Download - MOTIF ORANG TUA DALAM MEMILIH TEMPAT PENITIPAN ANAK …eprints.umm.ac.id/34381/1/jiptummpp-gdl-ekobagoesh-44301-1-skripsi... · Anak adalah pusaka orang tua. ... Kewajiban sebagai

Transcript

MOTIF ORANG TUA DALAM MEMILIH TEMPAT PENITIPAN ANAK

(TPA)

SKRIPSI

Oleh :

Eko Bagoes Himawan

201010230311274

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2016

ii

MOTIF ORANG TUA DALAM MEMILIH TEMPAT PENITIPAN ANAK

(TPA)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Muhammadiyah Malang

Sebagai Salah Satu Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Psikologi

Oleh :

Eko Bagoes Himawan

201010230311274

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2016

i

LEMBAR PENGESAHAN

1. Judul Skripsi : Motif Orang Tua Dalam Memilih Tempat Penitipan Anak (TPA)

2. Nama Peneliti : Eko Bagoes Himawan

3. NIM : 201010230311274

4. Fakultas : Psikologi

5. Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Malang

6. Waktu Penelitian : Februari 2014 – Desember 2015

Skripsi ini telah diuji oleh dewan penguji pada tanggal 22 April 2016

Dewan Penguji

Ketua Penguji : Zakarija Achmat, S.Psi, Msi ( )

Anggota Penguji : 1. Trimuji Ingarianti, S.Psi, M.Psi ( )

2. Zainul Anwar, S.Psi, M.Psi ( )

3.Susanti Prasetyaningrum, S.Psi, M.Psi ( )

Pembimbing I Pembimbing II

Zakarija Achmat, S.Psi, Msi Trimuji Ingarianti, S.Psi, M.Psi

Malang, 23 Mei 2016

Mengesahkan,

Dekan Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang

Dra. Tri Dayakisni, M.Si

ii

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Eko Bagoes Himawan

Nim :201010230311274

Fakultas / Jurusan : Psikologi

Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Malang

Menyatakan bahwa skripsi/karya ilmiah yang berjudul :

Motif Orang Tua Dalam Memilih Tempat Penitipan Anak (TPA)

1. Adalah bukan karya orang lain baik sebagian maupun keseluruhan kecuali dalam bentuk

kutipan yang digunakan dalam naskah ini dan telah disebutkan sumbernya.

2. Hasil tulisan karya ilmiah/skripsi dari penelitian yang saya lakukan merupakan Hak bebas

Royalti non eksklusif, apabila digunakan sebagai sumber pustaka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila pernyataan ini

tidak benar, maka saya bersedia mendapat sanksi sesuai dengan undang-undang yang berlaku.

Malang, 23 Mei2016

Mengetahui

Ketua Program Studi Yang menyatakan

Yuni Nurhamida, S.Psi., M.Si Eko Bagoes Himawan

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah S.W.T yang telah melimpahkan rahmat dan

hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, serta shalawat dan salam yang

hanya tercurah kepada Rasulullah Muhammad S.A.W, penulisan skripsi ini dengan judul

“Motif Orang Tua Dalam Memilih Tempat Penitipan Anak (TPA)” diajukan sebagai salah

satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana psikologi di Universitas Muhamadiyah Malang.

Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan dan

petunjukserta bantuan yang bermanfaat dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam

kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada :

1. Dra. Tri Dayakisni, M.Si selaku dekan Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah

Malang.

2. Bapak Zakarija Achmat, S.Psi, M.Si selaku dosen pembimbing I yang telah

mengajarkan, memberikan arahan, memberikan motivasi dan pengetahuanuntuk

menyelesaikan penulisan skripsi ini.

3. Ibu Trimuji Ingarianti, S.Psi, M.Psi selaku dosen pembimbing II, yang telah banyak

memberikan masukan dan mengajarkantentang bagaimana menyelesaikan tugas

skripsi ini dengan baik.

4. Ayah dan Ibuku tercinta beserta keluarga yang tidak pernah berhenti mendoakan dan

memberikan dukungan untuk menyelesaikan penulisan skripsi ini.

5. Calon pendampingku Emanita Soraya S.Farm yang selalu mendoakan dan

memberikan semangat untuk menyelesaikan skripsi ini.

6. Sahabat-sahabatku Yusub, Deni, Baskoro, Yoga, Syahrul, Pramudi, Alvan, Aldo,

Nofal Galahad,teman-teman kos B.7, yang selalu membantu dan mengingatkan dalam

penyelesaian tugas skripsi ini.

7. Teman-teman angkatan 2010, 2009 dan angkatan 2011 Fakultas Psikologi Universitas

Muhammadiyah Malang yang selalu memberikan dukungan untuk menyelesaikan

skripsi ini.

8. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah banyak memberikan

bantuan dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari tiada satupun karya manusia yang sempurna, sehingga kritik dan saran

demi perbaikan karya skripsi ini sangat penulis harapkan. Meski demikian, penulis berharap

semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi peneliti khususnya dan pembaca pada umumnya.

Malang, 23 Mei2016

Penulis,

Eko Bagoes Himawan

iv

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................................... i

SURAT PENYATAAN ........................................................................................... ii

KATA PENGANTAR ............................................................................................. iii

DAFTAR ISI ............................................................................................................ iv

DAFTAR TABEL .................................................................................................... v

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... vi

INTISARI ................................................................................................................. 1

PENDAHULUAN .................................................................................................... 2

LANDASAN TEORI ............................................................................................... 5

Motif ......................................................................................................................... 5

Ciri-Ciri Motif ........................................................................................................... 5

Fungsi Motif .............................................................................................................. 6

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motif ................................................................ 6

Jenis Motif ................................................................................................................. 7

Karakteristik Individu Dalam Penggunaan Motif Intrinsik dan Motif Ekstrinsik .... 7

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motif Intrinsik dan Motif Ekstrinsik ................ 7

METODE PENELITIAN ....................................................................................... 8

Rancangan Penelitian ................................................................................................ 8

Subjek Penelitian ....................................................................................................... 8

Tujuan Penelitian ....................................................................................................... 8

Manfaat Penelitian......................................................................................................8

Variabel dan Instrumen Penelitian ............................................................................ 9

Prosedur dan Analisa Data Penelitian ....................................................................... 9

HASIL PENELITIAN ............................................................................................. 9

DISKUSI .................................................................................................................. 11

SIMPULAN DAN IMPLIKASI ............................................................................. 13

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 14

LAMPIRAN ............................................................................................................. 17

v

DAFTAR TABEL

Tabel 1. DeskripsiMotif Subjek ................................................................................ 10

vi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Skala Penelitian ............................................................................................. 17

2. Data Kasar Hasil Penelitian ........................................................................... 21

3. Surat Keterangan Penelitian 1 ....................................................................... 23

4. Surat Keterangan Penelitian 2 ....................................................................... 24

5. Hasil try out ................................................................................................... 25

1

MOTIF ORANG TUA DALAM MEMILIH TEMPAT PENITIPAN ANAK

(TPA)

Eko Bagoes Himawan

Fakultas Psikologi, Universitas Muhammadiyah Malang

[email protected]

Orang tua tentu akan sangat hati-hati dalam memilih tempat penitipan anak untuk anaknya.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui motif orang tua dalam memilih tempat

penitipan anak. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif. Jumlah subjek

sebanyak 100 orang dengan menggunakan teknik purpose sampling dalam pengambilan

sampelnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam memilih tempat penitipan anak, orang

tua cenderung menggunakan motif intrinsik dibandingkan dengan menggunakan motif

ekstrinsik. Yaitu dari keseluruhan subjek yang berjumlah 100 orang, terdapat 58% subjek

menggunakan motif intrinsik, dan terdapat 42% subjek yang menggunakan motif ekstrinsik

dalam memilih tempat penitipan anak. Hal ini berarti dalam memilih tempat penitipan anak,

orang tua lebih menggunakan dorongan yang berasal dari dalam diri yang menggerakkan

untuk bertingkah laku atau mengambil keputusan karena adanya kebutuhan yang ingin

dipenuhi.

Kata Kunci: Motif, orang tua, tempat penitipan anak

Parents would be very careful in choosing a daycare for their children. The purpose of this

study was to determine the motives of parents in choosing daycare. This type of research is

descriptive quantitative. Number of subjects as many as 100 people by using purposive

sampling technique in sample collection. The results showed that in choosing a daycare,

parents tend to use the intrinsic motif compared to using extrinsic motives . That is from the

whole subject of the 100 people, There are 58 % of the subjects using the intrinsic motives,

and there are 42 % of the subjects who use extrinsic motives in choosing a daycare. This

means choosing a daycare, parents prefer using the boost comes from within that drives to

behave or make decisions for their needs to be met.

Keywords: Motif, parents, daycare

2

Anak adalah pusaka orang tua. Hampir segala sesuatu yang dilakukan oleh orang tua, selalu

mempertimbangkan anak. Oleh karena itu, tidaklah berlebihan bila dikatakan bahwa dalam

mengambil keputusan terkait anak, apapunakandilakukan orang tua demi kebaikananaknya.

Keluarga merupakan satu-satunya lembaga sosial yang befungsi sebagai pengembangan

keturunan melalui perkawinan serta sebagai tempat pemeliharaan anak. Adanya perkawinan

bertujuan melestarikan keturunan supaya ada generasi penerus. Keluarga merupakan tempat

sosialisasi pertama yang diperoleh anak. Selain itu peran orang tua diperlukan dalam proses

tumbuh kembang anak. Peran orang tua dalam keluarga terkandung dalam pasal 1 ayat 11

Undang-Undang no. 23 thn. 2002 tentang perlindungan anak (UU perlindungan anak)

terdapat istilah “Kuasa Asuh” yaitu kekuasaan orang tua untuk mengasuh, mendidik,

memelihara, membina, melindungi dan menumbuh kembangkan anak sesuai dengan agama

yang di anutnya dan kemampuan bakat serta minatnya. Kewajiban sebagai orang tua adalah

memberikan kasih sayang dan cinta terhadap anak, dan kasih sayang orang tua kepada anak

diwujudkan dengan pemenuhan kebutuhan hak anak secara layak.

Permasalahan ekonomi keluarga biasanya menyebabkan perubahan pada peran perempuan

atau istri. Akibatnya perempuan memiliki peran ganda selain menjadi ibu tetapi juga menjadi

perempuan yang bekerja. Semula perempuan hanya disibukkan dengan urusan domestik

seperti rumah tangga dan pengasuhan anak. Kini perempuan mulai masuk ranah publik

dengan bekerja keluar rumah untuk mencari nafkah tambahan meskipun pencari nafkah utama

adalah suami. Datasatuankerjanasional (Sakernas) terlihat bahwa presentase perempuan yang

bekerja semakin meningkat dari tahun 2012-2014. Hal ini mengindikasikan bahwa

kesempatan bekerja untuk perempuan semakin meningkat sehingga laki-laki dengan

perempuan memiliki kesempatan yang sama dalam mengakses pekerjaan (Radarmalang.co.id

pada 26 Juli 2014).

Rutinitas sehari-hari yang dilakukan orang tua diluar rumah membuat waktu bersama anak

menjadi sedikit. Kewajiban orang tua akan pemberian kasih sayang kepada anak berkurang.

Orang tua tidak bisa mendampingi anak selama 24 jam penuh. Waktu bermain anak dengan

orang tua menjadi kurang intensif. Bekerja atau mengasuh anak,inilah akhirnya dua pilihan

yang kerap membuat para wanita yang baru melahirkan mengalami dilema. Di satu sisi,

wanita memiliki keinginan membantu suami memenuhi kebutuhan rumah tangga dengan

bekerja, namun di sisi lain seorang ibu tidak tega melepas si buah hati di rumah.

Fenomena banyaknya wanita yang tetap memilih bekerja setelah melahirkan dilirik sebagai

peluang. Maka, kini muncullah jasa penitipan anak atau daycare. Tempat penitipan anak atau

daycare adalah sarana pengasuhan anak dalam kelompok, biasanya dilaksanakan pada saat

jam kerja. Daycare merupakan upaya yang terorganisasi untuk mengasuh anak-anak di luar

rumah mereka selama beberapa jam dalam satu hari bilamana asuhan orang tua kurang dapat

dilaksanakan secara lengkap. Dalam hal ini, pengertian tempat penitipan anak atau daycare

hanya sebagai pelengkap terhadap asuhan orang tua dan bukan sebagai pengganti asuhan

orangtua (Perserikatan Bangsa-bangsa, 1990).

Dengan semakin banyaknya para orang tua pekerja terutama seorang ibu sebagai pengasuh

dan pendidik anaknya, memicu banyaknya daycare yang bermunculan di kota-kota besar di

Indonesia. Apabila ditela’ah lebih jauh, ini bisa menjadi salah satu celah bisnis yang dapat

dikembangkan, terutama bagi para sarjana-sarjana psikologi. Secara umum, sebetulnya bukan

budaya orang Indonesia untuk menitipkan anak di daycare, semua orang pasti lebih merasa

aman bila anak-anak dijaga anggota keluarga atau pembantu dirumah. Namun, bila

diperhatikan ternyata kebutuhan akan daycare pun semakin meningkat. Beberapa daya tarik

3

daycare yang memicu orang tua untuk menitipkan anaknya, diantaranya adalah adanya misi

edukasi, dimana anak-anak hanya diberikan permainan yang interaktif dan edukatif, misalnya

dengan aneka permainan tradisional jaman dulu, belajar bahasa Inggris sederhana, pengasuh

daycare yang benar-benar mencintai dan konsentrasi dengan dunia bermain sambil belajar

dengan sang anak.

Sehingga pada dewasa ini, menitipkan anak pada daycare mulai menjadi alternatif banyak

orangtua yang bekerja. Hal ini karena tidak semua orangtua masih bisa meminta tolong kakek

atau nenek serta anggota keluarga besar lainnya dan semakin tidak mudahnya mencari

pengasuh anak pada masa sekarang. Selain itu, adanya pertimbangan bahwaakan ada beberapa

keuntungan yang bisa didapat jika menitipkan anak di daycare. Misalnya saja adanya

kesempatan anak untuk mengembangkan kemampuan sosial lewat bersosialisasi dengan anak-

anak lain dan adanya program-program pembelajaran lain yang dapat mengoptimalkan

perkembangan anak misalnya dalam kemandirian, kemampuan motorik, dan kemampuan

bahasanya.

Anak-anak yang dititipkan pada daycare yang berkualitas memiliki kemampuan kognitif dan

bahasa yang lebih baik dibandingkan anak-anak yang tidak mendapatkan pendidikan seperti

yang diberikan oleh daycare tersebut.Di daycare anak mendapat kesempatan yang lebih luas

untuk bersosialisasi dengan anak-anak lain seusianya dibandingkan di rumah, sehingga lebih

terekspos pada berbagai pengalaman dan pemikiran. (Gibson, 2004). Anak-anak yang

dititipkan di daycare yang berkualitas, tidak hanya memiliki kemampuan sosialisasi yang

baik, tapi juga memiliki kepercayaan diri yang kuat dan kemampuan memimpin

(leadership).Umumnya pengasuh di daycare diberi pelatihan khusus tentang pendidikan anak

usia dini, sehingga dapat mengasuh anak dengan lebih baik dibanding babysitter.Bila

pengasuh anak sakit, akan ada pengasuh lain di daycare tersebut yang menggantikan,

sehingga tidak merepotkan orang tua. Berbeda halnya bila babysitter atau pembantu di rumah

sedang sakit, maka orang tua akan kerepotan mencari pengganti pengasuh untuk anak.

Hasil penelitian yang dilakukanMcCartney (2010), menunjukkan bahwa menitipkan anak

di daycare tidak otomatis membuat ikatan anak dengan orang tua rusak. Dari hasil penelitian

tersebut diketahui bahwa dampak negatif terhadap ikatan anak dengan orang tua biasanya

terjadi bila anak tidak menerima pengasuhan yang baik di daycare (kualitas daycare buruk),

anak terlalu lama dititipkan di daycare, dan anak tidak menerima perhatian yang cukup dari

orang tua ketika orang tua sedang tidak bekerja. Adapun penelitian yang dilakukan oleh

Ahnert & E. Lamb (2010) menunjukkan bahwa anak yang dititipkan di tempat penitipan anak,

memberikan peluang yang sangat baik untuk mereka belajar aturan interaksi sosial,

bagaimana untuk mengevaluasi tawaran sosial, untuk melakukan dialog dengan teman,

menyesuaikan diri dengan rutinitas, juga belajar untuk menyelesaikan konflik dengan teman.

Dari dua penelitian tersebut, jelas terlihat bahwa menitipkan anak di daycare tidaklah

berdampak negatif bagi anak, maupun bagi ikatan antara anak dengan orang tua, asalkan

kualitas daycare dimana anak dititipkan baik. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Feinberg

(2007)Juga menunjukkan bahwa anak-anak yang dititipkan pada daycare yang berkualitas

memiliki kemampuan kognitif dan bahasa yang lebih baik dibandingkan anak-anak yang tidak

mendapatkan pendidikan seperti yang diberikan oleh daycare tersebut.

Di daycare anak mendapat kesempatan yang lebih luas untuk bersosialisasi dengan anak-anak

lain seusianya dibandingkan di rumah, sehingga lebih terekspos pada berbagai pengalaman

dan pemikiran. Anak-anak yang dititipkan di daycare yang berkualitas, tidak hanya memiliki

kemampuan sosialisasi yang baik, tapi juga memiliki kepercayaan diri yang kuat dan

4

kemampuan memimpin (leadership). Alternatif menitipkan anak di tempat penitipan anak

dengan segala kelebihan dan kekurangannya memang terbilang baru merebak di Indonesia,

namun di negara-negara maju seperti di Eropa, alternatif tersebut merupakan suatu hal yang

sangat umum. Oleh karena itu, sudah ada beberapa hasil penelitian tentang dampak

menitipkan anak ditempat penitipan anak di negara-negara maju tersebut. Salah satunya

adalah, menurut sebuah penelitian terbaru dari University of MontrealdanCHU Sainte-Justine

Hospital Research Centre,yang dilansir dari the daily news. Daycare berisiko membuat balita

mudah gemuk. Hasil penelitian yang dilakukan oleh para peneliti di Amerika Serikat pada

tahun 2006 mengungkap bahwa ada 35% anak dititipkan pada TPA atau daycare, anak

dititipkan pada orang tua asuh atau babbysitter sebanyak 30%, anak dititipkan pada anggota

keluarga sebanyak 20%, dan anak diasuh oleh orang tua kandung sebanyak 15%. Setelah 5

tahun, balita yang belum bersekolah (umumnya usia 1, 3-4 tahun) yang sering dititipkan di

daycare ternyata cenderung mengalami kelebihan berat badan. (Merdeka.com 21 november

2012).

Jikaberbicaratentangperkembangantempatpenitipananak di Indonesia, khususnya di Kota

Malang, halinimengalamipeningkatan yang cukupsignifikan. Dari data Dinas Pendidikan

(Disdik) Kota Malang menyebutkan bahwa tahun 2013 hanya ada 7 TPA, sementara sampai

tahun 2014 berkembang sampai 15 TPA.Namun seiring dengan melonjaknya jumlah tempat

penitipan anak (daycare) di Kota Malang, terdapat juga beberapa kecurangan yang dilakukan

oleh beberapa tempat penitipan anak di Kota Malang, bahwa ada beberapa tempat penitipan

anak yang belum bahkan enggan mendaftarkan tempat penitipan anak mereka ke Dinas

Pendidikan Kota Malang. Salah satu alasan mereka belum mendaftar adalah karena fasilitas

yang mereka miliki belum memenuhi standar yang ditetapkan pusat, terutama masalah

gedung dan sarana untuk bermain dan istirahat anak asuh. (Radarmalang.co.id pada 21

agustus 2014).

Menitipkan anak di daycare bisa dibilang adalah sebuah pilihan bagi orang tua karir, namun

disisi lain menitipkan anak di daycare ternyata juga memiliki resiko. Data dari Jawapos.com

pada 20 september 2014 menyebutkan, pada bulan Mei 2014 di salah satu tempat penitipan

anak di Jakarta telah terjadi tindak kekerasan, korban anak asuh berumur 14 bulan, pada bulan

Agustus 2014 di salah satu tempat penitipan anak di Jakarta telah terjadi tindakan kekerasan

seksual yang dilakukan oleh babbysitter kepada anak asuhnya yang berumur 3 tahun. Dan

pada bulan September 2014 di salah satu tempat penitipan anak di Batam telah terjadi tindak

kekerasan terhadap anak asuh yang berumur 2 tahun, hingga korban mengalami luka lebam di

pipi bagian kanan.

Adapun kekurangan menggunakan jasa daycare antara lain :

1. Biaya pendaftaran dan bulanan daycare cukup tinggi, selain itu di daycare umumnya ada

biaya tambahan bila orang tua menjemput anak lebih lambat dari waktu yang telah

ditetapkan. Di banyak keluarga yang menitipkan anaknya di daycare, pos biaya daycare

umumnya merupakan pos biaya tertinggi. Terlebih bila daycare yang dipakai berlokasi di

pusat kota, karena daycare di pusat kota umumnya lebih mahal dibandingkan daycare

yang berlokasi di daerah pinggiran kota karena kebutuhan akan fasilitas daycare biasanya

paling banyak di pusat kota dimana banyak gedung perkantoran (hukum supply &

demand). Selain itu, umumnya biaya daycare untuk anak di bawah usia 2 tahun lebih

mahal karena jumlah anak kelompok usia tersebut yang dapat diasuh oleh seorang

5

pengasuh terbatas. Biasanya posisinya sebagai pos biaya tertinggi turun, baru setelah anak

memasuki usia sekolah, karena digantikan oleh pos biaya sekolah.

2. Menitipkan anak di daycare memerlukan usaha lebih dari orang tua, karena perlu

mengantar anak setiap pagi dan menjemputnya kembali di sore hari.

3. Anak yang dititipkan di daycare lebih terekspos pada penyakit, karena ia terekspos pada

lebih banyak anak lain. Bila ada anak lain yang sakit, ia lebih mudah tertular.Bila anak

menderita sakit yang cukup serius, orang tua tetap perlu memikirkan rencana lain

untukanak, karena biasanya anak yang demikian tidak diperbolehkan untuk berada di

daycare sampai ia pulih kembali(Jawapos.com pada 6 maret 2014).

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui motif orang tua dalam memilih

tempat penitipan anak atau daycare. Peneliti juga berharap bahwa penelitian ini akan

senantiasa bermanfaat bagi semua pihak. Bagi peneliti, maupun bagi tempat penitipan anak

atau daycare itu sendiri.Manfaat bagi peneliti yaitu sebagai sarana untuk menambah ilmu

pengetahuan tentang tempat penitipan anak maupun tentang motif orang tua dalam memilih

tempat penitipan anak, bagi tempat penitipan anak atau daycareyaitusebagai bahan evaluasi

untuk menciptakan program pengasuhan yang lebih bagus dan lebih baik lagi bagi anak.

Motif

Dalam menentukan pilihan atau dalam proses pengambilan keputusan memilih tempat

penitipan anak, orang tua membutuhkan dorongan atau daya penggerak untuk mencapai

tujuan dan kepuasan. Dorongan atau daya penggerak ituadalah yang disebut sebagai

motif.Menurut Berelson dan Steiner (2006) motif berarti dorongan, sebab atau alasan

seseorang melakukan sesuatu, dengan demikian motif berarti suatu kondisi yang mendorong

atau menjadi sebab seseorang melakukan suatu perbuatan atau kegiatan, yang berlangsung

secara sadar. Sebagaimana (Gerungan, 2008) juga menjelaskan, bahwa motif adalah suatu

kekuatan penggerak dalam diri seseorang yang memaksanya untuk bertindak atau melakukan

sesuatu. Apa yang dipikirkan seseorang, dirasakan, kebiasaan-kebiasaan baru, semuanya

dipengaruhi oleh keinginan-keinginan untuk mencapai tujuan yang diperjuangkan

(kebutuhan). Secara bahasa, motif adalah suatu alasan atau dorongan yang menyebabkan

seseorang berbuat sesuatu, melakukan tindakan atau bersikap tertentu. Secara etimologis

motif adalah kondisi seseorang yang mendorong untuk mencari suatu kepuasan atau mencapai

suatu tujuan. Dalam psikologi, istilah motif pun erat hubungannya dengan gerak, yaitu

gerakan yang dilakukan oleh manusia atau disebut juga perbuatan atau perilaku. Motif dalam

psikologi berarti juga rangsangan, dorongan, atau pembangkit tenaga bagi terjadinya suatu

perbuatan (action) atau perilaku (behavior).

Ciri-Ciri Motif

Lebih lanjut, menurut Brown (2009) menjelaskan ada beberapa ciri-ciri motif yaitu :

1. Motif itu kompleks, dalam suatu perbuatan tidak hanya mempunyai satu tujuan, tetapi

beberapa tujuan yang berlangsung bersama-sama yang dipengaruhi individu itu sendiri.

2. Beberapa motif tidak didasari individu itu sendiri, banyak tingkah laku manusia yang tidak

didasari oleh pelakunya.

3. Motif itu berubah-ubah, motif bagi seseorang seringkali mengalami perubahan, ini disebabkan oleh keinginan manusia yang sering berubah-ubah sesuai dengan kebutuhan.

4. Tiap individu motifnya berbeda-beda, dua orang yang mengikuti kegiatan tertentu ada

kalanya mempunyai motif yang berbeda.

6

5. Motif dapat bervariasi, hal ini tergantung pada tujuan individu tersebut, apabila tujuannya

bermacam-macam maka motifnya juga bervariasi.

Fungsi Motif

Dalam menentukan keputusan memilih tempat penitipan anak, tentu karena adanya motif

pada orang tua sebagaimana yang telah dijelaskan diatas, motif juga berfungsi sebagai

pendorong timbulnya suatu keputusan ataupun tindakan, serta motif sebagai pengarah dan

penggerak pengambilan keputusan untuk mencapai tujuan yang diinginkan oleh orang tua.

Sebagaimana Siagian (2004) menjelaskan tentang fungsi motif sebagai berikut :

1. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan

energi. Motif dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan

dikerjakan.

2. Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian

motif dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan

tujuan yang sudah direncanakan sebelumnya.

3. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan perbuatan apa yang harus dikerjakan

yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan perbuatan yang tidak

bermanfaat bagi tujuan tersebut. Pilihan perbuatan yang sudah ditentukan atau dikerjakan

akan memberikan kepercayaan diri yang tinggi karena sudah melakukan proses

penyeleksian

Faktor-Faktor yang MempengaruhiMotif

Di dalam motif juga terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi, sebagaimana dijelaskan oleh

Sardiman (2002) bahwa terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi motif seseorang, yaitu

sebagai berikut :

1. Motif merupakan suatu tenaga yang dinamis bagi seseorang. Maksudnya walaupun motif

sebenarnya sudah ada pada diri individu sendiri, akan tetapi untuk munculnya diperlukan

adanya rangsangan baik dari dalam maupun yang berasal dari luar.

2. Motif akan dirancang karena adanya tujuan. Motif dalam hal ini sebenarnya merupakan

respon dari suatu stimulus dalam pencapaian tujuan. Motif muncul dalam diri seseorang

secara otomatis, selain itu juga motif akan muncul karena adanya rangsangan dari luar.

3. Motif berhubungan dengan sejumlah kebutuhan dalam diri seseorang yang memunculkan

dorongan, sehingga dengan melakukan perbuatan tersebut kebutuhannya itu akan segera

dapat terpenuhi dan memuaskan.

4. Motif merupakan suatu reaksi pilihan bagi tercapainya suatu tujuan. Manusia memiliki

sejumlah perhatian terhadap lingkungannya dan motif ini merupakan pengarahan batiniyah

terhadap suatu objek tertentu, dengan demikian sikapnya yang dilandasi motif ini

merupakan sikap pilihan yang dianggapnya paling cocok tertuju kepada objek tingkah laku

yang bersangkutan.

7

Jenis Motif

Motif merupakan dorongan yang menyebabkan terjadinya suatu pengambilan keputusan

maupun terjadinya suatu tindakan, suatu pengambilan keputusan dan tindakan juga dapat

terjadi karena adanya pengaruh dari dalam diri individu juga pengaruh dari luar individu

tersebut. Menurut Burton (2003) motif terbagi menjadi dua jenis, yaitu motif intrinsik dan

motif ekstrinsik.

1. Motif intrinsik

Suatu dorongan yang berasal dari dalam diri individu yang menggerakkan individu itu

bertingkah laku dikarenakan adanya kebutuhan – kebutuhan yang ingin dipenuhi.

2. Motif ekstrinsik

Dorongan atau rangsangan yang berasal dari luar diri individu yang menggerakan individu

itu bertingkah laku dikarenakan adanya kebutuhan – kebutuhan yang ingin dipenuhi.

Berdasarkan uraian diatas, peneliti menyimpulkan bahwa orang tua tentu akan sangat hati-hati

dalam memilih tempat penitipan anak (TPA) untuk anaknya. Tentu juga adanya dorongan-

dorongan dari dalam diri individu (orang tua) maupun dari luar individu (orang tua) dalam

memilih tempat penitipan anak, demi mencapai apa yang diinginkan oleh para orang tua

tersebut, juga demi untuk memberikan yang terbaik untuk anaknya.

Karakteristik Individu Dalam PenggunaanMotif Intrinsik dan Motif Ekstrinsik

Burton (2003) menjelaskan kriteria individu dalam penggunaan motif intrinsik dan ekstrinsik

sebagai berikut :

1. Motif instrinsik

Individu mengambil keputusan maupun melakukan tindakan murni karena keinginan atau

kebutuhan yang ingin dicapai yang muncul dari dalam diri individu itu tanpa ada pengaruh

dari luar diri individu tersebut.

Orang tua memilih tempat penitipan anak (TPA) karena adanya keinginan dan suatu

dorongan dari dalam diri sendiri untuk memenuhi kebutuhan yang ingin dipenuhi.

2. Motif ekstrinsik

Individu dalam mengambil keputusan maupun melakukan tindakan adalah karena adanya

pengaruh dari luar individu tersebut, sehingga tindakan yang dilakukan tidak murni berasal

dari keinginan individu itu sendiri melainkan adanya pengaruh dari luar.

Orang tua memilih tempat penitipan anak (TPA) karena adanya dorongan atau rangsangan

yang berasal dari luar diri individu (orang tua) untuk memenuhi kebutuhan yang ingin

dipenuhi.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motif Intrinsik dan Motif Ekstrinsik

Notoatmodjo (2007) menjelaskan bahwa dalam menentukan sikap maupun dalam

pengambilan keputusan dalam rangka mencapai tujuan yang ingin dicapai, seseorang

memiliki pilihan dalam menggunakan motif intrinsik atau motif ekstrinsik, namun pada

akhirnya akan ada satu motif yang akan digunakan oleh seseorang tersebut dalam menentukan sikap maupun tindakan, tergantung pada kecenderungan pengaruh terhadap salah satu motif

tersebut. Menurut Burton (2003) hal-hal yang dapat mempengaruhi timbulnya motif intrinsik

dan motif ekstrinsik seseorang adalah sebagai berikut :

8

1. Motif intrinsik

a. Keyakinan

Keyakinan individu pada keputusan yang akan diambil dan keyakinan akan

tercapainya tujuan akan memicu timbulnya perilaku maupun tindakan yang murni

berasal dari dalam diri individu tersebut.

Orang tua memilih tempat penitipan anak, dikarenakan keinginannya sendiri tanpa

adanya pengaruh dari orang lain atau lingkungan.

2. Motif ekstrinsik

b. Dorongan dari keluarga dan lingkungan

Adanya dorongan dari keluarga maupun lingkungan, dapat menyebabkan timbulnya

tindakan atau perilaku yang tidak murni berasal dari dalam diri individu melainkan

timbul karena adanya pengaruh dari luar individu tersebut.

Orang tua memilih tempat penitipan anak, dikarenakan adanya pengaruh dari orang

lain atau lingkungan.

METODE PENELITIAN

Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptifkuantitatif, penelitiandeskriptifyaitupenelitian

yang menggambarkan suatu fenomena dengan jalan mendeskripsikan sejumlah variabel yang

berkenaan dengan masalah yang diteliti (IndriantodanSupomo, 2002). Sedangkan penelitian

kuantitatif adalah penelitian ilmiah yang sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena

serta ubungan-hubungannya (Sugiyono, 2007).

Subjek Penelitian

Subjek yang akan diambil dalam penelitian ini adalah sebanyak 100 orang. Adapun

karakteristik subjek penelitian adalah orang tua yang menitipkan anak di tempat penitipan

anak. Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Teknik pengambilan sampel

yang digunakan pada penelitian ini adalah purposive sampling. Yaitu dengan memberikan

skala motif kepada subjek penelitian yaitu orang tua yang menitipkan anak di tempat

penitipan anak (TPA). Sebagaimana Sugiyono (2007) menyatakan bahwa purposive sampling

adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.

Variabel dan Instrumen Penelitian

Variabel dalam penelitian ini adalah motif. Motif adalah suatu dorongan dan kekuatan yang

berasal dari dalam diri seseorang baik yang disadari maupun tidak disadari untuk mencapai

tujuan tertentu. Skala motif terdiri dari 2 aspek berdasarkan teori Burton (2003), yaitu (1)

motif instrinsik dan (2) motif ekstrinsik. Yang akan diungkap dengan menggunakan skala

Guttman. Skala Guttman yaitu skala yang menginginkan tipe jawaban tegas, seperti jawaban

benar-salah, ya-tidak, pernah-tidak pernah, postitif-negatif, tinggi-rendah, baik-buruk, dan

seterusnya. Pada skala Guttman hanya ada dua interval, yaitu setuju dan tidak setuju. Skala

Guttman dapat dibuat dalam bentuk pilihan ganda maupun daftar cheklist. (Ridwan &

Sunarto, 2009).

Skala motif terdiri dari 2 aspek yang dikemukakan oleh Burton (2003), adalah (1) motif

intrinsik, yaitu orang tua memilih tempat penitipan anak (daycare) karena adanya keinginan

dan suatu dorongan dari diri sendiri untuk memenuhi kebutuhan yang ingin dipenuhi, (2)

9

motif ekstrinsik, yaitu Orang tua memilih tempat penitipan anak (daycare) karena adanya

dorongan atau rangsangan yang berasal dari luar diri individu (orang tua) untuk memenuhi

kebutuhan yang ingin dipenuhi.

Berdasarkan hasil try outyang dilakukan, dari 17 item yang diujikan, didapatkan 15 item yang

dinyatakan valid. Validitas dengan menggunakan korelasi skor item dan skor total, indeks

validitas bergerak antara 0,387-0,692. Sedangkan reliabilitas dengan menggunakan alpha

cronbach sebesar 0,841. Hal ini dapat disimpulkan bahwa instrument skala motif yang

dipakai dalam penelitian ini reliabel jika dibandingkan dengan syarat alpha cronbach yaitu

0,6 atau 60% (Priyatno, 2011).

Prosedur dan Analisa Data Penelitian

Prosedur awal penelitian diawali dengan menyusun instrumen skala penelitian berupa skala

guttman, skala Guttman merupakan skala kumulatif. Skala Guttman mengukur suatu dimensi

saja dari suatu variabel yang multidimensi. Skala Guttman disebut juga skala scalogram yang

sangat baik untuk menyakinkan peneliti tentang kesatuan dimensi dan sikap atau sifat yang

diteliti yang sering disebut dengan atribut universal. Skala pengukuran dengan tipe ini akan

didapat jawaban yang tegas yaitu : benar-salah, pernah-tidak pernah, ya-tidak. Skala ini dapat

dibuat dengan bentuk centang maupun pilihan ganda.Skala ini dipakai bila ingin mendapat

jawaban yang tegas terhadap suatu permasalahan yang ditanyakan (Sugiyono, 2007). Skala

disusun dalam bentuk checklist yang disusun juga berdasarkan dari teori Burnot (2003) yang

disesuaikan dengan tujuan peneliti. Selanjutnya dilakukan penyebaran angket untuk try

outkepada 30 orang tua yang menitipkan anak di tempat penitipan anak di Kota Mojokerto

pada 6 Desember sampai 9 Desember 2015. Setelah dilakukan uji validitas dan reliabilitasnya,

skala yang telah di try out kan kemudian disebarkan untuk penelitian yang sesungguhnya di

Rumah Penitipan Sabilillah dan juga di Taman Sosialisasi Anak Samuphahita di Kota Malang

pada 17 Desember sampai dengan 21 Desember 2015. Teknik analisa data yang digunakan

adalah teknik analisis hitung deskriptif untuk mendeskripsikan variabel penelitian dalam

pengukuran dan tidak menggunakan statistik inferensial karena tidak ada hipotesis dalam

penelitian ini. Adapun teknik statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah persentase.

HASIL PENELITIAN

Hasil penelitian menunjukkan bahwa subjek yang menggunakan motif intrinsik dalam

memilih tempat penitipan anak lebih banyak daripada subjek yang menggunakan motif

ekstrinsik dalam memilih tempat penitipan anak, hasil penelitian juga menunjukkan bahwa

subjek yang berusia kurang dari 30 tahun lebih banyak menggunakan motif intrinsik dalam

memilih tempat penitipan anak, sementara subjek yang berusia lebih dari 30 tahun lebih

banyak menggunakan motif ekstrinsik dalam memilih tempat penitipan anak, dan hasil

penelitian juga menunjukkan bahwa subjek dengan kategori pekerjaan pegawai swasta,

wirausaha, dan profesional lebih banyak menggunakan motif intrinsik dalam memilih tempat

penitipan anak. Sementara subjek dengan kategori pekerjaan pegawai negri lebih banyak

menggunakan motif ekstrinsik dalam memilih tempat penitipan anak. Seperti pada tabel

berikut :

10

Tabel 1. Deskripsi Motif Subjek

Kategori Jumlah Subjek Motif Persentase

Intrinsik Ekstrinsik Intrinsik Ekstrinsik

Motif 100 58 42 58% 42%

Usia

<30 66 43 23 65% 35%

>30 34 15 19 44% 56%

Pekerjaan

Pegawai negeri 49 20 29 41% 59%

Pegawai swasta 9 6 3 67% 33%

Wirausaha 35 27 8 77% 23%

Profesional 7 5 2 71% 29%

Berdasarkan tabel diatasmaka diperoleh data bahwa dalam memilih tempat penitipan anak,

subjek yang menggunakan motif intrinsik lebih banyak daripada subjek yang menggunakan

motif ekstrinsik. Hal tersebut ditandai dengan hasil yang diperoleh dari total 100 subjek, ada

58 subjek yang dikategorikan menggunakan motif intrinsik, yaitu berarti ada 58% subjek dari

jumlah total subjek yang dikategorikan menggunakan motif intrinsik dalam memilih tempat

penitipan anak. Sedangkan subjek yang dikategorikan menggunakan motif ekstrinsik

sebanyak 42, yaitu berarti hanya ada 42% subjek dari jumlah total subjek yang menggunakan

motif ekstrinsik dalam memilih tempat penitipan anak. Sehingga dapat diambil kesimpulan

bahwa dari keseluruhan jumlah subjek, subjek cenderung menggunakan motif instrinsik

dalam memilih tempat penitipan anak.

Berdasarkan juga tabel diatas,maka diperoleh data bahwa subjek dengan kategori usia kurang

dari 30 tahun sebanyak 66 subjek. Dari 66 subjek terdapat 43 subjek yang menggunakan

motif intrinsik, dan terdapat 23 subjek yang menggunakan motif ekstrinsik. Itu berarti dari

total 66 subjek dengan kategori usia kurang dari 30 tahun, ada 65 % subjek yang

menggunakan motif intrinsik, dan ada 35 % subjek yang menggunakan motif ekstrinsik dalam

memilih tempat penitipan anak. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa subjek dengan

kategori usia kurang dari 30 tahun, cenderung menggunakan motif intrinsik dalam memilih

tempat penitipan anak.

Sementara pada subjek dengan kategori usia diatas 30 tahun ada sebanyak 34 subjek. Dari 34

subjek terdapat 15 subjek yang menggunakan motif intrinsik dan 19 subjek yang

menggunakan motif ekstrinsik. Itu berarti ada 44 % subjek menggunakan motif intrinsik dan

56 % subjek menggunakan motif ekstrinsik dalam memilih tempat penitipan anak. sehingga

dapat diambil kesimpulan bahwa subjek dengan kategori usia lebih dari 30 tahun, cenderung

menggunakan motif ekstrinsik dalam memilih tempat penitipan anak.

Dan berdasarkan tabel diatas dapat diketahui juga bahwa subjek dengan kategori pekerjaan

pegawai negri sebanyak 49 subjek. Dari 49 subjek terdapat 20 subjek yang menggunakan

motif intrinsik dan 29 subjek yang menggunakan motif ekstrinsik. Itu berarti ada 41 % subjek

menggunakan motif intrinsik dan 59 % subjek menggunakan motif ekstrinsik dalam memilih

tempat penitipan anak. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa subjek dengan kategori

pekerjaan pegawai negri cenderung menggunakan motif ekstrinsik dalam memilih tempat

penitipan anak.

11

Pada kategori pekerjaan pegawai swasta, data hasil penelitian menunjukkan ada sebanyak 9

subjek dengan kategori pekerjaan pegawai swasta, dari 9 subjek, terdapat 6 subjek yang

menggunakan motif intrinsik dan 3 subjek menggunakan motif ekstrinsik. Itu berarti ada 67 %

subjek menggunakan motif intrinsik dan 33 % subjek menggunakan motif ekstrinsik dalam

memilih tempat penitipan anak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa subjek pada kategori

pekerjaan pegawai swasta cenderung menggunakan motif intrinsik dalam memilih tempat

penitipan anak.

Pada kategori pekerjaan wirausaha, data hasil penelitian menunjukkan ada sebanyak 35

subjek dengan kategori pekerjaan wirausaha, dari 35 subjek, terdapat 27 subjek yang

menggunakan motif intrinsik dan 8 subjek menggunakan motif ekstrinsik. Itu berarti ada 77%

subjek menggunakan motif intrinsik dan 23 % subjek menggunakan motif ekstrinsik dalam

memilih tempat penitipan anak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa subjek pada kategori

pekerjaan wirausaha cenderung menggunakan motif intrinsik dalam memilih tempat penitipan

anak.

Selanjutnya pada kategori pekerjaan profesional, data hasil penelitian menunjukkan ada

sebanyak 7 subjek dengan kategori pekerjaan profesional, dari 7 subjek, terdapat 5 subjek

yang menggunakan motif intrinsik dan 2 subjek menggunakan motif ekstrinsik. Itu berarti ada

71 % subjek menggunakan motif intrinsik dan 29 % subjek menggunakan motif ekstrinsik

dalam memilih tempat penitipan anak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa subjek pada

kategori pekerjaan profesional cenderung menggunakan motif intrinsik dalam memilih tempat

penitipan anak.

Berdasarkan juga pada hasil penelitian yang didapat, bahwa alasan orang tua menitipkan anak

pada daycare adalah karena tuntutan pekerjaan yang tidak bisa ditinggalkan, juga karena

program pengasuhan pada daycare yang lebih bagus bagi anak dibandingkan dengan

dititipkan pada babbysitter maupun pada anggota keluarga.

DISKUSI

Hasil dari penelitian ini membuktikan bahwa motif orang tua dalam memilih tempat penitipan

anak adalah motif intrinsik. Hal itu berarti dalam memilih tempat penitipan anak, orang tua

lebih menggunakan dorongan yang berasal dari dalam diri yang menggerakkan untuk

bertingkah laku atau mengambil keputusan dikarenakan adanya kebutuhan-kebutuhan yang

ingin dipenuhi, dan bukan karena adanya dorongan atau rangsangan dari luar individu

maupun lingkungan yang mempengaruhi proses pengambilan keputusan orang tua dalam

memilih tempat penitipan anak.

Sebagaimana Nielson, et al. (2008) menjelaskan bahwa motif merupakan sebuah dorongan,

sebab atau alasan seseorang. Motif intrinsik merupakan faktor pendorong yang sangat kuat

dari dalam diri individu karena di dalam motif intrinsik terdapat muatan keinginan yang ingin

dicapai. Salah satu penyebab munculnya motif intrinsik adalah karena adanya keinginan yang

muncul dari dalam diri individu tanpa ada campur tangan orang lain. Hal tersebut juga dapat

disebabkan oleh faktor yang mempengaruhi motif intrinsik yaitu keyakinan, orang tua

menggunakan motif intrinsik dalam memilih tempat penitipan anak karena adanya keyakinan

terhadap tempat penitipan anak yang telah dipilih untuk memberikan pengasuhan dan

pelayanan yang baik terhadap anaknya, sehingga anaknya akan bertumbuh dan berkembang

menjadi lebih baik sesuai dengan keinginan orang tua.

12

Dalam memilih tempat penitipan anak, tentunya orang tua telah memiliki pertimbangan

maupun keyakinan terhadap apa yang ingin dicapai. Motif intrinsik yang berasal dari dalam

diri seseorang menentukan arah keputusan dan perbuatan, yakni kearah tujuan yang ingin

dicapai. Juga berfungsi sebagai pengarah, yakni mengarahkan keputusan, keyakinan maupun

sikap terhadap pencapaian tujuan yang diinginkan (Rodwell, 2010 ).

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Hickman, et al. (2005) seseorang yang

menggunakan motif intrinsik dalam pengambilan keputusan dipengaruhi oleh faktor

keyakinan, melalui bertindak dan belajar orang mendapatkan keyakinan dan sikap, kemudian

keduanya mempengaruhi dalam proses pengambilan keputusan. Keyakinan dapat diartikan

sebagai gambaran pemikiran seseorang tentang gambaran sesuatu yang ingin dicapai.

Keyakinan seseorang tentang tujuan atau keinginan yang ingin dicapai akan mempengaruhi

proses pengambilan keputusan individu tersebut.

Jika ditinjau dari segi usia, terdapat perbedaan dalam penggunaan motif memilih tempat

penitipan anak pada subjek, sebagaimana dalam penelitian ini terdapat 2 kategori usia pada

subjek, kategori pertama adalah usia kurang dari 30 tahun, dan kategori kedua adalah usia

lebih dari 30 tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa subjek pada kategori usia kurang

dari 30 tahun lebih menggunakan motif intrinsik dalam proses pengambilan keputusan atau

dalam hal ini memilih tempat penitipan anak. Dibuktikan dari hasil penelitian terdapat 65 %

subjek yang menggunakan motif intrinsik dan 35 % subjek yang menggunakan motif

ekstrinsik dalam memilih tempat penitipan anak.

Namun hal ini berbeda dengan kategori subjek pada usia lebih dari 30 tahun, pada subjek

dengan kategori usia lebih dari 30 tahun cenderung menggunakan motif ekstrinsik dalam

memilih tempat penitipan anak. Dibuktikan dari hasil penelitian terdapat 44 % subjek yang

menggunakan motif intrinsik dan 56 % yang menggunakan motif ekstrinsik dalam memilih

tempat penitipan anak. Hal ini dapat disebabkan bahwa pada setiap kategori usia mempunyai

perbedaan dalam hal berfikir, mengambil keputusan, maupun menentukan sikap. Sehingga

pada setiap batasan-batasan usia berpotensi dapat terjadi perbedaan dalam cara pengambilan

keputusan maupun cara berfikir.

Selanjutnya jika dilihat dari segi pekerjaan, juga terdapat perbedaan penggunaan motif pada

subjek dalam memilih tempat penitipan anak, dalam penelitian ini terdapat 4 kategori

pekerjaan subjek, yaitu kategori pekerjaan pegawai negri, kategori pekerjaan swasta, kategori

pekerjaan wirausaha, dan kategori pekerjaan profesional. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa pada subjek dengan kategori pekerjaan pegawai negri cenderung menggunakan motif

ekstrinsik dalam memilih tempat penitipan anak, dibuktikan pada hasil penelitian bahwa

terdapat 59 % subjek menggunakan motif ekstrinsik, sementara hanya ada 41 % subjek yang

menggunakan motif intrinsik dalam memilih tempat penitipan anak. Hal ini dapat disebabkan

karena faktor lingkungan dan pekerjaan yang mempengaruhi motif subjek yang berkategori

sebagai pegawai negri dalam memilih tempat penitipan anak, karena pegawai negri adalah

pegawai yang terikat oleh instansi pemerintah dan mempunyai kegiatan serta aturan-aturan

baku yang harus dipatuhi, sehingga dapat mempengaruhi waktu kebersamaan dengan anak,

atau berdampak pada pengasuhan yang kurang maksimal terhadap anak, sehingga dapat

mempengaruhi proses pengambilan keputusan subjek dalam memilih tempat penitipan anak.

Pada kategori pekerjaan pegawai swasta, wirausaha, dan profesional data hasil penelitian

menunjukkan bahwa kebanyakan subjek cenderung menggunakan motif intrinsik dalam

memilih tempat penitipan anak. Dibuktikan dari hasil data penelitian menunjukkan yaitu

13

subjek pada kategori pegawai swasta menggunakan motif intrinsik sebesar 67%, sementara

yang menggunakan motif ekstrinsik hanya sebesar 33%. Subjek dengan kategori pekerjaan

wirausaha menggunakan motif intrinsik sebesar 77%, sementara yang menggunakan motif

ekstrinsik hanya sebesar 23%. Dan subjek dengan kategori pekerjaan profesional

menggunakan motif intrinsik sebesar 71%, sementara yang menggunakan motif ekstrinsik

hanya sebesar 29%. hal ini berbeda dengan subjek dengan kategori pekerjaan pegawai negri

yang cenderung menggunakan motif ekstrinsik dalam memilih tempat penitipan anak, ini

dapat disebabkan karena pada kategori pekerjaan pegawai swasta, wirausaha dan profesional,

tidak terikat oleh aturan-aturan yang baku dari pemerintah, sehingga subjek pada kategori

pekerjaan pegawai swasta, wirausaha, dan profesional tidak terpengaruh dari pihak luar dalam

memilih tempat penitipan anak, dengan kata lain subjek pada kategori pekerjaan tersebut

menentukan pilihan dalam memilih tempat penitipan anak adalah karena adanya tujuan yang

ingin dicapai serta keinginan yang timbul dari diri sendiri tanpa adanya pengaruh dari luar.

Terlepas dari semua penjelasan yang telah diuraikan, dalam penelitian ini juga masih terdapat

beberapa kelemahan yang membuat hasil penelitian ini tidak terlalu maksimal, salah satunya

adalah pada saat pengisian kuisioner sebagai sumber data penelitian, banyak diantara subjek

yang terburu-buru ataupun kurang fokus, bahkan memberi jawaban yang sama dalam mengisi

kuisioner.

SIMPULAN DAN IMPLIKASI

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa subjek lebih cenderung menggunakan

motif intrinsik yaitu sebesar 58%. Ditinjau dari segi usia, subjek dengan usia kurang dari 30

tahun lebih cenderung menggunakan motif intrinsik yaitu sebesar 65% sedangkan subjek

yang berusia lebih dari 30 tahun cenderung menggunakan motif ekstrinsik yaitu sebesar 56%.

Ditinjau dari jenis pekerjaan, subjek dengan pekerjaan wirausaha paling banyak

menggunakan motif intrinsik yaitu sebesar 77%. Sedangkan subjek dengan pekerjaan pegawai

negeri paling banyak menggunakan motif ekstrinsik yaitu sebesar 59%.

Implikasi dari penelitian yang dilaksanakan adalah bagi orang tua hendaknya lebih

memperhatikan kebahagiaan, tumbuh kembang, dan kenyamanan anak. karena anak adalah

rahmat yang tidak ternilai harganya yang diberikan tuhan, jika orang tua salah dalam

pengambilan keputusan, anak bisa jadi akan menerima akibat yang fatal. Anak akan

senantiasa berkembang menjadi lebih baik jika orang tua selalu mempertimbangkan

keputusan berdasarkan kebahagiaan, kebutuhan dan kenyamanan anak. Juga pada tempat

penitipan anak agar dapat lebih meningkatkan lagi pengembangan kualitas, pelayanan,

kenyamanan, dan keamanan bagi anak. Untuk peneliti berikutnya hendaknya memperhatikan

teknik pengambilan data, dan sampel yang berbeda serta menyempurnakan instrumen yang

akan digunakan dalam proses pengambilan data penelitian.

14

DAFTAR PUSTAKA

Ahnert, Lieelotte. PhD, &. Lamb. E.M. PhD. (2004).Child Care and Its Impact on Young

Children.Journal of internet psychology. 12, accessed on January 23, 2015

fromhttp://www.journalofinternetpsychology.com/volume12/3876/journal/pdf.

Ahmadi, Abu. (2006). PsikologiSosial. Jakarta: PT RinekaCipta.

Azwar, M. (2010). Penelitian kuantitatif. Jakarta : PT JayaAbadi.

Anggara, D. (20 Agustus 2014). Meningkatnya tindak kekerasan di TPA. Diambil 11 Januari

2015. Dari http://www.jawapos.com

Adnamazida, Rizky. (21 November 2012). menitipkan balita di daycare membuat mereka

gemuk. Diambil 10 Januari 2015. Dari http://www.merdeka.com

Burton, W. (2003). Intrinsic and extrinsic motif orientations in the classroom: Age differences

and academic correlates. Journal of education psychology, 97(2), 184 – 196.

American Psychological Association. Doi:10.1037/0022-0663.97.2.184.

Brown, G. (2009). A review of the literature on social behavior. (Online). Diakses tanggal 3

Februari 2016, diperoleh dari http://www.stepways.org/news/.

Berelson, F., Steiner, H. (2006). Motives on behavior and motives in decision-making. The

Social Scince Journal, 36, 245-263.

Dariyat. B. (27 Mei 2014). Data sakernas jumlah penduduk yang bekerja tahun 2011-2014.

Diambil 9 Januari 2015. Dari www.depnakertrans.go.id/uploads/doc/RPJP.pdf

Diana, W. (22 September 2014). Kejamnya kekerasan pada balita.diambil 11 januari 2015.

Dari http://www.posmetrobatam.com

Dehya, A. (10 April 2013). Menitipkan anak di daycare positif atau negatif?. Diambil 9 april

2015, dari https://homydaycare.com/2013/04/10/menitipkan-anak-di-dyacare-

positif-atau-negatif/

Diandra, N. (23 Maret 2014). “Pertimbangan sang bunda dalam memilih daycare”. Diambil

16 April 2015. Dari http://www.tribunnews.com

Enggar, B. (22 Juni 2013). “Daycare untuk si buah hati”. Diambil 16 April 2015. Dari

http://www.kompas.com

Feinberg, B.L. (2007). The ability of children in social. Journal of social psychology, 15.

Accessed on February 13 , 2015 from

http://www.journalofsocialpsychology.com/archiv/volume15/3536.html

Fakultas Psikologi UMM. (2014). Pedoman penyusunan skripsi. Malang: UMM Press.

Gerungan, W.A. (2008). Psikologi sosial. Bandung: PT. Refika Aditama.

15

Gibson, H.K. (2004). Socialization of children in daycare and cognitive development. The

Social Journal, 35, 312-323.

Hikcman, T. G., Roblerr, S, N., Mike, H. (2005). Motif in decision making: behavior pattern.

Journal of social psychology. 45, (21), 2045-2065

Ikhsan, S. (24 Mei 2014). “Daycare di era globalisasi”. Diambil 16 April 2015. Dari

http://www.jawapos.com

Indrianto, Supomo. (2002). Metodologi Penelitian. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

McCartney, Kathleen. PhD, (2010).what do we know about the effects of early child

care.Translation journal. 13. Accessed on January 23,

2015http://translationjournal.net/65.naive.html.

Mursadi, Burhan. (26 juli 2014). Meningkatnya pertumbuhan wanita karir di kota malang.

Diambil 6 januari 2015. Dari http://www.radarmalang.co.id.

Moore, L.H. (1998). Feminisme Dan Antropologi. Jakarta : Obor.

Nielson, B. (2008). A review of the literature on behavior research. (online). Diakses tanggal

26 desember 2015 diperoleh dari http://www.likumag.org/news/.

Priyatno, D. (2011). Buku saku analisis statistika data SPSS. Jakarta: PT. BukuSeru.

Ronald, T. (6 Maret 2014). “Kekurangan menitipkan buah hati di daycare”. Diambil 10 April

2015 . Dari http://www.jawapos.com

Rodwell, S. (2010). Behaviour psychology. New York: Dann, and Simon.

Ridwan & Sunarto, H. (2009). Pengantar Statistika Untuk Penelitian Pendidikan,

Psikologi,Sosial, Ekonomi Komunikasi dan Bisnis. Bandung : Alfabeta.

Suhendi, Roni. (4 Agustus 2014). melonjaknya tempat penitipan anak di kota malang.Diambil

10 januari 2015. Dari http://www.radarmalang.co.id.

Sarwono, Sarlito. (2002). Psikologisosialindividu dan Teori-teoriPsikologiSosial. Jakarta:

Balai Pustaka.

Sugiono, (2007). Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan kuantitatif, dan kualitatif.

Bandung: AlfaBeta.

Soeryani, H. G., (2007). Daycare : menjadikan tumbuh kembang anak membaik dengan

segala kekuranganya. Zona psikologi, 34, 23-27.

Siagian, S. (2004). Teori Motivasi dan Aplikasinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Sardiman, T. (2002). Teori Motivasi dan Pengukurannya.Jakarta : Bumi Aksara.

16

Taufik. (2011). Pendekatan psikologi sosial. Jakarta: RajaGrafindo Persada.

Zainul, F. (22 Agustus 2014). “Langkah mudah membuka daycare”. Diambil 16 April 2015.

Dari http://www.metronews.com

17

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

FAKULTAS PSIKOLOGI

Jl. Raya Tlogomas No. 246 Phone (0341) 464318 Psw. 170 Malang 65144

Assalamualaikum Wr. Wb.

Saya adalah Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang yang

sedang melakukan penelitian dalam rangka penyusunan skripsi yang berkaitan dengan orang

tua dan tempat penitipan anak (TPA) atau daycare. Untuk itu, saya mengharapkan bantuan

Bapak/Ibu agar dapat mengisi instrumen penelitian ini.

Tujuan dari pengisian instrumen penelitian ini adalah semata-mata untuk penelitian

dan sebagai bahan bagi saya menyusun skripsi, sehingga saya berharap Bapak/Ibu dapat

menjawab semua pernyataan dengan jujur sesuai dengan keadaan, perasaan, dan fikiran

Bapak/ Ibu yang sebenarnya tanpa dipengaruhi oleh siapapun.

Saya juga meyakinkan Bapak/Ibu bahwa semua jawaban yang diberikan tidak bernilai

benar atau salah, oleh karena itu tidak perlu ragu untuk menjawab. Jawaban yang diberikan

tidak akan berpengaruh kepada Bapak/Ibu sekalian, dan saya akan menjamin kerahasiaan

identitas diri Bapak/Ibu.

Atas kesediaan Bapak/Ibu untuk bekerjasama dalam penelitian ini, saya mengucapkan

terimakasih.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

18

Data Diri Responden

1. Nama/inisial : .........................................................................................

2. Usia : .........................................................................................

3. Pekerjaan : .........................................................................................

4. Anak ke : .........................................................................................

5. Usia anak yang dititipkan : .........................................................................................

6. Anak dititipkan sejak usia : .........................................................................................

Petunjuk Pengisian Skala

1. Bacalah tiap-tiap pernyataan yang telah disediakan dengan cermat.

2. Di bawah ini ada 15 nomor pernyataan dan 1 pertanyaan, masing-masing nomor

pernyataan memiliki dua pernyataan yang bertolak belakang (PERNYATAAN A &

B), serta 1 pertanyaan yang harus anda jawab. Dari 15 nomor pernyataan pilihlah

salah satu pernyataan yang paling sesuai dengan diri anda dengan mengisi tanda

silang (X) pada kolom yang sudah disediakan (kolom isian).

3. Dalam setiap pernyataan hanya ada satu jawaban. Apabila anda terlanjur memberikan

jawaban yang salah dan ingin mengganti jawaban, berilah tanda bintang (*) pada

tanda silang (X) yang telah dibuat, dan berikan tanda silang (X) baru pada kolom lain

yang sesuai dengan pernyataan anda.

4. Pastikan tidak ada pernyataan yang terlewatkan.

Selamat mengerjakan

19

Pernyataan A

1. Menitipkan anak pada daycare, karena

saya merasa biaya menitipkan anak

pada daycare lebih murah daripada

biaya menitipkan anak pada

babbysitter

2. Menitipkan anak pada daycare agar

anak saya bisa lebih percaya diri dan

berprestasi

3. Saya menitipkan anak pada daycare,

karena lebih terjamin keamananya

daripada menitipkan anak pada

babbysitter

4. Saya menitipkan anak di daycare

karena saya ingin bekerja untuk

membantu suami dalam memperbaiki

keadaan ekonomi keluarga

5. Saya menggunakan jasa daycare, agar

saya dapat mencapai target-target

dalam setiap pekerjaan saya

6. Saya menitipkan anak di daycare

karena memang keinginan pribadi saya

7. Menitipkan anak di daycare

berdasarkan keputusan saya sendiri

agar saya lebih mudah dan maksimal

dalam menjalani rutinitas dalam

bekerja

8. Saya menitipkan anak pada daycare

karena sebagai wanita karier saya

kurang mempunyai waktu untuk

merawat dan mengasuh anak

Pernyataan B

Saya menitipkan anak pada daycare,

karena ada salah satu daycare yang

menawarkan biaya yang murah dan

terjangkau untuk pengasuhan anak saya

Saya memutuskan untuk menitipkan anak

pada daycare, setelah saya melihat anak

dari kerabat saya yang berprestasi karena

dampak dititipkan pada daycare

Banyaknya fenomena kekerasan yang saya

lihat di media massa yang dilakukan oleh

babbysitter terhadap anak pada zaman

sekarang ini, membuat saya memutuskan

untuk lebih memilih menitipkan anak pada

daycare daripada menitipkan pada

babbysitter

Menitipkan anak di daycare karena

anjuran dari suami, agar bisa bekerja

untuk membantu memperbaiki keadaan

ekonomi keluarga

Karena kurang bisa mencapai puncak

prestasi dalam pekerjaan, akhirnya saya

memutuskan menggunakan jasa daycare

untuk menitipkan anak

Saya menitipkan anak di daycare karena

anjuran dari keluarga

Keluarga yang menganjurkan saya untuk

menitipkan anak di daycare agar lebih

mudah dan maksimal dalam menjalani

rutinitas dalam bekerja

Banyaknya para pengasuh yang

berkompeten pada daycare sekarang ini,

membuat saya memutuskan untuk

menitipkan anak pada daycare

isian

20

Alasan menitipkan anak ke tempat penitipan anak (TPA) :

..............................................................................................................................................................................

..............................................................................................................................................................................

..............................................................................................................................................................................

..............................................................................................................................................................................

..............................................................................................................................................................................

..............................................................................................................................................................................

..............................................................................................................................................................................

9. Saya menitipkan anak pada daycare,

karena banyaknya pekerjaan yang

terbengkalai karena saya mengurus anak

10. Saya menitipkan anak pada daycare,

karena saya merasa tidak sanggup untuk

mengasuh anak sedangkan saya harus

bekerja

11. Saya menitipkan anak pada daycare,

agar saya bisa maksimal bersaing dalam

pencapaian kesuksesan saya dalam

bekerja

12. Menitipkan anak di daycare karena

kemauan saya sendiri agar saya dapat

lebih berkonsentrasi pada setiap

pekerjaan-pekerjaan saya

13. Saya menggunakan jasa daycare, karena

dirumah tidak ada kerabat atau keluarga

yang mempunyai waktu untuk merawat

anak saya disaat saya sedang bekerja

14 Saya menitipkan anak pada daycare,

agar saya dapat lebih berkonsentrasi

untuk mencapai prestasi yang baik

dalam pekerjaan saya

15. Saya menitipkan anak pada daycare,

karena saya ingin tumbuh kembang

anak saya menjadi lebih baik

Menitipkan anak pada daycare, karena

banyak rekan kerja yang mengeluh pada

hasil kerja saya disaat saya bekerja

sekaligus dengan mengasuh anak

Saya menitipkan anak pada daycare, karena

ada salah satu daycare yang bisa menjamin

dapat memberikan pengasuhan yang baik

untuk anak saya disaat saya tidak bisa

mengasuh anak karena sedang bekerja

Adanya alat bermain yang beragam dan

edukatif serta ruang bermain yang relatif

luas dibanding dirumah, membuat saya

tertarik dan memutuskan untuk menitipkan

anak pada daycare disaat saya sedang

bekerja

Menitipkan anak di daycare karena saran

dari teman, agar lebih berkonsentrasi pada

setiap pekerjaan-pekerjaan

Karena ada kerabat atau keluarga yang

mengeluh disaat merawat anak saya,

akhirnya saya memutuskan untuk

menggunakan jasa daycare untuk

menitipkan anak disaat saya sedang bekerja

Menitipkan anak pada daycare, karena

atasan sering mengeluh karena prestasi

kerja saya yang menurun

Memutuskan untuk menggunakan jasa

daycare, setelah saya melihat anak dari

teman saya yang mengalami tumbuh

kembang yang lebih baik sejak dititipkan

pada daycare

21

Subjek Instrinsik Ekstrinsik Usia (th) Pekerjaan Motif

1 10 5 27 PNS Intrinsik

2 12 3 29 PNS Intrinsik

3 10 5 26 PNS Intrinsik

4 6 9 24 Wirausaha Ekstrinsik

5 8 7 28 Wirausaha Intrinsik

6 7 8 27 PNS Ekstrinsik

7 5 10 26 PNS Ekstrinsik

8 5 10 24 PNS Ekstrinsik

9 10 5 27 PNS Intrinsik

10 6 9 28 Profesional Ekstrinsik

11 13 2 29 Wirausaha Intrinsik

12 12 3 24 Profesional Intrinsik

13 13 2 25 Wirausaha Intrinsik

14 7 8 28 PNS Ekstrinsik

15 12 3 27 PNS Intrinsik

16 9 6 26 PNS Intrinsik

17 11 4 28 Wirausaha Intrinsik

18 10 5 25 Swasta Intrinsik

19 10 5 25 Wirausaha Intrinsik

20 11 4 27 PNS Intrinsik

21 11 4 29 Profesional Intrinsik

22 11 4 28 Wirausaha Intrinsik

23 6 9 25 PNS Ekstrinsik

24 12 3 26 Profesional Intrinsik

25 8 7 27 Profesional Intrinsik

26 7 8 28 PNS Ekstrinsik

27 6 9 25 Swasta Ekstrinsik

28 8 7 29 PNS Intrinsik

29 9 6 27 PNS Intrinsik

30 9 6 26 Wirausaha Intrinsik

31 7 8 27 Swasta Ekstrinsik

32 12 3 27 PNS Intrinsik

33 12 3 28 PNS Intrinsik

34 13 2 29 PNS Intrinsik

35 10 5 25 Wirausaha Intrinsik

36 5 10 25 PNS Ekstrinsik

37 10 5 29 Wirausaha Intrinsik

38 8 7 26 PNS Intrinsik

39 11 4 27 PNS Intrinsik

40 12 3 28 Wirausaha Intrinsik

41 11 4 29 Wirausaha Intrinsik

42 13 2 26 PNS Intrinsik

43 10 5 28 Wirausaha Intrinsik

44 3 12 28 PNS Ekstrinsik

45 9 6 41 PNS Intrinsik

46 5 10 27 PNS Ekstrinsik

47 12 3 39 Wirausaha Intrinsik

48 5 10 27 PNS Ekstrinsik

49 7 8 29 Wirausaha Ekstrinsik

50 11 4 39 PNS Intrinsik

51 10 5 42 Wirausaha Intrinsik

52 8 7 41 Wirausaha Intrinsik

53 9 6 40 PNS Intrinsik

54 11 4 39 Wirausaha Intrinsik

55 13 2 40 Wirausaha Intrinsik

56 2 13 29 PNS Ekstrinsik

57 5 10 26 PNS Ekstrinsik

Data Kasar Hasil Penelitian

22

Keterangan :

Jumlah subjek = 100 subjek

Subjek motif intrinsik = 58 subjek

Subjekmotif ekstrinsik = 42 subjek

Kategori Usia

Usia <30 tahun = 66 subjek (43 intrinsik dan 23 ekstrinsik)

Usia >30 tahun = 34 subjek (15 intrinsik dan 19 ekstrinsik)

Kategori pekerjaan

PNS = 49 subjek (20 intrinsik dan 29 ekstrinsik)

Pegawai swasta = 9 subjek (6 intrinsik dan 3 ekstrinsik)

Wirausaha = 35 subjek (27 intrinsik dan 8 ekstrinsik)

Profesional = 7 subjek (5 intrinsik dan 2 ekstrinsik)

58 12 3 41 Swasta Intrinsik

59 6 9 39 PNS Ekstrinsik

60 7 8 33 Wirausaha Ekstrinsik

61 6 9 32 PNS Ekstrinsik

62 7 8 32 PNS Ekstrinsik

63 4 11 37 Wirausaha Ekstrinsik

64 6 9 41 Profesional Ekstrinsik

65 2 13 43 PNS Ekstrinsik

66 6 9 44 Wirausaha Ekstrinsik

67 4 11 41 PNS Ekstrinsik

68 1 14 32 Wirausaha Ekstrinsik

69 13 2 39 PNS Intrinsik

70 8 7 41 Wirausaha Intrinsik

71 11 4 37 Wirausaha Intrinsik

72 5 10 37 PNS Ekstrinsik

73 14 1 32 Swasta Intrinsik

74 4 11 35 PNS Ekstrinsik

75 14 1 40 Wirausaha Intrinsik

76 5 10 37 PNS Ekstrinsik

77 2 13 38 PNS Ekstrinsik

78 9 6 33 Wirausaha Intrinsik

79 7 8 37 PNS Ekstrinsik

80 9 6 26 Wirausaha Intrinsik

81 11 4 28 PNS Intrinsik

82 5 10 31 Swasta Ekstrinsik

83 1 14 34 PNS Ekstrinsik

84 3 12 33 PNS Ekstrinsik

85 4 11 32 Wirausaha Ekstrinsik

86 8 7 28 Swasta Intrinsik

87 6 9 29 PNS Ekstrinsik

88 11 4 26 Wirausaha Intrinsik

89 4 11 26 PNS Ekstrinsik

90 5 10 25 Wirausaha Ekstrinsik

91 7 8 29 PNS Ekstrinsik

92 9 6 26 Wirausaha Intrinsik

93 8 7 26 Profesional Intrinsik

94 11 4 29 Swasta Intrinsik

95 14 1 25 Wirausaha Intrinsik

96 11 4 28 Wirausaha Intrinsik

97 7 8 27 PNS Ekstrinsik

98 10 5 28 Wirausaha Intrinsik

99 11 4 27 Swasta Intrinsik

100 4 11 28 PNS Ekstrinsik

23

24

25

Reliability

[DataSet7]

RELIABILITY

/VARIABLES=VAR00001 VAR00002 VAR00003 VAR00004 VAR00005 VAR00006 VAR00007

VAR00008 VAR00009 VAR00010 VAR00011 VAR00012 VAR00013 VAR00014 VAR00015

VAR00016 VAR00017

/SCALE('ALL VARIABLES') ALL

/MODEL=ALPHA

/STATISTICS=DESCRIPTIVE

/SUMMARY=TOTAL.

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases

Valid 30 100,0

Excludeda 0 ,0

Total 30 100,0

a. Listwise deletion based on all variables in the

procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

N of Items

,889 17

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

VAR00001 ,33 ,479 30

VAR00002 ,30 ,466 30

VAR00003 ,60 ,498 30

VAR00004 ,23 ,430 30

VAR00005 ,20 ,407 30

VAR00006 ,20 ,407 30

VAR00007 ,23 ,430 30

VAR00008 ,37 ,490 30

VAR00009 ,67 ,479 30

VAR00010 ,13 ,346 30

VAR00011 ,37 ,490 30

VAR00012 ,80 ,407 30

VAR00013 ,83 ,379 30

VAR00014 ,30 ,466 30

VAR00015 ,07 ,254 30

VAR00016 ,13 ,346 30

VAR00017 ,13 ,346 30

26

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance

if Item Deleted

Corrected Item-

Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

VAR00001 5,57 6,254 ,415 ,585

VAR00002 5,60 6,593 ,367 ,607

VAR00003 5,30 6,217 ,456 ,585

VAR00004 5,67 6,437 ,378 ,591

VAR00005 5,70 6,976 ,256 ,625

VAR00006 5,70 5,941 ,376 ,548

VAR00007 5,67 6,092 ,468 ,564

VAR00008 5,53 5,085 ,691 ,476

VAR00009 5,23 6,530 ,146 ,605

VAR00010 5,77 5,771 ,578 ,524

VAR00011 5,53 5,361 ,551 ,506

VAR00012 5,10 7,197 ,459 ,638

VAR00013 5,07 6,616 ,398 ,597

VAR00014 5,60 5,421 ,559 ,508

VAR00015 5,83 6,833 ,583 ,600

VAR00016 5,77 5,771 ,578 ,524

VAR00017 5,77 6,737 ,475 ,602

RELIABILITY

/VARIABLES=VAR00001 VAR00002 VAR00003 VAR00004 VAR00006 VAR00007 VAR00008

VAR00010 VAR00011 VAR00012 VAR00013 VAR00014 VAR00015 VAR00016 VAR00017

/SCALE('ALL VARIABLES') ALL

/MODEL=ALPHA

/STATISTICS=DESCRIPTIVE

/SUMMARY=TOTAL.

Reliability

[DataSet7]

Scale: ALL VARIABLES

Reliability Statistics

Case Processing Summary

N %

Cases

Valid 30 100,0

Excludeda 0 ,0

Total 30 100,0

a. Listwise deletion based on all variables in the

procedure.

27

Cronbach's

Alpha

N of Items

,841 15

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

VAR00001 ,33 ,479 30

VAR00002 ,30 ,466 30

VAR00003 ,60 ,498 30

VAR00004 ,23 ,430 30

VAR00006 ,20 ,407 30

VAR00007 ,23 ,430 30

VAR00008 ,37 ,490 30

VAR00010 ,13 ,346 30

VAR00011 ,37 ,490 30

VAR00012 ,80 ,407 30

VAR00013 ,83 ,379 30

VAR00014 ,30 ,466 30

VAR00015 ,07 ,254 30

VAR00016 ,13 ,346 30

VAR00017 ,13 ,346 30

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance

if Item Deleted

Corrected Item-

Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

VAR00001 4,70 6,010 ,387 ,641

VAR00002 4,73 6,133 ,487 ,648

VAR00003 4,43 5,702 ,574 ,621

VAR00004 4,80 6,097 ,432 ,640

VAR00006 4,83 5,661 ,392 ,602

VAR00007 4,80 5,752 ,395 ,613

VAR00008 4,67 4,851 ,692 ,539

VAR00010 4,90 5,541 ,568 ,583

VAR00011 4,67 5,264 ,480 ,582

VAR00012 4,23 7,013 ,541 ,694

VAR00013 4,20 6,372 ,652 ,652

VAR00014 4,73 5,306 ,495 ,581

VAR00015 4,97 6,585 ,491 ,652

VAR00016 4,90 5,541 ,568 ,583

VAR00017 4,90 6,438 ,438 ,652