Morbili
Definisi
Penyakit infeksi virus akut, sangat menular yang pada umumnya menyerang anak.
3 stadium dengan ciri khusus.
Etiologi
Disebabkan oleh virus campak dari genus Morbilivirus, family Paramyxovirus.
ciri-ciri virus campak :
virus RNA yang mempunyai satu antigen. bentuk bulat dengan garis tepi yang kasar dan bergaris tengah 140 nm dibungkus oleh selubung luar yg terdiri dari lemak dan protein (hemagglutinin). didalamnya terdapat nukleokapsid yang bulat lonjong terdiri dari bagian protein yang
mengililingi asam nukleat (RNA). struktur helix nukleo protein dari myxovirus. setelah timbul ruam kulit, virus aktif dapat ditemukan pada secret nasofaring, darah, dan air
kencing dalam waktu 34 jam pada suhu kamar, 15 minggu di dalam pengawet beku, minimal 4 minggu disimpan dalam temperature 35°C dan beberapa hari pada suhu 0°C.
virus tidak dapat aktif pada pH rendah. virus akan kehilangan inefektivitasnya sekitar 60% selama 3-5 hari. virus ini mudah hancur oleh sinar ultraviolet.
Epidemiologi
Di daerah perkotaan campak terjadi setiap 2-4 tahun. Wabah terjadi pada pada kelompok anak dengan gizi buruk dan daya tahan tubuh lemah.
campak menduduki tempat ke-5 dalam urutan 10 macam penyakit utama pada bayi (0,7%)dan tempat ke 5 pada anak 1-4 tahun (0,77%).
Patogenesis
Penularan sangat efektif, sedikit virus sudah dapat menimbulkan infeksi. Penularan melalui udara penularan terjadi1-2 hari sebelum timbul gejala, sampai 4 hari setelah timbulnya ruam.
W.U
setelah 5-6 hari sesudah infeksi awal, focus infeksi terwujud yaitu ketika virus masuk ke dalam pembuluh darah dan menyebar ke permukaan epitel orofaring, saluran nafas, kulit, kandung kemih dan usus.
Setelah hari ke 9-10 fokus infeksi berada di saluran nafas dan konjungtiva, 1-2 lapisan mengalami nekrosis.
Manifestasi Klinik
stadium masa tunas 10-12 hari, tanpa gejala stadium prodromal - pilek dan batuk yg meningkat
- panas sampai sedang - coryza (pengeluaran secret yg banyak dari membrane mukosa
hidung). - konjungtivis- fotofobia - anoreksia- malaise - faring dan mukosa konjungtiva meradang- enamtem mukosa pipi (bercak koplik) - hyperplasia jaringan limfoid pada tonsil, adenoid, kelenjar limfe, lien
dan apendiks. stadium akhir (erupsi)- keluarnya ruam mula dari telinga,muka, badan, lengan dan kaki.
- Ruam timbul didahului dg suhu meningkat, selanjutnya ruam menghitam dan mengelupas. Pasien yang mengidap gizi kurang ruamnya dapat berdarah dan mengelupas atau pasien sudah meninggal ruam belum timbul. Kasus yang mengidap gizi kurangdapat menderita diare yang berkelanjutan.
setelah Masa Inkubasi panas dan malaise dlm 24 jam timbul coryza, conjungtivis, dan batuk bertambah parah secara bertahapbeberapa jam sebelum timbul rash terlihat koplik spot di mukosa bukalis pada sisi yg berlawanan dengan gigi molar mencapai puncak saat timbul erupsi pada hari ke empat panas dan koplik spot menghilang dalam 24 jam setelah timbul rash coryza dan konjungtivis menghilang setelah hari ke-3 rash lamanya eksantema menghilang jarang melebihi 5-6 hari.
W.U
diagnosis campak dapat ditegakkan secara klinis beberapa pemeriksaan penunjang seperti pada pemeriksaan sitlogik ditemukan sel raksasa
pada mukosa hidung dan pipi pada pemeriksaan serologik didapatkan IgM spesifik.
Panas Meningkat pada hari ke-5 atau ke-6, yaitu pada saat puncak erupsi. Kadang-kadang temperatu dapat bifasik dg peningkatan awal cepat dalam 24-48 jam
pertama diikuti dengan periode normal 1 hari dan selanjutnya terjadi peningkatan yang cepat sampai 39°C-40,6°C, saat erupsi rash mencapai puncaknya.
CoryzaTidak dapat dibedakan dari common cold. Batuk dan bersin diikuti dengan hidung tersumbat dan secret yang mukopurulen dan menjadi profus pada saat erupsi mencapai puncaknya serta menghilang bersamaan dengan menghilangnya panas. Konjungtivis Pada periode awal stadium prodromal dapat ditemukan transverse marginal line injection pada palpebra inferior. Konjungtivis akan menghilang setelah demam turun. BAtukBatuk disebabkan oleh reaksi inflamasi mukosa saluran pernapasan. Intensitas batuk meningkat dan mencapai puncaknya pada saat erupsi. Namun batuk dapat bertahan lebih lama dan menghilang secara bertahap dalam waktu 5-10 hari. Koplik spot bercak-bercak kecil ireguler sebesar ujung jarum / pasir yg berwarna merah terang. bagian tengah berwarna putih kelabu. dapat ditemukan beberapa jam sebelum terbentuk rash Rash Timbul setelah 3-4 hari panas.
Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan: Gambaran klinis yg khas, pemeriksaan serologi, isolasi virus dari urin atau swab nasofaringeal.
Pada pemeriksaan darah tepi ditemukannya adanya lekopeni. Dalam sputum, sekresi nasal, sedimen urin dapat ditemukannya adanya multi nucleated
giant cells yang khas. Pemeriksaan serologi dengan ELISA IgM lebih sensitive bila diperiksa antara hari ke-3
samapai hari ke-28 timbulnya rash.
Pemeriksaan serologis dg cara hemagglutinin inhibition test dan complement fixation test akan ditemukan adanya antibody yang spesifik dalam 1-3 hari setelah timbulnya rash dan mencapai puncaknya pada 2-4 minggu kemudian.
DD/ 1. Eksantema Subitum
disebabkan oleh virus biasanya pada bayi 6-36 bulan perbedaan dg morbili, rashnya timbul pada saat panas turun.
2. German measles
lebih ringan dari morbili ada gejala ISPA demam ringan rash lebih halus
3. Rash karena obat-obatan
Lebih bersifat urtikaria, sehingga rash lebih besar, luas, menonjol dan umumnya tida disertai panas.
4. Ricketsia
- gejala prodromal lebih ringan, rash tidak dijumpai diwajah dan koplik spot tidak ada.
5. Mononukleosis infeksiosa
Dijumpai limfadenopati umum dan peningkatan jumlah monosit.
6. Demam skarlatina
Kelainan kulit biasa timbul dalam 12 jam pertama sesudah demam. BAtuk dan muntah Gejala prodromal berlangsung 2 hari
7. Penyakit Kawasaki
Demam tidak spesifik disertai nyeri tenggorok 2-5 hari ditemukan eksantema yang bersifat generalisata dan makulopapular telapak tangan dan kaki membengkak merah sampai beberapa hari sampai seminggu.
adanya bibir,mulut, dan lidah mongering dan merah ada konjungtivis purulen.
Komplikasi 1. Akut
Pneumonia Penyebab kematian utama pada morbili terjadi karena perluasan infeksi virus bakteri yg sering menimbulkan pneumonia : stretococus, pneumokokus, stafilokokus,
haemofilus influenza.kadang-2 oleh pseudomonas dan klebsiela.
tanda-tanda pasien menderita komplikasi ini:
Adanya gangguan pernafasan dengan panas yang menetap foto thoraks
secara klinis gang. nya dapat berupa bronkiolitis, bronkopneumoni, dan pneumonia lobaris.
Gastorenteritis insiden 19,1%-30,4%
ensefalitis sering menyebabkan kematian terjadi hari ke 2-6 setelah rash. kemungkinan trjadi karena invasi langsung virus ke otak, aktivasi virus yang laten,
ensefalomielitis tipe alergi. prognosisnya bervariasi adan yg ringan ada yg berat dan berakhir dg kematian dalam
waktu 24 jam.
gejala-gejalanya:
panas sakit kepala muntah lemah kejang koma atau kelemahan umum.
W.U
otitis media kompilkasi paling sering
akibat invasi virus ke telinga tengah (tuba eustachii) bila disertai infeksi sekunder, dapat terjadi otitis media purulenta.
mastoiditis komplikasi dari otitis media dapat dicegah dg pemberian antibiotik.
laringotracheobronkitis cervical adnitis purpura trombositopenik aktivasi tuberculosis ulkus kornea apendisitis
2. Kronik
SSPE (subacut sklerosing panensefalitis) kelainan degenerative SSP yang jarang terjadi, disebabkan oleh infeksi virus campak yang persisten.
kebutaan malnutrisi akibat intake cairan kurang (anoreksia, muntah)
Penatalaksanaan
Campak tanpa komplikasi bisa rawat jalan harus diberi cukup cairan dan kalori melakukan pengobatan simptomatik:
memperbaiki keadaan umum antipiretika bila demam antitusif dan ekspektoran untuk batuk antikovulsan bila diperlukan sedativum (untuk menghilangkan iritabilitas dan kegaduhan) Vitamin A : < 6 bulan 50.000 IU/hari ≥ 2 hari
6-11 bulan 100.000 IU/hari ≥ 2 hari> 12 bulan 200.000 IU/hari ≥ 2 hariapabila terjadi malnutrisi dilanjutkan 1500 IU/hari
W.UCampak dengan komplikasi harus di rawat di rumah sakit. Indikasi rawat inap yang dianjurkan:
Bercak/ eksantema merah kehitaman yang menimbulkan deskuamasi dengan skuama yang lebar dan tebal.
Suara parau, terutama disertai tanda penyumbatan seperti laryngitis dan pneumonia dehidrasi berat Kejang dg kesadaran menurun
Pengobatan pada komplikasi:
Bronkopneumonia
diberikan antibiotic ampisilin (100mg/kg/BB/ hari dalam 4 dosis intravena) + kloramfenikol (75 mg/kg/BB/hari dalam 4 dosis intravena) sampai sesak hilang dan pasien bisa minum obat oral.
antibiotic diberikan sampai 3 hari demam reda
gastroenteritis
- cairan intravena bila pasien gastroenteritis + dehidrasi
otitis media
karena infeksi sekunder, perlu antibiotic kotrimoksazol-sulfametoksazol ( TMP 4 mg/kgBB/hari dibagi dalam 2 dosis)
Ensepalitis
perlu direduksi cairan ¾ kebutuhan untuk mengurangi edema otak. Koreksi elektrolit dan gas darah pemberian kortkosteroid
hidrokortison (100-200mg/hari selama 3-4 hari) dan prednisone 2 mg/kgBB/ hari selama 1 minggu.
W.U
Pencegahan
Pemberian imunisasi aktif maupun pasif
A. imunisasi aktif
vaksin yang diberikan adalah “ Live attenuated measles vaccine”
di Indonesia diberikan vaksin buatan perum biofarma yang terdiri dari virus morbili hidup yang sudah dilemahkan yaitu strain Schwarz. Tiap dosis yang sudah dilarutkan mengandung virus morbili tidak kurang dari dari 1000 TCID50 dan Neomisin B sulfat tidak lebih dari 50 mikrogram.
diberikan subkutan sebanyak 0,5 mL pada umur 9 bulan. Pada anak dibawah 9 bulan tidak memberikan kekebalan yg baik,karena gang. dari antibody yg dibawa sejak lahir.
vaksinasi campak tidak boleh dilakukan bila:
Menderita ISPA yg disertai demam lebih dari 38°C riwayat kejang demam defisiensi imunologik sedang mendapat pengobatan kortikosteroid dan imunosupresif
Efek samping imunisasi :
Hiperpireksia ( 5-15%) gejala ISPA (10-20%) morbili form rash ( 3-15%) kejang demam (0,2%) ensefalitis (1 diantara 1,16 juta anak) demam ( 13,95%)
B. Imunisasi pasif
globulin imun antibody kekebalanyg diperoleh hanya bersifat sementara. biasanya diberikan pada usia <1 tahun yg terpapar campak, wanita hamil dan anak dg immunocompromise.
globulin imun intravena
W.U
Prognosis
Morbili merupakan penyakit self-limitting dan berlangsung antara 7-10 hari sehingga bila tidak ada komplikasi, prognosis baik.
Morbiditas morbili dipengaruhi beberapa faktor:
diagnosis dini, pengobatan yg adekuat terhadap komplikasi yg timbul kesadaran dan pengetahuan yg rendah dari orang tua penderita masih percaya tahayul penggunaan fasilitas yg kurang.