NASKAH PUBLIKASI (SOFTCOVER).pdf · 2019. 8. 27. · mempersiapan buku penghubung sebagai komunikasi pengantar

13

Gibson, J.L., Ivancevich, J.M., Donnelly, Jr., J.H. 1991. Organisasi: Perilaku,Struktur, Proses (Terj.), Penerbit Erlangga, Jakarta.

Gitosudarmo Indriyo dan I Nyoman Sudita. 1997. Perilaku Keorganisasian,Yogyakarta: BPFE.

Greenhaus, JH. and Beutell, NJ. 1985. ‘Sources of Conflict between Work andFamily roles,’ Academy of ManagementReview, 10 (1), 76-88.

Groen, B. A., Wouters, M. J., & Wilderom, C. P. 2012. Why do employees takemore initiatives to improve their performance after co-developingperformance measures? A field study. Management Accounting Research,120-141.

Gujarati, Damodar. 2006. Dasar-Dasar Ekonometrika. Jakarta : Erlangga.

Gutek, B., Searle, S., & Klepa, L. 1991. Rational versus gender role-explanationsfor work-family conflict. Journal of Applied Psychology, 76, 560–568.

Handko, Hani T., 2008. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia EdisiII. Yogyakarta : BPFE Yogyakarta.

Isnovijanti, T. 2002. Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Stress Kerja DanKepuasan Kerja (Studi Kasus : Polres Pati Polda Jateng). TesisMagister Manajemen Universitas Diponegoro tidak dipublikasikan.

Karasek, Robert A. 1985. Job Content Instrument: Questionnaire and User’sGuide. Revision 1.1. University of Southern California. Los Angeles,California. 15 p

Karatepe O. M., & Sokmen A. 2006. The effects of work role and family rolevariables on psychological and behavioral outcomes of frontlineemployees. Tourism Management , 27(2), 255-268.

Khuong, Mai Ngoc dan Yen, Vu Hai. 2016. Investigate the Effects of Job Stresson Employee Job Performance — A Case Study at Dong Xuyen IndustrialZone, Vietnam. International Journal of Trade, Economics and Finance,Vol. 7, No. 2.

Kreitner, Robert dan Kinicki, Angelo. 2005. Perilaku Organisasi, Buku 1, Edisi Kelima.Salemba Empat, Jakarta.

Latham, G. 2003. Goal setting: a five-step approach to behavior change.Organizational Dynamics, 309–318.

Lee D R. 1996. Why is Flexible Employment Increasing? J Labour Res 17: 695-710.

Luthans, Fred. 1995. Organizational Behavior. Seventh Edition. Singapore:McGraw-Hill, Inc.

Page 18: New PEMBINAAN KARAKTER DISIPLIN DAN MANDIRI …eprints.ums.ac.id/77319/11/NASKAH PUBLIKASI (SOFTCOVER).pdf · 2019. 8. 27. · mempersiapan buku penghubung sebagai komunikasi pengantar

14

Mangkunegara A.P. 2005. Perilaku dan Budaya Organisasi, Cetakan Pertama,PT. Refika Aditama, Bandung.

Margiati Lullus. 1999. Stres kerja: Latar Belakang Penyebab Dan AlternatifPemecahannya. Jurnal Masyarakat, Kebudayaan dan Politik, 3:71-80.Surabaya: Fakultas KesehatanUniversitas Airlangga.

Muluk, Khairul. 2007. Menggugat Partisipasi Publik dalam pemerinatahanDaerah. Malang: Bayumedia Publising.

National Safety Council. T.C. Gilchrest. 2004. Manajemen Stres Alih BahasaWidyastutik. Jakarta: EGC.

National Institute for occupational safety and Health (NIOSH). 1999. Stress .... atWork. Centers For Disease control and Prevention, U.S. Departemen ofHealth and Human Service. Publication no. 99-101, p26.

Nursalam. 2007. Manajemen Keperawatan, Aplikasi dan Praktik KeperawatanProfesional. Edisi 2. Jakarta. Salemba Medika.

Parasuraman, Greenhaus, Granrose, J H. 1992. Role Stressors, Social Supportand Well-being Among Two-Career Couples. Journal of OrganizationalBehavior, Vol.13, No.4 July1992, p:339-356.

Robbins, Stephen P. 2003. Perilaku Organisasi, Jilid 2, PT. Indeks KelompokGramedia, Jakarta.

Roth, Lawrence dan David, Emily M. 2009. Work-Family Conflicts And WorkPerformance. Psychological Reports, 105, 80-86.

Sondang P. Siagian. 2009. Kiat Meningkatkan Produktivitas Kerja. Jakarta. PT.Rineka Cipta.

Supardi. 2005. Metodologi Penelitian Ekonomi dan Bisnis. Yogyakarta:UII press.

Van Scotter, J., Motowidlo, SJ. And Cross, TC. 2000. ‘Effects of TaskPerformance and Contextual Performance on Systemic Rewards,’ Journalof AppliedPsychology, 85 (4), 526-535.

Veeramani, G., & Gayathri, R. 2013. A conceptual study on implication of qualitywork life (QWL) in human resource management. International Journal ofManagement Research and Reviews, 3, 3949–3953. Retrieved fromhttp://ijmrr.com