Download - Modul Materi Lsp Pai 2013

Transcript
Page 1: Modul Materi Lsp Pai 2013

MUQODIMAH

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Tidak ada kata yang lebih indah untuk diucapkan selain rasa syukur kita

kepada Allah SWT Tuhan seluruh alam yang Maha Pengasih lagi Maha

Penyayang yang menjadikan kita manusia yang berakal budi sehingga kita

melalui izin Allah SWT mampu menjadi Pembina untuk manusia yang

membangun perbaikan peradaban zaman ini menjadi peradaban Islam.

Sholawat besert salam senantiasa tercurah limpahkan pada pembina

umat manusia, pemberi peringatan dan kabar gembira yakni nabiyullah

Muhammad SAW, beserta keluarga beliau, sahabat, serta pengikut beliau yang

selalu istiqomah dijalannya sampai yaumil akhir.

Buku ini disusun atas semangat yang telah dibangun oleh kepengurusan

LSP PAI masa kepemimpinan Nasrullah dengan terbitnya buku panduan

mentoring (handbook). Sebagai wujud semangat estafeta mentoring PAI di

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, LSP PAI dibawah kepemimpinan Irfan

Alifahmi dan Rahmawati kini membuat Modul Materi LSP PAI UNTIRTA yang

disadur dari buku Pedoman Mentoring Berbasis Masjid Kampus yang

dikeluarkan oleh Belmawa Dikti 2013.

Modul materi ini sangat jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu,

dibutuhkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca sekalian untuk

menyempurnakan modul materi ini.

Wassalamualaikum Wr Wb.

Serang,

Penyusun

Page 2: Modul Materi Lsp Pai 2013

MODUL LSP PAI 2013

Asistensi Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI) | LINGKAR STUDI PEKANAN (LSP)

1

DAFTAR ISI

Kata PengantarKata PengantarKata PengantarKata Pengantar Daftar IsiDaftar IsiDaftar IsiDaftar Isi 1 Cakupan Materi Mentoring (LSP)Cakupan Materi Mentoring (LSP)Cakupan Materi Mentoring (LSP)Cakupan Materi Mentoring (LSP) 2 Penyebaran Materi Mentoring (LSP)Penyebaran Materi Mentoring (LSP)Penyebaran Materi Mentoring (LSP)Penyebaran Materi Mentoring (LSP) 3 Perangkat MentoringPerangkat MentoringPerangkat MentoringPerangkat Mentoring 9 Selayang PandangSelayang PandangSelayang PandangSelayang Pandang 10 Profil TutorProfil TutorProfil TutorProfil Tutor 17 SistemSistemSistemSistem Perizinan Tutor/menteePerizinan Tutor/menteePerizinan Tutor/menteePerizinan Tutor/mentee 19 Kiat Jitu Mentoring Produktif dan DinamisKiat Jitu Mentoring Produktif dan DinamisKiat Jitu Mentoring Produktif dan DinamisKiat Jitu Mentoring Produktif dan Dinamis 20 Urgensi MentoringUrgensi MentoringUrgensi MentoringUrgensi Mentoring 22 Karakteristik Intelektual Muslim (Ulul Albab)Karakteristik Intelektual Muslim (Ulul Albab)Karakteristik Intelektual Muslim (Ulul Albab)Karakteristik Intelektual Muslim (Ulul Albab) 28 Makna SyahadatainMakna SyahadatainMakna SyahadatainMakna Syahadatain 35 Allah sang Kreator AgungAllah sang Kreator AgungAllah sang Kreator AgungAllah sang Kreator Agung 49 Al Al Al Al –––– Ghazwul Al FikriGhazwul Al FikriGhazwul Al FikriGhazwul Al Fikri 56 Pedoman HidupPedoman HidupPedoman HidupPedoman Hidup 61 Islam Sebagai Islam Sebagai Islam Sebagai Islam Sebagai AkhlakAkhlakAkhlakAkhlak 68 Menjadi Mentor Itu MudahMenjadi Mentor Itu MudahMenjadi Mentor Itu MudahMenjadi Mentor Itu Mudah 74

Page 3: Modul Materi Lsp Pai 2013

MODUL LSP PAI 2013

Asistensi Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI) | LINGKAR STUDI PEKANAN (LSP)

2

Cakupan materi mentoring (LSP PAI) Universitas Sultan Ageng Tirtayasa T.A.

2013/2014

Dalam satu tahun peserta LSP akan melewati dua semester yaitu semester

genap dan semester ganjil.

Materi Semester Ganjil Materi Semester Genap

1. Orientasi Mentoring Mahasiswa

2. Karakteristik Intelektual Muslim

3. Makna Syahadatain

4. Ma’rifatullah

5. UTS

6. UAS

7. Mabit 1x (ikhwan)

8. Kuliah dhuha 2x

1. Tri darma perguruan tinggi

(pengabdian pada masyarakat).

2. Pengabdian pada masyarakat (3

bulan)

3. Evaluasi

4. UAS

5. Mabit 1 x (ikhwan)

6. Kuliah dhuha 2 x

7. Wisuda Qur’an (PPPA Darul

Qur’an)

Hafalan : Qs.Mulk Qs. Yaassin

Materi mentoring (LSP PAI) Universitas Sultan Ageng Tirtayasa T.A. 2013/2014.

(tanpa pengabdian).

Materi Semester Ganjil Materi Semester Genap

1. Orientasi Mentoring Mahasiswa

2. Karakteristik Intelektual Muslim

3. Makna Syahadatain

4. UTS

5. UAS

6. Mabit 2 x

7. Kuliah dhuha 2 x

8. Perangkat lain.

1. Ma’rifatullah

2. Al-Qur’an Sebagai pedoman

3. Siroh Nabawiyah

4. UTS

5. UAS

6. Mabit 2 x

7. Kuliah dhuha 2 x

8. Perangkat lain.

Hafidz : Qs. Al-Mulk Qs. Yaassin

Prediksi minggu efektif : disesuaikan dengan kalender akademik yang baru.

Instrumen evaluasi LSP PAI tahun akademik 2013.

1. Buku Saku LSP; berisi tentang materi, tugas, evaluasi, dan mutabaah yaumi.

2. Kartu control LSP yang berisi : daftar hadir, evaluasi harian, daftar hadir

kajian.

Page 4: Modul Materi Lsp Pai 2013

MODUL LSP PAI 2013

Asistensi Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI) | LINGKAR STUDI PEKANAN (LSP)

3

Berikut tema materi mentoring pada semester 1 & 2 Universitas Sultan Ageng

Tirtayasa.

TABEL PENYEBARAN MATERI MENTORING (Semester Ganjil)

No Tema Pekan

pertemuan

ke -

Tujuan

Instruksional

Materi

1 Orientasi

Mentoring

Mahasiswa

1 - 3 1) Peserta

mentoring

mampu

menyebutkan

tentang

hakikat

manusia,

tujuan, dan

makna

kehidupan

manusia.

2) Peserta

mentoring

mampu

menyebutkan

urgensi

mentoring.

3) Peserta

mentoring

mampu

mendefinisika

n arti serta

makna

mentoring

secara

mandiri.

1) Mukaddimah (jati

diri manusia).

2) Waspada terhadap

ekstrimisme

(Gazhwul Fikr).

3) Manusia Indonesia

seutuhnya.

2. Karakter

Intelektual

4 - 5 1) Peserta

mentoring

mampu

menyebutkan

dan

mengaplikasik

an

11karakteristik

ilmuan

muslim sesuai

dengan dalil

1) Karakter intelek.

2) Tiga elemen Ulul

Albab.

Page 5: Modul Materi Lsp Pai 2013

MODUL LSP PAI 2013

Asistensi Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI) | LINGKAR STUDI PEKANAN (LSP)

4

yang shahih.

2) Peserta

mentoring

mampu

mendeskripsik

an

penyelesaikan

problem

dengan

pendekatan

karakter

intelektual

muslim secara

mandiri dan

lugas.

3) Peserta

mentoring

mampu

menyebutkan

3 elemen ulul

albab serta

dapat

mengaplikasik

an dalam

kehidupan

sehari-hari.

UJIAN TENGAH SEMESTER (UTS) Semester Ganjil

3 Makna

Syahadatain

6 - 10 1) Peserta

mentoring

mampu

memahami

pentingnya

syahadat

dalam

kehidupan

muslim.

2) Peserta

mentoring

mampu

memahami

bahwa

syahadat

merupakan

gerbang

1) Syahadatain

sebagai Asas

Aqidah dan

Syar’iyah.

2) Syarat-syarat

diterimanya

syahadah seorang

muslim.

3) Ahammiyatusy

Syahadatain

(pentingnya dua

kalimat

Syahadat).

4) Madlulusy –

Syahadatain

(Kandungan

Kalimat

Page 6: Modul Materi Lsp Pai 2013

MODUL LSP PAI 2013

Asistensi Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI) | LINGKAR STUDI PEKANAN (LSP)

5

pertama

seseorang

untuk masuk

Islam.

3) Peserta

mentoring

dapat

memahami

kandungan

makna dari

kata

“Syahadah”

berikut

konsekuensiny

a.

4) Peserta

mentoring

dapat

memahami

pengertian

iman dan

hubungannya

dengan

syahadat.

5) Peserta

mentoring

mampu

menyebutkan

sumber kata

“ilah” dan

pengertiannya.

Syahadat).

5) Ma’na Al-Ilah

(Makna kata

Tuhan).

UJIAN AKHIR SEMESTER (UAS) SEMESTER Ganjil

Page 7: Modul Materi Lsp Pai 2013

MODUL LSP PAI 2013

Asistensi Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI) | LINGKAR STUDI PEKANAN (LSP)

6

TABEL PENYEBARAN MATERI LSP PAI SEMESTER GENAP (T.A. 2013/2014)

No Tema Pekan

Pertemuan

Ke -

Tujuan

Instruksional

Materi

1 Mengenal

Allah

Sebagai Sang

Kreator

Agung.

1 - 3 1) Peserta

mentoring

mampu

memahami

pentingnya

ma’rifatullah

dalam

kehidupan

manusia.

2) Peserta

mentoring

mampu

memahami

bahwa

ma’rifatullah

dapat

menjadikannya

mencapai hasil

penambahan

iman dan taqwa.

3) Peserta

mentoring

mampu

memahami dan

mendeskripsikan

dengan bahasa

sendiri tentang

sunnatullah,

takdir, dan

keadilan Ilahi..

1) Ahammiyatu

Ma’rifatullah

(Pentingnya

Mengenal Allah.

2) Mengenal

Sunnatullah, Takdir

dan keadilan ilahi.

3) Mengembalikan

ilmu dalam

pangkuan iman.

2 Al- Ghazwu

Al-Fikri

4 - 5 1) Peserta

mentoring

mampu

memahami

pengertian

Ghazwul Fikri

dan ancaman

bahanya

terhadap kaum

1) Pengertian perang

pemikiran.

2) Tahapan perang

pemikiran.

Page 8: Modul Materi Lsp Pai 2013

MODUL LSP PAI 2013

Asistensi Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI) | LINGKAR STUDI PEKANAN (LSP)

7

muslimin.

2) Peserta

mentoring

mampu

memahami dan

menyebutkan

tahapan-tahapan

ghazwul Fikr

sepanjang

sejarah umat

Islam.

UTS (semester genap)

3 Pedoman

Hidup

6 – 7 1) Peserta

mentoring

mampu

memahami

dengan benar

bahwa Islam

adalah solusi

kehidupan.

2) Peserta

mentoring

termotivasi

untuk

mengembalikan

semua

permasalahan

yang

dihadapinya

kepada Islam

Minhajul Hayah

4 Islam sebagai

Akhlaq

8- 9

1) Peserta

mentoring

mampu

memahami

Islam sebagai

sistem akhlak

dan mampu

membedakannya

dengan sistem

moral yang lain.

2) Mampu

meninggalkan

akhlak yang

tercela dari

Al- Islamu Akhlaqan

Page 9: Modul Materi Lsp Pai 2013

MODUL LSP PAI 2013

Asistensi Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI) | LINGKAR STUDI PEKANAN (LSP)

8

kehidupannya.

3) Berusaha

menerapkan

akhlak karimah

sebagai

pancaran dari

keimanannya

kepada Allah

dan Rasul-Nya.

5 Menjadi

Mentor itu

Mudah

10 1) Peserta

mentoring

termotivasi

untuk

mengamalkan

ilmu sebagai

mentor untuk

program

mentoring pada

tahun depan.

1) Untungnya menjadi

mentor.

2) Status Mentor.

3) Menghalau

Keraguan

UJIAN AKHIR SEMESTER (UAS)

Page 10: Modul Materi Lsp Pai 2013

MODUL LSP PAI 2013

Asistensi Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI) | LINGKAR STUDI PEKANAN (LSP)

9

Perangkat mentoring :

1. Mabit

Mabit (malam bina iman taqwa) adalah salah satu program LSP PAI Untirta

yang dikhususkan untuk peserta putra guna meningkatkan kualitas diri pada

malam hari. Agenda mabit ini dilaksanakan minimal 1 kali dalam satu

semester.

2. Hafalan Qur’an.

Hafalan Qur’an ini merupakan program pembinaan secara intensif kepada

seluruh peserta mentoring dengan surat-surat tertentu yang sudah disepakati,

serta pada setiap pekannya di murojaah oleh pementor atau lainnya.

3. Kajian Islam

Kajian Islam merupakan program suplemen bagi peserta mentoring seperti

kuliah dhuha dan sebagainya untuk menambah wawasan serta pengetahuan

yang luas bagi peserta.

4. Bengkel mengaji/Dauroh Tahsinul Qur’an.

Bengkel mengaji ini merupakan program suplemen yang diberikan kepada

peserta mentoring untuk memperbaiki bacaan Qur’an.

5. Sertifikasi

Sertifikasi adalah program khusus yang diberikan kepada peserta yang sudah

lolos standar kualitas minimal serta bermotivasi tinggi untuk bergabung pada

keluarga besar asistensi dosen PAI untira.

Page 11: Modul Materi Lsp Pai 2013

MODUL LSP PAI 2013

Asistensi Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI) | LINGKAR STUDI PEKANAN (LSP)

10

SELAYANG PANDANG MENTORING

Petujuk teknis pembinaan mentoring

1 Setiap peserta program tutorial adalah peserta pembinaan tutoring pada

program lembaga tutorial

2 Tutor adalah pementor yang diangkat oleh prngurus program tutorial yaitu

LSP PAI UNTIRTA dan yang sebelumnya telah mengikuti seleksi, dan

bertugas selama satu semester/tahun. Jika ada yang menyebabkan tutor

berhalangan hadir maka wajib memberikan berita yang jelas kepada

penanggung jawab program.

3 Setiap Tutor wajib mengikuti pembinaan tutor 2-3 pekan sekali dan wajib

mengisi pemnbinaan/mentoring dalam waktu sepekan sekali.

Alas an-alasan yang diperbolehkan untuk tidak mengikuti pembinaan tutor

dan atau tidak mengisi mentoring:

a. Sakit dengan memberikan keterangan

b. Ujian kuliah dengan memberikan keterangan

c. Kegiatan perkuliahan yang tidak bisa ditinggalkan dengan

melampirkan surat keterangan.

d. Ada saudar dekat yang meninggal/menikah.

e. Pelatihan/kursus penting yang bukan merupakan kursus rutin.

4 Susunan acara mentoring

a. Persiapan /pembukaan

b. Memaca alquran min 3 ayat secara bergantian dan max 1 halaman.

c. Evaluasi Mutabaah yaumi & Infaq kelompok

d. Ice breaking (game ringan pencair suasana)

e. Penyampaian materi

f. Evaluasi materi

g. Sharing dan curhat permasalahan adik-adik tutor

h. Peutup

Page 12: Modul Materi Lsp Pai 2013

MODUL LSP PAI 2013

Asistensi Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI) | LINGKAR STUDI PEKANAN (LSP)

11

5 Seluruh berkas (absensi, berita acara mentoring dan hasil evaluasi)

diserahkan kepada penanggaung jawab atau pengurus LSP PAI tingkat

JURUSAN-FAUKULTAS-UNIVERSITAS

6 Setiap semester peserta pembinaan wajib mengikuti evaluasi setiap

semester dan berhak menerima laporan pembinaanya setelah evaluasi

selesai dilaksanakan.

Persiapan tutor dalam pembinaan mentoring

Seorang tutor yang amanah hendaknya mempersiapkan diri sebelum menyampaikan

suatu materi, walaupun ia telah menyampaikan materi berulang-ulang. Ada beberap

hal yang hendak disiapkan ole mentor sebelum memberikan materi adalah :

1. Mengkondisikan ruhiyah agar selalu dalam bingkai keikhlasan & siap

menunaikan amanah dari Allah swt.

2. Membaca dan Memahami tujuan penyampaian materi, pokok bahasan,

metode dan media.

3. Membaca buku referensi. minimal sekali membaca ayat-ayat Al-Qur'an yang

terkait, untuk materi Dasar Keislaman.

4. Mempelajari metode penyampaian materi dan menyiapkan media yang

dibutuhkan.

5. Peka terhadap setiap kondisi adik tutor dan memberikan solusi dari

permasalahannya.

6. Mempelajari konisi peserta tutorial dan melakuakan penyesuaian-penyesuain

yang diperluakan.

7. Menguasai proses penyampaian materi sehingga penyampaian materi dapat

berjalan dengan lancer

Page 13: Modul Materi Lsp Pai 2013

MODUL LSP PAI 2013

Asistensi Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI) | LINGKAR STUDI PEKANAN (LSP)

12

Untuk Para Tutor /Mentor

MEMAHAMI SOSOK, TUGAS DAN BEKAL SEORANG DA’I=TUTOR

Sosok da’i bukanlah orang sembarangan yang bisa diorbit sebagaimana bisa

mengorbitkan sarjana akademis. Da’i adalah sosok manusia yang memiliki

seperangkat hiasan pribadi yang spesifik, memiliki shibghoh Islami dalam segala

aspeknya. Berikut ini kita akan paparkan seputar perangkatperangkat da’i sebagai

sosok manusia yang spesifik.

1. KRITERIA RUHIYAH

Kekuatan ruh merupakan prinsip dalam kepribadian seorang da’i yang tanpa

kekuatan ini seorang da’i ibarat jasad tanpa ruh, begitu pula pada umumnya manusia.

Kekuatan ruh lahir dari aktivitas ruhiyah yang dilakukan oleh seseorang. Sentral

aktivitas ruhiyah adalah ibadah ilallah. Dengan ibadah ruh menjadi kuat, hati

terkendali, hati tertundukkan dan praktis tergiring untuk menyerah dalam pangkuan

Islam secara kaffah. Adapun aktivitas ruhiyah pemacu ruh da’i adalah :

1. Beribadah dengan benar, faham apa yang dibaca, dan merasakan bahwa

dirinya sedang bermunajat dan bermuwajahah dengan Rabbnya.

2. Memelihara sholat-sholat wajib dan sunnat.

3. Memelihara keaktifan sholat jama’ah terutama sholat fajr, (QS 17:78)

4. Mendawamkan sholat malam beberapa rakaat semaksimal mungkin.

5. Menjaga amal-amal ibadah yang sunnat.

6. Tilawatil Qur’an dengan tadabbur, tafahum, secara kontinu.

7. Menjaga wirid-wirid dan dzikir-dzikir ma’surat.

8. Senantiasa merendahkan diri (tawadhu’, khudhu’) kepada Allah dengan

berdo’a. Karena do’a intinya ibadah.

Inilah keharusan bekal yang harus dimiliki sosok seorang da’i. Keberhasilan

dalam mengarungi samudra da’wah akan ditentukan oleh bekal ruhiyah ini. Bekal ini

ibaratkan bahan bakar bagi mesin. Laksana pondasi bagi suatu bangunan , bak akar

bagi tegaknya pohon.

Page 14: Modul Materi Lsp Pai 2013

MODUL LSP PAI 2013

Asistensi Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI) | LINGKAR STUDI PEKANAN (LSP)

13

2. KRITERIA AKHLAQ

Pada prinsipnya apa yang Allah syari’atkan bertujuan untuk melahirkan

prilaku (akhlaq) pribadi dan sosial. Hal ini sesuai dengan misi utama kerasulan

Muhammad saw. Sebagai penyempurna akhlaq dan menadi rahmat untuk semesta

alam. Oleh sebab itu suluk, amalan dan pola hidup seorang da’i harus sesuai dengan

syareat dan perintah Allah.

Adapun keharusan yang mesti diwujudkan dan harus menjadi kepribadian

seorang da’i adalah sebagai berikut ,

1. Beradab dan berakhlaq Islami, meliputi:

a. Rendah hati (iffah ) dan mendahulukan kepentingan orang lain .

Seorang da’i harus bisa bersikap rendah hati dalam segala hal agar dapat

dihargai oleh orang lain, mampu menyampaikan yang harus disampaikan. da’i

juga harus bisa mendahulukan kepentingan umum daripada dirinya sendiri.

b. Bersikap toleransi dan berwawasan luas.

Da’i dituntut untuk memiliki sifat ini, suka memaafkan dan mengutamakan

cinta kasih diantara manusia, tidak egois dan mau menang sendiri. Da’i juga

harus memiliki jangkauan kedepan, tajam analisa tentang sasaran dan tujuan

hingga mampu menyingkirkan kendala penghalang, (QS 33:48)

c. Seorang da’i harus memiliki sikap benar, berani, rela berkorban, satria, zuhud,

penyayang dan muamalah yang baik. Akhlaq ini semua akan mampu

membuka hati manusia apabila dilaksanakan oleh para da’i.

2. Menjauhi hal-hal yang haram.

Dengan menjauhi hal-hal yang haram akan memancarkan nur Rabbani di dalam

hatinya serta akan terlepas dari hawa nafsu, (QS 83:14 ) Orang yang tidak bisa

mewujudkan hal tersebut tidak berhak berdiri di shof da’i.

3. Qudwah (contoh amaliyah nyata ).

Semaksimal mungkin da’i harus mampu menjadikan dirinya sebagai gambar

hidup dari apa yang di da’wahkan (Al-Qur’an) sebab da’wah bil hal lebih kuat

pengaruhnya dibanding da’wah dengan konsep.

4. Siap berkorban.

Page 15: Modul Materi Lsp Pai 2013

MODUL LSP PAI 2013

Asistensi Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI) | LINGKAR STUDI PEKANAN (LSP)

14

Seorang da’i berfungsi sebagai sopir manusia. Ia harus tampil pertama dalam

segala hal sebagi tauladan, dalam berkorban, berkorban waktu, harta untuk

tegaknya kebenaran. Begitu pula berkorban untuk mencegah segala kemungkinan

yang akan menyebabkan kemungkinankemungkinan negatif dalam Islam.

5. Bertanggung jawab.

Seorang da’i harus berfikir tentang kewajiban dan ruang lingkup tanggung

jawabnya sehingga mampu membimbing ummat kepada amaliah Islamiyah.

3. KRITERIA PEMIKIRAN

Pemikiran seorang da’i adalah hal yang daruri, mutlak dituntut. Bagaimana

tidak, seorang da’i sebagai transformer Islam kepada mad’unya. seorang da’i yang

tidak memiliki pemikiran atau hujjah yang kuat serta penalaran yang memadai tidak

mungkin dapat diterima oleh mad’unya. Lebih dari itu Islam sebagai bahan yang

dida’wahkan sedangkan Islam sendiri itu adalah aqo’id, dan pemikiran, prinsip-

prinsip serta hukum yang semuanya itu menuntut kemampuan seorang da’i di dalam

mengemukakan nalar dan hujjahnya secara tepat dan mantap. Mampu menjelaskan

bahwa Islam itu adalah dien yang benar dan sempurna pembawa rahmat dan

kedamaian dunia akhirat. Maka untuk itu da’i harus memperhatikan hal-hal berikut

ini:

� Kejelasan konsep/fikroh da’wah yang diserukan.

Da’i dituntut agar fikroh dan da’wahnya benar-benar mantap dan jelas baik

yang bersangkutan dengan ruhiyah, akhlaq, sosial, ekonomi, politik. Terlebih-lebih

hal-hal ynag bersifat mendasar seperti masalah aqo’id dan hal semacamnya. Da’i

harus berusaha untuk menguasainya. Jika tidak maka maka da’i tidak mampu

membawa ummat kepada saasaran yang dikehendaki da’wah itu sendiri.

� Faham dan menguasai misi dan fikroh yang dibawanya.

Tidak boleh tidak bahwa seorang da’i harus memiliki pemahaman plus dari

mad’unya, oleh karena itu ia dituntut bisa menguasai pemahaman ‘ulumuddin yang

Page 16: Modul Materi Lsp Pai 2013

MODUL LSP PAI 2013

Asistensi Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI) | LINGKAR STUDI PEKANAN (LSP)

15

cukup dalam berbagai seginya. Perkaranya bagaimana mungkin orang yang tidak

mempunyai sesuatu, bisa memberikan sesuatu. Orang jahil bisa mengajarkan ilmu,

orang yang tidak faham memahamkan orang lain, suatu hal yang mustahil secara

logika.

� Mempunyai wawasan Islam yang luas.

Lebih jauh dari yang dijelaskan di atas seorang da’i tidak cukup hanya dengan

faham atau menguasai saja. Ia dituntut memiliki wawasan ilmiyah Islamiyah yang

luas (tsaqofah Islamiyah). Mengetahui berbagai perisrtiwa dan kejadian penting,

pasang surutnya pergolakan sosial, politik dalam dan luar negeri, berbagai

ketimpangan atau macam macam aliran yang berkembang. Hal itu semuanya bisa

diketahui tentang latar belakang atau sebab musababnya.

Berangkat dari sini maka untuk da’i masa kini sangat perlu sekali mempelajari

hal-hal sebagai berikut :

1. Kenyataan yang terjadi dalm dunia Islam.

Untuk mengetahui tentang krisis geografi, ekonomi, politik, penyebaran

penduduk, sebabseebab keterbelakangan dan perpecahannya serta berbagai

macam problemanya.

2. Kekuatan musuh yang menentang, khususnya adalah kekuatan Yahudi

internasional, komunis, dan Salib internasional.

3. Adanya agama-agama yang sezaman dengan Yahudi, Masehi dan Budha.

4. Adanya berbagai jenis anutan politik seperti komunis, materialis, kapitalis,

demokrasi dan diktator yang berbeda konsep dan pelaksanaannya

5. Munculnya gerakan gerakan yang bersifat lokal maupun internasional yang

berbau politik, baik yang secara parsial maupun integral, hal ini dipelajari di

dunia Islam.

6. Krisis pemikiran yang fundamental. Yakni bercokolnya sekulerisme di dunia

Islam semacam liberalisme dan nasionalisme.

7. Fikroh-fikroh yang saling bertikai dan berpecah belah. Seperti yang paling

santer adalah Al Bahaiyah dan Al Qodiyaniyah.

8. Kenyataan lingkungan sekitar (sosiologi).

Page 17: Modul Materi Lsp Pai 2013

MODUL LSP PAI 2013

Asistensi Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI) | LINGKAR STUDI PEKANAN (LSP)

16

Da’i dituntut untuk mengenal dan mempelajari alam dan lingkungan

sekitarnya dimana ia tinggal atau berda’wah. Mengenal adat istiadat, sosila

ekonomi, mata pencaharian, budaya dan lain sebagainya. Hal in dimaksudkan

untuk bisa menyampaikan da’wah sesuai dengan kondisi masyarakatnya.

4. KONTINUITAS DALAM BELAJAR

Kriteria in sangat penting sekali bagi seorang da’i. Tanpa belajar yang

kontinyu ia akan terlindas zaman yang ia tapaki, akan ketinggalan kereta dalam

informasi dan pengetahuan. Maka idealnya seorang da’i mempunyai perpustakaan

pribadi di rumahnya, tekun membaca dan menelaah kitab yang baru atau lama. Tekun

mencari berbagai informasi dan pengetahuan baru. Dengan usaha seperti ini maka

da’I akan mampu berda’wah dengan materi yang aktual dan up to date. Mampu

membawa misi risalah dengan tepat dan dapat diterima, logis dan luwes.

Referensi : Abu I’dad, Agenda Da’wah: Langkah-langkah Da’wah Manhaji

Page 18: Modul Materi Lsp Pai 2013

MODUL LSP PAI 2013

Asistensi Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI) | LINGKAR STUDI PEKANAN (LSP)

17

PROFILE TUTOR

Pementor/Tutor LSP

Pementor/Tutor adalah mahsiswa yang sudah diakui oleh Pengurus LSP.

Dalam aktivitas mentoring, peran seorang tutor jauh lebih luas dari pada

seorang guru, seorang tuto tidak hanya dituntut dapat menyampaikan materi dengan

baiktetapi juga dituntut untuk dapat mewariskan nilai-nilai Rabbani kepada tutte.

Inilah beberapa hal yang selayaknya dimiliki oleh seorang tutor Ketika

melakukan proes tutorial dan dakwah islam:

1. Seorang Pementor/Tutor ibarat orang tua bagi putra putrinya,

2. Seorang Pementor/Tutor ibarat syeikh bagi murid-muridnya,

3. Seorang Pementor/Tutor r ibarat ustadz bagi para santri-santrinya,

4. Seorang Pementor/Tutor ibarat pemimpin bagi kelompoknya,

5. Seorang Pementor/Tutor ibrat kakak bagi adik-adiknya

6. Seorang Pementor/Tutor ibarat sahabat dan teman baik bagi teman-

temannya/mente-mentenya.

Tata tertib tutor

Kewijiban :

a. Niat karena Allah Swt / Siap berkorban (harta, jiwa, raga dan waktu)

b. Melakukan mentoring dg mentee seminggu sekali

c. Menghadiri pertemuan pementor 2-3 pekan sekali.

d. Siap dilibatkan dalam agenda2 LSP

e. Wajib mengisi absensi Kehadiran setiap akan mentoring dan pertemuan

pementor

f. Membangun pandangan bahwa kita (pengurus, pementor dan mente) serta

dosen PAI adalah Keluarga Besar LSP dan memotivasi mentee agar

aktif menghidupkan dan membangun LSP dengan aktiv mentoring dan

menghidupkan usaha LSP.

g. Menjaga kekeluargaan dan ukhuwah sesame pementor, mente, pengurus

dan dosen PAI/ meneberkan kebaikan kepada seluruh mahsiswa.

h. Siap meneruskan generasi LSP PAI selanjutnya.

Page 19: Modul Materi Lsp Pai 2013

MODUL LSP PAI 2013

Asistensi Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI) | LINGKAR STUDI PEKANAN (LSP)

18

Hak :

a. Mendapatkan fasilitas penunjang mentoring

b. Mendapatkan sertifikat

c. Memperoleh pelatihan2 pengembangan mentor

Sanksi :

a. Bagi yang melanggar akan Terkena point pelanggaran dan mendapatkan

surat peringatan (1 = menegur, 2 = memanggil/tabayun, 3 = ambil

keputusan mau jadi mentor atau tidak)

b. Mengurangi biaya pengabdian

Tutor baik adalah tutor yang :

a. Meluruskan niat, memaksimalkan ikhtiar, ikhlas, istuqomah dan bersikap

cerdas serta memiliki semangat jihad yang tinggi.

b. Memulai setiap kegiatan dengan membaca basmalah.

c. Menjauhi perbuatan yang sia-sia seperti merokok,

d. Berpakaian sesuai syariat,

e. Hadir dalam setiap pertemuan mentoring dan pembinaan tutor,

f. Mengisi daftar hadir

g. Memahami dan menguasu materi

h. Menjadi uswah yang baik bagi mentee

i. Mangarahkan kebaikan kapada mentee

j. Menjadik kakak sekaligus pembimbing kepada mentee

k. Memberikan nasehat yang membangun kapada sesama tutor dan pengurus,

l. Memberikan penilaian yang obyekrif,

m. Menyerahkan form penilaian etpat waktu,

n. Tutor brthak mendapatkan pembimaan,

o. Tutor yang baik beriman dan bertaqwa menjalani tugasnya dengan penuh

tanggung jawab kepada allah swt,

Page 20: Modul Materi Lsp Pai 2013

MODUL LSP PAI 2013

Asistensi Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI) | LINGKAR STUDI PEKANAN (LSP)

19

Sistem perizinan tutor

1. Mengisi format izin tutor yang telah tersedia di sekretariat paling lama dua

hari sebelum mentoring dan mencarikan pengganti,

2. Jika tidak memungkinkan, periziznan dapat melalui sms, telepon, ataupun

pesan lainnya,

3. Kehadiran tanpa alasan/keterangan; satu kali mendapatkan teguran, dua kali

mendapatkan surat panggilan, ketiga kali akan diberhentikan.

Page 21: Modul Materi Lsp Pai 2013

MODUL LSP PAI 2013

Asistensi Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI) | LINGKAR STUDI PEKANAN (LSP)

20

Kiat jitu Mentoring Produktif dan

Dinamis

Yang perlu dilakukan:

1. Siapkan diri kita, mulailah dengan niat yang ikhlas, usahakan untuk

mengembalikan semua urusan karena allah swt,

2. Doa. Ketika kita yakin dengan kekuatan doa, mak apapun akan menjadi

sesuati yang dahstat,

3. Siapkan ruhiyah kita, isi hari-hari kita dengan salat malam, tilawah dan ibadah

lainnya,

4. Siapkan amunisi dengan banyak membaca reference,

5. Perhatikan penampilan kita,

6. Berikan perhatian yang positif kepada setiap mentee,

7. cobalah membuat program sms dengan mentee, sms tidak perlu formal tapu

ringan misalkan bertanya tentang kabar dan memberikan semangat dll.

8. jangan segan-segan silaturahm kepada mentee, adakan pertemuan diluar

mentoring secara personal atau kelompok.

9. Sering2lah mengevaluasi apa yang kita lakukan.

Seni membina hubungan

1. Mengendalikan tindakan orang lain :

2. Menciptakan kesan yang baik : jgn berbuat hal yang negatif

3. Mengkritik orang tanpa menyakiti hatinya:

4. Menarik orang lain dengan “triple PPA:

1. Penerimaan (dengan menerima apa adanya, kita memberikan kekuatan

untuk mengubah diri mereka sendiri

2. Persetujuan, (buat aturan dan sanksi yang disepakati sebagai bentuk

komitmen bersama)

Page 22: Modul Materi Lsp Pai 2013

MODUL LSP PAI 2013

Asistensi Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI) | LINGKAR STUDI PEKANAN (LSP)

21

3. Apresiasi, (memberikan penghargaan, karena betapa berharganya orang

lain)

5. Belajar komunikasi secara efektife :

6. Seni mendengarkan orang lain :

7. Pentingnya membuat orang lain merasa penting :

8. Mebuat orang sependapat ;

9. Memberi pujian

Page 23: Modul Materi Lsp Pai 2013

MODUL LSP PAI 2013

Asistensi Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI) | LINGKAR STUDI PEKANAN (LSP)

22

Urgensi Mentoring

� Pertemuan ke 1 - 3

Tujuan :

1. Memahami tentang hakikat manusia, tujuan, dan makna kehidupan.

2. Memahami tentang urgensi mentoring sebagai usaha mengembangkan potensi

diri, minat, bakat, keilmuan, wawasan & kualitas hidupnya.

Jati Diri Manusia

Kewajiban setiap manusia adalah mengenal Allah dan mengenal siapa dirinya.

Mahasiswa didorong untuk melakukan instropeksi diri dengan menjawab pertanyaan

: siapakah Aku? Dari mana dan mau ke mana seluruh hidup ini didedikasikan?

Ketika diajukan pertanyaan siapakah Aku? Sebagian mahasiswa menyebut

namanya. Misalnya, Aku Irfan Alifahmi! Beberapa mahasiswa lain dengan percaya

diri menjawab: “Aku adalah manusia!” jawaban ini dapat menjadi alat untuk

menggali pengetahuan mahasiswa lebih mendalam dengan mengajukan pertanyaan:

Apa itu manusia? Apa yang membedakan manusia dengan mahluk lainnya?

Mahasiswa menjawab dari banyak perspektif. Manusia bukan tanaman dan

pepohonan yang tumbuh berkembang tanpa gerak dinamis. Manusia juga bukan

binatang yang bergerak tanpa nalar. Dari berbagai sudt pandang yang digunakan kita

dapat simpulkan bahwa manusia adalah ruh yang berjalinkelindan dengan jasad. Dan,

ia meruakan entitas berpikir. Tanpa ruh, manusia mati! Mati dipahami secara umum

sebagai keluarnya ruh dan jasad. Sebaliknya, kehidupan terjadi ketika ruh “dititipkan”

Allah ke dalam jasad ketika manusia berada pada fase janin dalam kandungan.

Selanjutnya manusia tumbuh berkembang menjadi manusia dewasa dipengaruhi oleh

proses biologis (jasad), proses kognitif (akal pikiran) dan proses sosial emosional.

Page 24: Modul Materi Lsp Pai 2013

MODUL LSP PAI 2013

Asistensi Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI) | LINGKAR STUDI PEKANAN (LSP)

23

Mai bersama untuk membaca dan merenungkan makna al-Qur’an surat As-

Sajadah ayat 7 (tujuh) samapai 9 (Sembilan) tentang asal-usul manusia. Allah

memulai penciptaan menuasia dari tanah. Kemudian Dia menjadikan ketrununanya

dari sari pati air yang hina. Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke

dalamnya roh (ciptaan)-Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran,

penglihatan dan hati; (tetapi) kamu sedikit bersyukur.

Ayat di atas, menguraikan dengan jelas bahawa manusia terdiri dari unsure

jiwa, hati pikiran, apnca indera dan tubuh. Kemudian ditutp dengan kalimat yang

menyentak hati dan pikiran kita: “kamu sedikit sekali bersyukur”. Mahasiswa diajak

melakukan refleksi, dengan mengajukan pertanyaan: “apa maksud kalimat tersebut?”

Menjawab pertanyaan ini, kita mengajak manusia mengaitkannya dengan

hikmah yang diajarkan Allah kepada Lukman Al-Hakim, dalam surat Lukman ayat

12 :”sesunggunya telah kami berikan hikmat kepada lukman, yaitu: Bersyukurlah

kepada Allah. Barangsiapa bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya ia

bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barangsiapa tidak bersyukur, maka

sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji”. Intinya bahwa syukur adalah

kunci kesuksesan seseorang. Syukur berarti menjaga, memelihara, dan memanfaatkan

segala nikmat yang Allah berikan untuk peningkatan kualitas hidup diri, keluarga,

dan masyarakatnya dalam rangka beribadah kepada Allah.

Dalam tataran praktis, sikap syukur tercermin dalam perilaku manusia untuk

memenuhi kebutuhan dirinya secara adil. Memenuhi kebutuhan jiwa, hati, pikiran,

dan tubuhnya secara seimbang, tanpa mengurangi atau melebihkan. Dan, menjauhkan

diri dari hal-hal yang berpotensi merusak dan menghancurkan jiwa, hati pikiran, dan

tubuh itu. Kebanyakan manusia tidak bersukur, sehingga menjadi sakit, ragu, cemas,

dan merugi.

Selanjutnya, kita menggali pengetahuan peserta mentoring lebih dalam lagi,

tentang Apa kebutuhan kita? Dan, apakah kita sudah menyediakannya secara cukup

dan seimbang?

Page 25: Modul Materi Lsp Pai 2013

MODUL LSP PAI 2013

Asistensi Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI) | LINGKAR STUDI PEKANAN (LSP)

24

Kita mulai dari kebutuhan tubuh kita. Tubuh membutuhkan oksigen, nutrisi

berupa makanan yang halal dan toyyib, olahraga, dan istirahat. Sedangkan jiwa kita,

ruhani kita, membutuhkan arah, tujuan dan makna dalam hidup. Kebutuhan roh dan

tubuh atau jiwa dan raga itu haru dipenuhi setiap hari secara adil. Apa yang terjadi,

jika tubuh tidak memperoleh asupan gizi? Sakit! Demikian juga roh yang tidak

memperoleh nutrisi zikrullah, apa jadinya? Gelisah, cemas, dan kehilangan arah.

Bukankah Allah sudah menegaskan dalam al-Qur’an surat Ar-Rod ayat 28: Ingatlah

hanya dengan berzikir kepada Allah hati menjadi tenang!.

Dalam ilustrasi ideal di bulan ramadhan. Setiap muslim pada seeparoh atau

sepertiga malam, berwudhu lalu melaksanakan sholat malam. Kemudian membaca

al-Qur’an secara tartil. Membaca vberarti merenungkan dan menghayati makna

bacaan, sehingga nilai-nilai terinternalisasi dalam jiwa, menjai bagian dari perilaku,

dan menjadi panduan yang memberi arah dalam menjalani hidup. Melaksanakan

sholat tahajud dan tadarus al-Qur’an dengan harapan memperolah puncak kehormatan

(moma mahmuda). Inilah cita-cita setiap penggiat dan oencari ketenangan spiritual.

Allah menciptakan malam untuk taqorrub kepada Allah SWT

dalamkeheningan dengan khusuy’. Di malam hari, ketika kebanyakan orang tertidur

nyenyak, insane pilihan – yang dikenal dengan insane rabbani – terjaga seraya

bermunajat dan berdoa penuh harap untuk memperolah pertolongan dan perlindungan

Allah, sehingga bebas dari cengkraman tipu daya setan dan rayuan dunia. Mereka

berdoa dengan linangan air mata karena takut dan khawatir doa, harapan, dan

tobatnya tidak diterima oleh Allah Ta’ala. Sebaliknya, di siang hari – sesudah sholat

subuh tidak tidur lagi – mereka terkenal sebagai pribadi yang disiplin, bekerja keras,

tangguh dan pantang menyerah dalam melakukan usaha: mencari harta yang halal dan

memberi manfaat bagi sesame.

Allah mengajarkan ilmu melalui alam yang terbentang luas. Manusia belajar

dengan mengamati seluruh ciptaan Allah. Kemduian, namusia melalkukan

serangkaian percobaan dan menjadi peniru kreatif. Temuan ini dibahas melalui dialog

Page 26: Modul Materi Lsp Pai 2013

MODUL LSP PAI 2013

Asistensi Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI) | LINGKAR STUDI PEKANAN (LSP)

25

dan diskusi yang produktif dengan berbagai pihak, sehingga terjadi pertukaran

informasi, ide, dan gagasan. Melalui kegiatan curah gagasan ini, belajar berarti

berpikir sintesis. Belajar berarti melakukan kombinasi dan menciptakan ide, gagasa,

atau produk baru. Selanjutnya, belajar adalah peniruan terhadap karya tuhan yang

diajarkan oleh guru atau orang yang ahli. Demikian seterusnya, sehingga peradaban

manusia diterangi oleh cahaya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. dan,

peradaban manusia kembali membatu, ketika perpustakaan diberhangus, buku

diberedel, dan tradisi baca mati.

Apakah orang-orang cerdas yang intelek dijamin sukses? Tidak ! tubuh harus

sehat dan cakap: mahir dan tangkas. Namun itu saja tidak cukup. Allah engajarkan

bahwa jika kita mengalami kesulitann dan tantangan yang berat, maka minta

tolonglah dengan sabar dan sholat (Qs. Al-Baqoroh : 45). Karakter orang sukses

adalah tekun – orang yang tahu diri, pandai mengendalikan diri, dan sanggup

menjaga motivasi dan komitmen sehingga pantang menyerah. Di sisi lain, Allah juga

mengajarkan bahwa kemakmuran adalah milik orang-orang yang bersyukur – orang

yang memilik empati terhadap orang lai (rajin sodakoh) dan membangun persahabatn

(rajin silaturahim) inilah inti dari kecerdasan emosi dan kecerdasan adversitas.

Ilustrasi tentang empati dan kecerdasan sosial apat digambarkan dengan jelas

pada saat menjelang berbuka puasa ramadhan. Orang-orang berkumpul di Masjid dan

mereka berbondong-bondong menyajikan makanan untuk berbuka puasa (ifthor).

Orang-orang kaya memberi kasih saying dan berbagi makanan untuk orang miskin

dan anak yatim. Magrib itu suasana persaudaraan seiman sangat erasa. Ukhuwah

bukan lagi wacana! Puasa melahirkan rasa empati dengan bersodakoh dan

membangun jaringan silaturahim. Hal ini diteruskan dengan kewajiban membayar

zzakat fitrah di akhir bulan Ramadhan, awal buan syawwal.

Menjadi cerdas, cakap, mandiri dan berakhlak mulia membutuhkan proses.

Karena itulah maka kita harus menjaga sholat dan tadarus al-Qur’an kita setiap hari.

Membiasakan puasa diluar Ramadhan, antara lain: puasa senindan kamis, puasa

Page 27: Modul Materi Lsp Pai 2013

MODUL LSP PAI 2013

Asistensi Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI) | LINGKAR STUDI PEKANAN (LSP)

26

ayyamul bydh(setiap pertengahan bulan Hijriah: tanggal 13, 14, 15). Dan, melatih

otot dan ketangngkasan kita dengan berolahraga setiap hari. Proses itu kita lakukan

dengan meminta pertolongan Allah. Menyadari itu semua, kita ajarkan memanjatkan

doa berikt.

“Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kegelisahan dan

kesedihandan akuberlindung kepadaMu dari kelemahan dan kemalasan, dan aku

berlindung kepadaMu dari sifat pengecut dan bakhil, dan aku berlindung kepada-Mu

dari beban hutang dan kesewenang-wenangan orang lain”

Page 28: Modul Materi Lsp Pai 2013

MODUL LSP PAI 2013

Asistensi Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI) | LINGKAR STUDI PEKANAN (LSP)

27

KARAKTERISTIK INTELEKTUAL

MUSLIM (ULUL ALBAB)

� Pertemuan ke 4 – 5

Tujuan Intruksional :

1. Peserta mentoring mampu menyebutkan dan mengaplikasikan 11 karakter

ilmuan muslim sesuai dengan dalil yang shahih.

2. Peserta mentoring mampu mendeskripsikan penyelesaian problem dengan

pendekatan karakter intelektual muslim secara mandiri dan lugas.

3. Peserta mentoring mampu menyebutkan

Ulul Albab ?

Ulul Albab adalah istilah khusus yang dipakai al-Qur’an untuk menyebut

sekelompok manusia pilihan semacam intelektual. Ulul-albab disebut enambelas kali

dalam Al-Qur’an. Menurut Al-Qur’an, ulul albab adalah sekelompok manusia

tertentu yang diberi keistimewaan oleh Allah SWT. Di antara keistimewaannya ialah

mereka diberi hikmah, kebijaksanaan, dan pengetahuan, disamping pengetahuan yang

diperoleh mereka secara empiris.

“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan

siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal. (yaitu) orang-orang

yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan

mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata) : “ Ya

Tuhan Kami, Tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha suci Engkau,

Maka peliharalah Kami dari siksa neraka{QS. Ali Imran : 190-191}.

Page 29: Modul Materi Lsp Pai 2013

MODUL LSP PAI 2013

Asistensi Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI) | LINGKAR STUDI PEKANAN (LSP)

28

“Allah memberikan hikmah kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barang siapa

yang diberi hikmah, sungguh telah diberi kebajikan yang banyak. Dan tak ada yang

dapat mengambil pelajaran kecuali ulul-albab “ (QS. Al Baqoroh : 269 )

Disebutkan pula dalam Al-Qur’an bahwa : “Mereka adalah orang yang bisa

mengambil pelajaran dari sejarah umat manusia.” (QS. Yusuf : 111). Dipelajarinya

sejarah berbagai bangsa, kemudian disimpulkannya satu pelarajan yang bermanfaat,

yang dapat dijadikan penunjuk dalam mengambil keputusan didalam kehidupan ini.

Ulul-Albab dalam istilah lain dalam bahasa Indonesia , yaitu sarjana,

ilmuwan, intelektual. Masing-masing dari istilah tersebut mempunyai definisi

tersendiri berikut dengan peran dan fungsinya dalam masyarakat. Sarjana lebih

dikenal sebagai orang yang lulus dari perguruan tinggi dengan menggandeng gelar

sesuai dengan jurusan yang ia tekuni. Ilmuwan ialah orang yang mendalami ilmunya,

kemudian mengembangkan ilmunya, baik dengan pengamatan maupun analisisnya

sendiri. Sedangkan kaum intelektual bukanlah sarjana yang hanya menunjukkan

kelompok orang yang sudah melewati pendidikan tinggi dan memperoleh gelar

sarjana. Mereka juga bukan sekedar ilmuwan yang mendalami dan mengembangkan

ilmu dengan penalaran dan penelitian. Mereka adalah kelompok yang terpanggil

untuk memperbaiki masyarakatnya, menangkap aspirasi mereka, merumuskannya

dalam bahasa yang dapat dipahami setiap orang, menawarkan strategi dan alternative

pemecahan masalah. Dr. Ali Syari’ati menyebut golongan intelektual sebagai

manusia-manusia yang tercerahkan. Mereka adalah individu-individu yang

merasakan tanggung jawab social dan mempunyai misi social.

Didalam masyarakat Islam, seorang intelektual bukan saja seorang yang

memahami sejarah bangsanya, dan sanggup melahirkan gagasan-gagasan analitis dan

normative yang cemerlang, melainkan juga menguasai sejarah Islam – seorang

Islamologis. Sampai disini, tampaknya seorang ulul-albab tak jauh berbeda dengan

seorang intelektual; ini jika dilihat dari karakter ulul albab sebagai individu-individu

yang bersungguh-sungguh dalam mempelajarinya ilmu, mau mempertahankan

Page 30: Modul Materi Lsp Pai 2013

MODUL LSP PAI 2013

Asistensi Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI) | LINGKAR STUDI PEKANAN (LSP)

29

keyakinannya, dan merasa terpanggil untuk memperbaiki masyarakatnya. Di dalam

sifat ulul-albab berpadu sifat-sifat ilmuwan, sifat-sifat intelektual, dan sifat orang

yang dekat dengan Allah SWT. Untuk itu islam mengharapkan dari generasi ke

generasi, lahir individu-individu berkarakter ulul albab yang mampu menciptakan

lompatan-lompatan besar, yang pada gilirannya, menjadi batu loncatan bagi

timbulnya peradaban, kebudayaan dan manusia-manusia yang dinamis dan kreatif.

Seorang ilmuwan yang muslim (cendekiawan muslim/intelektual Islam)

haruslah memiliki karakteristik sebagai berikut:

1. Bersungguh-sungguh belajar (QS 3/7). Seseorang muslim sangat menyadari akan

hakikat semua aktifitas hidupnya adalah dalam rangka pengabdiannya kepada

Allah SWT, sehingga dirinya haruslah mengoptimalkan semua potensi yang

dimilikinya untuk sebesar-besarnya digunakan meningkatkan taraf hidup kaum

muslimin. Selain itu bersungguh-sungguh dalam menggali ilmu pengetahuan.

Menyelidiki dan mengamati semua rahasia wahyu (al-Qur’an maupun gejala-

gejala alam), menangkap hukum-hukum yang tersirat di dalamnya, kemudian

menerapkannya dalam masyarakat demi kebaikan bersama. “Sesungguhnya,

dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat

tanda-tanda kekuasaan Allah bagi ulul albab” (QS, Ali Imran, 190)

2. Berpihak pada kebenaran : “Tidak sama yang buruk (jahat) dengan baik (benar),

meskipun kuantitas yang jahat mengagumkan dirimu. Bertaqwalah hai ulul albab,

agar kamu beruntung” (QS, Al-Maidah, 100). Seorang muslim sangat menyadari

bahwa ilmu yang bermanfaat yang didapatnya itu kesemuanya dari sisi Allah

SWT. Allah-lah yang telah mengajarinya dan membuatnya bisa mengenal alam

semesta ini. Sehingga sebagai konsekuensinya, maka ia haruslah berpihak kepada

kebenaran yang telah diturunkan Allah SWT, tidak peduli ia harus berhadapan

dengan para oportunis, dan tidak peduli walaupun yang berpihak kepada

kebenaran itu sangat sedikit. Karena ia tahu bahwa saat menghadap Allah SWT

kelak, masing2 akan mempertanggung jawabkan perbuatannya sendiri2 dan Allah

SWT tidak akan menyia2-kan setiap perbuatan walaupun kecil (QS 99/7-8).

Page 31: Modul Materi Lsp Pai 2013

MODUL LSP PAI 2013

Asistensi Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI) | LINGKAR STUDI PEKANAN (LSP)

30

3. Kritis dalam belajar. “yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang

paling baik diantaranya. Mereka itulah orang-orang yang telah diberi petunjuk

dan mereka itulah ulul-albab.” (QS 39/18). Setiap muslim mengetahui bahwa

kebenaran yang terkandung dalam ilmu pengetahuan yang dipelajarinya bersifat

relative dan tidak tetap. Sehingga ia selalu berusaha bersifat kritis dan tidak

menelan bulat-bulal apa yang dipelajarinya dari berbagai ilmu pengetahuan

modern tanpa melakukan suatu pengujian dan eksperimen. Bisa saja suatu saat

nanti teori yang saat ini dianggap benar akan ditinggalkan, karena kebenaran teori

bersifat akumulatif,sehingga dengan semakin berlalunya waktu maka akam

semakin mengalami penyempurnaan. Hal ini berbeda dengan kebenaran al-Qur’an

yang bersifat absolute karena ia diturunkan oleh Yang Maha Mengetahui akan

kebenaran.

4. Menyampaikan ilmu (QS 14/52). Sifat kaum muslimin yang keempat adalah

berusaha mengamalkan ilmu yang sudah didapatnya dengan berusaha

menyampaikannya sedapat mungkin kepada orang lain. Karena pahala ilmu yang

telah dipelajari akan menjadi suatu amal yang tidak pernah putus walaupun ia

telah tiada, jika telah menjadi suatu ilmu yang bermanfaat. Dia tidak duduk

berpangku tangan di laboratorium; dia tidak senang hanya terbenam dalam buku-

buku di perpustakaan; dia tampil dihadapan masyarakat, terpanggil hatinya untuk

memperbaiki ketidakberesan di tengah-tengah masyarakat…:”(Al-Qur’an) ini

adalah penjelasan yang cukup bagi manusia, dan supaya mereka diberi peringatan

dengan dia, dan supaya mereka diberi peringatan dengan dia, dan supaya mereka

mengetahui bahwasanya Dia adalah Tuhan Yang Maha Esa dan agar ulul-albab

mengambil pelajaran.” (QS.14:52)

5. Sangat takut pada Allah SWT (QS 65/10). Sifat yang kelima dari seorang

ilmuwan muslim adalah bahwa dengan semakin bertambah ilmu pengetahuan

yang didapatnya maka ia merasa semakin takut kepada Allah SWT. Hal ini

disebabkan karena dengan semakin banyaknya ilmunya, maka semakin banyak

rahasia alam semesta ini yang diketahuinya dan semakin yakinlah ia akan

Page 32: Modul Materi Lsp Pai 2013

MODUL LSP PAI 2013

Asistensi Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI) | LINGKAR STUDI PEKANAN (LSP)

31

kebenaran firman Allah SWT dalam kitab-Nya. Bukan sebaliknya, semakin

pandai maka semakin jauh ia kepada Allah SWT.

6. Bangun di waktu malam (QS 39/9). Ciri seorang ilmuwan muslim yang keenam

sebagai konsekuensi dari ciri kelima diatas adalah bahwa dengan semakin

yakinnya ia kepada penciptanya maka akan semakin banyak ia beribadah kepada-

Nya dan sebaik2 ibadah adalah ibadah yang dilakukan diwaktu malam (QS

32/16).

7. Sanggup mengambil pelajaran dari sejarah umat terdahulu. Sejarah adalah

penafsiran nyata dari suatu bentuk kehidupan. Hanyalah ulul-albab yang dapat

mengambil pelajaran, (yaitu) orang-orang yang memenuhi janji Allah dan tidak

merusak perjanjian, dan orang-orang yang menghubungkan apa-apa yang Allah

perintahkan supaya dihubungkan, dan mereka takut kepada Tuhannya dan takut

kepada hisab yang buruk. Dan orang-orang yang sabar karena mencari keridhaan

Tuhannya, mendirikan salat dan menafkahkan sebagian rezeki yang Kami berikan

kepada mereka, secara sembunyi atau terang-terangan serta menolak kejahatan

dengan kebaikan; orang-orang itulah yang mendapat tempat kesudahan (yang

baik).” (QS. 13:19-22).

8. Mampu mengambil hikmah/pelajaran dari firman-firman Allah. “Allah

menganugrahkan al hikmah (kefahaman yang dalam tentang Al Qur’an dan As

Sunnah) kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan barang siapa yang dianugrahi al

hikmah itu, ia benar-benar telah dianugrahi karunia yang banyak. Dan hanya

orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran (dari firman Allah).

(QS. 2:269)

9. Selalu mencermati fenomena. “ Apakah kamu tidak memperhatikan, bahwa

sesungguhnya Allah menurunkan air dari langit, Maka diaturnya menjadi sumber-

sumber air dibuki. Kemudian ditumbuhkan-Nya dengan air itu tanam-tanaman

yang bermacam-macam warnanya, lalu menjadi kering lalu kamu melihatnya

kekuning-kuningan, kemudian dijadikan-Nya hancur berderai-derai.

Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat pelajaran bagi orang-

orang yang mempunyai akal” (QS. 39 : 21).

Page 33: Modul Materi Lsp Pai 2013

MODUL LSP PAI 2013

Asistensi Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI) | LINGKAR STUDI PEKANAN (LSP)

32

10. Sangat yakin akan adanya kehidupan akhirat, karena itu selalu mohon

perlindungan pada Nya (QS. 3 : 192-194):

192. Ya Tuhan kami, Sesungguhnya barangsiapa yang Engkau masukkan ke

dalam neraka. Maka sesungguhnya Telah Engkau hinakan ia, dan tidak ada

bagi orang-orang yang zalim serang penolongpun.

193. Ya Tuhan kami, Sesungguhnya kami mendengar (seruan) yang menyeru

kepada iman, (yaitu): “ Berimanlah kamu kepada Tuhanmu” , Maka

kamipun beriman. Ya Tuhan kami, ampunilah bagi kami dosa-dosa kami

dan hapuskanlah dari kami kesalahan-kesalahan kami, dan wafatkanlah

kami beserta orang-orang yang banyak berbakti.

194. Ya Tuhan kami, berilah kami apa yang Telah Engkau janjikan kepada kami

dengan perantaraan rasul-rasul Engkau. Dan janganlah Engkau hinakan

kami di hari kiamat. Sesungguhnya Engkau tidak menyalahi janji.”

11. Menjadikan Al Qur’an sebagai kitab suci pencerahan. (Al Qur’an) ini adalah

penjelasan yang Sempurna bagi manusia, dan supaya mereka diberi peringatan

dengan-Nya, dan supaya mereka mengetahui bahwasanya dia adalah Tuhan yang

Maha Esa dan agar orang-orang yang berakal mengambil pelajaran. (QS. 14: 52)

Tiga Elemen Ulul Albab

Ada tiga elemen ulul albab, yakni dzikir, fikr dan amal shaleh bukanlah

kualitas yang satu sama lain saling berdiri sendiri. Disini terdapat dialetika yan

menyatakan bahwa aspek dzikir juga mencakup fikr. Artinya bahwa kegiatan

berdzikir juga melibatkan fikir, namun memiliki tingkatan lebih tinggi, karena

pemikiran tersebut mengarah kepada upaya maksimal mencapai kebenaran hakiki

yang bersifat transcendental. Dengan kata lain, dzikir sesungguhnya juga aktifitas

berpikir namun disertai dengan upaya sungguh-sungguh untuk mencapai hakikat

sesuatu, yang mengarah kepada pengakuan atas keagungan Maha Karya Tuhan

sebagaimana disebutkan dalam Qs Ali Imran: 190. Realita empiris yang harus diamati

dan dipelajari, yakni pergantian siang dan malam dalam ayat tersebut, merupakan

kesimpulan bahwa semua itu terjadi atas kemahakuasaan Tuhan. Dengan demikian,

Page 34: Modul Materi Lsp Pai 2013

MODUL LSP PAI 2013

Asistensi Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI) | LINGKAR STUDI PEKANAN (LSP)

33

aktivitas dzikir yang mengikutkan fikir merupakan kekuatan yang mengantarkan

seseorang memperoleh derajat ulul albab.

Berdasarkan pemahaman terhadap ayat di atas, dapat dinyatakan bahwa

kesombongan dan keangkuhan karena prestasi yang didapatkan seseorang dalam

mengembangkan keilmuan, jauh dari kualitas ulul albab. Pengakuan akan kekuasaan

Tuhan merupakan pernyataan yang selalu dikumandangkan oleh seseorang yang

berkualitas ulul albab.

Keragaman definisi diatas, dapat dirangkum pengertian dan cakupan makna

ulul albab dalam tiga pilar, yakni dzikir, fikir dan amal shaleh. Secara lebih detail,

ulul albab adalah kemampuan seseorang dalam merenungkan secara mendalam

fenomena alam dan social, yang hal itu mendorongnya mengembangkan ilmu

pengetahuan, dengan berbasis pada kepasrahan secara total terhadap kebesaran Allah,

untuk dijadikan sebagai penopang dalam berkarya positif.

Dengan demikian, dapat dinyakatan bahwa karakteristik dan ciri-ciri ulul

albab adalah memiliki kualitas berupa kekuatan dzikir, fikir dan amal shaleh. Atau

dalam bahasa lain, masyarakat yang mempunyai status ulul albab adalah mereka yang

memenuhi indicator berikut; (1) memiliki ketajaman analisis; (2) Memiliki kepekaan

spiritual; (3) Optimisme dalam menghadapi hidup; (4) Memiliki keseimbangan

jasmani-ruhani; individual-sosial dan keseimbangan dunia-akhirat; (5) memiliki

kemanfaatan bagi kemanusiaan; (6) Pioneer dan pelopor dalam transformasi social;

(7) memiliki kemandirian dan tanggung jawab; dan (8) Berkepribadian kokoh.

Kalau dapat disimpulkan dalam satu rumus, maka ulul albab adalah sama

dengan intelektual plus ketakwaan, intelektual plus keshalehan. Di dalam diri ulul-

albab berpadu sifat-sifat ilmuwan, sifat-sifat intelektual, dan sifat orang yang dekat

dengan Allah swt. Sebetulnya Islam mengharapkan bahwa dari setiap jenjang

pendidikan lahir ulul-albab, bukan sekedar sarjana yang tidak begitu banyak gunanya,

Page 35: Modul Materi Lsp Pai 2013

MODUL LSP PAI 2013

Asistensi Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI) | LINGKAR STUDI PEKANAN (LSP)

34

kecuali untuk mengerjakan pekerjaan-pekerjaan rutin. Islam mengharapkan dari

jenjang-jenjang pendidikan lahir ilmuwan yang intelektual dan yang sekaligus ulul-

albab.

QS. Ali Imran ayat 190-191 menunjukkan bahwa Allah menegaskan kepada

umat manusia dengan memberikan perumpamaan agar dapat dipetik hikmah atau

pelajaran dengan menjelaskan sebagian dari ciri-ciri orang yang dinamai-Nya ulul

albab, yakni (1) orang yang memiliki akal yang murni baik laki-laki maupun

perempuan yang merenungkan tentang fenomena alam raya akan dapat sampai

kepada bukti yang sangat nyata tentang keesaan dan kekuatan Allah swt. (2) Orang-

orang yang terus mengingat Allah dengan ucapan atau hati, dan dalam seluruh situasi

dan kondisi, saat bekerja sambil berdiri atau duduk atau keadaan berbaring atau

bagaimanapun, dan mereka memikirkan tentang penciptaan yakni kejadian dan

system kerja langit dan bumi, dan (3) Orang-orang setelah melihat dan memikirkan

itu semua, mereka berkata sebagai kesimpulan terhadap ciptaan-Nya, yakni “Tuhan

kami tiadalah engkau menciptakan alam raya dan segala isinya ini dengan sia-sia

tanpa tujuan yang baik”.

Page 36: Modul Materi Lsp Pai 2013

MODUL LSP PAI 2013

Asistensi Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI) | LINGKAR STUDI PEKANAN (LSP)

35

MAKNA SYAHADATAIN

� Pertemuan ke 6 – 10

Tujuan Instruksional :

1. Peserta mentoring mampu memahami pentingnya syahadat dalam kehidupan

muslim.

2. Peserta mentoring mampu memahami bahwa syahadat merupakan gerbang

pertama seseorang masuk Islam.

3. Peserta mentoring dapat memahami kandungan makna dari kata “Syahadah”

beserta konsekuensinya.

4. Peserta mentoring dapat memahami pengertian iman dan hubungannya

dengan syahadat.

5. Peserta mentoring mampu menyebutkan sumber kata “ilah” dan

pengertiannya.

Syahadatain sebagai asas aqidah dan syar’iyah.

øŒ Î) uρ x‹s{ r& y7 •/ u‘ . ÏΒ û Í_t/ tΠ yŠ#u ÏΒ óΟ Ïδ Í‘θßγàß öΝ åκ tJ−ƒÍh‘ èŒ öΝèδ y‰ pκô− r&uρ #’ n?tã öΝ ÍκŦ à�Ρr& àM ó¡ s9 r& öΝ ä3 În/ t�Î/ ( (#θä9$s% 4’ n?t/ ¡

!$tΡ ô‰ Îγx© ¡ χ r& (#θä9θà) s? tΠ öθtƒ Ïπyϑ≈ uŠ É)ø9 $# $̄Ρ Î) $̈Ζ à2 ôtã # x‹≈yδ t, Î# Ï�≈xî ∩⊇∠⊄∪

Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi

mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman):

"Bukankah Aku Ini Tuhanmu?" mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuban kami),

kami menjadi saksi". (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu

Page 37: Modul Materi Lsp Pai 2013

MODUL LSP PAI 2013

Asistensi Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI) | LINGKAR STUDI PEKANAN (LSP)

36

tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang

lengah terhadap Ini (keesaan Tuhan)" (Al-A’raaf: 172)

I. Thoghut dan Bahayanya

Thoghut yaitu segala sesuatu yang menyebabkan seseorang menjauh

dari ketaatan kepada Allah SWT. Ketaatan kepada thoghut merupakan

kemusyrikan yang merusak ibadah dan keimanan, mengeluarkan diri dari

keimanan menuju kekafiran (Q.S. al-Baqarah: 256-257). Thoghut juga sama

dengan al-Jibti, yaitu syaitan dan apa saja yang disembah selain Allah s.w.t.

(Q.S. al-Nisa’: 51), seprti syaitan, pasangan jenis, benda-benda keramat,

patung, benda-benda yang dikeramatkan, harta, jabatan, dan lain-lain, bahkan

sampai pada belajarpun dapat pula di jadikan sebagai thoghut.. Thoghut,

adalah jalan sesat yang berada dalam kutukan Allah (Q.S. Al-Maidah:60)

“Orang-orang yang beriman berperang di jalan Allah, dan orang-orang

yang kafir berperang di jalan thaghut, sebab itu perangilah kawan-kawan

syaitan itu, Karena Sesungguhnya tipu daya syaitan itu adalah lemah”.

(Q.S. Al-Nisa’: 76)

II. Tauhid dan Macam-macamnya

Tauhid yaitu pengesaan terhadap Allah, baik dzat, sifat dan af’alNya

(Q.S. al-Ikhlash: 1-4). Pengesaan terhadap Allah sebagai Pencipta, Pemberi

sarana hidup, dan sebagai Pemilik Mutlak ( Tauhid Rububiyyah; Allah

sebagai yang Maha Bijak, Maha Mengatur dan yang Berkuasa (Tauhid

mulkiyyah) dan Allah sebagai tujuan dalam pengabdian (Tauhid

‘ububudiyah) dalam niat, pemikiran, ucapan maupun perbuatan (Q.S. al-

Fatihah: 2, 4 dan 5).

Allah menciptakan manusia untuk beribadah kepada-Nya (Q.S. Al-

Dzariyaat:56), maka ketahuilah bahwa tidak disebut ibadah kecuali bila

disertai dengan tauhid yang benar (Q.S. Yunus:31)

III. Syahadatain sebagai Asas Aqidah dan Syari’ah

Page 38: Modul Materi Lsp Pai 2013

MODUL LSP PAI 2013

Asistensi Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI) | LINGKAR STUDI PEKANAN (LSP)

37

Dua kalimat syahadat, yang pertama disebut syahadat tauhid (kalimat

tauhid) yang menafikan semua tuhan dan menetapkan satu Tuhan yaitu Allah

SWT; yang ke dua disebut syahadat risalah, bahwa Muhammad SAW

sebagai utusan Allah yang menyampaikan agama Allah dan ajarannya.

Kalimat tauhid Laa ilaha illallah merupakan pintu gerbang seorang

masuk ke dalam Islam, bahkan kunci untuk masuk ke dalam surgaNya.

Sebagaimana yang disabdakan oleh Rasulullah SAW:”Barangsiapa yang

mati sedang ia “mengetahui” bahwa tiada ilah selain Allah, maka ia masuk

syurga”. (HR.Muslim) Tetapi kalimat ini tidak akan memberikan kebaikan

kepada manusia hanya dengan mengulang-ulang pengucapannya. Maknanya

yang mencakup Allah sebagai Rabb, sebagai Malik, dan sebagai Ilah, inlah

yang menjadi asas dan line dalam mengimplementasikan syari’ah di atas

aqidah yang bersih.

IV. Syarat-syarat diterimanya syahadah seorang muslim

Wahab bin Munabih pernah ditanya:” Bukankah laa ilaha ilallah

merupakan pintu syurga?”Kemudian Wahab menjawab,”Benar, tetapi tidak

ada kunci kecuali ia mempunyai gigi-gigi.Apabila engkau datang sambil

membawa gigi-giginya, maka syurga akan dibukaakan untukmu.Kalau tidak,

maka syurga tidak akan dibukakan untukmu.” Yang dimaksud gigi-gigi di

sini adalah syarat-syarat diterimanya laa ilaha illallah. Syarat-syarat

diterimanya Laa ilaha illallah. Ada tujuh buah persyaratan yang harus

dimiliki, yaitu: ‘imu, al-yaqin, al-qabuul, al-inqiyaad, ash-shidqu, al-ikhlas,

dan mahabbah.

1. Ilmu

2. Al-Yaqin

3. Al-Qabuul

4. Al-Inqiyaad

5. Ash-Shidqu

6. Al-Ikhlas

7. Al-Mahabbah

Page 39: Modul Materi Lsp Pai 2013

MODUL LSP PAI 2013

Asistensi Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI) | LINGKAR STUDI PEKANAN (LSP)

38

Pentingnya Syahadatain

Kalimat syahadah sangat penting dipahami karena beberapa hal:

1. Pintu gerbang masuk ke dalam Islam (madkholu ilal Islam)

Qs 2:108

Islam ibarat rumah atau bangunan atau sistem hidup yang menyeluruh, dan

Allah memerintahkan setiap muslim untuk masuk secara kaaffah. Untuk

memasukinya akan melalui sebuah pintu gerbang, yaitu syahadatain. Hal ini berlaku

baik bagi kaum muslimin atau non muslim. Artinya, pemahaman Islam yang benar

dimulai dari pemahaman kalimat itu. Pemahaman yang benar atas kedua kalimat ini

mengantarkan manusia ke pemahaman akan hakikat ketuhanan (rububiyyah) yang

benar juga. Mengimani bahwa Allah-lah Robb semesta alam.

2. Intisari doktrin Islam (Khulasoh ta’aliimil Islam)

Intisari ajaran Islam terdapat terdapat dalam dua kalimat syahadah. Asyhadu

anlaa ilaaha illallah (Aku bersaksi: sesungguhnya tidak ada Ilaah selain Allah) dan

asyhadu anna muhammadan rasulullah (Aku bersaksi: sesungguhnya Muhammad

Rasul Allah). Pertama, kalimat syahadatain merupakan pernyataan proklamasi

kemerdekaan seorang hamba bahwa ibadah itu hanya milik dan untuk Allah semata

(Laa ma’buda illallah), baik secara pribadi maupun kolektif (berjamaah).

Kemerdekaan yang bermakna membebaskan dari segala bentuk kemusyrikan,

kekafiran dan api neraka. Kita tidak mengabdi kepada bangsa, negara, wanita, harta,

perut, melainkan Allah-lah yang disembah (al-ma’bud). Para ulama menyimpulkan

kalimat ini dengan istilah Laa ilaaha illallah ‘alaiha nahnu; “di atas prinsip kalimat

laa ilaaha illallah itulah kita hidup, kita mati dan akan dibangkitkan”. Rasulullah

juga bersabda “Sebaik-baik perkataan, aku dan Nabi-nabi sebelumku adalah Laa

ilaaha illallah” (al-Hadist). Maka sering mengulang kalimat ini sebagai dzikir yang

diresapi dengan pemahaman yang benar bukan hanya melisankan adalah

sebuah keutamaan yang dapat meningkatkan keimanan. Keimanan yang kuat,

Page 40: Modul Materi Lsp Pai 2013

MODUL LSP PAI 2013

Asistensi Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI) | LINGKAR STUDI PEKANAN (LSP)

39

membuat hamba menyikapi semua perintah Allah dengan mudah. Sebaliknya,

perintah Allah akan selalu terasa berat di saat iman kita melemah. Kalimat

syahadatain juga akan membuat keimanan menjadi bersih dan murni, ibarat air yang

suci. Allah akan memberikan dua keuntungan bagi mereka yang beriman dengan

bersih, yaitu hidup aman atau tentram dan mendapat petunjuk dari Allah.

Sebagaimana Dia berfirman dalam al-Qur’an: “Orang-orang yang beriman dan tidak

mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman (syirik), mereka itulah orang-

orang yang mendapatkan keamanan dan mereka itulah orang-orang yang

mendapatkan petunjuk” (QS 6:82).

Kedua, kita bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah, berarti kita

seharusnya meneladani Rasulullah dalam beribadah kepada Allah. Karena beliau

adalah orang yang paling mengerti cara (kaifiyat) beribadah kepada-Nya.

Sebagaimana disabdakan Nabi SAW: “Shalatlah kamu sebagaimana kamu melihat

aku shalat…”. Selanjutnya hal ini berlaku untuk semua aspek ibadah di dalam Islam.

3. Dasar-dasar Perubahan (Asasul inqilaab)

Perubahan yang dimaksud adalah perubahan mendasar dalam kehidupan

manusia, yaitu perubahan dari kegelapan (jahiliyah) menuju cahaya (Islam);

minazzuluumati ilannuur. Perubahan yang dimaksud mencakup aspek keyakinan,

pemikiran, dan hidupnya secara keseluruhan, baik secara individu maupun

masyarakat. Secara individu, berubah dari ahli maksiat menjadi ahli ibadah yang

taqwa; dari bodoh menjadi pandai; dari kufur menjadi beriman, dst. Secara

masyarakat, di bidang ibadah, merubah penyembahan komunal berbagai berhala

menjadi menyembah kepada Allah saja. Dalam bidang ekonomi, merubah

perekonomian riba menjadi sistem Islam tanpa riba, dan begitu seterusnya di semua

bidang. Syahadatain mampu merubah manusia, sebagaimana ia telah merubah

masyarakat di masa Rasulullah dan para shahabat terdahulu. Diawali dengan

memahami syahadatain dengan benar dan mengajak manusia meninggalkan

kejahiliyahan dalam semua aspeknya kepada nilai-nilai Islam yang utuh.

Page 41: Modul Materi Lsp Pai 2013

MODUL LSP PAI 2013

Asistensi Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI) | LINGKAR STUDI PEKANAN (LSP)

40

4. Hakikat Da’wah para Rasul (Haqiqotud Da’watir Rasul)

Para nabi, sejak Adam AS sampai Muhammad SAW, berda’wah dengan misi

yang sama, mengajak manusia pada doktrin dan ajaran yang sama yaitu untuk

beribadah kepada Allah saja dan meninggalkan Thogut. Itu merupakan inti yang

sama dengan kalimat syahadatain, bahwa tiada Ilaah selain Allah semata. Seperti

difirmankan Allah SWT: Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-

tiap umat (untuk menyerukan): “Sembahlah Allah (saja) dan jauhi thogut itu” (QS

16:36)

5. Keutamaan yang Besar (Fadhooilul ‘Azhim)

Kalimat syahadatain, jika diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari,

menjanjikan keutamaan yang besar. Keutamaan itu dapat berupa moral maupun

material; kebahagiaan di dunia juga di akhirat; mendapatkan jaminan syurga serta

dihindarkan dari panasnya neraka.

Makna Asyhadu

Kata asyahdu yang terdapat dalam syahadatain memiliki beberapa arti, antara lain:

1. Pernyataan / Ikrar (al-I’laan atau al-Iqroor)

Seorang yang bersyahadah berarti dia berikrar atau menyatakan bukan

hanya mengucapkan kesaksian yang tumbuh dari dalam hati bahwa Tidak Ada

Ilaah Selain Allah.

2. Sumpah (al-Qossam)

Seseorang yang bersyahadah berarti juga bersumpah suatu kesediaan yang

siap menerima akibat dan resiko apapun bahwa tiada Ilaah selain Allah saja dan

Muhammad adalah utusan Allah.

3. Janji (al-Wa’du atau al-‘Ahdu)

Yaitu janji setia akan keesaan Allah sebagai Zat yang dipertuhan. Janji

tersebut kelak akan dipertanggungjawabkan dihadapan Allah (QS ?).

Syahadah muslim yang dinyatakan dengan kesungguhan, yang merupakan

janji suci,sekaligus sumpah kepada Allah SWT; merupakan ruh keimanan. Iman

Page 42: Modul Materi Lsp Pai 2013

Asistensi Mata Kuliah

adalah keyakinan tanpa ker

semua keputusan Allah (QS

Ma’na Kata Tuhan

Kalimat Laa ilaah

memahami terlebih dahulu

macam pengertian. Deng

manusia meng-ilah-kan ses

MODUL LSP PAI

ta Kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI) | LINGKAR STUDI PE

nan tanpa keraguan, penerimaan tanpa keberatan, kepercayaa

san Allah (QS 49:15).

t Laa ilaaha illaLlah tidak mungkin difahami kecua

dahulu ma'na ilah yang berasal dari 'aliha' yang memili

ertian. Dengan memahaminya kita mesti mengetahui m

kan sesuatu.

ODUL LSP PAI 2013

TUDI PEKANAN (LSP)

41

n, kepercayaan terhadap

ahami kecuali dengan

yang memiliki berbagai

engetahui motif-motif

Page 43: Modul Materi Lsp Pai 2013

MODUL LSP PAI 2013

Asistensi Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI) | LINGKAR STUDI PEKANAN (LSP)

42

Ada empat makna utama dari aliha yaitu sakana ilahi, istijaaro bihi, asy

syauqu ilaihi dan wull'a bihi. Aliha bermakna abaduhu (mengabdi/menyembahnya),

karena empat perasaan itu demikian mendalam dalam hatinya, maka dia rela dengan

penuh kesadaran untuk menghambakan diri kepada ilah (sembahan) tersebut. Dalam

hal ini ada tiga sikap yang mereka berikan terhadap ilahnya yaitu kamalul mahabah,

kamalut tadzalul, dan kamalut khudu'. Al-ilah dengan makrifat yaitu sembahan yang

sejati hanyalah Allah saja, sedangkan selain Allah adalah bathil. Maka pengertian-

pengertian ma'na ilah di atas hanyalah hak Allah saja, tidak boleh diberikan kepada

selainNya. Dalam menjadikan Allah sebagai Al-Ilah terkandung empat pengertian

iaitu al-Marghub, al-Mahbub, al-Matbu', dan al-Marhub.

Al-Ma'bud merupakan sesuatu yang disembah secara mutlak. Kerana Allah

adalah satu-satunya Al-Ilah, tiada sekutu bagiNya, maka Dia adalah satu-satunya

yang disembah dan diabdi oleh seluruh kekuatan yang ada pada manusia. Pengakuan

Allah sebagai Al-Ma'bud dibuktikan dengan penerimaan Allah sebagai pemilik segala

loyalti, pemilik ketaatan, dan pemilik hukum.

Penjelasan

1. Aliha (yang menenteramkan)

Syarah

• Mereka tenteram kepadanya (sakana ilaihi) yaitu ketika ilah tersebut diingat-ingat

olehnya, ia merasa senang dan manakala mendengar namanya disebut atau dipuji

orang ia merasa tenteram. Bani Israel menghendaki adanya ilah yang dapat

menenteramkan hati mereka, dan mereka akhirnya tidak memperoleh

ketenteraman yang abadi.

• Merasa dilindungi olehnya (istijaaro bihi), karena ilah tersebut dianggap memiliki

kekuatan ghaib yang mampu menolong dirinya dari kesulitan hidup.

Page 44: Modul Materi Lsp Pai 2013

MODUL LSP PAI 2013

Asistensi Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI) | LINGKAR STUDI PEKANAN (LSP)

43

• Merasa selalu rindu kepadanya (isytaaqo ilaihi), ada keinginan selalu bertemu

dengannya, baik selamanya atau tidak. Ada kegembiraan apabila bertemu

dengannya.

• Merasa cinta dan cenderung kepadanya (wulli'a bihi). Rasa rindu yang menguasai

diri menjadikannya mencintai ilah tersebut, walau bagaimanapun keadaannya. Ia

selalu beranggapan bahwa pujaannya memiliki kelayakan untuk dicintai sepenuh

hati.

Dalil

• Perkataan orang Arab: 'saya merasa tenteram kepadanya', 'si fulan meminta

perlindungan kepadanya', 'si fulan merasa rindu kepadanya', 'anak itu cenderung

kepada ibunya'.

• Hadits, dari Ibnu Abbas RA dari Rasulullah SAW meriwayatkan sabda dari Allah

SWT, “Sesungguhnya Allah telah menetapkan kebaikan-kebaikan dan kejahatan-

kejahatan, kemudian menjelaskannya. Maka, barang siapa berniat melakukan

kebaikan lalu tidak jadi, Allah mencatat satu kebaikan sempurna. Dan jika ia

berniat melakukan kebaikan lalu ia mengerjakannya, Allah catat nilai kebaikan itu

10X lipat sampai 700X lipat, sampai berlipat ganda banyaknya. Dan jika ia

bermaksud melakukan kejahatan, tapi tidak jadi ia lakukan, Allah catat padanya

satu kebaikan yang sempurna. Dan jika ia bermaksud melakukan kejahatan, lalu

dikerjakannya, Allah catat padanya satu kejahatan.” (HR. Bukhori-Muslim)

• 10:7-8, manusia yang mengilahkan kehidupan dunia merasa tenteram dengan

hidup dunia. 7:138, bani Israel yang bodoh menghendaki adanya ilah yang dapat

menenteramkan hati mereka.

• 72:6, manusia memper-ilah jin dengan meminta perlindungan kepadanya. 36:74-

75, orang-orang musyrik mengambil pertolongan dari selain Allah padahal

semuanya tidak dapat menolong kita, lihat 7:197.

• 2:93, 20:91, bani Israel larut dalam kerinduan yang berlebihan terhadap ijla (anak

lembu) yang dijadikannya ilah. 26:71, para penyembah berhala sangat tekun

melakukan pengabdian kerana selalu rindu padanya.

Page 45: Modul Materi Lsp Pai 2013

MODUL LSP PAI 2013

Asistensi Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI) | LINGKAR STUDI PEKANAN (LSP)

44

• Hadits, diriwayatkan oleh Ahmad dari Abu Darda dari Nabi SAW, beliau

bersabda, “Kecintaan kepada sesuatu akan membuatmu buta dan tuli.” (HR. Abu

Daud)

• 29:25, berhala-berhala adalah menyatukan bangsa yang sangat disenangi oleh

orang-orang musyrik. 2:165, tandingan (andad) merupakan sembahan-sembahan

selain Allah yang dicintai oleh orang-orang musyrik sama dengan mencintai Allah

kerana mereka sangat cenderung atau dikuasai olehnya.

2. ‘Abadahu (yang disembah)

Syarah

• Dia amat sangat mencintainya (kamaalul mahabbah), sehingga semua akibat cinta

siap dilaksanakannya. Maka diapun siap berkorban memberi loyalitas, taat dan

patuh dan sebagainya.

• Dia amat sangat merendahkan diri di hadapan ilah-nya (kamaalut tadzallul).

Sehingga menganggap dirinya sendiri tidak berharga, selalu bersikap rendah

serendah-rendahnya untuk pujaannya itu. Reaksi orang musyrik yang marah

tatkala berhala-berhala mereka dipermalukan oleh Nabi Ibrahim as. Mereka

kemudian menghukum Nabi Ibrahim untuk membela berhala-berhala mereka.

• Dia amat sangat tunduk, patuh (kamalul khudu'). Sehingga akan selalu mendengar

dan taat tanpa reserve, serta melaksanakan perintah-perintah yang menurutnya

bersumber dari sang ilah.

Dalil

• Perkataan orang Arab, aliha adalah abadahu. Seperti aliha rajulu ya-lahu (lelaki

itu menghambakan diri pada ilahnya)

• 39:45, orang kafir yang menjadikan sesuatu selain Allah sebagai ilah-nya

demikian senangnya apabila mendengar nama kecintaannya serta tidak suka

apabila nama Allah disebut. Hadits, sabda Rasulullah SAW, 'Celakalah hamba

dinar (uang emas), celakalah hamba dirham (uang perak), celakalah hamba

pakaian (mode). Kalau diberi maka ia rela, sedangkan apabila tidak diberi maka

Page 46: Modul Materi Lsp Pai 2013

MODUL LSP PAI 2013

Asistensi Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI) | LINGKAR STUDI PEKANAN (LSP)

45

ia akan kesal. Ini disebabkan kecintaan yang amat sangat terhadap barang-

barang tersebut.

• 36:60, orang-orang kafir pada hakikatnya mengabdi kepada syaithan yang

memperdaya mereka. 6:137, orang-orang kafir demikian patuhnya sehingga

bersedia membunuh anak-anaknya untuk mengikuti perintah ilah-ilah

sembahannya.

3. Al-Ilaah (tuhan)

Syarah

• Al-Marghuub yaitu dzat yang senantiasa diharapkan. Karena Allah selalu

memberikan kasih sayangNya dan di tangan-Nyalah segala kebaikan.

• Al-Marhuub, sesuatu yang sangat ditakuti. Hanya Allah saja yang berhak ditakuti

secara syar'i. Takut terhadap kemarahanNya, takut terhadap siksaNya, dan takut

terhadap hal-hal yang akan membawa kemarahanNya. Rasa takut ini bukan

membuat ia lari, tetapi membuatnya selalu mendekatkan diri kepada Allah.

• Al-Matbuu' yang selalu diikuti atau ditaati. Semua perintahNya siap dilaksanakan

dengan segala kemampuan, sedangkan semua laranganNya akan selalu dijauhi.

Selalu mengikuti hidayah atau bimbinganNya dengan tanpa pertimbangan. Allah

saja yang sesuai diikuti secara mutlak, dicari dan dikejar keridhoan-Nya.

• Al-Mahbub, dzat yang amat sangat dicintai karena Dia yang berhak dipuja dan

dipuji. Dia telah memberikan perlindungan, rahmat, dan kasih sayang yang

berlimpah kepada hamba-hambaNya.

Dalil

• 2:163-164, Allah adalah ilah yang esa tiada ilah selain Dia, dengan rahmat dan

kasih sayangNya yang teramat luas.

• 2:186, 40:60, 94:7-8. Hanya Allah yang selalu diharap karena Ia maha memberi

atau mengabulkan do'a hambaNya. 21:90-91, orang-orang mukmin

menghambakan diri kepada Allah dengan harap dan cemas.

Page 47: Modul Materi Lsp Pai 2013

MODUL LSP PAI 2013

Asistensi Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI) | LINGKAR STUDI PEKANAN (LSP)

46

• 2:165, Allah adalah kecintaan orang yang mukmin dengan kecintaan yang amat

sangat. 8:2, sehingga ketika disebut nama Allah bergetar hatinya. 9:24, Allah

berada di atas segala kecintaan.

• 51:50, perintah Allah untuk bersegera menuju Allah karena hanya Allah saja yang

harus diikuti. 37:99, menuju Allah untuk memperoleh bimbingan dan hidayahNya

untuk diikuti.

• 2:40, 9:13, 33:39, hanya Allah saja yang sesuai ditakuti dengan mendekatkan diri

kepadaNya.

4. Al-Ma'buud (yang diabdi)

Syarah

• Shaahibul walaayah (pemilik kepada segala loyalitas), perwalian atau pemegang

otoritas atas seluruh makhluk termasuk dirinya. Dengan demikian loyalitas

mukminin hanya diberikan kepada Allah dengan kesadaran bahwa loyalitas yang

diberikan kepada selainNya adalah kemusyrikan.

• Shaahibuth thoo’ati (pemilik tunggal hak untuk ditaati). Mukmin meyakini bahwa

ketaatan pada hakikatnya untuk Allah saja. Seorang mukmin menyadari

sepenuhnya bahwa mentaati mereka yang mendurhakai Allah adalah kedurhakaan

terhadap Allah.

• Shaahibul haakimiyyah (pemilik tunggal kekuasaan di alam semesta). Dialah yang

menciptakan dan berhak menentukan aturan bagi seluruh ciptaanNya. Maka hanya

hukum dan undang-undangNya saja yang adil. Orang mukmin menerima Allah

sebagai pemerintah dan kerajaan tunggal di alam semesta dan menolak kerajaan

manusia.

Dalil

• 109:1-6, pernyataan mukmin bahwa pengabdiannya hanya untuk Allah saja dan

sekali-kali tidak akan mengabdi kepada selainNya. 16:36, Rasul diutus dengan

risalah pengabdian pada Allah saja dan menjauhi segala yang diabdi selain Allah.

Page 48: Modul Materi Lsp Pai 2013

MODUL LSP PAI 2013

Asistensi Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI) | LINGKAR STUDI PEKANAN (LSP)

47

2:21, perintah Allah untuk mengabdi kepadaNya saja dengan tidak mengambil

selain Allah sebagai tandingan-tandingan.

• 7:196, pernyataan mukmin bahwa wali (pemimpin) nya hanya Allah saja. 2:257,

berwalikan kepada Allah melepaskan manusia dari kegelapan jahiliyah menuju

cahaya Islam.

• 7:54, hak menciptakan dan hak memerintah hanyalah milik Allah. mukmin hanya

mengakui kerajaan Allah. hadits, mukmin hanya akan taat pada sesuatu yang

diizinkan Allah, Rasul dan ulil amri. Mukmin tidaklah akan mentaati perintah

maksiyat kepada Allah.

• 12:40, hak menentukan hukum dan undang-undang hanyalah hak Allah. 24:1,

Allah mewajibkan manusia melaksanakan hukum-hukumNya. 5:44, 45, 47 mereka

yang menolak aturan atau hukum Allah adalah kafir, zalim dan fasik. Ini artinya

pemerintahan Allah saja yang boleh tegak sedang pemerintahan manusia adalah

batil.

Ringkasan

• Kandungan makna (aliha, ya-lahu, Ilahan):

- Merasa tenang padanya (10:7)

- Selalu rindu padanya (7:138)

- Melindungi diri padanya (72:6)

- Mencintainya (2:165)

• (Aliha) membawa arti (Abadahu):

- Sempurna mencintai

- Sempurna menghinakan diri

- Sempurna menundukkan diri

• Kandungan kata (Al-Ilah):

- Yang diharapkan

- Yang diikuti

Page 49: Modul Materi Lsp Pai 2013

MODUL LSP PAI 2013

Asistensi Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI) | LINGKAR STUDI PEKANAN (LSP)

48

- Yang ditakuti

- Yang dicintai

• (al-Ilah):

- Yang layak diberikan kepadanya wala'

- Yang wajib diberikan kepadanya ketaatan

- Yang wajib diberikan kepadanya otoritas

Page 50: Modul Materi Lsp Pai 2013

MODUL LSP PAI 2013

Asistensi Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI) | LINGKAR STUDI PEKANAN (LSP)

49

ALLAH SANG KREATOR AGUNG

� Pertemuan ke 1 – 3 semester 2

Tujuan Instruksional :

1. Peserta mentoring mampu memahami pentingnya ma’rifatullah dalam

kehidupan manusia.

2. Peserta mentoring mampu memahami bahwa ma’rifatullah dapat

menjadikannya mencapai hasil penambahan iman dan taqwa.

3. Peserta mentoring mampu memahami dan mendeskripsikan dengan bahasa

sendiri tentang sunnatullah, takdir, dan keadilan ilahi.

Ahamiyyatu Ma’rifatullah

Mengenal Allah SWT bagi seorang muslim adalah keniscayaan dan wajib

atasnya. Mengenal Allah SWT suatu keharusan bagi ummat Muhammad SAW .

Pemahaman ini tidak bisa dianggap remeh karena ini pangkal pokok agama. Menjadi

pondasi kekuatan beragama, tanpanya pengamalan beragama akan rapuh seperti

rapuhnya buih dilautan. Kekuatan energi beragama bergantung sampai sejauh mana

kekuatan aqidah seorang muslim termasuk ma’rifatullah ini seperti kuatnya

gelombang dilautan.

Allah SWT adalah tuhan sang pencipta alam, yang menghidupkan dan

mematikan, dzat maha sempurna berbeda dengan semua makhluk, kesempurnaannya

tiada tandingannya begitupun kekuasaannya. Dia Maha segalanya Maha Esa tidak

bergantung kepada siapapun, Allah SWT tidak sama dengan makhluk dalam segala

hal, kalau Allah SWT disamakan dengan makhluk maka bukanlah Dia sebagai Tuhan

semesta alam. Sangatlah naïf memang ada banyak manusia yang tidak percaya pada

Tuhan semesta alam yaitu Allah SWT, semantara mereka sangat membutuhkan diri

sebagai makhluk. Apakah mereka tidak berakal? Apakah mereka tidak berfikir

Page 51: Modul Materi Lsp Pai 2013

MODUL LSP PAI 2013

Asistensi Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI) | LINGKAR STUDI PEKANAN (LSP)

50

sementara curahan kasih sayangnya melebihi segalanya? Apakah mereka tidak

berpikir bagaimana ia diciptakan dengan air yang sangat hina? Siapakah yang

mencipakan air hina itu atau engkau manusia?

Jikapun demikian masih banyak manusia mengingkari apa yang diberikan

Allah SWT. Mulai ia mendapat siang dan malam, udara yang demikian segar, buah-

buahan beraneka bentuk dan rasa, rasa cinta, air penghilang dahaga, bintang dilangit,

cahaya matahari, bulan purnama yang indah, seorang ibu yang sangat mencintai

anaknya. Siapakah yang memberi itu semua? Adakah sekalian mengingkari nya?Tapi

mengapa kalian masih percaya ada Tuhan selain dari Allah SWT?Mengapa kalian

durhaka kepada Tuhan yang Maha Esa padahal engkau manusia sangat

lemah?Apakah kalian buta atau pura-pura buta?

Katakanlah: “Siapakah Tuhan langit dan bumi?” Jawabnya: “Allah.”

Katakanlah: “Maka patutkah kamu mengambil pelindung-pelindungmu selain Allah,

padahal mereka tidak menguasai kemanfaatan dan tidak pula kemudaratan bagi diri

mereka sendiri?”. Katakanlah: “Adakah sama orang buta dan yang dapat melihat, atau

samakah gelap gulita dan terang benderang? apakah mereka menjadikan beberapa

sekutu bagi Allah yang dapat menciptakan seperti ciptaan-Nya, sehingga kedua

ciptaan itu serupa menurut pandangan mereka?” Katakanlah: “Allah adalah Pencipta

segala sesuatu dan Dia-lah Tuhan Yang Maha Esa lagi Maha Perkasa” (QS 13:16)

Kurang bagaimana Allah SWT tuhan semesta alam karena begitu kasih

sayangnya kepada manusia, Allah SWT jelaskan segamblang-gamblangya baik

secara fitri, aqli maupun nagli melalui NabiNYA tercinta Muhammad SAW .Sungguh

kalau demikian manusia memang sangat melampui batas. Dalil-dalil yang

menguatkan.

1. Fitrah

Page 52: Modul Materi Lsp Pai 2013

MODUL LSP PAI 2013

Asistensi Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI) | LINGKAR STUDI PEKANAN (LSP)

51

Manusia adalah makhluk yang unggul, Allah SWT ciptakan makhluk ini

dengan sempurna sampai-sampai malaikat berkata kepada Allah SWT “Qaalu

ataj’alauu fiiha mayyufsidu fihaa wayas fikuddimmaa……” berkata malaikat “ Ya

allah, apakah engkau menciptakan manusia yang selalu membuat keruasakan dimuka

bumi dan selalu menumpahkan darah?Padahal kami selalu mensucikan dan memuji

engkau?” Allah SWT berfirman “Sesungguhnya aku lebih tahu apa yang kamu tidak

tahu. Apalagi Iblis “laknatullah alaih” ia tidak mau bersujud/hormat kepada Adam

karena ia merasa lebih baik dari adam. Abaa was takbar. Wakana minal kaafirin. Iblis

takabbur sombong.

Allah SWT menganugerahkan nilai-nilai uluhiyah/ketuhanan kepada manusia

sejak dalam masa kandungan ketika lahir dan beranjak dewasa muncul

kebengalannya, bebal seperti bebalnya iblis karena kesombongannya, tidak mau

menerima kebenaran buta tuli seperti binatang ternak malah lebih sesat dari itu.

Firman Allah SWT Dan ingatlah, ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-

anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka

,seraya berfirman: “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab: “Betul

,Engkau Tuhan kami ( kami menjadi saksi)”. Kami lakukan yang demikian itu agar di

hari kiamat kamu tidak mengatakan: “Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah

orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)”,(QS 7:172)

2. Aqli (Akal)

Jelas sekali keberadaanNYA sejelas dan seterang Matahari. Apakah kalian

tidak mengetahui bagaimana Allah curahkan air hujan dari langit? Apakah kalian

tidak berfikir bagaimana Allah menegakkan langit dengan hiasan bintang dan bumi

sebagai hamparan tumbuhannya beraneka corak ragam?Apakah kalian tidak berfikir

bagaimana Allah menciptakan tubuhmu yang indah? Apakah kalian tidak mengetahui

pula bagaimana binatang melata berjalan dengan perutnya? Bukti mana lagi wahai

manusia yang punya akal. Firman Allah SWT “Sesungguhnya dalam penciptaan

Page 53: Modul Materi Lsp Pai 2013

MODUL LSP PAI 2013

Asistensi Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI) | LINGKAR STUDI PEKANAN (LSP)

52

langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi

orang-orang yang berakal,( QS 3:190)

3. Naqli (Nash)

Sejak Nabi Adam as bersama keturunannya kecendrungan manusia memang

selalu menyimpang. Dengan sahwat terbukti Qabil membunuh saudaranya, itulah

manusia membunuh karena kejahilan dan syahwatnya. Lupa daratan terus berlanjut

sampai kurun waktu tertentu diutuslah Nabi Nuh as sebagai penerang manusia agar

mengetahui siapa yang menciptakan langit dan bumi. Itupun manusia selalu

menentang dan menyangsikan keberadaan Allah SWT sebagai dzat yang Maha

Tunggal, hingga mereka disapu bersih dengan adzabnya banjir tiada tara.

Para nabi diutus kedunia dalam rangka sebagai penjelas penyeru agar manusia

sadar bahwa hanya Allah SWT tuhan yang satu Esa tiada sekutu bagiNYA. Sebagai

penutup para Nabi diutuslah Muhammad Rasulullah SAW agar manusia benar-benar

memurnikan agamanya memurnikan aqidahnya, mengenal Allah SWT secara jelas

melalui ayat-ayatnya. Maha benar Allah Swt dengan segala firmannya. Firman Allah

SWT Katakanlah: “Siapakah yang lebih kuat persaksiannya?” Katakanlah: “Allah.

Dia menjadi saksi antara aku dan kamu. Dan Al Qur’an ini diwahyukan kepadaku

supaya dengannya aku memberi peringatan kepadamu dan kepada orang-orang yang

sampai Al Qur’an (kepadanya). Apakah sesungguhnya kamu mengakui bahwa ada

tuhan-tuhan yang lain di samping Allah?” Katakanlah: “Aku tidak mengakui”.

Katakanlah: “Sesungguhnya Dia adalah Tuhan Yang Maha Esa dan sesungguhnya

aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan (dengan Allah)”, (QS 6:19)

Itulah mukjizat Quran yang benar dan sangat hebat, begitu hebatnya Quran

ini Allah SWT menantang dengan firmannya Waiizdkulltum fii raybimmimma

nazzalna ‘ala ‘abdina fa’tu bisuratimmimistlihi wad’u shuhadaa ‘akum mindunilllahi

inkuntum shodiqin ..”Dan jika kalian merasa ragu dengan Quran apa yang aku

turunkan kepada hambaku (Muhammad) panggillah diantara kalian untuk membuat

Page 54: Modul Materi Lsp Pai 2013

MODUL LSP PAI 2013

Asistensi Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI) | LINGKAR STUDI PEKANAN (LSP)

53

satu surat saja jika kalian adalah orang-orang yang benar” ..Sampai detik inipun

Quran asli tidak terkotori tangan-tangan manusia untuk merubahnya, karena Allah

SWT telah menyiapkan hati dan pikiran manusia agar Quran mudah dihafal. Ribuan

manusia telah menghafalkannya dan tak satupun huruf yang berubah sejak Rasulullah

hadir 15 abad yang lalu.

Ma'rifatullah adalah puncak kesadaran yang akan menentukan perjalanan

hidup manusia selanjutnya. Karena ma'rifatullah akan menjelaskan tujuan hidup

manusia yang sesungguhnya. Ketiadaan ma'rifatullah membuat banyak orang hidup

tanpa tujuan yang jelas, bahkan menjalani hidupnya sebagaimana makhluk hidup lain

(binatang ternak). (QS.47:12).

Ma'rifatullah adalah asas (landasan) perjalanan ruhiyyah (spiritual) manusia

secara keseluruhan. Seorang yang mengenali Allah akan merasakan kehidupan yang

lapang. Ia hidup dalam rentangan panjang antara bersyukur dan bersabar.

Sabda Nabi : “Amat mengherankan urusan seorang mukmin itu, dan tidak terdapat

pada siapapun selain mukmin, jika ditimpa musibah ia bersabar, dan jika diberi

karunia ia bersyukur” (HR.Muslim)

Orang yang mengenali Allah akan selalu berusaha dan bekerja untuk

mendapatkan ridha Allah, tidak untuk memuaskan nafsu dan keinginan syahwatnya.

Dari Ma'rifatullah inilah manusia terdorong untuk mengenali para nabi dan rasul,

untuk mempelajari cara terbaik mendekatkan diri kepada Allah. Karena para Nabi

dan Rasul-lah orang-orang yang diakui sangat mengenal dan dekat dengan Allah.

Dari Ma'rifatullah ini manusia akan mengenali kehidupan di luar alam materi,

seperti Malaikat, jin dan ruh. Dari Ma'rifatullah inilah manusia mengetahui perjalanan

hidupnya, dan bahkan akhir dari kehidupan ini menuju kepada kehidupan

Barzahiyyah (alam kubur) dan kehidupan akherat.

Page 55: Modul Materi Lsp Pai 2013

MODUL LSP PAI 2013

Asistensi Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI) | LINGKAR STUDI PEKANAN (LSP)

54

SARANA MA'RIFATULLAH

Sarana yang mengantarkan seseorang pada ma'rifatullah adalah :

1. Akal sehat

Akal sehat yang merenungkan ciptaan Allah. Banyak sekali ayat-ayat Al

Qur'an yang menjelaskan pengaruh perenungan makhluk (ciptaan) terhadap

pengenalan al Khaliq (pencipta) seperti firman Allah : Katakanlah “ Perhatikanlah

apa yang ada di bumi. Tidaklah bermanfaat tanda kekuasaan Allah dan rasul-rasul

yang memberi peringatan bagi orang-orang yang tidak beriman. (QS 10:101 atau QS

3: 190-191).

Sabda Nabi : “Berfikirlah tentang ciptaan Allah dan janganlah kamu berfikir tentang

Allah, karena kamu tidak akan mampu” HR. Abu Nu'aim

2. Para Rasul

Para Rasul yang membawa kitab-kitab yang berisi penjelasan sejelas-jelasnya

tentang ma'rifatullah dan konsekuensi-konsekuensinya. Mereka inilah yang diakui

sebagai orang yang paling mengenali Allah. Firman Allah:

“Sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan membawa bukti-bukti

nyata dan telah Kami turunkan bersama mereka Al Kitab dan neraca (keadilan )

supaya manusia dapat melaksanakan keadilan..” QS. 57:25

3. Asma dan Sifat Allah

Mengenali asma (nama) dan sifat Allah disertai dengan perenungan makna

dan pengaruhnya bagi kehidupan ini menjadi sarana untuk mengenali Allah. Cara

inilah yang telah Allah gunakan untuk memperkenalkan diri kepada makhluk-Nya.

Dengan asma dan sifat ini terbuka jendela bagi manusia untuk mengenali Allah lebih

Page 56: Modul Materi Lsp Pai 2013

MODUL LSP PAI 2013

Asistensi Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI) | LINGKAR STUDI PEKANAN (LSP)

55

dekat lagi. Asma dan sifat Allah akan menggerakkan dan membuka hati manusia

untuk menyaksikan dengan seksama pancaran cahaya Allah. Firman Allah:

“Katakanlah : Serulah Allah atau serulah Ar Rahman. Dengan nama yang mana saja

kamu seru, Dia mempunyai al asma' al husna (nama-nama yang terbaik) (QS.

17:110).

Asma' al husna inilah yang Allah perintahkan pada kita untuk menggunakannya

dalam berdoa. Firman Allah :

“Hanya milik Allah asma al husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut

asma al husna itu…” (QS. 7:180).

Inilah sarana efektif yang Allah ajarkan kepada umat manusia untuk

mengenali Allah SWT (ma'rifatullah). Dan ma'rifatullah ini tidak akan realistis

sebelum seseorang mampu menegakkan tiga tingkatan tauhid, yaitu : tauhid

rububiyyah, tauhid asma dan sifat. Kedua tauhid ini sering disebut dengan tauhid al

ma'rifah wa al itsbat (mengenal dan menetapkan) kemudian tauhid yang ketiga yaitu

tauhid uluhiyyah yang merupakan tauhid thalab (perintah) yang harus dilakukan.

Page 57: Modul Materi Lsp Pai 2013

Asistensi Mata Kuliah

Al – Ghazwu Al Fi

� pertemuan ke 4 –

Tujuan Instruksional :

1. Peserta mentoring m

bahanya terhadap m

2. Peserta mentoring

ghazwul fikr sepanj

Mengenal Ghazwul Fikri

Pada masa ini, pera

senjata. Meskipun masih a

(Palestine), suriah, dan gejo

MODUL LSP PAI

ta Kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI) | LINGKAR STUDI PE

Ghazwu Al Fikri

– 5 semester 2

uksional :

mentoring mampu memahami pengertian Ghazwul Fikri

a terhadap muslimin.

mentoring mampu memahami dan menyebutkan tahao

sepanjang sejarah umat Islam.

azwul Fikri (perang pemikiran)

asa ini, perang tidak lagi diidentikan sebagai gesekan fisik a

ipun masih ada peperangan dengan senjata atau fisik sepe

riah, dan gejolak Mesir, ghazwul fikri tetap pada dominasi ut

ODUL LSP PAI 2013

TUDI PEKANAN (LSP)

56

l Fikri dan ancaman

utkan tahaoan-tahapan

esekan fisik atau dengan

au fisik seperti di Gaza

a dominasi utama.

Page 58: Modul Materi Lsp Pai 2013

MODUL LSP PAI 2013

Asistensi Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI) | LINGKAR STUDI PEKANAN (LSP)

57

Perang pada dasarnya muncul akibat kondisi umat yang jahil (bodoh).

Kondisi umat yang jahil ini dapat dilihat kriterianya dalam Qs. Al-Maidah : 50 dan

Qs. Az-Zumar : 64. Bodoh (jahil) yang dimaksud dalam al-Qur’an ini tidak hanya

yang kurang dalam pengetahuan tetapi moral dan kecerdasan hati.

Umat yang bodoh akan menghasilkan perang. Dan, perang terbagi atas 3 (tiga) media

yaitu :

1. As-Siyasiyah (politik) : Qs.6:123;

2. Al-Asqariyah (militer) : Qs.2 :217;

3. Al-Iqtishodiyah (ekonomi) : Qs. 9 :34

Tujuan dari adanya Ghazwul FIkri adalah :

1. Ifsaad al-akhlaq (merusak akhlak) (Qs.15:29)

2. Tahthiim al-fikrah (menghancurkan fikrah) (Qs. 4 : 60)

3. Idzabah asy-syakhsiyah (melarutkan kepribadian) (Qs. 68:6, 4:89)

Secara bahasa: ghazwul fikri berasal dari kata ‘al ghaz’ dan ‘fikr’. Artinya

adalah Perang Pemikiran. Dan lebih tepatnya lagi kalau kita sebut sebagai Perang

Peradaban. Secara Istilah: Penyerangan dengan berbagai cara terhadap pemikiran

umat Islam guna merubah apa yang ada didalamnya sehingga tidak lagi bisa

mengeluarkan darinya hal-hal yang benar karena telah tercampur aduk dengan hal-hal

yang tidak Islami.

Sebab musabab lahirnya ‘Ghazwul Fikri’.

Kenapa lahir Ghazwul Fikri? Ghazwul Fikri atau perang pemikiran dimulai

ketika kaum salibis dikalahkan sebanyak 9 kali dalam peperang besar oleh kaum

muslimin. Kemenangan kaum muslimin yang spetakuler karena semua peperangan

terjadi diluar perkiraan akal manusia. Misalnya, Panglima Besar Islam Khalid ibn

Walid Ra dengan 3000 pasukan pernah mengalahkan 100.000 pasukan Romawi.

Page 59: Modul Materi Lsp Pai 2013

MODUL LSP PAI 2013

Asistensi Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI) | LINGKAR STUDI PEKANAN (LSP)

58

Mereka berfikir keras bagaimana cara mengalahkan umat islam, akhirnya

mereka ingin mendalami islam terlebih dahulu. Sesungguhnya kaum saliabis memang

luar biasa samapi dalam sejarah diungkap seorang dari mereka rela meninggalkan

anak dan istrinya hanya untuk berkeliling di negeri-negeri Islam.

Diantara pernyataan mereka adalah: “Percuma saja kita berperang melawan

umat Islam selama mereka berpegang teguh pada agama mereka (Al Quran dan

Sunah). Jika komitmen mereka terhadap agama mereka kuat, kita tidak dapat

berbuat apa-apa, karena itu tugas kita sebetulnya adalah menjauhkan umat islam

dari agama mereka, barulah kita akan mudah mengalahkan umat Islam.” Gladstone.

Salah seorang perdana menteri Inggris menyimpulkan: “Selama Al Quran itu

berada ditangan umat Islam, tidak mungkin Eropa akan menguasai dunia timur”.

Perubahan Strategi dalam melawan Islam

Strategi perang melawan umat Islam kemudian diubah dari perang fisik ke

perang pemikiran. Berbagai upaya dibuat untuk mengalihkan umat Islam dari

agamanya. Serangan demi serangan dilancarkan melalui hiburan, olahraga, dan

segmen yang menarik lainnya, sehingga tanpa disadari umat islam sudah mengikuti

mereka bahkan dengan terang-terangan menjadi pendukung setia disetiap program-

program yang mereka adakan.

Awas bahaya perang pemikiran Ghazwul Fikri

Beberapa jenis Ghazwul Fikri atau perang pemikiran yang perlu

diwaspadai pada saat ini diantaranya:

1, Perusakan Akhlak

Dalam berbagai media massa musuh-musuh Islam melancarkan program-

program yang bertujuna untuk merusak akhlak generasi muslim mulai dari

Page 60: Modul Materi Lsp Pai 2013

MODUL LSP PAI 2013

Asistensi Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI) | LINGKAR STUDI PEKANAN (LSP)

59

anak-anak, remaja maupun dewasa. Diantara perusakan itu adalah lewat

majalah, televisi serta musik. Dalam media-media tersebut selalu saja

disuguhkan penampilan tokoh-tokoh terkenal yang pola hidupnya jelas-jelas

jauh dari nilai-nilai Islami. Mulai dari cara berpakaian, gaya hidup dan

ucapan-ucapan yang mereka lontarkan. Dengan cara itu mereka telah berhasil

membuat idola-idola baru yang generasi islamb erkiblat kepada mereka.

2, Perusakan Pola Fikir

Dengan memanfaatkan media, baik cetak ataupun elektronik, mereka juga

sengaja menyajikan berita yang tidak jelas kebenarannya, terutama yang

berkenaan dengan kaum Muslimin. Seringkali mereka menyematkan gelar

seperti ‘teroris’, ‘fundamentalis’, ‘ekstrim’ dst kepada kaum msulimin yang

berjuang mempertahankan kemerdekaan negeri mereka dari penguasaan para

penjajah yang zalim.

Sementara itu mereka mendiamkan setiap aksi para perusak serta penindas

yang sejalan dengan mereka seperti Zionis Yahudi yang menjajah Palestina.

Berita yang sampai kepada kaum muslimin benar-benar jauh dari realitas

bahkan sengaja diputarbalikkan dari kenyataan yang terjadi.

3, Sekulerisasi Pendidikan

Hampir diseluruh negeri muslim telah berdiri model pendidikan sekolah yang

lepas darinilai-nilai keagamaan. Mereka sengaja memisahkan antara agama

dan ilmu pengetahuan di sekolah sehingga muncullah generasi-generasi

terdidik yang jauh dari agamanya. Sekolah macam inilah yang mereka dirikan

di bumi islam pada masa penjajahan (iperealisme) untuk menghancurkan

islam dari tubuhnya sendiri.

4, Pemurtadan

Page 61: Modul Materi Lsp Pai 2013

MODUL LSP PAI 2013

Asistensi Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI) | LINGKAR STUDI PEKANAN (LSP)

60

Ini adalah program yang paling jelas kita saksikan. Secara terang-terangan

orang-orang non muslim menawarkan bantuan ekonomi, mulai dari bahan

makanan, rumah, jabatan, beasiswa dan lainnya untuk menggoyahkan iman

kaum muslimin.

Samuel Zwemmer dalam konferensi Al Quds untuk para pastur pada tahun

1935 mengatakan: “Sebenarnya tugas kalian bukan mengeluarkan orang-

orang Islam dari agamanya menjadi pemeluk agama kalian, akan tetapi

mejauhkan mereka dari agama mereka (AL Quran dan Sunah) sehingga

mereka menjadi orang-ornag yang putuh hubungan dengan Tuhannya dan

sesamanya (saling bermusuhan) menjadi terpecah belah dan jauh dari

persatuan. Dengan generasi-generasi baru yang akan memenangkan kalian

dan menindas kaum mereka sendiri sesuai dengan tujuan kalian”.

Page 62: Modul Materi Lsp Pai 2013

MODUL LSP PAI 2013

Asistensi Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI) | LINGKAR STUDI PEKANAN (LSP)

61

Pedoman Hidup

� pertemuan ke 6 – 7 semester 2

Tujuan Instruksional

1. Peserta mentoring mampu memahami dengan benar definisi dan dapat

menunjukkan keutamaan-keutamaannya berdasarkan definisi tersebut.

2. Peserta mentoring termotivasi untuk senantiasa membaca al-Qur’an dalam

rangka beribadah kepada Allah.

Al-Qur’an

Menurut bahasa, “Qur’an” berarti “bacaan”, pengertian seperti ini

dikemukakan dalam Al-Qur’an sendiri yakni dalam surat Al-Qiyamah, ayat 17-18:

Page 63: Modul Materi Lsp Pai 2013

MODUL LSP PAI 2013

Asistensi Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI) | LINGKAR STUDI PEKANAN (LSP)

62

“Sesungguhnya mengumpulkan Al-Qur’an (di dalam dadamu) dan (menetapkan)

bacaannya (pada lidahmu) itu adalah tanggungan kami. (Karena itu), jika kami telah

membacakannya, hendaklah kamu ikuti bacaannya”.

Adapun menurut istilah Al-Qur’an berarti: “Kalam Allah yang merupakan

mu’jizat yang diturunkan kepada nabi Muhammad, yang disampaikan secara

mutawatir dan membacanya adalah ibadah”.

Kalamullah

Al-Qur’an adalah kalamullah, firman Allah ta’ala. Ia bukanlah kata-kata

manusia. Bukan pula kata-kata jin, syaithan atau malaikat. Ia sama sekali bukan

berasal dari pikiran makhluk, bukan syair, bukan sihir, bukan pula produk

kontemplasi atau hasil pemikiran filsafat manusia. Hal ini ditegaskan oleh Allah

ta’ala dalam Al-Qur’an surat An-Najm ayat 3-4:

“…dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Qur’an) menurut kemauan hawa

nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan

(kepadanya)…”

Tentang kesucian dan keunikan Al-Qur’an ini perhatikanlah kesaksian

objektif Abul Walid[1] seorang jawara sastra pada masa Nabi saw: “Aku belum

pernah mendengar kata-kata yang seindah itu. Itu bukanlah syair, bukan sihir dan

bukan pula kata-kata ahli tenung. Sesungguhnya Al-Qur’an itu ibarat pohon yang

daunnya rindang, akarnya terhujam ke dalam tanah. Susunan kata-katanya manis dan

enak didengar. Itu bukanlah kata-kata manusia, ia tinggi dan tak ada yang dapat

mengatasinya.” Demikian pernyataan Abul Walid.

Mu’jizat

Page 64: Modul Materi Lsp Pai 2013

MODUL LSP PAI 2013

Asistensi Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI) | LINGKAR STUDI PEKANAN (LSP)

63

Mu’jizat artinya suatu perkara yang luar biasa, yang tidak akan mampu

manusia membuatnya karena hal itu di luar kesanggupannya. Mu’jizat itu

dianugerahkan kepada para nabi dan rasul dengan maksud menguatkan kenabian dan

kerasulannya, serta menjadi bukti bahwa agama yang dibawa oleh mereka benar-

benar dari Allah ta’ala.

Al-Qur’an adalah mu’jizat terbesar Nabi Muhammad saw. Kemu’jizatannya

itu diantaranya terletak pada fashahah dan balaghah-nya, keindahan susunan dan gaya

bahasanya yang tidak ada tandingannya. Karena gaya bahasa yang demikian itulah

Umar bin Khatthab masuk Islam setelah mendengar Al-Qur’an awal surat Thaha yang

dibaca oleh adiknya Fathimah. Abul Walid, terpaksa cepat-cepat pulang begitu

mendengar beberapa ayat dari surat Fushshilat.[2]

Karena demikian tingginya bahasa Al-Qur’an, mustahil manusia dapat

membuat susunan yang serupa dengannya, apalagi menandinginya. Orang yang ragu

terhadap kebenaran Al-Qur’an sebagai firman Allah ditantang oleh Allah ta’ala:

“Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al-Quran yang kami wahyukan

kepada hamba kami (Muhammad) buatlah satu surat (saja) yang semisal Al-Qur’an

itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang

memang benar.” (QS. Al-Baqarah: 23)

Allah sendiri kemudian menegaskan bahwa tidak akan pernah ada seorang

pun yang mampu menjawab tantangan ini (QS. 2: 24). Bahkan seandainya

bekerjasama jin dan manusia untuk membuatnya, tetap tidak akan sanggup (QS. 17:

88).

Selain itu, kemukjizatan Al-Qur’an juga terletak pada isinya. Perhatikanlah,

sampai saat ini Al-Qur’an masih menjadi sumber rujukan utama bagi para pengkaji

ilmu sosial, sains, bahasa, atau ilmu-ilmu lainnya.

Page 65: Modul Materi Lsp Pai 2013

MODUL LSP PAI 2013

Asistensi Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI) | LINGKAR STUDI PEKANAN (LSP)

64

Menurut Miftah Faridl, banyak ayat-ayat Al-Qur’an yang berhubungan

dengan ilmu pengetahuan dapat meyakinkan kita bahwa Al-Qur’an adalah firman

Allah, tidak mungkin ciptaan manusia, apalagi ciptaan Nabi Muhammad saw yang

ummi (7: 158) yang hidup pada awal abad ke enam Masehi (571-632 M)[3]

Berbagai kabar ghaib tentang masa lampau (tentang kekuasaan di Mesir,

Negeri Saba’, Tsamud, ‘Ad, Yusuf, Sulaiman, Dawud, Adam, Musa, dll) dan masa

depan pun menjadi bukti lain kemu’jizatan Al-Qur’an. Sementara itu jika kita

perhatikan cakupan materinya, nampaklah bahwa Al-Qur’an itu mencakup seluruh

aspek kehidupan: masalah aqidah, ibadah, hukum kemasyarakatan, etika, moral dan

politik, terdapat di dalamnya.

Al-Munazzalu ‘ala qalbi Muhammad saw

Al-Qur’an itu diturunkan khusus kepada Nabi Muhammad saw. Sedangkan

kalam Allah yang diturunkan kepada nabi-nabi selain Nabi Muhammad saw—seperti

Taurat yang diturunkan kepada Nabi Musa atau Injil yang diturunkan kepada Nabi

Isa—tidak bisa dinamakan dan disebut sebagai Al-Qur’an. Demikian pula hadits

qudsi[4] tidak bisa disamakan dengan Al-Qur’an.

Al-Qur’an diturunkan Allah ta’ala kepada Nabi Muhammad saw dengan berbagai

cara[5]:

1. Berupa impian yang baik waktu beliau tidur.Kadang-kadang wahyu itu

dibawa oleh malaikat Jibril dengan menyerupai bentuk manusia laki-

laki, lalu menyampaikan perkataan (firman Allah) kepada beliau.

2. Kadang-kadang malaikat pembawa wahyu itu menampakkan dirinya

dalam bentuk yang asli (bentuk malaikat), lalu mewahyukan firman

Allah kepada beliau.

3. Kadang-kadang wahyu itu merupakan bunyi genta. Inilah cara yang

paling berat dirasakan beliau.

Page 66: Modul Materi Lsp Pai 2013

MODUL LSP PAI 2013

Asistensi Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI) | LINGKAR STUDI PEKANAN (LSP)

65

4. Kadang-kadang wahyu itu datang tidak dengan perantaraan malaikat,

melainkan diterima langsung dari Hadirat Allah sendiri.

5. Sekali wahyu itu beliau terima di atas langit yang ketujuh langsung

dari Hadirat Allah sendiri.

Al-Manquulu bi-ttawaatir

Al-Qur’an ditulis dalam mushaf-mushaf dan disampaikan kepada kita secara

mutawatir (diriwayatkan oleh banyak orang), sehingga terpelihara keasliannya.

Berikut sekilas sejarah pemeliharaan Al-Qur’an sejak masa Nabi hingga

pembukuannya seperti sekarang:

Pada masa Nabi Al-Qur’an dihafal dan ditulis di atas batu, kulit binatang,

pelapah tamar dan apa saja yang bisa dipakai untuk ditulis. Kemudian setahun sekali

Jibril melakukan repetisi (ulangan), yakni dengan menyuruh Nabi memperdengarkan

Al-Qur’an yang telah diterimanya. Menurut riwayat, di tahun beliau wafat, ulangan

diadakan oleh Jibril dua kali.

Ketika Nabi wafat, Al-Qur’an telah dihafal oleh ribuan manusia dan telah

ditulis semua ayat-ayatnya dengan susunan menurut tertib urut yang ditunjukkan oleh

Nabi sendiri.

Berdasarkan usulan Umar bin Khattab, pada masa pemerintahan Abu Bakar

diadakan proyek pengumpulan Al-Qur’an. Hal ini dilatar belakangi oleh peristiwa

gugurnya 70 orang penghafal Al-Qur’an dalam perang Yamamah. Maka

ditugaskanlah Zaid bin Tsabit untuk melakukan pekerjaan tersebut. Ia kemudian

mengumpulkan tulisan Al-Qur’an dari daun, pelapah kurma, batu, tanah keras, tulang

unta atau kambing dan dari sahabat-sahabat yang hafal Al-Qur’an.

Page 67: Modul Materi Lsp Pai 2013

MODUL LSP PAI 2013

Asistensi Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI) | LINGKAR STUDI PEKANAN (LSP)

66

Dalam upaya pengumpulan Al-Qur’an ini, Zaid bin Tsabit bekerja sangat

teliti. Sekalipun beliau hafal Al-Qur’an seluruhnya, tetapi masih memandang perlu

mencocokkan hafalannya dengan hafalan atau catatan sahabat-sahabat yang lain

dengan disaksikan dua orang saksi. Selanjutnya, Al-Qur’an ditulis oleh Zaid bin

Tsabit dalam lembaran-lembaran yang diikatnya dengan benang, tersusun menurut

urutan ayat-ayatnya sebagaimana yang telah ditetapkan Rasulullah saw.

Pada masa Utsman terjadi ikhtilaf tentang mushaf Al-Qur’an, yakni berkaitan

dengan ejaan, qiraat dan tertib susunan surat-surat. Oleh karena itu atas usulan

Huzaifah bin Yaman, Utsman segera membentuk panitia khusus yang dipimpin Zaid

bin Tsabit beranggotakan Abdullah bin Zubair, Saad bin Ash dan Abdurrahman bin

Harits bin Hisyam untuk melakukan penyeragaman dengan merujuk kepada

lembaran-lembaran Al-Qur’an yang ditulis pada masa khalifah Abu Bakar yang

disimpan oleh Hafsah, isteri Nabi saw.

Al-Qur’an yang dibukukan oleh panitia ini kemudian dinamai “Al-Mushaf”

dan dibuat lima rangkap. Satu buah disimpan di Madinah—dinamai “Mushaf Al-

Imam”—dan sisanya dikirim ke Mekkah, Syiria, Basrah dan Kufah. Sementara itu

lembaran-lembaran Al-Qur’an yang ditulis sebelum proyek ini segera dimusnahkan

guna menyatukan kaum muslimin pada satu mushaf, satu bacaan[6], dan satu tertib

susunan surat-surat.

Al-Muta’abbadu bitilawatih

Membaca Al-Qur’an itu bernilai ibadah. Banyak sekali hadits yang

mengungkapkan bahwa membaca Al-Qur’an adalah merupakan bentuk ibadah

kepada Allah yang memiliki banyak keutamaan, diantaranya adalah:

“Bacalah Al-Qur’an, karena sesungguhnya Allah akan memberi pahala kepadamu

karena bacaan itu untuk setiap hurufnya 10 kebajikan. Saya tidak mengatakan

Page 68: Modul Materi Lsp Pai 2013

MODUL LSP PAI 2013

Asistensi Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI) | LINGKAR STUDI PEKANAN (LSP)

67

kepada kalian bahwa ‘Alif-Laam-Mim’ itu satu huruf, tetapi ‘alif’ satu huruf, ‘Laam’

satu huruf dan ‘Miim’ satu huruf” (HR. Hakim).

“Bacalah Al-Qur’an, karena sesungguhnya ia akan menjadi cahaya bagimu di bumi

dan menjadi simpanan (deposito amal) di langit.” (HR. Ibnu Hibban).

“Orang yang mahir dalam membaca Al-Qur’an bersama para malaikat yang mulia

lagi taat. Dan barangsiapa membaca Al-Qur’an, sementara ada kesulitan (dalam

membacanya), maka baginya dua pahala. “ (HR. Bukhari & Muslim)

Page 69: Modul Materi Lsp Pai 2013

MODUL LSP PAI 2013

Asistensi Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI) | LINGKAR STUDI PEKANAN (LSP)

68

Islam Sebagai Akhlak

� pertemuan ke 8 – 9 semester 2

Tujuan Instruksional

1. Peserta mentoring mampu memahami Islam sebagai sistem akhlak dan

mampu membedakan dengan sistem moral yang lain.

2. Mampu meninggalkan akhlak yang terceladari kehidupannya.

3. Berusaha menerapkan akhlak karimah sebagai pancaran dari keimanannya

kepada Allah dan Rasul-Nya.

Islam adalah akhlak, akhlak adalah Islam

Akhlak menurut bahasa berarti tabiat dan perangai. Menurut terminologi para

ulama,akhlak adalah sesuatu yang merepresentasikan keadaan atau sifat yang

tertanam kuat di dalam jiwa yang memunculkan perbuatan dan perilaku dengan

sangat mudah tanpa memerlukan pemikiran terlebih dahulu.

Menurut definisi di atas, akhlak mencakup semua sifat baik maupun buruk,

namun kita dapati kebanyakan ulama akhlak menggunakan kata akhlak untuk sifat

yang baik saja. Menurut mereka, akhlak adalah sifat-sifat baik yang tertanam pada

jiwa dan memancarkan perilaku yang baik dalam kehidupan.

Menurut konsepsi Islam ia adalah insting dalam diri manusia yang telah

diciptakan oleh Allah dan menuntunnya untuk menyukai sifat-sifat tertentu serta

membenci sifat-sifat yang lain. Tidak seperti anggapan sebagian kalangan yang

mengatakan bahwa ia adalah pengalaman yang berkembang sesuai dengan kemajuan

jaman dan tingkat intelektual. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,

“Dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya), maka Allah mengilhamkan kepada

jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya. Sesungguhnya beruntunglah orang

Page 70: Modul Materi Lsp Pai 2013

MODUL LSP PAI 2013

Asistensi Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI) | LINGKAR STUDI PEKANAN (LSP)

69

yang menyucikan jiwa itu, dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.”

(QS. Asy-Syams : 7-10)

Islam telah menjadikan tolok ukur untuk menentukan baik dan buruk

berkaitan dengan sistemnya yang komprehensif dan tidak bertentangan dengan fitrah

yang sehat, serta tidak berlawanan dengannya.

Ia memandang bahwa akhlak merupakan komitmen hukum-hukum syariat,

baik berupa perintah maupun larangan dalam semua bentuk taklif yang

menghubungkan manusia dengan Khaliq-nya berkaitan dengan masalah-masalah

akidah dan ibadah, selain mengaitkannya dengan sesamanya dalam aspek muamalah.

Karena itu, ketika ditanya tentang akhlak Rasulullah, Aisyah radhiyallahu ‘anha

menjawab,

“Akhlak beliau adalah Al-Quran.” (HR. Muslim)

Islam telah memberi perhatian yang besar terhadap akhlak. Perhatian itu

tercermin dalam beberapa hal, yang terpenting adalah:

Islam menjadikannya sebagai landasan dan pilar utama untuk menegakkan

sistemnya dalam kehidupan, juga sebagai tujuan tertinggi risalahnya.

“Sesungguhnya aku diutus tidak lain kecuali untuk menyempurnakan akhlak yang

mulia.” (HR. Bukhari)

“Ketika ditanya, ‘Apa kebaikan itu?’ Beliau bersabda, ‘Kebaikan itu adalah akhlak

yang baik.’ (HR. Muslim)

Banyak ayat Al-Quran yang berhubungan dengan tema akhlak, baik berupa

perintah untuk melaksanakan akhlak yang baik, pujian untuk orang-orang yang

berakhlak baik, melarang akhlak buruk , maupun celaan bagi mereka yang

mempunyai akhlak buruk. Hal terpenting adalah bahwa ayat-ayat tersebut di

antaranya ada yang diturunkan di Makkah sebelum hijrah dan ada pula yang

diturunkan di Madinah setelah hijrah. Semua ini menunjukkan bahwa akhak

Page 71: Modul Materi Lsp Pai 2013

MODUL LSP PAI 2013

Asistensi Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI) | LINGKAR STUDI PEKANAN (LSP)

70

merupakan masalah yang sangat penting, yang tidak boleh diabaikan oleh setiap

Muslim, bahkan menjaga akhlak harus dilakukan oleh setiap Muslim dalam segala

kondisi. Ia sebanding dengan akidah, dilihat dari perhatian Al-Quran terhadapnya

dalam surat-surat Makkiah maupun Madaniah.

Allah subhanahu wa ta’ala telah memuji Nabi-Nya dengan kebaikan akhlak

ketika Ia subhanahu wa ta’ala berfirman,

“Dan sesungguhnya engkau benar-benar berbudi pekerti yang agung.” (QS. Al-

Qalam : 4).

Allah tidak pernah memuji Rasul-Nya kecuali dengan sesuatu yang agung. Ini

menunjukkan tingginya kedudukan akhlak dalam Islam dan besarnya perhatian

terhadapnya.

Allah subhanahu wa ta’ala telah menghimpun pokok-pokok kebaikan akhlak dalam

satu ayat,

“Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang ma’ruf, serta

berpalinglah dari orang-orang yang bodoh.” (QS. Al A’raf : 199).

Ja’far bin Muhammad berkata, “Allah telah memerintahkan Nabi-Nya untuk

berakhlak mulia dan dalam Al-Quran tidak ada ayat yang lebih akomodatif

menghimpun makarimal akhlak dibanding ayat ini.”

Akhlak dalam Islam terdiri di atas empat pilar yang ia tidak dapat tegak

kecuali dengannya, yaitu: sabar, menjaga kehormatan diri, keberanian, dan adil.

Empat pilar tersebut merupakan sumber bagi semua akhlak utama, sedangkan sumber

semua akhlak buruk dan bangunannya juga didasarkan kepada empat pilar, yaitu:

kebodohan, kezaliman, nafsu, dan marah.

Keempat sifat buruk tersebut tersendikan kepada dua hal, yaitu melampaui

batas ketika sedang lemah dan melampaui batas ketika sedang kuat. Memperturutkan

nafsu secara berlebihan dalam kelemahan akan melahirkan kehinaan, kebakhilan,

Page 72: Modul Materi Lsp Pai 2013

MODUL LSP PAI 2013

Asistensi Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI) | LINGKAR STUDI PEKANAN (LSP)

71

kerendahan, cela, ambisi, loba, dan akhlak rendah lainnya. Sedangkan berlebihan

dalam keadaan kuat akan melahirkan sifat zalim, marah, dengki, keji, dan ceroboh.

Akhlak yang tercela akan menurunkan akhlak yang tercela dan akhlak yang baik akan

menurunkan akhlak yang baik pula.

Sistem moral dalam Islam berbeda dengan sistem moral lain yang dibuat

manusia, antara lain karena beberapa karakteristik, yaitu: universal, detail,

komprehensif, keselarasan antara cara dan tujuan, keterkaitannya dengan makna-

makna iman dan takwa, dan ada balasan.

Berkenaan dengan universalitas itu, Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,

“Dan katakanlah kepada hamba-hamba-Ku, ‘Hendaklah mereka mengucapkan

perkataan yang lebih baik (benar). Sesungguhnya setan itu menimbulkan perselisihan

di antara mereka. Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia.’”

(QS. Al Isra’ : 53)

Mengucapkan kata-kata yang baik merupakan ajakan universal mencakup

segala ucapan baik dengan segala jenisnya dalam komunikasi dan dialog mereka.

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,

“Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi

kepada kaum kerabat, melarang perbuatan yang keji, kemungkaran, dan permusuhan.

Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.” (QS. An-

Nahl : 90)

Ayat di atas mengandung seruan umum untuk menjauhi akhlak yang tercela di

samping mengajak kepada dasar-dasar akhlak yang mulia pada bagian pertama.

Adapun rinciannya, Al-Qur’an dan Sunnah telah menjabarkan dan mendorong akhlak

yang terpuji, di samping juga menjabarkan tentang akhlak yang tercela untuk

memperingatkan supaya tidak dilakukan.

Page 73: Modul Materi Lsp Pai 2013

MODUL LSP PAI 2013

Asistensi Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI) | LINGKAR STUDI PEKANAN (LSP)

72

Dalam surat Al-Isra’ ayat 23-28, Al-Hujurat ayat 11-12, dan An-Nisa’ ayat 58

terdapat pesan-pesan universal yang menjelaskan dan mengungkapkan tentang akhlak

bagi hamba-hamba Allah yang beriman.

Adapun cakupannya, akhlak Islam mencakup semua perilaku manusia, baik

yang khusus dengan dirinya sendiri maupun yang berhubungan dengan pihak lain,

berupa manusia, hewan, maupun benda mati, secara individu, kelompok, maupun

negara. Hal ini menjadikannya unggul dan tidak ada bandingannya dalam syariat

samawi yang terdahulu maupun aturan buatan manusia yang manapun.

Setiap Muslim wajib menunaikan hak-hak kepada dirinya sendiri, kepada

kedua orangtuanya, istri, anak-anak, kerabat, tetangganya yang Muslim maupun non-

Muslim termasuk ahli dzimmah dan ahlul harb, hingga hewan dan benda matipun

memiliki hak atas dirinya. Tidak ada suatu apapun yang tidak tercakup dalam sistem

moral Islam.

Dalam Al-Qur’an, hadits, dan kitab-kitab fiqih terdapat banyak dalil yang

menunjukkan semua itu. Silahkan anda merujuk kepadanya.

Adapun keterkaitan akhlak dengan cara dan tujuan adalah kesepakatan

berdasarkan tuntutan akhlak merupakan sesuatu yang harus dilakukan dalam

menetapkan tujuan dan memilih cara mencapainya. Tidak boleh mencapai tujuan-

tujuan yang syar’i dengan cara yang haram. Karena itu, dalam konsepsi akhlak Islam

tidak ada tempat bagi prinsip menghalalkan segala cara. Ia adalah sebuah prinsip

asing dari negara-negara kafir yang masuk ke negeri kita. Perlunya keabsahan cara

dan komitmen dengan nilai-nilai moral itu ditunjukkan oleh Allah subhanahu wa

ta’ala dalam firman-Nya,

“Jika mereka meminta pertolongan kepadamu dalam (urusan pembelaan) agama,

maka kamu wajib memberikan pertolongan, kecuali terhadap kaum yang telah ada

perjanjian antara kamu dan mereka. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu

kerjakan.” (QS. Al-Anfal : 72)

Page 74: Modul Materi Lsp Pai 2013

MODUL LSP PAI 2013

Asistensi Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI) | LINGKAR STUDI PEKANAN (LSP)

73

Ayat ini mewajibkan kepada umat Islam untuk membela saudara-saudara

mereka yang terzalimi, untuk mempererat persaudaraan dalam agama. Akan tetapi

jika pembelaan itu harus mengingkari janji orang-orang kafir dan orang-orang yang

zalim, maka tidak boleh dilakukan karena pembelaan itu dilakukan dengan khianat

dan mengingkari janji, Islam tidak rela dengan pengkhianatan dan membenci orang-

orang yang berkhianat.

Adapun hubungannya dengan iman dan takwa, Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,

“Maka penuhilah perjanjian mereka sampai batas waktunya. Sesungguhnya Allah

mencintai orang-orang yang bertakwa.” (QS. At- Taubah: 4)

Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda,

“Tidak ada iman bagi orang yang tidak memegang janjinya dan tidak ada agama bagi

orang yang tidak memegang janjinya.” (HR. Ahmad, Al-Bazzar, dan Ath-Thabrani)

Adapun kaitannya dengan balasan, hal ini karena Islam mendatangkkan

akhlak dalam bentuk perintah dan larangan. Yang menjalankan perintah akan

mendapatkan pahala dan yang melanggar larangannya akan mendapat siksa. Allah

subhanahu wa ta’ala berfirman,

“Celakalah bagi setiap pengumpat lagi pencela.” (QS. Al-Humazah: 1)

Balasan yang terkadang terjadi di dunia berupa hukuman hakim, seperti hukum-

hukum hadd dan ta’zir. Terkadang hukuman itu menimpa jamaah, sebagaima firman-

Nya,

“Dan peliharalah dirimu dari siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang

zalim saja di antara kamu.” (QS. Al-Anfal: 25)

Page 75: Modul Materi Lsp Pai 2013

MODUL LSP PAI 2013

Asistensi Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI) | LINGKAR STUDI PEKANAN (LSP)

74

Menjadi Mentor itu Mudah

� pertemuan ke 10 semester 2

Tujuan Instruksional

“peserta mentoring termotivasi untuk mengamalkan ilmu sebagai mentor untuk

program mentoring tahun depan”.

Pendahuluan

Mentor (murabbi) adalah istilah tarbiyah untuk menyebut pada

seseorang yang menyelenggarakan dan bertanggungjawab atas proses

tarbiyah suatu kelompok. Ia berperan penting sebagai pengawal regenerasi

kader-kader dakwah. Ia pula yang bertanggungjawab melakukan proses

tarbiyah, yaitu pembentukan pribadi dan pewarisan nilai, disertai kontrol

dan evaluasi.

Ada pepatah mengatakan, “Jadilah muridnya guru, bukan muridnya

buku”. Proses pembelajaran atau tarbiyah tidak cukup dengan membaca

buku saja. Buku memang mampu memberikan wawasan dan pengetahuan,

tapi buku tidak bisa diajak berdiskusi. Buku tidak akan pernah tahu

apakah pembacanya keliru menangkap isi tulisannya atau tidak. Pun

dengan membaca buku saja kita tidak bisa dikatakan sebagai murid dari si

pengarang buku tersebut. Maka haruslah ada orang yang mengawal proses

pemahaman tersebut. Peran itu diampu oleh mentor (murabbi).

Pertanyaannya adalah, mudahkah menjadi mentor (murabbi)?

Mudah! Memang, ada ikhwah yang masih takut-takut menjadi mentor

(murabbi) karena dianggapnya beban. Tapi ingatlah, Allah itu

menghendaki kemudahan dan tidak menghendaki kesulitan.

Page 76: Modul Materi Lsp Pai 2013

MODUL LSP PAI 2013

Asistensi Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI) | LINGKAR STUDI PEKANAN (LSP)

75

“Allah menghendaki kemudahan bagimu dan tidak menghendaki bagimu

kesulitan.” (QS. Al Baqoroh : 185)

Kemudahan menjadi salah satu semangat Islam. Rasulullah saw pun

menyukai kemudahan. Bila ada dua hal yang sama-sama boleh dilakukan,

maka beliau memilih yang lebih mudah di antaranya.

Menjadi mentor (murabbi) ibarat orang belajar naik sepeda. Bagi

mereka yang belum pernah mencobanya akan merasa susah dan juga

begidik membayangkan harus jatuh dari sepeda. Namun sebaliknya, bagi

mereka yang sudah mencoba naik sepeda bahkan sudah merasakan harus

jatuh, mereka akan berpendapat bahwa naik sepeda itu mudah dan

menyenangkan.

Tujuan tarbiyah memang tetap, namun metode dan teknik membina

semakin beragam dan kaya. Belum lagi sarana dan prasarana yang kini

kian lengkap. Semuanya sudah tersedia, kita tinggal memanfaatkannya.

Jadi apa susahnya menjadi mentor (murabbi)?

TUGAS MENTOR (MURABBI)

“Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di

antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka,

mensucikan mereka dan mengajarkan mereka Kitab dan Hikmah (As

Sunnah). Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam

kesesatan yang nyata.” (QS Al Jumu’ah : 2)

Layaknya peran Nabi Muhammad saw sebagai rasul Allah, mentor

(murabbi) pun memiliki peran yang tak jauh berbeda, yakni :

1. Membacakan ayat-ayat Allah swt

Membiasakan binaan untuk senantiasa berinteraksi dengan Al

Qur’an dalam kesehariannya, menjadikannya sebagai pedoman hidup,

Page 77: Modul Materi Lsp Pai 2013

MODUL LSP PAI 2013

Asistensi Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI) | LINGKAR STUDI PEKANAN (LSP)

76

adalah tugas mentor (murabbi). Interaksi dengan Al Qur’an itu meliputi

(a) tilawah harian secara baik dan benar, (b) hafalan, serta (c) pemahaman

dan pengamalan ayat-ayatnya.

Seorang ulama menjelaskan, siapakah dari umat Islam yang masuk

kategori meninggalkan Al Qur’an : “Barangsiapa yang tidak membaca Al

Qur’an maka ia telah meninggalkannya. Barangsiapa yang membaca Al

Qur’an namun tidak mempelajari isinya maka ia telah meninggalkannya.

Barangsiapa yang membaca Al Qur’an, mempelajari isinya, namun tidak

mengamalkannya maka ia telah meninggalkannya.”

2. Menyucikan dari kemusyrikan dan kemaksiatan, wayuzakkiihim

“Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan

ketakwaannya. Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa

itu, dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.” (QS. Asy

Syams : 8-10)

Manusia memiliki dua kecenderungan, fujur dan takwa. Dengan

begitu, seorang mentor (murabbi) adalah pengawal proses pemupukan dan

penjagaan ketakwaan para binaan, melalui monitoring amal ibadah

yaumiyah juga penanaman akhlakul karimah.

Di sisi lain, manusia mempunyai dua potensi : positif dan negatif.

Mentor (murabbi) bertugas membantu mengembangkan potensi positif dan

mereduksi potensi negatif. Potensi-potensi itu meliputi keahlian, studi

khusus, keterampilan dan kemampuan, wawasan, bakat, minat, dll.

3. Mengajarkan isi kandungan Al Qur’an dan Al Hadits

Yaitu memahamkan binaan tentang Islam sebagai way of life,

dengan mempertajam pemahaman mereka tentang syahadatain,

Page 78: Modul Materi Lsp Pai 2013

MODUL LSP PAI 2013

Asistensi Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI) | LINGKAR STUDI PEKANAN (LSP)

77

ma’rifatullah, ma’rifaturrasul, Islam yang kaffah, serta memahami posisi

dan kewajiban sebagai makhluk.

Juga dengan membiasakan binaan dengan amal ibadah yaumiyah,

menghidupkan sunnah, mewarnai ruh, fikroh, tampilan fisik, perilaku,

selera, dan setiap unsur diri dengan nilai-nilai Islam demi membentuk

pribadi-pribadi yang senantiasa mengaplikasikan nilai-nilai Islam dalam

kehidupannya (syakhshiyah islamiyah).

Menumbuhkan kepedulian binaan terhadap persoalan dunia Islam,

kondisi umat Islam, serta berperan dalam memperjuangkan umat Islam

demi membentuk pribadi-pribadi da’i yang menyeru umat kepada Islam

(syakhshiyah da’iyah).

STATUS MENTOR (MURABBI)

1. Menyambung Mata Rantai Dakwah

Proses kaderisasi merupakan titik penting dan vital yang menjamin

ketersediaan para pelaku dakwah di setiap waktu dan adanya

keberlanjutan pewarisan nilai. Pembinaan yang intens dengan mewariskan

nilai, melakukan rekrutmen sekaligus memperhatikan aspek kualitas

kadernya dengan penjagaan yang baik merupakan bagian dari proses untuk

menyambung rantai dakwah ini. Apabila kita tidak tidak mau jadi mentor

(murabbi), maka rantai tarbiyah itu akan terputus pada kita. Tidakkah kita

merasa bersalah? Maka jangan tersinggung jika dikatakan bahwa kitalah

yang telah memutus mata rantai itu.

2. Kontribusi Dakwah

Dakwah adalah pekerjaan besar dengan cita-cita yang sangat tinggi,

tujuan yang sangat mulia, dan perjalanan yang sangat panjang. Ada

pepatah mengatakan, “Sebesar apapun yang Anda sumbangkan untuk

Page 79: Modul Materi Lsp Pai 2013

MODUL LSP PAI 2013

Asistensi Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI) | LINGKAR STUDI PEKANAN (LSP)

78

dakwah Islam maka itu kecil nilainya bagi dakwah yang sangat luas ini.

Akan tetapi, sekecil apapun yang Anda sumbangkan bagi dakwah maka

sangat besar nilainya bagi Anda sendiri.” Jadi sesungguhnya kitalah yang

membutuhkan dakwah ini, untuk berkontribusi, sebagai ladang amal yang

telah Allah sediakan bagi kita.

“Tidaklah sama antara mukmin yang duduk (yang tidak ikut berperang)

yang tidak mempunyai 'uzur dengan orang-orang yang berjihad di jalan

Allah dengan harta mereka dan jiwanya. Allah melebihkan orang-orang

yang berjihad dengan harta dan jiwanya atas orang-orang yang duduk

satu derajat. Kepada masing-masing mereka Allah menjanjikan pahala

yang baik (surga) dan Allah melebihkan orang-orang yang berjihad atas

orang yang duduk dengan pahala yang besar, (yaitu) beberapa derajat

dari pada-Nya, ampunan serta rahmat. Dan adalah Allah Maha

Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. An Nisaa : 95-96)

Jangan berpikir bahwa masih ada kok orang lain yang bisa menjadi

mentor (murabbi), jadi aku tidak usah saja menjadi mentor (murabbi).

Tunggu dulu! Ketika semua orang berpikiran sama seperti itu, akan jadi

apa dakwah ini? Di saat semakin banyak orang yang membutuhkan banyak

sentuhan dakwah, justru tidak ada yang membina. Hal ini akan berakibat

besar pada dakwah.

3. Tidak Ada Outsourcing

Menjadi mentor (murabbi) hanya bisa dilakukan oleh orang yang

telah mengikuti tarbiyah, karena tugas mentor (murabbi) adalah mencetak

kader-kader tarbiyah dalam kerangka manhaj kita.

SEBUAH KEPRIHATINAN

Pertumbuhan jumlah kader bisa dibilang lambat, jauh dari target.

Mengapa begitu? Kalau dikaji lebih jauh, di antara banyaknya kader

Page 80: Modul Materi Lsp Pai 2013

MODUL LSP PAI 2013

Asistensi Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI) | LINGKAR STUDI PEKANAN (LSP)

79

dakwah sekarang, masih banyak ikhwah yang tidak membina. Padahal dari

jenjang dan usia tarbiyahnya, semestinya punya binaan. Apakah karena

tidak ada yang bisa dibina? Tidak, justru banyak orang di sekeliling kita

yang sebenarnya mau menerima dakwah ini. Lantas apalagi yang

menghalangi kita untuk membina?

UNTUNGNYA JADI MENTOR (MURABBI)

1. Pahala sebagai Da’i

“Demi Allah, jika Allah memberi petunjuk kepada satu orang karenamu,

itu lebih baik bagimu daripada unta merah.” (Muttafaq Alaih)

“Sesungguhnya Allah, malaikatNya, serta penduduk langit dan bumi,

hingga semut yang ada di lubangnya, dan ikan-ikan yang ada di laut,

(semuanya) berselawat atas orang yang mengajarkan kebaikan kepada

manusia.” (HR. Tirmidzi)

2. Multi Level Pahala

“Barangsiapa membuat suatu sunnah yang baik dalam Islam maka baginya

pahala dari hal itu dan mendapat pahala yang sepadan dari pahala orang

lain yang mengerjakannya tanpa mengurangi pahala dari orang lain itu

sedikit pun…” (HR. Ahmad)

3. Lebih Memahami Tarbiyah

Dengan menjadi mentor (murabbi), kita dituntut untuk semakin

memperdalam, menginternalisasi, dan memperkaya materi yang pernah

kita dapatkan untuk diajarkan kembali kepada binaan. Selain itu sebagai

seorang mentor (murabbi), kita tentunya akan mendapatkan tambahan

materi tarbiyah yang memang khusus disiapkan untuk para mentor

(murabbi). Itu berarti, ikhwah yang mempunyai binaan akan menerima

Page 81: Modul Materi Lsp Pai 2013

MODUL LSP PAI 2013

Asistensi Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI) | LINGKAR STUDI PEKANAN (LSP)

80

lebih banyak ilmu dan wawasan dibanding yang belum mempunyai binaan

kan?

4. Termotivasi untuk Terus Meningkatkan Amal

Hal itu sudah jelas. Masa iya syiar ibadah harian mentor (murabbi) lebih

rendah dibandingkan binaan?

5. Pendewasaan Diri

Rasa tanggung jawab, bijaksana, empati, belajar untuk berkomunikasi dan

memahami karakter orang lain, semua itu bisa kita dapatkan seiring

dengan interaksi yang dibangun dengan para binaan.

6. Aplikasi Ta’awun

MENGHALAU KERAGUAN

1. Merasa Belum Siap

Obat dari keraguan karena merasa tidak siap adalah, jalani! Cobalah saja

dulu. Adapun persiapan itu bisa sambil jalan.

2. Merasa Belum Pantas

Kita tak perlu menunggu menjadi sempurna untuk menjadi mentor

(murabbi). Toh pada kenyataannya tidak akan ada manusia sempurna kan?

Kalau kita terus menunda-nunda, bagaimana nasib para mad’u yang

menunggu untuk di-tarbiyah-i dan didakwahi? Berangkatlah berdakwah

dengan apa yang ada, tak perlu menunggu semuanya sempurna. Dan

langkah kesempurnaan itu akan berjalan seiring pekerjaan dan waktu.

3. Merasa Tidak Cocok

Merasa dirinya tidak ahli. Masa iya? Jangan menyimpulkan tidak ahli atau

tidak cocok sebelum dicoba. Kalau gagal, coba lagi. Gagal lagi, coba lagi,

Page 82: Modul Materi Lsp Pai 2013

MODUL LSP PAI 2013

Asistensi Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI) | LINGKAR STUDI PEKANAN (LSP)

81

dan seterusnya. Dari kegagalan akan ada evaluasi dimana letak

kegagalannya. Itu akan menjadi pelajaran yang berharga untuk perbaikan

ke depannya.

4. Belum Mendapat Kelompok Binaan

Belum mendapat kelompok? Mintalah kepada mentor (murabbi). Insya

Allah kita tidak akan kehabisan obyek yang siap didakwahi, karena ada

begitu banyak orang yang memang membutuhkan sentuhan dakwah kita.

5. Sibuk

Sesibuk apapun kita, selama kita menganggap menjadi mentor (murabbi)

itu penting, maka bagaimanapun caranya kita pasti akan berusaha

meluangkan waktu dan memprioritaskan itu. Sebenarnya ada kelebihan

yang dimiliki orang-orang sibuk. Orang-orang sibuk akan berusaha

mencari celah untuk menyisipkan aktivitas yang diinginkan di sela-sela

kesibukannya yang lain.

6. Trauma Pengalaman

Jangan biarkan trauma selamanya menghalangi kita untuk menjadi mentor

(murabbi). Salah itu biasa, gagal itu biasa. Maka cobalah kembali sambil

terus memperbaiki diri, dengan berkaca pada pengalaman-pengalaman

yang pernah dialami.

MEMULAI JADI MENTOR (MURABBI)

1. Alasan Menjadi Mentor (murabbi)

Ada berbagai pengalaman bagaimana seseorang menjadi mentor

(murabbi). Ada yang terpaksa, ada yang melanjutkan kelompok taklim,

ada yang memang ingin menjadi mentor (murabbi), ada yang menjadi

mentor (murabbi) karena tradisi angkatan, ada pula yang menjadi mentor

(murabbi) karena merasa butuh penerus, dan bahkan ada pula yang

Page 83: Modul Materi Lsp Pai 2013

MODUL LSP PAI 2013

Asistensi Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI) | LINGKAR STUDI PEKANAN (LSP)

82

memutuskan untuk menjadi mentor (murabbi) karena merasa ini adalah

panggilan dakwah. Apapun alasannya, itu tidak masalah. Itu urusan antara

kita dan Allah. Untuk menjadi mentor (murabbi), kita tidak dituntut

memiliki alasan ideal untuk memulainya. Alasan itu bisa kita perbaiki

seiring dengan berjalannya waktu.

2. Mendapatkan Binaan

a. Jangan Tunda

Bila memang keinginan untuk membina telah ada, jangan tunda lagi. Pasti

Allah swt akan memudahkan segala urusan.

b. Banyak Cara Mendapatkan Binaan

Ada banyak cara untuk mendapatkan binaan di antaranya : (i) merekrut

sendiri, (ii) titipan atau rekomendasi ikhwah, (iii) membuat aktivitas

rekrutmen, (iv) follow up taklim, (v) limpahan halaqoh dari ikhwah lain

baik itu meminta maupun diminta.

SETTING MENTAL MENTOR (MURABBI)

Medan dakwah isinya sedemikian kompleks dan beragam, dengan

segudang tipe, sifat, karakter, dan kondisi manusia. Untuk itu kita

senantiasa dituntut untuk bersikap positif yang tersimpul dalam tiga hal,

yaitu ikhlas, lapang dada, dan husnudzon. Dengan berlandaskan tiga hal

tersebut, maka setting mental mentor (murabbi) akan melahirkan sikap-

sikap berikut :

1. Tidak Patah Arang

Perjuangan dakwah memang membutuhkan pengorbanan yang luar

biasa, belum lagi jika harus menghadapi cacian dan makian dari orang-

orang yang membenci Islam. Namun jangan patah arang. Cobalah berkaca

Page 84: Modul Materi Lsp Pai 2013

MODUL LSP PAI 2013

Asistensi Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI) | LINGKAR STUDI PEKANAN (LSP)

83

pada Rasulullah saw yang tak gentar meski beliau harus mendapatkan tak

hanya cacian namun juga lemparan batu hingga kotoran.

Hadapi semua cobaan yang menghalangi dengan sikap dewasa;

jangan sampai cobaan itu menyurutkan niat menjadi mentor (murabbi).

Anggap saja peristiwa-peristiwa itu sebagai kenangan ‘manis’ dalam

perjalanan tarbiyah kita. Bagaimanapun kita tidak akan pernah tahu apa

yang terjadi kemudian. Bisa jadi orang-orang yang dahulu mencaci

langkah dakwah kita, di kemudian hari mendapatkan hidayah untuk

bergabung di barisan dakwah ini. Allahu akbar..

2. Bersikap Tenang

Dalam dakwah adakalanya kita jumpai hal-hal tidak terduga, baik

itu positif maupun negatif. Cobalah untuk bersikap tenang

menghadapinya. Ketenangan memberikan kesempatan kepada kita untuk

berpikir jernih dan memberikan respons terhadap peristiwa tersebut.

Ketika kita bisa merespons positif, maka tantangan bisa diubah jadi

peluang.

3. Bijak Menyikapi Realitas Binaan

Kita tidak sepenuhnya tahu tentang sifat-sifat dan background

binaan. Kadang ada sfat atau perilaku mereka yang perlu diubah. Namun

perubahan itu butuh proses, butuh waktu. Maka perlulah kita menghargai

proses binaan untuk menjadi baik. Sangat berlebihan jika kita menuntut

seseorang yang masih berandal pada hari Sabtu, mulai tarbiyah hari Ahad,

harus sudah alim di hari Senin! Ingat, semua itu butuh proses!