Download - Miniriset Teh

Transcript
Page 1: Miniriset Teh

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan dipengaruhi oleh faktor

eksternal dan internal. Faktor-faktor eksternal yang utama adalah tanah,

kelembaban, cahaya dan air. Faktor-faktor internal dapat mencakup gen,

hormon, struktur anatomi dan morfologi organ tumbuhan serta kandungan

klorofil (Sasmitamihardja dan Siregar, 1997).

Klorofil adalah pigmen berwarna hijau yang terdapat dalam kloroplas.

Pada tumbuhan tingkat tinggi, kloroplas terutama terdapat pada jaringan

parenkim palisade dan parenkim spons daun. Dalam kloroplas, pigmen

utama klorofil serta karotenoid dan xantofil terdapat pada membran tilakoid

(Salisbury, 1991).

Klorofil berasal dari proplastida yaitu plastida yang belum dewasa,

kecil dan hampir tidak berwarna dan sedikit atau tanpa membran dalam.

Proplastida membelah saat embrio berkembang, dan menjadi kloroplas

ketika daun dan batang terbentuk. Pada organ yang terkena cahaya matahari,

kloroplas muda akan aktif membelah (Salisbury, 1991).

Al-Qur’an mengisyaratkan tentang klorofil dalam firman Allah

sebagai berikut:

د�ون� ) ت�وق� ن�ه� م� �ن�ت�م� أ إ�ذ�ا ف� ا ن�ار� ر� ض� األخ� ر� ج� �الش م�ن� ل�ك�م� ع�ل� ج� ال�ذ�ي

٨٠)

Artinya: Yaitu Tuhan yang menjadikan untukmu api dari kayu yang

hijau, Maka tiba-tiba kamu nyalakan (api) dari kayu itu (QS. Yasin: 80)".

Dalam ayat tersebut terdapat kata asy-syajar al-akhdlar yang berarti

kayu yang hijau, Shihab dalam Tirtawinata (2006) menafsirkan bahwa asy-

syajar al-akhdlar adalah zat hijau daun atau klorofil. Klorofil berperan

mengubah tenaga radiasi matahari menjadi tenaga kimiawi melalui proses

1

Page 2: Miniriset Teh

fotosintesis. Jadi, Allah telah menjadikan api atau energi dari pohon yang

hijau. Proses perubahan tenaga kimiawi ini berlagsung pada kloroplas daun.

Kloroplas terutama berfungsi adalah sebagai tempat berlangsungnya

fotosintesis. Pigmen-pigmen pada membran tilakoid akan menyerap cahaya

matahari atau sumber cahaya lainnya dan mengubah energi cahaya tersebut

menjadi energi kimia dalam bentuk adenosin trifosfat (ATP) (Lakitan,

2001).

Pigmen tanaman teh (Camellia sinensis) menunjukkan perbedaan

warna dalam pertumbuhan daunnya. Daun muda biasanya berwarna hijau

kekuningan, dan daun dewasa berwarna hijau gelap. Perbedaan warna daun

menunjukkan adanya perbedaan kandungan pigmen daun termasuk pigmen

klorofil daun teh tersebut (Ayu, 2010). Kajian analisis kandungan klorofil

ini masih terbatas. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk

memberikan informasi ilmiah tentang kandungan klorofil teh (Camellia

sinensis) pada tingkat pertumbuhan daun yang berbeda sebagai bahan uji

kualitas teh terbaik. Informasi ini merupakan data awal atau pembanding

untuk penelitian yang berhubungan dengan kandungan klorofil pada suatu

tumbuhan.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah :

1. Berapakah kadar klorofil daun teh (Camellia sinensis) pada tingkat

pertumbuhan yang berbeda?

2. Bagaimana warna seduhan daun teh pada tingkat pertumbuhan yang

berbeda?

3. Bagaimana korelasi antara kadar klorofil daun teh dengan kualitas teh

terbaik?

1.3 Tujuan

Tujuan pada penelitian ini adalah:

1. Mengetahui kadar klorofil daun teh (Camellia sinensis) pada tingkat

pertumbuhan yang berbeda.

2. Mengetahui warna seduhan daun teh pada tingkat pertumbuhan yang

berbeda.

2

Page 3: Miniriset Teh

3. Mengetahui korelasi antara kadar klorofil daun teh dengan kualitas teh

terbaik.

1.4 Batasan Penelitian

Batasan dari penelitian ini adalah:

1. Daun teh diambil di kec. Lawang Kab. Malang

2. Karakteristik daun teh

- Daun muda

Daun berada pada bagian atas

Berwarna hijau kekuningan

Daun berada pada urutan 1-3 dari atas

- Daun dewasa

Daun berada di bagian bawah

Berwarna hijau gelap

Daun berada pada urutan 4 kebawah

3. Daun teh diambil 1 gram dengan masing-masing perlakuan diukur

sebanyak 3 kali

4. Parameter yang diteliti adalah kadar klorofil daun teh pada tingkat

pertumbuhan yang berbeda sebagai bahan uji kualitas teh terbaik.

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah dapat memberikan informasi kepada

pembaca mengenai perbedaan jumlah kadar klorofil daun teh pada tingkat

pertumbuhan yang berbeda, warna acuan kualitas seduhan teh terbaik, dan

korelasi kadar klorofil daun teh dengan kualitas teh terbaik sehingga dapat

dijadikan referensi lebih lanjut mengenai eksplorasi kadar klorofil daun teh

sebagai bahan uji kualitas teh terbaik.

1.6 Hipotesis

Hipotesis pada penelitian ini adalah adanya hubungan antara kadar

klorofil daun teh pada tingkat pertumbuhan yang berbeda dalam hal ini

adalah kadar klorofil daun muda sebagai bahan uji kualitas teh terbaik.

3

Page 4: Miniriset Teh

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1.1 Tanaman Teh

Allah SWT. Berfirman dalam Al-Qur’an yang berbunyi:

Artinya: dan Dialah yang menurunkan air hujan dari langit, lalu

Kami tumbuhkan dengan air itu segala macam tumbuh-tumbuhan Maka

Kami keluarkan dari tumbuh-tumbuhan itu tanaman yang menghijau. Kami

keluarkan dari tanaman yang menghijau itu butir yang banyak; dan dari

mayang korma mengurai tangkai-tangkai yang menjulai, dan kebun-kebun

anggur, dan (kami keluarkan pula) zaitun dan delima yang serupa dan yang

tidak serupa. perhatikanlah buahnya di waktu pohonnya berbuah dan

(perhatikan pulalah) kematangannya. Sesungguhnya pada yang demikian

itu ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang beriman.

Rossidy (2008) menyatakan bahwa ayat 99 surat Al-An’am

menggambarkan tentang tumbuhan yang merupakan obyek kajian fisiologi

tumbuhan. Kami keluarkan dari tumbuhan-tumbuhan itu tanaman yang

menghijau menggambarkan tentang tanaman yang memiliki daun berwarna

hijau.

Tanaman teh merupakan tanaman perkebunan yang mempunyai

kemampuan produksi relatif lebih cepat dibandingkan tanaman perkebunan

lainnya. Kelebihan lainnya yaitu dapat berfungsi hidrologis dan dengan

pengaturan rotasi petik, tanaman teh dapat dipanen menurut petak

pemetikan sehingga hasil tanaman teh tersedia setiap hari. Umur

4

Page 5: Miniriset Teh

ekonomisnya dapat mencapai 70 tahun, sehingga akan dapat memberi

peluang bisnis yang cukup handal pada kondisi pasar yang cenderung naik

turun. Klasifikasi tanaman teh hijau yaitu (Ayu, 2010):

Kingdom: plantae

Devisi: Magnoliophyta

Kelas: Magnoliopsida

Ordo: Ericales

Family: Tehaceae

Genus: Camellia

Spesies: Camellia sinensis

Tanaman teh berasal dari daerah subtropis, oleh karena itu di

Indonesia teh lebih cocok ditanam di daerah dataran tinggi. Lingkungan

fisik yang paling berpengaruh terhadap pertumbuhan teh ialah iklim dan

tanah. Faktor iklim yang berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman teh

adalah curah hujan, suhu udara, tinggi tempat, sinar matahari, dan angin. Di

Indonesia tanaman teh hanya ditanam di dataran tinggi. (Setyamidjaja,

2000).

Teh (Camellia sinensis) merupakan minuman non alkohol yang

banyak digemari oleh masyarakat. Teh sebagai bahan minuman, dibuat dari

pucuk muda yang telah mengalami proses pengolahan tertentu. Daun teh

mengandung khasiat yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh manusia, salah

satunya adalah sebagai antioksidan. Khasiat yang dimiliki oleh minuman teh

berasal dari kandungan bahan kimia yang terdapat dalam daun teh. Teh

merupakan salah satu komoditas ekspor nonmigas yang telah dikenal sejak

lama dan menjadi penghasil devisa bagi Indonesia. Dewasa ini, Indonesia

menjadi salah satu dari lima negara penghasil dan pengekspor teh utama di

dunia, yang pemasaran hasilnya tersebar ke negara-negara konsumen yang

berada di lima benua. (Ayu, 2010).

1.2 Komposisi Daun Teh

5

Page 6: Miniriset Teh

Katekin (C6H6O2) dalam teh merupakan komponen utama yang

mendominasi sekitar 30% berat kering teh. Katekin merupakan kerabat

tanin terkondensasi yang juga sering disebut polifenol karena banyaknya

gugus fungsi hidroksil yang dimilikinya. Katekin merupakan senyawa

utama yang menentukan mutu, baik cita rasa, kenampakan, maupun warna

air seduhan (Graham, 1992).

Kandungan katekin pada pucuk tanaman teh (Camellia sinensis)

varietas assamica lebih banyak dibandingkan varietas sinensis (Yamanashi,

1995). Pucuk teh yang dihasilkan 80% diolah menjadi teh hitam, sedangkan

sisanya diolah menjadi teh hijau. Teh hitam lebih sedikit mengandung

katekin dari pada teh hijau karena dalam proses pengolahan teh hitam

dirancang agar katekin mengalami oksidasi untuk memperbaiki warna, rasa,

dan aromanya. Efek menyehatkan pada teh terletak pada senyawa katekin

yang dikandungnya (Wang dan Helliwell, 2000; dan Sava, 2001).

Penelitian dengan teh hijau Jepang membuktikan bahwa katekin dapat

mengurangi resiko kejangkitan berbagai penyakit seperti mengurangi resiko

kanker, menjaga kesehatan jantung, bersifat anti oksidan, anti mikroba, dan

lain-lain (Oguni, 1993). Menurut Bambang (2000) katekin pada daun teh

Indonesia lebih banyak dari pada katekin daun teh Jepang sebab itu potensi

menyehatkan teh Indonesia diduga lebih tinggi. Keunggulan ini membuka

peluang bagi industri teh Indonesia untuk memproduksi teh hijau berkatekin

tinggi.

Tabel 4. Komponen utama katekin daun teh segar

Komponen Kadar katekin )% bk(

Katekin 1 – 2

Epikatekin 1 – 3

Epikatekin galat 3 – 6

Gallokatekin 1 – 3

Epigallokatekin 3 – 6

Epigallokatekin galat 7 – 13

Total 16 – 30

6

Page 7: Miniriset Teh

Sumber: Bokuchava dan Skobeleva, 1969; Graham, 1992; Wang dan

Helliwell, 2000

Warna teh yang kehijauan menandakan kandungan klorofil yang

masih tinggi. Sedangkan warna air seduhan dengan kenampakan hijau

kekuningan menunjukkan kandungan katekin yang tinggi. (Yulianto, 2006)

1.3 Pigmen Daun

Daun dari kebanyakan spesies menyerap lebih dari 90 % cahaya ungu

dan biru, demikian pula untuk cahaya jingga dan merah. Hampir seluruh

penyerapan ini dilakukan oleh pigmen-pigmen pada kloroplas. Pada

membran tilakoid, setiap foton dapat mengeksitasi satu elektron dari pigmen

karotenoid atau klorofil. Klorofil berwarna hijau merupakan bukti bahwa

pigmen ini tidak efektif untuk menyerap cahaya hijau. Cahaya hijau oleh

klorofil dipantulkan atau diteruskan. Penyerapan relatif untuk setiap panjang

gelombang oleh pigmen dapat diukur dengan spektrofotometer. (Lakitan,

2007).

Kehijauan daun merupakan salah satu tolok ukur yang mempengaruhi

pertumbuhan suatu tanaman. Kehijauan daun menunjukkan jumlah klorofil

yang dimiliki oleh tanaman. Pertumbuhan akan semakin baik apabila daun

memiliki kandungan klorofil yang semakin tinggi. Dengan kehijauan daun

yang lebih tinggi maka akan semakin tinggi pula hasil fotosintesis yang

dihasilkan. Hal ini akan semakin mendukung pertumbuhan pucuk pada

tanaman teh. (Ayu, 2010)

Warna daun berasal dari klorofil, pigmen warna hijau yang terdapat di

dalam kloroplas. Energi cahaya yang diserap klorofil inilah yang

menggerakkan sitesis molekul makanan dalam kloroplas. Kloroplas

ditemukan terutama dalam sel mesofil, yaitu jaringan yang terdapat di

bagian dalam daun. Karbon dioksida masuk ke dalam daun, dan oksigen

keluar, melalui pori mikroskopik yang di sebut stomata. (Campbell, 2002).

Antara klorofil a dan klorofil b mempunyai struktur dan fungsi yang

berbeda, dimana klorofil a di samping bisa menyerap energi cahaya, klorofil

ini juga bisa merubah energi cahaya dan tidak bisa merubahnya menjadi

7

Page 8: Miniriset Teh

energi kimia dan energi itu akan ditransfer dari klorofil b ke klorofil a.

Klorofil b ini tidak larut dalam etanol tapi dapat larut dalam ester, dan kedua

jenis klorofil ini larut dalam senyawa aseton (Devlin, 1975).

1.4 Klorofil

Klorofil adalah pigmen hijau fotosintetis yang terdapat dalam

tanaman, Algae dan Cynobacteria. nama "chlorophyll" berasal dari bahasa

Yunani kuno : choloros= green (hijau), and phyllon= leaf (daun). Fungsi

krolofil pada tanaman adalah menyerap energi dari sinar matahari untuk

digunakan dalam proses fotosintetis yaitu suatu proses biokimia dimana

tanaman mensintesis karbohidrat (gula menjadi pati), dari gas karbon

dioksida dan air dengan bantuan sinar matahari. (Sumenda, 2011).

Klorofil merupakan pigmen hijau tumbuhan dan merupakan pigmen

yang paling penting dalam proses fotosintesis. Sekarang ini, klorofil dapat

dibedakan dalam 9 tipe : klorofil a, b, c, d, dan e. Bakteri klorofil a dan b,

klorofil chlorobium 650 dan 660. klorofil a biasanya untuk sinar hijau biru.

Sementara klorofil b untuk sinar kuning dan hijau. Klorofil lain (c, d, e)

ditemukan hanya pada alga dan dikombinasikan dengan klorofil a. bakteri

klorofil a dan b dan klorofil chlorobium ditemukan pada bakteri fotosintesis

(Devlin, 1975).

Klorofil pada tumbuhan ada dua macam, yaitu klorofil a dan klorofil

b. perbedaan kecil antara struktur kedua klorofil pada sel keduanya terikat

pada protein. Sedangkan perbedaan utama antar klorofil dan heme ialah

karena adanya atom magnesium (sebagai pengganti besi) di tengah cincin

profirin, serta samping hidrokarbon yang panjang, yaitu rantai fitol

(Santoso, 2004).

Struktur klorofil berbeda-beda dari struktur karotenoid, masing-

masing terdapat penataan selang-seling ikatan kovalen tunggal dan ganda.

Pada klorofil, sistem ikatan yang berseling mengitari cincin porfirin,

sedangkan pada karotenoid terdapat sepasang rantai hidrokarbon yang

menghubungkan struktur cincin terminal. Sifat inilah yang memungkinkan

molekul-molekul menyerap cahaya tampak demikian kuatnya, yakni

bertindak sebagai pigmen. Sifat ini pulalah yang memungkinkan molekul-

8

Page 9: Miniriset Teh

molekul menyerap energi cahaya yang dapat digunakan untuk melakukan

fotosintesis. Persamaan antara spektrum tindakan fotosintesis dan spektrum

absorbsi klorofil menunjukkan bahwa dalam proses itu pigmen yang paling

penting ialah klorofil. Akan tetapi kedua spektrum itu tidak sama. Energi

diserap oleh karotenoid diteruskan klorofil a, disini energi digunakan dalam

fotosintesis. Klorofil b mempunyai fungsi yang sama. (Santoso, 2004).

Klorofil bersifat labil terhadap pengaruh cahaya, suhu dan oksigen.

Sehingga mudah terdegradasi menjadi molekul molekul turunannya.

Langkah awal degradasi klorofil adalah hilangnya magnesium dari molekul

pusat atau hilangnya rantai ekor fitol. Ketika molekul klorofil mengalami

degradasi, sejumlah molekul turunan akan terbentuk seperti phaeophitins,

chloropillides dan phaeophorbides yang tergantung pada molekul induknya.

(Robinson, 1995).

1.5 Kloroplas

Kloroplas berasal dari proplastid kecil (plastid yang belum dewasa,

kecil dan hampir tak berwarna, dengan sedikit atau tanpa membran dalam).

Pada umumnya proplastid berasal hanya dari sel telur yang tak terbuahi,

sperma tak berperan disini. Proplastid membelah pada saat embrio

berkembang, dan berkembang menjadi kloroplas ketika daun dan batang

terbentuk. Kloroplas muda juga aktif membelah, khususnya bila organ

mengandung kloroplas terpajan pada cahaya. Jadi, tiap sel daun dewasa

sering mengandung beberapa ratus kloroplas. Sebagian besar kloroplas

mudah dilihat dengan mikroskop cahaya, tapi struktur rincinya hanya bias

dilihat dengan mikroskop elektron. (Salisbury, 1995).

Dilihat dari strukturnya, kloroplas terdiri atas membran ganda yang

melingkupi ruangan yang berisi cairan yang disebut stroma. Membran

tersebut membentuk suatu sistem membran tilakoid yang berwujud sebagai

suatu bangunan yang disebut kantung tilakoid. Kantung-kantung tilakoid

tersebut dapat berlapis-lapis dan membentuk apa yang disebut grana

Klorofil terdapat pada membran tilakoid dan pengubahan energi cahaya

menjadi energi kimia berlangsung dalam tilakoid, sedang pembentukan

9

Page 10: Miniriset Teh

glukosa sebagai produk akhir fotosintetis berlangsung di stroma. (Sumenda,

2011).

Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan klorofil antara lain

gen, bila gen untuk klorofil tidak ada maka tanaman tidak akan memiliki

klorofil. Cahaya, beberapa tanaman dalam pembentukan klorofil

memerlukan cahaya, tanaman lain tidak memerlukan cahaya. Unsur N, Mg,

Fe merupakan unsur-unsur pembentuk dan katalis dalam sintesis klorofil.

Air, bila kekurangan air akan terjadi desintegrasi klorofil. Semua tanaman

hijau mengandung klorofil a dan krolofil b. Pada krolofil a terdapat sekitar

75 % dari total klorofil. Kandungan klorofil pada tanaman adalah sekitar 1%

basis kering. (Sumenda, 2011).

3.6 Kualitas Teh

Kualitas pucuk teh secara akurat dapat diketahui melalui kandungan

katekin yang terdapat di dalam pucuk teh, namun secara operasional di

lapangan kualitas pucuk teh dapat ditentukan dari rasio pucuk peko dan

pucuk burung. Kandungan katekin banyak ditemukan pada pucuk peko,

yang merupakan pucuk muda yang aktif tumbuh. Pada umumnya teh

kualitas tinggi diperoleh di kebun kebun yang letaknya lebih tinggi karena

pertumbuhan pucuknya lebih lambat sehingga kemungkinan diperoleh

pucuk muda lebih tinggi dibandingkan dengan kebun yang letaknya lebih

rendah. (Ayu, 2010).

Berikut ini adalah kriteria klorofil yang digunakan sebagai sumber

bahan uji kualitas teh terbaik. (Yulianto, 2006; Sumenda, 2011):

1. Air seduhan daun teh berwarna Kehijauan (Teh Hijau)

2. Klorofil a yang tinggi

3. Memiliki kandungan kimia Tannin (Katekin) tinggi.

Kandungan teh yang paling utama adalah katekin. Katekin merupakan

senyawa utama yang menentukan mutu, baik cita rasa, kenampakan,

maupun warna air seduhan Katekin (C6H6O2) dalam teh merupakan

komponen utama yang mendominasi sekitar 30% berat kering teh. (Graham,

1992).

10

Page 11: Miniriset Teh

Daun teh yang memiliki kualitas terbaik adalah daun yang mempunyai

komponen katekin tinggi. Komponen katekin sangat dipengaruhi oleh

jumlah kadar klorofil sehingga semakin tinggi kadar krorofil pada daun teh,

dalam hal ini adalah klorofil a, dengan menghasilkan warna seduhan

kehijauan, bening dan kuning kehijauan maka semakin tinggi pula

komponen katekin didalamnya dan katekin inilah yang menambah mutu dan

cita rasa kualitas teh (Graham, 1992; Yulianto, 2006).

11

Page 12: Miniriset Teh

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian tentang eksplorasi kadar klorofil daun teh pada tingkat

pertumbuhan berbeda sebagai bahan uji kualitas teh terbaik ini merupakan

penelitian eksperimental. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini

adalah rancangan acak lengkap dengan 2 perlakuan dan 3 ulangan untuk

masing-masing perlakuan.

3.2 Waktu dan Tempat

Penelitian tentang “Eksplorasi Kadar Klorofil Daun Teh (Camellias

sinensis) pada Tingkat Pertumbuhan Berbeda sebagai Uji Kualitas Teh

Terbaik” dilakukan pada bulan April 2014, di Laboratorium Biokimia dan

Laboratorium Genetika dan Biologi Molekuler jurusan Biologi Fakultas

Sains dan Teknologi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.

3.3 Instrumen Penelitian

3.3.1 Alat

Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah:

Kantong plastik 3 Buah

Alat tulis 1 Paket

Timbangan analitik 1 Buah

Lumpang dan alu porselin 2 Buah

Gelas ukur 2 Buah

Gunting 1 Buah

Tissue 1 Buah

Tabung reaksi 6 Buah

Rak tabung reaksi 1 Buah

Pipet tetes 2 Buah

Beaker glass 1000 ml 1 Buah

Beaker glass 50 ml 2 Buah

Penyaring 1 Buah

12

Page 13: Miniriset Teh

Kamera digital 1 Buah

Spectrofotometer 1 Buah

3.3.2 Bahan

Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah :

Daun teh (Camellia sinensis) muda 3 gram

Daun teh (Camellia sinensis) dewasa 3 gram

Alkohol 95% 150 ml

3.4 Prosedur Penelitian

Langkah kerja pada penelitian adalah :

Persiapan Sampel

1. Sampel daun teh diambil dari Kec. Lawang Kab. Malang

2. Daun teh dipetik dari pohon sesuai tingkat pertumbuhan daun yaitu

daun yang muda dan daun yang sudah dewasa.

3. Untuk tiap tingkat pertumbuhan diambil 3 gram daun dan masing-

masing perlakuan diukur sebanyak 3 kali.

4. Daun dimasukkan dalam kantong plastik secara terpisah sesuai dengan

kelompoknya untuk dianalisis kandungan klorofilnya di laboratorium.

Analisis Klorofil (Sumenda, 2011: 21):

1. Helaian daun teh tiap sampel diambil sebanyak 1 gram, dihaluskan

dan diekstraksi dengan alkohol 95% sampai semua klorofil terlarut.

2. Ekstrak disaring dan supernatan ditampung dalam beaker glass 50 ml.

3. Ekstrak dipindahkan ke dalam tabung reaksi.

4. Kandungan klorofil diukur dengan spektrofotometer.

5. Kadar klorofil total dihitung dengan rumus (Wintermans dan de Mots)

sebagai berikut:

Klorofil a = (13,7 x OD665) – (5,76 x OD 649)

Klorofil b = (25,8 x OD649) – (7,7 x OD 665)

Klorofil total = (20,0 x OD649) + (6,1 x OD 665)

Keterangan: OD (optical density) = nilai absorbansi klorofil

13

Page 14: Miniriset Teh

3.5 Teknik Pengambilan Data

Data yang diambil dalam penelitian ini meliputi kadar klorofil daun

teh menggunakan spektrofotometer, kemudian data yang didapat

dicantumkan dalam tabel 3.1.

Tabel 3.1. Data hasil pengamatan klorofil daun teh pada tingkat

pertumbuhan yang berbeda.

No Perlakuan

Panjang gelombang daun teh ulangan ke-

1 2 3

649 665 649 665 649 665

1Daun Muda

Rata-rata

2

Daun

Dewasa

Rata-rata

Data selanjutnya adalah mengetahui kadar klorofil a, klorofil b, dan

klorofil total pada masing-masing ulangan dan rata-rata keseluruhan. Hasil

Perhitungan kemudian akan dicantumkan dalam tabel 3.2

Tabel 3.2 Kadar Klofil a, Klorofil b, dan Kloroful Total daun teh.

No PerlakuanUlangan Ke- Rata-

rata1 2 3

1Daun

Muda

Klorofil a

Klorofil b

Klorofil tot

2Daun

Dewasa

Klorofil a

Klorofil b

Klorofil tot

Data selanjutnya yang diperlukan dalam penelitian ini adalah

mengetahui standarisasi kualitas teh. Daun teh yang memiliki kualitas

14

Page 15: Miniriset Teh

terbaik adalah daun yang mempunyai komponen katekin tinggi. Komponen

katekin sangat dipengaruhi oleh jumlah kadar klorofil sehingga semakin

tinggi kadar krorofil a pada daun teh, maka semakin tinggi pula komponen

katekin didalamnya.

Berikut ini adalah kriteria klorofil yang digunakan sebagai sumber

bahan uji kualitas teh terbaik. (Yulianto, 2006; Sumenda, 2011):

4. Air seduhan daun teh berwarna Kehijauan (Teh Hijau)

5. Klorofil a yang tinggi

6. Memiliki kandungan kimia Tannin (Katekin) tinggi.

Kualitas daun teh akan di bandingkan dengan standarisasi warna

seduhan produk teh hijau perusahaan Wonosari, Malang agar dapat

diketahui bahwa klorofil daun teh berhubungan dengan kualitas teh tersebut.

=(Produk pabrik) (Daun teh muda) (Daun teh dewasa)

Warna seduhan teh hijau Wonosari, Malang adalah Kehijauan,

Bening, dan Hijau kekuningan. Hasil Pengukuran kemudian dicantumkan

dalam tabel 3.3.

Tabel 3.3 Hasil Uji Standarisasi Kualitas Teh Terbaik

No PerlakuanKadar

Klorofil

Warna

Seduhan

Kualitas

HasilKet

1Daun teh

Muda

2Daun teh

Dewasa

Keterangan: Tanda (+) menunjukkan kemungkinan mendekati warna acuan

semakin tinggi

15

Page 16: Miniriset Teh

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Kadar Klorofil Daun Teh pada Tingkat Pertumbuhan yang Berbeda

Data hasil penelitian tentang panjang gelombang klorofil daun teh pada

tingkat pertumbuhan yang berbeda sebagai bahan uji kualitas teh terbaik disajikan

dalam bentuk tabel 4.1

4.1 Data hasil kadar klorofil a, klorofil b, dan klorofil Total daun teh pada

tingkat pertumbuhan yang berbeda.

No Perlakuan

Kadar Klorofil pada

Ulangan Ke- Rata-rata

1 2 3

1Daun

Muda

Klorofil a22,59

mg/L

35,39

mg/L

31,11

mg/L

29.69

mg/L

Klorofil b13,76

mg/L

21,22

mg/L

16,09

mg/L

17,02

mg/L

Klorofil tot36,55

mg/L

56,86

mg/L

45,84

mg/L

46,42

mg/L

2Daun

Dewasa

Klorofil a29,29

mg/L

30,55

mg/L

28,39

mg/L

29,41

mg/L

Klorofil b58,91

mg/L

63,72

mg/L

62,96

mg/L

49,53

mg/L

Klorofil tot88,39

mg/L

94,54

mg/L

91,57

mg/L

91,50

mg/L

Berdasarkan data hasil perhitungan tentang klorofil daun teh terdapat

perbedaan antara jumlah klorofil a, klorofil b dan klorofil total. Hal ini didapat

karena ada perbedaan usia daun yakni daun muda dan daun dewasa. Kandungan

klorofil daun teh meningkat dengan bertambahnya umur daun (tabel 4.2).

16

Page 17: Miniriset Teh

kandungan klorofil rata-rata pucuk dengan warna daun hijau kekuningan adalah

46,42 mg/L dan daun dewasa dengan warna daun hijau gelap adalah 91,50 mg/L.

Perubahan warna daun dari hijau kekuningan (daun muda) ke hijau tua

(daun dewasa) menunjukkan adanya perubahan kandungan pigmen pada daun.

Kandungan klorofil pada daun hijau kekuningan (daun muda) secara jumlah total

lebih rendah dari pada daun dewasa (daun dewasa). Pada daun muda klorofil a

lebih dominan daripada klorofil b sehingga akan menunjukkan jumlah kadar

klorofil a daun muda yang lebih tinggi dari pada daun teh dewasa. Sedangkan

pada daun dewasa klorofil b lebih dominan daripada klorofil a sehingga akan

menunjukan jumlah kadar klorofil b yang lebih tinggi.

Jumlah kadar klorofil daun tingkat pertumbuhan yang berbeda ini terjadi

akibat sintesis klorofil b dari klorofil a dengan jumlah yang besar, yang diikuti

dengan berkembangnya daun tersebut (menuju daun dewasa). Sintesis klorofil b

terus berlanjut bersamaan dengan pertumbuhan daun yang ditandai dengan

berubahnya warna daun hijau muda menjadi hijau tua. Kandungan klorofil b

dibentuk dari klorofil a (Wolf dan Price dalam Pandey dan Sinha, 1979).

Semua tanaman hijau mengandung klorofil a dan klorofil b. Klorofil a

menyusun 75 % dari total klorofil. Kandungan klorofil pada tanaman adalah

sekitar 1% berat kering (Sumenda, 2011).

4.2 Warna Seduhan Daun Teh pada Tingkat Pertumbuhan yang Berbeda

Data selanjutnya adalah pengukuran tingkat kualitas teh pada jumlah kadar

klorofil daun teh tingkat pertumbuhan berbeda. Berikut ini adalah kriteria klorofil

yang digunakan sebagai sumber bahan uji kualitas teh terbaik. (Yulianto, 2006;

Sumenda, 2011):

1. Air seduhan daun teh berwarna Kehijauan (Teh Hijau)

2. Kadar klorofil a yang tinggi

3. Memiliki kandungan kimia Tannin (Katekin) tinggi.

Kualitas daun teh akan di bandingkan dengan standarisasi warna seduhan

produk teh hijau perusahaan Wonosari, Malang agar dapat diketahui bahwa

klorofil daun teh berhubungan dengan kualitas teh tersebut. Warna seduhan teh

hijau Wonosari, Malang adalah Kehijauan, Bening, dan Hijau kekuningan. hasil

Pengukuran kemudian dicantumkan dalam tabel 4.2

17

Page 18: Miniriset Teh

4.2 Hasil Uji Standarisasi Kualitas Teh Terbaik

Kualiatas

Teh

Hijau

Wonosari

PerlakuanKadar

Klorofil

Warna

Seduhan

Kualitas

Hasil

Seduhan

Ket

+ + + + +

Daun teh

Muda

Klorofil a :

29,69 mg/L

Klorofil b :

17,02 mg/L

Klorofil tot :

46,42 mg/L

Kehijauan

dan Bening,

Hijau

kekuningan

+ + + + Sangat

Baik

Daun teh

Dewasa

Klorofil a :

29,41 mg/L

Klorofil b :

49,53 mg/L

Klorofil tot :

91,50 mg/L

Hijau ++Kurang

Baik

Keterangan:

1. Tanda (+) menunjukkan kemungkinan mendekati warna acuan semakin

tinggi

2. (+) = Buruk

(++) = Kurang Baik

(+++) = Baik

(++++) = Sangat Baik

(+++++) = Sangat Baik Sekali

Berdasarkan hasil diatas menunjukkan bahwa kualitas daun teh terbaik

berada pada daun muda, karena pada daun muda klorofil a lebih tinggi daripada

daun dewasa, pada daun muda jumlah klorofil b lebih sedikit sehingga tingkat

kontaminasi atau tercampur pigmen klorofil a oleh klorofil b lebih sedikit. Dapat

disimpulkan bahwa daun muda jumlah klorofil a lebih dominan daripada klorofil

18

Page 19: Miniriset Teh

b sehingga mengasilkan seduhan daun muda dengan warna kehijauan, bening dan

hijau kekuningan. Sedangkan untuk hasil klorofil daun dewasa jumlah klorofil b

lebih dominan daripada klorofil a sehingga menghasilkan seduhan daun dewasa

dengan warna hijau. Pigmen klorofil a adalah kuning kehijauan dan pigmen

klorofil b adalah biru – hijau (Noggle dan Fritz, 1979).

4.3 Korelasi antara Kadar Klorofil Daun Teh dengan Kualitas Teh Terbaik

Setelah menguji tingkat kualitas teh berdasarkan kadar klorofil dan warna

seduhan didapatkan hasil analisis yang sesuai, yakni komponen klorofil a yang

tinggi akan menghasilkan warna seduhan kehijauan, bening dan kuning kehijauan.

Hal ini didapat karena jumlah klorofil a daun muda lebih dominan daripada

klorofil b. Pigmen klorofil a adalah kuning kehijauan (Noggle dan Fritz, 1979).

Warna teh yang kehijauan menandakan kandungan klorofil yang masih tinggi.

Sedangkan warna air seduhan dengan kenampakan hijau kekuningan

menunjukkan kandungan katekin yang tinggi. (Yulianto, 2006).

Kandungan teh yang paling utama adalah katekin. Katekin merupakan

senyawa utama yang menentukan mutu, baik cita rasa, kenampakan, maupun

warna air seduhan Katekin (C6H6O2) dalam teh merupakan komponen utama

yang mendominasi sekitar 30% berat kering teh. (Graham, 1992).

Daun teh yang memiliki kualitas terbaik adalah daun yang mempunyai

komponen katekin tinggi. Komponen katekin sangat dipengaruhi oleh jumlah

kadar klorofil sehingga semakin tinggi kadar krorofil pada daun teh, dalam hal ini

adalah klorofil a, dengan menghasilkan warna seduhan kehijauan, bening dan

kuning kehijauan maka semakin tinggi pula komponen katekin didalamnya dan

katekin inilah yang menambah mutu dan cita rasa kualitas teh (Graham, 1992;

Yulianto, 2006).

19

Page 20: Miniriset Teh

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan dari hasil penelitian tentang kadar klorofil daun teh pada

tingkat pertumbuhan berbeda sebagai bahan uji kualitas terbaik adalah :

1. Kadar Klorofil daun teh pada tingkat pertumbuhan berbeda memiliki

perpedaan jumlah kadar. Pada daun muda Klorofil a : 29,69 mg/L,

Klorofil b : 17,02 mg/L dan Klorofil total : 46,42 mg/L sedangkan

pada daun dewasa Klorofil a : 29,41 mg/L, Klorofil b : 49,53 mg/L

Klorofil tot : 91,50 mg/L.

2. Seduhan daun muda dengan dominansi klorofil a yang tinggi

menghasilkan warna kehijauan, bening dan kuning kehijaun

sedangkan seduhan daun dewasa dengan dominansi klorofil b yang

tinggi menghasilkan warna hijau.

3. Korelasi kadar klorofil daun teh pada tingkat pertumbuhan yang

berbeda sebagai bahan uji kualitas teh tebaik berhubungan dengan

katekin. Komponen katekin sangat dipengaruhi oleh jumlah kadar

klorofil sehingga semakin tinggi kadar krorofil pada daun teh, dalam

hal ini adalah klorofil a, dengan menghasilkan warna seduhan

kehijauan, bening dan kuning kehijauan maka semakin tinggi pula

komponen katekin didalamnya dan katekin inilah yang menambah

mutu dan cita rasa kualitas teh (Graham, 1992; Yulianto, 2006).

5.2 Saran

Saran bagi peneliti selanjutnya adalah perlu adanya penelitian lebih

lanjut tentang kadar klorofil pada daun teh yakni jumlah kadar klorofil a

sebagai parameter bahan uji kualitas teh terbaik. Sehingga akan diperoleh

data lanjutan mengenai korelasi kadar klorofil daun teh pada tingkat

pertumbuhan yang berbeda sebagai bahan uji kualitas teh terbaik.

20