Download - Modul ERP UB

Transcript

1

SISTEM INFORMASI ENTEPRISE DENGAN ADEMPIERE (Enteprise Resource Planning)1.Pengantar Enteprise Resource Planning (ERP) ERP merupakan konsep untuk merencanakan dan mengelola sumber daya organisasi agar dapat dimanfaatkan secara optimal untuk mengahasilkan nilai tambah bagi seluruh pihak yang berkepentingan (stake holder) atas organisasi tersebut. Dengan sistem ERP sebuah perusahaan dapat melakukan berbagai efisiensi, seperti mengatur stok barang secara lebih akurat, mengontrol pembelian barang berdasarkan kebutuhan, serta mengatur penjualan secara lebih cepat dan efisien. Disamping itu data data tersebut juga dapat di akses secara realtime.Sehingga pemilik usaha dapat menjalankan usahanya dengan lebih efisien serta dapat menentukan keputusan keputusan bisnis secara lebih cepat, tepat dan akurat. Keuntungan menggunakan sistem ERP : o Dapat mengakses informasi kegiatan usaha seperti stok barang, order, jadwal produksi dan lain lain secara cepat dan akurat. o Meningkatkan proses kerja, efisiensi, serta mengurangi penggunaan kertas (paperless). o Meningkatkan kontrol dan otomatisasi sistem peringatan (alert) melalui email, atau media komunikasi yang lain (misalnya sms). o Menyedikan sistem yang user friendly (akrab/dikenal oleh user) yang berbasis web. o Efisiesi proses dengan mengadopsi sistem bisnis yang terbaik. o Membangun sistem untuk sistem baru serta mengintegrasikan dengan sistem yang ada. ERP sering disebut sebagai Back Office System yang mengindikasikan bahwa pelanggan dan publik secara umum tidak dilibatkan dalam sistem ini. Berdasarkan padanan kata ERP berasal dari Enterprise (Perusahaan atau organisasi yang dianggap sebagai sebuah sistem dan masing-masing departemen adalah sub sistem yang mana informasi mengenai segala aspek organisasi disimpan dan dikelola secara terpusat dan dapat diakses oleh departemen lain secara terpusat). Resource (sumber daya yang berupa asset perusahaan yang meliputi keuangan, sumber daya manusia, konsumen, supplier, order, teknologi dan strategi) dan planning (aspek perencanaan).Front Office Back Office Corporate Reporting Sales Distribution Financial Applications

C U S T O M E R S

Central DatabaseServis Application

Manufacturing A pplications

S U P P L I E R S

Inventory Management

Human Resource Management

Gambar 1 Sistem ERP Banyak perusahaan yang kemudian menerapkan enterprise software untuk mengatur sumber dayanya. Dengan enterprise software, sistem yang tadinya berada pada komputer terpisah, bisa diintegrasikan dalam satu sistem saja namun bisa tetap diakses oleh banyak komputer lainnya. Ada beberapa enterprise software yang dikenal secara umum, seperti SAP

2 (System Application and Product in data processing), Oracle, PeopleSoft, JDEdwards dan beberapa merk lainnya. Untuk SAP harga yang ditawarkan adalah mulai US$ 96.250 (sekitar Rp. 1 milyar). Dan untuk Oracle harga yang ditawarkan mulai dari US$ 35.000 (sekitar Rp. 300 juta). Perusahaan skala besar, dengan dukungan kondisi ekonomi yang relatif besar, akan dengan mudah memilih software mana yang akan digunakan sekalipun harus merubah kebutuhan bisnisnya. Namun, untuk perusahaan skala kecil dan menengah, hal ini tentu saja sulit dilakukan. Hambatan-hambatan dasar yang terjadi diperusahaan adalah sebagai berikut: Pengetahuan tentang teknologi informasi yang masih rendah Sumber daya manusia (SDM) dari perusahaan yang masih belum melek akan teknologi Enteprise software ERP yang membutuhkan investasi yang sangat besar. Dari hambatan tersebut mengakibatkan perusahaan belum dapat memanfaatkan teknologi informasi (TI) untuk mendukung kepentingan usahanya. Untuk mengefisien dan efektifkan proses bisnis perusahaan, hal yang harus menjadi perhatian adalah proses perencanaan yang baik serta sistem perusahaan. Dengan sistem ERP berbasis open source Adempiere, maka kendala mahalnya biaya dapat diatasi. Penggunaan sistem ERP tersebut diharapkan akan memberikan hasil yang lebih efektif dan efisien.

2.

Modul-modul ERP pada paket Software Adempiere 3.6.0 LTS Modul-modul yang ada pada software yang dihubungkan dengan kondisi nyata di UKM dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 1. Keterkaitan bagian pada UKM Dengan modul Software Adempiere No Bagian UKM Software Adempiere 3.6.0 LTS 1 Pembelian Procurement Management Perenanaan produksi dan 2 Manufacturing Management Proses produksi 3 Pemasaran Sales Management 4 Pergudangan dan Bahan Material Management 5 Keuangan Financial Management Data-data supplier, customer, 6 Master Data Management pekerja dan yang lainnya 7 Sumber daya manusia Human Resources Management Pada implementasinya masing-masing modul tidak berdiri sendiri, beberapa modul tersebut saling terintegrasi. Dimana data tersebut diolah menjadi informasi atau output data sebagai data input untuk proses selanjutnya. Desain proses bisnis Sistem Adempiere 3.6.0 LTS pemetaan proses bisnis yang telah dilakukan pada Adempiere 3.6.0 LTS, identifikasi proses bisnis ini terkait dengan penanganan bahan baku dan barang jadi. Proses bisnis untuk bahan baku dan barang jadi seperti gambar berikut ini: Pada proses bisnis penanganan bahan baku bagian perencanaan dan produksi membuat jadwal produksi dimana informasi jadwal produksi diperoleh dari informasi pemesanan yang dilakukan oleh customer melalui sales. Jadwal produksi pada sistem akan diterbitkan disesuaikan dengan system perusahaan, setelah jadwal produksi terbit maka akan dilakukan proses perencanaan bahan dan kapasitas. Metode perencanaan disusun dengan memperhitungkan kebutuhan bersih, lead time dan bill of material. Proses purchase request yang dilakukan hanya pada setiap awal periode jadwal produksi di keluarkan sehingga Keterlambatan proses produksi dapat dihindari dengan adanya perencanaan kedatangan bahan baku dalam perencanaan kebutuhan bahan baku. Dengan sistem ini penerimaan dan pengeluaran bahan baku sudah terjadwal dalam setiap periode proses produksi. Setelah melakukan proses perencanaan bahan dan kapasitas maka dilakukan proses request purchase ke bagia purchasing. Setelah dilakukan proses purchasing yang dikirim ke supllier selanjutnya supplier akan mengirimkan pesanan pembelian ke gudang, dan gudang

3.

3 akan mengecek bahan dan membuat dokumen penerimaan bahan.Proses Bisnis Raw material

Perencanaan dan Produksi

Jadwal produksi (manufacturing Order)

Proses penerbitan Purchase request

Perencanaan Kebutuhan bahan dan kapasitas

Purchasing

Proses penerbitan Purchase Order

Distribusi Purchase Order

Suplier

Terima Purchase Order

Delivery Order

Gudang Raw Material

Terima Purchase Order

Penerimaan Barang

Laporan persediaan

Cek Barang Yes Penerbitan Penerimaan Barang

No

Return ke suplier

Proses Transfer antar gudang

Gambar 2. Proses Bisnis Penaganan Bahan BakuProses Bisnis Produk Jadi

Produksi

Packing Barang Jadi

Transfer ke gudang barang jadi

Gudang Barang Jadi

Transfer masuk gudang barang jadi

Laporan Stock barang

Cek Barang availible ?

Yes

Setting order kirim

Marketing

Penerimaan Sales Order

No

Penerima Order

PPIC

Perencanaan produksi (jadwal produksi)

Konsumen

Terima barang

4 Gambar 3 Proses Bisnis Penaganan Produk Jadi Pada proses bisnis penanganan bahan jadi bagian perencanaan dan produksi melakukan pengiriman produk jadi hasil produksi ke bagian gudang produk jadi. Pada bagian sales/marketing akan menerimaan order penjualan produk dan bagian gudang akan mengecek ketersediaan produk jadi. Apabila produk jadi yang dipesan tersedia maka produk akan dikirim ke customer, dan apabila produk jadi yang dipesan tidak tersedia maka informasi pemesanan produk akan dikirim ke bagian perencanaan dan produksi. Pada sistem ERP, semua proses aliran informasi perusahaan akan diintegrasikan dalam satu sistem yaitu pada Adempiere 3.6.0 LTS.Production management FlowchartInput Production Planner Output

Planned order

Convert planned orders into production order

Production order

Material Availibility check (MRP)

No

Availbility ?

Yes Evaluate Material (Purchase) No

Capacity analisys Overload

Order Schedule

Yes

Reschedule production

Normal

Production order Approved

Production order execution

Gambar 4 Flowchart Production Management Pada modul production management input proses production management adalah data rencana order penjualan pada periode tertentu dan data analisa kapasitas. Langkah proses production management dimulai dari merubah rencana order penjualan kedalam production order (manufacturing order), setelah production order (manufacturing order) dibuat dilakukan proses perencahaan kebutuhan bahan yang dimulai dengan mengecek ketersediaan bahan yang ada digudang. Apabila bahan baku tersedia maka langsung akan dibuat jadwal produksi dan apabila bahan baku tidak tersedia maka akan dilakukan purchase order bahan baku dan selanjutnya dibuat jadwal produksi. Jadwal produksi harus mempertimbangkan kapasitas lantai produksi. Apabila kapasitas normal production order (manufacturing order) siap untuk direalisasikan. Dan Apabila kapasitas overload maka production order (manufacturing order) perlu di jadwal ulang. Proses perencanaan kebutuhan bahan baku dapat dilihat gambar berikut ini:

5

MRP FlowchartInput Production Planner Output

Production master data

MRP process

BOM

MRP result

Material master Update

Check Komponen

Availbility ?

Yes

MRP production

No

Proposal Purchase

Gambar 5 Flowchart MRP Dari gambar diatas input dari proses MRP adalah data production order (manufacturing order), bill of material, dan master data inventory. Kemudian akan dilakukan perhitungan MRP, dan hasil perhitungan MRP akan dilihat ketersediaan komponen yang ada digudang. Apabila komponen tersedia maka jadwal produksi siap untuk direalisasi, dan apabila komponen tidak tersedia maka akan dilakukan proses usulan pembelian bahan. Proses perencanaan kapasitas pada lantai produksi dapat dilihat gambar berikut ini:CRP FlowchartInputMRP Production

Production PlannerCRP process

Output

Capacity & load Analisys

CRP result

Analisys Capavity

Normal or Overload ?

Overload

Overtime or Reschedule production

Normal

Planned production order execution

Gambar 6 Flowchart CRP Dari gambar diatas input dari proses CRP adalah data MRP production, capacity load and analysis. Kemudian akan dilakukan perhitungan CRP, dan hasil perhitungan CRP akan dilihat ketersediaan dengan beban pada lantai produksi. Apabila beban normal maka jadwal produksi siap untuk direalisasi, dan apabila melebihi beban maka akan dilakukan proses perubahan jadwal produksi. Untuk proses lainya dalam penganganan bahan dapat dilihat pada tabel berikut ini:

6

Tabel 2. Perancangan Proses Penanganan Barang Dengan AdempiereInput Tanggal pemesanan Tanggal mulai produksi Tanggal selesaii produksi Lantai produksi Workflow product Bill of material Produk yang di produksi Jumlah yang di produksi Doc. Production order (manufacturing order) Doc. Production order (manufacturing order) Dokumen produksi Tanggal pemindahan Locator Tanggal pemesanan Tanggal dibutuhkan Suplier Produk yang dibutuhkan Jumlah kebutuhan Tanggal pemesanan Tanggal dibutuhkan Suplier Produk yang dbutuhkan Jumlah kebutuhan Doc. purchase order Tanggal penerimaan Suplier Produk yang diterima Jumlah yang diterima Tanggal pemesanan Customer Produk yang dipesan Jumlah yang dipesan Proses Production order (manufacturing order) Output Document Production order (manufacturing order)

Component Check (Material Requirement Planning) Capacity Requirement Plannin (CRP) Penerimaan order produksi ke gudang Proposal purchase (requisition)

Report Material Requirement Planning Report Capacity Requirement Plannin (CRP) Info produk di gudang barang jadi Document requisition

purchase order

Document purchase order

Material receipt

Document Material receipt

Sales order

Document Sales order

4.

Implementasi Sistem (Membangun Client) Dalam Implementasi Sistem (Membangun Client) dengan Adempiere 3.6.0 LTS ada beberapa hal yang harus diperhatikan diantaranya kondisi dari klien tersebut, baik mengenai company atau organisasi. Klien ini adalah bagian dari mitra bisnis yang dapat mendukung kinerja dan perjalanan suatu company. Dan sebelum melakukan implementasi Adempiere kebutuhan instalasi dalam Adempiere dapat dilihat pada gambar berikut ini:

7

Client Acces

Adempiere Aplication

Database Server

Database -PostgreSQL

Software Tool Kit

Java Development Kit

Operational system

Windows 7

Hardware

Pensonal Computer

Gambar 7 Adempiere Enviroment Dari gambar diatas sebelum melakukan instalasi Adempiere, persiapan yang dibutuhkan dalam implementasi sistem (Membangun Client) adalah melakukan instalasi pada PC, yg dimulai dari instalasi Java jdk&jre 6.0, instalasi PostgreSQL, kemudian setting environment variable pada PC, dan terakhir melakukan instalasi Adempiere 3.6.0 LTS. 4.1 Modul Master Data Management Proses memasukkan data (data entry) diperlukan untuk menjalankan proses, sebagaimana memasukkan data adalah sebagai input. Input data yang dimasukkan dan diperlukan dalam menjalankan modul pada Adempiere. 1. Business Partner a. Business Partner Category Business Partner category adalah beberapa kategori partner bisnis yang terkait pada usaha tersebut. Beberapa jenis dari business partner category yang dimasukkan adalah sebagai berikut: 1) Employee (Pekerja) 2) Supplier (Vendor) 3) Customer Untuk mengawali proses pada software Adempiere ini langkah yang paling utama adalah masuk ke modul Master Data Management, untuk memasukkan item-item terkait dengan mitra bisnis baik konsumen internal maupun ekternal. Untuk memasukkan semua data tersebut melalui Partner relation>> Business Partner Rules>> Business Partner Group.

Gambar 8. Partner Relation>> Business Partner Rules>> Business Partner Group b. Business partner Beberapa jenis business partner ini dimasukkan sesuai dengan kelompok pada business partner group. Sedangkan memasukkan kedalam bentuk Adempiere adalah sebagai berikut.

8

Gambar 9. Partner Relation>> Business Partner Rules>> Business Partner 2. Product Set Up a. Warehouse and Locators Masuk pada warehouse &, Locators sebagaimana pada window dibawah ini.

Gambar 10 Material Management >> Material Management Rules>> Warehouse &, Locators

b.

Unit Of Measurement

Setelah dilakukan pemasukan data langkah selanjutnya penentuan unit suatu pengukuran yang nantinya dibutuhkan.

9

Gambar 11. Material Management >> Material Management Rules>> Unit Of Measurement (UoM)

c. Product Category Pada product category ini memasukkan jenis-jenis produk yang yang diproduksi Sesuai dengan kategori tersebut dimasukkan ke Adempiere adalah sebagai berikut.

Gambar 12. Material Management >> Material Management Rules>>Product Category Setelah Kategori Produk maka selanjutnya memasukkan macam-macam dari jenis produk dan price yang termasuk dalam Product Category. Secara garis besar beberapa macam produk terbagi dalam 2 kategori yaitu raw material dan produk jadi. Tampilan Adempiere seperti berikut.

10

Gambar 13. Material Management >> Material Management Rules>> Product 4.2 Manufacturing Management >>Engineeing Management Modul ini digunakan untuk mengelola data sumberdaya pada lantai produksi diantanya, resource type, manufacturing work flow dan bill of material. A. Resource management Pada modul ini menjelaskan sumberdaya perusahaan yang akan digunakan dalam memproduksi suatu barang. Dimana secara umum tipe sumberdaya perusahaan untuk memproduksi dibai menjadi 2 yaitu plant dan work centre. Proses input type resource seperti berikut ini:

Gambar 14. Manufacturing management>> Resource Management>> Resource Type Setelah membuat type resource langkah selanjutnya adalah menginputkan manufacturing resource yang ada diperusahaan seperti gambar berikut ini:

Gambar 15. Manufacturing Management>> Resource Management>> Manufacturing Resource B. Manufacturing Workflow Perencanaan proses ini terkait dengan proses-proses produksi yang dijalankan. Sebagaimana pada dasarnya perencanaan proses pada pembuatan produk sandal . Dimana perencanaan proses sebagai berikut ini. a. Pemotongan (Plong) b. Penyablonan c. Assembly (pengeleman) d. Pengepresan(press) e. Penyecrapan (Scrap) Work center (WC) dalam hal ini stasiun kerja yang dilalui oleh beberapa produk dan komponen. Work Center atau stasiun kerja dari proses diatas meliputi:, plong area, sablon area, assembly area, press area, dan Scrap area. Dengan durasi waktu aktivitas untuk memproduksi tiap 1 kodi sandal. Untuk lebih jelasnya berikut ini adalah window yang ditampilkan dari aplikasi Adempiere.

11

Gambar 16 Manufacturing Management >> Engineering Management >> Manufacturing Workflow Setelah di setting pada aplikasi Adempiere maka workflow untuk proses produksi pembuatan sandal dapat dilihat seperti gambar berikut ini:

Gambar 17. Manufacturing Management >> Engineering Management >> Manufacturing Workflow editor C. Bill of material formula Modul ini digunakan untuk membuat bill of material (struktur produk) dari suatu produk yang akan diproduksi. sedangkan Setelah di setting pada aplikasi Adempiere maka workflow untuk proses produksi pembuatan sandal dapat dilihat seperti gambar berikut ini:

12

Gambar 18 Manufacturing Management >> Engineering Management >> Bill Of Material & Formula>> Bill Of Material & Formula Setelah di setting maka report untuk bill of material (struktur produk) dari suatu produk sandal pria tipe 1 adalah seperti berikut ini:

Gambar 19 Manufacturing Management >> engineering management >> Bill of material formula>>Multi level BOM & Formula Detail

4.3 Testing Modul Manufacturing ManagementTesting modul manufacturing management diawali dengan Proses Perencanaan Jadwal Induk Produksi yang dimulai dari proses peramalan, formulai program liinier untuk memperoleh jadwal induk produksi.

A. Proses Pembuatan Manufactur Order Dalam AdempiereDalam membuat Pesanan Manufaktur (manufactur order) yang sering disebut master production scheduling (jadwal induk produksi) input data tersebut akan dimasukkan ke modul production Management. Sebagaimana terdapat kriteria dari pesanan adalah sebagai berikut: a. Manufacturing order : Sandal b. Tanggal Order : 16 juli 2011 c. Tanggal Perjanjian : 16 juli 2011 d. Tanggal Start produksi : 18-23 juli i 2011 e. Tanggal finish Produksi : 18-23 Juni 2011 f. Jumlah : Tabel 3. Hasil Jadwal Induk Produksi (untuk implementasi)Jenis Tipe 1 Tipe 2 Tipe 3 Tipe 4 Tipe 5 Tipe 6 Bulan Juli, tanggal 18 5 5 5 5 5 19 5 5 10 10 5 5 20 5 5 5 5 5 5 21 10 5 5 10 5 22 5 5 5 5 5 5 23 5 5 10 10 -

135 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

Tipe 7 Tipe 8 Tipe 9 Tipe 10

Untuk perhitungan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk memproduksi barang (tiap hari) dapat dihitung sebagai berikut: Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan = ((jumlah sandal pria x waktu produksi) + (jumlah sandal wanita x waktu produksi)) / jam kerja tersedia tiap hari. Pada jadwal produksi pada bulan april hari ke 1 diketahui bahwa sandal pria yang diproduksi sejumlah 20 kodi dan sandal wanita yang diproduksi sejumlah 20 kodi. Sedangkan waktu proses dapat dilihat pada sub bab 5.2.4. Sehingga jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan = ((20 x 2,52) + (20 x 2,26))/6,65 Sehingga jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan = (50,4 + 45,2) /6,65 Sehingga jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan = (95,6) /6.65 = 14.3 15 Sehingga jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk bulan april pada hari ke 1 adalah sebanyak 15 tenaga kerja produksi. Untuk periode selanjutnya dapat dilihat pada table berikut ini: Tabel 4. Hasil perhitungan tenaga kerjaJenis Sandal pria Sandal Wanita Jumlah tenaga kerja Jumlah TK yang dibutuhkan 1 20 20 14.37 15 2 30 30 21.55 22 Bulan April Hari Ke 3 4 25 25 25 25 17.96 17.96 18 18 5 20 25 16.06 17 6 25 25 17.96 19

1.

Manufacturing Order Kasus yang sesuai dengan karakteristik tersebut, maka dapat dimunculkan dalam window Adempiere berikut ini.

14

Gambar 20. Manufacturing Management >> Production Management >> Discreat Manufacturing>> Manufacturing Order Apabila manufacturing order sudah diperiksa ketersediaan bahan dan kapasitas maka dokumen dapat disetujui dengan menekan tombol complete. Report untuk maufacturing order dapat dilihat pada gambar berikut ini:

Gambar 21. Report Manufacturing order 2. Component Check (Material Requirement Planning) Seteleh membuat manufacturing order pada aplikasi dan selesai maka proses selanjutnya adalah melakukan pengecekan komponen (raw material) yang ada di gudang bahan baku. Tampilan component chek untuk document produksi (manufacturing order) 80001 dimunculkan dalam window Adempiere seperti berikut ini:

15

Gambar 22. Manufacturing Management >> Production Management >> Discreat Manufacturing>> Component Check Setelah component check diproses maka report dari component check dapat dilihat seperti berikut ini:

Gambar 23. Report Component Check Dari report diatas terlihat bahwa jumlah komponen sandat yang tersedia sebelum sandal pria tipe 1 produksi 5 kodi adalah 48 kodi, sedangkan jumlah sandat yang dibutuhkan untuk 5 kodi. Sehingga jumlah komponen sandat yang tersedia setelah komponen sandat digunakan untuk memproduksi 5 kodi sandal pria tipe 1 adalah 43. Begitu juga untuk komponen lainya. Apabila quantity menunjukan nilai negative menunjukan produk tidak tersedia digudang bahan baku, sehingga diperlukan pembelian bahan. Secara lengkap Report component selama 1 pekan produksi mulai tanggal 18-23 juli 2011 dapat dilihat pada product info seperti berikut ini:

Gambar 24. Product Info Dari report diatas terlihat bahwa jumlah komponen untuk produksi selama 1 pekan kedepan terdapat beberapa quantity komponen menunjukan nilai negative. Nilai ini menunjukan produk tidak tersedia digudang bahan baku apabila produksi berjalan 1 pekan kedepan. Kekurangan

16 terjadi pada Sponge 2 mm sebanyak terjadi kekurangan 2 lembar, untuk cat sablon putih terjadi kekurangan 3,5 Kilogram, untuk cat sablon hijau terjadi kekurangan 21,5 Kilogram, untuk lem terjadi kekurangan 126,75 Kilogram, dan untuk plastic bungkus terjadi kekurangan 240 kodi. sehingga komponen tersebut diperlukan pembelian bahan. Capacity Requirement Plannin (CRP) Setelah setelah melakukan perencanaan kebutuhan bahan, maka langkah selanjutnya adalah melakukan perhitungan kapasitas yang dibutuhkan untuk memproduksi 5 kodi sandal pria tipe 1. Tampilan capacity requirement planning (CRP) dimunculkan dalam window Adempiere Manufacturing Management >> Planning management >> CRP>> Calculate Capacity Plan seperti berikut ini

3.

Gambar 25. Manufacturing Management >> Planning Management >> Crp>> Calculate Capacity Plan Setelah calculate capacity plan diproses maka report dari calculate capacity plan (CRP) dapat dilihat pada Manufacturing Management >> Planning management >> CRP info seperti berikut ini:

17

Gambar 26. Manufacturing Management >> Planning Management >> CRP Info Pada output diatas pada work centre plong area actual load yang dibutuhkan untuk memperoduksi dalam horizon penencanaan 1 minggu adalah pada tgl 18 juli, dengan kapasitas harian sebesar 6,65 jam (sesuai kapasitas tersedia perusahaan tiap hari) sehingga actual load

18 lebih kecil dari kapasitas harian sehingga produksi dapat dilaksanakan. Dalam capacity palaning perlu di lihat actual load pada semua work centre plong area, sablon area, assembly area, press area dan scrap area. Apabila actual load melebihi kapasitas tersedia diperusahaan (dalam hal ini adalah 6,65 jam per hari) maka manufacturing perlu di lakukan revisi atau perlu penambahan jam lembur. Semua kebijakan ini revisi atau penambahan jam lembur di lakukan oleh manajer perencanaan dan produksi di UKM X. dalam contoh kasus ini manufacturing order atau master production scheduling tidak perlu untuk direvisi atau menambah jumlah jam lembur. Order Receipt And Issue (Proses Pengiriman Barang Setelah Produksi Ke Gudang Barang Jadi) Setelah manufacturing order dilakukan produksi dilantai produksi oleh bagian produksi, maka langkah selanjutnya adalah melakukan proses pengiriman barang yang telah dilakukan oleh bagia produksi ke gudang barang jadi. Tampilan Order receipt and issue dimunculkan dalam window Adempiere Manufacturing Management >> discreat manufacturing >> Order receipt and issue seperti berikut ini

4.

19

Gambar 27. Manufacturing Management >> Discreat Manufacturing >> Order Receipt And Issue Setelah proses tersebut selesai, maka proses pada kegiata manufactur selesaii karena produk hasil produksi sudah di kirim ke bagian gudang jadi. 4.4 Testing Modul Purchasing Pada perencanaan kebutuhan bahan selama 1 pekan mulai 18 -23 juli 2011 terjadi kekurangan pada Sponge 2 mm sebanyak terjadi kekurangan 2 lembar, untuk cat sablon putih terjadi kekurangan 3,5 Kilogram, untuk cat sablon hijau terjadi kekurangan 21,5 Kilogram, untuk lem terjadi kekurangan 126,75 Kilogram, dan untuk plastic bungkus terjadi kekurangan 240 kodi. sehingga komponen tersebut diperlukan pembelian bahan dengan menambahkan factor pengaman (safety stock). Apabila dalam melaukan perencanaan produksi terjadi kekurangan pada material maka langkah selanjutnya adalah pengadaan bahan baku (raw material) untuk kebutuhan produksi produk. Sebagaimana kriteria dari proses pembelian adalah adalah sebagai berikut: a. Tipe document : purchase order b. Alamat : Malang c. Product : Plastick d. Tanggal produksi : 18 Juli 2011 e. Tanggal dibutuhkan : 17 Juli 2011 (karena lead time 1 hari) f. Tanggal order ; 16 Juli 2011 Dimana data jumlah pemesanan sesuai dengan system usulan adalah menghitung jumlah kebutuhan bersih dalam 1 pekan kedepan dapat dilihat seperti table berikut ini: Tabel 5. Jumlah pemesanan dan supplier (untuk implementasi) Jumlah Pesanan Komponen Suplier (Sudah ditambahkan safety stock) Sponge 2 mm UD. Perkasa 5 lembar UD. Perkasa Cat sablon putih 5 Kilogram UD. Perkasa Cat sablon hijau 25 kilogram UD. Perkasa Lem 130 kilogram Plastik bungkus CV. Subur Jaya 250 kodi

Dari data pembelian diatas, langkah selanjutnya adalah membuat requisition pada aplikasi adempiere dari tiap komponen seperti gambar beikut ini.

20

Gambar 28 Requisition To Invoice >> Requisition Setelah membuat requisition maka kita dapa merubah data tersebut ke dalam dokumen purchase order dengan langkah-langkah masuk ke requisition to invoice>> create PO from requisition seperti berikut ini:

Gambar 29. Requisition To Invoice >> Create PO From Requisition>> Start Data Sesuai dengan karakteristik tersebut, maka dapat dimunculkan dalam window Adempiere purchase order berikut ini.

21

Gambar 30. Requisition To Invoice >> Purchase Order Report untuk purchase order dapat dilihat pada gambar berikut ini:

22

Gambar 31 Report Purchase Order Setelah membuat purchase order dan selanjutnya dikirim ke vendor untuk melakukan pembelian. Dan apabila supplier mengirim barang yang sudah kita pesan maka selanjutnya adalah membuat document material receipt seperti gambar berikut ini:

Gambar 32. Requisition To Invoice >> Material Receipt Setelah membuat membuat material receipt dengan lengkap, document dapat diselesaikan dengan menekan tombol complete. Ini menunjukan bahwa komponen sudah masuk ke gudang. Report untuk material receipt dapat dilihat pada gambar berikut ini:

23

Gambar 33. Report Material Receipt 4.5 Testing Modul Sales Order Pesanan Konsumen (order) sebagai input data yang dimasukkan ke modul Sales Management. Sebagaimana kriteria dari pesanan adalah sebagai berikut: a. Konsumen : Aloha b. Alamat : Pasuruan c. Pesanan : sandal pria tipe 1 d. Jumlah : 6 Kodi e. Tanggal Order (sales): 18 Juli 2011 Data Sesuai dengan karakteristik tersebut, maka dapat dimunculkan dalam window Adempiere berikut ini.

24

Gambar 34. Qoute To Invoice >> Sales Order >> Sales Order Setelah membuat sales order dengan lengkap, document dapat diselesaikan dengan menekan tombol complete. Report untuk sales order dapat dilihat pada gambar berikut ini:

Gambar 35. Report Sales Order