1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Di dalam masyarakat modern seperti sekarang ini dikenal dua
macam cara berkomunikasi, yaitu komunikasi secara langsung dan
komunikasi secara tidak langsung. Kegiatan berbicara dan mendengarkan
(menyimak), merupakan komunikasi secara langsung, sedangkan
kegiatan menulis dan membaca merupakan komunikasi tidak
langsung.
Keterampilan membaca sebagai salah satu cara dari empat
keterampilan berbahasa, mempunyai peranan yang penting di dalam
kehidupan manusia. Dengan membaca seseorang dapat mengetahui arti
dan maksud dari tulisan yang dibacanya. Karenanya kemampuan
membaca sangat penting dan harus dikuasai oleh anak-anak. Kemampuan
membaca merupakan bekal utama bagi anak-anak untuk dapat memahami
mata pelajaran yang diberikan di sekolah (Stephens, 2004).
Seperti yang dijelaskan oleh Tampubolon (1993), pada hakekatnya
membaca adalah kegiatan fisik, walaupun dalam kegiatan itu terjadi
proses pengenalan huruf-huruf. Dikatakan kegiatan fisik, karena bagian-
bagian tubuh khususnya mata, yang melakukannya. Dikatakan kegiatan
mental karena bagian-bagian pikiran khususnya persepsi dan ingatan,
terlibat di dalamnya. Dari definisi ini, kiranya dapat dilihat bahwa
2
menemukan makna dari bacaan (tulisan) adalah tujuan utama membaca,
dan bukan mengenali huruf-huruf.
Agar dapat mengetahui makna dari yang dibaca maka anak harus
memiliki kemampuan membaca dengan baik. Untuk itu sejak usia pra
sekolah atau pada usia anak duduk di bangku taman kanak-kanak harus
sudah diasah kemampuan membacanya.
Bisa membaca merupakan hal dasar yang harus dimiliki seseorang.
Melalui membaca, seseorang dapat membuka jalan masuknya ilmu
pengetahuan. Memasuki umur 2 tahun, kemampuan otak anak untuk
mengenal dan mengeja kata mulai berkembang. Agar kinerja otak yang
sedang berkembang tersebut dapat maksimal, maka anak balita atau pra
sekolah perlu dilatih membaca. Tetapi dalam mengajar membaca anak pra
sekolah tersebut haruslah berupa kata sederhana dahulu, agar anak tidak
merasa kesulitan. Hal ini merupakan tahapan awal bagi anak dalam
belajar membaca.
Supaya anak mau belajar membaca, maka langkah pertama adalah
menumbuhkan minat membaca pada anak. Dengan memiliki minat
membaca yang besar, anak akan mencari sendiri bahan bacaan yang
disukai untuk dibaca. Selanjutnya peran guru maupun orang tua tinggal
mendampingi anak dalam membaca dan membantu bila ada kesulitan.
Dari pengamatan peneliti pada kelas B Taman Kanak-kanak
Dharma Wanita Bacem 02 Kecamatan Ponggok Kabupaten Blitar pada
semester genap tahun 2008/2009, didapat anak didik kurang antusias atau
3
minatnya rendah dalam membaca. Mereka lebih suka bermain dengan
temannya dari pada membaca, dan mau membaca lagi setelah diingatkan
oleh gurunya.
Berawal dari permasalahan di atas, maka peneliti bermaksud
mengadakan Penelitian Tindakan Kelas dengan judul “MENINGKATKAN
MINAT MEMBACA ANAK DIDIK MELALUI PENGGUNAAN MEDIA
GAMBAR SERI DI KELAS B TAMAN KANAK-KANAK DHARMA
WANITA BACEM 02 DESA BACEM KECAMATAN PONGGOK
KABUPATEN BLITAR PADA SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN
2009/2010”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang dan permasalahan yang telah
diuraikan diatas, maka peneliti merumuskan permasalahan dalam bentuk
pertanyaan sebagai berikut :
1. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran penggunaan media gambar seri
dalam meningkatkan minat membaca di kelas A Taman Kanak-kanak
Dharma Wanita Bacem 02 Kecamatan Ponggok Kabupaten Blitar pada
semester genap tahun 2008/2009 ?
2. Apakah dengan menggunakan media gambar seri dapat meningkatkan
minat membaca anak didik ?
4
C. Tujuan Penelitian
Dari perumusan pokok-pokok permasalahan di atas akan diambil
beberapa point yang menjadi tujuan dari penelitian ini yaitu :
1. Mengetahui cara pelaksanaan pembelajaran penggunaan media gambar
seri dalam meningkatkan minat membaca di kelas B Taman Kanak-kanak
Dharma Wanita Bacem 02 Kecamatan Ponggok Kabupaten Blitar pada
semester genap tahun 2008/2009.
2. Mengetahui apakah dengan menggunakan media gambar seri dapat
meningkatkan minat membaca anak didik ?
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Manfaat penelitian ini secara umum untuk memberikan berbagai
pengetahuan tentang cara dalam menggunakan media gambar seri untuk
meningkatkan minat membaca pada anak didik di sekolah Taman kanak-
kanak.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi peneliti
Hasil penelitian merupakan umpan balik dan hasil yang nyata dari
penerapan ilmu yang nantinya dapat dijadikan acuan dalam
melaksanakan proses pembelajaran di kelas.
b. Bagi Guru
Guru dapat memahami hal-hal yang perlu dilakukan untuk
5
menyampaikan pembelajaran secara aktif dan menarik anak didik
dalam menyampaikan materi sehingga anak didik mampu menyimak
pelajaran yang sedang diajarkan dan apa yang diharapakan oleh guru
dapat tercapai.
c. Bagi Anak Didik
Anak didik dapat lebih mudah dan semangat dalam memahami
materi pelajaran. Anak akan lebih aktif belajar dan mereka bisa lebih
mudah dalam memahami pelajaran.
d. Bagi Lembaga
Sekolah dapat lebih mudah dalam memperoleh alat peraga. Serta
alat peraga ini dapat disimpan untuk anak didik tahun berikutnya.
6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Tujuan utama membaca adalah dapat mengetahui makna yang terkandung
dari yang dibacanya. Untuk itu diperlukan kemampuan membaca yang dapat
dicapai dengan latihan yang terus menerus dan sistematis yang harus sudah
dilatih sejak usia dini. Karenanya minat membaca harus harus sudah ditumbuh
kembangkan pada anak sejak usia dini.
A. Pengertian Minat
Hurlock (1993) menjelaskan bahwa minat adalah sumber motivasi
yang mendorong seseorang untuk melakukan apa yang ingin dilakukan
ketika bebas memilih. Ketika seseorang menilai bahwa sesuatu akan
bermanfaat, maka akan menjadi berminat, kemudian hal tersebut akan
mendatangkan kepuasan. Ketika kepuasan menurun maka minatnya juga
akan menurun. Sehingga minat tidak bersifat permanen, tetapi minat
bersifat sementara atau dapat berubah-ubah.
Tampubolon (1993) mengemukakan bahwa minat adalah
perpaduan antara keinginan dan kemauan yang dapat berkembang jika ada
motivasi.
Hal senada juga dikemukakan oleh Sandjaja (2005) bahwa suatu
aktivitas akan dilakukan atau tidak sangat tergantung sekali oleh minat
seseorang terhadap aktivitas tersebut, disini nampak bahwa minat
7
merupakan motivator yang kuat untuk melakukan suatu aktivitas.
Meichati (Sandjaja, 2005) mengartikan minat adalah perhatian yang kuat,
intensif dan menguasai individu secara mendalam untuk tekun melakukan
suatu aktivitas. (www.unika.ac.id.02/05/05)
Aiken (Ginting, 2005) mengungkapkan definisi minat sebagai
kesukaan terhadap kegiatan melebihi kegiatan lainnya. Ini berarti minat
berhubungan dengan nilai-nilai yang membuat seseorang mempunyai
pilihan dalam hidupnya, hal tersebut diungkapkan oleh Anastasia dan
Urbina (Ginting, 2005). Selanjutnya Ginting (2005) menjelaskan, minat
berfungsi sebagai daya penggerak yang mengarahkan seseorang
melakukan kegiatan tertentu yang spesifik, lebih jauh lagi minat
mempunyai karakteristik pokok yaitu melakukan kegiatan yang dipilih
sendiri dan menyenangkan sehingga dapat membentuk suatu kebiasaan
dalam diri seseorang. (www1.bpkpenabur.or.id/jurnal/04/017-035.pdf)
Sutjipto (2001) menjelaskan bahwa minat adalah kesadaran
seseorang terhadap suatu objek, orang, masalah, atau situasi yang
mempunyai kaitan dengan dirinya. Artinya, minat harus dipandang
sebagai sesuatu yangsadar. Karenanya minat merupakan aspek psikologis
seseorang untuk menaruh perhatian yang tinggi terhadap kegiatan tertentu
dan mendorong yang bersangkutan untuk melaksanakan kegiatan tersebut.
(www.depdiknas.go.id/Jurnal/45/sutjipto.htm)
Sementara itu Sax (Sutjipto, 2001) mendefinisikan bahwa minat
sebagai kecenderungan seseorang terhadap kegiatan tertentu di atas
8
kegiatan yang lainnya. Sedangkan Crites (Sutjipto, 2001) mengemukakan
bahwa minat seseorang terhadap sesuatu akan lebih terlihat apabila yang
bersangkutan mempunyai rasa senang terhadap objek tersebut.
(www.depdiknas.go.id/Jurnal/45/sutjipto.htm)
Hurlock (1993) mengemukakan bahwa minat merupakan hasil dari
pengalaman belajar, bukan hasil bawaan sejak lahir. Hurlock (1993) juga
menekankan pentingnya minat, bahwa minat menjadi sumber motivasi
kuat bagi seseorang untuk belajar, minat juga mempengaruhi bentuk dan
intensitas aspirasi seseorang dan minat juga menambah kegembiraan pada
setiap kegiatan yang ditekuni seseorang.
Hurlock (1978) juga menjelaskan bahwa secara keseluruhan, pada
masa anak-anak, minat memberikan sebuah kekuatan untuk belajar. Anak-
anak yang berminat dalam sebuah aktivitas, berada dimanapun, akan
memberikan usaha empat kali lipat untuk belajar dibandingkan anak-anak
yang minatnya sedikit atau mudah merasa bosan. Jika pengalaman belajar
menimbulkan kesan pada anak-anak, maka akan menjadi minat. Hal
tersebut adalah sesuatu yang dapat diasah dengan proses pembelajaran. Di
masa yang akan datang, minat sangat berpengaruh pada bentuk dan
intensitas dari cita-cita pada anak.
Pintrich dan Schunk (1996) juga menyebutkan bahwa minat
merupakan sebuah aspek penting dari motivasi yang mempengaruhi
perhatian, belajar, berpikir dan prestasi.
Dari beberapa definisi minat di atas dapat ditarik kesimpulan
9
mengenai minat, bahwa minat merupakan sebuah motivasi intrinsik
sebagai kekuatan pembelajaran yang menjadi daya penggerak seseorang
dalam melakukan aktivitas dengan penuh ketekunan dan cendrung
menetap, dimana aktivitas tersebut merupakan proses pengalaman belajar
yang dilakukan dengan penuh kesadaran dan mendatangkan perasaan
senang, suka dan gembira.
Minat merupakan salah satu dimensi dari aspek afektif yang
banyak berperan juga dalam kehidupan seseorang, khususnya dalam
kehidupan belajar seorang murid. Aspek afektif adalah aspek yang
mengidentifikasi dimensi-dimensi perasaan dari kesadaran emosi,
disposisi, dan kehendak yang mempengaruhi pikiran dan tindakan
seseorang (Stiggins, 1994: 310).
Dimensi aspek afektif mencakup tiga hal penting, yaitu (1)
berhubungan dengan perasaan mengenai objek yang berbeda. (2)
Perasaan-perasaan tersebut memiliki arah yang dimulai dari titik netral ke
dua kubu yang berlawanan, titik positif dan titik negatif. (3) Berbagai
perasaan memiliki intensitas yang berbeda, yang dimulai dari kuat ke
sedang ke lemah (Stiggins, 1994: 312).
B. Pengertian Membaca
Tampubolon (1993) menjelaskan pada hakekatnya membaca
adalah kegiatan fisik dan mental untuk menemukan makna dari tulisan,
walaupun dalam kegiatan itu terjadi proses pengenalan huruf-huruf.
10
Dikatakan kegiatan fisik, karena bagian-bagian tubuh khususnya mata,
yang melakukannya. Dikatakan kegiatan mental karena bagian-bagian
pikiran khususnya persepsi dan ingatan, terlibat didalamnya. Dari definisi
ini, kiranya dapat dilihat bahwa menemukan makna dari bacaan (tulisan)
adalah tujuan utama membaca, dan bukan mengenali huruf-huruf.
Diperjelas oleh pendapat
Smith (Ginting, 2005) bahwa membaca merupakan suatu proses
membangun pemahaman dari teks yang tertulis. (www1.bpkpenabur.
or.id/jurnal/04/017-035.pdf ).
Dijabarkan juga oleh Tarigan (1985) bahwa membaca adalah suatu
proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk
memperoleh pesan, suatu metode yang dipergunakan untuk
berkomunikasi dengan diri sendiri dan kadang-kadang orang lain, yaitu
mengkomunikasikan makna yang terkandung atau tersirat pada lambang-
lambang tertulis. Finochiaro dan
Spache & Spache (Petty & Jensen, 1980) mengemukakan bahwa
membaca merupakan proses yang kompleks yang terdiri dari dua tahap.
Tahap pertama merupakan tahap dimana individu melakukan pembedaan
terhadap apa yang dilihatnya, selanjutnya individu berusaha untuk
mengingat kembali, menganalisa, memutuskan, dan mengevaluasi hal
yang dibacanya. Sebagai suatu proses yang kompleks, membaca memiliki
nilai yang tinggi dalam perkembangan diri seseorang. Secara umum orang
menilai bahwa membaca itu identik dengan belajar, dalam arti
11
memperoleh informasi.
Membaca adalah proses berpikir, hal tersebut dikemukakan oleh
Burn, Roe dan Ross (1984), maksudnya adalah ketika seseorang sedang
membaca, maka seseorang tersebut akan mengenali kata yang
memerlukan interpresi dari simbol-simbal grafis. Untuk memahami
sebuah bacaan sepenuhnya, seseorang harus dapat menggunakan
informasi untuk membuat kesimpulan dan membaca dengan kritis dan
kreatif agar dapat mengerti bahasa kiasan, tujuan yang ditetapkan penulis,
mengevaluasi ide-ide yang dituliskan oleh penulis dan menggunakan ide-
ide tersebut pada situasi yang tepat. Keseluruhan proses ini merupakan
proses berpikir.
Chambers dan Lowry (Burn, Roe dan Ross, 1984) menggaris
bawahi juga menegasakan hal yang sama bahwa membaca lebih dari
sekedar mengenali kata-kata tetapi juga membawa ingatan yang tepat,
merasakan dan mendefinisikan beberapa keinginan, mengidentifikasi
sebuah solusi untuk memenuhi keinginan, memilih cara alternatif,
percobaan dengan memilih, menolak atau menguasai jalan atau cara yang
dipilih, dan memikirkan beberapa cara dari hasil yang evaluasi. Hal
tersebut secara keseluruhan termasuk respon dari berpikir.
Stauffer (Petty & Jensen, 1980) menganggap bahwa membaca,
merupakan transmisi pikiran dalam kaitannya untuk menyalurkan ide atau
gagasan. Selain itu, membaca dapat digunakan untuk membangun konsep,
mengembangkan perbendaharaan kata, memberi pengetahuan,
12
menambahkan proses pengayaan pribadi, mengembangkan intelektualitas,
membantu mengerti dan memahami problem orang lain, mengembangkan
konsep diri dan sebagai suatu kesenangan.
Ginting (2005) menyebutkan bahwa membaca merupakan proses
ganda meliputi proses penglihatan dan proses tanggapan. Proses
penglihatan dijabarkan oleh Wassman & Rinsky (Ginting, 2005), sebagai
proses penglihatan, membaca bergantung pada kemampuan melihat
simbol-simbol, oleh karena itu, mata memainkan peranan penting. Dan
sebagai proses tanggapan dijabarkan Ahuja (Ginting, 2005), membaca
menunjukkan interpretasi segala sesuatu yang kita persepsi. Proses
membaca juga meliputi identifikasi simbol-simbol bunyi dan
mengumpulkan makna melalui simbol-simbol tersebut. Broughton
(Gunting, 2005) mengemukakan membaca merupakan keterampilan yang
bersifat pemahaman (comprehension skills) yang dapat dianggap berada
pada urutan yang lebih tinggi (higher order). (www1.bpkpenabur.or.id/
jurnal/04/017-035.pdf).
Berbagai definisi membaca telah dipaparkan diatas, dan dapat
disimpulkan bahwa membaca adalah kegiatan fisik dan mental, yang
menuntut seseorang untuk menginterpretasikan simbol-simbol tulisan
dengan aktif dan kritis sebagai pola komunikasi dengan diri sendiri agar
pembaca dapat menemukan makna tulisan dan memperoleh informasi
sebagai proses transmisi pemikiran untuk mengembangkan intelektualitas
dan pembelajaran sepenjang hayat (life-long learning).
13
C. Pengertian Minat Membaca
Secara operasional Lilawati (1988) mengartikan minat membaca
anak adalah suatu perhatian yang kuat dan mendalam disertai dengan
perasaan senang terhadap kegiatan membaca sehingga mengarahkan anak
untuk membaca dengan kemauannya sendiri. Aspek minat membaca
meliputi kesenangan membaca, kesadaran akan manfaat membaca,
frekuensi membaca dan jumlah buku bacaan yang pernah dibaca oleh
anak.
Sinambela (1993) mengartikan minat membaca adalah sikap positif
dan adanya rasa keterikatan dalam diri anak terhadap aktivitas membaca
dan tertarik terhadap buku bacaan. Aspek minat membaca meliputi
kesenangan membaca, frekuensi membaca dan kesadaran akan manfaat
membaca.
Berdasar pendapat-pendapat di atas maka dapat disimpulkan
bahwa minat membaca adalah kekuatan yang mendorong anak untuk
memperhatikan, merasa tertarik dan senang terhadap aktivitas membaca
sehingga mereka mau melakukan aktivitas membaca dengan kemauan
sendiri. Aspek minat membaca meliputi kesenangan membaca, frekuensi
membaca dan kesadaran akan manfaat membaca.
D. Media Gambar Seri
Kata “Media” secara harpiah adalah “perantara atau pengantar”.
Pengertian media sebagai sumber belajar adalah “Manusia, benda,
14
ataupun peristiwa yang memungkinkan anak didik memperoleh
pengetahuan dan keterampilan” (Djamarah dan Zein, 1996 : 136).
Guru dapat menyampaikan pelajaran dengan menggunakan media
gambar sebagai pendukung. Penggunaan media gambar dapat membantu
anak didik untuk memusatkan perhatian terhadap materi yang
disampaikan. Media gambar dapat berupa gambar berseri maupun gambar
lepas.
Gambar berseri merupakan sejumlah gambar yang menggambarkan
suasana yang sedang diceritakan dan menunjukkan adanya
kesinambungan antara gambar yang satu dengan lainnya, sedangkan
gambar lepas merupakan gambar yang menunjukkan situasi ataupun tokoh
dalam cerita yang dipilih untuk menggambarkan situasi-situasi tertentu,
antara gambar satu dengan lainnya tidak menunjukkan kesinambungan
(Ella Farida Tizen, 2008).
Sesuai penjelasan diatas, dapat disimpulkan pengertian media
gambar berseri adalah media pembelajaran yang digunakan oleh guru
yang berupa gambar datar yang mengandung cerita, dengan urutan
tertentu sehingga antara satu gambar dengan gambar yang lain memiliki
hubungan cerita dan membentuk satu kesatuan.
Media gambar berseri merupakan golongan atau jenis media visual
gambar datar. Media gambar memiliki kelebihan sebagai berikut.
1. Umumnya murah harganya, media gambar menggunakan kertas sebagai
bahan baku sehingga harga relalif murah.
15
2. Mudah didapat, untuk mendapatkannya guru bisa menggandakan dengan
cara memfotokopi.
3. Mudah digunakannya, penggunaan media ini cukup dilihat dengan mata
saja tanpa ada pengguaan alat lain sebagai penyerta.
4. Dapat memperjelas suatu masalah.
5. Lebih realistis.
6. Dapat membantu mengatasi keterbatasan pengamatan.
7. Dapat mengatasi keterbatasan ruang dan waktu.
Namun demikian media visual juga memiliki keterbatasan antara
lain:
1. semata-mata hanya medium visual;
2. ukuran gambar seringkali kurang tepat untuk pengajaran dalam kelompok
besar.
3. memerlukan ketersediaan sumber dan ketrampilan dan kejelian guru untuk
dapat memanfaatkannya.
Gambar yang baik dan dapat digunakan sebagai sumber belajar
adalah yang memiliki ciri-ciri sebagaimana dikemukakan Sudirman et-al
(1991 : 219), yaitu :
1. Dapat menyampaikan pesan atau ide tertentu.
2. Memberi kesan kuat dan menarik perhatian.
3. Merangsang orang yana melihat untuk ingin mengungkapkan tentang
obyek – obyek dalam gambar.
4. Berani dan dinamis.
16
5. Ilustrasi tidak terlalu banyak, tetapi menarik dan mudah dipahami.
Sedangkan peranan gambar sebagai media pengajaran yaitu :
1. Dapat membantu guru dalam menyampaikan pelajaran dan membantu
siswa dalam belajar.
2. Menarik perhatian anak sehinga terdorong untuk lebih giat belajar.
3. Dapat membantu daya ingat siswa (retensi)
4. Dapat disimpulkan dan digunakan lagi apabila diperlukan pada saat
yang lain. (Sudirman et-al 1991 : 220)
Sedangkan macam-macam media gambar berseri menurut tema dan
tokoh pelakunya adalah :
1. Tokoh pahlawan atau super hero, misalnya superman, batman, spiderman,
dll.
2. Tokoh binatang, seperti si kancil, si bona.
3. Tokoh manusia pada kehidupan sehari-hari.
4. Tokoh kartun, misalnya doraemon, micky mouse.
5. Cerita lucu, dll.
E. Pendekatan dan Metode Pembelajaran Di TK
Menurut R. J Drost dalam Mardiyanto (http://www.indomedia .
com/bpost/ 062003/2/opini/opini1.htm , 17 Juli 2007) taman Kanak-kanak
adalah pendidikan untuk anak usia prasekolah. Taman Kanak-kanak
merupakan pendidikan untuk usia prasekolah sehingga kegiatannya
mencakup kegiatan pendidikan, penanaman nilai, sikap dan perilaku
17
dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan dalam kurikulum 2004 Taman
Kanak-kanak dan Raudlatul Afhtal (Depdiknas, 2004: 2) disebutkan
bahwa Taman Kanak-kanak adalah salah satu bentuk satuan pendidikan
anak usia dini pada jalur pendidikan formal bagi anak usia empat tahun
sampai enam tahun.
Berdasarkan definisi di atas, anak Taman Kanak-kanak (TK)
adalah anak usia prasekolah yang berada dalam rentang usia antara empat
sampai enam tahun. Hal ini sesuai dengan pendapat Susanti dalam Pikiran
Rakyat Online (http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/2005/ 0205/11/
1104.htm , 23 April 2007) yang menyatakan bahwa anak Taman Kanak-
kanak (TK) adalah anak-anak usia antara lima sampai dengan enam tahun.
Masa Kanak-kanak merupakan masa saat anak belum mampu
untuk mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya. Mereka
cenderung ingin menyenangkan orang dewasa, senang bermain bersama
tiga atau empat teman pada saat yang bersamaan, tetapi mereka juga ingin
menang sendiri dan sering merubah aturan main untuk kepentingannya
sendiri (Juwita K, 1997: 27). Pada masa itu, anak menjadi sensitif untuk
menerima berbagai upaya perkembangan seluruh potensi yang
dimilikinya. Pada masa itu pula terjadi pematangan fungsi-fungsi fisik
dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh lingkungan
sehingga dapat digunakan untuk mengembangkan kemampuan fisik,
kognitif, bahasa, sosial emosional, konsep diri, disiplin, kemandirian,
seni, moral dan nilai-nilai agama.
18
Dalam kurikulum 2004 Taman Kanak-kanak (TK) dan Raudlatul
Athfal (RA) menguraikan bahwa pendekatan pembelajaran pada
pendidikan TK dan RA dilakukan dengan berpedoman pada suatu
program kegiatan yang telah disusun sehingga seluruh pembiasaan dan
kemampuan dasar yang ada pada anak dapat dikembangkan dengan
sebaik-baiknya. Pendekatan pembelajaran pada anak TK dan RA
hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut:
1. Berorientasi pada Kebutuhan Anak
Anak TK adalah anak yang sedang membutuhkan upaya-upaya
pendidikan untuk mencapai optimalisasi semua aspek perkembangan baik
perkembangan fisik maupun perkembangan psikis yang meliputi
intelektual, bahasa, motorik, dan sosio emosional. Dengan demikian
berbagai jenis kegiatan pembelajaran hendaknya dilakukan melalui
analisis kebutuhan yang disesuaikan dengan berbagai aspek perkembangan
dan kemampuan pada masing-masing anak.
2. Bermain Sambil Belajar atau Belajar Seraya Bermain
Bermain merupakan pendekatan dalam melaksanakan kegiatan
pembelajaran pada anak-anak usia Taman Kanak-kanak dan Raudlatul
Athfal. Untuk itu dalam memberikan pendidikan pada anak usia Taman
Kanak-kanak dan Raudlatul Athfal harus dilakukan dalam situasi yang
menyenangkan sehingga ia tidak merasa bosan dalam mengikuti pelajaran.
Selain menyenangkan, metode, materi dan media yang digunakan harus
19
menarik perhatian serta mudah diikuti sehingga anak akan termotivasi
untuk belajar. Melalui kegiatan bermain anak diajak untuk bereksplorasi,
menemukan dan memanfaatkan objek-objek yang dekat dengannya,
sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna. Bermain bagi anak juga
merupakan suatu proses kreatif untuk bereksplorasi, mempelajari
keterampilan yang baru dan dapat menggunakan simbol untuk
menggambarkan dunianya.
3. Kreatif dan Inovatif
Proses pembelajaran dilakukan melalui kegiatan-kegiatan yang
menarik, membangkitkan rasa ingin tahu, memotivasi anak untuk berpikir
kritis dan menemukan hal-hal baru. Pengelolaan pembelajaran hendaknya
juga dilakukan secara dinamis. Artinya anak tidak hanya dijadikan sebagai
objek, tetapi juga dijadikan subyek dalam proses pembelajaran
20
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas karena tujuan utama
dalam penelitian untuk memperbaiki kualitas pembelajaran dalam proses KBM.
Penelitian dilakukan dalam dua siklus, tiap siklus terdiri atas empat tahapan.
Sumber data diperoleh dari hasil observasi yang dilakukan peneliti bersama teman
sejawat.
A. Subjek Penelitian
1. Lokasi dan Obyek Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di Taman Kanak-Kanak
Dharma Wanita Bacem 02 Desa Bacem, Kecamatan Ponggok, Kabupaten
Blitar. Obyek dari penelitian tindakan ini adalah anak kelas B pada
semester II tahun pelajaran 2009/2010.
Karakteristik dari obyek yang dijadikan sebagai fokus tindakan kelas
ini adalah kelas B dengan jumlah siswa sebanyak 19 anak dengan rincian
laki-laki sebanyak 9 anak dan perempuan sebanyak 10 anak.
Alasan peneliti memilih TK Dharma Wanita Bacem 02 sebagai obyek
peneliti adalah peneliti bertugas mengajar di TK ini.
Adapun faktor yang diteliti dalam penelitian ini adalah pelaksanaan
pembelajaran dan hasil belajar afektif berupa minat membaca anak.
21
2. Waktu Penelitian
a. Pelaksanaan pra penelitian tindakan (pra siklus) pada minggu ke IV, 24
Pebruari 2010
b. Pelaksanaan penelitian tindakan siklus I pada minggu ke I, 3 Maret
2010.
c. Pengolahan data hasil siklus I dan persiapan untuk siklus II pada
minggu ke I dan II Maret 2010.
d. Pelaksanaan siklus II pada minggu II, 10 Maret 2008.
e. Pengolahan data dan penyusunan laporan pada minggu III dan IV Maret
2010.
B. Prosedur Penelitian
1. Observasi dan Wawancara
Observasi dan wawancara awal ini peneliti maksudkan untuk
mendapatkan gambaran awal tentang kondisi sekolah secara keseluruhan
dan keadaan proses belajar mengajar khusunya mengenai minat membaca
pada anak didik. Dari hasil observasi ini akan diketahui kondisi minat
membaca anak sebelum dilakukan tindakan kelas.
2. Identifikasi permasalahan
Dalam pelaksanaan pengajaran membaca ini diawali dengan penelitian
terhadap tujuan pembelajaran, isi materi mata pelajaran, dan penggunaan
media belajar.
22
3. Menyusun rencana pembelajaran
Pada tahap ini peneliti menyusun serangkaian kegiatan secara
menyeluruh yang berupa siklus tindakan kelas. Setiap siklus terdiri atas 4
(empat) langkah penting yang saling berkaitan. Adapun 4 (empat) langkah
penting dalam siklus peneliti tindakan dapat peneliti paparkan sebagai
berikut :
a. Perencanaan (planning)
Pada tahap ini peneliti merencanakan suatu tindakan yang akan
dilakukan untuk mencapai tujuan penelitian. Hal ini terkait dengan
pembuatan rencana pembelajaran, pembentukan kelompok, menyiapkan
alat peraga, menyiapkan materi (bahan ajar), menetapkan metode
pengajaran dan mempersiapkan lembar observasi.
b. Tindakan (acting)
Setelah perencanaan tindakan selesai dibuat maka tahap berikutnya
adalah menerapkan perencanaan tindakan dalam bentuk pelaksanaan
kegiatan pembelajaran. Selain itu peneliti juga melaksanakan kegiatan
pembentukan kelompok.
c. Pengamatan (observasi)
Kegiatan pemantauan (observasi) ini bertujuan untuk mengamati
perilaku anak selama proses pembelajaran dan menuliskan hasilnya
pada lembar observasi.
d. Refleksi (reflecting)
Refleksi adalah kegiatan mengulas secara kritis tentang perubahan yang
23
terjadi baik pada diri anak, suasana kelas maupun guru. Pada tahap ini
guru sebagai peneliti menjawab pertanyaan mengapa, bagaimana dan
sejauh mana intervensi menghasilkan perubahan secara signifikan
(Sukidi dan Boniman M.Pd. 2004. 113). Data yang diperoleh melalui
hasil observasi kemudian dikumpulkan serta dianalisa dalam tahap ini.
Hasil analisa data yang dilaksanakan dalam tahap ini akan
dipergunakan sebagai acuan untuk merencanakan siklus berikutnya.
Gambar 3.1 Design Prosedur Penelitian
Pra Siklus
Wawancara
Observasi
terhadap guru
Observasi
terhadap anak
Siklus I
Perencanaan
Tindakan
Observasi/ pengamatan
Refleksi
Siklus II
Perencanaan
Tindakan
Observasi/ pengamatan
Refleksi
24
C. Deskripsi per Siklus Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini terdiri atas dua siklus, dimana setiap
siklus terdiri atas 4 (empat) tahap, yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan,
observasi, dan refleksi.
1. Pra Siklus
Pada tahap ini peneliti melakukan tindakan sebagai berikut :
a. Wawancara, mengadakan wawancara kepada anak untuk mengetahui
kecenderungan minat membaca anak.
b. Observasi terhadap guru. Dengan bantuan teman sejawat sebagai
observer, observer mengadakan pengamatan kepada guru/peneliti pada
saat pelaksanaan pembelajaran.
c. Observasi terhadap anak. Peneliti melakukan observasi kepada anak
untuk mengetahui sejauh mana minat membaca anak sebelum dilakukan
tindakan kelas.
2. Siklus I
Pada siklus I ini peneliti melakukan tindakan sebagai berikut :
a. Perencanaan
Peneliti menyusun rencana kegiatan belajar mengajar dalam bentuk satuan
kegiatan harian.
Menyiapkan media gambar berseri
Menyiapkan lembar observasi terhadap anak yang digunakan untuk
mengetahui minat membaca anak.
25
Menyiapkan lembar observasi terhadap guru.
b. Pelaksanaaan tindakan
Sebelum melaksanakan proses pembelajaran diadakan pembagian
kelompok
Memberikan motivasi pada anak akan pentingnya membaca.
Membagikan gambar media berseri.
Memberikan bimbingan kepada anak
c. Observasi
Pada tahap ini peneliti melakukan pengamatan (observasi) dengan
menggunakan lembar observasi, yaitu observasi terhadap anak dan
observasi terhadap guru.
d. Melakukan refleksi
Pada tahap ini peneliti mengumpulkan data yang diperoleh dari lembar
observasi. Data tersebut selanjutnya dianalisa dan didiskusikan untuk
mengetahui seberapa jauh tingkat minat membaca anak. Juga dianalisa
hambatan-hambatan yang muncul selama pembelajaran dan bagaimana
solusi pemecahannya untuk digunakan sebagai bahan perbaikan pada
pelaksanaan siklus II.
26
3. Siklus II
Pada siklus II ini peneliti melakukan tindakan sebagai berikut :
a. Perencanaan
Peneliti menyusun rencana perbaikan kegiatan belajar mengajar, dengan
acuan pada siklus I dan solusi pemecahan hambatan yang muncul pada
siklus sebelumnya
Menyiapkan media gambar berseri, dengan sebisa mungkin media
gambar yang dipakai dapat memenuhi akan minat anak sesuai
gambaran yang diperoleh dari siklus I.
Menyiapkan lembar observasi terhadap guru dan lembar observasi
terhadap anak.
b. Pelaksanaaan tindakan
Sebelum melaksanakan proses pembelajaran diadakan pembagian
kelompok
Memberikan motivasi pada anak akan pentingnya membaca.
Membagikan gambar media berseri.
Memberikan pengawasan dan bimbingan kepada anak yang kesulitan
membaca.
c. Observasi
Pada tahap ini peneliti melakukan pengamatan (observasi) dengan
menggunakan lembar observasi.
d. Melakukan refleksi
Pada tahap ini peneliti mengumpulkan data yang diperoleh dari lembar
27
observasi. Data tersebut selanjutnya dianalisa dan didiskusikan untuk
mengetahui seberapa jauh tingkat minat membaca anak. Juga dianalisa
hambatan-hambatan yang muncul pada siklus I apakah sudap dapat
teratasi pada siklus II ini.
D. Instrumen Penelitian
Dra. Nurul Juriah dalam bukunya Penelitian Pendidikan dan
Penulisan Karya Ilmiah (2004 : 82) menjelaskan mengenai pasangan
metode dan instrumen pengumpulan datanya pada tabel berikut di bawah
ini :
Tabel 3.1
Pasangan Metode dan Instrumen Pengumpulan Datanya
No Jenis Metode Jenis Instrumen
1 Angket (Questionnare)
Angkat (Questionnare)Daftar cocok (chek list)Skala (scala)Inventori (inventory)
2 Wawancara (interview)Pedoman wawancaraDaftar cocok
3Pengamatan/observasi (observation)
Lembar pengamatanPanduan pengamatanPanduan observasiDaftar cocok
4 Ujian atau tes (test)Soal ujianSoal tes / tes
5 DokumentasiDaftar cocokTable
Adapun instrumen yang dipakai oleh peneliti untuk mendapatkan
atau menggali data yang mendukung penelitian tindakan ini sebagai
28
berikut :
1. Lembar Wawancara
Wawancara yaitu suatu teknik pengumpulan data yang
digunakan untuk mendapat informasi yang berkenaan dengan
pendapat, aspirasi, apersepsi, dan keyakinan dari individu atau
responden. Wawancara ini dilakukan dengan cara mengadakan Tanya
jawab secara langsung dengan anak sebagai sumber data. Hasil wawancara
dicatatkan ke lembar wawancara.
2. Lembar Observasi
Pengamatan untuk mengetahui minat membaca anak ditulis pada
lembar observasi terhadap anak. Dan pengamatan terhadap kinerja guru
selama pembelajaran dicatat dalam lembar observasi terhadap guru.
E. Analisa Data
Drs. Sukidi dan Basrowi, M.Pd. dalam bukunya Manajemen
Penelitian Tindakan Kelas (2002:110-111) berpendapat pengumpulan data
merupakan jantung PTK, maka analisis data merupakan jiwa PTK.
Langkah yang ditempuh setelah pengumpulan data yaitu analisis data.
Baik data kuantitatif dari observasi, maupun data kualitatif dari hasil
Analisis data dilakukan untuk melihat ketuntasan belajar siswa dan
peningkatan hasil belajar.
Data tentang nilai skor minat membaca anak dihitung dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
29
P = n x 100% (Ali M, 1984: 184) N
Keterangan:
P : persentase
n : jumlah skor yang diperoleh dari data
N : jumlah skor maksimal
30
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dari hasil penelitian dari tiap siklus baik melalui wawancara maupun
observasi, didapat data-data kualitatif dan kuantitatif tentang minat anak
membaca. Berdasar hambatan dan hasil data pada siklus I, selanjutnya dilakukan
pembelajaran siklus II yang merupakan perbaikan dari siklus I. Dari data yang ada
diperoleh adanya peningkatan minat membaca dari kondisi pra siklus ke siklus I,
dan dari siklus I ke siklus II.
A. Hasil Penelitian Pra Siklus
Dari hasil wawancara kepada anak yang dilakukan melalui
instrumen Lembar Wawancara (lampiran 1), didapat hasil sebagai berikut:
Tabel 4.1 Hasil Wawancara Anak
No Pertanyaan Hasil Jawaban
1Apakah kalian senang
belajar tadi?
a. senang = 14 anak = 73,7%
b. tidak senang = 0 = 0%
c. biasa = 5 = 26,3%
2Tokoh siapa yang lebih
disenangi?
a. hewan = 8 anak = 42,1%
b. super hero = 3 anak = 15,8%
c. kartun = 7 anak = 36,8%
d. anak/manusia = 1 anak = 5,3%
3 Tema cerita apa yang a. lucu = 10 anak = 52,6%
31
disenangi?b. sehari-hari = 1 anak = 5,3%
c. kepahlawanan = 4 anak = 21,1%
d. dongeng = 4 anak = 21,1%
4Punya buku gambar seri
ada berapa di rumah?
a. 1 = 2 anak = 10,5%
b. 2 = 3 anak = 15,8%
c. 3 = 2 anak = 10,5%
d. 4 lebih = 12 anak = 63,2%
5Siapa yang mendam-
pingi belajar di rumah?
a. ibu = 13 anak = 68,4%
b. ayah = 3 anak = 15,8%
c. kakak = 1 anak = 5,3%
d. guru les = 2 anak = 10,5%
6Berapa lama di rumah
belajar?
a. ½ jam = 1 anak = 5,3%
b. 1 jam = 3 anak = 15,8%
c. 1 ½ jam = 6 anak = 31,6%
d. 2 jam = 9 anak = 47,4%
Adapun hasil observasi terhadap kinerja guru pada kegiatan Pra
Siklus sesuai pada Lampiran 2.
Penilaian minat membaca anak dilakukan melalui Lembar
Observasi Minat Membaca Anak (lampiran 5). Dari hasil lembar
observasi tersebut kemudian dirangkum pada tabel berikut:
Tabel 4.2 Skor minat membaca anak pada Pra Siklus
No NamaL/P
Skor Observasi JumlahSkorA B C D E
1 Ahmad Mispan L 1 2 3 2 2 102 A. Akmala Zaki P 2 2 3 3 1 113 Fatrotun Nabila P 2 3 2 1 2 10
32
4 Afifi Oktafiana P 3 4 4 3 2 165 Ahmad Soleh L 1 1 1 1 1 56 Dandi Mutdakir L 1 2 1 1 1 67 Deva Amalia P 1 2 2 1 1 78 Moh. Bahrodin L 3 2 2 2 2 119 Moh. Hildan L 3 3 2 2 2 1210 Nisa P 3 4 3 3 3 1611 Natul Fadhita P 4 3 4 3 3 1712 Lia Agustina P 3 3 2 3 3 1413 Masruroh P 3 2 3 1 2 1114 Setiawan L 4 3 4 3 3 1715 Fahrudi L 2 2 1 2 3 1016 Winda P 2 2 2 3 3 1217 Zaul L 3 3 4 3 3 1618 Risky P 3 4 3 3 3 1619 Zuda L 3 3 4 3 3 16
Jumlah skor 233
Keterangan :
A. Apakah Anak membaca satu cerita gambar seri sampai tuntas?
B. Ada berapa gambar seri yang sudah dibaca (meski tidak sampai selesai)?
C. Bagaimaan ketekunan anak membaca?
D. Apakah anak berusaha mencari media gambar yang disukainya?
E. Bagaimaan perilaku/perasaan anak setelah membaca?
Dari tabel di atas didapat kesimpulan sebagai berikut:
1. Skor tertinggi anak = 17, diperoleh anak bernama Natul Fadhita dan
Setiawan.
2. Skor terendah anak = 5, diperoleh anak bernama Ahmad Soleh.
3. Rata-rata skor = 233/19 = 12,26
33
B. Hasil Penelitian Siklus I
1. Perencanaan
Dalam tahap ini, peneliti merencanakan kegiatan belajar mengajar
yang disusun dalam bentuk Satuan Kegiatan Harian. Dari penilaian kinerja
guru pada pra siklus, terdapat beberapa kekurangan antara lain:
Guru kurang memotivasi anak
Pembelajaran masih banyak berpusat pada guru
Kegiatan psikomotorik anak kurang
Dari kekurangan-kekurangan di atas, peneliti lalu menyusun rencana
Satuan Kegiatan Harian siklus I (lampiran 6), yang diharapkan sudah
dapat menutupi kekurangan-kekurangan pada pembelajaran sebelumnya.
Peneliti juga mempersiapkan instumen penelitian yang akan
digunakan pada siklus I, yaitu :
Lembar Observasi minat membaca siswa
Lembar Observasi kinerja guru.
Dari hasil wawancara terhadap anak pada kegiatan pra siklus, didapat
beberapa hal penting, yaitu :
Anak lebih menyukai tokoh hewan sebagai pelaku utama pada media
gambar berseri.
Tema yang paling disukai adalah cerita lucu, dan dongeng menduduki
peringkat di bawahnya.
Dari kenyataan di atas, peneliti lalu mempersiapkan beberapa media
gambar berseri dengan memperbanyak tema cerita lucu dan tokoh hewan
34
sebagai pelaku. Penggunaan media gambar berseri juga ditambah
koleksinya.
2. Tindakan
Adapun tindakan-tindakan yang peneliti lakukan selama siklus 1
adalah sebagai berikut:
a. Peneliti bersama guru kolaborator melakukan pembelajaran sesuai
Satuan Kegiatan Harian yang telah dibuat.
b. Peneliti membimbing anak untuk melaksanakan pembelajaran dan
membantu kesulitan anak.
3. Observasi
Kegiatan observasi dan tindakan dalam proses pembelajaran ini
dilakukan secara bersamaan. Observasi terhadap kinerja guru pada siklus I
ditunjukkan pada lampiran 4. Dari proses pembelajaran yang telah
dilakukan selama siklus 1, melalui proses observasi terdapat temuan-
temuan sebagai berikut :
1) Anak belum begitu antusias selama proses belajar mengajar,
cenderung berbicara sendiri dengan sesama teman-teman.
2) Kemampuan motorik anak masih kurang dikembangkan.
3) Terlihat beberapa anak berebut media gambar.
Hasil observasi minat membaca anak ditampilkan pada tabel berikut:
35
Tabel 4.3 Skor minat membaca anak pada Siklus I
No NamaL/P
Skor Observasi JumlahSkorA B C D E
1 Ahmad Mispan L 2 3 3 2 3 132 A. Akmala Zaki P 2 3 3 3 1 123 Fatrotun Nabila P 2 3 3 2 2 124 Afifi Oktafiana P 4 4 4 3 2 175 Ahmad Soleh L 1 2 1 1 1 66 Dandi Mutdakir L 1 2 1 1 1 67 Deva Amalia P 2 3 2 2 1 108 Moh. Bahrodin L 3 3 3 2 2 139 Moh. Hildan L 3 3 3 2 2 1310 Nisa P 4 4 4 3 3 1811 Natul Fadhita P 4 4 4 3 3 1812 Lia Agustina P 3 3 3 3 3 1513 Masruroh P 3 3 3 2 3 1414 Setiawan L 4 4 4 3 3 1815 Fahrudi L 2 2 2 2 3 1116 Winda P 2 2 3 3 3 1317 Zaul L 4 4 4 2 4 1818 Risky P 4 4 4 3 3 1819 Zuda L 4 3 4 3 3 17
Jumlah skor 262
Keterangan :
A. Apakah Anak membaca satu cerita gambar seri sampai tuntas?B. Ada berapa gambar seri yang sudah dibaca (meski tidak sampai selesai)?C. Bagaimaan ketekunan anak membaca?D. Apakah anak berusaha mencari media gambar yang disukainya?E. Bagaimaan perilaku/perasaan anak setelah membaca?
Dari tabel di atas didapat kesimpulan sebagai berikut:
1. Skor tertinggi anak = 18.
2. Skor terendah anak = 6, diperoleh anak bernama Ahmad Soleh dan
Dandi Mutdakir
3. Rata-rata skor = 263/19 = 13,78
36
4. Refleksi
Melihat hasil observasi selama pembelajaran kurang memuaskan,
maka peneliti beserta guru kolaborator melakukan refleksi untuk
merancang pembelajaran selanjutnya agar membuahkan hasil yang lebih
baik. Berdasarkan temuan dan catatan, anak belum begitu antusias dan
suasana pembelajaran masih banyak berpusat pada guru.
Berdasarkan pengamatan terhadap fase-fase dalam pembelajaran yang
dilaksanakan, fase motivasi siswa belum dilaksanakan secara maksimal.
Rangsangan-rangsangan agar siswa lebih giat masih kurang. Selain itu
penghargaan terhadap siswa seperti pujian dan sebagainya tidak
dilaksanakan dengan maksimal, ini mengakibatkan rendahnya motivasi
belajar siswa. Langkah selanjutnya yang diambil guna mengantisipasi
masalah ini terjadi lagi, maka peneliti lebih memperhatikan peningkatan
motivasi siswa melalui pemberian pujian, memberi semangat dengan
kalimat verbal, dan lebih memberikan rangsangan untuk lebih giat dalam
melakukan proses pembelajaran.
C. Hasil Penelitian Siklus II
1. Perencanaan
Dalam tahap ini, peneliti merencanakan kegiatan belajar mengajar
yang disusun dalam bentuk Satuan Kegiatan Harian (SKH). Isi SKH
hampir sama dengan siklus I, hanya pengambilan tema mengambil tema
37
yang banyak disukai anak, yaitu cerita lucu dengan hewan sebagai
tokohnya. Juga metode pembelajaran diatur sedemikian sehingga
memungkinkan berkembangnya aspek psikomotorik, afektif, dan kognitif
anak.
Peneliti juga mempersiapkan instumen penelitian yang akan
digunakan pada siklus II, yaitu :
Lembar Observasi minat membaca siswa
Lembar Observasi kinerja guru.
Peneliti mempersiapkan beberapa media gambar berseri dengan
memperbanyak tema cerita lucu dan tokoh hewan sebagai pelaku.
Penggunaan media gambar berseri juga ditambah koleksinya.
2. Tindakan
Adapun tindakan-tindakan yang peneliti lakukan selama siklus II
adalah sebagai berikut:
a. Peneliti bersama guru kolaborator melakukan pembelajaran sesuai
Satuan Kegiatan Harian yang telah dibuat.
b. Peneliti membimbing anak untuk melaksanakan pembelajaran dan
membantu kesulitan anak.
c. Peneliti memancing anak supaya muncul kreatifitas anak.
d. Peneliti berusaha menempatkan anak sebagai subyek.
3. Observasi
Kegiatan observasi dan tindakan dalam proses pembelajaran ini
dilakukan secara bersamaan. Hasil observasi terhadap kinerja guru
38
ditunjukkan pada lampiran 5. Dari proses pembelajaran yang telah
dilakukan selama siklus II, melalui proses observasi terdapat temuan-
temuan sebagai berikut :
a. Anak sudah mulai antusias selama proses belajar mengajar.
b. Kemampuan psikomotorik anak sudah dikembangkan.
c. Muncul kreatifitas dari anak.
Hasil observasi minat membaca anak pada siklus II ditampilkan pada
tabel berikut:
Tabel 4.4 Skor minat membaca anak pada Siklus II
No NamaL/P
Skor Observasi JumlahSkorA B C D E
1 Ahmad Mispan L 3 3 3 2 3 142 A. Akmala Zaki P 2 3 3 3 1 123 Fatrotun Nabila P 3 3 3 2 2 134 Afifi Oktafiana P 4 4 4 3 2 175 Ahmad Soleh L 1 2 2 1 1 76 Dandi Mutdakir L 1 2 2 1 1 77 Deva Amalia P 2 3 2 2 2 118 Moh. Bahrodin L 3 3 3 3 2 149 Moh. Hildan L 3 3 3 2 2 1310 Nisa P 4 4 4 3 3 1811 Natul Fadhita P 4 4 4 3 3 1812 Lia Agustina P 3 3 3 3 3 1513 Masruroh P 4 3 3 2 3 1514 Setiawan L 4 4 4 3 4 1915 Fahrudi L 2 2 3 2 3 1216 Winda P 2 2 3 3 3 1317 Zaul L 4 4 4 3 4 1918 Risky P 4 4 4 3 3 1819 Zuda L 4 3 4 4 3 18
Jumlah skor 273
39
Keterangan :
A. Apakah Anak membaca satu cerita gambar seri sampai tuntas?B. Ada berapa gambar seri yang sudah dibaca (meski tidak sampai selesai)?C. Bagaimaan ketekunan anak membaca?D. Apakah anak berusaha mencari media gambar yang disukainya?E. Bagaimaan perilaku/perasaan anak setelah membaca?
Dari tabel di atas didapat kesimpulan sebagai berikut:
1. Skor tertinggi anak = 19, diperoleh anak bernama Setiawan dan Zaul
2. Skor terendah anak = 7, diperoleh anak bernama Ahmad Soleh dan
Dandi Mutdakir
3. Rata-rata skor = 273/19 = 14,37
4. Refleksi
Melihat hasil observasi selama pembelajaran sudah cukup
memuaskan. Berdasarkan temuan dan catatan, anak sudah begitu antusias
dan suasana pembelajaran yang berpusat pada guru sudah berkurang
dibanding dengan siklus I.
Pemberian rangsangan-rangsangan agar anak lebih giat sudah
membawa dampak pada kreatifitas anak.
D. Pembahasan
Dari hasil penelitian pada pra siklus, siklus I, dan siklus II, dapat
ditampilkan dalam tabel berikut :
40
Tabel 4.5 Hasil peningkatan skor minat membaca anak
No SiklusSkor
TertinggiSkor
TerendahSkor Rata-
rata
1 Pra Siklus 17 5 12,26
2 Siklus I 18 6 13,78
3 Siklus II 19 7 14,37
Dari tabel 4.5 di atas kalau ditampilkan dalam bentuk grafik,
sebagai berikut :
Gambar 4.2 Grafik skor minat membaca anak
Dari data di atas, skor tertinggi terjadi peningkatan dari Pra siklus
skor=17 menjadi skor=18 pada siklus I, dan meningkat lagi menjadi 19
pada siklus II. Skor terendah yang pada pra siklus adalah 5 menjadi 6
41
pada siklus I, dan meningkat menjadi 7 pada siklus II. Skor rata-rata pada
pra siklus adalah 12,26 menjadi 13,78 pada siklus I, dan meningkat
menjadi 14,37 pada siklus II.
Prosentase nilai skor minat membaca anak dihitung dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
P = n x 100% N
Keterangan:
P : persentase
n : jumlah skor yang diperoleh dari data
N : jumlah skor maksimal
Skor maksimal (N) adalah jumlah indikator (=5) x skor tertinggi
tiap indikator (=4) x jumlah anak (=19), jadi N = 5 x 4 x 19 = 380.
Perhitungan prosentase skor tiap siklus dapat ditampilkan dalam
tabel berikut :
Tabel 4.6 Prosentase minat membaca anak
No Siklus n n/N P = (n/N x 100%)
1 Pra Siklus 233 0,061 61,3
2 Siklus I 262 0,069 68,9
3 Siklus II 273 0,072 71,8
Dari tabel 4.6 bila digambarkan dalam bentuk grafik, sebagai berikut:
Gambar 4.3 Grafik prosentase skor minat membaca anak
42
Dari tabel di atas menunjukkan adanya peningkatan prosentase
minat membaca anak, yaitu pada pra siklus sebesar 61,3% menjadi 68,9%
pada siklus I, kemudian meingkat menjadi 71,8% pada siklus II.
Hasil ini membuktikan terjadi peningkatan membaca anak didik
setelah dilakukan Penelitian Tindakan Kelas, berarti dengan penggunaan
media gambar berseri telah berhasil meningkatkan minat membaca pada
anak TK Dharma Wanita Bacem 02 Kec. Ponggok Kab. Blitar.
BAB V
43
PENUTUP
A. Simpulan
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penggunaan media
gambar seri di TK Dharma Wanita Bacem 02 Kec. Ponggok Kab. Blitar
dapat meningkatkan minat membaca anak. Hal ini ditunjukkan dengan
meningkatnya prosentase skor minat membaca anak dari pra siklus ke
siklus I, dan ke siklus II.
Model pembelajaran penggunaan media gambar seri harus
didukung dengan tersedianya media pembelajaran berupa gambar berseri,
dengan gambar warna warni yang dapat menarik perhatian anak.
Penggunaan teks pada gambar juga harus dipilih menggunakan teks-teks
pendek dan sederhana.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka saran
yang dapat diberikan adalah sebagai berikut:
1. Bagi guru TK hendaknya menambah jumlah media yang sejenis, sehingga
dalam pelaksanaan pembelajaran siswa tidak harus saling bergantian.
2. Bagi sekolah hendaknya menyediakan sarana dan alat yang dapat
menunjang pelaksanaan proses belajar mengajar. Hal ini dapat dilakukan
dengan memacu kreativitas guru untuk membuat alat peraga sederhana
sendiri.
44
3. Bagi peneliti lain yang ingin meneliti minat membaca anak, penelitian
hendaknya juga dilakukan selama anak berada di luar lingkungan kelas.
DAFTAR PUSTAKA
45
Ali, Muhammad. 1984. Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi. Bandung: Angkasa.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Depdiknas. 2004. Kurikulum 2004 Standar Kompetensi TK dan RA. Jakarta: Depdiknas.
Juwita, Kenny Dewi; Sanjaya, I Gusti Nyoman; Ginting, Enda G inc. Alih Bahasa Menciptakan Kelas yang Berpusat pada Anak. Children's Resources International, inc. 1997.
Ginting, Vera, Dr. Penguatan Membaca, Fasilitas Lingkungan Sekolah dan Keterampilan Dasar Membaca. Jurnal Pendidikan Penabur - No.04/ Th.IV/ Juli 2005
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. (1985). Minat baca murid sekolah dasar di Jawa Timur. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Sudaryanto. (1996). Perpustakaan sekolah sebagai sarana pengembangan minat dan kegemaran membaca murid. Disajikan pada Lokakarya Pengembangan Minat Baca dan Kegemaran Membaca Murid Pendidikan Dasar
Supriyanto. (1996). Makalah sekolah sebagai pusat pengembangan minat dan kegemaran membaca murid. Disajikan dalam Lokakarya “Pengembangan Minat
Tampubolon. D.P. (1987). Kemampuan membaca: Teknik membaca efektif dan efisien. Bandung: Penerbit Angkasa
Tarigan, H.G. (1990). Membaca sebagai suatu keterampilan berbahasa. Bandung: Penerbit Angkasa,
Weaver, Constance. (1994). Reading process and practice. From sociopsycholinguistics to whole languange. USA: Portmouth, N Heinemann
BIODATA PENULIS
46
a. N a m a : METTA JAYANTI, S.Pd.
b. N I P : 19690116 200701 2 016
c. Pangkat/Golongan Ruang : Pengatur Muda II/a
d. Jabatan : Guru Kelas
e. Alamat Unit Kerja : TK Dharma Wanita 02 Bacem
f. Alamat : Dsn. Bendorejo RT.04 RW.01 Ds.
Gembongan Kec. Ponggok Blitar
Lampiran 1.
PEDOMAN WAWANCARA PADA ANAK
47
Nama Guru : ………………..
Waktu Wawancara :……………………………
Tempat Wancara :………………….
Nama anak : …………………..
No Pertanyaan Ringkasan Jawaban
1Apakah kalian senang belajar tadi ? Senang / tidak senang / biasa
2Tokoh siapa yang lebih disenangi?
Hewan/ super hero / kartun / anak (manusia)
3Tema cerita apa yang disenangi?
Lucu / sehari-hari / membela kebenaran (kepahlawanan) / dongeng
4Punya buku gambar seri ada berapa di rumah?
1 / 2 / 3 / >4
5Siapa yang mendampingi belajar di rumah?
Ayah / ibu / kakak / guru les
6Berapa lama (jam) di rumah belajar membaca?
0,5 jam / 1 jam / 1,5 / 2 jam
Lampiran 2:
LEMBAR OBSERVASI KINERJA GURU
48
Nama Guru yang diobservasi : METTA JAYANTI Materi Pokok : Menceritakan media gambar berseri Pertemuan ke/Siklus ke : Pra Siklus Kelas/Semester : B / II
No Aspek yang DiamatiPenilaian
( B / C / K )A. Pendahuluan 1 Persiapan sarana pembelajaran K2. Mengkomunikasikan tujuan pembelajaran C3. Menghubungkan dengan pelajaran yang lalu C4. Menghubungkan materi dengan lingkungan sehari-hari B5. Memotivasi siswa KB. Kegiatan Inti 1. Menguasai materi pelajaran dengan baik B2. Kesesuaian materi yang di bahas dengan indikator C3. Berperan sebagai fasilitator C4. Mengajukan pertanyaan pada siswa B
5.Memberi waktu tunggu pada siswa untuk menjawab pertanyaan
B
6. Memberi kesempatan anak untuk bertanya C7. Menguasai penggunaan alat dan bahan praktik C8. Mampu memunculkan aspek afektif pada anak C9. Mampu memunculkan aspek kognitif pada anak C10. Mampu memunculkan aspek psikomotorik pada anak K11. Memberi motivasi dan penguatan CC. Penutup 1. Membimbing anak dan membuat kesimpulan B2. Mengaitkan materi dengan pelajaran yang akan datang B3. Memberi tugas pada anak B4. Mengadakan evaluasi C
Ket . : B-baik; C=cukup; K=kurang
Bacem. 24 Pebruari 2010
Observer / Pengamat
Kanti Istiarwati
Lampiran 3:
49
LEMBAR OBSERVASI KINERJA GURU
Nama Guru yang diobservasi : METTA JAYANTI Materi Pokok : Menceritakan media gambar berseri Pertemuan ke/Siklus ke : Siklus I Kelas/Semester : B / II
No Aspek yang DiamatiPenilaian
( B / C / K )A. Pendahuluan 1 Persiapan sarana pembelajaran C2. Mengkomunikasikan tujuan pembelajaran C3. Menghubungkan dengan pelajaran yang lalu B4. Menghubungkan materi dengan lingkungan sehari-hari B5. Memotivasi siswa CB. Kegiatan Inti 1. Menguasai materi pelajaran dengan baik B2. Kesesuaian materi yang di bahas dengan indikator C3. Berperan sebagai fasilitator C4. Mengajukan pertanyaan pada siswa B
5.Memberi waktu tunggu pada siswa untuk menjawab pertanyaan
B
6. Memberi kesempatan anak untuk bertanya C7. Menguasai penggunaan alat dan bahan praktik B8. Mampu memunculkan aspek afektif pada anak C9. Mampu memunculkan aspek kognitif pada anak B10. Mampu memunculkan aspek psikomotorik pada anak C11. Memberi motivasi dan penguatan CC. Penutup 1. Membimbing anak dan membuat kesimpulan B2. Mengaitkan materi dengan pelajaran yang akan datang B3. Memberi tugas pada anak B4. Mengadakan evaluasi B
Ket . : B-baik; C=cukup; K=kurang
Bacem. 3 Maret 2010
Observer / Pengamat
Kanti Istiarwati
Lampiran 4:
50
LEMBAR OBSERVASI KINERJA GURU
Nama Guru yang diobservasi : METTA JAYANTI Materi Pokok : Menceritakan media gambar berseri Pertemuan ke/Siklus ke : Siklus II Kelas/Semester : B / II
No Aspek yang DiamatiPenilaian
( B / C / K )A. Pendahuluan 1 Persiapan sarana pembelajaran B2. Mengkomunikasikan tujuan pembelajaran C3. Menghubungkan dengan pelajaran yang lalu B4. Menghubungkan materi dengan lingkungan sehari-hari B5. Memotivasi siswa BB. Kegiatan Inti 1. Menguasai materi pelajaran dengan baik B2. Kesesuaian materi yang di bahas dengan indikator C3. Berperan sebagai fasilitator B4. Mengajukan pertanyaan pada siswa B
5.Memberi waktu tunggu pada siswa untuk menjawab pertanyaan
B
6. Memberi kesempatan anak untuk bertanya B7. Menguasai penggunaan alat dan bahan praktik B8. Mampu memunculkan aspek afektif pada anak C9. Mampu memunculkan aspek kognitif pada anak B10. Mampu memunculkan aspek psikomotorik pada anak B11. Memberi motivasi dan penguatan BC. Penutup 1. Membimbing anak dan membuat kesimpulan B2. Mengaitkan materi dengan pelajaran yang akan datang B3. Memberi tugas pada anak B4. Mengadakan evaluasi B
Ket . : B-baik; C=cukup; K=kurang
Bacem. 10 Maret 2010
Observer / Pengamat
Kanti Istiarwati
51
Lampiran 5:
LEMBAR OBSERVASI MINAT MEMBACA ANAK
Materi Pokok : ....................................................... Pertemuan ke/Siklus ke : .................................................. Kelas/Semester : ................... / ...............................
No N a m aL/p
Skor tiap item observasi JumlahSkorA B C D E
Jumlah skor
Keterangan :
Item observasi :A. Apakah Anak membaca satu cerita gambar seri sampai tuntas?
tidak membaca skor = 1 hanya sampai separo cerita skor = 2 hanya sampai ¾ cerita skor = 3 sampai selesai skor = 4
B. Ada berapa gambar seri yang sudah dibaca (meski tidak sampai selesai)? tidak membaca skor = 1 hanya 1 skor = 2 hanya 2 skor = 3 3 lebih skor = 4
C. Bagaimaan ketekunan anak membaca? sambil bergurau dengan teman skor = 1 sambil melamun / diam skor = 2 tetap membaca tapi ekspresi biasa skor = 3 membaca dengan senang skor = 4
D. Apakah anak berusaha mencari media gambar yang disukainya? tidak berusaha skor = 1 kurang berusaha skor = 2 berusaha skor = 3 sangat berusaha skor = 4
E. Bagaimaan perilaku/perasaan anak setelah membaca? biasa saja skor = 1 cukup senang skor = 2 sangat senang skor = 3 sangat senang dan meminta anak
lain juga ikut membaca skor = 4Lampiran 6:
52
SATUAN KEGIATAN HARIANSIKLUS ….
Kelas : BBidang Pengembangan : Kemampuan Dasar Berbahasa Tema : Menceritakan media gambar berseri
KOMPETENSI DASAR: Anak mampu mendengarkan, berkomunikasi secara lisan, memilikki perbendaharaan kata dan simbol yang melambangkannya untuk persiapan membaca dan menulis
HASIL BELAJAR: Memahami bahwa ada hubungan antara bahasa lisan dengan tulisan (pra membaca)
INDIKATOR: Bercerita tentang media gambar yang disediakan
TUJUANa. Dapat mengembangkan imajinasi anak. b. Dapat mengembangkan kemampuan berbahasa. c. Dapat menambah kosa kata anak. d. Dapat menceritakan gambar
METODE: Bermain sambil belajar BerceritaMembacaTanya jawab
WAKTU2 X 60 menit (1x pertemuan)
MEDIA DAN SUMBER BELAJAR: Media gambar berseri
KEGIATAN BERMAIN SAMBIL BELAJAR
I. KEGIATAN AWAL (±30 menit) Baris, Doa dan Salam (G) Bercerita sambil menunjukkan gambar berseri Memberi motivasi agar anak tertarik dengan pembelajaran
II. KEGIATAN INTI (±60 menit) Guru membentuk anak dalam kelompok, 1 kelompok 4 anak
53
Bidang matematika : Guru membagikan media gambar berseri kepada tiap kelompok, tiap
kelompok ada yang diberi media lebih dari 8 yang lain kurang dari 8 Guru bertanya, apa ada kelompok yang belum mendapatkan media
berjumlah 8? Anak menghitung media yang diterimanya. Anak mengangkat tangan, mengatakan medianya lebih/kurang dari 8 Guru meminta anak untuk mencari pasangan dengan kelompok lain,
kelompok yang media kurang 1 berpasangan dengan yang lebih 1, dst. Anak saling mencari pasangan dengan kelompok lain.
Bidang bahasa : Anak memberikan media yang lebih kepada kelompok lain yang kurang Guru meminta anak untuk memilih media yang disukainya Guru bertanya kepada anak, misal: siapa yang memilih cerita binatang?
Lalu menanyakan kenapa anak memilih media tersebut? Anak membaca media yang telah dipilih. Guru melakukan bimbingan kepada anak yang kesulitan membaca Anak maju ke depan untuk menceritakan media yang telah dipilihnya. Anak menirukan gerakan atau ucapan sesuai cerita media yang dibacanya.
Bidang seni: Guru meminta anak untuk menggambar yang ada kaitannya dengan media
gambar yang dipilihnya.
III. ISTIRAHAT (±30 menit) Cuci tangan, doa makan Bermain
IV. KEGIATAN AKHIR (±30 menit) Menyanyi lagu Mengulas kegiatan Doa pulang dan salam
PENILAIAN 1. Kognitif : Kemampuan berpikir siswa yang meliputi kemampuan berpikir kritis
dan kreatif , dapat menerka kelanjutan cerita media bergambar.2. Afektif (minat) : Sikap siswa yang meliputi menghargai alat bermain,
mengikuti perintah guru dan kerjasama dalam kelompok. 3. Psikomotorik : Keterampilan siswa dalam mencari media yang sesuai, cara
memegang media, cara membaca.
Top Related