1
METODE PENELITIAN
1.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kausal, Umar (2008)
menyebutkan desain kausal berguna untuk menganalisis bagaimana
suatu variabel mempengaruhi variabel lain, dan juga berguna pada
penelitian yang bersifat eksperimen dimana variabel independenya
diperlakukan secara terkendali oleh peneliti untuk melihat dampaknya
pada variabel dependennya secara langsung.
Peneliti mengunakan desain peneliti ini untuk memberikan
bukti empiris dan menganalisis keahlian, independensi, kecermatan
profesional dan kepatuhan pada kode etik sebagai variabel independen
dan kualitas auditor sebagai variabel dependen pada Inspecção Geral do
Estado, República Democrática de Timor Leste (RDTL).
1.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian ini adalah República Democrática de Timor
Leste, Inspecção Geral do Estado, Rua Avenida Dos Direitos Humanos
Dili, Timr Leste. Jangka Waktu Penelitian dari Bulan Desember 2014
sampai dengan Januari 2015.
1.3 Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh auditor Inspecção
Geral do Estado RDTL yang berjumlah 36 orang.
2
Tabel 3.1
Populasi dan Sampel
No Jurusan Jumlah
1 Magister Administrasi Negara 2
2 Ekonomi Akuntansi 8
3 Ekonomi Manajemen 9
4 Sosial Politik 4
5 Administrasi Negara 4
6 Hukum 2
7 Teknik Sipil 2
8 Teknik Informatika 1
9 Sarjana Mudah (D-III) 2
10 SLTA 2
Jumlah 36 Orang
Jenis penelitian ini adalah sensus, menurut Erlina dan Mulyani
(2007) jika peneliti menggunakan seluruh elemen populasi relatif
sedikit dan bersifat heterogen. Metode yang digunakan adalah metode
survey, menurut Ghozaoli dan Ikhsan (2006) yaitu merupakan
pengumpulan data primer diperoleh secara langsung dari sumber asli.
1.4 Data Primer
Data primer dalam penelitian Syamsul H, (2006) dapat diteliti
secara langsung dari obyek penelitian tampa melewati orang lain dan
lembaga lain. Data yang didapat dari perpustakaan obyek penelitian
atau data yang disediakan di situs obyek penelitian termasuk kelompok
data primer. Data primer biasanya merupakan data mentah, validitas
dan reliabilitas data yang didapatkan tersebut sangat tergantung pada
keseriusan obyek penelitian dalam menjawab pertanyaan peneliti.
3
1.5 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dengan
mengunakan kuesioner, seperti yang dikemukakan oleh Sugiyono
(1999), kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis
kepada responden untuk dijawab. Dalam penelitian ini yang akan
diberikan kuesioner adalah seluruh auditor Inspecção Geral do Estado
RDTL yang berjumlah 36 orang.
Tahapan dalam penyebaran dan pengumpulan kuesioner dibagi
dalam dua tahap, yaitu tahap pertama melakukan penyebaran kuesioner
kepada seluruh auditor Inspecção Geral do Estado RDTL. Tahap yang
kedua adalah pengambilan kuesioner yang telah diisi oleh auditor
Inspecção Geral do Estado RDTL untuk dilakukan pengolahan data.
Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer yang
diperoleh dari jawaban responden atas kuesioner yang dikirim,
sedangkan sumber data berasal dari jawaban para auditor Inspecção
Geral do Estado RDTL.
Instrumen dalam penelitian ini adalah kuesioner ini mengacu
pada penelitian terdahulu Lubis (2009) dan Ashari (2011). Ada
beberapa pertanyaan yang modifikasi dari indicator penelitian
terdahulu.
1.6 Definisi Operasional dan Metode Pengukuran Variabel
Penelitian ini mengunakan empat variabel independen yaitu
Keahlian (X1), Independensi (X2), Kecermatan Profesional (X3) dan
Kepatuhan pada Kode Etik (X4) yang merupakan faktor-faktor dari
kualitas auditor pada Inspecção Geral do Estado RDTL dan satu
variabel dependen yaitu Kualitas Auditor (Y).
4
Keahlian (X1) dalam penelitian ini adalah auditor yang
mempunyai tingkat pendidikan formal Strata Satu (S-1) atau yang
setara, serta memiliki pengetahuan, ketrampilan dan kompetensi
lainnya yang diperlukan untuk melaksanakan tanggung jawabnya,
dengan indikatornya memiliki kompetensi teknis dibidang auditing,
akuntansi, administrasi pemerintahan dan telah mempunyai sertifikat
jabatan fungsional auditor (JFA) dan mengikuti pendidikan dan
pelatihan profesional berkelanjutan (continuing professional
education). Pengukuran variabel dalam penelitian ini dengan
mengunakan skala pengukuran interval, seperti yang dikemukakan
Erlina dan Mulyani (2007 : 53) skala pengukuran yang menyatakan
kategori, peringkat dan jarak konstruk yang diukur tetapi tidak
menggunakan angka nol sabagai titik awal perhitungan dan bukan skala
bukan awal absolut.
Independensi (X2) dalam penelitian ini adalah auditor harus
memiliki sikap yang netral dan tidak bisa serta menghindari komplik
kepentingan dalam merencanakan, melaksanakan dan melaporkan
pekerjaan yang dilakukannya.Auditor harus obyektif dalam
melaksanakan audit. Prinsip obyektifitas mensyaratkan agar auditor
melaksanakan audit dengan jujur dan tidak mengkompromi kualitas.
Pengukuran variabel dalam penelitian ini dengan mengunakan skala
pengukuran interval.
Kecermatan profesional (X3) dalam penelitian ini adalah auditor
harus menggunakan keahlian profesionalnya dengan cermat dan
seksama (due professional care) dan secara hati-hati (prudent) dalam
setiap penugasan. Due professional care dapat diterapkan dalam
pertimbangan profesional (professional judgment), yang dilakukan
5
pada berbagai aspek audit, diantaranya: (1) Formulasi tujuan audit, (2)
Penentuang ruang lingkup audit, termasuk evaluasi risiko audit; (3)
Pemilihan pengujian dan hasilnya; (4) Pemilihan jenis dan tingkat
sumber daya yang tersedia untuk mencapai tujuan audit; (5) Penentuan
signifikan tidaknya resiko yang diidentifikasi dalam audit dan
efek/dampaknya; (6) Pengumpulan bukti (7) Penentuan kompetensi,
integritas dan kesimpulan yang diambil pihak lain yang berkaitan
dengan penugasan audit. Pengukuran variabel dalam penelitian ini
dengan mengunakan skala pengukuran interval.
Kepatuhan pada kode etik (X4) dalam penelitian ini adalah
auditor harus mematuhi kode etik yang ditetapkan. Pelaksanaan audit
harus mengacu kepada standar audit, dan auditor wajib mematuhi kode
etik yang merupakan bagian yang tidak terpisah dari standar audit.
Kode etik ini dibuat bertujuan untuk mengatur hubungan antara: (1)
Auditor dengan rekan kerjanya; (2) Auditor dengan atasannya; (3)
Auditor dengan objek pemeriksanya; (4) Auditor dengan masyarakat.
Pengukuran variabel dalam penelitian ini dengan mengunakan skala
pengukuran interval.
Kualitas auditor (Y) dalam penelitian ini adalah auditor yang
melakukan tupoksi dengan efektif, dengan cara mempersiapkan kertas
kerja pemeriksaan, melaksanakan perencanaan, koordinasi dan
penilaian efektifitas tidak lanjut pemeriksaan, serta konsisten laporan
audit.
6
Tabel 3.2
Defenisi Operasional Variabel
Variabel Defenisi operasional Indikator
Variabel Dependen
Kualitas Auditor
(Y)
(Lubis, 2009)
Adalah auditor yang
melaksanakan tupoksi
dengan efektif, dengan cara
mempersiapkan KKP,
melaksanakan perencanaan,
koordinasi dan penilaian
efektifitas tidak lanjut audit,
serta konsisten laporan audi.
1. Auditor akan menemukan
pelanggaran yang terjadi pada
sistem akuntansi
2. Auditor akan melaporkan
pelanggaran yang terjadi pada
sistem akuntansi
3. Auditor akan memberikan
rekomendasi tindaklanjuti
pada auditee
Variabel Independen
Keahlian (X1)
(Ashari, 2011)
Auditor harus mempunyai
pengetahuan, ketrampilan,
dan kompetensi lainnya yang
diperlukan untuk
melaksanakan tanggung
jawabnya
1. Mengikuti pelatihan di bidang
auditing
2. Mengikuti pelatihan di bidang
akuntansi sektor public
3. Mengikuti pelatihan di bidang
akuntansi keuangan daerah
4. Mengikuti ujian sertifikasi
5. Melakukan pemeriksaan
terhadap kasus umum
6. Melakukan pemeriksaan
terhadap kasus khusus
Independensi
(X2)
(Ashari, 2011)
Auditor harus memiliki sikap
yang netral dan tidak bisa
serta menghindari komplik
kepentingan dalam
merencanakan melaksanakan
dan melaporkan pekerjaan
1. Bebas dari intervensi dan
mendapat dukungan dari
pimpinan tertinggi
2. Harus memiliki sikap netral
dan tidak bias
3. Menghindari konflik
7
yang dilakukannya kepentingan dalam
merencanakan, melaksanakan
dan melaporkan hasil audit
4. Tidak mempunyai hubungan
yang dekat dengan auditi
seperti hubungan sosial,
kekeluargaan atau hubungan
lainnya
5. Melaporkan kepada pimpinan
mengenai situasi jika
independensi atau objektifitas
terganggu baik secara fakta
maupun penampilan
Kecermatan
profesional (X3)
(Lubis, 2009)
Auditor harus mengunakan
keahlian profesionalnya
dengan cermat dan seksama
(due professional care) dan
secara hati-hati (prudent)
dalam setiap penugasan
1. Menggunakan keahlian
profesionalnya dengan cermat
dan seksama
2. Menggunakan keahlian
profesionalisme secara hati-
hati (prudent) dalam setiap
penugasan
3. Menerapkan pertimbangan
profesional dalam
mengembangkan keahlian
profesionalnya
4. Menarik kesimpulan ketika
audit dilakukan dengan
seksama
Kepatuhan pada
kode etik (X4)
(Ashari, 2011)
Auditor harus mematuhi
kode etik yang ditetapkan.
Pelaksanaan audit harus
mengacu kepada Standar
Audit dan wajib mematuhi
1. Melaksanakan tugas mentaati
peraturan perundang-
undangan dengan penuh
pengabdian, kesadaran dan
tanggungjawab
8
kode etik yang merupakan
bagian yang tidak
terpisahkan dari standar
audit.
2. Bersikap dan berprilaku sesuai
dengan kode etik terhadap
organisasi intern
3. Bersikap dan berprilaku sesuai
dengan kode etik terhadap
auditi
4. Bersikap dan berprilaku sesuai
dengan kode etik terhadap
organisasi masyarakat
1.7 Model dan Teknik Analisis Data
1.7.1 Model Analisis Data
Model analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah
analisis regresi linier berganda (Multiple Regresion Analysis). Menurut
Sugianto (2004) analisis regresi linier berganda digunakan untuk
menganalisis pengaruh lebih dari satu variabel independen terhadap
variabel dependen. Persamaan regresi linier berganda adalah sebagai
berikut :
Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + e
Y : Kualitas Auditor
X1 : Keahlian
X2 : Independensi
X3 : Kecermatan Profesional
X4 : Kepatuhan pada Kode Etik
α : Konstanta
β : Koefisien Regresi
e : Eror
9
1.7.2 Teknis Analisis Data
Teknik analisis data pada penelitian ini adalah dengan
mengunakan model regresi. Dalam suatu penelitian, kemungkinan
munculnya masalah dalam analisis regresi cukup sering dalam
mencocokan model prediksi ke dalam sebuah model yang dimaksudkan
ke dalam serangkaian data. Penelitian diuji dengan beberapa uji
statistik yang terdiri dari uji kualitas data, pengujian asumsi klasik,
statistik deskriptif, dan uji statistik untuk pengujian hipotesis.
1.7.3 Uji Kualitas Data
Menurut Indrianto dan Supomo (1999) ada dua konsep
mengukur kualitas data yaitu reliabilitas dan validitas.Kualitas data
yang dihasilkan dari penggunaan instrumen penelitian dapat dievaluasi
melalui uji validitas dan reliabilitas. Pengujian tersebut masing-masing
untuk mengetahui konsistensi dan akurasi data yang dikumpulkan dari
penggunaan instrumen.
1. Uji Reliabilitas
Pengujian reliabilitas dilakukan untuk menguji konsistensi jawaban
responden atas seluruh butir pertanyaan atau pertanyaan yang
digunakan. Pengujian reliabilitas berguna untuk mengetahui apakah
instrument yang dalam hal ini kuesioner dapat digunakan lebih dari
satu kali, paling tidak oleh responden yang sama (Umar, 2000).
Teknik statistic yang digunakan untuk pengujian tersebut dengan
koefisien cronbach’s alpha dengan bantuan software SPSS.
Cronbach’s Alpha merupakan uji reliabilitas untuk alternative
jawaban lebih dari dua. Menurut Supramono dan Utami (2004)
secara umum suatu instrumen dikatakan reliabel jika memiliki
koefisien cronbach’s alpha > o,6.
10
2. Uji Validitas
Pengujian validitas dilakukan untuk menguji apakah instrumen
penelitian yang telah disusun benar-benar akurat, sehingga mampu
mengukur apa yang seharusnya diukur (variabel kunci yang sedang
diteliti). Menurut Umar (2000) uji validitas berguna untuk
mengetahui apakah ada pertanyaan-pertanyaan kuesioner yang
harus dibuang/diganti karena dianggap tidak relevan. Validitas
dalam hal ini merupakan akurasi temuan penelitian yang
mencerminkan kebenaran sekalipun responden yang dijadikan
obyek pengujian berbeda (Ghozali dan ikhsan, 2006). Uji validitas
dihitung dengan mengunakan korelasi person dan setelah dilakukan
pengukuran dengan SPSS akan dilihat tingkat signifikan atas semua
pertanyaan. Pengujian validitas instrument dengan bantuan
perangkat lunak SPSS, nilai validitas dapat dilihat pada kolom
Corrected Item-Total Correlation. Jika angka korelasi yang
diperoleh lebih besar dari pada angka kritik (r hitung> r tabel) maka
instrumen tersebut dikatakan valid.
1.7.4 Uji Asumsi Klasik
Untuk dapat melakukan analisis regresi berganda perlu
pengujian asumsi klasik sebagai persyaratan dalam analisis agar
datanya dapat bermakna dan bermanfaat. Menurut Lubis (2007) dalam
membuat uji asumsi klasik harus menggunakan data yang akan
digunakan dalam uji regresi. Uji asumsi klasik meliputi uji normalitas,
uji multikolinearitas dan uji heterokesdastisitas.
Adapun uji asumsi klasik yang dipakai yaitu uji Normalitas, uji
Multikolinearitas, uji Heterokesdastisitas sedangkan uji Autokorelasi
tidak digunakan karena data penelitian merupakan data primer dalam
11
bentuk kuesioner dan tidak berhubungan dengan model data yang
memakai rentang waktu.
1. Uji Normalitas
Menurut Umar (2000) uji normalitas berguna untuk mengetahui
apakah variabel dependen, independen atau keduanya berdistribusi
normal, mendekati normal atau tidak. Untuk menguji normalitas
digunakan dua metode pengujian yaitu Normal p_plot dan diagram
histogram.
Jika data ternyata tidak berdistribusi normal, analisis non
parametric termasuk model-model regresi dapat digunakan.
Mendeteksi apakah data berdistribusi normal atau tidak dapat
diketahui dengan menggambarkan penyebaran data melalui sebuah
grafik. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti
arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi
normalitas. Sebagaimana dikemukakan oleh Lubis (2007) data
dalam keadaan normal apabila distribusi data menyebar disekitar
garis diagonal.
Kenormalan data juga dapat dilihat dengan melihat diagram
histogram dimana keputusan/pengambilan kesimpulan yaitu jika
grafik histogram tidak condong ke kiri dan ke kanan maka data
penelitian berdistribusi normal dan sebaliknya.
2. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas berguna untuk mengetahui apakah pada model
regresi yang diajukan telah ditemukan korelasi kuat antar variabel
independen. Jika terjadi korelasi kuat, terdapat masalah
multikolinieritas yang harus diatasi. Menurut Singgih Santoso
(2000) model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi
12
antar variabel independen. Ketentuan untuk mendeteksi ada
tidaknya multikolinieritas yaitu:
Jika nilai Variance Inflation Factor (VIF) tidak lebih dari 10, dan
nilai Tolerance tidak kurang dari 0,1 maka model dapat dikatakan
terbebas dari multikolinieritas VIF= 1/Tolerance, jika VIF=0 maka
Tolerance = 1/10 atau 0,1. Semaking tinggi VIF maka semaking
rendah Tolerance.
3. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk mengetahui apakah dalam
sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual
suatu pengamatan ke pengamatan lain tetap disebut
homokedastisitas, sedangkan untuk varians yang berbeda disebut
heterokedastisitas. Menurut Umar (2000) model regresi yang baik
adalah model yang heterokedastisitas. Cara memprediksinya
adalah:
a. Titik-titik data menyebar di atas dan dibawah atau disekitar
angka 0.
b. Titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah
saja.
c. Penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola
bergelombang melebar kemudian menyempit dan melebar
kembali.
d. Penyebaran titik-titik data sebaiknya tidak berpola (Lubis,
2007).
1.7.5 Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif dalam penelitian pada dasarnya merupakan
proses transformasi data penelitian dalam bentuk tabulasi, sehingga
13
mudah dipahami dan diinterprestasikan. Tabulasi menyajikan
ringkasan, pengaturan atau penyusunan data dalam bentuk tabel
numerik. Statistik deskriptif umumnya digunakan peneliti untuk
memberikan informasi mengenai karakteristik variabel penelitian yang
Ppaling utama dan data demografi responden. (Ghazali dan Ikhsan,
2006).
1.7.6 Uji Hipotesis
Untuk menguji hipotesis yang diajukan dilakukan dengan
melihat rata-rata nilai variabel yang dipakai. Kuesioner diarahkan untuk
jawaban positif atau negatif. Jawaban terdiri dari 1 sampai dengan 3,
dan jawaban point 2 dan point 3 merupakan jawaban positif karena
jawaban point 2 adalah kadang-kadang dan point 3 adalah selalu. Untuk
menguji hipotesis mengenai pengaruh keahlian, independensi,
kecermatan profesional dan kepatuhan pada kode etik secara parsial
terhadap kualitas auditor digunakan hipotesis dengan uji F, dan secara
parsial dengan uji t.
1. Uji F
Uji F menguji pengaruh antara variabel independen terhadap
variabel dependen. Pada tabel ANOVA didapat uji F yang menguji
semua sub variabel bebas yang akan berpengaruh persamaan
regresi.
2. Uji T
Pengujian hipotesis secara parsial dilakukan dengan uji t, yaitu
menguji pengaruh parsial antara variabel independen, terhadap
variabel dependen, dengan asumsi bahwa variabel lain dianggap
konstan.
Top Related