Download - Minat Baca Tk (Isi)

Transcript
Page 1: Minat Baca Tk (Isi)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Di dalam masyarakat modern seperti sekarang ini dikenal dua

macam cara berkomunikasi, yaitu komunikasi secara langsung dan

komunikasi secara tidak langsung. Kegiatan berbicara dan mendengarkan

(menyimak), merupakan komunikasi secara langsung, sedangkan

kegiatan menulis dan membaca merupakan komunikasi tidak

langsung.

Keterampilan membaca sebagai salah satu cara dari empat

keterampilan berbahasa, mempunyai peranan yang penting di dalam

kehidupan manusia. Dengan membaca seseorang dapat mengetahui arti

dan maksud dari tulisan yang dibacanya. Karenanya kemampuan

membaca sangat penting dan harus dikuasai oleh anak-anak. Kemampuan

membaca merupakan bekal utama bagi anak-anak untuk dapat memahami

mata pelajaran yang diberikan di sekolah (Stephens, 2004).

Seperti yang dijelaskan oleh Tampubolon (1993), pada hakekatnya

membaca adalah kegiatan fisik, walaupun dalam kegiatan itu terjadi

proses pengenalan huruf-huruf. Dikatakan kegiatan fisik, karena bagian-

bagian tubuh khususnya mata, yang melakukannya. Dikatakan kegiatan

mental karena bagian-bagian pikiran khususnya persepsi dan ingatan,

terlibat di dalamnya. Dari definisi ini, kiranya dapat dilihat bahwa

Page 2: Minat Baca Tk (Isi)

2

menemukan makna dari bacaan (tulisan) adalah tujuan utama membaca,

dan bukan mengenali huruf-huruf.

Agar dapat mengetahui makna dari yang dibaca maka anak harus

memiliki kemampuan membaca dengan baik. Untuk itu sejak usia pra

sekolah atau pada usia anak duduk di bangku taman kanak-kanak harus

sudah diasah kemampuan membacanya.

Bisa membaca merupakan hal dasar yang harus dimiliki seseorang.

Melalui membaca, seseorang dapat membuka jalan masuknya ilmu

pengetahuan. Memasuki umur 2 tahun, kemampuan otak anak untuk

mengenal dan mengeja kata mulai berkembang. Agar kinerja otak yang

sedang berkembang tersebut dapat maksimal, maka anak balita atau pra

sekolah perlu dilatih membaca. Tetapi dalam mengajar membaca anak pra

sekolah tersebut haruslah berupa kata sederhana dahulu, agar anak tidak

merasa kesulitan. Hal ini merupakan tahapan awal bagi anak dalam

belajar membaca.

Supaya anak mau belajar membaca, maka langkah pertama adalah

menumbuhkan minat membaca pada anak. Dengan memiliki minat

membaca yang besar, anak akan mencari sendiri bahan bacaan yang

disukai untuk dibaca. Selanjutnya peran guru maupun orang tua tinggal

mendampingi anak dalam membaca dan membantu bila ada kesulitan.

Dari pengamatan peneliti pada kelas B Taman Kanak-kanak

Dharma Wanita Bacem 02 Kecamatan Ponggok Kabupaten Blitar pada

semester genap tahun 2008/2009, didapat anak didik kurang antusias atau

Page 3: Minat Baca Tk (Isi)

3

minatnya rendah dalam membaca. Mereka lebih suka bermain dengan

temannya dari pada membaca, dan mau membaca lagi setelah diingatkan

oleh gurunya.

Berawal dari permasalahan di atas, maka peneliti bermaksud

mengadakan Penelitian Tindakan Kelas dengan judul “MENINGKATKAN

MINAT MEMBACA ANAK DIDIK MELALUI PENGGUNAAN MEDIA

GAMBAR SERI DI KELAS B TAMAN KANAK-KANAK DHARMA

WANITA BACEM 02 DESA BACEM KECAMATAN PONGGOK

KABUPATEN BLITAR PADA SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN

2009/2010”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang dan permasalahan yang telah

diuraikan diatas, maka peneliti merumuskan permasalahan dalam bentuk

pertanyaan sebagai berikut :

1. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran penggunaan media gambar seri

dalam meningkatkan minat membaca di kelas A Taman Kanak-kanak

Dharma Wanita Bacem 02 Kecamatan Ponggok Kabupaten Blitar pada

semester genap tahun 2008/2009 ?

2. Apakah dengan menggunakan media gambar seri dapat meningkatkan

minat membaca anak didik ?

Page 4: Minat Baca Tk (Isi)

4

C. Tujuan Penelitian

Dari perumusan pokok-pokok permasalahan di atas akan diambil

beberapa point yang menjadi tujuan dari penelitian ini yaitu :

1. Mengetahui cara pelaksanaan pembelajaran penggunaan media gambar

seri dalam meningkatkan minat membaca di kelas B Taman Kanak-kanak

Dharma Wanita Bacem 02 Kecamatan Ponggok Kabupaten Blitar pada

semester genap tahun 2008/2009.

2. Mengetahui apakah dengan menggunakan media gambar seri dapat

meningkatkan minat membaca anak didik ?

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Manfaat penelitian ini secara umum untuk memberikan berbagai

pengetahuan tentang cara dalam menggunakan media gambar seri untuk

meningkatkan minat membaca pada anak didik di sekolah Taman kanak-

kanak.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi peneliti

Hasil penelitian merupakan umpan balik dan hasil yang nyata dari

penerapan ilmu yang nantinya dapat dijadikan acuan dalam

melaksanakan proses pembelajaran di kelas.

b. Bagi Guru

Guru dapat memahami hal-hal yang perlu dilakukan untuk

Page 5: Minat Baca Tk (Isi)

5

menyampaikan pembelajaran secara aktif dan menarik anak didik

dalam menyampaikan materi sehingga anak didik mampu menyimak

pelajaran yang sedang diajarkan dan apa yang diharapakan oleh guru

dapat tercapai.

c. Bagi Anak Didik

Anak didik dapat lebih mudah dan semangat dalam memahami

materi pelajaran. Anak akan lebih aktif belajar dan mereka bisa lebih

mudah dalam memahami pelajaran.

d. Bagi Lembaga

Sekolah dapat lebih mudah dalam memperoleh alat peraga. Serta

alat peraga ini dapat disimpan untuk anak didik tahun berikutnya.

Page 6: Minat Baca Tk (Isi)

6

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Tujuan utama membaca adalah dapat mengetahui makna yang terkandung

dari yang dibacanya. Untuk itu diperlukan kemampuan membaca yang dapat

dicapai dengan latihan yang terus menerus dan sistematis yang harus sudah

dilatih sejak usia dini. Karenanya minat membaca harus harus sudah ditumbuh

kembangkan pada anak sejak usia dini.

A. Pengertian Minat

Hurlock (1993) menjelaskan bahwa minat adalah sumber motivasi

yang mendorong seseorang untuk melakukan apa yang ingin dilakukan

ketika bebas memilih. Ketika seseorang menilai bahwa sesuatu akan

bermanfaat, maka akan menjadi berminat, kemudian hal tersebut akan

mendatangkan kepuasan. Ketika kepuasan menurun maka minatnya juga

akan menurun. Sehingga minat tidak bersifat permanen, tetapi minat

bersifat sementara atau dapat berubah-ubah.

Tampubolon (1993) mengemukakan bahwa minat adalah

perpaduan antara keinginan dan kemauan yang dapat berkembang jika ada

motivasi.

Hal senada juga dikemukakan oleh Sandjaja (2005) bahwa suatu

aktivitas akan dilakukan atau tidak sangat tergantung sekali oleh minat

seseorang terhadap aktivitas tersebut, disini nampak bahwa minat

Page 7: Minat Baca Tk (Isi)

7

merupakan motivator yang kuat untuk melakukan suatu aktivitas.

Meichati (Sandjaja, 2005) mengartikan minat adalah perhatian yang kuat,

intensif dan menguasai individu secara mendalam untuk tekun melakukan

suatu aktivitas. (www.unika.ac.id.02/05/05)

Aiken (Ginting, 2005) mengungkapkan definisi minat sebagai

kesukaan terhadap kegiatan melebihi kegiatan lainnya. Ini berarti minat

berhubungan dengan nilai-nilai yang membuat seseorang mempunyai

pilihan dalam hidupnya, hal tersebut diungkapkan oleh Anastasia dan

Urbina (Ginting, 2005). Selanjutnya Ginting (2005) menjelaskan, minat

berfungsi sebagai daya penggerak yang mengarahkan seseorang

melakukan kegiatan tertentu yang spesifik, lebih jauh lagi minat

mempunyai karakteristik pokok yaitu melakukan kegiatan yang dipilih

sendiri dan menyenangkan sehingga dapat membentuk suatu kebiasaan

dalam diri seseorang. (www1.bpkpenabur.or.id/jurnal/04/017-035.pdf)

Sutjipto (2001) menjelaskan bahwa minat adalah kesadaran

seseorang terhadap suatu objek, orang, masalah, atau situasi yang

mempunyai kaitan dengan dirinya. Artinya, minat harus dipandang

sebagai sesuatu yangsadar. Karenanya minat merupakan aspek psikologis

seseorang untuk menaruh perhatian yang tinggi terhadap kegiatan tertentu

dan mendorong yang bersangkutan untuk melaksanakan kegiatan tersebut.

(www.depdiknas.go.id/Jurnal/45/sutjipto.htm)

Sementara itu Sax (Sutjipto, 2001) mendefinisikan bahwa minat

sebagai kecenderungan seseorang terhadap kegiatan tertentu di atas

Page 8: Minat Baca Tk (Isi)

8

kegiatan yang lainnya. Sedangkan Crites (Sutjipto, 2001) mengemukakan

bahwa minat seseorang terhadap sesuatu akan lebih terlihat apabila yang

bersangkutan mempunyai rasa senang terhadap objek tersebut.

(www.depdiknas.go.id/Jurnal/45/sutjipto.htm)

Hurlock (1993) mengemukakan bahwa minat merupakan hasil dari

pengalaman belajar, bukan hasil bawaan sejak lahir. Hurlock (1993) juga

menekankan pentingnya minat, bahwa minat menjadi sumber motivasi

kuat bagi seseorang untuk belajar, minat juga mempengaruhi bentuk dan

intensitas aspirasi seseorang dan minat juga menambah kegembiraan pada

setiap kegiatan yang ditekuni seseorang.

Hurlock (1978) juga menjelaskan bahwa secara keseluruhan, pada

masa anak-anak, minat memberikan sebuah kekuatan untuk belajar. Anak-

anak yang berminat dalam sebuah aktivitas, berada dimanapun, akan

memberikan usaha empat kali lipat untuk belajar dibandingkan anak-anak

yang minatnya sedikit atau mudah merasa bosan. Jika pengalaman belajar

menimbulkan kesan pada anak-anak, maka akan menjadi minat. Hal

tersebut adalah sesuatu yang dapat diasah dengan proses pembelajaran. Di

masa yang akan datang, minat sangat berpengaruh pada bentuk dan

intensitas dari cita-cita pada anak.

Pintrich dan Schunk (1996) juga menyebutkan bahwa minat

merupakan sebuah aspek penting dari motivasi yang mempengaruhi

perhatian, belajar, berpikir dan prestasi.

Dari beberapa definisi minat di atas dapat ditarik kesimpulan

Page 9: Minat Baca Tk (Isi)

9

mengenai minat, bahwa minat merupakan sebuah motivasi intrinsik

sebagai kekuatan pembelajaran yang menjadi daya penggerak seseorang

dalam melakukan aktivitas dengan penuh ketekunan dan cendrung

menetap, dimana aktivitas tersebut merupakan proses pengalaman belajar

yang dilakukan dengan penuh kesadaran dan mendatangkan perasaan

senang, suka dan gembira.

Minat merupakan salah satu dimensi dari aspek afektif yang

banyak berperan juga dalam kehidupan seseorang, khususnya dalam

kehidupan belajar seorang murid. Aspek afektif adalah aspek yang

mengidentifikasi dimensi-dimensi perasaan dari kesadaran emosi,

disposisi, dan kehendak yang mempengaruhi pikiran dan tindakan

seseorang (Stiggins, 1994: 310).

Dimensi aspek afektif mencakup tiga hal penting, yaitu (1)

berhubungan dengan perasaan mengenai objek yang berbeda. (2)

Perasaan-perasaan tersebut memiliki arah yang dimulai dari titik netral ke

dua kubu yang berlawanan, titik positif dan titik negatif. (3) Berbagai

perasaan memiliki intensitas yang berbeda, yang dimulai dari kuat ke

sedang ke lemah (Stiggins, 1994: 312).

B. Pengertian Membaca

Tampubolon (1993) menjelaskan pada hakekatnya membaca

adalah kegiatan fisik dan mental untuk menemukan makna dari tulisan,

walaupun dalam kegiatan itu terjadi proses pengenalan huruf-huruf.

Page 10: Minat Baca Tk (Isi)

10

Dikatakan kegiatan fisik, karena bagian-bagian tubuh khususnya mata,

yang melakukannya. Dikatakan kegiatan mental karena bagian-bagian

pikiran khususnya persepsi dan ingatan, terlibat didalamnya. Dari definisi

ini, kiranya dapat dilihat bahwa menemukan makna dari bacaan (tulisan)

adalah tujuan utama membaca, dan bukan mengenali huruf-huruf.

Diperjelas oleh pendapat

Smith (Ginting, 2005) bahwa membaca merupakan suatu proses

membangun pemahaman dari teks yang tertulis. (www1.bpkpenabur.

or.id/jurnal/04/017-035.pdf ).

Dijabarkan juga oleh Tarigan (1985) bahwa membaca adalah suatu

proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk

memperoleh pesan, suatu metode yang dipergunakan untuk

berkomunikasi dengan diri sendiri dan kadang-kadang orang lain, yaitu

mengkomunikasikan makna yang terkandung atau tersirat pada lambang-

lambang tertulis. Finochiaro dan

Spache & Spache (Petty & Jensen, 1980) mengemukakan bahwa

membaca merupakan proses yang kompleks yang terdiri dari dua tahap.

Tahap pertama merupakan tahap dimana individu melakukan pembedaan

terhadap apa yang dilihatnya, selanjutnya individu berusaha untuk

mengingat kembali, menganalisa, memutuskan, dan mengevaluasi hal

yang dibacanya. Sebagai suatu proses yang kompleks, membaca memiliki

nilai yang tinggi dalam perkembangan diri seseorang. Secara umum orang

menilai bahwa membaca itu identik dengan belajar, dalam arti

Page 11: Minat Baca Tk (Isi)

11

memperoleh informasi.

Membaca adalah proses berpikir, hal tersebut dikemukakan oleh

Burn, Roe dan Ross (1984), maksudnya adalah ketika seseorang sedang

membaca, maka seseorang tersebut akan mengenali kata yang

memerlukan interpresi dari simbol-simbal grafis. Untuk memahami

sebuah bacaan sepenuhnya, seseorang harus dapat menggunakan

informasi untuk membuat kesimpulan dan membaca dengan kritis dan

kreatif agar dapat mengerti bahasa kiasan, tujuan yang ditetapkan penulis,

mengevaluasi ide-ide yang dituliskan oleh penulis dan menggunakan ide-

ide tersebut pada situasi yang tepat. Keseluruhan proses ini merupakan

proses berpikir.

Chambers dan Lowry (Burn, Roe dan Ross, 1984) menggaris

bawahi juga menegasakan hal yang sama bahwa membaca lebih dari

sekedar mengenali kata-kata tetapi juga membawa ingatan yang tepat,

merasakan dan mendefinisikan beberapa keinginan, mengidentifikasi

sebuah solusi untuk memenuhi keinginan, memilih cara alternatif,

percobaan dengan memilih, menolak atau menguasai jalan atau cara yang

dipilih, dan memikirkan beberapa cara dari hasil yang evaluasi. Hal

tersebut secara keseluruhan termasuk respon dari berpikir.

Stauffer (Petty & Jensen, 1980) menganggap bahwa membaca,

merupakan transmisi pikiran dalam kaitannya untuk menyalurkan ide atau

gagasan. Selain itu, membaca dapat digunakan untuk membangun konsep,

mengembangkan perbendaharaan kata, memberi pengetahuan,

Page 12: Minat Baca Tk (Isi)

12

menambahkan proses pengayaan pribadi, mengembangkan intelektualitas,

membantu mengerti dan memahami problem orang lain, mengembangkan

konsep diri dan sebagai suatu kesenangan.

Ginting (2005) menyebutkan bahwa membaca merupakan proses

ganda meliputi proses penglihatan dan proses tanggapan. Proses

penglihatan dijabarkan oleh Wassman & Rinsky (Ginting, 2005), sebagai

proses penglihatan, membaca bergantung pada kemampuan melihat

simbol-simbol, oleh karena itu, mata memainkan peranan penting. Dan

sebagai proses tanggapan dijabarkan Ahuja (Ginting, 2005), membaca

menunjukkan interpretasi segala sesuatu yang kita persepsi. Proses

membaca juga meliputi identifikasi simbol-simbol bunyi dan

mengumpulkan makna melalui simbol-simbol tersebut. Broughton

(Gunting, 2005) mengemukakan membaca merupakan keterampilan yang

bersifat pemahaman (comprehension skills) yang dapat dianggap berada

pada urutan yang lebih tinggi (higher order). (www1.bpkpenabur.or.id/

jurnal/04/017-035.pdf).

Berbagai definisi membaca telah dipaparkan diatas, dan dapat

disimpulkan bahwa membaca adalah kegiatan fisik dan mental, yang

menuntut seseorang untuk menginterpretasikan simbol-simbol tulisan

dengan aktif dan kritis sebagai pola komunikasi dengan diri sendiri agar

pembaca dapat menemukan makna tulisan dan memperoleh informasi

sebagai proses transmisi pemikiran untuk mengembangkan intelektualitas

dan pembelajaran sepenjang hayat (life-long learning).

Page 13: Minat Baca Tk (Isi)

13

C. Pengertian Minat Membaca

Secara operasional Lilawati (1988) mengartikan minat membaca

anak adalah suatu perhatian yang kuat dan mendalam disertai dengan

perasaan senang terhadap kegiatan membaca sehingga mengarahkan anak

untuk membaca dengan kemauannya sendiri. Aspek minat membaca

meliputi kesenangan membaca, kesadaran akan manfaat membaca,

frekuensi membaca dan jumlah buku bacaan yang pernah dibaca oleh

anak.

Sinambela (1993) mengartikan minat membaca adalah sikap positif

dan adanya rasa keterikatan dalam diri anak terhadap aktivitas membaca

dan tertarik terhadap buku bacaan. Aspek minat membaca meliputi

kesenangan membaca, frekuensi membaca dan kesadaran akan manfaat

membaca.

Berdasar pendapat-pendapat di atas maka dapat disimpulkan

bahwa minat membaca adalah kekuatan yang mendorong anak untuk

memperhatikan, merasa tertarik dan senang terhadap aktivitas membaca

sehingga mereka mau melakukan aktivitas membaca dengan kemauan

sendiri. Aspek minat membaca meliputi kesenangan membaca, frekuensi

membaca dan kesadaran akan manfaat membaca.

D. Media Gambar Seri

Kata “Media” secara harpiah adalah “perantara atau pengantar”.

Pengertian media sebagai sumber belajar adalah “Manusia, benda,

Page 14: Minat Baca Tk (Isi)

14

ataupun peristiwa yang memungkinkan anak didik memperoleh

pengetahuan dan keterampilan” (Djamarah dan Zein, 1996 : 136).

Guru dapat menyampaikan pelajaran dengan menggunakan media

gambar sebagai pendukung. Penggunaan media gambar dapat membantu

anak didik untuk memusatkan perhatian terhadap materi yang

disampaikan. Media gambar dapat berupa gambar berseri maupun gambar

lepas.

Gambar berseri merupakan sejumlah gambar yang menggambarkan

suasana yang sedang diceritakan dan menunjukkan adanya

kesinambungan antara gambar yang satu dengan lainnya, sedangkan

gambar lepas merupakan gambar yang menunjukkan situasi ataupun tokoh

dalam cerita yang dipilih untuk menggambarkan situasi-situasi tertentu,

antara gambar satu dengan lainnya tidak menunjukkan kesinambungan

(Ella Farida Tizen, 2008).

Sesuai penjelasan diatas, dapat disimpulkan pengertian media

gambar berseri adalah media pembelajaran yang digunakan oleh guru

yang berupa gambar datar yang mengandung cerita, dengan urutan

tertentu sehingga antara satu gambar dengan gambar yang lain memiliki

hubungan cerita dan membentuk satu kesatuan.

Media gambar berseri merupakan golongan atau jenis media visual

gambar datar. Media gambar memiliki kelebihan sebagai berikut.

1. Umumnya murah harganya, media gambar menggunakan kertas sebagai

bahan baku sehingga harga relalif murah.

Page 15: Minat Baca Tk (Isi)

15

2. Mudah didapat, untuk mendapatkannya guru bisa menggandakan dengan

cara memfotokopi.

3. Mudah digunakannya, penggunaan media ini cukup dilihat dengan mata

saja tanpa ada pengguaan alat lain sebagai penyerta.

4. Dapat memperjelas suatu masalah.

5. Lebih realistis.

6. Dapat membantu mengatasi keterbatasan pengamatan.

7. Dapat mengatasi keterbatasan ruang dan waktu.

Namun demikian media visual juga memiliki keterbatasan antara

lain:

1. semata-mata hanya medium visual;

2. ukuran gambar seringkali kurang tepat untuk pengajaran dalam kelompok

besar.

3. memerlukan ketersediaan sumber dan ketrampilan dan kejelian guru untuk

dapat memanfaatkannya.

Gambar yang baik dan dapat digunakan sebagai sumber belajar

adalah yang memiliki ciri-ciri sebagaimana dikemukakan Sudirman et-al

(1991 : 219), yaitu :

1. Dapat menyampaikan pesan atau ide tertentu.

2. Memberi kesan kuat dan menarik perhatian.

3. Merangsang orang yana melihat untuk ingin mengungkapkan tentang

obyek – obyek dalam gambar.

4. Berani dan dinamis.

Page 16: Minat Baca Tk (Isi)

16

5. Ilustrasi tidak terlalu banyak, tetapi menarik dan mudah dipahami.

Sedangkan peranan gambar sebagai media pengajaran yaitu :

1. Dapat membantu guru dalam menyampaikan pelajaran dan membantu

siswa dalam belajar.

2. Menarik perhatian anak sehinga terdorong untuk lebih giat belajar.

3. Dapat membantu daya ingat siswa (retensi)

4. Dapat disimpulkan dan digunakan lagi apabila diperlukan pada saat

yang lain. (Sudirman et-al 1991 : 220)

Sedangkan macam-macam media gambar berseri menurut tema dan

tokoh pelakunya adalah :

1. Tokoh pahlawan atau super hero, misalnya superman, batman, spiderman,

dll.

2. Tokoh binatang, seperti si kancil, si bona.

3. Tokoh manusia pada kehidupan sehari-hari.

4. Tokoh kartun, misalnya doraemon, micky mouse.

5. Cerita lucu, dll.

E. Pendekatan dan Metode Pembelajaran Di TK

Menurut R. J Drost dalam Mardiyanto (http://www.indomedia .

com/bpost/ 062003/2/opini/opini1.htm , 17 Juli 2007) taman Kanak-kanak

adalah pendidikan untuk anak usia prasekolah. Taman Kanak-kanak

merupakan pendidikan untuk usia prasekolah sehingga kegiatannya

mencakup kegiatan pendidikan, penanaman nilai, sikap dan perilaku

Page 17: Minat Baca Tk (Isi)

17

dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan dalam kurikulum 2004 Taman

Kanak-kanak dan Raudlatul Afhtal (Depdiknas, 2004: 2) disebutkan

bahwa Taman Kanak-kanak adalah salah satu bentuk satuan pendidikan

anak usia dini pada jalur pendidikan formal bagi anak usia empat tahun

sampai enam tahun.

Berdasarkan definisi di atas, anak Taman Kanak-kanak (TK)

adalah anak usia prasekolah yang berada dalam rentang usia antara empat

sampai enam tahun. Hal ini sesuai dengan pendapat Susanti dalam Pikiran

Rakyat Online (http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/2005/ 0205/11/

1104.htm , 23 April 2007) yang menyatakan bahwa anak Taman Kanak-

kanak (TK) adalah anak-anak usia antara lima sampai dengan enam tahun.

Masa Kanak-kanak merupakan masa saat anak belum mampu

untuk mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya. Mereka

cenderung ingin menyenangkan orang dewasa, senang bermain bersama

tiga atau empat teman pada saat yang bersamaan, tetapi mereka juga ingin

menang sendiri dan sering merubah aturan main untuk kepentingannya

sendiri (Juwita K, 1997: 27). Pada masa itu, anak menjadi sensitif untuk

menerima berbagai upaya perkembangan seluruh potensi yang

dimilikinya. Pada masa itu pula terjadi pematangan fungsi-fungsi fisik

dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh lingkungan

sehingga dapat digunakan untuk mengembangkan kemampuan fisik,

kognitif, bahasa, sosial emosional, konsep diri, disiplin, kemandirian,

seni, moral dan nilai-nilai agama.

Page 18: Minat Baca Tk (Isi)

18

Dalam kurikulum 2004 Taman Kanak-kanak (TK) dan Raudlatul

Athfal (RA) menguraikan bahwa pendekatan pembelajaran pada

pendidikan TK dan RA dilakukan dengan berpedoman pada suatu

program kegiatan yang telah disusun sehingga seluruh pembiasaan dan

kemampuan dasar yang ada pada anak dapat dikembangkan dengan

sebaik-baiknya. Pendekatan pembelajaran pada anak TK dan RA

hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut:

1. Berorientasi pada Kebutuhan Anak

Anak TK adalah anak yang sedang membutuhkan upaya-upaya

pendidikan untuk mencapai optimalisasi semua aspek perkembangan baik

perkembangan fisik maupun perkembangan psikis yang meliputi

intelektual, bahasa, motorik, dan sosio emosional. Dengan demikian

berbagai jenis kegiatan pembelajaran hendaknya dilakukan melalui

analisis kebutuhan yang disesuaikan dengan berbagai aspek perkembangan

dan kemampuan pada masing-masing anak.

2. Bermain Sambil Belajar atau Belajar Seraya Bermain

Bermain merupakan pendekatan dalam melaksanakan kegiatan

pembelajaran pada anak-anak usia Taman Kanak-kanak dan Raudlatul

Athfal. Untuk itu dalam memberikan pendidikan pada anak usia Taman

Kanak-kanak dan Raudlatul Athfal harus dilakukan dalam situasi yang

menyenangkan sehingga ia tidak merasa bosan dalam mengikuti pelajaran.

Selain menyenangkan, metode, materi dan media yang digunakan harus

Page 19: Minat Baca Tk (Isi)

19

menarik perhatian serta mudah diikuti sehingga anak akan termotivasi

untuk belajar. Melalui kegiatan bermain anak diajak untuk bereksplorasi,

menemukan dan memanfaatkan objek-objek yang dekat dengannya,

sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna. Bermain bagi anak juga

merupakan suatu proses kreatif untuk bereksplorasi, mempelajari

keterampilan yang baru dan dapat menggunakan simbol untuk

menggambarkan dunianya.

3. Kreatif dan Inovatif

Proses pembelajaran dilakukan melalui kegiatan-kegiatan yang

menarik, membangkitkan rasa ingin tahu, memotivasi anak untuk berpikir

kritis dan menemukan hal-hal baru. Pengelolaan pembelajaran hendaknya

juga dilakukan secara dinamis. Artinya anak tidak hanya dijadikan sebagai

objek, tetapi juga dijadikan subyek dalam proses pembelajaran

Page 20: Minat Baca Tk (Isi)

20

BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas karena tujuan utama

dalam penelitian untuk memperbaiki kualitas pembelajaran dalam proses KBM.

Penelitian dilakukan dalam dua siklus, tiap siklus terdiri atas empat tahapan.

Sumber data diperoleh dari hasil observasi yang dilakukan peneliti bersama teman

sejawat.

A. Subjek Penelitian

1. Lokasi dan Obyek Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di Taman Kanak-Kanak

Dharma Wanita Bacem 02 Desa Bacem, Kecamatan Ponggok, Kabupaten

Blitar. Obyek dari penelitian tindakan ini adalah anak kelas B pada

semester II tahun pelajaran 2009/2010.

Karakteristik dari obyek yang dijadikan sebagai fokus tindakan kelas

ini adalah kelas B dengan jumlah siswa sebanyak 19 anak dengan rincian

laki-laki sebanyak 9 anak dan perempuan sebanyak 10 anak.

Alasan peneliti memilih TK Dharma Wanita Bacem 02 sebagai obyek

peneliti adalah peneliti bertugas mengajar di TK ini.

Adapun faktor yang diteliti dalam penelitian ini adalah pelaksanaan

pembelajaran dan hasil belajar afektif berupa minat membaca anak.

Page 21: Minat Baca Tk (Isi)

21

2. Waktu Penelitian

a. Pelaksanaan pra penelitian tindakan (pra siklus) pada minggu ke IV, 24

Pebruari 2010

b. Pelaksanaan penelitian tindakan siklus I pada minggu ke I, 3 Maret

2010.

c. Pengolahan data hasil siklus I dan persiapan untuk siklus II pada

minggu ke I dan II Maret 2010.

d. Pelaksanaan siklus II pada minggu II, 10 Maret 2008.

e. Pengolahan data dan penyusunan laporan pada minggu III dan IV Maret

2010.

B. Prosedur Penelitian

1. Observasi dan Wawancara

Observasi dan wawancara awal ini peneliti maksudkan untuk

mendapatkan gambaran awal tentang kondisi sekolah secara keseluruhan

dan keadaan proses belajar mengajar khusunya mengenai minat membaca

pada anak didik. Dari hasil observasi ini akan diketahui kondisi minat

membaca anak sebelum dilakukan tindakan kelas.

2. Identifikasi permasalahan

Dalam pelaksanaan pengajaran membaca ini diawali dengan penelitian

terhadap tujuan pembelajaran, isi materi mata pelajaran, dan penggunaan

media belajar.

Page 22: Minat Baca Tk (Isi)

22

3. Menyusun rencana pembelajaran

Pada tahap ini peneliti menyusun serangkaian kegiatan secara

menyeluruh yang berupa siklus tindakan kelas. Setiap siklus terdiri atas 4

(empat) langkah penting yang saling berkaitan. Adapun 4 (empat) langkah

penting dalam siklus peneliti tindakan dapat peneliti paparkan sebagai

berikut :

a. Perencanaan (planning)

Pada tahap ini peneliti merencanakan suatu tindakan yang akan

dilakukan untuk mencapai tujuan penelitian. Hal ini terkait dengan

pembuatan rencana pembelajaran, pembentukan kelompok, menyiapkan

alat peraga, menyiapkan materi (bahan ajar), menetapkan metode

pengajaran dan mempersiapkan lembar observasi.

b. Tindakan (acting)

Setelah perencanaan tindakan selesai dibuat maka tahap berikutnya

adalah menerapkan perencanaan tindakan dalam bentuk pelaksanaan

kegiatan pembelajaran. Selain itu peneliti juga melaksanakan kegiatan

pembentukan kelompok.

c. Pengamatan (observasi)

Kegiatan pemantauan (observasi) ini bertujuan untuk mengamati

perilaku anak selama proses pembelajaran dan menuliskan hasilnya

pada lembar observasi.

d. Refleksi (reflecting)

Refleksi adalah kegiatan mengulas secara kritis tentang perubahan yang

Page 23: Minat Baca Tk (Isi)

23

terjadi baik pada diri anak, suasana kelas maupun guru. Pada tahap ini

guru sebagai peneliti menjawab pertanyaan mengapa, bagaimana dan

sejauh mana intervensi menghasilkan perubahan secara signifikan

(Sukidi dan Boniman M.Pd. 2004. 113). Data yang diperoleh melalui

hasil observasi kemudian dikumpulkan serta dianalisa dalam tahap ini.

Hasil analisa data yang dilaksanakan dalam tahap ini akan

dipergunakan sebagai acuan untuk merencanakan siklus berikutnya.

Gambar 3.1 Design Prosedur Penelitian

Pra Siklus

Wawancara

Observasi

terhadap guru

Observasi

terhadap anak

Siklus I

Perencanaan

Tindakan

Observasi/ pengamatan

Refleksi

Siklus II

Perencanaan

Tindakan

Observasi/ pengamatan

Refleksi

Page 24: Minat Baca Tk (Isi)

24

C. Deskripsi per Siklus Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini terdiri atas dua siklus, dimana setiap

siklus terdiri atas 4 (empat) tahap, yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan,

observasi, dan refleksi.

1. Pra Siklus

Pada tahap ini peneliti melakukan tindakan sebagai berikut :

a. Wawancara, mengadakan wawancara kepada anak untuk mengetahui

kecenderungan minat membaca anak.

b. Observasi terhadap guru. Dengan bantuan teman sejawat sebagai

observer, observer mengadakan pengamatan kepada guru/peneliti pada

saat pelaksanaan pembelajaran.

c. Observasi terhadap anak. Peneliti melakukan observasi kepada anak

untuk mengetahui sejauh mana minat membaca anak sebelum dilakukan

tindakan kelas.

2. Siklus I

Pada siklus I ini peneliti melakukan tindakan sebagai berikut :

a. Perencanaan

Peneliti menyusun rencana kegiatan belajar mengajar dalam bentuk satuan

kegiatan harian.

Menyiapkan media gambar berseri

Menyiapkan lembar observasi terhadap anak yang digunakan untuk

mengetahui minat membaca anak.

Page 25: Minat Baca Tk (Isi)

25

Menyiapkan lembar observasi terhadap guru.

b. Pelaksanaaan tindakan

Sebelum melaksanakan proses pembelajaran diadakan pembagian

kelompok

Memberikan motivasi pada anak akan pentingnya membaca.

Membagikan gambar media berseri.

Memberikan bimbingan kepada anak

c. Observasi

Pada tahap ini peneliti melakukan pengamatan (observasi) dengan

menggunakan lembar observasi, yaitu observasi terhadap anak dan

observasi terhadap guru.

d. Melakukan refleksi

Pada tahap ini peneliti mengumpulkan data yang diperoleh dari lembar

observasi. Data tersebut selanjutnya dianalisa dan didiskusikan untuk

mengetahui seberapa jauh tingkat minat membaca anak. Juga dianalisa

hambatan-hambatan yang muncul selama pembelajaran dan bagaimana

solusi pemecahannya untuk digunakan sebagai bahan perbaikan pada

pelaksanaan siklus II.

Page 26: Minat Baca Tk (Isi)

26

3. Siklus II

Pada siklus II ini peneliti melakukan tindakan sebagai berikut :

a. Perencanaan

Peneliti menyusun rencana perbaikan kegiatan belajar mengajar, dengan

acuan pada siklus I dan solusi pemecahan hambatan yang muncul pada

siklus sebelumnya

Menyiapkan media gambar berseri, dengan sebisa mungkin media

gambar yang dipakai dapat memenuhi akan minat anak sesuai

gambaran yang diperoleh dari siklus I.

Menyiapkan lembar observasi terhadap guru dan lembar observasi

terhadap anak.

b. Pelaksanaaan tindakan

Sebelum melaksanakan proses pembelajaran diadakan pembagian

kelompok

Memberikan motivasi pada anak akan pentingnya membaca.

Membagikan gambar media berseri.

Memberikan pengawasan dan bimbingan kepada anak yang kesulitan

membaca.

c. Observasi

Pada tahap ini peneliti melakukan pengamatan (observasi) dengan

menggunakan lembar observasi.

d. Melakukan refleksi

Pada tahap ini peneliti mengumpulkan data yang diperoleh dari lembar

Page 27: Minat Baca Tk (Isi)

27

observasi. Data tersebut selanjutnya dianalisa dan didiskusikan untuk

mengetahui seberapa jauh tingkat minat membaca anak. Juga dianalisa

hambatan-hambatan yang muncul pada siklus I apakah sudap dapat

teratasi pada siklus II ini.

D. Instrumen Penelitian

Dra. Nurul Juriah dalam bukunya Penelitian Pendidikan dan

Penulisan Karya Ilmiah (2004 : 82) menjelaskan mengenai pasangan

metode dan instrumen pengumpulan datanya pada tabel berikut di bawah

ini :

Tabel 3.1

Pasangan Metode dan Instrumen Pengumpulan Datanya

No Jenis Metode Jenis Instrumen

1 Angket (Questionnare)

Angkat (Questionnare)Daftar cocok (chek list)Skala (scala)Inventori (inventory)

2 Wawancara (interview)Pedoman wawancaraDaftar cocok

3Pengamatan/observasi (observation)

Lembar pengamatanPanduan pengamatanPanduan observasiDaftar cocok

4 Ujian atau tes (test)Soal ujianSoal tes / tes

5 DokumentasiDaftar cocokTable

Adapun instrumen yang dipakai oleh peneliti untuk mendapatkan

atau menggali data yang mendukung penelitian tindakan ini sebagai

Page 28: Minat Baca Tk (Isi)

28

berikut :

1. Lembar Wawancara

Wawancara yaitu suatu teknik pengumpulan data yang

digunakan untuk mendapat informasi yang berkenaan dengan

pendapat, aspirasi, apersepsi, dan keyakinan dari individu atau

responden. Wawancara ini dilakukan dengan cara mengadakan Tanya

jawab secara langsung dengan anak sebagai sumber data. Hasil wawancara

dicatatkan ke lembar wawancara.

2. Lembar Observasi

Pengamatan untuk mengetahui minat membaca anak ditulis pada

lembar observasi terhadap anak. Dan pengamatan terhadap kinerja guru

selama pembelajaran dicatat dalam lembar observasi terhadap guru.

E. Analisa Data

Drs. Sukidi dan Basrowi, M.Pd. dalam bukunya Manajemen

Penelitian Tindakan Kelas (2002:110-111) berpendapat pengumpulan data

merupakan jantung PTK, maka analisis data merupakan jiwa PTK.

Langkah yang ditempuh setelah pengumpulan data yaitu analisis data.

Baik data kuantitatif dari observasi, maupun data kualitatif dari hasil

Analisis data dilakukan untuk melihat ketuntasan belajar siswa dan

peningkatan hasil belajar.

Data tentang nilai skor minat membaca anak dihitung dengan

menggunakan rumus sebagai berikut:

Page 29: Minat Baca Tk (Isi)

29

P = n x 100% (Ali M, 1984: 184) N

Keterangan:

P : persentase

n : jumlah skor yang diperoleh dari data

N : jumlah skor maksimal

Page 30: Minat Baca Tk (Isi)

30

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dari hasil penelitian dari tiap siklus baik melalui wawancara maupun

observasi, didapat data-data kualitatif dan kuantitatif tentang minat anak

membaca. Berdasar hambatan dan hasil data pada siklus I, selanjutnya dilakukan

pembelajaran siklus II yang merupakan perbaikan dari siklus I. Dari data yang ada

diperoleh adanya peningkatan minat membaca dari kondisi pra siklus ke siklus I,

dan dari siklus I ke siklus II.

A. Hasil Penelitian Pra Siklus

Dari hasil wawancara kepada anak yang dilakukan melalui

instrumen Lembar Wawancara (lampiran 1), didapat hasil sebagai berikut:

Tabel 4.1 Hasil Wawancara Anak

No Pertanyaan Hasil Jawaban

1Apakah kalian senang

belajar tadi?

a. senang = 14 anak = 73,7%

b. tidak senang = 0 = 0%

c. biasa = 5 = 26,3%

2Tokoh siapa yang lebih

disenangi?

a. hewan = 8 anak = 42,1%

b. super hero = 3 anak = 15,8%

c. kartun = 7 anak = 36,8%

d. anak/manusia = 1 anak = 5,3%

3 Tema cerita apa yang a. lucu = 10 anak = 52,6%

Page 31: Minat Baca Tk (Isi)

31

disenangi?b. sehari-hari = 1 anak = 5,3%

c. kepahlawanan = 4 anak = 21,1%

d. dongeng = 4 anak = 21,1%

4Punya buku gambar seri

ada berapa di rumah?

a. 1 = 2 anak = 10,5%

b. 2 = 3 anak = 15,8%

c. 3 = 2 anak = 10,5%

d. 4 lebih = 12 anak = 63,2%

5Siapa yang mendam-

pingi belajar di rumah?

a. ibu = 13 anak = 68,4%

b. ayah = 3 anak = 15,8%

c. kakak = 1 anak = 5,3%

d. guru les = 2 anak = 10,5%

6Berapa lama di rumah

belajar?

a. ½ jam = 1 anak = 5,3%

b. 1 jam = 3 anak = 15,8%

c. 1 ½ jam = 6 anak = 31,6%

d. 2 jam = 9 anak = 47,4%

Adapun hasil observasi terhadap kinerja guru pada kegiatan Pra

Siklus sesuai pada Lampiran 2.

Penilaian minat membaca anak dilakukan melalui Lembar

Observasi Minat Membaca Anak (lampiran 5). Dari hasil lembar

observasi tersebut kemudian dirangkum pada tabel berikut:

Tabel 4.2 Skor minat membaca anak pada Pra Siklus

No NamaL/P

Skor Observasi JumlahSkorA B C D E

1 Ahmad Mispan L 1 2 3 2 2 102 A. Akmala Zaki P 2 2 3 3 1 113 Fatrotun Nabila P 2 3 2 1 2 10

Page 32: Minat Baca Tk (Isi)

32

4 Afifi Oktafiana P 3 4 4 3 2 165 Ahmad Soleh L 1 1 1 1 1 56 Dandi Mutdakir L 1 2 1 1 1 67 Deva Amalia P 1 2 2 1 1 78 Moh. Bahrodin L 3 2 2 2 2 119 Moh. Hildan L 3 3 2 2 2 1210 Nisa P 3 4 3 3 3 1611 Natul Fadhita P 4 3 4 3 3 1712 Lia Agustina P 3 3 2 3 3 1413 Masruroh P 3 2 3 1 2 1114 Setiawan L 4 3 4 3 3 1715 Fahrudi L 2 2 1 2 3 1016 Winda P 2 2 2 3 3 1217 Zaul L 3 3 4 3 3 1618 Risky P 3 4 3 3 3 1619 Zuda L 3 3 4 3 3 16

Jumlah skor 233

Keterangan :

A. Apakah Anak membaca satu cerita gambar seri sampai tuntas?

B. Ada berapa gambar seri yang sudah dibaca (meski tidak sampai selesai)?

C. Bagaimaan ketekunan anak membaca?

D. Apakah anak berusaha mencari media gambar yang disukainya?

E. Bagaimaan perilaku/perasaan anak setelah membaca?

Dari tabel di atas didapat kesimpulan sebagai berikut:

1. Skor tertinggi anak = 17, diperoleh anak bernama Natul Fadhita dan

Setiawan.

2. Skor terendah anak = 5, diperoleh anak bernama Ahmad Soleh.

3. Rata-rata skor = 233/19 = 12,26

Page 33: Minat Baca Tk (Isi)

33

B. Hasil Penelitian Siklus I

1. Perencanaan

Dalam tahap ini, peneliti merencanakan kegiatan belajar mengajar

yang disusun dalam bentuk Satuan Kegiatan Harian. Dari penilaian kinerja

guru pada pra siklus, terdapat beberapa kekurangan antara lain:

Guru kurang memotivasi anak

Pembelajaran masih banyak berpusat pada guru

Kegiatan psikomotorik anak kurang

Dari kekurangan-kekurangan di atas, peneliti lalu menyusun rencana

Satuan Kegiatan Harian siklus I (lampiran 6), yang diharapkan sudah

dapat menutupi kekurangan-kekurangan pada pembelajaran sebelumnya.

Peneliti juga mempersiapkan instumen penelitian yang akan

digunakan pada siklus I, yaitu :

Lembar Observasi minat membaca siswa

Lembar Observasi kinerja guru.

Dari hasil wawancara terhadap anak pada kegiatan pra siklus, didapat

beberapa hal penting, yaitu :

Anak lebih menyukai tokoh hewan sebagai pelaku utama pada media

gambar berseri.

Tema yang paling disukai adalah cerita lucu, dan dongeng menduduki

peringkat di bawahnya.

Dari kenyataan di atas, peneliti lalu mempersiapkan beberapa media

gambar berseri dengan memperbanyak tema cerita lucu dan tokoh hewan

Page 34: Minat Baca Tk (Isi)

34

sebagai pelaku. Penggunaan media gambar berseri juga ditambah

koleksinya.

2. Tindakan

Adapun tindakan-tindakan yang peneliti lakukan selama siklus 1

adalah sebagai berikut:

a. Peneliti bersama guru kolaborator melakukan pembelajaran sesuai

Satuan Kegiatan Harian yang telah dibuat.

b. Peneliti membimbing anak untuk melaksanakan pembelajaran dan

membantu kesulitan anak.

3. Observasi

Kegiatan observasi dan tindakan dalam proses pembelajaran ini

dilakukan secara bersamaan. Observasi terhadap kinerja guru pada siklus I

ditunjukkan pada lampiran 4. Dari proses pembelajaran yang telah

dilakukan selama siklus 1, melalui proses observasi terdapat temuan-

temuan sebagai berikut :

1) Anak belum begitu antusias selama proses belajar mengajar,

cenderung berbicara sendiri dengan sesama teman-teman.

2) Kemampuan motorik anak masih kurang dikembangkan.

3) Terlihat beberapa anak berebut media gambar.

Hasil observasi minat membaca anak ditampilkan pada tabel berikut:

Page 35: Minat Baca Tk (Isi)

35

Tabel 4.3 Skor minat membaca anak pada Siklus I

No NamaL/P

Skor Observasi JumlahSkorA B C D E

1 Ahmad Mispan L 2 3 3 2 3 132 A. Akmala Zaki P 2 3 3 3 1 123 Fatrotun Nabila P 2 3 3 2 2 124 Afifi Oktafiana P 4 4 4 3 2 175 Ahmad Soleh L 1 2 1 1 1 66 Dandi Mutdakir L 1 2 1 1 1 67 Deva Amalia P 2 3 2 2 1 108 Moh. Bahrodin L 3 3 3 2 2 139 Moh. Hildan L 3 3 3 2 2 1310 Nisa P 4 4 4 3 3 1811 Natul Fadhita P 4 4 4 3 3 1812 Lia Agustina P 3 3 3 3 3 1513 Masruroh P 3 3 3 2 3 1414 Setiawan L 4 4 4 3 3 1815 Fahrudi L 2 2 2 2 3 1116 Winda P 2 2 3 3 3 1317 Zaul L 4 4 4 2 4 1818 Risky P 4 4 4 3 3 1819 Zuda L 4 3 4 3 3 17

Jumlah skor 262

Keterangan :

A. Apakah Anak membaca satu cerita gambar seri sampai tuntas?B. Ada berapa gambar seri yang sudah dibaca (meski tidak sampai selesai)?C. Bagaimaan ketekunan anak membaca?D. Apakah anak berusaha mencari media gambar yang disukainya?E. Bagaimaan perilaku/perasaan anak setelah membaca?

Dari tabel di atas didapat kesimpulan sebagai berikut:

1. Skor tertinggi anak = 18.

2. Skor terendah anak = 6, diperoleh anak bernama Ahmad Soleh dan

Dandi Mutdakir

3. Rata-rata skor = 263/19 = 13,78

Page 36: Minat Baca Tk (Isi)

36

4. Refleksi

Melihat hasil observasi selama pembelajaran kurang memuaskan,

maka peneliti beserta guru kolaborator melakukan refleksi untuk

merancang pembelajaran selanjutnya agar membuahkan hasil yang lebih

baik. Berdasarkan temuan dan catatan, anak belum begitu antusias dan

suasana pembelajaran masih banyak berpusat pada guru.

Berdasarkan pengamatan terhadap fase-fase dalam pembelajaran yang

dilaksanakan, fase motivasi siswa belum dilaksanakan secara maksimal.

Rangsangan-rangsangan agar siswa lebih giat masih kurang. Selain itu

penghargaan terhadap siswa seperti pujian dan sebagainya tidak

dilaksanakan dengan maksimal, ini mengakibatkan rendahnya motivasi

belajar siswa. Langkah selanjutnya yang diambil guna mengantisipasi

masalah ini terjadi lagi, maka peneliti lebih memperhatikan peningkatan

motivasi siswa melalui pemberian pujian, memberi semangat dengan

kalimat verbal, dan lebih memberikan rangsangan untuk lebih giat dalam

melakukan proses pembelajaran.

C. Hasil Penelitian Siklus II

1. Perencanaan

Dalam tahap ini, peneliti merencanakan kegiatan belajar mengajar

yang disusun dalam bentuk Satuan Kegiatan Harian (SKH). Isi SKH

hampir sama dengan siklus I, hanya pengambilan tema mengambil tema

Page 37: Minat Baca Tk (Isi)

37

yang banyak disukai anak, yaitu cerita lucu dengan hewan sebagai

tokohnya. Juga metode pembelajaran diatur sedemikian sehingga

memungkinkan berkembangnya aspek psikomotorik, afektif, dan kognitif

anak.

Peneliti juga mempersiapkan instumen penelitian yang akan

digunakan pada siklus II, yaitu :

Lembar Observasi minat membaca siswa

Lembar Observasi kinerja guru.

Peneliti mempersiapkan beberapa media gambar berseri dengan

memperbanyak tema cerita lucu dan tokoh hewan sebagai pelaku.

Penggunaan media gambar berseri juga ditambah koleksinya.

2. Tindakan

Adapun tindakan-tindakan yang peneliti lakukan selama siklus II

adalah sebagai berikut:

a. Peneliti bersama guru kolaborator melakukan pembelajaran sesuai

Satuan Kegiatan Harian yang telah dibuat.

b. Peneliti membimbing anak untuk melaksanakan pembelajaran dan

membantu kesulitan anak.

c. Peneliti memancing anak supaya muncul kreatifitas anak.

d. Peneliti berusaha menempatkan anak sebagai subyek.

3. Observasi

Kegiatan observasi dan tindakan dalam proses pembelajaran ini

dilakukan secara bersamaan. Hasil observasi terhadap kinerja guru

Page 38: Minat Baca Tk (Isi)

38

ditunjukkan pada lampiran 5. Dari proses pembelajaran yang telah

dilakukan selama siklus II, melalui proses observasi terdapat temuan-

temuan sebagai berikut :

a. Anak sudah mulai antusias selama proses belajar mengajar.

b. Kemampuan psikomotorik anak sudah dikembangkan.

c. Muncul kreatifitas dari anak.

Hasil observasi minat membaca anak pada siklus II ditampilkan pada

tabel berikut:

Tabel 4.4 Skor minat membaca anak pada Siklus II

No NamaL/P

Skor Observasi JumlahSkorA B C D E

1 Ahmad Mispan L 3 3 3 2 3 142 A. Akmala Zaki P 2 3 3 3 1 123 Fatrotun Nabila P 3 3 3 2 2 134 Afifi Oktafiana P 4 4 4 3 2 175 Ahmad Soleh L 1 2 2 1 1 76 Dandi Mutdakir L 1 2 2 1 1 77 Deva Amalia P 2 3 2 2 2 118 Moh. Bahrodin L 3 3 3 3 2 149 Moh. Hildan L 3 3 3 2 2 1310 Nisa P 4 4 4 3 3 1811 Natul Fadhita P 4 4 4 3 3 1812 Lia Agustina P 3 3 3 3 3 1513 Masruroh P 4 3 3 2 3 1514 Setiawan L 4 4 4 3 4 1915 Fahrudi L 2 2 3 2 3 1216 Winda P 2 2 3 3 3 1317 Zaul L 4 4 4 3 4 1918 Risky P 4 4 4 3 3 1819 Zuda L 4 3 4 4 3 18

Jumlah skor 273

Page 39: Minat Baca Tk (Isi)

39

Keterangan :

A. Apakah Anak membaca satu cerita gambar seri sampai tuntas?B. Ada berapa gambar seri yang sudah dibaca (meski tidak sampai selesai)?C. Bagaimaan ketekunan anak membaca?D. Apakah anak berusaha mencari media gambar yang disukainya?E. Bagaimaan perilaku/perasaan anak setelah membaca?

Dari tabel di atas didapat kesimpulan sebagai berikut:

1. Skor tertinggi anak = 19, diperoleh anak bernama Setiawan dan Zaul

2. Skor terendah anak = 7, diperoleh anak bernama Ahmad Soleh dan

Dandi Mutdakir

3. Rata-rata skor = 273/19 = 14,37

4. Refleksi

Melihat hasil observasi selama pembelajaran sudah cukup

memuaskan. Berdasarkan temuan dan catatan, anak sudah begitu antusias

dan suasana pembelajaran yang berpusat pada guru sudah berkurang

dibanding dengan siklus I.

Pemberian rangsangan-rangsangan agar anak lebih giat sudah

membawa dampak pada kreatifitas anak.

D. Pembahasan

Dari hasil penelitian pada pra siklus, siklus I, dan siklus II, dapat

ditampilkan dalam tabel berikut :

Page 40: Minat Baca Tk (Isi)

40

Tabel 4.5 Hasil peningkatan skor minat membaca anak

No SiklusSkor

TertinggiSkor

TerendahSkor Rata-

rata

1 Pra Siklus 17 5 12,26

2 Siklus I 18 6 13,78

3 Siklus II 19 7 14,37

Dari tabel 4.5 di atas kalau ditampilkan dalam bentuk grafik,

sebagai berikut :

Gambar 4.2 Grafik skor minat membaca anak

Dari data di atas, skor tertinggi terjadi peningkatan dari Pra siklus

skor=17 menjadi skor=18 pada siklus I, dan meningkat lagi menjadi 19

pada siklus II. Skor terendah yang pada pra siklus adalah 5 menjadi 6

Page 41: Minat Baca Tk (Isi)

41

pada siklus I, dan meningkat menjadi 7 pada siklus II. Skor rata-rata pada

pra siklus adalah 12,26 menjadi 13,78 pada siklus I, dan meningkat

menjadi 14,37 pada siklus II.

Prosentase nilai skor minat membaca anak dihitung dengan

menggunakan rumus sebagai berikut:

P = n x 100% N

Keterangan:

P : persentase

n : jumlah skor yang diperoleh dari data

N : jumlah skor maksimal

Skor maksimal (N) adalah jumlah indikator (=5) x skor tertinggi

tiap indikator (=4) x jumlah anak (=19), jadi N = 5 x 4 x 19 = 380.

Perhitungan prosentase skor tiap siklus dapat ditampilkan dalam

tabel berikut :

Tabel 4.6 Prosentase minat membaca anak

No Siklus n n/N P = (n/N x 100%)

1 Pra Siklus 233 0,061 61,3

2 Siklus I 262 0,069 68,9

3 Siklus II 273 0,072 71,8

Dari tabel 4.6 bila digambarkan dalam bentuk grafik, sebagai berikut:

Gambar 4.3 Grafik prosentase skor minat membaca anak

Page 42: Minat Baca Tk (Isi)

42

Dari tabel di atas menunjukkan adanya peningkatan prosentase

minat membaca anak, yaitu pada pra siklus sebesar 61,3% menjadi 68,9%

pada siklus I, kemudian meingkat menjadi 71,8% pada siklus II.

Hasil ini membuktikan terjadi peningkatan membaca anak didik

setelah dilakukan Penelitian Tindakan Kelas, berarti dengan penggunaan

media gambar berseri telah berhasil meningkatkan minat membaca pada

anak TK Dharma Wanita Bacem 02 Kec. Ponggok Kab. Blitar.

BAB V

Page 43: Minat Baca Tk (Isi)

43

PENUTUP

A. Simpulan

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penggunaan media

gambar seri di TK Dharma Wanita Bacem 02 Kec. Ponggok Kab. Blitar

dapat meningkatkan minat membaca anak. Hal ini ditunjukkan dengan

meningkatnya prosentase skor minat membaca anak dari pra siklus ke

siklus I, dan ke siklus II.

Model pembelajaran penggunaan media gambar seri harus

didukung dengan tersedianya media pembelajaran berupa gambar berseri,

dengan gambar warna warni yang dapat menarik perhatian anak.

Penggunaan teks pada gambar juga harus dipilih menggunakan teks-teks

pendek dan sederhana.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka saran

yang dapat diberikan adalah sebagai berikut:

1. Bagi guru TK hendaknya menambah jumlah media yang sejenis, sehingga

dalam pelaksanaan pembelajaran siswa tidak harus saling bergantian.

2. Bagi sekolah hendaknya menyediakan sarana dan alat yang dapat

menunjang pelaksanaan proses belajar mengajar. Hal ini dapat dilakukan

dengan memacu kreativitas guru untuk membuat alat peraga sederhana

sendiri.

Page 44: Minat Baca Tk (Isi)

44

3. Bagi peneliti lain yang ingin meneliti minat membaca anak, penelitian

hendaknya juga dilakukan selama anak berada di luar lingkungan kelas.

DAFTAR PUSTAKA

Page 45: Minat Baca Tk (Isi)

45

Ali, Muhammad. 1984. Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi. Bandung: Angkasa.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Depdiknas. 2004. Kurikulum 2004 Standar Kompetensi TK dan RA. Jakarta: Depdiknas.

Juwita, Kenny Dewi; Sanjaya, I Gusti Nyoman; Ginting, Enda G inc. Alih Bahasa Menciptakan Kelas yang Berpusat pada Anak. Children's Resources International, inc. 1997.

Ginting, Vera, Dr. Penguatan Membaca, Fasilitas Lingkungan Sekolah dan Keterampilan Dasar Membaca. Jurnal Pendidikan Penabur - No.04/ Th.IV/ Juli 2005

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. (1985). Minat baca murid sekolah dasar di Jawa Timur. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Sudaryanto. (1996). Perpustakaan sekolah sebagai sarana pengembangan minat dan kegemaran membaca murid. Disajikan pada Lokakarya Pengembangan Minat Baca dan Kegemaran Membaca Murid Pendidikan Dasar

Supriyanto. (1996). Makalah sekolah sebagai pusat pengembangan minat dan kegemaran membaca murid. Disajikan dalam Lokakarya “Pengembangan Minat

Tampubolon. D.P. (1987). Kemampuan membaca: Teknik membaca efektif dan efisien. Bandung: Penerbit Angkasa

Tarigan, H.G. (1990). Membaca sebagai suatu keterampilan berbahasa. Bandung: Penerbit Angkasa,

Weaver, Constance. (1994). Reading process and practice. From sociopsycholinguistics to whole languange. USA: Portmouth, N Heinemann

BIODATA PENULIS

Page 46: Minat Baca Tk (Isi)

46

a. N a m a : METTA JAYANTI, S.Pd.

b. N I P : 19690116 200701 2 016

c. Pangkat/Golongan Ruang : Pengatur Muda II/a

d. Jabatan : Guru Kelas

e. Alamat Unit Kerja : TK Dharma Wanita 02 Bacem

f. Alamat : Dsn. Bendorejo RT.04 RW.01 Ds.

Gembongan Kec. Ponggok Blitar

Lampiran 1.

PEDOMAN WAWANCARA PADA ANAK

Page 47: Minat Baca Tk (Isi)

47

Nama Guru : ………………..

Waktu Wawancara :……………………………

Tempat Wancara :………………….

Nama anak : …………………..

No Pertanyaan Ringkasan Jawaban

1Apakah kalian senang belajar tadi ? Senang / tidak senang / biasa

2Tokoh siapa yang lebih disenangi?

Hewan/ super hero / kartun / anak (manusia)

3Tema cerita apa yang disenangi?

Lucu / sehari-hari / membela kebenaran (kepahlawanan) / dongeng

4Punya buku gambar seri ada berapa di rumah?

1 / 2 / 3 / >4

5Siapa yang mendampingi belajar di rumah?

Ayah / ibu / kakak / guru les

6Berapa lama (jam) di rumah belajar membaca?

0,5 jam / 1 jam / 1,5 / 2 jam

Lampiran 2:

LEMBAR OBSERVASI KINERJA GURU

Page 48: Minat Baca Tk (Isi)

48

Nama Guru yang diobservasi : METTA JAYANTI Materi Pokok : Menceritakan media gambar berseri Pertemuan ke/Siklus ke : Pra Siklus Kelas/Semester : B / II

No Aspek yang DiamatiPenilaian

( B / C / K )A. Pendahuluan 1 Persiapan sarana pembelajaran K2. Mengkomunikasikan tujuan pembelajaran C3. Menghubungkan dengan pelajaran yang lalu C4. Menghubungkan materi dengan lingkungan sehari-hari B5. Memotivasi siswa KB. Kegiatan Inti 1. Menguasai materi pelajaran dengan baik B2. Kesesuaian materi yang di bahas dengan indikator C3. Berperan sebagai fasilitator C4. Mengajukan pertanyaan pada siswa B

5.Memberi waktu tunggu pada siswa untuk menjawab pertanyaan

B

6. Memberi kesempatan anak untuk bertanya C7. Menguasai penggunaan alat dan bahan praktik C8. Mampu memunculkan aspek afektif pada anak C9. Mampu memunculkan aspek kognitif pada anak C10. Mampu memunculkan aspek psikomotorik pada anak K11. Memberi motivasi dan penguatan CC. Penutup 1. Membimbing anak dan membuat kesimpulan B2. Mengaitkan materi dengan pelajaran yang akan datang B3. Memberi tugas pada anak B4. Mengadakan evaluasi C

Ket . : B-baik; C=cukup; K=kurang

Bacem. 24 Pebruari 2010

Observer / Pengamat

Kanti Istiarwati

Lampiran 3:

Page 49: Minat Baca Tk (Isi)

49

LEMBAR OBSERVASI KINERJA GURU

Nama Guru yang diobservasi : METTA JAYANTI Materi Pokok : Menceritakan media gambar berseri Pertemuan ke/Siklus ke : Siklus I Kelas/Semester : B / II

No Aspek yang DiamatiPenilaian

( B / C / K )A. Pendahuluan 1 Persiapan sarana pembelajaran C2. Mengkomunikasikan tujuan pembelajaran C3. Menghubungkan dengan pelajaran yang lalu B4. Menghubungkan materi dengan lingkungan sehari-hari B5. Memotivasi siswa CB. Kegiatan Inti 1. Menguasai materi pelajaran dengan baik B2. Kesesuaian materi yang di bahas dengan indikator C3. Berperan sebagai fasilitator C4. Mengajukan pertanyaan pada siswa B

5.Memberi waktu tunggu pada siswa untuk menjawab pertanyaan

B

6. Memberi kesempatan anak untuk bertanya C7. Menguasai penggunaan alat dan bahan praktik B8. Mampu memunculkan aspek afektif pada anak C9. Mampu memunculkan aspek kognitif pada anak B10. Mampu memunculkan aspek psikomotorik pada anak C11. Memberi motivasi dan penguatan CC. Penutup 1. Membimbing anak dan membuat kesimpulan B2. Mengaitkan materi dengan pelajaran yang akan datang B3. Memberi tugas pada anak B4. Mengadakan evaluasi B

Ket . : B-baik; C=cukup; K=kurang

Bacem. 3 Maret 2010

Observer / Pengamat

Kanti Istiarwati

Lampiran 4:

Page 50: Minat Baca Tk (Isi)

50

LEMBAR OBSERVASI KINERJA GURU

Nama Guru yang diobservasi : METTA JAYANTI Materi Pokok : Menceritakan media gambar berseri Pertemuan ke/Siklus ke : Siklus II Kelas/Semester : B / II

No Aspek yang DiamatiPenilaian

( B / C / K )A. Pendahuluan 1 Persiapan sarana pembelajaran B2. Mengkomunikasikan tujuan pembelajaran C3. Menghubungkan dengan pelajaran yang lalu B4. Menghubungkan materi dengan lingkungan sehari-hari B5. Memotivasi siswa BB. Kegiatan Inti 1. Menguasai materi pelajaran dengan baik B2. Kesesuaian materi yang di bahas dengan indikator C3. Berperan sebagai fasilitator B4. Mengajukan pertanyaan pada siswa B

5.Memberi waktu tunggu pada siswa untuk menjawab pertanyaan

B

6. Memberi kesempatan anak untuk bertanya B7. Menguasai penggunaan alat dan bahan praktik B8. Mampu memunculkan aspek afektif pada anak C9. Mampu memunculkan aspek kognitif pada anak B10. Mampu memunculkan aspek psikomotorik pada anak B11. Memberi motivasi dan penguatan BC. Penutup 1. Membimbing anak dan membuat kesimpulan B2. Mengaitkan materi dengan pelajaran yang akan datang B3. Memberi tugas pada anak B4. Mengadakan evaluasi B

Ket . : B-baik; C=cukup; K=kurang

Bacem. 10 Maret 2010

Observer / Pengamat

Kanti Istiarwati

Page 51: Minat Baca Tk (Isi)

51

Lampiran 5:

LEMBAR OBSERVASI MINAT MEMBACA ANAK

Materi Pokok : ....................................................... Pertemuan ke/Siklus ke : .................................................. Kelas/Semester : ................... / ...............................

No N a m aL/p

Skor tiap item observasi JumlahSkorA B C D E

Jumlah skor

Keterangan :

Item observasi :A. Apakah Anak membaca satu cerita gambar seri sampai tuntas?

tidak membaca skor = 1 hanya sampai separo cerita skor = 2 hanya sampai ¾ cerita skor = 3 sampai selesai skor = 4

B. Ada berapa gambar seri yang sudah dibaca (meski tidak sampai selesai)? tidak membaca skor = 1 hanya 1 skor = 2 hanya 2 skor = 3 3 lebih skor = 4

C. Bagaimaan ketekunan anak membaca? sambil bergurau dengan teman skor = 1 sambil melamun / diam skor = 2 tetap membaca tapi ekspresi biasa skor = 3 membaca dengan senang skor = 4

D. Apakah anak berusaha mencari media gambar yang disukainya? tidak berusaha skor = 1 kurang berusaha skor = 2 berusaha skor = 3 sangat berusaha skor = 4

E. Bagaimaan perilaku/perasaan anak setelah membaca? biasa saja skor = 1 cukup senang skor = 2 sangat senang skor = 3 sangat senang dan meminta anak

lain juga ikut membaca skor = 4Lampiran 6:

Page 52: Minat Baca Tk (Isi)

52

SATUAN KEGIATAN HARIANSIKLUS ….

Kelas : BBidang Pengembangan : Kemampuan Dasar Berbahasa Tema : Menceritakan media gambar berseri

KOMPETENSI DASAR: Anak mampu mendengarkan, berkomunikasi secara lisan, memilikki perbendaharaan kata dan simbol yang melambangkannya untuk persiapan membaca dan menulis

HASIL BELAJAR: Memahami bahwa ada hubungan antara bahasa lisan dengan tulisan (pra membaca)

INDIKATOR: Bercerita tentang media gambar yang disediakan

TUJUANa. Dapat mengembangkan imajinasi anak. b. Dapat mengembangkan kemampuan berbahasa. c. Dapat menambah kosa kata anak. d. Dapat menceritakan gambar

METODE: Bermain sambil belajar BerceritaMembacaTanya jawab

WAKTU2 X 60 menit (1x pertemuan)

MEDIA DAN SUMBER BELAJAR: Media gambar berseri

KEGIATAN BERMAIN SAMBIL BELAJAR

I. KEGIATAN AWAL (±30 menit) Baris, Doa dan Salam (G) Bercerita sambil menunjukkan gambar berseri Memberi motivasi agar anak tertarik dengan pembelajaran

II. KEGIATAN INTI (±60 menit) Guru membentuk anak dalam kelompok, 1 kelompok 4 anak

Page 53: Minat Baca Tk (Isi)

53

Bidang matematika : Guru membagikan media gambar berseri kepada tiap kelompok, tiap

kelompok ada yang diberi media lebih dari 8 yang lain kurang dari 8 Guru bertanya, apa ada kelompok yang belum mendapatkan media

berjumlah 8? Anak menghitung media yang diterimanya. Anak mengangkat tangan, mengatakan medianya lebih/kurang dari 8 Guru meminta anak untuk mencari pasangan dengan kelompok lain,

kelompok yang media kurang 1 berpasangan dengan yang lebih 1, dst. Anak saling mencari pasangan dengan kelompok lain.

Bidang bahasa : Anak memberikan media yang lebih kepada kelompok lain yang kurang Guru meminta anak untuk memilih media yang disukainya Guru bertanya kepada anak, misal: siapa yang memilih cerita binatang?

Lalu menanyakan kenapa anak memilih media tersebut? Anak membaca media yang telah dipilih. Guru melakukan bimbingan kepada anak yang kesulitan membaca Anak maju ke depan untuk menceritakan media yang telah dipilihnya. Anak menirukan gerakan atau ucapan sesuai cerita media yang dibacanya.

Bidang seni: Guru meminta anak untuk menggambar yang ada kaitannya dengan media

gambar yang dipilihnya.

III. ISTIRAHAT (±30 menit) Cuci tangan, doa makan Bermain

IV. KEGIATAN AKHIR (±30 menit) Menyanyi lagu Mengulas kegiatan Doa pulang dan salam

PENILAIAN 1. Kognitif : Kemampuan berpikir siswa yang meliputi kemampuan berpikir kritis

dan kreatif , dapat menerka kelanjutan cerita media bergambar.2. Afektif (minat) : Sikap siswa yang meliputi menghargai alat bermain,

mengikuti perintah guru dan kerjasama dalam kelompok. 3. Psikomotorik : Keterampilan siswa dalam mencari media yang sesuai, cara

memegang media, cara membaca.