1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kanker adalah suatu kondisi dimana sel telah kehilangan pengendalian dan
mekanisme normalnya, sehingga mengalami pertumbuhan yang tidak normal, cepat
dan tidak terkendali. Sehingga salah satu kanker yang menjadi penyebab utama
kematian pada wanita adalah kanker payudara (carcinoma mammae) karena
merupakan penyakit yang paling ganas pada wanita. Kanker payudara adalah suatu
penyakit pertumbuhan sel, akibat adanya onkogen yang menyebabkan sel normal
menjadi sel kanker pada jaringan payudara (Lemon & Burke, 2008). Kanker payudara
tidak hanya dialami oleh wanita yang berusia di atas 30 tahun, tetapi dapat juga terjadi
pada wanita di bawah usia 30 tahun. Hal ini disebabkan oleh perubahan gaya hidup,
konsumsi makanan berkadar lemak tinggi diduga menjadi pemicu terjadinya kanker
(Gondhowiardjo, 2004).
Menurut World Health Organization (WHO), kanker payudara akan dialami
wanita sebanyak 8-9 % dalam hidupnya. Setiap tahun lebih dari 580.000 kasus baru
ditemukan diberbagai negara berkembang dan kurang lebih 372.000 pasien meninggal
karena penyakit tersebut. Di Eropa terdiagnosis lebih dari 250.000 kasus baru kanker
dan kurang lebih 175.000 di Amerika. Berdasarkan data dari SIRS (Sistem Informasi
Rumah Sakit) di Indonesia pada tahun 2007, kejadian kanker payudara sebesar 8.227
kasus (16,85%) dan sekarang di Indonesia kanker payudara termasuk dalam posisi
terbanyak kedua (www.relawannet.com) dan menurut Yayasan Kanker Payudara
Jakarta (2005), menduduki peringkat kedua sebagai penyebab kematian pada wanita
akibat penyakit kanker setelah kanker serviks.
2
Tabel 1.1.1 Sepuluh bentuk kanker yang paling umum pada kaum wanita dan perkiraan presentase timbulnya (Hardjana, 2000)
No Jenis Kanker Persentase
1.2.3.4.5.6.7.8.9.10.
PayudaraUsus besarDuburKulitParu-paruOvariumLambungServiksPankreasRahim
24 %12 %12%10 %9 %5 %4 %4 %3 %3 %
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa kanker payudara menduduki posisi
tertinggi dari 10 jenis kanker yang ada.
Kanker payudara merupakan masalah yang sering tidak disadari oleh para
wanita, karena gejala yang timbul sering diabaikan atau di anggap sesuatu yang biasa.
Sehingga hal tersebut dapat meningkatkan perkembangan kanker ke tingkat
keganasan atau sampai stadium lanjut. Kanker payudara diketahui secara pasti,
apabila telah dilakukan pemeriksaan yang menunjang untuk didiagnosis seseorang
menderita kanker payudara atau tidak. Kanker payudara bila tidak ditangani dengan
baik, maka akan menimbulkan komplikasi bahkan kematian. Penanganan dan
pengobatan penyakit kanker payudara tergantung dari tipe dan stadium yang dialami
penderita. Umumnya seseorang baru diketahui menderita penyakit kanker payudara
setelah menginjak stadiun lanjut yang cukup parah, hal ini disebabkan kurangnya
pengetahuan atau rasa malu sehingga terlambat untuk memeriksa kesehatannya ke
pelayanan kesehatan.
Berdasarkan fenomena di atas, maka sangat penting bagi wanita untuk
mengetahui tentang kanker payudara, agar dapat dilakukan deteksi sejak dini dan
tidak terjadi keterlambatan untuk periksa ke pelayanan kesehatan. Sebagian besar
3
kanker payudara pada wanita baru disadari ketika sudah stadium lanjut, sehingga
diperlukan penanganan yang serius. Hal ini terjadi karena kurangnya pengetahuan
seseorang tentang kanker payudara, sehingga akan menambah presentase terjadinya
kanker payudara pada wanita. Untuk mengatasi masalah tersebut, maka sangat
diperlukan pengetahuan atau pemahaman tentang kanker payudara. Berdasarkan
uraian di atas, maka penulis tertarik untuk mengkaji ’’Tingkat pengetahuan ibu
tentang kanker payudara di RT 02/RW XI Kelurahan Pahandut Kota Palangka Raya’’.
1.2 Rumusan Masalah
Masalah adalah suatu kesenjangan antara harapan dan kenyataan dengan apa
yang diinginkan, yang dicapai atau dengan apa yang terjadi atau faktanya
(Notoatmodjo, 2002:51). Sehingga berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah ’’Bagaimanakah tingkat pengetahuan
ibu tentang kanker payudara di RT 02/RW XI Kelurahan Pahandut Kota Palangka
Raya?”.
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan umum
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang kanker payudara di RT 02/RW XI
Kelurahan Pahandut Kota Palangka Raya.
1.3.2 Tujuan khusus
a. Mengidentifikasi kemampuan ibu-ibu mengetahui tentang pengertian
kanker payudara di RT 02/RW XI Kelurahan Pahandut Kota Palangka
Raya.
b. Mengidentifikasi kemampuan ibu-ibu mengetahui tentang penyebab
kanker payudara di RT 02/RW XI Kelurahan Pahandut Kota Palangka
Raya.
4
c. Mengidentifikasi kemampuan ibu-ibu mengetahui tentang tanda dan gejala
kanker payudara di RT 02/RW XI Kelurahan Pahandut Kota Palangka
Raya.
d. Mengidentifikasi kemampuan ibu-ibu mengetahui tentang perkembangan
kanker payudara di RT 02/RW XI Kelurahan Pahandut Kota Palangka
Raya.
e. Mengidentifikasi kemampuan ibu-ibu mengetahui tentang pencegahan
kanker payudara.
f. Mengidentifikasi kemampuan ibu-ibu mengetahui tentang penanganan
kanker payudara di RT 02/RW XI Kelurahan Pahandut Kota Palangka
Raya.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Teoritis
Penelitian ini dapat memperkuat konsep dasar teori tentang kanker payudara.
1.4.2 Praktis
a. Bagi peneliti, untuk menambah pengetahuan dan wawasan tentang kanker
payudara dan sebagai penerapan ilmu yang telah di dapat selama
pendidikan.
b. Bagi tempat penelitian, diharapkan dapat menambah pengetahuan ibu
tentang masalah kanker payudara di RT 02/RW XI Kelurahan Pahandut
Kota Palangka Raya.
c. Bagi peneliti lain, diharapkan dapat menjadi data awal atau bahan referensi
dalam penelitian selanjutnya.
5
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Dasar Pengetahuan
2.1.1 Pengertian pengetahuan
Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui, kepandaian (Kamus Besar
Bahasa Indonesia, 2003). Pengetahuan merupakan sesuatu yang ada dalam pikiran
manusia, tanpa pikiran tersebut maka pengetahuan tidak akan ada (Aziz Alimul
Hidayat, 2004). Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah
seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan
terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran,
penciuman, perasaan dan perabaan dan sebagian besar diperoleh melalui mata dan
telinga (Notoatmodjo, 2003:121). Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang
sangat penting dalam bentuk tindakan seseorang.
2.1.2 Tingkatan pengetahuan dalam domain kognitif
Pengetahuan yang cukup dalam domain kognitif mepunyai 6 tingkat
(Notoatmodjo, 2003:122), yaitu:
a. Tahu (Know)
Tahu dapat diartikan sebagai mengingat suatu materi yang dipelajari sebelumnya,
termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali terhadap
suatu spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangasangan yang telah
diterima. Oleh sebab itu tahu merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.
b. Memahami (Comprehension)
Mamahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar
tentang objek yang diketahui dan dapat mengintepretasikan materi tersebut secara
6
benar. Orang yang telah paham terhadap objek dan materi harus dapat
menjelaskan atau menyebutkan.
c. Aplikasi (Aplication)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah
dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya.
d. Analisis (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke
dalam komponen-komponen, tetapi masih dalan suatu struktur organisasi tersebut
dan masih da kaitannya satu sama lain.
e. Sintesis (Synthesis)
Sintesis menunjukkan pada suatu kemampuan untuk meletakkan dan
menghubungkan bagian-bagian dari bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata
lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun suatu formulasi bari dari
formulasi-formulasi yang ada.
f. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau
penelitian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan
suatu kriteria yang ditentukan sendir atau menggunakan kriteria yang sudah ada.
2.1.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan
a. Umur
Usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat
berulang tahun semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan
seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja (Nursalam dan
Pariani, 2000:134).
7
b. Pendidikan
Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan oleh seseorang tehadap orang
lain menuju kearah suatu cita-cita tertentu. Jadi dapat dikatakan bahwa
pendidikan itu menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi
kehidupannya untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan. Semakin
tinggi tingkat pendidikan seseorang, semakin mudah menerima informasi
sehingga semakin banyak pula menerima pengetahuan yang dimilikinya
(Nursalam dan Pariani, 2000:133).
c. Pengalaman/lama kerja
Pengalamn belajar dalam bekerja yang dikembangkan memberikan
pengetahuan dan ketrampilan professional serta pengalaman belajar. Selama
belajar akan dapat mengembangkan kemampuan mengambil keputusan
yang merupakan manifestasi dari keterpaduan menalar secara ilmiah dan etik
yang bertolak dari masalah nyata dalam bidang keperawatan (Cahyani, 2003
dalam Kamil, 2006:8).
d. Minat
Suatu fungsi jiwa untuk dapat mencapai sesuatu, minat merupakan kekuatan
diri dalam diri sendiri untuk menambah pengetahuan (Anwar S, 2007).
e. Intelegensi
Pengetahuan yang dipenuhi intelegensi adalah pengetahuan integensi dimana
seseorang dapat bertindak secara tepat, cepat dan mudah mengambil
keputusan, seseorang yang mempunyai intelegensi yang rendah akan
bertingkah laku lambat dalam mengambil keputusan (Anwar S, 2007).
8
f. Lingkungan
Lingkungan dimana kita hidup dan dibesarkan mempunyai pengaruh besar
tehadap pengetahuan seseorang (Anwar S, 2007). Lingkungan adalah segala
sesuatu yang ada di sekitar individu, baik lingkungan fisik, biologis, maupun
sosial. Lingkungan berpengaruh terhadap proses masuknya pengetahuan ke
dalam individu yang berada dalam lingkungan tersebut. Hal ini terjadi
karena adanya interaksi timbal balik ataupun tidak yang akan direspon
sebagai pengetahuan oleh setiap individu (Notoatmodjo, 2003).
g. Informasi
Informasi merupakan pemberitahuan secara kognitif baru, bagi menambah
pengetahuan (Anwar S, 2007). Informasi yang diperoleh baik dari
pendidikan formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh jangka
pendek (immediate impact) sehingga menghasilkan perubahan atau
peningkatan pengetahuan. Adanya informasi baru mengenai sesuatu
hal, memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya pengetahuan
terhadap hal tersebut.
h. Penyuluhan
Meningkatkan pengetahuan masyarakat juga dapat melaui metode
penyuluhan dan pengetahuan bertambah seseorang akan berubah
perilakunya.
i. Sosial budaya dan ekonomi
Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang tanpa melalui penalaran
apakah yang dilakukan baik atau buruk. Dengan demikian seseorang akan
bertambah pengetahuannya walaupun tidak melakukan penalaran. Status
ekonomi seseorang juga akan menentukan tersedianya suatu fasilitas yang
9
diperlukan untuk kegiatan tertentu, sehingga status sosial ekonomi ini akan
mempengaruhi pengetahuan seseorang (Notoatmodjo, 2003).
2.1.4 Kriteria pengetahuan
Pengukuran pengetahuan dapat dengan wawancara atau angket, yang
menyatakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek peneliti atau responden
kedalam pengetahuan yang ingin atau diukur dapat disesuaikan dengan tingkatan
pengetahuan di atas. Sedangkan kualitas pengetahuan pada masing-masing tingkat
pengetahuan dapat dilakukan dengan kriteria, yaitu :
a. Tingkat pengetahuan baik, jika jawaban responden dari kuesioner yang benar 76-
100%.
b. Tingkat pengetahuan cukup, jika jawaban responden dari kuesioner yang benar
56-75%.
c. Tingkat pengetahuan kurang, jika jawaban responden dari kuesioner yang benar ≤
56% (Ari Kunto, 2005:342).
Pengukuran pengetahuan juga dapat dilakukan dengan memberikan
seperangkat alat tes/kuesioner tentang objek pengetahuan yang mau diukur,
selanjutnya dilakukan penilaian dimana setiap jawaban benar dari masing-masing
pertanyaan diberi nilai 1 dan jika salah diberi nilai 0 (Notoatmodjo, 2005). Penilaian
dilakukan dengan cara membandingkan jumlah skor jawaban dengan skor yang
diharapkan (tertinggi) kemudian dikalikan 100% dan hasilnya berupa prosentase
dengan rumus.
10
Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
Keterangan :
N = Nilai pengetahuan
Sp = Skor yang didapat
Sm = Skor tertinggi maksimum
Selanjutnya presentase jawaban diinterpretasikan dalam kalimat kualitatif
dengan acuan sebagai berikut :
1. Baik : Nilai = 76-100%
2. Cukup : Nilai = 56-75%
3. Kurang : Nilai = ≤ 55%
2.2 Konsep Dasar Kanker Payudara
2.2.1 Pengertian
Tumor adalah pembengkakan di dalam tubuh yang disebabkan oleh
berkembangbiaknya sel-sel abnormal. Tumor dapat bersifat jinak (benigna) ataupun
ganas (maligna). Tumor yang bersifat jinak tumbuh membesar, tetapi tidak menyebar
dan merusak jaringan tubuh lainnya. Tumor yang bersifat ganas disebut kanker yang
menyerang seluruh tubuh dan tidak terkendali. Sel-sel kanker berkembang dengan
cepat. Sel-sel tersebut merusak dan menyerang jaringan tubuh melalui aliran darah
dan pembuluh getah bening sehingga dapat tumbuh dan berkembang di tempat yang
baru (Wijayakusuma, 2005).
Kata “kanker” berasal dari bahasa latin “crab” yang artinya kepiting, yang
digunakan untuk menggambarkan tumor ganas (pertumbuhan kanker). Kanker
berawal ketika sel mulai membelah dan tumbuh dalam cara yang tidak terkontrol dan
abnormal (Lincoln, Jakie-Wilensky, 2008). Sedangkan payudara berasal dari bahasa
11
latin “mamma” adalah organ tubuh bagian atas dada setiap indivudu. Bagi perempuan
yang biasanya digunakan untuk menyalurkan atau memberikan air susu pada saat
menyusui bayi (Wibisono, 2009).
Kanker payudara adalah sekelompok sel tidak normal pada payudara yang
terus tumbuh hingga membentuk suatu massa. Pada akhirnya sel-sel ini menjadi
bentuk bejolan di payudara. Jika benjolan kanker itu tidak dibuang atau terkontrol,
sel-sel kanker bisa menyebar (metastase) pada bagian-bagian tubuh lain. Metastase
bisa terjadi pada kelenjar getah bening (limfe) ketiak ataupun di atas tulang belikat.
Selain itu sel-sel kanker bisa bersarang di tulang, paru-paru, hati, kulit, dan bawah
kulit (Erik T, 2005:39).
Kanker payudara adalah kanker yang relatif sering dijumpai pada wanita
merupakan penyebab kematian utama pada wanita berusia antara 45 dan 64 tahun
(Elizaberth J. Corwin, 2000:67). Kanker payudara merupakan salah satu kanker yang
terbanyak ditemukan di Indonesia biasanya ditemukan umur 40-49 tahun dan letak
terbanyak dikuadran lateral atas (Mansjoer, 2000:283).
2.2.2 Penyebab
Kanker payudara sering terjadi pada wanita. Sampai saat ini penyebab pasti
kanker payudara belum diketahui. Namun ada berbagai faktor resiko yang
berhubungan dengan kanker payudara, diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Faktor hormon
Hormon diduga memegang peranan dalam proses kejadian tumor ini adalah faktor
hormon estrogen. Namun, bagaimana mekanisme kejadiannya belum jelas
diketahui. Akan tetapi pemberian hormon estrogen dan progesteron pada
penggunaan alat kontrasepsi belum terbukti berpengaruh meningkatkan angka
kejadian kanker payudara, kecuali pemakaian pil kontrasepsi pada usia muda.
12
Penelitian membuktikan bahwa wanita usia dini (remaja) yang memakai alat
kontrasepsi oral (pil) sangat berisiko tinggi terserang kanker payudara.Pernah
menggunakan obat hormonal yang lama, seperti terapi sulih hormon atau
hormonal replacement therapy (HRT), dan pengobatan kemandulan (infertilitas).
b. Faktor usia
Wanita berusia di atas 30 tahun, wanita yang mendapatkan haid pertama
(menarche) pada umur kurang dari 10 tahun, wanita yang sudah tidak mengalami
haid (menopause) setelah usia 50 tahun, mempunyai kemungkinan lebih besar
mendapatkan kanker payudara. Wanita yang tidak pernah melahirkan anak, wanita
yang melahirkan anak pertama sesudah usia 35 tahun, wanita yang tidak pernah
menyusui anak.
c. Terapi radiasi pada daerah sekitar dada dan payudara
d. Riwayat keluarga
Beberapa riwayat keluarga yang dianjurkan untuk deteksi dini yaitu ibu atau
saudara perempuan terkena kanker payudara atau kanker yang berhubungan dari
ibu atau ayah, kanker ovarium, endometrium, prostat, tumor otak, leukemia.
e. Pernah mengalami infeksi, trauma/benturan, operasi payudara akibat tumor jinak
(kelainan fibrokistik dan fibroadenoma), atau tumor ganas payudara kontralateral.
f. Wanita yang terlalu banyak mengkonsumsi alkohol, wanita yang pernah mendapat
radiasi sebelumnya pada payudara atau dinding dada.
g. Konsumsi makanan berlemak dan berprotein tinggi yang terlalu banyak dan
sering, karena mengandung zat karsinogen yang dapat merangsang pertumbuhan
sel kanker (Purwoastuti, 2008).
13
2.2.3 Manifestasi klinis
2.2.3.1 Ciri-ciri kanker payudara
Tanda awal dari kanker payudara adalah ditemukannya benjolan kecil yang
terasa berbeda pada payudara. Jika ditekan, benjolan ini tidak terasa nyeri. Awalnya
benjolan ini berukuran kecil, tapi lama kelamaan membesar dan akhirnya melekat
pada kulit atau menimbulkan perubahan pada kulit payudara atau puting susu.
Ciri-ciri lainnya antara lain:
a. Pendarahan pada puting susu
b. Rasa sakit atau nyeri pada umumnya baru timbul apabila tumor sudah besar,
sudah timbul borok, atau bila sudah muncul metastase ke tulang-tulang.
c. Kemudian timbul pembesaran kelenjar getah bening di ketiak, bengkak (edema)
pada lengan, dan penyebaran kanker ke seluruh tubuh (Handoyo, 2001).
2.2.3.2 Gejala klinis
Gejala klinis kanker payudara dapat berupa:
a. Benjolan pada payudara
Umumnya berupa benjolan yang tidak nyeri pada payudara. Benjolan itu awalnya
kecil, semakin lama akan semakin besar, lalu melekat pada kulit atau
menimbulkan perubahan pada kulit payudara atau pada puting susu.
b. Erosi atau eksema puting susu
Kulit atau puting susu tadi menjadi tertarik ke dalam (retraksi), berwarna merah
muda atau kecoklat-coklatan sampai menjadi oedema hingga kulit kelihatan
seperti kulit jeruk (peau dorange), mengkerut, atau timbul borok (ulkus) pada
payudara. Borok itu semakin lama akan semakin besar dan mendalam sehingga
dapat menghancurkan seluruh payudara, sering berbau busuk, dan mudah
berdarah.
14
c. Keluarnya cairan (Nipple discharge)
Nipple discharge adalah keluarnya cairan dari puting susu secara spontan dan
tidak normal. Cairan yang keluar disebut normal apabila terjadi pada wanita yang
hamil, menyusui dan pemakai pil kontrasepsi. Seorang wanita harus waspada
apabila dari puting susu keluar cairan berdarah, cairan encer dengan warna merah
atau coklat, keluar sendiri tanpa harus memijit puting susu, berlangsung terus
menerus, hanya pada satu payudara (unilateral), dan cairan selain air susu.
Selain tanda dan gejala di atas, ada beberapa gejala lainnya, yaitu:
1) Perubahan bentuk dan besar payudara, adanya lekukan ke dalam, tarikan dan
refraksi pada areola mammae.
2) Benjolan atau penebalan pada payudara. Ditemukan pada wanita itu sendiri akan
tetapi kebanyakan ditemukan kebetulan tidak dengan pemerikasaan payudara
sendiri (SADARI).
3) Pengelupasan papilla mammae
4) Nyeri tekan atau berdarah dari puting
5) Kulit tebal dengan pori-pori menonjol seperti kulit jeruk
6) Ulserasi pada payudara
7) Bila sudah metastasis
a) Nyeri pada pinggang, bahu bagian bawah atau pelvis
b) Batuk
c) Anoreksi atau berat badan menurun
d) Pusing, penglihatan kabur
8) Pembesaran kelenjar getah bening ditemukan lesi pada pemeriksaan mamografi
(Gale,2001:128).
15
2.2.4 Tahap perkembangan kanker payudara/penentuan stadium
Stadium penyakit kanker adalah suatu keadaan dari hasil penilaian dokter saat
mendiagnosis suatu penyakit kanker yang diderita pasiennya. Stadium hanya dikenal
pada tumor ganas atau kanker dan tidak ada pada tumor jinak. Untuk menentukan
suatu stadium, harus dilakukan pemeriksaan klinis dan ditunjang dengan pemeriksaan
penunjang lainnya yaitu histopatologi atau PA, rontgen , USG, dan bila
memungkinkan dengan CT scan, scintigrafi, dan pemeriksaan lainnya. Untuk
menentukan stadium kanker payudara yang sering digunakan adalah stadium kanker
berdasarkan klasifikasi sistem TNM yang direkomendasikan oleh UICC
(International Union Against Cancer dari World Health Organization)/AJCC
(American Joint Committee On cancer yang disponsori oleh American Cancer Society
dan American College of Surgeons).
a. Ssistem TNM
TNM merupakan singkatan dari “T” yaitu tumor size atau ukuran tumor , “N”
yaitu node atau kelenjar getah bening regional dan “M” yaitu metastasis atau
penyebaran jauh. Ketiga faktor T, N, dan M dinilai baik secara klinis sebelum
dilakukan operasi, juga sesudah operasi dan dilakukan pemeriksaan histopatologi
(PA). Pada kanker payudara, penilaian TNM sebagai berikut:
1) T (tumor size), ukuran tumor:
T 0: tidak ditemukan tumor primer
T 1: ukuran tumor diameter 2 cm atau kurang
T 2: ukuran tumor diameter antara 2-5 cm
T 3: ukuran tumor diameter >5 cm
16
T 4: ukuran tumor sudah ada penyebaran ke kulit atau dinding dada atau pada
keduanya, dapat berupa borok, edema atau bengkak, kulit payudara kemerahan
atau ada benjolan kecil di kulit di luar tumor utama.
2) N (node), kelenjar getah bening regional (kgb):
N 0: tidak terdapat metastasis pada kelenjar getah bening regional di aksila
N 1: ada metastasis ke kelenjar getah bening aksila yang masih dapat
digerakkan
N 2: ada metastasis ke kelenjar getah bening aksila yang sulit digerakkan
N 3: ada metastasis ke kelenjar getah bening di atas tulang selangka
(supraclavicula) atau pada kelenjar getah bening di mammary interna di dekat
tulang sternum.
3) M (metastasis), penyebaran jauh:
M x: metastasis jauh belum dapat dinilai
M 0: tidak terdapat metastasis jauh
M 1: terdapat metastasis jauh
b. Perkembangan kanker
1) Stadium I (stadium dini)
Besarnya tumor tidak lebih dari 2-2, 25 cm, dan tidak terdapat penyebaran
(metastase) pada kelenjar getah bening aksila. Pada stadium I ini,
kemungkinan penyembuhan secara sempurna adalah 70 %.
2) Stadium II
Tumor sudah lebih besar dari 2,25 cm dan sudah terjadi metastase pada
kelenjar getah bening di ketiak. Pada stadium ini, kemungkinan untuk sembuh
hanya 30 - 40 % tergantung dari luasnya penyebaran sel kanker. Pada stadium
I dan II biasanya dilakukan operasi untuk mengangkat sel-sel kanker yang ada
17
pada seluruh bagian penyebaran, dan setelah operasi dilakukan penyinaran
untuk memastikan tidak ada lagi sel-sel kanker yang tertinggal.
3) Stadium III
a) Stadium III A
Menurut data dari Depkes (2007), 87% kanker payudara ditemukan pada
stadium ini. Benjolan kanker sudah berukuran lebih dari 5 cm dan sudah
menyebar ke kelenjar limfa.
b) Stadium III B
Kanker sudah menyebar ke seluruh bagian payudara, bahkan mencapai
kulit, dinding dada, tulang rusuk dan otot dada. Selain itu juga
penyebarannya juga sudah menyerang secara tuntas kalenjar limfa. Jika
sudah demikian tidak ada alternatif lain selain pengangkatan payudara.
4) Stadium IV
Sel-sel kanker sudah menyerang bagian tubuh lainnya, biasanya tulang, paru-
paru, hati atau otak atau bisa juga menyerang kulit, kelenjar limfa yang ada di
dalam batang leher (Setio W, 2000, hal:285).
2.2.5 Pemeriksaan Penunjang
Beberapa test yang bisa dilakukan untuk mendiagnosa kanker payudara, antara
lain:
a. Test gambar (imaging test)
a. Diagnostik mammography
Sama dengan screening mammography hanya pada test ini lebih banyak
gambar yang bisa diambil. Biasanya digunakan pada wanita dengan tanda-
tanda, diantaranya puting mengeluarkan cairan atau ada benjolan baru.
18
b. Ultrasonografi ( USG )
Suatu pemeriksaan ultrasonografi adalah menggunakan gelombang bunyi
dengan frekuensi tinggi untuk mendapatkan gambaran jaringan pada payudara.
Gelombang bunyi yang tinggi ini bisa membedakan suatu massa, yang
kemungkinan kanker, dan kista yang berisi cairan, yang kemungkinannya
bukan kanker. Selain itu pemeriksaan USG juga untuk membedakan
lesi/tumor.
c. MRI
MRI menggunakan magnetik, bukan X-ray, untuk memproduksi images
(gambaran) dari tubuh. MRI bisa digunakan, apabila sekali seorang wanita,
telah didiagnosa mempunyai kanker. MRI biasanya lebih baik dalam melihat
suatu kumpulan massa yang kecil pada payudara yang mungkin tidak terlihat
pada saat USG atau mammogram. Khususnya pada wanita yang mempunyai
jaringan payudara yang padat.
b. Test dengan bedah
a. Biopsy
Suatu test yang bisa menunjukkan kemungkinan adanya kanker, tapi hanya
biopsi yang bisa memberikan diagnosis secara pasti. Sample yang diambil dari
biopyi, danalisa oleh ahli patologi (dokter spesialis yang ahli dalam
menterjemahkan test-test laboratorium dan mengevaluasi sel, jaringan, organ
untuk menentukan penyakit).
b. Image guided biopsy
Digunakan ketika suatu benjolan yang mencurigakan tidak teraba. Itu dapat
dilakukan dengan Fine Needle Aspiration Biopsy (FNAB, menggunakan jarum
kecil untuk untuk mengambil sample jaringan ). Stereotactic Core Biopsy
19
(menggunakan X-ray untuk menentukan jaringan yang akan diambil) atau
Vacuum-Assisted Biopsy (menggunakan jarum yang tebal untuk mengambil
beberapa macam jaringan inti yang luas).
c. Surgical Biopsy (biopsi dengan cara operasi) mengambil sejumlah besar
jaringan. Biopsi ini bisa insisional (mengambil sebagian dari benjolan) atau
excisional (mengambil seluruh benjolan).
c. Test darah
Test darah juga diperlukan untuk lebih mendalami kondisi kanker. Test-test itu
antara lain :
1) Hemoglobin (Hb) untuk mengetahui jumlah oksigen yang ada di dalam sel
darah merah.
2) Hematokrit untuk mengetahui prosentase dari darah merah didalam seluruh
badan.
3) Jumlah dari sel darah putih untuk membantu melawan infeksi.
4) Jumlah trombosit (untuk membantu pembekuan darah)
d. Pemeriksaan lain
Pemeriksaan lain yang biasa dilakukan untuk kanker payudara adalah:
1) Photo Thorax
Untuk mengetahui apakah sudah ada penyebaran keparu-paru.
2) Bonescan
Untuk mengetahui apakah kanker sudah menyebar ke tulang. Pada bonescan,
pasien disuntikkan radioactive tracer pada pembuluh vena. Tulang yang
menunjukkan kelainan akan terlihat warnanya lebih gelap dari tulang normal.
20
3) Computed Tomography ( CT atau CAT ) Scan
Untuk melihat secara detail letak tumor. Hasilnya akan terlihat gambar
potongan melintang bagian dari tubuh yang discan 3 dimensi.
4) Positron Emission Tomography ( PET ) scan
Untuk melihat apakah kanker sudah menyebar (Michael D, dkk, 2005, hal:15-
66).
2.2.6 Pencegahan kanker payudara
a. Melakukan SADARI (pemeriksaan payudara sendiri)
Pemeriksaan payudara sendiri dilakukan setiap 1 bulan sekali dan dapat
menjadi instrumen yang efektif untuk mengetahui lesi payudara (Varney,
2007).
Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) adalah bagian penting dari
perawatan kesehatan, yang dapat dilakukan oleh semua wanita untuk
mendeteksi secara dini yang merupakan program pemeriksaan untuk
mengenali kanker payudara sewaktu masih berukuran kecil, dan sebelum
kanker tersebut untuk menyebar ke jaringan payudara lainnya (Dixon dan
Leonard, 2006). Ada beberapa cara dalam melakukan pemeriksaan
payudara sendiri, antara lain:
1) Melihat perubahan payudara di hadapan cermin
Lihat pada cermin, bentuk dan keseimbangan bentuk payudara
(simetris atau tidak).
21
Cara melakukannnya:
a) Tahap 1
Melihat perubahan bentuk dan besarnya payudara, perubahan
puting susu, serta kulit payudara di depan kaca. Sambil berdiri
tegak depan cermin, posisi kedua lengan lurus ke bawah disamping
badan.
b) Tahap 2
Periksa payudara dengan tangan diangkat di atas kepala. Dengan
maksud untuk melihat retraksi kulit atau perlekatan tumor terhadap
otot dibawahnya.
22
c) Tahap 3
Berdiri tegak di depan cermin dengan tangan disamping kanan dan
kiri. Miringkan badan ke kanan dan kiri untuk melihat perubahan
pada payudara.
d) Tahap 4
Menegangkan otot-otot bagian dada dengan berkacak pinggang/
tangan menekan pinggul dimaksudkan untuk menegangkan otot di
daerah aksila (ketiak).
23
2) Melihat perubahan bentuk payudara dengan berbaring
a. Tahap 1 persiapan
Dimulai dari payudara kanan. Berbaring menghadap ke kiri dengan
membengkokkan kedua lutut. Letakkan bantal atau handuk mandi
yang telah dilipat di bawah bahu sebelah kanan untuk menaikan
bagian yang akan diperiksa. Kemudian letakkan tangan kanan di
bawah kepala. Gunakan tangan kiri untuk memeriksa payudara
kanan .Gunakan telapak jari-jari untuk memeriksa benjolan atau
penebalan. Periksa payudara dengan menggunakan Circular (dari
dalam ke luar).
b. Tahap 2 pemeriksaan payudara dengan Vertical Strip (dari bawah
ke atas).
Memeriksa seluruh bagian payudara dengan cara vertikal, dari
tulang selangka di bagian atas ke bagian bawah payudara. Gunakan
tangan kiri untuk mengawali pijatan pada ketiak. Kemudian putar
24
dan tekan kuat untuk merasakan benjolan. Gerakkan tangan
perlahan-lahan ke bawah dengan putaran ringan dan tekan kuat di
setiap tempat. Di bagian bawah bergerak kurang lebih 2 cm ke kiri
dan terus ke arah atas menuju tulang selangka dengan memutar dan
menekan.
c. Tahap 3 pemeriksaan payudara dengan cara memutar
Dimulai dari bagian atas payudara, seperti arah putaran jarum jam.
Bergeraklah sekeliling payudara dengan memperhatikan benjolan.
lakukan sekurang-kurangnya tiga putaran kecil sampai ke puting
payudara. Lakukan sebanyak 2 kali. Sekali dengan tekanan ringan
dan sekali dengan tekanan kuat.
d. Tahap 4 pemeriksaan cairan di puting payudara.
Menggunakan kedua tangan, kemudian tekan payudara 2-3 kali
untuk melihat adanya cairan abnormal dari puting payudara.
25
e. Tahap 5 memeriksa benjola pada ketiak (aksila)
Letakkan tangan kanan ke samping dan raba ketiak dengan teliti,
apakah teraba benjolan abnormal atau tidak
b. Tidak memakai bra yang terlalu ketat
c. Memberikan ASI eksklusif pada bayi secara berkala akan mengurangi
tingkat hormon karena kanker payudara berkaitan dengan hormon
estrogen.
d. Jika menemukan gumpalan/benjolan pada payudara segera periksa ke
dokter atau pelayan kesehatan.
e. Cari tahu apakah ada penyakit kanker payudara pada keluarga. Menurut
penelitian 10 % dari semua kasus kanker payudara adalah faktor gen.
f. Olahraga teratur. Penelitian menunjukkan bahwa semakin kurang
berolahraga, semakin tinggi tingkat estrogen dalam tubuh.
g. Kurangi makanan berlemak. Gaya hidup tertentu dapat meningkatkan
risiko penyakit.
h. Rileks/hindari stres. Menurunkan tingkat stres akan menguntungkan untuk
semua kesehatan secara menyeluruh termasuk resiko kanker payudara.
26
2.2.7 Penatalaksanaan
Penyembuhan kanker payudara bisa dilakukan dengan cara:
a. Mastektomi (operasi pengangkatan payudara).
Ada 3 jenis mastektomi (Hirshaut & Pressman, 2002):
1) Modified Radical Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan seluruh
payudara, jaringan payudara di tulang dada, tulang selangka dan tulang
iga, serta benjolan di sekitar ketiak.
2) Total (Simple) Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan seluruh
payudara, tetapi bukan kelenjar di ketiak.
3) Radical Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan sebagian dari
payudara. Biasanya disebut lumpectomy yaitu pengangkatan hanya
pada jaringan yang mengandung sel kanker. Operasi ini selalu diikuti
dengan pemberian radioterapi. Biasanya lumpectomy dilakukan pada
pasien yang besar tumornya kurang dari 2 cm dan letaknya di pinggir
payudara.
b. Penyinaran/radiasi adalah proses penyinaran pada daerah yang terkena
kanker dengan menggunakan sinar X dan sinar gamma yang bertujuan
membunuh sel kanker yang masih tersisa di payudara setelah operasi .
Efek pengobatan ini tubuh menjadi lemah, nafsu makan berkurang, warna
kulit di sekitar payudara menjadi hitam, serta Hb dan leukosit cenderung
menurun sebagai akibat dari radiasi.
c. Kemoterapi adalah proses pemberian obat-obatan anti kanker dalam
bentuk pil cair atau kapsul atau melalui infus yang bertujuan membunuh
sel kanker. Efek dari kemoterapi adalah pasien mengalami mual dan
muntah serta rambut rontok karena pengaruh obat-obatan yang diberikan
27
pada saat kemoterapi. Kemudian terapi hormon dikenal sebagai terapi
antiestrogen yang sistem kerjanya memblok kemampuan hormon estrogen
yang ada dalam menstimulus perkembangan kanker pada payudara.
2.3 Kerangka Konsep
Kerangka konsep penelitian adalah hubungan antara konsep-konsep yang
ingin diamati melalui penelitian yang akan dilakukan (Notoatmodjo, 2002).
Kerangka konsep dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
3
4
5
6
Gambar 2.3.1 Kerangka konsep tingkat pengetahuan ibu RT 02/RW XI tentang kanker payudara Kelurahan Pahandut Kota Palangka Raya.
Keterangan:
: diteliti
: tidak diteliti
: berpengaruh
: berhubungan
Tahu
Aplikasi
Analisa
Ibu-ibu di RT 02/RW XI Kelurahan Pahandut Kota Palangka Raya.
Kanker payudara1. Pengertian 2. Penyebab3. Tanda dan gejala4. Perkembangan
kanker payudara5. Pemeriksaan
penunjang6. Pencegahan 7. Penatalaksanaan
Pengetahuan1. Baik2. Cukup3. Kurang
Sintesis
Memahami
Evaluasi
28
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan hasil akhir dari suatu tahap keputusan yang
dibuat oleh peneliti berhubungan dengan bagaimana suatu penelitian bisa diterapkan
(Nursalam, 2009:77). Dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif
masa kini. Deskritif peristiwa dilakukan secara sistematis dan lebih menekankan pada
data factual dari pada penyimpulan. Fenomena disajikan secara apa adanya tanpa
manipulasi dan peneliti tidak mencoba menganalisis bagaimana dan mengapa
fenomena tersebut bias terjadi, oleh karena itu penelitian sejenis ini tidak memerlukan
adanya suatu hipotesis (Nursalam, 2008:80).
3.2 Kerangka Kerja
Kerangka kerja merupakan bagan kerja rancangan kegiatan penelitian yang
akan di lakukan. Kerangka kerja meliputi populasi, sampel, teknik sampling
penelitian, teknik pengumpulan data, dan analisa data (A. Aziz Alimul Hidayat,
2008:31).
29
Kerangka kerja dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Bagan 3.1 Kerangka kerja penelitian pengetahuan ibu tentang kanker payudara di RT 02/RW XI Kelurahan Pahandut Kota Palangka Raya.
3.3 Variabel
Variabel adalah perilaku atau karakteristik yang memberikan nilai beda
terhadap sesuatu (benda, manusia dan lain-lain) (Soeparto, dkk. 2000:54). Variabel
penelitian ini adalah tingkat pengetahuan mahasiswa tingkat II-B program studi D-III
keperawatan dalam menerapkan proses keperawatan diklinik.
PopulasiSeluruh ibu di RT 02/RW XI Kelurahan Pahandut Kota Palangka Raya
SampelSebagian ibu di RT 02/RW XI Kelurahan Pahandut Kota Palangka Raya
Teknik samplingNon Probability Sampling (Purposive Sampling)
Desain penelitian (deskriptif)
Pengumpulan dataMenggunakan kuesioner
Analisa dataMenggunakan coding, scoring, tabulating dan ditentukan dengan rumus
presentase
Penyajian hasilDisajikan dalam bentuk tabel dan presentase
30
3.4 Definisi Operasional
Definisi operasional adalah mendefinisikan variabel secara operasional
berdasarkan karakteristik yang diamati, sehingga memungkinkan peneliti untuk
melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau
fenomena. Definisi operasional ditentukan berdasarkan parameter yang dijadikan
ukuran dalam penelitian (A. Aziz Alimul Hidayat, 2008:35).
31
Tabel 3.4.1 Definisi operasional tingkat pengetahuan ibu tentang kanker payudara di RT 02/RW XI Kelurahan Pahandut Kota Palangka Raya
Variabel Definisi Operasional ParameterAlat
Ukur/InstrumenSkala Skor
Pengetahuan ibu tentang kanker payudara di RT 02/RW XI Kelurahan Pahandut Kota Palangka Raya.
Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui oleh ibu-ibu tentang pertumbuhan sel-sel (jaringan) yang tidak normal seperti bejolan kecil yang semakin lama bisa membesar pada payudara (kanker payudara).
Pengetahuan tentang:1. Pengertian kanker payudara2. Penyebab kanker payudara3. Tanda dan gejala payudara4. Perkembangan kanker payudara 5. Pemeriksaan penunjang untuk
menentukan kanker payudara6. Pencegahan kanker payudara.7. Penatalaksanaan kanker
payudara.
Kuesioner Ordinal A. NilaiMenjawab benar = 1Menjawab salah = 0
B. PenilaianRumus:
Keteranagan:N: Nilai pengetahuanSp: Skor yang didapatSm: Skor tertinggi
maksimumC. Kategori
Baik : 76-100%Cukup : 56-75%Kurang: ≤ 56%
32
3.5 Populasi, sampel dan sampling
3.5.1 Populasi
Populasi merupakan seluruh subjek atau objek dengan karateristik tertentu
yang akan diteliti. Bukan hanya objek atau subjek yang akan dipelajari saja tetapi
seluruh karateristik atau sifat yang dimiliki subjek atau objek tersebut (A. Aziz
Alimul Hidayat, 2008:32). Populasi terjangkau adalah bagian dari populasi target
yang dibatasi oleh tempat dan waktu, sehingga dari populasi terjangkau inilah
akan dipilih sampel yang terdiri dari subjek yang akan diteliti. Pada penelitian ini
populasi terjangkaunya adalah ibu di RT 02/RW XI Kelurahan Pahandut Kota
Palangka Raya.
3.5.1 Sampel
Sampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah dari
karateristik yang dimiliki oleh populasi. Dalam penelitian ini besar sampel yang
ditetapkan berdasarkan rumus sebagai berikut:
Nn =
1+N (d)²Keterangan:
n : Jumlah Sampel
N : Jumlah Populasi
d : Tingkat signifikansi (0,05)
33
Jumlah sampel dalam penelitian ini dapat dihitung menggunakan rumus penentuan besar
sampel di atas, yaitu:
N n =
1+N (d)²
85 n =
1 + 85 (0,005)²
85 n =
1 + 85 (0,0025)
85 n =
1 + 0,2125
85 n =
1,2125 n = 70,10
n = 70
3.5.1.1 Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi merupakan kriteria dimana subjek penelitian mewakili sampel
penelitian yang memenuhi syarat sebagai sampel pertimbangan ilmiah harus menjadi
pedoman dalam menentukan kriterian inklusi (Nursalam, 2003).
Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah ibu-ibu di RT 02/RW XI Kelurahan Pahandut
Kota Palangka Raya yang besrsedia menjadi responden.
34
3.5.1.2 Kriteria Eksklusi
Kriteria eksklusi merupakan kriteria dimana subjek penelitian tidak dapat
mewakili sampel karena tidak memenuhi syarat sebagai sampel penelitian yang
penyebabnya antara lain:
a. Adanya hambatan etis
b. Menolak menjadi responden
c. Terdapat keadaan yang tidak memungkinkan untuk dilakukan penelitian
d. Terdapat keadaan atau penyakit yang mengganggu pengukuran maupun interpretasi
hasil penelitian.
Dalam penelitian ini yang termasuk kriteria eksklusi adalah bukan ibu di RT
02/RW XI Kelurahan Pahandut Kota Palangka Raya dan menolak menjadi responden.
4.5.3 Sampling
Sampling adalah cara atau teknik untuk menentukan sampel (Wasis, 2008:47).
Teknik sampling merupakan suatu proses seleksi sampel yang digunakan dalam
penelitian dari populasi yang ada, sehingga jumlah sampel akan mewakili keseluruhan
populasi yang ada. Pada penelitian ini menggunakan purposive sampling.
3.6 Pengumpulan data dan analisa data
3.6.1 Pengumpulan data
Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan pada subjek dan proses
pengumpulan karakteristik subjek yang diperlukan dalam suatu penelitian (Nursalam,
2008:111).
35
Jenis data yang dikumpulkan adalah:
a. Data primer yaitu data yang dikumpulkan oleh peneliti yang didapat dari ibu di RT
02/RW XI Kelurahan Pahandut Kota Palangka Raya dengan menggunakan kuesioner.
b. Data sekunder adalah data yang didapat dari ibu di RT 02/RW XI Kelurahan
Pahandut Kota Palangka Raya dengan menggunakan kuesioner.
3.6.2 Analisa data
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yaitu memberikan gambaran
tentang kondisi suatu objek tanpa membuat suatu perbandingan. Analisa yang digunakan
adalah deskriptif yang pengolahan data dengan menggambarkan dan meringkas data
secara ilmiah dalam bentik tabel atau grafik.
Metode analisa data pada penelitian ini dengan cara sebagai berikut:
a. Editing (penyuntingan) yaitu upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang
diperoleh atau dikumpulkan. Editing dapat dilakukan pada tahap pengumpulan data
atau setelah data terkumpul.
b. Coding (pengkodean) merupakan kegiatan pemberian kode numerik (angka) terhadap
data yang terdiri atas beberapa kategori.
c. Scoring (penilaian)
Kegiatan dalam pemberian skor pada setiap lembar kuesioner, sesuai dengan skor
pada definisi operasional.
1) Kategori baik: bila diperoleh skor 76-100%
2) Kategori cukup: bila diperoleh skor 56-75%
3) Kategori kurang: bila diperoleh skor ≤56% (Nurasalam, 2003:133)
36
d. Tabulating (tabulasi) merupakan proses penyusunan data ke dalam tabel.
3.7 Instrumen penelitian
Instrumen dalam penelitian ini berupa lembar kuesioner dengan beberapa
pertanyaan tertutup untuk mengidentifikasi tingkat pengetahuan responden.
3.8 Keterbatasan
Masalah yang akan dijumpai peneliti selam proses pengumpulan data sangat
bervariasi. Keterbatasan yang akan dijumpai peneliti selama proses penelitian antara lain:
3.8.1 Masalah pada subjek
3.8.1.1 Subjek mortality
Subjek mungkin setuju menjadi responden, akan tetapi salah dalam pengisian
ataupun tidak lengkap, ataupun tidak ada di tempat pada waktu dilakukan pengumpulan
data dengan kuesioner atau tidak mengembalikan daftar isian dari kuesioner atau
terganggu kesehatannya sehingga dia dikeluarkan dari dari penelitian.
3.8.1.2 Subjek sebagai objek
Peneliti pada tahap pengumpulan data ini mengkin bersifat kurang sopan ataupun
menakut-nakuti sehingga isian ataupun jawaban yang diberikan tidak sesuai dengan
kehendak responden.
3.8.2.3 Pengaruh dari luar
Semua jawaban dari subjek dipengaruhi oleh orang disekitarnya.
3.8.2 Masalah pada peneliti
3.8.2.1 Interaksi
Peneliti kurang dapat melakukan interaksi dengan baik kepada subjek, sehingga
informasi yang diterima dari subjek kurang akurat.
37
3.8.2.2 Kurangnya keterampilan
Kurangnya keterampilan ataupun pengalaman dalam pengumpulan data dapat
berdampak terhadap data yang dikumpulkan.
3.9 Etika penelitian
Setelah mendapatkan persetujuan dari tempat penelitian, maka baru bisa
melakukan penelitian dengan menekankan pada masalah etika yang meliputi:
3.9.1 Informed consent (lembar persetujuan)
Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan responden
penelitian dengan memberikan lembar persetujuan. Informed consent tersebut diberikan
sebelum penelitian dilakukan dengan memberikan lembar persetujuan untuk menjadi
responden. Tujuan informed consent adalah agar subjek mengerti maksud dan tujuan
penelitian, mengetahui dampaknya. Jika subjek bersedia, maka mereka harus bersedia
menandatangani lembar persetujuan. Jika responden tidak bersedia, maka peneliti harus
menghormati hak subjek.
3.9.2 Anonimity (tanpa nama)
Masalah etika keperawatan merupakan masalah yang memberikan jaminan dalam
penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau mencatumkan nama
responden pada lembar atau alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar
pengumpulan data dan hasil penelitian yang akan disajikan.
3.9.3 Confidentiality (kerahasiaan)
Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan kerahasiaan
hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah lain. Semua informasi yang
38
dikumpulkan di jamin kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang
akan dilaporkan pada hasil penelitian.