0
MODUL 2: PENGENALAN DASAR-DASAR RENCANA RINCI KABUPATEN
1
MODUL 2: PENGENALAN DASAR-DASAR RENCANA RINCI KABUPATEN
1
MODUL 2: PENGENALAN DASAR-DASAR RENCANA RINCI KABUPATEN
DAFTAR ISTILAH
PENDAHULUAN
KEDUDUKAN RENCANA RINCI
MANFAAT DAN FUNGSI RENCANA RINCI
BENTUK ALTERNATIF RENCANA RINCI
2
3
5
8
11
TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS MODUL 2
DESKRIPSI SINGKAT Bentuk alternatif Rencana Rinci Kabupaten: rencana tata ruang kawasan strategis kabupaten/kota dan/atau rencana detail tata ruang. RDTR adalah rencana secara terperinci tentang tata ruang wilayah kabupaten/kota yang dilengkapi peraturan zonasi. RDTR mempunyai kedudukan sebagai penjabaran dari RTRW kabupaten/ kota yang perlu dilengkapi dengan acuan yang bersifat lebih detail. Muatan RDTR mencakup; (1) Tujuan penataan BWP; (2) Rencana pola ruang; (3) Rencana jaringan prasarana; (4) Penetapan Sub BWP yang diprioritaskan penanganannya; (5) Ketentuan pemanfaatan ruang; dan (6) Peraturan Zonasi. TUJUAN Peserta pelatihan memahami tiap muatan RDTR Kabupaten/Kota secara rinci, yang mencakup tingkat kedalaman/ketelitian materi tiap muatan dan contoh-contoh penyajiannya. SASARAN 1. Memahami muatan tujuan penataan BWP; 2. Memahami muatan dan tingkat kedalaman rencana pola ruang; 3. Memahami muatan dan tingkat kedalaman rencana jaringan prasarana; 4. Memahami muatan penetapan Sub BWP yang diprioritaskan penanganannya; 5. Memahami muatan ketentuan pemanfaatan ruang.
2
MODUL 2: PENGENALAN DASAR-DASAR RENCANA RINCI KABUPATEN
DAFTARISTILAH
1. Rencana Rinci adalah hasil perencanaan tata ruang pada kawasan
yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur terkait
yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek fungsional
dan disusun berdasarkan nilai strategis kawasan dan/atau kegiatan
kawasan sebagai perangkat operasionalisasi rencana tata ruang
wilayah.
2. RDTR merupakan rencana yang menetapkan blok pada kawasan
fungsional sebagai penjabaran kegiatan ke dalam wujud ruang yang
memperhatikan keterkaitan antar kegiatan dalam kawasan fungsional
agar tercipta lingkungan yang harmonis antara kegiatan utama dan
kegiatan penunjang dalam kawasan fungsional tersebut.
3. RTR KSK adalah rencana rinci wilayah yang penataan ruangnya
diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam
lingkup kabupaten terhadap perkembangan ekonomi, sosial, budaya,
dan/atau lingkungan.
4. Bagian Wilayah Perkotaan yang selanjutnya disingkat BWP adalah
bagian dari kabupaten/kota dan/atau kawasan strategis yang
akan/perlu disusun rencana rincinya,
5. Delineasi KSK adalah garis yang menggambarkan batas KSK yang
ditetapkan berdasarkan kriteria tertentu yang disesuaikan dengan
tipologi KSK.
3
MODUL 2: PENGENALAN DASAR-DASAR RENCANA RINCI KABUPATEN
Rencana Rinciadalah hasil perencanaan tata ruang pada kawasan yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur terkait yang batas dan
sistemnya ditentukan berdasarkan aspek fungsional dan disusun berdasarkan nilai
strategis kawasan dan/atau kegiatan kawasan sebagai perangkat operasionalisasi
rencana tata ruang wilayah
PENDAHULUAN
4
MODUL 2: PENGENALAN DASAR-DASAR RENCANA RINCI KABUPATEN
1. Kawasan Perkotaan
2. Kawasan koridor ekonomi
3. Kawasan perdesaan
4. Kawasan cepat tumbuh
5. Kawasan tertinggal/terisolir
6. Kawasan konservasi cagar
budaya/sejarah
7. Kawasan konservasi permukiman/
Komunikasi adat
8. Kawasan Teknologi Tinggi
9. Kawasan Pengembangan SDA Darat
10. Kawasan Perlindungan dan
pelestarian Lingkungan Hidup
11. Kawasan Rawan Bencana
12. Kawasan Kritis Lingkungan
13. Kawasan Perlindungan Pesisir dan
Pulau Kecil
Kawasan INTI
Kawasan Penyangga
Identifikasi Bentuk
Delineasi Kawasan
Fokus Penanganan
Tingkat Ketelitian Peta
Tujuan, Kebijakan, Strategi
Konsep Pengembangan
Arahan Pemanfaatan Ruang
Arahan Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Pengelolaan Kawasan
RDTR
RTRW KAB
Tujuan, Kebijakan, Strategi
Struktur Ruang Wilayah
Pola Ruang Wilayah
Penetapan Kawasan Strategis
Arahan Pemanfaatan Ruang
Arah Pengendalian Pemanfaatan Ruang
RTR KSK
Draft Pedoman RTR KSK belum selesai disusun
Permen PU No.20/PRT/M/2011
RENCANA UMUM
RENCANA RINCI
Tujuan Penataan BWP
Rencana Pola Ruang
Rencana Jaringan Prasarana
Penetapan Sub BWP yang diprioritaskan
Ketentuan Pemanfaatan Ruang
Peraturan Zonasi
Sumber: Permen PU No.20/PRT/M/2011
Sumber: Draft KSK
5
MODUL 2: PENGENALAN DASAR-DASAR RENCANA RINCI KABUPATEN
KEDUDUKAN RENCANA RINCI
Rencana rinci mempunyai kedudukan sebagai penjabaran dari RTRW kabupaten/ kota
yang perlu dilengkapi dengan acuan yang bersifat lebih detail.
6
MODUL 2: PENGENALAN DASAR-DASAR RENCANA RINCI KABUPATEN
Sesuai ketentuan Peraturan Pemerintah No.15 Tahun 2010 (Pasal 59) tentang
Penyelenggaraan Penataan Ruang, setiap RTRW kabupaten/kota harus menetapkan
bagian dari wilayah kabupaten/kota yang diprioritaskan untuk disusun rencana
rincinya paling lama 24 bulan terhitung sejak pelaksanaan penyusunan dan tidak
melebihi masa berakhirnya rencana rinci tata ruang yang sedang berlaku.
Bagian dari wilayah yang akan disusun rencana rinci tersebut merupakan kawasan
perkotaan atau kawasan strategis kabupaten/kota, yang dapat disusun rencana
rincinya apabila:
a. Kawasan yang mempunyai ciri perkotaan atau direncanakan menjadi kawasan
perkotaan
b. Memenuhi kriteria lingkup wilayah perencanaan RDTR yang ditetapkan dalam
pedoman
RDTRmerupakan rencana yang menetapkan blok pada kawasan fungsional sebagai penjabaran kegiatan ke dalam wujud ruang yang memperhatikan keterkaitan antar
kegiatan dalam kawasan fungsional agar tercipta lingkungan yang harmonis antara
kegiatan utama dan kegiatan penunjang dalam kawasan fungsional tersebut.
RDTR ditetapkan dengan perda kabupaten/kota dan disusun lengkap dengan peraturan zonasi yang merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan untuk suatu
BWP tertentu.
RTR KSK adalah rencana rinci wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup kabupaten terhadap
perkembangan ekonomi, sosial, budaya, dan/atau lingkungan.
RENCANA
UMUM
VS
RENCANA
RINCI
Rencana umum tata ruang disusun berdasarkan pendekatan wilayah administratif dengan muatan substansi mencakup rencana struktur dan pola ruang.
Rencana rinci tata ruang disusun berdasarkan pendekatan nilai strategis kawasan dan/atau kegiatan kawasan dengan muatan substansi yang dapat mencakup hingga penetapan blok dan subblok peruntukan.
Rencana rinci sebagai operasionalisasi rencana umum tata ruang dan dasar penetapan peraturan zonasi ketentuan yang mengatur tentang persyaratan pemanfaatan ruang serta ketentuan pengendalian ruang.
Rencana rinci tata ruang wilayah kabupaten/kota dan peraturan zonasi yang melengkapi rencana rinci menjadi salah satu dasar dalam pengendalian pemanfaatan ruang pemanfaatan ruang dapat dilakukan sesuai dengan rencana penataan ruang
1
2
3
4
7
MODUL 2: PENGENALAN DASAR-DASAR RENCANA RINCI KABUPATEN
Kedudukan rencana rinci dalam sistem perencanaan tata ruang dan sistem
perencanaan pembangunan nasional.
RENCANA PEMBANGUNAN
RENCANA TATA RUANG RENCANA UMUM RENCANA RINCI
Wilayah Kab/Kota
BWP
Sub BWP
RTRW Kab/Kota
RDTR
RTBL
Dirincikan lebih lanjut
Wil.Perencanaan dibagi lagi menjadi
Wilayah Perencanaan
Bagian Wilayah
Perkotaan yang
selanjutnya
disingkat BWP
adalah bagian dari
kabupaten/kota
dan/atau kawasan
strategis yang
akan/perlu
disusun rencana
rincinya,
Pedoman
Pedoman
Pedoman
Pedoman
Acu
an
A
cua
n
RPJP Nasional
RPJM Nasional
RPJP Provinsi
RPJP Kabupaten/Kota
RPJPM Kabupaten/Kota
RTRW Nasional
RTRW Provinsi
RTRW Kabupaten
RTRW Kota
RTR KSP
RTR KSN
RTR Pulau
RDTR Kabupaten
RTR KSK
RDTR Kota
RTR KSK
RPJM Provinsi
Hubungan antara RTRW Kabupaten/ Kota, RDTR, dan RTBL serta wilayah perencanaannya
8
MODUL 2: PENGENALAN DASAR-DASAR RENCANA RINCI KABUPATEN
MANFAATDANFUNGSI RENCANA RINCI
9
MODUL 2: PENGENALAN DASAR-DASAR RENCANA RINCI KABUPATEN
Manfaat dan fungsi Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis
Kabupaten/Kota (RTR KSK) dapat dilihat pada penjelasan
dibawah ini.
Mewujudkan keterpaduan antara pembangunan KSK
dengan wilayah kabupaten
Mewujudkan keterpaduan pembangunan dalam KSK
Menjamin terwujudnya tata ruang KSK yang
berkualitas
Alat koordinasi dalam penyelenggaraan penataan
ruang
Acuan dalam sinkronisasi program
Acuan lokasi investasi
Acuan pemanfaatan ruang
Acuan bagi kegiatan pengendalian pemanfaatan
ruang
Acuan bagi penerbitan izin pemanfaatan ruang
Acuan dalam administrasi pertanahan
10
MODUL 2: PENGENALAN DASAR-DASAR RENCANA RINCI KABUPATEN
Manfaat dan fungsi Rencana Detail Tata Ruang
(RDTR)kabupaten/kota dapat dilihat pada penjelasan dibawah
ini.
Sebagai kendali mutu pemanfaatan ruang wilayah
kabupaten/kota berdasarkan RTRW
Acuan bagi kegiatan pemanfaatan ruang yang lebih rinci dari
kegiatan pemanfaatan ruang yang diatur dalam RTRW
Acuan bagi kegiatan pengendalian pemanfaatan ruang;
Acuan bagi penerbitan izin pemanfaatan ruang
Acuan dalam penyusunan RTBL.
penentu lokasi kegiatan yang mempunyai kesamaan fungsi
dan lingkungan permukiman dengan karakteristik tertentu
alat operasionalisasi dalam sistem pengendalian dan
pengawasan pelaksanaan pembangunan fisik kabupaten/kota
ketentuan intensitas pemanfaatan ruang sesuai dengan
fungsinya di dalam struktur ruang kabupaten/kota secara
keseluruhan
ketentuan bagi penetapan kawasan yang diprioritaskan
untuk disusun program pengembangan kawasan dan
pengendalian pemanfaatan ruangnya pada tingkat BWP atau
Sub BWP.
11
MODUL 2: PENGENALAN DASAR-DASAR RENCANA RINCI KABUPATEN
RTR Pulau/ Kepulauan
RTR Kawasan Strategis Nasional (KSN)
RTR Kawasan Strategis Provinsi (KSP)
RTR Kawasan Strategis Kabupaten (KSK)
RDTR Kabupaten/ Kota
Lingkup Kabupaten
BENTUK ALTERNATIF RENCANA RINCI
12
MODUL 2: PENGENALAN DASAR-DASAR RENCANA RINCI KABUPATEN
Pembahasan Detail
Mengenai Proses
Penyusunan RDTR
akan dijelaskan lebih
jauh pada MODUL 3
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.15 Tahun
2010 tentang PenyelenggaraanPenataan Ruang
disebutkan bahwa terdapat 5 jenis rencana rinci
yang menjadi penjabaran rencana umum tata
ruang.Dari kelima rencana rinci tersebut, RTR
KSK dan RDTR Kabupaten/Kota merupakan
dokumen rencana rinci yang menjadi penjabaran
rencana umum tata ruang kabupaten/kota.Pada
bagian ini akan dijelaskan bentuk-bentuk alternatif dari rencana rinci, baik
dari segi RTR KSK maupun RDTR.
RENCANA TATA RUANG
KAW.STRATEGIS
KABUPATEN
Pada umumnya dokumen rencana rinci yang sudah
banyak disusun sebagai acuan penataan ruang di
wilayah kabupaten/kota adalah Rencana Detail
Tata Ruang (RDTR). Hingga saat ini proses
penyusunan pedoman Rencana Tata Ruang
Kawasan Strategis Kabupaten (RTR KSK) masih
berupa draft dan belum selesai disusun. Namun
begitu, RTR KSK merupakan salah satu bentuk
alternatifrencana rinci yang dapat disusun dan
dijadikan sebagai acuan dalam penataan ruang
wilayah kabupaten/kota.
Penataan ruang KSK dilakukan untuk
mengembangkan, melestarikan, melindungi
dan/atau mengoordinasikan keterpaduan pembangunan nilai strategis
kawasan dalam mendukung penataan ruang wilayah kabupaten. Lingkup
Standar Teknis dalam penetapan penataan ruang KSK
13
MODUL 2: PENGENALAN DASAR-DASAR RENCANA RINCI KABUPATEN
Penyusunan RTR KSK dilakukan dengan mempertimbangkan tipologi kawasan
strategis untuk memastikan ketentuan pelaksanaan penataan ruang KSK yang sesuai
dengan kebutuhan keragaman kawasan.
KRITERIA PENETAPAN KSK
Sudut Kepentingan Kriteria Penetapan KSK
1. Pertumbuhan Ekonomi
a. Memiliki potensi ekonomi cepat tumbuh; b. Memiliki sektor unggulan yang dapat menggerakkan pertumbuhan ekonomi; c. Memiliki potensi ekspor; d. Memiliki dukungan kawasan perumahan dan permukiman yang dilengkapi
dengan jaringan prasarana dan utilitas, serta sarana pemerintahan penunjang kegiatan ekonomi;
e. Memiliki kegiatan ekonomi yang memanfaatkan teknologi tinggi; f. Memiliki fungsi untuk mempertahankan tingkat produksi pangan dalam rangka
mewujudkan ketahanan pangan; g. Memiliki fungsi untuk mempertahankan tingkat produksi sumber energi dalam
rangka mewujudkan ketahanan energi; atau h. Merupakan kawasan yang dapat mempercepat pertumbuhan kawasan
tertinggal di dalam wilayah kabupaten.
2. Sosial dan Budaya a. Merupakan tempat pelestarian dan pengembangan adat istiadat atau budaya; b. Merupakan prioritas peningkatan kualitas sosial dan budaya; c. Merupakan aset yang harus dilindungi dan dilestarikan; d. Merupakan tempat perlindungan peninggalan budaya; e. Merupakan tempat yang memberikan perlindungan terhadap keanekaragaman
budaya; atau f. Merupakan tempat yang memiliki potensi kerawanan terhadap konflik sosial.
3. Pendayagunaan Sumber Daya Alam dan/atau Teknologi Tinggi
a. Memiliki fungsi bagi kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berdasarkan lokasi dan posisi geografis sumber daya alam strategis, pengembangan teknologi kedirgantaraan, serta tenaga atom dan nuklir;
b. Memiliki sumber daya alam strategis; c. Memiliki fungsi sebagai pusat pemanfaatan dan pengembangan teknologi
kedirgantaraan; d. Memiliki fungsi sebagai pusat pengendalian tenaga atom dan nuklir; atau e. Memiliki fungsi sebagai lokasi dan posisi geografis penggunaan teknologi
kedirgantaraan teknologi tinggi strategis lainnya.
4. Fungsi dan Daya Dukung Lingkungan
a. Merupakan tempat perlindungan keanekaragaman hayati; b. Merupakan kawasan lindung yang ditetapkan bagi perlindungan ekosistem,
flora, dan/atau fauna yang hampir punah atau diperkirakan akan punah yang harus dilindungi dan/atau dilestarikan;
c. Merupakan kawasan yang memberikan perlindungan keseimbangan tata guna air yang setiap tahun berpeluang menimbulkan kerugian;
d. Merupakan kawasan yang memberikan perlindungan terhadap keseimbangan iklim makro;
e. Merupakan kawasan yang menuntut prioritas tinggi peningkatan kualitas lingkungan hidup;
f. Merupakan kawasan rawan bencana alam; atau g. Merupakan kawasan yang sangat menentukan dalam perubahan rona alam dan
mempunyai dampak luas terhadap kelangsungan kehidupan.
Sumber: Draft KSK
14
MODUL 2: PENGENALAN DASAR-DASAR RENCANA RINCI KABUPATEN
Sumber: Diolah dari Draft KSK
Pemilihan bentuk alternatif RTR KSK dilakukan dengan mengidentifikasi
bentuk kawasan strategis. KSK dapat terdiri atas kawasan inti dan
kawasan penyangga serta dapat berbentuk KSK berbasis kawasan dan
KSK berbasis obyek strategis. KSK dapat berada pada satu wilayah
kecamatan atau berada pada lebih dari satu wilayah kecamatan dalam satu
wilayah kabupaten. KSK juga dapat berhimpitan dengan kawasan strategis
lain seperti Kawasan Strategis Nasional (KSN) dan/atau Kawasan Strategis
Provinsi (KSP). Untuk lebih jelasnya ketentuan mengenai lokasi dan
bentuk KSK ditunjukkan pada penjelasan berikut.
Draft RTR KSK berlaku dalam jangka waktu 20 (dua puluh)
tahun atau sesuai dengan jangka waktu berakhirnya RTRW
kabupaten dan ditinjau kembali setiap 5 (lima) tahun
1. Kawasan Perkotaan,
2. Kawasan Koridor Ekonomi
3. Kawasan Perdesaan
4. Kawasan Cepat Tumbuh
5. Kawasan Tertingga/ Terisolir
6. Kawasan Konservasi Cagar Budaya/Sejarah
7. Kawasan Konservasi Permukiman Komunitas Adat
8. Kawasan Pengembangan Sumber Daya Alam (SDA Darat)
9. Kawasan Teknologi Tinggi
10. Kawasan Perlindungan &Pelestarian Lingkungan Hidup
11. Kaw. Rawan Bencana
12. Kawasan Kritis Lingkungan
13. Kawasan Perlindungan Pesisir& P. Kecil
Kawasan Daya Dukung
Lingkungan Hidup
Kawasan Pengembangan SDA/Teknologi
Tinggi
Kawasan Sosial Budaya
Kawasan Pengembangan
Ekonomi
SUDUT KEPENTINGAN
TIPOLOGI
15
MODUL 2: PENGENALAN DASAR-DASAR RENCANA RINCI KABUPATEN
16
MODUL 2: PENGENALAN DASAR-DASAR RENCANA RINCI KABUPATEN
17
MODUL 2: PENGENALAN DASAR-DASAR RENCANA RINCI KABUPATEN
18
MODUL 2: PENGENALAN DASAR-DASAR RENCANA RINCI KABUPATEN
Setelah dilakukan pemilihan tipologi dan bentuk KSK, tahapan penetapan RTR KSK selanjutnya adalah dengan melakukan delineasi. Delineasi KSK adalah garis yang menggambarkan batas KSK yang ditetapkan berdasarkan kriteria tertentu yang disesuaikan dengan tipologi KSK. Tahapan ini dapat mencakup delineasi kawasan inti dan delineasi kawasan penyangga. Delineasi KSK dapat menggunakan:
a. Batas administrasi wilayahbatas desa, batas kecamatan/kabupaten
b. Batas fisik yang nyata, jaringan jalan, jaringan rel kereta api, sungai, danau, dll
c. Batas fisik yang belum nyata, rencana jaringan jalan, rencana jaringan rel
kereta api, dan sebagainya;
d. Batas ekoregion, yaitu batas yang dihasilkan dari analisis lingkungan tertentu,
batas Daerah Aliran Sungai (DAS), batas Wilayah Sungai (WS), batas ekosistem,
batas kawasan pesisir, dan sebagainya;
e. Batas tingkat kerawanan bencana alam, yaitu batas yang dihasilkan dari hasil
analisis tingkat kerawanan bencana alam, batas kawasan rawan gerakan tanah
tinggi, batas kawasan rawan tsunami, batas kawasan rawan banjir dll
f. Batas fungsional yang ditetapkan melalui consensus
19
MODUL 2: PENGENALAN DASAR-DASAR RENCANA RINCI KABUPATEN
ILUSTRASI DELINEASI KSK
Delineasi KSK
Menggunakan
Batas
Administrasi
Wilayah
Delineasi KSK
Menggunakan
Batas Fisik yang
Nyata
Delineasi KSK
Menggunakan
Batas
Fungsional
Berdasarkan
Konsensus
20
MODUL 2: PENGENALAN DASAR-DASAR RENCANA RINCI KABUPATEN
Ketentuan mengenai penetapan delineasi KSK sesuai dengan karakteristik tipologi KSK
yang nantinya akan membentuk lingkup fokus penanganan penataan ruang.
Tahapan akhir dalam proses penetapan RTR KSK adalah menentukan kebutuhan skala
peta. Skala peta KSK ditetapkan sekurang-kurangnya dengan mempertimbangkan:
a. Kedalaman informasi yang dibutuhkan dalam proses perencanaan tata ruang
KSK
b. Pemanfaatan produk rencana tata ruang KSK
c. Luasan geografis KSK
d. Nilai strategis KSK
Skala peta KSK dapat berbeda antara skala peta kawasan inti dan
skala peta kawasan penyangga, dimana skala peta pada kawasan inti lebih detail dari kawasan penyangga. Pembedaan skala peta tersebut disesuaikan dengan
karakteristik tipologi KSK.Ketentuan mengenai skala peta KSK untuk masing-masing
tipologi KSK ditunjukkan pada tabel berikut.
KETENTUAN SKALA PETA KSK
TIPOLOGI KSK SKALA PETA KSK
1. Kawasan Perkotaan Menggunakan skala peta sekurang-kurangnya 1:5.000
2. Kawasan Koridor Ekonomi
Menggunakan skala peta sekurang-kurangnya 1:5.000
3. Kawasan Perdesaan a. Kawasan Inti: menggunakan skala peta sekurang-kurangnya
1) Kawsan Perkotaan 2) Kawasan Koridor Ekonomi 3) Kawasaam Perdesaan 4) Kawasan cepat tumbuh 5) Kawasan tertinggal/terisolir 6) Kawasan konservasi Cagar
Budaya/sejarah 7) Kawasan konservasi
permukiman/komunikasi adat 8) Kawasan teknologi tinggi 9) Kawasan pengembangan SDA 10) Kawasan perlindungan dan pelestarian
lingkungan hidup 11) Kawasan rawan bencana 12) Kawasan kritis lingkungan 13) Kawasan perlindungan pesisir dan
pulau-pulau kecil
Delineasi
Kawasan
KSK
Fokus Penanganan
21
MODUL 2: PENGENALAN DASAR-DASAR RENCANA RINCI KABUPATEN
KETENTUAN SKALA PETA KSK
TIPOLOGI KSK SKALA PETA KSK
1:10.000 b. Kawasan Penyangga: menggunakan skala peta sekurang-
kurangnya 1:25.000
4. Kawasan Cepat Tumbuh a. Kawasan Inti: menggunakan skala peta sekurang-kurangnya 1:5.000
b. Kawasan Penyangga: menggunakan skala peta sekurang-kurangnya 1:25.000
5. Kawasan Tertinggal/Terisolir
a. Kawasan Inti: menggunakan skala peta sekurang-kurangnya 1:5.000
b. Kawasan Penyangga: menggunakan skala peta sekurang-kurangnya 1:25.000
6. Kawasan Konservasi Cagar Budaya/Sejarah
a. Kawasan Inti: menggunakan skala peta sekurang-kurangnya 1:5.000
b. Kawasan Penyangga: menggunakan skala peta sekurang-kurangnya 1:25.000
7. Kawasan Konservasi Permukiman/Komunitas Adat
a. Kawasan Inti: menggunakan skala peta sekurang-kurangnya 1:5.000
b. Kawasan Penyangga: menggunakan skala peta sekurang-kurangnya 1:25.000
8. Kawasan Teknologi Tinggi
a. Kawasan Inti: menggunakan skala peta sekurang-kurangnya 1:5.000
b. Kawasan Penyangga: menggunakan skala peta sekurang-kurangnya 1:25.000
9. Kawasan Pengembangan Sumber Daya Alam Darat
a. Kawasan Inti: menggunakan skala peta sekurang-kurangnya 1:5.000
b. Kawasan Penyangga: menggunakan skala peta sekurang-kurangnya 1:25.000
10. Kawasan Perlindungan dan Pelestarian Lingkungan Hidup
a. Kawasan Inti: menggunakan skala peta sekurang-kurangnya 1:5.000
b. Kawasan Penyangga: menggunakan skala peta sekurang-kurangnya 1:25.000
11. Kawasan Rawan Bencana
a. Kawasan Inti: menggunakan skala peta sekurang-kurangnya 1:5.000
b. Kawasan Penyangga: menggunakan skala peta sekurang-kurangnya 1:25.000
12. Kawasan Kritis Lingkungan
a. Kawasan Inti: menggunakan skala peta sekurang-kurangnya 1:10.000
b. Kawasan Penyangga: menggunakan skala peta sekurang-kurangnya 1:25.000
13. Kawasan Perlindungan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
a. Kawasan Inti: menggunakan skala peta sekurang-kurangnya 1:10.000
b. Kawasan Penyangga: menggunakan skala peta sekurang-kurangnya 1:25.000
22
MODUL 2: PENGENALAN DASAR-DASAR RENCANA RINCI KABUPATEN
RENCANA DETAIL
TATA RUANG
Apabila rencana rinci yang akan disusun adalah Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
kabupaten, maka RDTR disusun apabila :
a. RTRW kabupaten/kota dinilai belum efektif sebagai acuan dalam pelaksanaan
pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang karena tingkat
ketelitian petanya belum mencapai 1:5.000; dan/atau
b. RTRW kabupaten/kota sudah mengamanatkan bagian dari wilayahnya yang perlu
disusun RDTR-nya.
Apabila hal tersebut tidak terpenuhi, maka peraturan zonasi tetap dapat dibuat , tanpa
disertai dengan penyusunan RDTR yang lengkap. Bentuk alternatif rencana rinci dari
Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) dapat dilihat dari cakupan wilayah
perencanaannya. Berikut akan ditunjukkan ilustrasi wilayah perencanaan RDTR
sebagai salah satu acuan dalam memilih alternatif bentuk rencana rinci dari dokumen
jenis RDTR.
Lingkup wilayah RDTR berdasarkan Wilayah Administrasi Kecamatan dalam Wilayah Kota
1
23
MODUL 2: PENGENALAN DASAR-DASAR RENCANA RINCI KABUPATEN
Lingkup wilayah RDTR berdasarkan Wilayah Fungsional seperti Bagian
wilayah kota/subwilayah Kota
Lingkup wilayah RDTR berdasarkan Bagian dari Wilayah Kabupaten yang Memiliki Ciri Perkotaan
2
3
24
MODUL 2: PENGENALAN DASAR-DASAR RENCANA RINCI KABUPATEN
Lingkup wilayah RDTR berdasarkan Kawasan Strategis Kabupaten/Kota yang
Memiliki iri Kawasan Perkotaan
Lingkup wilayah RDTR berdasarkan Bagian dari Wilayah Kabupaten/Kota yang
berupa Kawasan Perdesaan dan Direncanakan Menjadi Kawasan Perkotaan
4
5