Download - Modul Break Even Point Ok

Transcript
Page 1: Modul Break Even Point Ok

2012

POLITEKNIK NEGERI MALANG

MODUL BREAK EVENT POINT

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

MA

NA

JEM

EN P

ROD

UKS

I BER

BAN

TAU

AN

KO

MPU

TER

POLITEKNIK NEGERI MALANG JURUSAN ADMINISTRASI BISNIS

Drs. Bambang Soepeno, MMKOM, MM

Page 2: Modul Break Even Point Ok

Penulis, Drs. Bambang Soepeno, MMKOM, MM i

HALAMAN PENGESAHAN PENULISAN BUKU / MODUL

1. a. Judul : BREAK EVEN POINT

2. Data Pribadi Penulis :

a. Nama lengkap dan gelar : Drs. Bambang Soepeno. MMKom, MM b. Jenis Kelamin : L c. NIP/Golongan : 195906171989101001 / Vb d. Strata/ Jab. Fungsional : S2/Lektor Kepala e. Jabatan Struktural : Pembina f. Fakultas/Jurusan : Administrasi Bisnis f. Bidang Ilmu : Manajemen dan Komputer g. Alamat Kantor : Jl. Soekarno Hatta No. 9 Malang h. Telp/Fax/email : 0341 – 404424 / 0341 – 404420 /

[email protected] i. Alamat Rumah : Jl. Candi Panggung Perum Taman Indah

Soekarno Hatta 86 Malang j. Telepon/Fax : 0341- 40878 / 0341 – 400878

Menyetujui Malang, September 2012 Ketua Jurusan Administrasi Bisnis, Penulis,

Drs. Heru Utomo, MELECCOMM Drs. Bambang Soepeno, Mkom, MM NIP. 19641208 199003 1 003 NIP. 19590617 198910 1 001

Mengetahui

Pembantu Direktur I, Drs. Ludfi Djajanto, MBA NIP. 19620421 198803 1 003

Page 3: Modul Break Even Point Ok

Penulis, Drs. Bambang Soepeno, MMKOM, MM ii

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur alhamdulillah atas petunjuk dan

rahmat Nya, sehingga dapat diselesaikan buku berjudul “ Manajemen Produksi

Berbantuan Komputer ” modul “ Break Even Point “.

Pada buku ini, kami sadari bahwa hasilnya masih jauh dari sempurna

sehingga terdapat banyak kekurangan. Oleh sebab itu dengan segala kerendahan hati

penulis memohon saran dan kritik yang membangun dari pembaca.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih atas kesempatan

yang diberikan, kepada yang terhormat:

1. Ir. Tundung Subali Patma, MT, selaku Direktur Politeknik Negeri Malang.

2. Drs. Sumiadji, MSA, Ak, selaku Ketua UPT-P2M Politeknik Negeri Malang

3. Semua pihak yang telah memberikan bimbingan, motivasi, bantuan dan

masukan sehingga dapat terselesaikannya buku ini.

Akhirnya dengan segala kerendahan hati, kami berharap semoga buku ini

dapat bermanfaat.

Malang, September 2012

Penulis

Page 4: Modul Break Even Point Ok

Penulis, Drs. Bambang Soepeno, MMKOM, MM iii

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................................... i

KATA PENGANTAR ................................................................................................ ii

DAFTAR ISI ............................................................................................................. iii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ iv

BAB III 1

BREAK EVEN POINT – BEP ................................................................................... 1

3.1. Pengertian BEP ................................................................................................ 1

3.2. Manfaat Break Even Point ............................................................................... 3

3.3. Model BEP ...................................................................................................... 5

3.4. Keterbatasan Analisis BEP .............................................................................. 7

3.5. Pendekatan BEP ............................................................................................ 11

3.5.1. Pendekatan BEP Unit dan Rupiah. .......................................................... 11

3.5.2. Pendekatan BEP Contribution Margin (CM). .......................................... 14

3.5.3. Metode Pendekatan BEP dengan Grafik.................................................. 16

3.6. Analisa BEP Berbantuan Komputer ............................................................... 16

3.6.1. BEP Aplikasi Ms. Excel BEP s.1 ............................................................ 17

3.6.2. Graphik Aplikasi Ms. Excel BEP s.1 ...................................................... 19

3.7. Soal Praktek BEP........................................................................................... 22

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 24

Page 5: Modul Break Even Point Ok

Penulis, Drs. Bambang Soepeno, MMKOM, MM iv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1. Gambar Model BEP ........................................................................... 6

Gambar 3.2. Model BEP Biaya Variable dan Pendapatan. ...................................... 7

Gambar 3.3. Gambar Perhitungan BEP ................................................................. 13

Gambar 3.4. Graphik BEP ................................................................................... 16

Gambar 3.5. Perhitungan BEP ............................................................................. 17

Gambar 3.4. Graphik BEP ................................................................................... 19

Page 6: Modul Break Even Point Ok

Penulis, Drs. Bambang Soepeno, MMKOM, MM 1

BAB III

BREAK EVEN POINT – BEP

3.1. Pengertian BEP

BEP adalah suatu analisis yang bertujuan untuk menemukan satu titik,

dalam satuan unit atau rupiah, yang menunjukkan biaya-biaya yang dikeluarkan

perusahaan sama dengan pendapatan perusahaan. Titik itu disebut sebagai titik

break even point ( BEP).

Analisa Break Event adalah suatu teknik analisa untuk mempelajari

hubungan antara Biaya Tetap, Biaya Variabel, Keuntungan dan Volume aktivitas.

Masalah Break Event baru akan muncul dalam perusahaan apabila perusahaan

tersebut mempunyai Biaya Variabel dan Biaya Tetap. Suatu perusahaan dengan

volume produksi tertentu dapat menderita kerugian dikarenakan penghasilan

penjualannya hanya mampu menutup biaya variabel dan hanya bisa menutup

sebagian kecil biaya tetap.

Contribution Margin adalah selisih antara penghasilan penjualan dan biaya

variabel, yang merupakan jumlah untuk menutup biaya tetap dan keuntungan.

Perusahaan akan memperoleh keuntungan dari hasil penjualannya apabila

Contribution Marginnya lebih besar dari Biaya Tetap, yang berarti total penghasilan

penjualan lebih besar dari total biaya.

Break Event Point menyatakan volume penjualan dimana total penghasilan

tepat sama besarnya dengan total biaya, sehingga perusahaan tidak memperoleh

keuntungan dan juga tidak menderita kerugian.

Break Event Point ditinjau dari konsep Contribution Margin menyatakan

bahwa volume penjualan dimana Contribution Margin tepat sama besarnya dengan

total Biaya Tetapnya.

Definisi Break Even Point dari pendapat berbagai ahli terlihat ada kesamaan

diantaranya pendapat-pendapat tersebut adalah :

o Menurut Bambang Riyanto (1995:359). Analisis break even point adalah suatu

tehnik analisis untuk mempelajari hubungan antara biaya tetap, biaya variabel,

Page 7: Modul Break Even Point Ok

Penulis, Drs. Bambang Soepeno, MMKOM, MM 2

keuntungan dan volume kegiatan. Oleh karena analisis tersebut mempelajari

hubungan antara biaya keuntungan – volume kegiatan, maka analisis tersebut

sering pula disebut “Cost – Profit – Volume analysis (C. P. V analysis).

Dalamperencanaan keuntungan, analisis break even point merupakan “profit –

planning approach” yang mendasarkan pada hubungan antara biaya (cost)dan

penghasilan penjualan (revenue).”

o Charles T. Horngren, Srikant M Datar, dan Gorge Foster (2003:75)

mendefinisikan break even dalam buku terjemahan “Akuntansi Biaya:

Penekanan Manajerial ” sebagai berikut: “Titik impas (break even point )

adalah volume penjualan dimana pendapatan dan jumlah bebannya sama, tidak

terdapat laba maupun rugi bersih”.

o Menurut Reza Lingga (2003: 436) “Break Even Point adalah suatu titik atau

suatu keadaan dimana perusahaan di dalam operasinya tidak memperoleh

keuntungan dan tidak menderita rugi. Dengan kata lain pada keadaan itu

keuntungan dan kerugian sama dengan nol, hal ini bisa terjadi apa bila

perusahaan dalamoperasinya menggunakan biaya tetap dan volume penjualan

hanya cukupuntuk menutup biaya tetap dan biaya variabel.”

o Menurut Hansen dan Mowen (2005:274) dalam buku terjemahan

“Management Accounting” break even point adalah: “Break even point adalah

titik dimana total pendapatan sama dengan total biaya, titik dimana laba sama

dengan nol”.

o Menurut Charles T. Horngren, Srikant M Datar, dan Gorge Foster (2003:75)

mendefinisikan break even dalam buku terjemahan “AkuntansiBiaya:

Penekanan Manajerial ” sebagai berikut: “Titik impas (break even point )

adalah volume penjualan dimana pendapatan dan jumlah bebannya sama, tidak

terdapat laba maupun rugi bersih”.

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan dengan kata lain, pada keadaan

break event poin keuntungan atau kerugian sama dengan Nol.

Suatu kondisi dimana perusahaan tidak memperoleh laba dan tidak

menderita kerugian atau

TR (total revenue)= TC (total cost), dimana laba = 0

Page 8: Modul Break Even Point Ok

Penulis, Drs. Bambang Soepeno, MMKOM, MM 3

Hal ini bisa terjadi, apabila perusahaan di dalam operasinya menggunakan biaya

tetap. Dan volume penjualan hanya cukup untuk menutup biaya tetap dan biaya

variabel. Dengan mengetahui titik impasnya (Break Even Point ), manajemen suatu

perusahaan dapat mengindikasikan tingkat penjualan yang disyaratkan agar

terhindar dari kerugian, dan diharapkan dapat mengambil langkah-langkah yang

tepat untuk masa yang akan datang. Dengan mengetahui titik impas ini, manajer

juga dapat mengetahui sasaran volume penjualan minimal yang harus diraih oleh

perusahaan yang dipimpinnya

Breakeven analysis menunjukkan jumlah pemasukan yang harus dihasilkan untuk

menutupi pengeluaran sebelum membuat keuntungan sepeser pun. Jika dapat

mencapai dan melampaui titik impas, jika dapat menghasilkan lebih dari jumlah

pendapatan penjualan yang dibutuhkan untuk membayar pengeluaran maka bisnis

memiliki peluang yang baik untuk menghasilkan uang.

Banyak pengusaha berpengalaman menggunakan analisa titik impas sebagai alat

skrining utama untuk usaha bisnis baru mereka. Mereka bahkan tidak akan menulis

business plan yang lengkap, kecuali jika perkiraan titik impas mereka dapat

tercapai, meramalkan bahwa pendapatan penjualan mereka diproyeksikan jauh

melebihi biaya mereka melakukan bisnis.

3.2. Manfaat Break Even Point

Analisis break even ini selain digunakan untuk menganalisis pada unit atau

pada omzet penjualan, agar perusahaan tidak menderita rugi dan tidak menerima

keuntungan. Ada beberapa manfaat lain yang bisa diambil dengan menggunakan

konsep break even point.

a. Perencanaan Penjualan atau Produksi

Pada setiap awal periode perusahaan sudah harus mempunyai perencanaan

produksi dan penjualan. Rencana produksi dan penjualan bisa direncanakan dengan

menggunakan konsep BEP. Penjualan yang direncanakan perusahaan tentunya

disertai dengan target laba yang diinginkan. Dengan demikian rencana penjualan

minimal (PM) adalah :

Page 9: Modul Break Even Point Ok

Penulis, Drs. Bambang Soepeno, MMKOM, MM 4

b. Perencanaan Harga Jual Normal

Salah satu keputusan yang harus diambil oleh manager keuangan adalah

penentuan harga jual. Harga jual merupakan sejumlah uang yang dibayarkan oleh

pembeli untuk mendapatkan barang atau jasa yang diinginkan. Bagi perusahaan

harga jual harus bisa menutup semua biaya semua biaya dan target keuntungan.

Apabila tidak bisa menutup target laba, apalagi biaya yang dikeluarkan berarti

perusahaan dalam kondisi rugi.

c. Perencanaan Metode Produksi

Analisis Break Even ini juga sering digunakan untuk menentukan alternatif

pemilihan metode produksi atau mesin produksi. Ada mesin produksi yang

mempunyai karakteristik biaya variabel tinggi tetapi biaya variabel per unit rendah

(sering disebut padat karya) atau biaya tetap tinggi tetapi biaya variabel per unit

rendah (sering disebut padat modal). Dari dua pilihan tersebut, mana yang akan

dipilih apakah dengan padat karya atau padat modal. Untuk memilih alternatif mana

yang terbaik, bisa digunakan analisa biaya, laba, dan volume (cost, profit, volume

analisis).

d. Titik Tutup Pabrik

Apabila kondisi perusahaan sudah menunjukan biaya total melebihi

penjualan totalnya, artinya bahwa perusahaan beroperasi dibawah titik break even,

apakah perusahaan sebaiknya ditutup atau dipertahankan. Untuk itu manajemen

harus menganalisa apakah kondisi yang demikian akan berlanjut dalam waktu yang

relatif lama atau tidak. Ada kemungkinan manajemen harus memutuskan untuk

menghentikan sementara atau seterusnya apabila kondisi sudah sedemikian

parahnya

Alat yang dapat digunakan manejemen dalam mengadakan analisa

penutupan perusahaan tersebut adalah analisa titik tutup pabrik atau sering disebut

shut down point. Apabila perusahaan beroperasi dibawah BEP berarti perusahaan

secara akuntansi mengalami kerugian. Namun cash flow perusahaan masih

mendapatkan sisa kas, selama penerimaan penghasilan masih bisa menutup biaya

PM = Biaya Variabel + Biaya Tetap + Laba

Page 10: Modul Break Even Point Ok

Penulis, Drs. Bambang Soepeno, MMKOM, MM 5

variabel dan biaya tetap tunai. Biaya tetap tunai adalah biaya tetap yang

dikeluarkan tunai seperti pembayaran gaji, biaya promosi, sewa gudang dan biaya

tetap tunai lainnya. Artinya pada kondisi tersebut perusahaan masih bisa membayar

gaji karyawannya, walaupun untuk menutup biaya tetap tidak tunai (penyusutan)

tidak mencukupi. Tetapi kalau penerimaan penjualan tidak bisa menutup biaya

variabel dan biaya tetap tunai, maka perusahaan sudah harus ditutup.

3.3. Model BEP

Sasaran analisis break-even adalah untuk mengetahui pada tingkat volume

atau rupiah berapa perusahaan mencapai titik impas dari kegiatan usahanya. Dalam

hal lain, analisis ini dapat dipakai untuk membantu pemilihan jenis produk atau

proses dengan mengidentifikasi produk atau proses yang mempunyai total biaya

terendah untuk suatu volume yang diharapkan. Dalam pemilihan lokasi, analisis ini

dapat dipakai untuk menentukan lokasi yang memiliki total biaya terendah, yang

berarti juga memiliki total pendapatan tertinggi untuk kapasitas produksi yang

ditentukan.

Analisis BEP adalah suatu analisis yang bertujuan untuk menemukan satu

titik, dalam satuan unit atau rupiah, yang menunjukkan biaya-biaya yang

dikeluarkan perusahaan sama dengan pendapatan perusahaan.Titik itu disebut

sebagai titik break even / BEP (break-even point ).

Kegunaan analisis BEP adalah dapat diketahui pada volume penjualan berapa

perusahaan mencapai titik impasnya, tidak rugi tetapi juga tidak untung, sehingga

apabila penjualanmelebihi titik tersebut maka perusahaan mulai mendapatkan

untung.

Estimasi biaya yang diperlukan dalam analisi BEP adalah Biaya tetap ( fixed

cost ) adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan dengan besar yang tetap , tidak

tergantung pada volume penjualan dan biaya variable ( variable cost ) yaitu biaya

yang besarnya bervariasi sesuai dengan jumlah unit yang dijual

Page 11: Modul Break Even Point Ok

Penulis, Drs. Bambang Soepeno, MMKOM, MM 6

Gambar 3.1 menunjukkan model dasar analisi break-even , dimana garis

pendapatan berpotongan dengan garis biaya pada titik break-even ( BEP ) .

Sebelah kiri BEP menunjukkan daerah kerugian,sedangkan daerah sebelah

kanan BEP menunjukkan daerah keuntungan. Model ini memiliki asumsi dasar

bahwa biaya per unit ataupun harga jual per unit dianggap tetap/konstan., tidak

tergantung dari jumlah unit yang terjual. Meskipun pada kenyataannya,biaya

tetap dan biaya variable per unit tidak selamanya konstan. Misalnya, dengan

semakin bertambahnya volume produksi maka perusahaan harus menambah

mesin dan ruangan , sehingga jumlah biaya tetap bertambah. Atau dengan

semakin banyaknya jumlah karyawan terampil yang direkrut dibandingkan

dengan karyawan yang kurang terampil akan mengakibatkan rata-rata upah

menjadi lebih besar, sehingga biaya variable per unit berubah.

Gambar 3.1. Gambar Model BEP

Seperti telah disebutkan, biaya variable per unit dan pendapatan per unit

dapat berubah dengan berubahnya kapasitas produksi atau volume penjualan.

Gambar 3.2 menunjukkan bagaimana analisis break-even digunakan dalam situasi

seperti ini.

Page 12: Modul Break Even Point Ok

Penulis, Drs. Bambang Soepeno, MMKOM, MM 7

Gambar 3.2. Model BEP Biaya Variable dan Pendapatan.

3.4. Keterbatasan Analisis BEP

Analisa BEP merupakan perhitungan statis yang berlaku pada kondisi

tertentu dalam situasi konstan dengan pengaruh external diabaikan, walaupun

dengan kondiri demikian analisa BEP termasuk variabel yang penting dalam

keputusan bisnis. Beberapa keterbatasan tersebut adalah :

a. perlu asumsi, terutama mengenai hubungan antara biaya dengan pendapatan

b. bersifat statis, artinya analisis ini hanya digunakan pada titik tertentu, bukan

pada suatu periode tertentu.

c. tidak digunakan untuk mengambil keputusan akhir, analisis BEP hanya baik

digunakan jika ada penentuan kegiatan lanjutan yang dapat dilakukan.

d. tidak menyediakan pengujian aliran kas yang baik, artinya jika aliran kas

telah ditentukan melebihi aliran kas yang harus dikeluarkan, proyek dapat

diterima dan hal-hal lainnya dianggap sama.

e. kurang memperhatikan resiko-resiko yang terjadi selama masa penjualan,

misalnya kenaikan harga bahan baku.

Seperti yang telah diuraikan di atas bahwa satu kelemahan analisis BEP

adalah karena banyaknya asumsi yang mendasari analisis ini. Akan tetapi, asumsi-

asumsi ini memang harus dilakukan jika kita mau analisis ini dapat dilakukan

secara tepat. Kemudian dengan asumsi-asumsi ini, analisis BEP dapat dilakukan

secara cepat dan akurat. Hanya saja asumsi-asumsi yang dilakukan terkadang

terlalu memaksa dan pertanggungjawabannya sering diambangkan.

Page 13: Modul Break Even Point Ok

Penulis, Drs. Bambang Soepeno, MMKOM, MM 8

Oleh karena itu para manager menganggap bahwa asumsi ini harus tetap dilakukan

dan ini merupakan salah satu keterbatasan analisis BEP bila kita mau

menggunakannya.

Adapun asumsi-asumsi dan keterbatasan analisis BEP adalah sebagai berikut :

a. Biaya

Dalam analisis BEP, hanya digunakan dua macam biaya, yaitu fixed cost dan

variable cost. Oleh karena itu, kita harus memisahkan dulu komponen antara

biaya tetap dan biaya variabel. Artinya mengelempokkan biaya tetap disatu sisi

dan biaya variabel disisi lain. Dalam hal ini secara umum untuk memisahkan

kedua biaya ini relatif sulit karena ada biaya yang tergolong semi variabel dan

tetap. Untuk memisahkan biaya ini dapat dilakukan melalui dua pendekatan

sebagai berikut :

pendekatan analitis, yaitu kita harus meneliti setiap jenis dan unsur biaya

yang terkandung satu per satu dari biaya yang ada beserta sifat-sifat biaya

tersebut.

Pendekatan historis, dalam hal ini yang harus dilakukan adalah memisahkan

biaya tetap dan variabel berdasarkan angka-angka dan data biaya masa

lampau.

b. Biaya tetap (Fixed Cost)

Biaya tetap merupakan biaya yang secara total tidak mengalami perubahan,

walaupun ada perubahan volume produksi atau penjualan (dalam batas

tertentu). Artinya kita menganggap biaya tetap konstan sampai kapasitas

tertentu saja, biasanya kapasitas produksi yang dimiliki. Namun, untuk

kapasitas produksi bertambah, biaya tetap juga menjadi lain. Contoh biaya

tetap adalah seperti gaji, penyusutan aktiva tetap, bunga, sewa atau biaya

kantor dan biaya tetap lainnya.

c. Biaya variabel (Variable Cost)

Biaya variable merupakan biaya yang secara total berubah-ubah sesuai dengan

perubahan volume produksi atau penjualan. Artinya asumsi kita biaya variabel

berubah-ubah secara sebanding (proporsional) dengan perubahan volume

produksi atau penjualan. Dalam hal ini sulit terjadi dalam praktiknya karena

Page 14: Modul Break Even Point Ok

Penulis, Drs. Bambang Soepeno, MMKOM, MM 9

dalam penjualan jumlah besar akan ada potongan-potongan tertentu, baik yang

diterima maupun diberikan perusahaan . contoh biaya variabel biaya variabel

adalah biaya bahan baku, upah buruh langsung, dan komisi penjualan biaya

variabel lainnya.

d. Harga Jual

Maksudnya dalam analisis ini hanya digunakan untuk satu macam harga jual

atau harga barang yang dijual atau diproduksi.

e. Tidak Ada Perubahan Harga Jual

Artinya diasumsikan harga jual per satuan tidak dapat berubah selama periode

analisis. Hal ini bertentangan dengan kondisi yang sesungguhnya, dimana

harga jual dalam suatu periode dapat berubah-ubah seiring dengan perubahan

biaya-biaya lainnya yang berhubungan langsung dengan produk maupun tidak.

Untuk melakukan analisa titik impas, harus membuat terkaan tentang

pengeluaran dan pendapatan. Meskipun tidak memiliki bola kristal, harus

melakukan riset serius – termasuk analisa pasar – untuk menentukan proyeksi

volume penjualan dan beban yang harus antisipasi. Taruhan terbaik adalah dengan

berinventasi dalam belajar membuat business plan sendiri, untuk belajar

bagaimana membuat estimasi pendapatan dan biaya yang wajar.

perhitungan dapat dilakukan ketika mempersiapkan analisa titik impas :

Biaya tetap. (kadang-kadang disebut “overhead“) tidak bervariasi banyak dari

bulan ke bulan. Mereka mencakup sewa, asuransi dan sekumpluan biaya lain.

Juga merupakan ide yang baik untuk menambah biaya ekstra, sekitar 10%,

dalam analisa titik impas untuk menutup biaya lain-lain untuk menutup biaya

tak terduga.

Pendapatan penjualan. Ini adalah total rupiah dari aktivitas penjualan yang

bawa ke dalam bisnis setiap bulan atau setiap tahun. Untuk melakukan analisa

titik impas yang valid, harus mendasarkan perkiraan pada volume perkiraan

bisnis yang benar – tidak pada berapa banyak yang dibutuhkan untuk

menghasilkan keuntungan yang baik.

Page 15: Modul Break Even Point Ok

Penulis, Drs. Bambang Soepeno, MMKOM, MM 10

Rata-rata gross profit dari setiap penjualan. Rata-rata gross profit adalah uang

yang tersisa dari setiap rupiah penjualan setelah membayar direct cost dari

penjualan. (Direct Cost adalah apa yang bayar untuk menyediakan produk atau

layanan .) Sebagai contoh, jika Andi membayar rata-rata Rp 100 untuk barang-

barang yang diperlukan untuk membuat gaun, yang dijual dengan rata-rata Rp

300, rata-rata gross profitnya adalah Rp 200.

Rata-rata persentase gross profit. Persentase ini memberitahukan berapa besar

gross profit dari setiap penjualan. Untuk menghitung rata-rata persentase

gross profit, bagi angka rata-rata gross profit oleh rata-rata harga jual. Sebagai

contoh, jika Andi membuat rata-rata gross profit Rp 200 dari gaun yang dia

jual untuk rata-rata Rp 300, persentase gross profitnya adalah 66,7% (Rp 200

dibagi dengan Rp 300).

Dengan uraian diatas dapat diketahui bahwa asumsi break even point adalah ;

a. Biaya dan pendapatan merupakan fungsi linear.

b. Harga jual, biaya tetap dan biaya variabel perilaku unit dapat diidentifikasi

secara tepat.

c. Produk yang diproduksi adalah untuk di jual.

d. Harga jual dan biaya diketahui dengan pasti

e. Untuk multiple produk,sales mix diketahui

f. Konsep biaya yang dipakai adalah :

Biaya tetap (fixed cost)

Biaya variabel (variabel cost )

g. Unsur-unsur dalam Analisa Break Even Point

Dalam menganalisis Break Even Point terdapat unsur-unsur yang mendasari

timbulnya masalah titik impas.

Unsur-unsur tersebut adalah sebagai berikut :

Laba, kelebihan yang diperoleh dari jumlah penerimaan penghasilan

dikurangi dengan jumlah biaya yang dikeluarkan atau penerimaan kotor

perusahaan akibat dari penjualan barang-barang

Page 16: Modul Break Even Point Ok

Penulis, Drs. Bambang Soepeno, MMKOM, MM 11

Biaya, jumlah uang yang dikeluarkan atau dapat berbentuk hutang untuk

barang-barang atau jasa-jasa yang kesemuanya diarahkan untuk kegiatan

operasi perusahaan

Volume, jumlah barang yang diproduksi atau dijual pada periode tertentu

Sebagian besar keputusan yang harus diambil oleh manajemen suatu

perencanaan manajemen ketiga unsur diatas, sedangkan hubungan timbal

balik antara ketiganya membentuk apa yang dinamakan dengan struktur laba

maka manajemen dapat meramalkan akibat apa yang akan terjadi dari

berbagai tindakan yang telah direncanakan.

3.5. Pendekatan BEP

Dalam perhitungan BEP ebagai alat bantu analisa dapat dilakukan pendekatan BEP

Unit dan Rupiah, Pendekatan BEP Contribution Margin dan Pendekatan dalam

tampilan Graphik. Bebagai pendekatan ini apabila dipersatukan dengan alat analisa

yang lain dapat membantu dalam operasional sebuah perusahaan

3.5.1. Pendekatan BEP Unit dan Rupiah.

Dalam perhitungan BEP dengan pendekatan matematik dapat dilakukan

dengan dua cara, yaitu : atas dasar unit dan atas dasar rupiah.

Seperti pada pengertian BEP bahwa:

Perusahaan tidak memperoleh laba atau menderita rugi

Total penghasilan sama dengan total biaya

Laba sama dengan nol

Oleh kerana itu persamaannya adalah

Bila,

P= Harga jual per unit

BV= Biaya variabel

Penghasilan = Biaya

Page 17: Modul Break Even Point Ok

Penulis, Drs. Bambang Soepeno, MMKOM, MM 12

BT= Biaya tetap total selama satahun dan

Q= Kuantitas penjualan

Pengahasilan adalah perkalian antara Harga jual per unit dengan Kuantitas

Penjualan atau P.Q

Biaya adalah Total Biaya Variabel + Biaya Tetap atau BV.Q + BT

P.Q = BV.Q + BT

P.Q - BV.Q = BT

(P - BV).Q = BT

Q = BT / (P - BV)

Nilai Q karena pada posisi penghasilan sama dengan biaya maka dapat dikatakan Q

merupakan jumlah dalam situasi BEP.

Dari uraian penghasilan sama dengan biaya, maka didapatkan :

Rumus BEP dalam unit sebagai berikut :

BEP unit = BT/(P-BV)

Rumus BEP dalam rupiah sebagai berikut :

BEP Rp =BT /(1-(V/P))

Penerapan sederhana sebagai contoh suatu bisnis untuk pemprosuk suatu produk

membutuhkan biaya tetap Rp. 80,- dan membutuhkan biaya variable Rp. 20,- per

unit serta produknya dijual dengan harga Rp. 30,- per unit. Dengan perhitungan

matematis dapat kita hitung :

BEP Unit = 80 / (30-20)

= 8

BEP Rupiah = 80 / (1-(20/30)

= 80 / (1/3)

= 240

Page 18: Modul Break Even Point Ok

Penulis, Drs. Bambang Soepeno, MMKOM, MM 13

Dari rumus BEP unit dan BEP rupiah diatas bila kita aplikasi dengan Ms. Excel

dapat kita lihat hasil perhitungan BEP Unit dan BEP rupiah serta tabel BEP yang

dapat kita pakai sebagai dasar pembuatan graphik seperti pada gambar berikut :

Gambar 3.3. Gambar Perhitungan BEP

Metode persamaan dapat juga berbentuk sebagai berikut :

Laba = penjualan – (biaya variable + biaya tetap )

atau dapat kita rubah menjadi persamaan berikut

Penjualan = biaya variabel + biaya tetap + laba

Page 19: Modul Break Even Point Ok

Penulis, Drs. Bambang Soepeno, MMKOM, MM 14

Pada titik impas, besarnya laba adalah nol. Oleh karenya, titik impas dapat dihitung

dengan menemukan titik dimana penjualan sama dengan biaya variabel ditambah

dengan biaya tetap.

Maka, berdasarkan pada data contoh diatas, jika diketahui harga per-unit

produk yang dijual ádalah Rp 30,- dan jika diketahui bahwa biaya variable per unit

produk yang dijual Rp 20,- dan fixed cost Rp 80,- sedang perusahaan ingin

mengetahui jumlah produksi saat keuntungan Rp 0,- maka besarnya penjualan

yang harus dicapai dapat dihitung sbb:

Penjualan = biaya variable + biaya tetap + laba

30Q = 20Q + 80 + 0

30Q – 20Q = 80 + 0

10Q = 80

Q = 80 / 10

Q = 8 unit.

BEP dalam unit adalah sebesar 8 unit

Persamaan BEP dalam rupiah merupakan perkalian atara BEP dalam unit dengan

harga per unit dan dapat dirumuskan sebagai berikut :

BEP rupiah = BEP unit x Harga per unit

BEP dalam rupiah dapat dihitung sebagai berikut :

BEP rupiah = BEP unit x Harga per unit

= 8 x Rp. 30,-

= Rp. 240,-

3.5.2. Pendekatan BEP Contribution Margin (CM).

Metode kontribusi marjin pada dasarnya adalah metode singkat dari metode

persamaan yang telah dijelaskan diatas. Pendekatan ini memusatkan ide bahwa

setiap unit yang terjual memberikan marjin kontribusi tertentu yang dapat

digunakan untuk menutup biaya tetap.

Page 20: Modul Break Even Point Ok

Penulis, Drs. Bambang Soepeno, MMKOM, MM 15

Dalam pendekatan Contribution Margin (CM) dapat dipakai rumur - rumus sebagai

berikut :

a. Rumus CM.

Contribustion Margin (CM) = Harga Penjualan (P) – Biaya Variable (V)

b. Rumus CMR.

CM Ratio = CM / Penjualan per unit

c. Rumus BEP dalam Unit.

BEP (Unit) = Biaya Tetap / CM per unit

b. Rumus BEP dalam Rupiah.

BEP (Rupiah) = Biaya Tetap / CM Ratio

Berdasarkan data contoh diatas, maka besarnya penjualan pada titik impas atau

pulang pokok dapat dihitung sebagai berikut:

CM per-unit = penjualan per-unit – Biaya variabel per-unit

CM per-unit = Rp 30,- – Rp 20,-

CM per-unit = Rp 10,-

Maka unit BEP unit dapat dihitung sebagai berikut:

BEP (Unit) = biaya tetap / CM per unit

= 80 /10

= 8

BEP dapat pula dihitung dengan melihat besaran penjualan dalam satuan moneter

tertentu (rupiah). Setelah diketahui CMR (Contribution Margin Ratio) yang

merupakan pembagian CM Unit dengan Harga penjualan per unit, selanjutnya

dapat dihitung BEP rupiah. Sehingga berdasar data diatas, maka penjualan pulang

pokok pada satuan rupiah adalah:

CM Ration = CM Unit / Harga Penjualan per unit

= 10 / 30

Page 21: Modul Break Even Point Ok

Penulis, Drs. Bambang Soepeno, MMKOM, MM 16

BEP (Rupiah) = Biaya Tetap / CMR

= 80 / ( 1/3 )

= (80 x 3) / 1

= 240

3.5.3. Metode Pendekatan BEP dengan Grafik

Salah satu pendekatan penentuan titik break even adalah dengan

menggambarkan unsur-unsur biaya dan penghasilan ke dalam suatu gambar grafik.

Dengan menerapkan fasilitas Graphik pada Ms. Excel maka pada grafik tersebut

nampak garis BEP, garis-garis biaya variabel, biaya tetap, total biaya, dan garis

total penghasilan. Berikut adalah tampilan grafik BEP hasil aplikasi Ms. Excel

terdapat perpotongan antara garis total biaya dan total penjualan terdapat satu titik

yang disebut titik BEP. Terjemahan dari titik ini terhadap nilai sebelah kiri

(vertikal) adalah nilai dalam rupih sedang terhadap nilai dibawah (horizontal)

adalah nilai unit. Titik BEP ini akan bertemu juga pada satu titik dengan garis BEP.

Gambar 3.4. Graphik BEP

3.6. Analisa BEP Berbantuan Komputer

Penghitunga BEP secara automatis dapat dibuat dengan berbantuan komputer

dengan memakai Ms. Exel atau aplikasi lainnya. Aplikasi BEP dengan Ms. Excel

Page 22: Modul Break Even Point Ok

Penulis, Drs. Bambang Soepeno, MMKOM, MM 17

pada buku ini diberi nama BEP s.1 merupakan aplikasi sederhana yang dapat

dipraktekan dengan data sebanyak 12 dengan perhitungan BEP dan pembuatan

graphik automatis, sebagai pengengkap juga disertakan aplikasi BEP s.2 sebagai

penghitungan BEP sederhana untuk menghitung BEP unit dan BEP rupiah tanpa

disertai graphik. Pada prinsipnya apabila sudah memahami rumus-rumus BEP maka

aplikasi BEP dengan memanfaatkan Ms. Excel dapat dibuat sendiri dalam berbagai

variasi.

3.6.1. BEP Aplikasi Ms. Excel BEP s.1

Aplikasi penghitungan BEP dengan bantuan komputer dapat dilakukan

dengan memakai software Ms. Excel memanfaat fungsi matematis kali (*), bagi (/),

kurang (-) dan tambah (+).

Aplikasi Ms. Excel untuk penghitungan BEP unit dan BEP rupiah dapat dilakukan

dengan membuat tabel Data BEP dan tabel Perhitungan BEP seprti tertampil pada

gambar berikut :

Gambar 3.5. Perhitungan BEP

Page 23: Modul Break Even Point Ok

Penulis, Drs. Bambang Soepeno, MMKOM, MM 18

Langkah pembuatan Aplikasi BEP dengan Ms. Excel.

a. Buat Tabel Data BEP dan isikan data untuk No. dan data Q

b. Buat Tabel Perhitungan BEP isikan data pada BT (Biaya Tetap) di cell D3,

pada V (Biaya Variabel / unit) di cell D4 dan pada P (Harga Jual / Unit) di

cell D5.

c. Pada Tabel Perhitungan BEP unit di cell D6 tulis rumus =$D$2/($D$4-$D$3)

dengan cara letakkan kursor di cell D6 ketik = , klik pada cell D2 tekan

tombol F4, ketik /, Klik pada cell D4 tekan tombol F4, ketik -, klik pada cell

D3 tekan tombol F4.

d. Pada Tabel Perhitungan BEP rupiah di cell D7 tulis rumus =$D$2/((1-

($D$3/$D$4))) dengan cara letakkan kursor di cell D7 ketik = , klik pada cell

D2 tekan tombol F4, ketik /, ketik ( dua kali, ketik angka 1, ketik -, ketik (

satu kali, Klik pada cell D3 tekan tombol F4, ketik /, klik pada cell D4 tekan

tombol F4, Ketik ) tiga kali.

e. Pengisian kolom BT, letakkan kursor di cell C11, ketik =, klik cell D3 tekan

tombol F4, tekan enter, copy cell C11 ke cell C12 sampai cell C22.

f. Pengisian kolom TBV, letakkan kursor di cell D11, ketik =, klik cell B11,

Ketik *, Klik cell D4 tekan tombol F4, tekan enter, copy cell D11 ke cell D12

sampai cell D22.

g. Pengisian kolom TP, letakkan kursor di cell E11, ketik =, klik cell B11, Ketik

*, Klik cell D5 tekan tombol F4, tekan enter, copy cell E11 ke cell E12

sampai cell E22.

h. Pengisian kolom TB, letakkan kursor di cell F11, ketik =, klik cell C11, Ketik

+, Klik cell D11, tekan enter, copy cell F11 ke cell F12 sampai cell F22.

i. Pengisian kolom BEP-U, letakkan kursor di cell G11, ketik =, klik cell D6

tekan tombol F4, tekan enter, copy cell G11 ke cell G12 sampai cell G22

j. Pengisian kolom BEP-R, letakkan kursor di cell H11, ketik =, klik cell D7

tekan tombol F4, tekan enter, copy cell H11 ke cell H12 sampai cell H22

k. Pengisian kolom Laba, letakkan kursor di cell I11, ketik =, klik cell E11,

Ketik -, Klik cell F11, tekan enter, copy cell I11 ke cell I12 sampai cell I22.

Page 24: Modul Break Even Point Ok

Penulis, Drs. Bambang Soepeno, MMKOM, MM 19

Dengan langkah a s.d. k maka pembuatan aplikasi BEP dengan Ms Excel telah

selesai

3.6.2. Graphik Aplikasi Ms. Excel BEP s.1

Pembuatan graphik pada aplikasi BEP dengan software Ms Excel sumber

datanya adalah dari Tabel data BEP dan hasil perhitungan BEP dalam jumlah unit

maupun dalam jumlah rupiah.

Tampilan graphik dari data tabel BEP dan hasil perhitungan BEP pada perhitungan

diatas dapat tersaji dalam gambar berikut :

Gambar 3.5. Graphik BEP

Langkah – langkah cara pembuatan graphik BEP dengan Ms. Excel Aplikasi BEP

s.1 adalah sebagai berikut :

a. Klik worksheet baru, edit nama worksheet dengan cara klik nama work sheet

dibagian bawah, tekan tombol secondary button mouse sebelah kanan, klik

rename, ketik Graphik BEP.

b. Letakkan kursor di cell B3

c. Klik menu Insert, Klik All Chard Type, pada jendela Insert Chard klik line,

Klik Line with marker, Klik Oke.

Page 25: Modul Break Even Point Ok

Penulis, Drs. Bambang Soepeno, MMKOM, MM 20

d. Klik Chart area di worksheet, Klik select data, pada jendela select data source

Klik Add, Klik pada Series name, Klik worksheet Data BEP, Klik pada judul

kolom BT di cell C10, Klik pada series value hapus seluruh karakter (tulisan),

ketik =, Klik worksheet Data BEP, Klik Cell C11 dan blok sampai C22, Klik

OK

e. Masih di jendela select data source, Klik Add, Klik pada Series name, Klik

worksheet Data BEP, Klik pada judul kolom TBV di cell D10, Klik pada series

value hapus seluruh karakter (tulisan), ketik =, Klik worksheet Data BEP, Klik

Cell D11 dan blok sampai D22, Klik OK

f. Masih di jendela select data source, Klik Add, Klik pada Series name, Klik

worksheet Data BEP, Klik pada judul kolom TP di cell E10, Klik pada series

value hapus seluruh karakter (tulisan), ketik =, Klik worksheet Data BEP, Klik

Cell E11 dan blok sampai E22, Klik OK

g. Masih di jendela select data source, Klik Add, Klik pada Series name, Klik

worksheet Data BEP, Klik pada judul kolom TB di cell F10, Klik pada series

value hapus seluruh karakter (tulisan), ketik =, Klik worksheet Data BEP, Klik

Cell F11 dan blok sampai F22, Klik OK

h. Masih di jendela select data source, Klik Add, Klik pada Series name, Klik

worksheet Data BEP, Klik pada judul kolom BEP-R di cell H10, Klik pada

series value hapus seluruh karakter (tulisan), ketik =, Klik worksheet Data

BEP, Klik Cell H11 dan blok sampai H22, Klik OK

i. Cara memberi grid vertikal dengan merubah chart type, Klik chart area, Klik

bar more pada bar chart layouts, klik layout 7.

j. Merubah valaue vertikal axis, double pada angka vertikal axis, tekan scondary

button mouse sebelah kanan, klik format axis, pada jendela format axis klik

pada fixed maximum ganti angka menjadi 360, klik pada fixed major units

rubah dengan angka 20, klik OK

k. Merubah vertikal title axis, double pada title axis, tekan scondary button mouse

sebelah kanan, klik edit text, hapus tex dan ketik title baru Rupiah, klik

sembarang tempat. Lakukan langkah yang sama untuk merubah horizantal title

axis dengan kata Jumlah.

Page 26: Modul Break Even Point Ok

Penulis, Drs. Bambang Soepeno, MMKOM, MM 21

l. Cara memberi judul graphik, klik menu layout, klik bar chart title, pilih dan

klik Bar above chart, rubah title chart dengan cara klik kotak title carat dan

rubah denagan kat Graphik BEP.

m. Cara memberi label BEP, double klik salah satu titik garis BEP, klik scondary

button mouse, pilih dan klik add data label.

n. Cara merubah data label menjadi label BEP, klik pada nilai data label, klik

scondary button pada mouse, Klik format data label, pada jendela format data

label beri tanda check pada label contains hanya pada series name, Klik Close

Dengan langkah dari a s.d. n diatas maka dapat dibuat graphik BEP

Page 27: Modul Break Even Point Ok

Penulis, Drs. Bambang Soepeno, MMKOM, MM 22

3.7. Soal Praktek BEP

Soal 1

PT Semarang mempunyai biaya tetap sebesar Rp. 1.000.000 pada periode ini. Biaya

tenaga kerja langsung sebesar Rp. 1.500 per unit dan biaya material sebesar Rp. 500

per unit. Harga jual produk Rp. 4.000 per unit. Tentukan :

a. BEP.

b. Apabila keuntungan ditargetkan sebesar Rp. 560.000, berapa unit produk yang

harus terjual ?

c. Apabila dari hasil keuntungan dikenakan pajak sebesar 30 %, berapa unit yang

harus terjual agar keuntungan tetap sebesar Rp. 560.000 ?

d. Buat Graphik dengan Ms. Excel

Soal 2

Sebuah perusahaan menjual produk jadi dengan harga Rp. 100.000,- per unit

dengan biaya tetap rata-rata sebesar Rp. 25.000.000,- per bulan. Pada penjualan

(omset) sebesar Rp. 100.000.000,- per bulan ternyata mengalami Break Even Point.

Pertanyaan :

a. Berapa Harga Pokok penjualan (Average variabel Cost) per unitnya ?

b. Berapa minimal omset dan jumlah minimal produk yang dijual perbulan ?

c. Berapa labanya apabila dijual sebanyak 2.000 per bulannya ?

d. Berapa labanya apabila omset (total revenue) sebesar Rp. 2.000.000.000 per

tahun.

e. Hitung dan buat graphik dengan Ms Excel

f. Hitung dan buat graphik dengan Aplikasi BEP s.1

Soal 3

Perusahaan ABC memproduksi barang yang terbuat dari karet, yang memiliki

struktur biaya,sebagai berikut.

Biaya tetap Rp. 30.000.000 per tahun

Biaya variable Rp. 15.000 per unit

Harga jual Rp. 30.000 per unit

Page 28: Modul Break Even Point Ok

Penulis, Drs. Bambang Soepeno, MMKOM, MM 23

a. Tentukan titik berak-even,dalam unit atau pun rupiah.

b. Jika penjualan sekarang 1.500 unit,tentukan berapa keuntungan atau kerugian

yang diperoleh.

c. Jika penjualan sekarang mencapai Rp. 75.000.000,hitung keuntungan atau

kerugiannya.

d. Buat graphik BEP dengan Ms. Excel

Soal 4

Perencanaan laba dan kegiatan operasi lainnya dari PT Arema tahun 2011 yang

bergerak dibidang alat –alat rumah tangga yang telah dapat memproduksi sebanyak

12.000 unit , dengan biaya produksi per unit terdiri dari: Bahan baku Rp. 4,50,

Tenaga kerja langsung Rp. 2 , Overhead tetap sebesar Rp. 2 dan Overhead variabel

Rp. 5 . Selama tahun 2011 direncanakan biaya untuk pemasaran dan administrasi

umum total biaya tetap Rp.36.000 dan total biaya variabel Rp. 30..000.- Harga jual

barang dipasar reguler Rp. 22/unit dan Tax rate ditetapkan 50%.

Diminta :

a. Hitunglah BEP berdasarkan unit dan dalam rupiah dengan menggunakan margin

konstribusi dan rasio margin konstribusi.

b. Bila target profit( laba ) yang diharapkan sebesar Rp. 15.000, hitunglah jumlah

penjualan dalam unit dan rupiah.

c. Sehubungan dengan pertanyaan butir “b diatas”, dengan memperhitungkan “tax

rate ssebesar 50%” hitunglah jumlah penjualan dalam unit dan rupiah.

d. Buat graphik dengan Ms. Excel

Page 29: Modul Break Even Point Ok

Penulis, Drs. Bambang Soepeno, MMKOM, MM 24

DAFTAR PUSTAKA

Adam Jr., Everett E., dan Ronald J. Ebert. 1989. Production and Operations

Management. 4th ed. Englewood Cliffs, NJ: Prentce Hall.

Amirullah, haris Budiyono, 2004. Pengantar Manajemen; Graha Ilmu, Yogyakarta

Amrine, Harold T., J. A. Ritckey, dan O. S. Hulley. 1982. Manufacturing

Organization and Management. 3rd ed. New Delhi: Prentice Hall of India.

Assauri Sofyan. 1980, Management Produksi, Lembaga Penerbit FEUI

Browne, Jimmie, John Harhen, dan James Shivnan. 1988. Production Management

Systems: A CIM Perspective. Addison-Wesley Publishing Company.

Buchari Zainun, Organisasi Dan Manajemen, Balai Aksara

Buffa, Elwood S. 1991. Manajemen Produksi/Operasi. Edisi ke-7. Jakarta: Penerbit

Erlangga.

Dilworth, James B. 1992. Operations Management: Design, Planning, and Control

for Manufacturing and Services. McGraw Hill.

Fogarty, Hoffmann, dan Stonebroker. 1989. Production and Operations management.

South-Western Publishing.

Griffin, Alih bahasa Gina Gania MBA, 2002, Manajemn Jilid I; Erlangga, Jakarta

Heizer, Jay, dan Barry Render. 1993. Production and Operations Management. 3rd

ed. Englewood Cliffs, NJ: Prentice Hall.

John R Schermerhorn Jr, 1998, Manajemen, Jilid I dan II, Edisi Bahasa Indonesia,

Andi, Yogyakarta

Manullang, 1971, Dasar-Dasar Manajemen, CV Amanlaham, Medan

Murdifin Haming dan Mahfud Nurjamuddin. 2011, Manajemen Produksi Modern,

Bumi Aksara edisi kedua

P Siagian Sondang, 1999, Teori dan Praktek kepemimpinan; Rineka cipta, Jakarta

Robert J Mockler, 1972, Management Control Proces, Prentice Hall, Engelwood

Cliffs

Robins and Coulter, 1996, management 5” ed Prentice Hall, Inc

Page 30: Modul Break Even Point Ok

Penulis, Drs. Bambang Soepeno, MMKOM, MM 25

Schroeder, Roger G. 1994. Manajemen Operasi, Pengambilan Keputusan dalam

Fungsi Operasi. Edisi ke-3. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Stevenson, William J. 1990. Production/Operations Management. 3rd ed. Homewood,

Stoner James AF, Alihbahasa Gunawan Hutauruk MBA, 1986, Manajemn Jilid I;

Erlangga, Jakarta

Stoner James F, Freeman, Edward R and Gilbert, Daniel R, 1995, Management 6”

ed, Prentice Hall, Inc,

Sutarto, 1978, Dasar-Dasar Organisasi; Gadjah Mada Press, Yogyakarta

T Hani Handoko. 1986, Manajemen, BPFE, Yogyakarta

T Hani Handoko. 1999, Dasar Dasr Manajemn Produksi dan Operasi, BPFE-

Jogyakarta cetakan keduabelas

Wild, R. 1983. Production and Operations management: Principle and Techniques.

3rd ed. EK: Holt Rinehart and Winston.