7/26/2019 Modul Pengantar Akuntansi II Kelompok 2
1/63
0
MODUL
PENGANTAR AKUNTANSI 2
Disusun oleh
Kelompok 2
Faizaturruhaniah (1510421141)
Della norita febriananda (1510421160)
Adim firmansyah (1510421128)
Yunita putri widiawati (1510421156)
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
FAKULTAS EKONOMI
2016
7/26/2019 Modul Pengantar Akuntansi II Kelompok 2
2/63
1
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami
dapat menyelesaikan modul pengantar akuntansi ini dengan tepat waktu. Untuk
itu kami tidak lupa menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu kami dalam pembuatan modul ini.
Semoga modul pengantar akuntansi ini dapat memberikan wawasan yanglebih luas dan menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para
mahasiswa Universitas Muhammadiyah Jember. Kami menyadari bahwa dalam
penyusunan modul ini jauh dari sempurna, baik dari segi penyusunan, bahasan,
ataupun dalam segi penulisannya. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan
saran yang sifatnya membangun, khususnya dari dosen pembimbing mata kuliah
guna menjadi acuan dalam bekal pengalaman bagi kami untuk lebih baik di
masa yang akan datang.
Jember, 24 April 2016
Penulis
7/26/2019 Modul Pengantar Akuntansi II Kelompok 2
3/63
2
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ................................................................................ 1
DAFTAR ISI ............................................................................................. 2
BAB 1 : PPE ............................................................................................ 3
BAB 2 : Leasing ....................................................................................... 13
BAB 3 : Kewajiban jangka panjang .......................................................... 23
BAB 4 : Debt and equity investment......................................................... 33
BAB 5 : Accounting and reporting ............................................................ 43
BAB 6 : Retained earning ........................................................................ 53
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 62
7/26/2019 Modul Pengantar Akuntansi II Kelompok 2
4/63
3
BAB I
PPE (PROPERTI,PLAN,EQUIPMENT)
A. ASET TETAP BERWUJUD
PPE / Aset tetap adalah sumber daya yang memiliki empat karakteristik
yaitu : (1) berwujud atau memiliki wujud (bentuk atau ukuran tertentu), (2)
digunakan dalam operasi perusahaan, (3) mempunyai masa manfaat jangka
panjang, dan (4) tidak dimaksudkan untuk diperjualbelikan. Aset semacam ini
biasanya memiliki masa pemakaian yang lama dan diharapkan dapat memberi
manfaat pada perusahaan selama bertahun tahun. Manfaat yang diberikan
aset tetap umumnya semakin lama semakin menurun, kecuali manfaat yang
diberikan oleh tanah.
PENGGOLONGAN ASET TETAP
1. Tanah, meliputi tanah yang digunakan sebagai tempat berdirimya gedung
gedung perusahaan dan fasilitas perusahaan lainnya.
2. Perbaikan tanah, seperti jalan jalan diseputar lokasi perusahaan yang
dibangun perusahaan, tempat parkir, pagar, dan saluran air bawah tanah.
3. Peralatan, seperti peralatan kantor, peralatan pabrik, mesin mesin,
kendaraan dan mebel.
PENENTUAN BIAYA PEROLEHAN ASET TETAP
Biaya perolehan meliputi semua pengeluaran yang diperlukan untuk
mendapatkan aset dan pengeluaran pengeluaran lain hingga aset siap untuk
dipakai.
a. Tanah
Biaya perolehan tanah meliputi (1) harga beli tunai tanah, (2) biaya balik
nama, (3) komisi perantara, (4) pajak atau pungutan lain yang harus dibayar
pembeli.
b. Gedung
Gedung adalah fasilitas bangunan yang digunakan dalam operasi
perusahaan.
c. Peralatan
Peralatan meliputi semua peralatan yang digunakan dalam operasi
perusahaan, seperti mesin pabrik, peralatan kantor, kendaraan dsb. Biaya
perolehan peralatan terdiri dari harga beli tunai, biaya pengangkutan, dan
biaya asuransi selama dalam pengangkutan yang dibayar oleh pembeli.
7/26/2019 Modul Pengantar Akuntansi II Kelompok 2
5/63
4
MASALAH KHUSUS DALAM PENENTUAN BIAYA PEROLEHAN
a. Pembelian dengan menggunakan wesel berbungaDalam pembelian aset tetap kadang kadang perusahaan membayaranya
dengan menggunakan wesel berbunga. Biasanya pembeli diwajibkan
membayar uang muka dan sisanya dibayar menggunakan wesel ditambah
bunga.sebagai contoh, CV serayu membeli peralatan dengan harga Rp
10.000.000, untuk itu CV serayu memberikan uang muka sebesar Rp
2.000.000 dan sisanya dibayar dengan wesel sebesar Rp 8.000.000, jangka
waktu 1 tahun dengan bunga 10%. Jurnal untuk mencatat transaksi pembelian
ini sebagai berikut :
Peralatan pabrik Rp10.000.000 -Kas - Rp2.000.000
Utang wesel - Rp8.000.000
Jurnal pada saat jatuh tempo wesel :
Utang wesel Rp 8.000.000 -
Beban bunga wesel Rp 800.000 -
Kas - Rp 8.800.000
b. Pembelian dalam satu paket
Pembelian dalam satu paket terjadi bila beberapa jenis aktiva dibeli secara
bersama dalam satu transaksi.
c. Perolehan dengan membangun sendiri
Perolehan dengan membangun sendiri terjadi apabila perusahaan
membangun sendiri aset yang diperlukannya tanpa meminta bantuan pada
pihak luar.
DEPRESIASI
Depresiasi adalah proses pengalokasian biaya perolehan aset tetap menjadi
beban selama masa manfaatnya dengan cara yang rasional dan sistematik.
Faktorfaktor dalam penghitungan depresiasi :
1. Biaya perolehan, yaitu biaya yang dikeluarkan ketika membeli suatu aset.
Sesuai dengan prinsip akuntansi, aset tetap dicatat sebesar biaya
perolehannya.
2. Masa manfaat, adalah jangka waktu pemakaian aset yang diharapkan oleh
perusahaan.
3. Nilai residu, yaitu taksiran nilai tunai aset pada akhir masa manfaataset
tersebut.
7/26/2019 Modul Pengantar Akuntansi II Kelompok 2
6/63
5
Metodametoda depresiasi:
Agar metode metode depresiasi berikut dapat diperbandingkan, maka dalamuraian berikut dijelaskan menggunakan data sebuah truk yang dibeli oleh
PT.Bromo pada tanggal 1 januari 2011 :
Biaya perolehan truk Rp 130.000.000
Taksiran nilai residu Rp 10.000.000
Taksiran masa manfaat 5 tahun
Taksiran satuan hasil 100.000 km
a) Metoda garis lurus
Dalam metoda garis lurus, beban depresiasi periodik sepanjang masa
pemakaian aset adalah sama besarnya.
Rumus perhitungan :
Biaya perolehan Nilai residu = Biaya perolehan depresiasi
Rp 130.000.000Rp 10.000.000 = Rp 120.000.000
Biaya perolehan : masa manfaat = beban depresiasi per tahun
Didepresiasi (dalam tahun)
Rp 120.000.000 : 5 = Rp 24.000.000
TABEL DEPRESIASI METODA GARIS LURUS
Perhitungan Beban Akhir tahun
Thn Biaya perolehan Tarif Depresiasi AkumulasiDidepresiasi x Depresiasi = per tahun Depresiasi Nilai buku
2011
2012
2013
2014
2015
120.000.000
120.000.000
120.000.000
120.000.000
120.000.000
20%
20%
20%
20%
20%
24.000.000
24.000.000
24.000.000
24.000.000
24.000.000
24.000.000
48.000.000
72.000.000
96.000.000
120.000.000
106.000.000
82.000.000
58.000.000
34.000.000
10.000.000Nilai buku : Biaya perolehanAkumulasi depresiasi
Rp 130.000.000Rp 24.000.000 = Rp 106.000.000
b) Metoda saldo menurun
Pada metoda saldo menurun, biaya depresiasi dari tahun ke tahun semakin
menurun. Hal ini terjadi karena perhitungan biaya depresiasi periodik didasarkan
pada nilai buku.
7/26/2019 Modul Pengantar Akuntansi II Kelompok 2
7/63
6
Rumus metoda saldo menurun :
Nilai buku awal tahun x tarif saldo menurun = beban depresiasi setahun
Rp 130.000.000 x 40 % = Rp 52.000.000
TABEL DEPRESIASI METODA GARIS LURUS
Perhitungan Beban Akhir tahun
Thn Biaya perolehan Tarif Depresiasi AkumulasiDidepresiasi x Depresiasi = per tahun Depresiasi Nilai buku
2011
2012
2013
2014
2015
130.000.000
78.000.000
46.800.000
28.080.000
16.850.000
40%
40%
40%
40%
40%
52.000.000
31.200.000
18.720.000
11.230.000
6.650.000
52.000.000
83.200.000
101.920.000
113.150.000
120.000.000
78.000.000
46.000.000
26.080.000
16.850.000
10.000.000
Nilai buku akhir tahun = nilai buku akhir tahunakumulasi depresiasi
Hasil perkalian 40% Rp16.850.000=Rp6.740.000 dibulatkan keatas menjadi
Rp 6.850.000 supaya nilai buku menjadi sama dengan nilai residu (Rp 10.000.000)
c) Metoda satuan hasil
Dalam metoda satuan hasil, masa manfaat tidak dinyatakan dalam satuan waktu,melainkan dalam satuan hasil produksi atau pemakaian yang diharapkan dari
asset.
Rumus metoda satuan hasil :
Beban perolehan : Tarif satuan = Beban depresiasi
Di depresiasi hasil persatuan hasil
Rp 120.000.000 : 100.000 km = Rp 1.200
Beban depresiasi X Hasil depresiasi tahun = Beban depresiasi tahunpersatuan hasil yang bersangkutan yang bersangkutan
Rp 1.200 X 15.000 = Rp 18.000.000
7/26/2019 Modul Pengantar Akuntansi II Kelompok 2
8/63
7
TABEL DEPRESIASI
METODA SATUAN HASILPerhitungan Beban Akhir tahun
Thn Satuan Depresiasi Depresiasi Akumulasi
Hasil produksi x per tahun Per tahun Depresiasi Nilai buku
2011
2012
2013
2014
2015
15.000
30.000
20.000
25.000
10.000
Rp 1.200
Rp 1.200
Rp 1.200
Rp 1.200
Rp 1.200
Rp 18.000.000
Rp 36.000.000
Rp 24.000.000
Rp 30.000.000
Rp 12.000.000
Rp 18.000.000
Rp 54.000.000
Rp 78.000.000
Rp108.000.000
Rp120.000.000
Rp112.000.000
Rp 76.000.000
Rp 52.000.000
Rp 22.000.000
Rp 10.000.000
Depresiasi per komponen
Depresiasi per komponen mengandung arti bahwa setiap bagian yang
signifikan dari aset tetap yang memiliki taksiran masa manfaat berbeda secara
signifikan harus di depresiasi secara terpisah.
Depresiasi dan pajak penghasilan
Undang undang pajak penghasilan mengijinkan perusahaan untuk
mengurangkan beban depresiasi dalam menghitung pajak yang harus
dibayarnya. Banyak perusahaan menggunakan metoda depresiasi garis lurus
dalam penyusunan laporan keuangan untuk memaksimumkan laba bersih
pada saat yang sama, perusahaan menggunakan metode depresiasi
dipercepat (metode saldo menurun ganda) dalam menghitung pajak
penghasilan untuk meminimumkan pajak penghasilannya.
Revisi depresiasi periodik
Depresiasi adalah contoh penggunaan estimasi dalam proses akuntansi
manajemen harus mengkaji ulang beban depresiasi tahunan secara periodik.
Apabila kehausan akibat pemakaian dan kecepatan menjadi ketinggalan
jaman menunjukkan bahwa taksiran beban depresiasi rendah atau terlalu
tinggi, perusahaan harus mengubah jumlah beban depresiasinya.
Apabila taksiran perlu diubah, maka perubahan harus dilakukan perusahaan
untuk tahun ini dan tahun tahun mendatang, dan tidak mengubah beban
depresiasi untuk tahuntahun yang telah lewat.
Revaluasi aset tetap
Revaluasi aset tetap adalah penilaian kembali aset tetap perusahaan,
yang diakibatkan adanya kenaikan nilai aset tetap tersebut dipasaran atau
karena rendahnya nilai aktiva tetap dalam laporan keuangan perusahaan
yang disebabkan oleh devaluasi atau sebab lain, sehingga nilai aktiva tetap
dalam laporan keuangan tidak lagi mencerminkan nilai yang wajar.
7/26/2019 Modul Pengantar Akuntansi II Kelompok 2
9/63
8
PENGELUARAN SELAMA MASA MANFAAT
PENGHENTIAN PEMAKAIAN ASET TETAPUntuk memeberikan gambaran mengenai akuntansi atas Penghentian
pemakaian aset tetap, misalkan PT.perdana memutuskan menghentikan
pemakaian sejumlah komputer dengan biaya perolehan sebesar Rp 32.000.000,
akumulasi depresiasi Rp 32.000.000, peralatan komputer tersebut telah
didepresiasi penuh.jurnal untuk mencatat penghentian pemakaian aset tetap
tersebut adalah sebagai berikut :
Akumulasi depresiasi komputer Rp 32.000.000 -
Peralatan komputer - Rp 32.000.000
Apabila perusahaan menghentikan pemakaian sebuah aset yang belum
mencapai depresiasi penuh, dan tidak ada kas yang diterima untuk barang bekas
atau tidak bernilai sisa maka perusahaan menderita kerugian. Sebagai contoh
PT.nakula menghentikan pemakaian sebuah mesin yang memiliki biaya
perolehan Rp 180.000.000 dan telah didepresiasi sebesar Rp 140.000.000.
jurnal untuk mencatat penghentian pemakaian mesin tersebut adalah :
Akumulasi depresiasi mesin Rp 140.000.000 -
Kerugian penghentian pemakaian mesin Rp 40.000.000 -
Mesin - Rp 180.000.000
LABA DALAM PENJUALAN ASET TETAP
Untuk menggambarkan laba dalam penjualan aset tetap, misalkan pada
tanggal 1 juli 2011, PT.mulia menjual mebel mebel kanor yang memiliki biaya
perolehan Rp 60.000.000. pada tanggal 1 januari 2011 akumulasi depresiasi
mebel mebel tersebut berjumlah Rp 41.000.000. depresiasi untuk 6 bulan di
tahun 2011 adalah Rp 8.000.000 PT.Mulia mencatat beban depresiasi
memutahirkan akumulasi depresiasi 1 juli 2011 dengan jurnal sebagai berikut :
Juli 1 Beban depresiasiBeban depresiasi mebel
Rp 8.000.000-
-Rp 8.000.000
Setelah saldo akun akumulasi depresiasi dimutahirkan PT.Mulia menghitung laba
atau rugi penjualan mebel sebagai berikut :
Biaya perolehan mebel Rp 60.000.000
Kurangi : akumulasi depresiasi mebel
(Rp 41.000.000+Rp 8.000.000) Rp 49.000.000
Nilai buku mebel pertanggal penjualan Rp 11.000.000
Hasil penjualan mebel Rp 16.000.000
Laba penjualan mebel Rp 5.000.000
7/26/2019 Modul Pengantar Akuntansi II Kelompok 2
10/63
9
Jurnal :
Juli 1 Kas
Akumulasi depresiasi mebelMebel kantor
Laba penjualan aset tetap
Rp 16.000.000
Rp 49.000.000-
-
-
-Rp 60.000.000
Rp 5.000.000
RUGI PENJUALAN ASET TETAP
Seandainya PT.Mulia menjual mebel mebel bekas tersebut bukan dengan
harga Rp 16.000.000 melainkan dengan harga Rp 9.000.000 maka PT.Mulia
menderita rugi sebesar Rp 2.000.000 dengan perhitungan sebagai berikut :
Biaya perolehan mebel Rp 60.000.000
Kurangi : akumulasi depresiasi mebel(Rp 41.000.000+Rp 8.000.000) Rp 49.000.000
Nilai buku mebel pertanggal penjualan Rp 11.000.000
Hasil penjualan mebel Rp 9.000.000
Rugi penjualan mebel Rp 2.000.000
Juli 1 Kas
Akumulasi depresiasi modal
Rugi penjualan aset tetap
Mebel kantor
Rp 9.000.000
Rp 49.000.000
Rp 2.000.000
-
-
-
-
Rp 60.000.000
PERLAKUAN APABILA TERJADI KERUGIAN
Untuk melukiskan kejadian perlakuan apabila terjadi kerugian, misalkan
PT.Rajawali menderita kerugian dalam pertukaran ini sebesar Rp 160.000.000.
hal ini terjadi karena nilai buku bekas lebih besar daripada nilai wajar truk
tersebut pada saat pertukaran. Pertukarannya adalah sebagai berikut :
Nilai buku truk bekas
(Rp 640.000.000 - Rp 220.000.000) Rp 420.000.000
Nilai wajar truk bekas Rp 260.000.000
Kerugian pertukaran Rp 160.000.000
Jurnal :
Pick up Rp 430.000.000 -
Akumulasi depresiasi truk Rp 220.000.000 -
Kerugian pertukaran aset tetap Rp 160.000.000 -
Truk - Rp 640.000.000
Kas - Rp 170.000.000
7/26/2019 Modul Pengantar Akuntansi II Kelompok 2
11/63
10
PERLAKUAN APABILA TERJADI KEUNTUNGAN
Untuk melukiskan kejadian perlakuan apabila terjadi kerugian, misalnyaPT.Kencana mendapat keuntungan sebesar Rp 70.000.000 dalam pertukaran ini
yang dihitung dengan cara sebagai berikut :
Nilai wajar mobil lama Rp 190.000.000
Nilai buku mobil lama
(Rp 400.000.000Rp 280.000.000) Rp 120.000.000
Keuntungan pertukaran Rp 70.000.000
Jurnal yang dibuat oleh PT.Kencana adalah sebagai berikut :
Mobil (baru) Rp 220.000.000
Akumulasi depresiasi mobil Rp 280.000.000Mobil (lama) Rp 400.000.000
Keuntungan pertukaran Rp 70.000.000
Kas Rp 30.000.000
C. ASET TAK BERWUJUD
Aset tak berwujud adalah hak hak istimewa dan keuntungan kompetitif yang
timbul dari pemilikan aset jangka panjang yang tidak memilih substansi fisik
(tidak berwujud). Bukti aset berwujud bisa berupa kontrak atau lisensi. Aset takberwujud bisa timbul dari sumbersumber berikut :
1. Diberi oleh pemerintah, seperti hak paten, hak cipta dan merk dagang
2. Akuisisi perusahaan lain yang dalam harga belinya mencakup suatu
pembayaran untuk keunggulan perusahaan yang di akuisisi (disebut goodwil)
3. Hak memonopoli yang timbul dari perjanjian kontrak, seperti franchise dan
sewa guna
Akuntansi untuk aset tak berwujud
Perusahaan harus mencatat aset tak berwujud sebesar biaya
perolehannya. Aset tak berwujud dapat dikelompokkan menjadi aset takberwujud dengan umur terbatas dan tidak terbatas. Apabila aset tak berwujud
memiliki umur terbatas, maka perusahaan harus mengalokasikan biaya
perolehan aset tak berwujud ke periode periode selama umur aset tersebut
dengan proses yang sama seperti halnya depresiasi. Proses untuk
mengalokasikan biaya perolehan aset tak berwujud disebut amortisasi. Biaya
perolehan aset tak berwujud yang memiliki umur terbatas tidak perlu di
amortisasi. Untuk mencatat amortisasi suatu aset tak berwujud, perusahaan
mendebet beban amortisasi dan mengkredit aset tak berwujud. Pada umumnya
aset tak berwujud menggunakan metode garis lurus.
7/26/2019 Modul Pengantar Akuntansi II Kelompok 2
12/63
11
Jenis jenis aset tak berwujud
1. Hak paten, yaitu hak khusus yang diberikan oleh pemerintah kepadapenerimanya untuk menghasilkan, menjual, atau melakukan pengendalian
lain atas suatu penemuan dalam jangka waku tertentu sejak hak tersebut
diberkan.
2. Hak cipta, pemerintah adalah pemberi hak cipta yang memberikan hak
eksklusif kepada pemegangnya untuk mereproduksi dan menjual barang
barang hasil karya artistik dan penerbitan. Hak cipta di berikan untuk masa
tertentu berkisar antara 70 tahun.
3. Hak merk dan nama dagang, adalah kata atau sebutan atau symbol yang
mengidentifikasikan sebuah perusahaan atau produk tertentu.
4. Franchise dan lisensi, adalah suatu perjanjian kontrak antara pemberi
franchise dan penerima franchise.
5. Goodwill, dari perspektif akuntansi goodwill hanya akan muncul pada buku
apabila perusahaan membeli perusahaan lain, dimana perusahaan
membayar lebih besar dari kekayaan bersih yang bisa diidentifikasi atas
perusahaan yang dibelinya.
6. Research dan pengembangan, adalah pengeluaran pengeluaran yang
pada akhirnya bisa menghasilkan hak paten, hak cipta, proses produksi
baru, dan produk baru.
Pelaporan dalam laporan keuangan
PT SEJAHTERA
Neraca (sebagian)
31 Desember 2012
Aset tetap berwujud :
Tanah
Bangunan
Mesin dan peralatan
Akumulasi depresiasi
Aset tetap berwujudneto
Aset tak berwujud :
Goodwill
Hak merk dan aset tak berwujud lainnya (neto)
Aset tak berwujud (neto)
Rp 849.000.000
Rp 6.380.000.000
Rp 27.492.000.000
Rp 34.721.000.000
Rp(15.181.000.000)
Rp 19.540.000.000
Rp 4.000.000.000
Rp 3.362.000.000
Rp 7.362.000.000
7/26/2019 Modul Pengantar Akuntansi II Kelompok 2
13/63
12
Contoh soal :
PT.Lancar memiliki sebuah truk yang memiliki biaya perolehan sebesar Rp300.000.000 dan akumulasi depresiasi sebesar Rp 160.000.000. PT.Lancar telah
memutuskan untuk menjual truk tersebut.
a. Bagaimanakah jurnal yang harus dibuat oleh PT.Lancar apabila truk tersebut
dijual dengan harga RP 170.000.000
b. Bagaimanakah jurnal yang harus dibuat oleh PT.Lancar apabila truk dijual
dengan harga Rp 100.000.000.
Penyelesaian :
a) Penjualan truk secara tunai dan memperoleh laba
Kas Rp 170.000.000
Akumulasi depresiasi truk Rp 160.000.000
Truk Rp 300.000.000
Laba penjualan aset tetap Rp 30.000.000
*Laba : Rp 170.000.000(Rp 300.000.000Rp 160.000.000)=Rp 30.000.000
b) Penjualan truk secara tunai dan menderita rugi
Kas Rp 100.000.000
Akumulasi depresiasi truk Rp 160.000.000
Rugi penjualan aset tetap Rp 40.000.000
Truk Rp 300.000.000\
*Rugi : Rp 100.000.000( Rp 30.000.000Rp 160.000.000)=Rp 40.000.000
7/26/2019 Modul Pengantar Akuntansi II Kelompok 2
14/63
13
BAB 2
LEASING
Leasing adalah perjanjian kontraktual antara lessor dan lessee yang
memberikan hak kepada lessee untuk menggunakan properti tertentu yang
dimiliki oleh lessor selama periode waktu tertentu dengan membayar sejumlah
uang (sewa) yang sudah ditentukan, yang pada umumnya dilakukan
secara periodik. Unsur penting dari perjanjian leasing bahwa hak kepemilikan
lessor atas propertinya yang di-lease menjadi berkurang.
Oleh karena lease adalah suatu kontrak maka perjanjian yang disetujui
oleh lessor dan lessee dapat sangat bervariasi dan hanya dibatasi oleh keinginan
kedua pihak tersebut. Durasi (jangka waktu lease) dapat bervariasi dari periode
waktu yang pendek hingga seluruh umur manfaat dari aktiva yang bersangkutan.
Pembayaran sewa (rental payments) dapat dilakukan dari tahun ke tahun
dalam jumlah yang meningkat atau menurun, sementara nilainya dapat
ditetapkan terlebih dahulu atau dapat bervariasi dengan penjualan, suku bunga
utama, indeks harga konsumen atau beberapa faktor lainnya.
Akuntansi untuk lease dalam pengertian ini tidaklah rumit. Lease
melakukan pembayaran periodik kepada lessor, yang dipertanggungjawabkan
sebagai pos beban normal untuk lessee. Sementara itu, lessor mengkredit
pembayaran itu pada akun pendapatan seperti pendapatan lease (pendapatan
lainlain jika lease bukan merupakan salah satu kegiatan bisnis utama
perusahaan). Jika seorang lesse menyewa ruangan sebesar Rp 1.000.000
perbulan, maka jurnalnya sebagai berikut :
Pembukuan lesseejurnal untuk mencatat pembayaran beban sewa bulanan :
Beban sewa Rp 1.000.000
Kas Rp 1.000.000
7/26/2019 Modul Pengantar Akuntansi II Kelompok 2
15/63
14
Pembukuan lessorjurnal untuk mencatat penerimaan pendapatan sewa
bulanan sebagai pendapatan :
Kas Rp 1.000.000
Pendapatan lease Rp 1.000.000
LEASE DARI SUDUT PANDANG LESSEE
Lease modaladalah kontrak lease yang pada hakikatnya memindahkan
semua resiko dan imbalan kepemilikan aktiva yang di lease dari lessor
kepada lessee. Dalam hal ini lessee mencatat properti yang di lease ke
dalam neraca.
Lease operasiyaitu semua lease yang tidak memindahkan secara
subtansial semua risiko dan manfaat kepemilikan dari lessor kepada lessee.
Lessee tidak melaporkan properti itu di neraca. Lessee hanya menyewa
properti dan pembayaran sewanya dibebankan sebagai pada beban pada
saat jatuh tempo.
LEASE DARI SUDUT PANDANG LESSOR
Lease modal dengan pembiayaan langsung, lessor dalam lease pembiayaan
langsung membeli aktiva untuk memenuhi kebutuhan transaksi leasing dan
segera melease aktiva itu kepada lessee.
Lease modal jenis penjualan, lease jenis penjualan yang digunakan oleh
pabrikan dan distributor, serupa dengan lease pembiayaan langsung.
Namun tidak seperti lease pembiayaan langsung, lease jenis penjualan tidakmelibatkan pembelian untuk segera di leasekan.
Lease operasi, lessor dalam suatu lease operasi memperoleh aktiva dan
kemudian meleaskan aktiva itu kepada lessee dalam dua transaksi yang
terpisah.
7/26/2019 Modul Pengantar Akuntansi II Kelompok 2
16/63
15
KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN LEASE
Keunggulan Lease :
1. Pembiayaan 100% dengan suku bunga tetap. Lease sering ditandatangani
tanpa membutuhkan uang muka dari lessee, yang membantu menghemat
dana kas yang terbatas, khususnya sangat diinginkan oleh perusahaan baru
dan sedang berkembang. Selain itu, pembayaran lease juga sering bersifat
tetap sehingga melindungi lessee dari inflasi dan meningkatnya cost uang
(cost of money).
2. Proteksi terhadap keusangan. Peralatan yang di-lease dapat mengurangirisiko keusangan bagi lessee, dan dalam banyak kasus, dapat memindahkan
risiko nilai residu kepada lessor.
3. Fleksibilitas. Perjanjian lease memiliki lebih sedikit batasan-batasan bila
dibandingkan dengan perjanjian utang lainnya. Lessor yang inovatif mampu
membuat perjanjian lease disesuaikan dengan kebutuhan khusus lessee.
Misalnya, pembayaran sewa dapat diatur untuk memenuhi waktu
pendapatan kas yang dihasilkan oleh peralatan yang di-lease sehingga
pembayaran dapat dilakukan pada saat peralatan tersebut mulai produktif.4. Pembiayaan yang lebih murah. Beberapa perusahaan menyadari
bahwa pembiayaan dengan lease ternyata jauh lebih murah daripada jenis
pembiayaan lainnya.
5. Pembiayaan di luar neraca (off-balance-sheet financing). Beberapa lease
tidak mengakibatkan bertambahnya kemampuan perusahaan untuk
melakukan pinjaman. Pembiayaan di luar neraca semacam itu penting bagi
perusahaan tertentu.
Kelemahan lease :
1. Pembiayaan 100 persen atas aktiva yang dilease juga berarti total
pengeluaran jumlah uang yang lebih tinggi untuk bunga.
2. Pembiayaan diluar neraca hanya menutupi fakta bahwa lapisan hutang baru
sedang ditanggung (suatu kerugian menurut pemakai laporan keuangan)
3. Leasing peralatan siap pakai mungkin menghasilkan produk yang mutunya
kebih rendah dan pada akhirnya mengakibatkan hilangnya penjualan bagi
lessee.
7/26/2019 Modul Pengantar Akuntansi II Kelompok 2
17/63
16
4. Leasing musiman mengandung ketidakpastian bahwa peralatan akan
tersedia saat dibutuhkan. Selain itu suku bunga leasing mungkin didasarkan
atas situasi perdagangan saat itu.
5. Lease jangka pendek dapat memberikan perlindungan dari keusangan
produk, tetapi suku bunga leasing jangka pendek biasanya ditetapkan pada
premi yang lebih tinggi dari suku bunga leasing jangka panjang.
6. Keuntungan pajak mungkin bersifat sementara. Ketentuan pajak baru bisa
diberlakukan kapan saja, dan bisa membatalkan ketentuan dalam peraturan
lama. Ini merupakan bahaya bagi semua lease jangka panjang yang
mengutamakan keuntungan pajak.
7. Lease jangka panjang dengan suku bunga tetap akan membebankan lessor
pemberi pinjaman atas risiko hilangnya kesempatan jika suku bunga naik.
AKUNTANSI UNTUK LEASE OPERASI
Sebuah contoh akan mengilustrasikan karakteristik lease operasi. Asumsikan
bahwa PT. Grafix (lessee) melease sebuah komputer dari PT.Comfast (lessor)
untuk masa 2 tahun dimulai tanggal 1 maret 1994. PT.Grafix sepakat untuk
membayar PT.Comfast Rp 48.000.000 setahun, yang terhutang dimuka tanggal 1
maret setiap tahunnya. Sementara itu comfast bertanggung jawab atas biaya
kepemilikan, seperti pemeliharaan, pajak properti, dan asuransi. Lessee hanya
menanggung satu risiko yaitu pembayaran sewa dan memperoleh satu manfaat,
berupa penggunaan sementara atas aktiva. Karena risiko dan manfaat
kepemilikan tidak berpindah, maka ini merupakan suatu lease operasi.
Berikut ayat jurnal bagi lessor (PT.Comfast) guna mengakui penerimaan
pembayaran lease :
1 maret 1994 - Jurnal untuk mencatat penerimaan pembayaran pertama
Kas Rp 48.000.000
Pendapatan sewa diterima dimuka Rp 48.000.000
7/26/2019 Modul Pengantar Akuntansi II Kelompok 2
18/63
17
31 desember 1994 untuk mengakui pendapatan yang diperoleh dan
penyusutan aktiva :
Pendapatan sewa diterima dimuka Rp 40.000.000
Pendapatan sewa (48.000.000x10/12) Rp 40.000.000
Beban penyusutan Rp 30.000.000
Akumulasi penyusutan Rp 30.000.000
Ayat jurnal untuk lessee (PT.Grafix) adalah sebagai berikut:
1 maret 1994untuk mencatat pembayaran dimuka sewa pertama :
Sewa dibayar dimuka Rp 48.000.000Kas Rp 48.000.000
31 desember 1994untuk mengakui beban sewa selama 10 bulan :
Beban sewa Rp 40.000.000
Sewa dibayar dimuka Rp 40.000.000
AKUNTANSI UNTUK LEASE MODAL
Para pendukung kapitalisasi lease berpendapat bahwa pengakuan aktiva
dan kewajiban dalam laporan keuangan lessee akan membuat laporan ini dapat
dibandingkan dengan laporan perusahaan yang membeli aktiva dan membiayai
pembelian melalui hutang jangka panjang. Perusahaan yang melease properti
dengan lease jangka panjang dan perusahaan yang memiliki properti serupa
yang dibiayai oleh hutang jangka panjang berada dalam ekonomi yang sama.
AKUNTANSI UNTUK LEASE MODAL
Kedua perusahaan itu terikat untuk melakukan serangkaian pembayaran
reguler dalam jangka panjang ; lessee membayar sewa, dan pemilik membayar
bunga serta pokok hutang. Selain itu, dalam banyak kontrak lease jangka
panjang, lessee terikat untuk membayar reparasi dn pemeliharaan, pajak properti
dan asuransi, serta biaya pelaksanaan serupa yang berkaitan dengan aktiva
selama umur manfaatnya. Jika lessee dapat menghindari pengakuan aktiva dan
7/26/2019 Modul Pengantar Akuntansi II Kelompok 2
19/63
18
kewajiban sementara pemilik tidak, maka laporan keuangan lessee tidak dapat
dibandingkan walaupun mereka berada dalam posisi ekonomi yang serupa.
Akan tetapi, lessee menunjukkan bahwa kontrak jangka panjang lainnya
tidak diakui dalam GAAP dan bahwa kontrak lease tidak boleh di kecualikan
serta mendapat perlakuan berbeda. Mengharuskan pengakuan kewajiban lease
jangka panjang yang jumlahnya besar, yang sebelumnya tidak dicatat, dapat
menyebabkan sebagian lessee dianggap secara teknis melanggar ikatan hutang
jangka panjang yang membatasi hutang mereka pada jumlah tertentu atau yang
mewajibkan rasio hutangekuitas tertentu. Ikatan dalam pinjaman ini, yang
menetapkan rasio keuangan tertentu, mungkin tidak memperhitungkan
kemungkinan diakuinya kewajiban yang berhubungan dengan kontrak lease.
GAAP tidak mengharuskan pengakuan semacam itu. FASB maju terus karena
tidak menganggap argumentasi lessee itu persuasif, dan menerbitkan SFAS No.
13 yang mewajibkan pengakuan banyak perjanjian lease.
AKUNTANSI UNTUK LEASE MODAL : LESSEE
Karena pentingnya perbedaan antara akuntansi untuk lease operasi dan
lease modal, serta sulitnya menentukan kapan secara substansial semua resiko
dan manfaat kepemilikkan telah berpindah, SFAS No. 13 menetapkan kriteria
terinci yang menentukan suatu kontrak lease sebagai lease modal. Kriteria ini
disebutkan secara garis besar dalam peraga 162. Empat kriteria berlaku bagi
lessee ; jika salah satu ( yang mana saja ) dari keempat kriteria ini dipenuhi oleh
lessee, maka lease itu memenuhi syarat sebagai lease modal bagi lessee.
KRITERIA UNTUK MENGIDENTIFIKASI LEASE MODAL UNTUK LESSEE
Jika lease memenuhi salah satu dari keempat kriteria berikut ini pada saat
dimulainya lease, maka lease tersebut adalah lease modal bagi lesssee.
1. Lease memindahkan kepemilikkan atas aktiva yang dileasekan kepada
lessee pada akhir masa lease.
2. Lease itu memuat suatu hak opsi pembelian
3. Masa lease adalah sama dengan 75 persen atau lebih dari estimasi sisa
umur ekonomis aktiva yang dilease pada saat dimulainya lease.
7/26/2019 Modul Pengantar Akuntansi II Kelompok 2
20/63
19
4. Nilai sekarang pembayaran lease minimum pada saat dimulainya lease
paling tidak 90 persen dari nilai pasar aktiva yang dilease pada saat itu.
Kriteria 3 dan 4 tidak berlaku jika awal masa lease jatuh dalam bagian 25
persen terakhir dari total umur ekonomis aktiva yang lease, tanah adalah satu
satunya aktiva yang dilease, atau lease melibatkan baik tanah maupun
bangunan.
Pemindahaan kepemilikkan
Jika lease secara eksplisit menyatakan bahwa kepemilikan atas aktiva
berpindah kepada lessee pada akhir masa lease, tanpa pembayaran kompensasi
tambahan kepada lessor, maka lease tersebut merupakan perjanjian
pembiayaan pembelian modal, yang serupa dengan pembelian cicilan.
Hak Opsi Pembelian
Suatu hak opsi pembelian (bargain purchase option = BPO) adalah
dorongan bagi lessee agar membeli aktiva menurut leasepada akhir jangka
waktu lease. Hak opsi ini sering kali ditemukan dalam lease yang tidak secara
eksplisit menstransfer kepemilikan.pada hakikatnya, hak opsi pembelian
bertujuan sama. Jika nilai residu aktiva diharapkan sebesar $10.000, misalnya,
maka harga opsi pembelian mungkin $5.000 atau bahkan kurang. Lessee
diharapkan tidak melewatkan penghematan ini, dan probabilitasnya adalah tinggi
bahwa lessee akan membeli aktiva itu pada tanggal opsi.
Jangka Waktu Lease sama dengan 75 Persen atau Lebih atau Sisa Umur
Manfaat Aktiva (kriteria 3)
Jika sisa estimasi umur manfaat ekonomis aktiva adalah 30 tahun pada saat
dimulainya lease, misalnya, dan jangka waktu lease adalah 25 tahun, lesssee
akan memiliki dan bisa menggunakan aktiva tanpa dibatasi selama lima perenam
(83 persen) dari sisa umur aktiva. Pengendalian ini dianggap ekuivalen dengan
kepemilikan. Suatu hak opsi pembaharuan (bergain renewal option = BRO),
Pembayaran Lease Minimum (pada nilai sekarang) Paling Tidak 90 Persen
dari Nilai Pasar Aktiva (kriteria 4) Pembayaran lease minimum adalah jumlah
dolar yang harus dibayarkan lessee kepada lessor selama berlangsungnya
7/26/2019 Modul Pengantar Akuntansi II Kelompok 2
21/63
20
lease,termasuk hak opsi pembelian, jika ada. Pembayaran lease minimum ini
mengambil bentuk pembayaran uang sewa periodik, yang berarti jumlah yang
harus dibayarkan setiap tahunnya atas penggunaan aktiva tersebut.
Lessee mencatat suatu lease modal pada tanggal dimulainya lease sebesar nilai
terendah antara nilai pasar wajar aktiva atau nilai sekarang pembayaran lease
minimum. Lessee mencatat lease ini dengan mendebet akun aktiva, yang
berjudul
Pembayaran Lease Minimum
Pembayaran lease minimum didefinisikan dalam SFAS No. 13 sebagai
pembayaran yang harus dilakukan lessee sehubungan dengan properti yang
dilease, termasuk hal hal berikut :
Pembayaran uang sewa periodik ( pembayaran uang sewa minimum) :
Pembayaran uang sewa periodik merupakan komponen dasar. Pembayaran ini
adalah jumlah periodik yang dibayarkan kepada lessor atas penggunaan aktiva
yang dilease. Dalam leasing bisnis, pembayaran uang sewa periodik biasanyadilakukan setahun sekali, di mana pembayaran selanjutnya pada tanggal hari jadi
lease. Apabila pembayaran lease dilakukan pada akhir setiap periode lease,
yang digunakan adalah tabel nilai sekarang anuitas awal (PVAD = present value
annuity due) dan bukan tabel anuitas biasa, untuk menghitung nilai sekarang
pembayaran tersebut.
Hak Opsi Pembelian : Hak opsi pembelian merupakan dorongan yang ditawarkan
untuk memastikan bahwa lessee akan membeli aktiva yang dilease pada akhir
periode lease. Jika hak opsi pembelian ditawarkan, jumlah dolarnya dimasukkan
dalam perhitungan pembayaran lease minimum. Karena hak opsi pembelian
adalah pembayaran yang dilakukan hanya satu kali di akhir jangka waktu lease,
maka nilai sekarangnya dihitung dengan menggunakan tabel nilai sekarang dari
1 (PV1).
Lease yang tidak menawarkan hak opsi pembelian (dan yang tidak menetapkan
transfer kepemilikan sebagai ketentuan lease) mungkin memuat salah satu dari
7/26/2019 Modul Pengantar Akuntansi II Kelompok 2
22/63
21
dua ketentuan lease berikut ini masingmasingnya ditujukan untuk melindungi
investasi lessor dalam nilai residu aktiva.
Jaminan nilai residu : lessee mungkin diharuskan untuk menjamin kepada lessor
nilai residu aktiva yang dilease pada akhir jangka waktu lease. Jika demikian,
jumlah yang dijamin itu dimasukkan dalam pembayaran lease minimum.
Penalti untuk tidak memperbaharui : beberapa lease menawarkan suatu jangka
waktu lease dasar ditambah perpanjangan jangka waktu. Pada akhir jangka
waktu dasar, lessee mempunyai pilihan (opsi) untuk memperbaharui atau
mengakhiri lease. Dalam kasus tertentu, kelalaian untuk memperbaharui lease ini
dapat menyebabkan jatuhnya penalti pada lessee, yang mengkompensasi lessor
atas hilangnya pendapatan leasing serta setiap penurunan nilai residu aktiva.
Jika lease mencakup suatu klausul penalti, penalti ini dimasukkan dalam
pembayaran lease minimum jika diperkirakan lessee akan menolak opsi
pembaharuan itu.
Kontrak lease mungkin mengharuskan lessee membayar biaya pelaksanaan
(asuransi, pemeliharaan, dan pajak) kepada lessor bersamaan dengan
pembayaran uang sewa periodik. Setiap biaya pelaksanaan yang dibayarkankepada lessor di kurangkan dari pembayaran uang sewa periodik. Untuk
menentukan pembayaran lease minimum karena pembayaran ini hanya untuk
memelihara aktiva. Kecuali dinyatakan sebaliknya, jumlah pembayaran uang
sewa periodik yang dicantumkan dalam semua contoh dan ilustrasi diasumsikan
sudah dikurangi biaya pelaksanaan.
7/26/2019 Modul Pengantar Akuntansi II Kelompok 2
23/63
22
Contoh soal :
PT. SAMUDRA menyewa peralatan pabrik dari PT. SAKURA untuk masa sewa 5
tahun dengan syarat sebagai berikut :
1. Sewa dibayar dimuka tiap tgl 2 Januari. Untuk tahun pertama jatuh pada
tanggal 2 Januari 2001.
2.Jumlah sewa tahun pertama dan kedua masing-masing sebesar Rp.
30.000.000,00. Sementara untuk tahun ketiga , keempat dan kelima masing-
masing Rp. 20.000.000,00.
Dari data contoh diatas, jumlah sewa untuk masa 5 tahun adalah 2 XRp.
30.000.000,00 +3 XRp.20.000.000,00. Dengan menggunakan metode garis
lurus, jumlah sewa tiap tahun adalah Rp.120.000.000,00.:5=Rp 24.000.000,00
Pembayaran sewa untuk tahun 2001 sebesar Rp. 30.000.000,00. dicatat dengan
jurnal sebagai berikut.
Jan. 2 Beban Sewa Rp. 24.000.000
Sewa Dibayar Dimuka Rp. 6.000.000
Kas Rp. 30.000.00
Pembayaran sewa untuk tahun 2002 sebesar Rp. 30.000.000,00. dicatat dengan
jurnal sebagai berikut.
Jan. 2 Beban sewa Rp. 24.000.000
Sewa dibayar Dimuka Rp. 6.000.000
Kas Rp. 30.000.000
Pembayaran sewa untuk tahun 2003 (tahun ketiga) sebesar Rp. 20.000.000,00.
dicatat dengan jurnal sebagai berikut:
Jan. 2 Beban sewa Rp. 24.000.000
Sewa dibayar Dimuka Rp. 4.000.000
Kas Rp. 20.000.000
7/26/2019 Modul Pengantar Akuntansi II Kelompok 2
24/63
23
BAB III
KEWAJIBAN JANGKA PANJANG
A. Wesel jangka panjang
Wesel jangka panjang adalah janji tertulis untuk membayar kepada pihak
lain dalam jumlah waktu tertentu dan pada tanggal yang telah ditetapkan.
Wesel jangka panjang berjangka waktu minimum 30 hari. Wesel jangka
panjang mengijinkan peminjam untuk mengembalikan pinjaman dengan cara
diangsur secara periodik. Penentuan besarnya angsuran dapat dilakukan
dengan 2 cara berikut ini :1. Jumlah angsuran tidak sama besar
Pada cara ini angsuran satu dengan angsuran lain tidak sama besar.
Angsuran terdiri dari bunga yang sudah menjadi beban sampai dengan
saat angsuran dilakukan, ditambah dengan angsuran atas pokok
pinjaman. Jumlah angsuran atas pokok pinjaman sama besarnya tetapi
beban bunga yang dibayar pada angsuran yang satu tidak sama dengan
angsuran lainnya.
2. Jumlah angsuran sama besarPada cara ini jumlah setiap angsuran sama besar, namun komposisi
angsuran pokok pinjaman dan jumlah bunga yang dibayar berubah
ubah. Penetapan angsuran dengan cara ini didasarkan pada konsep nilai
sekarang (present value).
Contoh :
Pada taanggal 31 desember 2010, PT.Fujiyama meminjam uang sebesar
Rp 60.000.000 dengan menarik promes dengan bunga 12%. Promes
tersebut akan dilunasi dengan 6 kali angsuran tahunan. Jurnal yang dibuat
adalah sebagai berikut :
Des. 31 Kas
Utang wesel
Rp 60.000.000
-
-
Rp 60.000.000
7/26/2019 Modul Pengantar Akuntansi II Kelompok 2
25/63
24
B. Utang obligasi
Cara laain yang sering ditempuh perusahaan untuk mendapatkan pinjaman
jangka panjang adalah dengan mengeluarkan obligasi. Seperti halnya wesel,
obligasi juga disertai dengan surat janji tertulis untuk membayar bunga dan
pokok pinjaman. Bunga obligasi per tahun dihitung dengan mengalikan
persentase bunga dengan nilai nominal. Bunga obligasi biasanya dibayar
secara setengah tahunan. Contoh sebuah surat obligasi adalah sbagai
berikut :
A. Perbedaan antara utang obligasi dan utang wesel
Apabila perusahaan atau perorangan meminjam uang dengan menarik
sebuah promes, biasanya pinjaman tersebut diperoleh dari satu kreditur,
misal sebuah bank. Berbeda dengan utang wesel, pengeluaran obligasi
biasanya meliputi jumlah lembar obligasi yang besar dan dijual kepada
masyarakat bukan kepada per orang.
B. Perbedaan antara obligasi dengan saham
Saham dan obligasi adalah surat berharga yang diperdagangkan di pasar
modal, namun keduanya mempunyai perbedaan sangat besar.saham
adalah bukti pemilikan dalam penyetoran modal pada suatu perseroan.Sedangkan obligasi adalah bukti bahwa pemegang surat tersebut telah
memberi pinjaman kepada perusahaan yang mengeluarkan.
Mengapa perusahaan mengeluarkan obligasi ? karena hal itu akan
meningkatkan laba perusahaan, sehingga bagian laba untuk pemegang
saham juga akan meningkat.
C. Jenis jenis obligasi
1. Obligasi berseri, adalah obligasi yang terdiri dari beberapa seri dengan
tanggal jatuh tempo yang berbedabeda.
2. Obligasi sinking fund, adalah obligasi yang memiliki tanggal jatuh tempo
yang sama.
3. Obligasi atas nama, yaitu obligasi yang mencantumkan nama pemiliknya
4. Obligasi dengan jaminan dan obligasi tanpa jaminan
Obligasi dengan jaminan adalah obligasi yang dijamin dengan harta
kekayaan perusahaan tertentu. Sedangkan obligasi tanpa jaminan tidak
secara eksplisit menyebutkan jaminan kekayaan tertentu.
7/26/2019 Modul Pengantar Akuntansi II Kelompok 2
26/63
25
D. Proses penerbitan dan perdagangan obligasi
1. Penerbitan obligasi
Penerbitan obligasi dilakukan dengan cara perusahaan mengeluarkan
obligasi kemudian di jual kepada penjamin emisi. Dari penjamin emisi
inilah kemudian obligasi dijual ke masyarakat. Apabila obligasi di jual
kepada pembeli yang banyak jumlahnya maka boleh diwkili oleh trustee
(orang yang bertugas memonitor tindakan perusahaan penerbit obligasi).
2. Perdagangan obligasi
Pemegang obligasi bisa mengubah obligasi yang dimilikinya menjadi
uang dengan cara menjual obligasi tersebut sebesar harga pasar yang
berlaku di pasar modal. Harga obligasi dinyatakan dalam kurs yang
merupakan persentase dari nilai nominal obligasi.
E. Akuntansi untuk penerbitan obligasi
1. Nilai nominal obligasiyaitu nilai yang tercantum pada surat obligasi
2. Tanggal jatuhadalah tanggal obligasi yang bersangkutan akan dilunasi
3. Bunga obligasi adalah bunga per tahun yang akan di bayar kepada
pemegang obligasi4. Tanggal bungaadalah tanggal pembayaran bunga obligasi
Perusahaan biasanya melakukan pembayaran bunga obligasi setiap
setengah tahun pada tanggal yang telah ditetapkan dalam kontrak
obligasi. Apabila obligasi doterbitkan pada tanggal selain tanggal
pembayaran bunga, maka pembeli obligasi tersebut akan membayar
penjual bunga obligasi yang terhutang dari tanggal pembayaran bunga
terakhir sampai dengan tanggal penerbitan. Kenyataannya, pembeli
obligasi membayar di muka kepada penerbit obligasi untuk bagian dari
pembayaran bunga enam bulan penuh yang bukan merupakan haknya,
yaitu karena belum memiliki obligasi itu selama periode berjalan. Pembeli
akan menerima pembayaran bunga enam bulan penuh pada tanggal
pembayaran bunga setengah tahun berikutnya.
Contoh :
Disetujui untuk menerbitkan obligasi senilai Rp 8.000.000, bunga 9%, jangka
waktu 20 tahun tertanggal 1 januari 2012 dengan pembayaran bunga setiap
tanggal 1 juli dan 1 januari.
7/26/2019 Modul Pengantar Akuntansi II Kelompok 2
27/63
26
Jurnal untuk menerbitkan obligasi :
Jan 1 kasutang obligasi
Rp 8.000.000-
-Rp 8.000.000
Jurnal untuk mencatat pembayaran bunga 6 bulan :
Juli 1 Beban bungaKas
Rp 360.000.000-
-Rp 360.000.000
Jurnal untuk mencatat pelunasan obligasi pada tanggal jatuh tempo :
Jan 1 Utang obligasiKas
Rp 8.000.000-
-Rp 8.000.000
F. Tingkat bunga obligasi
Tingkat bunga obligasi dinyatakan secara pasif dan tercantum dalam
perjanjian obligasi maupun sertifikat obligasi. Tingkat bunga ini disebut tarif
bunga kontrak. Meskipun bunga biasanya dibayar secara tengah tahunan
(setiap 6 bulan) namun persentase bunga dinyatakan dalam persentase
untuk satu tahun. Untuk menghitung beban bunga per tahun, tarif bunga
tersebut dikalikan dengan nilai nominal obligasi.
Contoh :
Sebuah perusahaan mengeluarkan obligasi senilai Rp 1.000, bunga 8%, dan
pembayaran bunga dilakukan setengah tahunan, maka jumlah bunga yang
harus dibayar untuk satu tahun adalah Rp 80 (Rp 1.000x8%) dan tiap
setengah tahun perusahaan akan membayar bunga sebesar Rp 40 (Rp 80 :
2 atau Rp 1.000 x 8% x 6/12)
G. Penjualan obligasi dengan diskonto
Diskonto atas utang obligasi terjadi apabila perusahaan menerbitkan dan
menjual obligasi yang tingkat bunga kontraknya lebih rendah daripda tingkat
bunga pasar. Investor akan menanamkan uangnya pada investasi apa saja
yang akan memberi hasil setidaknya sebesar tingkat bunga pasar yang
berlaku.oleh karena itu, jika tingkat bunga obligasi lebih rendah daripada
7/26/2019 Modul Pengantar Akuntansi II Kelompok 2
28/63
27
tingkat bunga pasar, maka investor hanya akan bersedia untuk membeli
obligasi tersebut dengan harga dibawah nilai nominalnya.
Contoh :
Pada tanggal 1 januari 2010 perusahaan mengeluarkan obligasi senilai Rp
100.000.000, bunga 8%, jangka waktu 10 tahun. Pada saat obligsi
diterbitkan tingkat bunga pasar yang berlaku adalah 9%.
Jurnal penjualan obligasi :
Kas Rp 93.492.000 -
Diskonto obligasi Rp 6.508.000 -
Utang obligasi - Rp 100.000.000
Neraca (sebagian)
Utang jangka panjang :Obligasi, 8%, tanggal jatuh
1 januari 2010 Rp 100.000.000Diskonto obligasi, atas dasar tingkat
Bunga pasar yang berlaku padaTanggal penerbitan obligasi 95 Rp 6.508.000
Rp 93.492.000
Amortisasi diskonto
Amortisasi diskonto adalah proses pengalokasian diskonto selama jangka
waktu obligasi. Dalam contoh diatas perusahaan menerima obligasi
sebesar Rp 93.492.000.000, tetapi 10 tahun kemudian harus melunasi
obligasi sebesar Rp 100.000.000.000. diskonto yang timbul sebesar Rp
6.508.000.000 (Rp 100.000.000.000Rp 93.492.000.000).
Pengalokasian bebanbeban ini dapat dilakukan dengan dua metode yang
akan diuraikan dibawah ini :
1) Metode garis lurus
Metoda amortisasi yang sederhana adalah metode amortisasi diskonto
garis lurus. Dalam metode ini, diskonto dialokasikan dalam jumlah
yang sama untuk setiap periode. Pada contoh diatas obligasi sebesar
Rp 6.508.000.000 dialokasikan selama 10 tahun. Oleh karena
amortisasi dilakukan 2 kali selama setahun maka sebesar Rp
325.000.000.000 (Rp 650.000.000 : 2).
7/26/2019 Modul Pengantar Akuntansi II Kelompok 2
29/63
28
Jurnal untuk mencatat amortisasi diskonto obligasi :
Beban bunga Rp 325.000.000 -
Diskonto obligasi - Rp 325.000.000
Kas - Rp 4.000.000.000
2) Metode tarif bunga efektif
Apabila perusahaan menggunakan metode tarif bunga efektif, maka
jumlah beban bunga yang dicatat pada setiap periode akan berubah
ubah. Untuk menghitung jumlah beban bunga setiap periode, kita
harus mengalikan nilai buku obligasi awal periode dengan suatu
tingkat bunga konstan. Selanjutnya menghitung jumlah diskonto yang
akan di amortisasi dengan mengurangkan jumlah bunga yang dibayar
dari beban bunga periode yang bersangkutan.
H. Penjualan obligasi dengan premi
Apabila perusahaan menawarkan penjualan obligasi dengan tingkat bunga
kontrak yang lebih tinggi dari tingkat bunga pasar pada tingkat risiko tertentu,
maka obligasi tersebut akan di jual dengan premi. Hal ini berati bahwa bunga
yang diberikan oleh obligasi lebih tinggi dari bunga yang berlaku dipasaran.Oleh karena itu obligasi dapat dijual dengan harga yang lebih tinggi dari nilai
nominalnya.
Contoh :
Pada tanggal 1 mei perusahaan menjual obligasi yang seluruhnya bernilai
Rp 100.000.000.000, bunga 11%, jangka waktu 10 tahun dengan tanggal
bunga 1 mei dan 1 november. Pada saat obligasi diterbitkan tingkat bunga
pasar adalah 10%, sehingga obligasi ditawarkan dengan harga Rp
106.232.000.000. dengan demikian dalam transaksi penjualan obligasi ini
timbul premi sebesar Rp 6.232.000.000 (Rp 106.232.000.000 Rp
100.000.000.000). jurnal untuk mencatat transaksi penjualan sbb:
Kas Rp 106.232.000.000 -
Utang obligasi - Rp 100.000.000.000
Premi obligasi - Rp 6.232.000.000
7/26/2019 Modul Pengantar Akuntansi II Kelompok 2
30/63
29
I. Utang bunga
Periode bunga atau tanggaltanggal pembayaran bunga obligasi seringkali
tidak bertepatan dengan periode akuntansi perusahaan penerbit obligasi.
Oleh karena itu, pada akhir periode akuntansi diperlukan penyesuaian.
Misalkan suatu obligasi diterbitkan pada tanggal 1 mei 2010 dan bunga
pertama kali dibayar dan dicatat pada tanggal 1 november 2010. Pada
tanggal 31 desember 2010, bunga selama 2 bulan (november dan
desember) telah terutang. Oleh karena itu pada tanggal 31 desember 2010
perlu dibuat penyesuaian untuk mencatat bunga yang telah terutang
tersebut. Selain itu pencatatan amortisasi premi dan diskonto biasanya
dilakukan bersamaan dengan pencatatan bunga.
Jurnal untuk mencatat beban bunga selama 2 bulan :
Beban bunga Rp 1.833.000 -
Utang bunga - Rp 1.833.000
Jurnal untuk mencatat amortisasi premi obligasi selama 2 bulan :
Premi obligasi Rp 66.000.000 -
Beban bunga - Rp 66.000.000
Jurnal untuk mencatat penyesuaian beban bunga dan amortisasi premi
obligasi selama 2 bulan :
Beban bunga Rp 1.767.000.000 -
Premi obligasi Rp 66.000.000 -
Utang bunga - Rp 1.833.000.000
Jurnal untuk mencatat amortisasi premi obligasi selama 2 bulan :
Utang bunga Rp 1.833.000.000 -
Beban bunga Rp 3.535.000.000 -
Premi obligasi Rp 132.000.000 -
Kas - Rp 5.500.000.000
7/26/2019 Modul Pengantar Akuntansi II Kelompok 2
31/63
30
J. Pelunasan sebelum tanggal jatuh tempo
perjanjian obligasi kadang kadang memuat ketentuan bahwa
perusahaan penerbit obligasi mempunyai hak untuk melunasi obligasi
sebelum tanggal jatuhnya. Jika perusahaan penerbit obligasi melunasi
obligasi sebelum tanggal jatuh, maka perusahaan harus membayar sebesar
nilai nominal obligasi ditambah premi pelunasan.
Salah satu alasan mengapa perusahaan mau melunasi sebelum tanggal
jatuh adalah, turunnya tarif bunga dipasaran yang sangat tajam.dalam situasi
seperti itulah lebih menguntungkan bagi perusahaan untuk menarik
(melunasi) obligasi dari peredaran, dan kemudian menerbitkan obligasi yang
baru dengan tingkat kontrak bunga baru yang lebih rendah sesuai dengan
tingkat bunga pasar yang berlaku saat itu. Dalam hal melunasi obligasi
sebelum tanggal jatuh seringkali tidak sama dengan nilai buku yang
tercantum dalam pembukuan perusahaan, leh karena itu selisih harga akan
menimbulkan laba rugi.
Contoh :
Perusahaan menerbitkan obligasi dengan nilai nominal Rp 100.000.000,
premi yang belum diamortisasi sejumlah Rp 12.000.000. pada tanggaltersebut perusahaan membeli 1/10 dari obligasi yang beredar. Kurs obligasi
98,5 (artinya 98,5% dari nilai nominal). Jurnal untuk mencatat penarikan
obligasi adalah sebagai berikut :
Apr. 1 Utang obligasiPremi obligasi
Laba penghentian obligasiKas
Rp 100.000.000Rp 1.200.000
--
--
Rp 2.700.000Rp 98.500.000
K. Obligasi sinking fund
Salah satu bentuk keamanan yang seringkali ditawarkan oleh perusahaan
penerbit obligasi adalah kesediaan penerbit obligasi untuk mencantumkan
dalam perjanjian tentang keharusan membentuk sinking fund obligasi. Dana
ini terdiri dari kekayaan perusahaan yang disisihkan dan digunakan untuk
menyiapkan pelunasan obligasi pada tanggal jatuhnya.
Apabila sinking fund dibentuk oleh perusahaan maka perusahaan penerbit
harus menyetorkan kas secara periodik kepada trustee, dana tersebut
7/26/2019 Modul Pengantar Akuntansi II Kelompok 2
32/63
31
digunakan untuk melunasi tanggal jatuhnya tergantung tingkat bunga neto
yang kemudian dikurangi dengan beban jasa untuk trustee.
Contoh :
Perusahaan menerbitkan obligasi berjumlah Rp 1.000.000.000 dengan
jangka waktu 10 tahun. Perjanjian obligasi menentukan bahwa perusahaan
harus melakukan penyetoran kas secara periodik kepada trustee yang
ditugasi mengurus sinking fund pada setiap tahun selama jangka waktu
obligasi. Dengan anggapan bahwa trustee akan dapat menginvestasikan
sana tersebut dengan hasil bersih pertahun sebesar 8% (setelah dikurangi
beban), maka perusahaan harus melakukan penyetoran sebesar Rp
69.029.000 setiap tahun.
Jurnal untuk mencatat sinking fund tahunan :
Sinking fund obligasi Rp 69.029.000 -
Kas - Rp 69.029.000
Pada akhir tahun ke-1 perusahaan menyetor Rp 69.029.000 dan diperoleh
bunga 8%. Perusahaan penerbit obligasi akan mencatat penerimaan
pendapatan pada akhir ke-2 sebagai berikut :
Sinking fund obligasi Rp 5.522.000 -Pendapatan sinking fund - Rp 5.522.000
Contoh lain, apabila pencairan investasi sinking fund yang disediakan untuk
melunasi utang obligasi senilai Rp 1.000.000.000 menghasilkan kas sebesar
Rp 1.001.325.000, maka trustee akan menggunakan Rp 1.000.000.000
untuk membayar pemegang obligasi dan selebihnya sebesar Rp 1.325.000
dikembalikan kepada perusahaan. Selanjutnya perusahaan akan mencatat
pelunasan obligasi dan penerimaan kelebihan kas sbb :
Kas Rp 1.325.000 -
Utang obligasi - Rp 1.000.000.000
Sinking fund obligasi - Rp 1.001.325.000
7/26/2019 Modul Pengantar Akuntansi II Kelompok 2
33/63
32
L. Perubahan obligasi menjadi saham
Perubahan obligasi menjadis saham terjadi apabila perusahaan beroperasi
dengan menguntungkan selama beberapa periode dan saham perusahaan
di bursa naik terus menerus. Apabila obligasi diubah menjadi saham, maka
hal itu berarti bahwa perusahaan mengubah utang menjadi modal sendiri.
Contoh :
Perusahaan mengeluarkan obligasi berjumlah Rp 1.000.000.000 diskonto
yang belum diamortisasi berjumlah Rp 8.000.000. obligasi diubah menjadi
saham dengan ketentuan obligasi senilai (nominal Rp 1.000.000.000 akan
menjadi 10 lembar saham @ Rp 10.000 (nilai nominal saham). Obligasi yang
akan diubah menjadi nominal Rp 100.000.000. jurnal untuk mencatat
perubahan obligasi menjadi saham adalah sebagai berikut :
Mei 1 Utang obligasi
Diskonto obligasi
Modal saham biasa
Agio saham
Rp 100.000.000
-
-
-
-
Rp 800.000
Rp 90.000.000
Rp 9.200.000
PENYAJIAN DALAM LAPORAN KEUANGAN
PT. ANUGERAHNeraca (sebagian)
Kewajiban jangka panjang
Utang obligasi 10% jatuh tempo 2017
Dikurangi : diskonto utang obligasi
Utang wesel,11%,jatuh tempo 2023
Dengan gedung dan peralatan pabrik
Utang sewa guna
Rp1.000.000.000
Rp 80.000.000
Rp 920.000.000
Rp 500.000.000
Rp 440.000.000
Rp1.860.000.000
7/26/2019 Modul Pengantar Akuntansi II Kelompok 2
34/63
33
BAB 4
DEBT AND EQUITY INVESTMENT
MENGAPA PERUSAHAAN MELAKUKAN INVESTASI
Apabila perusahaan memiliki dana yang melebihi kebutuhan operasinya,
maka dana yang berlebih dapat diinvestasikan dalam berbagai bentuk, baik
investasi dalam aset tetap maupun asset likuid (asset lancar). Salah satu bentuk
investasi yang lazim dilakukan perusahaan adalah investasi dalam sekuritas atauefek, baik efek utang maupun efek ekuitas.Efek adalah surat berharga,yaitu surat
pengakuan utang, surat berharga komersial, saham, obligasi dan sebagainya.
Istilah lain untuk efek adalah sekuritas.
Perusahaan melakukan investasi dengan cara membeli sekuritas utang
atau sekuritas saham karena adanya salah satu dari tiga alasan berikut.Pertama,
perusahaan mungkin memiliki kelebihan kas yang tidak akan segera diperlukan
untuk membiayai operasi. Kelebihan kas bisa juga timbul sebagai akibat
perkembangan bisnis yang meningkat. Selain itu, perusahaan mungkinmemanfaatkan kelebihan kas dalam aset-aset lancar untuk berjaga-jaga apabila
terjadi penurunan bisnis di kemudian hari.
Alasan kedua, perusahaan membeli investasi dalam sekuritas adalah
untuk memperoleh pendapatan dari hasil investasi.Alasan ketiga, perusahaan
melakukan investasi karena alas an stratejik yang bentuknya bisa bervariasi,
mulai dari hanya sekedar memiliki pengaruh atas perusahan lain dengan cara
memiliki / menguasai saham-saham yang diterbitkan perusahaan lain tersebut.
Pada saat perolehan, perusahaan harus mengklasifikasikan investasi dalam
obligasi dan investasi dalam saham ke dalam salah satu dari tiga kelompok
berikut ini:
1. Diperdagangkan, yaitu sekuritas yan di beli dan dimiliki untuk dijual kembali
dalam waktu dekat.
2. Tersedia untuk dijual, yaitu sekuritas yang dibeli dan dimiliki dengan maksud
untuk dijual kembali pada suatu waktu di masa datang (waktu belum
ditentukan).
7/26/2019 Modul Pengantar Akuntansi II Kelompok 2
35/63
34
3. Dimiliki hingga jatuh tempo, yaitu sekuritas utang (obigasi) yang dibeli dengan
maksud untuk dimiliki hingga jatuh tempo.
INVESTASI DALAM OBLIGASI
OBLIGASI DIMILIKI UNTUK DIPERDAGANGKAN
Dalam akuntansi untuk investasi dalam obligasi yang dimiliki untuk
diperdagangkan, perusahaan membuat jurnal untuk mencatat: (1) penbelian
obligasi, (2) pendapatan bunga, dan (3) penjualan obligasi.
PEMBELIAN OBLIGASI
Misalkan pada tanggal 1 Oktober 2011, PT Merapi membeli 10 lembar obligasi
PT Merbabu yang bernilai nominal Rp 1.000.000,00 perlembar, bunga 12 %,
dengan tanggal bunga 1 Pebruari dan 1 Agustus. Obligasi dibeli dengan kurs 99,
ditambah bunga berjalan 2 bulan, biaya komisi perantara dan pajak berjumlah Rp
150.000, 00.
Harga kurs obligasi : 99 % x Rp 10.000.000,00 . Rp 9.900.000,00Biaya komisi dan pajak ... 150.000.00
Biaya perolehan obligasi .. Rp 10.050.000,00Bunga berjalan Rp 10.000.000,00 x 12 % x 2/12 ..... 200.000,00
Jumlah yang harus dibayar Rp 10.250.000,00
Jurnal untuk mencatat transaksi pembelian obligasi di atas adalah :
Okt 1 investasiobligasi
Piutang bunga obligasiKas
Rp 10.050.000
200.000 Rp 10.250.000
PENCACATAN PIUTANG BUNGA DAN PENDAPATAN BUNGA
Pada akhir tahun buku, yaitu tanggal 31 Desember 2011, PT Merapi
harus membuat jurnal penyesuaian untuk mencatat bunga 3 bulan yang telah
menjadi haknya ( tetapi uangnya baru akan diterima pada tanggal 1 Pebruari
yang akan datang yaitu sebesar Rp 300.000,00 ( Rp 10.000.000,00 x 12 % x
3/2). Jurnalpenyesuaian tersebut adalah sebagai berkut.
7/26/2019 Modul Pengantar Akuntansi II Kelompok 2
36/63
35
Piutang bunga obligasi Rp 300.000,00
Pendapatan bunga obligasi Rp 300.000,00
PENERIMAAN BUNGA
Pada taggal 1 Pebruari 2012 PT Merapi menerima bunga 6 bulan sebagai
hasil dari investasi dalam obligasi PT Merbabu, ( seperti telah diterangkan,
perusahaan penerbit obligasi selalu membayar bunga pada tanggal bunga untuk
satu periode bunga, dalam hal ini 6 bulan ). Dari jumlah penerimaan tersebut, Rp
200.000,00 di antaranya merupakan pegembalian bunga berjalan yang telah
dicatat pada tanggal 1 oktober 2011, dan Rp 300.000,00 merupakan pendapatan
bunga tahun 2011 yang telah dicatat melalui jurnal penyesuaian pada tanggal 31
desember 2011.
Rp 600.000,00
D
1/8 1/9 1/10 1/11 1/12 31/12 1/2
A B C
Rp 200,000,00 Rp 300,000,00 Rp 100,000,00
Catatan :A = Bunga berjalan 2 bulan ( Rp 10.000,000,00 x 12 % x 2/12 = Rp 200.000,00B = Bunga yang masih akan diterima 3 bulan ( Rp 10.000.000,00 x 12 x 3/12 =
Rp 300.000,00C = Pendapatan bunga tahun 2012. 1 bulan ( 10.000.000,00 x 12 % x 1/12 ) =Rp 100.000,00
D = Penerimaan bunga untuk 6 bulan ( Rp 10.000.000,00 x 12 % x 6/12 = Rp 600.000,00
Jurnal untuk mencatat transaksi penerimaan bunga di atas adalah sbb :
Aug 2 KasPiutang bunga obligasiPendapatan bunga obligasi
Rp 600.000Rp 500.000Rp 100.000
7/26/2019 Modul Pengantar Akuntansi II Kelompok 2
37/63
36
Pada tanggal 1 Agustus 2012 PT Merapi menerima bunga untuk 6 bulan ( 1
Pebruari1 Agustus 2012 ) sebesar Rp 600.000,00 ( Rp 10.000.000,00 x 12 %
x 6/12 ) yang akan dicatat dengan jumlah sebagai berikut.
Aug 1 KasPendapatan bunga obligasi
Rp 600.000Rp 600.000
PENJUALAN INVESTASI OBLIGASI
Sesuai dengan tujuannya, obligasi yang di beli sebagai investasi
sementara direncanakan akan di jual kembali dalam waktu relatif singkat setelah
tanggal pembeliannya. Misalkan PT Merapi menjual obligasi PT Merbabu pada
tanggal 2 Agustus 2012 dengan kurs 103. Dalam transaksi penjualan ini PT
Merapi juga harus membayar komisi perantara sebesar Rp 70.000,00.
Harga kurs obligasi (Rp 10.000.000,00 x 103/100) Rp 10.300.000,00Biaya komisi perantara Rp 70.000,00
Hasil penjualan bersih Rp 10.230.000,00Biaya perolehan obligasi Rp 10.050.000,00
Laba penjualan obligasi Rp 180.000,00
Jurnal untuk mencatat transaksi penjualan obligasi di atas adalah sbb :
Aug 2 KasInvestasi-Obligasi
Laba Penjualan Investasi-obligasipendapatan bunga obligasi
Rp 10.330.000-
--
-Rp 10.050.000
Rp 180.000Rp 100.000
OBLIGASI DIMILIKI HINGA JATUH TEMPO
PEMBELIAN OBLIGASI
Obligasi yang dibeli perusahaan sebagai investasi yang akan dimiliki
hingga jatuh tempo, dicatat sebesar biaya perolehannya. Biaya perolehan
7/26/2019 Modul Pengantar Akuntansi II Kelompok 2
38/63
37
meliputi harga beli obligasi ditambah komisi perantara, pajak, dan beban-beban
lain yang berhubungan dengan pembelian obligasi.
Sebagai contoh, misalkan pada tanggal 1 juni 2011, PT Merapi membeli 100
lembar obligasi PT Lawu yang bernilai nominal Rp 1.000.000,00 per lembar
dengan kurs 97 ditambah bunga berjalan, dan komisi perantara sebesar Rp
800.000,00. Tingkat bnga obligasi adalah 9 % dengan tanggal bunga 30 Juni dan
31 Desember. Tanggal jatuh obligasi adalah 31 Desember 2015.
Jurnal untuk mencatat pembelian 100 lembar obligasi PT Lawu 9 %, kurs 97
Juni 1 Investasi-Obligasi ............. Rp 97.800.000,00
bunga obligasi Rp 3.750,000,00
Kas.... Rp101.550.000,00
PENERIMAAN BUNGA OBLIGASI
Pada tanggal 30 juni 2011, PT.Merapi menerima pembayaran bunga untuk 6
bulan dari PT.Lawu yaitu Rp 4.500.000 (Rp 100.000.000x9%x6/12). Biaya
perolehannya Rp 97.800.000. pada tanggal jatuh obligasi, PT.Merapi akanmenerima pelunasan dari PT.Lawu sebesar Rp 100.000.000, diskonto Rp
2.200.000 (Rp 100.000.000-Rp 97.800.000). perhitungan amortisasinya sbb :
Jumlah diskonto (Rp100.000.000-Rp97.800.000)......................Rp 2.200.000Jangka waktu obligasi sejak tanggal pembelian sampai
Tanggal jatuh (1 juni 2011 s/d 31 desember 2015).................55 bulanAmortisasi per bulan (Rp22.000.000:5)......................................Rp 40.000
Harga kurs obligasi (Rp 1.000.000,00 x 97/100 .. Rp 97.000.000,00
Biaya komisi perantara .. Rp 800.000,00
Hasil perolehan obligasi .. Rp 97.800.000,00
Bunga berjalan 5 bulan (Rp 100.000.000,00 x 9% x 5/12.Rp 3.750.000,00
Jumlah yang harus dibayar ,,, Rp 101.550.000,00
7/26/2019 Modul Pengantar Akuntansi II Kelompok 2
39/63
38
jurnal untuk mencatat penerimaan bunga tengah tahungan dan diskonto selama
1 bulan :
juni 30 : Kas Rp 4.500.000 -
investasi obligasi Rp 40.000 -
Piutang bunga - Rp 3.750.000
Pendapatan bunga - Rp 790.000
Pada tanggal 31 DESEMBER 2011, PT.Merapi akan menerima bunga tengah
tahunan berikutnya sebesar Rp 4.500.000. Pada saat yang sama PT.Merapi juga
akan melakukan amortisasi diskonto untuk 6 bulan atau Rp 240.000 (Rp 240.000
x 6). Jurnal untuk mencatat kedua hal tersebut adalah sebagai berikut :
Des 31 : Kas Rp 4.500.000 -
Investasi obligasi Rp 450.000 -
Pendapatan bunga - Rp 4.740.000
PENERIMAAN PELUNASAN OBLIGASI PADA TANGGAL JATUH
Seandainya PT.Lawu dimiliki oleh PT.Merapi sampai tanggal jatuhnya,
maka PT.Merapi akan menerima pelunasan sebesar nilai nominal obligasi, yaitu
Rp 100.000.000, jurnal untuk mencatat penerimaan pelunasan obligasi pada
tanggal jatuhnya adalah sbb:
Des 31 : Kas Rp 100.000.000 -
Investasi obligasi - Rp 100.000.000
PEMBELIAN OBLIGASI DENGAN PREMI
Apabila obligasi dibeli dengan harga lebih tinggi daripada nilai
nominalnya, maka timbul premi obligasi. Prosedur akuntansinya sebagian besar
hampir sama dengan prosedur yang telah dibahas diatas, kecuali untuk
pencatatan premi obligasi dan amortisasinya.
Sebagai contoh misalkan pada tanggal 1 juni 2011, PT.Merapi membeli
200 lembar obligasi PT.Semeru yang bernilai nominal Rp 1.000.000 per lembar
dengan kurs 102 ditambah bunga berjalan komisi perantara dalam pembelian
obligasi ini adalah Rp 1.160.000 tingkat bunga obligasi 15% yang
pembayarannya dilakukan setiap 30 juni dan 31 desember. Tanggal jatuh
obligasi adalah 31 desember 2014.
7/26/2019 Modul Pengantar Akuntansi II Kelompok 2
40/63
39
Harga kurs obligasi (Rp 200.000.000x102%)...........................Rp 204.000.000
Komisi perantara.......................................................................Rp 1.160.000
Biaya perolehan obligasi...........................................................Rp 205.160.000Bunga berjalan 5 bulan
(Rp 200.000.000x15%x5/12)............................................Rp 12.500.000
Jumlah yang harus dibayar.......................................................Rp 217.660.000
Jurnal untuk mencatat pembelian obligasi :
Juni 1 : Investasi obligasi Rp 205.160.000 -
Piutang bunga obligasi Rp 12.500.000 -
Kas - Rp 217.660.000
PENJUALAN OBLIGASI SEBELUM TANGGAL JATUH
Obligasi yang semula dimiliki perusahaan dengan maksud untuk dimilki hingga
jatuh tempo, mungkin dijual sebelum tanggal jatuh obligasi tersebut. Apabila
penjualan terjadi, maka akun kas didebet sebesar jumlah kas yang diterima dan
akun investasi obligasi dikredit sebesar nilai buku investasi pada saat penjualan
terjadi. Misalnya PT.Merapi dalam obligasi PT.Semeru diatas. Misalkan pada
tanggal 1 oktober 2013, PT.merapi menjual obligasi PT.Semeru dengan hargaRp 203.000.000 ditambah bunga berjalan selama 3 bulan atau Rp 7.500.000
(Rp 200.000.000x15%x3/12). Sebelum perusahaan membuat jurnal, terlebih
dahulu harus dicatat amortisasi untuk 3 bulan atau Rp 360.000 (Rp120.000x3).
jurnal untuk mencatat amortisasi premi tersebut sbb :
Okt 1 : Pendapatan bunga obligasi Rp 360.000 -
Investasi obligasi - Rp 360.000
Nilai buku obligasi pada tanggal 1 oktober 2013 sebagai berikut :
Harga perolehan obligasi pada tanggal 1 juni 2011.................Rp 205.160.000Amortisasi premi sejak 1 juni 2011 s/d 30 juni 2013
(25 bulanxRp 120.000) ......................................................Rp 3.000.000
Nilai buku obligasi sampai dengan tanggal bunga
Yang terakhir (30 juni2013) ...............................................Rp 202.160.000
Amortisasi yang dibuat pada tanggal 1 oktober
(1 juli s/d 1 oktober 2013)................................................ Rp 360.000
Nilai buku obligasi tanggal 1 oktober 2013...............................Rp 201.800.000
7/26/2019 Modul Pengantar Akuntansi II Kelompok 2
41/63
40
Harga jual obligasi Rp 203.000.000
Nilai buku obligasi pada tanggal penjualan Rp 201.800.000
Laba penjualan obligasi Rp 1.200.000
Jurnal untuk mencatat penjualan obligasi PT.Semeru :
Okt 1 : Kas Rp 210.500.000 -
Investasi obligasi - Rp 201.800.000
Pendapatan bunga obligasi - Rp 7.500.000
Laba penjualan obligasi - Rp 1.200.000
PEMILIKAN SAHAM KURANG DARI 20%
Dalam akuntansi untuk pemilikan saham kurang dari 20%, perusahaan
menggunakan metode biaya perolehan.
Pencatatan pembelian saham
Contoh pada tanggal 1 april 2011, PT.Merapi membeli 3.000 lembar saham
PT.Kerinci yang bernilai nominal Rp 3.500 per lembar (pemilikan 10%). Biaya
komisi perantara dan pajak untuk transaksi pembelian tersebut adalah Rp
250.000.
Harga saham (3.000 x Rp 3.500) Rp 10.500.000
Biaya komisi perantara Rp 250.000
Biaya perolehan saham Rp 10.750.000
Jurnal untuk mencatat pembelian 3.000 lembar saham PT.Kerinci
Apr 1 investasi sahamkas
Rp 10.750.000Rp 10.750.000
PENCATATAN PENERIMAAN DIVIDEN
Misalkan pada tanggal 30 juni 2011, PT.Merapi menerima dividen dari PT.Kerinci
sebesar Rp 450.000 (satu lembar saham mendapat dividen Rp 150.000). jurnal
untuk mencatat penerimaan dividen adalah :
7/26/2019 Modul Pengantar Akuntansi II Kelompok 2
42/63
41
Jun 30 KasPendapatan dividen
Rp 450.000Rp 450.000
PENJUALAN INVESTASI DALAM SAHAM
Misalkan pada tanggal 15 september 2011 PT.Merapi menjual seluruh saham
PT.Kerinci dengan harga Rp 4.000 per lembar. Dalam transaksi tersebut
PT.Merapi harus membayar biaya komisi perantara dan pajak sebesar Rp
280.000.
Harga jual saham (3.000 x Rp 4.000) Rp 12.000.000
Dikurangi : biaya komisi perantara dan pajak Rp 280.000
Hasil penjualan saham Rp 11.720.000
Biaya perolehan saham Rp 10.750.000
Laba penjualan saham Rp 970.000
Jurnal untuk mencatat penjualan 3.000 lembar saham PT.Kerinci
Kas Rp 11.720.000 -
Investasi saham - Rp 10.750.000
Laba penjualan investasi saham - Rp 970.000
PEMILIKAN SAHAM ANTARA 20% DAN 50%
Apabila investor memiliki antara 20% dan 50% saham biasa dari suatu
perusahaan, maka dapat diperkirakan bahwa investor memiliki pengaruh yang
signifikan atas aktivitas operasi dan keuangan perusahaan investee. Investasi
saham antara 20% dan 50% dicatat menggunakan metode ekuitas.
PENCATATAN PEMBELIAN INVESTASI SAHAM
Misalkan suatu perseroan memiliki 2000 lembar saham biasa yang beredar
dengan nilai pari Rp 100.000 perlembar. Perseroan tersebut bermaksud membeli
kembali 100 lembar sahamnya dengan harga Rp 120.000 per lembar. Jurnal
untuk mencatat pembelian kembali saham tersebut adalah :
Saham diperoleh kembali Rp 12.000.000 -
kas - Rp 12.000.000
7/26/2019 Modul Pengantar Akuntansi II Kelompok 2
43/63
42
bila dikemudian hari perseroan bermaksud menjual kembali saham yang
diperoleh kembali, maka perseroan bisa menentukan harga tertentu yang
dikehendakinya. Tetapi jika penjualan kembali dilakukan dengan harga yanglebih tinggi dari harga belinya, maka selisih harga yang terjadi tidak boleh
dipandang sebagai laba dan oleh karenanya tidak boleh ditambahkan pada laba
ditahan. Misalnya 50 lembar saham dari saham yang diperoleh kembali dalam
contoh diatas dijual dengan harga Rp 130.000 per lembar.
maka jurnal untuk mencatat transaksi penjualan kembali saham tersebut adalah
sebagai berikut :
Kas Rp 6.500.000 -
Saham diperoleh kembali - Rp 6.000.000
Tambahan modal dari saham-
Diperoleh kembali - Rp 500.000
7/26/2019 Modul Pengantar Akuntansi II Kelompok 2
44/63
43
BAB 5
ACCOUNTING AND REPORTING
DASAR DASAR ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
Analisis laporan keuangan meliputi evaluasi tentang tiga karakteristik
perusahaan yaitu : likuiditas, profitabilitas, dan solvabilitas. Kreditur jangka
pendek seperti misalnya bank sangat berkepentingan terhadap likuiditas, yaitu
kemampuan peminjam untuk membayar kewajibannya pada saat jatuh tempo.Kreditur jangka panjang seperti misalnya pemegang obligasi akan sangat
memperhatikan tingkat likuiditas dan solvabilitas yang menunjukkan kemampuan
perusahaan (penerbit obligasi) untuk bertahan dalam jangka waktu yang
panjang.
KEBUTUHAN AKAN ANALISIS KOMPARATIF
Kebutuhan akan analisis komparatif dapat dilakukan dengan data dasar (data
pembanding) yang berbedabeda sebagai berikut :
1. Basis intra perusahaan, basis ini membandingkan suatu pos atau
hubungan keuangan dalam suatu perusahaan pada suatu tahun dengan
pos atau hubungan yang sama dari tahun atau tahun tahun
sebelumnya.
2. Ratarata industri, dasar ini membandingkan suatu pos atau hubungan
keuangan dari suatu perusahaan dengan ratarata industri (atau standar
industri) yang diterbitkan oleh organisasi pemeringkat keuangan .
3. Basis antar perusahaan, basis ini membandingkan suatu pos atau
hubungan keuangan suatu perusahaan dengan pos atau hubungan
keuangan dari satu atau beberapa perusahaan pesaing.
ALAT - ALAT ANALISIS
Analisis horizontal, mengevaluasi serangkaian data laporan keuangan
selama suatu periode waktu tertentu.
7/26/2019 Modul Pengantar Akuntansi II Kelompok 2
45/63
44
Analisis vertikal, mengevaluasi data laporan keuangan dengan
menyatakan setiap pos dalam suatu laporan keuangan sebagai suatu
persentase dari jumlah dasar tertentu.
Analisis rasio, menyatakan hubungan antara pos pos tertentu dalam
laporan keuangan.
1. ANALISIS HORIZONTAL
Analisis horizontal adalah suatu tekhnik untuk mengevaluasi serangkaian
data dari laporan keuangan selama suatu periode waktu tertentu. Tujuannya
adalah untuk menentukan kenaikan atau penurunan yang terjadi. Perubahan ini
dapat dinyatakan dalam bentuk suatu jumlah tertentu atau suatu persentase.
Sebagai contoh penjualan bersih PT.Merbabu selama 3 tahun terakhir adalah
sbb :
PT. MERBABU
Penjualan bersih (dalam jutaan rupiah)
2011 2010 2009Rp 19.860 Rp 19.903 Rp 18.781
Dengan asumsi bahwa tahun 2009 adalah tahun dasar, kita dapat mengukur
semua persentase kenaikan atau penurunan dari jumlah tahun dasar tersebut
sebagai berikut :
Jumlah tahun inijumlah tahun dasar
Perubahan sejak tahun dasar =Jumlah tahun dasar
Dari data diatas dapat menentukan bahwa penjualan bersih pada PT.
Merbabu naik dari tahun 2009 ke tahun 2010 kirakira sebesar 6%.[(Rp 19.903
Rp 18.781) : Rp 18.781] demikian pula kita bisa menentukan bahwa penjualan
bersih telah naik dari tahun 2009 sampai tahun 2011 sebesar kira kira 5,7%
[(Rp 19.860Rp 18.781) : Rp 18.781].
7/26/2019 Modul Pengantar Akuntansi II Kelompok 2
46/63
45
Sebagai alternatif kita dapat menyatakan penjualan tahun ini sehingga
persentase dari tahun dasar. Kita melakukan hal tersebut dengan membagi
jumlah tahun ini dengan jumlah pada tahun dasar, sebagai berikut :
Jumlah tahun ini
tahun ini berbanding tahun dasar =
Jumlah tahun dasar
Analisis untuk PT.Merbabu selama periode waktu 3 tahun dengan menggunakan
tahun 2009 sebagai tahun dasar :
PT. MERBABU
Penjualan bersih (dalam jutaan rupiah)
Perbandingan dengan tahun dasar 2009
2011 2010 2009Rp 19.860 Rp 19.903 Rp 18.781
NERACA
Untuk memberi ilustrasi lebih lanjut tentang analisis horizontal, marilah kita lihat
PRAMBANAN DEPARTEMENT STORENeraca (diringkas)
(Dalam satuan rupiah)
Kenaikan atau (penurunan)Selama tahun 2011
2011 2010 Jumlah persentaseAset :Aset lancar
Aset tetap (neto)Aset tak berwujud
Total aset
Kewajiban :Utang lancarUtang jangka panjang
Total kewajiban
Ekuitas pemegang saham:Saham biasa, pari Rp 1000Laba ditahan
Total ekuitas
1.020.000
800.00015.000
1.835.000
344.500487.500832.000
275.400727.600
1.003.000
945.000
632.50017.500
1.595.000
303.000497.000800.000
270.000525.000792.000
75.000
187.500(2.500)
240.000
41.500(9.500)32.000
5.400202.600208.000
7,9%
26,5%(14,3%)15,0%
13,7%(1,9%)4,0%
2,0%38,6%26,2%
7/26/2019 Modul Pengantar Akuntansi II Kelompok 2
47/63
46
Total kewajiban dan ekuitasPemegang saham 1.835.000 1.595.000 240.000 15,0%
Neraca komparatif diatas menunjukkan sejumlah perubahan signifikan telah
terjadi dalam struktur keuangan perusahaan prambanan department store antara
tahun 2010 dan 2011.
Dalam kelompok aset, aset tetap (neto) telah naik sebesar Rp
167.500.000 atau 26,5%
Dalam kelompok kewajiban, utang lancar dan telah naik sebesar Rp41.500.000 atau 13,&%
Dalam kelompok ekuitas, laba ditahan telah naik sebesar Rp 202.600.000
atau 38,6%
LAPORAN RUGI LABA
Contoh analisis atas laporan laba rugi ini menunjukkan adanya perubahan
perubahan berikut :
Penjualan bersih naik Rp 260.000.000 atau 14,2% (Rp 260.000 : Rp
1.837.000.000)
Beban pokok penjualan naik Rp 141.000.000 atau 12,4% (Rp
141.000.000 : Rp 1.140.000.000)
Total beban operasi naik Rp 37.000.000 atau 11,6% (Rp 37.000.000 : Rp
320.000.000)
7/26/2019 Modul Pengantar Akuntansi II Kelompok 2
48/63
47
PRAMBANAN DEPARTEMENT STORENeraca (diringkas)
(Dalam satuan rupiah)
Kenaikan atau(penurunan)
Selama tahun 20112011(Rp)
2010(Rp)
Jumlah(Rp)
persentase
PenjualanRetur dan potongan penjualanPenjualan bersihBeban pokok penjualanLaba kotorBeban penjualanBeban administrasiTotal beban operasiLaba bersih operasiPendapatan dan laba lainlain
Bunga dan dividenBeban dan rugi lainlain
Beban bungaLaba sebelum pajakBeban pajak penghasilan
Laba bersih
2.195.00098.000
2.097.0001.281.000
816.000253.000104.000357.000459.000
9.000
36.000432.000168.200
263.000
1.960.000123.000
1.837.0001.140.000
697.000211.500108.500320.000377.000
11.000
40.500347.500139.000
208.500
235.000(25.000)260.000141.000119.00041.500(4.500)37.00082.000
(2.000)
(4.500)84.50029.200
55.300
12,0%(20,3%)14,2%12,4%17,1%19,8%(4,1%)11,6%21,8%
(18,2%)
(11,1%)24,3%21,0%
26,5%
LAPORAN LABA DITAHAN
PRAMBANAN DEPARTEMENT STORENeraca (diringkas)
(Dalam satuan rupiah) Kenaikan atau(penurunan)
Selama tahun 20112011 2010 Jumlah persentase
Laba ditahan,1 januariDitambah : laba bersih
Dikurangi : bebanLaba ditahan 31 desember
525.000263.800788.80061.200
727.600
376.500208.500585.000
60.000525.000
148.50055.300
203.8001.200
202.600
39,4%26,5%
2,0%38,6%
7/26/2019 Modul Pengantar Akuntansi II Kelompok 2
49/63
48
ANALISIS VERTIKAL
Analisis vertikal adalah suatu tehnik yang menyatakan setiap pos laporan
keuangan sebagai suatu persentase dari jumlah basis tertentu.
NERACA
Basis untuk pos pos aset adalah total aset basis untuk pos pos kewajiban
dan ekuitas pemegang saham adalah total kewajiban dan ekuitas pemegang
saham.
PRAMBANAN DEPARTEMENT STORENeraca (diringkas)(Dalam satuan rupiah)
Kenaikan atau (penurunan)Selama tahun 2011
2011(Rp)
2010 Jumlah\(Rp)
persentase
Aset :Aset lancarAset tetap (neto)Aset tak berwujud
Total aset
Kewajiban :Utang lancarUtang jangka panjang
Total kewajiban
Ekuitas pemegang saham:Saham biasa, pari Rp 1000Laba ditahan
Total ekuitasTotal kewajiban dan ekuitas
Pemegang saham
1.020.000800.00015.000
1.835.000
344.500487.500832.000
275.400727.600
1.003.000
1.835.000
55,6%43,6%0,8%100%
18,8%26,5%45,3%
15,0%39,7%54,7%
100%
945.000632.50017.500
1.595.000
303.000497.000800.000
270.000525.000792.000
1.595.000
59,2%39,7%1,1%100%
19,0%31,2%50,2%
16,9%32,9%49,8%
100%
7/26/2019 Modul Pengantar Akuntansi II Kelompok 2
50/63
49
ANALISIS RASIO
Analisis rasio menyatakan hubungan antara pospos tertentu dari data laporan
keuangan. Suatu rasio menyatakan hubungan matematis antara suatu jumlah
dengan jumlah lainnya.
RASIO LIKUIDITAS
Rasio likuiditas mengukur kemampuan jangka pendek suatu perusahaan untuk
membayar kewajiban yang sudah jatuh tempo untuk memenuhi kebutuhan kas
yang tak terduga.
1. Rasio lancar
Rasio lancar adalah alat ukur yang sangat populer digunakan dalam menilai
likuiditas dan kemampuan jangka pendek perusahaan untuk melunasi
kewajibannya.
2. Rasio acid test
Rasio acid test adalah alat pengukur likuiditas perusahaan jangka pendek yang
segera. Rasio ini dihitung dengan membagi jumlah kas, investasi jangka pendek
dan piutang usaha.
3. Perputaran piutang
Kita dapat mengukur mengukur likuiditas dengan mengukur seberapa cepet
suatu aset tertentu dapat diubah menjadi kas. Rasio yang digunakan untuk
mengukur likuiditas piutang disebut perputaran piutang.
4. Perputaran persediaan
Peputaran persediaan mengukur berapa kali persediaan dijual dalam suatu
periode. Hal ini dilakukan untuk mengukur likuiditas persediaan. Perputaran
persediaan dihitung dengan membagi beban pokok penjualan dengan rata rata
persediaan.
7/26/2019 Modul Pengantar Akuntansi II Kelompok 2
51/63
50
RASIO PROFITABILITAS
Rasio profitabilitas mengukur laba dan keberhasilan operasi suatu
perusahaan dalam suatu periode waktu tertentu. Laba / rugi mempengaaruhi
kemampuan perusahaan untuk mendapat pendanan utang atau ekuitas.
1. Marjin laba
Marjin laba adalah suatu ukuran tentang persentase setiap rupiah penjualan
yang menghasilkan laba bersih. Hal ini dapat dilakukan dengan membagi laba
bersih dengan penjualan.
2. Perputaran aset
Perputaran aset mengukur seberapa efisien perusahaan menggunakan asetnya
untuk menghasilkan penjualan. Hal itu dilakukan dengan membagi penjualan
bersih dengan aset ratarata.
3. Hasil (return) atas aset
Pengukur profitabilitas yang menyeluruh disebut hasil atas aset. Kita dapat
menghitung rasio ini dengan membagi laba bersih dengan aset rata rata.
4. Hasil ekuitas pemegang saham
Rasio profitabilitas lain yang juga banyak digunakan para analisis adalah hasil
atas ekuitas pemegang saham. Kita menghitung rasio ini dengan membagi laba
bersih dengan ratarata ekuitas pemegang saham.
5. Laba per lembar saham
Laba per lembar saham mengukur laba bersih yang diperoleh tiap lembar saham
biasa. Ini dihitung dengan membagi laba bersih dengan jumlah saham biasa
yang beredar sepanjang tahun.
6. Rasio harga saham dengan laba
Rasio harga saham dengan laba mengukur rasio harga pasar perlembar saham
biasa dengan laba per lembar saham. Rasio ini dihitung dengan membagi harga
pasar per lembar saham dengan laba per lembar saham.
7/26/2019 Modul Pengantar Akuntansi II Kelompok 2
52/63
51
7. Rasio dividen dibayar
Rasio dividen dibayar mengukur persentase dari laba yang dibayarkan dalam
bentuk dividen tunai. Kita menghitung rasio ini dengan membagi dividen tunai
dengan laba bersih.
RASIO SOLVABILITAS
Rasio solvabilitas mengukur kemampuan perusahaan untuk bertahan
dalam kurun waktu yang panjang. Para kreditur jangka panjang dan para
pemegang saham tertarik untuk mengetahui kemampuan perusahaan untuk
membayar bunga pada tanggal yang telah ditentukan dan melunasi pinjaman
pada tanggal jatuhnya.
1. Rasio utang terhadap total aset
Rasio utang terhadap total aset mengukur persentase dari total aset yang
berasal dari kreditur. Rasio ini dihitung dengan membagi total utang ( utang
lancar dan utang jangka panjang) dengan total aset.
2. Perbandingan bunga terhadap labaPerbandingan bunga terhadap laba memberi indikasi tentang kemampuan
perusahaan untuk membayar bunga pada waktu/tanggal yang telah ditentukan.
Perbandingan ini dihitung dengan membagi laba sebelum dikurangi pajak
penghasilan dan beban bunga dengan beban bunga.
7/26/2019 Modul Pengantar Akuntansi II Kelompok 2
53/63
52
BAB 6
RETAINED EARNING
Laba memegang peranan yang sangat penting didalam suatu perusahaan dan
mempunyai pengaruh yang besar terhadap perekonomian. Laba perusahaan
selalu menarik perhatian para pemiliknya maupun calon investor.Saldo akun laba
ditahan menggambarkan bagian dari modal yang timbul dari menggunaan
kekayaan perusahaan dalam operasi yang mendatangkan keuntungan.
Pada akhir periode akuntansi, akun laba ditahan dikredit dengan laba bersih
perseroan dan akun laba rugi di didebet. Sebaliknya apabila perseroan
menderita rugi, maka akun laba ditahan di debet dan akun laba rugi di kredit.
Apabila akun lab ditahan mempunyai saldo debet, hal itu menunjukkan bahwa
perseroan mengalami devisit.
Dalam hal tertentu akun laba di